BAB I MAKHLUK MANUSIA A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK LAIN Dipandang dari sudut biologi manusia hanya merupakan suatu Macam makluk diantara lebih dari sejuta macam makhluk lain, yang pernah atau masi menduduki alam dunia ini. Pada pertengahan abad ke-19 para ahli biologi, dan yang terpanting diantara mereka c.Darwin, mengumumkan teori mereka tentang proses evolisi biologi. Menurut teori itu bentuk-bentuk hidup tertua dimuka bumi ini , terdiri dari makhluk-makhluk satu sel yang sangat sederhana misalnya protozoa. Oleh para ahli biologi manusia ditempatkan ke dalamsub-suku : Antropoid,yang sebaliknya dibagi khusus menjadi tiga infra-suku Ceboid mengolongkan menjadi satu semua kera, baik yang telah punah maupun yang masi hidup langsung di daerah tropic di benua Amerika ; infra-suku Cercopithecoid menggolongkan menjadi satu semua kera, baik yang sudah punah maupun yang masi hidup langsung didaerah tropic di benua Asia dan Afrika ; sedangkan infra-suku Hominoid mengologkan menjadi satu kera-kera besar dengan manusia. Dalam proses evolusi biologi yang berlangsung sangat lama tersebut, telah menghilangkan sekian banyak bentuk-bentuk mahluk lama dari muka bumi ini. Akan tetapi banyak juga yang dapat bertahan hingga sekarang ini bahkan sudah hampir mendekati angka satu juta jenis bentuk-bentuk mahluk hidup baru yang berasal dari bentuk-bentuk lama di muka bumi ini. Untuk mendapatkan pengertian tentang jumlah aneka warna dan jenis sebesar itu, para ahli biologi telah membuat suatu system klasifikasi dimana semua mahluk di dunia ini telah mendapatkan tempat yang sewajarnya berdasarkan atas morfologi dari organismanya. Manusia menyusi adalah salah satu keturunannya, dari ciri-ciri itu maka manusia dikelaskan bersama dengan mahluk-mahluk lain kedalam satu golongan yaitu binatang menyusui atau Mammalia.
86
Embed
A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
MAKHLUK MANUSIA
A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK LAIN
Dipandang dari sudut biologi manusia hanya merupakan suatu
Macam makluk diantara lebih dari sejuta macam makhluk lain, yang pernah atau masi menduduki alam
dunia ini. Pada pertengahan abad ke-19 para ahli biologi, dan yang terpanting diantara mereka c.Darwin,
mengumumkan teori mereka tentang proses evolisi biologi. Menurut teori itu bentuk-bentuk hidup
tertua dimuka bumi ini , terdiri dari makhluk-makhluk satu sel yang sangat sederhana misalnya
protozoa.
Oleh para ahli biologi manusia ditempatkan ke dalamsub-suku :
Antropoid,yang sebaliknya dibagi khusus menjadi tiga infra-suku Ceboid mengolongkan menjadi satu
semua kera, baik yang telah punah maupun yang masi hidup langsung di daerah tropic di benua Amerika
;
infra-suku Cercopithecoid menggolongkan menjadi satu semua kera, baik yang sudah punah maupun
yang masi hidup langsung didaerah tropic di benua Asia dan Afrika ;
sedangkan infra-suku Hominoid mengologkan menjadi satu kera-kera besar dengan manusia.
Dalam proses evolusi biologi yang berlangsung sangat lama tersebut, telah menghilangkan
sekian banyak bentuk-bentuk mahluk lama dari muka bumi ini. Akan tetapi banyak juga yang dapat
bertahan hingga sekarang ini bahkan sudah hampir mendekati angka satu juta jenis bentuk-bentuk
mahluk hidup baru yang berasal dari bentuk-bentuk lama di muka bumi ini.
Untuk mendapatkan pengertian tentang jumlah aneka warna dan jenis sebesar itu, para ahli
biologi telah membuat suatu system klasifikasi dimana semua mahluk di dunia ini telah mendapatkan
tempat yang sewajarnya berdasarkan atas morfologi dari organismanya. Manusia menyusi adalah salah
satu keturunannya, dari ciri-ciri itu maka manusia dikelaskan bersama dengan mahluk-mahluk lain
kedalam satu golongan yaitu binatang menyusui atau Mammalia.
Dalam kelas Mammalia ini terdapat satu sub-golongan atau suku yaiutu Primat. Suku ini terdiri dari
semua jenis kera, dari kera yang terkecil yang disebut dengan Tarsi sampai kera yang besar yang disebut
Gorila dan juga manusia.
Suku Primat dibagi menjadi 2 sub-suku yaitu sub-suku Prosimii dan sub-suku Anthropoid. Oleh para
ahli, manusia dimasukan kedalam sub-suku Anthropoid. Sub-suku Anthropoid dibagi menjadi tiga (3)
infra-suku yang diantaranya :
1. Infra suku Ceboid
Suku ini mempunyai ciri yaitu menggolongkan semua jenis kera, baik yang sudah punah maupun yang
masih hidup langsung du daerah tropic di Benua Amerika.
2. Infra suku Cercopitheroid
Sedangkan suku ini menggolongkan semua jenis kera, baik yang sudah punah maupun yang masih hidup
langsung du daerah tropik di Benua Asia dan Afrika.
Infra suku Hominoid
Sementara suku Hominoid menggolongkan semua jenis kera dengan manusia. Infra suku ini dibagi lagi
kedalam 2 keluarga, yaitu Keluarga Pongidae dan keluarga Hominidae.
1. Keluarga Pongidae
Keluarga ini menggolongkan menjadi satu beberapa macam kera besar yang terutama hidup di daerah
tropik di Asia dan Afrika. Seperti kera gibbon, orang utan, chimpanzee dan gorilla.
2. Keluarga Hominiode
Menggolongkan menjadi satu manusia purba sejenis pithecanthropus danegan homo Neanderthal dan
dengan manusia sekarang atau disebut dengan Homo sapiens. Manusia/Homo sapiense jaman sekarang
ini memiliki sedikitnya empat ras yaitu Australoid, Mongoloid, Caucasoid dan Negroid.
2. EVOLUSI CIRI-CIRI BIOLOGI
Sumber Ciri-Ciri Organisma Fisik. Dalam proses evolusi itu
bentuk-bentuk makhluk yang baru timbul sebagai proses pencabangan dari bentuk-bentuk makhluk
yang lebih tua.
Menurut para ahli biologi cirri cirri biologi itu termaksud di dalam gen. Setiap inti sel manusia
misalnya, terdiri dari 46 bagian berupa ulat-ulat kecil yang terdiri dari serat-serat berspiral. Ulat-ulat
kecil itu di sebut oleh para ahli biologi khromosom, pada khromosom-khromosom inilah terletak berbiu-
ribu pusat kekuatan dengan berbagai macam struktur bio kimia yang khas, yang menjadi sebab dari
segala cirri organisma makhluk yang bersangkutan.
Pada waktu konsepsi, apabila sel sperma beradu dengan sel, telur maka akan menjadi suatu sel
buah,atau zygote. Seluruh tubuh organisme baru akan timbul dari zygote tadi, degan suatu proses yang
disebut mitosis tiap-tiap khromosom akan membelah menjadi dua.
Proses mitosis bagi semua sel itu sama saja, tetapi terkecualian tampak pada timbulnya sel-sel
gamete, atau sel-sel sex (yaitu sel-sel sperma laki-laki dan sel telur dari wanita)
Perubahan dalam proses keturunan. Dari uraian diatas terbukti bahwa suat ciri yang berasal dari
suatu nenek moyang laki-laki atau perempuan tak pernah dapat “di campur” tetapi selalu dapat
tersimpan dalam gen yang diturunkan dan di sebarkan kepada berpuluh-puluh angkatan , bahkan
berratus ratus angkatan berikutnya.
Mutasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam organisma. Seleksi dan adaptasi adalah suatu
proses evolusi yang berasal dari sekitaran alam.menghilangnya gen tertentu sering juga disebabkan oleh
peristiwa-pristiwa kebetulan.
3. EVOUSI PRIMATA DAN MANUSIA
Proses pengembangan Makhluk Primat. Soal asal mula dan proses evolusi makhluk manusia itu
secara khusus dipelajari dan diteliti oleh suatu ilmu dari antropologi biologi, yaitu ilmu paleoantropologi,
dengan mempergunakan sebagai bahan penelitian bekas-bekas tubuh manusia yang beruppa fosil yang
terkandung dalam lapisan-lapisan bumi. Selain menganalisa data mengenai fosil-fosil kera dan manusia
yang tersimpan dalam lapisan bumi, mereka juga mempergunakan data ilmu-ilmu lain seperti
paleogeografi dan paleoekologi, seta metode analisa potassium-argon dari ilmu geologi.
Menurut penelitian-penelitian paling akhir, makhluk pertama dari suku Primat muncul di muka
bumi sebagai suatu cabang dari makhluk Mammalia, atau binatang menyusui, sudah kira-kira
70.000.000 tahun yang lalu, di dalam suatu zaman yang oleh para geologi disebut Kala Paleosen Tua.
