Alam SemestaTerciptanya Alam Semesta Menurut Al-Quranby Muhammad
Restu Pradana on 07:27 AM, 15-Dec-12 Al-Quran merupakan sumber
segala ilmu. Al-Quran menyebutkan tentang kejadian alam semesta dan
berbagai proses kealaman lainnya, tentang penciptaan manusia,
termasuk manusia yang didorong hasrat ingin tahunya dan dipacu
akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada disekitarnya seperti
keingintahuan tentang rahasia alam semesta. Alam semesta merupakan
sebuah bukti kebesaran Tuhan, karena penciptaan alan semesta dari
ketiadaan memerlukan adanya Sang Pencipta Yang Maha Kuasa. Tuhan
telah menciptakan alam semesta ini dengan segala isinya untuk
manusia dan telah menyatakan tentang penciptaan alam semesta dalam
ayat-ayat Nya. Meskipun demikian al-Quran bukan buku kosmlogi atau
biologi, sebab ia hanya menyatakan bagian-bagian yang sangat
penting saja dari ilmu-ilmu yang dimaksud.Keinginantahuan manusia
tentang alam semesta tidak hanya membaca al-Quran saja, akan tetapi
juga melakukan perintah Tuhan. Sehingga ia dapat menemukan
kebenaran yang dapat dipergunakan dalam pemahaman serta penafsiran
al-Quran, berdasarkan surat Yunus ayat101. Oleh karena itu tidak
dapat diragukan lagi bahwa penciptaan alam semesta bukanlah produk
dari hasil pemikiran manusia, akan tetapi produk dari hasil Allah
Swt.
A. Alam Semesta dalam Perspektif Klasik dan Modern
1. Pandangan KlasikMenurut pakar fisika bahwa alam tidak hanya
tak berhingga besarnya dan tak terbatas, tetapi juga tidak berubah
status totalitasnya dari waktu tak berhingga lamanya yang telah
lampau sampai waktu tak berhingga lamanya yang akan datang.Menurut
Einstein bahwa alam semesta tidak pernah diciptakan, yang qadim,
langgeng, sesuai dengan konsesus yang didasarkan pada kesimpulan
yang rasional sebagai analisis yang kritis terhadap berbagai data
yang diperolehnya dari pemikiran dalam pengamatan.
2. Pandangan ModernMenurut Hubble bahwa alam semesta ini tidak
statis, melainkan merupakan alam yang dinamis, seperti model
Friedman.Hubble melakukan observasi tentang alam melalui teropong
bintang terbesar di dunia, melihat galaksi-galaksi di sekeliling
kita, yang menurut analisis terhadap spektrum cahayanya tampak
menjauhi galaksi kita dengan kelajuan yang sebanding dengan
jaraknya dari bumi, yang terjauh bergerak paling cepat meninggalkan
kita.Menurut Gamow, Alpher dan Robert Herman, bahwa terjadi ledakan
yang maha dahsyat yang melemparkan materi seluruh jagat raya ke
semua arah, yang kemudian membentuk bintang-bintang dan galaksi
karena tidak mungkin materi seluruh alam itu berkumpul di suatu
tempat dalam ruang alam tanpa meremas diri dengan gaya gravitasinya
yang sangat kuat, sehingga volumenya menjauhi titik, maka
disimpulkan bahwa dentuman besar itu terjadi ketika seluruh materi
kosmos terlempar dengan kecepatan yang sangat tinggi keluar dari
keberadaannya dalam volume yang sangat kecil. Sehingga menurut
mereka alam semesta lahir dari sebuah singularitas dengan keadaan
ekstrem.Terciptanya Alam Semesta Menurut Al-Qur'an
Al-Quran merupakan sumber segala ilmu. Al-Quran menyebutkan
tentang kejadian alam semesta dan berbagai proses kealaman lainnya,
tentang penciptaan manusia, termasuk manusia yang didorong hasrat
ingin tahunya dan dipacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang
ada disekitarnya seperti keingintahuan tentang rahasia alam
semesta.Alam semesta merupakan sebuah bukti kebesaran Tuhan, karena
penciptaan alan semesta dari ketiadaan memerlukan adanya Sang
Pencipta Yang Maha Kuasa. Tuhan telah menciptakan alam semesta ini
dengan segala isinya untuk manusia dan telah menyatakan tentang
penciptaan alam semesta dalam ayat-ayat Nya. Meskipun demikian
al-Quran bukan buku kosmlogi atau biologi, sebab ia hanya
menyatakan bagian-bagian yang sangat penting saja dari ilmu-ilmu
yang dimaksud. Keinginantahuan manusia tentang alam semesta tidak
hanya membaca al-Quran saja, akan tetapi juga melakukan perintah
Tuhan. Sehingga ia dapat menemukan kebenaran yang dapat
dipergunakan dalam pemahaman serta penafsiran al-Quran, berdasarkan
surat Yunus ayat101. Oleh karena itu tidak dapat diragukan lagi
bahwa penciptaan alam semesta bukanlah produk dari hasil pemikiran
manusia, akan tetapi produk dari hasil Allah Swt.A. Alam Semesta
dalam Perspektif Klasik dan Modern1. Pandangan KlasikMenurut pakar
fisika bahwa alam tidak hanya tak berhingga besarnya dan tak
terbatas, tetapi juga tidak berubah status totalitasnya dari waktu
tak berhingga lamanya yang telah lampau sampai waktu tak berhingga
lamanya yang akan datang.Menurut Einstein bahwa alam semesta tidak
pernah diciptakan, yang qadim, langgeng, sesuai dengan konsesus
yang didasarkan pada kesimpulan yang rasional sebagai analisis yang
kritis terhadap berbagai data yang diperolehnya dari pemikiran
dalam pengamatan.2. Pandangan ModernMenurut Hubble bahwa alam
semesta ini tidak statis, melainkan merupakan alam yang dinamis,
seperti model Friedman.Hubble melakukan observasi tentang alam
melalui teropong bintang terbesar di dunia, melihat galaksi-galaksi
di sekeliling kita, yang menurut analisis terhadap spektrum
cahayanya tampak menjauhi galaksi kita dengan kelajuan yang
sebanding dengan jaraknya dari bumi, yang terjauh bergerak paling
cepat meninggalkan kita.1Menurut Gamow, Alpher dan Robert Herman,
bahwa terjadi ledakan yang maha dahsyat yang melemparkan materi
seluruh jagat raya ke semua arah, yang kemudian membentuk
bintang-bintang dan galaksi karena tidak mungkin materi seluruh
alam itu berkumpul di suatu tempat dalam ruang alam tanpa meremas
diri dengan gaya gravitasinya yang sangat kuat, sehingga volumenya
menjauhi titik, maka disimpulkan bahwa dentuman besar itu terjadi
ketika seluruh materi kosmos terlempar dengan kecepatan yang sangat
tinggi keluar dari keberadaannya dalam volume yang sangat kecil.
