BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran yang
diselenggarakan oleh guru, selalu bermuara pada komponen-komponen
pembelajaran yang tersurat dalam kurikulum. Pernyataan ini,
didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan pembelajaran yang
diselenggarakan oleh guru merupakan bagian utama dari pendidikan
yang syarat mutlaknya adalah kurikulum sebagai pedoman (Dimyati dan
Mudjiono, 2009). Kurikulum bukan hanya menyangkut tujuan dan arah
pendidikan saja, akan tetapi juga pengalaman belajar yang harus
dimiliki setiap siswa serta bagaimana mengorganisasi pengalaman itu
sendiri (Sanjaya, 2008). Kurikulum di Indonesia pada tingkat satuan
pendidikan dasar dan pendidikan menengah akan melaksanakan
Kurikulum Tahun 2006 paling lama sampai tahun 2019/2020 yang
dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (PERMENDIKBUD
Nomor 160 Tahun 2014). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
memiliki karakteristik yang dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik serta
tuntutan lingkungan.Selain karakteristik Kurikulum KTSP, perlu
diketahui pula karakteristik dari mata pelajaran biologi. Biologi
sebagai bagian dari IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) mengkaji berbagai
persoalan yang terkait dengan fenomena kehidupan pada makhluk hidup
diberbagai tingkat organisasi kehidupan dan interaksinya denga
faktor lingkungan pada dimensi ruang dan waktu (Subali, 2007).
Sebagai bagian IPA, maka persoalan yang dikaji dalam biologi tidak
dapat terlepas dari persoalan sebagai proses penemuan (Science as
inquiry) yaitu penemuan ilmiah dan metode ilmiah, terkait dengan
makhluk hidup yang menyangkut struktur dan fungsi dalam sistem
kehidupan dan hubungannya dengan teknologi (Walde university, 2002
dalam Subali, 2007). Oleh karena itu, dibutuhkan kecerdasan dari
seorang guru dalam memilih strategi yang akan diterapkan dalam
proses belajar mengajar, karena dibutuhkan pemahaman yang
baik.Memilih strategi pembelajaran dapat dilakukan berdasarkan
pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai dan
berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran (Sanjaya, 2010).
Banyaknya strategi dan model pembelajaran untuk melaksanakan proses
pembelajaran membuat guru harus memilih dengan teliti model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Beberapa model pembelajaran memiliki
karakteristik yang sangat mirip namun berbeda bentuk dalam
pelaksanaannya, sehingga pemilihan model pembelajaran yang kurang
tepat akan membuat siswa kurang mampu mengusai materi pembelajaran
dengan baik yang berdampak pada hasil belajarnya. Oleh karena itu,
guru harus mampu mengetahui karakteristik model pembelajaran yang
sesuai dengan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan.Salah satu
model pembelajaran yang dianggap memiliki karakteristik sesuai
dengan materi pelajaran biologi yaitu model pembelajaran berbasis
inkuiri. Karena pada model tersebut, terdapat tiga prinsip kunci,
yaitu pengetahuan bersifat tentatif, manusia memiliki sifat ingin
tahu yang alamiah, dan manusia mengembangkan indiyuality secara
mandiri. Prinsip pertama menghendaki proses penelitian secara
berkelanjutan, prinsip kedua mengindikasikan pentingkan siswa
melakukan eksplorasi, dan yang ketiga adalah kemandirian, akan
bermuara pada pengenalan jati diri dan sikap ilmiah (Santyasa,
2005). Namun, dalam pelaksanaannya tentu tidak lepas dari
pengawasan dan bimbingan oleh guru. Dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan penguasaan konsep biologi
dan sikap ilmiah siswa antara siswa jika dibandingkan model
pembelajaran langsung (Hermawati, 2012). Selain itu, aktivitas
siswa selama kegiatan belajar mengajar mempunyai kategori baik
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis inkuiri (Hendarwati,
2013).Model pembelajaran berbasis inkuiri dibedakan atas model
pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi.
Kedua model pembelajaran tersebut memiliki karakteristik yang
sangat dekat dengan kelebihannya masing-masing, sehingga perlu
diketahui pengaruh yang dapat diperoleh jika diterapkan dalam
pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Widodo (2012), dapat dikemukakan bahwa model pembelajaran inkuiri
terbimbing lebih memudahkan siswa dalam melakukan proses penemuan.
