Top Banner
ABSTRAK Silvia Framita, 105011000117 Pengaruh Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas IX di SMPN 4 Ciputat. Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dewasa ini telah menjadi salah satu pelayanan pendidikan yang dirasakan sangat diperlukan dan sudah merupakan bagian integral dari suatu program institusional yang disajukan di sekolah- sekolah. Melalui pelaksanaan bimbingan ini diharapkan siswa mampu bertindak dan bertingklah laku sesuai dengan tuntunan lingkungannya, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pelaksanaan bimbingan dan konseling bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi oleh guru atau tenaga kependidikan melalui kegiatan ekstra kurikuler dan layanan bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan masalah pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik agar perkembangan peserta didik berjalan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi objektif mengenai bagaimanakah pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap prestasi belajar siswa kelas IX di SMPN 4 Ciputat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan deskriptif-analisis yang didukung teknik-teknik pengumpulan data dengan teknik pengambilan random sampling dengan bilangan ganjil genap. Jawaban angket tersebut dihitung dengan rumus prosentase kemudian diolah dan dijelaskan secara deskriptif. Kemudian untuk mengetahui tingkat korelasi antara kedua variabel tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment. Dari hasil perhitungan dengan angka korelasi sebesar 0,524 dan dengan df sebesar 90 diperoleh r tabel pada taraf 5% signifikan sebesar 0,207; sedangkan pada taraf 1 % diperoleh r tabel sebesar 0,270. Ternyata r xy (0,524) adalah lebih besar dari pada r tabel (yang besarnya 0,207 dan 0,270). Karena r xy lebih besar dari r tabel maka hipotesa alternatif (Ha) diterima dan hipotesa nihil (Ho) ditolak. Berarti terdapat korelasi yang positif antara variabel X dan variabel Y. Dan korelasi tersebut tergolong korelasi yang sedang/cukup kuat. Kemudian berdasarkan tingkat keeratan hubungan antara kedua variabel maka diketahui bahwa variabel X memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap variabel Y. Hal ini dapat dilihat dari koefisien determinasinya sebesar 27,5%. i
102

ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

Feb 21, 2018

Download

Documents

dokiet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

ABSTRAK

Silvia Framita, 105011000117

Pengaruh Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas IX di SMPN 4 Ciputat. Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pelaksanaan bimbingan dan konseling dewasa ini telah menjadi salah satu

pelayanan pendidikan yang dirasakan sangat diperlukan dan sudah merupakan bagian integral dari suatu program institusional yang disajukan di sekolah-sekolah. Melalui pelaksanaan bimbingan ini diharapkan siswa mampu bertindak dan bertingklah laku sesuai dengan tuntunan lingkungannya, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pelaksanaan bimbingan dan konseling bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi oleh guru atau tenaga kependidikan melalui kegiatan ekstra kurikuler dan layanan bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan masalah pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik agar perkembangan peserta didik berjalan optimal.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi objektif mengenai

bagaimanakah pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap prestasi belajar siswa kelas IX di SMPN 4 Ciputat.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan deskriptif-analisis yang didukung teknik-teknik pengumpulan data dengan teknik pengambilan random sampling dengan bilangan ganjil genap. Jawaban angket tersebut dihitung dengan rumus prosentase kemudian diolah dan dijelaskan secara deskriptif. Kemudian untuk mengetahui tingkat korelasi antara kedua variabel tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

Dari hasil perhitungan dengan angka korelasi sebesar 0,524 dan dengan df

sebesar 90 diperoleh r tabel pada taraf 5% signifikan sebesar 0,207; sedangkan pada taraf 1 % diperoleh r tabel sebesar 0,270. Ternyata rxy (0,524) adalah lebih besar dari pada r tabel (yang besarnya 0,207 dan 0,270). Karena rxy lebih besar dari rtabel maka hipotesa alternatif (Ha) diterima dan hipotesa nihil (Ho) ditolak. Berarti terdapat korelasi yang positif antara variabel X dan variabel Y. Dan korelasi tersebut tergolong korelasi yang sedang/cukup kuat. Kemudian berdasarkan tingkat keeratan hubungan antara kedua variabel maka diketahui bahwa variabel X memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap variabel Y. Hal ini dapat dilihat dari koefisien determinasinya sebesar 27,5%.

i

Page 2: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis penjatkab kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini tanpa ada halangan dan rintangan

yang berarti. Sholawat dan salam semoga Allah tetap melimpahkannya kepada

Nabi Muhammad SAW, dan para sahabatnya.

Dalam penelitan skripsi ini tidak begitu banyak kesulitanyang berarti yang

penulis hadapi, hal ini tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik yang

berupa sumbangan pikiran, motivasi maupun materi. Sehingga penyusunan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Terhadap

Prestasi Belajar Siswa Kelas IX di SMPN 4 CIPUTAT” telah selesai dengan

baik. Selain skripsi ini untuk memenuhi persyaratan akademik meraih gelar

sarjana, mudah-mudahan juga dapat memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan

kepada semua pihak, khususnya mereka para akademis untuk menambah

wawasan intelektualnya. Untuk itu dengan ketulusan hati penulis sampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak dekan Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. H. Salman Harun, M.A selaku dosen pembimbing

akademik, bapak Drs. Paimun selaku dosen pembimbing dalam penulisan

skripsi ini, dan bapak Dr. Khalimi, MA selaku penguji sidang munaqasah

yang meluangkan waktunya kepada penulis untuk memberikan petunjuk

dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sehingga penulis

selesai menyusun skripsi ini.

4. Bapak/ibu dosen dan karyawan/karyawati Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru terutama guru mata

pelajaran Agama Islam dan Guru BK serta siswa-siswa SMP Negeri 4

ii

Page 3: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

Ciputat yang telah memberikan izin untuk penelitian dan informasi

mengenai berbagai kelengkpan bahan yang dibutuhkan penulis dalam

sktipsi ini.

6. Ayahanda Drs. M. Nur Zein, MPd dan Ibunda Titin Sumarni tercinta,

terima kasih yang tak terhingga. Sebuah ucapan terima kasih yang tak

dapat penulis ungkapkan meskipun dengan ungkapan kata-kata terndah.

Yang tak pernah bosan dan henti-hentinya memberikan do’a dan kasih

sayang, materi serta semangat sehingga penulis tetap bisa berdiri tegar

menghadapi segala halangan dan rintangan.

7. Kasihku tercinta Yudi Sulaeman dan adik-adikku tersayang yaitu Alan

Budiman, Khaidar Ar Roni dan Ade Ayu Larassati yang selalu

memberikan dukungan, do’a, semangat dan kebersamaan. Ketulusan hati

kalian membawa kemudahan dan berkah dalam kehidupan penulis.

8. Teman-teman seperjuanganku (PAI C 2005), khususnya Rahma, Rani,

Isty, May, Vivit, Yona, Yayah, Iif, Tami, Echa, Sinta, Adhet, Dian, dan

Cici yang selalu memberikan dukungan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh rekan dan rekanita, dan seluruh pihak yang tak dapat penulis

sebutkan namanya satu persatu.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis menghambakan diri dan

memohon pertolongan. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua,

khususnya bagi penulis, dan pembaca pada umumnya. Jika ada yang benar dalam

tulisan ini adalah semata-mata datangnya dari Allah SWT dan apabila di

dalamnya terdapat suatu kesalahan, maka itu dari kekhilafan diri penulis sebagai

hamba Allah yang dhaif, mudah-mudahan maksud dan tujuan penulis dapat

tercapai sesuai dengan apa yang penulis harapkan dan cta-citakan, amiin….

Jakarta, Februari 2010

Penulis

iii

Page 4: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ABSTRAK ......................................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR ISI...................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah....................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 5 D. Perumusan Masalah ....................................................................... 5 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Deskripsi Teoritik.......................................................................... 7 1. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling ................................... 7

a. Pengertian Bimbingan........................................................ 7 b. Pengertian konseling .......................................................... 9 c. Tujuan Bimbingan dan Konseling ..................................... 12 d. Fungsi Bimbingan dan Konseling...................................... 13 e. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling......................... 14 f. Pelayanan Bimbingan dan Konseling ................................ 15 g. Jenis-jenis Bimbingan dan konseling................................. 16 h. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling ............................. 18

2. Prestasi Belajar......................................................................... 24 a. Pengertian Prestasi Belajar................................................. 24 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .......... 27

3. Siswa ........................................................................................ 32

a. Pengertian Siswa ................................................................ 32

iv

Page 5: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

b. Pengertian Remaja ............................................................. 33

c. Ciri-ciri karakteristik Remaja............................................. 34

B. Kerangka Berfikir.......................................................................... 39

C. Hipotesa Penelitian......................................................................... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 41

B. Metode Penelitian .......................................................................... 41

C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 42

D. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 42

E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 43

1. Definisi konseptual dan Definisi Operasional.......................... 43

2. Kisi-kisi instrumen Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling ... 44

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ........................................... 47

1. Teknik Pengolahan Data .......................................................... 47

2. Teknik Analisa Data................................................................. 48

G. Hipotesa Statistik ........................................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data................................................................................ 51

B. Analisa dan interpretasi Data ......................................................... 52

1. Analisa dan Interpretasi Data Dengan Tabel Berdistribusi Frekuensi .................................................................................. 53

2. Analisa dan Interpretasi Data Dengan Menggunakan Rumus Korelasi Product Moment ........................................................ 71

C. Keterbatasan Penelitian.................................................................. 80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 82

B. Saran............................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................84

LAMPIRAN-LAMPIRAN

v

Page 6: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

DAFTAR TABEL

Tabel. 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Bimbingan dan Konseling................ 44

Tabel. 2 Kisi-kisi Wawancara Bimbingan dan Konseling .............................. 46

Tabel. 3 Penetapan Skor Untuk Skala Layanan Bimbingan dan Konseling ... 47

Tabel. 4 Interpretasi secara kasar/sederhana ................................................... 49

Tabel. 5 Guru Bimbingan dan Konseling membantu memecahkan masalah

siswa.................................................................................................. 52

Tabel. 6 Guru Bimbingan dan Konseling memberikan bimbingan dan

konseling secara rutin...................................................................... 53

Tabel. 7 Guru Bimbingan dan Konseling cepat tanggap dalam membantu

memecahkan masalah siswa.............................................................. 54

Tabel. 8 Layanan konseling secara perorangan diberikan oleh guru BK

kepada kamu ..................................................................................... 54

Tabel. 9 Bila ada masalah yang tidak terpecahkan saya mengkonsultasikan

kepada guru Bimbingan dan Konseling .......................................... 55

Tabel. 10 Guru Bimbingan dan Konseling menyelenggarakan pula

bimbingan secara kelompok.............................................................. 56

Tabel. 11 Guru Bimbingan dan Konseling menyelenggarakan bimbingan

belajar................................................................................................ 56

Tabel. 12 Setelah mendapat bimbingan belajar, saya lebih mudah memahami

pelajaran ............................................................................................ 57

Tabel. 13 Guru Bimbingan dan Konseling memberikan informasi tentang

cara belajar yang baik........................................................................ 58

Tabel. 14 Guru Bimbingan dan Konseling menjelaskan bagaimana cara

mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata

pelajaran tertentu............................................................................... 58

Tabel. 15 Pada waktu-waktu tertentu guru Bimbingan dan Konseling

mengadakanperlombaan mengenai bakat masing-masing siswa ...... 59

Tabel. 16 Layanan Bimbingan dan Konseling kepada siswa dilakukan secara

tuntas dan berkesinambungan ........................................................... 60

vi

Page 7: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

Tabel. 17 Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling kerahasiaan saya

terjaga ............................................................................................... 61

Tabel. 18 Dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling guru bimbingan dan

konseling menggunakan ruangan khusus.......................................... 61

Tabel. 19 Guru Bimbingan dan Konseling menjelaskan cara-cara

meningkatkan motivasi belajar kepada siswa ................................... 62

Tabel. 20 Guru Bimbingan dan Konseling menjelaskan cara-cara memahami

diri (kemampuan, bakat, minat belajar) ............................................ 63

Tabel. 21 Pada awal tahun pelajaran di sekolah diadakan MOS (Masa

Orientasi Siswa) ................................................................................ 64

Tabel. 22 Dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah, terdapat

layanan kunjungan ke rumah ............................................................ 64

Tabel. 23 Menjelang kelulusan di sekolah disediakan informasi tentang

sekolah menengah atas oleh guru bimbingan dan konseling ............ 65

Tabel. 24 Dalam pemecahan masalah siswa guru Bimbingan dan Konseling

bekerja sama dengan pihak orang tua (wali murid) .......................... 66

Tabel. 25 Guru Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi/memecahkan

masalah, memberikan kesempatan kepada siswa menentukan

caranya sendiri .................................................................................. 67

Tabel. 26 Guru Bimbingan dan Konseling pernah melakukan himpunan

data/menggali keterangan untuk keperluan pengembangan siswa.... 68

Tabel. 27 Guru Bimbingan dan Konseling memberikan bimbingan tentang

cara mengerjakan tugas dengan baik.............................................. 68

Tabel. 28 Guru Bimbingan dan Konseling memberikan layanan

pembelajaran mengenai pola hidup sederhana yang sehat dan

gotong royong ................................................................................... 69

Tabel. 29 Guru Bimbingan dan Konseling pernah memberikan arahan

tentang cita-cita yang kamu inginkan ............................................... 70

Tabel. 30 Dalam rangka meningkatkan mutu, BK meminta informasi kepada

siswa tentang pelayanan bimbingan dan konseling selama ini ......... 71

vii

Page 8: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

Tabel. 31 Analisa dan Interpretasi Data Dengan Menggunakan Rumus

Korelasi Product Moment ................................................................. 72

Tabel. 32 Skor Prestasi Belajar (Variabel Y).................................................... 73

Tabel. 33 Perhitungan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara

Variabel X dan Variabel Y................................................................ 75

viii

Page 9: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

ix

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menghasilkan putra

putri bangsa yang cerdas dan berkompeten dalam setiap bidang yang

ditekuninya. Selain itu juga menghasilkan perubahan-perubahan yang positif

dalam pribadi siswa menuju kedewasaan, baik dalam tingkah laku, sikap

maupun cara berpikirnya.

Sekolah atau lembaga pendidikan sebagaimana telah diketahui

bertujuan untuk mempersiapkan dan menghasilkan tenaga untuk mengisi

formasi-formasi yang dibutuhkan oleh masyarakat atau pemerintah. Di tinjau

dari segi tujuan pendidikan nasional yang telah digariskan dalam Undang-

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan

Nasional, dikemukakan bahwa : “Pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

sdemokratis serta bertanggung jawab”.1

1 UURI, SISDIKNAS, (Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003) h.12

1

Page 11: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

2

Setiap anak di Indonesia, berhak untuk mendapatkan pendidikan dan

pembelajaran. Karena belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan

unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan

jenjang pendidikan.2

Akan tetapi apabila dilihat dari kenyataannya banyak sekali anak-anak

Indonesia yang tidak mendapatkan pendidikan yang pantas. Sekali pun ada,

masih dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dan juga kekurangan-

kekurangan diberbagai aspek, yang hal tersebut akan mempengaruhi siswa

dalam pelaksanaan proses belajarnya. Kekurangan-kekurangan itu meliputi

segi intelektual latar belakang keluarga, fisik, cara atau metode belajar yang

digunakan agar lebih cepat memahami pelajaran, maupun dalam hal

menyalurkan bakat, minat dan kemampuan siswa itu sendiri.

Setiap manusia satu dengan lainnya tidak sama, baik dalam sifat

maupun kemampuannya. Ada yang sanggup mengatasi persoalan tanpa

bantuan pihak lain, tapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi

persoalan bila tidak dibantu orang lain. Begitu pula antara siswa yang satu

dengan yang lainnya pasti mempunyai sifat dan kebiasaan-kebiasaan yang

berbeda, sehingga menimbulkan prestasi yang berbeda pula.

Keberhasilan belajar merupakan salah satu faktor yang menjadi tujuan

utama dari keseluruhan proses pembelajaran di lembaga pendidikan.

Keberhasilan siswa dalam pembelajaran merupakan tolak ukur terhadap

kegiatan pembelajaran di sekolah. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai

mata pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk penilaian hasil belajar dalam

sebuah buku laporan hasil pendidikan (rapor).

Keberhasilan belajar juga didukung oleh faktor yang berasal dari

dalam diri anak (internal) dan dari luar diri anak (ekternal).3Namun,

keberhasilan belajar tersebut dapat terhambat dikarenakan masalah-masalah

yang belum ada jalan keluarnya. Oleh karena itu sekolah sebagai suatu

2 Drs. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 1995), cet. 2, h.89 3 Kartini Kartono, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: CV.

Rajawali, 1985),cet. 1, h.1

Page 12: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

3

lembaga pendidikan harus mampu menjembatani dan membantu siswanya

untuk mencoba memecahkan masalah yang dihadapinya, demi tercapainnya

keberhasilan dalam proses belajar mengajar, karena setiap siswa memiliki

pribadi yang berbeda, dan tidak semua mampu menanggung dan

menyelesaikan masalahnya sendiri.

Proses pembelajaran dapat diartikan bukan hanya mentransformasikan

ilmu pengetahuan, wawasan, pengalaman dan keterampilan kepada peserta

didik, melainkan juga menggali, mengarahkan dan membina seluruh potensi

yang ada dalam peserta didik, sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Proses

pembelajaran tersebut harus berjalan dengan baik dan efektif yaitu proses

pembelajaran yang menyenangkan, menggembirakan, bergairah, penuh

motivasi tidak membosankan serta menciptakan kesan yang baik pada diri

peserta didik. Untuk mewujudkan keadaan yang demikian itu, maka proses

pembelajaran harus disertai dengan memelihara motivasi, kebutuhan-

kebutuhan, keinginan-keinginan, tujuan-tujuan, kesedihan-kesedihan dan

perbedaan-perbedaan perseorangan di antara peserta didik.4

Salah satu sarana untuk membantu siswa memecahkan masalahnya

adalah dengan mengadakan program Bimbingan dan Konseling di sekolah,

agar setiap siswa yang bermasalah dapat diketahui penyebabnya sehingga

dengan demikian siswa dapat terbantu.

Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu,

agar ia memahami kemampuan-kemampuan dan kelemahan-kelemahannya

serta mempergunakan pengetahuan tersebut secara efekif di dalam

menghadapi dan mengatasi masalah-masalah hidupnya secara bertanggung

jawab.

Dalam hubungannya dengan pendidikan bimbingan merupakan bagian integral dalam program pendidikan dan merupakan pelengkap bagi semua segi pendidikan. Bimbingan membantu agar proses pendidikan berjalan dengan efisien, dalam arti cepat, mudah dan efektif. Sesuai dengan perumusan di atas,

4 Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: UIN Press, 2005),

cet.1, h.225

Page 13: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

4

bimbingan memilih bidang masalah yang dihadapi atau yang dialami oleh individu sebagai bidang operasinya.5

Diantara peran bimbingan dan konseling dalam bidang pendidikan

dimanifestasikan dalam bentuk membantu para peserta didik untuk

mengembangkan kompetensi religius, kompetensi kemanusiaan dan

kompetensi sosial, serta membantu kelancaran para peserta didik dalam

pengembangan kompetensi akademis dan profesional sesuai dengan bidang

yang ditekuninya melalui pelayanan bimbingan dan konseling.6

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

program Bimbingan dan Konseling sangat penting dan diperlukan untuk

membantu siswa mencapai tingkat perkembangan yang optimal, sesuai dengan

kemampuan dan dapat mengatasi segala kesulitan yang dihadapinya, agar

proses belajar dapat berjalan dengan lancar dan tercapai dengan baik.

Atas dasar itulah, penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan

judul:

“PENGARUH PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP N 4

CIPUTAT”

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Permasalahan – permasalahan yang terkandung dalam judul skripsi, yaitu:

a. Program layanan bimbingan dan konseling di SMP N 4 Ciputat

b. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP N 4 Ciputat.

c. Prestasi belajar siswa di SMP N 4 Ciputat.

d. Hambatan-hambatan pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP N

4 Ciputat.

e. Pengaruh pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap prestasi

belajar siswa di SMP N 4 Ciputat.

5 Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya, (Jakarta: CV. Rajawali,

1985),cet.1, h. 103 6 Hallen. A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005),cet.3, h.52

Page 14: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

5

2. Pembatasan Masalah

Dari beberapa permasalahan tersebut, penulis membatasinya

sebagai berikut:

a. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP N 4 Ciputat.

b. Prestasi belajar siswa di SMP N 4 Ciputat.

c. Pengaruh pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap prestasi

belajar siswa di SMP N 4 Ciputat.

d. Pelakanaan pelayanan bimbingan dan konseling difokuskan pada kelas

3 di SMP N 4 Ciputat.

3. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari pembahasan ini yaitu :

a. Bagaimanakah pelaksanaan bimbingan dan konseling yang diberikan

di SMP N 4 Ciputat?

b. Bagaimana prestasi belajar siswa di SMP N 4 Ciputat?

c. Adakah pengaruh pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap

prestasi belajar siswa di SMP N 4 Ciputat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dengan melihat pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang

ingin diperoleh penulis dari skripsi ini adalah :

a. Untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP N 4

Ciputat.

b. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa di SMP N 4 Ciputat.

c. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan bimbingan dan konseling

terhadap prestasi belajar di SMP N 4 Ciputat.

2. Manfaat Penelitian

a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi pemikiran

bagi pihak yang ingin mengkaji lebih jauh lagi masalah ini.

Page 15: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

6

b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi inspirasi baru yang

mendorong penulis untuk menindaklanjuti penelitian tersebut sehingga

dapat diupayakan wujud nyatanya.

c. Semoga penelitian ini dapat menjadi masukan untuk SMP N 4 Ciputat

khususnya, atau sekolah lain pada umumnya, sehingga dapat

diupayakan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah

lebih ditingkatkan lagi

Page 16: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

a. Pengertian Bimbingan

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari

“guidance” dan “counseling” dalam bahasa Inggris. Secara harfiyah

istilah “guidance” dari akar kata “guide” berarti : (1) mengarahkan (to

direct), (2) memadu (to pilot), (3) mengelola (to manage), dan (4)

menyetir (to steer).1

Menurut Arthur J. Jones, et. al, 1970 tentang bimbingan yang dikutip oleh Drs. Dewa Ketut Sukardi, bahwa “bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lainnya dalam menetapkan pilihan dan penyesuaian diri, serta di dalam memecahkan masalah-masalah. Bimbingan bertujuan membantu penerimanya (siswa atau klien) untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara bebas dan mampu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.2

1 Dr. Syamsu Yusuf, L.N dan Dr. A. Juntuka Nurihsan, Landasan Bimbingan dan

Konseling, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), cet. 1, h. 5 2 Drs. Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988),

cet. 1, h. 8

7

Page 17: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

8

Perbuatan yang lemah lembut tentu akan berdampak positif,

sebaliknya pernuatan yang kasar dan keras tentu akan dijauhi oleh

orang-orang sekelilingnya.

Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-

Imran ayat 159:3

☺ ☺

⌧ ⌧ ⌧

Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Q.S. Al-Imran: 159)

Ayat di atas sudah cukup jelas menerangkan bahwa sebuah

bimbingan tidak harus dilaksanakan dengan paksaan atau kekerasan,

melainkan dengan lemah lembut, penuh penghayatan, dan pendekatan

kemanusiaan, yang pada akhirnya tumbuh kesadaran dan tanggung

jawab pada diri klien.

Definisi bimbingan dalam proses pendidikan, menurut Abu

Ahmadi dan Ahmad Rohani bahwa bimbingan dalam proses

pendidikan adalah proses memberikan bantuan kepada siswa agar ia

sebagai pribadi memiliki pemahaman yang benar tentang dirinya

pribadi dan dunia sekitarnya, dan dapat mengambil keputusan untuk

3 Departemen Agama RI, Al-Hikmah, Alquran dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit

Diponogoro, 2006), cet. 2, h. 103

Page 18: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

9

melangkah lebih maju secara optimal dalam perkembangannya dan

dapat menolong dirinya sendiri dalam menghadapi dan memecahkan

masalahnya.4

Definisi bimbingan yang dikemukakan oleh Mortensen dan

Schmuller, 1976 yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Prayitno, M. Sc. Ed

dan Drs. Erman Amti, “Bahwa bimbingan dapat diartikan sebagai

bagian dari keseluruhan pendidikan yang membantu meyediakan

kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan staf ahli dengan cara

mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan

dan kesanggupannya sepenuh-penuhnya sesuai dengan ide-ide

demokratis”5

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa bimbingan dapat diartikan sebagai proses pemberian bantuan

kepada siswa agar siswa mampu membuat pilihan-pilihan secara

bijaksana dan mampu memahami potensi diri dan lingkungannya, serta

siswa dapat mengenal, memahami, menerima dirinya sendiri secara

positif dan konstruktif terhadap tuntutan kehidupan sehingga mencapai

kehidupan yang bermakna baik secara personal maupun sosial dalam

pengembangan dirinya secara optimal.

b. Pengertian Konseling

Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin,

yaitu “consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang

dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam

bahasa Anglo- Saxon, istilah konseling berasal dari “sellan” yang

berarti “menyerahkan” atau “menyimpulkan”.

Konseling menurut Tolbert, 1959 yaitu “bahwa konseling

adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua

4 Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1998), cet. 1, h. 6 5 Prof. Dr. H. Prayitno, M. Sc. Ed dan Drs. Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan

Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet. 2, h. 94

Page 19: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

10

orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-

kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar”.

Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri,

keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang

dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi

untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli

dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan

menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.6

Konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang

bersifat membantu. Makna bantu di sini yaitu sebagai upaya untuk

membantu orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya

sendiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu

menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya. Tugas

konselor adalah menciptakan kondisi-kondisi yang diperlukan bagi

pertumbuhan dan perkembangan klien.

Keefektifan konseling sebagian besar ditentukan oleh kualitas

hubungan antara konselor dengan kliennya. Dilihat dari segi konselor,

kualitas hubungan itu bergantung pada kemampuannya dalam

menerapkan teknik-teknik konseling dan kualitas pribadinya.

Khusus di sekolah, Boy dan Pine (Depdikbud, 1983: 14)

menyatakan bahwa tujuan konseling adalah membantu siswa menjadi

lebih matang dan lebih mengaktualisasikan dirinya, membantu siswa

maju dengan cara yang positif, membantu dalam sosialisasi siswa

dengan memanfaatkan sumber-sumber dan potensinya sendiri.

Persepsi dan wawasan siswa berubah, dan akibat dari wawasan baru

yang diperoleh, maka timbulah pada diri siswa reorientasi positif

terhadap kepribadian dan kehidupannya.7

6 Prof. Dr. H. Prayitno, M. Sc. Ed dan Drs. Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan

Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet. 2, h. 99-101 7 Dr. Syamsu Yusuf, L.N dan Dr. A. Juntuka Nurihsan, Landasan Bimbingan dan

Konseling, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), cet. 1, h.9

Page 20: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

11

Islam pun memandang pentingnya sebuah konseling di dalam

kehidupan manusia seperti yang difirmankan Allah SWT, dalam surat

Yunus, ayat 57-58 :

⌦ ⌧ ☺

☺ ⌧

☺ ☺ Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu

pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".8( Q.S. Yunus: 57-58)

Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

pengertian bimbingan dan konseling secara umum adalah proses

pemberian tuntunan, bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh

pembimbing atau konselor kepada klien atau konseli secara sistematis

melalui pertemuan tatap muka diantara keduanya, yang dimaksudkan agar

konseli dapat mengembangkan kemampuan atau kecakapan dalam melihat

dan menemukan masalah yang dialami serta dapat memecahkan

masalahnya sendiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya serta dapat

menyesuaikan diri terhadap tuntunan hidup.

Bimbingan dan konseling selalu berhubungan dengan hal-hal yang

berkaitan dengan pengaruh kondisi psikis seseorang terhadap penyesuaian

dirinya di rumah atau di sekolah, serta kaitannya dengan kontak sosial

ataupun pekerjaan.

8 Departemen Agama RI, Al-Hikmah, Alquran dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit

Diponogoro, 2006), cet. 2, h. 215

Page 21: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

12

c. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Menurut Rogers dan Smith, mereka mengatakan bahwa tujuan

proses membantu adalah untuk memperlancar dan mempermudah

perkembangan dan pertumbuhan psikologis terhadap kematangan kliennya

secara sosial. Untuk dapat memperlancar dan mempermudah pertumbuhan

psikologis kliennya helper (konselor) harus memiliki kegairahan produktif

dan ingin menghibur orang lainnya.

Apabila dihubungkan dengan tujuan bimbingan dalam setting

sekolah maka dapatlah dirumuskan tujuan program layanan bimbingan

sebagai berikut, yaitu:

1) Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri siswa dalam

kemajuan di sekolah.

2) Memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan

informasi tentang kesempatan yang ada secara tepat dan bertanggung

jawab.

3) Mewujudkan penghargaan terhadap diri orang lain.

4) Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya.

5) Memahami lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

6) Mengidentifikasikan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

7) Menyalurkan dirinya baik dalam bidang pendidikan maupun dalam

bidang-bidang kehidupan lainnya.9

WS. Winkel membedakan tujuan bimbingan dan konseling dalam

dua bagian, yaitu “tujuan sementara dan tujuan akhir”. Tujuan sementara

ialah agar seseorang dapat bersikap dan bertindak sendiri dalam situasi

hidupnya sekarang ini. Tujuan akhir ialah agar seseorang mampu

mengatur kehidupannya sendiri, mengambil sikap sendiri, mempunyai

9 Drs. Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988),

cet. 1, h. 11

Page 22: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

13

pandangannya sendiri, dan menanggung sendiri konsekuensi atau resiko

dari tindakan-tindakan yang dilakukannya.10

d. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia,

berbagai pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing

pelayanan itu berguna dan memberikan manfaat untuk memperlancar dan

memberikan dampak positif sebesar-besarnya terhadap kelangsungan

perkembangan dan kehidupan itu, khususnya dalam bidang tertentu yang

menjadi fokus pelayanan yang dimaksud.

Fungsi suatu pelayanan dapat diketahui dengan melihat kegunaan,

manfaat, ataupun keuntungan yang diberikan oleh seorang konselor. Suatu

pelayanan dapat dikatakan tidak berfungsi apabila ia tidak memperlihatkan

kegunaan ataupun tidak memberikan manfaat atau keuntungan tertentu.

Adapun fungsi- fungsi bimbingan dan konseling, sebagai berikut:11

1) Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman yaitu membantu peserta didik (siswa) agar

memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) danlingkungannya

(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman

ini, individu diharapakan mampu mengembangkan potensi dirinya

secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara

dinamis dan konstruktif.

2) Fungsi Pencegahan

Fungsi pencegahan yaitu upaya konselor untuk senantiasa

mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya

untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik.

Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada

siswa tentang cara menghindari diri dari perbuatan atau kegiatan yang

membahayakan dirinya.

10 W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, ( Jakarta: PT.

Gramedia, 1985), cet. 5, h. 17 11 Prof. Dr. H. Prayitno, M. Sc. Ed dan Drs. Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan

Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet. 2, h. 196 – 197

Page 23: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

14

3) Fungsi Pengentasan

Fungsi pengentasan yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.12

4) Fungsi Pemeliharaan Fungsi pemeliharaan yaitu memelihara segala sesuatu yang

baik yang ada pada diri individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini.13

5) Fungsi Pengembangan

Fungsi pengembangan yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk melampaui proses dan fase perkembangan secara wajar.14

e. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling

Dalam perencanaan dan pelaksanaan bimbingan perlu diperhatikan

hal-hal berikut:

1) Bimbingan harus merupakan bagian integral (terpadu) dari proses

pendidikan di sekolah

2) Pelayanan bimbingan dilakukan secara terus menerus

3) Bimbingan dan penyuluhan berpusat pada siswa, artinya harus sesuai

dengan kebutuhan siswa

4) Bimbingan tidak bersifat memerintah, melainkan memberikan

masukan kepada siswa, dan keputusan terakhir dalam proses

bimbingan dintentukan oleh siswa yang dibimbing.

5) Dalam pelaksanaan bimbingan para petugas bimbingan hendaknya

mempergunakan berbagai pendekatan dan teknik yang tepat dalam

melaksanakan tugasnya.15

12 Dr. Syamsu Yusuf, L.N dan Dr. A. Juntuka Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), cet. 1, h. 16

13 Prof. Dr. H. Prayitno, M. Sc. Ed dan Drs. Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet. 2, h. 215

14 Drs. Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988), cet. 1, h. 12

Page 24: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

15

6) Bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk anak-anak, orang

dewasa, dan orang-orang yang sudah tua.

7) Sebaiknya semua usaha pendidikan adalah bimbingan sehingga alat-

alat dan teknik mengajar juga sebaiknya mengandung suatu dasar

pandangan bimbingan.

8) Supaya bimbingan dapat berhasil dengan baik dibutuhkan pengertian

yang mendalam mengenai orang yang dibimbing.

9) Fungsi bimbingan ialah menolong orang supaya berani dan dapat memikul tanggung jawab sendiri dalam mengatasi kesukaran yang dialaminya, yang hasilnya dapat berupa kemajuan daripada keseluruhan pribadi orang yang bersangkutan.

10) Akhirnya yang tidak boleh dilupakan ialah bahwa berhasil atau tidaknya sesuatu bimbingan sebagian besar tergantung kepada orang yang minta tolong itu sendiri, pada kesedihan dan kesanggupan dan proses-proses yang terjadi dalam diri orang itu sendiri.16

f. Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Pelayanan-pelayanan yang dapat dilaksanakan di sekolah, antara

lain sebagai berikut:

1) Layanan Pengumpulan Data

Layanan pengumpulan data yaitu kegiatan dalam bentuk pengumpulan

data, pengolahan dan penghimpunan berbagai informasi tentang

peserta didik beserta latar belakangnya.

2) Layanan Informasi

Layanan informasi yaitu layanan yang memberikan sejumlah informasi

kepada peserta didik.

3) Layanan Penempatan

15 Drs. H. Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Universitas Islam Negeri, 2006),

h.21-22 16Prof. Dr. Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling ( studi dan karir), (Yogyakarta: CV.

Andi offset, 2005 ), cet. 2, h. 29-30

Page 25: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

16

Layanan penempatan yaitu layanan untuk membantu peserta didik agar

memperoleh wadah yang sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta

didik.

4) Layanan Konseling

Layanan konseling yaitu layanan kepada peserta didik yang

menghadapi masalah-masalah pribadi melalui teknik konseling.

5) Layanan Referal

Layanan referal yaitu layanan untuk melimpahkan kepada pihak lain

yang lebih mampu dan berwenang, apabila masalah yang ditangani itu

diluar kemampuan dan kewenangan personil atau guru pembimbing di

sekolah tersebut.

6) Layanan Penilaian dan Tindak Lanjut

Layanan penilaian dan teknik tindak lanjut yaitu layanan untuk menilai

keberhasilan usaha bimbingan yang telah diberikan. Sekaligus secara

tidak langsung layanan ini dapat berfungsi untuk menilai keberhasilan

program pendidikan secara keseluruhan. Hasil penilaian ini selanjutnya

dianalisis dan direncanakan tindak lanjut bimbingan berikutnya.17

Langkah tindak lanjut adalah merupakan suatu langkah penentuan

efektif tidaknya suatu usaha penyuluhan yang telah dilaksanakan.

Langkah ini merupakan langkah membantu siswa (klien) melakukan

program kegiatan yang dikehendaki atau membantu siswa kembali

memecahkan masalah-masalah baru yang berkaitan dengan

masalahnya semula.18

g. Jenis-jenis Bimbingan dan Konseling

Bimbingan terhadap anak dilakukan untuk sesuatu tujuan tertentu

yang ingin dicapai. Tentunya bermacam-macam bentuk bimbingan yang

harus diberikan sedemikian rupa , sehingga tujuan tersebut akan tercapai.