Sehingga menurut mereka alam semesta lahir dari sebuah singularitas
dengan keadaan ekstrem.
B. Alam Semesta dalam Perspektif IslamAlam semesta menurut Islam
adalah diciptakan pada suatu waktu dan akan ditiadakan pada saat
yang lain.Pandangan Einstein tentang alam semesta sangat
bertentangan dengan konsep alam menurut Al-Quran. Karena semula
alam tiada tetapi kemudian, sekitar 15 milyard tahun yang lalu,
tercipta dari ketiadaan. Sedangkan perbandingan konsepsi fisika
tentang penciptaan alam dengan ajaran Al-Quran dapat kita lihat
dalam surat Al-Anbiya ayat 30 yang berbunyi:
Dan tidaklah oarang-orang kafir itu mengetahui bahwa langit
(ruang alam) dan bumi (materi alam) itu dahulu sesuatu yang padu,
kemudian Kami pisahkan keduanya itu. (Q.S. Al-Anbiya : 30).
C. Ayat-ayat yang berhubungan dengan alam Semesta
Di antara ayat-ayat yang dijadikan sebagai bukti otentik tentang
penciptaan alam semesta dalam Al-Quran yaitu:
1 Surat Al-Baqarah ayat 29Bahwa Allah SWT setelah merici
ayat-ayat-Nya tentang diri manusia dengan mengingatkan awal
kejadian, sampai kesudahannya dan menyebutkan bukti keberadaan
serta kekuasaan-Nya kepada Makhluk-Nya melalui apa yang mereka
saksikan sendiri pada diri mereka, kemudian Dia menyebutkan
ayat-ayat-Nya atau bukti lain yang ada di cakrawala melalui apa
yang mereka saksikan, yaitu penciptaan langit dan bumi, untuk
menunjukkan kekuasaan-Nya yang meliputi segala-galanya dan
menunjukkan betapa banyak karunia-Nya kepada umat manusia dengan
menjadikan segala yang di bumi sebagai bekal dan persediaan untuk
dimanfaatkan. Untuk itu Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
(29)PenjelasanMenurut Syekh Ahmad Musthofa Al-Maraghi makna
ayat: (Dialah Tuhan yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk
kamu) yaitu :Dalam memanfaatkan benda-benda di bumi ini dapat
ditempuh melalui salah satu dari dua cara, yaitu:1. Memanfaatkan
benda-benda itu dalam kehidupan jasadi untuk memberikan potensi
pada tubuh atau kepuasan padanya dalam kehidupan duniawi.2. Dengan
memikirkan dan memperhatikan benda-benda yang tidak dapat diraih
oleh tangan secara langsung, untuk digunakan sebagai bukti tentang
kekuasaan penciptanya dan dijadikan santapan rohani.Dengan ayat ini
kita mengetahui bahwa pada dasarnya memanfaatkan segala benda di
bumi ini dibolehkan. Tidak seorangpun mempunyai hak mengharamkan
sesuatu yang telah dihalalkan oleh Allah kecuali dengan izin-Nya
sebagaimana telah difirmankan pada ayat 10 surat Yunus. (kemudian
Dia menuju langit) yaitu:Kata samaa artinya sesuatu yang jauh
berada di atas kepala kita. Dan kata Istawaa berarti langsung
menuju tujuan tanpa kecenderungan mengerjakan sesuatu yang lain di
tengah-tengah menciptakannya. (lalu menciptakan tujuh langit)
yaitu:Maksud dari ayat tersebut, Allah menyempurnakan penciptaan
langit hingga menjadi tujuh langit.Menurut Quraisy Shihab makna
ayat : yaitu:Dipahami oleh banyak Ulama menunjukkan bahwa pada
dasarnya segala apa yang terbentang di bumi ini dapat digunakan
oleh manusia, kecuali jika ada dalil yang melarangnya. Makna
yaitu:Kata Istawaa pada mulanya berarti tegak lurus, tidak bengkok.
Selanjutnya kata itu dipahami secara majazi dalam arti menuju ke
sesuatu dengan cepat dan penuh takad bagaikan yang berjalan tegak
lurus tidak menoleh ke kiri dan ke kanan. yaitu:Kehendak Allah
untuk mewujudkan sesuatu seakan-akan kehendak tersebut serupa
dengan seseorang yang menuju ke sesuatu untuk mewujudkannya dalam
bentuk seagung dan sebaik mungkin. yaitu:Bahwa langit itu
dijadikanNya dalam bentuk sebaik mungkin, tanpasedikit
aib/kekurangan apapun. Seperti dalam surat al-Mulk ayat 03.
Menurut Al-Imam Abul Fida Ismail Ibnu Katsir Ad-Dimasqy makna
ayat: (kemudian Dia menuju langit) yaitu:Summa dalam ayat ini
menunjukkan ataf khabar kepada khabar, bukan ataf fiil kepada fiil
yang lain.Istawaa ilas samaa yaitu berkehendak atau bertujuan ke
langit. Makna lafadz ini mengandung pengertian kedua lafadz
tersebut, yakni berkehendak dan bertujuan, karena ia dimutaaddi-kan
denagn memakai huruf ila. (Lalu Dia menciptakan langit tujuh lapis)
yakni:Lafadz as-samaa dalam ayat ini merupakan isim jins, karena
itu disebutkan saba samaawaat. Maksud ayat ini yaitu Sebagian dari
langit berada di atas sebagian lainnya. Dikatakan saba samaawaati
artinya tujuh lapis bumi, yakni sebagian berada dibawah yang lain.
Ayat ini menunjukkan bahwa bumi diciptakan sebelum langit. (Dan Dia
Maha mengetahui segala sesuatu) yaitu:Maksudnya, pengetahuan-Nya
meliputi semua makhluk yang telah Ia ciptakan sebagaimana dalam
firman-Nya: ..( : 14)Rincian makna ayat ini diterangkan dalam surat
Fushilat ayat 9-12 yang berbunyi: (9) (10) (11) (12)Di dalam ayat
Fushilat terkandung dalil yang menunjukkan bahwa Allah SWT memulai
ciptaan-Nya dengan menciptakan Bumi, kemudian menciptakan tujuh
lapis langit. Memang demikianlah cara membangun sesuatu, yaitu
dimulai dari bagian bawah, setelah itu baru bagian atasnya. Makna
ayat ini juga diterangkan dalam surat an-Naaziaat 27-33: (27) (28)
(29) (30) (31) (32) (33) ( : 27-33)Apakah kalian yang lebih sulit
penciptaannya atau langit? Allah telah membinanya. Dia meninggikan
bangunannya, lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya
gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi
sesudah dihamparkan-Nya. Ia memancarkan darinya mata airnya, dan
(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung
dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenangan kalian
dan untuk binatang-binatang ternak kalian.