Siswa merasa tertarik, lebih terarah dalam memahami, menghasilkan
prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotor yang lebih baik
dari pada model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi pada
materi lingkungan. Rata rata prestasi belajar kognitif, afektif dan
psikomotor pada model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah 84,31;
83,13; 81,19 sedangkan pada inkuiri bebas termodifikasi 77,97;
79,01; 77,01. Sedikit berbeda dengan hasil penelitian Rahajoe
(2011), yang memperoleh hasil bahwa rerata hasil belajar siswa
tidak jauh berbeda, sehingga keduanya model pembelajaran efektif
untuk diterapkan pada materi kingdom fungi dengan perbedaan siswa
yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing memperoleh
nilai 78,21 dan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi
74,95. Namun, jika dilihat dari teori, Gage and Berliner (1984)
dalam Dimyati dan Mudjiono (2009) mengemukakan bahwa salah satu
prinsip belajar yaitu keaktifan yang menggambarkan siswa memiliki
sifat aktif, kontruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu
mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah
diperolehnya. Selain itu, Teori medan (Field Theory) dari Kurt
Lewin menyatakan bahwa pelajaran memberi kesempatan kepada siswa
untuk menemukan konsep-konsep,prinsip-prinsip dan generalisasi akan
menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep,
prnsip-prinsip dan generalisasi tersebut. Kedua teori tersebut
menggambarkan bahwa perlunya siswa berperan lebih aktif dan
menemukan pengetahuan sendiri seperti pembelajaran yang tergambar
pada model inkuiri bebas termodifikasi.Selain data-data hasil
penelitian tersebut, ditemukan pula beberapa fakta berdasarkan
hasil observasi pada tanggal 1 Desember 2014 di SMA Negeri 3
Makassar. Fakta-fakta tersebut yaitu (1) Sekolah akan menerapkan
kurikulum KTSP mulai awal semester genap, (2) guru kurang mamahami
menganai model pembelajaran berbasis inkuiri sehingga dalam proses
pembelajaran, guru tidak pernah menggunakan model pembelajaran
tersebut, (3) guru cenderung menggunakan media powerpoint untuk
memperlihatkan gambar saja dibandingkan memperlihatkan langsung
objek yang ingin diketahui, dan (4) siswa mengaku kurang mampu
memahami dengan baik materi yang telah diberikan. Model
pembelajaran inkuiri tepat untuk diterapkan pada materi yang
memiliki karakteristik yang mengarahkan siswa untuk melihat dan
mengamati langsung objek berdasarkan materi pembelajaran, seperti
materi Plantae, Fungi, Protista, Vertebrata, dan
Invertebrata.Berdasarkan uraian di atas, untuk memahami
perbandingan jenis model pembelajaran inkuiri tersebut, maka
peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan
antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas
termodifikasi berdasarkan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa
dengan mengangkat judul penelitian Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Biologi Malalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan
Inkuiri Bebas Termodifikasi pada Siswa Kelas X SMA Materi
Invertebrata.
B. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang diatas, maka
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :1. Bagaimana hasil belajar
biologi materi invertebrata melalui penerapan model pembelajaran
inkuiri terbimbing pada siswa kelas X MIA SMA Negeri 3 Makassar?2.
Bagaimana hasil belajar biologi materi invertebrata melalui
penerapan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi pada siswa
kelas X MIA SMA Negeri 3 Makassar?3. Apakah ada perbedaan hasil
belajar biologi pada invertebrata melalui penerapan model
pebelajaran inkuiri tembimbing dan inkuiri bebas termodifikasi pada
siswa kelas X MIA SMA Negeri 3 Makassar?
C. Tujuan PenelitianAdapun tujuan yang ingin dicapai dalam
pelaksanaan penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui hasil belajar
biologi materi invertebrata melalui penerapan model pembelajaran
inkuiri terbimbing pada siswa kelas X MIA SMA Negeri 3 Makassar.2.
Untuk mengetahui hasil belajar biologi materi invertebrata melalui
penerapan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi pada siswa
kelas X MIA SMA Negeri 3 Makassar.3. Untuk mengetahui perbedaan
hasil belajar biologi pada invertebrata melalui penerapan model
pebelajaran inkuiri tembimbing dan inkuiri bebas termodifikasi pada
siswa keals X MIA SMA Negeri 3 Makassar.
D. Manfaat Hasil PenelitianAdapun manfaat yang dapat diperoleh
dari penelitian ini yaitu :1. Sebagai bahan informasi terkait
perbedaan hasil belajar melalui penerapan model pebelajaran inkuiri
tembimbing dan inkuiri bebas termodifikasi.2. Sebagai bahan
pertimbangan dalam pemilihan model pembelajaran yang sesuai untuk
diterapkan dalam pembelajaran.3. Sebagai bahan referensi untuk
mengkaji model pembelajaran berbasis inkuiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka1. Model PembelajaranSecara kaffah, Meyer,
W.J (1985) dalam Rusman (2011) memaknai model pembelajaran sebagai
suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan
sesuatu hal. Suatu yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk
yang lebih koperehensif. Sedangkan Joyce & Weil berpendapat
bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
dugunakan dalam membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka
panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain. Selain itu, Eggen &
Kauchak (2012) juga memaknai model mengajar sebagai rancangan untuk
mengajar dimana guru menggunakan segala keahlian dan pengetahuan
yang mereka miliki.Istilah model pembelajaran memiliki makna yang
lebih luas daripada strategi, metode atau prosedur. Model pengjaran
memiliki beberapa cirri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi,
metode atau prosedur (Trianto, 2009).Menurut Rusman (2011) bahwa
model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut :a.
Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli
tertentu.b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.c. Dapat
dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di
kelas.d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan, urutan
langkah-langkah (syntax), adanya prinsip-prinsip reaksi, sistem
sosial dan sistem pendidikan.e. Membuat persiapan mengajar (desain
instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang
dipilihnya.Sementara Eggen dan Kauchak (2012) secara sederhana
menjelaskan bahwa model pengajaran adalah pendekatan spesifik dalam
mengajar yang memiliki tiga ciri :a. Tujuan : Model mengajar
dirancang untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dan memperoleh pemahaman mendalam tentang bentuk spesifik
materi.b. Fase : Model mengajar mencakup serangkaian langkah sering
disebut fase yang bertujuan membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang spesifik.c. Fondasi : Model mengajar didukung
teori dan penelitian tentang pembelajaran dan motivasi.2. Model
Pembelajaran Berbasis InkuiriInti dari berfikir yang baik adalah
kemampuan untuk memecahkan masalah.dasar dari pemecahan masalah
adalah kemampuan untuk belajar dalam situasi proses berfikir.
