Top Banner
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO YOGHURT HASIL FERMENTASI SUSU SAPI DENGAN STARTER DADIH SKRIPSI PRATIWI NUR KINASIH PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M/1441 H
98

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

Oct 13, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO

YOGHURT HASIL FERMENTASI SUSU SAPI DENGAN

STARTER DADIH

SKRIPSI

PRATIWI NUR KINASIH

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M/1441 H

Page 2: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO YOGHURT

HASIL FERMENTASI SUSU SAPI DENGAN STARTER DADIH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

PRATIWI NUR KINASIH

NIM. 11150960000029

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M/1441 H

Page 3: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu
Page 4: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu
Page 5: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu
Page 6: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

ABSTRAK

PRATIWI NUR KINASIH. Aktivitas Antioksidan dan Profil Asam Amino

Yoghurt Hasil Fermentasi Susu Sapi dengan Starter Dadih. Dibimbing oleh SRI

YADIAL CHALID dan TARSO RUDIANA.

Dadih merupakan susu kerbau fermentasi secara alami di dalam tabung bambu dan

diketahui memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, dan antihipertensi. Dadih

dapat digunakan sebagai starter pada pembuatan yoghurt karena mengandung

bakteri asam laktat. Penelitian ini bertujuan memproduksi yoghurt susu sapi dengan

starter dadih, menentukan aktivitas antioksidan dan komposisi asam amino. Variasi

penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada

suhu ruang. Jumlah sel bakteri asam laktat (BAL) dadih dihitung dengan metode

total plate count. Yoghurt diuji organoleptik oleh 33 panelis dan analisis proksimat

meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, dan kadar protein sesuai Association of

Official Analytical Chemist (AOAC) tahun 2005. Aktivitas antioksidan yoghurt

diuji dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Komposisi asam amino

yoghurt dianalisis menggunakan Ultra Performance Liquid Chromatography

(UPLC). Hasil penelitian jumlah BAL pada dadih sebesar 1,01 x 1011 CFU/mL,

memenuhi persyaratan SNI 2981: 2009. Yoghurt yang dihasilkan dengan

penambahan dadih sebesar 10% (v/v) paling diterima panelis. Aktivitas antioksidan

tertinggi diperoleh pada yoghurt yang diproduksi dengan penambahan dadih 2,5%

(v/v) dengan nilai IC50 sebesar 78,278 ppm. Yoghurt mengandung hampir semua

asam amino esensial dan non esensial termasuk asam amino yang berpotensi

sebagai antioksidan seperti tirosin dan fenilalanin. Kadar air, abu, protein, dan

lemak yoghurt memenuhi persyaratan SNI 2981: 2009.

Kata kunci: Antioksidan, bakteri asam laktat, dadih, DPPH, yoghurt

Page 7: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

ABSTRACT

PRATIWI NUR KINASIH. Antioxidant Activity and Profile of Amino Acid

Yogurt from Fermentation of Cow's Milk with Dadih as Starter. Supervised by SRI

YADIAL CHALID and TARSO RUDIANA.

Dadih is a naturally fermented buffalo milk in bamboo tubes and known to have

antioxidant, antibacterial, and antihypertensive activity. Lactic acid bacteria in

dadih can use as starter to produce yogurt. The study aimed to produce yogurt of

cow's milk with dadih as a starter, to determine antioxidant activity and amino acid

composition. Dadih is added with concentration variation of 2,5% (v/v) and it

fermented for 48 hours at room temperature. Lactic acid bacteria cell counts of

dadih were calculated by the total plate count method. Yogurt was tested by

organoleptics with 33 panelists and proximate analysis included water content, ash

content, fat content, and protein content based on the Association of Official

Analytical Chemist (AOAC) in 2005. Antioxidant activities of yogurt were tested

by DPPH method (1,1-diphenyl-2-pik rilhidrazil). Amino acid composition of

yogurt was analyzed using ultra performance liquid chromatography (UPLC). The

research result of amount of LAB on dadih are 1,01 x 1011 CFU/mL, has fulfilled

the requirements of SNI 2981: 2009. Yogurt produced with the addition of dadih

by 10% (v/v) is most accepted by panelists. The highest antioxidant activity was

obtained by yogurt with 2,5% addition of dadih with IC50 value of 78,278 ppm.

Yogurt almost contain all essential and non-essensial amino acids includes tyrosin

and phenilalanin as amino acids antioxidant. Measurement of water content, ash,

protein, and fat in the sample meets the requirements of SNI 2981: 2009.

Keywords: Antioxidant, lactic acid bacteria, dadih, DPPH, yogurt

Page 8: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Aktivitas Antioksidan dan Profil Asam Amino Yoghurt Hasil Fermentasi Susu

Sapi dengan Starter Dadih.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tak lepas

dari bantuan banyak pihak, sehingga penulis mengucapkan rasa terima kasih

kepada:

1. Dr. Sri Yadial Chalid, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan

pengarahan, pengetahuan, bimbingan serta meluangkan waktu sehingga banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

2. Tarso Rudiana, M.Si selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan

memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi.

3. Anna Muawanah, M.Si selaku Penguji I yang telah memberi kritik dan saran

yang bermanfaat kepada penulis dari tahap awal sampai tahap akhir penyusunan

skripsi.

4. Dr. La Ode Sumarlin, M.Si selaku Penguji II dan Ketua Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kedua orang tua tercinta dan keluarga tersayang atas segala doa, nasihat dan

motivasinya kepada penulis.

Page 9: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

ii

7. Segenap dosen Program Studi Kimia atas ilmu pengetahuan yang dengan tulus

dan ikhlas diajarkan kepada penulis.

8. Muizah Irsyadi Putri selaku teman penelitian yang selalu memberikan bantuan

dan motivasi selama proses penelitian hingga penulisan skripsi.

9. Teman-teman Kimia angkatan 2015, kakak-kakak dan adik-adik kelas yang telah

membantu dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua orang yang membaca.

Ciputat, Januari 2020

Pratiwi Nur Kinasih

Page 10: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 8

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 8

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 11

1.3 Hipotesis ...................................................................................................... 11

1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 11

1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 12

2.1 Susu dan Produk Olahan Susu ..................................................................... 12

2.1.1 Susu Sapi ..................................................................................................... 13

2.1.2 Susu Kerbau dan Dadih ............................................................................... 14

2.2 Fermentasi Susu dan Yoghurt ...................................................................... 16

2.2.1 Bakteri Asam Laktat (BAL) ........................................................................ 17

2.2.2 Yoghurt ........................................................................................................ 19

2.3 Peptida Bioaktif ........................................................................................... 22

2.4 Peptida Antioksidan ..................................................................................... 23

2.5 Uji Aktivitas Antioksidan ............................................................................ 25

2.6 Analisis Asam Amino dengan UPLC .......................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 30

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 30

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................ 30

3.3 Diagram Alir ................................................................................................ 32

3.4 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 33

3.4.1 Sterilisasi Alat dengan Autoklaf .................................................................. 33

3.4.2 Uji Total Bakteri Asam Laktat (BAL) Dadih dengan Metode TPC ............ 33

3.4.3 Pembuatan Yoghurt Berbasis Starter Dadih................................................ 33

3.4.4 Uji Organoleptik Yoghurt Berbasis Starter Dadih ...................................... 34

3.4.5 Ekstraksi Protein Yoghurt Berbasis Starter Dadih ...................................... 34

Page 11: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

iv

3.4.6 Pengukuran Kadar Protein Terlarut Yoghurt ............................................... 35

3.4.7 Uji Derajat Hidrolisis ................................................................................... 35

3.4.8 Uji Aktivitas Antioksidan Yoghurt .............................................................. 35

3.4.9 Analisis Komposisi Asam Amino Susu Skim dan Yoghurt ........................ 36

3.4.10 Uji Proksimat Yoghurt Berbasis Starter Dadih ......................................... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 40

4.1 Total Bakteri Asam Laktat (BAL) Dadih .................................................... 40

4.2 Karakteristik dan pH Yoghurt Berbasis Starter Dadih ................................ 42

4.3 Hasil Organoleptik Yoghurt Berbasis Starter Dadih ................................... 43

4.3.1 Tekstur ......................................................................................................... 43

4.3.2 Konsistensi ................................................................................................... 43

4.3.3 Aroma .......................................................................................................... 43

4.3.4 Rasa.............................................................................................................. 43

4.3.5 Kesukaan Umum ......................................................................................... 43

4.4 Kadar Protein Terlarut Yoghurt Berbasis Starter Dadih ............................. 48

4.5 Derajat Hidrolisis Yoghurt Berbasis Starter Dadih ..................................... 50

4.6 Aktivitas Antioksidan Yoghurt Berbasis Starter Dadih .............................. 51

4.7 Komposisi Asam Amino Yoghurt Berbasis Starter Dadih ......................... 53

4.8 Hasil Proksimat Yoghurt Berbasis Starter Dadih ........................................ 55

4.8.1 Kadar Air ..................................................................................................... 56

4.8.2 Kadar Abu .................................................................................................... 56

4.8.3 Kadar Protein Total...................................................................................... 57

4.8.4 Kadar Lemak ............................................................................................... 58

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 59

5.1 Simpulan ...................................................................................................... 59

5.2 Saran ............................................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 60

LAMPIRAN ......................................................................................................... 68

Page 12: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi kandungan gizi susu kerbau dan dadih susu kerbau ............ 15

Tabel 2. Bakteri asam laktat yang digunakan sebagai probiotik .......................... 18

Tabel 3. Standar mutu yoghurt menurut SNI 2981:2009 ..................................... 22

Tabel 4. Hubungan nilai IC50 dengan aktivitas antioksidan ................................. 27

Tabel 5. Perbedaan spesifikasi HPLC dan UPLC ................................................ 29

Tabel 6. Skor uji organoleptik .............................................................................. 34

Tabel 7. Kondisi UPLC saat analisis asam amino ................................................ 37

Tabel 8. Hasil pengujian total BAL dadih ............................................................ 40

Tabel 9. Nilai pH yoghurt berbasis starter dadih .................................................. 43

Tabel 10. Hasil analisis kadar asam amino pada susu skim dan yoghurt ............. 54

Tabel 11. Hasil uji proksimat yoghurt .................................................................. 56

Page 13: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kemasan dadiah di dalam tabung ...................................................... 15

Gambar 2. Proses kimiawi fermentasi yoghurt ................................................... 20

Gambar 3. Reaksi pembentukan radikal bebas .................................................... 24

Gambar 4. Struktur kimia asam amino ................................................................ 25

Gambar 5. Reaksi DPPH dan antioksidan ........................................................... 27

Gambar 6. Diagram alir penelitian ...................................................................... 32

Gambar 7. Koloni BAL dadih pada media MRSA .............................................. 41

Gambar 8. Yoghurt dengan variasi konsentrasi starter dadih .............................. 42

Gambar 9. Rerata tingkat kesukaan panelis terhadap aroma yoghurt ................. 46

Gambar 10. Rerata tingkat kesukaan panelis terhadap rasa yoghurt ................... 47

Gambar 11. Kadar protein terlarut yoghurt ......................................................... 49

Gambar 12. Nilai derajat hidrolisis yoghurt ........................................................ 51

Gambar 13. Nilai persentase penghambatan yoghurt .......................................... 52

Gambar 14. Mekanisme penghambatan radikal bebas asam amino tirosin ......... 53

Page 14: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Form uji organoleptik yoghurt berbasis dadih ................................ 68

Lampiran 2. Daftar hadir panelis ......................................................................... 70

Lampiran 3. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik yoghurt ............................ 71

Lampiran 4. Hasil analisis ragam tekstur yoghurt berbasis dadih ....................... 73

Lampiran 5. Hasil analisis ragam konsistensi yoghurt berbasis dadih ................ 74

Lampiran 6. Hasil analisis ragam aroma yoghurt berbasis dadih........................ 75

Lampiran 7. Hasil analisis ragam rasa yoghurt berbasis dadih ........................... 76

Lampiran 8. Hasil analisis ragam kesukaan umum yoghurt berbasis dadih ....... 77

Lampiran 9. Hasil analisis kadar air yoghurt ...................................................... 78

Lampiran 10. Hasil analisis kadar abu yoghurt ................................................... 78

Lampiran 11. Hasil analisis kadar protein yoghurt ............................................. 79

Lampiran 12. Hasil analisis kadar lemak yoghurt ............................................... 79

Lampiran 13. Kadar protein terlarut yoghurt ...................................................... 80

Lampiran 14. Derajat hidrolisis yoghurt ............................................................. 81

Lampiran 15. Aktivitas antioksidan yoghurt ....................................................... 82

Lampiran 16. Aktivitas antioksidan vitamin C ................................................... 83

Lampiran 17. Pembuatan pereaksi Bradford dan BSA ....................................... 84

Lampiran 18. Pembuatan larutan DPPH 0,1 mM ................................................ 85

Lampiran 19. Pembuatan larutan TCA 10% ....................................................... 85

Lampiran 20. Pembuatan media MRSA ............................................................. 86

Lampiran 21. Perhitungan jumlah BAL .............................................................. 86

Lampiran 22. Pembuatan pelarut etanol 75% ..................................................... 87

Lampiran 23. Pembuatan HCL 6 N ..................................................................... 87

Lampiran 24. Pembuatan larutan NaOH 40% ..................................................... 88

Lampiran 25. Pembuatan larutan HCl 0,1 N ....................................................... 88

Lampiran 26. Hasil analisis asam amino dengan UPLC ..................................... 89

Page 15: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antioksidan adalah senyawa yang dapat mencegah dan melindungi tubuh dari

radikal bebas (Wildman, 2001). Radikal bebas merupakan molekul yang salah satu

elektronnya tidak berpasangan sehingga tidak stabil dan reaktif yang bersumber

dari penggunaan pestisida, polusi udara, asap rokok, alkohol, bahan kimia sintesis

pada obat dan pangan (Turan, 2010; Sen et al., 2010). Keadaan saat jumlah radikal

bebas lebih tinggi dibandingkan antioksidan dalam tubuh dapat mempercepat

proses penuaan dan penyakit degeneratif seperti kardiovaskuler, diabetes melitus,

tumor, dan kanker (Cooper dan Hausman, 2015). Antioksidan alami di dalam tubuh

manusia belum efektif menangkal radikal bebas (Sen et al., 2010), sehingga

diperlukan konsumsi pangan yang mengandung antioksidan seperti produk olahan

susu. Sesuai firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 66:

ا في بطونه من بين فرث ودم م وإن لكم في النعام لعبرة نسقيكم م

لبنا خالصا سائغا ل لشاربين

Artinya: “Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat

pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam

perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi

orang-orang yang meminumnya”.

Makna dari ayat tersebut adalah Allah SWT telah menciptakan susu dari

hewan ternak yang bersih dan aman untuk dikonsumi. Ayat tersebut yang

mendasari penelitian ini untuk menggunakan susu sapi dan dadih susu kerbau

sebagai bahan utama dalam pembuatan yoghurt. Yoghurt sebagai olahan susu

Page 16: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

9

secara fermentasi menjadi salah satu cara untuk meningkatkan manfaat dari susu.

Beberapa penelitian mengenai manfaat dari susu fermentasi adalah antimikroba

(Farnworth, 2005; Maheswari dan Setiawan, 2009), antioksidan (Chalid dan

Hartiningsih, 2013; Sah et al., 2014), dan antihipertensi (ACE inhibitor) (Abdel-

hamid et al., 2017; Chalid et al., 2018; Chen et al., 2014).

Starter yang umum digunakan pada pembuatan yoghurt adalah isolat murni

bakteri asam laktat (BAL) seperti Sptreptococcus thermophillus dan Lactobacillus

bulgaricus (Winarno et al., 2003). Lama fermentasi yoghurt yaitu 48 jam sesuai

dengan penelitian Mulyani et al. (2019) yang melaporkan aktivitas antioksidan

yoghurt tertinggi yaitu dengan konsentrasi stater 10% kultur bakteri L. bulgaricus,

S. thermophilus, L. acidophilus dan bifidobacterium dengan waktu fermentasi 48

jam. Menurut Wulandari (2010), proses fermentasi susu menyebabkan penurunan

pH yang merupakan hasil metabolisme bakteri asam laktat (BAL).

Sah et al. (2014) menyatakan bahwa kandungan peptida aktif dalam susu sapi

skim yang difermentasi oleh BAL dari isolat murni sebesar 1% (v/v) memiliki

aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 terbaik yaitu sebesar 1510 ppm.

Kusumaningrum (2011) melakukan pembuatan yoghurt dari beberapa substrat

berbeda dengan penambahan starter isolat murni L. bulgaricus dan S. thermophilus

5% dan memiliki aktivitas antioksidan sebesar 80,22%. Menurut Chalid dan

Hartiningsih (2013), produk susu fermentasi yaitu dadih susu kerbau mempunyai

aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 241,8 ppm. Dadih sebagai pangan

indogenus dijadikan starter pada pembuatan yoghurt untuk pengembangan dari

penelitian sebelumnya karena produk yoghurt banyak disukai berbagai kalangan.

Page 17: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

10

Penelitian tentang dadih sudah banyak dilakukan karena potensi BAL yang

berperan pada fermentasi susu. Bakteri yang terlibat pada fermentasi susu kerbau

adalah BAL indigenus dari strain Lactobacillus plantarum IS-10506 yang berasal

dari tabung bambu dan daun pisang sebagai penutup dadih. Sebanyak 36 strain BAL

ditemukan pada dadih berasal dari genus Lactobacillus, Streptococcus,

Leuconostoc, dan Lactococcus (Pato, 2008).

Jumlah BAL starter untuk pembuatan yoghurt harus sesuai standar minimum

SNI (2009) yaitu 107 CFU/mL, sehingga dadih harus dianalisis jumlah BAL yang

terkandung di dalamnya. Mutu yoghurt ditentukan dengan uji organoleptik dan

analisis proksimat untuk diketahui apakah telah memenuhi syarat SNI. Menurut

SNI (2009), yoghurt yang baik memiliki tekstur kental sampai semi padat, aroma

khas yoghurt, rasa asam, dan konsistensi homogen.

BAL pada dadih menghasilkan enzim protease yang memecah protein susu

menghasilkan peptida bioaktif yang memiliki aktivitas antioksidan, sehingga

yoghurt diharapkan mempunyai aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan

berhubungan dengan komposisi asam amino dari peptida (Korhonen dan Pihlanto,

2006). Asam amino yang berpotensi sebagai antioksidan yaitu asam amino

hidrofobik seperti tirosin, triptofan dan fenilalanin. Hasil penelitian

Kusumaningtyas et al. (2015) menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi pada

hidrolisat protein susu kambing disebabkan oleh jumlah total asam amino

hidrofobik dan aromatik.

