BAB V SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG A. Perbedaan Aktivitas Perusahaan Jasa dengan Perusahaan Dagang Perbedaan utama antara perusahaan jasa dengan perusahaan dagang berkaitan dengan aktivitas pendapatan. Aktivitas perusahaan jasa untuk menghasilkan pendapatan melibatkan pemberian pelayanan kepada pelanggan. Pada laporan laba rugi, pendapatan atas jasa yang diberikan dilaporkan sebagai pendapatan jasa (fee). Beban operasi yang terjadi dalam penyediaan jasa dikurangkan dari pendapatan jasa untuk mendapatkan laba bersih. Sebaliknya, aktivitas perusahaan dagang untuk menghasilkan pendapatan melibatkan pembelian dan penjualan barang dagang. Bila barang dagang telah terjual, pendapatan dilaporkan sebagai penjualan, dan biaya dari barang dagang tersebut diakui sebagai beban, yang disebut harga pokok barang dagang yang dijual (cost of merchandise sold) atau harga pokok penjualan. Istilah harga pokok penjualan lebih sering digunakan karena lebih ringkas. Harga pokok penjualan dikurangkan dari penjualan untuk mendapatkan laba kotor. Jumlah ini disebut laba kotor (gross profit), karena angka tersebut merupakan laba sebelum dikurangi beban operasi. Persediaan yang masih tersisa (belum dijual) pada akhir periode akuntansi disebut persediaan barang dagang 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB VSIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
A. Perbedaan Aktivitas Perusahaan Jasa dengan Perusahaan Dagang
Perbedaan utama antara perusahaan jasa dengan perusahaan dagang berkaitan
dengan aktivitas pendapatan. Aktivitas perusahaan jasa untuk menghasilkan pendapatan
melibatkan pemberian pelayanan kepada pelanggan. Pada laporan laba rugi, pendapatan
atas jasa yang diberikan dilaporkan sebagai pendapatan jasa (fee). Beban operasi yang
terjadi dalam penyediaan jasa dikurangkan dari pendapatan jasa untuk mendapatkan laba
bersih.
Sebaliknya, aktivitas perusahaan dagang untuk menghasilkan pendapatan
melibatkan pembelian dan penjualan barang dagang. Bila barang dagang telah terjual,
pendapatan dilaporkan sebagai penjualan, dan biaya dari barang dagang tersebut diakui
sebagai beban, yang disebut harga pokok barang dagang yang dijual (cost of
merchandise sold) atau harga pokok penjualan. Istilah harga pokok penjualan lebih
sering digunakan karena lebih ringkas. Harga pokok penjualan dikurangkan dari
penjualan untuk mendapatkan laba kotor. Jumlah ini disebut laba kotor (gross profit),
karena angka tersebut merupakan laba sebelum dikurangi beban operasi. Persediaan yang
masih tersisa (belum dijual) pada akhir periode akuntansi disebut persediaan barang
dagang (merchandise inventory). Persediaan barang dagang dilaporkan sebagai aktiva
lancar di neraca.
B. Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
Laporan Laba Rugi Bentuk Bertahap
Laporan laba rugi bertahap (multiple-step income statement), memuat
beberapa bagian, sub-bagian, dan sub-total.
1
1. Penjualan, yaitu jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang dagang
yang dijual, baik secara tunai maupun secara kredit. Retur dan potongan penjualan
serta diskon penjualan dikurangkan dari jumlah ini untuk mendapatkan penjualan
bersih.
2. Retur dan Potongan Penjualan, diberikan kepada pelanggan untuk barang yang
rusak atau cacat. Misalnya, daripada pembeli mengembalikan barang yang rusak atau
cacat, penjual menawarkan potongan sebagai kompensasi atas barang yang rusak
atau cacat tersebut. Retur dan potongan penjualan diakui ketika barang dagang
dikembalikan atau ketika potongan diberikan oleh penjual.
3. Diskon Penjualan, diberikan penjual kepada pelanggan untuk pembayaran lebih
awal dari jumlah terutang (misalnya, 2/10, n/30). Diskon penjualan diakui ketika
pelanggan membayar tagihan penjualan. Penjualan bersih diperoleh dengan
mengurangkan retur dan potongan penjualan, serta diskon penjualan.
