Top Banner
90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik (Siregar dan Amalia, 2004). Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI c , 2009). Rumah Sakit menurut UU Nomor 44 tahun 2009 Pasal 1 adalah institusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Rumah sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial (Depkes RI, 2009). 2.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan Universitas Sumatera Utara
31

90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

Dec 31, 2016

Download

Documents

truongnhu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

90

BAB II

TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1 Definisi Rumah Sakit

Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan

pemeliharaan kesehatan yang baik (Siregar dan Amalia, 2004).

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang

harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau

oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes

RIc, 2009).

Rumah Sakit menurut UU Nomor 44 tahun 2009 Pasal 1 adalah institusi

pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat.

Rumah sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada

nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak

dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta

mempunyai fungsi sosial (Depkes RI, 2009).

2.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya

guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan

Universitas Sumatera Utara

Page 2: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

91

pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya

peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan (Depkes RI, 2004).

Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan

kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI,

2009).

Upaya menjalankan tugas sebagaimana disebut diatas, menurut Undang-

Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009, rumah sakit mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna sesuai kebutuhan medis.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 983/Menkes/SK/XI/1992,

rumah sakit memiliki 4 fungsi utama, yaitu:

1. Pelayanan Penderita

Pelayanan penderita yang langsung di rumah sakit terdiri atas pelayanan

medis, pelayanan farmasi, dan pelayanan keperawatan. Pelayanan penderita

melibatkan pemeriksaan dan diagnosa, pengobatan penyakit atau luka,

pencegahan, rehabilitasi, perawatan dan pemulihan kesehatan.

2. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan sebagai suatu fungsi rumah sakit terdiri atas 2 bentuk utama:

Universitas Sumatera Utara

Page 3: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

92

a) Pendidikan dan/atau pelatihan profesi kesehatan.

Yang mencakup dokter, apoteker, perawat, personel rekam medik, ahli gizi,

teknisi sinar-x, laboran dan administrator rumah sakit.

b) Pendidikan dan/atau pelatihan penderita.

Merupakan fungsi rumah sakit yang sangat penting dalam suatu lingkup yang

jarang disadari oleh masyarakat. Hal ini mencakup:

Pendidikan khusus dalam bidang rehabilitasi, psikiatri sosial dan fisik.

Pendidikan khusus dalam perawatan kesehatan, misalnya: mendidik

penderita diabetes dan kelainan jantung untuk merawat penyakitnya.

Pendidikan tentang obat untuk meningkatkan kepatuhan, mencegah

penyalahgunaan obat dan salah penggunaan obat, dan untuk

meningkatkan hasil terapi yang optimal dengan penggunaan obat yang

sesuai dan tepat.

3. Penelitian

Rumah sakit melakukan penelitian sebagai suatu fungsi dengan maksud

utama, yaitu:

Memajukan pengetahuan medik tentang penyakit dan peningkatan/ perbaikan

pelayanan rumah sakit.

Ditujukan pada tujuan dasar dari pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi

penderita. Misalnya: pengembangan dan penyempurnaan prosedur

pembedahan yang baru.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

93

4. Kesehatan Masyarakat

Tujuan utama dari fungsi rumah sakit sebagai sarana kesehatan masyarakat

adalah membantu komunitas dalam mengurangi timbulnya kesakitan dan

meningkatkan kesehatan umum penduduk.

Apoteker rumah sakit mempunyai peluang memberi kontribusi pada fungsi

ini dengan mengadakan brosur informasi kesehatan, pelayanan pada penderita

rawat jalan dengan memberi konseling tentang penggunaan obat yang aman dan

tindakan pencegahan keracunan.

2.3 Visi dan Misi rumah sakit

Misi rumah sakit merupakan pernyataan mengenai mengapa sebuah rumah

sakit didirikan, apa tugasnya dan untuk siapa rumah sakit tersebut melakukan

kegiatan. Visi rumah sakit adalah gambaran keadaan rumah sakit di masa

mendatang dalam menjalankan misinya. Isi dari visi merupakan gambaran

mengenai keadaan lembaga di masa depan yang berpijak dari masa sekarang.

Adapun pernyataan misi dan visi merupakan hasil pemikiran bersama dan

disepakati oleh seluruh anggota rumah sakit. Misi dan visi bersama ini

memberikan fokus dan energi untuk pengembangan organisasi.

2.4 Klasifikasi Rumah Sakit

2.4.1 Klasifikasi rumah sakit secara umum

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009,

rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya.

a. Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan

i. Rumah Sakit Umum: memberikan pelayanan kesehatan pada semua

bidang dan jenis penyakit.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

94

ii. Rumah Sakit Khusus: memberikan pelayanan utama pada satu bidang

atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan

umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya.

b. Berdasarkan pengelolaannya

i. Rumah Sakit Publik: dapat dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah,

dan badan hukum yang bersifat nirlaba.

ii. Rumah Sakit Privat: dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit

yang berbentuk perseroan terbatas atau persero.

