Top Banner
J u r n a l I l m i a h M a h a s i s w a FISIP Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
16

a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas

Nov 19, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Page 2: a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM GERAKAN SAYANG IBU

STUDI DI GAMPONG TIBANG

KECAMATAN SYIAH KUALA KOTA BANDA ACEH

Ilham Firaiza1, Dr. Alamsyah Taher, M.Si.2

Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala

Email : [email protected]

ABSTRAK

Gerakan Sayang Ibu (GSI) adalah suatu gerakan yang dilaksanakan oleh

masyarakat, bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup

perempuan melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya

penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta penurunan

angka kematian bayi. Hal ini menjadi menarik untuk dijadikan penelitian tentang persepsi

masyarakat gampong Tibang terhadap program Gerakan Sayang Ibu dan apakah dampak

dari program gerakan sayang ibu terhadap kesehatan ibu hamil dan kesehatan bayi di

gampong Tibang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif

dengan teori interaksiolisme simbolik dan asimilasi sosial. Proses pengambilan data

dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian

terdiri dari 10 (Sepuluh) orang, yang terdiri dari Keuchik, Sekdes, Tuha Peut, Ibu-Ibu PKK

Gampong Tibang, Bidan Desa, Ibu Hamil, Kepala Puskesmas Kecamatan Syiah Kuala dan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh. Berdasarkan hasil penelitian. Persepsi

masyarakat gampong Tibang sangat baik terhadap pelaksanaan program Gerakan Sayang

Ibu, hal ini terlihat dari tingginya tingkat partisipasi ibu hamil, bayi dan balita pada salah

satu kegiatan GSI terutama dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Dampak program

Gerakan Sayang Ibu terhadap perubahan dalam masyarakat telah dapat meningkatkan

pengetahuan, kesadaran dan kepedulian, dalam upaya menjaga kesehatan selama

kehamilan, kesehatan bayi dan balita. Telah terbinanya hubungan yang interaktif dan

sinergis antara pemerintah (Dinas Kesehatan), masyarakat gampong Tibang dan

organisasi profesi keperawatan dan kebidanan yang mendukung program ini.

Kata Kunci : Persepsi; Masyarakat; Gerakan Sayang Ibu

Corresponding Author: [email protected]

JIM FISIP Unsyiah:

(1 Penulis/Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing)

Page 3: a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

SOCIETY PERCEPTION OF THE MOTHER LOVE MOVEMENT PROGRAM

STUDY IN VILLAGE TIBANG

DISTRICT OF SYIAH KUALA BANDA ACEH CITY

ABSTRACT

Mother’s Love Movement (GSI) is a movement carried out by the community, in

collaboration with the government to improve the quality of life of women through

various activities that have an impact on efforts to reduce maternal mortality due to

pregnancy, childbirth and postpartum as well as reducing infant mortality. This is

interesting to be used as a research on the public perception of the village of Tibang on the

Mother’s Love Movement program and what is the impact of the maternal love movement

program on the health of pregnant women and the health of babies in Tibang village. The

research method used is a qualitative descriptive method with the theory of symbolic

interaction and social assimilation. The process of data collection is done through

observation, interviews and documentation. The informants in the study consisted of 10

(ten) people, consisting of Keuchik, Sekdes, Tuha Peut, PKK Gampong Tibang Mothers,

Village Midwives, Pregnant Women, Head of Syiah Kuala District Health Center and

Head of Banda Aceh City Health Service. Based on the results of the study. The perception

of the Tibang village community is very good for the implementation of the Mother’s Love

Movement program, this can be seen from the high level of participation of pregnant

women, infants and toddlers in one of the GSI activities, especially in the implementation

of posyandu activities. The impact of the Mother’s Love Movement program on changes in

society has been able to increase knowledge, awareness and care, in an effort to maintain

health during pregnancy, health of infants and toddlers. An interactive and synergic

relationship has been established between the government (Health Office), Tibang village

community and the nursing and midwifery professional Organizations that support this

program.

Keywords: Perception, Society, Mother’s Love Movement

Page 4: a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

PENDAHULUAN

Gerakan Sayang Ibu (GSI) adalah suatu gerakan yang dilaksanakan oleh

masyarakat, bekerjasama dengan pemerintah untuk peningkatan perbaikan kualitas

hidup perempuan melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya

penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan, dan nifas serta penurunan

angka kematian bayi. (Gerakan Sayang Ibu : Pedoman Kegiatan Tingkat Kabupaten/Kota,

2004)

Program ini dilaksanakan oleh pemerintah Kota Banda Aceh, melalui Dinas

Kesehatan dalam hal ini Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dengan melatih kader

Pusat Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai aktor kunci ditingkat Gampong. Program

ini bertujuan untuk menangani berbagai persoalan kesehatan yang dialami oleh ibu-ibu

hamil, memberikan stimulan kepada keluarga dan masyarakat sehingga terciptanya

lingkungan yang lebih ramah bagi ibu hamil dan menyusui. (Dinas Kesehatan Kota Banda

Aceh, 2013).