Menurut Ali Ibnu Abu Talhah, dari Ibnu abbas, bahwa As-Daha
(Penghamparan),dilakukan sesudah penciptaan langit dan bumi.
As-Saddi telah mengatakan di dalam kitab tafsirnya, dari Abu Malik,
dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas, juga dari Murrah, dari Ibnu Masud,
serta dari sejumlah sahabat sehubungan dengan makna surat
al-Baqarah ayat 29. bahwa Arasy Allah SWT berada di atas air,
ketika itu Allah belum menciptakan makhluk, maka Dia mengeluarkan
asap dari air tersebut, lalu asap (agar) tersebut membumbung di
atas air hingga letaknya berada di atas air, dinamakanlah sama
(langit).Kemudian air dikeringkan, lalu Dia menjadikannya bumi yang
menyatu. Setelah itu bumi dipisahkan-Nya dan dijadikan-Nya tujuh
lapis dalam 2 hari, yaitu Ahad dan Senin. Allah menciptakan bumi di
atas ikan besar, dan ikan besar inilah yang disebutkan oleh Allah
SWT dalam Al-Quran surat al-Qolam ayat 1 : (1)Sedangkan ikan besar
(nun) berada di dalam air. Air berada di atas permukaan batu yang
licin, sedangkan batu yang licin berada di atas punggung malaikat.
Malaikat berada di atas batu besar, dan batu besar berada di atas
angin. Batu besar inilah yang disebut oleh Luqman bahwa ia bukan
berada di langit dan juga di bumi.Kemudian ikan besar itu bergerak,
maka terjadilah gempa di bumi, lalu Allah memancangkan
gunung-gunung di atasnya hingga bumi menjadi tenang, gunung-gunung
itu berdiri dengan kokohnya di atas bumi. Berdasarkan firman Allah
dalam surat al-Anbiya : 31: ..(31)Allah menciptakan gunung di bumi
dan makanan untuk penghuni-penghuninya dan menciptakan pepohonan
dan semuanya diperlukan di bumi pada hari Selasa dan
Rabu.Sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Fushilat ayat 9-10.
berdasarkan surat Fushilat ayat 11 yang berbunyi: ..( : 11)Bahwa
asap itu merupakan uap dari air tadi. Kemudian asap dijadikan
langit tujuh lapis dalam dua hari, yaitu hari Kamis dan Jumat.
Sesungguhnya hari Jumat dinamakan demikian karena pada hari itu
diciptakan langit dan bumi secara bersamaan.Setelah Allah
menyelesaikan penciptaan apa yang Dia sukai, lalu Dia menuju Arasy,
sebagaimana dalam firman-Nya surat al-Hadid ayat 4 yaitu : ..( :
4)Dia menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia
berkuasa di atas Arasy.Ibnu Jaris mengatakan. Telah menceritakan
kepadanya Al-Musanna, telah menceritakan kepada kami Abdullah Ibnu
Saleh, telah menceritakan kepadaku Abu Masyar, dari Said Ibnu Abu
Said, dari Abdullah Ibnu Salam yang mengatakan bahwa sesungguhnya
Allah memulai penciptaan makhluk-Nya pada hari Ahad, menciptakan
berlapis-lapis bumi pada hari Ahad dan Senin, menciptakan berbagai
makanan dan gunung pada hari Selasa dan Rabu, lalu menciptakan
langit pada hari Kamis dan Jumat. Hal itu selesai di akhir hari
Jumat yang pada hari itu juga Allah menciptakan Adam dengan
tergesa-gesa. Pada saat itulah kelak hari qiamat akan terjadi.
Menurut Sayyid Quthb makna surat al-Baqarah ayat 29 yaitu:
Banyak sekali uraian para Mufassir dan Teolog tentang penciptaan
langit dan bumi, mereka berbicara tentang apa yang ada sebelum
penciptaan dan sesudahnya dan juga tentang istawaa. Mereka lupa
bahwa sebelum dan sesudah adalah dua istilah yang digunakan manusia
dan keduanya itu tidak menyentuh sisi Allah dan istawaa adalah
istilah kebahasaan yang disini hanya menggambarkan bagi manusia
(makhluk terbatas ini), suatu substansi yang tidak terbatas.
yaitu:Perkataan untuk kamu memiliki makna yang dalam dan memiliki
kesan yang dalam ppula. Ini merupakan kata pasti yag menetapkan
bahwa Allah menciptakan manusia ini untuk urusan yang besar.