2.4.2 Klasifikasi rumah sakit umum pemerintah

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

340/MENKES/PER/III/2010 tenteng klasifikasi rumah sakit, dalam rangka

penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan,

rumah sakit umum diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan

pelayanan rumah sakit.

Klasifikasi rumah sakit umum, sebagai berikut:

1. Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5

(lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12 (dua belas) Pelayanan

Medik Spesialis Lain dan 13 (tiga belas) Pelayanan Medik Sub Spesialis.

Jumlah tempat tidur minimal 400 (empat ratus) buah.

2. Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4

(empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan) Pelayanan Medik

Universitas Sumatera Utara

Page 6: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

95

Spesialis Lainnya dan 2 (dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar. Jumlah

tempat tidur minimal 200 (dua ratus) buah.

3. Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar

dan 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik. Jumlah tempat tidur

minimal 100 (seratus) buah.

4. Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar.

Jumlah tempat tidur minimal 50 (lima puluh) buah.

2.5 Peran Apoteker dalam Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit

Di rumah sakit apoteker berperan dalam penerapan terapi dengan

memastikan ketepatan pemberian obat oleh dokter, penyediaan obat dan

memastikan penggunaan obat dengan tepat. Apoteker juga berperan dalam

manajemen farmasi rumah sakit (Siregar dan Amalia, 2004).

2.6 Panitia Farmasi dan Terapi (PFT)

PFT adalah organisasi yang berada di bawah komite medik rumah sakit

yang diketuai oleh dokter dan dibantu seorang sekretaris yaitu apoteker dari

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Anggota PFT terdiri dari dokter yang

mewakili Staf Medik Fungsional (SMF) dan apoteker yang mewakili farmasi serta

tenaga kesehatan lainnya di rumah sakit.

PFT rumah sakit bertugas membantu direktur rumah sakit dalam

menentukan kebijakan pengobatan dan penggunaan obat. Tujuan pembentukkan

PFT dalam pelayanan farmasi rumah sakit adalah untuk menentukan kebijakan-

kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat, serta evaluasinya.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

96

Melengkapi staf profesional dibidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru yang

berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan.

Menurut SK Menkes No. 1197/Menkes/SK/X/2004 fungsi dan ruang

lingkup PFT terkait dengan perannya dalam pelayanan farmasi rumah sakit

adalah:

a. Menyusun formularium rumah sakit sebagai pedoman utama bagi para dokter

dalam memberi terapi kepada pasien. Pemilihan obat untuk dimasukkan ke

dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi terhadap efek terapi,

keamanan serta harga obat dan juga harus meminimalkan duplikasi produk

obat yang sama. PFT berdasarkan kesepakatan dapat menyetujui atau

menolak produk obat atau dosis obat yang diusulkan oleh SMF,

b. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit,

c. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan

meneliti rekam medik kemudian dibandingkan dengan standar diagnosa dan

terapi,

d. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat,

e. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis

dan perawat, dan

f. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap

kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di

rumah sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku secara lokal maupun

nasional (Siregar dan Amelia, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Page 8: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

97

2.6.1 Tujuan panitia farmasi dan terapi

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197/MenKes/SK/X/

2004 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, tujuan PFT yaitu:

1. Menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat

serta evaluasinya.

2. Melengkapi staf profesional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru

yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai kebutuhan.

2.6.2 Fungsi dan ruang lingkup panitia farmasi dan terapi

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197/MenKes/SK/X/

2004 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, fungsi dan ruang lingkup Panitia

Farmasi dan Terapi adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan formularium di Rumah Sakit dan merevisi. Pemilihan obat

untuk dimasukkan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi secara

subjektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga harus

meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan produk obat yang

sama.

b. Panitia Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui atau

menolak produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota staf

medis.

c. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang

termasuk dalam kategori khusus.

d. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap

kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di

rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

98

e. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan

mengkaji medical record dibandingkan dengan standar diagnosis dan terapi.

Tinjauan ini dimaksudkan untuk meningkatkan secara terus-menerus

penggunaan obat secara rasional.

f. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.

g. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis

dan perawat.

2.7 Formularium Rumah Sakit

Sistem formularium rumah sakit adalah suatu metode yang digunakan staf

medik di rumah sakit yang disusun oleh komite farmasi dan terapi yang bertujuan

untuk mengevaluasi, menilai dan memilih produk obat yang dianggap paling

berguna dalam perawatan penderita. Obat yang ditetapkan dalam formularium

rumah sakit harus tersedia di IFRS (Siregar dan Amalia, 2004).

