Aktivitas Antioksidan Ekstrak Fenolik Hasil Recovery Limbah Padat Jamu (Antioxidant Activity of Phenolic Extract From Recovery Yield of Solid Herb Waste) Oleh Wening Galih Bhagawati NIM : 652011022 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2015
27
Embed
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Fenolik Hasil Recovery ......Aktivitas Antioksidan Ekstrak Fenolik Hasil Recovery Limbah Padat Jamu (Antioxidant Activity of Phenolic Extract From Recovery
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Fenolik Hasil Recovery Limbah Padat Jamu
(Antioxidant Activity of Phenolic Extract From Recovery Yield of Solid Herb Waste)
Oleh
Wening Galih Bhagawati
NIM : 652011022
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika,
guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains
Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2015
ii
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Fenolik Hasil Recovery Limbah Padat Jamu
(Antioxidant Activity of Phenolic Extract From Recovery Yield of Solid Herb Waste)
Oleh
Wening Galih Bhagawati
NIM : 652011022
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika,
guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains
Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2015
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Wening Galih Bhagawati
NIM : 652011022
Program Studi : Kimia
Fakultas : Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir dengan judul :
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Fenolik Hasil Recovery Limbah Padat Jamu
Yang dibimbing oleh :
1. Dra.Hartati Soetjipto, M.Sc.
2. Dr.rer.nat. A. Ign. Kristijanto, M.S.
Adalah benar – benar hasil karya saya.
Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau
gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya akui seolah – olah sebagai karya
saya sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.
Salatiga, 22 Juni 2015
Yang memberi pernyataan
Wening Galih Bhagawati
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang
bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Wening Galih Bhagawati
NIM : 652011022
Program Studi : Kimia
Fakultas : Sains dan Matematika
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW
hak bebas royalti non – ekslusif (non – exclusive royalty free right) atas karya ilmiah
saya yang berjudul :
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Fenolik Hasil Recovery Limbah Padat Jamu
Beserta perangkat yang ada (jika perlu).
Dengan hak bebas royalti non – eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan, mengalih
mediakan / mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk penggalan data, merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
Pada tanggal
: Salatiga
: 22 Juni 2015
1
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Fenolik Hasil Recovery Limbah Padat Jamu
(Antioxidant Activity of Phenolic Extract From Recovery Yield of Solid Herb Waste)
Wening Galih Bhagawati*, Hartati Soetjipto**, A. Ign Kristijanto**
*) Mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika
**) Dosen Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika
The purposes of this study were: firstly, to determined the content of phenolic compounds of solid herb waste. Secondly, to determined its antioxidant activity and Sun Protection Factor (SPF) value. The extraction has been conducted by maceration method using ethanol and ethyl acetate with two levels of temperature (which were 27
0C and 50
0C) and three levels of
extraction time (which were 90, 120 and 150 minutes). The content, antioxidant activity and SPF value of phenolic compounds were determined by spectrometric method.
The result of the study showed that: 1) the optimum phenolic compounds has obtained on extraction condition of 27
0C and 90 minutes using ethanol solvent, with amount of 13.14 ± 0.87
mg GAE/gram sample, 2) the IC50 of ethanol extract has obtained on concentration of 5,000.67 ppm. Meanwhile, it had SPF value of 17.19 ± 0.01 on concentration of 900 µg/mL.
Dutra, E.A., D.A.G da Costa e Oliveira, E.R.M. Kedor-Hackmann, & M.I.R.M.
Santoro, 2004. Determination of Sun Protection Factor (SPF) of Sunscreens by
Ultraviolet Spectrophotometry. Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences,
40(2), pp.381 - 386.
Grafianita, 2011. Kadar Kurkuminoid, Total Fenol, dan Aktivitas Antioksidan Simplisia
Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) Pada Berbagai Teknik Pengeringan.
Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Universitas Sebelas Maret.
Hismath, I., W.M. Wan Aida, & C.W. Ho, 2011. Optimization of Extraction Conditions
for Phenolic Compounds From Neem (Azadirachta indica) Leaves.
International Food Research Journal, 18(3), pp.931 - 939.