17 H. Achmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudianto, Manajemen Bimbingan dan

Konseling di SMA, kurikulum 2004, (Jakarta: PT. Grasindo Anggota IKAPI, 2005), cet. 1, h. 19-20 18 Drs. Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1995), cet. 1, h. 85-86

Page 26: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

17

Sesuai dengan masalah yang akan dihadapi oleh seorang siswa,

maka macam bimbingan dapat dibagi dalam:

1) Bimbingan Pengajaran dan Belajar

Bimbingan pengajaran dan belajar, dengan tujuan memecahkan

persoalan berhubung dengan masalah belajar anak sekolah di sekolah

dan di luar sekolah

Dengan bimbingan belajar diharapakan siswa melakukan

penyesuaian yang baik dalam situasi belajar seoptimal mungkin, sesuai

dengan kemampuan-kemampuan yang ada padanya.

2) Bimbingan Pendidikan

Bimbingan pendidikan bertujuan untuk membantu siswa dalam

menghadapi dan memecahkan masalah dalam bidang pendidikan.19

Bimbingan ini menitikberatkan pemberian bantuan kepada

individu siswa dalam usahanya mencapai keberhasilan untuk

menguasai berbagai mata pelajaran dan nilai-nilai yang tercantum

dalam kurikulum yang sedang berlaku.20

3) Bimbingan Sosial

Bimbingan sosial bertujuan membantu siswa dalam mengatasi

kesulitan-kesulitan dalam kehidupan sosialnya, sehingga ia mampu

mengadakan hubungan-hubungan sosial dengan baik.

4) Bimbingan Masalah Pribadi

Bimbingan masalah pribadi bertujuan membantu siswa

mengatasi masalah pribadi, sebagai akibat kurang kemampuannya

siswa untuk mengadakan penyesuaian diri dengan aspek-aspek

perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita, konflik

pribadi, sosial, seks dan lain-lainnya.

5) Bimbingan dalam Menggunakan Waktu Senggang

19 Drs. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Dr. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk

Membimbing, (Jakarta: Gunung Mulia, 1987), cet. 5, h. 34-35 20 Drs, Juhana Wijaya, Psikologi Bimbingan, (Bandung: PT. ERESCO, 1988),cet. 1, h.

98-99

Page 27: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

18

Bimbingan dalam menggunakan waktu senggang yaitu

bertujuan membantu siswa dalam mengisi waktu senggang, juga

dilakukan secara individual, karena setiap siswa mempunyai bakat dan

ciri kelemahan dan kekuatan yang berbeda-beda.

Bimbingan diberikan dalam hal pengisian waktu senggang

dengan kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang prestasi-prestasi di

sekolah maupun di bidang lain dalam pekerjaan dan rekreasi yang

sehat serta bermanfaat.

6) Bimbingan Pekerjaan

Bimbingan pekerjaan bertujuan memberikan penerangan

mengenai pekerjaan dan tugas-tugas apakah yang tercakup dalam

pekerjaan tersebut.

Bagi anak-anak yang sudah meningkat dewasa, perlu diberikan

penerangan-penerangan mengenai pekerjaan yang dapat dipilihnya

kelak, meliputi macam-macam pekerjaan, tugas-tugas dan tanggung

jawab dalam pekerjaan masing-masing.21

h. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

Pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan salah satu

komponen (bagian) dari keseluruhan penyelengaraan pendidikan di

sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan yang mempunyai strategi dasar

sebagian tempat berpijak bagi pelaksanaan bantuan/pelayanan yang harus

diberikan kepada siswa yang bersangkutan yang memiliki masalah.

Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa pelaksanaan bimbingan dan

konseling ialah suatu proses pemberian bantuan/pelayanan kepada siswa

pada setiap jenjang sekolah, dengan memperhatikan kemungkinan-

kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi siswa

dalam rangka mengembangkan pribadinya secara optimal. Sehingga siswa

dapat memahami tentang diri, mengarahkan diri, serta perilaku atau

21 Drs. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Dr. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk

Membimbing, (Jakarta: Gunung Mulia, 1987), cet. 5, h. 36-38

Page 28: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

19

bersikap sesuai dengan tuntutan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan

masyarakat. Bantuan mana yang diberikan dengan melalui cara-cara yang

efektif yang bersumberkan pada ajaran agama serta nilai-nilai agama yang

ada pada diri pribadinya.22

Langkah ini pada pokoknya merupakan seperangkat kegiatan yang

telah diprogramkan secara terpadu, menyeluruh, terencana dan

berkelanjutan. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah meliputi

beberapa aspek di antaranya:

a. Persiapan penyusunan program bimbingan dan konseling

Dalam persiapan penyusunan program bimbingan dan

konseling di sekolah, langkah-langkah yang harus dilalui diantaranya

meliputi:

1) Studi Kelayakan. dalam studi kelayakan perlu dipertimbanglan

beberapa aspek diantaranya sarana dan prasarana. Dari hasil

pengkajian tersebut beberapa kesimpulan (a)Suatu kegiatan layak

diksanakan, b) suatu kegiatan layak dilaksanakan, c) kegiatan layak

dilaksanakan.

2) Penyususnan Program. Program bimbingan dan konseling di

sekolah di laksanakan secara terpadu, menyeluruh, terencana dan

berkelanjutan. Setiap tahun ajaran sekolah hendaknya menyusun

program bimbingan dan konseling yang selaras dengan program

sekolah secara keseluruhan.

3) Penyediaaan fasilitas Bimbingan dan konseling. Bimbingan dan

konseling sebagai suatu sistem akan membutuhkan ruang dan

waktu serta perlengkapan. Dalam penerapannya keadaan untuk

pelaksanaan bimbingan dan konseling nini tidak selalu memadai

suatu hal yang lumrah pada hampir semua kegiatan. Fasilitas yang

perlu disediakan dalam rangka pelaksanaan bimbingan dan

konseling adalah:

22 Kartini kartono, Bimbingan dan dasar-dasar pelaksanaan, (Cv. Rajawali, 1985), cet. 1,

h.6

Page 29: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

20

a) Fasilitas Fisik berupa

1. Menetapkan ruangan khusus untuk keperluan bimbingan

dan konseling dari bangunan sekolah yang ada.

2. Memanfaatkan ruang-ruang kegiatan lain untuk

kepentingan bimbingan dan konseling saat tidak dipakai.

3. Memanfaatkan lapangan, halaman atau lahan kosong

sekolah untuk kegiatan bimbingan dan konseling.

4. Menyediakan ruang penyimpanan hasil-hasil pelaksanaan

bimbingan dan konseling.

5. Menyiapkan ruangan sumber bimbingan dan konseling

6. Menetapkan ruang khusus untuk penyuluhan

7. Menyediakan alat-alat perlengkapan ruangan bimbingan

dan konseling yang memadai, seperti papan pengumuman,

almari, meja, kursi dan sebagainya

b) Fasilitas teknis. Penyediaan fasilitas teknis meliputi seperti tes

psikologi, angket, kuesioner, inventori dan buku paket

bimbingan dan konseling dan buku tugas bimbingan dan

konseling serta sumber-sumber informasi, seperti: Klasifikasi

Jabatan Indonesia (KJI).

c) Penyediaan anggaran. Anggaran yang perlu dipersiapkan di

antaranya untuk pos-pos: pembiayaan personil, pengadaan dan

pengembangan alat-alat teknik, biaya operasional dan biaya

riset.

4) Pengorganisasiaan. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling

di sekolah perlu diorganisasikan semua kegiatan bimbingan dan

konseling. Pengorganisasian bertujuan mengatur cara kerja,

prosedur, kerja, dana pola kerja atau mekanisme kerja kegiatan

bimbingan dan konseling. Unsur-unsur yang terlibat dalam

pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah ialah kepala

Page 30: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

21

sekolah, koordinator BP beserta guru BP lainnya, wali kelas, guru

mata pelajaran, orang tua, pejabat dan tokoh masyarakat, serta

unsur-unsur yang terkait.

5) Pertemuan petugas Bimbingan dan Konseling dengan Staf Sekolah

yang terkait. Mengadakan pertemuan antara petugas bimbingan

dan konseling dengan staf sekolah lainnya yang terkait pihak-pihak

yang lain meliputi: pertemuan insidentil, pertemuan rutin, dan

pertemuan khusus.

6) Menerapkan instrumen, paket bimbingan dan konseling.

Pengadaan instrumen, paket BK dan sumber informasi mengenai

bimbingan dan konseling dilakukan dengan cara:

a) Menugaskan pada setiap siswa untuk membeli paket bimbingan

dan konseling yang telah diterbitkan oleh penerbit.

b) Menggunakan paket BK yang sama jumlahnya dengan banyak

siswa secara mandiri.

c) Mengadakan paket BK terbatas untuk satu atau dua kelas saja

(LKS) digandakan sesuai dengan jumlah siswa masih mengenai

pendidikan, perguruan tinggi dan sebagainnya.

d) Menyediakan informasi, seperti informasi mengenai

pendidikan, perguruan tinggi dan sebagainnya.

e) Instrumen tentang bakat dan minat.

b. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling

Pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah

meliputi beberapa sapek, diantaranya:

1) Layanan informasi, kepada: siswa, guru bidang studi, wali kelas,

orang tua/wali, instansi, masyarakat. Layanan informasi dalam

pelaksanaan bimbingan dan konseling memegang peranan penting,

karena informasi merupakan suatu proses yang dinamis dalam

menuju suatu sasaran pengetahuan, dengan layanan informasi akan

secara langsung bisa membantu para siswa untuk memahami

Page 31: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

22

dirinya dalam kaitannya dengan dunia kerja, pendidikan, sosial dan

masalah-masalah kemasyarakatan lainnya.

2) Pengaturan jadwal kegiatan pelaksanaan tugas siswa. Pengaturan

jadwal kegiatan pelaksanaan tugas siswa adalah merupakan

seperangkat kegiatan berupa pengaturan jadwal pemberian tugas

kepada siswa sehingga para siswa di sekolah tetap dapat

melakukan tugas-tugas intrakurikuler, kokurikuler dan

ekstrakurikuler, disamping melaksanakan tugas-tugas dalam

melaksanakan bimbingan dan konseling.

3) Ceramah dari tokoh berkarir. Dalam memberikan informasi tentang

karir dapat pula diberikan atau dilakukan dengan mengundang

orang-orang atau tokoh-tokoh berkarir tertentu ke sekolah-sekolah

untuk memberikan ceramah.

4) Kunjungan pengumpulan informasi di berbagai perusahaan atau

pun perguruan tinggi (PTN/PTS) dari lapangan pekerjaan.

Kunjungan pengumpulan informasi dapat diartikan sebagai suatu

bentuk kegiatan mendapatkan berbagai keterangan yang

bersangkut paut dengan kehidupan, dunia kerja, pendidikan, dan

instansi-instansi atau perusahaan-perusahaan yang dikunjungi.

5) Membuat peta dunia kerja di lingkungan daerahnya. Kegiatan

dalam pelaksanaan penyusunan program bimbingan karir di

sekolah-sekolah kiranya terlebih dahulu perlu dibuat peta dunia

kerja.

6) Konsultasi/konseling. Konseling yang dimaksud disini ialah suatu

proses pemberian bantuan kepada siswa secara individu agar dapat

memilih program studinya di sekolah secara tepat. Konseling

merupakan teknik bimbingan yang dilaksanakan memulai

pendekatan individu dalam rangkaian wawancara konseling.

Page 32: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

23

c. Program penilaian dan tindak lanjut dalam bimbingan dan konseling

Penilaian dan tindak lanjut dalam bimbingan dan konseling

adalah seperangkat kegiatan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam upaya untuk mengatasi

berbagai bentuk hambatan yang dihadapi dan dijumpai dalam

pelaksanaan bimbingan dan konseling. Kegiatan penilaian dan tindak

lanjut dalam bimbingan dan konseling meliputi:

1) Penilaian hasil kegiatan bimbingan dan konseling di kelas dan

tindak lanjutnya, meliputi:

a) Menilai sampai seberapa jauh para siswa mampu memilih

secara tepat program studi pilihan yang sesuai dengan minat

dan bakatnya.

b) Menilai sampai seberapa jauh siswa memiliki motivasi untuk

berprestasi.

c) Mengadakan follow-up studies terhadap lulusan, terutama

berkaitan dengan kelanjutan studi dan proses memasuki dan

mengembangkan karirnya.

d) Membuat kemungkinan-kemungkinan perbaikan program

bimbingan dan konseling.

2) Penilaian hasil kegiatan bimbingan dan konseling di ruang

bimbingan dan tindak lanjutnya, diantaranya:

a) Menilai seberapa jauh dilaksanakan koordinasi pelaksanaan

bimbingan dan konseling.

b) Menilai keberhasilan mekanisme kerja antara pihak-pihak yang

terlibat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.

c) Menilai seberapa banyak data-data siswa yang telah terkumpul,

diolah, dan bermanfaat dalam menunjang pelaksanaan

bimbingan dan konseling.

d) Menilai keberhasilan penyusunan program bimbingan dan

konseling baik yang dilaksanakan di kelas maupun di luar

sekolah.

Page 33: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

24

e) Mengadakan follow-up studies terhadap pelaksanaan program

bimbingan dan konseling yang telah disusun.

f) Mengadakan kemungkinan perbaikan program.

3) Penilaian hasil kegiatan bimbingan dan konseling di luar sekolah

dan tindak lanjut, diantaranya:

a) Menilai sampai seberapa jauh dapat dikumpulkannya

informasi-informasi yang dalam kegiatan bimbingan dan

konseling.

b) Menilai hasil-hasil kegiatan siswa yang telah terkumpul berupa

laporan kegiatan.

c) Menilai sampai seberapa jauh sekolah dapat melaksanakan orientasi atau latihan kerja bagi para siswa di instansi/masyarakat.

d) Memonitoring terhadap siswa yang melakukan orientasi atau latihan kerja.

e) Menilai sampai seberapa jauh dalam dimanfaatkannya sumber yang tersedia di masyarakat.

4) Penilaian program bimbingan dan konseling secara keseluruhan

dan tindak lanjutnya. Kegiatan tersebut merupakan seperangkat kegiatan untuki mengetahui sampai seberapa jauh tingkat keberhasilan keseluruhan bimbingan dan konseling dan usaha-usaha untuk mengatasinya. Biasanya penilaian dan tindak lanjutnya diselenggarakan pada akhir masa program.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan istilah yang sudah lazim dalam dunia

pendidikan, meskipun ini merupakan predikat yang masih umum dan luas

penggunaanya. Istilah prestasi belajar diberikan kepada keadaan yang

Page 34: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

25

menggambarkan tentang hasil yang optimal dari suatu aktivitas belajar,

sehingga arti prestasi belajar tidak bisa dipisahkan dari pengertian belajar.

Oleh karena itu, akan dikemukakan pengertian dari masing-masing

kedua kata tersebut.

Prestasi artinya hasil yang telah dicapai dari yang telah

dilakukan.23

Prestasi adalah merupakan suatu bukti keberhasilan usaha yang

telah dicapai.24

Menurut M. Ngalim Purwanto prestasi adalah merupakan “sesuatu

yang digunakan untuk menilai hasil belajar yang diberikan kepada siswa-

siswanya atau dosen kepada mahasiswanya dalam waktu tertentu”.25

Hilgard mengatakan : “Learning is the prosses by which an activity

originates or is changed through training procedures (Whether in the

laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes

by factory not attributable to training”. Belajar adalah proses yang

melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah

dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari

perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang termasuk latihan, misalnya

perubahan karena mabuk atau minum ganja bukan termasuk hasil

belajar.26

Definisi belajar mengandung pengertian bahwa belajar adalah

perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melalui

pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru.27

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu

proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

23 Drs. Yandianto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung: M2S, 1996), cet. 1, h. 454 24 Drs. Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988),

cet. 1, h.51 25 M. Ngalim purwanto, Teknik-Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Nasco, 1997),h. 6 26 Prof. Dr. S. Nasution, M.A, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,

1995), cet.2, h. 35 27 Drs. Martinis Yamin, M.Pd, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta:

Gaung Persada Press, 2004), cet. 2, h.99

Page 35: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

26

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-

perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.28

Biggs dalam pendahuluan Teaching for learning

mengidentifikasikan belajar dalam 3 macam rumusan, yaitu: rumusan

kuantitatif; rumusan institusional; rumusan kualitatif.

Secara kualitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti

kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta

sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut

berapa banyak materi yang dikuasai siswa.

Secara institusional (ditinjau kelembagaan), belajar dipandang

sebagai proses “validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa

atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang

menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses

mengajar.

Adapun pengertian belajar secara kualitatif (ditinjau mutu), ialah

proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara

menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini

difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas

untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.

Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan

seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif.29

Dari berbagai pengertian belajar di atas, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah

laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang

lebih baik. Untuk dapat disebut belajar maka perubahan itu harus relatif

menetap, harus merupakan akhir dari pada proses waktu panjang. Selain

28 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2003), cet. 4, h. 2 29 Drs. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 1995), cet. 2, h. 90-91

Page 36: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

27

itu, belajar juga merupakan proses perubahan dan kecakapan pada diri

individu yang disadari, bukan dari hasil proses yang tidak disadari.

Dari pengertian-pengertian prestasi dan pengertian-pengertian

belajar maka dapat yang disimpulkan yang dimaksud prestasi belajar

adalah hasil yang telah dicapai secara optimal selama berlangsungnya

mekanisme belajar dalam jangka waktu tertentu. Hasil belajar yang

diperoleh tidak hanya sekedar berupa pengetahuan melainkan juga dapat

berbentuk perilaku yang ditunjukkan siswa.