Di lihat dari angka kematian ibu di Kota Banda Aceh pada tahun 2017 adalah 35

per 100.000 kelahiran hidup terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar

37 per 100.000 kelahiran hidup, Tahun 2015 sebesar 114 per 100.000 kelahiran hidup tahun

2014 sebesar 92 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2013 sebesar 119 per 100.000

kelahiran hidup.

Sementara itu jumlah kematian bayi di Kota Banda Aceh tahun 2017 berjumlah 12

kematian dari 5.781 kelahiran hidup, setelah dikonversikan Angka Kematian Bayi menjadi

2 per 1000 kelahiran hidup terjadi penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu

tahun 2016 sebesar 4 per 1000 kelahiran hidup dan terjadi penurunan apabila

dibandingkan dengan Tahun 2015 sebesar 3 per 1000 kelahiran hidup, tahun 2013 sebesar

8 per 1000 kelahiran hidup sedangkan tahun 2012 sebesar 6 per 1000 kelahiran hidup.

Kota Banda Aceh, sebagai salah kota yang telah melaksanakan program GSI ini,

dan telah berjalan dengan baik di beberapa “gampong” untuk sebutan desa di Provinsi

Aceh, antara lain Gampong Tibang (Kecamatan Syiah Kuala), Peuniti (Kecamatan

Baiturraahman) dan Ie Masen (Kecamatan Ulee Kareng). Indikator keberhasilan program

GSI menurut penuturan Walikota Banda Aceh Iliza Sa’aduddin Djamal (Walikota periode

2012-2017) adalah dengan nihil atau menurunnya angka kematian ibu dan bayi saat

melahirkan sejak beberapa tahun terakhir. (Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, 2013)

Gampong Tibang merupakan sebuah perkampungan pesisir yang rusak parah

karena tsunami pada tahun 2004, dan juga gampong yang relatif rendahnya tingkat

pendidikan para ibu yang mengakibatkan kurangnya kesadaran perawatan kesehatan

pada saat kehamilan dan rendahnya kapasitas ekonomi keluarga yang berdampak

misalnya pada status gizi buruk serta prevalensi anemi ibu hamil yang tinggi, serta

minimnya kualitas sarana-prasarana penunjang pelayanan perawatan persalinan. Dari

Page 5: a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

fenomena tersebut, pemerintah mencoba memperkenalkan sebuah program yang

bernama GSI (Gerakan Sayang Ibu), kepada masyarakat Gampong Tibang.

Hal ini menjadi menarik untuk dijadikan penelitian tentang bagaimanakah persepsi

masyarakat gampong Tibang terhadap program gerakan sayang ibu dan apa dampak

program Gerakan Sayang Ibu terhadap perubahan masyarakat Gampong Tibang

khususnya para kaum ibu-ibu.

LANDASAN TEORI

Dalam perspektif Herbert Blumer (1962) (Kamanto, 2000:36), teori interaksi

simbolik mengandung beberapa ide dasar, yaitu:

(1) Masyarakat terdiri atas manusia yang bertinteraksi. Kegiatan tersebut saling

bersesuaian melalui tindakan bersama, membentuk struktur sosial;

(2) Interaksi terdiri atas berbagai kegiatan manusia yang berhubungan dengan kegiatan

manusia lain. Interaksi nonsimbolis mencakup stimulus respons, sedangkan interaksi

simbolis mencakup penafsiran tindakan-tindakan;

(3) Objek-objek tidak memiliki makna yang intrinsik. Makna lebih merupakan produk

interaksi simbolis. Objek-objek tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori,

yaitu objek fisik, objek sosial, dan objek abstrak;

(4) Manusia tidak hanya mengenal objek eksternal. Mereka juga melihat dirinya sebagai

objek;

(5) Tindakan manusia adalah tindakan interpretasi yang dibuat manusia itu sendiri

Tindakan tersebut saling berkaitan dan disesuaikan oleh anggota-anggota

kelompok. Ini merupakan “tindakan bersama”. Sebagian besar “tindakan bersama”

tersebut dilakukan berulang-ulang, namun dalam kondisi yang stabil. Kemudian di saat

lain ia melahirkan kebudayaan. (Bachtiar, 2006:249-250).

Kesimpulan Blumer bertumpu pada tiga premis utama, yaitu:

(1) manusia bertindak berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu bagi mereka;

(2) makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan dengan orang lain;

(3) makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi sosial sedang

berlangsung.

Premis pertama Blumer maksudnya manusia bertindak atau bersikap terhadap

manusia yang lainnya pada dasarnya dilandasi atas pemaknaan yang mereka kenakan

kepada pihak lain tersebut.

