STUDI PEMETAAN POTENSI TAMBAK GARAM DI KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO JAWA TIMUR PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN Oleh : WAHYU TRI ANGGARA NIM. 0810810030 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011
68
Embed
86999810 Studi Pemetaan Potensi Tambak Garam Di Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur 2
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STUDI PEMETAAN POTENSI TAMBAK GARAM DI
KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO JAWA TIMUR
PRAKTEK KERJA LAPANG
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
Oleh :
WAHYU TRI ANGGARA
NIM. 0810810030
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG2011
PRAKTEK KERJA LAPANG
STUDI PEMETAAN POTENSI TAMBAK GARAM DI KECAMATANKRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO
JAWA TIMUR
OlehWAHYU TRI ANGGARA
NIM.0810810030
telah dipertahankan didepan penguji pada tanggaldan dinyatakan telah memenuhi syarat
Tanggal :.......................
Menyetujui
Dosen Penguji, Dosen Pembimbing,
Ir. Muhammad Musa, MS Ir. Mulyanto, MSNIP. 19570507 198602 1 002 NIP. 19600317 198602 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Dr. Ir. Happy Nursyam, MSNIP. 19600322 198601 1 001
i
RINGKASAN
WAHYU TRI ANGGARA. Praktek Kerja Lapang tentang Studi Pemetaan PotensiTambak Garam di Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur.(Dibawah bimbingan Ir. MULYANTO, M.Si)
Tambak garam merupakan bagian dari sumberdaya pantai di wilayahpesisir, dimana tambak ini mengambil air dari laut dan melalui proses yang adaakan menghasilkan garam – garam pasir. Produksi garam tidak mampu mencukupipasaran Indonesia yang menyebabkan Indonesia melakukan impor garam.Menyikapi kejadian tersebut maka perlu dilakukan perbaikan pada sistem tambakgaram yang ada di Indonesia, di awali dari pendataan tambak garam yang nantinyadata tersebut akan diolah untuk dijadikan peta potensi tambak garam yang didalamnya terdapat lokasi tambak yang kondisi tambak tersebut.
Tujuan dari Praktek Kerja Lapang untuk mengetahui kondisi (sarana danprasarana), kualitas air Tambak Garam, mengetahui sistem manajemen parapetambak, dan pembuatan peta potensi tambak garam di Kecamatan Kraksaan.Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan pada bulan April 2011di empat desa(Kebonangung, Sidopekso, Kalibuntu, Asembagus).
Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang adalah metodedeskriptif, yaitu penilitian yang bermaksud untuk membuat penggambaran(deskripsi) mengenai situasi atau kejadian – kejadian, dengan teknik pengambilandata primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan padatambak garam secara langsung dan pengukuran kualitas air, sedangkan datasekunder berupa data yang diperoleh dari wawancara terhadap pihak yangbersangkutan (pemilik dan pekerja) dari tambak garam.
Data dari tambak menunjukan adanya permasalahan yang terjadi di tambakgaram yang ada di empat desa tersebut. Masalah yang di hadapi Asembagusadalah kepelikan lahan, Kalibuntu adalah abrasi dan penjualan, Kalibuntu adalahakses jalan, Kebonagung tidak memiliki masalah yang serius.
Hasil penghitungan kualitas air yang di dapatkan. Nilai pH antara 7.26 - 7.05,salinitas antara 10 - 20ppt, TSS berkisar antara 15 - 19ppm, Na berkisar antara3076.5 - 6153mg/l, Cl berkisar antara 5529 - 11058mg/l, Mg berkisar antara 370.5 -741mg/l, SO4 berkisar antara 0.765 - 1.53mg/l. Hasil pengukuran kualitas garam,yaitu: Na 17,79 ± 0,11 %, Mg 1,17 ± 0,01 %, Cl 61,4 ± 0,23 %, SO4 0,7309 ±0,0013 %.
Hasil dari pemetaan akan menggambarkan peta dengan warna yangberbeda – beda sesuai dengan prioritasnya/. Warna hijau prioritas 1, kuningprioritas 2, merah prioritas 3. Prioritas adalah di dasarkan dari dari saranaprasarana, hasil produksi tambak, konflik sosial dan kelembagaan yang ada ditambak tersebut. Dari keempat desa yang menjadi lokasi Praktek Kerja Lapang adadua desa yang memiliki tambak garam yang berpotensi yaitu Kebonagung danSidopekso, tetapi yang paling unggul adalah Kebonagung.
Peta potensi tambak garam akan membantu pihak – pihak yangmembutuhkan informasi tentang tambak garam, baik dari luas, sarana dan prasanayang dimiliki tambak garam. Semua data tersaji dalam bentuk peta sehinggapembaca dimudahkan dalam memahami.