Dalam masa yang amat lama makhluk Primat induk tadi bercabang lebih lanjut ke dalam berbagai sub-
suku dan infra-suku khusus, dan di antaranya telah terjadi proses percabangan antara keluarga kera-
kera Pongid atau kera-kera besar dari keluarga Hominid yang mempunyai sebagai anggota makhluk
nenek moyang manusia.
Rupa-rupanya telah terjadi paling sedikit lima proses percabangan. Percabangan yang tertua, yang
timbul kira-kira 30.000.000 tahun yang lalu dalam Kala Eosen Akhir, adalah percabangan yang
mengevolusikan kera gibbon (Hylobatidae).
Cabang yang timbul kemudian, pada permulaan Kala Miosen kira-kira 20.000.000 tahun yang
lalu, adalah kera Pongopygmeus atau orang utan. Orang utan memang merupakan makhluk kera yang
tinggal di pucuk-pucuk pohon-pohon besar di daerah hutan rimba di Asia Baratdaya, Asia Selatan, hingga
Asia Tenggara dalam jangka waktu satu dua juta tahun lamanya. Dalam pada itu, kira-kira pada bagian
akhir Kala Miosen terjadi beberapa perubahan besar pada kulit bumi dan pada lingkungan alamnya.
Benua Afrika membelah dari Asia, dan dalam proses tersebut terjadilah laut merah dan belahan bumi
berupa lembah yang dalam, bernama Great Rift Valley, yang merupakanpemisah alam secara ekologi
yang membujur dari Utara ke Selatan antara Afrika Barat dan Tengah dengan Afrika Timur.
Cabang ketiga adalah sejenis makhluk yang menurut perkiraan para ahli menjadi nenek moyang
manusia. Percabangan ini terjadi kira-kira 10.000.000 tahun yang lalu pada bagian terakhir dar Kala
Miosen. Fosil-fosil makhluk ini menunjukkan sifat yang lain, yaitu ukuran badan raksasa yang jauh lebih
besar dari pada Gorilla yang hidup sekarang. Para ahli memperkirakan bahwa kera-manusia raksasa ini
juga hidup dalam kelompok-kelompok seperti halnya jenis-jenis kera besar lainnya, dan dengan
demikian dapat tahan hidup, membiak, dan seperti Orangutan, juga menyebar dari Afrika ke Asia
Selatan dan Tenggara. Namun, karena perubahan-perubahan alam yang terjadi dalam bagian akhir Kala
Miosen, maka seperti halnya dengan Orangutan juga, kera-manusia raksasa ini menghilang dari Afrika
dan Asia Selatan dan hanya bertahan di Asia Tenggara, hingga akhirnya kandas juga di sana karena
sebab-sebab yang belum dapat dketahui.
Cabang keempat adalah cabang-cabang kera Pongid yang lain, yaitu Gorilla dan Chimpanze, yang
terjadi kira-kira 12.000.000 tahun yang lalu pada akhir kala Miosen. Kedua makhluk kera dari Afrika ini
dapat menyesuaikan diri dengan berevolusi mengembangkan organisma yang dapat hidup di pohon
maupun di darat. Percabangan khusus atau spesialisasi biologi antara Gorilla dan Chimpanzee terjadi
karena perkembangan dari dua lingkungan ekologi yang khusus di Afrika Tengah sebelah timur dari
Sungai Niger., dan di Afrika Barat sebelah barat dari sungai tersebut. Di daerah hutan di Afrik Tengah
tadi berlangsung evolusi organisma dari kera Gorilla, sedangkan di daerah hutan Afrika Barat
berlangsung evolusi organisma dari Chimpanzee.
Mahluk Primat Pendahuluan Manusia. Kira-kira seabad yang lalu para ahli biologi dan
paleoantropologi masih mengira bahwa soal siapakah nenek moyang manusia itu, dapat dipecahkan
dengan usaha menemukan sejenis mahluk yang telah kandas, yang merupakan penghubung antara kera
dan manusia dalam silsilah hidup. Dengan demikian usaha terpenting dari para ahli tersebut adalah
mencari mahluk penghubung yang hilang, atau missing link, dalam silsilah perkembangan alam mahluk
di muka bumi.
Sekarang, dengan kemajuan-kemajuan di bidang ilmu-ilmu paleoantropologi dan geologi, konsepsi para
ahli mengenai soal missing link itu sudah berubah. Mahluk itu sudah tidak lagi dipandang sebagai suatu
mahluk yang berada di antara kera dan manusia, tetapi sebagai seekor mahluk pendahuluan (prescusor)
atau mahluk-induk yang mendahului baik kera-kera besar (Pongid) maupun manusia, yang kedua-
duanya hanya merupakan spesialisasi khusus dari mahluk induk tadi. Kecuali itu, karena proses
percabangan antara berbagai jenis kera besar dengan manusia itu tidak hanya terjadi hanya satu kali
melainkan beberapa kali dan di beberapa tempat, maka dengan demikian sebenarnya ada lebih dari satu
makhluk induk.
Mahkluk-induk kedua adalah Gigantanthropus yang, seperti apa yang telah tersebut sebelumnya
hidu[pada bagian akhir Kala Miosen kurang-lebih 10.000.000 tahun yang lalu. Pengetahuan para ahli
mengenai wujud, sifat-sifat serta penyebarannya dari makhluk kera-raksasa ini masih terlampau sedikit,
karena terbatasnya jumlah fosil yang telah ditemukan untuk menelitinya.
Sebaliknya, pengetahuan mereka mengenai nenek moyang yang langsng dari manusia kini,
sudah mulai cukup mantap. Makhluk yang dapat disebut pendahuluan manusia itu adalah makhluk,
yang sudah dapat berjalan tegak diatas kedua kaki belakangnya secara lama terus menerus sepanjang
jarak-jarak yang cukup jauh, yang hidup dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari rata-rata delapan
sampai ssepuluh individu, dan yang secara berkelompok telah dapat melawan binatang-binatang
penyaing yang lain. Suatu mahluk Primat yang menurut wujud dari fosil-fosilnya menunjukkan ciri-ciri
tersebut addalah makhluk yang pertama-tama yang ditemukan pada tahun 1924 di Taungs, sebelah
utara Kimberley di daerah Bechuana Timur di Afrika Selatan. Oleh para ahli paleoantropologi, makhluk
itu disebut Australopithecus ( kera dari selatan ). Sekarang telah ditemukan lebih dari 65 fosil dari
makhluk tersebut, semuanya di Afrika Selatn dan Timur. Beberapa diantaranya diperkirakan hidup di
muka bumi ini lebih dari sepuluh jtua tahun yang lalu. Fosil dari keluarga australopithecues yang akhir-
akhir ini dalam tahun 1959 ditemukan, adalah fosil dari Lembah Oldovai di Tanzania, Afrika Timur.
Hasil analisa dari metode Potassium Argom adalah kesimpulan bahwa mahluk yang dibeinya
nama khusus yakni Zinjanthropus, itu hidup di daerah Sabana, Afika Timur kurang lebih 2 juta tahun
yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling dekat.
Pada masa 2 juta tahun yang lalu bumi mengalami suatu masa dalam sejarah perkembangan
kulit bumi yang berbeda dari sekarang, yaitu suatu Kala es di daerah utara dan selatan dan suatu Kala
Kering di daerah Tropik.
Kala es dan Kala glasial adalah zaman ketika seluruh Eropa utara sampai kira2 garis pegunungan
Alpen di negara Swis sekarang ketika sebagian dari Asia utara ketika seluruh Kanada dan Amerika Utara
sampai kira2 garis danau Micigan sekarang dan ketika pucuk selatan Amerika Selatan tertutup dengan
lapisan2 es yang tebal (gletcher).
Pada akhir berlangsungnya tiap Kala glasial, maka bumi mempunyai wujud yang berbeda antara
darat dan laut. Hal ini disebabkan karena pada masa itu muka air laut lebih rendah dari pada
keadaannya sekarang, sehingga banyak daratan yang sekarang tergenang air berada diatas muka laut.
Selama tiap Kala glasial daerah tropik bersifat lebih kering dari waktu skala Interglasial, dan hutan-hutan
rimba tropik berkurang padatnya dan berubah menjadi daerah [padang rumput dengan gerombolan-
gerombolan hutan yang tersebat.
Dalam tahun 1898 seorang dokter belanda, Eugene Du Bois mendapatkan sekelompok
tengkorak atas, rahang bawah dan sebuat tulang paha. Tengkorak atas seolah-olah sebuah tengkorang
seekor kera besar. Isi otaknya jauh lebih besar bila dibandingkan dengan jenis kera manapun tetapi jauh
lebih kecil dari otak manusia. Du Bois memberikan nama Pithecanthropus Erectus (manusia kera yang
berjalan tegak) dan mengganggalp contoh dari nenek moyang manusia zaman sekarang.
