1 ABSTRAK PUSAT PELATIHAN DAN PEMBINAAN PERGURUAN PENCAK SILAT KERTHA WISESA DI DENPASAR Perkembangan Pencak Silat Kertha Wisesa di Denpasar sangat mengalami peningkatan khususnya ka-langan remaja yang dimulai dari kalangan SD, SMP, SMA/SMK, Perguruan Tinggi hingga orang yang sudah berkeluarga. Dari peningkatan tersebut sudah tentu untuk mengimbanginya diperlukan suatu tempat pelati-han yang secara jasmani maupun rohani berfungsi efektif untuk pelatihan dan pembinaan. Pada ken-yataannya, ranting-ranting yang telah didirikan di denpasar yang kurang memadai untuk pelatihan dan meningkatkan perkembangan teknik- teknik beladiri masing-masing atlet. Pusat Pelatihan dan Pembinaan Perguruan Pencak Silat Kertha Wisesa di Denpasar merupakan jawaban dari semua permasalahan yang ada. Pusat Pelatihan dan Pembinaan Perguruan Pencak Silat Kertha Wisesa di Denpasar merupakan suatu tempat pemusatan latihan agar atlet- atlet Kertha Wisesa lebih mendalami teknik-teknik mental spiritual, beladiri, seni dan olahraga. Pusat Pelatihan dan Pembinaan Perguruan Pencak Silat Kertha Wisesa di Denpasar adalah suatu fasilitas yang terletak di Denpasar yang merupakan suatu fasilitas pelatihan dan pembinaan bagi para atlet yang terkait dengan pelatihan mental maupun spiritual para atlet. Pusat Pelatihan dan Pembinaan Perguruan Pencak Silat Kertha Wisesa di Denpasar yang berlokasi di jalan gunung agung kelurahan Pemecutan Denpasar Barat. Pusat Pelatihan dan Pembinaan Perguruan Pencak Silat Kertha Wisesa di Denpasar ini menggunakan tema Arsitektur Regionalisme. Arsitektur Regionalisme merupakan suatu penggabungan atau penyatuan antara arsitektur lama dengan arsitektur baru. Ciri khas dari arsitektur Regionalisme adalah menyatukan arsitektur tradisional dengan arsitektur modern. Regionalisme merupakan salah satu perkembangan dari arsitektur modern yang mempunyai perhatian besar terhadap ciri kedaerahan. Hal ini dapat dilihat dari konsep zoning, pola massa dan tampilan bangunan. Kata Kunci : Pusat Pelatihan dan Pembinaan Perguruan Pencak Silat Kertha Wisesa di Denpasar
17
Embed
ABSTRAK PUSAT PELATIHAN DAN PEMBINAAN … filearsitektur modern yang mempunyai perhatian besar terhadap ciri kedaerahan. Hal ini Hal ini dapat dilihat dari konsep zoning, pola massa
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
ABSTRAK
PUSAT PELATIHAN DAN PEMBINAAN PERGURUAN
PENCAK SILAT KERTHA WISESA DI DENPASAR
Perkembangan Pencak Silat Kertha Wisesa di Denpasar sangat mengalami
peningkatan khususnya ka-langan remaja yang dimulai dari kalangan SD, SMP,
SMA/SMK, Perguruan Tinggi hingga orang yang sudah berkeluarga. Dari
peningkatan tersebut sudah tentu untuk mengimbanginya diperlukan suatu tempat
pelati-han yang secara jasmani maupun rohani berfungsi efektif untuk pelatihan dan
pembinaan. Pada ken-yataannya, ranting-ranting yang telah didirikan di denpasar
yang kurang memadai untuk pelatihan dan meningkatkan perkembangan teknik-
teknik beladiri masing-masing atlet. Pusat Pelatihan dan Pembinaan Perguruan
Pencak Silat Kertha Wisesa di Denpasar merupakan jawaban dari semua
permasalahan yang ada. Pusat Pelatihan dan Pembinaan Perguruan Pencak Silat
Kertha Wisesa di Denpasar merupakan suatu tempat pemusatan latihan agar atlet-
atlet Kertha Wisesa lebih mendalami teknik-teknik mental spiritual, beladiri, seni dan
olahraga.
