RESPONSI ABORTUS INCOMPLET PADA SEKUNDIGRAVIDA DENGAN ANEMIA DAN HIPERGLIKEMI Disusun oleh : JIHAN AZHAR K G.99132004 Pembimbing : dr. M. Adrianes Bachnas, Sp.OG(K) KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
RESPONSI
ABORTUS INCOMPLET PADA SEKUNDIGRAVIDA DENGAN
ANEMIA DAN HIPERGLIKEMI
Disusun oleh :
JIHAN AZHAR K G.99132004
Pembimbing :
dr. M. Adrianes Bachnas, Sp.OG(K)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
ABSTRAK
Seorang G2P1A0 usia 28 tahun, UK 19+2 minggu datang
dengan rujukan dari puskesmas dengan keluhan muncul flek-
flek darah dari jalan lahir sejak satu hari sebelum masuk
rumah sakit. Keluar jaringan seperti gajih disangkal,
riwayat trauma dan minum jamu serta obat-obatan juga
disangkal. Riwayat penyakit DM, Hipertensi, Asma, Jantung
disangkal. Riwayat alergi juga disangkal. dan riwayat
obstetri baik.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien
sedang, compos mentis, dan gizi kesan cukup. Tensi :
120/80 mmHg, Nadi : 80 x/ menit, Frekuensi Nafas : 18 x/
menit, Suhu : 36,1 0C. Abdomen supel, NT (-), TFU
setinggi pusat, teraba janin intra uterin (+), DJJ (-).
Pada pemeriksaan dalam didapatkan Vulva/ Uretra
tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio utuh,
lunak, OUE tertutup, CU setelur angsa, antefleksi,
parametrium kanan-kiri dalam batas normal, darah (+),
discharge (-).
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb: 9,4
g/dl; Hct: 29 %; Eritrosit: 3,63 x 106/uL; Leukosit:
14,6 x 103/uL; Trombosit: 304 x 103/uL; Glukosa Darah
3
Sewaktu: 149 mg/dL; Golongan Darah: A; HbSAg: Non-
reaktif.
Dalam kasus ini pasien didiagnosis abortus imminent
dengan anemia (Hb: 9,4 g/dL) dan hiperglikemi (GDS: 149
mg/dL. Pasien dipondokkan ke bangsal, bedrest total,
konservatif pertahankan kehamilan dan konsul interna.
BAB I
PENDAHULUAN
Abortus adalah berhentinya proses kehamilan pada usia
kehamilan kurang dari sama dengan 20 minggu, berat janin
kurang dari 500 gram. Menurut data WHO presentase
kemungkinan terjadinya abortus cukup tinggi, sekitar 15
– 40 % angka kejadian. Diketahui pada ibu yang sudah
dikatakan positif hamil, dan 60 % - 75 % angka abortus
terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu. Di
4
Indonesia diperkirakan 2 – 2,5 % juga mengalami keguguran
setiap tahun. Kejadian abortus diduga mempunyai efek
terhadap kehamilan berikutnya, baik pada timbulnya
penyulit kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu
sendiri.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Abortus
1. Definisi
Abortus adalah berhentinya proses kehamilan
pada usia kehamilan kurang dari sama dengan 20
minggu, berat janin kurang dari 500 gram. Dalam 10%
kehamilan, abortus bisa dikenali secara klinis,
sedangkan 20% dari kehamilan dengan abortus
disebabkan karena meningkatnya kadar hCG (Human
Chorionic Gonadotropin) sebelum maupun mendekati masa
haid.
Sumber lain mengatakan bahwa abortus adalah
berhentinya proses kehamilan pada usia kehamilan
kurang dari sama dengan 20 minggu berdasarkan hari
pertama menstruasi terakhir (HPMT), berat janin
kurang dari 500 gram.
2.Etiologi
a. Kelainan Kromosom
Kelainan kromosom menyebabkan janin tidak
mungkin hidup. Pada umur kehamilan kurang dari
10 minggu penyebab abortus tersering adalah
6
kelainan kromosom aneuploidi. Kelainan kromoson
aneuploidy ini dihubungkan dengan usia ibu yang
sudah tua (lebih dari 35 tahun) sehingga oosit
yang dihasilkan indung telur ibu pun sudah tua.
b. Penyakit ibu
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus,
yaitu:
1. Infeksi akut yang berat: pneumonia, thypus
dapat menyebabkan abortus dan partus
prematurus.