Seorang ahli geologi Jerman bernama G. H. R. Von Konigswald dan teuku Jacob pada tahun 1931 dan
1934 menemukan 14 fosil dan 12 tengkorak di lapisan pleistosen tengah yang umurnya diperkirakan 800
ribu tahun dan menyebutnya pithecanthropus Soloensis.
Pada tahun1936 para ahli juga menemukann fosil-dosil di bagian Lower Pleistocene berumur
kitra-kira 2 juta tahun dan para ahli menyebutnya Pithecantrhopus majakertensis dan pada tahun 1941
G.H.R. von menemukanfosil yang luar biasa besar dan diberi nama meghanthropus paleojavanicus yang
umurnya sama dengan pithecanthropus Majakertensis.
Fosil-fosil itu tidak pernah ditemukan bersama dengan bekas alat-alat yang menunjukan bahwa makhluk
tersebut sudah berkebudayaan. Makhluk yang mempunyai kebudayaan itulah yang baru dapat disebut
makluk manusia secara penuh,
Pada zaman holosen fosil homo sapiens meninggalkan bekas-bekas kebudayaan dan mulai menunjukan
perbedaan ras. Ada 4 perbedaan ras pokok pada homo sapiens, yaitu :
1. Ras Autraloid
Terdapat dibenua Australia
2. Ras mongoloid
Ras yang paling besar jumlahnya
3. Ras kaukasoid
Tersebar di eropa, Afrika sebelah utara, Asia barat daya, dan
Amerika.
4.Ras Negroid
Tersebar di benua Afrika bagian selatan
4. ANEKA WARNA MANUSIA
Salah Faham Mengenai Konsep Ras.
Ras sebagai suatu golongan manusia yang menunjukkan berbagai ciri tubuh yang tertentu
dengan suatu frekuensi yang besar, tetapi dalam sejarah bangsa – bangsa, konsepsi mengenai aneka
warna ciri tubuh manusia itu telah menyebabkan banyak kesedihan dan kesengsaraan, karena suatu
salah faham yang besar yang hidup dalam pandangan manusia berbagai bangsa. Salah faham itu
mengacaukan ciri – ciri ras ( yang sebenarnya harus dikhususkan kepada ciri – ciri jasmani semata –
mata ), dengan ciri – ciri rohani : dan lebih dari itu, salah paham tadi memberi penilaian tinggi rendah
kepada ras – ras berdasarkan perbedaan tinggi – rendah rohani daripada ras itu.
Contoh – contoh tersebut adalah :
� Ras Caucasoid atau ras kulit putih lebih kuat,maju, luhur daripada ras – ras lainnya.
� Di Perancis, Pendirian menurut A. de Gobineau yang berpendapt bahwa ras yang
terunggul dan termurni adalah ras Arya.
� Jerman, menurut De Gobineau bahwa orang jerman keturunan langsung ras Arya.
Metode – Metode Untuk Mengklaskan Aneka Ras Manusia.
Mengklasifikasikan aneka warna ras manusia merupakan pusat perhatian bagi ilmu antropologi fisik,
terutama memperhatikan ciri – ciri lahir, atau ciri – ciri morfolgi, pada tubuh individu – individu. Ciri –
ciri morfologi itu yang dalam praktek merupakan ciri – ciri fenotip, terdiri dari dua golongan, yaitu : 1)
ciri – ciri kualitatif ( seperti warna kulit, bentuk rambut dan sebagainya, dan 2) ciri – ciri kuantitatif (
seperti berat badan, ukuran badan, index cephalicus, dan sebgainya ). Metode ini disebut metode
antropometri metode yang hanya berdasarkan morfologi. Seiring berkembang nya zaman, metode ini
sudah jarang dipergunakan, para ahli beralih kepada metode filogenetik yang menekankan persamaan –
persamaan dan perbedaan – perbedaan, hubungan – hubungannya serta percabangannya. Untuk
membangun suatu klasifikasi yang serupa itu faktor terpenting adalah ciri – ciri genotipe yang terdapat
pada individu – individu, contoh nya ialah metode mengklasifikasikan berdasarkan frekuensi golongan
darah.
Salah Satu Klasifikasi Dari Aneka Ras – Ras Manusia.
� Menurut C. Linnaeus yang merpergunakan warna kulit sebagai ciri terpenting dalam
sistemnya.
� Menurut J.F Blumenbach yang mengkombinasikan ciri – ciri morfologi dengan
geografi dalam sistemnya.
� Menurut J. Deniker yang memakai warna dan bentuk rambut sebagai ciri – ciri
terpenting dalam sistemnya.
� Menurut E. Von Eickstedt dan E.A Hooton memakai unsur – unsur Filogenetik
� Menurut A.L Kroeber, Yaitu :
Australoid
Penduduk asli Austra
2. Mongoloid
• Asiatic Mongoloid ( Utara, Tengah, Timur )
• Malayan Mongoloid ( Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Taiwan )
• American Mongoloid ( Amerika Utara, Selatan, Orang Eskimo )
3. Cauca
• Nordic ( Eropa Utara )
• Alpine ( Tengah dan Timur )
• Mediteranaen ( Sekitar laut tengah, afrika Utara, Armenia Arab, Iran )
4. Negroid
• Afican Negroid ( Benua Afrika )
• Negrito ( Tengah, Semenanjung Melayu, filipina )
• Melanesian ( Irian, Melanesia )
5. Ras – Ras khusus
• Bushman ( Gurun Kalahari, Afsel )
• Veddoid ( Pedalaman Srilangka dan Sulsel )
• Polynesian ( kepulauan Mikronesia & Polinesia )
• Ainu ( Pulau Karafuto dan Hokaido, Jepang Utara )
5. ORGANISMA MANUSIA
Perbedaan Organisma Manusia dan Organisma Binatang. Mahluk manusia adalah mahluk yang
hidup kelompok, dan mempunyai organisma yang secara biologis sangat kalah kemampuan fisiknya
dengan jenis-jenis binatang berkelompok yang lain. Walaupun demikian otak manusia telah berevolusi
paling jauh dibandingan dengan mahluk lain. Otak manusia yang telah dikembangkan oleh bahasa, dan
kemampuan akal, yaitu kemampuan untuk membentuk gagasan-gagasan dan konsep-konsep yang
makin lama makin tajam.
Bahasa menyebabkan bahwa manusia tidak hanya dapat belajar mengenai keadaan sekitar
dengan mengalami secara kongkret peristiwa yang bersangkutan dengan keadaan-keadaan tadi, tetapi
juga secara abstrak tanpa menyelami sendiri peristiwa tersebut,
Dengan demikian bahasa manusia itu meabstraksikan dan menyimpan tiap pengeahuan barukedalam
lambing vocal atau bentuk kata-kata baru.pengalaman yang telah kian bertambah banyak itu kemudian
disimpan dan diatur oleh akal menjadisuatu system pengetahuan.
Dengan bahasa maka pengetahuan manusia telah bertimbun membanyak menjadi himpunan
pengetahuan akal manusia yang merupakan dasar dari apa yang disebut kebudayaan manusia. Dengan
demikian terjadi benih-benih bagi system pembagian keahlian, yang sebaliknya merupukan benih dari
system diferensi atau sisitem pembagian kerja, sedangkan system pembagian kerja itu memerlukan
suatu pengaturan dan organisasi.
Kapasitas otak yang unggul yang berupa akal tadi , menyebabkan ia dapat mengembangkan system
pengetahuan yang menjadi dasar dari kemampuannya untuk membuat bermacam-macam alat hidup
seperti senjata, alat-alat produksi, alat-alat berlindung, alat-alat transportasi dan sebagainya serta
sumber-sumber energi lainnya.
Dengan adanya pengaturan antara individu-individu dalam kelompok dan dengan adanya
peralatan hidup, maka cara mahluk manusia mencari dan memproduksi pangannya dilakukan juga
dengan system-sistem tertentu di mana terdapat pembagian kerja antara berbagai tahap atau teknik
memproduksi pangan dan peralatan hidupnya itu.
Kemampuan otak manusia untuk membentuk gagasan dari konsep dalam akalnya merupakan dasar dari
kesadaran identitas diri dan kesadaran kepribadian diri sendiri.manusia juga memiliki kemampuan untuk
membayangkan dengan akalnya peristiwa-peristiwa yang mungkin dapat terjadi terhadapnya. Rasa
takut akan tibanya maut merupakan salah satu sebab timbulnya suatu unsur penting dalam kehidupan
manusia, yaitu religi. Akal manusia juga mengadakan suatu reaksi yang sadar dan kreatif, sehingga
smenjadi unsure khas dalam hidupnya yaitu kesenian.
Walaupaun organisma manusia kalah kemampuannya dengan banyak jenis binatang berkelompok
lainnya, namun manusia dengan kemampuan otaknya, yang kita sebut akal budi itu, telah membantu
dan menyambung keterbatasan kemampuan organisma itu. Keseluruhan dari system-sistem itu, yaitu
(1) system bahasa, (2) system pengetahuan, (3) organisasi social, (4) system peralatan hidup dan
teknologi, (5) system mata pencaharian, (6) system religi dan (7) kesenian, adalah yang disebut
kebudayaan manusia.
