AKUNTANSI KAS PENGERTIAN KAS DAN SETARA KAS Kas merupakan aktiva atau sumberdaya ekonomi perusahaan yang paling cepat dapat ditukarkan (likuid) dengan sumberdaya atau aktiva lainnya dan tidak dibatasi penggunaannya. Yang termasuk kas adalah uang koin, uang kertas, cek, uang yang disimpan di bank yang penggunaannya tidak dibatasi. Aktiva yang setara dengan kas (atau: setara kas) adalah aktiva lancar perusahaan yang segera dapat dikonversikan menjadi kas. Yang termasuk aktiva setara kas adalah deposito berumur kurang dari 3 bulan, investasi dalam surat hutang (obligasi) atau surat berharga ekuitas (saham) yang dimaksudkan untuk spekulasi dan sewaktu-waktu dapat dijual (marketable securities/available on sale securities). MASALAH-MASALAH DALAM PELAPORAN KAS: 1. Kas yang dibatasi penggunaannya untuk tujuan tertentu (dana). Termasuk dalam pengertian dana adalah: Kas kecil (Petty Cash) yaitu dana yang disisihkan untuk membayar pengeluaran- pengeluaran rutin perusahaan yang jumlahnya tidak terlampau besar (material) atau tidak memerlukan cek. Biasanya jumlah kas kecil tidak terlampau besar atau material, sehingga dana kas kecil digabungkan pelaporannya dengan kas. Penyisihan kas untuk membayar obligasi (sinking fund) atau untuk membayar pembangunan, pembelian atau renovasi aktiva tetap. Kas yang dicadangkan untuk hal-hal tertentu apabila jumlahnya tidak material tetap dilaporkan sebagai kas namun harus dicantumkan atau 1
bla bla test 4 jam gk bisa download2 nie file... mata sudah ngantuk x nie plis helpsss... ampun dj hahhahahahahaha
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
AKUNTANSI KAS
PENGERTIAN KAS DAN SETARA KASKas merupakan aktiva atau sumberdaya
ekonomi perusahaan yang paling cepat dapat
ditukarkan (likuid) dengan sumberdaya atau aktiva
lainnya dan tidak dibatasi penggunaannya. Yang
termasuk kas adalah uang koin, uang kertas, cek,
uang yang disimpan di bank yang penggunaannya
tidak dibatasi. Aktiva yang setara dengan kas (atau:
setara kas) adalah aktiva lancar perusahaan yang
segera dapat dikonversikan menjadi kas. Yang
termasuk aktiva setara kas adalah deposito
berumur kurang dari 3 bulan, investasi dalam surat
hutang (obligasi) atau surat berharga ekuitas
(saham) yang dimaksudkan untuk spekulasi dan
sewaktu-waktu dapat dijual (marketable
securities/available on sale securities).
MASALAH-MASALAH DALAM PELAPORAN KAS:1. Kas yang dibatasi penggunaannya untuk
tujuan tertentu (dana). Termasuk dalam
pengertian dana adalah:
Kas kecil (Petty Cash) yaitu dana yang
disisihkan untuk membayar pengeluaran-
pengeluaran rutin perusahaan yang
jumlahnya tidak terlampau besar (material)
atau tidak memerlukan cek. Biasanya
jumlah kas kecil tidak terlampau besar atau
material, sehingga dana kas kecil
digabungkan pelaporannya dengan kas.
Penyisihan kas untuk membayar obligasi
(sinking fund) atau untuk membayar
pembangunan, pembelian atau renovasi
aktiva tetap. Kas yang dicadangkan untuk
hal-hal tertentu apabila jumlahnya tidak
material tetap dilaporkan sebagai kas
namun harus dicantumkan atau dijelaskan
dalam Catatan Atas Laporan Keuangan
(Notes to Financial Statement). Apabila
jumlahnya material, maka dana ini harus
dipisahkan pelaporannya dengan kas,
apakah sebagai aktiva lancar lainnya atau
sebagai investasi.
Penyisihan kas yang diwajibkan bank
sebagai syarat pinjaman. Kas ini
diklasifikasi sebagai investasi jangka
panjang atau aktiva lain-lain.
