AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI SEFADROKSIL DENGAN 10 EKSTRAK TANAMAN OBAT TERHADAP BAKTERI Escherichia coli RESISTEN DAN MRSA (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus) PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi Oleh: STERNATAMI LIBERITERA K100 120 001 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
19
Embed
AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI …eprints.ums.ac.id/45843/1/naskah publikasi.pdf · AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI SEFADROKSIL DENGAN 10 EKSTRAK TANAMAN OBAT TERHADAP BAKTERI Escherichia
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI SEFADROKSIL DENGAN 10 EKSTRAK TANAMAN OBAT TERHADAP BAKTERI Escherichia coli
RESISTEN DAN MRSA (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus)
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi
Oleh:
STERNATAMI LIBERITERA
K100 120 001
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
i
HALAMAN PERSETUJUAN
AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI SEFADROKSIL DENGAN 10
EKSTRAK TANAMAN OBAT TERHADAP BAKTERI Escherichia coli RESISTEN DAN MRSA (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus)
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
STERNATAMI LIBERITERA
K 100 120 001
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
Ratna Yuliani, M.Biotech.St
NIK. 957
ii
HALAMAN PENGESAHAN
AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI SEFADROKSIL DENGAN 10 EKSTRAK TANAMAN OBAT TERHADAP BAKTERI Escherichia coli RESISTEN DAN MRSA (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus)
OLEH
STERNATAMI LIBERITERA
K100 120 001
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Jum’at, 29 Juli 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Ika Trisharyanti D.K, M.Farm., Apt (……..……..)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Azis Saifudin, Ph.D., Apt (……………)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Ratna Yuliani, M.Biotech.St. (…………….)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
Azis Saifudin, Ph.D., Apt.
NIK. 956
iii
.
1
AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI SEFADROKSIL DENGAN 10 EKSTRAK TANAMAN OBAT TERHADAP BAKTERI Escherichia coli RESISTEN DAN MRSA
(Methicillin-resistant Staphylococcus aureus)
Abstrak
Resistensi merupakan masalah serius terapi infeksi. Escherichia coli dan MRSA (methicillin-resistant S. aureus), bakteri terbesar penyebab kasus infeksi, telah banyak resisten terhadap beberapa antibiotik salah satunya sefadroksil. Sefadroksil dikombinasikan dengan beberapa ekstrak untuk meningkatkan aktivitas antibakteri sefadroksil terhadap bakteri E. coli resisten dan MRSA. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas kombinasi sefadroksil dengan 10 ekstrak tanaman obat dan mengetahui senyawa utama yang terkandung pada ekstrak paling poten. Ekstraksi dilakukan secara maserasi menggunakan etanol 96%. Sebelum uji kombinasi, dilakukan uji aktivitas antibakteri ekstrak dengan meletakkan disk berisi 1 mg ekstrak pada media Mueller-Hinton Agar yang telah diinokulasi bakteri. DMSO/etanol digunakan sebagai kontrol pelarut dan sefadroksil sebagai kontrol antibiotik. Uji kombinasi dilakukan dengan cara meletakkan disk sefadroksil 30 µg, ekstrak tunggal (1 mg), dan kombinasi keduanya pada media yang telah diinokulasi bakteri. Ekstrak paling berpotensi diuji kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan fase gerak toluen : etil asetat (97:3) dan fase diam silika gel GF254. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak menunjukkan bahwa ekstrak bunga cengkeh memiliki aktivitas terbesar dalam membunuh bakteri MRSAdan E. coli resisten. Uji kombinasi dengan beberapa ekstrak menunjukkan adanya peningkatan aktivitas antibakteri sefadroksil terhadap MRSAdan E. coli resisten. Hasil uji identifikasi menggunakan KLT menunjukkan bahwa ekstrak bunga cengkeh mengandung eugenol.