Kebudayaan manusia tidak terdapat dalam organismanya, artinya tidak tertentukan dalam system
gennya, berbeda dengan kemampuan-kemampuan organisma binatang. Manusia harus mempelajari
kebudayaannya sejak lahir, selama seluruh jangka waktu hidupnya. Walaupun begitu manusia dengan
kebudayaanya dapat menjadi mahluk yang paling berkuasa dan berkembang biak paling luas di muka
bumi ini.
BAB II
KEPRIBADIAN
A. Definisi Kepribadian
Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau
tindakan dari tiap-tiap individu manusia disebut “kepribadian”atau personality. Dalam
bahasa populer, istilah “kepribadian” juga berarti ciri-ciri watak seseorang individu yang
konsisten. Hal itu memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus.
Sedangkan dalam bahasa sehari-hari kita anggap bahwa seorang tetentu mempunyai
kepribadian, memang yang biasanya kita maksudkan ialah bahwa orang tersebut
mempunyai beberapa ciri watak yang diperlihatkannya sejak lahir,konsisten, dan
konsekuen dalam tingkah lakunya sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki
identitas khusus yang berbedadari individu-individu lainnya.
B. Unsur-unsur Kepribadian
1. Pengetahuan
Unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusia yang sadar, secara
nyata terkandung dalam otaknya. Dalam lingkungan hidup manusia, ada bermacam-macam
hal yang dialami dalam penerimaan pancainderanya dan alat penerima atau reseptor organ
lain, misalnya sebagai getaran eter (cahaya dan warna), getaran akustik (suara), bau, rasa,
sentuhan, tekanan mekanikal (berat-ringan),tekanan termikal (panas-dingin) dan
sebagainyayang masuk ke dalam sel-sel tetentu di bagian-bagian tetentu di otaknya. Di
sana berbagai macam proses fisik, fisiologi, dan psikologi terjadi,yang menyebabkan
berbagai macam getaran dan tekanan tadi diolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan
atau diproyeksikan oleh individu tesebut menjadi suatu penggambaran tentang lingkungan
tadi. Seluruh proses akal manusia yang sadar (conscious) tadi, dalamilmu psikologi disebut
“persepsi”.
Penggambaran tentang lingkungan dengan fokus kepada bagian-bagian yang paling
menarik perhatian seorang individu, sering kali juga diolah oleh suatu proses dalam
akalnya yang menghubungkan penggambaran tadi dengan berbagai penggambaran lain
yang sejenis yang pernah diterima dan diproyeksikan oleh akalnya dalam masa lalu,
kemudian timbul kembali sebagai kenangan atau penggambaran lama dalam kesadaranya.
Dengan demikian diperoleh suatu penggambaran baru dengan lebih banyak pengertian
tentang keadaan lingkungan tadi. Penggambaran baru dengan penegrtian baru seperti itu,
dalam ilmu psikologi disebut “apersepsi”.
Ada kalanya suatu persepsi, setelah diproyeksikan kembali oleh individu menjadi
suatu penggambaran berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian-bagian yang
menyebabkan individu itu tertarik, akan lebih intensif memusatkan akalnya terhadap
bagian-bagian khusus tadi. Penggambaran yang lebih intensif terfokus (terjadi karena
pemusatan akal yang lebih intensif tadi), dalam ilmu psikologi disebut “pengamatan”.
Seorang individu dapat juga menggabungkan dan membanding-bandingkan bagian-
bagian dari suatu penggambaran dengan bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain
yang sejenis, berdasarkan asas-asas tertentu secara konsisiten. Dengan demikian bumi ini,
bahkan juga di luar bumi ini, padahal ia belum pernah melihat, atau mempersepsikan
tempat-tempat tadi. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu-ilmu sosial disebut “konsep”.
Dalam usaha pengamatan oleh seorang individu dengan cara seperti terurai tadi
maka penggambaran tentang lingkungannya tersebut ada yang ditambah-tambah dan
dibesar-besarkan, dan ada yang dikurangi serta dikecil-kecilkan pada bagian-bagian
tetentu. Bahkan ada pula yang digabung-gabungkan dengan penggambaran-penggambaran
lain menjadi penggambaran yang baru sama sekali, sebenarnya tidak akan pernah ada
dalam kenyataan. Penggambaran baru yang sering kali tidak realistis itu dalam ilmu
psikologi disebut “fantasi”.
Seluruh penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi tadi merupakan
unsur-unsur “pengetahuan” seseorang individu yang sadar. Sebaliknya, banyak
pengetahuan atau bagian-bagian dari seluruh himpunan pengetahuan yang ditimbun oleh
seorang individu selama hidupnya itu, sering kali hilang dalam alam akalnya yang sadar,
atau dalam “kesadarannya”, karena berbagai macam sebab. Perlu diperhatikan bahwa
unsur-unsur pengetahuan tadi sebenarnya tidak hilang lenyap begitu saja, terdesak masuk
saja ke dalam bagian dari jiwa manusia yang dalam ilmu psikologi disebut alam “bawah
sadar” (subconsious).
Pengetahuan seorang individu karena berbagai alasan dapat terdesak atau dengan
sengaja didesak oleh individu itu, ke dalam bagian dari jiwa manusia yang lebih dalam lagi,
yaitu bagian yang dalam ilmu psikologi disebut alam “tidak sadar” (unconscious). Di
sanalah pengetahuan individu larut dan terpecah-pecah ke dalam bagian-bagian yang
saling terbaur dan tercampur.
2. Perasaan
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam
“perasaan“. Ternyata selain segala macam pengetahuan”perasaan” juga mengisi penuh
alam kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. “Perasaan” adalah suatu keadaan
dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan
positif atau negatif. Suatu perasaan yang selalu bersifat subjektif karena adanya unsur
penilaian tadi, biasanya menimbulkan suatu kehendak dalam kesadaran seorang individu.
Kehendak itu bisa juga positif (individu tersebut ingin mendapatkan hal yang dirasakannya
sebagai suatu hal yang akan memberikan kenikmatan) atau bisa juga negatif (individu
tersebut hendak menghindari hal yang dirasakannya membawa perasaan tidak nikmat).
Sementara perasaan terhadap barang yang diingini dengan sangat itu menjadi
bertambah, membuat udara disekitar semakin panas, keringat pun keluar lebih banyak dan
hati berdebar. perasaan keras seperti itu disebut “emosi”.
3. Dorongan Naluri
Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung berbagai perasaan
lain yang tidak ditimbulkan karena pengaruh pengetahuannya, tetapi karena sudah
terkandung dalam organnya, dan khususnya dalam gennya sebagai naluri. Kemauan yang
sudah merupakan naluri pada tiap mahluk manusia itu, oleh beberapa ahli psikologi
disebut “dorongan” (drive). Sedikitnya tujuh macam dorongan naluri, yaitu :
a. Dorongan untuk mempertahankan hidup
b. Dorongan seks
c. Dorongan untuk upaya mencari makan
d. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia
e. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya
f. Dorongan untuk berbakti
C. Materi dari Unsur-unsur Kepribadian
Kepribadian seseorang terbentuk oleh pengetahuan ( khususnya yaitu : persepsi,
penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi mengenai bermacam hal yang
ada dalam lingkungannya ). Selain pengetahuan, keperibandian seseorang juga terbentuk
oleh berbagai perasaan, emosi, dan keinginan tentang bermacam hal yang ada dalam
lingkungannya.
Materi Unsur-unsur Kepribadian :
I. Beragam kebutuhan individu
1. Kebutuhan biologis yang bernilai positif
a. Makan dan minum
b. Seks
c. Buang hajat
d. Istirahat dan tidur
e. Keseimbangan suhu
f. bernafas
2. kebutuhan biologis yang bernilai negative ( karena tidak terpenuhi )
a. makan dan minum tidak lezat
b. istirahat dan tidur terganggu
c. kegagalan seks
d. ketidakseimbangan suhu
e. kesulitan buang hajat
f. bernafas sesak
3. Kebutuhan Psikologis bernilai positif
a. Relaks dan bersantai
b. Kemesraan dan cinta
c. Kepuasan altruistic ( misalnya : karena berkesempatan untuk berbuat baik,
berbakti kepada orang lain, kepada suatu ide, dan suatu cita-cita ).
d. Kepuasan ego
e. Kehormatan
f. Kepuasan dan kebanggaan mencapai tujuan
4. Dorongan psikologis bernilai negative
a. Ketegangan
b. Kebencian
c. Altruisme ekstrem, sehingga tidak dapat dipenuhi dan menimbulkan
keadaan tidak puas yang bernilai negative.
d. Egoisme ekstrem sehingga menimbulkan kebencian terhadap orang lain.
e. Penghinaan
f. Tidak percaya diri, malu
II. Ragam Hal dalam Lingkungan Individu
1. Identitas Aku yang Bersifat Fisik
a. Deskripsi badan sendiri
b. Deskripsi anggota badan tertentu
c. Deskripsi mengenai kekurangan, cacat, atau penyakit-penyakit tertentu pada
badan sendiri
d. Deskripsi perhiasan dan ornament pada badan sendiri
2. Identitas Aku yang Bersifat Psikologis
a. Deskripsi mengenai watak sendiri
b. Sistem pra lambing mengenai diri sendiri
3. Kesadaran Individu mengenai Lingkungan sosialnya atau berbagai macam
manusia disekelilingnya, seperti :
a. Orang-orang dalam lingkungan sosialnya yang berada dalam hubungan
mesra dan karib dengannya
b. Orang-orang dalam lingkungan sosialnya yang berhubungan dengannya
hanya berdasarkan asa-guna
c. Orang-orang dalam lingkungan sosial individu yang dikenal atau
diketahuinya tetapi tidak ada arti atau pengaruh dalam lingkungan
kehidupannya.
d. Orang-orang dalam lingkungan sosial individu yang diketahuinya, tetapi yang
ditanggapinya dengan sikap masa bodoh
4. Kesadaran Individu Mengenai Alam Fauna atau binatang, dan alam flora atau
tumbuh-tumbuhan, dalam alam sekeklilingnya.