Page 18: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

11

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yoghurt menggunakan starter dadih yang dihasilkan sesuai dengan

syarat mutu SNI 2981:2009?

2. Berapakah aktivitas antioksidan tertinggi yoghurt menggunakan starter

dadih?

3. Bagaimanakah komposisi asam amino ekstrak yoghurt menggunakan starter

dadih?

1.3 Hipotesis

1. Mutu yoghurt menggunakan starter dadih sesuai dengan SNI 2981:2009.

2. Yoghurt menggunakan starter dadih memiliki aktivitas antioksidan yang

kuat.

3. Yoghurt menggunakan starter dadih dengan aktivitas antioksidan tertinggi

mengandung asam amino hidrofobik.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Menghasilkan yoghurt menggunakan starter dadih dengan mutu yang sesuai

SNI 2981:2009.

2. Menentukan aktivitas antioksidan tertinggi yoghurt menggunakan starter

dadih.

3. Menentukan komposisi asam amino yoghurt menggunakan starter dadih

yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan produk pangan fungsional

yoghurt dengan starter dari dadih yang merupakan pangan indogenus asli

Indonesia.

Page 19: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Susu dan Produk Olahan Susu

Susu segar ialah cairan berwarna putih dari kelenjar susu pada mamalia yang

diperoleh dengan cara pemerahan selama masa laktasi tanpa adanya penambahan

atau pengurangan komponen apapun pada cairan tersebut (Hadiwiyoto, 1994;

Winarno, 1993). Susu umumnya diperoleh dari hasil pemerahan hewan seperti sapi,

kerbau, kuda dan kambing (Usmiati dan Abubakar, 2009). Susu merupakan sistem

emulsi antara air, lemak dan protein. Komposisi unsur-unsur gizi tersebut sangat

beragam tergantung pada beberapa faktor, seperti faktor kesehatan hewan, jenis

hewan, makanan yang meliputi jumlah dan komposisi pakan yang diberikan dan

umur hewan ternak (Muharastri, 2008).

Susu merupakan sumber gizi makro dan mikro seperti kalsium dan fosfat

yang baik untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh manusia. Jumlah vitamin A,

thiamin, niacin, dan riboflavin susu cukup tinggi (Susilorini et al., 2006).

Komposisi susu umumnya berbeda untuk masing-masing spesies hewan. Perbedaan

tersebut juga ditemukan dalam ras dan breed sebagai sifat genetik (Hidayat et al.,

2006). Menurut Usmiati dan Abubakar (2009), kualitas susu juga dipengaruhi oleh

proses penanganan, pengolahan, pengawetan dan penyimpanan.

Susu kambing mengandung total protein, kasein, lemak susu lebih tinggi

dibandingkan susu sapi (Haenlein, 2004). Aroma susu kambing yang cukup bau

dan amis menyebabkan masyarakat masih belum banyak mengonsumsi susu

kambing (Abidin dan Sodiq, 2008). Susu kuda memiliki kandungan total protein,

Page 20: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

13

lemak dan laktosa paling rendah dibandingkan susu dari hewan lainnya (Potocnik

et al., 2011). Susu kerbau memiliki kadar lemak yang lebih tinggi dari susu sapi

dan produksi susu kerbau merupakan produksi terbesar kedua di dunia setelah susu

sapi (Winarno, 1993).

2.1.1 Susu Sapi

Susu sapi paling banyak dikonsumsi oleh manusia, karena tingkat

produksinya paling besar. Susu sapi diperoleh dari kelenjar susu sapi (Winarno,

1993). Komposisi kimia susu sapi adalah lemak sebesar 3,6%, protein sebesar

3,2%, laktosa sebesar 4,7% dan bahan mineral 0,8% (Winarno, 2007). Nilai pH

susu sapi segar berada di antara pH 6,5-6,7. Aktivitas bakteri dapat meningkatkan

keasaman susu sapi (Amalia, 2012).

Susu mengandung protein bermutu tinggi karena mengandung asam amino

yang cukup lengkap. Protein pada susu sapi dibagi menjadi dua kelompok yaitu

kasein dan protein whey. Kasein merupakan protein utama susu dengan proporsi

sekitar 80% dari total protein dalam susu. Kasein terdapat dalam bentuk kasein

kalsium, yaitu senyawa kompleks dari kalsium fosfat dan terdapat dalam bentuk

partikel-partikel kompleks koloid yang disebut micelles (Buckle, 2007).

Susu terbagi menjadi beberapa jenis yaitu susu full cream, susu pasteurisasi,

dan susu skim. Susu skim adalah bagian susu yang tertinggal sesudah krim diambil

sebagian atau seluruhnya. Susu skim mengandung semua zat makanan dari susu kecuali

lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Susu skim dapat digunakan oleh

orang yang menginginkan nilai kalori yang rendah. Kandungan protein dan kalsium

pada susu skim lebih tinggi dari susu sapi murni (Buckle, 1987).

Page 21: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

14

2.1.2 Susu Kerbau dan Dadih

Susu kerbau adalah susu yang berasal dari ternak kerbau sebagai sumber

protein hewani yang penting. Kandungan kasein susu kerbau sebesar 68-72% dan

whey protein sebesar 21,89-28,14% (Pasquini et al., 2011). Susu kerbau

mempunyai kandungan protein dan lemak yang lebih tinggi dibandingkan susu sapi,

sehingga lebih mudah rusak. Cara untuk memanfaatkan susu kerbau oleh penduduk

Sumatera Barat adalah mengolahnya menjadi produk fermentasi yang memiliki ciri

aroma dan rasa secara organoleptik disukai oleh masyarakat. Produk susu tersebut

diberi nama dadih (Usmiati dan Abubakar, 2009). Dadih difermentasi secara alami

di dalam wadah bambu dan ditutup menggunakan daun pisang (Gambar 1) pada

suhu kamar (27-33 ℃) selama 24-48 jam. Masyarakat asli Sumatera Barat

menyebutnya dengan nama dadiah (Afriani dan Rahayu, 2009).

Dadih umumnya dikonsumsi oleh masyarakat Sumatera Barat sebagai

makanan selingan, lauk ataupun sebagai pelengkap upacara adat. Teksturnya

hampir menyerupai tahu, berwarna putih, dapat dipotong dan dimakan dengan

sendok (Taufik, 2004). Secara umum dadih mempunyai cita rasa yang khas yaitu

asam dengan aroma perpaduan antara bambu dan susu, berwarna putih kekuningan

dengan tekstur kental. Dadih yang disukai konsumen adalah dadih yang berwarna

putih, bertekstur lembut dengan aroma spesifik (Sisriyenni dan Zurriyati, 2004).

Page 22: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

15

Gambar 1. Kemasan dadiah di dalam tabung

Sumber: (Purwati et al., 2010)

Mikroorganisme dadih diperkirakan berasal dari tabung bambu dan daun

pisang yang digunakan sebagai penutup serta susu kerbau itu sendiri. Proses

fermentasi melibatkan sejumlah bakteri gram positif seperti Lactobacillus brevis,

Streptococcus agalactiae, Bacillus cereus, dan Streptococcus uberis, serta bakteri

gram negatif seperti Escherichia coli dan Klebsiella sp. (Pato, 2008). Dadih juga

mengandung mikroba asam laktat seperti Lactobacillus plantarum yang termasuk

dalam mikroba probiotik (Usmiati et al., 2011).

Dadih memiliki protein lengkap yang mengandung hampir semua jenis asam

amino esensial (Soenarno et al., 2013). Nilai gizi dadih dapat berubah-ubah

tergantung dari cara pembuatan dadih, kualitas susu kerbau yang digunakan dan

pakan ternaknya. Perbedaan nilai gizi dadih juga disebabkan oleh cara

pembuatannya yang menggunakan cara tradisional dan tidak memiliki standar.

Komposisi kandungan gizi susu kerbau dan dadih ditampilkan pada (Tabel 1).

Tabel 1. Komposisi kandungan gizi susu kerbau dan dadih susu kerbau

Parameter (%) Susu kerbau Dadih

Kadar protein 5,14 5,93

Kadar lemak 7,23 5,42

Laktosa 4,8 3,34

Kadar air 81,87 84,35

Sumber: (Damayanthi et al., 2014; Surono, 2016)

Page 23: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

16

Menurut hasil penelitian Damayanthi et al. (2014) dan Surono (2016),

komposisi kandungan susu kerbau dan dadih susu kerbau berbeda (Tabel 1). Kadar

protein dan kadar air dadih lebih tinggi dari susu kerbau, sedangkan kadar lemak

dan laktosa lebih tinggi pada susu kerbau daripada dadih.

Dadih yang dibuat dari susu kerbau memiliki kekentalan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan dadih yang dibuat dari susu sapi, karena susu kerbau

mengandung lemak dan kasein yang lebih tinggi. Kandungan kasein yang tinggi

menyebabkan penampilan dadih berwarna kekuningan seperti custard pada akhir

fermentasi (Surono, 2015).

2.2 Fermentasi Susu dan Yoghurt

Fermentasi merupakan proses perubahan kimiawi dari suatu senyawa

kompleks menjadi senyawa sederhana dengan bantuan enzim dari mikroorganisme

(Jay et al., 2005). Berdasarkan sumber mikroorganisme, fermentasi terbagi menjadi

dua yaitu fermentasi spontan dan fermentasi tidak spontan. Fermentasi spontan

adalah fermentasi yang dalam pembuatannya tidak ditambahkan mikroorganisme

dalam bentuk ragi, sedangkan fermentasi tidak spontan adalah fermentasi yang

dalam pembuatannya ditambahkan mikroorganisme dalam bentuk ragi. (Suprihatin,

2010). Berdasarkan metabolit utamanya, susu fermentasi dikelompokkan atas

fermentasi asam laktat saja dan fermentasi asam laktat dan alkohol. Fermentasi

asam laktat, contohnya yoghurt, susu acidophilus dan susu casei. Kefir dan koumiss

merupakan contoh fermentasi asam laktat dan alkohol (Usmiati dan Abubakar,

2009).

Fermentasi susu sebagai proses pemecahan karbohidrat dan protein secara

anaerob yaitu tanpa memerlukan oksigen. Senyawa yang dapat dipecah dalam

Page 24: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

17

proses fermentasi adalah karbohidrat dan protein, sedangkan asam amino hanya

dapat difermentasi oleh beberapa jenis bakteri tertentu (Fardiaz, 1992). Menurut

Oberman (1985), fermentasi susu dapat memperbaiki cita rasa, nutrisi, memberi

nilai tambah dan menghasilkan produk baru. Pengolahan susu juga berfungsi untuk

memperpanjang masa simpan. Susu fermentasi dapat digolongkan beberapa macam

menurut jenis bakteri inokulum, yaitu yoghurt, kefir, yakult dan keju. Yoghurt

adalah susu yang diinokulasi dengan L. bulgaricus dan S. thermophillus atau L.

casei (Widodo, 2002).

Aktivitas enzim laktase dari mikroba starter pada susu fermentasi

menyebabkan laktosa dihidrolisis menjadi glukosa dan galaktosa yang mudah

dicerna dan diserap alat pencernaan. Manfaat susu fermentasi antara lain

mengurangi lactose intolerance yaitu gangguan pencernaan (diare, kembung, kram

perut) setelah minum susu (Usmiati dan Abubakar, 2009).

2.2.1 Bakteri Asam Laktat (BAL)

Bakteri asam laktat (BAL) merupakan bakteri gram positif, katalase positif,

tidak membentuk spora, anaerobik hingga mikrofilik. Kemampuan BAL merubah

substrat menjadi produk sangat terbatas sehingga perolehan energinya hanya

bergantung pada metabolisme secara fermentatif. Bakteri asam laktat

dikelompokkan menjadi heterofermentatif dan homofermentatif. Homofermentatif

apabila produk akhirnya terutama adalah asam laktat. Heterofermentatif apabila

asam laktat yang dihasilkannya bersama-sama dengan asam asetat, karbondioksida

dan senyawa diasetil (Tamime dan Robinson, 1989).

Proses fermentasi biasanya berkaitan dengan prebiotik dan probiotik.

Prebiotik umumnya adalah karbohidrat yang tidak dicerna dan tidak diserap,

Page 25: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

18

biasanya dalam bentuk oligosakarida dan serat pangan (Winarti, 2010). Menurut

Antarini (2011), untuk dapat digolongkan sebagai prebiotik, komponen pangan

harus memenuhi kriteria yaitu tahan terhadap asam lambung, tidak dihidrolisis oleh

enzim-enzim pencernaan, dan tidak diserap oleh usus halus. Prebiotik difermentasi

oleh mikroflora usus besar dan secara selektif menstimulir pertumbuhan dan

aktivitas bakteri dalam usus besar yang berkontribusi dalam kesehatan tubuh.

Probiotik merupakan mikroba hidup yang jika dikonsumsi dalam jumlah

memadai akan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Bakteri asam laktat yang dapat

digunakan sebagai probiotik banyak dari genus Lactobacillus dan Streptococcus

(Tabel 2).

Tabel 2. Bakteri asam laktat yang digunakan sebagai probiotik

Genus Spesies

Lactobacillus L. acidophilus, L. Plantarum, L.

Casei, L. Rhamnosus, L. delbrueckii

subsp. bulgaricus, L. reuteri, L.

fermentum, L. brevis, L. lactis, L.

Cellobiosus.

Streptococcus S. lactis, S. Cremoris, S. alivarious

subsp. thermophilus, S. Intermedius.

Leuconostoc -

Pediococcus -

Sumber: (Gobetti et al., 2000)

Menurut Legowo et al. (2009) BAL yang digunakan pada fermentasi perlu

diseleksi untuk memperoleh isolat yang memiliki kemampuan unggul. Ciri-ciri

BAL yang dapat menjadi starter yang baik pada fermentasi:

1. Memiliki kemampuan adaptasi tinggi terhadap kondisi lingkungan sehingga

memiliki tingkat efisiensi yang tinggi.

2. Ketersediaan mikroba terjamin, sebab bersumber dari lingkungan alam

Indonesia yang dapat diisolasi dari banyak sumber.

Page 26: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

19

3. Memungkinkan dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat dengan biaya yang

relatif murah untuk industri besar, maupun industri kecil, karena ketersediaan

yang cukup serta biaya relatif murah.

BAL yang terdapat pada dadih berpotensi sebagai probiotik (Salminen et al.,

1999). Pato (2008) menyatakan bahwa hasil isolasi BAL pada dadih ditemukan 36

strain Lactobacillus, Streptococcus dan Lactococcus. Bakteri asam laktat yang

digunakan untuk pembuatan yogurt adalah kombinasi bakteri Streptococcus

thermophilus, Lactobacillus bulgaricus, dan Lactobacillus acidophilus

(Chairunnisa, 2009).

2.2.2 Yoghurt

Menurut SNI 2981:2009, yoghurt adalah produk yang diperoleh dari

fermentasi susu menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

thermophillus atau bakteri asam laktat lain yang sesuai. Yoghurt dapat diproduksi

dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan

yang diizinkan.

Menurut Webb et al. (1983) rasa yoghurt didominasi oleh asam laktat yang

dihasilkan pada proses fermentasi laktosa oleh starter. Selama proses fermentasi

berlangsung terjadi perubahan karbohidrat, protein dan lemak, juga bahan organik

lain melalui enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu. Astawan (2008),

mengatakan bahwa BAL yang terdapat pada yoghurt dapat memecah laktosa susu

menjadi glukosa dan galaktosa.

Page 27: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

20

Protein (kasein) peptida asam amino

Lemak As. lemak

Gambar 2. Proses kimiawi fermentasi yoghurt

Sumber: (Helferich dan Westhoff, 1980)

Bahan atau komponen susu yang paling berperan pada pembuatan yoghurt

adalah laktosa dan kasein. Proses kimiawi pada saat fermentasi yoghurt terdapat

tahap pemecahan laktosa, tahap homofermentasi (menghasilkan asam piruvat),

tahap heterofermentatif (menghasilkan asam laktat, dan tahap degradasi dan

koagulasi protein. Laktosa susu dihidrolisis oleh Streptococcus

thermophillus menjadi glukosa dan galaktosa atau glukosa dan galaktosa-6P

dengan enzim 𝛽-D-Galaktosidase dan 𝛽-D-Phospogalaktosidase. Glukosa

kemudian memasuki rantai glikolisis, diubah menjadi asam laktat dan asam format

karena pengaruh aktivitas enzim laktat dehidrogenase. Protein susu dihidrolisis oleh

Lactobacillus bulgaricus menjadi asam amino. Proses fermentasi susu juga

Laktosa

Asam laktat

Glukosa + Galaktosa

Glukosa

Glukosa + Galaktosa-6P

Asetildehida + CO2

Glikolisis

Asam Format

Page 28: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

21

menyebabkan perubahan lemak susu menjadi asam lemak (Gambar 2) (Helferich

dan Westhoff, 1980).

Menurut Salminen et al. (2004), bakteri dapat dikatakan sebagai bakteri

probiotik apabila memenuhi beberapa kriteria, yaitu mampu tumbuh dan

melakukan metabolisme dengan cepat dan terdapat dalam jumlah yang banyak

dalam usus. Bakteri probiotik memproduksi asam-asam organik secara efisien dan

memiliki sifat antimikroba terhadap bakteri merugikan dan mampu tumbuh dalam

sistem produksi skala besar dan hidup selama kondisi penyimpanan (Salminen et

al., 2004), serta memiliki ketahanan terhadap antibiotik (Widodo, 2003). Beberapa

probiotik terdapat secara alami, contohnya Lactobacillus dalam yogurt (Winarti,

2010).

Menurut Astawan (2008), yoghurt mempunyai beberapa manfaat bagi tubuh

antara lain antidiare, antikanker, meningkatkan pertumbuhan, membantu penderita

lactose intolerance, dan mengatur kadar kolesterol dalam darah. Yoghurt juga dapat

menurunkan kolesterol, dan mengurangi resiko terjadinya kanker (Tamime dan

Robinson, 2007).

Menurut SNI (2009), standar yoghurt yang baik harus memiliki kandungan

protein minimal 2,7% dan total padatan tanpa lemak minimal 8,2%, serta

kandungan yoghurt lainnya disajikan pada (Tabel 3). Parameter fisik dari yoghurt

dinilai secara organoleptik oleh panelis meliputi penampakan, bau, rasa, dan

konsistensi. Standar jumlah BAL starter untuk pembuatan yoghurt adalah minimal

107 colony-forming units per millilitre (CFU/mL).