Kishk, Y.F.M. & H.E. El Sheshetawy, 2010. Optimization of Ginger (Zingiber
officinale) Phenolics Extraction Conditions and its Antioxidant and Radical
Scavenging Activities Using Response Surface Methodology. World Journal of
Dairy and Food Sciences, 5(2), pp.188 - 196.
Litescu, S.C., S. Eremia, & G. Lucian Radu, 2010. Methods for the Determination of Antioxidant Capacity in Food and Raw Materials. In M.T. Giardi, G. Rea & B.
Berra, eds. Bio-Farms for Nutraceuticals: Functional Food and Safety Control
by Biosensors. Chicago: Landes Bioscience and Springer Science+Business
Fenolik Rumput Laut Euceuma cottoni Berbantu Gelombang Micro Dengan
Variasi Suhu dan Waktu. Jurnal Teknik Kimia, 19(3), pp.38 - 43.
Setyaningsih, D., C. Pandji, & D.D Perwatasari, 2014. Kajian Aktivitas Antioksidan dan
Antimikroba Fraksi dan Ekstrak Dari Daun dan Ranting Jarak Pagar (Jatropha
curcas L.) Serta Pemanfaatannya pada Produk Personal Hygiene. Agritech,
34(2), pp.126 - 137.
SNI 16 - 4399 - 1996, Sediaan Tabir Surya.
Steel, R.G.D. & J.H Torie, 1980. Prinsip dan Prosedur Statitiska Suatu Pendekatan
Biometrik. Jakarta: Gramedia.
Sudarmadji, S., B. Haryono & Suhandi, 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta: Liberty.
Suryani, C.L., 2012. Optimasi Metode Ekstraksi Fenol Dari Rimpang Jahe Emprit
(Zingiber officinalle Var. Rubrum). Jurnal AgriSains, 3(4), pp.63 - 70.
Suryanto, E., L.I. Momuat, A. Yudistira, & F. Wehantouw, 2013. The Evaluation of
Singlet Oxygen Quenching an Sunscreen Activity of Corn Corb Extract.
Indonesian J. Pharm., XIV(4), pp.267 – 276.
Suva, M.A., 2014. Evaluation of Sun Protection Factor of Zingiber officinale Roscoe
Extract by Ultraviolet Spectroscopy Method. Journal of PharmaSciTech, 3(2),
pp.95 - 97.
LAMPIRAN
MAKALAH DAN SERTIFIKAT
SEMINAR NASIONAL KIMIA UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015
16
Kandungan Senyawa Fenolik dan Aktivitas Antioksidan Limbah Padat Industri Jamu Ditinjau Dari Suhu dan Lama Ekstraksi
Wening Galih Bhagawati1, Hartati Soetjipto2, dan A. Ign. Kristijanto2
1Mahasiswa Progdi Kimia Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana
Jalan Diponegoro No. 52 – 60, Salatiga 50711 Jawa Tengah – Indonesia E – mail: [email protected]
2Dosen Progdi Kimia Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana
Jalan Diponegoro No. 52 – 60, Salatiga 50711 Jawa Tengah – Indonesia
ABSTRAK Perkembangan industri jamu Indonesia telah berdampak pada peningkatan limbah padat yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu dilakukan “recovery” limbah padat jamu guna mengurangi dampak lingkungan yang disebabkan menumpuknya limbah tersebut. Limbah padat jamu dimungkinkan masih mengandung berbagai senyawa bahan aktif, salah satunya senyawa golongan fenolik yang diketahui memiliki efek antioksidan. Untuk memperoleh kandungan senyawa fenolik secara maksimal dibutuhkan kondisi ekstraksi dengan tingkat kepolaran yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan limbah padat jamu. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol dengan dua variasi suhu (27
0C dan 50
0C) dan tiga variasi waktu
(90, 120 dan 150 menit). Kandungan senyawa fenolik optimum didapatkan pada suhu 270C dan
lama waktu ekstraksi 90 menit sebesar 13,14 ± 0,87 mg EAG/gram sampel. Nilai IC50 senyawa fenolik limbah padat jamu didapat pada konsentrasi 5.006,667 ppm. Kata Kunci: antioksidan, fenolik, jamu, limbah
ABSTRACT The herb industries development in Indonesia has impact on the increasing of its solid
wastes. Therefore, it is necessary to recover solid herbs wastes to decrease the environmental impact which caused by its accumulation. Solid herb wastes contain various active compounds, example the phenolic compound which known have an antioxidant effect. To obtain the optimum phenolic compound it is necessary to know the extraction condition with an appropriate polarity level. The purposes of the studies are: firstly, to determined the phenolic compound. Secondly, to determined its antioxidant activity. The extraction has been conducted by maceration method using ethanol with two levels of temperature (which are 27
0C and 50
0C) and
three levels of extraction time (which are 90, 120 and 150 minutes). The optimum phenolic compound has obtained on extraction condition of 27
0C and 90 minutes, with amount of 13.14 ±
0.87 mg GAE/gram sample. The IC50 of phenolic compound of solid herbs waste has obtained on concentration of 5,000.67 ppm.