Formularium rumah sakit adalah himpunan obat yang diterima atau

disetujui oleh komite farmasi dan terapi untuk digunakan di rumah sakit dan dapat

direvisi pada setiap batas waktu yang ditentukan (Depkes RI, 2004).

Formularium rumah sakit dievaluasi oleh komite farmasi dan terapi untuk

menentukan pilihan terhadap produk obat yang ada di pasaran, dengan lebih

mempertimbangkan kesejahteraan pasien. Selama formularium rumah sakit di

evaluasi, formularium rumah sakit tersebut masih dapat digunakan oleh staf medis

di rumah sakit (Depkes RI, 2004).

Menurut Siregar dan Amalia (2004), kegunaan formularium rumah sakit

adalah sebagai pedoman dalam penulisan resep di rumah sakit untuk:

Universitas Sumatera Utara

Page 10: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

99

- Membantu meyakinkan mutu dan ketepatan penggunaan obat di rumah sakit,

sebagai bahan edukasi bagi staf medik tentang terapi obat yang benar, dan

- Memberi rasio manfaat yang tinggi dengan biaya yang minimal.

2.8 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)

Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu departemen atau unit atau

bagian di suatu rumah sakit yang berada di bawah pimpinan seorang apoteker dan

dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional dan

merupakan tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas

seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan

rumah sakit itu sendiri (Siregar dan Amalia, 2004).

Berdasarkan Kepmenkes No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar

Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, struktur organisasi instalasi farmasi rumah

sakit mencakup penyelenggaraan pengelolaan perbekalan, pelayanan farmasi

klinik dan manajemen mutu, dan harus selalu dinamis sesuai perubahan yang

dilakukan yang tetap menjaga mutu sesuai harapan pelanggan.

2.8.1 Pengelolaan perbekalan farmasi

Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai

dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, produksi, penerimaan, penyimpanan,

pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta

evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan (Kepmenkes

No.1197/MENKES/SK/X/2004). Tujuan kegiatan ini adalah:

- Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efesien,

- Menerapkan farmakoekonomi dalam pelayanan,

Universitas Sumatera Utara

Page 11: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

100

- Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi,

- Mewujudkan Sistem Informasi Manajemen berdaya guna dan tepat guna, dan

- Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.

2.8.1.1 Pemilihan

Merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang

terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan

kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai

menjaga dan memperbaharui standar obat. Penentuan seleksi obat merupakan

peran aktif apoteker dalam Panitia Farmasi dan Terapi untuk menetapkan kualitas

dan efektifitas serta jaminan purna transaksi pembelian.

2.8.1.2 Perencanaan

Merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga

perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang tersedia

untuk menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat

dipertanggung jawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan

antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan

epidemiologi disesuaikan dengan anggaran yang tersedia (Depkes RI, 2004).

Pedoman Perencanaan adalah:

DOEN, Formularium Nasional, Formularium Rumah Sakit, Standar Terapi

Rumah Sakit, ketentuan setempat yang berlaku,

Data catatan medik,

Anggaran yang tersedia,

Penetapan prioritas,

Siklus penyakit,

Universitas Sumatera Utara

Page 12: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

101

Sisa persediaan,

Data pemakaian periode yang lalu, dan

Rencana pengembangan.

2.8.1.3 Pengadaan

Merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah

direncanakan dan disetujui melalui:

- Pembelian

Secara langsung dari pabrik/distributor/pedagang besar farmasi/rekanan

berdasarkan kebutuhan obat yang diperlukan. Pembelian perbekalan farmasi harus

sesuai dengan :

Surat pesanan yang ditanda tangani oleh apoteker.

Barang harus berasal dari sumber dan jalur distribusi yang resmi yaitu

distributornya harus jelas dan pengiriman barang dilakukan tepat waktu sesuai

dengan permintaan farmasi rumah sakit.

Perjanjian pembayaran.

Kualitas barang yang baik.

- Produksi/pembuatan sediaan farmasi

Merupakan kegiatan membuat, mengubah bentuk, dan pengemasan

kembali sediaan farmasi steril atau nonsteril untuk memenuhi kebutuhan

pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kriteria obat yang diproduksi adalah sediaan

farmasi dengan formula khusus, sediaan farmasi dengan harga murah, sediaan

farmasi dengan kemasan yang lebih kecil, sedian farmasi yang tidak tersedia

dipasaran, sediaan farmasi untuk penelitian, sediaan nutrisi parenteral,

rekonstruksi sediaan obat kanker, dan

Universitas Sumatera Utara

Page 13: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

102

- Sumbangan/droping/hibah.