2. Bank Overdraft (cerukan)
Cerukan terjadi karena saldo kas di bank
tidak mencukupi membayar cek yang ditulis
perusahaan tetapi bank tetap
membayarkannya dan akibatnya saldo di
bank menjadi minus. Cerukan atau Bank
Overdraft harus direklasifikasi (dipindahkan)
menjadi hutang lancar.
Contoh: Saldo bank PT. A per 31/12-
2005 menunjukkan saldo (500). PT. A
harus membuat reklasifikasi:
1
Cash 500 Bank Overdraft 500
PENGENDALIAN ATAS KASKarena Kas memiliki risiko kehilangan dan
kecurangan yang tinggi, maka perusahaan
sebaiknya menetapkan pengendalian internal yang
baik untuk kas. Beberapa pengendalian internal
yang dapat diterapkan terhadap akun kas adalah:
1. Memisahkan fungsi penyimpan, pencatat dan
otorisasi kas untuk menghindari
penyalahgunaan kas. Kecurangan kas
potensial terjadi apabila fungsi-fungsi itu
disatukan.
2. Menggunakan sistem Imprest (dana tetap)
untuk dana kas kecil. Sistem Imprest
menghasilkan pengendalian internal yang
lebih baik daripada sistem dana berfluktuasi.
3. Melakukan perhitungan kas (Cash Opname)
secara mendadak pada waktu tertentu
4. Menyetorkan penerimaan kas ke bank setiap
hari.
5. Menyimpan kas yang belum sempat
disetorkan ke bank di wadah penyimpanan
yang aman dari pencurian dan kebakaran
(Misalnya: menyediakan brankas).
6. Melakukan Rekonsiliasi Bank
DANA KAS KECIL (Petty Cash)Dana kas kecil adalah kas yang disisihkan untuk
pengeluaran-pengeluaran harian yang relatif kecil
yang tidak memerlukan cek. Dalam
mengoperasikan system dana kas kecil, dilakukan
pemisahan antara kasir pemegang kas kecil dengan
kasir utama. Secara periodik kasir utama atau
bendahara mengisi kas di kasir kas kecil. Ada dua
pendekatan atau kebijakan dalam system dana
kas kecil:
Sistem Dana Berfluktuasi (Fluctuating
system), yaitu sistem kas kecil dimana
pengisian kas kecil dilakukan dalam jumlah
yang tidak teratur dan tidak didasarkan
bukti kas keluar. Setiap pengeluaran kas
kecil yang terjadi langsung dicatat dengan
mengkreditkan akun kas kecil. Dalam
sistem ini tidak ada pertanggungjawaban
terhadap pengeluaran kas kecil.
Sistem Dana Tetap (Imprest System), yaitu
sistem kas kecil dimana pengisian kas kecil
didasarkan pada jumlah pengeluaran di
bukti kas keluar kas kecil. Pada saat
transaksi terjadi tidak dilakukan
pencatatan atas bukti-bukti transaksi.
Kasir kas kecil hanya mengumpulkan bukti-
bukti pengeluaran kas. Pencatatan
transaksi pengeluaran dilakukan setelah
dilakukan pengisian kas kecil. Kas kecil diisi
hanya sejumlah pengeluaran yang terjadi
sehingga dana kas kecil tetap, kecuali
dilakukan kebijakan perubahan saldo kas
kecil.
Contoh:
2
Pada tanggal 5/1-2006 PT. A membentuk dana kas kecil sebesar Rp.400.000 dan diisi setiap minggu.
Pengeluaran yang terjadi selama satu minggu adalah:
6/1-2006 Dibayar biaya perjalanan dinas Rp.125.000
7/1-2006 Dibayar biaya bensin Rp.20.000
9/1-2006 Pembelian alat tulis kantor Rp.50.000
10/1-2006 Dibayar pembelian materai Rp.18.000
11/1-2006 Dibayar biaya bnsin Rp.15.000
Tanggal 12/1-2006 kas kecil diisi. Catat transaksi diatas dengan menggunakan:
A. Sistem imprest, dimana sewaktu penghitungan ditemukan jumlah kas kecil tersisa Rp.169.500
B. Sistem berfluktuasi. Pengisian kas kecil Rp. 350.000. Berapa sisa kas kecil seharusnya?
Jawaban:
Transaksi Imprest Fluctuating
Dibentuk dana kas kecil Rp.