Contoh laporan laba rugi bentuk bertahap (multiple-step income statement)
UD MAKMURLaporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006Pendapatan dari penjualan : Penjualan 720.185.000 Dikurangi : Retur dan potongan penjualan 6.140.000 Diskon penjualan 5.790.000 (11.930.000) Penjualan bersih 708.255.000Harga pokok penjualan (525.305.000)Laba kotor 182.950.000Beban operasi : Beban penjualan : Beban gaji penjualan 56.230.000 Beban iklan 10.860.000 Beban penyusutan peralatan took 3.100.000 Beban penjualan rupa-rupa 630.000 Total beban penjualan 70.820.000 Beban administrasi : Beban gaji kantor 21.020.000 Beban sewa 8.100.000 Beban penyusutan peralatan kantor 2.490.000 Beban asuransi 1.910.000 Beban perlengkapan kantor 610.000 Beban administrasi rupa-rupa 760.000
2
Total beban administrasi 34.890.000Total beban operasi (105.710.000)Laba operasi 77.240.000Pendapatan dan beban lain-lain : Pendapatan sewa 600.000 Beban bunga (2.440.000)
(1.840.000)Laba bersih 75.400.0004. Harga Pokok Penjualan, adalah harga barang yang terjual kepada konsumen.
Seperti telah kita ketahui, bahwa penjual mungkin menawarkan diskon kepada
pelanggan untuk pembayaran lebih awal atas tagihan mereka. Diskon semacam itu
merupakan diskon pembelian bagi pembeli. Diskon pembelian mengurangi harga
pokok barang dagang. Pembeli mungkin mengembalikan barang dagang kepada
penjual (retur pembelian), atau pembeli menerima pengurangan dari harga awal
barang yang dibeli (potongan pembelian). Seperti diskon pembelian, retur dan
potongan pembelian mengurangi harga pokok barang yang dibeli selama suatu
periode. Sebagai tambahan, biaya transportasi yang dibayar pembeli atas barang
dagang menambah harga pokok barang dagang yang dibeli. Misalnya, selama tahun
2006 UD Makmur membeli barang dagang seharga Rp. 521.980.000,00, menerima
retur dan potongan pembelian sebesar Rp. 9.100.000,00 mengambil diskon
pembelian sebesar Rp. 2.525.000,00 dan membayar biaya transportasi masuk
(transportation-in) sebesar Rp. 17.400.000,00, maka:
Rp.510.355.000Ditambah : Biaya transportasi masuk Rp. 17.400.000Harga pokok barang yang dibeli Rp 527.755.000Barang dagang tersedia dijual Rp. 587.455.000Dikurangi : persediaan barang dagang, 31 Desember 2006 (Rp. 62.150.000)Harga pokok penjualan Rp. 525.305.000
Harga pokok penjualan ditentukan dengan mengurangkan persediaan barang
dagang pada akhir periode terhadap barang dagang tersedia dijual selama periode
bersangkutan. Persediaan barang dagang akhir periode ditentukan dengan metode
periodik atau metode perpetual.
Dengan metode periodik, catatan persediaan barang dagang tidak
memperlihatkan jumlah tersedia untuk dijual atau jumlah barang terjual selama periode.
Persediaan barang dagang akhir periode ditentukan dengan melakukan penghitungan
fisik persediaan barang dagang yang tersisa. Dengan metode perpetual, setiap pembelian
dan penjualan barang dagang diakui pada akun persediaan dan harga pokok penjualan.
Sebagai hasilnya, jumlah barang dagang tersedia dijual dan jumlah terjual secara terus-
menerus (perpetually) diungkapkan dalam catatan persediaan.
Laporan Laba Rugi Bentuk Langsung
Laporan laba rugi bentuk langsung (single-step income stetement)
menekankan pada total pendapatan dan total beban sebagai faktor-faktor yang
menentukan laba bersih. Kritik terhadap bentuk langsung timbul karena jumlah laba kotor
dan laba operasi tidak tersedia untuk digunakan dalam analisis lebih lanjut. Berikut ini
contoh laporan laba rugi bentuk langsung.
UD MAKMURLaporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006Pendapatan : Penjualan bersih Rp.708.255.000 Pendapatan sewa Rp. 600.000 Total pendapatan Rp.708.855.000Beban : Harga pokok penjualan Rp. 525.305.000
4
Beban penjualan Rp. 70.820.000 Beban administrasi Rp. 34.890.000 Beban bunga Rp. 2.440.000 Total beban Rp.633.455.000Laba bersih Rp. 75.400.000
Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik untuk perusahaan dagang sama dengan perusahaan
jasa. Laporan ini disiapkan dengan cara yang sama seperti halnya perusahaan jasa.