Kata kunci : E. coli, MRSA, sefadroksil, ekstrak, eugenol
Abstract
Resistance is a serious problem in the therapy of infection. Escherichia coli and MRSA (methicillin-resistant S. aureus), the largest bacteria cause infections, are resistant to antibiotics, one of them is cefadroxil. Cefadroxil is combined with some extracts to improve the antibacterial activity against resitant E. coli and MRSA and as solution of the resistance problem. This study was done to determine the activity of the combination of cefadroxil with 10 medicinal plant extracts and the main compounds contained in the most potent extracts.Extraction was carried out using maceration method with 96% ethanol as solvent. Antibacterial activity was tested by placing extract disc (1 mg) on medium Mueller-Hinton Agar which had been inoculated with bacteria. DMSO/ethanol was used as solvent control and cefadroxil was use as the antibiotic control. Combination of cefadroxil with extract was tested by placing the cefadroxil disk (30µg), extract alone (1 mg), and combination of cefadroxil and extract on media which had been inoculated with bacteria. The most potentially extract was tested with thin layer chromatography (TLC) using mobile phase of toluene : ethyl acetate (97:3) and the stationary phase of silica gel GF254.The results showed that clove bud extract has the highest activity to inhibit the growth of resistant E. coli and MRSA. The combination of cefadroxil with
2
some extracts showed that antibacterial activity of cefadroxil increased against MRSA and resistant E. coli. The TLC test showed that clove extract contain eugenol.
Keywords : E. coli, MRSA, cefadroxil, extract, eugenol
1. PENDAHULUAN Infeksi merupakan salah satu penyakit yang berpengaruh terhadap mortalitas dan mobilitas manusia.
Banyak antimikroba baru yang telah ditemukan untuk mengatasi infeksi, tetapi tidak dapat mencegah
resistensi bakteri. Penggunaan antibiotik secara berlebih yang tidak sesuai dengan indikasi di rumah
sakit maupun di komunitas akan berdampak terhadap aktivitas daya hambat maupun daya bunuh
terhadap bakteri dan menyebabkan resistensi bakteri sehingga penggunaan antibiotik tunggalpun
kurang berpotensi untuk mengatasi masalah resistensi yang terjadi (Huang et al., 2015).
Bakteri yang dilaporkan resisten adalah Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif penyebab infeksi sistemik seperti
pneumonia, osteomelitis, endokarditis, dan septikemia. Bakteri Staphylococcus aureus telah
berkembang menjadi MRSA (methicillin resistance Staphylococcus aureus) karena telah terhadap
antibiotik β laktam seperti metisilin, sefotaksim, dan oksasilin (Kim et al., 2015). S. aureus memiliki
persentase resistensi terhadap sefadroksil sebesar 65,38% (Kumar et al., 2013). Escherichia coli
adalah bakteri Gram negatif yang memiliki persentase terbesar penyebab infeksi saluran kemih di
masyarakat (Dipiro et al. 2009). Escherichia coli juga menyebabkan infeksi seperti gastroenteritis,
meningitis dan peritonitis (Baum dan Marre, 2005). Bakteri E. coli memiliki resistensi sebesar
88,52% terhadap antibiotik sefadroksil (Kumar et al., 2013). Masalah resistensi yang terjadi pada
penggunaan antibiotik secara berlebih dapat diatasi dengan kombinasi antibakteri karena dengan
penggunaan antibiotik tunggal aktivitasnya kurang bisa menghambat dan membunuh bakteri yang
telah resisten (Betoni et al., 2006).
Antimikroba dapat berasal dari antibiotik sintesis ataupun ekstrak tanaman. Beberapa tanaman
yang telah diuji dan memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan E. coli adalah ekstrak
etanol kulit biji jambu mete dan daun jambu mete (Anacardium occidentale L.) (Doss dan
Thangavel, 2011), daun kemangi (Ocimum sanctum L.) (Subramanian, 2014), daun sirih (Piper betle
L.) (Pradhan et al., 2013), daun pepaya (Carica papaya L.) (Peter et al., 2014), umbi bawang putih
(Allium sativum L.) (Saravanan et al., 2010), bunga cengkeh (Syzygium aromaticum L.) (Moorthi
dan Kalpana, 2013), kayu secang (Caesalpinia sappan L.) (Srinivasan et al., 2012), biji pala
(Myristica fragrans Houtt) (Takikawa et al., 2002), dan rimpang lengkuas (Languas galanga
L.)(Oonmetta-aree et al., 2006). Kombinasi sefadroksil dengan ekstrak tanaman obat diharapkan
3
dapat meningkatkan aktivitas antibakteri pada sefadroksil terhadap bakteri Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli resisten dibandingkan sefadroksil tunggal.