5. Kesadaran individu mengenai berbagai macam benda, zat, kekuatan, serta
gejala-gejala alam yang berada dan terjadi disekelilingnya.
III. Berbagai cara untuk memperlakukan hal-hal dalam lingkungan diri sendiri guna
memenuhi kebutuhan diri
1. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk memenuhi kebutuhan biologis maupun
psikologis yang bersifat positif dari individu
2. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk menghindari, menolak, atau
meniadakan berbagai kebutuhan biologis dan berbagai dorongan psikologis
yang bersifat negative bagi individu
3. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk memperkuat identitas Aku dan individu
4. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk berhubungan dan berinteraksi dengan
berbagai manusia dalam lingkungan individu
5. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk mempergunakan bermacam-macam
binatang dan tumbuh-tumbuhan untuk keperluan individu
6. Berbagai cara, tehnik, dan metode untuk mendapatkan, menguasai, dan
mempergunakan berbagai macam benda, zat kekuatan, serta gejala-gejala alam
yang berada dan terjadi disekitar individu.
D. Macam-macam Kepribadian
1. Macam-macam kepribadian individu
Berbagai isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak, dan keinginan
kepribadian, serta perbedaan kualitas hubungan antara berbagai unsur kepribadian
dalam kesadaran individu, menyebabkan keragaman struktur kepribadian pada setiap
manusia. Oleh karena itu, kepribadian tiap individu sangat unik.
Mempelajari materi setiap unsure kepribadian ( baik yang berupa pengetahuan
maupun yang berupa perasaan, sasaran dari kehendak, keinginan, dan emosi seseorang
) adalah tugas ilmu psikologi. Dalam hal itu diperhatikan satu macam materi yang
menyebabkan satu tingkah laku berpola, yaitu suatu kebiasaan ( babit ) dan berbagai
macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian ( personality ), serta segala
macam tingkah laku berpola dari individu bersangkutan.
2. Kepribadian Umum
Para pengarang etnografi abad ke-19 yang lalu hingga tahun 1930-an sering
mencantumkan dalam karangan etnografi mereka suatu deskripsi tentang watak atau
kepribadian umum dari para warga kebudayaan yang menjadi topic etnografi mereka.
Deskripsi itu biasanya berdasarkan kesan-kesan saja, didapat dari pengalaman-
pengalaman mereka bergaul dengan para individu warga kebudayaan yang sedang
mereka teliti.
Linton dan Kardiner pertajam konsep kepribadian umum sehingga timbul konsep
“kepribadian dasar” atau basic personality structure, berarti : semua unsure kepribadian
yang dimiliki bersama oleh suatu bagian besar dari warga masyarakat itu. Kepribadian
dasar itu ada karena semua individu warga dari suatu masyarakat itu mengalami
pengaruh lingkungan kebudayaan yang sama selama masa tumbuhnya.
Pendekatan dalam penelitian kepribadian dari suatu kebudayaan juga dilakukan
dengan metode lain yang didasarkan pada suatu pendirian dalam ilmu psikologi.
Pendirian tersebut menyatakan bahwa benih dari ciri-ciri dari unsur watak telah
tertanam dalam jiwa seorang individu sejak ia masih anak-anak. Pembentukan watak
dalam jiwa individu banyak dipengaruhi oleh pengalamannya ketika anak-anak ia
diasuh orang-orang dalam lingkungannya. Watak juga sangat ditentukan oleh cara-cara
ia sewaktu kecil diajarkan makan, diajarkan kebersihan, disiplin, diajarkan main dan
bergaul dengan anak-anak lainnya dan sebagainya. Oleh karena dalam tiap kebudayaan
cara pengasuhan anak didasarkan pada adat dan norma-norma tertentu, maka
beberapa unsur watak yang seragam akan tampak menonjol pada banyak individu yang
telah menjadi dewasa itu.
3. Kepribadian Barat dan Kepribadian Timur
Semua kebudayaan bukan Eropa Barat disebut pandangan hidup dan kepribadian
Timur. Dengan demikian timbul dua konsep yang kontras, yaitu Kepribadian Timur dan
Kepribadian Barat.
Dalam rangka pemakaian kedua konsep yang kontras itu, ada berbagai macam
pandangan diantara para cendekiawan Indonesia, yang sering bersifat kabur. Mereka
yang suka mendiskusikan kontras antara kedua konsep tersebut biasanya menyangka
bahwa kepribadian Timur mempunyai pandangan hidup yang mementingkan
kehidupan kerohanian, mistik, fikiran prelogis, keramah-tamahan, dan kehidupan
sosial. Sebaliknya kepribadian Barat mempunyai pandangan hidup yang mementingkan
kehidupan material, pikiran logis, hubungan berdasarkan asa guna, dan individualisme.
Dalam kenyataan, berbagai kebudayaan suku bangsa di Indonesia ( yang dapat
digolongkan kedalam “kebudayaan timur” ), penuh dengan unsur-unsur prelogis;
mementingkan diskusi-diskusi tentang kebatinan; dan mementingkan mistik.
Dalam sebuah karangannya berjudul Psychological Homeostatis and Jen, yang
dimuat dalam majalah American Anthropologist jilid 73, tahun 1971 ( hlm. 23-44 ), Hsu
telah mengembangkan suatu konsep bahwa alam jiwa manusia sebagai makhluk sosial
budaya itu mengandung delapan daerah yang berwujud seolah-olah seperti lingkaran-
lingkaran konsentrikal sekitar diri pribadinya. Bagan dibawah ini menggambarkan
kedelapan daerah lingkaran itu.
0
1
2
3
4
5
6
7
7. Tidak sadar
6. Subsadar
5. Kesadaran yang tidak dinyatakan
4. Kesadaran yang dinyatakan
3. Lingkungan hubungan karib
2. Lingkungan hubungan berguna
1. Lingkungan hubungan jauh
0. Dunia luar
Lingkaran yang diberi nomor 7 dan 6 adalah daerah dalam jiwa individu yang oleh
para ahli psikologi disebut daerah “tidak sadar” dan “subsadar”. Kedua lingkaran itu
berada didaerah pedalaman dari alam iwa individu, dan terdiri dari bahan pikiran dan
gagasan yang telah terdesak kedalam sehingga tidak disadari lagi oleh individu
bersangkutan.
Lingkaran nomor 5 yang disebut oleh Hsu : “kesadaran yang tidak dinyatakan” (
unexpressed consiousnes ). Lingkaran itu terdiri dari fikiran-fikiran dan gagasan-gagasan
yang disadari penuh oleh individu bersangkutan, tetapi yang disimpan saja olehnya
dalam alam jiwanya sendiri dan tidak dinyatakannya kepada siapapun dalam
lingkungannya.
Lingkaran nomor 4 “kesadaran yang dinyatakan” (expressed conscious ). Lingkaran
ini dalam alam jiwa manusia mengandung fikiran-fikiran, gagasan-gagasan dan
perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh individu kepada
sesamanya, yang dengan mudah dapat diterima dan dijawab pula oleh sesamanya.
Lingkaran nomor 3, yang oleh Hsu disebut “lingkaran hubungan karib” ( intimate
society ) mengandung konsep tentang orang, binatang, atau benda yang oleh individu
diajak bergaul secara mesra dan karib, yang dapat dipakai sebagai tempat berlindung
dan tempat mencurahkan isi hati apabila sedang terkena tekanan batin atau dikejar-
kejar oleh kesedihan serta masalah-masalah hidup yang menyulitkan.
Lingkaran nomor 2, “lingkungan hubungan berguna”, tidak lagi ditandai oleh sikap
saying mesra, tetapi ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang, atau benda-
benda itu bagi dirinya.
Lingkaran nomor 1, “lingkaran hubungan jauh”, terdiri dari fikiran dan sikap dalam
alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan, dan adat
yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali
mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.