Berikut ini laporan ekuitas pemilik UD Makmur.
UD MAKMURLaporan Ekuitas Pemilik
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006Modal Ny. Marmi, 1 Januari 2006 Rp. 153.800.000Laba bersih tahun berjalan Rp. 75.400.000Duikurangi : penarikan pemilik (Rp. 18.000.000) Kenaikan ekuitas pemilik Rp. 57.400.000Modal Ny. Marmi, 31 Desember 2006 Rp. 211.200.000
Neraca
Neraca bisa disajikan dalam bentuk akun (account form). Pada bentuk akun,
aktiva disajikan pada sisi kiri, kewajiban dan ekuitas pemilik disajikan pada sisi kanan.
Neraca juga bisa disajikan dalam bentuk laporan (report form). Pada bentuk laporan,
diurutkan pos-posnya ke bawah dalam tiga bagian, yaitu (1) aktiva, (2) kewajiban, dan
(3) ekuitas pemilik. Berikut ini contoh neraca bentuk laporan.
UD MAKMURNeraca
Per. 31 Desember 2006AKTIVA
Aktiva Lancar Kas Rp. 52.950.000 Piutang usaha 91.080.000 Persediaan barang dagang 62.150.000 Perlengkapan kantor 480.000 Asuransi dibayar dimuka 2.650.000 Total aktiva lancer Rp.209.310.000Aktiva Tetap Tanah Rp. 20.000.000
5
Peralatan took Rp.27.100.000 Akumulasi penyusutan (5.700.000) 21.400.000 Peralatan kantor Rp.15.570.000 Akumulasi penyusutan (4.720.000) 10.850.000 Total aktiva tetap Rp. 52.250.000Total aktiva Rp.261.560.000
KEWAJIBANKewajiban Lancar Utang usaha Rp. 22.420.000 Wesel bayar (bagian lancar) 5.000.000 Utang gaji 1.140.000 Sewa diterima dimuka 1.800.000 Total kewajiban lancer Rp. 30.360.000Kewajiban Jangka Panjang Wesel bayar (jatuh tempo 2007) 20.000.000 Total kewajiban Rp. 50.360.000
Dalam periode yang teratur, yaitu tanggal 15 bulan takwim berikutnya, penjual
menyetor pajak yang dipungut (dengan Surat Setoran Pajak) ke Kas Negara melalui bank
yang ditunjuk. Penjual akan mencatat penyetoran pajak tersebut sbb. :
JURNAL UMUM Halaman :Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2008April 15 PPN Keluaran 500.000
Kas 500.000(penyetoran PPN bulan Maret)
3. Diskon Dagang
17
Grosir atau pedagang besar adalah perusahaan yang menjual barang dagang ke
perusahaan lain dan bukan ke masyarakat umum. Grosir atau pedagang besar sering
menawarkan diskon khusus kepada kelompok pembeli seperti instansi pemerintah atau
perusahaan yang memesan dalam jumlah besar. Diskon semacam itu disebut diskon
dagang (trade discount). Penjual dan pembeli lazimnya tidak mencatat diskon dagang
dalam akun-akun. Contoh, suatu barang dagang mempunyai harga Rp. 5.000.000,00 dan
diskon dagang 30%. Dalam hal ini, penjual mencatat penjualan barang dagang tersebut
senilai Rp. 3.500.000,00 yaitu : Rp. 5.000.000,00 – (30% x Rp. 5.000.000,00). Begitu
pula, pembeli mencatat pembelian tersebut sebesar Rp. 3.500.000,0
Illustrasi Akuntansi untuk Transaksi Barang Dagang
Setiap tarnsaksi barang dagang mempengaruhi pembeli dan penjual. Dalam
illustrasi berikut ini akan diperlihatkan bagaimana transaksi yang sama dicatat baik oleh
penjual mapun oleh pembeli.
