Top Banner
DAFTAR ISI BAB 1 OBSERVASI A. Pengertian Observasi ........ 1 B. Macam-macam Observasi ....... 1 1. Situasi Observasi ......... 1 2. Keterlibatan Observer ..... 2 3. Tujuan Observasi .......... 3 4. Alat Observasi ............ 3
22

Alat Ukur Psikologi

Aug 07, 2015

Download

Education

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Alat Ukur Psikologi

DAFTAR ISI

BAB 1 OBSERVASI

A. Pengertian Observasi ..................................... 1

B. Macam-macam Observasi .............................. 1

1. Situasi Observasi ........................................ 1

2. Keterlibatan Observer ................................ 2

3. Tujuan Observasi ....................................... 3

4. Alat Observasi ............................................ 3

5. Kelebihan Observasi .................................. 4

6. Kelemahan Observasi ................................. 4

7. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam

Teknik Observasi ....................................... 4

BAB 2 WAWANCARA

A. Pengertian Wawancara ................................... 5

B. Macam-macam Wawancara ........................... 5

1. Tujuan Wawancara ..................................... 6

2. Jumlah Orang yang di wawancara ............. 6

C. Keterlibatan Intervier ..................................... 7

D. Kelebihan Wawancara ................................... 7

E. Kelemahan Wawancara .................................. 8

Page 2: Alat Ukur Psikologi

F. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam

Teknik Wawancara ......................................... 8

BAB 3 SKALA PSIKOLOGI

A. Pengertian Skala Psikologis ........................... 9

B. Tahapan Penyusunan Skala Psikologis .......... 9

C. Cara Analisis Isi dan Konstrak Skala

Psikologi ......................................................... 14

D. Kelemahan Skala Psikologi ........................... 14

BAB 4 SOSIOMETRI

A. Pengertian Sosiometri .................................... 15

B. Kriteria Hubungan Sosial ............................... 15

C. Manfaat Sosiometri ........................................ 15

D. Kelebihan Sosiometri ..................................... 16

E. Kelemahan Sosiometri ................................... 17

BAB 5 TES PSIKOLOGI

A. Pengertian Tes Psikologi ................................ 18

B. Macam-macam Tes Psikologis ...................... 18

1. Tujuan Observasi ....................................... 19

2. Jumlah Peserta Tes ..................................... 19

3. Objek Mental yang Diselidiki .................... 19

4. Materi Tes Psikologis ................................. 19

C. Kelebihan Sosiometri ..................................... 20

D. Kelemahan Sosiometri ................................... 20

BAB 6 STUDI KASUS

A. Pengertian Studi Kasus .................................. 21

B. Persiapan Studi Kasus .................................... 21

C. Kelebihan Studi Kasus.................................... 22

D. Kelemahan Studi Kasus ................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ...................................................... 23

Page 3: Alat Ukur Psikologi

BAB 1

OBSERVASI

A. Pengertian Observasi

Observasi adalah salah satu cara untuk

mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan

secara langsung dalam jangka waktu tertentu. Orang yang

melaksanakan observasi disebut dengan observer.

Sedangkan yang diobservasi disebut observee

B. Macam-macam Observasi

Klasifikasi tentang macam-macam obervasi dapat

dilihat dari beberapa sudut pandang. Berikut akan

disajikan beberapa sudut pandang tentang klasifikasi dari

macam-macam observasi berdasarkan:

1. Situasi Observasi

Berikut beberapa situasi observasi antara lain:

a. Observasi pada situasi bebas (free situation), yaitu

observasi yang dilakukan pada situasi yang wajar,

tanpa ada campur tangan dari observer

b. Observasi pada situasi yang dimanipulasi

(manipulated situation), yaitu situasi yang sudah

dirancang oleh observer.

c. Observasi pada situasi setengah terkontrol

(partially controlled situation), yaitu merupakan

penggabungan dari Observasi pada situasi bebas

dan situasi yang dimanipulasi

2. Keterlibatan Observer

Berdasarkan atas keterlibatan observer, maka

observasi dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu:

a. Observasi Partisipan

Dalam observasi ini observer terlibat langsung

dalam kegiatan observee yang ingin diamati.

b. Observasi Nonpartisipan

Dalam observasi nonpartisipan observer tidak

terlibat langsung, melainkan hanya sebagai

pengamat independen.