Pusat Pelatihan dan Pembinaan Perguruan Pencak Silat Kertha Wisesa di Denpasar
adalah suatu fasilitas yang terletak di Denpasar yang merupakan suatu fasilitas
pelatihan dan pembinaan bagi para atlet yang terkait dengan pelatihan mental
maupun spiritual para atlet. Pusat Pelatihan dan Pembinaan Perguruan Pencak Silat
Kertha Wisesa di Denpasar yang berlokasi di jalan gunung agung kelurahan
Pemecutan Denpasar Barat.
Pusat Pelatihan dan Pembinaan Perguruan Pencak Silat Kertha Wisesa di Denpasar
ini menggunakan tema Arsitektur Regionalisme. Arsitektur Regionalisme merupakan
suatu penggabungan atau penyatuan antara arsitektur lama dengan arsitektur baru.
Ciri khas dari arsitektur Regionalisme adalah menyatukan arsitektur tradisional
dengan arsitektur modern. Regionalisme merupakan salah satu perkembangan dari
arsitektur modern yang mempunyai perhatian besar terhadap ciri kedaerahan. Hal ini
dapat dilihat dari konsep zoning, pola massa dan tampilan bangunan.
Kata Kunci : Pusat Pelatihan dan Pembinaan Perguruan Pencak Silat Kertha Wisesa di
Denpasar
2
ABSTRAC
PENCAK SILAT KERTHA WISESA IN DENPASAR
The development of Pencak Silat Kertha Wisesa in Denpasar is increasing especially
among elementary school, junior high school, senior school, university, until people
who have married. Of the increase is certainly to compensate, it takes a training place
that physically and spiritually function effectively for training and coaching. In fact,
twigs that have been established in Denpasar are inadequate for training and
improving the development of individual athletes' martial techniques. The training
and coaching center of Pencak silat Kertha Wisesa in Denpasar is the answer of all
existing problems. The training and coaching center of Pencak Silat Kertha Wisesa in
Denpasar is a place of training camp for Kertha Wisesa athletes to deepen the
techniques of mental spiritual, martial, art, and sports.
The training and coaching center of Pencak Silat Kertha Wisesa in Denpasar is a
facility located in Denpasar which is a training and coaching facility for athletes
related to mental and spiritual training of athletes.
The training and coaching center of Pencak Silat Kertha Wisesa College in Denpasar,
located at Jalan Gunung Agung, Kelurahan Pemecutan, West Denpasar is using
theme of Regionalism Architecture. Regionalism Architecture is an amalgamation of
old architecture with new architecture.
The hallmark of Regionalism Architecture is to unite traditional architecture with
modern architecture. Regionalism is one of the developments of modern architecture
that has a great attention to the characteristics of regionalism. This can be seen from
the concept of zoning, mass patterns and the appearance of buildings.
Keywords: Pencak Silat Kertha Wisesa in Denpasar.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan alasan pemilihan judul dalam latar belakang yang
dilengkapi juga dengan fakta-fakta pendukungnya, rumusan masalah, tujuan, metode
penelitian yang digunakan baik pengumpulan data, pengolahan data ,dan
penyimpulan data.
1.1 Latar Belakang
Pencak Silat Kertha Wisesa telah menjadi cabang olahraga yang dikenal luas
dalam tataran regional. Dalam kejuaraan Pencak Silat, peserta tidak lagi hanya
berasal dari wilayah Bali saja, bahkan dari luar Bali seperti Jawa dan Lombok pun
turut mengirimkan atletnya untuk bertanding guna mengukur seberapa jauh tingkat
pelatihan dan pembinaan yang diberikan kepada atlet-atletnya. Dari hal tersebut
Pencak Silat Kertha Wisesa sangatlah istimewa bahkan telah memberikan warna
tersendiri dalam perkembangan Seni Pencak Silat.