Page 29: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

22

Tabel 3. Standar mutu yoghurt menurut SNI 2981:2009

Kriteria Uji Parameter Persyaratan

Keadaan Penampakan Cairan kental sampai

semi padat

Bau Normal/khas

Rasa Asam/khas

Konsistensi Homogen

Lemak 0,6-2,9% (b/b)

Protein (N x 6,38) Min 2,7% (b/b)

Abu Maks 1,0% (b/b)

Jumlah bakteri starter Min 107 CFU/mL

Sumber: (SNI, 2009)

Mutu dan cita rasa susu fermentasi dipengaruhi antara lain oleh jenis bahan

baku, proses fermentasi, dan jenis mikroorganisme (starter) yang digunakan.

Penambahan gula pada yoghurt bertujuan untuk mempercepat proses fermentasi

dan meningkatkan cita rasa. Penambahan starter yang berbeda dan persentase yang

berbeda dapat menghasilkan kualitas yoghurt yang berbeda pula (Tamime dan

Robinson, 1989).

2.3 Peptida Bioaktif

Peptida merupakan molekul organik yang terdiri dari kumpulan asam amino.

Polimer ini tersusun atas 20 macam asam amino standar. Karakteristik peptida

ditentukan oleh susunan dan panjang asam amino dalam rantai peptida (Tidona et

al., 2009). Susunan asam amino ini bersifat khas untuk setiap jenis protein. Asam-

asam amino saling berbeda gugus R-nya (Winarno, 1993).

Berbagai protein dapat menjadi peptida bioaktif setelah melalui hidrolisis

oleh enzim-enzim protease yang dapat diperoleh dari pencernaan hewan, tanaman

maupun mikroorganisme (Kusumaningtyas, 2015). Peptida bioaktif banyak

terdapat pada protein makanan salah satunya yaitu susu. Pemutusan ikatan peptida

dari protein menghasilkan struktur yang lebih pendek dengan komposisi dan urutan

Page 30: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

23

asam amino tertentu. Pemecahan protein susu menghasilkan peptida-peptida yang

beberapa diantaranya bersifat bioaktif (Korhonen, 2009).

Peptida bioaktif merupakan fragmen protein spesifik yang memiliki fungsi

sebagai modulator dari berbagai proses regulasi di dalam tubuh sehingga

berdampak positif pada kesehatan tubuh (Sánchez dan Vázquez, 2017). Peptida

bioaktif umumnya memiliki 2 sampai 20 asam amino sebagai penyusunnya dan

memiliki sifat multifungsi. Asam amino dapat berasal dari hewan seperti susu dan

olahannya maupun tumbuhan seperti kacang-kacangan (Rutherford dan Moughan,

2005).

Peptida bioaktif terbentuk dari protein melalui tiga cara yaitu proses hidrolisis

oleh enzim proteolitik pencernaan di dalam tubuh, fermentasi oleh bakteri

proteolitik, dan hidrolisis dengan enzim yang diisolasi dari mikroorganisme atau

pun yang berasal tanaman. Protein terhidrolisis membentuk fragmen-fragmen

peptida yang lebih pendek dari protein induknya dan memiliki bioaktivitas dan juga

multifungsi (Pritchard, 2012).

2.4 Peptida Antioksidan

Menurut Aqil et al. (2006) antioksidan adalah senyawa yang mampu

menghilangkan dan menahan oksigen reaktif atau radikal bebas dalam tubuh.

Radikal bebas merupakan spesi atom dengan elektron tidak berpasangan. Radikal

bebas berasal dari spesi oksigen dan nitrogen. Efek yang membahayakan dari aksi

radikal bebas (Gambar 3) yaitu lipid peroksidasi, karbonilasi protein, reaksi

oksidasi, serta pengubahan struktur dan mutasi DNA (Halliwell, 1994).

Antioksidan dapat memperlambat proses oksidasi yang diakibatkan oleh radikal

Page 31: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

24

bebas seperti adanya tokoferol, askorbat, flavonoid, dan adanya peptida bioaktif

(Andriani, 2007).

Gambar 3. Reaksi pembentukan radikal bebas

Menurut Walther dan Sieber (2011) sumber utama peptida bioaktif adalah

susu dan produk fermentasi. Kandungan protein yang tinggi pada susu dan proses

degradasi protein susu menjadi peptida dengan susunan 2-20 asam amino dengan

bantuan bakteri asam laktat. Dua hal itu yang menjadi alasan susu dan produk

fermentasi dapat dikatakan sebagai sumber utama peptida bioaktif. Peptida bioaktif

yang dihasilkan dari pemecahan protein susu juga dilaporkan mempunyai aktivitas

antioksidan (Pihlanto, 2006).

Peptida antioksidan biasanya terdiri dari asam amino hidrofobik prolin,

histidin, tirosin atau triptofan dalam sekuennya. Hubungan antara struktur peptida

dengan mekanisme peptida sebagai antioksidan belum sepenuhnya diketahui.

Aktivitas peptida dalam hidrolisat sangat tergantung pada enzim proteolitik yang

digunakan. Secara umum tidak ditemukan adanya hubungan antara derajat

hidrolisis dengan aktivitas antioksidan pada hidrolisat protein whey. Aktivitas

Page 32: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

25

antioksidan lebih cenderung berhubungan dengan karakteristik sekuen asam amino

dari peptida dan sekuen tersebut sangat tergantung pada spesifitas protease

(Korhonen dan Pihlanto, 2006).

Peptida antioksidan mempunyai beberapa karakteristik unik yang

menentukan aktivitasnya, di antaranya adalah sekuen asam aminonya. 40 peptida

yang diisolasi dari protein kedelai dan mempunyai aktivitas antioksidan berkaitan

dengan sekuen Leu-Leu-Pro-His-His dengan Pro-His-His sebagai sisi aktif.

Antioksidan fenolik mempunyai aktivitas radical scavenging yang tinggi dan

sekaligus aktivitas peroxynitrite scavenging activity yang tinggi. Aktivitas

antioksidan phenylalanin, tryptophan, dan tyrosine (Gambar 4) kemungkinan

disebabkan oleh kemampuan gugus penyedia hidrogen dan cincin aromatik (Saito

dan Akiba, 2003).

Gambar 4. Struktur kimia asam amino (a) tirosin, (b) fenilalanin, (c) triptofan

2.5 Uji Aktivitas Antioksidan

Aktivitas antioksidan dapat ditentukan dengan beberapa metode yaitu metode

ABTS (2,2-Azinobis 3-ethyl benzothiazoline 6-sulfonic acid), FRAP (ferric

reducing antioxidant power), dan DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl). ABTS

(2,2-Azinobis 3-ethyl benzothiazoline 6-sulfonic acid) pada pengujian antioksidan

merupakan senyawa radikal yang mengandung atom nitrogen. Radikal ABTS

distabilkan melalui donor proton. Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan

berdasarkan penghilangan warna ABTS yang semula berwarna biru hijau akan

(a) (c) (b)

Page 33: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

26

berubah menjadi tidak berwarna apabila tereduksi oleh radikal bebas. Trolox yang

merupakan analog tokoferol digunakan sebagai standar (Yu, 2008).

Menurut Benzie dan Strain (1996), aktivitas antioksidan juga dapat diuji

menggunakan metode ferric reducing antioxidant power (FRAP). Metode tersebut

menggunakan Fe(TPTZ)23+ kompleks besi ligan 2,4,6-tripiridil-triazin sebagai

pereaksi. Kompleks biru Fe(TPTZ)23+ berfungsi sebagai zat pengoksidasi dan

mengalami reduksi menjadi Fe(TPTZ)22+ yang berwarna kuning.

Senyawa yang biasa digunakan untuk mengukur radikal bebas sebagai model

dalam pengukuran aktivitas antioksidan adalah DPPH (2,2-diphenyl-1-

picrylhydrazyl). Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH berdasarkan

hilangnya warna ungu akibat tereduksinya DPPH oleh antioksidan yang

terkandung. Perubahan warna menunjukkan bahwa DPPH telah tereduksi oleh

proses donasi hidrogen dari senyawa antioksidan (Yamaguchi et al., 1998).

Perhitungan yang digunakan dalam penentuan aktivitas penangkap radikal

oleh suatu senyawa adalah nilai IC50 (inhibition concentration 50%), nilai tersebut

menggambarkan besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat menetralkan radikal

sebesar 50%. IC50 dihitung dengan cara memasukkan nilai 50% ke dalam

persamaan kurva standar sebagai sumbu y kemudian dihitung nilai x sebagai

konsentrasi IC50. IC50 yang benilai kecil menunjukkan semakin tinggi aktivitas

antioksidasinya (Molyneux, 2004). Hubungan antara nilai IC50 dengan tingkat

aktivitas antioksidan disajikan pada (Tabel 4).

Page 34: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

27

Tabel 4. Hubungan nilai IC50 dengan aktivitas antioksidan

Nilai IC50 Tingkat Aktivitas Antioksidan

< 50 ppm Sangat kuat

50-100 ppm Kuat

101-250 ppm Sedang

250-500 ppm Lemah

> 500 ppm Tidak aktif

Sumber: (Jun et al., 2003)

Metode DPPH (C18H12N5O6) merupakan metode yang paling mudah

digunakan untuk menentukan aktivitas antioksidan. DPPH atau 2,2-diphenyl-1-

picrylhydrazyl adalah radikal yang stabil, berwarna ungu, dan menyerap kuat pada

panjang gelombang 515-520 nm. Warna ungu akan memudar menjadi kuning pucat

seiring dengan penangkapan atom H oleh DPPH. Metode DPPH banyak digunakan

karena prosesnya sederhana, cepat, tepat, dan tidak tergantung pada kepolaran

bahan yang diuji. Metode DPPH juga sangat sensitif, sehingga tidak memerlukan

banyak sampel (Winata, 2011). Reaksi dari DPPH (Gambar 5).

Gambar 5. Reaksi DPPH dan antioksidan (Yuhernita dan Juniarti, 2014)

Aktivitas antioksidan peptida juga berkaitan dengan komposisi dan struktur

asam amino (Ye et al., 2018). Menurut Kusumaningtyas et al. (2015) aktivitas

antioksidan yang tinggi disebabkan oleh jumlah asam amino hidrofobik dan

aromatik. Asam amino yang memiliki potensi sebagai antioksidan yaitu tirosin,

fenilalanin dan triptofan (Maharani et al., 2019).

A●

Page 35: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

28

2.6 Analisis Asam Amino dengan Ultra Performance Liquid Chromatography

(UPLC)

Cara analisis asam amino yang masih sering digunakan sampai saat ini adalah

kromatografi dengan berbagai macam teknik misalnya kromatografi kertas, lapisan

tipis dan kolom. Analisis asam amino dapat dilakukan dengan menggunakan

kromatografi cair dengan kinerja tinggi atau yang lebih dikenal dengan istilah High

Performance Liquid Chromatography (HPLC) (Muchtadi, 1989).

Kromatografi merupakan teknik analisis dengan solut atau zat-zat terlarut

terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi, karena zat-zat ini melewati kolom

kromatografi. High Performance Liquid Chromatography (HPLC) atau

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan metode kromatografi yang

tidak dekstruktif dan dapat digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif

(Gandjar dan Rohman, 2007).

Instrumen HPLC menggunakan tekanan tinggi untuk mendorong pelarut

melalui kolom. HPLC dalam biokimia digunakan untuk analisis konstituen

senyawa. HPLC dapat digunakan untuk pemisahan dan identifikasi asam amino,

asam nukleat, protein, hidrokarbon, pestisida, karbohidrat, antibiotik, steroid, dan

zat anorganik lainnya yang tak terhitung jumlahnya (Reddy et al., 2012)

UPLC atau Ultra Performance Liquid Chromatography merupakan

pengembangan alat HPLC. Mekanisme pemisahan pada HPLC dan UPLC sama,

namun instrumen UPLC memiliki kelebihan yaitu waktu analisis lebih cepat,

sensitivitas dan selektivitasnya lebih tinggi, pelarut yang digunakan sedikit dan

resolusinya lebih tinggi (Reddy et al,. 2012). Perbedaan HPLC dan UPLC

ditampilkan pada (Tabel 5).

Page 36: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

29

Tabel 5. Perbedaan spesifikasi HPLC dan UPLC

Karakteristik HPLC UPLC

Ukuran partikel 3-10 µ <2 µ

Suhu kolom 30 ℃ 65 ℃

Ukuran kolom 150 x 3,2 mm 150 x 2,1 mm

Volume injeksi 5 µL 2 µL

Laju alir 0,01-5 mL/min 0,6 mL/min

Sumber: (Reddy et al., 2012)

Perbedaan antara HPLC dengan UPLC terdapat pada ukuran partikel, suhu

kolom yang digunakan, ukuran kolom, volume injeksi yang dibutuhkan dan laju

alir pada sistemnya (Tabel 5). Kelebihan dari UPLC berkaitan dengan perbedaan

karakteristik tersebut. UPLC memiliki kelebihan yaitu memiliki selektivitas dan

sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan HPLC karena ukuran partikel

yang dapat dianalisis dengan UPLC mencapai kurang dari 2 µ. Waktu analisisnya

lebih cepat UPLC daripada HPLC karena suhu yang digunakan lebih tinggi pada

UPLC dan pelarut yang digunakan pada UPLC lebih sedikit karena volume yang

dibutuhkan untuk injeksi lebih sedikit (Reddy et al., 2012).

Page 37: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari bulan Maret hingga

Oktober 2019. Analisis komposisi asam amino menggunakan Ultra Performance

Liquid Chromatography (UPLC) dilakukan di laboratorium Saraswanti Indo

Genetech (SIG) Bogor pada tanggal 17 Oktober 2019.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu alat-alat gelas, botol kaca

bertutup untuk fermentasi, oven Memmert UN55, magnetic stirrer, centrifuge

Hettich, neraca analitik OHAUS AX124, vortex, hot plate, mikro pipet, micro tube,

tip, alat destilasi, alat sokhlet, freezer merk Sanyo, spektrofotometer UV-Vis

TermoFisher Scientific G10S, Ultra Performance Liquid Chromatography (UPLC)

Water type Breeze dengan kolom ACCQ-Tag Ultra C18, autoklaf merk Hirayama

HVE50, inkubator merk Memmert BM500, desikator Normax 250mm, kertas

saring kasar.

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dadih dari susu

kerbau dari desa Koto Malintang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Bahan lainnya

yaitu Susu sapi skim (IndoPrima), aquades, DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

0,1 mM (Aldrich), media deMan’s Rogosa Sharpe Agar (MRSA), larutan Buffer

Peptone Water (BPW) 0,1% (merck KGaA), reagen Bradford (merck KGaA),

bovine serum albumin (BSA) (merck KGaA), larutan natrium hidroksida 30%

(merck KGaA), trichloroacetic acid (TCA) 10% (Sigma-Aldrich Co), etanol 75%

Page 38: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

31

(merck KGaA), indikator Brom Cresol Green-Methyl Red (merck KGaA), larutan

asam klorida 6 N dan 0,05 N (merck KGaA), larutan boraks (merck KGaA),

akuabides, α Aminobutyric Acid (AABA), AccQ Fluor borat, pereaksi fluor A.

Page 39: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

32

3.3 Diagram Alir

Dadih susu

kerbau

Yoghurt

Larutan susu

sapi skim

Uji

proksimat

Pembuatan yoghurt dengan penambahan dadih 2,5;

5; 7,5; 10% (v/v) dalam susu sapi skim pada suhu

ruang, difermentasi selama 48 jam

Perhitungan

jumlah

Bakteri Asam

Laktat (BAL)

metode TPC

Uji

organoleptik

Uji aktivitas

antioksidan metode

DPPH

Ekstrak protein

yoghurt

Komposisi asam

amino dianalisis

dengan ultra

performance liquid

chromatography

(UPLC)

Uji IC50

Ekstraksi protein

Uji derajat

hidrolisis

Uji kadar protein terlarut

metode bradford

Tahap 1:

Pembuatan

yoghurt

Tahap 2:

Pengujian

Gambar 6. Diagram alir penelitian

Pengukuran pH

Page 40: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

33

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Sterilisasi Alat dengan Autoklaf

Alat-alat gelas yang digunakan dicuci bersih. Alat-alat seperti pinset, scalpel,

cawan petri, botol, dan erlenmeyer ditutup dengan kertas. Sterilisasi alat dilakukan

dengan menggunakan autoclave dengan tekanan 15 psi pada suhu 121 °C selama

15 menit.

3.4.2 Uji Total Bakteri Asam Laktat (BAL) Dadih dengan Metode Total Plate

Count (TPC) (Pelczar dan Chan, 1988)

Perhitungan jumlah bakteri asam laktat dilakukan pada dadih menggunakan

pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, hingga 10-9 yaitu dengan cara memindahkan 1 mL

sampel ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 mL larutan BPW 0,1% (v/v), lalu

dihomogenkan dengan menggunakan tube shaker. 1 mL larutan dari pengenceran

10-7 sampai 10-9 ditanam pada cawan petri berisi MRS Agar (Lampiran 19),

selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 °C dengan posisi terbalik. Perhitungan koloni

yang tumbuh dilakukan setelah 48 jam. Cara menghitung jumlah koloni yaitu

menggunakan persamaan:

Jumlah koloni (CFU/mL) = jumlah koloni x 1

faktor pengenceran

3.4.3 Pembuatan Yoghurt Berbasis Starter Dadih (SNI, 2009)

Sebanyak 157,5 g susu skim bubuk dilarutkan dalam 900 mL air mineral

hangat, kemudian disiapkan 5 buah botol kaca steril bertutup sebagai wadah

fermentasi. Botol pertama dijadikan kontrol, yaitu berisi 100 mL susu skim tanpa

ditambahkan starter dadih. Botol kedua hingga kelima ditambahkan starter dadih

sebanyak 2,5 (v/v) dan ditambahkan susu skim cair hingga volume total 100 mL.

Page 41: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

34

Kelima botol tersebut dikocok hingga homogen dan difermentasi pada suhu ruang

selama 48 jam.

3.4.4 Pengukuran nilai pH Yoghurt

Pengukuran pH yoghurt dilakukan tepat pada waktu fermentasi 48 jam. pH

yoghurt diukur menggunakan alat pH meter. Ujung indikator katoda pada pH meter

sebelumnya dicuci dengan aquades dan dibersihkan dengan tissue kering. Indikator

katoda dikalibrasi dengan mencelupkannya ke dalam larutan buffer 4 dan 7

(Wahyudi, 2006), setelah itu indikator katoda dicelupkan dalam sampel yoghurt.

Hasil pengukuran dibaca pada pH meter.