2. Kelainan endokrin, misalnya kekurangan
progesteron atau disfungsi kelenjar gondok.
3. Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan
langsung pada ibu.
4. Gizi ibu yang kurang baik.
5. Kelainan alat kandungan:
- Hypoplasia uteri.
- Tumor uterus
- Cerviks yang pendek
- Retroflexio uteri incarcerata
- Kelainan endometrium
6. Faktor psikologis ibu
c. Faktor suami
7
Terdapat kelainan bentuk anomali kromosom
pada kedua orang tua serta faktor imunologik
yang dapat memungkinkan hospes (ibu)
mempertahankan produk asing secara antigenetik
(janin) tanpa terjadi penolakan.
d. Faktor lingkungan
Paparan dari lingkungan seperti kebiasaan
merokok, minum minuman beralkohol serta paparan
faktor eksogen seperti virus, radiasi, zat
kimia, memperbesar peluang terjadinya abortus.
8
9
Buah kehamilan pada usia 20 minggu danberat < 500 gram
Janin dapat beradaptasi
Janin tidak dapat beradaptasi
Usia kehamilan dapatdipertahankan > 37minggu atau BB janin
> 2500 gram
Janin gugur
Rangsangan padauterus
Lepasnya buahkehamilandariimplantasinya
Terganggunyapsikologis ibuTerputusnya pembuluh
darah ibu
Defisit knowledge
Kontraksi uterus
Perdarahan dannekrose desidua
Prostaglandin ↑
Kecemasan
Dilatasi serviks
Etiologi:1) Faktor kelainan
telur.2) Faktor penyakit
pada ibu3) Faktor suami4) Faktor
3.KLASIFIKASI ABORTUS
a. Abortus Spontan adalah proses abortus yang
terjadi secara spontan tanpa intervensi dari
luar (terjadi dengan sendiri, keguguran)
merupakan ± 20% dari semua abortus.
Abortus spontan terdiri dari 7 macam,
diantaranya :
1) Abortus imminens (keguguran mengancam) adalah
Abortus ini baru mengancam dan ada harapan
untuk mempertahankan.
Tanda dan Gejala :
a) Perdarahan per-vaginam sebelum minggu ke
20.
b) Kadang nyeri, terasa nyeri tumpul pada
perut bagian bawah menyertai perdarahan.
c) Nyeri terasa memilin karena kontraksi
tidak ada atau sedikit sekali.
d) Tidak ditemukan kelainan pada
serviks.
e) Serviks tertutup.
2) Abortus incipiens (keguguran berlangsung)
adalah Abortus sudah berlangsung dan tidak
dapat dicegah lagi.
Tanda dan Gejala :
11
a) Perdarahan per vaginam masif, kadang –
kadang keluar gumpalan darah.
b) Nyeri perut bagian bawah seperti kejang
karena kontraksi rahim kuat.
c) Serviks sering melebar sebagian akibat
kontraksi.
3) Abortus incomplete (keguguran tidak lengkap)
adalah Sebagian dari hasil konsepsi telah
dilahirkan tetapi sebagian (biasanya jaringan
plasenta) masih tertinggal di rahim.
Tanda dan Gejala :
a) Perdarahan per vaginam berlangsung terus
walaupun jaringan telah keluar. Namun,
perdarahan saat sekarang lebih sedikit.
b) Nyeri perut bawah mirip kejang.
c) Dilatasi serviks akibat masih adanya hasil
konsepsi di dalam uterus yang dianggap
sebagai corpus allienum.
d) Keluarnya hasil konsepsi (seperti potongan
kulit dan hati).
4) Abortus completes (keguguran lengkap) adalah
Seluruh buah kehamilan telah dilahirkan
lengkap. Kontraksi rahim dan perdarahan
mereda setelah hasil konsepsi keluar.
12
Tanda dan Gejala
a) Serviks menutup.
b) Rahim lebih kecil dari periode yang
ditunjukkan amenorea.
c) Gejala kehamilan tidak ada.
d) Uji kehamilan negatif.
5) Missed abortion (keguguran terlewat)
adalahMissed abortion ialah keadaan dimana janin
telah mati sebelum minggu ke-20 tetapi
tertahan di dalam rahim selama 8 minggu atau
lebih setelah janin mati.