2
Dengan kemajuan Pencak Silat Kertha Wisesa, berpengaruh juga pada minat
masyarakat akan Pencak Silat Kerha Wisesa itu sendiri. Dari tahun ketahun minat
untuk ikut terjun dalam lingkungan Pencak Silat Kertha Wisesa di Bali yang
merupakan awal dan berkembangnya Pencak Silat Kertha Wisesa di Bali sangatlah
banyak. Terutama minat pada kalangan pelajar yang dimulai dari kalangan SD, SMP
dan SMA maupun SMK. di Bali sendiri terdapat 8 Kabupaten dan 1 kota yang mana
pada masing-masing kabupaten tersebut hanya 5 kabupaten saja yang baru memiliki
perguruan pencak silat Kertha Wisesa yaitu Kab. Gianyar, Badung, Buleleng,
Karangasem, dan Tabanan Perkembangan Pencak Silat Kertha Wisesa dilihat dari
angka atlet atau pesilatnya mengalami peningkatan, terutama di Kota Denpasar. Pada
tahun 2006 peminat Pencak Silat Kertha Wisesa bisa digolongkan tidak begitu
banyak, yaitu berjumlah 533 atlet dengan 11 ranting perguruan di seluruh Kota
Denpasar. Pada akhir tahun 2013 yang lalu peminat Pencak Silat Kertha Wisesa
mengalami peningkatan dari tahun 2006. Sehingga pada tahun 2013 lalu atlet atau
pesilat yang terdaftar pada IPSI Bali khusus untuk Kota Denpasar menjadi 1075 atlet
dengan 17 ranting perguruan di denpasar. (Dokumen: DPC Kertha Wisesa)
Dari peningkatan yang cukup signifikan tersebut, tidak hanya pada Kota
Denpasar saja, kabupaten-kabupaten lain juga seperti, Kab. Gianyar, Kab. Buleleng ,
Kab. Karangasem, Kab. Badung dan Kab. Tabanan juga mengalami peningkatan
namun tidak sebanyak Kota Denpasar. Karena Kota Denpasar itu selain pusat kota,
juga merupakan tempat awal berdirinya Pencak Silat Kertha Wisesa yaitu di
Celagigendong Denpasar yang di perkenalkan atau di publikasikan oleh sesepuh dari
ESSTI (enak susah selalu tetap ingat ) ESSTI ini merupakan suatu perkumpulan
organisasi masyarakat pada masa jaman perjuangan rakyat bali, ESSTI ini berdiri
pada tahun 1923 lamanya masa perjuangan itu pada tahun 1964 terjadilah gejolak
politik pada masa itu yang bernama G30SPKI dan organisasi ini menjadi berhenti
sementara. Sesudah suasana politik di masa itu mulai mereda ESSTI ini atau tokoh di
dalamnya mulai mendirikan suatu perguruan pencak silat yang bernama Kertha
Wisesa pada tahun kurang lebih 1973 dengan tokoh pendirinya bapak Regog Gunung
(alm) dan di turunkan atau di teruskan oleh Pendekar Made Sujana Balok yang
melanjutkan perguruan pencak silat Kertha Wisesa sampai saat ini di denpasar. Tidak
hanya pelatihan dalam bentuk fisik yang memerlukan ruang, pembinaan secara
3
rohani juga perlu ditambahkan, agar para atlet dapat mengontrol emosi pada saat
menghadapi pertarungan. (wawancara : Guru Besar ,Made Sujana Balok)
Upaya yang telah dilakukan IPSI Bali (Ikatan Pencak Silat Indonesia, Bali)
untuk memfasilitasi laju peningkatan akan kebutuhan baik pelatihan maupun
pembinaan yang terdapat pada Pulau Bali, yaitu dengan pembentukan pusat latihan
pada masing-masing kabupaten yang difungsikan utuk penyetaraan tingkat
pengetahuan, strategi mengenai latih melatih dan bina membina pada masing-masing
kabupaten. Selain pusat latihan yang ada pada tiap-tiap kabupaten yang ada di Bali,
terdapat juga ranting-ranting perguruan yang berlokasi di tiap-tiap desa atau banjar-
banjar pada masing-masing kabupaten. Usaha-usaha seperti itu telah dilakukan agar
pengetahuan atlet akan perkembangan Pencak Silat Kertha Wisesa.
Upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut masih juga terdapat suatu
kelemahan, yaitu dalam bidang pemerataan pengetahuan dan mengenai tempat
latihan untuk para atlet, mengenai Pencak Silat Kertha Wisesa antara kabupaten di
Bali. di Bali terdiri atas 8 kabupaten tetapi yang tersebar hanya 5 kabupaten saja dan
1 kota, sedangkan kabupaten yang belum tersebar akan di rencanakan membuatkan
suatu ranting dan pusat latihan di kabupaten tersebut. Dari sekian atlet dan ranting
yang ada di Denpasar khususnya, sangatlah minim dengan adanya tempat latihan
yang layak bagi atlet di sekitaran denpasar, jadi mereka selama ini latihan silat di
banjar-banjar dan juga di wantilan pura . Jadi upaya seperti pengadaan pusat
pelatihan yang direncanakan di Denpasar ini tujuan agar Perguruan Pencak Silat
Kertha Wisesa lebih menjadi Perguruan yang nantinya menjadi lebih baik membina
dan melatih atlet menjadi atlet yang baik dan juga tujuan melestarikan budaya Bela
Diri Tradisional Bali, karena mengingat Pencak Silat Kertha Wisesa ini merupakan
suatu kesatuan yang harus dipelajari dan dimiliki oleh masing-masing pesilat.