Dengan demikian, hal ini bapat diimplementasikan bahwa kepada siswa
hendaknya diajarkan bagaimana belajar yang meliputi apa yang
diajarkan, bagaimana hal itu diajarkan, jenis kondisi belajar dan
memperoleh pandangan baru. Salah satu yang termasuk dalam model
pemprosesan informasi adalah model pembelajaran inkuiri.
Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara aktif
langsung ke dalam proses ilmiah ke dalam waktu yang relative
singkat (Trianto, 2009).Inkuiri pada tingkat yang paling mendasar
dapat dilihat sebagai proses untuk menjawab pertanyaan dan
memecahkan masalah berdasarkan fakta dan observasi. Salah satu
tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran mengenai peran dari
strategi inkuiri dalam pembelajaran berkaitan dengan kehidupan
(Eggen dan Kauchak, 2006). Sasaran utama kegiatan pembelajaran
inkuiri menurut Gulo (2012) dalam Trianto (2009) adalah
keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar,
keterarahan kegiatan secara maksimal dan sistemis pada tujuan
pembelajaran serta mengembangkan sikap percaya pada diri siswa
tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.Model inkuiri pada
umumnya adalah strategi pengajaran yang dirancang untuk mengajarkan
siswa bagaimana untuk menyelidiki masalah dan pertanyaan dengan
fakta-fakta (Eggen dan Kauchak, 2006). Pembalajaran dengan model
inkuiri memiliki lima kompenen yaitu question, student engangement,
cooperative interaction, performance evaluation, dan variety of
resources (Komalasari, 2010). Model inkuiri menurut Eggen &
Kauchak (2006) diimplementasikan dalam lima langkah yaitu :1.
Mengidentifikasi pertanyaan atau masalah2. Membuat hipotesis3.
Mengumpulkan data4. Menguji hipotesis5. Generalisasi3. Model
Pembelajaran Inkuiri TerbimbingInkuiri terbimbing atau temuan
terbimbing adalah satu pendekatan mengajar dimana guru member siswa
contoh-contoh spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik
tersebut (Eggen dan Kauchak, 2012). Menurut Paul Suparno (2007)
dalam Ristanto (2010), inkuiri yang terarah adalah inkuiri yang
banyak dicampuri oleh guru. Guru benyak mengarahkan dan memberikan
petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan
pengarahan selama proses inkuiri. Dalam bentuk inkuiri ini, guru
sudah memiliki jawaban sebelumnya, sehingga siswa tidak begitu
bebas mengembangkan gagasan dan idenya. Peran guru dalam inkuiri
terbimbing dalam memecahkan masalah yang diberikan kepada siswa
adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam proses
penemuan sehingga siswa tidak akan kebingungan. Sehingga kesimpulan
akan lebih cepat dan mudah diambil. Guru bertindak sebagai penunjuk
jalan, membantu siswa agar menggunakan ide, konsep, dan
keterampilan yang sudah mereka pelajarisebelumnya untuk mendapatkan
pengetahuan yang baru. Pengajuan pertanyaan yang tepat oleh guru
akan merangsang kreativitas siswa. Model pembelajaran inkuiri
terbimbing memang memerlukan waktu yang relatif banyak dalam
pelaksanaanya, akan tetapi hasil belajar yang dicapai tentunya
tentunya sebanding dengan waktu yang digunakan. Pengetahuan baru
akan melekat lebih lama apabila siswa dilibatkan secara langsung
dalm proses (Ristanto, 2010).Adapun tahapan dari model pembelajaran
berbasis inkuiri terbimbing dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah
ini :Tabel 2.1 Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri
TerbimbingNoFasePerilaku Guru
1Menyajikan pertanyaan atau masalah.Guru membimbing siswa
mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan dipapan tulis. Guru
membagi siswa dalam kelompok.
2Membuat hipotesisGuru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa
dalam menentukan siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan
dengan permasalahan dan mempreioritaskan hipotesis mana yang
menjadi prioritas penyelidikan.
3Merancang percobaanGuru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang
akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah
percobaan.
4Melakukan percobaan untuk memperoleh infordmasiGuru membimbing
siswa mendapatkan informasi melalui percobaan.
5Mengumpulkan dan menganalisis dataGuru memberi kesempatan pada
tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang
terkumpul.
6Membuat kesimpulanGuru membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan.