c. Observasi Quasi Partisipan

Dalam observasi ini observer hanya berpura-

pura saja turut ambil bagian dalam situasi kegiatan

observee yang ingin diamati

Page 4: Alat Ukur Psikologi

3. Tujuan Observasi

Berdasarkan Tujuannya, observasi dibedakan atas :

a. Observasi sistematis, yaitu observasi yang

menggunakan instrument yang sistematis dan sudah

baku

b. Observasi tidak terstruktur, yaitu, observasi yang

tidak menggunakan instrument yang telah baku

melainkan hanya menggunakan rambu-rambu

pengamatan sehingga hasil yang dicatata pun hanya

semua tingkah laku yang dianggap penting

4. Alat Observasi

Berikut beberapa alat observasi antara lain:

a. Anecdotal records yaitu daftar riwayat perilaku luar

biasa observee

b. Catatan berkala yaitu catatan berkala perilaku

observee selama proses observasi

c. Check list yaitu suatu daftar yang mengandung

faktor-faktor yang diobservasi

d. Rating scale yaitu suatu daftar yang berisi sifat-sifat

yang harus dicatat secara bertingkat

e. Mechanical devices yaitu penggunaan teknologi

C. Kelebihan Observasi

1. Data yang diperoleh bersifat alamiah

2. Dapat dilakukan disemua tempat

3. Pencatatan hasil observasi dapat dilakukan kapanpun

4. Subyek yang diobservasi tidak merasa terbebani tugas

tambahan

D. Kelemahan Observasi

1. Waktu yang dibutuhkan relatif lama

2. Hasil observasi sering bersifat subyektif

3. Data yang diperoleh sering dibuat-buat

4. Hasil observasi sangat dipengaruhi oleh kondisi badan

5. Biaya yang dibuthkan lebih besar

6. Adanya perilaku yang terlewat

E. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Teknik

Observasi:

a. Perencanaan observasi yang matang

b. Bertindak rendah hati

c. Tidak mengganggu observees maupun individu

lainnya

d. Tidak membuat asumsi-asumsi

Page 5: Alat Ukur Psikologi

BAB 2

WAWANCARA

A. Pengertian Wawancara

Menurut I Djumhur dan Muh. Surya (1985)

wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan

jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data.

Komunikas tersebut dilakukan dengan dialog (tanya

jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak

langsung. Alat yang digunakan pada teknik wawancara

seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lain

yang dapat membantu pelaksanaan wawancara

B. Macam-macam Wawancara

Klasifikasi tentang macam-macam wawancara dapat

dilihat dari beberapa sudut pandang. Berikut akan

disajikan beberapa sudut pandang tentang klasifikasi dari

macam-macam wawancara berdasarkan:

1. Tujuan wawancara

Berdasarkan tujuannya, wawancara dibedakan

menjadi tiga macam, yaitu:

a. The employment interview

Wawancara yang ditujukan untuk mendapatkan

gambaran sejauh mana sifat-sifat yang dimiliki

seseorang terhadap kriteria yang dibutuhkan

b. Informational interview

Wawancara yang ditujukan untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan

c. Administrasi interview

Wawancara yang dijalankan untuk keperluan

administrasi

d. Konseling interview

Wawancara yang dijalankan untuk keperluan

konseling

2. Jumlah orang yang diwawancara

Berdasarkan jumlah orang yang diwawancara,

wawancara dapat dibedakan atas:

a. Wawancara individual

b. Wawancara kelompok

Page 6: Alat Ukur Psikologi

3. Keterlibatan Intervier

Berdasarkan keterlibatan intervier, wawancara

dbedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. The non-directive

Wawancara yang kurang terpimpin, dan kurang

didasari oleh pedoman-pedoman yang baku

b. The focused interview

Wawancara yang dilakukan langsung terhadap

orang terkait

c. The repeated interview

Wawancara yang dilakukan secara berulang-

ulang

C. Kelebihan Wawancara

1. Pertanyaan yang kurang jelas dapat diperjelas

langsung oleh intervier

2. Bahasa yang dgunakan dapat disesuaikan langsung

dengan bahasa interviee

3. Adanya face to face dapat meningkatkan hubungan

antara intervier dengan intervee

D. Kelemahan Wawancara

1. Waktu yang dibutuhkan relatif lama

2. Tenaga yang dibutuhkan cukup besar

3. Dapat memakan banyak biaya

4. Membutuhkan keahlian

5. Hasil tidak objektif

F. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Teknik

Observasi:

1. Pertanyaan disipakan sebaik mungkin

2. Sejelas mungkin menyampaikan maksud dan tujuan

wawancara

3. Ciptakan hubungan yang baik dengan interviee

4. Pertanyaan disampaikan dengan jelas, hati-hati dan

teliti

5. Bahasa yang digunakan disesuaikan dengan interviee

6. Ciptakan suasana wawancara sefleksibel mungkin

7. Manfaatkan waktu sebaik mungkin

Page 7: Alat Ukur Psikologi

BAB 3

SKALA PSIKOLOGIS

A. Pengertian Skala Psikologis

Skala psikolog adalah alat ukur yang digunakan

untuk mengungkapkan konstrak atau konsep

psikologis .yang menggambarkan  aspek kepribadian

individu seperti : tendensi agresifitas, sikap terhadap

sesuatu, self esteem, kecemasan, persepsi, dan motivasi

B. Tahapan Penyusunan Skala Psikologis

Alur kerja dalam penyusunan skala psikologis,

sebagai berikut :

a. Penetapan tujuan, dimulai dari identifikasi tujuan ukur,

yaitu memilih suatu definisi dan mengenali teori yang

mendasari konstrak psikologis atribut yang hendak

diukur.

b. Operasionalisasi konsep yaitu memahami konsep yang

akan diteliti.

Misal, seorang mahasiswa hendak meneliti

tentang “konsep diri” siswa, pada tahap ini sebaiknya

ia sudah memahami konstrak teori tentang ‘konsep

diri” secara benar. Misal : pengertian konsep diri, isi

konsep diri, struktur konsep diri, faktor yang

mempengaruhi konsep diri, ciri-ciri konsep diri, dan

indikator-indikator konsep diri. Mendasarkan

konstraknya peneliti mengembangkan item-itemnya.

c. Pemilihan bentuk stimulan, yaitu menetapkan bentuk

atau format stimulus yang akan digunakan. Bentuk ini

berkaitan dengan metode penskalaa yang lebih

tergantung pada kelebihan teoritis dan manfaat praktis

format yang bersangkutan.

d. Penulisan aitem/reviu aitem

Sutrisno Hadi menyebutkan beberapa kaidah

dalam penulisan aitem, sebagai berikut :

1)    Gunakan kalimat yang sederhana, jelas dan mudah

dimengerti oleh responden, serta mengikuti tata

tulis dan tata bahasa yang baku.

2)    Hindari penggunaan kata-kata ambigu dan tidak

berguna.

3)   Hindari penggunaan kata-kata yang menggiring

Page 8: Alat Ukur Psikologi

4)   Menulis aitem yang langsung mengacu pada

atribut yang akan diungkap.

5)   Perhatikan indikator perilaku yang hendak

diungkap sehingga stimulus dan pilihan jawaban

tetap relevan dengan tujuan pengukuran.

6)    Mengkaji ulang jawaban yang diperoleh

7)    Isi aitem tidak boleh mengandung keinginan sosial

ataupun yang dianggap baik dalam norma sosial

8)   Aitem dibuat dalam arah favorabel (positif) dan

dalam arah favirabel (negatif) sehingga responden

akan membaca lebih teliti dan sungguh-sungguh.

e.  Reviu aitem, yaitu memeriksa hasil yang diperoleh

dengan indikator perilaku yang hendak diungkap dan

pedoman penulisan aitem yang ditentukan.

f.    Uji coba bertujuan untuk mengetahui apakah kalimat-

kalimat dalam aitem mudah dan dapat dipahami oleh

responden. Juga sebagai salah satu jawaban praktis

untuk memeperoleh data jawaban dari responden yang

akan digunakan untuk penskalaan  atau evaluasi

kualitas aitem secara statistik.

g.  Analisis aitem merupakan proses pengujian parameter-

parameter aitem guna mengetahui apakah aitem

memenuhi persyaratan psikometris untuk disertakan

sebagai bagian dari skala.

Parameter aitem yang perlu diuji adalah kemampuan

aitem untuk membedakan individu ke dalam berbagai

tingkatan kualitatif atribut yang diukur mendasarkan

skor kuantitatif. Misalnya, ingin menguji motivasi

belajar seseorang, maka aitem tersebut bisa

menunjukkan perbedaan individu yng motivasi

belajarnya tinggi, sedang dan rendah.

h.   Kompilasi I, berdasarkan dari analisis aitem, maka

aitem-aitem yang tidak memenuhi persyratan

psikometris harus diperbaiki terlebih dahulu agar dapat

masuk ke dalam skala, begitu pula aitem-aitem yang

telah memenuhi persyatan tidak serta merta dapat

masuk ke dalam skala, karena proses kompilasi harus

mempertimbangkan proporsionalitas skala

sebagaimana dideskripsikan oleh blue-printnya.