Tanda dan Gejala
a) Rahim tidak membesar, malahan mengecil
karena absorpsi air ketuban dan macerasi
janin.
b) Buah dada mengecil kembali.
c) Gejala kehamilan tidak ada, hanya amenorea
terus berlangsung.
6) Abortus habitualis (keguguran berulang –
ulang)adalah abortus yang telah berulang dan
berturut – turut terjadi sekurang – kurangnya
3 kali berturut – turut.
7) Abortus infeksiosa adalah Abortus incompletus
atau abortus incipiens yang disertai infeksi
13
pada genital. Bisa berlanjut menjadi abortus
septik jika infeksi berlangsung terus tanpa
penanganan sehingga terjadi toksikemia berat
dimanan infeksi telah menyebar ke miometrium,
tubam parametrium dan peritoneum.
Tanda dan Gejala :
a) Demam kadang – kadang menggigil.
b) Takikardia
c) Uterus membesar, lembek dan nyeri tekan
d) Lochia berbau busuk.
b. Abortus provocatus (disengaja, digugurkan)
merupakan 80% dari semua abortus.
Abortus provocatus terdiri dari 2 macam,
diantaranya :
1) Abortus provocatus artificialis atau abortus
therapeutics adalah Pengguguran kehamilan
dengan alat – alat dengan alasan bahwa
kehamilan membahayakan keselamatan ibu, misal
ibu dengan penyakit jantung (rheuma), decomp
cordis, hipertensi essensialis, gagal ginjal,
carcinoma cerviks.
2) Abortus provocatus criminalis Adalah
pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang
sah dan dilarang oleh hukum.
14
4.PATOGENESIS ABORTUS
Pada awal abortus terjadi pendarahan desidua
basalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang
menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap
benda asing dalam uterus.Kemudian uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut.Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, vili
korialis belum menembus desidua secara dalam, jadi
hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya.Pada
kehamilan 8-14 minggu, penembusan sudah lebih dalam
hingga placenta hingga dilepaskan sempurna dan
menimbulkan banyak pendarahan.Pada kehamilan lebih
dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu dari
pada placenta.Hasil konsepsi keluar dalam berbagai
bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda
kecil yang tidak jelas bentuknya (blighted ovum),
janin lahir mati, janin masih hidup, mota kruenta,
fetus kompresus, maserasi, atau pupiraseus.
5.KOMPLIKASI ABORTUS
1) Pendarahan
Dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari
sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian
15
transfusi darah.Kematian karena pendarahan dapat
terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada
waktunya.
2) Perforasi Uterus
Dapat terjadi perforasi pada kerokan terutama
pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi, jika
terjadi perforasi harus segera dilakukan
laparatomi.
3) Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat
terjadi pada tiap abortus lebih sering ditemukan
pada abortus inkompletus dan abortus buatan yang
tanpa memperhatikan aseptik dan antiseptik.
4) Syok
Keadaan syok dapat ditimbulkan oleh bermacam-
macam sebab yang terbanyak adalah syok
hipovolemik yaitu adanya kekurangan volume darah
yang beredar akibat perdarahan atau dehidrasi.
16
STATUS PENDERITA
A. ANAMNESIS
1. Identitas Penderita
Nama :Ny. SH
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin :Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :Ibu Rumah Tanga
Suku : Jawa
Agama :Islam
Alamat :Gajahan, Pasar Kliwon, Surakarta
Status Perkawinan : Kawin
HPMT :29 November 2013
UK :19+2 minggu
Tanggal Masuk :11 April 2014
No.CM :01-18-69-27
2. Keluhan Utama
Muncul flek-flek dari jalan lahir
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Datang seorang G2P1A0 18 tahun, dengan muncul flek-
flek dari jalan lahir. Merongkol-merongkol
17
disangkal, keluar jaringan seperti gajih juga
disangkal. Riwayat trauma disangkal, riwayat minum
jamu dan obat-obat an juga disangkal, nyeri perut
juga disangkal.