Premis kedua Blumer maksudnya pemaknaan muncul dari interaksi sosial yang

dipertukarkan di antara mereka. Makna bukan muncul atau melekat pada sesuatu atau

suatu objek secara alamiah. Makna tidak bisa muncul “dari sananya”. Makna berasal dari

hasil proses negosiasi melalui penggunaan bahasa (language).

Page 6: a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Premis ketiga Blumer maksudnya Interaksionisme simbolik menggambarkan

proses berpikir sebagai perbincangan dengan diri sendiri. Proses berpikir ini sendiri

bersifat refleksif. Cara bagaimana manusia berpikir banyak ditentukan oleh praktek

bahasa. Bahasa sebenarnya bukan sekedar dilihat sebagai alat pertukaran pesan semata,

tapi interaksionisme simbolik melihat posisi bahasa lebih sebagai seperangkat ide yang

dipertukarkan kepada pihak lain secara simbolik. Perbedaan penggunaan bahasa pada

akhirnya juga menentukan perbedaan cara berpikir manusia tersebut.

Dalam perspektif interaksionisme simbolik, bahasa atau komunikasi melalui

simbol-simbol adalah merupakan isyarat yang mempunyai arti khusus yang muncul

terhadap individu lain yang memiliki ide yang sama dengan isyarat-isyarat dan simbol-

simbol akan terjadi pemikiran (mind). Manusia mampu membayangkan dirinya secara

sadar tindakannya dari kacamata orang lain, hal ini menyebabkan manusia dapat

membentuk perilakunya secara sengaja dengan maksud menghadirkan respon tertentu

dari pihak lain. (Ritzer dan J.Goodman, 2007:274).

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif yaitu meneliti

informan sebagai subjek penelitian dalam lingkungan kesehariannya (Idrus, 2009 : 23).

Adapun bentuk masalah dari penelitian ini yaitu suatu rumusan masalah yang berbentuk

deskriptif yangmemadu penelitian untuk mengdeskripsikan atau memotret situasi sosial

yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. Alasan peneliti menggunakan

penelitian kualitatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Peneliti secara pribadi akan berinteraksi secara aktif dengan informan sehingga peneliti

dapat melihat individu secara holistik (utuh), sehingga hasil yang diperoleh lebih

akurat.

b. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara, melalui metode ini

individu yang diteliti dapat diberi peluang agar secara sukarela memberikan informasi

kepada peneliti.

c. Penelitian ini bersifat sebagaimana adanya, yang artinya data diperoleh sesuai dengan

fakta (hasil yang didapat).

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan permasalahan sedalam-dalamnnya

sesuai dengan tujuan penelitian. Peneltian ini memperoleh pemaparan yang objektif

khususnya dalam meninjau lebih jauh permasalahan yang peneliti lakukan yaitu

bagaimana persepsi masyarakat terhadap program gerakan sayang ibu di gampong

tibang.

Page 7: a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gampong Tibang merupakan gampong yang berada dalam wilayah administratif

Kecamatan Syiah Kuala, kondisi sosial ekonomi gampong sudah berpengaruh dengan

kebudayaan perkotaan hal ini dikerenakan berdekatan dengan pusat Kota Banda Aceh.

Namun kondisi pencarian masyarakat juga masih banyak bergantung pada alam

gampong yang sebahagian besar adalah perarian baik itu lahan tambak maupun perairan

umum yang terdiri dari sungai dan alur tambak.

Dinamika ekonomi penduduk saat ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan

penduduk pesisiran dikarenakan keberadaan daerahnya yang terletak tidak jauh dari

garis pantai, banyak penduduk yang sebagian besar adalah petani tambak, nelayan

sungai, buruh tambak dan sebahagian besar lainnya bekerja sebagi buruh harian lepas.

Berkembangnya ekonomi Kota Banda Aceh bermanfaat langsung bagi kehidupan

ekonomi masyarakat Tibang, secara umum dilihat dari meningkat sarana dan prasarana

pribadi masyarakat.

Akibat perkembangan ekonomi Kota Banda Aceh menjadikan salah satu daya tarik

bagi pendatang dari luar kota sehingga banyak pendatang yang masuk ke Gampong

Tibang, di satu sisi banyaknya pendatang menjadi nilai tambah pada kehidupan ekonomi

masyarakat pada sisi lain akan memicu terjadinya permasalahan sosial bagi masyarakat.

Setelah peneliti mendapatkan informan-informan yang dapat membantu

memberikan data sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, peneliti mulai

mendatangi para informan tersebut. Penelitian ini dilakukan pada tempat dan waktu yang

berbeda, baik pada waktu pagi maupun sore hari. Peneliti juga meminta izin kepada calon

informan yang telah dipilih untuk dapat diwawancarai terkait dengan beberapa

pertanyaan yang diajukan

Interaksi sosial terjadi adanya aksi dan reaksi, dimana aksi individu yang lainnya

yang saling mempengaruhi. Dalam proses sosialisasi tidak jarang masyarakat bersikap

tidak konsisten terhadap seseorang yang dianggap memiliki perbedaan. Keberhasilan

seseorang individu dalam pergaulan atau interaksi sosial di lingkungan sekitar

mempengaruhi kelancaran berhubungan dengan orang lain.