yaitu:Menurut Sayyid Quthb tidak ada tempat untuk mempersoalkan
hakikatmaknanya, karena kata itu adalah lambang ynag menunjuk
padakekuasaan dan berkehendak untuk membuat sesuatu. Demikian
halnyadengan makna berkehendak menuju penciptaan. Sebagaimana
halnyatidak ada tempat untuk membahas makna tujuh langit serta
bentukdan jaraknya yaitu:Karena Alah pencipta segala sesuatu, yang
mengatur segala sesuatu. Dan jangkauan pengetahuan-Nya yang
mennyeluruh ini sama dengan jangkauan-Nya yang menyeluruh bagi
pengaturan-Nya. Hal ini mendorong keimanan kepada Tuhan Yang Maha
Pencipta lagi Esa, memotivasi beribadah kepada Yang Maha Memberi
rizqi dan nikmat saja merupakan pengakuan yang indah
terhadapnya.Pesan dari ayat ini adalah bumi diciptakan untuk
manusia, dimana Allah menciptakan bumi agar manusia berperan
sebagai khalifah, berperan aktif dan utama dalam
peristiwa-peristiwa serta pengembangannya. Dia adalah pengelola
bumi dan pemilik alat, bukan dikelola oleh bumi dan menjadi hamba
yang diatur atau dikuasai oleh alat. Tidak juga tunduk pada
perubahan dan perkembangan yang dilahirkan oleh alat-alat,
sebagaimana diduga bahkan dinyatakan oleh paham
materialisme.Informasi Allah ini bertujuan mengecam orang-orang
kafir yang mempersekutukan Allah, padahal Dia adalah pencipta yang
menguasai alam raya ,yang menghamparkan bumi manusia dan
menyerasikan langit agar kehidupan di dunia menjadi nyaman. Semua
iti tidak ada tempatnya untuk dibahas karena keterbatasan akal
manusia, sekaligus karena membahasnya dan mengetahuinya sekalipun
tidak berkaitan dengan tujuan penciptaan manusia dan sebagai hamba
Allah dan khalifah di dunia. Demikianlah segmen surat ini, semuanya
difokuskan pada masalah keimanan, dan seruan untuk memilih
rombongan konvoi orang-orang yang beriman dan bertaqwa.2 Surat
Al-Mulk ayat 1-4Yaitu surat yang menunjukkan tentang seluruh
kerajaan (kekuasaan) ada dalam tangan Allah.Surat al-Mulk ayat 1
berbunyi : (1)PenjelasanMenurut Prof. Dr. Hamka makna ayat: (Maha
Suci Dia, yang di dalam tangan-Nya sekalian kerajaan) yaitu:Bahwa
ayat tersebut mengandung pengertian betapa Tuhan memberi ingatan
kepada manusia dalam kerajaan dan kemegahan dalam dunia ini,
bahwasannya kerajaan yang sebenar kerajaan, kekuasaan yang sebenar
kekuasaan hanya ada dalam tangan Allah.Segala kerajaan dan
kekuasaan yang ada di muka bumi ini, bagaimanapun manusia
mengejarnya atau mempertahankannya bila telah dapat diperoleh,
tidaklah semua itu benar-benar kerajaan (kekuasaan). Bagaimanapun
seorang Raja (Presiden) memerintah dengan segenap kekuatan,
kegagahan dan kadang-kadang kesewenang-wenangan, namun kekuasaan
yang seperti demikian hanyalah pinjaman belaka dari Allah dan tidak
ada yang akan kekal dipegangnya terus.Naiknya seorang penguasa pun
hanyalah karena adanya pengakuan sedang Allah sebagai Maha Kuasa
dan Maha Menentukan, tidaklah Dia berkuasa karena diangkat. Itulah
sebabnya maka mustahil Allah itu beranak, sebab Allah itu hidup
selama-lamanya dan Maha Kuasa untuk selama-lamanya. (Dan Dia atas
tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan) yaitu:Sebagai Tuhan Yang
Maha Kuasa, pembagi kekuasaan kepada sekalian raja dan penguasa di
dunia (di seluruh alam ini), baik di bumi atau di langit, Allah lah
yang maha menentukan segala sesuatu. Segala sesuatu adalah meliputi
segala sesuatu, baik yang sangat besar maupun yang sangat
kecil.Dengan menggali rahasia alam, akan mendapat pengetahuan
tentang segala yang dilihat, didengar dan diselidiki, dari yang
kecil sampai kepada yang besar, di waktu mendapatkannya itulah kita
akan lebih faham apa arti yang sebenarnya dari pada kata
takdir.Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa segala sesuatu itu
ada ketentuannya. Jika tidak ada, maka tidak akan berarti yang
dinamakan ilmu pengetahuan (sains). Dan ini ditegaskan pada dekat
penutup surat Ali-Imran ayat 191 : Demikianlah bahwa Tuhan Maha
Kuasa dan Menentukan. Sehingga hidup dan mati manusia, musibah atau
keselamatan itu adalah pertemuan di antara ketentuan dengan
ketentuan, baik yang kecil maupun besar ataupun yang diketahui
manusia maupun sebaliknya. Namun seluruh keadaan dalam alam ini
tidaklah ada yang terlepas dari ketentuan yang telah ditentukan
Tuhan, yang kadang-kadang disebut juga hukum sebab akibat.Surat
Al-Mulk ayat 2 berbunyi: (2)PenjelasanMenurut prof. Dr. Hamka makna
ayat: (Dan Dia yang menciptakan maut dan hidup) yaitu:Bahwa
Allah-lah yang menciptakan mati dan hidup. Tujuan dari ayat
tersebut memberi peringatan kepada manusia, bahwa hidup ini
tidaklah berhenti di dunia ini saja. Ini adalah peringatan kepada
manusia agar mereka ingat akan mati di samping dia terpesona oleh
hidup. Berkenaan dengan ayat tersebut, ada sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dari Qatadah yang berbunyi :
Sesungguhnya Allah menghinakan keturunan Adam dengan maut, dan
Allah menjadikan dunia ini negeri untuk hidup, kemudian itu negeri
untuk mati, dan Dia jadikan negeri akhirat untuk menerima ganjaran
dan negeri untuk kekal. (karena Dia akan menguji kamu, manakah di
antarakamu yang terlebih baik amalannya.) yaitu:Maka di antara
hidup dan mati itulah kita mempertinggi mutu amalan diri, berbuat
amalan yang bermutu dan lebih baik. Tegasnya di sini dijelaskan
bahwa yang dikehendaki Allah dari kita adalah ahsanuamalan, amalan
yang terlebih baik, biar pun sedikit, oleh karena itu janganlah
beramal hanya karena mengharapkan kuantitas, tetapi beramallah yang
bermutu tinggi walaupun berkualitas. (Dan Dia adalah Maha Perkasa
dan Maha Pengampun)yaitu:Dengan menonjolkan terlebih dahulu sifat
Allah yang bernama Al-Aziz, Yang Maha Perkasa dijelaskan bahwa
Allah tidak boleh dipermainkan. Di hadapan Allah tidak boleh
beramal separo atau ragu-ragu, melainkan dikerjakan dengan
sungguh-sungguh, hati-hati dan penuh disiplin. Karena kalau tidak
demikian, Tuhan akan murka. Tetapi Tuhan pun memiliki sifat
Al-Ghofur, Maha Pengampun atas hamba-Nya yang tidak dengan sengaja
melanggar perintah Tuhan, dan berniat hendak berbuat amalan yang
lebih baik, tetapi tidak mempunyai tenaga yang cukup buat mencapai
yang lebih baik itu.Surat Al-Mulk ayat 03, berbunyi :
(3)PenjelasanMenurut Sayyid Quthb makna ayat : (Dia telah
menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat) yaitu:Di dalam zilal
nya bahwa langit tujuh tingkat itu jangan ditafsirkan dengan ilmu
pengetahuan (science, sains) yang bisa berubah-ubah. Karena
penyelidikan manusia tidak akan lengkap menghadapi alam cakrawala
yang begitu luas.Menurut Prof. Dr. Hamka makna ayat: (Tidaklah akan
engkau lihat pada penciptaanyang Maha Pemurah itu sesuatu pun dari
yang bertikaian) yaitu:Bahwa semua yang diciptakan Tuhan dijadikan
dengan teratur dan tersusun rapi. Menurut ahli-ahli astronomi
bahwasannya bintang-bintang yang bertaburan di langit itu diatur
menurut jarak ukuran tertentu, ukuran keseimbangan. Sehingga yang
satu berkait dengan yang lain. Dan tidak terjatuh dari tempat yang
telah ditentukan. (Maka ulanglah kembali penglihatan adalah engkau
lihat semuanya itu janggal) yaitu:Ilmu pengetahuan manusia telah
membuktikan bahwa bulan lebih kecil dari bumi. Mengapa sama saja
kelihatan besarnya? Alangkah cerdik dan pandai Tuhan mengaturnya.