400.000
Petty Cash 400.000
Cash 400.000
Petty Cash 400.000
Cash 400.000
6/1-06 Biaya perjalanan dinas Tidak dicatat Traveling expense 125.000
10/1-06 Pembelian Materai Tidak dicatat Supplies Expense 18.000
Petty Cash 18.000
11/1-06 Pembelian Bensin Rp.
15.000
Tidak dicatat Fuel & Oil Expense 15.000
Petty Cash 15.000
12/1-06 Pengisian kas kecil Travelling Expense 125.000
Fuel & Oil Expense 35.000
Supplies Expense 68.000
Cash sort & Over 2.500
Cash 230.500
Petty Cash 350.000
Cash 350.000
Saldo kas kecil setelah pengisian Rp.169.500+ Rp. 230.500 = Rp.400.000 Rp. 172.000+350.000 = Rp. 522.000
3
REKONSILIASI BANKRekonsiliasi bank dibuat untuk
menyesuaikan akun kas di bank menurut catatan
perusahaan dan menurut catatan bank (rekening
Koran). Apabila perusahaan memiliki rekening giro
di bank, maka bank mengeluarkan rekening Koran
bank secara teratur setiap bulan. Rekening Koran
tersebut biasanya berbeda dengan akun kas di
bank menurut catatan perusahaan. Rekonsiliasi
bank dibuat untuk mengetahui penyebab
perbedaan itu. Perbedaan ini biasanya disebabkan
oleh:
1. Perusahaan telah mencatat penerimaan kas
dalam akun kas dibank, namun sampai
rekening Koran diterima, penerimaan kas
tersebut belum tercantum. Contoh: Setoran
dalam perjalanan (Deposit in transit), yaitu
setoran yang sudah dicatat menambah saldo
akun kas di bank di buku besar perusahaan
namun sampai rekening Koran diterbitkan
belum tercantum di Rekening Koran.
2. Perusahaan telah mencatat pengeluaran cek
(pengeluaran kas) di register cek, namun
sampai rekening Koran diterima perusahaan,
cek-cek (pengeluaran kas) itu belum ada di
rekening Koran karena cek belum ditukarkan
pelanggan. Pengeluaran ini disebut Cek yang
belum dicairkan (Outstanding Cheque) yaitu
Cek yang sudah ditulis perusahaan dan
diserahkan serta telah dicatat sebagai
pengeluaran, namun sampai rekening Koran
dikeluarkan oleh bank belum dicairkan oleh si
pemegang cek. Karena belum diuangkan oleh
si penerima cek, maka bank belum
mengurangkan dari saldo bank.
3. Bank telah mencatat penerimaan kas dalam
rekening Koran bank, namun perusahaan
tidak mengetahui adanya penerimaan kas
atau penagihan yang dilakukan bank sampai
rekening Koran diterima. Contoh: Setoran
pelanggan yang langsung ke rekening
perusahaan atau penagihan bank kepada
pelanggan (Collected by Bank)
4. Bank telah mendebitkan/ membebankan
perusahaan, namun perusahaan belum
mengetahui samapi menerima rekening
Koran. Pembebanan bank (Bank Charges)
biasanya terdiri dari:
Biaya administrasi, yaitu biaya pengurusan
rekening perusahaan
Cek kosong (Not Sufficient Fund/NSF),
yaitu cek-cek yang diterima perusahaan
dari pelanggan namun ketika dicairkan
dana pelanggan tidak memadai.
5. Kesalahan- kesalahan Bank atau
perusahaan. Kesalahan-kesalahan yang sering
terjadi adalah kesalahan mencatat jumlah cek
atau penerimaan atau kesalahan pendebitan
atau pengkreditan yang dilakukan oleh bank.