18
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
Riwayat DM : Disangkal
Riwayat Asma : Disangkal
Riwayat Alergi Obat/ makanan : Disangkal
Riwayat Penyakit selama hamil : Disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
Riwayat DM : Disangkal
Riwayat Asma : Disangkal
Riwayat Alergi Obat/makanan : Disangkal
6. Riwayat Fertilitas
Baik
7. Riwayat Obstetri
I. Usia 1 tahun, perempuan, berat lahir
3000 gram lahir spontan di bidan
II. Sekarang
8. Riwayat Haid
- Menarche : 14 tahun
- Lama menstruasi : 6-7 hari
19
- Siklus menstruasi : 30 hari
9. Riwayat Perkawinan
Menikah 2 kali,
I. Menikah 3 tahun yang lalu
II. Menikah sejak 24 Oktober 2013
10. Riwayat ANC
Baru satu kali di bidan
11. Riwayat Keluarga Berencana
Tidak KB
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Interna
Keadaan Umum : Sedang, compos mentis, gizi kesan
baik
Tanda Vital :
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/ menit
Frekuensi Nafas : 17 x/ menit
Suhu : 36,7 0C
Kepala : Mesocephal
Mata : Conjuctiva anemis (-/-), Sklera
ikterik (-/-)
THT : Tonsil tidak membesar, Pharinx
hiperemis (-)
20
Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorax :Gld. Mammae dalam batas normal, areola
mammae hiperpigmentasi (-/-)
Cor :
Inspeksi : IC tidak tampak
Palpasi : IC tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas
normal, reguler, bising (-)
Pulmo :
Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : Fremitus raba dada kanan = kiri
Perkusi : Sonor/Sonor
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+),
suara tambahan (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : Dinding perut > dinding
dada, distended (-)
Palpasi : Supel, NT (-), hepar lien tidak
teraba, TFU setinggi pusat, teraba
janin intra uterine (+)
Perkusi :Tympani pada bawah processus
xiphoideus, redup pada daerah uterus
Auskultasi : DJJ (-), Peristaltik (+) ↓
21
Genital : Darah (+), air ketuban (-)
Ekstremitas : Oedema - - ,
Akral dingin - -
- - - -
2. Status Obstetri
Inspeksi
Kepala : Mesocephal
Mata : Conjungtiva Anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-)
Thorax : Glandula mammae hipertrofi (+),
areola mammae hiperpigmentasi (-)
Abdomen :
Inspeksi : Dinding perut > dinding
dada, distended (-)
Palpasi : Supel, NT (-), hepar lien tidak
teraba, TFU setinggi pusar,
Perkusi :Tympani pada bawah processus
xiphoideus, redup pada daerah uterus
Auskultasi : DJJ (-), Peristaltik (+)
Genital eksterna :
Inspekulo : V/U tenang, dinding vagina dalam
batas normal, portio livide, OUE
tertutup, darah (+), discharge (-).
22
VT : V/U tenang, dinding vagina dalam
batas normal, portio lunak, OUE
tertutup, CU sebesar telur itik, darah
(+), discharge (-), slinger pain (-)
Ekstremitas : Oedema - - , Akral
dingin - -
-
- - -
Pemeriksaan Dalam :
Inspekulo: V/U tenang, dinding vagina dalam batas
normal, portio livide, OUE tertutup, darah
(+), discharge (-).
VT : V/U tenang, dinding vagina dalam batas
normal, portio lunak, OUE tertutup, Corpus
uteri sebesar telur itik, darah (+),
discharge (-), slinger pain (-)
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium Darah tanggal 11 April 2014
Hb : 9,4 g/dl
Hct : 29 %
Eritrosit : 3,63 x 106/uL
Leukosit : 14,6 x 103/uL
23
2. Ultrasonografi (USG) tanggal 11 April 2014:
Vesica urinaria terisi cukup, tampak uterus
membesar. Tampak janin tunggal intra uterine BPD:
4,92; AC: 15,21; EFBW: 367,2; DJJ (+)
Kesan : menyokong kehamilan intrauterine dengan
usia kehamilan 19 minggu 2 hari.
D. KESIMPULAN
UK 19+2 minggu datang dengan rujukan dari puskesmas
dengan keluhan muncul flek-flek darah dari jalan
lahir, TFU setinggi pusat. Portio livide dan lunak,
OUE masih tertutup, terdapat darah. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan anemia (Hb: 9,4 g/dl) dan
hiperglikemi(GDS: 149 mg/dL). Pada pemeriksaan USG
menyokong kehamilan intrauterine dengan usia kehamilan
19 minggu 2 hari.