Saran dari Praktek Kerja Lapang ini apabila ada penelitian lanjutandiusahakan dilakukan pada musim kemarau/musim garam, agar mengetahui secaralangsung proses produksi garam.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan karunia – Nya penulis dapat menyajikan Laporan Praktek Kerja Lapang yang
berjudul Studi Pemetaan Potensi Tambak Garam di Kecamatan KraksaanKabupaten Probolinggo Jawa Timur. Di dalam tulisan ini, disajiakan pokok –
pokok bahasan yang meliputi kondisi tambak garam, kondisi masyarakat, kualitas
air pada tambak garam, dan pemetaan tambak garam.
Ucapan terima kasih penulis haturkan pada semua yang membantu
terlaksananya Praktek Kerja Lapang, penulis haturkan kepada:
1. Allah SWT, Tuhan pencipta alam yang membuat kita bisa hidup dan sehat
sampai saat ini.
2. Orang tua, ibu dan bapak yang telah merawatku dan memberi nasehat yang
membuatku bisa bertahan sampai saat ini. Kedua kakakku yang selalu
4. Bapak Muhammad Musa, MS. Selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan pada PKL saya.
5. Bapak Abu Bakar Sambah yang telah membimbing saya dalam proses
pemetaan yang saya lakukan.
6. Bapak Bambang. Ketua KTT Sido-Agung yang telah membantu pelaksanaan
PKL dan tempat menginap bagi saya.
7. Teman – teman yang telah memberikan saran dan semangat sampai saya
bisa menyelesaikan PKL ini.
Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki
penulis, mengharapakan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi
yang membutuhkan.
Malang, 17 November 2011
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3 Maksud dan Tujuan ............................................................................... 4
1.4 Kegunaan .............................................................................................. 5
1.5 Tempat dan Waktu ................................................................................ 6
2. MATERI DAN METODE2.1 Materi Penelitian ................................................................................... 7
2.2 Metode Praktek Kerja Lapang ............................................................... 7
2.3 Teknik Pengambilan Data .....................................................................7
2.3.1 Data Primer .................................................................................. 82.3.2 Data Sekunder ..............................................................................8
2.4 Teknik Pengukuran Kualitas Air ............................................................ 9
3. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................16
3.1 Deskripsi Umum Daerah PKL ............................................................. 16
3.2 Profil Tambak Garam di Kecamatan Kraksaan ....................................19
3.2.1 Kondisi Tambak Garam di Kecamatan Kraksaan ........................ 20
3.2.2 Sistem Manajemen Tambak Garam di Kecamatan Kraksaan .....24
3.3 Data Kualitas Air Tambak Dan Proses Pembuatan Garam
di Kraksaan ......................................................................................... 28
3.3.1 Data Kualitas Air Tambak ........................................................... 283.3.2 Data Kualitas Garam ..................................................................343.3.3 Proses Pembuatan Garam ......................................................... 35
3.4 Kegiatan Pemetaan ............................................................................. 36
Tamansari, Kandangjati Wetan, Alassumur Lor, Alassumur Kulon, Asembakor,
Rangkang. Ada empat Desa yang memiliki tambak garam yang luas yaitu:
Asembagus, Kalibuntu, Sidopekso, dan Kebunagung.
Kecamatan Kraksaan berdasarkan Badan Pusat Statistik seluas 37,798 km2
dengan jumlah penduduk keseluruhan 68.869 jiwa. Perbandingan jumlah Laki
dengan perempuan laki 33.990 jiwa (49%) dan perempuan 34.879 jiwa (51%).
Penduduk Kecamatan Krasakan sudah mendapat pendidikan yang memadai.
Tingkat pendidikan masyarakat yang sudah maju terlihat dari sudah adanya
tempat – tempat belajar dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas,
ditambah lagi di Kraksaan juga terdapat Pondok Pesantren. Sebagian besar
masyarakat berpendidikan tamat Sekolah Dasar dengan jumlah 20.294 jiwa.
