AKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN ELIMINASI
(kelompok 3)MAKALAHASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN
ELIMINASI
DI SUSUN OLEH:
INKA FEBRYRIA PERTIWIKARTA ADI WIBOWOIRWANSYAHALFIANEDI
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR2012KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatNya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudulMakalah Asuhan Keperawatan Gangguan Eliminasi Pada
LansiaMakalah ini disusun untuk melengkapi tugas Keperawatan
Gerontik. Selain itu diharapkan makalah ini dapat membantu
teman-teman yang lain dalam memahami konsep eliminasi pada lansia
khususnya.Harapan kami mudah-mudahan makalah kami ini bermanfaat.
Kami menyadari sebagai manusia tidak luput dari kekurangan, oleh
karena itu saran dan kritik pembaca sangat kami harapkan sebagai
masukan perbaikan makalah kami berikutnya.
Sampit, Maret 2012
Penulis,BAB IPENDAHULUAN
I.LATAR BELAKANGMenua (menjadi tua) adalah suatu proses secra
perlahan lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri /
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Proses menua merupakan proses yang terus menerus berlanjut secara
alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk
hidup.Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia,
merupakan bagian dari proses alamiah kehidupan yang tidak dapat
dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Penuaan adalah
normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat
diramalkan terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia
tahap perkembangan kronologis tertentu. Ini merupakan suatu
fenomena yang kompleks dan multi dimensional yang dapat diobservasi
di dalam satu sel dan berkembang pada keseluruhan sistem. Walaupun
hal itu terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda, di dalam
parameter yang cukup sempit, proses tersebut tidak
tertandingi.Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari
dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui
bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut
usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai
usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada
otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit
demi sedikit, dan terjadi juga pada sistem pencernaan.Pada tahap
ini individu mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun
mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan
yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagai bagian
dari proses penuaan yang normal, seperti berkurangnya ketajaman
panca indera, menurunnya daya tahan tubuh , lebih mudah terkena
konstipasi merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut.
Belum lagi mereka masih harus berhadapan dengan kehilangan peran
diri, kedudukan sosial serta perpisahan dengan orang-orang yang
dicintai.
II.TUJUAN PENULISANSetelah menyelesaikan tugas keperawatan
gerontik diharapkan:1.Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan
pada lansia.2.Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada
lansia dengan ganguan eliminasi.3.Dapat menambah pengetahuan bagi
mahasiswa tentang penanganan pada lansia dengan gangguan
eliminasi.
III.RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang di atas, maka
rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana asuhan
keperawatan pada lansia (Lanjut Usia) dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan eliminasi.
IV.METODE PENULISANMetode yang digunakan dalam penulisan makalah
ini yaitu metode kepustakaan dan dikutip dari sumber-sumber yang
dapat dibuktikan kebenarannya.
V.SISTEMATIKA PENULISANSistematika penulisan makalah ini yaitu
kata pengantar, daftar isi, bab I pendahuluan yang terdiri dari
latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II berisi tinjauan
pustaka. Bab III penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
Daftar pustaka.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
I.KOSEP DASAR ELIMINASIEliminasi merupakan proses pembuangan
sisa-sisa metabolism tubuh baik yang berupa urine maupun fekal
(Tarwoto dan wartonah, 2010).Eliminasi UrineEliminasi urine
normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi dari
plasma darah diglomerolus. Dari 180 liter darah yang masuk keginjal
untuk difiltrasi, hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa urine,
sebagian besar hasil filtrasi akan diserap kembali ditubulus ginjal
untuk dimanfaatkan tubuh.
Karakteristik urine normal:a.Volume berkisar 250-400ml yang
dikeluarkan setiap kali berkemih.b.Warna normal kekungin-kunginan
jernih. Pada dehidrasi warna kuning gelap atau kuning coklat,
sedangkan karena obat urine dapat berwarna merah atau orange
gelap.c.Bau bervariasi tergantung komposisi, bau urine yang
aromatic yang menyengat atau memusingkan timbul karena mengandung
amonik.d.pH sedikit asam yaitu antara 4,5-8 atau rata-rata 6,0.