Keyword: antioxidant, phenolic, herbs, wastes
PENDAHULUAN
Industri herbal berkembang sangat pesat di Indonesia dengan salah satu produk andalan berupa jamu. Pada tahun 2014, industri jamu memiliki omzet mencapai 15 triliun rupiah [1]. Perkembangan industri jamu tentunya diikuti dengan semakin meningkatnya jumlah limbah padat yang dihasilkan. Apabila tidak ditangani dengan benar limbah tersebut dapat menyebabkan masalah lingkungan.
Limbah padat industri jamu dimungkinkan masih mengandung berbagai bahan aktif mengingat proses ektraksi tanaman obat untuk produk herbal terbatas
pada penggunaan pelarut air dan etanol. Penggunaan air dan etanol sebagai pelarut yang diijinkan dalam industri produk herbal konsumsi memungkinkan adanya ketidaksesuaian tingkat polaritas antara pelarut dengan senyawa aktif yang terkandung dalam bahan baku jamu, sehingga tidak semua senyawa aktif terekstrak. Selain itu, karena terdiri dari berbagai jenis tanaman (multi simplisia) maka bahan aktif yang terdapat dalam limbah padat jamu memiliki tingkat kepolaran yang berbeda – beda pula. Oleh karena itu untuk mendapatkan ekstrak bahan aktif yang diinginkan secara
17
maksimal diperlukan pelarut dengan tingkat kepolaran yang sesuai.
Salah satu senyawa bahan aktif yang mungkin masih terkandung dalam limbah padat jamu adalah senyawa golongan fenolik. Senyawa golongan fenolik adalah senyawa yang berasal dari tumbuhan dengan ciri khas memiliki satu cincin aromatik yang berikatan dengan satu atau dua gugus hidroksil [2]. Senyawa golongan ini, banyak terkandung dalam tanaman obat untuk bahan baku jamu seperti jahe, ginseng, temu – temuan, dan akar – akaran (Gbr 1) [3].
Gambar.1 Senyawa gingerol dalam jahe
merupakan senyawa golongan fenolik
Senyawa fenolik diketahui memiliki efek
antioksidan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif berbagai produk kosmetik yang berfokus pada pencegahan kerusakan sel – sel kulit [3]. Antioksidan adalah senyawa yang dapat menunda, memperlambat dan mencegah reaksi radikal bebas dalam proses oksidasi lipid [4]. Radikal bebas tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan sehingga cenderung mencari pasangan elektron dalam makromolekul biologi seperti lipid, protein dan DNA. Ikatan antara radikal bebas dan molekul – molekul sel sehat akan merusak struktur sel tersebut. Antioksidan berperan sebagai pendonor bagi radikal bebas dan mengubahnya menjadi molekul yang lebih stabil sehingga tidak merusak sel – sel kulit.
Dari latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menentukan kandungan total fenolik
limbah padat jamu ditinjau dari berbagai variasi suhu dan lama ekstraksi.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah padat industri jamu dari pabrik jamu PT. “X” yang berlokasi
di Kabupaten Semarang. Adapun bahan kimia yang digunakan antara lain etanol (Merck), reagensia Folin Ciocalteu (Merck), Na2CO3 (Merck) 7,5% dan 2,2-difenil-1-
pikrilhidrazil (DPPH) (Clayman Chemical).
Peralatan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitis (Mettler H80), pH meter (Hanna HI 9812), waterbath (Memmert), spektrofotometer UV – VIS (Shimadzu 1240), shaker (Kika Labortechnik KS501 digital), dan moisture balance (OHAUS).