H. Penyusutan Persediaan Barang Dagang
Menutut sistem perpetual, dalam buku besar terdapat akun tersendiri untuk
mencatat persediaan barang dagang. Selama periode akuntansi, akun ini memperlihatkan
jumlah persediaan yang tersedia untuk dijual setiap saat. Akan tetapi, perusahaan dagang
mungkin akan kehilangan sejumlah persediaan akibat pencurian oleh calon pembeli,
pencurian oleh karyawan, atau kesalahan dalam pencatatan/penghitungan. Akibatnya,
hasil perhitungan persediaan pada akhir periode berbeda (lebih kecil) dari jumlah yang
tercatat dalam buku persediaan. Selisih kurang ini sering disebut penyusutan persediaan
(inventory shrinkage) atau kekurangan persediaan (inventory shortage). Contoh, catatan
barang dagang UD Makmur menunjukkan bahwa barang dagang tersedia untuk dijual
pada akhir tahun 2008 senilai Rp. 63.950.000,00. Akan tetapi, stock opname yang
dilakukan tanggal 31 Desember 2008 menunjukkan bahwa barang dagang tersedia untuk
dijual hanya senilai Rp. 62.150.000,00. Dengan demikian, penyusutan persediaan selama
setahun yang berakhir 31 Desember 2008 adalah Rp. 1.800.000,00 (yaitu:
Rp. 63.950.000,00 – Rp. 62.150.000). Jumlah ini akan dicatat dengan ayat jurnal
penyesuaian sebagai berikut :
18
JURNAL UMUM Halaman :Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2008Desemb 31 Harga Pokok Penjualan 1.800.000
Persediaan barang dagang 1.800.000(penyesuaian persediaan akhir)
Setelah ayat jurnal ini dicatat, catatan akuntansi menjadi cocok dengan
perhitungan fisik pada akhir periode. Karena penyusutan persediaan ini sangat sulit
dihindarkan dengan sistem dan prosedur manapun, maka penyusutan ini lazimnya
dianggap sebagai biaya operasi normal. Apabila jumlah penyusutan ini sangat besar,
maka hal ini diungkapkan seraca tersediri dalam laporan laba rugi. Dalam kasus ini,
penyusutan dapat dicatat pada akun tersendiri misalnya, “Kerugian Penyusutan
Persediaan”.
Neraca Lajur (Kertas Kerja)
Perusahaan dagang yang menggunakan sistem perpetual kemungkinan besar
menggunakan sistem akuntansi yang terkomputerisasi. Dalam sistem yang
terkomputerisasi, pencatatan ayat jurnal penyesuaian dan penyiapan laporan keuangan
dilakukan tanpa menggunakan neraca lajur. Oleh karena itu, illustrasi neraca lajur dan
ayat jurnal penyesuaian akan disajikan pada lampiran akhir bab ini.
Ayat Jurnal Penutup
Ayat jurnal penutup untuk perusahaan dagang hampir sama dengan
perusahaan jasa. Ayat jurnal pertama, menutup akun-akun sementara dengan saldo kredit,
seperti akun “Penjualan”, ke akun “Ikhtirsar Laba Rugi”. Ayat jurnal kedua, menutup
akun-akun sementara dengan saldo debit, termasuk Retur dan Potongan Penjualan,
Diskon Penjualan, dan Harga Pokok Penjualan, ke akun “Ikhtisar Laba Rugi”. Ayat
jurnal ketiga, menutup saldo ikhtisar laba rugi ke akun “Modal Pemilik”. Dalam sistem
akuntansi yang terkomputerisasi, ayat-ayat jurnal penutup disiapkan secara otomatis.
Oleh karena itu, ilustrasi ayat jurnal penutup disajikan pada lampiran di akhir bab ini.
19
I. Laporan Keuangan dan Interpretasi
Rasio penjualan bersih terhadap aktiva mengukur seberapa efektif
perusahaan menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Rasio yang tinggi
menunjukkan penggunaan aktiva yang efektif. Aktiva yang digunakan dalam menghitung
rasio ini bisa berupa total aktiva pada akhir tahun, total aktiva rata-rata pada awal dan
akhir tahun, atau aktiva rata-rata bulanan. Untuk pembahasan kali ini, akan digunakan
total aktiva rata-rata pada awal dan akhir tahun. Rasio ini dihitung sebagai berikut :
Penjualan bersihRasio penjualan bersih terhadap aktiva = ------------------------- Total aktiva rata-rata
Contoh, laporan keuangan tahunan UD Makmur dan UD Rejeki untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut :
Keterangan UD Makmur UD RejekiPenjualan bersih 41.366.000.000 31.846.000.000Total aktiva awal tahun 50.409.000.000 19.742.000.000Total aktiva akhir tahun 44.317.000.000 20.908.000.000
Rasio penjualan bersih terhadap aktiva untuk masing-masing perusahaan adalah sebagai
berikut :
Keterangan UD Makmur UD RejekiPenjualan bersih terhadap aktiva :UD Makmur : 41.366 ------------------------- = 0,87 (50.409 + 44 317) : 2
Dengan disediakannya buku besar pembantu hutang, setiap transaksi pembelian
kredit harus dicatat ke dalam Jurnal Pembelian dan Buku Besar Pembantu Hutang.