Sumber : Trianto, 20094. Model Pembelajaran Inkuiri Bebas
TermodifikasiStrategi ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari
dua pendekatan inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri
terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu
permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap
diberikan atau mempedomani acuan kurikulum yang telah ada. Artinya,
dalam pendekatan ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan
masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa yang belajar
dengan pendekatan ini menerima masalah dari gurunya untuk
dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang
diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidak
terstruktur (Herdian, 2010). Dalam inkuiri jenis ini guru membatasi
memberi bimbingan, agar siswa berupaya terlebih dahulu secara
mandiri, dengan harapan agar siswa dapat menemukan sendiri
penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa yang tidak dapat
menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan dapat diberikan
secara tidak langsung dengan memberikan contoh-contoh yang relevan
dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan
siswa dalam kelompok lain (Herdian, 2010).Strategi penggunaan
inkuiri bebas termodifikasi menurut Rahajoe (2011) memiliki
kelebihan yaitu :1. Membantu perkembangan berfikir peserta didik,
terutama dalam hal memproses dan menentukan bermacam-macam
keterangan.2. Peserta didik memperoleh temuan tentang konsep dasar
dan ide-ide yang orisinil.3. Peserta didik terdorong untuk berfikir
secara bebas dan terbuka sehingga akan memberikan kepuasan pada
dirinya sendiri.4. Peserta didik terdorong untuk berfikir dan
bekerja atas prakarsa sendiri. Adapun kelemahan dari inkuiri bebas
termodifikasi menurut Rahajoe (2011) yaitu :1. Peserta didik yang
motivasinya kurang dalam hal pengumpulan data dan keterangna, maka
hasilnya akan kurang memuaskan.2. Peserta didik masih kurang
mempunyai inisiatif untuk mendapatkan data, karena kurang
pengalaman dalam kegiatan eksperimen.3. Memerlukan waktu, biaya dan
tenaga yang relatif banyak.Adapun tahapan dari model pembelajaran
berbasis inkuiri bebas termodifikasi dapat dilihat pada tabel 2.2
di bawah ini :Tabel 2.2 Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas
TermodifikasiNoFasePerilaku Guru
1Menyajikan pertanyaan atau masalah.Menyodorkan masalah pada
peserta didik untuk diidentifikasi dalam bentuk pengamatan,
eksplorasi atau prosedur penelitian.
2Membuat hipotesisMemberi kesempatan peserta didik untuk
menyusun hipotesis secara mandiri.
3Merancang percobaanMemberi kesempatan peserta didik untuk
menentukan langkah-langkah yang sesuai denga hipotesis dan
merancang alat percobaan.
4Melakukan percobaan untuk memperoleh informasiMendampingi
peserta didik dalam melaksanakan percobaan/eksperimen.
5Mengumpulkan dan menganalisis dataMemberi kesempatan pada
peserta didik untuk menyampaikan hasil pengolahan secara
berkelompok dari data yang terkumpul.
6Membuat kesimpulanMemberi kesempatan pada peserta didik untuk
menyusun kesimpulan.
Sumber : Rahajoe, 20125. Hasil BelajarEvaluasi hasil belajar
adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan
informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat
keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa
setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan (Hamalik, 2003). Evaluasi
terhadap hasil belajar peserta didik mencakup evaluasi mengenai
tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan khusus yang
ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat
terbatasdan evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik
tehadap tujuan-tujuan umum pengajaran (sudijono, 2013). Salah satu
jenis evaluasi yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
pencapaian suatu kompetensi tertentu, melalui pengolahan secara
kuantitatif yang hasilnya berbebtuk angka, yaitu penilaian dengan
tes. Berdasarkan angka itulah selanjutnya ditafsirkan tingkat
penguasaan kompetensi siswa. Selain itu, dikenal pula jenis
evaluasi non tes yang biasanya digunakan untuk menilai aspek
tingkah laku termasuk sikap, minat dan motivasi (Sanjaya,
2010).Sudijono (2013) mengemukakan bahwa ciri-ciri evaluasi hasil
belajar yaitu :1. Evaluasi yang dilaksanakan dalam rangka mengukur
keberhasilan belajar peserta didik itu, pengukurannya dilakukan
secara tidak langsung.2. Pengukuran dalam rangka menilai
keberhasilan belajar peserta didik umumnya menggunakan
ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif, atau lebih sering
menggunakan symbol-simbol angka.3. Kegiatan evaluasi hasil belajar
pada umumnya digunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap.
Penggunaan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap itu didasarkan
pada teori yang menyatakan bahwa pada setiap populasi peserta didik
yang sifatnya heterogen. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan
hasil belajar banyak menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga
ranah, yakni ranah kognitif, rana afektif dan ranah psikomotoris.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, sinteisi dan evaluasi. Aspek pertama, kedua dan ketiga
termasuk kognitif tingkat rendah, sedangkan aspek keempat, kelima
dan keenam termasuk kognitif tingkat tinggi (Depdiknas, 2008).Ranah
afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan
internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah
psikomotoris yakni, gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar,
kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketetapan, gerakan
keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan inpretatif. Diantara
ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai
para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa
dalam menguasai bahan pengajaran (Depdiknas, 2008).Hasil belajar
kognitif menurut Bloom (1979), dapat dibedakan atas enam ranah
yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Perkembangannya, sub-sub ranah kognitif menurut Bloom itu
direvisi menjadi mengingat, pemahaman, aplikasi, analisis,
evaluasi, dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2001).Hasil
belajar ranah kognitif menurut Bloom yang direvisi oleh Anderson
dan Krathwohl seperti yang dipaparkan di atas secara singkat
dideskripsikan pada masing-masing ranah sebagai berikut:1.
Mengingat (remember)Ranah ini meliputi aktivitas kognitif:
mengetahui (recognizing), dan menyebutkan (recalling).
2. Memahami (understand)Ranah ini meliputi aktivitas kognitif
diantaranya: menginterpretasi (interpreting), menunjukkan
(exemplifying), mengklasifikasikan (classifying), meringkas
(summarizing), menginferensi (inferring), membandingkan
(comparing), dan menjelaskan (explaining).3. Menerapkan
(apply)Ranah ini meliputi aktivitas kognitif: melakukan
(executing), dan menerapkan (implementing).4. Menganalisis
(analyze)Ranah ini meliputi aktivitas kognitif diantaranya
membedakan (deferentiating), mengorganisasi atau mengelompokkan
(organizing), dan memberi simbol (attributing).5. Mengevaluasi
(evaluate)Ranah ini meliputi aktivitas kognitif: memeriksa
(checking), dan mengkritik (criticuing).6. Mencipta
(create)Mencipta melibatkan elemen yang ditempatkan bersama-sama
untuk membentuk suatu koherensi atau fungsi menyeluruh.