Sebab itu tidaklah ada yang janggal.Surat Al-Mulk ayat 04, berbunyi
: (4)PenjelasanMenurut Prof.Dr. Hamka makna ayat : (kemudian itu
ulanglah penglihat kedua kalinya) yaitu:Ayat ini menyuruh kita
mengulangi penglihatan memperhatikan sekali lagi, dua tiga kali.
Karena apabila ditambah mengulangi melihatnya akan terdapat lagi
keajaiban yang baru. (niscaya akan kembalilah penglihatan dalam
keadaan payah) yaitu:Payah dalam ayat ini adalah payah karena kagum
dengan kebesaran Ilahi, bila dilihat keadaan alam yang
sekelilingnya kita ini akan terdapatlah sifat-sifat Allah yang
mulia tertulis dengan jelasnya. (Dan dia akan mengeluh)
yaitu:Mengapa mengeluh? Mengeluh lantaran karena di waktu itu
menedesaklah dari dalam jiwa kita sebagai manusia berbagai
perasaan. Di antaranya kagum melihat betapa besarnya kekuasaan
Tuhan dan terasa kecil diri di bawah kekuasaan Tuhan dan terasa
kecil diri di bawah kekuasaan Ilahi.Menurut Ust.Asrari Alfa MAg dan
Drs. H. Syuaib H. Muhammad MAg diambil dari Shofwatut Tafsir makna
surat al-Mulk ayat 1-4 yaitu: Makna yaitu:Maha mulia dan luhur
Allah yang maha tinggi dan maha besar, yang melimpahkan kepada
makhluknya bermacam-macam kebaikan .Yang mankerajaan langit dan
bumi dalam genggaaman kekuasaan dan berbuat sesuatu sekehendakNya.
Ibnu Abbas berkata: DitanganNyalah segala kerajaan, Dia memulyakan
dan menghinakan orang yang dikehendaki, menghidupkan dan mematikan,
menjadikan kaya dan fakir, serta memberi dan mencegah. yaitu:Dialah
yang menguasai segala sesuatu yang baginya kekuasaan yang sempurna,
yang menyelesaikan segala urusan secara sempurna tanpa menahan dan
menolak kemudian menerangkan kekuasaanNya dan kata hikmahNya sangat
mulia. yaitu:Menjadikan di dunia sebuah kehidupan dan kematian, Dia
menghidupkan dan mematikan apa yan dikehendakiNya.Dialah Yang Maha
Esa dan Maha Perkasa. Akan tetapi Dia memberikan kematian karena
sesungguhnya kematian itu bertiup dari nafas dan menakutkan.Ulama
berkata: Kematian itu bukanlah hal yang fana, yang terputus dari
segala kehidupan akan tetapi hanya perpindahan dari satu alam ke
alam lain. Hal ini sudah menjadi ketetapan dalam qoul yang shahih
bahwa mayyit itu mendengar, melihat dan merasakan di dalam kuburnya
sebagaimana Rasulullah bersabda: Sesungguhnya salah seorang
diantara kamu apabila diletakkan didalam kuburnya dan para
sahabatnya mengiringinya ,sesungguhnya dia mendengar suara langkah
kakinya. Kematian adalah terputusnya ruh dari badan terpisahnya
dari jasad. yaitu:Allah menguji kamu, siapa diantara kamu yang
lebih baik dari yang jelek. Imam Qurthubi berkata: Yakni amalmu
yang diuji, sesungguhnya Allah mengetahui orang yang taat dan
berbuat dosa. yaitu:Dzat yang mengalahkan orang yang melawan-Nya.
yaitu:Maha pengampun atas dosa-dosaaa orang yang bertaubat dan
kembali kepadaNya. yaitu:Menciptakan tujuh langit yang
berlapis-berlapis yaitu:Wahai para pendengar kamu tiadak melihat
ciptaan Allah sesuatu kekurangan dan cacat atau perbedaan dan
perselisihan. Tuhan adalah puncaknya keyakinan, sesungguhnya Dia
bersabda Fi kholqir rohmaani dan bukan fi hinna sebagai pengagungan
bagi makhlukNya dan mengingatkan atas luasnya kekuasaan Allah.
yaitu:Melihat kelangit secara berulang-ulang atas ciptaan Allah dan
apakah kamu mellihat ketereblahan dan keterputusan? yaitu:Kemudian
mengulang-ulang lagi melihat ke langit yang sangat menajubkan.