2.8.1.4 Penerimaan

Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah

diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, dan

konsinyasi atau sumbangan. Pedoman dalam penerimaan perbekalan farmasi

(Depkes RI, 2004):

- Pabrik harus mempunyai Sertifikat Analisa,

- Barang harus bersumber dari distributor utama,

- Harus mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS),

- Khusus untuk alat kesehatan/kedokteran harus mempunyai certificate of

origin,

- Expired date minimal 2 tahun.

2.8.1.5 Penyimpanan

Penyimpanan perbekalan farmasi merupakan kegiatan pengaturan sediaan

farmasi di dalam ruang penyimpanan, dengan tujuan untuk:

Menjamin mutu tetap baik, yaitu kondisi penyimpanan disesuaikan dengan

sifat obat, misalnya dalam hal suhu, kelembapan.

Memudahkan dalam pencarian, misalnya disusun berdasarkan abjad.

Memudahkan pengawasan persediaan/stok dan barang kadaluarsa, yaitu

disusun berdasarkan FIFO (First In First Out).

Menjaga keamanan obat, misalnya obat narkotik dan psikotropik harus

disimpan dalam lemari khusus.

Menjamin pelayanan yang cepat dan tepat.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

103

Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut

persyaratan yang ditetapkan:

- Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya,

- Dibedakan menurut suhunya, kestabilannya,

- Mudah tidaknya meledak/terbakar,

- Tahan/tidaknya terhadap cahaya, dan

- Disertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan

perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.

2.8.1.6 Pendistribusian

Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau oleh

pasien dengan mempertimbangkan:

Efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada,

Metode sentralisasi atau desentralisasi, dan

Sistem floor stock, resep individu, dispensing dosis unit atau kombinasi.

Sistem distribusi obat harus menjamin:

Obat yang tepat diberikan kepada pasien yang tepat

Dosis yang tepat dan jumlah yang tepat

Kemasan yang menjamin mutu obat

Sistem distribusi merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi

di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat

inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.

1. Pasien rawat jalan

Pasien/keluarga pasien langsung menerima obat dari Instalasi Farmasi sesuai

dengan resep yang ditulis oleh dokter.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

104

2. Pasien rawat inap

Ada 3 sistem pendistribusian pada pasien rawat inap, yaitu:

a) Floor Stock

Pada sistem ini, perbekalan farmasi didistribusikan langsung kepada setiap

unit perawatan. Dengan adanya sistem ini, perbekalan farmasi yang dibutuhkan

dalam keadaan darurat di ruangan (seperti obat-obat emergensi) dapat dengan

mudah diperoleh pasien, karena telah tersedia melalui sistem floor stock. Namun

sistem ini hanya bisa diterapkan untuk pelayanan pada pasien rawat inap.

Keuntungan sistem floor stock adalah:

Obat yang dibutuhkan cepat tersedia,

Meniadakan obat yang direturn,

Pasien tidak harus membayar obat yang lebih, dan

Tidak perlu tenaga banyak.

Kelemahan sistem floor stock adalah:

Sering terjadi kesalahan, seperti kesalahan peracikan oleh perawat atau

adanya kesalahan penulisan etiket,

Persediaan obat di ruangan harus banyak, dan

Kemungkinan kehilangan dan kerusakan obat lebih besar.

b) Resep perorangan (individual prescription)

Penyaluran perbekalan farmasi dengan sistem ini adalah berdasarkan resep

yang diterima pasien, sehingga pasien menerima langsung perbekalan farmasi

sesuai resep. Semua pasien rawat jalan menerima perbekalan farmasi melalui

resep perorangan, tetapi sebagian pasien rawat inap juga menerima resep

perorangan. Sistem ini memungkinkan apoteker untuk langsung mengkaji resep

Universitas Sumatera Utara

Page 16: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

105

terlebih dahulu dan membuka kesempatan untuk berinteraksi antara dokter,

apoteker, perawat dan pasien.

Keuntungan sistem ini adalah:

Resep dapat dikaji lebih dahulu oleh apoteker

Ada interaksi antara apoteker, dokter dan perawat

Adanya legalisasian persediaan

Kelemahan sistem ini adalah:

Bila obat berlebih maka pasien harus membayarnya

Obat dapat terlambat ke pasien.

c) Sistem One Day Dose Dispensing (ODDD)

Distribusi perbekalan farmasi dengan menggunakan sistem ODDD berarti

bahwa pendistribusian obat sesuai dengan dosis per hari yang dibutuhkan oleh

pasien. Pembayaran perbekalan yang digunakan oleh pasien juga sesuai dengan

kebutuhannya untuk satu hari. Sistem ini melibatkan kerjasama apoteker dengan

dokter dan juga perawat dalam memonitor pendistribusian seluruh perbekalan

farmasi kepada pasien sehingga penggunaan obat yang rasional dan efektif dapat

tercapai.