Prosedur
Preparasi sampel
Sampel limbah padat jamu dikeringkan menggunakan drying cabinet pada suhu 40
0C. Sampel dihaluskan menggunakan
grinder lalu diayak menggunakan ayakan 230 mesh.
Ekstraksi Senyawa Fenolik Limbah Padat Jamu [5]
Dua gram sampel yang telah diayak diekstraksi dengan 100 mL etanol dalam erlenmeyer dengan variasi waktu ekstraksi 90, 120, dan 150 menit serta variasi suhu 27
0C dan 50
0C. Ekstrak yang diperoleh
disaring dan digenapkan dalam labu ukur 100 mL.
Penentuan Kadar Total Fenolik Ekstrak [6]
Satu mL ekstrak sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 mL reagensia Folin Ciocalteu 10% dan 2,5 mL Na2CO3 7,5% kemudian didiamkan selama 30 menit. Absorbansi dari masing – masing larutan diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV – VIS pada panjang gelombang 765 nm. Sebagai blanko digunakan pelarut sampel untuk pengganti ekstrak, sedangkan sebagai standar digunakan larutan asam galat dengan berbagai konsentrasi. Total fenolik dinyatakan sebagai ekuivalen asam galat (EAG) per gram sampel.
Pengukuran Aktivitas Antioksidani [7]
Ekstrak senyawa fenolik dibuat dalam 6 pengenceran. Satu ml filtrat masing-
18
masing seri pengenceran diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambah dengan 2 ml DPPH 0.1 mM. Dibuat juga kontrol (1 ml etanol dan 2 ml DPPH 0.1 mM), faktor koreksi (1 ml larutan masing – masing pengenceran dan 2 ml etanol) serta blanko (3 ml etanol). Masing – masing larutan diinkubasi selama 30 menit lalu absorbansinya diukur pada λ = 517 nm. Aktivitas antioksidan / penangkapan radikal bebas diukur dengan menghitung persen penghambatan untuk masing – masing pengenceran.
Analisa Data [8]
Kandungan total fenolik dianalisis menggunakan Rancangan Perlakuan Faktorial 3 x 2 dan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 kali ulangan. Sebagai faktor pertama adalah suhu yang terdiri dari dua aras yaitu suhu ruang (27
0C)
dan suhu 500C. Faktor kedua adalah waktu
ekstraksi, yaitu 90, 120, dan 150 menit. Sedangkan sebagai kelompok adalah waktu analisis. Pengujian antar perlakuan dilakukan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan tingkat kebermaknaan 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Total Fenolik Ekstrak
Pengaruh suhu ekstraksi terhadap kadar total fenolik
Rataan kadar total fenolik ekstrak limbah padat jamu pada suhu 27
0C dan
500C berkisar antara 11,73 ± 0,47 sampai
13,21 ± 0,43 mg EAG/gram sampel.
Tabel I. Pengaruh Suhu Terhadap Kadar
Total Fenolik Ekstrak Etanol Limbah Padat Jamu
Suhu
270C 50
0C
𝑋 ± SE 13,21 ± 0,43 11,73 ± 0,47 W = 0,61 (b) (a)
Keterangan : *W = BNJ 5% *Angka – angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda nyata. Sebaliknya, angka – angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan antar perlakuan berbeda nyata. Keterangan berlaku juga untuk Tabel II dan IV.
Dari Tabel I. terlihat peningkatan suhu ekstraksi menyebabkan penurunan kadar total fenolik ekstrak etanol limbah padat jamu. Hasil ini sesuai dengan penelitian total
fenolik rimpang jahe (Zingiber officinale) dengan kadar total fenolik optimum diperoleh pada suhu ekstraksi 22
0C dan
mengalami penurunan pada suhu 600C [9].
Menurut Sjahid (2008) dalam [10] setelah mencapai suhu tertentu, maka peningkatan suhu ekstraksi akan menyebabkan dekomposisi senyawa fenolik.
Pengaruh lama waktu ekstraksi terhadap kadar total fenolik
Rataan kadar total fenolik ekstrak limbah padat jamu pada lama waktu ekstraksi 90, 120, dan 150 menit berkisar antara 12,17 ± 0,900 sampai 12,73 ± 0,92 mg EAG/gram sampel.