2. METODE 2.1 Kategori dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kuantitatif eksperimental dengan menganalisis daya
hambat yang dihasilkan oleh antibiotik sefadroksil yang dikombinasikan dengan 10 ekstrak
tanaman obat.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu kertas saring, alat-alat gelas, cawan petri, cawan porselen, lampu bunsen,
blue tip, yellow tip, timbangan analitik (Adventurer), mikropipet (Socorex), water bath (Six-well
6 ± 0 6 ± 0 8 Daun sirih 8,5± 0,71 9 Kayu secang 11,75± 0,35
6 ±0,35 6 ± 0E 10 Daun kemangi 6,75± 0,35
9
sedangkan eugenol pada ekstrak bunga cengkeh 87% (Alma et al., 2007). Diameter zona hambat
yang lebih besar dan radikal pada ekstrak bunga cengkeh menunjukkan bahwa ekstrak bunga
cengkeh memiliki potensi antibakteri lebih besar dari sefadroksil.
3.4 Uji KLT Uji KLT (Kromatografi Lapis Tipis) digunakan untuk mengeahui golongan senyawa yang
terkandung dalam ekstrak. KLT adalah salah satu analisis kualitatif sampel yang bertujuan untuk
memisahkan senyawa yang tidak volatil yang terkandung dalam sampel berdasarkan sifat kepolaran
senyawa, fase gerak, dan fase diam (Lewis dan Moody, 1989). Dari hasil kombinasi dilihat bahwa
ekstrak bunga cengkeh yang memiliki aktivitas paling tinggi. Ayoola et al. (2007) dan Kardinan
(2005) menunjukkan bahwa senyawa utama yang terkandung dalam ekstrak bunga cengkeh adalah
eugenol sehingga uji dengan KLT pada penelitian ini menggunakan pembanding eugenol. Fase gerak
yang digunakan adalah toluen : etil asetat (93 : 7) dan fase diam silika gel GF254. Sampel ekstrak
yang diuji adalah ekstrak bunga cengkeh dengan konsentrasi 10 % dalam etanol.
Gambar 1. Hasil uji KLT ekstrak bunga cengkeh (1) dan pembanding eugenol (2) menggunakan
(A) UV 254 nm, (B) UV 366 nm (C) pereaksi semprot vanilin-asam sulfat Hasil KLT ekstrak bunga cengkeh dan pembanding eugenol yang dilihat di bawah sinar UV 254
nm dan 366 nm menunjukkan ada beberapa senyawa yang terkandung pada sampel (Gambar 1). Saat
dilihat disinar UV 254 nm terlihat ada beberapa bercak dengan Rf 0,10; 0,62; dan 0,71 sedangkan
pada pembanding eugenol terdapat bercak dengan Rf 0,20; 0,28; dan 0,62. Pengamatan
menggunakan UV 254 nm menunjukkan adanya pemadaman pada ekstrak maupun pembanding.
Hasil pengamatan menggunakan sinar UV 366 nm menunjukkan ada beberapa bercak dengan
Rf 0,10; 0,27 berfluoresensi; 0,62; dan 0,71 tidak berfluoresensi sedangkan pada pembanding
Rf Rf Rf 0,71 Rf Rf Rf
0,62 0,62 0,71 0,71
0,62 0,62 0,62 0,62
0,28 0,28 0,20
0,27 0,20
0,10 0,10 0,10
1 2 1 2 1 2
A C B
10
eugenol hanya terlihat satu bercak dengan Rf 0,62. Bercak yang diamatai menggunakan UV 366 nm
pada Rf 0,62 dan 0,71 tidak nampak amat jelas karena tidak berfluoresensi.
Plat KLT disemprot dengan pereaksi vanilin-asam sulfat untuk mendeteksi senyawa yang yang
ada pada ekstrak. Hasil deteksi dengan pereaksi semprot menunjukkan adanya bercak dengan Rf
0,10; 0,62; dan 0,71 berwarna coklat pada ekstrak. Pada pembanding eugenol terlihat beberapa
bercak dengan Rf 0,20; 0,28 berwarna biru tua; dan 0,62 berwarna coklat. Hasil uji tersebut
menunjukkan ada 1 senyawa yang memiliki Rf yang sama yaitu 0,62 pada ekstrak bunga cengkeh
dan pembanding eugenol. Hal ini menunjukkan bahwa pada ekstrak tersebut benar mengandung
senyawa eugenol dapat beraktivitas sebagai antibakteri seperti penelitian oleh Ayoola et al. (2007).