Tabel 2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kraksaan
No Pendidikan Jumlah Persen1 Tamat Sekolah Dasar (TSD) 20294 48%2 Tidak Tamat Sekolah Dasar (TTSD) 6860 12%3 Tamat Sekolah Menengah Pertama (TSMP) 10490 19%4 Tamat Sekolah Menengah Atas (TSMA) 7984 15%5 Tamat Perguruan Tinggi (TPT) 2180 4%6 Tidak Sekolah (TS) 5712 11%
17
Gambar 1. Grafik Tingkat Pendidikan Masyarakat Kraksaan
Profesi yang digeluti masyarakat Kecamatan Krasakan bermacam – macam,
mulai dari buruh tani, Pegawai Negeri Sipil (PNS), petani, buruh industri, usaha
industri rumah tangga, jasa angkut, jasa, pensiunan, buruh bangunan, pedagang,
TNI/POLRi, dan lain – lain. TNI/POLRI adalah jenis perkerjaan yang paling
sedikit digeluti oleh masyarakat, sedang profesi yang banyak di geluti adalah
buruh tani sebesar 8.202 jiwa. Penyebabnya adalah masih banyaknya lahan
pertanian di Kraksaan. Berikut adalah data pekerjaan masyarakat Kraksaan.
Tabel 3. Pekerjaan Masyarakat Kraksaaan
No Pekerjaan Jumlah Persen1 Buruh tani 8202 19%2 PNS 2603 6%3 Petani 3656 9%4 Buruh industri 2208 5%5 Usaha industry rumah tangga 793 2%6 Jasa angkut 1307 3%7 Jasa 606 1%8 Pensiunan 754 2%9 Buruh bangunan 1034 2%10 Pedagang 4522 11%11 TNI/POLRI 139 0%12 Lain – lain 17451 40%
10490, 19%
17
Gambar 1. Grafik Tingkat Pendidikan Masyarakat Kraksaan
Profesi yang digeluti masyarakat Kecamatan Krasakan bermacam – macam,
mulai dari buruh tani, Pegawai Negeri Sipil (PNS), petani, buruh industri, usaha
industri rumah tangga, jasa angkut, jasa, pensiunan, buruh bangunan, pedagang,
TNI/POLRi, dan lain – lain. TNI/POLRI adalah jenis perkerjaan yang paling
sedikit digeluti oleh masyarakat, sedang profesi yang banyak di geluti adalah
buruh tani sebesar 8.202 jiwa. Penyebabnya adalah masih banyaknya lahan
pertanian di Kraksaan. Berikut adalah data pekerjaan masyarakat Kraksaan.
Tabel 3. Pekerjaan Masyarakat Kraksaaan
No Pekerjaan Jumlah Persen1 Buruh tani 8202 19%2 PNS 2603 6%3 Petani 3656 9%4 Buruh industri 2208 5%5 Usaha industry rumah tangga 793 2%6 Jasa angkut 1307 3%7 Jasa 606 1%8 Pensiunan 754 2%9 Buruh bangunan 1034 2%10 Pedagang 4522 11%11 TNI/POLRI 139 0%12 Lain – lain 17451 40%
5712, 11%
6860, 13%
20294, 38%
10490, 19%
7984, 15%
2180, 4%
TS TTSD TSD TSMP TSMA TPT
17
Gambar 1. Grafik Tingkat Pendidikan Masyarakat Kraksaan
Profesi yang digeluti masyarakat Kecamatan Krasakan bermacam – macam,
mulai dari buruh tani, Pegawai Negeri Sipil (PNS), petani, buruh industri, usaha
industri rumah tangga, jasa angkut, jasa, pensiunan, buruh bangunan, pedagang,
TNI/POLRi, dan lain – lain. TNI/POLRI adalah jenis perkerjaan yang paling
sedikit digeluti oleh masyarakat, sedang profesi yang banyak di geluti adalah
buruh tani sebesar 8.202 jiwa. Penyebabnya adalah masih banyaknya lahan
pertanian di Kraksaan. Berikut adalah data pekerjaan masyarakat Kraksaan.
Tabel 3. Pekerjaan Masyarakat Kraksaaan
No Pekerjaan Jumlah Persen1 Buruh tani 8202 19%2 PNS 2603 6%3 Petani 3656 9%4 Buruh industri 2208 5%5 Usaha industry rumah tangga 793 2%6 Jasa angkut 1307 3%7 Jasa 606 1%8 Pensiunan 754 2%9 Buruh bangunan 1034 2%10 Pedagang 4522 11%11 TNI/POLRI 139 0%12 Lain – lain 17451 40%
18
Gambar 2. Grafik Mata Pencaharian Penduduk Kraksaan
Perekonomian sudah termasuk maju karena sudah banyak terdapat toko,
warung dan pasar. Dimana di Kraksaan memiliki koperasi 24 unit, BRI 7 unit,
BPR 4 unit dan KUD 1 unit, dan tiga pasar. Pasar ini juga banyak menjual barang
hasil dari pertanian, peternakan, dan perikanan. Pada Desa Kalibuntu terdapat
pelabuhan kecil dimana disana banyak terdapat kapal – kapal penangkap ikan.
