BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Lanjut Usia Menurut Ernawati lansia adalah orang yang berusia 50 tahun atau lebih. 4 Lansia merupakan kelompok orang lanjut usia yang mengalami proses penuaan yang terjadi secara bertahap dan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindarkan. 6 Proses menua merupakan proses yang normal terjadi pada setiap manusia dan bukan merupakan suatu penyakit. Menurut BKKBN 1998, penduduk lansia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, ditandai dengan penurunan daya tahan fisik dan rentan terhadap penyakit yang mengakibatkan kematian. Secara ekonomi lansia dianggap sebagai beban sumber daya. Saparinah (1983) berpendapat bahwa lansia merupakan kelompok umur yang mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lansia adalah kelompok orang yang berumur lebih dari 50 tahun yang secara fisiologis mengalami kemunduran baik dari segi biologis, ekonomi maupun sosial secara bertahap hingga akhirnya sampai pada kematian. 15 Penuaan juga dapat didefenisikan sebagai suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga lebih rentan terhadap infeksi dan tidak dapat memperbaiki kerusakan yang dideritanya. Penuaan merupakan proses ilmiah yang terjadi secara terus-menerus dalam kehidupan yang Universitas Sumatera Utara
23
Embed
repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Lanjut UsiaObat-obatan seperti turunan sulfa, kemoterapi, kortikosteroid, antibiotik,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Lanjut Usia
Menurut Ernawati lansia adalah orang yang berusia 50 tahun atau lebih.4 Lansia
merupakan kelompok orang lanjut usia yang mengalami proses penuaan yang terjadi
secara bertahap dan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindarkan. 6
Proses menua merupakan proses yang normal terjadi pada setiap manusia dan
bukan merupakan suatu penyakit.
Menurut
BKKBN 1998, penduduk lansia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan
secara terus menerus, ditandai dengan penurunan daya tahan fisik dan rentan terhadap
penyakit yang mengakibatkan kematian. Secara ekonomi lansia dianggap sebagai
beban sumber daya. Saparinah (1983) berpendapat bahwa lansia merupakan
kelompok umur yang mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh dan berbagai
tekanan psikologis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lansia adalah
kelompok orang yang berumur lebih dari 50 tahun yang secara fisiologis mengalami
kemunduran baik dari segi biologis, ekonomi maupun sosial secara bertahap hingga
akhirnya sampai pada kematian.
15 Penuaan juga dapat didefenisikan sebagai suatu
proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri
atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga lebih rentan
terhadap infeksi dan tidak dapat memperbaiki kerusakan yang dideritanya. Penuaan
merupakan proses ilmiah yang terjadi secara terus-menerus dalam kehidupan yang
Universitas Sumatera Utara
ditandai dengan adanya perubahan-perubahan anatomik, fisiologik dan biomekanis
dalam sel tubuh, sehingga mempengaruhi fungsi sel, jaringan dan organ tubuh.
Berdasarkan kelompok usia, lanjut usia menurut DEPKES RI dibagi menjadi
3 yaitu:
4
1. Kelompok usia dalam masa virilitas (45-54 tahun), merupakan kelompok
yang berada dalam keluarga dan masyarakat luas.
4,16
2. Kelompok usia dalam masa prasenium (55-64 tahun), merupakan
kelompok yang berada dalam keluarga, organisasi usia lanjut dan
masyarakat pada umumnya.
3. Kelompok usia masa senecrus ( >65 tahun), merupakan kelompok yang
umumnya hidup sendiri, terpencil, hidup dalam panti, penderita penyakit
berat.
Menurut WHO Lansia dapat dibagi atas Middle aged antara 45-59 tahun,
Elderly antara 60-74 tahun, Aged 75 tahun atau lebih. Sementara itu, menurut Pathy
(1985) Lansia dapat dikelompokkan atas Young elderly antara 65-75 tahun dan Old
elderly 75 tahun keatas.
17
2.2 Teori-Teori Proses Menua
Proses menua melibatkan berbagai sistem di dalam tubuh yang akan
mengakibatkan berkurangnya fungsi sistem-sistem tersebut. Hal ini dapat dijelaskan
melalui teori-teori meliputi: 17,18
Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Teori Nutritional Component
Teori ini menjelaskan bahwa makanan memegang peranan penting dalam proses
penuaan. Kekurangan makanan menyebabkan kerusakan dan terbatasnya regenerasi
sel. Diet memegang peranan penting dari beberapa penyakit degenerasi yang
menyertai proses penuaan.