Seperti biasa, data Jurnal Pembelian tiap akhir periode tertentu dipindahbukukan ke
dalam buku besar umum. Sementara dari data buku besar pembantu hutang tiap akhir
periode tertentu dibuat “Daftar Saldo Hutang’. Sebagai ilustrasi, berikut ini pencatatan
transaksi pembelian kredit ke dalam jurnal pembelian, buku besar pembelian, buku besar
umum dan buku besar pembantu hutang.
a. Pencatatan ke dalam Jurnal Pembelian
Sesuai dengan karakteristik perusahaan dagang, didalam buku jurnal pembelian
yang digunakan harus disediakan kolorn khusus untuk akun pembelian. Kolom tersebut
disediakan khusus untuk mencatat transaksi pernbelian barang dagangan dengan
pernbayaran kredit.
Sebagai contoh, berikut ini transaksi pernbelian barang dagangan secara kredit yang dilakukan UD WIJAYA dalarn bulan Juli 2008:
21
Juli 05 : Penerimaan Faktur UD MAJU No. M-01, untuk pembelian barang dagang seharga Rp. 4.800.000,00. Syarat pernbayaran n/30.
08 : Pembelian perlengkapan toko dari UD LAKSANA seharga Rp. 1.200.000,00. Faktur No. L-015, syarat pernbayaran 10 hari setelah tanggal faktur.
12 : Penerimaan Faktur UD MEKAR No. 025, untuk pernbelian barang dagang seharga Rp. 8.000.000,00. Syarat pembayaran 2/10,n/30.
15 : Penerimaan Faktur Toko MAWAR No. 204, untuk pernbelian: 1 unit komputer seharga = Rp. 4.000.000,00 Perlengkapan kantor seharga = Rp. 1.000.000,00 Jumlah faktur = Rp. 5.000.000,00 Syarat pernbayaran n/30.
22 : Pembelian barang dagang dari UD MAJU seharga Rp. 9.200.000,00. Faktur No. M-35, syarat pembayaran 2/10,n/30.
24 : Pembelian perlengkapan toko dari UD LAKSANA seharga Rp. 800.000,00. Faktur No. L-065, Syarat pembayaran 10 hari setelah tanggal faktur.
28 : Penerimaan Faktur PT EKA No. 269-E, untuk pembelian barang dagang seharga Rp. 12.000.000,00. Syarat pembayaran 3/10,n/60.
Transaksi di atas dicatat dalam buku jurnal pembelian UD WIJAYA sebagai berikut:
J URNAL PEMBELIANBulan: Juli 2008
Tgl No. faktur Nama Kreditor Ref
DEBET KREDIT
Pembelian PerengkpToko
Serba – Serbi Hutang DagangAkun Ref Juml
2008Juli 05 M-01 UD Maju V 4.800.000 - - - - 4.800.0000Juli 08 L-05 UD LAKSANA V 1.200.000 - - - 1.200.000Juli 12 025 UD Mekar V 8.000.000 - - - - 8.000.000Juli 15 204 Toko MAWAR V - - Perlt Ktr
Perlkp Ktr121116
4.000.0001.000.000
4.000.0001.000.000
Juli 22 M-25 UD MAJU V 9.200.000 - - - - 9.200.000Juli 24 L-065 UD LAKSANA V - 800.000 - - - 800.000Juli 28 209 E PT. EKA V 12.000.000 - - - - 12.000.000
TOTAL 34.000.000 2.000.000 5.000.000 41.000.000(511) (117) (v) (211)
Dari Jurnal Pembelian tersebut Anda dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:1) Berapa jumlah harga barang dagang yang dibeli secara kredit dalam bulan Juli 2008?2) Berapa jumlah harga perlengkapan toko yang dibeli secara kredit dalam bulan Juli 2 008?3) Berapa jumlah hutang UD WIJAYA yang terjadi dalam bulan Juli 2008?