Namun demikian, pH dipengaruhi oleh intake makanan. Misalnya urin
pada vegetarian menjadi sedikit basa.e.Berat jenis
1.003-1.030.f.Komposiss air 93-97%.g.Osmolaritas (konsentrasi
osmotic) 855-1.335 mOsm/literh.Bakteri tidak ada.
Komposisi Urinea.Zat buangan nitrogen seperti urea, kreatinin,
amoniak, asam urat serta urobilin.b.Hasil nutrient dari metabolism
seperti karbohidrat, keton, lemak, dan asam amino.c.Ion-ion seperti
natrium, klorida, kaliun dan magnesium
Faktor-FaktoryangMempengaruhi Eliminasi urine1.Diet dan
intakeJumlah dan tipe makanana mempengaruhi output urine, seperti
protein dan sodium mempengaruhi jumlah urine yang keluar.2.Respon
keinginan awal untuk berkemihBeberapa masyarakat mempunyai
kebiasaan yang mengabaikan respon awal untuk berkemih dan hanya
pada akhir keinginan berkemih menjadi lebih kuat. Akibatnya urine
banyak tertahan dalam kandung kemih. Masyarakat ini mempunyai
kapasitas kamdung kemih yang lebih dari normal.3.Gaya hidupBanyak
segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal eliminasi urine.
Tersedianya fasilitas toilet atau kamar mandi dapat mempengaruhi
frekuensi eliminasi. Praktek eliminasi keluarga dapat mempengaruhi
tingkah laku.4.Stress psikologiMeningkatnya stres seseorang dapat
meningkatkan frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena
meningkatnya sensitif untuk keinginan berkemih dan atau
meningkatnya jumlah urine yang diproduksi.5.Tingkat
aktivitasAktifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus
otot. Eliminasi urine membutuhkan tonus otot kandung kemih yang
baik untuk tonus spingter internal dan eksternal.6.Tingkat
perkembanganTingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan
mempengaruhi pola berkemih. Pada wanita hamil kapasitas kandung
kemihnya menurun karena adanya tekanan dari fetus atau
adanya7.Kondisi patologisSaat seseorang dalam keadaan
sakit,produksi urinnya sedikit hal ini disebabkan oleh keinginan
untuk minum sedikit.
Masalah-masalah eliminasi urine:1.Retensio urine. Merupakan
penumpukan urine dalam kandung kemih dan ketidakmampuan pada
kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih. Penyebab distensi
kandung kemih adalah urine yang terdapat dalam kandung kemih
melebihi 400 ml normalnya 250-400 ml.2.Inkontinensia urine.
Ketidakmampuan otot sfingter eksternal sementara atau menetap untuk
mengontrol ekskresi urine. Ada dua jenis inkontinensia urina,
yaitu,Inkontinensia stresadalah strea yang terjadi pada saat
tekanan intraabdomen meningkat.Inkontinensia urgensiadalah
inkontinensia yang terjadi saat klien terdesak ingin berkemih,
terjadi akibat ISK bagian bawah atau spasme kandung
kemih.3.Enuresis. Ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yang
diakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan sfingter eksterna
.
Perubahan pola berkemih:1.Frekuensi : meningkatnya frekuensi
berkemih tanpa intake cairan yang meningkat, biasanya terjadi pada
sistitis, stres, wanita hamil2.Urgensi. Perasaan segera ingin
berkemih yang biasanya terjadi pada anak karena kemampuan sfingter
untuk mengontrol berkurang.3.Disuria: rasa sakit dan kesulitan
dalam berkemih misal, ISK.4.Poliuri (diuresis): produksi urine
melebihi normal tanpa peningkatan intake cairan, misal pada pasien
DM.5.Urinari suppression: keadaan ginjal tidak memproduksi urine
secara tiba-tiba. Anuria (urine kurang dari 100 ml/24jam) dan
oliguria (urine berkisar 100-500ml/24jam).