yaitu:Penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan
sebuah cacat sebagai bukti, dan tidak melihat apa yang kamu
inginkan. yaitu:Penglihatanmu dalam keadaan letih dan payah karena
penyakit yang tak mau sembuh. Imam fahr berkata: Bahwa makna
sesungguhnya apabila kamu mengulang-ulangi pandanganmu,
penglihatanmu tidak akan kembali kepadamu dengan apa yang
disandarkan dari adanya cacad dan cela tetapi kembali karena tidak
menemukan cacad dan melihat keletihan serta kepayahan penyakit yang
tak mu sembuh.Imam Qurthubi berkata: mengulangi pandanganmu dan
membalikkan penglihatanmu kelangit secara berulang-ulang maka
penglihatanmu akan kembali kepadamu karena tunduk dan merasa kecil
yang jauh dari melihat cela dan cacad. Akan tetapi masalah
pandangan dengan berulang kali karena manusia apabila melihat
sesuatu ssekali tidak melihat cela selagi tidak melihat yang kedua
kalinya.Dan maksud bil karrotaini adalah untuk memperbanyak dengan
dalil yanqolib ilaikal bashoro khosinan wahuwa hasiir ini
menunjukkan bukti atas banyaknya melihat kemudian Allah menerangkan
tentang bintang yang bercahaya dan memancar menghiasi
langit.Sesungguhnya keempat ayat Mulk ini, membawa kita manusia ke
halaman alam yang Maha Kuasa untuk mempergunakan penglihatan mata
dan pendengaran telinga menghubungkan diri dengan Allah, dengan
perantaraan alam yang Allah ciptakan. Benarlah kata-kata yang jadi
buah tutur dari ahli tasawuf:Aku ini adalah perbendaharaan yang
sembunyi lalu Aku ciptakan hamba-hambaKu. Maka dengan
bimbingan-Kulah mereka mengenal Aku.Akal budi dan perasaan yang
halus dalam diri dipersambungkan dengan alam keliling oleh
penglihatan dan pendengaran, untuk mengambil hasil dan mencari
hakikat yang sebenarnya mencari kenyataan sejati di belakang
kenyataan yang tampak.Ayat-ayat ini mendorong kita berbuat untuk
mencintai seni, berperasaan halus, membawa kita dalam ilmu
pengetahuan serta dalam filsafat. Tetapi hasil sejati adalah
menumbuhkan keyakinan bahwa kita datang ke bumi tidak kebetulan dan
alam sendiri mustahil begini teratur; kalau tidak ada yang
mengaturnya.3 Surat Al-Araf ayat 54Yaitu surat yang menunjukkan
akidah tentang Tuhan dan fenomena alam semesta.Surat Al-Araf ayat
54 berbunyi : (54)Penjelasan Menurut Sayyid Quthb makna surat
al-Araf ayat 54 yaitu: Akidah tauhid Islam tidak meninggalkan satu
pun lapangan bagi manusia untuk merenungkan zat Allah Yang Maha
Suci dan bagaimana ia berbuat, maka, Allah itu Maha Suci, tidak ada
lapangan bagi manusia untuk menggambarkan dan melukiskan zat
Allah.Adapun enam hari saat Allah menciptakan langit dan bumi, juga
merupakan perkara ghaib yang tidak ada seorang makhlukpun
menyaksikannya. Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan
segala kebesaran-Nya, yang menguasai alam ini mengaturnya dengan
perintah-Nya, mengendalikannya dengan kekuasaan-Nya. Dia menutupkan
malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat dalam putaran
yang abadi ini yaitu putaran malam mengikuti siang dalam peredaran
planet ini.Dia menciptakan matahari, bulan dan bintang, yang
semuanya tunduk kepada perintah-Nya, sesungguhnya Allah Maha
Pencipta, Pelindung, Pengendali dan Pengatur. Dia adalah Tuhan
kalian yang memelihara kalian dengan manhaj-Nya, mempersatukan
kalian dengan peraturan-Nya, membuat syariat bagi kalian dengan
izin-Nya dan memutuskan perkara kalian dengan hukum-Nya. Dialah
yang berhak menciptakan dan memerintah.Inilah persoalan yang
menjadi sasaran pemaparan ini yaitu persoalan uluhiah, rububiyah
dan hakimiyah, serta manunggalnya Allah SWT. Pada semuanya ini ia
juga merupakan persoalan ubudiyah manusia di dalam syariat hidup
mereka. Maka, ini pulalah tema yang dihadapkan konteks surat ini
yang tercermin dalam masalah pakaian sebagaimana yang dihadapi
surat Al-Anam dalam masalah binatang ternak, tanaman,nazar-nazar
dan syiar-syiar.Menurut Thahir Ibnu Asyur makna surat al-Araf ayat
54 yaitu: Bahwa hubungan surat ini sangat serasi. Ia memulai dengan
menyebut al-Quran, perintah mengikutinya serta larangan mendekati
apa yang bertentanngan dengannya. Selain itu juga memperingatkan
ttentang apa yang menimpa umat-umat yang dahulu, yang enggan
mengakui keesaan Allah serta mendurhakai rasul-rasul mereka .
Setelah itu semua kumpulan ayat ini menjelaskan tentang tauhid
beserta bukti kebenarannya dan mengajak untuk tunduk dan patuh
kepadanNya.Menurut Al-Biqai makna surat al-Araf ayat 54 yaitu:
Bahwa tema pokok yang berkisar pada uraian al-Quran tentang tauhid,
Nubullah (kenabian), hari kemudian, dan pengetahuan. Ayat ini juga
menegaskan bahwa sesungguhnya Tuhan Pemelihara dan Pembimbing,
serta yang menciptakan kamu dari tiada dan akan membangkitkan kamu
ialah Allah Yang Maha Esa yang telah mneciptakan semua langit dan
bumi yakni alam raya dalam enam hari (enam masa).Informasi tentang
penciptaan alam dalam enam hari mengisyaratkan tentang qudrat, dan
ilmu, serta hikmah Allah swt .Kemudian Dia bersemayam di atas Arsy.
Dia berkuasa dan mengatur segala yang diciptakan-Nya, sehingga
berfungsi sebagaiman ynag ia kehendaki yaitu Dia menutupkan malam
dengan kegelapannya kepada siang ataupun sebaliknya dan silih
berganti dan diciptakan-Nya pula matahari, bulan dan bintang
masing-masig tunduk kepada perintah-Nya, yakni alah menetapkan
hukkum yang berlaku atasnnya dan benda-benda itu tidak dapat
mengelak dari hokum-hukum yang ditetapkan Allah itu. yaitu:Istawa
makna dasarnya bersemayam dialihkan ke makna majazi yaitu berkuasa.
Sehingga penggalan ayat ini menegaskan tentang kekuasaan Allah SWT
dalam mengatur dan mengendalikan alam raya, tetapi hal tersebut
sesuai dengan kebesaran dan kesucian-Nya dari segala sifat
kekurangan atau kemakhlukkan.Kata Tsumma menggambarkan betapa jauh
tingkat penguasaan Arsy, dibanding dengan penciptaan langit dan
bumi. yaitu:Terambil dari kata sakhkhara yang berarti ancaman,
pengajaran atau pengaturan tanpa meminta imbalan dari yang
dittundukkan untuknya. Ini berarti, alam raya dan segala isinya
ditundukkan allah SWT untuk dimanfaatkan oleh manusia, jika
demikian bukan manusia yang menundukkannya, sehingga manusia tidak
boleh annnngkkuh terhadap alam akan tetapi harus bersahabat
denngannnnya ssambil mensyukuri nikmat Tuhan denagn jalan mengikuti
semua tuntunanNya, baik yang berkaitan dengan alam, maupun diri
manusia sendiri. yaitu:Berasal dari kata baraka yang berarti
menetap dan mantap. Dan dapat dipahami dalam arti kebajikan yang
banyak. Allah adalah wujud yang tak berubah, selalu ada dan menetap
lagi banyak kebajikannya.Dari penjelasan ini terlihat, bahwa ketika
kata itu dinisbahkan kepada Allah dapat dipahami dalam arti sangat
menonjol kebajikan yang disandanng dan dinampakan olehNya. Itu
semua terhampar jelas dialam raya ini.Menurut Muhammad Ali
Ash-Shabuny makna surat al-Araf ayat 54 yaitu: Di dalam ayat ini
Alah menyebutkan beberapa dalil dan bukti tentang keEsaanNya:1.