Daerah nomor 0, “lingkaran dunia luar”, fikiran-fikiran dan anggapan-anggapan
tentang orang dan hal yang terletak diluar masyarakat dan Negara Indonesia, dan
ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.
Daerah lingkaran nomor 4 dibatasi oleh garis yang digambar lebih tebal dari pada
yang lain. Garis ini menggambarkan batas dari alam jiwa individu yang dalam ilmu
psikologi disebut personality atau “kepribadian”.
Menurut ilmu psikologi Barat terkandung dalam kepribadian manusia, itulah yang
merupakan konsep Ego atau Akunya manusia dalam psikologi Barat. Konsep yang dapat
dipakai sebagai landasan untuk mengembangkan konsep lain itu menurut Hsu adalah
konsep Jen dalam kebudayaan Cina. Jen adalah anusia yang berjiwa selaras, manusia
yang berkepribadian”.
Nomor 4 dan 3, dibedakan dari yang lain dengan garis-garis arsir yang sedikit
memasuki daerah lingkaran nomor 5 dan nomor 2, menggambarkan konsep Jen atau
alam jiwa dari “manusia yang berjiwa selaras” itu disebut Psychological homeostasis
(sama dengan judul karangannya).
BAB III
MASYARAKAT
A. Kehidupan Berkelompok dan Devinisi Masyarakat
1. Kehidupan Berkelompok Dalam Alam Binatang
Dari ilmu mikrobiologi, misalnya kita mengetahui bahwa banyak jenis protozoa
hidup bersama makhluk sel sejenis dalam suatu kelompok sebanyak ribuan sel yang
masing-masing tetap merupakan individu sendiri-sendiri. Dalam kelompok protozoa
misalnya jenis Hydractinia itu, ada suatu pembagian kerja yang nyata antara subkelompok.
Ada subkelompok yang terdiri dari ratusan sel yang fungsinya mencari makan bagi seluruh
kelompok ; ada subkelompok lain yang fungsinya memreproduksi jenis dengan cara
membelah diri ; ada subkelompok yang fungsinya meneliti keadaan lingkungan dengan
kemampuannya membedakan suhu yang terlampau tinggi atau terlampau rendah, untuk
mendeteksi adanya bahan yang dapat dimakan, adanya lingkungan yang cocok utuk
reproduksi dan lain-lain.
Dari mempelajari kelompok-kelompok binatang seperti itu kita dapat
mengabstraksikan beberapa ciri yang dapat kita anggap ciri khas kehidupan berkelompok,
yaitu :
1. Pembagian kerja yang tetap antara berbagai macam subkesatuan atau golongan
individu dalam kelompok untuk melaksanakan berbagai macam fungsi hidup ;
2. Ketergantungan individu kepada individu lain dalam kelompok sebagai akibat dari
pembagian kerja tadi ;
3. Kerja sama antarindividu yang disebabkan karena sifat ketergantungan tadi ;
4. Komunikasi antarindividu yang diperlukanguna melaksanakan kerja sama tadi;
5. Diskriminasi yang diadakan antar individu-individu warga kelompok dan individu-
individu dari luarnya.
Mengenai asas-asas pergaulan antara makhluk dalam kehidupan alamiah itu,
beberapa ahli filsafat seperti H. Spencer pernah menyatakan bahwa asas egoisme atau asas
“ mendahulukan kepentingan diri sendiri di atas kepentingan yang lain “, mutlak perlu bagi
jenis-jenis makhluk untuk dapat bertahan dalam alam yang kejam.
Kita dapat mengerti bahwa asas altruisme ini terutama berarti bagi makhluk-
makhluk yang hidup berkelompok. Justru karena altruisme yang kuat, maka jenis makhluk
berkelompokitu mampu mengembangkan sesuatu hubungan saling tolong-menolong dan
kerja sama yang serasi sehingga sebagai kelompok mereka menjadi begitu kuat dapat
bertahan hidup dalam alam yang kejam.
2. Kehidupan Berkelompok Makhluk Manusia
Manusia adalah jenis makhluk hidup yang juga hidup dalam kelompok. Asas-asas
hidup berkelompok yang sebenarnya telah dapat kita pelajari pada berbagai jenis protozoa,
serangga, dan binatang berkelompok lainnya. Walaupun demikian masih ada suatu
perbedaan yang sangat mendasar anatara kehidupan kelompok binatang dan kehidupan
kelompok manusia antara lain :
1. Sistem pembagian kerja
2. Aktifitas kerja sama
3. Berkomunikasi dalam kehidupan berkelompok binatang bersifat naluri.
Naluri merupakan suatu kemampuan yang telah dirancang oleh alam dan
terkandung dalam gen jenis binatang yang bersangkutan. Sedangkan sistem pembagian
kerja, aktivitas kerja sama dan berkomunikasi dalam kehidupan berkelompok manusia
tidak bersifat nurani. Hal ini disebabkan karena lepas dari pengaruh ciri-ciri ras, baik
Kaukasoid, Mongoloid, Negroid atau lainnya, organisme manusia mengevolusi suatu otak
yang khas. Otak manusia telah mengembangkan suatu kemampuan yang biasanya disebut “
akal “.
Kelakuan binatang berkelompok yang berakar dalam naluri, pada manusia menjadi
tingkah laku yang dijadikan milik diri dengan belajar. Kelakuan binatang dan kelakuan
manusia yang prosesnya telah direncanakan dalam gennya dan merupakan milik dirinya
tanpa belajar, seperti refleks, kelakuan naluri, dan kelakuan membabi buta, tetap kita sebut
kelakuan. Sebaliknya, perilaku manusia yang prosesnya tidak direncanakan dalam gennya,
tetap yang harus dijadikan milik dirinya dengan belajar, kita sebut tindakan atau tingkah
laku.
Oleh karena pola-pola tindakan dan tingkah laku manusia adalah hasil belajar, maka
kita dapat mudah mengerti bahwa pola-pola tindakan dapat berubah dengan lebih cepat
daripada perubahan bentuk biologisnya. Tingkah laku dan hidup manusia beberapa tahun
yang lalu sangat berbeda dengan sekarang. Hanya tiga dasawarsa hingga empat dasawarsa
yang lalu saja orang Indonesia masih banyak tinggal dalam rumah-rumah besar dengan
kelompok kerabatnya yang luas, dan dari musim ke musim menanam padi di lading atau
sawah sebagai petani.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam rentang waktu hidup beberapa generasi
manusia tidak sama cepatnya pada kelompok manusia satu dengan kelompok manusia
lainnya. Ada yang mengalami perubahan lamban dalam jangka waktu beberapa puluh
generasi selama saru-dua abad, ada pula yang berubah dengan cepat hanya memerlukan
waktu dua-tiga generasi saja selama beberapa puluh tahun. Apabila sejenis serangga lebah
tetap sama pola kelakuan dan cara hidupnya di mana pun ia berada, tidaklah demikian
dengan pola tingkah laku dan hidup manusia di Asia, Afrika, Australia, Amerika Utara,
Amerika Latin, atau Eropa.
B. Berbagai Wujud Kelompok Manusia
Manusia dimuka bumi saat ini berjumlah lebih dari tiga miliar dan seluruh makhuk
jenis homo sapiens itu menampakan suatu keragaman yang disebabkan karena ciri-ciri raas
Kaukasoid, Mongoloid, Negroid, dan beberapa ciri lain yang berbeda-beda. Namun seperti
yang telah tersebut tadi, beragam ciri ras itu tidak menyebabkan timbulnya beragam pola
tingkah laku manusia.
Ragam tingkah laku manusia memang bukan disebabkan karena ciri-ciri ras,
melainkan karena kelompok-kelompok tempat manusia itu bergaul dan berinteraksi. Pada
zaman sekarang ini wujud tersebut adalah kelompok-kelompok yang besar terdiri dari
banyak manusia, tersebar dimuka bumi sebagai kesatuan-kesatuan manusia yang erat, dan
disebut Negara-negara nasional. Di Asia Tenggara, tampak kesatuan-kesatuan manusia
yang terwujud sebagai Negara nasional besar-kecil, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura,
Papua Nugini, Filipina, Vietnam, Laos. Kamboja, Thailand, Myanmar. Di Eropa Barat
misalnya tampak kesatuan-kesatuan manusia yang juga berwujud sebagai Negara nasional
besar-kecil, seperti Inggris, Belanda, Prancis, Denmark, Jerman, Belgia, Luksemburg,
Lechtenstein dan banyak yang lain.
Lebih khusus, dalam setiap suku bangsa ada kesatuan-kesatuan hidup yang lebih
kecil lagi, yaitu desa dan kota. Di dalamnya manusia yang terkait dalam kesatuan-kesatuan
khusus itu terwujud sebagai kelompok-kelompok kekerabatan, sedangkan organisasi-
organisasi khusus itu berwujud sebagai misalnya perkumpulan-perkumpulan rekreasi,
partai-partai politik, organisasi-organisasi dagang, badan-badan pendidikan dan lain-lain.