Eliminasi fekalEliminasi fekal sangat erat kaitannya dengan
saluran pencernaan. Saluran pencernaan merupakan saluran yang
menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh
tubuh dengan proses penernaan (pengunyahan, penelanan, dan
pencampuran) dengan enzim dan zat cair dari mulut sampai anus.
Organ utama yang berperan dalam eliminasi fekal adla usus besar.
Usus besar memiliki beberapa fungsi utama yaitu mengabsorpsi cairan
dan elektrolit, proteksi atau perlindungan dengan mensekresikan
mukus yang akan melindungi dinding usus dari trauma oleh feses dan
aktivitas bakteri, mengantarkan sisa makanan sampai ke anus dengan
berkontraksi.Proses eliminasi fekal adalah suatu upaya pengosongan
intestin. Pusat refleks ini terdapat pada medula dan spinal cord.
Refleks defekasi timbul karena adanya feses dalam rectum.Proses
Eliminasi1.Sistem digestif (GIT) bertambah lambat sehingga
menyebabkan sekresi cairan digestif dan peristaltik lamban sehingga
terjadi penurunan kemampuan untuk mengkonsumsi makanan
tertentu.2.Pada lansia banyak makanan yang tidak tercerna dan
kadangkadang tak cukup cairan untuk mencerna sehingga timbul
konstipasi.. konstipasi dapat juga terjadi karena tidak
mengkonsumsi makanan yang memadai/kurang melakukan latihan
fisik.3.Tidak memadainya konsumsi makanan juga sebagai akibat dari
penurunan respon terhadap tanda-tanda internal terhadap lapar dan
haus, perubahan pada gigi (karena sakit/trauma) sehingga sulit
untuk mengunyah.4.Keadaan sakit, misalnya : stroke akan menimbulkan
kesulitan untuk mengunyah/menelan.5.Kadang lupa dalam konsumsi
makanan.6.Penggunaan laksatif yang berlebihan dapat menurunakan
penyerapan vitamin-vitamin tertentu yang larut dalam lemak (A, D,
E, K).7.Pada umumnya keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak
biasanya akibat makanan yang kurang bisa dicernakan akibat
:a)Menurunnya fungsi kelenjar pencernaan.b)Menurunnya toleransi
terhadap makanan berlemak.8.Konstipasi dapat terjadi karena
kurangnya kadar selulosa, kurangnya nafsu makan akibat gigi sudah
lepas.
Masalah-masalah umum pada eliminasi Fekal1.Konstipasi: gangguan
eliminasi yang mengakibatkan adanya feses yang keras melalui usus
besar. Biasanya disebabkan oleh po\la defekasi yang tidak teratur,
penggunaan laksatif dalam jangka waku yang lama, stress fsikologis,
obat-obatan, kuang aktifitas dan usia.2.Imfaksi fekal : massa fees
yang keras di lipatan rectum yang diakibatkan oleh retensi dan
akumulasi material yang berkepanjangan. Biasanya disebabkan oleh
konstipasi.3.Diare : keluarnya feses cairan dan meningkatnya buang
air besar akibat cepatnya kimus melewati usus besar, sehingga usus
besar tidak mempunyai waktu cukup untuk menyerap air. Diare
disebabkan oleh stress fisik, obat-obatan,alergi dan
lain-lain.4.Inkontinensia alvi : hilangnya kemampuan otot untuk
mengontrol pengeluaaran feses dan gas yang melalui spingter anus
akibat kerusakan fungsi spingter / persarafan didaerah anus.
Penyebabnya karena penyakit neoromuskular, atau tumor spingter anus
eksternal.5.Kembung : platus yang berlebihan didaerah intestinal,
sehingga menyebabkan distensi intestinal, dapat disebakan karena
konstipasi, mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gas dapat
berefek anestesi.6.Hemoroit : kelebran vena didaerah anus sebagai
akibat peningkatan tekanan darah tersebut. Penyebabnya adalah,
konstipasi kronis, peregangan maksimal saat defekasi, kehamilan,
dan obesitas.