Rekapitulasi data jurnal pembelian di atas sebagai berikut:
Amati Buku Pembantu Hutang UD WIJAYA di muka! Setiap akun diberi kode
file dengan huruf pertama dari nama kreditor yang bersangkutan. Nama kreditor Toko
25
MAWAR dengan kode file M, kode tersebut menunjukkan bukti (dokumen) pencatatan
transaksi yang bersangkutan ada di file (tempat arsip) dengan kode M. Disusun demikian
untuk memudahkan mencari dokumen yang bersangkutan jika diperlukan.
Kolom referensi diisi dengan nomor halaman Jurnal Pembelian. Tanda yang
bersangkutan menunjukkan bahwa catatan (data) yang bersangkutan berhubungan dengan
catatan dalam Jurnal Pembelian halaman 1. Catatan dalam Jurnal Pembelian dan Buku
Besar Pembantu Hutang berasal dari sumber yang sama yaitu faktur pembelian. Dalam
artian catatan dalam Buku Besar Pembantu Hutang bukan bersumber dari catatan dalam
Jurnal Pembelian.
Saldo akun Hutang Dagang dalam buku besar pada akhir periode harus sama
dengan total saldo akun-akun kreditor dalam Buku Pembantu Hutang. Jika terjadi
perbedaan, menunjukkan adanya kesalaban pencatatan. Kesalahan pencatatan bisa terjadi
pada saat mencatat transaksi dalam Jumal Pembelian, atau terjadi pada saat mencatat
dalam Buku Pembantu Hutang. Untuk mencek kesamaan antara saldo akun Hutang
Dagang dengan total saldo akun-akun Buku Pembantu Hutang, biasanya tiap akhir
periode tertentu secara periodik dari Buku Pembantu Hutang disusun “Daftar Saldo
Hutang”.
Amati kembali saldo akun-akun Buku Besar Pembantu Hutang di muka,
kemudian jumlahkan! Total saldo akun-akun itu harus Rp. 41.000.000,00 (lihat saldo
akun Hutang Dagang). Selanjutnya bagaimana menurut Anda:
1) Mengapa kolom debet pada akun PT EKA, UD LAKSANA, UD MAJU, UD
MEKAR, dan Toko MAWAR dalam Buku Besar Pembantu Hutang UD WIJAYA
masih kosong?
2) Transaksi-transaksi apa yang harus dicatat disisi debet pada akun-akun tersebut
diatas?
2. Pencatatan Transaksi Pengeluaran Kas
Pada perusahaan dagang yang menggunakan Jurnal Khusus, transaksi-transaksi
pengeluaran kas tentu dicatat ke dalam “Jurnal Pengeluaran Kas” (Cash Payment
Journal). Seperti pada bahasan di muka, pada bagian ini bahasan terutama ditekankan
kepada pemahaman Anda mengenai hubungan antara catatan dalam Jurnal Pengeluaran
26
Kas, Buku Besar Umum, dan Buku Pembantu Hutang. Oleh karena itu hal yang sangat
perlu Anda cermati dalam bahasan ini adalah pencatatan transaksi pengeluaran kas untuk
pembayaran hutang kepada kreditor.
Transaksi pembayaran hutang kepada kreditor mengakibatkan perubahan
terhadap jumlah hutang perusahaan kepada kreditor yang bersangkutan. Oleh karena itu
setiap terjadi transaksi pembayaran hutang harus dicatat dalam Buku Jurnal Pengeluaran
Kas dan Buku Pembantu Hutang.
a. Pencatatan Transaksi dalam Buku Jurnal Pengeluaran Kas
Sebagai ilustrasi pencatatan transaksi dalam buku jurnal pengeluaran kas, berikut ini
sebagian dari transaksi yang terjadi pada UD WIJAYA dalam bulan Juli 2008:
Juli 01 : Pembayaran gaji pegawai Rp. 8.400.000,00. Bukti kas No. K-71.
Juli 02 : Pembayaran premi asuransi untuk masa l tahun Rp. 600.000,00,00. Bukti kas No. K-72
Juli 05 : Pembelian barang dagang seharga Rp. 3.600.000,00. Dibayar dengan cek No.C.001786. Bukti kas No. K-73.