3.4.5 Uji Organoleptik Yoghurt Berbasis Starter Dadih (SNI, 2009)

Uji organoleptik dilakukan oleh 33 orang panelis tidak terlatih. Parameter uji

organoleptik meliputi tekstur, aroma, rasa, konsistensi, dan kesukaan umum produk

yoghurt. Rentang nilai yang dipakai yaitu 1-3 dimana masing-masing angka

menunjukkan tingkat kesukaan panelis terhadap produk (Tabel 6). Nilai tingkat

kesukaan panelis dijumlahkan serta dirata-rata masing-masing parameter kemudian

dilakukan analisis statistik (ANOVA) terhadap data hasil uji organoleptik.

Tabel 6. Skor uji organoleptik

Skor Keterangan

1 Tidak suka

2 Agak suka

3 Suka

3.4.6 Ekstraksi Protein Yoghurt Berbasis Starter Dadih (Chalid et al., 2018)

Sebanyak 100 mL sampel yoghurt dilarutkan dengan 100 mL etanol

75% (v/v) (Lampiran 21), kemudian diaduk sampai homogen, dilakukan

penyaringan dengan kertas saring kasar. Endapan dibuang dan filtrat dievaporasi

Page 42: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

35

menggunakan vaccum rotary evaporator untuk menghilangkan pelarut etanol.

Filtrat disentrifuse dan didapatkan ekstrak protein yoghurt.

3.4.7 Pengukuran Kadar Protein Terlarut Yoghurt (Bradford, 1976)

Ekstrak protein yoghurt sebanyak 50 µL dimasukkan ke dalam tabung reaksi,

ditambahkan 2,5 mL pereaksi Bradford (Lampiran 16), divorteks dan didiamkan

selama 5 menit, lalu absrobansi larutan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis

pada λ = 595 nm. Ekstrak susu skim sebagai kontrol diuji kadar protein terlarut

dengan metode Bradford. Hasil didapatkan dengan membuat kurva standar bovine

serum albumin (BSA) (Lampiran 16) untuk mengetahui kandungan protein.

3.4.8 Uji Derajat Hidrolisis (Hoyle & Merritt, 1994)

Ekstrak protein sebanyak 5 mL ditambahkan dengan 5 mL TCA 10% (v/v)

(Lampiran 18). Campuran tersebut kemudian didiamkan selama 30 menit agar

terjadi pengendapan, lalu disentrifugasi dengan kecepatan 6000 rpm selama 15

menit. Supernatan dianalisis kadar protein menggunakan metode Bradford,

menghasilkan data konsentrasi protein terlarut TCA. Derajat hidrolisis dihitung

menggunakan rumus :

Derajat Hidrolisis = Konsentrasi protein terlarut TCA 10%

Konsentrasi protein total susu x 100%

3.4.9 Uji Aktivitas Antioksidan Yoghurt (Molyneux, 2004)

Sebanyak 2 mL ekstrak protein ditambahkan dengan 2 mL DPPH 0,1 Mm

(Lampiran 17). Campuran dihomogenkan dan dibiarkan selama 30 menit di tempat

gelap, serapan diukur dengan spektrofotometer UV - Vis pada panjang gelombang

517 nm. Metanol digunakan sebagai blanko. Nilai persentase inhibisi dihitung

dengan rumus sebagai berikut.

Page 43: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

36

% Inhibisi = Abs blanko − Abs sampel

Abs blanko x 100%

Nilai IC50 ditentukan menggunakan persamaan regresi linier y = ax + b,

dimana y adalah % inhibisi yang bernilai 50 dan x adalah konsentrasi sampel yang

akan ditentukan nilai IC50 nya dari deret konsentrasi sampel. Vitamin C (asam

askorbat) digunakan sebagai kontrol positif.

3.4.10 Analisis Komposisi Asam Amino Susu Skim dan Yoghurt dengan Ultra

Performance Liquid Chromatography (UPLC) (Gandjar dan Rohman,

2007)

Komposisi asam amino peptida antioksidan yoghurt yang paling optimum

dianalisis dengan menggunakan Ultra Performance Liquid Chromatography

(UPLC). Sampel sebanyak 0,1-1,0 g ditambahkan dengan 5 mL larutan HCl 6 N

(Lampiran 22), kemudian dioven selama 22 jam pada suhu 110 ℃. Larutan

didinginkan dan dipindahkan ke labu ukur 50 mL, lalu ditambahkan akuabides

hingga batas tera. Larutan disaring dengan filter 0,45 µm. Sebanyak 500 µL larutan

ditambahkan dengan 40 µL α Aminobutyric Acid (AABA) dan 460 µL akuabides.

Larutan yang telah dihomogenkan diambil sebanyak 10 µL dan ditambahkan AccQ

Fluor borate serta 20 µL pereaksi Fluor A dan dihomogenkan kembali. Larutan

didiamkan selama 1 menit dan diinkubasi pada suhu 55 ℃ selama 10 menit.

Sebanyak 10 µL larutan diinjeksikan ke dalam UPLC. Berikut adalah kondisi

UPLC untuk pemisahan.

Page 44: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

37

Tabel 7. Kondisi Ultra Performance Liquid Chromatography (UPLC) saat analisis

asam amino

3.4.11 Uji Proksimat Yoghurt Berbasis Starter Dadih

Kadar Air (AOAC, 2005)

Pengukuran kadar air dilakukan menggunakan oven. Cawan porselen kosong

dikeringkan dalam oven pada suhu 105 ℃ selama 15 menit, didinginkan dalam

desikator, kemudian ditimbang (A). Sebanyak 2 g sampel (B) ditimbang dan ditaruh

pada cawan. Cawan berisi sampel dikeringkan di dalam oven dengan suhu 105 ℃

selama 6 jam. Sampel didinginkan dalam desikator dan ditimbang (C).

Kadar air dihitung dengan persamaan:

Kadar air (%) = B−(C−A)

B x 100%

dimana:

A= Bobot cawan kosong (g)

B= Bobot sampel (g)

C= Bobot cawan + sampel (g)

Kadar Abu (AOAC, 2005)

Sampel ditimbang sebanyak 2 g (B) dan dimasukkan ke dalam cawan porselin

yang telah diketahui bobotnya (A). Sampel dioven pada suhu 105 ℃ selama 6 jam,

kemudian dimasukkan ke dalam tanur bersuhu 500-600 ℃ sampai menjadi abu

Parameter Keterangan

Kolom ACCQ-Tag Ultra C18

Suhu 49 ℃

Fase Gerak Sistem komposisi gradient

(A : Accq.Tag Ultra Eluent A 100 %

B : Accq.Tag Ultra Eluent B :

akuabides 90 : 10

C : Akuabides

D : Accq.Tag Ultra Eluent B 100 %)

Laju Alir 0,5 mL/menit

Detektor PDA λ 260 nm

Volume Injeksi 1 µL

Page 45: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

38

berwarna putih selama 3 jam. Cawan yang berisi abu didinginkan dalam desikator

dan dilakukan penimbangan hingga diperoleh bobot tetap (C). Kadar abu ditentukan

dengan persamaan berikut.

Kadar abu (%) = (C−A)

B x 100%

dimana:

A= Bobot cawan kosong (g)

B= Bobot sampel (g)

C= Bobot cawan + sampel (g)

Kadar Protein Metode Kjeldahl (AOAC, 2005)

Kadar protein yang terkandung dalam produk yoghurt dianalisis melalui

tahapan analisis total nitrogen dengan metode Kjeldahl yang terdiri dari tiga tahap

yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Tahap destruksi dilakukan dengan cara

memasukkan sebanyak 0,25 g sampel ke dalam labu Kjeldahl dan ditambahkan 0,25

g campuran katalis selen (SeO2 + K2SO4 + CuSO4) dan 3 mL H2SO4 pekat,

selanjutnya didestruksi selama 1 jam dengan kenaikan suhu secara bertahap sampai

cairan menjadi jernih, lalu didinginkan.

Sampel hasil destruksi diencerkan dengan akuades sampai 50 mL. Tahap

destilasi dilakukan dengan penambahan 20 mL larutan NaOH 40% (Lampiran 23).

Hasil destilasi ditampung dalam labu erlenmeyer yang berisi 10 mL larutan asam

borat dan 2 tetes indikator Brom Cresol Green-Methyl Red. Destilasi dilakukan

hingga 20 menit setelah tetesan pertama hingga destilat menjadi hijau tosca.

Larutan hasil destilasi dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N (Lampiran 24) yang

sebelumnya telah distandarisasi dengan menggunakan larutan boraks 0,1 N. Titrasi

Page 46: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

39

dilakukan sampai terjadi perubahan warna dari hijau tosca menjadi warna merah

seulas. Volume HCl yang terpakai untuk titrasi diukur.

%N = (S−B) x N HCl x Ar Nitrogen

W x 1000 x 100%

Kadar N = %N x Faktor konversi

di mana :

S = volume titran sampel (mL)

B = volume titran blanko (mL)

W = bobot sampel kering (mg)

Kadar Lemak (AOAC, 2005)

Kadar lemak dianalisis dengan menggunakan metode sokhletasi. 2 g sampel

ditimbang (B) dan dibungkus dengan kertas saring. Sampel yang sudah dibungkus

dimasukkan ke dalam labu ekstraksi sokhlet yang sebelumnya telah dikeringkan

dalam oven, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang (A).

Alat kondensor diletakkan di bagian atas dan labu bulat diletakkan di bagian

bawah. Sebanyak 150 mL pelarut n-heksana dimasukkan ke dalam labu bulat, lalu

direfluks selama 6 jam. Pelarut yang ada dalam labu didestilasi dan pelarut

ditampung kembali. Labu yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven

pada suhu 105 ℃ hingga mencapai bobot yang konstan, kemudian didinginkan

dalam desikator. Labu bersama lemak di dalamnya ditimbang (C) dan bobot lemak

dapat diketahui dengan menggunakan persamaan berikut.

Kadar lemak (%) = (C−A)

B x 100%

dimana:

A= Bobot labu (g)

B= Bobot sampel (g)

C= Bobot labu + sampel (g)

Page 47: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Total Bakteri Asam Laktat (BAL) Dadih

Dadih susu kerbau diketahui mengandung berbagai bakteri asam laktat (BAL)

seperti Lactobacillus plantarum, Lactobacillus brevis, Streptococcus agalactiae,

Bacillus cereus, dan Streptococcus uberis (Pato, 2008), sehingga dadih dapat

dijadikan starter dalam pembuatan yoghurt pada penelitian ini. Pengujian total

BAL dilakukan dengan metode Total Plate Count (TPC). Menurut SNI (2009),

syarat suatu bahan dapat dijadikan starter dalam pembuatan yoghurt harus

mengandung total BAL minimal 107 colony-forming units per millilitre (CFU/mL).

Tujuan dilakukannya pengujian total BAL pada dadih adalah untuk mengetahui

apakah dadih yang digunakan memenuhi syarat sesuai SNI untuk dijadikan starter

pada pembuatan yoghurt.

Koloni mikroba yang tumbuh pada tiap cawan sampel dihitung dengan

manual menggunakan hand tally counter. Jumlah koloni mikroba yang dianalisis

ialah rentang jumlah anatara 30-300 koloni (Sukmawati, 2018). Berikut adalah hasil

pengujian total BAL.

Tabel 8. Hasil pengujian total BAL dadih

Faktor Pengenceran Hasil pengamatan

24 jam 48 jam Total (CFU/mL)

10-5 963 >>> *

10-6 691 >>> *

10-7 633 >>> *

10-8 602 >>> *

10-9 70 101 1,01 x 1011

Keterangan: >>> = koloni terlalu banyak, melebihi 300

* = menandakan tidak bisa dihitung

Page 48: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

41

Hasil pengujian total BAL sesuai standar SNI didapatkan pada pengenceran

10-9 yaitu sebesar 1,01 x 1011. Pengenceran 10-5 sampai 10-8 tidak memenuhi syarat

untuk dihitung karena jumlah koloni lebih dari 300 (Tabel 8). Prinsip pengenceran

pada analisis BAL yaitu semakin tinggi faktor pengenceran maka semakin rendah

jumlah koloni mikroba yang tumbuh atau faktor pengenceran berbanding terbalik

dengan jumlah koloni mikroba yang tumbuh. Syarat suatu bahan dapat dijadikan

starter pada pembuatan yoghurt sesuai mutu SNI adalah minimal total BAL 107

CFU/mL, sehingga dapat disimpulkan dadih susu kerbau yang digunakan

memenuhi syarat sebagai starter pada pembuatan yoghurt.

Waktu inkubasi

24 jam 48 jam 24 jam 48 jam

10-5

10-5

10-8

10-8

10-6

10-6

10-9

10-9

10-7

10-7

Gambar 7. Koloni BAL dadih pada media MRSA

Koloni BAL terlihat menutupi permukaan media pada cawan (Gambar 7).

Koloni BAL yang tumbuh pada media MRS Agar semakin bertambah seiring

lamanya waktu unkubasi. Semakin kecil pengenceran, maka koloni BAL yang

Page 49: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

42

tumbuh semakin sedikit. Pengenceran 10-9 memenuhi syarat jumlah koloni BAL

untuk dihitung, sehingga tidak dilanjutkan ke pengenceran yang lebih tinggi.

4.2 Karakteristik dan pH Yoghurt Berbasis Starter Dadih

Yoghurt merupakan produk pangan atau minuman yang diperoleh dari

fermentasi susu menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

thermophillus dan atau bakteri asam laktat lain yang sesuai (SNI, 2009). Produksi

yoghurt pada penelitian ini menggunakan susu sapi skim dengan starter susu kerbau

fermentasi (dadih) (Gambar 8). Dadih diperoleh dari desa Koto Malintang,

Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Gambar 8. Yoghurt dengan variasi konsentrasi starter dadih

Keterangan: yoghurt dengan penambahan starter dadih 2,5% (v/v)

Penampakan yoghurt A1 secara visual hampir sama yaitu warnanya putih

keruh dan kental. Yoghurt A4 memiliki tekstur yang paling kental dibandingkan

yang lainnya. Kekentalan ini disebabkan oleh penambahan dadih dengan

konsentrasi yang lebih tinggi (10%) dibandingkan yang lain.

Produk yoghurt diukur nilai pH menggunakan alat pH meter. Hasil

pengukuran pH yoghurt disajikan pada Tabel 9. Nilai pH dari seluruh konsentrasi

menunjukkan keasaman yoghurt.

A1

A3

A2

A4

Page 50: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

43

Tabel 9. Nilai pH yoghurt berbasis starter dadih

Konsentrasi penambahan dadih %

(v/v)

pH yoghurt berbasis starter dadih

2,5 4,27

5 4,28

7,5 4,18

10 4,20

Yoghurt dengan variasi konsentrasi penambahan dadih menunjukkan pH

terendah yaitu pada yoghurt dengan penambahan dadih 7,5% (v/v) sebesar 4,18.

Nilai pH tertinggi sebesar 4,28 pada yoghurt dengan penambahan dadih 5% (v/v).

Semakin banyak jumlah BAL maka semakin banyak hasil metabolit terutama

berupa asam laktat yang dapat terdisosiasi dalam ion H sehingga pH menjadi

semakin rendah. Chalid et al. (2018) melaporkan pH dadih dengan waktu

fermentasi berbeda dan didapatkan nilai pH sebesar 4,2-4,8. Helferich dan Westhoff

(1980) menyatakan bahwa selama proses fermentasi susu, terjadi penguraian

laktosa menjadi asam laktat yang menyebabkan keasaman meningkat dan terjadi

penurunan pH.

Laktosa Glukosa + Galaktosa Asam piruvat Asam laktat + CO2

4.3 Hasil Organoleptik Yoghurt Berbasis Dadih

Uji organoleptik yoghurt bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan dan

penerimaan panelis terhadap produk yoghurt dengan beberapa konsentrasi

penambahan dadih. Uji organoleptik pada penelitian meliputi uji tekstur,

konsistensi, aroma, rasa dan kesukaan umum (hedonik) terhadap yoghurt. Menurut

SNI (2009), yoghurt memiliki karakteristik kental, homogen, beraroma khas

yoghurt, berasa asam dengan warna putih keruh. Uji organoleptik yang digunakan

yaitu uji hedonik dari 33 orang panelis tidak terlatih. Rentang nilai yang digunakan

yaitu 1-3, dimana skor 1 jika sampel tidak sesuai karakteristik yoghurt, skor 2 jika

Page 51: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

44

sampel agak sesuai dengan karakteristik yoghurt tetapi masih ada beberapa

kekurangan, dan skor 3 jika sampel sesuai karakteristik yoghurt.

4.3.1 Tekstur

Parameter yang pertama diuji tekstur atau bentuk fisik yoghurt. Rukmana

(2001) menyakatan bahwa bila pH susu rendah, maka kasein menjadi tidak stabil

dan akan terkoagulasi (menggumpal) sehingga membuat tekstur yoghurt semakin

kental.

Hasil analisis variansi terhadap tekstur yoghurt menunjukkan tingkat

kesukaan panelis tertinggi pada yoghurt dengan penambahan starter dadih dengan

konsentrasi 10% (v/v) yaitu skor 2,90. Tingkat kesukaan terendah pada tekstur

yoghurt penambahan dadih 5% (v/v) dengan skor 1,72. Rata-rata tekstur yoghurt

diantara keempat formulasi menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)

(Lampiran 4). Tekstur yoghurt semakin kental semakin disukai panelis. Menurut

Pangestu et al. (2017), kekentalan tekstur yogurt disebabkan oleh bahan yang

memiliki daya ikat yang sangat baik dalam membentuk matriks untuk menangkap

air sehingga menyebabkan viskositas semakin kental. Kadar air yang relatif tinggi

menyebabkan nilai kekentalan menjadi rendah.

4.3.2 Konsistensi

Konsistensi yoghurt berhubungan dengan tingkat homogenitas yoghurt, uji

organoleptik terhadap konsistensi ini bertujuan untuk melihat tingkat kesukaan

panelis terhadap perbedaan homogenitas dari masing-masing konsentrasi

penambahan dadih pada produksi yoghurt. Manab (2008) mengatakan bahwa

apabila pH susu mendekati 4,6 atau dibawahnya, maka kelarutan kasein semakin

kecil sehingga terjadi interaksi antara misel kasein yang dapat membentuk struktur

Page 52: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

45

dan konsistensi yoghurt. Hasil analisis variansi secara statistik terhadap konsistensi

yoghurt menunjukkan tingkat kesukaan panelis tertinggi pada yoghurt dengan

penambahan dadih konsentrasi 10% (v/v) dengan rata-rata nilai 2,6. Tingkat

kesukaan terendah pada yoghurt konsentrasi 2,5% (v/v) dengan nilai 1,78.