Beberapa yang perlu diperhatikan dalam

mengkompilasi aitem-aitem yang sudah memenuhi

persyaratan, anatara lain :

1)   Apakah suatu aitem memenuhi persyaratan –

indikator psikometris atau tidak

Page 9: Alat Ukur Psikologi

2)    Proposionalitas komponen-komponen skala seperti

tertera dalam blue-print

i.    Kompilasi II yaitu pelaksanaan uji reliabilitas. Jika

koefisien reliabilitas kurang memuaskan, maka

kembali ke tahap kompilasi dan merakit ulang skala

dengan lebih mengutamakan aitem dengan daya

deskriminasi tinggi

j.    Format akhir, dalam format akhir skala sebaiknya

ditata dalam tampilan yang menarik tetapi tetap

memudahkan responden untuk membaca dan

menjawabnya. Menurut Saifuddin Azwar (2010), ada

beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

1) Perlu dilengkapi dengan pengerjaan dan lebar jawab

yang terpisah

2)  Ukuran kertas juga disesuaikan dengan panjangnya

skala, agar berkas skala tidak nampak terlalu tebal

yang menyebabkan responden kehilangan motivasi

3)  Ukuran huruf juga perlu mempertimbangkan usia

responden.

C. Cara Analisis Isi dan Konstrak Skala psikologis

1. Cara analisis isi

Yaitu dengan memahami indikator-indikator yang

tampak

2. Cara analisis konstrak

Yaitu dengan memahami konsep kepribadian

individu. Seperti kecemasan, minat, agresivitas, harga

diri, kepercayaan diri, motivasi dan penyesuaian diri,

kepuasan, dan sebagainya.

D. Kelemahan Skala Psikologi

1. Bersifat laten dan tidak mempunyai eksistensi riil

2. Aitem-aitem yang ada hanya berdasarkan perilaku

yang Nampak

3. Respons yang diberikan sangat dipengaruhi oleh

suasana hati

4. Interpretasi datanya hanya dapat dilakukan secara

normative

Page 10: Alat Ukur Psikologi

BAB 4

SOSIOMETRI

A. Pengertian Sosiometri

Sosiometri adalah suatu cara untuk mendapatkan data

mengenai hubungan atau kontak sosial seseorang.

Sosiometri erat kaitannya dengan kuisoner, karena untuk

mendapatkan materi dalam sosiometri harus

menggunakan kuisoner terlebih dahulu.

B. Kriteria Hubungan Sosial

Kriteria baik atau tidaknya hubungan sosial

seseorang dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu:

1. Frekuensi, yaitu sering atau tidaknya anak tersebut

bergaul

2. Intensitas, yaitu kedekatan dalam bergaul

3. Popularitas, yaitu banyak sedikitnya teman bergaul

C. Manfaat Sosiometri

1.   Memperbaiki  hubungan insani.

2. Menentukan kelompok kerja

3.  Meneliti kemampuan memimpin seseorang individu

dalam kelompok tertentu untuk suatu kegiatan tertentu.

4.  Mengetahui bagaimana hubungan sosial / berteman

seorang individu dengan individu lainnya.

5. Mencoba mengenali problem penyesuaian diri seorang

individu dalam kelompok sosial tertentu.

6. Menemukan individu mana yang diterima / ditolak

dalam kelompok sosial tertentu.

C. Kelebihan sosiometri

1. Mengetahui hubungan sosial antar siswa.

2. Meningkatkan hubungan sosial antar siswa.

3. Menempatkan siswa dalam kelompok yang sesuai.  

4. Menemukan siswa mana yang mempunyai masalah

penyesuaian diri dengan kelompoknya.

5. Membantu meningkatkan partisipasi sosial diantara

siswa dengan penerimaan sosialnya.

6. Membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam

pergaulan yang sedang dialami.

Page 11: Alat Ukur Psikologi

7. Membantu konselor dalam menciptakan iklim sosial

yang lebih baik dengan menyesuaikan program yang

konstruktif.

D. Kelemahan sosiometri.

1. Sangat sulit dijamin kerahasiaannya, karena siswa

cenderung saling mananyai pilihannya.

2. Siswa memilih bukan atas dasar pertimbangan dengan

siapa dia akan paling berhasil dalam melakukan

pekerjaan, tetapi atas dasar rasa simpati dan antipati.

3. Memerlukan waktu banyak / lama.

BAB 5

TES PSIKOLOGI

A. Pengertian Tes psikologiTes psikologi adalah alat ukur yang digunakan untuk

mengukur dan mendeskripsikan kepribadian sesorang.

Baik tidaknya suatu tes bergantung pada validitas dan

reliabilitas tes tersebut. Validitas yaitu mengukur

sebenarnya apa yang akan diukur. Sedangkan reabilitas

yaitu kepastian dan ketepatan hasil tes.