Adapula organisasi-organisasi untuk mengurus pertanian dan irigasi yang bernama
subak ; ada organisasi-organisasi untuk melaksanakan suatu pertukangan yang bernama
seka, seperti seka tukang patung, seka tukang pandai besi, seka tukang ukir, seka pelukis
dan lain-lain ; ada organisasi-organisasi untuk kesenian atau untuk rekreasi yang juga
disebut seka.
Beragam kesatuan hidup manusia dalam suatu kesatuan Negara nasional
mempunyai wujud yang lain. Berbagai wujud ini bukan disebabkan karena ada suku-suku
bangsa yang berbeda-beda, melainkan karena secara horizontal ada lapisan-lapisan sosial
yang berbeda-beda. Masing-masing golongan tersebut mempunyai pola-pola tingkah laku,
adat-istiadat, dan gaya hidup yang berbeda-beda. Golongan-golongan seperti ini seolah-
olah merupakan lapisan-lapisan sosial, karena ada penilaian tinggi rendah mengenai tiap
golongan tadi oleh warga dan negara yang bersangkutan.
C. Unsur-unsur Masyarakat
Yang merupakan unsur-unsur dari masyarakat, yaitu kategori sosial, golongan
sosial, komunitas, kelompok dan perkumpulan.
1. Masyarakat
Masyarakat ( sebagai terjemahan istilah society ) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Perkataan
society berasal dari bahasa latin societas, “ perkataan “. Societas diambil dari socius yang
berarti “ teman “, maka makna masyarakat itu adalah berkait rapat dengan apa yang
dikatakan sosial. Kata “ masyarakat “ sendiri berasal dari kata dalam bahasa arab,
musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-
hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah komunitas yang interdependen ( saling
tergantung satu sama lain ). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu
sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Pengertian lain dari masyarakat merupakan istilah yang digunakan untuk
menerangkan komuditi manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan
masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara pelbagai individu. Masyarakat
adalah sekumpulan manusia yang saling “ bergaul “, atau dengan istilah ilmiah, saling “
berinteraksi “. Negara modern misalnya, merupakan suatu kesatuan manusia dapat
mempunyai berbagai macam prasarana yang memungkinkan para warganya untuk
berinteraksi secara intensif dan dengan frekuensi yang tinggi.
Hendaknya diperhatikan bahwa tidak semua kesatuan manusia yang bergaul atau
berinteraksi itu merupakan masyarakat, karena suatu masyarakat harus mempunyai suatu
ikatan lain yang khusus. Ikatan yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi suatu
masyarakat adalah pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupannya
dalam batas kesatuan itu. Lagipula, pola itu harus bersifat mantap dan kontinu ; dengan
kata lain, pola khas itu harus sudah menjadi adat istiadat yang khas.
Sebaliknya suatu Negara, suatu kota atau desa, misalnya merupakan kesatuan
manusia yang memiliki ke empat ciri terurai di atas, yaitu ;
1. Interaksi antar warga dan-warganya;
2. Adat istiadat, norma, hukum dan aturan-aturan khas yang mengatur pola tingkah
laku warga Negara kota atau desa;
3. Kontinuitas waktu;
4. Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga.
Maka definisi masyarakat secara khusus dapat kita rumuskan sebagai berikut :
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adapt
istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Definisi ini merupakan suatu definisi yang diajukan oleh J. L. Gillin dan J. P. Gillin dalam
buku mereka Cultural Sociology ( 1954 : hlm. 139 ), yang merumuskan bahwa masyarakat
atau society adalah “ …… the largest grouping ini which common customs, traditions,
attitudes and feelings of unity are operative “. Unsur grouping dalam definisi itu menyerupai
unsur “ kesatuan hidup “ dalam definisi kita, unsur common customs dan traditions adalah
unsur “ adat istiadat “ dan “kontinuitas” dalam definisi kita, serta unsur common attitudes
and feelings of unity sama dengan unsur “ identitas bersama “.
Asas-asas Sosiologi guru ilmu sosiologi Universitas Gajah Mada, M.M. Djojodigoeno,
membedakan antara konsep “ masyarakat dalam arti yang luas dan sempit “. Berdasarkan
konsep Djojodigoeno ini dapat dikatakan masyarakat Indonesia sebagai contoh suatu “
masyarakat dalam arti luas “. Sebaliknya, masyarakat yang terdiri dari warga suatu
kelompok kekerabatan seperti dadia, marga, atau suku, kita anggap sebagai contoh dari
suatu “ masyarakat dalam arti sempit “.
Apakah dengan demikian konsep masyarakat sama dengan konsep kumunitas ?
kedua istilah itu memang tumpang tindih, tetapi istilah masyarakat adalah istilah umum
bagi suatu kesatuan hidup manusia, dank arena itulah bersifat lebih luas daripada istilah
komunitas. Masyarakat adalah semua kesatuan hidup manusia yang bersifat mantap dan
terikat oleh satuan adat istiadat dan rasa identitas bersama, tetapi komunitas bersifat
khusus karena ciri tambahan ikatan lokasi dan kesadaran wilayah tadi.
2. Kategori Sosial
Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri
atau suatu kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dikenakan kepada manusia-manusia itu.
Ciri-ciri objektif itu, misalnya dalam masyarakat suatu Negara ditentukan melalui
hukumnya bahwa ada kategori warga di atas umur 18 tahun, dan kategori warga di bawah
18 tahun, dengan maksud untuk membedakan antara warga Negara yang mempunyai hak
pilih dan warga Negara yang tidak mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum. Contoh
lain adalah bahwa dalam masyarakat itu juga ada suatu kategori orang yang memiliki
mobil, dan suatu kategori orang yang tidak memilikinya, dengan maksud untuk
menentukan warga Negara yang harus membayar sumbangan wajib dan yang bebas dari
sumbangan wajib itu.
Orang-orang dalam suatu kategori sosial, misalnya semua anak di bawah 17 tahun,
biasanya tidak ada suatu orientitas sosial yang mengikat mereka. Mereka juga tidak
memiliki potensi yang dapat mengembangkan suatu interaksi di antara mereka sebagai
keseluruhan. Suatu kategori sosial biasanya juga tidak terikat oleh kesatuan adat, sistem
nilai, atau norma tertentu. Suatu kategori sosial tidak mempunyai lokasi, tidak mempunyai
organisasi, tidak mempunyai pimpinan.
3. Golongan Sosial
Suatu golongan sosial juga merupakan suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh
suatu ciri tertentu. Bahkan sering kali ciri itu juga dikenakan kepada mereka oleh pihak
luar kalangan mereka sendiri. Walaupun demikian, suatu kesatuan manusia yang kita sebut
golongan sosial itu mempunyai ikatan identitas sosial. Hal ini dapat disebaabkan karena
kesadaran identitas itu tumbuh sebagai respons atau reaksi terhadap cara pihak luar
memandang golongan sosial itu. Hal ini dapat dijelaskan dengan contoh-contoh seperti
terurai berikut ini.
Dalam masyarakat Indonesia misalnya ada konsep golongan pemuda. Golongan
sosial ini terdiri dari manusia yang oleh pihak luar ditentukan berdasarkan atas satu ciri,
yaitu “ sifat muda “. Namun, selain ciri objektif tersebut, golongan sosial ini digambarkan
oleh umum sebagai suatu golongan manusia yang penuh idealisme ; belum terikat oleh
kewajiban-kewajiban hidup yang membebankan sehingga masih sanggup mengabdi dan
berkorban kepada masyarakat ; penuh semangat dan validitas ; mempunyai daya
mempengaruhi serta kreativitas yang besar.
Suatu golongan sosial dapat juga timbul karena pandangan negatif dari orang lain di
luar golongan itu. Misalnya : golongan Negro atau black dalam masyarakat Amerika Serikat,
disebabkan karena ciri-ciri ras yang tampak lahir secara mencolok dan membedakan
mereka dari warga Negara Amerika Serikat lainnya yang mempunyai ciri-ciri ras
Kaukasoid.
Dalam masyarakat masih ada suatu kesatuan manusia yang dapat disebut golongan
sosial, yaitu lapisan atau kelas sosial. Dalam masyarakat kuno misalnya ada lapisan-lapisan
seperti lapisan bangsawan, lapisan orang biasa, lapisan budak dan sebagainya ; dalam
masyarakat masa kini ada lapisan petani, lapisan buruh, lapisan pegawai, lapisan pegawai
tinggi, lapisan cendikiawan, lapisan usahawan dan sebagainya. Lapisan atau golongan
social semacam itu terjadi karena manusia-manusia yang dikelaskan ke dalamnya
mempunyai suatu gaya hidup yang khas.
Walaupun konsep golongan social dapat dibedakan dari konsep kategori sosial
melalui tiga syarat pengikat lagi, yaitu system norma, rasa identitas sosial, dan kontinuitas ;
namun konsep golongan sosial itu sama dengan konsep kategori sosial dan tidak
memenuhi syarat untuk disebut masyarakat. Hal itu disebabkan karena ada suatu syarat
pengikat masyarakat yang tidak ada pada keduanya, yaitu prasarana khusus untuk
melakukan interaksi sosial.