Penampakan fisik yoghurt tersebut saat diuji organoleptik kurang homogen atau

masih ada gumpalan kasar dadih. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian

Djali et al. (2018) yaitu jumlah protein yang meningkat menyebabkan pembentukan

koagulan sehingga yoghurt memiliki konsistensi yang lebih tinggi. Hasil analisis

ragam menunjukkan adanya perbedaan nyata (P<0,05) (Lampiran 5) pada semua

variasi konsentrasi yoghurt.

4.3.3 Aroma

Aroma menjadi salah satu faktor dalam penentuan mutu pangan karena aroma

makanan dapat menentukan kelezatan makanan. Aroma diterima oleh hidung dan

otak merupakan campuran empat aroma utama yaitu harum, asam, tengik, dan

hangus (Winarno, 2004). Yoghurt memiliki aroma yang khas karena keasaman

yang dihasilkan dari bakteri asam laktat pada proses fermentasi susu (Yunus et al.,

2017). Aroma yoghurt hasil penelitian ini khas karena penggunaan dadih susu

kerbau sebagai starter.

Pengujian kesukaan terhadap aroma dilakukan dengan cara menghirup aroma

khas dari semua sampel yoghurt. Aroma dan rasa yoghurt dipengaruhi oleh adanya

senyawa asetaldehida, diasetil, asam asetat, dan asam-asam lain yang jumlahnya

sangat sedikit. Senyawa ini dibentuk oleh bakteri asam laktat (BAL) pada yoghurt.

Aroma khas yoghurt disebabkan juga perubahan laktosa menjadi asam laktat

(Chandan, 2006).

Page 53: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

46

Gambar 9. Rerata tingkat kesukaan panelis terhadap aroma yoghurt berbasis dadih

Hasil analisis variansi secara statistik terhadap aroma (Gambar 9)

menunjukkan kesukaan panelis tertinggi pada yoghurt dengan penambahan dadih

konsentrasi 10% (v/v) yaitu 2,60. Tingkat kesukaan terendah terdapat pada yoghurt

dengan penambahan dadih konsentrasi 5% (v/v) dengan rerata nilai 2,18. Analisis

sidik ragam aroma yoghurt menunjukkan hasil beda nyata (P<0,05) (Lampiran 6).

Panelis menyatakan bahwa aroma yang tercium pada seluruh konsentrasi

penambahan dadih adalah aroma asam khas yoghurt, namum yang aromanya paling

tepat adalah yoghurt dengan penambaham konsentrasi 10% (v/v). Menurut

penelitian Widodo et al. (2015), tingkat kesukaan panelis terhadap aroma yoghurt

dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan yoghurt.

4.3.4 Rasa

Rasa didefinisikan sebagai rangsangan yang timbul oleh bahan yang dimakan,

terutama melibatkan lidah sebagai panca indera. Rasa dari yoghurt adalah asam

(Yunus et al., 2017). Djaafar dan Rahayu (2006) mengatakan bahwa pembentukan

asam laktat pada proses fermentasi menyebabkan peningkatan keasaman yoghurt.

Berdasarkan penilaian panelis terhadap rasa yoghurt menunjukkan bahwa semakin

banyak proporsi penambahan dadih sebagai starter, maka rasa yoghurt semakin

2,24±0,712,18±0,63

2,21±0,65

2,60±0,55

1,90

2,00

2,10

2,20

2,30

2,40

2,50

2,60

2,70

2,5 5 7,5 10

Sko

r ar

om

a

Konsentrasi penambahan dadih pada yoghurt % (v/v)

Page 54: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

47

asam. Hal ini sejalan dengan nilai pH, semakin besar penambahan dadih nilai pH

yoghurt semakin turun atau asam.

Gambar 10. Rerata tingkat kesukaan panelis terhadap rasa yoghurt berbasis dadih

Berdasarkan analisis sidik ragam rasa pada semua variasi konsentrasi yoghurt

menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,005) (Lampiran 7). Hasil pengolahan

data secara statistik tingkat kesukaan tertinggi terhadap rasa pada yoghurt dengan

penambahan dadih konsentrasi 10% (v/v) sebesar 2,66. Tingkat kesukaan terendah

pada yoghurt dengan konsentrasi penambahan dadih 2,5% (v/v) yaitu 2,06

(Gambar 10). Hasil tersebut menunjukkan bahwa panelis menyukai rasa yoghurt

yang asam, dimana rasa asam tersebut menutupi rasa lain dari bahan baku yaitu

susu dan dadih.

4.3.5 Kesukaan Umum (Hedonik)

Kesukaan umum adalah tingkat kesukaan panelis terhadap suatu produk

secara keseluruhan, yang dipengaruhi oleh parameter kenampakan tekstur,

konsistensi, aroma, dan rasa (Figura dan Teixeira, 2007). Tujuan analisis kesukaan

umum adalah untuk mengetahui formulasi yoghurt yang paling disukai panelis,

karena setiap parameter memiliki respon yang berbeda-beda.

2,06±0,612,39±0,70

2,54±0,66 2,66±0,59

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

2,5 5 7,5 10

Sko

r ra

sa

Konsentrasi penambahan dadih pada yoghurt % (v/v)

Page 55: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

48

Hasil analisis variansi terhadap kesukaan umum yoghurt diantara keempat

formulasi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,005) (Lampiran 8). Skor

tertinggi didapatkan pada yoghurt yang dihasilkan dari fermentasi dengan

penambahan dadih 10% (v/v) yaitu sebesar 2,06. Keseluruhan parameter

menunjukkan hasil yang paling banyak disukai panelis adalah yoghurt dengan

konsentrasi penambahan dadih 10% (v/v).

4.4 Kadar Protein Terlarut Yoghurt Berbasis Dadih

Yoghurt hasil penelitian diekstraksi dengan menggunakan etanol 75% (v/v).

Proses ekstraksi tersebut didasarkan pada pengendapan peptida pada yoghurt.

Ekstrak yoghurt berupa cairan berwarna kuning dan kadar protein terlarut diuji

dengan metode Bradford.

Metode Bradford adalah suatu metode untuk mengukur konsentrasi protein

total dengan secara kolorimetri dalam suatu larutan. Prinsip dari uji Bradford yaitu

melibatkan pewarna Coomassie Brilliant Blue (CBB) yang berikatan dengan

protein dalam suatu larutan yang bersifat asam sehingga memberikan warna biru.

Absorbansinya dapat diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada

panjang gelombang 465-595 nm (Anam, 2010).

Page 56: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

49

Gambar 11. Kadar protein terlarut yoghurt berbasis dadih

Kadar protein terlarut yoghurt berbasis starter dadih disajikan pada Gambar

11, dengan nilai kadar protein terlarut kontrol (susu skim tanpa dadih) yaitu sebesar

2265 ppm. Hal tersebut menunjukkan kadar protein masih sangat tinggi karena

belum terjadi proses hidrolisis protein. Kadar protein tertinggi adalah yoghurt

dengan penambahan konsentrasi dadih 2,5% (v/v) yaitu sebesar 210,875 ppm

(Lampiran 13). Kadar protein terendah terdapat pada yoghurt dengan penambahan

dadih konsentrasi 7,5% (v/v) yaitu 138,375 ppm.

Kadar protein yoghurt dengan penambahan dadih konsentrasi 2,5% (v/v)

hingga konsentrasi 7,5% (v/v) menunjukkan penurunan, namun pada yoghurt

dengan penambahan dadih 10% (v/v) mengalami peningkatan. Kadar protein

menurun ketika aktivitas pembelahan jumlah bakteri meningkat, sehingga bakteri

membutuhkan asam amino sebagai sumber energi dalam jumlah yang lebih besar.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian Kartika (2011), yang menyatakan formulasi

dan waktu fermentasi yang optimal untuk BAL menghasilkan kadar protein terlarut

paling tinggi.

2265±0,0049

210,87±0,0078184±0,0028

138,37±0,0035

191,50±0

0

100

200

300

400

500

600

0 2,5 5 7,5 10

Kad

ar p

rote

in t

erla

rut

(pp

m)

Konsentrasi penambahan dadih % (v/v)

Page 57: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

50

Chalid et al. (2018) meneliti kadar protein terlarut dadih yang cenderung

meningkat sejalan dengan bertambah lamanya waktu fermentasi. Peningkatan kadar

protein pada yoghurt berasal dari hasil degradasi protein yang disebabkan oleh

enzim-enzim protease yang dihasilkan bakteri. Pemecahan sel bakteri juga

mempengaruhi peningkatan kadar protein karena sel-sel bakteri tersebut akan

bercampur dengan substrat sehingga menyebabkan peningkatan kadar protein pada

substrat (Yusmarini dan Efendi, 2004).

4.5 Derajat Hidrolisis Yoghurt Berbasis Dadih

Derajat hidrolisis merupakan presentase ikatan peptida yang terputus pada

rantai polipeptida, serta memberikan informasi mengenai efisiensi dari reaksi

hidrolisis protein yang dilakukan. Nilai derajat hidrolisis berkaitan dengan jumlah

produk hidrolisat yang dihasilkan, atau dengan kata lain nilai derajat hidrolisis

memiliki kecenderungan yang sama dengan jumlah protein terlarut atau gugus

amino bebas (Adler-Nissen, 1979).

Metode hidrolisis protein pada penelitian ini yaitu menggunakan bakteri asam

laktat yang dihasilkan pada proses fermentasi. Metode uji derajat hidrolisis pada

penelitian ini didasari oleh jumlah kelarutan protein dalam asam trikloroasetat

(TCA) dari total kadar protein terlarut (Hoyle & Merritt, 1994). Kadar protein yang

terlarut dalam TCA diukur setelah komponen yang tidak terlarut mengendap.

Page 58: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

51

Gambar 12. Nilai derajat hidrolisis yoghurt berbasis dadih

Nilai derajat hidrolisis yoghurt berbasis starter dadih disajikan pada Gambar

12. Yoghurt dengan konsentrasi dadih 5% (v/v) memiliki nilai derajat hidrolisis

tertinggi yaitu 11,165% (Lampiran 14). Menurut Hernandez et al. (2011), derajat

hidrolisis berbanding lurus dengan konsentrasi protein terlarutnya, namun pada

penelitian ini nilai derajat hidrolisis tidak berbanding lurus dengan kadar protein

terlarut. Hal tersebut diduga karena masih banyaknya protein yang belum

terdegradasi menjadi peptida, sehingga hidrolisis tidak sempurna. Hasil penelitian

Haslaniza et al. (2010), menunjukkan peningkatan derajat hidrolisis pada

konsentrasi enzim paling kecil yang disebabkan oleh peningkatan peptida dan asam

amino yang terlarut akibat pemutusan ikatan peptida selama proses hidrolisis

protein berlangsung.

4.6 Aktivitas Antioksidan Yoghurt Berbasis Dadih

Persen penghambatan tertinggi pada penelitian ini yaitu yoghurt dengan

konsentrasi penambahan dadih 2,5% (v/v) sebesar 88,86% (Gambar 13). IC50 dari

konsentrasi yang menghasilkan persen penghambatan tertinggi ditentukan dengan

membuat kurva hubungan antara konsentrasi dan persen penghambatan. Nilai IC50

dari yoghurt dengan konsentrasi penambahan dadih 2,5% (v/v) yaitu sebesar 78,278

5,87±0,117

11,17±0,039

6,62±0,078

10,12±0,194

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

2,5 5 7,5 10

Der

ajat

hid

roli

sis

Konsentrasi penambahan dadih % (v/v)

Page 59: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

52

ppm (Lampiran 15). Yoghurt berbasis starter dadih menunjukkan aktivitas

antioksidan yang kuat karena memiliki nilai IC50 yang berada di range 50-100 ppm

(Jun et al., 2003). Kontrol positif yang digunakan pada pengujian aktivitas

antioksidan yaitu asam askorbat. Nilai IC50 dari asam askorbat adalah 4,20 ppm.

Menurut Jia et al. (2010), ketika radikal bebas DPPH bereaksi dengan

substansi pendonor proton sebagai antioksidan, radikal ditangkap dan nilai

absorbansi akan berkurang (menurun). Nilai persen penghambatan radikal bebas

DPPH ditentukan berdasarkan hasil pengukuran absorbansi. Semakin besar persen

penghambatan maka aktivitas antioksidan semakin tinggi.

Gambar 13. Nilai persentase penghambatan yoghurt berbasis dadih

Chalid dan Hartiningsih (2013), telah meneliti dadih susu kerbau yang

memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 241,8 ppm. Produk yoghurt

yang dibuat pada penelitian ini adalah pengembangan dadih susu kerbau yang

digunakan sebagai starter dalam penelitian ini. Aktivitas antioksidan yoghurt lebih

kuat dibandingkan dengan aktivitas antioksidan dadih. Hal tersebut diperkuat oleh

penelitian Badarinath (2010) yaitu semakin kecil nilai IC50, maka semakin tinggi

aktivitas antioksidan. Kusumaningtyas et al. (2015) melaporkan bahwa aktivitas

88,86±0,0056

73,51±0,0070

47,90±0,0007

67,33±0,0056

0

20

40

60

80

100

2,5 5 7,5 10

% I

nh

ibis

i

Konsentrasi penambahan dadih % (v/v)

Page 60: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

53

antioksidan yang tinggi pada hidrolisat protein susu kambing disebabkan oleh

jumlah total asam amino hidrofobik dan aromatik.

Aktivitas antioksidan diperankan oleh asam amino hidrofobik, salah satunya

yaitu tirosin. Mekanisme penghambatan radikal bebas pada asam amino tirosin

disajikan pada Gambar 14.

Gambar 14. Mekanisme penghambatan radikal bebas pada peptida asam amino

tirosin. Sumber: (Esfandi et al., 2019)

Keterangan: HAT = Hydrogen Atom Transfer

● = radikal

Aktivitas antioksidan pada yoghurt berasal dari asam amino karena yoghurt

diproduksi dari bahan susu yang mengandung peptida bioaktif. Aktivitas gugus

ROO● pada peptida asam amino tirosin menunjukkan adanya donor proton. ROO●

radikal mendapat proton dari gugus hidroksi tirosin membentuk molekul netral

ROOH. Tirosin menjadi radikal baru, namun dapat beresonansi menjadi gugus

keton yang stabil (Esfandi et al., 2019).

4.7 Komposisi Asam Amino Yoghurt Berbasis Dadih

Asam amino merupakan komponen penyusun protein, susunannya bersifat

khas untuk setiap jenis protein. Protein dapat dipecah menjadi unit yang lebih

sederhana (asam amino) melalaui proses hidrolisis secara enzimatis (Nelson dan

Cox, 2004). Asam amino terbagi menjadi dua yaitu asam amino esensial dan non

esensial. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat dibuat dalam tubuh

sehingga harus diperoleh dari makanan sumber protein seperti susu, telur, kacang-

ROO●

Page 61: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

54

kacangan. Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat dibuat dalam tubuh

(Lehninger, 1993).

Asam amino pada susu skim yang kadarnya paling tinggi adalah asam

glutamat yaitu sebesar 4343 mg/kg, sedangkan yang terendah adalah sistin sebesar

63,72% mg/kg. Asam amino metionin tidak terdeteksi diperkirakan karena

kandungan metionin pada susu skiim sangat rendah sehingga tidak dapat dideteksi

oleh UPLC. Berikut merupakan hasil analisis asam amino pada susu skim dan

yoghurt.

Tabel 10. Hasil analisis kadar asam amino pada susu skim dan yoghurt

Klasifikasi asam

amino

Asam amino Kadar asam amino (mg/kg)

Susu skim Yoghurt

Esensial

L-Threonin 1213,97 131,05

L-Lisin 1523,86 131,58

L-Fenilalanin 1520,11 97,91

L-Isoleusin 1265,98 106,93

L-Leusin 2499,98 187,12

L-Metionin - -

L-Arginin 967,21 61,58

L-Valin 1477,47 119,53

L-Triptofan 339,27 -

Non esensial

L-Asam aspartat 1391,35 138,33

L-Prolin 2338,12 277,65

L-Tirosin 1284,46 67,79

L-Alanin 737,92 230,15

L-Serin 1552,77 107,17

L-Asam glutamat 4343,73 338,32

Glisin 553,56 66,24

L-Sistin 63,72 <16,12

L-Histidin 757,69 62,54

Hasil analisis komposisi asam amino pada yoghurt menunjukkan kadar asam

amino yang tertinggi yaitu asam glutamat sebesar 338,315 mg/kg (Tabel 10). Kadar

asam amino yang terendah adalah sistin yaitu <16,12% mg/kg. Asam amino

metionin dan triptofan pada yoghurt tidak terdeteksi kemungkinan karena

konsentrasi metionin dan triptofan terlalu kecil dibawah batas deteksi UPLC. Hasil

Page 62: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

55

analisis asam amino pada susu skim dan yoghurt menunjukkan adanya penurunan,

dikarenakan terjadinya proses hidrolisis protein saat proses fermentasi karena

adanya aktivitas dari BAL. BAL pada proses fermentasi membutuhkan protein

sebagai sumber energi sehingga kadar asam amino pada yoghurt lebih kecil.

Komposisi asam amino yoghurt yang berpotensi sebagai antioksidan yaitu

tirosin dan fenilalanin dengan kadar 67,87 mg/kg dan 97,91 mg/kg. Pownall et al.

(2010) menyatakan bahwa aktivitas antioksidan berhubungan dengan kandungan

total asam amino hidrofobik. Tirosin, fenilalanin dan triptofan termasuk asam

amino hidrofobik yang memiliki cincin aromatik (Gambar 15). Park et al. (2010)

meneliti peptida bioaktif dari kacang kedelai kaya asam amino hidrofobik dan

aromatik seperti fenilalanin yang akan tereduksi menjadi tirosin ketika terjadi

serangan radikal gugus hidroksil. Elektron stabil peptida disumbangkan untuk

menonaktifkan radikal bebas sementara cincin aromatik memastikan elektron yang

hilang tidak merubah peptida menjadi radikal bebas lain.

4.8 Hasil Proksimat Yoghurt Berbasis Dadih

Analisis proksimat dilakukan terhadap yoghurt yang memiliki aktivitas

antioksidan tertinggi dan hasil kesukaan umum yang paling disukai panelis pada uji

organoleptik. Yoghurt yang dihasilkan dengan penambahan dadih konsentrasi 2,5%

dan 10% (v/v) yaitu yoghurt dengan nilai antioksidan optimal dan yoghurt yang

paling disukai panelis. Analisis proksimat meliputi analisis kadar air, kadar abu,

kadar protein, dan kadar lemak. Tujuan dilakukan analisis proksimat adalah untuk

memperoleh nilai kandungan gizi dari yoghurt, sehingga dapat dilihat apakah sudah

sesuai syarat mutu SNI. Hasil analisis kadar air, abu, protein, dan lemak yoghurt

dan dadih ditampilkan pada Tabel 11.