Pada Desa Kebonagung dan Sidopekso merupakan desa yang dikenal sebagai
penghasil garam. Dikarenakan disana terdapat banyak tambak garam.
Perekonomian juga ditunjang dengan sudah banyaknya koperasi dan bank, baik
bank naisonal atau bank daerah dalam membantu permodalan bagi masyarakat
yang ingin membuka suatu usaha.
Fasilitas yang ada di Kraksaan sudah memadai, seperti jalan juga sudah
baik, dimana banyak jalan yang sudah diaspal walaupun kondisinya tidak terlalu
bagus tetapi sudah layak untuk sarana trasportasi. Rumah – rumah sudah
mendapatkan aliran listrik dan mendapat air yang layak, baik yang didapat dari
PDAM atau melakukan pengeboran sendiri. Hal tersebut akan bisa membantu
dalam menunjang kebutuhan masyarakat di Kecamatan Kraksaan.
606, 1%
754, 2%
1034, 2%
TNI/ POLRI
Pedagang
Jasa
18
Gambar 2. Grafik Mata Pencaharian Penduduk Kraksaan
Perekonomian sudah termasuk maju karena sudah banyak terdapat toko,
warung dan pasar. Dimana di Kraksaan memiliki koperasi 24 unit, BRI 7 unit,
BPR 4 unit dan KUD 1 unit, dan tiga pasar. Pasar ini juga banyak menjual barang
hasil dari pertanian, peternakan, dan perikanan. Pada Desa Kalibuntu terdapat
pelabuhan kecil dimana disana banyak terdapat kapal – kapal penangkap ikan.
Pada Desa Kebonagung dan Sidopekso merupakan desa yang dikenal sebagai
penghasil garam. Dikarenakan disana terdapat banyak tambak garam.
Perekonomian juga ditunjang dengan sudah banyaknya koperasi dan bank, baik
bank naisonal atau bank daerah dalam membantu permodalan bagi masyarakat
yang ingin membuka suatu usaha.
Fasilitas yang ada di Kraksaan sudah memadai, seperti jalan juga sudah
baik, dimana banyak jalan yang sudah diaspal walaupun kondisinya tidak terlalu
bagus tetapi sudah layak untuk sarana trasportasi. Rumah – rumah sudah
mendapatkan aliran listrik dan mendapat air yang layak, baik yang didapat dari
PDAM atau melakukan pengeboran sendiri. Hal tersebut akan bisa membantu
dalam menunjang kebutuhan masyarakat di Kecamatan Kraksaan.
139, 0% 2603, 6%3656, 9%
8202, 19%
4522, 11%2208, 5%
793, 2%1307, 3%
606, 1%
754, 2%
1034, 2%
17451, 40%
PNS Petani Buruh Tani
Buruh Industri Ush. Inds RT Jasa Angkutan
Pensiunan Buruh Bangunan Lainnya
18
Gambar 2. Grafik Mata Pencaharian Penduduk Kraksaan
Perekonomian sudah termasuk maju karena sudah banyak terdapat toko,
warung dan pasar. Dimana di Kraksaan memiliki koperasi 24 unit, BRI 7 unit,
BPR 4 unit dan KUD 1 unit, dan tiga pasar. Pasar ini juga banyak menjual barang
hasil dari pertanian, peternakan, dan perikanan. Pada Desa Kalibuntu terdapat
pelabuhan kecil dimana disana banyak terdapat kapal – kapal penangkap ikan.
Pada Desa Kebonagung dan Sidopekso merupakan desa yang dikenal sebagai
penghasil garam. Dikarenakan disana terdapat banyak tambak garam.
Perekonomian juga ditunjang dengan sudah banyaknya koperasi dan bank, baik
bank naisonal atau bank daerah dalam membantu permodalan bagi masyarakat
yang ingin membuka suatu usaha.
Fasilitas yang ada di Kraksaan sudah memadai, seperti jalan juga sudah
baik, dimana banyak jalan yang sudah diaspal walaupun kondisinya tidak terlalu
bagus tetapi sudah layak untuk sarana trasportasi. Rumah – rumah sudah
mendapatkan aliran listrik dan mendapat air yang layak, baik yang didapat dari
PDAM atau melakukan pengeboran sendiri. Hal tersebut akan bisa membantu
dalam menunjang kebutuhan masyarakat di Kecamatan Kraksaan.