II.KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK1.GerontologiBerbagai
istilah berkembang terkait denganlanjut usia(lansia), yaitu
gerontologi, geriatri, dan keperawatan gerontik. Gerontologi
berasal dari kataGeros: lanjut usia danLogos: ilmu. Jadi
Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai
faktor-faktor yang menyangkutlanjut usia.Gerontologi Ilmu yang
mempelajari seluruh aspek menua (Kozier, 1987) Cabang ilmu yang
mempelajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada
lanjut usia (Miller, 1990).
2.GeriatriGeriatri berasal dari kataGeros: Lanjut usia
danEatrie: kesehatan/medikal.Cabang ilmu kedokteran yang
mempelajari tentang penyakit padalanjut usiaCabang ilmu kedokteran
yang mempelajari aspek-aspek klinis, preventif maupun terapeutis
bagi klienlanjut usia.Ilmu yang mempelajari proses menjadi tua pada
manusia serta akibat akibatnya pada tubuh manusia. Dengan demikian
jelaslah bahwa objek dari geriatri adalah manusialanjut usia.Bagian
dari ilmu kedokteran yang mempelajari tentang pencegahan penyakit
dan kekurangan-kekurangannya padalanjut usia.Cabang ilmu kedokteran
(medicine) yang berfokus pada masalah kedokteran yaitu penyakit
yang timbul padalanjut usia(Black & Matassari Jacob, 1997).
3.Geriatric Nursing :a.Praktek keperawatan yang berkaitan dengan
penyakit pada proses menua (Kozier, 1987).b.Spesialis
keperawatanlanjut usiayang dapat menjalankan peranya pada tiap
tatanan pelayanan dengan menggunakan pengetahuan, keahlian dan
keterampilan merawat untuk meningkatkan fungsi optimallanjut
usia/lansiasecara komprehensif. Oleh karena itu, perawatan lansia
yang menderita penyakit (geriatric nursing) dan dirawat di rumah
sakit merupakan bagian dariGerontic nursing.
4.Proses MenuaMenua (menjadi tua) adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994). Proses menua
merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut) secara alamiah.
Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.
Proses menua sertiap individu pada organ tubuh juga tidak
samacepatnya, adakalanya orang belum tergolong lanjut usia (masih
muda)tetapi kekurangan-kekurangan yang menyolok
(Deskripansi).Menurutundang-undang no. 9 tahun 1960 tentang
pokok-pokok kesehatan pasdal 8ayat 2, berbunyi :Dalam istilah sakit
termasuk cacat, kelemahan danlanjut usia.Berdasarkan pernyataan
ini, maka lanjut usia dianggap sebagaisemacam penyakit. Hal ini
tidak benar. Gerontologi berpendapat lain,sebab lanjut usia bukan
suatu penyakit melainkan suatu masa/tahap hidupmanusia, yaitu :
bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia.Menua bukanlah
suatu penyakit tetapi merupakan prosesberkurangnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi rangsangan dari dalamtubuh maupun dari luar tubuh.
Walaupun demikian memang harus diakuibahwa ada berbagai penyakit
yang sering menghinggapi kaum lanjut usia.Proses menua sudah mulai
berlangsung sejak seseorang mencapai usiadewasa, misalnya dengan
terjadinya kehilangan jaringan pada otot,susunan syaraf, dan
jaringan lain sehinggatubuh mati sedikit demisedikit.Sampai saat
ini banyak sekali teori yang menerangkan prosesmenua, mulai dari
teoridegeneratifyang didasari oleh habisnya dayacadangan vital,
teori terjadinyaatrofi, yaitu : teori yang mengatakanbahwa proses
menua adalah proses evolusi dan teoriimunologik, yaitu :teori
adanya produk sampah/waste products dari tubuh sendiri yang makin
bertumpuk. Tetapi seperti diketahuilanjut usiaakan selalu
bergendengandengan perubahan fisiologik maupun psikologik. Yang
penting untukdiketahui bahwa aktivitas fisik dapat
menghambat/memperlambatkemunduran fungsi alat tubuh yang disebabkan
bertambahnya umur.