Tabel II. Pengaruh Lama Waktu Estraksi
Kadar Total Fenolik Ekstrak Etanol Limbah Padat Jamu dalam mg EAG/gram sampel
Waktu (menit)
90 120 150
𝑋 ± SE 12,17 ±
0,90 12,51 ±
0,42 12,73 ±
0,92 W = 0,90 (a) (a) (a)
Hasil analisis menunjukkan bahwa
kandungan fenolik konstan seiring dengan penambahan waktu ekstraksi. Hasil ini berbeda dengan penelitian terhadap jahe emprit yaitu kadar total fenolik ekstrak jahe emprit meningkat seiring dengan lama waktu ekstraksi [11]. Nampaknya kandungan senyawa fenolik akan konstan ketika tercapai kondisi ekuilibrium atau ketika waktu optimum ekstraksi sudah tercapai [10]. Pengaruh interaksi suhu dan lama waktu ekstraksi terhadap kadar total fenolik
Rataan kadar total fenolik ekstrak limbah padat jamu hasil interaksi suhu dan
lama waktu ekstraksi berkisar antara 11,20 ±
1,27 sampai 13,66 ± 1,32 mg EAG/gram sampel (Tabel III.)
Dari Tabel III. Terlihat bahwa pada
lama waktu ekstraksi 90 dan 150 menit maka peningkatan suhu menyebabkan penurunan kandungan senyawa fenolik. Hal ini nampaknya terkait dengan senyawa fenolik mengalami dekomposisi pada suhu pemanasan lebih tinggi (50
0C). Lebih lanjut,
ditinjau dari lama waktu ekstraksi (90, 120 dan 150 menit) dalam suhu 27
0C maupun
500C menghasilkan kandungan total fenolik
19
yang sama. Nampak bahwa waktu optimum ekstraksi telah tercapai pada 90 menit.
Tabel III. Kadar Total Fenolik Ekstrak Etanol
Limbah Padat Jamu dalam mg EAG/gram sampel
Waktu Suhu
270C 50
0C
𝑋 ± SE W = 1,05
90’ 13,14 ±
0,87 (b)
(a) 11,20 ±
1,27 (a)
(a)
120’ 12,83 ±
0,65 (a)
(a) 12,19 ±
0,70 (a)
(a)
150’ 13,66 ±
1,32 (b)
(a) 11,80 ±
1,08 (a)
(a)
W = 1,27
Keterangan : *W = BNJ 5% *Angka – angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau lajur yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda nyata. Sebaliknya, angka – angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan antar perlakuan berbeda nyata.
antara 25,73 ± 3,32% sampai 67,69 ± 2,64% (Tabel IV.). Persentase penghambatan
radikal bebas meningkat seiring peningkatan konsentrasi ekstrak dan konstan pada konsentrasi 8.000 ppm. Hasil ini sesuai dengan penelitian terhadap ekstrak ranting dan daun jarak pagar yang menunjukkan bahwa aktivitas penghambatan DPPH meningkat seiring peningkatan konsentrasi ekstrak dan konstan pada konsentrasi 20 µg/mL (20 ppm) [12]. Pola aktivitas penghambatan radikal bebas DPPH ketiga ekstrak menunjukkan adanya suatu titik optimum. Ketika titik optimum telah tercapai maka penambahan konsentrasi ekstrak tidak mempengaruhi persentase penghambatan DPPH (konstan).
Konsentrasi efisien suatu antioksidan untuk mereduksi 50% konsentrasi DPPH awal dinyatakan sebagai nilai IC50 [13].
Semakin kecil nilai IC50 suatu senyawa maka semakin efektif pula kemampuannya dalam menghambat DPPH. Telaah lebih lanjut menunjukkan bahwa nilai IC50 senyawa fenolik limbah padat jamu diperoleh pada konsentrasi 5.006,67 ppm. Suatu ekstrak dikatakan memiliki aktivitas antioksidan tinggi apabila pada konsentrasi 1.000 ppm dapat menghambat radikal bebas sebesar 65% (Deanchatai et.al (2005) dalam [16]). Berdasarkan persamaan regresi linearnya, pada konsentrasi 1.000 ppm, ekstrak limbah padat jamu memiliki aktivitas antioksidan sebesar 25,96%. Sehingga dapat dikatakan bahwa aktivitas antioksidan senyawa fenolik ekstrak limbah padat jamu relatif rendah.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kandungan total fenolik optimal
diperoleh dari ekstraksi dengan pelarut etanol pada suhu 27
0C dan lama
ekstraksi 90 menit yaitu sebesar 13,14 ± 0,87 mg EAG/ gram sampel.