Keuntungan sistem ODDD adalah:

pasien hanya membayar obat sesuai yang telah digunakannya,

tidak ada kelebihan obat atau alat yang tidak terpakai di ruangan perawat,

menciptakan pengawasan ganda oleh apoteker dan perawat, dan

kerusakan dan kehilangan obat hampir tidak ada.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

106

d) Sistem kombinasi

Rumah sakit besar pada umumnya tidak terpaku pada satu sistem distribusi

obat saja tetapi lebih fleksibel, yaitu dengan mengkombinasikan beberapa sistem

di atas, bahkan mungkin menggunakan semua sistem di atas, namun sesuai

dengan kebutuhan rumah sakit. Penetapan sistem distribusi pada setiap rumah

sakit tidak harus sama satu dengan lainnya, tergantung pada kebijakan rumah sakit

itu sendiri.

2.8.1.7 Pengendalian

Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan

tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang

telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat

di unit-unit pelayanan. Tujuan dari pengendalian adalah agar tidak terjadi

kelebihan dan kekosongan perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan.

Kegiatan pengendalian mencakup :

a. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu. Jumlah

stok ini disebut stok kerja.

b. Menentukan :

Stok optimum adalah stok obat yang diserahkan kapada unit pelayanan

agar tidak mengalami kekurangan/kekosongan.

Stok pengaman adalah jumlah stock yang disediakan untuk mencegah

terjadinya sesuatu hal yang tidak terduga, misalnya karena keterlambatan

pengiriman.

Menentukan waktu tunggu (lead time) adalah waktu yang diperlukan dari

mulai pemesanan sampai obat diterima.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

107

2.8.1.8 Penghapusan

Penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan

farmasi yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak, mutu tidak memenuhi

standar dengan cara membuat usulan penghapusan perbekalan farmasi kepada

pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku. Tujuan penghapusan adalah

untuk menjamin perbekalan farmasi yang sudah tidak memenuhi syarat dikelola

sesuai dengan standar yang berlaku. Adanya penghapusan akan menguangi beban

penyimpanan maupun mengurangi resiko terjadi penggunaan obat yang sub

standar.

2.8.1.9 Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memonitor

transaksi perbekalan farmasi yang keluar dan masuk di lingkungan IFRS. Adanya

pencatatan akan memudahkan petugas untuk melakukan penelusuran bila terjadi

adanya mutu obat yang sub standar harus ditarik dari peredaran. Pencatatan dapat

dilakukan dengan menggunakan bentuk digital maupun manual. Kartu yang

umum digunakan untuk melakukan pencatatan adalah kartu stok dan kartu stok

induk.

Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi

perbekalan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang disajikan kepada

pihak yang berkepentingan. Tujuan dari kegiatan pencatatan adalah :

a. Tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi

b. Tersedianya informasi yang akurat

c. Tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan

d. Mendapat data yang lengkap untuk membuat perencanaan

Universitas Sumatera Utara

Page 19: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

108

2.8.1.10 Evaluasi

Salah satu upaya untuk terus mempertahankan mutu pengelolaan

perbekalan farmasi di rumah sakit adalah dengan melakukan kegiatan monitoring

dan evaluasi (monev). Kegiatan ini juga bermanfaat sebagai masukan guna

penyusunan perencanaan dan pengambilan keputusan. Pelaksanaan monev dapat

dilakukan secara periodik dan berjenjang. Tujuan dari kegiatan monev adalah

meningkatkan produktivitas para pengelola perbekalan farmasi di rumah sakit

agar dapat ditingkatkan secara optimum (Depkes RI, 2010).

2.8.2 Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan

Merupakan pendekatan profesional yang bertanggung jawab dalam

menjamin penggunaan obat dan alat kesehatan sesuai indikasi, efektif, aman dan

terjangkau oleh pasien melalui penerapan pengetahuan, keahlian, keterampilan

dan perilaku apoteker serta bekerja sama dengan pasien dan profesi kesehatan

lainnya.

Tujuan kegiatan pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat

kesehatan adalah:

- Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan pelayanan farmasi di rumah

sakit,

- Memberikan pelayanan farmasi yang dapat menjamin efektifitas, keamanan

dan efisiensi penggunaan obat,

- Meningkatkan kerjasama dengan pasien dan profesi kesehatan lain yang

terkait dalam pelayanan farmasi, dan

- Melaksanakan kebijakan obat di rumah sakit dalam rangka meningkatkan

penggunaan obat secara rasional.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

109

Kegiatan pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat

kesehatan adalah:

a. Pengkajian dan pelayanan resep

Interpretasi pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan

ketersediaan, pengkajian resep, penyiapan perbekalan farmasi termasuk peracikan

obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap

alur pelayanan resep, dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan

pemberian obat (medication error).