5.Teori-Teori Proses Menuaa.Secara individual1.Tahap proses
menua terjadi pada orang dengan usia berbeda.2.Masing-masinglanjut
usiamempunyai kebiasaan yang berbeda.3.Tidak ada satu factor pun
ditemukan untuk mencegah proses menua.b.Teori-teori biologi1.Teori
genetik dan mutasi(Somatic Mutatie Theory)Menurut teori ini semua
telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu.
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram
oleh molekul-molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami
mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel
kelamin. (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).2.Pemakaian
dan Rusak kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
(terpakai).3.Pengumpulan dari pigmen/lemak dalam tubuh yang disebut
teori akumulasi dariproduk sisa. Sebagai contoh adanya
pigmenLipofuchinedi sel otot jantung dan sel susunan syaraf pusat
pada oranglanjut usiayang mengakibatkan menganggu fungsi sel itu
sendiri.4.Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.5.Tidak ada
perlindungan terhadap : radiasi, penyakit dan kekurangan
gizi.6.Reaksi dari kekebalan sendiri(Auto Immune Theory)Didalam
proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus.
Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut
sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh
ialah tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa berinvolusi dan
semenjak itu terjadilah kelainan autoimun. (Menurut Goldteris &
Brocklehurst, 1989).c.Teori immunologik slow virus (Immunology slow
virus theory)Sistem immun menjadi efektif dengan bertambahnya usia
dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ
tubuh.d.Teori stressMenua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang
biasa digunakan tubuh. regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan
stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.e.Teori radikal
bebasRadikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya
radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen
bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini
meyebabkan selsel tidak dapat regenerasi.f.Teori rantai
silangSel-sel yang tua/usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan
yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan
kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.g.Teori
programKemampuan organisme untuk menetapakan jumlah sel yang
membelah setelah sel-sel tersebut mati.
6.Teori Kejiwaan Sosiala)Aktivitas atau kegiatan (Activity
Taheory)Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan
secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa padalanjut usiayang
sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan
sosial.Ukuran optimum(pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari
lanjut usia.Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan
individu agar tetap stabil dari usia pertengahan kelanjut
usia.b)Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)Dasar
kepribadian/tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini
merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan
bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yanglanjut usiasangat
dipengaruhi oleh tipepersonalityyang dimilikinya.c)Teori Pembebasan
(Disengagement Theory)Putusnya pergaulan/hubungan dengan masyarakat
dan kemunduran individu dengan individu lainnya. Pada lanjut usia
pertama diajukan oleh Cumming and Henry 1961. teori ini menyatakan
bahwa dengan bertambahnya usia seseorang secara berangsur-angsur
mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri
dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi
sociallanjut usiamenurun, baik secara kualitas maupun kuantitas
sehingga sering terjadi kehilangan ganda(Triple
loos),yakni:1.Kerhilangan peran(Loss of Role)2.Hambatan kontak
sosial(Restraction of Contacts and Relation Ships)3.Berkurangnya
komitmen(Redused commitmen to social Mores and Values).
7.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaana.Hereditas :
Keturunan/genetikb.Nutrisi : Makananc.Status kesehatand.Pengalaman
hidupe.Lingkunganf.Stress
8.Batasan-Batasan Lanjut UsiaMengenai kapankah orang disebut
lanjut usia, sulit dijawab secara memuaskan. Dibawah ini
dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan umur.Menurut
organisasi kesehatan dunia lanjut usia meliputi :a)Usia
pertenggahan(middle age),ialah kelompok usia 45-59 tahun.b)Lanjut
usia(elderly): antara 60 dan 70 tahunc)Lanjut usia tua(old): antara
75 dan 90 tahun.d)Usia sangat tua(very old): diatas 90 tahunMenurut
Dra. Ny. Jos masdani (Psikolog UI)Mengatakan :lanjut usiamerupakan
kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat
bagian, yaitu :a)Fase iuventus, antara 25 dan 40 tahunb)Fase
verilitas, antara 40 dan 50 tahunc)Fase praesenium, antara 55 dan
65 tahund)Fase senium, antara 65 hingga tutup usia.