Buruh Tani
Jasa Angkutan
Lainnya
19
3.2 Profil Tambak Garam di Kecamatan Kraksaan
Kraksaan termasuk salah satu wilyah penghasil garam yang sudah terkenal
di Kabupaten Probolinggo. Desa yang memiliki tambak garam yang cukup luas
adalah Desa Sidopekso dan Kebonagung, desa ini sudah hampir sepuluh tahun
memproduksi garam yang hasilnya untuk memenuhi pasar garam di wilayah
probolinggo dan sekitarnya.
Gambar 3. Tambak Garam di Kraksaan
Tambak garam di Kraksaan sebagian besar luasnya kurang dari 1ha namun
ada sebagian yang memiliki luas lebih dari 1ha. Sistem pengelolaan juga
beragam, ada yang di kelola langsung oleh pemilik lahan, ada yang disewakan,
ada yang mempekerjakan orang untuk mengelola tambak garam tersebut. Sama
dengan tambak garam pada umumnya di Kraksaan para petambak garam akan
melakukan proses produksi garam pada musim kemarau, dan ketika musim
penghujan mereka mengisi tambak mereka dengan ikan bandeng untuk mengisi
kekosongan tambak selama musim kemarau.
Tambak garam di sini rata – rata memiliki empat meja garam dan satu tandon
air. Adanya rasa kekeluargaan yang erat antara petambak garam menjadikan
dua tandon air untuk 2 petak garam hal ini terjadi di Desa Sidopekso dan Desa
Kebonagung. Bukan halnya masalah tendon air, dalam masalah penggarapan
19
3.2 Profil Tambak Garam di Kecamatan Kraksaan
Kraksaan termasuk salah satu wilyah penghasil garam yang sudah terkenal
di Kabupaten Probolinggo. Desa yang memiliki tambak garam yang cukup luas
adalah Desa Sidopekso dan Kebonagung, desa ini sudah hampir sepuluh tahun
memproduksi garam yang hasilnya untuk memenuhi pasar garam di wilayah
probolinggo dan sekitarnya.
Gambar 3. Tambak Garam di Kraksaan
Tambak garam di Kraksaan sebagian besar luasnya kurang dari 1ha namun
ada sebagian yang memiliki luas lebih dari 1ha. Sistem pengelolaan juga
beragam, ada yang di kelola langsung oleh pemilik lahan, ada yang disewakan,
ada yang mempekerjakan orang untuk mengelola tambak garam tersebut. Sama
dengan tambak garam pada umumnya di Kraksaan para petambak garam akan
melakukan proses produksi garam pada musim kemarau, dan ketika musim
penghujan mereka mengisi tambak mereka dengan ikan bandeng untuk mengisi
kekosongan tambak selama musim kemarau.
Tambak garam di sini rata – rata memiliki empat meja garam dan satu tandon
air. Adanya rasa kekeluargaan yang erat antara petambak garam menjadikan
dua tandon air untuk 2 petak garam hal ini terjadi di Desa Sidopekso dan Desa
Kebonagung. Bukan halnya masalah tendon air, dalam masalah penggarapan
19
3.2 Profil Tambak Garam di Kecamatan Kraksaan
Kraksaan termasuk salah satu wilyah penghasil garam yang sudah terkenal
di Kabupaten Probolinggo. Desa yang memiliki tambak garam yang cukup luas
adalah Desa Sidopekso dan Kebonagung, desa ini sudah hampir sepuluh tahun
memproduksi garam yang hasilnya untuk memenuhi pasar garam di wilayah
probolinggo dan sekitarnya.
Gambar 3. Tambak Garam di Kraksaan
Tambak garam di Kraksaan sebagian besar luasnya kurang dari 1ha namun
ada sebagian yang memiliki luas lebih dari 1ha. Sistem pengelolaan juga
beragam, ada yang di kelola langsung oleh pemilik lahan, ada yang disewakan,
ada yang mempekerjakan orang untuk mengelola tambak garam tersebut. Sama
dengan tambak garam pada umumnya di Kraksaan para petambak garam akan
melakukan proses produksi garam pada musim kemarau, dan ketika musim
penghujan mereka mengisi tambak mereka dengan ikan bandeng untuk mengisi
kekosongan tambak selama musim kemarau.
Tambak garam di sini rata – rata memiliki empat meja garam dan satu tandon
air. Adanya rasa kekeluargaan yang erat antara petambak garam menjadikan
dua tandon air untuk 2 petak garam hal ini terjadi di Desa Sidopekso dan Desa
Kebonagung. Bukan halnya masalah tendon air, dalam masalah penggarapan
20
lahan meraka juga saling tolong menolong, seperti peminjaman mesin pompa
pada petambak yang tidak memiliki pompa. Hal ini dilakukan ketika kondisi alam
tidak ada angin atau angin tidak kencang, maka dibutuhkan pompa.
