ACARA 9
I. TUJUAN:Acara ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar dapat
melakukan analisis data keruangan dan kewilayahan sederhana yang
berupa:1. Mengimpor citra (dalam bentuk data raster) untuk dibuka
di ArcView.2. Mengolah citra Penginderaan Jauh dengan menggunakan
Image Analysis (IA) yang merupakan sebuah ekstension ArcView yang
dibuat oleh ERDAS ( developer dari perangkat lunak pengolahan citra
Penginderaan Jauh yang banyak dipakai).3. Memperbaiki kenampakan
sebuah citra .4. Histogram Equalization, yaitu mendistribusikan
nilai display sehingga frekuensinya kira-kira sama pada citra.5.
Menajamkan kenampakan sebuah citra dengan cara menyesualkan kontras
dan tingkat kecerahan atau dengan merentangkan histogram.
II. ALAT DAN BAHANBahan untuk acara ini meliputi:1. Citra dengan
skala 1:25.000
Adapun alat yang digunakan pada acara ini meliputi :1.
Seperangkat komputer lengkap (CPU, monitor, mouse dan keyboard)
dengan Sistem Operasi Windows 98 (minimal).2. Software ArcView
Versi 3.2 atau ArcView Versi 3.3.3. ArcView Extension terutama
Image Analysis (IA).
III. PENDAHULUANPenginderaan jauh(atau disingkatinderaja) adalah
pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh
sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek
tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau
fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya
daripesawat,pesawat luar angkasa,satelit,kapalatau alat lain.
Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan
bumi,satelit cuaca, memonitor janindenganultrasonikdanwahana luar
angkasayang memantau planet dari orbit. Di masa modern, istilah
penginderaan jauh mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen
di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan dengan
penginderaan lainnya sepertipenginderaan medisataufotogrametri.
Walaupun semua hal yang berhubungan denganastronomisebenarnya
adalah penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan
penginderaan jauh yang intensif), istilah "penginderaan jauh"
umumnya lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan
pengamatan cuaca.Menurut Sutanto (1994:18-23), penggunaan
penginderaan jauh baik diukur dari jumlah bidang penggunaannya
maupun dari frekuensi penggunaannya pada tiap bidang mengalami
pengingkatan dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain: Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di
permukaan bumi dengan; wujud dan letak obyek yang mirip ujud dan
letak di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang
luas, serta bersifat permanen. Dari jenis citra tertentu dapat
ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila pengamatannya
dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop. Karaktersitik obyek
yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentukcitra sehingga
dimungkinkan pengenalan obyeknya. Citra dapat dibuat secara cepat
meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara terestrial.
Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana. Citra
sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.
IV. LANGKAH KERJAA. Mengimpor citra (dalam bentuk data raster)
untuk dibuka di ArcView.
1. Aktifkan software ArcView dengan melakukan klik dua kali icon
pada desktop atau mengaktifkan dari menu Start > Programs >
ESRI > ArcView2. Lanjutkan dengan membuka view baru, dan tekan
tombol Add Theme.3. Dari menu utama pilih File > Extension >
Image Analysis lalu pilih OK.
4. Buka citra dengan cara mengimpor citra. Gunakan button (add
theme).5. Tidak lama kemudian akan tampil Add Theme dialog box.
Klik drive sehingga kenampakan akan berubah seperti yang terlihat
pada gambar.6. Arahkan slider ke bawah untuk mencari folder yang
digunakan untuk menyimpan Image Analysis Data Sources yang
diperlukan untuk praktikum pada acara ini.7. Pada kotak dialog Add
Theme, pada list Data Source Types, pilih Image8. Analysis Data
Source9. Buka file data sorong_citra_25000.img dan klik OK.10. Akan
muncul kotak dialog yang menanyakan apakah anda ingin IA (Image
Analysis) menghitung pyramid layers untuk citra tersebut. Pilih Yes
agar mempercepat proses pergantian layer apabila citra yang
ditampilkan berukuran besar dan melakukan zoom in dan zoom out
serta menggeser citra.
B. Memperbaiki kenampakan sebuah citra dan Histogram
Equalization
1. Aktifkan theme sorong_citra_25000.img dengan mengklik theme
tersebut, kemudian klik dua kali sampai muncul window kecil Legend
Editor.
2. Pilih kombinasl RGB layer, dalam praktikum kali ini gunakan
kombinasi 321 (yang merupakan komposit infrared), atau bisa
langsung di klik pada tool box infrared.
3. Perhatikan kenampakan citra hasil kombinasi RGB dengan
komposit infrared.
4. Untuk memilih kombinasi RGB pada band 321, Klik tombol
Advanced di bagian bawah Legend Editor. Akan muncul histogram untuk
masing -masing warna.