9.Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut
UsiaPerubahan-perubahan fisikSel1.Lebih sedikit jumlahnya2.Lebih
besar ukurannya.3.Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya
cairan intraseluler.4.Menurunnya proporsi protein diotak, otot,
ginjal, darah dan hati.5.Jumlah sel otak menurun.6.Terganggunya
mekanisme perbaikan sel.7.Otak menjadi atrofis beratny berkurang
5-10 %.
Sistem persyarafan1.Berat otak menurun 10-20 % (setiap orang
berkurang sel saraf otaknya dalam setiap harinya).2.Cepatnya
menurun hubungan persarafan.3.Lambat dalam respon dan waktu untuk
bereaksi, khususnya dengan stress.4.Mengecilnya saraf panca
indera.5.Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,
mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap
perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.6.Kurang
sensitif terhadap sentuhan.
Sistem pendengaran1.Presbiakus(gangguan pada pendengaran).
Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama
terhadap bunyi suara/nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas,
sulit mengerti kata-kata, 50 % terjadi pada usia di atas umur 65
tahun.2.Membran tympanymenjadi atrofi menyebabkan
otosklerosis.3.Terjadinya penggumpalan serumen dapat mengeras
karena meningkatnya keratin. Pendengaran bertambah menurun pada
lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/stres.
Sistem penglihatan1.Sfingter pupil timbul sklerosis dan
hilangnya respon terhadap sinar2.Kornea lebih berbentuk sferis
(bola)3.Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak,
jelas menyebabkan gangguan penglihatan.4.Meningkatnya ambang
pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat dan
susah melihat dalam cahaya gelap.5.Hilangnya daya
akomodasi.6.Menurunnya lapangan pandang : berkurang luas
pandangannya.7.Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau
pada skala.
Sistem kardiovaskuler1.Elastisitas, dinding aorta
menurun.2.Katup jantung menebal dan menjadi kaku.3.Kemempuan
jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun sesudah berumur 20
tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.4.Kehilangan elastisitas pembuluh darah; kurangnya
efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan
posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan
tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing
mendadak).5.Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya
resistensi dari pembuluh darah perifer, sistolis normal 170 mmHg.
Diastolis normal 90 mmHg.
Sistem pengaturan temperatur tubuhPada pengaturan suhu,
hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termostat, yaitu
menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi berbagai faktor
yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain :1.Temperatur
tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik 35C ini akibat
metabolisme yang menurun.2.Keterbatasan refleks menggigl dan tidak
dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya
aktivitas otot.
Sistem respirasi1.Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan
menjadi kaku.2.Menurunnya aktivitas dari silia.3.Paru-paru
kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas
lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman
bernafas menurun.4.Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan
jumlahnya berkurang.5.O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg6.CO2
pada arteri tidak berganti7.Kemampuan untuk batuk
berkurang.8.Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot
pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia.
Sistem gastrointestinal1.Kehilangan gigi, penyebab utama adanya
Periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun,
penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang
buruk.2.Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari
selaput lendir, atropi indera pengecap ( 80 %), hilangnya
sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa manis dan
asin, hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap tentang rasa asin,
asam dan pahit.3.Esofagus melebar.4.Lambung, rasa lapar menurun
(sensitifitas lapar menurun), asam lambung menurun, waktu
mengosongkan menurun.5.Peristaltik lemah dan biasanya timbul
konstipasi.6.Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi
terganggu)7.Liver (hati), makin mengecil dan menurunnya tempat
penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
Sistemreproduksi1.Menciutnya ovari dan uterus.2.Atrofi
payudara.3.Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi
spermatozoa meskipun adanya penurunan secara
berangsur-angsur.4.Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70
tahun (asal kondisi kesehatan baik), yaitu :1.Kehidupan seksual
dapat diupayakan sampai masa lanjut usia.2.Hubungan seksual secara
teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual.3.Tidak
perlucemas karena merupakan perubahan alami.4.Selaput lendir vagina
menurun, permukaan menjadi halus, sekresi berkurang, reaksi
sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan-perubahan warna.