4. Kelompok dan Perkumpulan
Suatu kelompok atau group juga merupakan suatu masyarakat karena memenuhi
syarat-syaratnya dengan adanya sistem interaksi antara para anggota, dengan adanya
adapt istiadat serta system norma yang mengatur in teraksi itu, dengan adanya idenitas
yang mempersatukan semua anggota tadi. Namun selain ketiga ciri tadi, suatu kesatuan
manusia yang disebut kelompok juga mempunyai ciri tambahan, yaitu organisasi dan
sistem pimpinan, dan selalu tampak sebagai kesatuan dari individu-individu pada masa-
masa yang secara berulang berkumpuk dan kemudian bubar lagi.
Kedua ciri khas tersebut sebenarnya juga dimiliki oleh kesatuan manusia yang
paling besar masa kini, yaitu Negara. Namun, istilah kelompok tidak dikenakan pada
Negara.Kelompok yang didasarkan organisasi yang disebut pertama, misalnya marga
Tarigan, dalam buku-buku pelajaran antropologi dan sosiologi dalam bahasa Inggris sering
disebut group atau juga primaty group. Sistem organisasi sering disebut informal
organization. Kelompok yang berdasarkan organisasi yang disebut kedua, seperti PSIM
atau Gerakan Subud, dalam buku-buku pelajaran antropologi dan sosiologi dalam bahasa
Inggris disebut association. System organisasi sering disebut farmal organization.
Apabila istilah-istilah bahasa Inggris group, informal organization, association, dan
farmal organization itu kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secar otomatis, maka
kan timbul istilah-istilah yang artinya menjadi tidak jelas, seperti asosiasi, organisasi resmi,
kelompok, dan organisasi tidak resmi. Karena itu, untuk menghindari salah paham
digunakan istilah-istilah lain dalam bahasa Indonesia yang mempunyai arti lebih jelas
untuk menyebut kedua macam kelompok dan organisasi tadi. Association sebaiknya
diterjemahkan dengan istilah “ perkumpulan “. Dasar organisasinya adalah “ organisasi
buatan “. Group diterjemahkan dengan istilah “ kelompok “. Atau bila perlu kita dapat juga
memakai istilah yang digunakan Cooley, kelompok primer. Dasar organisasinya adalah “
organisasi adat “.
Suatu kelompok primer dengan kelompok adat, biasanya mempunyai system
pimpinan yang berbeda sifatnya daripada suatu perkumpulan dengan organisasi buatan.
Pimpinan kelompok lebih dilandaskan kewibawaan dan karisma, sedangkan hubungan
dengan warga kelompok yang dipimpin lebih berdasarkan hubungan asas perorangan.
Sebaliknya, pimpinan perkumpulan biasanya lebih berlandaskan wewenang dan hukum,
sedangkan hubungan dengan anggota kelompok yang dipimpin lebih berlandaskan
hubungan anonim dan asas guna.
Tabel 1
Perbedaan antara kelompok dan perkumpulan
Kelompok Perkumpulan
Primary group Association
Gemeinsschaft Gessellshaft
Solidarite mechanique Solidarite organique
Hubungan familistic Hubungan contractual
Dasar organisasi adapt Dasar organisassi buatan
Pimpinan berdasarkan kewibawaan dan
karisma
Pimpinan berdasarkan wewenang dan
hukum
Hubungan berasaskan perorangan Hubungan anonym dan berasas guna
5. Beragam Kelompok dan Perkumpulan
Perkumpulan dapat dikelaskan berdasarkan prinsip guna dan keperluan atau
fungsinya. Ada perkumpulan-perkumpulan yang berdasarkan keperluan manusia untuk
memajukan pendidikan dalam masyarakat seperti suatu yayasan pendidikan atau
kelompok studi, suatu perkumpulan pemberantasan buta huruf dan sebagainya. Ada
perkumpulan untuk memajukan ilmu pengetahuan seperti Himpunan Indonesia untuk
Pengembangan Ilmu-ilmu sosial, atau organisasi-organisasi profesi yang sekaligus juga
bertujuan mengajukan ilmu dan profesi bersangkutan, seperti Ikatan Dokter Indonesia.
Ada perkumpulan yang berdasarkan keperluan untuk memajukan kesenian, seperti
perkumpulan Mitra Budaya, perkumpulan seni tari Krida beksa Wirama, band musi pop
Koes Plus, perkumpulan kesusasteraan, aliran-aliran seni lukis dan sebagainya. Adapula
perkumpulan yang bertujuan melaksanakan aktivitas-aktivitas keaagamaan, seperti
organisasi gereja, organisasi-organisasi penyiaran agama, sekte, gerakan-gerakan
kebatinan, gerakan-gerakan ratu adil dan sebagainya.
6. Ikhtisar Mengenai Beragam Wujud Kesatuan Manusia
Agar menjadi lebih jelas, maka beragam wujud kesatuan manusia terurai tadi
beserta istilah-istilahnya yang hingga sekarang masih tetap merupakan suatu masalah yang
belum mantap diantara para ahlu antropologi dan sosiologi.
Ada tiga wujud kesatuan manusia, yaitu kerumunan, katerogi social, dan golongan
social tidak dapat disebut masyarakat. Hal itu karena ketiganya tidak memenuhi ketiga
unsur-unsur yang merupakan syarat konsep “ masyarakat “. Sedangkan perkumpulan
lazimnya juga tidak disebut demikian, walaupun memenuhi syarat.
7. Interaksi Antarindividu Dalam Masyarakat
Konsep interaksi yang dalam pembahasan sehari-hari, berarti “ bergaul “. Dalam hal
menganalisis proses interaksi antara individu-individu dalam masyarakat, kita harus
membedakan dua hal yaitu : kontak dan komunikai. Kontak antara individu juga tidak
hanya mungkin pada jarak dekat dengan misalnya “ berhadapan muka “. Juga tidak hanya
pada jarak sejauh kemampuan pancaindra manusia, tetapi alat-alat kebudayaan manusia
masa kini seperti tulisan, buku, surat kabar, telepon, radio, televisi memungkinkan
individu-individu berkontak pada jarak yang sangat jauh. Komunikasi terjadi setelah
adanya kontak.
D. Pranata Sosial
Istilah pranata sosial oleh Soerjono Soekanto disebut lembaga kemasyarakatan
merupakan hasil terjemahan dari bahasa Inggris social institution. Istilah yang lain yang
sering dipakai menunjukan pranata sosial adalah lembaga sosial. Istilah pranata sosial
berkaitan erat dengan istilah pranata dan lembaga.
Pengertian mengenai pranata social :
1. Pranata sosial adalah suatu system norma yang mencapai suatu tujuan atau
kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting ( menurut Horton dan Hunt
Suharko )
2. Pranata sosial merupakan himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan
pokok yang dipandang penting dalam masyarakat ( menurut Soerjono Soekanto ).
3. Pranata sosial merupakan tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk
mengatur hubungan antarmanusia yang berkelompok dalam suatu kelompok
masyarakat ( menurut Robert Max. Iver dan Charles H. Page ).
4. Pranata sosial adalah suatu system tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada
aktivitas untuk memenuhi kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan
masyarakat. ( Menurut Koentjaraningrat )
5. Pranata sosial adalah semua norma dari segala tingkat yang berkisar pada suatu
keperluan pokok dalam kehidupan masyarakat merupakan suatu kelompok yang
diberi nama lembaga kemasyarakatan.( Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman
Soemardi )
1. Pranata
Pranata adalah suatu system norma khusus menata suatu rangkaian tindakan
berpola mantap guna memenuhi suatu keperluan khusus dari manusia dalam kehidupan
masyarakat. Konsep pranata atau institution telah lama berkembang dan dipergunakan
dalam ilmu sosiologi dan merupakan suatu konsep dasar yang diuraikan secara panjang
lebar dalam semua kitab pelajaran mengenai ilmu itu.
2. Pranata ( institusi ) dan Lembaga ( istitut )
Pranata adalah system norma atau aturan-aturan yang mengenai suatu aktivitas
masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga adalah badan atau organisasi yang
melaksanakan aktivitas itu. Dengan kata lain, lembaga merupakan wujud konkret dari
pranata. Pranata bersifat abstrak, karena merupakan seperangkat aturan. Sedangkan,
lembaga bersifat nyata, karena berupa lembaga, asosiasi, organisasi, kelompok, badan, atau
perkumpulan yang khusus.
Sebagai contoh : Sekolah merupakan pranata yang memiliki seperangkat norma
yang mengatur tentang pendidikan. Sedangkan SD Negeri 1, SD 2 merupakan lembaga.
3. Macam-macam Pranata
Menurut Koentjaaraningrat bahwa pranata-pranata social atau lembaga social
kemasyarakatan dibagi menjadi delapan pranata, sebagai berikut :
1. Pranata yang mengatur atau berfungsi tenteng kekerabatan, yaitu sering disebut
kinship atau domestic institutions. Yaitu mengatur tentang : Kekeluargaan,