Ada beberapa pendekatan atau cara
membuat rekonsiliasi bank:
1. Rekonsiliasi bank 1 kolom
menyesuaikan saldo rekening Koran bank
agar sesuai dengan saldo kas di bank di
buku besar atau sebaliknya, menyesuaikan
4
saldo kas di bank di akun Buku besar
perusahaan agar sesuai dengan saldo di
rekening Koran.
2. Rekonsiliasi bank 2 kolom
menyesuaikan saldo rekening Koran Bank
dan catatan saldo kas di bank di buku
besar perusahaan sehingga diperoleh
saldo kas di bank yang sebenarnya.
3. Rekonsiliasi bank 4 kolom (Proof of
Cash) biasanya digunakan oleh auditor
untuk memeriksa mutasi bank perusahaan
dan meguji saldo bank. Dilakukan dengan
menyesuaikan saldo bank awal,
penerimaan bank, pengeluaran bank dan
saldo akhir.
Contoh:
PT. AYALA SUKSES
REKONSILIASI BANK
PER 30 Juni 2004
Balance per bank statement (Saldo menurut rekening Koran) Rp. 7.000.000
Add: - Deposit in transit 1.540.000
Less: - Outstanding cheque Rp. (2.000.000)
Balance per book Rp. 6.540.000
Catatan Kas di Bank bulan Juli: Rekening Koran Buku
Saldo 31 Juli 2004 8.650.000 9.250.000
Setoran Juli 5.000.000 5.810.000
Cek bulan juli 4.000.000 3.100.000
Penagihan wesel tagih 1.000.000 0
Biaya bank 15.000 0
NSF Cheque 335.000 0
Diminta:
Buat Rekonsiliasi bank dengan bentuk 1 kolom, 2 kolom dan 4 kolom.
1. Rekonsiliasi Bank 1 kolom (menyesuaikan saldo kas di bank menurut rekening Koran bank menuju
saldo kas di buku besar perusahaan, atau sebaliknya).
Dalam membuat rekonsiliasi bank model ini,
harus diasumsikan salah satu saldo salah dan perlu
disesuaikan menuju saldo yang dianggap benar.
Apabila saldo kas di bank menurut rekening Koran
bank diasumsikan salah, maka perlu disesuaikan ke
saldo kas di bank menurut buku besar yang
diasumsikan benar. Sebaliknya, apabila saldo kas di
bank menurut buku besar diasumsikan salah, maka
perlu disesuaikan ke saldo kas di bank menurut
rekening koran yang diasumsikan benar.
Model 1 kolom untuk rekonsiliasi bank PT.
Ayala Sukses dapat dibuat sebagai berikut:
5
6
PT. AYALA SUKSES
REKONSILIASI BANK
(Saldo di rekening Koran menuju saldo di buku besar)
Per 31 Juli 2009
Saldo kas di bank menurut rekening koran 8.650.000
Menambah:
Deposit in transit 2.350.000
Bank Charge 15.000
NSF Cheque 335.000
Mengurangi:
Outstanding Checks (1.100.000)
Notes Receivable (1.000.000)
Saldo Kas di Bank menurut Buku Besar 9.250.000
Keterangan:
1. Pos- pos yang menambah saldo rekening
Koran adalah penerimaan-penerimaan yang
belum terlihat dalam rekening Koran, namun
sudah dicatat oleh perusahaan di buku besar
(yaitu deposit in transit). Pembebanan oleh
Bank (biaya administrasi, NSF Cheque) dan
pendapatan bunga atas simpanan
(pendapatan jasa giro) belum dicatat oleh
perusahaan sebagai pengeluaran dan
penerimaan sehingga harus ditambahkan ke
saldo rekening Koran.
2. Pos-pos yang mengurangi saldo rekening
Koran adalah pengeluaran-pengeluaran yang
sudah dicatat di buku besar namun tidak
terlihat di rekening Koran (contoh:
Outstanding Cheque). Penagihan-penagihan
bank kepada pelanggan atau setoran
pelanggan ke rekening perusahaan yang
belum dicatat perusahaan ke buku besar
(dalam kasus itu adalah Note Receivable)
harus dikurangkan dari rekening Koran.