2.2.2 Teori Sintesa Protein
Proses penuaan disebabkan karena gangguan mekanisme sintesa protein.
Tahapan sintesa protein dipengaruhi oleh aktivitas enzim . Perubahan aktivitas enzim
menyebabkan gangguan sintesa protein sehingga terbentuk protein abnormal.
2.2.3 Teori Molekul Radikal Bebas
Adanya fragmen molekul yang disebut radikal bebas yang bereaksi dengan asam
lemak tidak jenuh pada membran sel untuk membentuk produk peroksidasi. Keadaan
tersebut akan menghalangi keluar masuknya zat makanan melalui membran sel
sehingga mempercepat kematian sel.
2.2.4 Teori Imunologi
Proses penuaan disebabkan kerusakan secara perlahan pada proses imunologis.
Hal ini dibuktikan dengan menurunnya sintesa antibodi dalam tubuh dan
pembentukan antibodi.
2.2.5 Teori Genetika
Kegagalan regulasi genetik menyebabkan menurunnya fungsi genetika pada usia
lanjut. Hal tersebut sebagai akibat dari tidak cukupnya perbaikan DNA yang rusak
Universitas Sumatera Utara
secara spontan, mutasi dalam sel somatik dan besarnya kesalahan dari DNA sendiri
error catasthrope.
2.2.6 Teori Stochastik
Teori ini merumuskan penuaan disebabkan oleh penimbunan sisa-sisa dari
lingkungan. Sebagai contoh paling spesifik dari teori ini adalah mutasi somatik dan
kesalahan (error). Mutasi somatik, disebabkan oleh radiasi dan kemungkinan bahan-
bahan radioaktif yang tertimbun. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan mensintesis
protein, kegagalan fungsi dan berakhir dengan kematian. Perubahan molekul protein
selama penuaan tidak langsung jelas pada umur, tergantung dari kesalahan sintesis
protein, adanya akumulasi perubahan molekul protein fungsional (akibat kesalahan
mensintesis protein karena terjadinya mutasi tersebut). Inilah yang mungkin dapat
merusak kapasitas fisiologi dari jaringan atau sel yang menua.
2.2.7 Teori Cross Linking Colagen-Elastin
Teori ini didasari pada adanya saling silang dalam makromolekul, terutama
kolagen dan elastin. Matrik molekul ini menyusun tubuh sebanyak 20% dari berat
badan manusia. Peristiwa saling silang ini akan semakin bertambah seiring dengan
bertambahnya umur. Yang mendasari teori ini adalah adanya saling silang kolagen,
menjadi elastin sehingga terjadi kemungkinan simplistik yang berlebihan. Hal ini
dapat menyebabkan proses fisiologis vital pada matrik kolagen. Saling silang
merupakan suatu proses pematangan, dimana bertambahnya jumlah elastin pada
beberapa tempat tertentu akan berperan untuk memperbaiki fungsi, sementara di
tempat lain dapat mengurangi fungsi.
Universitas Sumatera Utara
Penyebab penuaan yang dikaitkan dengan fungsi kolagen menjelaskan bahwa
kolagen mengalami degenerasi, berubah setiap waktu. Serabut kolagen menjadi
kurang lentur, lebih rapuh dan mudah terkoyak
2.3 Keadaan Mukosa Lidah pada Lansia
Didalam rongga mulut, lidah dianggap sebagai salah satu petunjuk atau cermin
kesehatan umum seseorang. Hal ini disebabkan lidah merupakan organ tubuh yang
paling peka terhadap perubahan yang terjadi di dalam tubuh. Dalam
perkembangannya permukaan lidah secara normal dilapisi papilla lidah yaitu papilla
filiformis, papilla fungiformis, papilla foliate dan papilla sirkumvalata.
2.3.1 Anatomi Lidah
Lidah merupakan organ muskular yang kompleks yang melekat pada tulang
hyoid, processus styloideus dan tuberkel genial mandibula pada daerah insersio tiga
otot ekstrinsik, hyoglossus, styloglosus dan genyoglosus. Lidah melekat longgar pada
palatoglossus dan glosopharyngeus serta ekstensi membrane mukosa mulut dan
membrane mukosa pharyngeal yang menutupi lidah.