Prestasi belajar dapat diketahui dari penilaian guru terhadap hasil

belajar siswa. Penilaian tersebut dapat berbentuk penilaian terhadap

kemampuan kognitif, afeksi dan psikomotorik siswa, tes harian, tes

semester, dan ujian akhir. Prestasi belajar yang dimaksud di sini adalah

nilai raport siswa.

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang

menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah

laku dan atau kecakapan. Sampai di manakah perubahan itu dapat tercapai

atau dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung

kepada bermacam-macam faktor.

Di bawah ini dikemukakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar, yaitu: a. Faktor-Faktor Internal

1) Faktor Jasmaniah a) Faktor Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.

Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badanya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.

Page 37: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

28

b) Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang

baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa

yang cacat belajarnya juga tergantung. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.30

2) Faktor Psikologis a) Intelegensi

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melaikan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya.

Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak

dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan

belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan

intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya

untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan

intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya unuk

memperoleh sukses.31

b) Perhatian

Perhatian menurut Ghazali adalah keaktifan jiwa yang

dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu

objek (benda/hal). Atau sekumpulan objek. Untuk mendapat

hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian

terhadap bahan yang akan dipelajarinya, jika bahan pelajaran

tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan,

30 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2003), cet. 4, h.54-55 31 Drs. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 1995), cet. 2, h. 134

Page 38: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

29

sehingga is tidak suka lagi untuk belajar. Agar siswa dapat

belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu

menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu

sesuai dengan hobi atau bakatnya.32

c) Minat

Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu. Minat yang dipahami dan dipakai oleh orang selama

ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa

dalam bidang-bidang studi tertentu. Misalnya, seorang siswa

menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan

perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainya. Kemudian,

karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi

itulah yang memungkainkan siswa tadi untuk belajar lebih giat,

dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.

d) Bakat

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Sebenarnya setiap orang pasti mempunyai bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.33 Bakat itu ditinjau terutama dari segi kemampuan individu untuk melakukan sesuatu tugas, yang sedikit sekali tergantung kepada latihan mengenai hal tersebut.34Dengan demikian, bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi

e) Motiva

belajar. si

32 32 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2003), cet. 4, h.56 33 Drs. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 1995), cet. 2, h. 135-136 34 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995),

cet.7, h. 168

Page 39: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

30

Yang dimaksud dengan motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Menurut Sartain motivasi yaitu suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/ perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.35 Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan m

aan-kebiasan

h lingkungan yang memperkuat, jadi,

latihan

f)

emperhatikan teknik di faktor

fisiolog

s ada istirahat untuk memberi kesempatan kepada

mata, otak, serta organ tubuh lainnyamemperoleh tenaga

kembali.37

elaksanakan kegiatan yang berhubungan menunjang belajar.

Jelaslah bahwa motif yang kuat sangat perlu didalam

belajar, di dalam membentuk motif yang kuat itu dapat

dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan/kebias

dan pengaru

/kebiasaan itu sangat perlu dalam belajar.36

Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian

hasil belajarnya. Belajar tanpa m

is, psikologis, dan ilmu kesehatan, akan memperoleh

hasil yang kurang memuaskan.

Ada orang yang sangat rajin belajar, siang dan malam

tanpa istirahat yang cukup. Cara belajar seperti ini tidak baik.

Belajar haru

35 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1997),cet. 12. h. 60 36 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2003), cet. 4, h.58 37 Drs. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 1997), cet. 3, h.57-58

Page 40: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

31

b. Faktor-Faktor Eksternal

1) Faktor

na dan sampai di mana belajar

pai oleh anak-anak.

2) Faktor

iknya, turut menentukan hasil belajar yang

3) Faktor

dapat menguntungkan terhadap perkembangan

pribadi

dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman

Keluarga

Cara orang tua mndidik anaknya besar pengaruhnya

terhadap belajar anaknya.38Sifat-sifat orang tua, praktik

pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan denografi keluarga

(letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun

buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh

siswa.39Suasana keadaan keluarga yang bermacam-macam itu mau

tidak mau turut menentukan bagaima

dialami dan dica

Sekolah

Dalam belajar di sekolah, faktor guru dan cara mengajarnya

merupakan faktor yang penting pula. Bagaimana sikap dan

kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki

guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu

kepada anak-anak did

dapat dicapai anak.40

Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga

berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena

keberadaannya siswa dalam masyarakat. Kegiatan siswa dalam

masyarakat

nya.

Pengaruh dari teman bergaul pun siswa lebih cepat masuk

dalam jiwanya daripada yang kita duga. Agar siswa dapat belajar

38 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2003), cet. 4, h.60 39 Drs. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 1995), cet. 2, h. 138 40 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1997),cet. 12. h.104

Page 41: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

32

bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta

pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.41

3. Siswa

a. Pengertian Siswa

Siswa adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak

sebagai pelaku pencari, penerima dan penyimpan isi pelajaran yang

dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.

Menurut Abu Ahmadi siswa adalah Seseorang yang tidak

bergantung pada orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang

menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, juga mempunyai sifat

dan keinginan sendiri.42

Dalam kamus umum bahasa Indonesia pengertian siswa adalah

murid terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah.43

Siswa dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan

proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah

setiap siswa yang belajar di sekolah. Departemen Pendidikan Nasional

(2003) menegaskan bahwa, siswa adalah anggota masyarakat yang

berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang, dan jenis

pendidikan. Peserta didik/siswa usia SMP adalah semua anak yang berada

pada rentang usia sekitar 13-15 tahun yang sedang berada dalam jenjang

pendidikan SMP.44

Jadi dapat disimpulkan yang dimaksud dengan siswa adalah setiap

manusia yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses

pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun

pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan

tertentu.

41 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2003), cet. 4, h.69-70 42 http//fatahwarteg.wordpress. com 43 Drs. Yandianto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung: M2S, 1996), cet. 1, h. 454 44 http://jambiekspres.co.id

Page 42: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

33

b. Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan, masa ini merupakan masa

transisi menuju dunia orang dewasa. Pada umumnya mereka masih belajar

di bangku sekolah menengah.45

Menurut Dr. Zakiah Daradjat remaja adalah suatu masa dan umur

manusia yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga

membawanya pindah dari masa anak-anak menuju kepada dewasa.

Perubahan-perubahan yang terjadi itu meliputi segala segi kehidupan

manusia, yaitu jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial. Biasanya

dimulai dengan perubahan jasmani yang menyangkut segi-segi seksuil,

biasanya terjadi pada umur antara 13-14 tahun. Perubahan itu disertai atau

diiringi oleh perubahan-perubahan lain yang berjalan sampai umur 20

tahun. Karena itulah maka masa remaja itu dapat dianggap terjadi antara

umur 13-20 tahun.46

Kemudian menurut Steinberg, remaja (adolescene) berasal dari

kata latin yang diperoleh dari kata kerja adolescene, yang berarti untuk

tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. Lebih lanjut ia menjelaskan

bahwa dalam pandangan masyarakat, masa remaja adalah waktu untuk

tumbuh dan berkembang serta bergerak dari ketidak matangan masa

kanak-kanak menuju ke arah kematangan pada usia dewasa. Sedangkan

menurut Santrock, remaja didefinisikan sebagai transisi periode

perkembngan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang

meliputi perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional.47

Dalam perkembangan kepribadian seseorang, remaja mempunyai

arti khusus, namun begitu masa remaja mempunyai tempat yang tidak

jelas dalam rangkaian proses perkembangan seseorang. Ia tidak termasuk

45 T.O. Ihrom, Sosiologi Sosial, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia: 1999), cet. 1, h.117 46 Dr. Zakiah Daradjat, Problema Remaja di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978) 47 Zahrotun Nihayah, dkk, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006),

cet. 2, h. 105-106

Page 43: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

34

golongan anak, tidak pula termasuk golongan dewasa atau tua. Remaja ada

diantara anak dan orang dewasa.48

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan di atas, penulis

dapat menegaskan bahwa, yang dimaksud remaja adalah individu yang

sedang mengalami suatu masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

dewasa, yang meliputi semua perkembangan dan perubahan, baik fisik

maupun psikis.

c. Ciri-ciri Karakteristik Remaja

Masa remaja merupakan transisi atau peralihan dari masa anak

menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai

perubahan, naik fisik maupu psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah

perubahan fisik, di mana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai

bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya

kapasitas reproduksi. Selain itu juga berubah secara kognitif dan mulai

melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka

menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa masa remaja adalah

suatu proses transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa. Dalam kondisi seperti inilah terlihat bahwa remaja itu masih labil.

Keadaan labil ini biasa terlihat dan ciri-ciri khas remaja itu sendiri

yang membedakan mereka dari kanak-kana dan orang dewasa.

Ciri-ciri khas remaja antara lain:

1) Kecanggungan dalam bergaul dan kaku dalam bergerak, sebagai akibat

perkembangan fisik, ini biasanya menyebabkan perasaan rendah diri

pada remaja. Untuk menutup hal tersebut remaja terkadang berprilaku

berlebihan.

2) Secara keseluruhan tidak ada keseimbangan, terutama emosi yang

sangat labil. Emosional yang berubah-ubah, suasanan hati yang tidak

48 F. J. Monks, dkk, Psikologi Perkembangan, ( Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 2002), cet. 14, h. 259

Page 44: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

35

dapat diduga-duga sering menyulitkan orang tua mereka dan begitupun

dewasa untuk mengadakan pendekatan.

3) Perombakan pandangan dan petunjuk hidup yang telah diperoleh pada

masa sebelumnya. Hal ini menyebabkan perasaan kosong di dalam diri

remaja ingin merenggangkan ikatan dengan orang tua atau dengan

orang dewasa lainnya.

4) Gelisah, kegelisahan ini terjadi karena remaja mempunyai banyak

keinginan tetapi tidak punya kemampuan untuk memenuhinya. Banyak

cita-cita dan angan-angan sampai sitinggi langit, tetapi tidak mungkin

terpenuhi.

5) Banyak fantasi berkhayal merupakan ciri khas remaja. Banyak hal

yang tidak mungkin tercapai, bisa tercapai dengan fantasi. Remaja

berfantasi mengenai banyak pengagum untuk mengejarnya,

sesungguhnya dalam kesepiannya membuat cerita khayalan tersebut.49

Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

sebagai berikut:

1) Masa Remaja Awal (12-15 tahun)

Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai

anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang

unik dan tidak tergantung pada orang tua. Fokus dari tahap ini adalah

penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas

yang kuat dengan teman sebaya.

2) Masa Remaja Pertengahan (15-18 tahun)

Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir

yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun

individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri. Pada masa ini

remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar

mengendalikan impluvisitas, dan membuat keputusan-keputusan awal

49 Agoes Dariyanto, Psikologi Perkembangan Remaja, (Jakarta: Ghia Indonesia, 2004), h.

218

Page 45: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

36

yang berkaitan dengan tujuan vokasional yang ingin dicapai. Selain itu

penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu.

3) Masa Remaja Akhir (19-22 tahun)

Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-

peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan

tujuan vokasional dan mengembangkan sense of personal identity.

Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam

kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri dari tahap

ini.50

Ada beberapa ciri proses perubahan pada masa remaja yang harus

diketahui, diantaranya ialah:

1) Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih

cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa. Untuk

mengimbangi pertumbuhan yang cepat itu, remaja membutuhkan

makan dan tidur yang lebih banyak. Dalam hal ini kadang-kadang

orang tua tidak mau mengerti, dan marah-marah bila anaknya terlalu

makan dan banyak tidurnya. Perkembangan fisik mereka jelas terlihat

pada tungkai dan tangan, tulang kaki dan tangan, otot-otot tubuh

berkembang pesat, sehingga anak kelihatan bertubuh tinggi, tetapi

kepalanya masih mirip dengan anak-anak.51

Pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan tingkah laku

remaja, yang tampak pada perilaku yang canggung dalam proses

penyesuaian diri remaja, isolasi diri dari pergaulan, perilaku emosional

seperti gelisah dan mudah tersinggung serta “melawan” kewenangan,

dan semacamnya.52

50 Dr. Hendriati Agustiani, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Refika Aditama,

2006), cet. 1,h. 28-29 51 Drs. Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995),cet.

5, h. 65 52 Prof. Dr. Sunarto & Dra. Ny. B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik,

(Jakarta: Rineka Cipta, 1999), cet. 1, h. 95

Page 46: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

37

2) Perkembangan Seksual

Seksual mengalami perkembangan yang kadang-kadang

menimbulkan masalah dan menjadi penyebab timbulnya perkelahian,

bunuh diri, dan sebagainya. Tanda-tanda perkembangan seksual pada

anak laki-laki diantaranya: alat produksi spermanya mulai berproduksi,

ia mengalami masa mimpi yang pertama, yang tanpa sadar

mengeluarkan sperma. Sedangkan pada anak perempuan bila rahimnya

sudah dibuahi karena ia sudah mendapatkan menstruasi (datang bulan)

yang pertama.

3) Cara Berpikir Kausalitas

Ciri ketiga ialah cara berpikir kausalitas, yaitu menyangkut

hubungan sebab dan akibat. Misalnya remaja duduk di depan pintu,

kemudian orang tua melarangnya sambil berkata “pantang”. Andaikan

yang dilarang itu anak kecil, pasti ia akan menurut perintah orang

tuanya, tetapi remaja yang dilarang itu akan mempertanyakan mengapa

ia tidak boleh duduk di depan pintu. Bila orang tua tidak mampu

menjawab pertanyaan anaknya itu, dan menganggap anak yang

dinasihati itu melawan, lalu ia marah kepada anaknya, maka anak yang

menginjak remaja itu pasti akan melawannya. Sebab anak itu merasa

dirinya sudah berstatus remaja, sedangkan orang tua suka

memperlakukannya sebagai anak-anak yang bisa dibodohi. Guru juga

akan mendapat perlawanan bila ia tidak mengerti cara berpikir remaja

yang kausalitas.

Remaja sudah mulai berpikir kritis sehingga ia akan melawan

bila orang tua, guru, lingkungan, masih menganggapnya sebagai anak

kecil. Bila guru dan orang tua tidak memahami cara berpikir remaja,

akibatnya timbullah kenakalan remaja berupa perkelahian antarpelajar

yang sering terjadi di kota besar.

Page 47: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

38

4) Emosi yang Meluap-meluap

Keadaan emosi remaja masih masih labil karena erat

hubungannya dengan keadaan hormon. Suatu saat ia bisa sedih sekali,

di lain waktu ia bisa marah sekali. Hal ini terlihat pada remaja yang

baru putus cinta atau remaja yang tersinggung perasaannya karena,

misalnya, dipelototi. Kalau sedang senang-senangnya mereka mudah

lupa diri karena tidak mampu menahan emosi yang meluap-luap itu,

bahkan remaja mudah terjerumus ke dalam tindakan tidak bermoral,

misalnya remaja yang sedang asyik berpacaran bisa terlanjur hamil

sebelum mereka dinikahkan, bunuh diri karena putus cintanya,

membunuh orang karena marah, dan sebagainya. Emosi remaja lebih

kuat dan lebih menguasai diri mereka daripada pikiran yang realitis.

5) Mulai Tertarik kepada Lawan Jenisnya

Secara biologis manusia terbagi atas dua jenis, yaitu laki-laki

dan perempuan. Dalam kehidupan remaja, mereka mulai tertarik

kepada lawan jenisnya dan mulai berpacaran. Jika hal ini orang tua

kurang mengerti, kemudian melarangnya, akan menimbulkan masalah,

dan remaja akan bersikap tertutup terhadap orang tuanya.

Secara biologis anak perempuan lebih cepat matang daripada

anak laki-laki. Gadis yang berusia 14 sampai dengan 18 lebih

cenderung untuk tidak merasa puas dengan perhatian pemuda yang

seusia dengannya. Karena itu ia tertarik kepada pemuda yang berusia

berapa tahun di atasnya. Keadaan ini terus nerlangsung sampai ia

duduk di bangku kuliah. Pada masa itu akan terlihat pasangan muda-

mudi yang pemudanya berusia lebih tua daripada gadisnya.

6) Menarik Perhatian Lingkungan

Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian dari

lingkungannya, berusaha mendapat status dan peranan seperti kegiatan

remaja di kampung-kampung yang diberi peranan. Misalnya

Page 48: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

39

mengumpulkan data atau sumbangan kampung, pasti ia akan

melaksanakannya dengan baik. Bila tidak diberi peranan, ia akan

melakukan perbuatan untuk menarik perhatian masyarakat, bila perlu

melakukan perkelahian atau kenakalan lainnya. Remaja akan berusaha

mencari peranan di luar rumah bila orang tua tidak memberi peranan

kepadanya karena menganggapnya anak kecil.53

B. Kerangka Berpikir

Sejalan dengan perkembangan zaman yang maju pesat yang sangan

erat hubungannya dengan sumber daya manusia sebagai produsen dan juga

pertambahan penduduk yang semakin meningkat, sangat berpengaruh

terhadap kehidupan. Dengan adanya perubahan diberbagai bidang eperti

ekonomi, sosial, budaya, dan politik dalam peningkatan efisien dan efektifitas

penyelenggaraan pendidikan, pemerintah perlu mengadakan perbaikan dan

pembaruan sistem pendidikan yang ada di Indonesia, sehingga tujuan

pendidikan bisa tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

Berdasarkan atas Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

Tahun 2003, pendidikan lebih menekankan kepada tujuan untuk menghasilkan

Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan penuh kreativitas

sehingga bisa mandiri yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan

spiritual.

Sumber daya manusia mulai berkembangan kepribadian serta tingkah

lakunya (pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilannya) mulai dari Taman

Kanak-kanak (TK), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah

Atas (SMA), sampai Perguruan Tinggi (PT), begitu juga dengan keadaan

lingkungan sosialnya. Dalam hal ini penulis mencoba untuk menekankan

bahasan pada pengaruh bimbingan dan konseling terhadap prestasi belajar

siswa kelas IX SMPN Ciputat agar didapatkan sumberdaya manusia yang

lebih berkualitas untuk masa yang akan datang.