B. Macam-macam Tes Psikologi

Klasifikasi tentang macam-macam tes dapat dilihat

dari beberapa sudut pandang. Berikut akan disajikan

beberapa sudut pandang tentang klasifikasi dari macam-

macam tes berdasarkan:

5. Tujuan Tes Psikologi

Adapun tujuannya di adakan tes psikologi yaitu

untuk:

a. Seleksi

Page 12: Alat Ukur Psikologi

b. Keperluan pemilihan jabatan dan pendidikan

c. Keperluan bimbingan dan konseling

d. Keperluan terapi

6. Jumlah peserta tes

Berdasarkan banyaknya orang yang di tes, tes

dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Tes individual (perseorangan) yaitu tes yang

dikerjakan secara individual

b. Tes kelompok (group) yaitu yang diberikan untuk

suatu kelompok pada waktu tertentu

7. Objek mental yang diselidiki

Berdasarkan objek mental yang ingin diselidiki,

tes dapat dibedakan atas:

a. Tes kepribadian

b. Tes bakat

c. Tes intelegensi

d. Tes minat

8. Materi tes

Bila ditinjau dari segi materi tes dibedakan atas:

a. Tes verbal adalah tes yang menggunakan bahasa

(baik lisan mauapun tulisan)

b. Tes non verbal adalah tes yang point-pointnya

terdiri dari gambar-gambar, garis-garis dan

sebagainya. Contoh jenis tes ini adalah Tes Psikotes

C. Kelebihan Tes Psikologi

1. Dapat mengungkap data yang tidak dapat terungkap

dengan teknik lain

2. Dapat menjelaskan masalah psikodinamik seseorang

3. Dapat mengetahui keadaan jiwa seseorang

D. Kelemahan Tes Psikologi

1. Dibutuhkan kahlian khusus

2. Ketidaktepatan Instrumen, karena Tes hanya terbatas

dalam mengungkap aspek perilaku individu dan tidak

dapat mengetahui indikasi motivasi pribadi individu

untuk sukses

3. Kemungkinan adanya reakasi-reaksi negatif terhadap

situasi testing dan tester

4. Hasil testing sangat dipengaruhi oleh situasi dan

fasilitas yang ada

Page 13: Alat Ukur Psikologi

BAB 5

STUDI KASUS

A. Pengertian Studi Kasus

Stud kasus adalah suatu metode penyelidikan untuk

menyelidiki riwayat hidup seseorang

B. Persiapan Studi Kasus

Studi kasus bertujuan untuk        memahami siswa

sebagai individu dalam keunikannya dan dalam

keseluruhannya.Serta membantu siswa untuk mencapai

penyesuaian diri yang lebih baik.

Terdapat beberapa persiapan sebelum melaksanakan

studi kasus, yaitu:

1. Data pengenal

2. Gejala-gejala yang nampak

3. Interpretasi data

4. Langkah-langkah konseling yang akan diberikan

C. Kelebihan Studi Kasus

Pelaksanaan studu kasus memiliki beberapa

kelebihan, diantaranya:

1. Mampu mengungkapkan hal-hal yang spesifik,

unik dan mendetail

2. Tidak sekedar memberikan laporan faktual, tetapi

juga memberi nuansa, suasana kebatinan dan

pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus

yang menjadi bahan studi yang tidak dapat

ditangkap oleh penelitian kuantitatif yang ketat

D. Kelemahan Studi Kasus

1. Kurang ilmiah karena pengukurannya bersifat

subjectif

2. Pelaksanaannya yang lebih sulit dibandingkan

penelitian kuantitatif

3. Kemampuan generalisasi yang rendah

4. Kurang memberi sumbangan pada persoalan-

persoalan praktis mengatasi suatu masalah

5. Biaya akomodasi yang relatif besar

Page 14: Alat Ukur Psikologi

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan R & D. Bandung: Alfabeta

Salahudian, A (2010). Bimbingan dan Konseling. Bandung:

Pustaka Setia

Supriadi n Zamroni A (2010). Pemahaman Individu.

Jombang: Universitas Darul Ulum

Arikunto, S (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara

Azwar, S (2010). Penyusunan Skala psikologi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Harum, A (2013). Tes Psikologi. Tersedia: ( http://bukunnq.

wordpress.com/tes-psikologi/

Choirul, A (2011). Teknik-teknik Memahami Murid.

Tersedia: http://mza6bk.blogspot.com/2011/03/teknik-

teknik-memahami-murid.html [Kamis, 03 Maret 2011]