Selain eugenol, ekstrak bunga cengkeh juga memiliki senyawa eugenol asetat dan β karyofilen
(Alma et al., 2007).
3.5 Uji Kombinasi Sefadroksil dengan Ekstrak Uji kombinasi sefadroksil dilakukan menggunakan metode difusi disk. Uji ini bertujuan untuk
mengetahui aktivitas antibiotik setelah dikombinasikan dengan ekstrak. Secara umum zona hambat
yang dihasilkan oleh kombinasi sefadroksil dengan ekstrak terhadap E. coli resisten meningkat jika
dibandingkan dengan sefadroksil tunggal atau ekstrak tunggal (Tabel 5). Meskipun zona hambat
yang dihasilkan kombinasi tersebut tidak menjadi radikal, tetapi zona iradikal yang dihasilkan oleh
kombinasi ekstrak dan sefadroksil lebih besar, jernih atau bening dibandingkan sebelum kombinasi.
Tabel 5. Hasil uji kombinasi sefadroksil dengan ekstrak terhadap E. coli resisten
No. Bahan Uji
Rata-Rata Zona Hambat (mm) ± SD
Ekstrak (1 mg)
Sefadroksil (30 µg)
Ekstrak (1 mg) + Sefadroksil
(30 µg)
Kontrol Pelarut (DMSO/Etanol)
(10 µl) 1 Daun jambu mete 8±0,71
7,5 ± 2,12 7,75±0,35
7,25 ± 0,35 2 Umbi bawang putih 6,5± 0 7,25 ± 0,35 3 Kulit biji mete 7,75± 1,06
Diameter zona hambat termasuk diameter disk (6 mm) R : radikal E : etanol 96%
Hasil uji kombinasi sefadroksil dengan ekstrak terhadap E. coli resisten dan MRSA
menunjukkan bahwa ekstrak cengkeh memiliki aktivitas yang paling baik dalam membunuh E. coli
dan MRSA sama seperti hasil uji aktivitas ekstrak terhadap bakteri. Kombinasi sefadroksil dengan
ekstrak kayu secang dan daun sirih juga meningkatkan aktivitas sefadroksil dalam membunuh
bakteri MRSA. Penelitian oleh Sireetawong et al. (2010) menunjukkan ekstrak kayu secang
memiliki aktivitas terhadap bakteri S. aureus dan E. coli. Ekstrak secang memiliki brazilin sebagai
antibakteri yang bekerja pada bagian LPS (lipopolisakarida) bakteri (Xu dan Lee, 2004; Bae et al.,
2005) sedangkan ekstrak daun sirih memiliki senyawaalkaloid, fenolik, dan asam organik (Lee et al.,
2015). Sefadroksil bekerja dengan merusak dinding sel bakteri (Leitner et al., 1979; Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Eugenol, tanin, dan alkaloid bersifat bakterisid pada bakteri.
Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi sefadroksil dengan ekstrak kayu secang, daun sirih, dan
bunga cengkeh bersifat sinergis sehingga dapat menghasilkan zona hambat yang lebih baik daripada
sefadroksil tunggal maupun ekstrak tunggal. Olajuyigbe dan Afolayan (2012) meneliti kombinasi
ekstrak Acacia mearnsii dengan antibiotik β laktam amoksisilin. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan kombinasi amoksisilin dengan ekstrak Acacia mearnsii bersifat sinergis terhadap
bakteri S. aureus dan E. coli. Amoksisilin merupakan antibiotik yang bersifat bakterisid (Depkes RI,
2011) sedangkan ekstrak Acacia mearnsii mengandung tanin yang bertanggung jawab terhadap
aktivitas antibakterinya. Tanin bersifat bakterisid (Pansera et al., 2004). Sinergisme kombinasi antara
antibiotik dan senyawa yang terkandung dalam ekstrak menyebabkan aktivitas antibiotik meningkat
setelah dikombinasikan dengan ekstrak.
Hasil uji kombinasi antibakteri pada E. coli resisten dan MRSA menunjukkan bahwa ekstrak
kayu secang yang paling signifikan meningkatkan aktivitas sefadroksil dilihat dari zona hambat
radikal yang sangat lebar. Kombinasi antara sefadrokasil dengan ekstrak kayu secang bersifat aditif
hal ini ditunjukkan oleh diameter zona hambat yang dihasilkan kombinasi mengalami kenaikan
secara dramatis. Zona hambat yang dihasilkan oleh kombinasi menandakan bahwa kombinasi
sefadroksil dengan ekstrak kayu secang memiliki aktivitas yang sangat baik dibandingkan dengan
sefadroksil tunggal maupun ekstrak kayu secang tunggal. Secara keseluruhan hasil kombinasi yang
paling baik adalah hasil kombinasi sefadroksil dengan ekstrak kayu secang.