53 Drs. Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Remaja Rosda Karya: 1995), cet.

5, h. 65-66

Page 49: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

40

Dengan timbulnya berbagai masalah, maka individu perlu mendapat

bantuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Salah satu bentuk dan

bantuan adalah bimbingan. Dapat dilihat dari kepentingan siswa sebagai

sarana bimbingan pertama-tama adalah siswa dapat memahami diri sendiri,

dengan dasar pemahaman diri itu maka siswa mampu mengambil keputusan,

mengarahkan dan mewujudkan dirinya sendiri sesuai dengan bakat, minat dan

kemampuannya dalam rangka pengembangan diri secara optimal.

Pemberian layanan bimbingan dan konseling sangatlah membantu bagi

masyarakat sekolah khususnya bagi para siswa yang membutuhkan

bimbingan. Banyak contoh yang perlu kita perhatikan dari para siswa di

sekolah, banyak penyimpangan yang terjadi terutama dari segi akhlak yang

merosot, tingkah laku yang negatif, cara belajar yang kurang baik serta

masalah kepribadian menyangkut prestasi belajar siswa. Dari sinilah kita perlu

menyadari pentingnya layanan bimbingan dan konseling untuk mengarahkan

bakat, minat serta potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa dalam upaya

meningkatkan prestasi belajarnya di sekolah.

C. Hipotesis Penelitian

Dalam sebuah penelitian perlu sekali adanya hipotesis, sebagai indikasi

untuk menarik kesimpulan penelitian yang berbentuk dalil atau generalisasi,

kemudian dalil atau generalisasi tersebut akan dibuktikan dan diteliti serta

diuji kebenarannya.

Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara, yang

sifatnya bisa juga benar atau salah. Maka itulah diperlukan penelitian. Dalam

penelitian skripsi ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis Alternatif (Ha) : Terdapat pengaruh yang signifikan antara

pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap prestasi belajar

siswa kelas IX di SMP N 4 Ciputat.

Hipotesis Nol (Ho) : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap prestasi belajar

siswa kelas IX di SMP N 4 Ciputat.

Page 50: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2009. Adapun lokasi yang

dijadikan tempat untuk melakukan kegiatan penelitian yakni disalah satu

Sekolah Menengah Pertama yang berada di wilayah Ciputat, tepatnya di SMP

N 4 Ciputat.

B. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan

mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam skripsi, penulis

menggunakan penelitian deskripsi analisis melalui metode penelitian

kepustakaan dan penelitian lapangan, kedua penelitian ini akan diuraikan

sebagai berikut:

1. Penelitian kepustakaan

Melalui penelitian kepustakaan ini penulis berusaha mengkaji

buku-buku yang berkaitan dengan judul di atas dalam rangka menyusun

kerangka teori penelitian.

2. Penelitian lapangan

Penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke objek penelitian

karena penelitian ini memerlukan data-data dan fakta yang valid agar

dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam penelitian lapangan

41

Page 51: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

42

ini penulis akan melakukan teknik pengumpulan data, menentukan

populasi dan sampel, serta teknik analisis data.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Dalam penelitian

ini populasi targetnya adalah seluruh siswa siswi kelas IX SMPN 4 Ciputat

yang berjumlah 360 siswa dari 9 kelas yang ada. Hal ini dilakukan dengan

pertimbangan bahwa kelas IX telah lama mengikuti pembelajaran dan

pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara

tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang

dianggap bisa mewakili populasi.1Dalam penelitian ini, penulis hanya

mengambil 25% dari jumlah populasi yang ada, yakni 90 orang siswa yang

penentuannya dilakukan secara acak ( random sampling) dengan bentuk

bilangan ganjil genap.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data di sini penulis menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Angket (Questionaire), yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.2 Angket ini penulis sebarkan

kepada responden yang terdiri dari siswa SMP N 4 Ciputat. Angket ini

diberikan untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan bimbingan

dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar di SMP N 4 Ciputat.

1 Ir. M. Iqbal Hasan,M.M, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya,

(Bogor: GHALIA INDONESIA),h. 58 2 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2002),cet.12, h.128

Page 52: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

43

2. Wawancara (Interview), yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.3Berkaitan

dengan masalah ini, wawancara dilakukan secara tatap muka dengan

informan yang terdiri dari guru Bimbingan dan Konseling dan kepala

sekolah. Informasi yang digali adalah mengenai gambaran umum sekolah

terutama mengenai pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan

oleh konselor atau guru pembimbing di sekolah tersebut.

3. Dokumentasi analisis, penulis mengumpulkan data untuk mengetahui hasil

belajar atau prestasi belajar siswa berupa rapor yang merupakan gambaran

dari prestasi belajar siswa.

E. Instrumen Penelitian

1. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Pelaksanaan Bimbingan

dan Konseling

a. Definisi Konseptual

Pelaksanaan bimbingan dan konseling ialah suatu proses

pemberian bantuan yang dilakukan secara berkesinambungan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Diberikan kepada

siswa karena mereka tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri

dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan

tentang adanya kesulitan yang dihadapi siswa dalam rangka

mengembangkan pribadinya yang dilakukan secara kelompok maupun

individual.

b. Definisi Operasional

Pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah suatu layanan

yang dilakukan oleh seorang profesional yang bernama konselor yang

diberikan kepada siswa yang membutuhkan bantuan yang digambarkan

melalui dimensi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dimensi

perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling ditandai dengan

3 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2002),cet.12, h.132

Page 53: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

44

indikator rutinitas dalam pemberian bimbingan, tanggapan konselor

terhadap masalah siswa dan tempat pelaksanaan bimbingan dan

konseling. Dimensi pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling

ditandai dengan indikator layanan yang digunakan, kegiatan penunjang

dan pemberian bantuan secara tuntas serta berkesinambungan. Dimensi

evaluasi ditandai dengan penilaian hasil kegiatan bimbingan dan

konseling.

2. Kisi-kisi Instrumen Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

Adapun kisi-kisi yang instrumen pada penelitian yang penulis

gunakan dalam pembuatan instrumen adalah sebagai berikut:

Tabel. 1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Bimbingan dan Konseling

No Variabel Dimensi Indikator Nomor

item

Jml

item

1. Pelaksanaan

Bimbingan dan

Konseling

1. Perencanaan

Kegiatan

Bimbingan dan

Konseling

• Rutinitas

dalam

pemberian

BK dan

Pribadi

konselor

• Tanggapan

konselor

terhadap

masalah

siswa

• Tempat

2

13

22

23

24

1

3

5

2

Page 54: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

45

2. Pelaksanaan

Kegiatan BK

3. Evaluasi

pelaksanaan

Bimbingan

dan

Konseling

• Layanan

yang

digunakan

• Kegiatan

penunjang

Bimbingan

dan

Konseling

• BK

membantu

siswa secara

tuntas dan

berkesinamb

ungan

• Penilaian

hasil

kegiatan BK

14

4, 5, 6,

7, 8, 9,

10,15,

16,17,

19, 25,

11

18

20

21

12

26

1

12

4

1

1

Page 55: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

46

Tabel. 2

Kisi-kisi Wawancara

Bimbingan dan Konseling

No Variabel Dimensi Indikator Nomor item

Jml item

1. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

1. Perencanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling

4. Pelaksanaan

Kegiatan BK

• Rutinitas dalam pemberian BK dan Pribadi konselor

• Tanggapan konselor terhadap masalah siswa

• Tempat pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

• Layanan yang digunakan

• Kegiatan penunjang Bimbingan dan Konseling

• BK membantu siswa secara tuntas dan berkesinambung

1 2

4

6, 7

5

3

1 1

1 2 1 1

Page 56: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

47

5. Evaluasi

an

• Penilaian hasil kegiatan BK

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan Data

Dalam pengolahan data, penulis menempuh cara sebagai berikut:

a. Editing

Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah

diserahkan oleh responden. Setelah instrumen penelitian diisi oleh

responden dan diserahkan kepada penulis, selanjutnya penulis

memeriksa satu persatu angket tersebut. Bila ada jawaban yang

diragukan atau tidak dijawab, maka penulis menghubungi responden

yang bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya. Tujuan dari

editing adalah mengurangi kesalahan pada pengolahan data

selanjutnya.

b. Skoring

Untuk mengetahui layanan bimbingan dan konseling di SMPN

4 Ciputat penulis mendapatkan data dengan menggunakan angket

berbentuk skala berisi 26 butir pernyataan dalam 4 alternatif jawaban.

Selanjutnya diberikan skor terhadap pernyataan yang ada pada angket

dan akan ditabulasikan dengan diberi bobot nilai setiap itemnya,

dengan cara jawaban yang berupa huruf akan dirubah menjadi nilai

angka, yaitu sebagai berikut:

Tabel. 3

Penetapan Skor Untuk Skala Layanan Bimbingan dan Konseling

Pilihan Jawaban A B C D

+ 4 3 2 1 Pernyataan

- 1 2 3 4

Page 57: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

48

c. Tabulating

Setelah diketahui skor setiap indikatornya maka seluruh data

tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui

hasil perhitungannya.

2. Teknik Analisa Data

Data yang berasal dari sumber kepustakaan digunakan sebagai

rumusan teori yang dijadikan pedoman penulis untuk penelitian lapangan.

Adapun data yang berasal dari hasil wawancara dideskripsikan. Kemudian

data yang berasal dari angket terlebih dahulu ditabulasikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi relatif. Setelah itu teknik pengolahan data

dilakukan dengan sistem skor dan untuk mengetahui hubungan kedua

variabel penelitian digunakan Korelasi Product Moment. Secara

operasional teknik analisa data ini dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Memperoleh nilai frekuensi atas jawaban responden terhadap angket

mengenai layanan bimbingan dan konseling, dengan menggunakan

rumus:

P = NF X 100%

Keterangan:

P : Angka prosentase

F : Frekuensi jawaban responden

N : Jumlah Responden4

2) Mencari Angka Korelasi

Selanjutnya penelitian dalam skripsi ini membahas dua variabel

yang saling berhubungan (korelasi bivariat), maka data yang diperoleh

juga diolah menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl

4 Anas Sujiono, Pengantar Statistik Pendidikan, h. 43

Page 58: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

49

Person untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kedua

variabel tersebut dengan rumus sebagian berikut:

rxy = ( )( )( ) ( ) ]][[ 2222 YYNXXN

YXXYN

∑−∑∑−∑

∑∑−∑

Keterangan:

rxy = Angka indeks korelasi “r” Product Moment

N = Number of Cases

∑xy = Jumlah hasil perkalian antara score X dan score Y

∑x = Jumlah seluruh score x

∑y = Jumlah seluruh score y

Kemudian setelah menganalisis hubungan antara kedua variabel di

atas, penulis memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r”

product moment serta menarik kesimpulan yang dilakukan dengan dua cara:

a. Memberikan interpretasi secara kasar/sederhana dengan pedoman:

Tabel. 4

Besarnya “r” product moment ( rxy )

Interpretasi

0,00 – 0,20 Antara variabel x dan variabel y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangan lemah/sangat rendah.

0,20 – 0,40 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang lemah/rendah

0,40 – 0,70 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sedang/cukup

0,70 – 0,90 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang kuat/tinggi

0,90 – 1,00 Antara variasbel x dan variabel y terdapat korelasi yang sangat kuat/sangat tinggi

Page 59: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

50

b. Memberi interpretasi dengan cara berkonsultasi pada tabel nilai “r”

product moment, dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db)

atau degrees of freedomnya (df) yang rumusnya adalah sebagai berikut:

df = N – nr

keterangan:

df = Degree of freedom

N = Number of Cases

Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan.

Setelah itu hasilnya dicocokan dengan nilai koefisien “r” pada tabel Nilai

“r” product moment , baik pada taraf signifikansi 1% maupun pada taraf

signifikansi 5%.

3. Analisis Determinasi

Untuk mencari kontribusi variabel x (bimbingan dan konseling)

terhadap variabel y (prestasi belajar siswa) penulis menggunakan rumus

sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

Keterangan:

KD : Kontribusi Variabel x terhadap variabel y

r : Koefisien korelasi antara variabel x terhadap variabel y.5

F. Hipotesa Statistik

H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Pelaksanaan

Bimbingan dan Konseling terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas IX di

SMPN 4 Ciputat

Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pelaksanaan Bimbingan dan

Konseling terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas IX di SMPN 4

Ciputat.

5 Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsiti, 1996), cet. 6, h. 371

Page 60: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

51

Page 61: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik dokumentasi

dan penyebaran angket. Penulis melakukan penelitian langsung ke lapangan

untuk mendapatkan data-data yang lebih akurat dengan melihat dan

mengamati secara langsung.

Dokumentasi dilakukan untuk mengetahui hasil rata-rata belajar siswa

kelas IX di SMPN 4 Ciputat yang bertujuan untuk membandingkannya dengan

angket pelaksanaan bimbingan dan konseling, baru dapat diketahui apakah

terdapat pengaruh antara pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap

prestasi belajar siswa.

Selanjutnya penulis menyebarkan angket. Angket yang penulis

gunakan berbentuk skala yang kemudian disebarkan kepada sampel sebanyak

90 orang responden dari seluruh populasi yang berjumlah 360 orang siswa.

Jumlah soal yang diberikan sebanyak 26 item yang berbentuk pilihan ganda,

yang harus dijawab oleh siswa dengan memberikan tanda silang (X).

Kemudian angket yang telah diisi oleh responden, ditabulasikan dalam bentuk

hitungan statistik dan diolah, baru kemudian dapat diperoleh kesimpulan.

51

Page 62: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

52

B. Analisa dan Interpretasi Data

1. Analisa dan Interpretasi Data Dengan Tabel Berdistribusi Frekuensi

Data yang akan disajikan dalam skripsi ini adalah data hasil

penyebaran angket tentang pengaruh pelaksanaan bimbingan dan

konseling terhadap prestasi belajar siswa kelas IX SMPN 4 CIPUTAT

yang disebarkan pada 90 siswa-siswi. Tiap angket terdiri dari 26

pernyataan yang terbentuk pilihan dan harus dijawab siswa dengan

memberi tanda silang (X). Data yang dikumpulkan dari hasil angket yang

disebarkan diolah dengan menggunakan rumus analisis statistik deskriptif

dengan rumus:

P = NF X 100%

Maksud dari pengolahan tersebut agar data yang diperoleh dapat

memberikan arti dan penjelasan. Untuk memudahkan mengasnalisa dari

hasil penelitian tersebut, maka setiap item dibuatkan satu tabulasi,

sehingga dengan demikian lebih fokus penjelasannya.

Tabel. 5

Guru Bimbingan dan Konseling membantu memecahkan masalah siswa

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 32 35,56%

2 b. Sering 37 41,11%

3 c. Kadang-kadang 21 23,33%

4 d. Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 35,56% siswa yang merasa

bahwa guru bimbingan dan konseling selalu membantu memecahkan

masalah siswa, 41,11% siswa yang merasa bahwa guru bimbingan dan

konseling sering membantu memecahkan masalah siswa, 23,33% siswa

yang merasa bahwa guru bimbingan dan konseling kadang-kadang

Page 63: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

53

membantu memecahkan masalah siswa, 0% siswa yang merasa bahwa

guru bimbingan dan konseling tidak pernah membantu memecahkan

masalah siswa. Hal ini berarti hampir setengah dari siswa yang merasa

bahwa guru bimbingan dan konseling sering membantu memecahkan

masalah siswa.

Tabel. 6

Guru Bimbingan dan Konseling memberikan

bimbingan dan konseling secara rutin

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 11 12,22%

2 b. Sering 32 35,56%

3 c. Kadang-kadang 34 37,78%

4 d. Tidak Pernah 13 14,44%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 12,22% siswa yang merasa

bahwa guru bimbingan dan konseling selalu memberikan bimbingan dan

konseling secara rutin, 35,56% siswa yang merasa bahwa guru bimbingan

dan konseling sering memberikan bimbingan dan konseling secara rutin,

37,78% siswa yang merasa bahwa guru bimbingan dan konseling kadang-

kadang memberikan bimbingan dan konseling secara rutin, 14,44% siswa

yang merasa bahwa guru bimbingan dan konseling tidak pernah

memberikan bimbingan dan konseling secara rutin. Hal ini berarti bahwa

sebagian kecil siswa yang merasa bahwa guru bimbingan dan konseling

kadang-kadang memberikan bimbingan dan konseling secara rutin.

Page 64: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

54

Tabel. 7

Guru Bimbingan dan Konseling cepat tanggap dalam

membantu memecahkan masalah siswa

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 8 8,89%

2 b. Sering 42 46,67%

3 c. Kadang-kadang 29 32,22%

4 d. Tidak Pernah 11 12,22%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 8,89% siswa yang merasa bahwa

Guru Bimbingan dan Konseling selalu cepat tanggap dalam membantu

memecahkan masalah siswa, 46,67% siswa yang merasa bahwa Guru

Bimbingan dan Konseling Sering cepat tanggap dalam membantu

memecahkan masalah siswa, 32,22% siswa yang merasa bahwa Guru

Bimbingan dan Konseling Kadang-kadang cepat tanggap dalam membantu

memecahkan masalah siswa, 12,22% siswa yang merasa bahwa Guru

Bimbingan dan Konseling Tidak Pernah cepat tanggap dalam membantu

memecahkan masalah siswa. Hal ini berarti bahwa hampir setengah siswa

yang merasa bahwa guru bimbingan dan konseling Sering cepat tanggap

dalam membantu memecahkan masalah siswa.