2. Rekonsiliasi Bank 2 kolom (menyesuaikan masing-masing saldo kas di bank untuk mencari saldo
yang sebenarnya)
Rekening Koran ini dibuat dengan
menyesuaikan kedua saldo kas di bank, baik
menurut buku besar ataupun menurut rekening
Koran. Tujuannya adalah mencari saldo kas di bank
yang sebenarnya.
Model 2 kolom untuk kasus PT. AYALA SUKSES
dapat dibuat sebagai berikut:
7
PT. AYALA SUKSES
REKONSILIASI BANK
Per 31 Juli 2004
Saldo kas di bank menurut
rekening koran
8.650.000 Saldo kas di bank menurut
Buku Besar
9.250.000
Menambah: Menambah:
Deposit in transit 2.350.000 Notes Receivable 1.000.000
Mengurangi: Mengurangi:
Outstanding Checks (1.100.000) Bank Charge (15.000)
NSF Cheque (335.000)
Saldo seharusnya Kas di Bank 9.900.000 Saldo seharusnya Kas di
Bank
9.900.000
Keterangan:
1. Perhitungan setoran dalam perjalanan ( Deposit in transit) bulan juli:
Setoran bulan juli menurut buku Rp.5.810.000
Setoran bulan juli menurut rekening koran (Rp.5.000.000)
Selisih setoran Rp. 810.000
Setoran dalam perjalanan bulan juni Rp. 1.540.000
Setoran dalam perjalanan bulan juli Rp. 2.350.000
2. Perhitungan Cek-cek yang masih beredar ( Oustanding Cheques) bulan juli:
Cek-cek bulan juli dikeluarkan perusahaan Rp. 3.100.000
Cek bulan juli menurut Rekening Koran (termasuk cek
bulan juni) Rp. 4.000.000
Cek-Cek beredar bulan juni (Rp. 2.000.000)
Cek bulan juli yang sebenarnya diterima bank (Rp.2.000.000)
Cek-Cek yang beredar bulan juli Rp. 1.100.000
3. Unsur-unsur yang menambah atau mengurangi saldo akun kas di bank menurut buku besar
adalah unsur yang belum dicatat di buku besar sampai rekening Koran diterima.
4. Unsur-unsur yang menambah atau mengurangi saldo rekening Koran adalah unsure yang belum
dicatat oleh bank sebagai penerimaan atau pengeluaran samapi rekening Koran dikirimkan.
Rekonsiliasi Bank 4 kolom
8
Ada 3 cara melakukan rekonsiliasi bank 4 kolom:
1. Saldo rekening koran dan saldo kas di
bank menurut buku besar disesuaikan
untuk mencari saldo yang benar
2. Saldo bank disesuaikan (dicari
perbedaannya) terhadap saldo buku
perusahaan
3. Saldo buku besar disesuaikan terhadap
saldo rekening koran.
Penyesuaian dibuat terhadap saldo awal, saldo
penerimaan dan saldo pengeluaran pada bulan
dilakukannya rekonsiliasi bank, dan saldo akhir.