Sampai saat ini ada lebih dari 100 petambak garam yang ada di Kraksaan.
Ironis memang dengan banyaknya petambak garam di Kraksaan tapi daerah ini
masih mendatangkan garam dari luar. Memang untuk memenuhi garam di
pasaran lokal sempat kesulitan hal ini dikarenakan pada tahun 2010 cuaca
sangat tidak mendukung proses produksi garam. Musim hujan yang terus
menerus dan musim kemarau yang tak kunjung datang membuat produksi garam
pada Kraksaan adalah 0%. Lebih ironis lagi pemerintah daerah tidak memiliki
data akurat tentang tambak garam yang ada di Kraksaan, mereka hanya
mengetahui saja desa – desa yang memiliki tambak garam tanpa ada data
secara tertulis, siapa saja pemiliki tambak garam, berapa luas, dan bagaimana
kondisi tambak garam yang ada disana.
Kondisi air yang ada di tambak garam Kraksaan tidak sebaik bila
dibandingkan dengan tambak garam yang ada ditempat lain seperti Madura.
Kondisi air yang berbeda mengingat penampungan air di Kraksaan tidak
langsung mengambil air dari laut, tetapi dari sungai – sungai kecil yang dibuat
warga untuk mengalirkan air laut dan dari penyusupan air laut yang masuk
kebagian daratan. Tandon akan mengeluarkan air asin yang berasal dari
penyusupan air laut.
3.2.1 Kondisi Tambak Garam di Kecamatan Kraksaan
Kondisi tambak garam di Kraksaan yang akan dibahas meliputi empat desa
antara lain Asembagus, Kalibuntu, Sidopekso, dan Kebunagung. Konsidi meliputi
sarana dan prasarana yang ada pada tambak garam yang meliputi, luas tambak,
saluran air, kepemilikan, dan lain – lain.
21
Luas tambak garam pada Sidopekso 13.57 ha yang terdiri dari 22 petak,
Kebonagung memiliki tambak garam 47.603 ha, Kalibuntu memiliki tambak
garam 27.860 ha, Asembagus memiliki tambak garam 31.530 ha. Kondisi yang
hampir sama dengan tambak Kraksaan, setiap tambak garam rata – rata memiliki
3 meja garam dan jumlah garam yang dihasilkan kurang lebih 183 ton pada
Sidopekso, Kebonagung 185 ton, Kalibuntu 110 ton, Asembagus 126 ton.
Besarnya jumlah garam yang dihasilkan, dengan perhitungan satu tahun dalam
asumsi musim kemarau adalah 6 bulan, setiap bulan dapat panen tiga kali.
Gambar 4. Kincir dan Pompa air
Petambak garam di Kraksaan hampir semua memiliki sarana dan prasarana
produksi yang sudah memadai, seperti kincir, gudang, mesin pompa, saluran air,
ember, sekop, sepatu, pengais dan perata. Pada Sidopekso dan Asembagus
hampis semua menggunakan kincir dan pompa, dimana pengunaan pompa
hanya digunakan ketika kondisi angin tidak kencang. Hal tersebut mengingat
bahwa ketika penggunaan pompa maka akan menambah biaya produksi yaitu
untuk membeli bahan bakar untuk pompa. Pada desa Kebonagung dan
Kalibuntu hanya sebagian saja yang memiliki pompa, tetapi tidak jarang terjadi
saling pinjam pompa antar petambak.
Gudang adalah sarana petambak untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam
menyimpan garam yang sudah dipanen sembari menunggu pengepul/pedagang
datang untuk membeli garam mereka. Ketersedian gudang sendiri juga tidak
21
Luas tambak garam pada Sidopekso 13.57 ha yang terdiri dari 22 petak,
Kebonagung memiliki tambak garam 47.603 ha, Kalibuntu memiliki tambak
garam 27.860 ha, Asembagus memiliki tambak garam 31.530 ha. Kondisi yang
hampir sama dengan tambak Kraksaan, setiap tambak garam rata – rata memiliki
3 meja garam dan jumlah garam yang dihasilkan kurang lebih 183 ton pada
Sidopekso, Kebonagung 185 ton, Kalibuntu 110 ton, Asembagus 126 ton.
Besarnya jumlah garam yang dihasilkan, dengan perhitungan satu tahun dalam
asumsi musim kemarau adalah 6 bulan, setiap bulan dapat panen tiga kali.