Tabel. 8

Layanan konseling secara perorangan diberikan oleh guru BK kepada kamu

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 6 6,67%

2 b. Sering 24 26,67%

3 c. Kadang-kadang 43 47,78%

4 d. Tidak Pernah 17 18,89%

Jumlah 90 100%

Page 65: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

55

Dari tabel di atas diketahui bahwa 6,67% siswa yang merasa bahwa Layanan konseling secara perorangan Selalu diberikan oleh guru BK kepada siswa, 26,67% siswa yang merasa bahwa Layanan konseling secara perorangan Sering diberikan oleh guru BK kepada siswa, 47,78% siswa yang merasa bahwa Layanan konseling secara perorangan Kadang-kadang diberikan oleh guru BK kepada siswa,18,89% siswa yang merasa bahwa Layanan konseling secara perorangan Tidak Pernah diberikan oleh guru BK kepada siswa. Hal ini berarti bahwa hampir setengah dari siswa yang merasa bahwa Layanan konseling secara perorangan Kadang-kadang diberikan oleh guru BK kepada siswa.

Tabel. 9

Bila ada masalah yang tidak terpecahkan saya mengkonsultasikan

kepada guru Bimbingan dan Konseling

No Alternatif Jawaban F % (P) 1 a. Selalu 14 15,56%

2 b. Sering 37 41,11%

3 c. Kadang-kadang 29 32,22%

4 d. Tidak Pernah 10 11,11%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 15,56% siswa yang merasa

bahwa Bila ada masalah yang tidak terpecahkan Selalu mengkonsultasikan kepada guru Bimbingan dan Konseling, 41,11% siswa yang merasa bahwa Bila ada masalah yang tidak terpecahkan Sering mengkonsultasikan kepada guru Bimbingan dan Konseling, 32,22% siswa yang merasa bahwa Bila ada masalah yang tidak terpecahkan Kadang-kadang mengkonsultasikan kepada guru Bimbingan dan Konseling, 11,11% siswa yang merasa bahwa Bila ada masalah yang tidak terpecahkan Tidak Pernah mengkonsultasikan kepada guru Bimbingan dan Konseling. Hal ini berarti bahwa hampir setengah dari siswa yang merasa bahwa Bila ada masalah yang tidak terpecahkan Sering mengkonsultasikan kepada guru Bimbingan dan Konseling.

Page 66: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

56

Tabel. 10

Guru Bimbingan dan Konseling menyelenggarakan pula

bimbingan secara kelompok

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 12 13,33%

2 b. Sering 26 28,89%

3 c. Kadang-kadang 31 34,44%

4 d. Tidak Pernah 21 23,33%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 13,33% siswa yang merasa

bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Selalu menyelenggarakan pula

bimbingan secara kelompok, 28,89% siswa yang merasa bahwa Guru

Bimbingan dan Konseling Sering pula menyelenggarakan bimbingan

secara kelompok, 34,44% siswa yang merasa bahwa Guru Bimbingan dan

Konseling Kadang-kadang menyelenggarakan pula bimbingan secara

kelompok, 23,33% siswa yang merasa bahwa Guru Bimbingan dan

Konseling Tidak Pernah menyelenggarakan bimbingan secara kelompok.

Hal ini berarti bahwa sebagian kecil dari siswa yang merasa bahwa Guru

Bimbingan dan Konseling Kadang-kadang menyelenggarakan pula

bimbingan secara kelompok.

Tabel. 11

Guru Bimbingan dan Konseling menyelenggarakan bimbingan belajar

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 10 11,11%

2 b. Sering 26 28,89%

3 c. Kadang-kadang 31 34,44%

4 d. Tidak Pernah 23 25,56%

Jumlah 90 100%

Page 67: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

57

Dari tabel di atas diketahui bahwa 11,11% siswa yang merasa

bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Selalu menyelenggarakan

bimbingan belajar, 28,89% siswa yang merasa bahwa Guru Bimbingan

dan Konseling Sering menyelenggarakan bimbingan belajar, 34,44%

siswa yang merasa bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Kadang-kadang

menyelenggarakan bimbingan belajar, 25,56% siswa yang merasa bahwa

Guru Bimbingan dan Konseling Tidak Pernah menyelenggarakan

bimbingan belajar. Hal ini berarti bahwa sebagian kecil dari siswa yang

merasa bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Kadang-kadang

menyelenggarakan bimbingan belajar.

Tabel. 12

Setelah mendapat bimbingan belajar, saya lebih mudah memahami pelajaran

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 18 20%

2 b. Sering 45 50%

3 c. Kadang-kadang 24 26,67%

4 d. Tidak Pernah 3 3,33%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 20% siswa yang merasa bahwa

Setelah mendapat bimbingan belajar Selalu lebih mudah memahami

pelajaran, 50% siswa yang merasa bahwa Setelah mendapat bimbingan

belajar Sering lebih mudah memahami pelajaran, 26,67% siswa yang

merasa bahwa Setelah mendapat bimbingan belajar Kadang-kadang lebih

mudah memahami pelajaran, 3,33% siswa yang merasa bahwa Setelah

mendapat bimbingan belajar Tidak Pernah lebih mudah memahami

pelajaran. Hal ini berarti bahwa setengahnya dari siswa merasa bahwa

Setelah mendapat bimbingan belajar Sering lebih mudah memahami

pelajaran.

Page 68: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

58

Tabel. 13

Guru Bimbingan dan Konseling memberikan informasi tentang

cara belajar yang baik

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 21 23,33%

2 b. Sering 34 37,78%

3 c. Kadang-kadang 29 32,22%

4 d. Tidak Pernah 6 6,67%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 23,33% siswa yang merasa

bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Selalu memberikan informasi

tentang cara belajar yang baik, 37,78% siswa yang merasa bahwa Guru

Bimbingan dan Konseling Sering memberikan informasi tentang cara

belajar yang baik, 32,22% siswa yang merasa bahwa Guru Bimbingan dan

Konseling Kadang-kadang memberikan informasi tentang cara belajar

yang baik, 6,67% siswa yang merasa bahwa Guru Bimbingan dan

Konseling Tidak Pernah memberikan informasi tentang cara belajar yang

baik. Hal ini berarti bahwa sebagian kecil dari siswa merasa bahwa Guru

Bimbingan dan Konseling Sering memberikan informasi tentang cara

belajar yang baik.

Tabel. 14

Guru Bimbingan dan Konseling menjelaskan bagaimana cara mengatasi

kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 5 5,56%

2 b. Sering 28 31,11%

3 c. Kadang-kadang 41 45,56%

4 d. Tidak Pernah 16 17,78%

Jumlah 90 100%

Page 69: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

59

Dari tabel di atas diketahui bahwa 5,56% siswa yang merasa bahwa

Guru Bimbingan dan Konseling Selalu menjelaskan bagaimana cara

mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran

tertentu, 31,11% siswa yang merasa bahwa Guru Bimbingan dan

Konseling Sering menjelaskan bagaimana cara mengatasi kesulitan-

kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu, 45,56% siswa

yang merasa bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Kadang-kadang

menjelaskan bagaimana cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan

dengan mata pelajaran tertentu, 17,78% siswa yang merasa bahwa Guru

Bimbingan dan Konseling Tidak Pernah menjelaskan bagaimana cara

mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran

tertentu. Hal ini berarti bahwa hampir setengahnya dari siswa merasa

bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Kadang-kadang menjelaskan

bagaimana cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata

pelajaran tertentu.

Tabel. 15

Pada waktu-waktu tertentu guru Bimbingan dan Konseling mengadakan

perlombaan mengenai bakat masing-masing siswa

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 4 4,44%

2 b. Sering 30 33,33%

3 c. Kadang-kadang 41 45,46%

4 d. Tidak Pernah 15 16,67%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 4,44% siswa yang merasa bahwa

Pada waktu-waktu tertentu guru Bimbingan dan Konseling Selalu

mengadakan perlombaan mengenai bakat masing-masing siswa, 33,33%

siswa yang merasa bahwa Pada waktu-waktu tertentu guru Bimbingan dan

Konseling Sering mengadakan perlombaan mengenai bakat masing-

Page 70: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

60

masing siswa, 45,46% siswa yang merasa bahwa Pada waktu-waktu

tertentu guru Bimbingan dan Konseling Kadang-kadang mengadakan

perlombaan mengenai bakat masing-masing siswa,16,67% siswa yang

merasa bahwa Pada waktu-waktu tertentu guru Bimbingan dan Konseling

Tidak Pernah mengadakan perlombaan mengenai bakat masing-masing

siswa. Hal ini berarti bahwa hampir setengahnya dari siswa merasa bahwa

Guru Bimbingan dan Konseling Pada waktu-waktu tertentu Kadang-

kadang mengadakan perlombaan mengenai bakat masing-masing siswa.

Tabel. 16

Layanan Bimbingan dan Konseling kepada siswa dilakukan

secara tuntas dan berkesinambungan

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 32 35,56%

2 b. Sering 42 46,67%

3 c. Kadang-kadang 13 14,44%

4 d. Tidak Pernah 3 3,33%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 35,56% siswa yang merasa

bahwa Layanan Bimbingan dan Konseling kepada siswa Selalu dilakukan

secara tuntas dan berkesinambungan, 46,67% siswa yang merasa bahwa

Layanan Bimbingan dan Konseling kepada siswa Sering dilakukan secara

tuntas dan berkesinambungan, 14,44% siswa yang merasa bahwa Layanan

Bimbingan dan Konseling kepada siswa Kadang-kadang dilakukan secara

tuntas dan berkesinambungan, 3,33% siswa yang merasa bahwa Layanan

Bimbingan dan Konseling kepada siswa Tidak Pernah dilakukan secara

tuntas dan berkesinambungan. Hal ini berarti bahwa hampir setengahnya

dari siswa merasa bahwa Layanan Bimbingan dan Konseling kepada siswa

Sering dilakukan secara tuntas dan berkesinambungan.

Page 71: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

61

Tabel. 17

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling kerahasiaan saya terjaga

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 32 35,56%

2 b. Sering 38 42,22%

3 c. Kadang-kadang 19 21, 11%

4 d. Tidak Pernah 1 1,11%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 35,56% siswa yang merasa

bahwa Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling kerahasiaan mereka

Selalu terjaga, 42,22% % siswa yang merasa bahwa Dalam pelaksanaan

bimbingan dan konseling kerahasiaan mereka Sering terjaga, 21, 11%

siswa yang merasa bahwa Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling

kerahasiaan mereka Kadang-kadang terjaga, 1,11% siswa yang merasa

bahwa Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling kerahasiaan mereka

Tidak Pernah terjaga. Hal ini berarti bahwa hampir setengahnya dari siswa

merasa bahwa Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling kerahasiaan

mereka Sering terjaga.

Tabel. 18

Dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling guru

bimbingan dan konseling menggunakan ruangan khusus

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 45 50%

2 b. Sering 39 43,33%

3 c. Kadang-kadang 6 6,67%

4 d. Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 90 100%

Page 72: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

62

Dari tabel di atas diketahui bahwa 50% siswa yang merasa bahwa

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling guru bimbingan dan

konseling Selalu menggunakan ruangan khusus, 43,33% siswa yang

merasa bahwa Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling guru

bimbingan dan konseling Sering menggunakan ruangan khusus, 6,67%

siswa yang merasa bahwa Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling

guru bimbingan dan konseling Kadang-kadang menggunakan ruangan

khusus, 0%% siswa yang merasa bahwa Dalam pelaksanaan bimbingan

dan konseling guru bimbingan dan konseling Tidak Pernah menggunakan

ruangan khusus. Hal ini berarti bahwa setengahnya dari siswa merasa

bahwa Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling guru bimbingan dan

konseling Selalu menggunakan ruangan khusus.

Tabel. 19

Guru Bimbingan dan Konseling menjelaskan cara-cara

meningkatkan motivasi belajar kepada siswa

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 13 14,44%

2 b. Sering 41 45,56%

3 c. Kadang-kadang 30 33,33%

4 d. Tidak Pernah 6 6,67%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 14,44% siswa yang merasa

bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Selalu menjelaskan cara-cara

meningkatkan motivasi belajar kepada siswa, 45,56% siswa yang merasa

bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Sering menjelaskan cara-cara

meningkatkan motivasi belajar kepada siswa, 33,33% siswa yang merasa

bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Kadang-kadang menjelaskan cara-

cara meningkatkan motivasi belajar kepada siswa, 6,67% siswa yang

merasa bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Kadang-kadang

Page 73: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

63

menjelaskan cara-cara meningkatkan motivasi belajar kepada siswa. Hal

ini berarti bahwa hampir setengahnya dari siswa merasa bahwa Guru

Bimbingan dan Konseling Sering menjelaskan cara-cara meningkatkan

motivasi belajar kepada siswa.

Tabel. 20

Guru Bimbingan dan Konseling menjelaskan cara-cara memahami diri

(kemampuan, bakat, minat belajar)

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 22 24,44%

2 b. Sering 39 43,33%

3 c. Kadang-kadang 24 26,67%

4 d. Tidak Pernah 5 5,56%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 24,44% siswa yang merasa

bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Selalu menjelaskan cara-cara

memahami diri (kemampuan, bakat, minat belajar), 43,33% siswa yang

merasa bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Sering menjelaskan cara-

cara memahami diri (kemampuan, bakat, minat belajar), 26,67% siswa

yang merasa bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Kadang-kadang

menjelaskan cara-cara memahami diri (kemampuan, bakat, minat belajar),

5,56% siswa yang merasa bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Tidak

Pernah menjelaskan cara-cara memahami diri (kemampuan, bakat, minat

belajar). Hal ini berarti bahwa hampir setengahnya dari siswa merasa

bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Sering menjelaskan cara-cara

memahami diri (kemampuan, bakat, minat belajar).

Page 74: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

64

Tabel. 21

Pada awal tahun pelajaran di sekolah diadakan MOS (Masa Orientasi Siswa)

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 90 100%

2 b. Sering 0 0%

3 c. Kadang-kadang 0 0%

4 d. Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa100% siswa yang merasa bahwa

Pada awal tahun pelajaran di sekolah Selalu diadakan MOS (Masa

Orientasi Siswa), 0% siswa yang merasa bahwa Pada awal tahun pelajaran

di sekolah Sering diadakan MOS (Masa Orientasi Siswa), 0% siswa yang

merasa bahwa Pada awal tahun pelajaran di sekolah Kadang-kadang

diadakan MOS (Masa Orientasi Siswa), 0% siswa yang merasa bahwa

Pada awal tahun pelajaran di sekolah Tidak Pernah diadakan MOS (Masa

Orientasi Siswa). Hal ini berarti bahwa seluruh siswa merasa bahwa Pada

awal tahun pelajaran di sekolah Selalu diadakan MOS (Masa Orientasi

Siswa).

Tabel. 22

Dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah, terdapat layanan

kunjungan ke rumah

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 0 0%

2 b. Sering 6 6,67%

3 c. Kadang-kadang 44 48,89%

4 d. Tidak Pernah 40 44,44%

Jumlah 50 100%

Page 75: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

65

Dari tabel di atas diketahui bahwa 0% siswa yang merasa bahwa

Dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah, Selalu terdapat

layanan kunjungan ke rumah, 6,67% siswa yang merasa bahwa Dalam

layanan bimbingan dan konseling di sekolah, Sering terdapat layanan

kunjungan ke rumah, 48,89% siswa yang merasa bahwa Dalam layanan

bimbingan dan konseling di sekolah, Kadang-kadang terdapat layanan

kunjungan ke rumah, 44,44% siswa yang merasa bahwa Dalam layanan

bimbingan dan konseling di sekolah, Tidak Pernah terdapat layanan

kunjungan ke rumah. Hal ini berarti bahwa hampir setengah dari siswa

yang merasa bahwa Dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah,

Kadang-kadang terdapat layanan kunjungan ke rumah.

Tabel. 23

Menjelang kelulusan di sekolah disediakan informasi tentang

sekolah menengah atas oleh guru bimbingan dan konseling

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 35 38,89%

2 b. Sering 41 45,56%

3 c. Kadang-kadang 14 15,56%

4 d. Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 38,89% siswa yang merasa

bahwa Menjelang kelulusan di sekolah Selalu disediakan informasi

tentang sekolah menengah atas oleh guru bimbingan dan konseling,

45,56% siswa yang merasa bahwa Menjelang kelulusan di sekolah Sering

disediakan informasi tentang sekolah menengah atas oleh guru bimbingan

dan konseling, 15,56% siswa yang merasa bahwa Menjelang kelulusan di

sekolah Kadang-kadang disediakan informasi tentang sekolah menengah

atas oleh guru bimbingan dan konseling, 0% siswa yang merasa bahwa

Menjelang kelulusan di sekolah Tidak Pernah disediakan informasi

Page 76: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

66

tentang sekolah menengah atas oleh guru bimbingan dan konseling. Hal

ini berarti bahwa hampir setengah dari siswa yang merasa bahwa

Menjelang kelulusan di sekolah Sering disediakan informasi tentang

sekolah menengah atas oleh guru bimbingan dan konseling.

Tabel. 24

Dalam pemecahan masalah siswa guru Bimbingan dan Konseling

bekerja sama dengan pihak orang tua (wali murid)

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 28 31,11%

2 b. Sering 47 52,22%

3 c. Kadang-kadang 15 16,67%

4 d. Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 31,11% siswa yang merasa

bahwa Dalam pemecahan masalah siswa guru Bimbingan dan Konseling

Selalu bekerja sama dengan pihak orang tua (wali murid), 52,22% siswa

yang merasa bahwa Dalam pemecahan masalah siswa guru Bimbingan dan

Konseling Sering bekerja sama dengan pihak orang tua (wali murid),

16,67% siswa yang merasa bahwa Dalam pemecahan masalah siswa guru

Bimbingan dan Konseling Kadang-kadang bekerja sama dengan pihak

orang tua (wali murid), 0% siswa yang merasa bahwa Dalam pemecahan

masalah siswa guru Bimbingan dan Konseling Tidak Pernah bekerja sama

dengan pihak orang tua (wali murid). Hal ini berarti bahwa lebih dari

setengah dari siswa yang merasa bahwa Dalam pemecahan masalah siswa

guru Bimbingan dan Konseling Sering bekerja sama dengan pihak orang

tua (wali murid).