Proses-proses yang terlibat dalam mencipta secara umum
terkoordinasi dengan pengalaman belajar siswa sebelumnya. Meskipun
mencipta memerlukan kreativitas berpikir siswa, hal ini bukanlah
ekspresi kreatif yang memiliki kebebasan penuh. Kategori
orisinalitas dan keunikan harus lebih ditekankan. Mencipta terkait
dengan tiga aktivitas kognitif yaitu: melahirkan atau menghasilkan
(generating), merencanakan (planning), dan menghasilkan atau
memproduksi (producing).Secara terperinci masing-masing ranah dapat
diketahui pada tabel 2.3 berikut : Tabel 2.3 Rincian Ranah dalam
Evaluasi Hasil BelajarRanah KognitifRanah AfektifRanah
Psikomotorik
Pengetahuan (knowledge)Penerimaan (receiving)Gerakan reflex
Pemahaman (comprehension)Sambutan, jawaban (responding)Gerakan
dasar
Penerapan (application)Penilaian (valuing)Kemampuan persepsi
Analisis (analysis)Pengaturan dan penyusunan konsepKemampuan
fisik
Evaluasi (Evaluation)Pembentukan watak dengan nilai dan konsep
nilaiGerakan keterampilan
Mencipta (Creat)Komunikasi yang tak saling berhubungan
Sumber : Sahabuddin (2007)
B. Kerangka PikirKarakteristik pembelajaran biologi yang
merupakan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan membuat
pentingnya siswa untuk diajarkan dengan melihat langsung fakta
berkaitan dengan teori biologi. Fakta-fakta yang berkaitan dengan
teori biologi merupakan kejadian atau objek yang ada di lingkungan
sekitar, namun tidak disadari terdapat aktivitas kehidupan di
dalammnya. Misalnya pada hewan yang berdifat diam, yang banyak
diduga hanyalah bongkahan batu, namun terjadi aktivitas kehidupan
seperti berkembang biak, bernafas, makan dan lain-lain. Hal
tersebut perlu diketahui melalui kegiatan pengamatan. Ditinjau dari
segi proses, biologi sebagai IPA memiliki berbagai keterampilan
sains, misalnya keterampilan mengamati menggunakan sebanyak mungkin
indera mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan
perbedaan, serta mengklasifikasikan, keterampilan menafsirkan hasil
pengamatan dan keterampilan dalam mencari kesimpulan hasil
pengamatan (Subali, 2007).Materi invertebrata merupakan bagian dari
materi Animalia yang dikenal sebagai hewan yang tidak bertulang
belakang. Pada materi ini lebih menekankan pada pengenalan beberapa
jebis hewan invertebrate dan aktivitasnya. Objek pengamatan sangat
berlimpah dialam dan mudah ditemukan. Maka, siswa harus diarahkan
dengan mencari sendiri jawaban dari permasalahan yang telah ada
untuk dipecahkan, hingga siswa akan memperoleh sendiri pengetahuan
dari hasil penemuannya. Berdasarkan hal tersebut, maka akan
memberikan pengalaman belajar yang baik sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Dalam hal ini, model pembelajaran inkuiri
memiliki karakteristik yang dapat memenuhi keterampilan siswa yang
diharapkan dalam pembelajaran biologi khususnya materi
invertebrate. Karena model pembelajaran inkuiri memiliki sintaks
atau tahapan untuk menemukan jawaban dari masalah yang diawali
dengan dugaan sementara (hipotesis) lalu melakukan pengamatan untuk
memperoleh data sebagai dasar jawaban benar dari masalah yang
diberikan.Model pembelajaran inkuiri terbagi atas dua yaitu inkuiri
terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, yang keduanya memiliki
sintaks yang sama namun peran guru dalam proses pembelajaran sangat
berbeda, yaitu keseringannya guru ikut campur dalam penemuan yang
dilakukan oleh siswa. Pada model pembelajaran inkuiri terbimbing,
guru memberikan arahan atau bimbingan pada setiap tahapan selama
proses pembelajaran berlangsung dengan bantuan LKS (Lembar Kerja
Siswa) yang didalamnya terdapat panduan pelaksanaan untuk memecahan
masalah, sedangkan pada model pembelajaran inkuiri bebas
termodifikasi, peran guru dalam arahan dan bimingan menjadi lebih
sedikit, yaitu pada tahapan pemberian masalah dan ketika peserta
didik mengalami kesulitan atau kendala dalam pemecahan masalah
tersebut. Strategi pembelajaran inkuiri tebimbing akan membatu
siswa untuk menemukan jawaban dari permasalahan sedangkan pada
strategi inkuiri bebas termodifikasi akan membuat siswa lebih
leluasa untuk mencari sendiri jawaban dari permasalahan. Perbedaan
inilah yang kemudian menjadi dasar pertimbangan perbandingan hasil
belajar biologi siswa di sekolah.