1. Saldo rekening koran dan saldo kas di bank menurut buku besar disesuaikan untuk mencari
saldo yang benar
Untuk kasus PT. AYALA SUKSES dibuat rekonsiliasi bank 4 kolom berikut ini:
PT. AYALA SUKSESREKONSILIASI BANK 4 KOLOM (PROOF OF CASH)
PER 31 Juli 2007
KeteranganSaldo per Juli Saldo per
30-Jun-04 Penerimaan Pengeluaran 31/07/2007Saldo rekening koran Rp 7.000.000 Rp 6.000.000 Rp 4.350.000 Rp 8.650.000 Setroran dalam perjalanan a. Per 31 Juni 2007 Rp 1.540.000 Rp(1.540.000) Rp - b, Per 31 Juli 2007 Rp 2.350.000 Rp 2.350.000 Outstanding Cheque: a. Per 31 Juni 2007 Rp(2.000.000) Rp(2.000.000) b, Per 31 Juli 2007 Rp 1.100.000 Rp(1.100.000)Saldo kas di bank yang benar Rp 6.540.000 Rp 6.810.000 Rp 3.450.000 Rp 9.900.000 Saldo Kas di Bank menurut buku besar Rp 6.540.000 Rp - Rp - Rp 9.250.000 Penagihan wesel tagih Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Biaya jasa bank Rp 15.000 Rp (15.000)NSF Cheque Rp 335.000 Rp (335.000)Saldo kas di bank yang benar Rp 6.540.000 Rp 1.000.000 Rp 350.000 Rp 9.900.000
2. Saldo bank disesuaikan (dicari perbedaannya) terhadap saldo buku perusahaan
Untuk kasus PT. AYALA SUKSES dibuat rekonsiliasi bank 4 kolom berikut ini:
PT. AYALA SUKSES
REKONSILIASI BANK 4 KOLOM (PROOF OF CASH)PER 31 Juli 2007
KeteranganSaldo per Juli Saldo per
30-Jun-04 Penerimaan Pengeluaran 31/07/2007Saldo rekening koran Rp 7.000.000 Rp 6.000.000 Rp 4.350.000 Rp 8.650.000 Setroran dalam perjalanan a. Per 31 Juni 2007 Rp 1.540.000 Rp(1.540.000) Rp - b, Per 31 Juli 2007 Rp 2.350.000 Rp 2.350.000 Outstanding Cheque: a. Per 31 Juni 2007 Rp(2.000.000) Rp(2.000.000)
9
b, Per 31 Juli 2007 Rp 1.100.000 Rp(1.100.000)Penagihan wesel Rp(1.000.000) Rp(1.000.000)Biaya Jasa Bank Rp (15.000) Rp 15.000 NSF Cheque Rp (335.000) Rp 335.000 Saldo kas di bank menurut buku besar Rp 6.540.000 Rp 5.810.000 Rp 3.100.000 Rp 9.250.000
3. Saldo buku besar disesuaikan terhadap saldo rekening koran.
Untuk kasus PT. AYALA SUKSES dibuat rekonsiliasi bank 4 kolom berikut ini:
PT. AYALA SUKSESREKONSILIASI BANK 4 KOLOM (PROOF OF CASH)
PER 31 Juli 2007
KeteranganSaldo per Juli Saldo per
30-Jun-04 Penerimaan Pengeluaran 31/07/2007Saldo menurut buku besar Rp 6.540.000 Rp 5.810.000 Rp 3.100.000 Rp 9.250.000 Setroran dalam perjalanan a. Per 31 Juni 2007 Rp(1.540.000) Rp 1.540.000 Rp - b, Per 31 Juli 2007 Rp(2.350.000) Rp(2.350.000)Outstanding Cheque: a. Per 31 Juni 2007 Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 b, Per 31 Juli 2007 Rp(1.100.000) Rp 1.100.000 Penagihan wesel Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Biaya Jasa Bank Rp 15.000 Rp (15.000)NSF Cheque Rp 335.000 Rp (335.000)Saldo kas di bank menurut buku besar Rp 7.000.000 Rp 6.000.000 Rp 4.350.000 Rp 8.650.000
Membuat Pencatatan Penyesuaian Saldo Kas di Bank di buku besar
Penyesuaian dilakukan untuk unsur- unsur yang belum dicatat di buku besar sampai rekening
Koran diterima. Untuk kasus PT. Ayala Sukses, penyesuaian dicatat sebagai berikut:
1. Menyesuaikan penerimaan kas
Cash 1.000.000
Note Receivable 1.000.000
2. Menyesuaikan Pengeluaran kas
Bank charge expense 15.000
Account Receivable 335.000
Cash 350.000
10
AKUNTANSI PIUTANG (Receivable)
Piutang (Receivable) merupakan klaim
suatu entitas terhadap pelanggan atau pihak lain
atas uang, jasa atau barang. Untuk tujuan
pelaporan keuangan piutang dapat diklasifikasikan
atas piutang jangka panjang dan piutang jangka
pendek. Piutang Jangka Panjang adalah klaim
kepada pihak lain yang diharapkan tertagih lebih
dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu
siklus operasi. Piutang Jangka Pendek merupakan
klaim kepada pelanggan atau pihak lain yang
diharapkan tertagih dalam satu tahun atau satu
siklus operasi normal.