Page 77: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

67

Tabel. 25

Guru Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi/memecahkan masalah,

memberikan kesempatan kepada siswa menentukan caranya sendiri

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 8 8,89%

2 b. Sering 32 35,56%

3 c. Kadang-kadang 39 43,33%

4 d. Tidak Pernah 11 12,22%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 8,89% siswa yang merasa bahwa

Guru Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi/memecahkan masalah,

Selalu memberikan kesempatan kepada siswa menentukan caranya sendiri,

35,56% siswa yang merasa bahwa Guru Bimbingan dan Konseling dalam

mengatasi/memecahkan masalah, Sering memberikan kesempatan kepada

siswa menentukan caranya sendiri, 43,33% siswa yang merasa bahwa

Guru Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi/memecahkan masalah,

Kadang-kadang memberikan kesempatan kepada siswa menentukan

caranya sendiri, 12,22% siswa yang merasa bahwa Guru Bimbingan dan

Konseling dalam mengatasi/memecahkan masalah, Tidak Pernah

memberikan kesempatan kepada siswa menentukan caranya sendiri. Hal

ini berarti bahwa hampir setengah dari siswa merasa bahwa Guru

Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi/memecahkan masalah,

Kadang-kadang memberikan kesempatan kepada siswa menentukan

caranya sendiri.

Page 78: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

68

Tabel. 26

Guru Bimbingan dan Konseling pernah melakukan himpunan

data/menggali keterangan untuk keperluan pengembangan siswa

No Alternatif Jawaban F % (P) 1 a. Selalu 19 21,22%

2 b. Sering 38 42,22%

3 c. Kadang-kadang 30 33,33%

4 d. Tidak Pernah 3 3,33%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 21,22% siswa yang merasa

bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Selalu melakukan himpunan data/menggali keterangan untuk keperluan pengembangan siswa, 42,22% siswa yang merasa bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Sering melakukan himpunan data/menggali keterangan untuk keperluan pengembangan siswa, 33,33% siswa yang merasa bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Kadang-kadang melakukan himpunan data/menggali keterangan untuk keperluan pengembangan siswa, 3,33% siswa yang merasa bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Tidak Pernah melakukan himpunan data/menggali keterangan untuk keperluan pengembangan siswa. Hal ini berarti bahwa hampir setengah dari siswa merasa bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Sering melakukan himpunan data/menggali keterangan untuk keperluan pengembangan siswa.

Tabel. 27

Guru Bimbingan dan Konseling memberikan bimbingan tentang cara

mengerjakan tugas dengan baik

No Alternatif Jawaban F % (P) 1 a. Selalu 22 24,44%

2 b. Sering 34 37,78%

3 c. Kadang-kadang 24 26,67%

4 d. Tidak Pernah 10 11,11%

Jumlah 90 100%

Page 79: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

69

Dari tabel di atas diketahui bahwa 24,44% siswa yang merasa

bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Selalu memberikan bimbingan

tentang cara mengerjakan tugas dengan baik, 37,78% siswa yang merasa

bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Sering memberikan bimbingan

tentang cara mengerjakan tugas dengan baik, 26,67% siswa yang merasa

bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Kadang-kadang memberikan

bimbingan tentang cara mengerjakan tugas dengan baik, 11,11% siswa

yang merasa bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Tidak Pernah

memberikan bimbingan tentang cara mengerjakan tugas dengan baik. Hal

ini berarti bahwa sebagian kecil dari siswa merasa bahwa Guru Bimbingan

dan Konseling Sering memberikan bimbingan tentang cara mengerjakan

tugas dengan baik.

Tabel. 28

Guru Bimbingan dan Konseling memberikan layanan pembelajaran

mengenai pola hidup sederhana yang sehat dan gotong royong

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 14 15,56%

2 b. Sering 35 38,89%

3 c. Kadang-kadang 28 31,11%

4 d. Tidak Pernah 13 14,44%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 15,56% siswa yang merasa

bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Selalu memberikan layanan

pembelajaran mengenai pola hidup sederhana yang sehat dan gotong

royong, 38,89% siswa yang merasa bahwa Guru Bimbingan dan

Konseling Sering memberikan layanan pembelajaran mengenai pola hidup

sederhana yang sehat dan gotong royong, 31,11% siswa yang merasa

bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Kadang-kadang memberikan

layanan pembelajaran mengenai pola hidup sederhana yang sehat dan

Page 80: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

70

gotong royong, 14,44% siswa yang merasa bahwa Guru Bimbingan dan

Konseling Tidak Pernah memberikan layanan pembelajaran mengenai pola

hidup sederhana yang sehat dan gotong royong. Hal ini berarti bahwa

sebagian kecil dari siswa merasa bahwa Guru Bimbingan dan Konseling

Sering memberikan layanan pembelajaran mengenai pola hidup sederhana

yang sehat dan gotong royong.

Tabel. 29

Guru Bimbingan dan Konseling pernah memberikan arahan

tentang cita-cita yang kamu inginkan

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 32 35,56%

2 b. Sering 41 45,56%

3 c. Kadang-kadang 17 18,89%

4 d. Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 35,56% siswa yang merasa

bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Selalu memberikan arahan tentang

cita-cita yang diinginkan siswa, 45,56% siswa yang merasa bahwa Guru

Bimbingan dan Konseling Sering memberikan arahan tentang cita-cita

yang diinginkan siswa, 18,89% siswa yang merasa bahwa Guru

Bimbingan dan Konseling Kadang-kadang memberikan arahan tentang

cita-cita yang diinginkan siswa, 0% siswa yang merasa bahwa Guru

Bimbingan dan Konseling Tidak Pernah memberikan arahan tentang cita-

cita yang diinginkan siswa. Hal ini berarti bahwa hampir setengah dari

siswa yang merasa bahwa Guru Bimbingan dan Konseling Sering

memberikan arahan tentang cita-cita yang diinginkan siswa.

Page 81: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

71

Tabel. 30

Dalam rangka meningkatkan mutu, BK meminta informasi kepada

siswa tentang pelayanan bimbingan dan konseling selama ini

No Alternatif Jawaban F % (P)

1 a. Selalu 23 25,56%

2 b. Sering 46 51,11%

3 c. Kadang-kadang 19 21,11%

4 d. Tidak Pernah 2 2,11%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 25,56% siswa yang merasa

bahwa Dalam rangka meningkatkan mutu, BK Selalu meminta informasi

kepada siswa tentang pelayanan bimbingan dan konseling selama ini,

51,11% siswa yang merasa bahwa Dalam rangka meningkatkan mutu, BK

Sering meminta informasi kepada siswa tentang pelayanan bimbingan dan

konseling selama ini, 21,11% siswa yang merasa bahwa Dalam rangka

meningkatkan mutu, BK Kadang-kadang meminta informasi kepada siswa

tentang pelayanan bimbingan dan konseling selama ini, 2,11% siswa

yang merasa bahwa Dalam rangka meningkatkan mutu, BK Tidak Pernah

meminta informasi kepada siswa tentang pelayanan bimbingan dan

konseling selama ini. Hal ini berarti bahwa lebih dari setengah siswa yang

merasa bahwa Dalam rangka meningkatkan mutu, BK Sering meminta

informasi kepada siswa tentang pelayanan bimbingan dan konseling

selama ini.

2. Analisa dan Interpretasi Data Dengan Menggunakan Rumus Korelasi

Product Moment.

Berdasarkan jawaban angket, penulis melakukan perhitungan untuk

mengetahui skor yang diperoleh dari setiap siswa. Dan hasil perhitungan

tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Page 82: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

72

a. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

Tabel. 31

No Skor No Skor

1 76 46 68

2 72 47 58

3 73 48 64

4 69 49 76

5 72 50 73

6 70 51 78

7 70 52 78

8 71 53 71

9 67 54 68

10 63 55 67

11 66 56 74

12 77 57 74

13 77 58 69

14 70 59 66

15 78 60 73

16 76 61 79

17 74 62 73

18 77 63 70

19 70 64 65

20 70 65 68

21 74 66 72

22 72 67 69

23 69 68 68

24 69 69 75

25 69 70 76

26 76 71 70

27 79 72 70

Page 83: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

73

28 78 73 65

29 68 74 65

30 71 75 71

31 68 76 79

32 70 77 72

33 67 78 73

34 69 79 74

35 67 80 71

36 74 81 69

37 66 82 69

38 76 83 69

39 70 84 74

40 69 85 67

41 71 86 72

42 75 87 70

43 76 88 75

44 80 89 72

45 74 90 70

b. Prestasi Belajar

Data mengenai hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai

rata-rata hasil Ujian Akhir Smester 1 dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel. 32

Skor Prestasi Belajar (Variabel Y)

No Skor No Skor

1 80 46 70

2 80 47 73

3 78 48 70

4 75 49 69

Page 84: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

74

5 74 50 67

6 72 51 75

7 76 52 68

8 73 53 67

9 69 54 65

10 73 55 71

11 67 56 69

12 69 57 73

13 78 58 70

14 69 59 70

15 75 60 75

16 70 61 76

17 75 62 66

18 70 63 65

19 72 64 63

20 73 65 70

21 75 66 72

22 76 67 72

23 72 68 70

24 74 69 76

25 75 70 77

26 74 71 67

27 73 72 65

28 77 73 60

29 73 74 69

30 76 75 75

31 72 76 79

32 68 77 74

33 70 78 75

34 74 79 75

Page 85: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

75

35 73 80 66

36 76 81 71

37 66 82 70

38 67 83 67

39 73 84 76

40 67 85 69

41 63 86 68

42 68 87 71

43 78 88 76

44 78 89 75

45 77 90 69

Tabel. 33

Perhitungan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara

Variabel X dan Variabel Y

No X Y X2 Y2 XY

1 76 80 5776 6400 6080

2 72 80 5184 6400 5760

3 73 78 5329 6084 5694

4 69 75 4761 5625 5175

5 72 74 5184 5476 5328

6 70 72 4900 5184 5040

7 70 76 4900 5776 5320

8 71 73 5041 5329 5183

9 67 69 4489 4761 4623

10 63 73 3969 5329 4599

11 66 67 4356 4489 4422

12 77 69 5929 4761 5313

13 77 78 5929 6084 6006

14 70 69 4900 4761 4830

Page 86: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

76

15 78 75 6084 5625 5850

16 76 70 5776 4900 5320

17 74 75 5476 5625 5550

18 77 70 5929 4900 5390

19 70 72 4900 5184 5040

20 70 73 4900 5329 5250

21 74 75 5476 5625 5550

22 72 76 5184 5776 5472

23 69 72 4761 5184 4968

24 69 74 4761 5476 5106

25 69 75 4761 5625 5175

26 76 74 5776 5476 5624

27 79 73 6241 5329 5767

28 78 77 6084 5929 6006

29 68 73 4624 5329 4964

30 71 76 5041 5776 5396

31 68 72 4624 5184 4896

32 70 68 4900 4624 4760

33 67 70 4489 4900 4690

34 69 74 4761 5476 5106

35 67 73 4489 5329 4891

36 74 76 5476 5776 5624

37 66 66 4356 4356 4356

38 76 67 5776 4489 5092

39 70 73 4900 5329 5110

40 69 67 4761 4489 5623

41 71 63 5041 3969 4473

42 75 68 5625 4624 5100

43 76 78 5776 6084 5928

44 80 78 6400 6084 6240

Page 87: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

77

45 74 77 5476 5929 5698

46 68 70 4624 4900 4760

47 58 73 3364 5329 4234

48 64 70 4096 4900 4480

49 76 69 5776 4761 5244

50 73 67 5329 4489 4891

51 78 75 6084 5625 5850

52 78 68 6084 4624 5304

53 71 67 5041 4489 4757

54 68 65 4624 4225 4420

55 67 71 4489 5041 4757

56 74 69 5476 4761 5106

57 74 73 5476 5329 5402

58 69 70 4761 4900 4830

59 66 70 4356 4900 4620

60 73 75 5329 5625 5475

61 79 76 6241 5776 6004

62 73 66 5329 4356 4818

63 70 65 4900 4225 4550

64 65 63 4225 3969 4095

65 68 70 4624 4900 4760

66 72 72 5184 5184 5184

67 69 72 4761 5184 4968

68 68 70 4624 4900 4760

69 75 76 5625 5776 5700

70 76 77 5776 5929 5852

71 70 67 4900 4489 4690

72 70 65 4900 4225 4550

73 65 60 4225 3600 3900

74 65 69 4225 4761 4485

Page 88: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

78

75 71 75 5041 5625 5325

76 79 79 6241 6241 6241

77 72 74 5184 5476 5328

78 73 75 5329 5625 5475

79 74 75 5476 5625 5550

80 71 66 5041 4356 4686

81 69 71 4761 5041 4899

82 69 70 4761 4900 4830

83 66 67 4356 4489 4422

84 74 76 5476 5776 5624

85 67 69 4489 4761 4623

86 72 68 5184 4624 4896

87 70 71 4900 5041 4970

88 75 76 5625 5776 5700

89 72 75 5184 5625 5400

90 70 69 4900 4761 4830

N = 90 ∑X =

6421

∑Y =

6459

∑X2 =

459667

∑X2 =

465103

∑XY =

461633

Selanjutnya penulis menggunakan teknik analisis product moment

untuk melihat pengaruh antara variabel X yaitu Pelaksanaan Bimbingan

dan Konseling dan variabel Y yaitu Prestasi Belajar.

Product Moment:

rxy = ( )( )( ) ( ) ]][[ 2222 YYNXXN

YXXYN

∑−∑∑−∑

∑∑−∑

= ( )( )( ) ( ) ]6459)465103)(90][(6421)459667)(90[(

64596421)461633)(90(22 −−

=( ) ( )]41718681)41859270][(41229241)41370030[(

)41473239()41546970(−−

Page 89: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

79

= )140589)(140789(

73731

= 9645,140688

73731 = 0,524070955

Jadi, koefisien yang diperoleh adalah 0,524

Dari hasil perhitungan tersebut di atas dapat diketahui ternyata

angka korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak bertanda negatif,

berarti diantara kedua variabel tersebut terdapat korelasi yang positif.

Dengan memperhatikan besarnya Rxy (0,524) yang besarnya

berkisar antara 0,40 – 0,70, berarti korelasi positif antara variabel X dan

variabel Y itu adalah termasuk korelasi positif yang sedang atau cukup.

Selanjutnya nilai Rxy tersebut dibandingkan dengan rtabel yang

tercantum dalam tabel nila “r” product moment dengan memperhitungkan

df (degress of fredom) terlebih dahulu.

df = N – nr

= 90 – 2

= 88

Dalam tabel tidak terdapat df 88, oleh karena itu dipergunakan df

yang terdekat, yaitu 90.

Dengan df sebesar 90, dikonsultasikan dengan tabel “rtabel”, baik pada signifikasi 5% atau pada taraf signifikasi 1 %. a. Pada taraf signifikansi 5 % = 0,207 b. Pada tarif signifikansi 1% = 0,270

Ternyata “rxy” pada taraf signifikansi 5% lebih besar dari “r” tabel atau (0,524>0,207), maka pada taraf signifikansi 5% hipotesa nol (H0) ditolak sedangkan hipotesa alternatif (Ha) diterima. Ini berarti ada hubungan atau korelasi yang signifkan antara pengaruh pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap prestasi belajar siswa di SMP N 4 Ciputat.

Selanjutnya pada taraf signfikansi 1% atau “rxy” lebih besar dari “r” tabel atau (0,524>0,27), maka pada taraf signifikansi 1% hipotesa nol (H0) ditolak sedangkan hipotesa alternatif (Ha) diterima. Ini berarti ada

Page 90: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

80

hubungan atau korelasi yang signifkan antara pengaruh pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap prestasi belajar siswa di SMP N 4 Ciputat.

Dengan demikian penulis mengambil kesimpulan bahwa ada hubungan atau korelasi yang signifkan antara pengaruh pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap prestasi belajar siswa di SMP N 4 Ciputat.

Langkah berikutnya yaitu mengetahui besar kecilnya kontribusi Pengaruh Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling (variabel X) terhadap Prestasi Belajar Siswa (variabel Y) sebagai berikut:

KD = (Rxy)2 X 100% = (0,524)2 X 100% = (0,274576) X 100% = 27,4576% = 27,5%

Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui besarnya kontribusi Pengaruh Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling (variabel X) terhadap Prestasi Belajar Siswa (variabel Y), yaitu sebesar 27,5%. Akan tetapi, ada faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu sebesar 72,5%. Adapun faktor-faktor lain tidak diteliti oleh penulis dalam skripsi ini.

C. Keterbatasan Penelitian

Suatu penelitian dian sggap baik ditentukan oleh kualitas instrumen

dan pengambilan sampel. Adapun keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam

penelitian ini adalah:

1. Butir-butir instrumen tidak representative mewakili indikator-indikator

yang ada, indikator-indikator tidak representative mewakili dimensi-

dimensi yang ada, dimensi-dimensi tidak mewakili teori-teori yang ada

dari suatu variabel penelitian. Hal ini terjadi karena peneliti tidak

melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen penelitian.

Page 91: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

81

2. Tidak melakukan probability sampling terhadap sampel

terpilih/responden, dan juga tidak menghitung normalitas dan

homogenitasnya.

3. Sebelum menghitung korelasi product moment, tidak dilakukan/

menghitung terlebih dahulu persamaan regresi untuk mengetahui

kelinieran dan keberartiannya.

Demikianlah antara lain keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam

penelitian ini. Dan informasi tersebut diharapkan bermanfaat untuk

perbaikan penelitian sejenis dan pengembangan penelitian selanjutnya.

Page 92: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mempelajari dan menganalisa berbagai masalah dalam skripsi

yang berjudul ”Pengaruh Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Terhadap

Prestasi Belajar Siswa Kelas IX di SMPN 4 Ciputat”, dari keseluruhan

pembahasan yang dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, penulis

mengemukakan beberapa kesimpulan antara lain:

1. Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui besarnya kontribusi

pengaruh pelaksanaan BK (variabel X) terhadap prestasi belajar siswa

(variabel Y), yaitu sebesar 27,5%.