Karakteristik Pelajaran Biologi yang dekat dengan kehidupan
sehari-hari
Penerapan strategi pembelajaran yang dianggap sesuai dengan
materi invertebrata
Model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi
Model pembelajaran inkuiri terbimbing
Perbandingan hasil belajar
Hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa
Gambar 1. Skema Kerangka pikirC. HipotesisBerdasarkan kajian
pustaka dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian ini
adalah:H0 = Tidak ada perbedaan hasil belajar biologi pada materi
invertebrata yang diajar dengan model pemebelajaran inkuiri
terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi pada siswa kelas X
SMA.Ha = Ada perbedaan hasil belajar biologi pada materi
invertebrata yang diajar dengan model pemebelajaran inkuiri
terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi pada siswa kelas X
SMA.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Variabel Penelitian1. Jenis Penelitian Penelitian
ini merupakan penelitian eksperimen semu (Queasy Eksperimental)
yang melibatkan dua kelompok siswa. Kelompok pertama dibelajarkan
dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan
kelompok kedua dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran
inkuiri bebas termoifikasi.Penelitian Quasi eksperimen merupakan
penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu. Bentuk
penelitian ini banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan atau
penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia, dimana
mereka tidak boleh dibedakan antara satu dengan yang lain misalnya
mendapat perlakuan karena berstatus sebagai grup kontrol (Darmadi,
2011).2. Variabel PenelitianDalam penelitian ini terdapat dua
variabel, yakni:a. Variabel bebas adalah pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan menerapkan
model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi. b. Sedangkan
Variabel terikat adalah hasil belajar biologi yang dicapai oleh
siswa.B. Desain PenelitianDesain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah the static group pretest-posttest design. The
static group pretest-posttest design merupakan penelitian yang
dilakukan dengan melibatkan dua kelompok (rombongan) belajar yang
secara bersama-sama diberi dua perlakuan berbeda dalam rumpun yang
sejenis (Sukmadinata, 2012). Dalam penlitian ini melibatkan dua
kelompok, yaitu kelompok Eksperimen I dan kelompok eksperimen II.
Kelompok Eksperimen I diterapkan pembelajaran dengan menggunakan
model inkuiri terbimbing sedangkan kelompok eksperimen II
diterapkan model inkuiri bebas termodifikasi. Tabel 3.1 Desain
penelitianKelompokPretestPerlakuanPosttest
Eksperimen IO1X1O2
Eksperimen IIO3X2O4
Sumber : Sukmadinata, 2012Keterangan : Eksperiment I: Kelompok
siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajatran inkuiri
terbimbing.Eksperimen II: Kelompok siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi.O1:
Pengumpulan data kemampuan awal dengan test tertulis.O2:
Pengumpulan data hasil belajar dengan test tertulis.O3 :
Pengumpulan data kemampuan awal dengan test tertulis..O4:
Pengumpulan data hasil belajar dengan test tertulis.X1:
Pembelajaran dengan menerapkan model inkuiri terbimbing.X2:
Pembelajaran dengan menerapkan model inkuiri bebas termodifikasi.C.
Definisi Operasional VariabelDefenisi operasional dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing
adalah model pembelajaran dengan memberikan bimbingan kepada siswa
mulai dari pemberian masalah hingga ditemukannya jawaban dari
masalah yang diberikan. 2. Model pembelajaran inkuiri bebas
termodifikas adalah model pembelajaran dengan memberikan bimbingan
kepada siswa pada bagian-bagian tertentu, seperti pemeberian
masalah dan ketika siswa mengalami kesulitan. Sehingga bimbingan
oleh guru tidak sepenuhnya dilakukan dari awal hingga akhir
pembelajaran.3. Hasil belajar biologi yaitu skor yang diperoleh
siswa dari hasil test objektif pada rana kognitif yang diberikan
setelah proses pembelajaran materi invertebrata berlangsung, dengan
rentang skor 0 - 100.D. Tempat Dan Waktu Penelitian1. Tempat
penelitianTempat penelitian yang akan dilakukan adalah di SMA
Negeri 3 Makassar, Jalan Baji Areng, Kota Makassar. 2. Waktu
penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada
semester genap tahun ajaran 2014 /2015.E. Populasi dan Sampel1.
Populasi PenelitianPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas X MIA SMA Negeri 3 Makassar tahun ajaran 2014/2015 yang
terdiri tujuh kelas.2. Sampel PenelitianPemilihan sampel dilakukan
dengan teknik bertujuan atau yang disebut purposive sampling,
karena untuk menentukan sampel didasarkan pada tujuan tertentu
(Sukardi, 2003). Adapun pertimbangan tertentu yang dimaksud adalah
(1) Atas dasar pengelompokan kelas yang bersifat homogen dari hasil
tes ujian masuk sekolah menengah atas (2) saran langsung dari guru
mata pelajaran biologi yang mengajar pada kelas X MIA, bahwa jumlah
kelas X MIA pada SMA Negeri 3 Makassar adalah tujuh kelas, 2 kelas
yang homogen dan memiliki karakteristik yang hampir sama yakni
kelas X MIA 4 dan X MIA 7 masing-masing terdiri dari 36 dan 28
siswa.F. Prosedur PenelitianProsedur penelitian dibagi dalam 2
(dua) tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, yaitu:1.
Tahap PersiapanKegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan sebagai
berikut:a. Melaksanakan observasi dan berkonsultasi dengan pihak
sekolah untuk mendapatkan izin penelitian dan arahan dalam
melaksanakan penelitian.b. Menyusun rencana program pembelajaran
(RPP) berdasarkan kurikulum yang diterapkan di SMA Negeri 3
Makassar.c. Menyiapkan media pembelajaran dalam bentuk power point
untuk tiap pertemuan berdasarkan topik yang diajarkan.d. Menyiapkan
objek-objek pengamatan berdasarkan materi yang akan diajarkan.e.
Membuat lembar kerja siswa (LKS) pembelajaran yang merupakan salah
satu strategi yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran.f.