2. Ekstrak senyawa fenolik limbah padat jamu memiliki aktivitas antioksidan rendah dengan nilai IC50 sebesar 5.006,67 ppm.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sulaiman, S.R., 2015. Kompas.com. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/01/16/130300326/Industri.Jamu.Bidik.Omzet.Rp.20.Triliun[Diakses tanggal 16 April 2015]
2. Harborne, J.B, 1987, Metode Fitokimia, ITB, Bandung, 354 hal.
3. Mukherjeer, P.K., Maitya, N., Nemaa, N.K. and Sarkarb, B.K., 2011, Bioactive Compounds from Natural Resources Against Skin Aging, Phytomedicine, 19, hal. 64 – 73.
Tabel IV. Rataan Aktivitas Antioksidan Limbah Padat Jamu
4. Kochhar, S.P and Russel, J.B, 1990, Detection Estimation and Evaluation of Antioxidants in Food System. In : Hudson B.J.F (ed) Food Antioxidant. Elsevier Applied Science, Leatherhead, pp. 156 – 163.
5. Hismath, I., Wan Aida, W.M., and C.W. Ho, 2011, Optimization of Extraction Conditions for Phenolic Compounds From Neem (Azadirachta indica) Leaves, IFRJ, 18 (3), pp. 931 – 939.
6. Prior, R.L., Wu, X. and Schaich, K., 2005, Standardized Methods for the Determination of Antioxidant Capacity and Phenolics in Foods and Dietary Supplements, J. Agric. Food Chem., 53 (10), pp.4290 - 4320.
7. Poonia, P., Niazi, J., Chaundhary G., and Kalia, A., 2011, In-Vitro antioxidant potential of Jasminum mesnyi Hance (Leaves) extracts, RJPBCS., 2 (1), pp 348 – 357.
8. Steel, R.G.D. and Torie, J.H., 1980. Prinsip dan Prosedur Statitiska Suatu Pendekatan Biometrik, Gramedia, Jakarta.
9. Kishk, Yasser F.M. and Sheshetawy, Hemat E.El, 2010, Optimization of Ginger (Zingiber officinale) Phenolics Extraction Conditions and Its Antioxidant and Radical Scavenging Activities Using Response Surface Methodology, World Journal of Diary & Food Sciences, 5 (2), pp. 188 – 196.
10. Sari, D.K., Wardhani, D.H. dan Prasetyaningrum, A., 2013, Kajian Isolasi Senyawa Fenolik Rumput Laut Euceuma Cottoni Berbantu Gelombang Micro Dengan Variasi Suhu dan Waktu, Jurnal Teknik Kimia, 19 (3), hal. 38 – 43.
11. Suryani, Ch. Lilis, 2012, Optimasi Metode Ekstraksi Fenol dari Rimpang Jahe Emprit (Zingiber officinalle var. Rubrum). Jurnal AgriSains, 3(4), hal. 63 – 70.
12. Setyaningsih, D., Pandji, C., dan Perwatasari, D.D, 2014, Kajian Aktivitas Antioksidan dan Antimikrobia Fraksi dan Esktrak dari Daun dan Ranting Jarak Pagar (Jatropa curcas L.) Serta Pemanfaatannya Pada Produk Personal Hygiene, Agritech, 34 (2), hal. 126 – 137.
13. Litescu, S.C., Eremia, S. and Radu, G. Lucian, 2010, Methods for the Determination of Antioxidant Capacity in Food and Raw Materials, Bio-Farms for Nutraceuticals: Functional Food and Safety Control by Biosensors, Springer, Chicago, pp. 241 – 249.
14. Putri, Ika Juniawati , Fauziah dan Elfita, 2013, Aktivitas Antioksidan Daun dan Biji Buah Nipah (Nypa fruticans) Asal Pesisir Banyuasin Sumatera Selatan dengan Metode DPPH, Maspari Journal, 5 (1), hal. 16 – 21.