5. Cobalah bereksplorasi dengan minimum-maximum level klik aply
jika sudah sesuai dengan yang diinginkan. Perhatikan tampilan citra
dan histogram baru yang menunjukkan distribusi nilai display.6.
Menampilkan citra dengan kecerahan terbalik dengan menggunakan
invert stretch. Areal yang tadinya nampak cerah akan menjadi gelap,
begitu juga sebaliknya.7. Cek menu Invert Stretch lalu klik aply.
Hasilnya akan seperti berikut:
8. Perhatikan histogram dari digital number display number citra
dengan Invert Stretch.
9. Pilih menu undo untuk mengembalikan ke tampilan semula, atau
dengan menggunakan menu Natural pada tool box.10. Tekan Close untuk
menutup Legend Editor Dialog.11. Simpan project dengan perintah
File > Save.
V. HASIL PRAKTIKUM1. Kenampakan natural, infrared, Invert
Stretch dan hasil eksplorasi dengan minimum-maximum level.
(Terlampir)2. Histogram kenampakan natural, infrared, Invert
Stretch (Terlampir)
VI. PEMBAHASANTeknologi Penginderaan Jauh (Remote Sensing), saat
ini telah merubah paradigma visualisasi permukaan bumi. Lompatan
teknologinya telah menghasilkan manfaat yang sangat berguna bagi
banyak bidang yang berkaitan dengan manajemen pemanfaatan bumi dan
permukaannya. Produk teknologi penginderaan jauh yang sangat luar
biasa adalah berupa citra satelit dengan resolusi spasial yang
tinggi, memberikan visual permukaan bumi sangat detail. Citra
Satelit merupakan suatu gambaran permukaan bumi yang direkam oleh
sensor (kamera) pada satelit pengideraan jauh yang mengorbit bumi,
dalam bentuk image (gambar) secara digital.Pemanfaatan citra
satelit saat ini sudah sangat luas jangkauannya, terutama dalam hal
yang berkaitan dengan ruang spasial permukaan bumi, mulai dari
bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan, Kependudukan, Transportasi
sampai pada bidang Pertahanan (militer). Di Indonesia penerapan
teknologi penginderaan jauh ini telah dilakukan masih pada sebagian
besar untuk keperluan inventarisasi potensi sumber daya alam dan
lingkungan hidup, namun intensitasnya masih sangat sedikit dan
belum merata di seluruh wilayah.Teknologi Penginderaan Jauh yang
terus dikembangkan hingga saat ini telah menghasilkan banyak
generasi citra satelit terbaru yang memiliki kualitas resolusi yang
semakin canggih dan cakupan spektrum yang semakin lengkap, sehingga
sangat bermanfaat bagi analisis permukaan bumi dengan sangat
detail. Contoh detail kenampakan tersebut bisa terlihat pada hasil
praktikum, dimana kenampakan terlihat dalam 3 mode: natural,
infrared, dan invert stretch. Terlihat bahwa kenampakan natural
menampakkan citra dengan gambar apa adanya sesuai dengan hasil
kenampakan pada citra satelit. Kenampakan infrared memberikan hasil
warna dengan dominasi warna merah, dan kenampakan invert stretch
menampilkan gambar yang mirip dengan hasil negatif film kamera.
Warna yang ada pada citra bisa dimanipulasi sesuai dengan keinginan
user baik melalui layer warna ataupun histogram. Pada histogram,
banyak nilai yang bisa ditentukan untuk memilih kenampakan warna
secara lebih detail. Pilihan detail untuk menentukan warna tersebut
tersedia dalam 3 grafik warna dasar, yaitu RGB: red, green, blue.
Dari 3 grafik warna dasar inilah user bisa merubah nilai warna
sesuai kehendak dengan mengubah-ubah titik persilangan garis potong
untuk menghasilkan gambaran citra baru yang unik sesuai keinginan
dari user.VII. KESIMPULAN1. Kenampakan natural menampakkan citra
dengan gambar apa adanya sesuai dengan hasil kenampakan pada citra
satelit, kenampakan infrared memberikan hasil warna dengan dominasi
warna merah, dan kenampakan invert stretch menampilkan gambar yang
mirip dengan hasil negatif film kamera2. Pilihan detail untuk
menentukan warna pada histogram tersedia dalam 3 grafik warna
dasar, yaitu RGB: red, green, blue3. Selain mengubah kenampakan
warna pada citra, user juga bisa mengubah nilai kecerahan dan
kontras citra melalui Legend Editor.
DAFTAR PUSTAKA
Lillesland, Thomas. M dan Ralph W. Kiefer. 2007. Penginderaan
Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta. Gadjah Mada University
Press.