2. Pelaksanaan bimbingan dan konseling belum berjalan secara optimal

karena prestasi belajar di SMPN 4 Ciputat dipengaruhi oleh faktor lain

yang tidak diteliti oleh penulis yaitu sebesar 72,5%.

3. Terdapat korelasi yang signifikan antara Pelaksanaan Bimbingan dan

Konseling terhadap Prestasi Belajar Siswa yaitu 0,524 dan hal ini

tergolong sedang/cukup.

B. Saran

Dari hasil kesimpulan, penulis`mencoba memberikan saran kepada

pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian di atas, antara lain:

82

Page 93: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

83

1. Konselor

Dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling hendaknya memperhatikan

berbagai aspek atau karakteristik peserta didik baik dari tingkat

kecerdasan, bakat, minat, motivasi dan latar belakang sosial peserta didik.

Agar hasil pelaksanaan BK dapat memenuhi kebutuhan peserta didik

secara optimal.

2. Sekolah

BK merupakan bagian yang integral dari sistem pendidikan, oleh karena

itu program BK juga merupakan bagian yang integral dengan program

sekolah agar seluruh kebutuhan peserta didik dapat terlayani dan terpenuhi

secara maksimal.

3. Guru

Setiap personal sekolah hendaknya terlibat memberikan informasi tentang

karakteristik peserta didik sebagai informasi yang dibutuhkan konselor

dalam pelaksanaan BK.

4. Siswa

Setiap peserta didik hendaknya mengetahui potensi dirinya baik kelebihan

maupun kekurangannya, konsultasi kepada konselor merupakan salah satu

upaya untuk dapat mengembangkan potensinya terutama peningkatan

prestasi belajar.

Page 94: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

84

DAFTAR PUSTAKA

A. Hallen, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Quantum Theaching, 2005, cet. Ke-3

Ahmadi, Abu, Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, cet. Ke-1

Ahmadi, Abu, Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, cet. Ke-15

Ali, Daud, Muhammad, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, cet. Ke- 2

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, cet. Ke-12

Departemen Agama RI, Alhikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV. Penerbit Diponogoro, 2006, cet. Ke-2

Fathoni, M. Kholid, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional, (Paradigma Baru), Jakarta: Departemen Agama RI, 2005

Gunarsa, D. Singgih, Psikologi Untuk Membimbing, Jakarta: Gunung Mulia, 1987, cet. Ke-5

Hasan, M. Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Bogor: Ghalia Indonesia

Kartono, Kartini, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, Jakarta: CV. Rajawali, 1985, cet. Ke-1

_______, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya, Jakarta: CV. Rajawali, 1985, cet. Ke-1

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, cet. Ke- 2

Nasution, S. Didaktik Asas-Asas Mengajar, Bandung: Jeemmars, 1986, cet. Ke-2

Page 95: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

85

Nata, Abuddin, H., Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, cet. Ke-4

_______, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: UIN Press, 2005

Nurihsan, Ahmad Juntita dan Akur Sudianto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA, Kurikulum 2004, Yakarta: PT. Graznido Anggota IKAPI, 2005, cet. Ke-1

N. Sudirman, dkk, Ilmu Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991, cet. Ke- 5

Paimun, H., Bimbingan dan Konseling, Jakarta: UIN Press, 2006

Prayitno dan Erman Amti, Dasar- Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet. Ke-2

Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997, cet. Ke-12

_______, Teknik-Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Nasco, 1997

Ramayulis, Prof. DR., Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005, cet. Ke-4

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003, cet. Ke-4

Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 1996, cet. Ke-6

Sukardi, Dewa Ketut, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995, cet. Ke-1

_______, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988, cet. Ke-8

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. grafindo Persada, 1995, cet. Ke-7

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, cet. Ke-1

_______, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997, cet. Ke-3

Page 96: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

86

Undang-Undang RI No.20, SISDIKNAS, Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003

Yamin, Martinus, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2004, cet. Ke-2

Yandiyanto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bandung: M2S, 1996, cet. Ke-1.

Yunus, Mahmud, Tarjamah Al-Qur’an al_Karim, Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1989, cet. Ke-8

Yusuf, Syamsu, LN., H, dan Dr. A. Juntuka Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, cet. Ke-5

Walgito, Bimo, Bimbingan dan Konseling (studi dan karir), Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2005, cet. Ke-2

Wijaya, Juhana, Psikologi Membimbing, Bandung: PT. ERESCO, 1988, cet. Ke-1

Winkel, W.S, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Jakarta: PT. Gramedia, 1985, cet. Ke-5

Page 97: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

R Pernyataan/Nilai Jml 1 2 3 4 5 6 7 1 2 1 2 68 9 10 1 1 13 4 51 1 16 17 18 19 20 2 2 24 24 25 2 1 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 4 4 4 3 2 4 2 3 3 2 3 4 3 4 4 76 2 4 3 3 2 3 3 1 2 3 1 2 4 4 3 2 2 4 2 4 4 3 2 2 2 4 3 72 3 4 2 3 2 4 2 1 3 3 2 2 4 4 4 3 3 4 1 4 3 2 2 3 2 3 3 73 4 4 2 3 2 3 2 1 2 3 3 2 4 4 3 2 2 4 2 3 3 3 2 3 2 2 3 69 5 3 2 3 2 3 1 2 3 2 3 2 4 4 4 3 3 4 1 3 4 2 2 4 3 3 2 72 6 2 2 3 2 3 1 1 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 70 7 3 3 4 2 1 2 1 3 4 1 1 3 4 4 3 3 4 2 4 2 3 3 2 2 3 3 70 8 4 3 2 1 2 2 2 4 4 2 1 3 4 3 2 2 4 2 4 3 4 2 1 3 3 4 71 9 3 2 2 1 2 1 2 3 2 3 1 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 2 3 2 2 4 67 10 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 3 3 2 4 4 1 3 4 2 2 3 3 2 3 63 11 2 2 1 1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 4 3 4 4 1 2 3 2 3 4 2 3 3 66 12 2 4 1 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 1 3 3 3 4 4 3 4 2 77 13 3 3 2 1 4 2 3 3 2 3 3 4 2 4 4 3 4 1 3 3 4 4 3 4 3 2 77 14 3 4 3 3 4 3 2 4 3 2 4 3 2 3 4 2 4 2 3 4 3 4 2 4 3 3 70 15 4 4 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 1 4 4 3 3 2 4 3 4 78 16 4 2 4 3 3 2 1 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 3 76 17 3 2 2 3 4 3 1 4 4 3 2 3 2 4 3 4 4 2 3 4 3 3 3 4 4 2 74 18 3 3 3 2 3 1 2 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 1 2 3 3 3 4 3 3 3 77 19 4 1 2 1 2 2 3 3 2 2 4 4 3 4 2 2 4 2 2 3 3 2 4 4 2 3 70 20 4 1 1 2 3 1 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 4 1 2 3 4 3 3 3 2 4 70 21 4 2 2 2 2 3 3 2 4 3 2 4 4 4 2 3 4 2 4 4 3 4 3 2 3 4 74 22 4 1 1 1 3 2 2 1 3 3 2 3 4 3 1 4 4 3 4 3 4 4 2 2 4 4 72 23 3 2 1 2 3 1 3 2 2 3 2 2 3 4 1 4 4 3 3 4 4 3 3 1 3 3 69 24 4 1 1 2 3 3 4 3 1 2 3 2 4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 1 3 3 69 25 3 3 2 3 2 2 4 2 2 2 1 3 3 4 3 3 4 1 3 2 4 2 3 1 4 3 69

Page 98: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

26 3 4 3 2 2 4 3 1 3 3 1 4 3 4 1 3 4 2 4 3 4 3 4 2 3 3 76 27 2 4 3 3 2 4 2 2 4 2 2 3 3 4 2 4 4 1 3 4 4 3 4 3 4 3 79 28 2 1 4 2 1 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 2 78 29 2 2 3 2 2 3 4 2 2 2 2 3 2 4 4 4 4 2 3 2 2 3 2 3 2 2 68 30 2 2 4 2 2 2 4 3 2 2 1 4 2 3 3 3 4 2 4 3 3 3 2 4 2 3 71 31 2 3 2 1 3 1 3 2 3 1 2 4 3 3 2 3 4 1 4 4 3 2 3 3 4 2 68 32 3 2 2 1 4 1 3 3 3 2 3 4 4 2 2 2 4 2 4 3 3 3 3 2 3 2 70 33 3 3 3 1 3 1 4 2 2 1 3 4 3 2 1 4 4 1 3 3 2 4 2 2 3 3 67 34 3 2 3 3 3 1 4 2 1 1 2 3 2 4 2 3 4 1 3 2 3 4 4 2 4 3 69 35 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 1 3 3 2 3 3 3 4 4 67 36 3 1 2 3 2 2 3 4 3 2 2 3 4 4 4 3 4 2 2 4 1 2 2 4 4 4 74 37 4 2 2 2 2 1 4 1 3 3 2 2 4 3 3 4 4 1 2 4 3 3 4 3 3 3 66 38 3 2 3 3 3 1 2 3 4 3 1 3 3 4 2 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 3 76 39 4 2 4 4 4 2 1 2 3 2 2 3 3 3 1 4 4 1 4 4 2 3 2 2 2 2 70 40 3 2 3 4 3 1 1 2 4 2 3 4 2 4 2 3 4 2 3 3 2 2 3 3 2 2 69 41 4 2 1 4 4 1 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 4 1 4 3 1 3 2 4 3 1 71 42 3 3 2 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 3 4 2 3 2 2 4 3 4 3 1 75 43 4 3 3 3 2 3 1 4 3 2 4 3 4 4 2 3 4 2 4 3 2 3 4 4 4 2 76 44 4 4 4 2 2 4 2 3 2 2 3 2 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 80 45 4 3 3 4 1 3 2 4 2 3 2 3 3 4 2 2 4 1 4 3 2 3 4 2 4 2 74 46 3 4 2 2 1 3 1 3 3 3 2 3 3 4 2 1 4 2 4 3 1 2 3 3 3 3 68 47 3 2 1 2 1 2 1 4 4 2 1 2 2 4 1 2 4 1 3 2 2 3 2 1 2 4 58 48 3 2 2 1 2 1 3 3 4 3 2 3 2 4 2 2 4 2 3 3 2 2 1 1 3 4 64 49 4 2 3 3 3 3 2 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4 2 2 4 3 3 1 1 4 4 76 50 4 2 4 3 4 2 1 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 3 2 2 3 3 73 51 4 3 4 2 3 1 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 2 2 4 1 4 3 3 4 3 78 52 2 3 4 2 3 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 2 4 3 2 3 2 3 2 2 4 2 78

Page 99: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

53 2 1 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 1 4 2 3 2 3 3 1 3 3 3 71 54 3 1 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 4 2 2 4 2 3 3 2 4 1 2 2 4 68 55 3 2 2 1 4 2 3 3 2 1 1 4 4 4 3 2 4 2 2 3 3 4 2 1 2 3 67 56 4 1 3 1 3 4 2 3 3 1 3 4 3 4 3 3 4 1 3 4 2 4 3 1 4 3 74 57 4 2 3 2 3 3 1 3 2 1 3 4 4 3 2 4 4 2 4 4 2 3 4 2 3 4 74 58 4 1 2 3 2 4 1 4 3 2 2 1 2 3 3 3 4 1 3 4 1 3 3 2 4 4 69 59 3 3 2 1 2 3 2 3 2 1 2 2 3 4 3 4 4 2 2 3 2 2 3 2 3 3 66 60 2 2 2 3 1 4 3 4 4 2 1 2 2 3 3 3 4 3 3 4 2 2 4 3 3 4 73 61 3 3 2 3 1 4 4 4 3 1 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 79 62 4 2 2 4 1 3 1 3 2 3 2 4 4 4 2 2 4 2 3 3 3 2 3 3 3 4 73 63 4 3 2 3 2 2 1 2 4 4 3 3 3 3 2 2 4 2 4 2 2 3 1 4 2 3 70 64 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 4 2 1 4 1 3 3 1 3 2 3 2 3 65 65 3 1 1 3 4 1 3 2 2 3 3 3 4 3 3 1 4 2 4 4 1 4 1 2 3 3 68 66 4 4 1 1 3 2 3 3 4 2 2 3 4 3 3 4 4 1 3 4 1 4 2 1 4 2 72 67 3 4 2 2 2 3 4 3 3 1 1 4 3 3 3 3 4 1 4 3 2 3 1 2 3 2 69 68 4 3 2 3 3 4 3 4 2 2 1 4 2 2 4 2 4 1 3 3 2 2 1 2 3 2 68 69 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 2 4 4 3 3 4 4 1 4 3 3 1 1 3 4 3 75 70 4 3 3 4 3 2 2 2 4 4 2 1 2 4 4 3 4 1 3 2 3 2 4 3 4 3 76 71 3 3 2 2 3 1 1 2 2 3 2 4 2 3 3 4 4 1 4 3 2 2 3 4 3 4 70 72 2 3 2 2 4 2 2 4 3 2 3 3 4 3 2 3 4 1 3 4 2 1 2 3 4 4 70 73 3 2 2 2 3 3 2 3 4 2 3 1 2 2 3 2 4 1 4 3 1 2 2 3 3 3 65 74 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2 1 2 3 3 3 3 4 1 4 3 1 2 3 2 3 3 65 75 3 3 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 3 4 4 3 4 1 3 2 2 3 4 3 3 4 71 76 2 1 3 3 2 1 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 2 4 3 2 3 3 4 4 3 79 77 3 2 2 3 3 1 2 4 2 1 2 4 3 3 3 3 4 1 4 4 3 2 4 3 3 3 72 78 4 2 2 2 3 2 1 4 2 3 3 4 4 4 2 2 4 2 4 4 3 2 3 3 4 3 73 79 4 3 3 2 4 1 2 3 3 2 3 3 3 4 3 1 4 1 4 4 3 3 2 2 4 3 74

Page 100: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

80 4 3 3 2 3 2 1 2 4 1 1 3 4 3 4 2 4 2 3 4 2 4 3 1 3 3 71 81 2 3 3 1 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 4 3 4 1 3 3 2 4 4 1 3 3 69 82 2 4 2 1 2 4 3 3 2 2 3 2 3 4 3 2 4 2 3 3 1 3 4 2 2 3 69 83 2 3 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 4 3 2 3 4 1 4 4 2 3 3 3 3 3 69 84 3 3 2 3 1 4 2 3 1 3 1 4 4 4 3 4 4 2 3 4 2 2 2 3 3 4 74 85 3 2 2 3 2 3 1 3 2 4 2 4 4 3 3 3 4 1 3 3 2 1 2 2 4 4 67 86 3 3 2 2 4 2 2 3 1 4 3 3 2 4 4 2 4 2 2 3 2 2 3 4 3 3 72 87 3 3 2 2 3 3 1 3 2 3 4 2 2 4 3 3 4 1 3 3 3 2 4 3 4 3 70 88 4 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 4 4 2 3 2 2 3 4 2 4 4 75 89 4 4 2 2 3 3 3 3 1 3 2 3 1 4 2 3 4 1 3 2 3 4 3 2 4 3 72 90 4 3 4 2 4 3 2 3 3 2 2 3 2 4 3 3 4 2 3 2 3 2 3 1 4 3 70

Page 101: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

PEDOMAN WAWANCARA

GURU BK SMP N 4 CIPUTAT

Masalah : Pengaruh Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Terhadap

Prestasi Belajar Siswa kelas IX di SMP N 4 Ciputat.

Interview : Puji Rahayu, S.Pd

Tempat : SMPN 4 Ciputat

Tanggal : Rabu, 20 Mei 2009

Waktu : 09.00 WIB

1. Apakah yang melatarbelakangi rutinitas pelaksanaan bimbingan dan konseling?

2. Permasalahan apa saja yang sering dihadapi siswa yang berpengaruh terhadap

prestasi belajarnya?

3. Apakah pelaksanaan bimbingan dan konseling dilakukan secara

berkesinambungan kepada semua siswa yang membutuhkan bantuan?

4. Dalam pelaksanaan konseling, adakah ruangan khusus yang digunakan?

5. Apakah siswa yang mendapat layanan bimbingan dan konseling datang sendiri

untuk meminta bantuan kepada konselor?

6. Pelayanan-pelayanan BK apa saja yang anda berikan kepada siswa agar

prestasi belajar siswa meningkat?

7. Apakah pelayanan bimbingan yang diberikan berpengaruh baik (positif)

terhadap prestasi belajar siswa? Apa saja pengaruh baik tersebut?

JAWABAN

1. Perkembangan siswa perlu mendapatkan pengamatan, karena perkembangan

siswa sangat karakteristik. Siswa perlu mendapatkan bimbingan khusus atas

perubahan-perubahan, perkembangan dalam dirinya.

2. Permasalahan yang dihadapi oleh para siswa yaitu:

a. Cara belajar yang salah

b. kurang tepat dalam memilih teman

c. tidak punya tujuan hidup yang jelas

Page 102: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20962/1/Silvia... · tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

d. kurangnya sarana belajar dirumah

e. terlalu banyak bermain

3. a. Secara umum pelaksanaan BK dilakukan secara terus menerus sampai siswa

dapat memecahkan masalahnya sendiri

b. secara khusus ada siswa yang cepat dapat menyelesaikan masalahnya

4. Dalam memberikan konseling kepada siswa disediakan ruangan khusus,

karena azas kerahasiaan harus dijaga.

5. Siswa yang mendapat bantuan layanan BK ada 3 kategori.

1. Siswa datang sendiri

2. Siswa yang dipanggil oleh konselor

3. Siswa yang dirujuk oleh guru atau wali kelas

6. - Layanan orientasi dan informasi

- Layanan penempatan dan penyaluran

- Layanan pembelajaran

- Layanan konseling individu

- Layanan konseling kelompok

- Layanan bimbingan individu

- Layanan bimbingan kelompok

- Layanan konsultasi

- Layanan mediasi

7. Layanan berpengaruh positif (+)

- Siswa menyadari atas sikap dan perbuatannya

- Siswa bangkit motivasinya

- Siswa berkembang sesuai dengan tahapan/ fase perkembangannya