Juli 07 : Pembelian tunai perlengkapan kantor seharga Rp. 400.000,00. Bukti kas No. K-74.
Juli 12 : Pembayaran rekening listrik, air, dan telepon Rp. 1.080.000,00. Bukti kas No. K-75
Juli 15 : Pengeluaran cek No. C.001787 sebesar Rp. 1.200.000,00, untuk pemasangan iklan mini. Bukti kas No. K-76
Juli 17 : Pembelian barang dagang seharga Rp. 4.000.000,00, ditambah biaya angkutan sebesar Rp. 200.000,00. Dibayar dengan cek No. C.001788. Bukti kas No. K-77.
Juli 20 : Pelunasan Faktur UD MEKAR No. 025 tanggal 12 Juli 2007: Harga faktur = Rp. 8.000.000,00 Dikurangi potongan 2% = Rp. 160.000,00 Dibayar dengan cek No. C.00 1789 = Rp. 7.840.000,00
3.920.000,00Bukti kas No. K-78
Juli 22 : Pembayaran macam-macam beban sebesar Rp. 1.300.000,00 tunai. Bukti kas No. K-79
Juli 24 : Pembelian barang dagang seharga Rp. 3.200.000,00. Dibayar dengan cek No. C.001790. Bukti kas No. K-80.
Juli 27 : Pelunasan Faktur UD LAKSANA No. L-015, tanggal 8 Juli 2008. Dibayar dengan cek No. C.001791sebesar Rp. 1.200.000,00. Bukti kas No. K-81
Juli 30 : Pelunasan Faktur UD MAJU No. M-25 tanggal 22 Juli 2008: Harga faktur = Rp. 9.200.000,00
Untuk mencek kesamaan antara total salso akun-akun Buku Pembantu Hutang
dengan saldo akun Hutang Dagang dalam Buku Besar Umum, dari data Buku Pembantu
Hutang pada tanggal 31 Juli 2008 dibuat “Daftar Saldo Hutang” sebagai berikut:
UD WIJAYADAFTAR SALDO HUTANG
31 Juli 2007
34
Nomor NAMA KREDITOR SALDO HUTANG1 PT EKA Rp. 12.000.000,002 UD LAKSANA Rp. 800.000,003 UD MAJU Rp. 4.800.000,004 UD MEKAR Rp. -5 Toko MAWAR Rp. 2.000.000,00
JUMLAH Rp. 19.600.000,00
Dari data daiatas menunjukkan bahwa saldo hutang UD WIJAYA menurut
Buku Besar Pembantu Hutang pada tanggal 31 Juli 2008 berjumlah Rp. 19.600.000,00.
Anda perhatikan akun Hutang Dagang dalam Buku Besar Umum! Setelah posting data
Jurnal Pengeluaran Kas, akun tersebut pada tanggal 31 Juli 2008 menunjukkan saldo
yang sama yaitu kredit sebesar Rp. 19.600.000,00.
Dari uraian bahasan dimuka, hubungan pencatatan transaksi dalam jurnal
pembelian, jurnal pengeluaran kas, buku besar umum dan buku pembantu hutang dapat
digambarkan dengan bagan sebagai berikut ;
Pencatatan Transaksi Penjualan Kredit
Transaksi penjualan yang dilakukan perusahaan dagang dalam kegiatan usaha
normal adalah penjualan barang dagang. Artinya, dalam keadaan usaha normal jarang
sekali terjadi perusahaan misalnya, menjual peralatan kantor atau aktiva tetap lainnya
yang digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan. Oleh karena itu dalam perusahaan
yang biasa melakukan transaksi penjualan kredit, disediakan satu buku yang khusus
digunakan sebagai tempat mencatat transaksi penjualan barang dagang secara kredit,
yaitu buku Jurnal Penjualan (sales journal).