Gambar 4. Kincir dan Pompa air
Petambak garam di Kraksaan hampir semua memiliki sarana dan prasarana
produksi yang sudah memadai, seperti kincir, gudang, mesin pompa, saluran air,
ember, sekop, sepatu, pengais dan perata. Pada Sidopekso dan Asembagus
hampis semua menggunakan kincir dan pompa, dimana pengunaan pompa
hanya digunakan ketika kondisi angin tidak kencang. Hal tersebut mengingat
bahwa ketika penggunaan pompa maka akan menambah biaya produksi yaitu
untuk membeli bahan bakar untuk pompa. Pada desa Kebonagung dan
Kalibuntu hanya sebagian saja yang memiliki pompa, tetapi tidak jarang terjadi
saling pinjam pompa antar petambak.
Gudang adalah sarana petambak untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam
menyimpan garam yang sudah dipanen sembari menunggu pengepul/pedagang
datang untuk membeli garam mereka. Ketersedian gudang sendiri juga tidak
21
Luas tambak garam pada Sidopekso 13.57 ha yang terdiri dari 22 petak,
Kebonagung memiliki tambak garam 47.603 ha, Kalibuntu memiliki tambak
garam 27.860 ha, Asembagus memiliki tambak garam 31.530 ha. Kondisi yang
hampir sama dengan tambak Kraksaan, setiap tambak garam rata – rata memiliki
3 meja garam dan jumlah garam yang dihasilkan kurang lebih 183 ton pada
Sidopekso, Kebonagung 185 ton, Kalibuntu 110 ton, Asembagus 126 ton.
Besarnya jumlah garam yang dihasilkan, dengan perhitungan satu tahun dalam
asumsi musim kemarau adalah 6 bulan, setiap bulan dapat panen tiga kali.
Gambar 4. Kincir dan Pompa air
Petambak garam di Kraksaan hampir semua memiliki sarana dan prasarana
produksi yang sudah memadai, seperti kincir, gudang, mesin pompa, saluran air,
ember, sekop, sepatu, pengais dan perata. Pada Sidopekso dan Asembagus
hampis semua menggunakan kincir dan pompa, dimana pengunaan pompa
hanya digunakan ketika kondisi angin tidak kencang. Hal tersebut mengingat
bahwa ketika penggunaan pompa maka akan menambah biaya produksi yaitu
untuk membeli bahan bakar untuk pompa. Pada desa Kebonagung dan
Kalibuntu hanya sebagian saja yang memiliki pompa, tetapi tidak jarang terjadi
saling pinjam pompa antar petambak.
Gudang adalah sarana petambak untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam
menyimpan garam yang sudah dipanen sembari menunggu pengepul/pedagang
datang untuk membeli garam mereka. Ketersedian gudang sendiri juga tidak
22
setiap pemilik tambak memiliki. Desa Sidopekso dan Kebonagung hampir semua
memiliki gudang. Sebagian dari mereka yang berada pada satu tandon air akan
memiliki gudang yang sama. Ada juga yang menggunakan sistem dimana
gudang tersebut adalah milik dari pengepul/pedagang, hal ini terjadi karena
dalam pembutan gudang juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Pedagang
tersebut tidak menyewa gudangnya tetapi hanya meminjamkannya atas dasar
adanya kerjasama diantara mereka.
Gambar 5. Gudang Pada Tambak Garam
Saluran air pada tambak garam di Sidopekso memiliki ukuran yang beragam
mengingat lokasi tambak mereka yang berbeda, rata – rata sepanjang 15 m,
lebar 1,5 meter dan kedalam 3 meter. Jarak rata – rata muara sungai ke tambak
sejauh 20 meter dan Kebonagung memiliki ukuran panjang 30 – 200 m, lebar 4 –
7 meter dan kedalam 2 – 3 meter. Jarak rata – rata muara sungai ke tambak
sejauh 5 – 20 meter.
Biaya perawatan saluran air di Sidopekso dan Kebonagung dilaksanakan
secara individu apabila kerusakan pada saluran air milik sendiri dengan
membayar tenaga kerja Rp.20.000 – 30.000/orang atau Rp.200.000/5 orang.
22
setiap pemilik tambak memiliki. Desa Sidopekso dan Kebonagung hampir semua
memiliki gudang. Sebagian dari mereka yang berada pada satu tandon air akan
memiliki gudang yang sama. Ada juga yang menggunakan sistem dimana
gudang tersebut adalah milik dari pengepul/pedagang, hal ini terjadi karena
dalam pembutan gudang juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Pedagang
tersebut tidak menyewa gudangnya tetapi hanya meminjamkannya atas dasar
adanya kerjasama diantara mereka.