Tujuan pengkajian pelayanan dan resep untuk menganalisis adanya

masalah terkait obat, jika ditemukan masalah terkait obat harus dikonsultasikan

kepada dokter penulis resep. Kegiatan yang dilakukan, yaitu apoteker harus

melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan

farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat

jalan.

Persyaratan administrasi meliputi:

Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan serta tinggi badan pasien,

Nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter,

Tanggal resep, dan

Ruangan/unit asal resep.

Persyaratan farmasetik meliputi:

Nama obat, bentuk, dan kekuatan sediaan,

Dosis dan jumlah obat,

Stabilitas, dan

Aturan dan cara penggunaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

110

Persyaratan klinis meliputi:

Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat,

Duplikasi pengobatan,

Alergi, interaksi dan efek samping obat, dan

Kontraindikasi.

b. Penelusuran riwayat penggunaan obat

Penelusuran riwayat penggunaan obat adalah proses untuk mendapatkan

informasi mengenai seluruh obat/sediaan farmasi lain yang pernah dan sedang

digunakan, riwayat pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam

medik/pencatatan penggunaan obat pasien. Tujuan penelusuran riwayat

penggunaan obat adalah:

- Membandingkan riwayat penggunaan obat dengan data rekam

medik/pencatatan penggunaan obat untuk mengetahui perbedaan informasi

penggunaan obat,

- Melakukan verifikasi riwayat penggunaan obat yang diberikan oleh tenaga

kesehatan lain dan memberikan informasi tambahan jika diperlukan,

- Mendokumentasikan adanya alergi dan reaksi obat merugikan,

- Mengidentifikasi potensi terjadinya interaksi obat,

- Melakukan penilaian terhadap kepatuhan pasien dalam menggunakan obat,

- Melakukan penilaian rasionalitas obat yang diresepkan,

- Melakukan penilaian terhadap pemahaman pasien terhadap obat yang

digunakan,

- Melakukan penilaian adanya bukti penyalahgunaan obat,

- Melakukan penilaian terhadap teknik penggunaan obat,

Universitas Sumatera Utara

Page 22: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

111

- Mendokumentasikan obat yang digunakan pasien sendiri tanpa sepengetahuan

dokter, dan

- Mengidentifikasi terapi lain misalnya suplemen dan pengobatan alternatif

yang mungkin digunakan oleh pasien.

Kegiatan yang dilakukan meliputi penelusuran riwayat penggunaan obat

kepada pasien/keluarganya dan melakukan penilaian terhadap pengaturan

penggunaan obat pasien. Informasi yang harus didapatkan adalah nama obat

(termasuk obat non resep), dosis, bentuk sediaan, frekuensi penggunaan indikasi

dan lama penggunaan obat, Respons Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD)

termasuk riwayat alergi dan kepatuhan terhadap regimen penggunaan obat

(jumlah obat yang tersisa).

c. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

PIO adalah kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi

obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan

oleh apoteker kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta

pasien dan pihak lain di luar rumah sakit.

Tujuan PIO adalah menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien

dan tenaga kesehatan di lingkungan rumah sakit dan pihak lain di luar rumah

sakit, membuat kebijakan yang berhubungan dengan obat/perbekalan farmasi,

terutama bagi komite/sub komite farmasi dan terapi, menunjang penggunaan obat

yang rasional.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

112

d. Konseling

Konseling merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi

dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat-obatan

pada pasien rawat jalan dan pasien rawat inap.

Konseling bertujuan memberikan pemahaman yang benar mengenai obat

kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, tujuan pengobatan,

jadwal pengobatan, cara menggunakan obat, lama penggunaan obat, efek samping

obat, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan obat dan penggunaan obat-obat

lain.

Kegiatan yang dilakukan dalam konseling meliputi:

Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien,

Mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui

three prime questions,

Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien

untuk mengeksplorasi masalah penggunaan obat,

Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah

penggunaan obat,

Melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman pasien, dan

Dokumentasi.