Penciptaan langit tujuh tingkatan, yang merupakan bukti penciptaan
dan kemukjizatan2. Arsy ar-Rahman yang tidak dapat dicakup oleh
langit dan bumi, yang tak dapat dibayangkan oleh hayalan karena
besarnya.3. Bintang, matahari, rembulan, dan berbagai planet, yang
semua ada di bawah kekuasaan Allah.Tujuan pemaparan ayat ini adalah
jangan menjadikan kita lupa untukberhenti beberapa saat di depan
pemandangan yang indah, hidup, bergerakdan memberikan isyarat/kesan
yang mengagumkan.4 Surat Ali Imran ayat 190Imam Tabrani mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Al-Husain Ibnu Ishaq At-Tushri,
telah menceritakan kepada kami Yahya Al-Hammani, telah menceritakan
kepada kami Yaqub Al-Qummi, dari Jafar Ibnu Abul Mugirah, dari Said
Ibnu Jubairi dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa orang-orang
Quraisy datang kepada orang-orang Yahudi, lalu berkata, Mukjizat
apakah yang dibawa oleh Nabi Musa kepada Kalian? orang-orang Yahudi
menjawab, tongkat dan tangannya yang tampak putih bagi orang-orang
yang memandang. Mereka datang kepada orang-orang Nashrani, lalu
bertanya, Apakah yang dilakukan oleh Nabi Isa?. Orang-orang
Nashrani menjawab, Dia dapat menyembuhkan orang yang buta sejak
lahirnya, orang yang berpenyakit supak, dan dapat menghidupkan
orang-orang yang mati. Mereka datang kepada Nabi SAW dan berkata,
berdoalah kepada Allah, semoga Dia menjadikan kamu bukit Shifa ini
menjadi emas. Maka turunlah ayat ini yang berbunyi : ( :
190)Riwayat ini sulit dimengerti, mengingat ayat ini adalah ayat
Madaniyah, sedangkan permintaan mereka yang menghendaki agar bukit
emas menjadi emas adalah di Makkah.Penjelasan Menurut Al-Imam Abul
Fida Ismail Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi makna ayat: Yaitu yang ini
dalam ketinggiannya dan keluasannya, dan yang ini dalam
hamparannya, kepadatannya serta tata letaknya, dan semua yang ada
pada keduanya berupa tanda-tanda yang dapat disaksikan lagi amat
besar, seperti lautan gunung, pepohonan, hewan, tumbuhan, barang
tambang serta berbagai macam manfaat yang beraneka warna,
bermacam-macam rasa, bau dan kegunaannya.. Makna ayat: Yaitu saling
bergiliran dan mengurangi panjang dan pendeknya; ada kalanya yang
ini panjang dan yang lain pendek, kemudian keduanya sama. Setelah
itu yang ini mengambil sebagian waktu dari yang lain hingga ia
menjadi panjang waktunya, yang sebelum itu pendek dan menjadi
pendeklah yang tadinya panjang. Semuanya itu berjalan berdasarkan
pengaturan dari Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Karena itu dalam firman selanjutnya disebutkan: Maksudnya yaitu
akal-akal yang sempurna lagi memiliki kecerdasan, karena hanya yang
demikianlah yang dapat mengetahui segala sesuatu dengan hakikatnya
masing-masing secara jelas dan gamblang. Lain halnya dengan orang
tuli dan bisu serta orang-orang yang tak berakal seperti yang
disebutkan dalam Al-Quran surat Yusuf ayat 105-106, yang berbunyi:
(105) (106) ( : 105- 106) Menurut Sayyid Quthb terjemahan Aunur
Rafiq Shaleh Thamhid dari Tafsir Fi Dzilalil Quran bahwa makna
:Ulul albab yaitu orang-orang yang memiliki kesadaran yang benar,
membuka mata hati mereka untuk menerima ayat-ayat kauniyah Allah
tanpa memasang berbagi penghalang dan tidak menutup berbagai pintu
yang menghubungkan antara diri mereka dan ayat-ayat tersebut.Dari
penjelasan diatas dapat dipahami bahwa kontek al-Quran disini
menggambarkan secara cermat tahap-tahap getaran jiwa yang
ditumbuhkan oleh tatapan terhadap pemandangan langit dan bumi serta
pergantian malam dan siang didalam perasan ulul albab. Menjadikan
kitab alam yang terbuka ini sebagai kitab penngetahuan bagi manusia
dengan Tuhan dan ciptaannya.Kontek ini juga menggabungkan antara
perenungan makhluk ciptaan tuhan dan ibadah kepadaNya, sehingga
perenungan ini bernilai ibadah dan menjadikanya sebagai bagian dari
manifestasi dzikir . Penggabungan tersebut mengisyaratkan dua hal
penting yaitu:1. Perenungan tentang ciptaan Tuhan, pencermatan
terhadap tangan Allah Yang Maha Pencipta, ketika menggerakkan alam
ini dan lembarankitab ini merupakan ibadah yang sejati kepada Alah
dan dzikir yang utama kepadanya.2. Bahwa ayat-ayat Allah di alam
ini tidak akan terlihat jelas sesuai hakikatnya yang sarat
inspirasi, kecuali oleh hati ynag senantiasa beribadah dan
berdzikir.5 Surat Ibrahim ayat 32 sampai 34Surat Ibrahim ayat 32
berbunyi: (32)PenjelasanMenurut Sayyid Quthb makna ayat:
yaitu:Maksudnya adalah bahwasannya Allah menciptakan langit dan
bumiuntuk manusia. Langit diturunkan darinya air (hujan) dan bumi
menerimaair hujan itu. yaitu:Bahwa berbagai buah-buahan keluar dari
keduanya (langit dan bumi). Tanaman-tanaman adalah sumber rizki
yang pertama dan sumber kenikmatan yang nyata. Hujan dan penumbuhan
keduanya mengikuti sunnah yang telah diciptakan padanya alam
semesta ini.Juga mengikuti undang-undang yang menetapkan turunnya
hujan, tumbuhnya tanaman-tanaman, dan itu berbicara tentang
nikmat-nikmat Allah yang tak terhingga. Halaman-halaman yang luas
lagi besar menampilkan berbagai warna kenikmatan-kenikmatan itu
sejauh mata memandang. yaitu:Bahwa Allah menundukkannya dengan apa
yang telah Dia titipkan pada berbagai unsur kekhususan-kekhususan
yang dapat menjalankan bahtera pada permukaan air. Juga dengan apa
yang telah Dia titipkan pada manusia berupa
spesialisasi-spesialisasi yang berhasil ditemukan oleh hukum segala
sesuatu. Semua itu ditundukkan dengan kehendak Allah.