E. DIAGNOSIS
Abortus imminent dengan anemia dan hiperglikemi
F. PROGNOSIS
Dubia
G. TERAPI
25
- Mondok bangsal
- Bedrest total
- Konservatif pertahankan kehamilan
- Asam Folat 1x400mg
- Konsultasi interna
26
H. FOLLOW UP12/4/2014 13/4/2014 14/4/2014 15/4/2014
S Flek (+), mules
(-)
Flek (+),
jendalan darah
(+)
Keluar jaringan -
O KU : sedang, cm
TD : 110/80; N :
80x/mnt; RR :
18x/mnt; T :
36,5oC
Mata : CA
(-/-)SI (-/-)
Thorax :
retraksi(-) c/p
dbn
Abdomen : supel
(-), nyeri tekan
(-), TFU
setinggi
umbilicus
teraba, massa
tidak teraba
Genital :
darah (+)
KU : sedang, cm
TD : 110/70; N :
80x/mnt; RR :
20x/mnt; T :
36,7oC
Mata : CA
(-/-)SI (-/-)
Thorax :
retraksi(-) c/p
dbn
Abdomen : supel
(-), nyeri tekan
(-), TFU teraba
setinggi pusat,
massa tidak
teraba
Genital :
darah (+)
KU : sedang, cm
TD : 110/80;
N : 80x/mnt; RR
: 20x/mnt; T :
36,5oC
Mata : CA
(-/-)SI (-/-)
Thorax :
retraksi(-) c/p
dbn
Abdomen : supel
(-), nyeri
tekan (-), TFU
tidak teraba,
massa tidak
teraba
Genital :
v/u tenang
portio utuh,
OUE terbuka,
darah (+),
discharge (-)
KU : sedang, cm
TD : 100/60;
N : 81x/mnt; RR
: 20x/mnt; T :
36,5oC
Mata : CA
(-/-)SI (-/-)
Thorax :
retraksi(-) c/p
dbn
Abdomen : supel
(-), nyeri
tekan (-), TFU
dua jari diatas
simpisis os
pubis, massa
tidak teraba
Genital :
darah (+),
discharge (-)
A Abortus Imminen
dg Anemia (9,4
Abortus Imminen
dg Anemia (9,4
Abortus
incomplete
Post kuretase
DPH0 atas
27
g/dL) dan
Hiperglikemi
`(149mg/dL) DPH
I
g/dL) dan
Hiperglikemi
`(149mg/dL) DPH
II
dengan
leukositosis
indikasi
abortus
inkomplete
P Pertahankan
kehamilan
Bedrest total
Asam Folat 1x400
mg
Asam Tranexamat
3x500mg
cek GDS, GDP,
GD2PP
Pertahankan
kehamilan
Bedrest total
Asam Folat 1x400
mg
Asam Tranexamat
3x500mg
Cek lab GDS,
GDP, GD2PP
Pro-kuretase
Sedia darah 1
kolf prc
Konsul anestesi
Informed
consent
Cek lab
Transfusi 1
kolf PRC
Infus RL
Uterotonika
drip
Antibiotik
(skin test
terlebih
dahulu)
Inj. Ceftriaxol
1gr/12jam
Methergin 3x1
p.o
Asam mefenamat
3x1 p.o
ANALISA KASUS
Pada kasus ini ditegakkan diagnosa mola hidatidosa
berdasarkan:
1. Anamnesa
Pada pasien ini ditemukan keluhan
28
Pasien.
Pasien
Perdarahan per vaginam. Keadaan ini terjadi karena
terlepasnya jaringan mola dari desidua.
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan abdomen pasien ini ditemukan
Usia kehamilan pasien 12 minggu, dengan TFU
setinggi.
3. Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan USG :
Tampak uterus.
Gambaran.
4. Terapi
Kuretase Emergensi
Pada pasien ini dilakukan kuretase untuk mengeluarkan
sisa hasil konsepsi yang masih ada didalam. Kuretase
dilakukan sekali, kecuali jika ada indikasi dapat
dilakukan kuretase ulang. Dilakukan segera (emergensi)
karena perdarahan sudah sangat banyak dan dapat
menyebabkan anemia.
29