13
4. PENUTUP Aktivitas antibakteri sefadroksil meningkat jika dikombinasikan dengan 10 ekstrak tanaman obat
terhadap bakteri Escherichia coli resisten dan MRSA. Ekstrak bunga cengkeh yang memiliki
aktivitas paling baik dalam membunuh E. coli resisten dan MRSA mengandung senyawa eugenol.
DAFTAR PUSTAKA Alma M.H., Ertas M., Nitz S. and Kollmannsberger H., 2007, Chemical composition and content of
essential oil from the bud of cultivated Turkish clove (Syzygium aromaticum L.), BioResources, 2 (2), 265–269.
Arifianti L., Oktarina R.D. and Kusumawati I., 2014, Pengaruh Jenis Pelarut Pengektraksi, E-Journal Planta Husada, 2 (1), 3–6.
Bae I.-K., Min H.-Y., Han A.-R., Seo E.-K. and Lee S.K., 2005, Suppression of lipopolysaccharide-induced expression of inducible nitric oxide synthase by brazilin in RAW 264.7 macrophage cells., European journal of pharmacology, 513, 237–242.
Baum V.H. and Marre R., 2005, Antimicrobial resistance of Escherichia coli and therapeutic implications, International Journal of Medical Microbiology, 295 (6-7), 503–511.
Betoni J.E.C., Mantovani R.P., Barbosa L.N., Di Stasi L.C. and Fernandes A., 2006, Synergism between plant extract and antimicrobial drugs used on Staphylococcus aureus diseases, Memorias do Instituto Oswaldo Cruz, 101 (4), 387–390.
Briñas L., Lantero M., de Diego I., Alvarez M., Zarazaga M. and Torres C., 2005, Mechanisms of resistance to expanded-spectrum cephalosporins in Escherichia coli isolates recovered in a Spanish hospital, Journal of Antimicrobial Chemotherapy, 56 (6), 1107–1110.
Clinical and Laboratory Standard Institute (CLSI), 2011, Performance Standards for Antimicrobial Susceptibility Testing; 21th Informational Supplement,Clinical and Laboratory Standard Institute, pennsylvania-USA
DiPiro J.T., Well B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C.V., 2009, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, The McGraw Hill, New York
Doss V.A. and Thangavel kalaichel puthupalayam, 2011, Antioxidant and Antimicrobial Activity Using Different Extracts of Anacardium occidentale L ., International Journal of Applied Biology and Pharmaceutical Technology, 2 (3), 436–443.
Hernani, Tri Marwati dan Winarti, Cristina, 2007, Pemilihan Pelarut Pada Pemurnian Ekstrak Lengkuas (Alpinia Galanga) Secara Ekstraksi, J.Pascapanen 4 (1), 1-8.
Hiramatsu K., 2004, Elucidation of the Mechanism of Antibiotic Resistance Acquisition of Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) and Determination of Its Whole Genome Nucleotide Sequence, Japanese Medical Association Journal, 47 (4), 153–159.
Huang Y., Ogutu J.O., Gu J., Ding F., You Y., Huo Y., Zhao H., Li W., Zhang Z., Zhang W., Chen
14
X., Fu Y. and Zhang F., 2015, Comparative Analysis of Quinolone Resistance in Clinical Isolates of Klebsiella pneumoniae and Escherichia coli from Chinese Children and Adults, Biomed research international, 2015, 1-6
Joshi R.K. and Hoti S.L., 2014, Chemical composition of the essential oil of Ocimum tenuiflorum L. (Krishna Tulsi) from North West Karnataka, India, Indian Journal of Pharmaceutical Sciences, 75 (4), 457–462.
Kardinan A., 2005, Tanaman Penghasil Minyak Atsiri, PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Kim S.Y., Kim J., Jeong S., Jahng K.Y. and Yu K., 2015, Antimicrobial Effects and Resistant Regulation of Magnolol and Honokiol on Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus, Biomed research international, 2015, 9-19.