Dari permasalahan tersebut, agar pengetahuan teknik ataupun non-teknik dapat
diketahui dengan merata disetiap atlet atau pesilat di Denpasar. Solusi yang tepat
untuk masalah seperti itu yaitu dengan pembangunan Pusat Pelatihan dan Pembinaan
Perguruan Pencak Silat Kertha Wisesa di Denpasar. Dengan dibangunnya Pusat
latihan tersebut, otomatis selain membangun pengetahuan mengenai Pencak Silat
Kertha Wisesa di Denpasar, juga menjadikan cermin bagi kabupaten se- Bali yang
nantinya akan mengarah atau melihat dari perubahan di Denpasar sendiri, serta
4
generasi-generasi muda selanjutnya dapat mengetahui ataupun mempelajari Pencak
Silat Kertha Wisesa.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada laporan landasan konseptual perencanaan dan
perancangan ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana spesifikasi umum dan khusus dari Pusat Pelatihan dan Pembinaan
Perguruan Pencak Silat Kertha Wisesa di Denpasar?
b. Apa tema yang sesuai untuk sebuah Pusat Pelatihan dan Pembinaan Perguruan
Pencak Silat Kertha Wisesa di Denpasar?
c. Bagaimana program ruang dan tapak untuk perencanaan dan perancangan
Pusat Pelatihan dan Pembinaan Perguruan Pencak Silat Kertha Wisesa di
Denpasar?
d. Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan dan
Pembinaan Perguruan Pencak Silat Kertha Wisesa di Denpasar?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan landasan konsepsual perencanaan dan
perancangan ini adalah menghasilkan sebuah landasan konseptual mengenai Pusat
Pelatihan dan Pembinaan Perguruan Pencak Silat Kertha Wisesa yang optimal, sesuai
dengan karakteristik pesilat yang dipadukan dengan pelatihan dan pembinaan yang
mencakup mental spiritual, beladiri, seni dan olahraga sehingga dapat digunakan
pada tahap perencanaan dan perancangan selanjutnya. Landasan konseptual
perencanaan dan perancangan membahas spesifikasi umum dan khusus, tema,
program ruang dan tapak dan konsep perancangan Pusat Pelatihan dan Pembinaan
Perguruan Pencak Silat Kertha Wisesa di Denpasar.
1.4 Metode Penelitian
Dalam perencanaan Pusat Pelatihan dan Pembinaan Perguruan Pencak Silat
Kertha Wisesa di Denpasar ini menggunakan Metode Penelitian yang didalam
pengumpulan data tentang perencanaan Pusat Pelatihan dan Pembinaan Perguruan
Pencak Silat Kertha Wisesa serta permasalahan permasalahan yang ada, dilakukan
dengan tahapan tahapan berikut : Pengumpulan data, Pengolahan data, dan
penyimpulan data. (Sugiono, 2014).
5
1.4.1 Pengumpulan Data
pada tahap pengumpulan data terdapat dua jenis jika dilihat dari cara
memperolehnya, yaitu data primer dan data sekunder.
a) Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya serta semua
keterangan yang untuk pertama kalinya diamati dan dicatat oleh peneliti. Data
primer ini diperoleh melalui :
- Survey / wawancara
Usaha untuk mendapatkan data melalui pengamatan langsung atau mengadakan
wawancara langsung kepada narasumber yang menguasai, atau dengan media
kuesioner untuk mendapatkan data – data yang diperlukan. Adapun wawancara
yang dilakukan langsung kepada narasumber yang menguasai hal – hal tentang
pencak silat adalah :
- Made Sujana Balok (Guru Besar / Dewan Pendekar Perguruan Pencak Silat
Kerta Wisesa) untuk megetahi bagaimana sejarah dan asal mulanya Pencak Silat
Kertha Wisesa.
- I Ketut Rochineng. SH.MH (selaku Ketua Dewan Pimpinan Cabang Kertha
Wisesa Denpasar) untuk mengetahui perkembangan Perguruan Pencak Silat
Kertha Wisesa dan mencsri data- data
- I Ketut Wardika (Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Kertha Wisesa Denpasar)