Page 63: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

56

Tabel 11. Hasil uji proksimat yoghurt berbasis dadih

Parameter (%)

Yoghurt Larutan

susu

skim

Dadih*

Yoghurt

A4 (SNI,

2009)

Kadar Air 82,72±0,07 85,26±0,43 76,05 -

Kadar Abu 0,93±0,004 0,90±0,01 0,83 Maks 1,0

Kadar Protein 3,74±0,12 21,00* 6,04 Min 2,7

Kadar Lemak 2,54±0,49 0,00* 13,62 0,6-2,9

*Disitasi dari informasi nilai gizi susu skim IndoPrima pada kemasan

*Chalid et al. (2018)

4.8.1 Kadar Air

Produk pangan memiliki kandungan atau kadar air yang berbeda-beda. Kadar

air dalam bahan pangan berhubungan dengan daya simpan pangan tersebut.

Semakin tinggi kadar air maka penyimpanan produknya semakin pendek atau tidak

tahan lama. Kadar air sangat mempengaruhi sifat-sifat produk, perubahan kimia,

dan kerusakan oleh mikroba karena air dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme

untuk pertumbuhannya (Buckle, 2007).

Kadar air pada yoghurt dengan konsentrasi penambahan dadih 2,5 dan 10%

(v/v) sebesar 84,72 dan 82,72%. Failasufa et al. (2015), melaporkan kadar air yang

tekandung pada yoghurt sebesar 80,79-87,46%. Yoghurt merupakan produk yang

bisa diminum maupun dimakan karena teksturnya kental, sehingga memiliki kadar

air yang cukup tinggi. Proses fermentasi menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi kadar air, karena pemecahan karbohidrat oleh enzim dan seiring

bertambahnya lama waktu fermentasi maka akan semakin meningkatkan kadar air

(Buckle, 1987).

4.8.2 Kadar Abu

Kadar abu merupakan komponen yang tidak mudah menguap, tetap tinggal

ketika proses pembakaran dan pemijaran senyawa organik (Zhou et al., 2004).

Page 64: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

57

Tujuan pengujian kadar abu adalah untuk mengetahui besarnya kandungan mineral

yang terdapat dalam suatu bahan pangan (Sudarmadji et al., 1989). Tingginya nilai

kadar abu berkaitan dengan proses fermentasi, sesuai dengan pernyataan Tamime

dan Robinson (1989) proses fermentasi susu menjadi yoghurt meningkatkan

kandungan mineralnya. Proses fermentasi, selain mengubah glukosa menjadi asam

laktat, juga dihasilkan mineral sebagai hasil samping (Tamime dan Robinson,

1989).

Hasil pengujian kadar abu menunjukkan yoghurt konsentrasi 2,5% memiliki

kadar abu sebesar 0,85%, sedangkan yoghurt konsentrasi 10% memiliki kadar abu

0,93%. Peningkatan kadar abu diperkirakan terjadi karena konsentrasi penambahan

starter yang lebih besar. Kadar abu kedua sampel yoghurt masih sesuai standar

mutu SNI, dimana menurut SNI (2009) kadar abu yoghurt yaitu maksimal 1%.

4.8.3 Kadar Protein Total

Menurut Winarno dan Fernandez (2007), semakin banyak jumlah bakteri

asam laktat pada yoghurt semakin tinggi pula kandungan proteinnya karena

sebagian besar komponen penyusun bakteri asam laktat adalah protein. Hasil

pengujian kadar protein yoghurt konsentrasi 2,5% dan 10% yaitu sebesar 3,24%

dan 3,74%. Peningkatan kadar protein terjadi karena penggunaan starter yang lebih

banyak sehingga protein yang dihasilkan dari proses fermentasi semakin

meningkat. Kadar protein sampel yoghurt sesuai dengan standar mutu SNI yaitu

minimal 2,7%.

Hasil penelitian Failasufa et al. (2015) mengenai kadar protein yoghurt

dengan penambahan gula kelapa yaitu sebesar 7,39-11,88%. Penambahan

Page 65: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

58

konsentrasi gula kelapa menyebabkan peningkatan kadar protein karena semakin

banyak asam laktat yang terbentuk.

4.8.4 Kadar Lemak

Kadar lemak yang tinggi pada bahan pangan merupakan salah satu hal yang

harus diperhatikan agar tidak menyebabkan efek negatif bagi kesehatan ketika

dikonsumsi (Ekafitri dan Isworo, 2014). Kadar lemak yoghurt bergantung pada

bahan baku yang digunakan dalam pembuatan yoghurt.

Selama fermentasi, lemak terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih

sederhana oleh enzim lipase dan menghasilkan asam lemak dan gliserol. Yoghurt

dengan konsentrasi penambahan dadih 2,5 dan 10% (v/v) memiliki kadar lemak

sebesar 0,84 dan 2,54%. Hasil tersebut memenuhi syarat kadar lemak yoghurt pada

SNI yaitu 0,6-2,9%. Kadar lemak yoghurt yang menjadi acuan pada SNI adalah

yoghurt rendah lemak, karena bahan baku yang digunakan untuk pembuatan

yoghurt adalah susu skim yaitu susu yang sangat rendah lemak. Failasufa et al.

(2015) melaporkan kadar lemak yoghurt dengan penambahan gula kelapa yaitu

sebesar 2,46-3,12%.

Page 66: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

59

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

1. Yoghurt susu sapi dengan penambahan starter dadih 2,5 (v/v) memenuhi

syarat mutu yoghurt SNI.

2. Aktivitas antioksidan tertinggi diperoleh dari yoghurt dengan konsentrasi

penambahan dadih 2,5% (v/v) yang termasuk kategori antioksidan kuat.

3. Komposisi asam amino yoghurt yang berpotensi sebagai antioksidan yaitu

tirosin dan fenilalanin dengan kadar 67,87 mg/kg dan 97,91 mg/kg.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk:

1. Produksi yoghurt dengan penambahan BTP (Bahan Tambahan Pangan)

untuk membuat produk yoghurt lebih dapat diterima konsumen dan

menambah mutu yoghurt tersebut.

2. Perlu dilakukan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode lain untuk

mengetahui potensi aktivitas antioksidan yoghurt dengan metode lain.

Page 67: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

60

DAFTAR PUSTAKA

[AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 2005. Official Methods of

Analysis (18th Ed). Washington, D. C.

[SNI] Badan Standar Nasional. 2009. SNI 2981:2009 Yoghurt.

Abdel-hamid M, Otte J, Gobba C, Osman A. 2017. Angiotensin I-converting

enzyme inhibitory activity and antioxidant capacity of bioactive peptides

derived from enzymatic hydrolysis of buffalo milk proteins. International

Dairy Journal. 66: 91–98.

Abidin Z dan Sodiq. 2008. Meningkatkan Produksi Susu Kambing Peranakan

Etawa. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.

Adler-Nissen J. 1979. Determination of The Degree of Hydrolysis of Food Proteins

Hydrolysates by Trinitrobenzenesulfonic Acid. Journal Agricultural Food

Chemistry, 27(6): 1256-1262.

Afriani R dan Rahayu P. 2009. Potensi Bakteri Asam Laktat Dadih dari Kabupaten

Kerinci sebagai Biopreservatif Pangan. Laporan Penelitian.

Amalia G. 2012. Penetapan Kadar Lemak Pada Susu Kental Manis Metode

Sokletasi [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.

Anam K. 2010. Pengukuran Kadar Protein dengan Metode Bradford. Bogor:

Bioteknologi Sekolah Pascasarjana IPB.

Antarini A. 2011. Sinbiotik Antara Prebiotik dan Probiotik. Jurnal Ilmu Gizi. 2(2):

148-155.

Aqil F, Ahmad I, Mehmood Z. 2006. Antioxidant and Free Radical Scavenging

Properties of Twelve Traditionally Used Indian Medicinal Plants. Turkish

Journal of Biology. 30: 177-183.

Astawan M. 2008. Susu Fermentasi untuk Kebugaran dan Pengobatan.

Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya.

Badarinath A. 2010. A Review on In-vitro Antioxidant Methods : Comparisons,

Correlations, and Considerations. International Journal of PharmTech

Research. 2(2): 1276-1285.

Benzie I dan Strain J. 1996. The Ferric Reducing Ability of Plasma (FRAP) as A

Measurement of Antioxidant Power: The FRAP Assay. Analytical

Biochemistry. 239: 70-76.

Buckle K. 1987. Ilmu Pangan. UI Press: Jakarta

Buckle K. 2007. Ilmu Pangan, Penerjemah Hari Purnomo. Jakarta: UI Press.

Page 68: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

61

Chairunnisa H. 2009. Penambahan Susu Bubuk Full Cream pada Pembuatan

Produk Minuman Fermentasi dari Bahan Baku Ekstrak Jagung Manis. Jurnal

Teknologi dan Industri Pangan. 20(2): 1-6.

Chalid S dan Hartiningsih F. 2013. Potensi Dadih Susu Kerbau Fermentasi Sebagai

Antioksidan dan Antibakteri. Semirata FMIPA Unila. 369–376.

Chalid S, Nurbayti S, Pratama A. 2018. Karakterisasi dan Uji Aktivitas Protein

Susu Kerbau (Bubalus bubalis) Fermentasi sebagai Angiotension Converting

Enzyme (ACE) Inhibitor. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 16(2): 214–224.

Chandan R. 2006. Manufacturing Yogurt and Fermented Milks. USA: Blackwell

Publishing Professional.

Chen Y, Liu W, Xue J, Yang J, Chen X, Shao Y, Kwok L. 2014. Angiotensin-

converting enzyme inhibitory activity of Lactobacillus helveticus strains from

traditional fermented dairy foods and antihypertensive effect of fermented

milk of strain H9. Journal of Dairy Science. 97(11): 1–13.

Cooper G dan Hausman R. 2003. The Cell A Molecular Approach. Washington:

ASM Press.

Damayanthi E, Yopi, Hasinah H, Setyawardani T, Rizqiati H, Putra S. 2014.

Karakteristik Susu Kerbau Sungai dan Rawa di Sumatera Utara. Jurnal Ilmu

Pertanian Indonesia. 19:67-73.

Djaafar T dan Rahayu. 2006. Karakteristik Yogurt dengan Inokulum Lactobacillus

yang Diisolasi dari Makanan Fermentasi Tradisional. Agros. 8(1): 73-80.

Djali M, Huda S, Andriani L. 2018. Karakteristik Fisikokimia Yogurt Tanpa Lemak

dengan Penambahan Whey Protein Concentrate dan Gum Xanthan. Agritech.

38(2): 178-186.

Ekafitri R dan Isworo R. 2014. Pemanfaatan Kacang-Kacangan sebagai Bahan

Baku Sumber Protein untuk Pangan Darurat. Jurnal Pangan. 23(2): 134–144.

Esfandi R, Walters E, Tsopmo A. 2019. Antioxidant Properties and Potential

Mechanisms of Hydrolyzed Proteins and Peptides from Cereals. Heliyon.

2405-2431.

Failasufa M, Sunarto W, Pratjojo W. 2015. Analisis Proksimat Yoghurt Probiotik

Formulasi Susu Jagung Manis Kedelai dengan Penambahan Gula Kelapa

(Cocos nucifera) Granul. Indonesian Journal of Chemical Science. 4(2): 117-

121.

Fardiaz S. 1992. Analisa Mikrobiologi Pangan. Bogor: IPB.

Farnworth E. 2005. Kefir – A Complex Probiotic. Food Science and Technology

Bulletin: Functional Foods: 2(1): 1-17.

Figura L dan Teixeira A. 2007. Food Physics: Physical Properties- Measurement

and Applications. Berlin: Springer Verlag.

Page 69: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

62

Gandjar I dan Rohman A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Gobetti M, Ferranti P, Smacchi E, Goffredi F, Addeo F. 2000. Production of

Angiotensin Converting Enzyme-Inhibitory Peptides in Fermented Milk

Started by Lactobacillus delbrueckii subs.bulgaricus SS1 and Lactococcus

lactis subsp.cremoris FT4. Applied and Enviromental Microbiology. 3898-

3904.

Hadiwiyoto. 1994. Pengujian Mutu Susu Dan Hasil Olahannya. Yogyakarta:

Liberty.

Haenlein G. 2004. Goat Milk in Human Nutrition. Small Ruminant Research. 51:

155-163.

Halliwell B. 1994. Free Radical, Antioxidant and Human Disease: Curiosity, Cause

or Consequence. The Lancet. 344: 721-724.

Hasnaliza H, Maskat M, Wan A, Mamot S. 2010. The Effects of Enzyme

Concentration, Temperature and Incubation Time on Nitrogen Content and

Degree of Hydrolysis of Protein Precipitate from Cockle (Anadara Granosa)

Meat Wash Water. International Food Research Journal. 17(5):147-152.

Helferich dan Westhoff. 1980. All About Yogurt. New Jerssey: Prentice Hall Inc.

Hernandez H, Aranda C, Riego L, Gonzalez A. 2011. Gln3–Gcn4 Hybrid

Transcriptional Activator Determines Catabolic and Biosynthetic Gene

Expression in The Yeast Saccharomyces cerevisiae. Biochemical and

Biophysical Research Communications. 404(3): 859-864.

Hidayat N, Padaga C, Suhartini S. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Hoyle N dan Merrltt J. 1994. Quality of Fish Protein Hydrolysates from Herring

(Clupea harengus). Journal of Food Science. 59(1): 76–79.

Jay J, Loessner M, Golden D. 2005. Modern Food Microbiology (7th ed.). USA:

Springer Science and Business Media.

Jia J, Zhou Y, Lu J, Chen A, Li Y, Zheng G. 2010. Enzymatic Hydrolysis of Alaska

Pollack (Theragra chalcogramma) Skin and Antioxidant Activity of The

Resulting Hydrolysate. Journal of The Science of Food and Agriculture. 90:

635-640.

Jun M, Fu H, Hong J, Wang X, Yang C, Ho C. 2003. Comparison of Antioxidant

Activities of Isoflavones from Kudzu Root (Pueraria lobate Ohwi). Journal of

Food Science. 68(6): 2117-2122.

Kartika I. 2011. Studi Pendahuluan Pembuatan Minuman Fermentasi Yoghurt

Berbahan Dasar Biji Durian dan Analisis Kimianya. Jurnal Riset Sains dan

Kimia Terapan. 1(2): 86-97.

Page 70: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

63

Korhonen H. 2009. Milk-derived bioactive peptides: From science to applications.

Journal of Functional Foods. 1(2): 177–187.

Korhonen H dan Pihlanto A. 2006. Review Bioactive Peptides: Production and

Functionality. International Dairy Journal. 16: 945–960.

Kusumaningrum A. 2011. Kajian Total Bakteri Probiotik Dan Aktivitas

Antioksidan Yoghurt Tempe [skripsi]. Solo (ID): Universitas Sebelas Maret.

Kusumaningtyas E, Widiastuti R., Kusumaningrum H, Suhartono M. 2015.

Antimikrobial and Antioxidative Activities of Peptides from Goat Milk

Hydrolyzed with Various Protease. Journal Animal Veterinary Science. 20(3):

175-183.

Legowo A, Kusrahayu, Mulyani. 2009. Ilmu dan Teknologi Susu. Semarang:

Penerbit Universitas Diponegoro.

Lehninger A. 1993. Dasar Biokimia I. Maggy Thenawidjaja, penerjemah.

Terjemahan dari: Principles of Biochemistry. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Maharani R, Sumiarsa D, Zainuddin A, Ammatillah N, Hidayat A, Harneti D,

Nurlelasari, Supratman U. 2019. Synthesis of Tetrapeptides and Screening of

their Antioxidant Properties. Current Bioactive Compounds. 15(6): 680-685.

Maheswari R dan Setiawan J. 2009. Mengapa Harus Kefir. Bogor: Departemen

Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan IPB.

Manab A. 2008. Kajian Sifat Fisik Yoghurt Selama Penyimpanan pada Suhu 4˚C.

Jurnal Ilmu Teknologi Hasil Ternak. 3(1): 52-58.

Molyneux P. 2004. The use of the stable free radical diphenylpicrylhydrazyl

(DPPH) for estimating antioxidant activity. Songklanakarin Journal of

Science and Technology. 26(2): 211–219.

Muchtadi T. 1989. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Bogor: PAU Pangan dan

Gizi IPB.

Muharastri Y. 2008. Analisis Kepuasan Konsumen Susu UHT Merek Real Good di

Kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Pertanian IPB.

Mulyani H, Sundowo A, Filailla E, Ernawati T. 2019. Pengaruh Penambahan

Starter dan Waktu Inkubasi: Dark Coklat (Theobromo cacao) Terhadap

Aktivitas Antioksidan dan Kualitas Minuman Probiotik. Jurnal Teknologi

Pangan dan Gizi. 18(1): 25-36.

Nelson D dan Cox M. 2004. Lehninger Principles of Biochemistry. New York: W

H Freeman

Oberman H. 1985. Microbiology of Fermented Food. London and New York:

Elsevier Applied Science. Published.

Page 71: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

64

Pangestu R, Legowo A, Al-Baarri, Pranomo. 2017. Aktivitas Antioksidan, pH,

Viskositas, Viabilitas Bakteri Asam Laktat (BAL) pada Yoghurt Powder Daun

Kopi dengan Jumlah Karagenan yang Berbeda. Jurnal Aplikasi Teknologi

Pangan. 6(2): 78-84.

Park S, Lee J, Baek H, Lee H. 2010. Purification and Characterization of Antioxidant

Peptides from Soy Protein Hydrolysate. Journal Food Biochemistry. 34: 120-32.

Pasquini M, Tommei B, Mattii S. 2011. Buffalo milk: proteins electrophoretic

profile and somatic cell count. Italian Journal of Animal Science. 2(1): 299-

301.

Pato U. 2008. Potensi Bakteri Asam Laktat yang diisolasi dari Dadih untuk

Menurunkan Resiko Penyakit Kanker. Jurnal Natur Indonesia. (5)2: 162-166.

Pelczar M dan Chan E. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Pihlanto A. 2006. Antioxidative Peptides Derived From Milk Proteins.

International Dairy Journal. 16: 1306-1314.

Poedjiadi A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

Poernomo A , Sudjarwo, Parasati R. 2014. Purifikasi Parsial Enzim Fibrinolitik

Tempe Kacang Koro (Canavalia ensiformis) Produk Fermentasi Rhizopus

oryzae FNCC 6078. Berkala Ilmiah Kimia Farmasi. 3(2): 23–30.