Faktor yang perlu diperhatikan dalam memberikan konseling, adalah:

Kriteria pasien,

Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan ginjal, ibu

hamil dan menyusui),

Universitas Sumatera Utara

Page 24: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

113

Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (tuberculosis, diabetes

melitus, epilepsi),

Pasien yang menggunakan obat-obatan dengan instruksi khusus,

Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit,

Pasien yang menggunakan banyak obat (polifarmasi),

Pasien yang memiliki riwayat kepatuhan penggunaan obat rendah,

Sarana dan prasarana,

Ruangan atau tempat konseling, dan

Alat bantu konseling (kartu pasien/catatan konseling).

e. Visite

Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan

apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati

kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji masalah terkait obat,

memantau terapi obat dan reaksi obat yang tidak dikehendaki, meningkatkan

terapi obat yang rasional dan menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien

serta profesional kesehatan lainnya.

Visite juga dapat dilakukan pada pasien yang sudah keluar rumah sakit atas

permintaan pasien yang biasa disebut dengan pelayanan kefarmasian di rumah

(home pharmacy care). Sebelum melakukan kegiatan visite apoteker harus

mempersiapkan diri dengan mengumpulkan informasi mengenai kondisi pasien

dan memeriksa terapi obat dari rekam medis atau sumber lain.

f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)

PTO adalah suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan

terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Tujuan PTO adalah

Universitas Sumatera Utara

Page 25: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

114

meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan resiko ROTD. Kegiatan yang

dilakukan meliputi pengkajian pemilihan obat (dosis, cara pemberian obat, respon

terapi, ROTD), pemberian rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat dan

pemantauan efektivitas dan efek samping terapi obat. Tahapan pemantauan terapi

obat yaitu pengumpulan data pasien, identifikasi masalah terkait obat,

rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat, pemantauan dan tindak lanjut.

Kegiatan yang dilakukan dalam PTO, meliputi:

Pengkajian pemilihan obat, dosis, cara pemberian obat dan respon terapi,

Pemberian rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat, dan

Pemantauan efektivitas dan efek samping terapi obat.

Tahapan yang dilakukan dalam PTO, adalah:

Pengumpulan data pasien,

Identifikasi masalah terkait obat,

Rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat,

Pemantauan, dan

Tindak lanjut.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam PTO adalah:

Kemampuan penelusuran informasi dan penilaian kritis bukti terkini dan

terpercaya,

Kerahasiaan informasi, dan

Kerjasama dengan tim kesehatan lain (dokter dan perawat).

g. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Monitoring efek samping obat merupakan kegiatan pemantauan terhadap

Respons Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) yang terjadi pada dosis lazim

Universitas Sumatera Utara

Page 26: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

115

yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis, dan terapi. Efek

samping obat adalah reaksi obat yang tidak dikehendaki yang terkait dengan kerja

farmakologi.

Tujuan dilakukan MESO adalah:

Menentukan efek samping obat (ESO) yang berbahaya dan jarang terjadi,

menentukan frekuensi ESO, dan meminimalkan ESO,

ESO yang ditemukan dicatat dalam format dan laporkan ke pusat monitoring

efek samping obat nasional,

Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan/ mempengaruhi

angka kejadian dan hebatnya efek samping obat, meminimalkan resiko

kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki, dan

Mencegah terulangnya kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki.

Kegiatan pemantauan dan pelaporan efek samping obat adalah:

Mendeteksi adanya kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD),

Mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai resiko tinggi

mengalami ESO,

Mengevaluasi laporan ESO,

Mendiskusikan dan mendokumentasikan ESO di komite/sub KFT, dan

Melaporkan ke pusat MESO.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam monitoring efek samping obat

adalah:

- Kerjasama dengan KFT dan ruang rawat,

- Ketersediaan formulir MESO

Universitas Sumatera Utara

Page 27: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

116

h. Pengkajian penggunaan obat.

Pengkajian penggunaan obat merupakan program evaluasi penggunaan

obat yang terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat-obatan yang

digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien.

Tujuan dari pengkajian penggunaan obat, yaitu:

- Mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat pada

pelayanan kesehatan/dokter tertentu,

- Membandingkan pola penggunaan obat pada pelayanan kesehatan/dokter satu

dengan yang lain,

- Penilaian berkala atas penggunaan obat spesifik, dan

- Menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengkajian penggunaan obat

adalah:

- Indikator peresepan

- Indikator pelayanan

- Indikator fasilitas

i. Dispensing sediaan khusus.

Dispensing sediaan khusus steril dilakukan di instalasi farmasi rumah sakit

dengan teknik aseptik untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan

melindungi petugas dari paparan zat berbahaya serta menghindari terjadinya

kesalahan pemberian obat. Tujuan dilakukan dispensing sediaan khusus adalah

untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk, melindungi petugas dari paparan

zat berbahaya dan menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat. Dispensing

Universitas Sumatera Utara

Page 28: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

117

sediaan khusus terdiri atas pencampuran obat suntik, penyiapan nutrisi parenteral

dan penanganan sediaan sitotoksik.