Menyusun soal tes hasil belajar yang terdiri atas soal-soal pilihan
ganda berdasarkan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah
disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).2. Tahap
PelaksanaanTahap pelaksanaan penelitian meliputi tiga tahap yaitu
:a. Pemberian pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa.b.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
inkuiri terbimbing pada kelompok eksperimen I dan model
pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi pada kelompok eksperimen
II.c. Pemberian post test untuk mengetahui hasil belajar kognitif
siswa setelah diberi perlakuan yang berbeda.Secara rinci tahapan
pembelajaran pada kelas eksperimen sebagai berikut:1) Kelompok
ekperimen IKelompok ekperimen I akan diajar dengan menggunakan
model pembelajaran inkuiri terbimbing. Akan dilaksanakan 3 kali
pertemuan, dimana 2 kali pertemuan untuk pemberian materi dan 1
kali pertemuan untuk evaluasi, dan setiap satu kali pertemuan
memiliki alokasi waktu 2 x 45 menit. Kegiatan awal: Guru
mengucapkan salam, melihat kondisi kelas serta mengecek kehadiran
siswa selanjutnya membuka pelajaran kemudian memberikan apersepsi
kepada siswa berupa pertanyaan, gambaran secara umum mengenai
materi invertebrate kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan topik,
kompetisi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan
inti: Diawali dengan membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang
secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku,
dll.). Kemudian guru memberikan permasalahan terkait materi
invertebrata untuk kemudian diidentifikasi oleh siswa dengan
bimbingan guru. Setelah itu, guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis dari
permasalahan yang telah diberikan. Guru membimbing siswa dalam
menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan
mempreioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas
penyelidikan. Langkah selanjutnya guru membimbing siswa untuk
mengurutkan langkah-langkah pengamatan yang akan dilaksanakan. Guru
selanjutnya membimbing siswa dalam melakukan pengamatan untuk
memperoleh data dan menganalisis data tersebut. Dan siswa membuat
kesimpulan untuk diinformasikan ke seluruh teman kelas dengan
bimbingan dari guru. Selanjutnya ialah memberi evaluasi. Dengan
evaluasi kita bisa melihat sejauh mana tingkat penguasaan materi
siswa atau tingkat keberhasilan seorang guru dalam mengajarKegiatan
penutup: Diakhir pembelajaran, guru meminta siswa untuk membuat
kesimpulan sesuai materi yang telah diperoleh. Dan memberi
penghargaan kepada salah satu kelompok Selanjutnya guru
menyampaikan kepada siswa tentang materi pada pertemuan
berikutnya.2) Kelompok eksperimen IIKelompok ekperimen II akan
diajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri bebas
termodifikasi. Akan dilaksanakan 3 kali pertemuan, dimana 2 kali
pertemuan untuk pemberian materi dan 1 kali pertemuan untuk
evaluasi, dan setiap satu kali pertemuan memiliki alokasi waktu 2 x
45 menit. Kegiatan awal: Guru mengucapkan salam, melihat kondisi
kelas serta mengecek kehadiran siswa selanjutnya membuka pelajaran
kemudian memberikan apersepsi kepada siswa berupa pertanyaan,
gambaran secara umum mengenai materi invertebrate kemudian
dilanjutkan dengan menyampaikan topik, kompetisi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan inti: Diawali dengan
membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.). Guru
menyodorkan masalah pada peserta didik untuk diidentifikasi dalam
bentuk pengamatan, eksplorasi atau prosedur penelitian. Peserta
didik diberi kesempatan untuk menyusun hipotesis secara mandiri.
Lalu memberi kesempatan peserta didik untuk menentukan
langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis dan merancang alat
pengamatan. Setelah itu, peserta didik melakukan pengamatan dengan
didampingi oleh guru. Memberi kesempatan pada peserta didik untuk
mengolah secara berkelompok data yang terkumpul dan membuat
kesimpulan. Selanjutnya ialah memberi evaluasi. Dengan evaluasi
kita bisa melihat sejauh mana tingkat penguasaan materi siswa atau
tingkat keberhasilan seorang guru dalam mengajarKegiatan penutup:
Diakhir pembelajaran, guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan
sesuai materi yang telah diperoleh. Dan memberi penghargaan kepada
salah satu kelompok. Selanjutnya guru menyampaikan kepada siswa
tentang materi pada pertemuan berikutnya.G. Teknik Pengumpulan
DataUntuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini,
maka instrument yang digunakan yaitu tes hasil belajar biologi.
Bentuk tes yang digunakan adalah multiple choise (pilihan ganda)
dan soal asosiasi dengan keseluruhan jumlah 20 yang disesuaikan
dengan indikator. Siswa yang menjawab dengan benar setiap item soal
diberi skor 1, sedangkan siswa yang menjawab salah atau sama sekali
tidak menjawab maka diberi skor 0. Sebelum digunakan, instrumen
terlebih dahulu telah divalidasi.Jumlah skor yang diperoleh akan
dianalisis untuk memperoleh nilai hasil belajar yang diajarkan
dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model
pembelajaran inkuiri bebeas termodifikasi dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
(Sumber : Arikunto, 2009)
H. Teknik Analisis DataTeknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini yakni analisis statistik deskriptif dan analisis
statistik inferensial. 1. Analisis statistik deskriptif Analisis
statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan
materi melalui penggambaran karakteristik distribusi nilai
pencapaian hasil belajar biologi siswa yang diajar dengan model
pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi.