Potocnik K, Gantner V, Kuterovac K, Cividini A. 2011. Mare’s Milk: Composition

and Protein Fraction in Comparison With Different Milk Species. Mljekarstvo.

61(2): 107-113.

Pownall T, Udenigwe C, Aluko R. 2010. Amino Acid Composition and Antioxidant

Properties of Pea Seed (Pisum Sativum L.) Enzymatic Protein Hydrolysate

Fractions. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 58: 4712-4718.

Pritchard S. 2012. Isolation and characterisation of bioactive peptides derived from

milk and cheese [skripsi]. Sydney (AU): University of Western Sydney.

Purnomo A, Hartatik, Khusnan, Salasia S. 2006. Isolasi dan Karakterisasi

Staphylococcus aureus Asal Susu Kambing Peranakan Ettawa. Media

Kedokteran Hewan. 22(3): 142–147.

Purwati E, Rusfidra, Akmandian, Juliyarsi, H Purwanto. 2010. Plasma Nutfah

Sumatera Barat ”Dadiah sebagai Pangan Fungsional Probiotik Menunjang

Kesehatan Masyarakat”. Bogor: Cendekia.

Reddy T, Balammal G, Kumar A. 2012. Ultra Performance Liquid

Chromatography: An Introduction and Review. International Journal of

Pharmaceutical. 2(1): 24-31.

Rukmana R. 2001. Yoghurt dan Karamel Susu. Yogyakarta: Kanisius.

Page 72: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

65

Sah B, Vasiljevic T, Mckechnie S, Donkor O. 2014. Effect of Probiotics on

Antioxidant and Antimutagenic Activities of Crude Peptide Extract from

Yogurt. FOOD CHEMISTRY. 156: 264–270.

Saito T dan Akiba H. 2003. Reduction of Piggery Odours by Carbonized Defatted

Rice Bran. Japanese Journal of Swine Science. 40(3): 155-158.

Saleh E. 2004. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Sumatera Utara:

Universitas Sumatera Utara Press.

Salminen S, Ouwehand A C, Kirjavainen P, Shortt C. 2004. Probiotics: mechanisms

and established effects. International Dairy Journal. 9: 43-52.

Sen S, Chakraborty R., Sridhar C, Reddy Y S, De B. 2010. Free Radicals ,

Antioxidants , Diseases And Phytomedicines. Current Status And Future

Prospect Nitrogen Species. 3(1): 91–100.

Sisriyenni D dan Zurriyati Y. 2004. Kajian kualitas dadih susu kerbau di dalam

tabung bambu dan tabung plastik. Jurnal Pengkajian Dan Pengembangan

Teknologi Pertanian. 7(2): 171–179.

Soenarno M, Polii B, Febriantosa A, Hanifah R. 2013. Identifikasi Peptida Bioaktif

dari Olahan Susu Fermentasi Tradisional Indonesia Sebagai Bahan Pangan

Fungsional untuk Kesehatan. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil

Peternakan. 1(3): 191-195.

Sudarmadji S, Bambang H, Suhardi. 1989. Prosedur Analisa Bahan Makanan dan

Pertanian. Yogyakarta: Liberty.

Sukmawati. 2018. Total Microbial Plates on Beef and Beef Offal. Bioscience. 2(1):

22– 28.

Suprihatin. 2010. Teknologi Fermentasi (I). Surabaya: UNESA Press.

Surono I. 2015. Traditional Indonesian dairy foods. Asia Pacific Journal of Clinical

Nutrition. 24(12): 26-30.

Surono I. 2016. Ethnic Fermented Food and Beverages of Indonesia. Jakarta.

Suryono. 2003. Dadih: Produk Olahan Susu Fermentasi Tradisional yang

Berpotensi sebagai Pangan Probiotik. Bogor: IPB.

Susilorini, Eko T, Sawitri M. 2006. Produk Olahan Susu. Depok: Penebar Swadaya.

Tamime A dan Robinson R. 1989. Yogurt Science and Technology. Oxford:

Pergamon Press.

Tamime A dan Robinson R. 2007. Yoghurt, Science, and Technology. Ed ke-3. New

York: CRC Press.

Taufik E. 2004. Dadih susu sapi hasil fermentasi berbagai starter bakteri probiotik

yang disimpan pada suhu rendah: Karakteristik kimiawi. Media Peternakan.

27: 88-100.

Page 73: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

66

Tidona F, Criscione A, Guastella A, Zuccaro A, Bordonaro S, Marletta D. 2009.

Bioactive Peptides in Dairy Products. Italian Journal Animal Science. 8: 315-

340.

Turan B. 2010. Role of Antioxidants in Redox Regulation of Diabetic

Cardiovascular Complications. Current Pharmaceutical Biotechnology.

11(8): 819–836.

Usmiati S dan Abubakar. 2009. Teknologi Pengolahan Susu. Bogor: Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Usmiati S, Broto W, Setiyanto H. 2011. Karakteristik Dadih Susu Sapi yang

Menggunakan Starter Bakteri Proiotik. Indonesia Journal of Animal and

Veterinary Science. 16(2): 140-152.

Usmiati S dan Risfaheri. 2013. Pengembangan Dadih Sebagai Pangan Fungsional

Probiotik Asli Sumatera Barat. Jurnal Litbang Pertanian. 32(1): 20–29.

Walther B dan Sieber R. 2011. Serum 25-Hydroxyvitamin D Levels in Subjects

with Reduced Glucose Tolerance and Type 2 Diabetes – The Tromsø OGTT-

Study. International Journal of Vitamin and Nutrition Research. 81(5): 317–

327.

Webb B, Johnson A, Alford J, 1983. Fundamentals of Dairy Chemestry 2nd Ed.

West Port Avi Publishing Company.

Widodo. 2002. Bioteknologi Fermentasi Susu. Malang: UMM.

Widodo. 2003. Teknologi Proses Susu Bubuk. Yogyakarta. Lacticia Press.

Widodo, Munawaroh N, Indratiningsih. 2015. Produksi Low Calorie Sweet Bio-

Yoghurt dengan Penambahan Ekstrak Daun Stevia (Stevia rebaudiana)

sebagai Pengganti Gula. Agritech. 35(4): 464-473.

Wildman R. 2001. Handbook of Nutraceuticals and Functional Foods. Boca Raton:

CRC Press.

Winarno F. 1993. Pangan Gizi Teknologi dan Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Winarno, F. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Indah.

Winarno F. 2007. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Winarno dan Fernandez. 2007. Susu dan Produk Fermentasinya. Bogor: M-BRIO

Press.

Winarno, F, Wida W, Weni W. 2003. Flora Usus dan Yoghurt. Bogor: M-BRIO

Press.

Winarti S. 2010. Makanan fungsional. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 74: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

67

Wulandari E. 2010. Karakteristik Stirred Yoghurt Mangga (Mangifera indica) dan

Apel (Malus domestica) Selama Penyimpanan. Jurnal Ilmu Ternak. 10(1): 14–

16.

Yamaguchi T, Takamura H, Matoba T, Terao J. 1998. HPLC Method for Evaluation

of the Free Radicalscavenging Activity of Food by Using 1,1 Diphenyl-2-

picrylhydrazyl. Biosci. Biotechnol. Biochem, 62(6): 1201-1204.

Ye N, Hu P, Xu S, Chen M, Wang S, Hong J, Chen T, Cai T. 2018. Preparation and

Characterization of Antioxidant Peptides from Carrot Seed Protein. Journal of

Food Quality. 1-10

Yu L. 2008. Wheat Antioxidant. USA: Wiley and Sons.

Yuhernita dan Juniarti. 2011. Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstrak

Metanol Daun Surian yang Berpotensi sebagai Antioksidan. Makara Sains.

15(1): 48-52.

Yunus M, Wahyuni S, Hermanto. 2017. Uji Organoleptik Produk Yoghurt dengan

Starter Bakteri Asam Laktat (BAL) Hasil Fermentasi Ubi Kayu pada Proses

Pembuatan Wikau Maombo. Jurnal Sains Dan Teknologi Pangan. 2(3): 554–

561.

Yusmarini dan Efendi R. 2004. Evaluasi Mutu Soygurt yang dibuat dengan

Penambahan Beberapa Jenis Gula. Jurnal Natur Indonesia. 2(6): 104–110.

Zhou Y, Hoover R, Liu Q. 2004. Relationship Between α-Amylase Degradation

and The Structure and Physicochemical Properties of Legume Starches.

Journal Carbohydrate Polymers. 57: 299–317.

Page 75: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

68

LAMPIRAN

Lampiran 1. Form uji organoleptik yoghurt berbasis dadih

DESKRIPSI PRODUK YOGHURT

DEFINISI :

Menurut SNI 2981:2009, yoghurt adalah produk yang diperoleh dari

fermentasi susu dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

Streptococcus thermophillus atau bakteri asam laktat lain yang sesuai.

KARAKTERISTIK :

Yoghurt berpenampakan kental, homogen, beraroma khas yoghurt, berasa

asam dengan warna putih kecoklatan.

CARA KONSUMSI :

Yoghurt biasa dijadikan sebagai makanan atau minuman. Yoghurt dapat

langsung dikonsumsi kapanpun dan dimanapun. Produk yoghurt yang dibuat pada

penelitian ini merupakan jenis yoghurt makan.

ACUAN PENILAIAN OLEH PANELIS :

Terdapat score 1-3: dimana score 1 jika sampel tidak sesuai karakteristik

yoghurt, score 2 jika sampel agak sesuai dengan karakteristik yoghurt tetapi masih

ada beberapa kekurangan, dan score 3 jika sampel sesuai karakteristik yoghurt.

INSTRUKSI : Tekstur, ambil dengan sendok, lalu amati dan beri penilaian dengan

tanda ().

Aroma, hiruplah dan langsung berikan penilaian dengan tanda ().

Rasa, ambil dengan sendok, lalu dicicipi dan beri penilaian dengan

tanda ().

Konsistensi, diamati homogenitasnya dan berilah penilaian

dengan tanda (.

Mutu Hedonik, nyatakanlah tingkat kesukaan dari kesan

keseluruhan tiap sampel dengan tanda ().

Page 76: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

69

UJI MUTU ORGANOLEPTIK

Nama Panelis : …………………………… Tanggal Pengujian : …………………..

Jenis Sampel : Yoghurt

Komentar : .......................................................... Ciputat,

.............................................................................. Tanda Tangan Panelis

(................................)

Spesifikasi Nilai Kode Sampel

101 102 103 104 211 212 213 214

TEKSTUR

Sangat encer, tidak sesuai tekstur yoghurt 1

Encer agak sesuai tekstur yoghurt 2

Kental sesuai tekstur yoghurt 3

KONSISTENSI

Tidak homogen / terpisah menjadi 2 fasa 1

Sedikit homogen (bercampur, namun terlihat masih

ada gumpalan yang terpisah)

2

Homogen (sangat bercampur seperti yoghurt) 3

AROMA

Bau tidak khas yoghurt, ada bau lain yang sangat

tercium

1

Bau khas yoghurt, ada sedikit bau lain 2

Bau sangat khas yoghurt, tidak ada bau lain 3

RASA

Tidak asam (tidak seperti rasa yoghurt) 1

Sedikit asam (menyerupai rasa yoghurt, namun tidak

kuat)

2

Sangat asam (seperti rasa yoghurt) 3

KESUKAAN UMUM

Tidak suka 1

Suka 2

Sangat suka 3

Page 77: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

70

Lampiran 2. Daftar hadir panelis

Page 78: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

71

Lampiran 3. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik yoghurt

NO TEKSTUR KONSISTENSI AROMA

101 102 103 104 101 102 103 104 101 102 103 104

1 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3

2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3

3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3

4 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2 1 2

5 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

6 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3

7 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3

8 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2

9 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2

10 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3

11 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2

12 1 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3

13 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3

14 1 2 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3

15 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3

16 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2

17 2 1 2 2 1 2 2 2 3 2 1 3

18 3 1 2 3 2 1 3 3 3 1 2 1

19 3 2 3 3 1 2 2 2 3 2 2 3

20 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2

21 2 1 1 3 2 3 3 2 3 3 2 3

22 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3

23 2 1 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3

24 1 1 2 3 2 1 2 2 2 3 3 2

25 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3

26 2 1 2 3 2 1 2 3 2 2 2 3

27 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2

28 1 1 2 3 1 2 1 2 1 2 2 3

29 2 1 2 3 1 2 2 2 2 1 2 3

30 2 1 3 3 2 3 2 3 2 2 1 2

31 2 1 2 3 2 3 2 3 2 1 2 3

32 3 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2

33 2 1 2 3 1 2 1 2 1 1 2 2

Page 79: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

72

Keterangan:

101 = Yoghurt konsentrasi 2,5%

102 = Yoghurt konsentrasi 5%

103 = Yoghurt konsentrasi 7,5%

104 = Yoghurt konsentrasi 10%

NO RASA KESUKAAN UMUM

101 102 103 104 101 102 103 104

1 3 3 3 3 3 2 2 2

2 2 2 3 3 2 2 3 3

3 2 2 3 3 2 3 2 3

4 2 3 2 3 2 2 1 2

5 2 3 2 3 2 2 2 2

6 2 2 3 3 3 2 3 3

7 3 3 3 2 2 3 1 2

8 3 3 3 3 2 3 2 3

9 2 3 3 3 2 2 2 2

10 2 3 3 3 1 2 2 2

11 3 3 3 3 2 2 1 1

12 2 3 3 3 1 1 1 1

13 1 2 3 2 1 2 3 2

14 2 2 3 3 1 2 3 3

15 2 3 3 3 2 2 3 3

16 2 1 3 3 2 1 2 1

17 2 3 2 2 1 1 2 2

18 3 2 1 3 2 1 1 2

19 2 3 2 3 2 1 2 1

20 2 3 3 2 2 2 2 2

21 1 1 1 1 2 2 2 2

22 2 2 3 3 2 3 2 3

23 3 2 3 2 2 1 3 2

24 2 3 2 1 1 2 1 1

25 2 2 3 3 3 2 1 1

26 1 2 2 3 1 1 2 3

27 1 3 3 3 2 1 2 2

28 1 1 1 2 1 1 1 2

29 2 3 2 3 1 1 2 1

30 3 2 3 3 2 3 2 3

31 2 1 3 3 2 1 3 3

32 2 3 2 2 2 1 2 2

33 2 2 2 3 1 2 2 1

Page 80: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

73

Lampiran 4. Hasil analisis ragam tekstur yoghurt berbasis dadih

Descriptives

TEKSTUR

N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

101 33 2.12 .650 .113 1.89 2.35 1 3

102 33 1.73 .719 .125 1.47 1.98 1 3

103 33 2.55 .564 .098 2.35 2.75 1 3

104 33 2.91 .292 .051 2.81 3.01 2 3

Total 132 2.33 .726 .063 2.20 2.45 1 3

ANOVA

TEKSTUR

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 26.023 3 8.674 25.839 .000

Within Groups 42.970 128 .336

Total 68.992 131

Tekstur yoghurt:

H0 : Rata-rata tekstur pada keempat formulasi yoghurt dengan penambahan starter

dadih tidak menunjukkan perbedaan nyata

H1 : Rata-rata tekstur pada keempat formulasi yoghurt dengan penambahan starter

dadih menunjukkan perbedaan nyata

Pada tabel tampak nilai probabilitasnya (sigi) 0,00 < 0,05 maka H1 diterima. Rata

rata tekstur yoghurt diantara keempat formulasi menunjukkan perbedaan yang

nyata (uji selanjutnya).

Page 81: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

74

Lampiran 5. Hasil analisis ragam konsistensi yoghurt berbasis dadih

KONSISTENSI YOGHURT

N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper Bound

101 33 1.79 .415 .072 1.64 1.94 1 2

102 33 2.42 .663 .115 2.19 2.66 1 3

103 33 2.39 .609 .106 2.18 2.61 1 3

104 33 2.61 .496 .086 2.43 2.78 2 3

Total 132 2.30 .629 .055 2.19 2.41 1 3

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 12.545 3 4.182 13.609 .000

Within Groups 39.333 128 .307

Total 51.879 131

Konsistensi yoghurt:

H0 : Rata-rata konsistensi pada keempat formulasi yoghurt dengan penambahan

starter dadih tidak menunjukkan perbedaan nyata

H1 : Rata-rata konsistensi pada keempat formulasi yoghurt dengan penambahan

starter dadih menunjukkan perbedaan nyata

Pada tabel tampak nilai probabilitasnya (sigi) 0,00 < 0,05 maka H1 diterima. Rata-

rata konsistensi yoghurt diantara keempat formulasi menunjukkan perbedaan yang

nyata (uji selanjutnya).

Page 82: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

75

Lampiran 6. Hasil analisis ragam aroma yoghurt berbasis dadih

AROMA YOGHURT

N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

101 33 2.24 .708 .123 1.99 2.49 1 3

102 33 2.18 .635 .111 1.96 2.41 1 3

103 33 2.21 .650 .113 1.98 2.44 1 3

104 33 2.61 .556 .097 2.41 2.80 1 3

Total 132 2.31 .655 .057 2.20 2.42 1 3

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 3.902 3 1.301 3.179 .026

Within Groups 52.364 128 .409

Total 56.265 131

Aroma yoghurt:

H0 : Rata-rata aroma pada keempat formulasi yoghurt dengan penambahan

starter dadih tidak menunjukkan perbedaan nyata

H1 : Rata-rata aroma pada keempat formulasi yoghurt dengan penambahan

starter dadih menunjukkan perbedaan nyata

Pada tabel tampak nilai probabilitasnya (sigi) 0,026 < 0,05 maka H1 diterima. Rata-

rata aroma yoghurt diantara keempat formulasi menunjukkan perbedaan yang nyata

(uji selanjutnya).

Page 83: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

76

Lampiran 7. Hasil analisis ragam rasa yoghurt berbasis dadih

RASA YOGHURT

N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

101 33 2.06 .609 .106 1.84 2.28 1 3

102 33 2.39 .704 .123 2.14 2.64 1 3

103 33 2.55 .666 .116 2.31 2.78 1 3

104 33 2.67 .595 .104 2.46 2.88 1 3

Total 132 2.42 .677 .059 2.30 2.53 1 3

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 6.811 3 2.270 5.455 .001

Within Groups 53.273 128 .416

Total 60.083 131

Rasa yoghurt:

H0 : Rata-rata rasa pada keempat formulasi yoghurt dengan penambahan

starter dadih tidak menunjukkan perbedaan nyata

H1 : Rata-rata rasa pada keempat formulasi yoghurt dengan penambahan starter

dadih menunjukkan perbedaan nyata

Pada tabel tampak nilai probabilitasnya (sigi) 0,001 < 0,05 maka H1 diterima. Rata-

rata rasa yoghurt diantara keempat formulasi menunjukkan perbedaan yang nyata

(uji selanjutnya).