Seorang individu dapat dinilai dalam kehidupan akan bagaimana keadaan

kehidupan sosial individu tersebut, bagaimana cara individu tersebut saling berinterkasi

dengan individu yang lain, bagaimana persepsi masyarakat terhadap program gerakan

sayang ibu, dan bagaimana manfaat gerakan sayang ibu bagi masyarakat gampong

Tibang.

Bertempat di Mesjid Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala, Wakil Walikota

Banda Aceh pada saat itu (April 2013) Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal, SE, membuka acara

lomba penilaian Gampong/Desa Gerakan Sayang Ibu,yang bertempat di gampong Tibang.

Acara yang turut dihadiri Kadis Kesehatan Kota, Ibu-ibu PKK gampong dan beberapa

Page 8: a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

kepala SKPD dijajaran Pemko Banda Aceh, lebih lanjut Illiza dalam sambutannya

mengatakan “Gerakan Sayang Ibu (GSI) merupakan suatu gerakan yang dilaksanakan

dalam upaya membantu salah satu program pemerintah untuk peningkatan kualitas

hidup perempuan melalui berbagai kegiatan yang berdampak terhadap upaya penurunan

angka kematian ibu (AKI) karena hamil, melahirkan nifas”

Dinas Kesehatan kota Banda Aceh, telah melakukan pendataan terlebih dahulu

sebelum menentukan gampong-gampong yang dapat melaksanakan program Gerakan

Sayang Ibu (GSI), menurut penjelasan kepala Dinas Kesehatan kota Banda Aceh sebagai

berikut;

Program Gerakan Sayang Ibu (GSI) ini disampaikan kepada seluruh Kepala Desa

(Geuchik) dalam wilayah Kota Banda Aceh, melalui Puskesmas di setiap Kecamatan.

Kemudian program kegiatan ini diperlombakan, jika dalam laporannya terdapat angka

kematian Ibu dan Bayi di gampong tersebut, maka gampong tersebut langsung gugur,

seterusnya dipilihlah beberapa gampong yang tidak ada angka kematian Ibu dan Bayi

untuk menjadi gampong binaan program GSI seperti halnya gampong Tibang.

Beranjak dari apa yang disampaikan Kepala Dinas, didukung oleh Puskesmas

Kecamatan Syiah Kuala, Kepala Puskesmas menyatakan bahwa;

“Program Gerakan Sayang Ibu (GSI) merupakan program unggulan dari Puskesmas ini,

karena dengan adanya program GSI ini kami fokuskan bagi ibu-ibu hamil yang dating ke

Puskesmas, kalau ibu hamil tidak datang ke Puskesmas kami yang datang kerumahnya untuk

melakukan pengecekan”(Ainal Mardhiah)

Hal inilah yang mendasari program Gerakan Sayang Ibu (GSI) masuk ke gampong

Tibang, dan program tersebut mendapat dukungan sepenuhnya dari pemerintahan

gampong Tibang, sebagaimana disampaikan Geuchik gampong Tibang, Mahyuddin

Makam saat di wawancarai;

“Proses masuknya program Gerakan Sayang Ibu ke gampong ini karena adanya perhatian

pemerintah Kota Banda Aceh terhadap gampong Tibang yang hancur total saat Tsunami tahun

2004 silam, kemudian masyarakat gampong ini sudah mulai membangun kembali dan

Alhamdulillah pihak Pemko melalui Puskesmas memilih desa kami sebagai gampong pelaksana

program Gerakan Sayang Ibu (GSI) dan kami sangat mendukungnya”(Mahyuddin Makam)

Dari apa yang disampaikan bapak Geuchik terlihat bahwa masuknya program

Gerakan Sayang Ibu (GSI) ke Gampong Tibang bukan dikarenakan tingginya angka

kematian Ibu dan Bayi, akan tetapi karena telah pulihnya kondisi sosial kemasyarakatan,

relatif rendahnya tingkat pendidikan para ibu yang mengakibatkan kurangnya kesadaran

perawatan kesehatan pada saat kehamilan dan rendahnya kapasitas ekonomi keluarga

yang berdampak misalnya pada status gizi buruk, serta minimnya kualitas sarana-

prasarana penunjang pelayanan perawatan persalinan di gampong ini. Hal ini juga

disampaikan Kepala Bidan gampong Tibang bahwa :

Page 9: a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

“Masuknya Program Gerakan Sayang Ibu (GSI) ke gampong Tibang ini dadakan, mungkin

karena dilihat daerah pesisir pantai dan salah satu Gampong yang hancur total saat tsunami tahun

2004, padahal gampong ini tidak memiliki angka kematian Ibu dan Bayi. Karena dari 38 orang ibu

hamil yang mengunjungi posyandu untuk berkonsultasi dan pemeriksanaan perkembangan janin

dan kehamilannya selama tahun 2017-2018, semuanya dapat melahirkan bayinya dengan selamat.