19
Permukaan superior dan posterior lidah ditutupi membran mukosa khusus,
dimana pada membran tersebut terdapat berbagai macam tonjolan papila yang
berbeda. Sebagian dari papila-papila ini membawa beberapa reseptor khusus untuk
pengecapan maupun ujung syaraf halus yang penting untuk perkembangan fungsi
persepsual. Otot intrinsik diatur oleh berbagai gerakan kompleks yang menjadikan
ukuran lidah dalam 3 dimensi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Lidah normal
20
Mukosa permukaan dorsal anterior lidah ditandai dengan dua jenis papila dengan
fungsi tertentu yaitu papila filiformis dan papila fungiformis dan sejumlah tonjolan-
tonjolan lainnya dengan fungsi yang tidak jelas. Papila filiformis merupakan papila
terkecil dan terbanyak yang dapat dijumpai pada permukaan dorsal lidah dalam arah
antero-posterior. Bentuknya panjang dan runcing (konus), menyerupai rambut dan
diliputi oleh lapisan keratin. Panjang papila filiformis kira-kira 2-3 mm. Papila ini
tidak mengandung papila pengecap. Epitel keratin yang melapisi permukaannya
memberikan warna abu-abu pada lidah dan pada dasarnya berfungsi dalam menjilat
dan menggiring makanan ke distal. Pada keadaan infeksi pada papila ini terdapat
timbunan bakteri dan sel-sel epitel mati sehingga warna abu-abu akan tampak lebih
jelas meliputi permukaan dorsum.
Papila fungiformis hanya dijumpai pada dua pertiga anterior lidah dan jumlahnya
kira-kira 29/cm
2 pada daerah ujung dan 7-8/cm2 di bagian tengah-tengah lidah.
Struktur yang berbentuk seperti jamur ini mempunyai kapiler darah yang banyak
sehingga dengan ukurannya yang besar dan kapiler darah yang banyak menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
papila ini terlihat seperti bintik-bintik merah pada hamparan papila filiformis. Setiap
papila fungiformis mengandung 0-20 kuncup pengecap yaitu rata-rata 2-4 kuncup
pengecap tiap satu papila. Secara umum individu yang memiliki kuncup pengecap
yang banyak akan menghantarkan rangsangan yang lebih kuat dibandingkan dengan
individu yang memiliki kuncup pengecap sedikit.
Pada pertemuan dua pertiga anterior dan sepertiga posterior lidah, terdapat
barisan papila sircumvalata yang berbentuk V atau Y yang berbatasan dengan
sekelompok papila foliata yang tersebar pada tepi lateral lidah. Papila sircumvalata
dan papila foliata dikelilingi oleh parit. Papila vallata berbentuk bundar dan besar
dengan diameter 2 mm. Dua belas papila diantaranya tersusun dalam barisan
berbentuk V di bagian anterior dan sejajar dengan sulcus terminalis. Tiap barisan
dikelilingi oleh lapisan bundar. Sedangkan papila foliata terletak pada tepi lateral
lidah, berupa tiga atau empat lipatan vertikal pendek.
Gambar 2. Permukaan lidah normal
18
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Perubahan dan Kelainan Lidah pada Lansia
Dengan bertambah usia, lapisan epitel yang menutupi mukosa mulut cenderung
mengalami penipisan, berkurangnya keratinisasi, berkurangnya pembuluh darah
kapiler dan suplai darah, serabut kolagen yang terdapat pada lamina propria
mengalami penebalan. Akibat dari perubahan-perubahan tersebut, secara klinis
terlihat mukosa mulut menjadi lebih pucat, tipis dan kering, proses penyembuhan
menjadi lebih lambat, mukosa mulut lebih mudah mengalami iritasi terhadap tekanan
dan gesekan. Keadaan ini dapat diperberat oleh berkurangnya aliran saliva.
Pada populasi lansia prevalensi penyakit mukosa oral mencapai 40% hingga
59%. Prevalensi penyakit mukosa oral pada lansia 47% lebih besar daripada dewasa
muda.
1,11
5 Kelainan lidah pada lansia yang sering ditemui meliputi fissured tongue,