Transaksi penjualan kredit mengakibatkan timbulnya tagihan (piutang) kepada
pihak lain (debitor). Bagi perusahaan yang memiliki piutang kepada beberapa debitor,
diperlukan satu buku khusus sebagai tempat mencatat rincian piutang pada setiap debitor
yang disebut “Buku Pembantu Piutang” (account receivable subsidiary ledger). Dalam
pelaksanaannya, setiap transaksi penjualan kredit harus dicatat dalam Buku Jurnal
Penjualan untuk selanjutnya diposting ke Buku Besar Umum, dan dicatat dalam “Buku
35
Besar Pembantu Piutang” untuk kepentingan informasi mengenai piutang pada tiap
debitor.
a. Pencatatan Transaksi dalam Buku Jurnal Penjualan
Buku Jurnal Penjualan berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi penjualan
barang dagang dengan pembayaran kredit. Sumber pencatatan dalam buku tersebut
adalah faktur penjualan. Bentuk Jurnal Penjualan bias dibuat lebeh sederhana daripada
Jurnal Pembelian, karena hanya menyangkut akun “Piutang Dagang” dan akun
“Penjualan”.
Sebagai illustrasi, misalkan dari kegiatan UD WIJAYA dalam bulan Juli 2008
diperoleh informasi sebagai berikut:
1) Daftar Piutang UD WIJAYA pada tanggal 1 Juli 2008 sebagai berikut:Nomor Nama Debitor SaldoA-01 UNG JAYA Rp. 7.600.000,00A-02 PD AGUNG JAYA Rp. 10.000.000,00C-01 PD CIPTA JAYA Rp. 9.000.000,00L-01 Toko LIBRA Rp. 8.000.000,00R-01 Toko RISMA -S-01 Toko SAHABAT Rp. 6.000.000,00
Jumlah Rp. 49.800.000,00 di atas menunjukkan jumlah piutang UD WIJAYA pada
tanggal 31 Juli 2008. Jumlah tersebut sama dengan saldo debit akun “Piutang Dagang”
dalam Buku Besar Umum.
Pencatatan Transaksi dalam Jurnal Umum
Dalam hal digunakan jurnal khusus seperti telah dibahas dimuka, jurnal umum
(general journal) juga berfungsi khusus yaitu sebagai tempat mencatat transaksi-transaksi
yang tidak bisa dicatat ke dalam Jurnal Pembelian, Jurnal Penjualan, Jurnal Penerimaan
Kas dan Jurnal Pengeluaran Kas. Transaksi-transaksi yang dicatat ke dalam jurnal umum
antara lain :
1. Retur pembelian dan retur penjualan yang berasal dari transaksi pembelian atau
penjualan kredit.
2. Retur pembelian dan retur penjualan yang berasal dari pembelian atau penjualan
tunai, dalam hal harga barang yang dikembalikan diperlukan sebagai uang muka
(advance payment).
3. Koreksi kesalahan pencatatan yang dilakukan dalam buku jurnal misalnya, pembelian
barang dagang secara kredit seharga Rp. 5.400.000,00, dicatat dalam jurnal
pembelian dicatat dengan jumlah Rp. 4.500.000,00.
4. Penyesuaian saldo akun-akun buku besar umum pada akhir periode, untuk
kepentingan penyusunan lapaoran keuangan.
5. Penutupan akun-akun buku besar umum yang bersifatnya sementara seperti akun
penghasilan, beban, ikhtisar laba rugi, dan prive.
6. Pengembalian saldo akun-akun neraca yang berfungsi sebagai akun perantara yang
muncul dari pos penyesuaian ke dalam akun asalnya. (reversing entries).
Transaksi retur pembelian kredit mengakibatkan pengurangan terhadap hutang
perusahaan, oleh karena itu transaksi tersebut disamping dicatat dalam ”Jurnal Umum”
juga harus dicatat dalam ”Buku Pembantu Hutang”. Demikian pula transaksi retur
penjualan kredit, transaksi tersebut mengakibatkan pengurangan terhadp piutang
perusahaan sehingga harus dicatat juga dalam ”Buku Pembantu Piutang”.
43
R E F E R E N S I
Buku Wajib1. Warren, Reeve, Fess, Accounting, South-Western of Thomson Learning, 20052. Jerry J. Weygandt, Donald E. Kieso, dan Paul D. Kimmel. Accounting Principles,
Salemba Empat, 2008.
Buku Bacaan yang disarankan1. Haryono Yusup AL., Dasar-dasar Akuntansi, Jilid 1 dan 2, Yogyakarta : Bagian
Penerbitan Akademi Akuntansi YKPN2. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba Empat,
20073. Sugiarto dan Suwardjono, Pengantar Akuntansi, Jakarta : Karunika, Universitas