Penanganan obat kanker secara aseptis dalam kemasan siap pakai sesuai

kebutuhan pasien oleh tenaga farmasi yang terlatih dengan pengendalian pada

keamanan terhadap lingkungan, petugas maupun sediaan obatnya dari efek toksik

dan kontaminasi, dengan menggunakan alat pelindung diri, mengamankan pada

saat pencampuran, distribusi, maupun pemberian kepada pasien sampai kepada

pembuangan limbahnya. Secara operasional dalam mempersiapkan dan

melakukan harus sesuai prosedur yang ditetapkan dengan alat pelindung diri yang

memadai.

Kegiatan yang dilakukan dalam dispensing sediaan khusus, meliputi:

- Melakukan perhitungan dosis secara akurat,

- Melarutkan sediaan obat kanker dengan pelarut yang sesuai,

- Mencampur sediaan obat kanker sesuai dengan protokol pengobatan,

- Mengemas dalam pengemas tertentu, dan

- Membuang limbah sesuai prosedur yang berlaku.

Faktor yang perlu diperhatikan pada penanganan obat kanker adalah:

- Ruangan khusus yang dirancang dengan kondisi yang sesuai,

- Lemari pencampuran biological safety cabinet,

- HEPA filter,

- Alat pelindung diri,

- Sumber daya manusia yang terlatih,

- Cara pemberian obat kanker, dan

- Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD).

Universitas Sumatera Utara

Page 29: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

118

Pemantauan kadar obat dalam darah dilakukan untuk menginterpretasikan

hasil pemeriksaan kadar obat tertentu atas permintaan dari dokter yang merawat

karena indeks terapi yang sempit atau atas usulan dari apoteker kepada dokter.

Tujuan pemantauan kadar obat dalam darah (PKOD) adalah:

- Mengetahui kadar obat dalam darah, dan

- Memberikan rekomendasi pada dokter yang merawat.

Kegiatan yang dilakukan meliputi:

- Memisahkan serum dan plasma darah,

- Memeriksa kadar obat yang terdapat dalam plasma, dan

- Membuat rekomendasi kepada dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam PKOD adalah:

- Alat therapeutic drug monitoring/instrument untuk mengukur kadar obat, dan

- Reagen sesuai obat yang diperiksa.

2.9 Instalasi Central Sterile Supply Department (CSSD)

Central Sterilization Supply Department (CSSD) atau Instalasi Pusat

Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unit/departemen dari rumah sakit yang

menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan dan sterilisasi terhadap semua

alat atau bahan yang dibutuhkan rumah sakit dalam merawat/ melakukan tindakan

kepada pasien dalam kondisi steril. Instalasi CSSD dipimpin oleh seorang

apoteker sebagai kepala instalasi yang bertanggung jawab langsung kepada

direktur RSU.

Latar belakang berdirinya CSSD di rumah sakit adalah:

Besarnya angka kematian akibat infeksi nosokomial ,

Universitas Sumatera Utara

Page 30: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

119

Kuman mudah menyebar, mengkontaminasi benda dan menginfeksi manusia

di lingkungan rumah sakit, dan

Merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan rumah sakit akan

peran dan fungsi CSSD sangat penting.

CSSD merupakan pusat pelayanan kebutuhan steril untuk seluruh unit-unit

rumah sakit yang membutuhkan. Tujuan adanya CSSD di rumah sakit:

- Mengurangi infeksi nosokomial dengan menyediakan peralatan yang telah

mengalami penyortiran, pencucian dan sterilisasi yang sempurna.

- Memutuskan mata rantai penyebaran kuman di lingkungan rumah sakit.

- Menyediakan dan menjamin kualitas sterilisasi produk yang dihasilkan.

Menurut Depkes RI (2001), tugas utama CSSD di rumah sakit adalah :

a. Menyediakan peralatan medis untuk perawatan pasien.

b. Melakukan proses sterilisasi alat/bahan.

c. Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruang perawatan, kamar

operasi, dan ruang lain yang membutuhkan.

d. Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman, efektif, dan

bermutu.

e. Mempertahankan stok inventory yang memadai untuk keperluan perawatan.

f. Mempertahankan standar yang ditetapkan.

g. Mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, desinfeksi, maupun

sterilisasi sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu.

h. Melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka pencegahan dan

pengendalian infeksi bersama dengan panitia pengendalian infeksi

nosokomial.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: 90 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah ...

120

i. Memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah

sterilisasi.

j. Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staf instalasi CSSD baik

yang bersifat intern dan ekstern.

k. Mengevaluasi hasil sterilisasi.

Universitas Sumatera Utara