yaitu:Sungai-sungai mengalir, maka mengalirlah kehidupan dengan
membawa berbagai rizki. Air sungai melimpah, maka melimpahlah
kebajikan, dengan membawa apa yang terkandung di dalamnya berupa
ikan, rumput-rumputan, dan manfaat-manfaat lainnya. Semua itu untuk
manusia dan untuk apa yang dipelihara dan didayagunakan manusia,
yakni sebangsa burung dan hewan-hewan lainnya.Surat Ibrahim ayat 33
berbunyi: (33)PenjelasanMenurut Sayyid Quthb makna ayat:
yaitu:Maksudnya manusia tidak memanfaatkan matahari dan bulan
secara langsung sebagaimana memanfaatkan air, buah-buahan, laut,
bahtera dan sungai. Akan tetapi, manusia mendapatkan manfaat dari
unsur-unsur (pengaruh-pengaruh dan jejak-jejak sinar) keduanya dan
mengambil berbagai materi dan potensi kehidupan dan penghidupannya,
bahkan dalam struktur dan reformasi sel-sel tubuhnya.
yaitu:Demikian pula Allah menunjukkan malam dan siang sesuai dengan
kebutuhan dan struktur manusia serta apa yang relevan dengan
kegiatan dan waktu santainya. Seandainya yang ada itu siang
selamanya/malam selamanya, niscaya rusaklah organ-organ manusia. Di
samping itu terjadi kerusakan pada segala yang ada di sekitarnya
serta terhalang kehidupan, kegiatan dan produksinya.Semua itu tiada
lain kecuali tulisan-tulisan yang terhampar dalam
kenikmatan-kenikmatan yang luas pada setiap tulisan terdapat
titik-titik yang tiada terhingga. Oleh karena itulah
tulisan-tulisan itu dihimpun secara global dan relevan dengan
hamparan yang dipertunjukkan dan suasana yang universal.Menurut M.
Quraisy Shihab makna ayat: Kata digunakan dalam arti menundukkan
sesuatu agar mudah digunakan oleh pihak lain. Sesuatu yang
ditundukkan Allah tidak lagi memiliki pilihan, dan dengan demikian,
manusia yang mepelajari dan mengetahui sifat sesuatu itu akan
merasa tenang menghadapinya karena yang ditundukkan tidak akan
membangkang. Dari sini diperoleh kepastian hukum-hukum
alam.Penundukkan bahtera adalah kemampuan manusia membuatnya
sehingga dapat digunakan untuk berlayar dan mengangkut
barang-barang menuju arah yang mereka kehendaki. Ayat ini
menyatakan menundukkan bahtera bagi kamu supaya ia berlayar karena
kontek ayat ini menyebut nikmat Tuhan sedang alat transportasi laut
merupakan salah satu nikmat dari kelautan. Kata yaitu: bentuk dual
dari kata dab. kata ini mengandung makna berkelanjutnya suatu
aktifitas tertentu secara teratur dan terus menerus. Perurutan
penyebutan anugerah Tuhan diatas sungguh serasi.Surat Ibrahim ayat
34 berbunyi: (34)PenjelasanMenurut Sayyid Qutuhb makna ayat:
yaitu:Inilah ijaz yang di dalamnya serasi dan harmonis semua
sentuhan, tulisan, warna dan bayangan dalam pagelaran alam semesta
dan pertunjukkan kenikmatan-kenikmatan. Bahwasannya Allah telah
memberikan segala nikmatnya kepada kita, yakni harta, keturunan,
kesehatan, perhiasan dan kesenangan. Nikmat Allah itu lebih besar
dan lebih banyak dari penghitungan yang dilakukan oleh sekelompok
manusia (seluruh manusia). Mereka semua terbatasi di antara dua
batas waktu : permulaan dan penghabisan. Juga di antara batas-batas
pengetahuan, mengikuti batas-batas waktu dan tempat. Nikmat-nikmat
Allah itu mutlak sehingga pengetahuan dan pengamatan manusia tidak
bisa melingkupinya. yaitu:Setelah itu semua, mereka menjadikan bagi
Allah sekutu-sekutu. Bahkan semua itu pula, kamu tidak menyukuri
nikmat Allah, tetapi justrumenukarnya dengan kekafiran dan
melakukan kedzaliman dalam takdirmaupun dalam ibadah.Menurut M.
Quraisy Shihab makna ayat 34 yaitu: yaitu:Segala kebutuhan manusia
telah disiapkan oleh Allah SWT atau Allah telah menyiapkan dan
memberikan kepada setiap orang apa yang dimintanya, baik melalui
usahanya yang disukseskan Allah maupun melalui perintahNya kepada
yang memiliki kelebihan untuk memberikan sebagian dari yang
dimilikinya kepada yang butuh. Kata yaitu:Berarti mendzalimi dan
menghalangi orang lain memperoleh haknya, atau menyianyiakan
sesuatu dan tidak menggunakannya pada tempat yang semestinya. Kata
yaitu:Terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf ha,syad, dan
ya. Dan mengandung tiga makna, yaitu mneghalangi/melarang;
menghitung dan mampu; dari sini lahir makna mengetahui dan mencatat
serta memelihara; dan sesuatu yang merupakan bagian dari tanah,
dari sini lahir kata hasha yang bermakna batu. Dari penjelasan
diatas dapat diketahui bahwa maksud kata tersebut adalah
pengetahuan menyangkut sesuatu dari himpunan dan bilangannya,
sehingga yang dapat menjangkau segala sesuatu hanyalah TuhanAyat
ini ditutup dengan mengemukakan dua sifat buruk manusia yaitusangat
dzalim dan kafir. Sehingga kontek ayat 34 mengandung uraian tentang
sikap manusia yang durhaka terhadap aneka anugerah Allah.