Saya kalau alasan lainnya juga tidak tau, ”(Nasriah)

Hal senada juga disampaikan Sekretaris Desa gampong Tibang, yaitu;

“Ketika surat dari Dinas Kesehataan Kota disampaikan kepada kami, isi tentang

pelaksanaan Program Gerakan Sayang Ibu (GSI) di gampong Tibang, kepada seluruh kaum ibu

gampong Tibang untuk dihadirkan dalam rangka mengikuti dan mendengarkan arahan Ibu

Walikota tentang Program ini, tanpa ada penjelasan secara khusus mengapa gampong kami yang

dipilih, Namun kami bertanya kepada tim Dinas Kesehatan, alasannya untuk memulihkan rasa

traumatik kaum Ibu Pasca Tsunami tahun 2004, dan untuk menjaga kesehatan Ibu hamil dan

Balita di Gampong Tibang”(Razali)

Sekretaris desa gampong Tibang, terus bekerjasama dengan Bidan Desa dan

pelaksana Posyandu dari Puskesmas Kecamatan Syiah Kuala, menghubungi ibu-ibu yang

telah hamil, bayi dan balita untuk tetap memeriksa kesehatannya di posyandu sesuai

dengan jadwal yang telah ditetapkan pihak pelaksana posyandu. Berikut ini 2 (dua) orang

ibu hamil menyampaikan pandangannya tentang program Gerakan Sayang Ibu kepada

kami bahwa;

“Program pemeriksaan dan pemberian paket makanan kepada kami dan bayi sangat baik,

karena sebelum ada program ini, saya yang telah punya anak satu orang, dan ini kehamilan kedua

tidak pernah memeriksa kehamilan kemanapun, kecuali pada saat mau melahirkan baru saya

sampaikan kepada suami, seterusnya ke ibu Bidan untuk melahirkan. Alhamdulillah sekarang satu

bulan sekali ibu-ibu bidan datang ke kampong ini untuk melakukan pemeriksaan kepada kami dan

bayi-bayi yang ada di kampong ini dan hasilnya kami yang sedang hamil dan bayi-bayi sehat

semua, sekarang usia kehamilan kami telah mencapai delapan bulan”.(Sri Rizki Wati dan

Halimatun)

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa masuknya program

Gerakan Sayang Ibu (GSI) ke gampong Tibang, bukan karena adanya kasus kematian Ibu

dan Bayi, tetapi pihak pemerintah Kota Banda Aceh, ingin meningkatkan kualitas hidup

kaum Ibu gampong Tibang, melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak positif

terhadap upaya menjaga kesehatan janin selama kehamilannya dan dapat mencegah

kematian Ibu karena hamil melahirkan dan nifas serta kematian bayi.

Gerakan Sayang Ibu (GSI) adalah suatu gerakan yang dilaksanakan oleh

masyarakat, bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup

perempuan melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya

Page 10: a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta penurunan

angka kematian bayi.

Menurut tim University Network for Governance innovation (UNfGI) (2013:4),

mengemukakan bahwa sekitar setengah juta warga dunia meninggal akibat persalinan

setiap tahunnya, sebagian besar di Negara berkembang. Masyarakat internasional

menaruh perhatian salah satunya melalui Making Pregnancy Safar Program.Indonesia juga

tidak tinggal diam dengan menginisiasi program Gerakan Sayang Ibu (GSI, Safe

Motherhood Program). Tujuannya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB). Gampong Tibang di pesisir Kota Banda Aceh yang menjalankan

program GSI. Dan yang menarik AKI dan AKB dan gampong ini berada pada derajat

terendah hingga nihil. Seperti penjelasan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh bahwa

Dampak Gerakan Sayang Ibu perlu dilakukan karena;

“Melalui program ini, kita inginkan bahwa semua ibu-ibu yang sedang dalam keadaan hamil sehat

dan ini akan menyebabkan janin dalam kandungannya ikut sehat, karena perkembangan otak

manusia terjadi selama hamil sampai dengan 5 (lima) tahun. Kemudian jika kita lihat dalam

lingkup yang luas bahwa kesehatan Ibu dan Anak merupakan faktor paling strategis untuk

meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM), disamping itu angka kematian Ibu(AKI)

karena hamil, bersalin dan nifas masih tergolong tinggi, demikian juga halnya dengan angka

kematian bayi (AKB) untuk Indonesia. Kematian Ibu menyebabkan bayi menjadi piatu yang pada

akhirnya akan menyebabkan penurunan kualitas SDM, akibat selanjutnya adalah bahwa bayi yang

ditinggal mati oleh Ibunya menjadi kurangnya perhatian, bimbingan dan kasih sayang”.

Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sangat menentukan keberhasilan

suatu pembangunan, dan hal ini baru bisa tercapai salah satunya adalah melalui GSI.