Kumar R., Keshri U.P.D. and Kumar M., 2013, Antimicrobials sensitivity and resistance pattern of bacterial isolates at a tertiary care hospital in Jharkhand, India, Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences, 4, 1248–1255.
Lee W.F., Salleh E. and Mamat S.N.H., 2015, Extraction and Qualitative Analysis of Piper Betle Leaves for Antimicrobial Activities, International Journal of Engineering Technology Science and Research, 2 (2), 1–8.
Leitner F., Goodhines R.A., Buck R.E. and Price K.E., 1979, Bactericidal Activity of Cefadroxil, Cephalexin, and Cepharadine in An In Vitro Pharmacokinetic Model, The Journal of Antibiotic, 11, 718–726.
Lewis H.W. and Moody C.J., 1989, Experimental Organic Chemistry: Principles and Practice,WileyBlackwell, Oxford.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2011, Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Moorthi S. and Kalpana S., 2013, Original Research Article Antimicrobial activity of different extracts of Syzygiium aromaticum ( Linn.) against food borne pathogens, International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences, 2 (11), 30–35.
Olajuyigbe O.O. and Afolayan A.J., 2012, Synergistic interactions of methanolic extract of Acacia mearnsii de wild. with antibiotics against bacteria of clinical relevance, International Journal of Molecular Sciences, 13 (7), 8915–8932.
Oonmetta-aree J., Suzuki T., Gasaluck P. and Eumkeb G., 2006, Antimicrobial properties and action of galangal (Alpinia galanga Linn.) on Staphylococcus aureus, Food Science and Technology, 39 (10), 1214–1220.
Pansera M.R., Iob G.A., Atti-Santos A.C., Rossato M., Atti-Serafini L. and Cassel E., 2004, Extraction of tannin by Acacia mearnsii with supercritical fluids, Brazilian Archives of Biology and Technology, 47 (6), 995–998.
Pattanayak P., Behera P., Das D. and Panda S., 2010, Ocimum sanctum Linn. A reservoir plant for
15
therapeutic applications: An overview, Pharmacognosy Reviews, 4 (7), 95.
Peter J.K., Kumar Y., Pandey P. and Masih H., 2014, Antibacterial Activity of Seed and Leaf Extract of Carica papaya var., Journal of Pharmacy and Biological Sciences, 9 (2), 29–37.
Pradhan D., Suri K. a, Pradhan D.K. and Biswasroy P., 2013, Golden Heart of the Nature : Piper betle L ., Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 1 (6), 147–167.
Pundir R.K., Jain P. and Sharma C., 2010, Antimicrobial activity of Allium sativum ethanolic extract against food associated bacteria and fungi, Drug Invention Today, 2, 229–232.
Saravanan P., Ramya V., Sridhar H., Balamurugan V. and Umamaheswari S., 2010, Antibacterial activity of allium sativum on pathogenic bacterial strains, Global Veterinaria, 4 (5), 519–522.
Senja R.Y., Issusilaningtyas E., Nugroho A.K. and Setyowati E.P., 2014, The Comparison of Extraction Method and Solvent Variation on Yield and Antioxidant Activity of Brassica oleracea L. var. capitata f. rubra Extract, Trad. Med. J., 19 (1), 43–48.
Srinivasan R., Selvam G.G., Karthik S., Mathivanan K., Baskaran R., Karthikeyan M., Gopi M. and Govindasamy C., 2012, In vitro antimicrobial activity of Caesalpinia sappan L., Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 2, 136–139.
Subramanian G., 2014, Studies of Antimicrobial Properties of Different Leaf Extract of Tulsi (Ocimum tenuiflorum) against Human Pathogens, American International Journal of Contemporary Research, 4 (8), 149–157.
Takikawa A., Abe K., Yamamoto M., Ishimaru S., Yasui M., Okubo Y. and Yokoigawa K., 2002, Antimicrobial activity of nutmeg against Escherichia coli O157., Journal of bioscience and bioengineering, 94 (4), 315–20.
Tomsone L., Kruma Z. and Galoburda R., 2012, Comparison of Different Solvents and Extraction Methods for Isolation of Phenolic Compounds from Horseradish Roots, International Scholarly and Scientific Research & Innovation, 6 (4), 1164–1169.
Xu H.X. and Lee S.F., 2004, The antibacterial principle of Caesalpina sappan, Phytotherapy Research, 18 (8), 647–651.