Sistemgenitourinaria1.GinjalMerupakan alat untuk mengeluarkan
sisa metabolisme tubuh melalui urin darah yang masuk ke ginjal,
disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang disebut
nefron (tepatnya di glomerulus). Kemudian mengecil dan nefron
menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, fungsi
tubulus berkurang akibatnya: kurangnya kemampuan mengkonsentrasi
urin, berat jenis urin menurun, proteinuria (biasanya + 1); BUN
(blood urea nitrogen) meningkat sampai 21 mg %, nilai ambang ginjal
terhadap glukosa meningkat.2.Vesika urinaria (kandung kemih) :
otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau
menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria
susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga mengakibatkan
meningkatnya retensi urin.3.Pembesaran prostat 75 % dialami oleh
pria usia diatas 65 tahun.4.Atrofi vulva5.VaginaOrang-orang yang
makin menua, sexual intercourse masih juga membutuhkannya. Tidak
ada batasan umur tertentu untuk fungsi sexual seseorang berhenti.
Frekuensi sexual intercourse cenderung menurun secara bertahap tiap
tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus
sampai tua.
Sistem endokrin1.Produksi dari hampir semua hormon
menurun2.Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.3.Pituitari
: Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam
pembuluh darah: berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan
LH.4.Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR (basal metababolic
rate) dan menurunnya daya pertukaran zat.5.Menurunnya produksi
aldosteron.6.Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya :
progesteron, estrogen dan testeron.
Sistem kulit (integumentary system)1.Kulit mengerut/keriput
akibat kehilangan jaringan lemak.2.Permukaan kulit kasar dan
bersisik (karena kehilangan proses keratinasi serta perubahan
ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis).3.Menurunnya respon
terhadap trauma.4.Mekanisme proteksi kulit menurun :a.Produksi
serum menurunb.Penurunan produksi VTD.c.Gangguan pigmentasi
kulit5.Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.6.Rambut
dalam hidung dan telinga menebal.7.Berkurangnya elastisitas akibat
dari menurunnya cairan dan vaskularisasi.8.Pertumbuhan kuku lebih
lambar9.Kuku jari lebih menjadi keras dan rapuh.10.Kuku kaki tumbuh
secara berlebihan dan seperti tanduk.11.Kelenjar keringat berkurang
jumlahnya dan fungsinya.12.Kuku menjadi pudar dan kurang
bercahaya.
Sistem muskuloskeletal (musculosceletal system)1.Tulang
kehilangan density (cairan) dan makin rapuh.2.Kifosis3.Pinggang,
lutu dan jari-jari pergelangan terbatas.4.Discus intervertebralis
menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang).5.Persendian
membesar dan menjadi kaku.6.Tendon mengerut dan mengalami
sklerosis.7.Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil) :
serabut-serabut otot mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi
lamban, otot-otot kram dan menjadi tremor.8.Otot-otot polos tidak
begitu berpengaruh.
III.ASUHAN KEPERAWATAN\Asuhan keperawatan adalah suatu proses
pemecahan masalah yang mengarahkan perawat dalam memberikan asuhan.
Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses ini yaitu
meliputi pengumpulan dan analisa data dan menghasilkan diagnosa
keperawatan. Pengkajian yang berfokus pada keperawatan sangat
penting untuk menetukan diagnosa keperawatan yang dapat menentukan
intervensi dan implementasi keperawatan.
1.Pengkajiana.Eliminasi urine1.Urine. Warna : Normal kuning
jernih. Bau : Normal aromatik amonia. Pada overhidrasihampir tidak
berwarna. Pada dehidrasi orange-kecoklatan.2.Jumlah urine
bervariasi tergantung intake. Normal 1 x BAK 250-400 ml.3.Distensi
kandung kemih inkontinensia (tidak dapat menahan BAK)4.Frekuensi
BAK, tekanan dan desakan.5.Kondisi-kondisi tertentu misalnya
:a)Disuria, keadaan nyeri waktu BAK.b)Nokturia, keadaan BAK sering
pada malam hari.c)Enurisis, keadaan sadar BAK (umumnya pada
anakanak).d)Polyurie, peningkatan jumlah BAK baik frekuensi maupun
volume.e)Oliguri, penurunan jumlah BAK frekuensi/jumlahnya.f)Anuri,
produksi urine