Program GSI diharapkan oleh pemerintah akan dapat menekan angka kematian Ibu dan

Bayi.

Beberapa sebab kematian ibu dan bayi yang menonjol disebabkan oleh;

pendarahan, eklamsia (keracunan kehamilan), infeksi, penanganan abortus yang tidak

aman dan partus (persalinan) yang lama. Angka kematian ibu dan bayi yang tinggi juga

disebabkan oleh adanya hal-hal diluar medis seperti kurang adanya kesetaraan gender,

nilai budaya di masyarakat yang merendahkan perempuan. Masalah tersebut

mengakibatkan rendahnya perhatian suami/laki-laki terhadap masalah ibu melahirkan

serta kurangnya kemampuan untuk membuat keputusan bagi kesehatan diri sendiri. Hal

tersebut di kemukakan oleh Ibu Neneng Hastuti selaku Bidan Desa, yang mengatakan

kepada penulis pada saat wawancara;

“Hampir tidak ada perhatian para suami terhadap masalah perkembangan ibu hamil,

mereka tidak menyarankan untuk mengontrol perkembangan kehamilannya kepada bidan atau

dokter, demikian juga untuk bayi dan anak mereka. Dengan adanya program GSI ini, manfaat bagi

ibu, bayi dan anak menjadi nyata dalam melihat perkembangan kehamilan dan kesehatan mereka,

Page 11: a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

waktu pemeriksaan terjadwal dan terekam dengan baik dalam pencatatan medis mereka”(Neneng

Hastuti)

Tujuan penempatan bidan di desa secara umum adalah untuk meningkatkan mutu

dan pemerataan pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan Posyandu dalam rangka

menurunkan angka kematian ibu, anak balita dan menurunkan angka kelahiran, serta

meningkatkan kesadaran masyarakat berperilaku hidup sehat. Hal ini telah dirasakan

oleh Ibu Ketua PKK Gampong Tibang, dan Ibu Kepala Dusun Meurah, Meulinjei dan

Meulagu, jawabannya hampir senada, mereka menyampaikan dalam wawancara yang

penulis lakukan bahwa :

“Selama kami diberi pelayanan melalui program GSI ini, antara lain kegiatan posyandu

yang kegiatannya sudah terjadwal pada minggu pertama tiap bulannya untuk mengecek kesehatan

secara rutin dilakukan, khusus kepada ibu-ibu hamil, bayi dan anak balita. Manfaat yang kami

rasakan antara lain perkembangan janin dapat kami ketahui, dan ibu-ibu hamil juga diberi vitamin

dan tambahan asupan gizi. Untuk bayi diberi Imunisasi. Dan kamipun ibu-ibu menjadi

sehat”.(Rohani, Salbiyah dan Nurhayati)

Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa manfaat program Gerakan

Sayang Ibu adalah gerakan percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi yang

dilaksanakan bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat, untuk lebih

meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian dalam upaya interaktif dan

sinergis. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu wujud hak asasi perempuan dan

anak, akan tetapi pada saat ini kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu wujud hak

asasi perempuan dan anak, akan tetapi pada saat ini kesehatan ibu dan anak khususnya

bayi baru lahir, merupakan tugas bersama antara pemerintah, masyarakat, organisasi

kemasyarakatan, organisasi perempuan dan organisasi profesi.

Dalam sub bab pembahasan ini, penulis menjelaskan lebih lanjut temuan- temuan

penelitian lapangan dengan teori yang digunakan oleh penulis, yaitu teori

Interaksionisme Simbolik Herbert Blumer (1969) mengenai interaksi, tindakan sosial,

makna, simbol, dan objek, dalam interaksi terdapat proses berpikir dari individu yang

ditunjukkan melalui tindakan dan aktivitas, namun dalam proses ini, tindakan dan

aktivitas mereka harus disesuaikan dengan tindakan dan aktivitas orang lain.

Selain Teori Interksiolisme Simbolik, peneliti juga membahas Teori Persepsi yang di

populerkan oleh Sarlito Wirawan Sarwono (1976), yang mana persepsi merupakan

kemampuan seseorang untuk mengorganisir suatu pengamatan. Teori Interaksionalisme

Simbolik dan Persepsi ini akan peneliti bahas dengan hasil temuan dilapangan tentang

Persepsi Masyarakat Terhadap Program Gerakan Sayang Ibu di Kota Banda Aceh.

Page 12: a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Persepsi secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang didahului oleh

penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor

yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya.