Terdiri atas nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai
tertinggi, dan nilai terendah. Tabel 3.2 Pengkategorian tingkat
hasil belajar biologiInterval PenilaianKategori
90 100Baik Sekali
80 89Baik
70 79Cukup
60 69Kurang
< 59Sangat Kurang
(Diadaptasi dari skala kategori interval hasil belajar Arikunto,
2009)2. Analisis statistik inferensialAnalisis statistik
inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dengan
uji-t. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan
pengujian dasar-dasar analisis, yakni uji normalitas dan uji
homogenitas dimana semua data diolah dengan analisis program SPSS
versi 20.0.a. Uji NormalitasUji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah sampel yang diteliti terdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas ini dilakukan terhadap hasil belajar siswa di
kelas yang menggunakan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dan
hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan strategi pembelajaran
inkuiri bebas termodifikasi. Pengujian normalitas data hasil
belajar menggunakan sistem Statistical Package for Social Sciense
(SPSS) versi 20.0. Data hasil belajar dari populasi akan
berdistribusi normal apabila sig(2-failed) > dengan taraf nyata
=0,05.b. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas data hasil belajar
bertujuan untuk mengetahui data dalam penelitian ini memiliki
variansi yang sama (homogen) atau tidak. Pengujian homogenitas data
hasil belajar biologi dengan menggunakan sistem Statistical Package
for Social Sciense (SPSS) versi 20.0. Kriteria pengujian yang
digunakan adalah nilai sig dengan taraf nyata = 0,05. c. Uji
HipotesisPengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan statistik uji-t. Adapun hipotesis yang digunakan
yaitu:1) H0 : n1 = n2 untuk mengetahui apakah tidak ada perbedaan
hasil belajar antara kedua model pembelajaran yang digunakan. 2) H1
: n1 n2 untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar
antara kedua model pembelajaran yang digunakan. Pengujian hipotesis
dalam penelitian ini menggunakan sistem Statistical Package for
Social Sciense (SPSS) versi 20.0. Dengan menggunakan kriteria
pengujian jika sig (2-tailed) , maka H0 diterima dan H1 ditolak
yang berarti tidak ada perbedaan hasil belajar. Jika sig (2-tailed)
< , maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada perbedaan
hasil belajar yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar SMA/MA. Jakarta : BSNP
Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Depdiknas. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Depertemen Pendidikan
Nasional.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :
Rineka Cipta.
Eggen, Paul D. dan Kauchak, Donald P. 2006. Strategies for
Teachers : Teaching Content and Thingking Skills Thirth Edition.
Amerika : Indeks.
Eggen, Paul D. dan Kauchak, Donald P. 2012. Strategi dan Model
Pembelajaran : Mengajarkan Konten dan Keterampilan berfikir Edisi
Keenam. Jakart : PT Indeks Permata Puteri Medias.
Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi
Aksara.
Hendarwati, Endah. 2013. Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan sebagai
Sumber Belajar melalui Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa
SDN 1 Sribit Delanggu pada Pelajaran IPS. Surabaya : Pedagogia Vol.
2 : 59-70.
Herdian. 2010. Model Pembelajaran Inkuiri .
http://herdy07.wordpress.com/ 2010/05/27/ . Diakses pada tanggal 02
Juni 2014.
Hermawati, Ni Wayan Manik. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terhadap Penguasaan Konsep Biologi dan Sikap Ilmiah Siswa
SMA Ditinjau dari Minat Belajar Siswa. Pendidikan Sains Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan
Aplikasi. Bandung : PT Refika Aditama.
Permendikbud No. 106. 2014. Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan
Kurikulum 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
Rahajoe, Boedhi. 2011. Pembelajaran Kuantum dengan Metode
Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau dari
Keterampilan Proses Sains dan Motivasi Belajar. Surakarta: Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis.
Ristanto, Rizhal Hendi. 2010. Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Terbimbing Dengan Multimedia Dan Lingkungan Riil Ditinjau dari
Motivasi Berprestasi Dan Kemampuan Awal. Surakarta. Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Tesis.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran : Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers.
Sahabuddin. 2007. Mengajar dan Belajar : Dua Aspek dari Suatu
Proses yang Disebut Pendidikan. Makassar : Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar.
Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelejaran : Teori dan
Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta : Kencana.
Santyasa, I Wayan. 2005. Model Pembelajaran Inovatif dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah dalam Penataran
Guru-guru SMP, SMA dan SMK Se-Kabupaten Jembrana, FMIPA IKIP Negeri
Singaraja, Juni - Juli 2005.
Subali, Bambang. 2007. Kemampuan Satuan Pendidika dalam
menghubungkan KTSP untuk Mata Pelajaran Biologi di SMA/MA/SMK yang
Memanusiakan Manusia. Yogyakarta : Jurdik Biologi FMIPA UNY.
Sudijono, Anas. 2013. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakatra:
Rajawali Pers.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan
Praktiknya. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Sukmadinata, S, N.2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif :
Konsep, Landasan dan Implikasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana.
Widodo. 2012. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah
Dengan Pendekatan Gided Inquiry dan Modified Inquiry Terhadap
Prestasi Belajar Biologi. Wonogiri : SMP Negeri 1 Sidoharjo
Kabupaten Wonogiri.
PROPOSAL PENELITIAN
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA BIOLOGI MALALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI
PADA SISWA KELAS X SMA MATERI INVERTEBRATA DI SMA NEGERI 3
MAKASSAR
MUH. NUR AKBAR1114040004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN BIOLOGIFAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR2014