Page 84: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

77

Lampiran 8. Hasil analisis ragam kesukaan umum yoghurt berbasis dadih

KESUKAAN UMUM YOGHURT

N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

101 33 1.79 .600 .104 1.58 2.00 1 3

102 33 1.79 .696 .121 1.54 2.03 1 3

103 33 1.97 .684 .119 1.73 2.21 1 3

104 33 2.06 .747 .130 1.80 2.33 1 3

Total 132 1.90 .686 .060 1.78 2.02 1 3

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.841 3 .614 1.312 .273

Within Groups 59.879 128 .468

Total 61.720 131

Kesukaan umum yoghurt:

H0 : Rata-rata kesukaan umum pada keempat formulasi yoghurt dengan

penambahan starter dadih tidak menunjukkan perbedaan nyata

H1 : Rata-rata kesukaan umum pada keempat formulasi yoghurt dengan

penambahan starter dadih menunjukkan perbedaan nyata

Pada tabel tampak nilai probabilitasnya (sigi) 0,273 > 0,05 maka H1 ditolak. Rata-

rata kesukaan umum yoghurt diantara keempat formulasi tidak menunjukkan

perbedaan yang nyata.

Page 85: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

78

Lampiran 9. Hasil analisis kadar air yoghurt

Contoh Perhitungan Kadar Air Yoghurt Ulangan 1:

Berat air = Berat sampel – ((Berat sampel + cawan) – Berat cawan kosong)

= 5,021 g – (22,226 g – 21,359 g)

= 4,154 g

Kadar air (%bb) = (berat air/berat sampel) x 100%

= 4,154 g / 5,021 g x 100%

= 82,724%

Lampiran 10. Hasil analisis kadar abu yoghurt

Sampel Ulangan

Bobot (g) (%b/b)

Rerata SD* Cawan

Kosong

Cawan +

Sampel

Cawan +

Sampel Abu Sampel

Kadar

Abu (sebelum

oven)

(setelah

oven)

Yoghurt

10 %

1 21,359 26,380 21,405 0,046 5,021 0,929 0,938 ±0,012

2 21,374 26,440 21,422 0,048 5,066 0,947

Yoghurt

2,5 %

1 30,638 35,676 30,681 0,043 5,038 0,853 0,862 ±0,012

2 31,67 36,700 31,713 0,043 5,030 0,870

Susu Skim 1 30,360 35,364 30,406 0,045 5,003 0,913

0,903 ±0,014

2 33,596 38,679 33,642 0,045 5,083 0,893

Contoh perhitungan kadar abu yoghurt ulangan 1:

Berat abu = (Berat cawan + abu) – berat cawan kosong

= 21,405 g – 21,359 g

= 0,046 g

Kadar abu (%bb) = (berat abu/berat sampel) x 100%

= 0,046 g / 5,021 g x 100%

= 0,929 %

Nama

sampel Ulangan

Bobot (g) (%b/b)

Rerata SD* Cawan

Kosong

Cawan +

Sampel

Cawan +

Sampel Air Sampel

Kadar

Air (sebelum oven)

(setelah

oven)

Yoghurt

10%

1 21,35 26,38 22,22 4,15 5,02 82,72 82,77 ±0,075

2 21,37 26,44 22,24 4,19 5,06 82,83

Yoghurt

2,5 %

1 30,63 35,67 31,39 4,27 5,03 84,91 84,72 ±0,267

2 31,67 36,70 32,44 4,25 5,02 84,53

Susu Skim 1 30,36 35,36 31,11 4,25 5,00 84,95

85,26 ±0,438

2 33,59 38,67 34,32 4,34 5,08 85,57

Page 86: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

79

Lampiran 11. Hasil analisis kadar protein yoghurt

Sampel

Ulangan

Berat

Sampel

(gram)

Titrasi (mL)

Konsentrasi

HCl (N)

Blanko

Hasil Nitrogen (%)

Hasil Protein N x 6.25

Rata-rata SD*

Yoghurt 10%

1 0,2649 2,60 0,118 0,20 0,60 3,75 3,655

±0,1343

2 0,2839 2,65 0,118 0,20 0,57 3,56

Yoghurt 2,5% 1 0,2755 2,30 0,118 0,20 0,50 3,15 3,245 ±0,1343

2 0,2846 2,50 0,118 0,20 0,53 3,34

Contoh perhitungan kadar protein yoghurt ulangan 1:

Diketahui: Volume blanko : 0,20 mL

N HCl : 0,118 N

Faktor konversi Nitrogen :6,25

%Nitrogen = ((Vol. HCl terpakai – Vol. blanko) × N HCl × Ar N)/ mg sampel) × 100%

= ((2,60 – 0,20) × 0,118 × 14)/0,265 × 100%

= 0,60%

Kadar N = %Nitrogen × Faktor konversi

= 0,60% × 6,25

= 3,75%

Lampiran 12. Hasil analisis kadar lemak yoghurt

Sampel Ulangan

Bobot (g) (%bb)

Rerata

SD* Cawan

Kosong

Cawan + Sampel

(sebelum

oven)

Cawan +

Sampel (setelah oven)

Sampel

Kadar

Lemak

Yoghurt

10 % 1 38,88 40,91 38,93 2,02 2,21 2,54

±0,45 2 38,38 40,41 38,44 2,03 2,87

Yoghurt 2,5 %

1 39,36 41,39 39,38 2,02 0,74 0,84 ±0,14 2 37,62 39,64 37,64 2,02 0,94

Contoh perhitungan kadar lemak yoghurt ulangan 1 :

Berat lemak = ((Berat cawan + lemak) - Berat cawan kosong)

= 38,930 g – 38,885 g

= 0,045 g

Kadar lemak (%b/b) = (Berat lemak / Berat sampel) x 100%

= (0,045 g / 2,027 g) x 100%

= 2,22%

Page 87: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

80

Lampiran 13. Kadar protein terlarut yoghurt

Deret standar BSA

Konsentrasi

standar (ppm) Ulangan Absorbansi

Rata-

rata

0 1 0 0

2 0

50 1 0,095 0,0935

2 0,092

100 1 0,126 0,131

2 0,136

200 1 0,214 0,213

2 0,212

400 1 0,377 0,377

2 0,377

600 1 0,567 0,567

2 0,567

800 1 0,691 0,6905

2 0,69

1000 1 0,858 0,859

2 0,86

Contoh perhitungan kadar protein terlarut

yoghurt:

y =𝑎𝑥+𝑏

y = 0,0008x + 0,0388

1,851 - 0,0388 = 0,0008x

1,8122 = 0,0008x

x = 2265 ppm

Kadar protein terlarut ekstrak yoghurt

Keterangan Ulangan Absorbansi

Absorbansi

rata-rata

Kadar Protein

(ppm)

SD*

Susu skim 1 1,848 1,851 2265 ±0,0049

2 1,855

Yoghurt 2,5% 1 0,202 0,207 210,87 ±0,0078

2 0,213

Yoghurt 5% 1 0,184 0,186 184 ±0,0028

2 0,188

Yoghurt 7,5% 1 0,147 0,149 138,37 ±0,0035

2 0,152

Yoghurt 10% 1 0,192 0,192 191,5 ±0

2 0,192

y = 0,0008x + 0,0388R² = 0,9955

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

0 500 1000 1500

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi BSA (ppm)

Page 88: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

81

Lampiran 14. Derajat hidrolisis yoghurt

Deret standar BSA

Konsentrasi

standar (ppm) Ulangan Absorbansi

Rata-

rata

0 1 0,002 0,004

2 0,006

100 1 0,085 0,087

2 0,089

200 1 0,175 0,176

2 0,177

400 1 0,328 0,328

2 0,329

600 1 0,468 0,469

2 0,471

800 1 0,637 0,635

2 0,634

1000 1 0,763 0,761

2 0,76 Contoh perhitungan derajat hidrolisis:

Y = ax + b

Y = 0,0008x + 0,015

0,120 – 0,015 = 0,0008x

0,105 = 0,0008x

X = 131,25

𝐷erajat hidrolisis =protein terlarut TCA

protein total sampelx100%

=131,25

2265 𝑥 100%

= 5,794%

Derajat hidrolisis yoghurt

Ket Ulangan Absorbansi

Kadar

protein

terlarut

TCA

Kadar

protein

total

(ppm)

Derajat

hidrolisis

(%)

Rata-

rata

SD*

Yoghurt

2,5% 1 0,12 131,25 2265 5,794 5,877

±0,117

2 0,123 135 2265 5,96 Yoghurt

5% 1 0,218 253,75 2265 11,203 11,165

±0,039

2 0,217 252,5 2265 11,147 Yoghurt

7,5% 1 0,134 148,75 2265 6,567 6,615

±0,078

2 0,136 151,25 2265 6,677 Yoghurt

10% 1 0,196 226,25 2265 9,989 10,12

±0,194

2 0,201 232,5 2265 10,264

y = 0,0008x + 0,015R² = 0,9987

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

0 500 1000 1500

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi BSA (ppm)

Page 89: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

82

Lampiran 15. Aktivitas antioksidan yoghurt

Aktivitas antioksidan sampel

Konsentrasi

(%) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %inhibisi Rata-rata

SD*

Blanko 1 0,405 0,404 - - ±0,0014

2 0,403 - -

0 % (susu

skim tanpa

dadih)

1 2,843 - -601,975 -602,476 ±0,0070

2 2,833 - -602,978

Yoghurt

2,5%

1 0,041 - 89,87654 88,85887 ±0,0056

2 0,049 - 87,84119

Yoghurt

5%

1 0,102 - 74,81481 73,51163 ±0,0070

2 0,112 - 72,20844

Yoghurt

7,5%

1 0,21 - 48,14815 47,89541 ±0,0007

2 0,211 - 47,64268

Yoghurt

10%

1 0,136 - 66,41975 67,32898 ±0,0056

2 0,128 - 68,23821

Perhitungan nilai IC50 𝑦=𝑎𝑥+𝑏 y = 0,3061x + 26,039

50 – 26,039 = 0,3061x

23,961 = 0,3061x

x = 78,278 ppm

y = 0,3061x + 26,039R² = 0,9586

0

20

40

60

80

100

0 50 100 150 200 250

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi (ppm)

Kurva % Inhibisi (Yoghurt 2,5%)

Page 90: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

83

Lampiran 16. Aktivitas antioksidan vitamin C

Konsentrasi deret standar vitamin C Absorbansi Absorbansi rata-rata Persen inhibisi

1 0,767 0,760 25,19

0,753

3 0,531 0,530 47,83

0,530

6 0,368 0,367 63,87

0,366

9 0,237 0,236 76,77

0,236

12 0,026 0,028 97,24

0,030

Absorbansi blanko: 1,016

IC50: 4,20 ppm

Persen inhibisi= (absorbansi blanko – absorbansi sampel) × 100

absorbansi blanko

Konsentrasi 1 ppm = (1,016-0,760) × 100

1,016 = 25,19%

Konsentrasi 3 ppm = (1,016-0,530) × 100

1,016 = 47,83%

Konsentrasi 6 ppm = (1,016-0,367) × 100

1,016 = 63,87%

Konsentrasi 9 ppm = (1,016-0,236) × 100

1,016 = 76,77%

Konsentrasi 12 ppm = (1,016-0,028) × 100

1,016 = 97,24%

y = 6,1184x + 24,246

R² = 0,9771

0

20

40

60

80

100

120

0 5 10 15

Per

sen i

nhib

isi

Konsentrasi

Page 91: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

84

Lampiran 17. Pembuatan pereaksi Bradford dan BSA

Pereaksi Bradford

Stok larutan Bradford dibuat dengan cara melarutkan 100 mg Coomassie

Brilliant Blue G-250 ke dalam 50 mL etanol 95% (v/v) dan 100 mL asam fosfat

85% (v/v), kemudian diaduk dengan pengaduk magnetik hingga homogen. Larutan

ditera dengan akuades hingga volume 1 L. Larutan kerja Bradford dibuat dengan

cara mengencerkan 5 mL larutan stok Bradford menggunakan akuades hingga

volume total 50 mL.

Pembuatan Larutan Standar BSA

Prosedur :

1. Dibuat larutan standar BSA dengan cara mengencerkan larutan standar BSA

1500 ppm ke dalam variasi konsentrasi 0, 100, 200, 400, 600, 800 dan 1000 ppm.

2. Perbandingan jumlah BSA 1500 ppm dengan akuades yang digunakan untuk

membuat deret standar BSA.

Deret Standar BSA :

Konsentrasi (ppm) Penambahan BSA (μL) Penambahan Aquades

(μL)

0 0 1000

100 70 930

200 130 870

400 270 730

600 400 600

800 530 470

1000 670 330

*diambil dari BSA dengan konsentrasi 1500 ppm

Page 92: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

85

Lampiran 18. Pembuatan larutan DPPH 0,1 mM

Konsentrasi DPPH = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

𝑀𝑟𝑥

1

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

0,1 mM = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

394,32 𝑥

1

0,1 𝐿

massa= 3,9432 mg

Larutan DPPH dibuat dengan menimbang DPPH bubuk sebanyak 3,432 mg

dan dilarutkan sedikit demi sedikit dengan pelarut metanol. DPPH diterakan dengan

metanol dalam labu ukur 100 mL. Labu ukur yang berisi larutan DPPH ditutup rapat

dengan alumunium foil dan disimpan pada suhu kulkas.

Lampiran 19. Pembuatan larutan TCA 10%

TCA 10% sebanyak 100 mL

Massa = 10

100 x 100 mL

Massa = 10 gram

Larutan TCA 10% dibuat dengan melarutkan 10 g TCA ke dalam akuades 100mL

Page 93: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

86

Lampiran 20. Pembuatan media MRSA

Medium Agar deMan Rogosa Sharpe (MRS) Merck

MRS Agar dibuat dengan cara melarutkan sebanyak 68,2 gram media MRS Agar

dalam 1 liter aquades. Pengadukan dilakukan dengan menggunakan strirrer sambil

dilakukan pemanasan di atas hotplate. MRS Agar disterilisasi dalam autoklaf pada

suhu 121ºC selama 15 menit. Komposisi media MRS Agar dalam 1 liter aquades,

yaitu 10 g pepton kasein, 10 g ekstrak daging, 4 g ekstrak yeast, 20 g D(+)-glucose,

2 g di-Kalium hydrogenphosphate, 1 g tween 80, 2 g ammonium-hydrogencitrate,

5 g sodium acetate, 0,2 g magnesium sulfate, 0,04 g manganese sulfate, dan 14 g

agar-agar.

Lampiran 21. Perhitungan jumlah BAL

Perhitungan :

Jumlah koloni (CFU/mL) = jumlah koloni x 1

faktor pengenceran

= 101 x 1

10−9

= 1,01 x 1011 CFU/mL

Page 94: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

87

Lampiran 22. Pembuatan pelarut etanol 75%

Pengenceran Etanol 75%

Etanol 96% diencerkan menggunakan aquades di dalam labu ukur 500 mL

sehingga konsentrasi etanol yang dihasilkan adalah 75%. Berikut perhitungan

pengenceran etanol:

N1 x V1 = N2 x V2

96% x V1 = 75% x 500 mL

V1 = 390,625 mL

Lampiran 23. Pembuatan HCL 6 N

50 mL asam klorida pekat, dituang ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan

aquades hingga tera melalui dinding agar perubahan panas tidak terlalu besar yang

bisa mengakibatkan letupan, kemudian kocok hingga homogen. Berikut

perhitungan pengenceran HCl:

N1 x V1 = N2 x V2

12 N x V1 = 6 N x 100 mL

V1 = 50 mL

Page 95: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

88

Lampiran 24. Pembuatan larutan NaOH 40%

Larutan NaOH 40 % artinya dalam 100 mL larutan mengandung 40 gram

NaOH

Cara Membuat :

1. Timbang 40 gram NaOH padatan

2. Masukkan larutan NaOH tersebut ke dalam labu takar 100 mL, tambahkan

aquades sampai tanda tera. Kocok hingga homogen

3. Pindahkan larutan ke dalam botol reagen bertutup plastik.

Lampiran 25. Pembuatan larutan HCl 0,1 N

2 mL asam klorida pekat, dituang ke dalam labu ukur 250 mL, ditambahkan

aquades hingga tera melalui dinding agar perubahan panas tidak terlalu besar yang

bisa mengakibatkan letupan, kemudian kocok hingga homogen. Berikut

perhitungan pengenceran HCl:

N1 x V1 = N2 x V2

12 N x V1 = 0,1 N x 250 mL

V1 = 2,08 mL

Page 96: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

89

Lampiran 26. Hasil analisis asam amino dengan UPLC

Hasil Analisis Asam Amino Susu Skim

Page 97: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

90

Hasil Analisis Asam Amin Yoghurt

Page 98: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL ASAM AMINO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...penambahan dadih yaitu 2,5% (v/v) dengan waktu fermentasi selama 48 jam pada suhu

BIODATA MAHASISWA

IDENTITAS PRIBADI

Nama Lengkap : Pratiwi Nur Kinasih

NIM : 11150960000029

Tempat, Tanggal lahir : Bekasi, 11 Oktober 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak ke : 2 dari 3 bersaudara

Alamat Rumah : Jl. Narogong Cantik Raya D/140 No.8 RT 001/RW

023, Kecamatan Rawalumbu, Kelurahan

Pengasinan, Kota Bekasi, Jawa Barat

Nomor Telp./HP : 085892184414

Alamat email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

Sekolah Dasar : SDN Pengasinan 8 Kota Bekasi, Lulus Tahun 2009

Sekolah Menengah Pertama : SMPN 16 Kota Bekasi, Lulus Tahun 2012

Sekolah Menengah Atas : SMAN 6 Kota Bekasi, Lulus Tahun 2015

Perguruan Tinggi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Masuk Tahun

2015

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Himpunan Mahasiswa Kimia : Jabatan Staff Departemen Sosial Tahun

2016-2017

2. Himpunan Mahasiswa Kimia : Jabatan Ketua Himpunan Tahun 2017-2018

3. Senat Mahasiswa FST : Jabatan Ketua Komisi Aspirasi Tahun 2018-

2019

PENGALAMAN KERJA

1. Praktik Kerja Lapangan : PT. PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi / 2018

Judul PKL “Analisis Alkalinitas Sampel Air

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Bekasi dan Air Tanah dengan Metode

Titrasi”