Melalui teori Interaksionalisme Simbolik, persepsi yang terjadi pada masyarakat

Gampong Tibang di Kota Banda Aceh. Persepsi Masyarakat Terhadap Program Gerakan

Sayang Ibu dan dampak perubahan dari program Gerakan Sayang Ibu di Gampong

Tibang Kota Banda Aceh, berikut pembahasanya;

Persepsi warga masyarakat terhadap program tertentu merupakan landasan atau

dasar utama bagi timbulnya kesediaan untuk ikut terlibat dan berperan aktif dalam setiap

kegiatan dan program, baik dari pemerintah maupun organisasi kemasyarakatan.Persepsi

dalam pengertian paling luas adalah interaksi antara dunia atau lingkungan sekitar dan

diri,sedangkan dalam bentuknya paling sederhana, dunia atau lingkungan sekitar

memberi kita kejadian-kejadian yang pada gilirannya akan memberi makna pada

kejadian-kejadian itu dengan menafsirkan dan bertindak berdasar kejadian itu (Boeroee,

2013: 109). Persepsi kurang positif masyarakat terhadap kebijakan pemerintah dan

program dari pemerintah itu sendiri akan mengakibatkan partisipasi yang semu.

Keadaan yang demikian apabila sering terjadi maka akan menimbulkan masalah pada

masyarakat.

Herbert Blumer mengutarakan tentang tiga prinsip utama interaksi simbolik, yaitu

tentang pemaknaan (meaning), bahasa (language), dan pikiran (thought). Menurut Craib

(dalam Sarmini, 2002: 50), asumsi teori interaksi simbolik Blumer adalah sebagai berikut :

• Manusia bertindak terhadap sesuatu dasar asumsi internilai simbolik yang dimiliki

sesuatu itu (kata, benda, atau isyarat) dan bermakna bagi mereka.

• Makna-makna itu merupakan hasil dari interaksi sosial dalam masyarakat

manusia.

• Makna-makna yang muncul dari simbol-simbol yang dimodifikasi dan ditangani

melalui proses penafsiran yang digunakan oleh setiap individu dalam

keterlibatannya dengan benda-benda dan tanda-tanda yang dipergunakan.

Mendasari pada pendapat di atas, maka persepsi masyarakat gampong Tibang

adalah sebagai berikut;

1. Pemaknaan (Meaning), Masyarakat Gampong Tibang sudah sangat baik dalam

mengartikan keberadaan program ini dikehidupan mereka. Hal tersebut tercermin

dari banyaknya tingkat kehadiran kaum Ibu-Ibu hamil dan Balita pada acara

Posyandu yang dilaksanakan pihak Bidan Desa dengan Puskesmas kecamatan

Syiah Kuala, untuk memeriksakan kesehatan mereka, baik itu perkembangan janin

dalam kandungan, berat badan dan tekanan darah, begitu juga dengan bayi, yang

selalu dipantau pertumbuhan berat badannya, disamping itu juga diberikan

Page 13: a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

asupan gizi yang memadai. Oleh karena itu kehadiran program GSI ini cukup

memberi arti, khususnya bagi kaum Ibu Hamil dan Bayi.

2. Bahasa (Language), Masyarakat Gampong Tibang sudah sangat memahami arti

kesehatan pada dirinya dan keluarganya, ini merupakan sebuah proses yang sudah

dijalan masyarakat Gampong Tibang melalui program GSI ini, sehingga pesan

dalam apapun yang mau disampaikan pelaksana kegiatan kepada masyarakat,

dapat dipahami dan dimengerti apapun yang ingin disampaikan, terutama yang

terkait dengan perawatan dan peemeliharaan ibu hamil dan bayinya.

3. Pikiran (Thought), Masyarakat Gampong Tibang sudah sangat mengetahui jadwal

kunjungan petugas kesehatan, karena kaum Ibu telah mencatat dalam pikirannya

apa saja yang harus disampaikan kepada petugas kesehatan pada saat kaum Ibu

mendiskusikan perkembangan kesehatan atau keluhan yang dialami olehnya

sebagai Ibu Hamil, Menyusui dan Anak Balitanya dan ini merupakan sebuah

fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi dan dapat

membentuk berbagai arti dan struktur pengetahuan yang mewakili konsep, objek,

perilaku dan peristiwa relevan dalam hidup seseorang atau individu tersebut

terhadap kesehatannya.

Sejak keberadaan Program Gerakan Sayang Ibu (GSI), di Gampong Tibang, telah

banyak perubahan yang dialami oleh masyarakat penerima manfaat program tersebut.

Berdasarkan pengalaman atau lamanya masyarakat yang mengikuti Program GSI,

mayoritas masyarakat yang dijadikan responden dalam penelitian ini masih

menginginkan keberlanjutannya program GSI ini.

Untuk mengurangi angka kematian ibu, pemerintah telah melakukan beberapa

program seperti penempatan bidan di desa, pemberdayaan keluarga dan masyarakat

dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) dan Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas

kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas

perawatan dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di

Rumah Sakit (Radar Sukabumi, 2013). Selain itu terdapat juga Gerakan Sayang Ibu (GSI)

untuk menurunkan angka kematian ibu (KR Jogja).