Selanjutnya, piutang dapat juga
digolongkan di neraca atas Piutang Dagang dan
Piutang Non Dagang. Piutang Dagang terdiri atas
Piutang wesel (Notes Receivable) dan Piutang
Usaha (Account Receivable). Piutang wesel
merupakan janji tertulis dari pelanggan atau pihak
lain kepada perusahaan untuk membayar sejumlah
uang tertentu pada suatu tanggal di masa depan.
Piutang Usaha merupakan janji lisan dari pelanggan
untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
suatu tanggal di masa depan. Piutang wesel bisa
berjangka panjang dan berjangka pendek,
tergantung perjanjian antara peminjam/pembeli
dengan yang memberi pinjaman/penjual.
Sedangkan Piutang Usaha biasanya berjangka
pendek dan diharapkan ditagih dalam 30 hari, 45
hari atau 60 hari tergantung syarat-syarat
penjualan (term). Piutang Non Dagang timbul dari
berbagai jenis transaksi yang bukan dari kegiatan
perdagangan, misalnya piutang karyawan, piutang
kepada pemegang saham, uang muka
PIUTANG USAHA (ACCOUNT RECEIVABLE)
PENGAKUAN PIUTANG USAHAPiutang usaha diakui/dicatat sebesar nilai
pertukaran atau nilai faktur yang telah disepakati
oleh pihak penjual dan pembeli. Dalam pengakuan
atas piutang usaha, terdapat dua faktor yang
memengaruhi pencatatan nilai piutang usaha,
yaitu:
1. Diskun Dagang (Trade discount).
Diskun dagang adalah diskun yang
diberikan oleh penjual kepada pembeli atas dasar
daftar harga yang diberikan penjual. Diskun ini
biasanya diberikan karena pembeli membeli
barang/jasa dalam volume/jumlah tertentu atau
kebijakan perusahaan memberikan diskun untuk
mencegah terjadinya perubahan harga berulang-
ulang (harga tetap sesuai katalog, namun diberikan
diskun). Apabila terdapat diskun dagang maka
piutang usaha diakui senilai jumlah neto (setelah
dikurangi diskun). Misalnya, PT. Aris memberikan
diskun 30% untuk setiap pembelian barang.
11
Apabila pada tanggal tersebut daftar harga
menunjukkan harga perunit Rp. 20.000, maka PT.
Aris mencatat penjualan 100 unit barang yang
dijual secara kredit sebagai berikut:
2. Diskun Tunai (Cash Discount).
Berbeda dengan diskun dagang, diskun
tunai diberikan apabila pembeli barang membayar
sesuai dengan periode diskun yang tercantum
dalam syarat-syarat pembayaran. Apabila pembeli
membayar dalam periode yang disebutkan dalam
syarat-syarat pembelian (term), maka diskun
diberikan sebesar persentase tertentu. Misalnya,
syarat 2/10, net 30 maka diskun 2% diberikan
apabila membayar dalam 10 hari sejak tanggal
penagihan/faktur dan jatuh tempo dalam masa 30
hari sejak tanggal penjualan, atau 2/10 EOM
(Ending of Month) maka diskun 2% diberikan
apabila membayar dalam 10 hari sejak akhir bulan.
Pengakuan terhadap diskun tunai dan piutang
dapat dilakukan dengan dua pendekatan:
a. Metode Neto ( Net Method).
Piutang diakui sebesar jumlah penjualan
setelah dikurangi dengan diskun. Metode ini
mengasumsikan pembeli akan mengambil
kesempatan untuk memanfaatkan diskun yang
diberikan. Apabila diskun tidak diambil
(pembayaran melebihi periode diskun) maka
manajemen pembeli tidak efisien. Diskun yang
tidak diambil akan diakui sebagai keuntungan
karena diskun penjualan dibatalkan (Sales Discount
Forfeited).
Transaksi Nama Akun D K1. Penjualan kredit Rp. 25.000.000. Syarat 2/10, n/30 Account receivable 24,500,000
Sales 24,500,000 2. Diterima pengembalian barang (retur) Rp.500.000 Sales return 490,000