Gerakan Sayang Ibu (GSI) yang selanjutnya disebut GSI adalah gerakan yang akan

dilaksanakan oleh masyarakat dan pemerintah untuk peningkatan kualitas hidup

perempuan melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya

percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI) karena hamil, bersalin dan nifas serta

penurunan angka kematian ibu (AKI), karena hamil, bersalin dan nifas serta penurunan

angka kematian bayi (AKB) (Kemenpppa, 2011).

Gerakan Sayang Ibu (GSI) didasarkan pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984,

tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan segala bentuk Diskriminasi

Page 14: a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

terhadap Perempuan serta Kesepakatan Menteri Kesehatan, Menteri Negara

Pemberdayaan Perempuan pada tanggal 12 Maret 2002 (Kelurahan Belimbing RT 08,

2014).

Kebanyakan penyebab kematian angka kematian ibu dikarenakan adanya

pernikahan dini, hipertensi dan pendarahan saat melahirkan serta dari faktor non medis

lainnya, disamping itu fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit juga masih

rendah, namun hal tersebut tidak terjadi pada masyarakat Gampong Tibang. Meskipun

demikian, Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, terus melakukan upaya peningkatan

kesehatan masyarakat Gampong Tibang khususnya dan Kota Banda Aceh pada

umumnya.

KESIMPULAN

Persepsi masyarakat gampong Tibang sangat baik terhadap pelaksanaan program

Gerakan Sayang Ibu, hal ini terlihat dari tingginya tingkat partisipasi ibu hamil, bayi dan

balita pada salah satu kegiatan GSI terutama dalam pelaksanaan kegiatan posyandu.

Dampak program Gerakan Sayang Ibu terhadap perubahan dalam masyarakat telah

dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian, dalam upaya menjaga

kesehatan selama kehamilan, kesehatan bayi dan balita.

Telah terbinanya hubungan yang interaktif dan sinergis antara pemerintah (Dinas

Kesehatan), masyarakat gampong Tibang dan organisasi profesi keperawatan dan

kebidanan yang mendukung program ini.

Page 15: a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Bachtiar, Wardi M,S. 2006. Sosiologi Klasik dari Comte hingga Persons. Bandung : Remaja

rosdakarya.

Bari Saifudin, Abdul. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Bimo Walgito, 1994. Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset.

Boeree, C. George. 2013. General Psychologi: Psikologi Kepribadian, Persepsi, Kognisi, Emosi &

Perilaku. Penerjemah : Inyiak Ridwan Muzir Yogyakarta: Prismasophie.

Idrus Muhammad. 2009. Metodologi Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga

Kamanto, Sunarto. 2000. Pengantar Sosiologi Edisi Kedua. Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia (2004). Gerakan Sayang Ibu

(GSI), Pedoman Kegiatan Tingkat Kabupaten/Kota. Jakarta.

Poloma, M Margaret, 2006. Sosiologi Kontemporer. Tim Penerjemah : Yasogama Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Ritzer George, J. Goodman Dauglas. 2011. Teori Sosiologi Modern Edisi Keenam. Penerjemah

: Alimandan. Jakarta: Prenada Media Group.

Sarmini. 2002. Teori-Teori Antropologi. Surabaya: Unesa University Press.

Sarwono Wirawan, Sarlito, 1976. Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: P T. Bulan Bintang

Jurnal dan Skripsi :

Mhd. Wahyudin Mi’raj, “Implementasi Gerakan Sayang Ibu (GSI) Di Desa Tasik Seminai

Kecamatan Koto Gasib”. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015, di Desa Tasik

Seminai Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak.

Mohammad Farkhani, “Inovasi Gerakan Sayang Ibu di Kabupeten Klaten”. Penelitian ini

dilakukan pada tahun 2016 di Kabupaten Klaten

Rawuh Edy Priyonol, Soebiantoro, Slamet Rosyadi dan Yazid Effendi “Sostalisasi Dan

Pelembagaan Gerakan Sayang Ibu (Suatu Studi Sosiologis Tentang Kepedulian

dan Respon Masyarakat Pedesaan Terhadap Perawatan Ibu Hamil di Banyumas)”.

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2001 di Kota Banyumas.

Somari Wiriaatmadja, “Peranan Gerakan Sayang Ibu Dalam Upaya Penurunan Angka

Kematian Ibu Di Kabupaten Karawang”. Penelitian ini dilakukan pada tahun

1996-1997 di Kabupaten Karawang.

Sylvester Lucky, “Dampak Gerakan Sayang Ibu Terhadap Angka Kematian Ibu Dan

Angka Kematian Perinatal Di Kabupaten Manokwari, Irian jaya Barat periode

2004 – 2007”. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Manokwari, Irian Jaya Barat.

Page 16: a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Website :

Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, 2017. Profil Kesehatan Kota Banda Aceh

http://dinkes.bandaacehkota.go.id/profil-kesehatan-kota-banda-aceh-ta hun-

2017/

Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, 2013. Lomba Gerakan Sayang Ibu

http://dinkes.bandaacehkota.go.id/2013/04/15/lomba-gerakan-sayang-ibu/