Gambar 5. Gudang Pada Tambak Garam
Saluran air pada tambak garam di Sidopekso memiliki ukuran yang beragam
mengingat lokasi tambak mereka yang berbeda, rata – rata sepanjang 15 m,
lebar 1,5 meter dan kedalam 3 meter. Jarak rata – rata muara sungai ke tambak
sejauh 20 meter dan Kebonagung memiliki ukuran panjang 30 – 200 m, lebar 4 –
7 meter dan kedalam 2 – 3 meter. Jarak rata – rata muara sungai ke tambak
sejauh 5 – 20 meter.
Biaya perawatan saluran air di Sidopekso dan Kebonagung dilaksanakan
secara individu apabila kerusakan pada saluran air milik sendiri dengan
membayar tenaga kerja Rp.20.000 – 30.000/orang atau Rp.200.000/5 orang.
22
setiap pemilik tambak memiliki. Desa Sidopekso dan Kebonagung hampir semua
memiliki gudang. Sebagian dari mereka yang berada pada satu tandon air akan
memiliki gudang yang sama. Ada juga yang menggunakan sistem dimana
gudang tersebut adalah milik dari pengepul/pedagang, hal ini terjadi karena
dalam pembutan gudang juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Pedagang
tersebut tidak menyewa gudangnya tetapi hanya meminjamkannya atas dasar
adanya kerjasama diantara mereka.
Gambar 5. Gudang Pada Tambak Garam
Saluran air pada tambak garam di Sidopekso memiliki ukuran yang beragam
mengingat lokasi tambak mereka yang berbeda, rata – rata sepanjang 15 m,
lebar 1,5 meter dan kedalam 3 meter. Jarak rata – rata muara sungai ke tambak
sejauh 20 meter dan Kebonagung memiliki ukuran panjang 30 – 200 m, lebar 4 –
7 meter dan kedalam 2 – 3 meter. Jarak rata – rata muara sungai ke tambak
sejauh 5 – 20 meter.
Biaya perawatan saluran air di Sidopekso dan Kebonagung dilaksanakan
secara individu apabila kerusakan pada saluran air milik sendiri dengan
membayar tenaga kerja Rp.20.000 – 30.000/orang atau Rp.200.000/5 orang.
23
Gambar 6. Saluran Air Tambak Garam
Ketinggian meja garam di Sidopekso dengan dasar saluran beragam dari 0.5
– 2 meter, Ketinggian meja garam dengan dasar saluran beragam dari 1 – 2
meter. sedangkan pada Kebonagung Dalam satu siklus pembuatan garam rata-
rata selama 15 hari/bulan. Siklus usaha dalam satu bulan sebanyak 2 kali per
petak. Kebonagung dalam satu siklus pembuatan garam rata – rata selama 15
hari/bulan. Siklus usaha dalam satu bulan sebanyak 3 kali per petak. Produksi
garam yang dilakukan antara bulan April hingga Desember.
Permasalahan petambak garam di Asembagus kebanyakan adalah penyewa
atau penggarap karena pemilik tambak sebenarnya kebanyakan adalah dari luar
Asembagus. Berbeda dengan Kalibuntu, masyarakat Kalibuntu kurang tertarik
dengan tambak garam, kondisi tambak di Kalibuntu kurang baik, dikarenakan
tambak atau dinding tambak sering mengalami abrasi ketika air laut pasang.
Abrasi menyebabkan biaya produksi meningkat karena digunakan untuk
perbaikan kondisi tambak. Hal terlihat dengan adanya tambak garam yang
ditimbun/digusur untuk dijadikan pemukiman. Hal ini mengingat pada Kalibuntu
terdapat sebuah pelabuhan kecil, sehingga masyarakat lebih memilih untuk
menjadi nelayan.
23
Gambar 6. Saluran Air Tambak Garam
Ketinggian meja garam di Sidopekso dengan dasar saluran beragam dari 0.5
– 2 meter, Ketinggian meja garam dengan dasar saluran beragam dari 1 – 2
meter. sedangkan pada Kebonagung Dalam satu siklus pembuatan garam rata-
rata selama 15 hari/bulan. Siklus usaha dalam satu bulan sebanyak 2 kali per
petak. Kebonagung dalam satu siklus pembuatan garam rata – rata selama 15
hari/bulan. Siklus usaha dalam satu bulan sebanyak 3 kali per petak. Produksi
garam yang dilakukan antara bulan April hingga Desember.
Permasalahan petambak garam di Asembagus kebanyakan adalah penyewa
atau penggarap karena pemilik tambak sebenarnya kebanyakan adalah dari luar
Asembagus. Berbeda dengan Kalibuntu, masyarakat Kalibuntu kurang tertarik
dengan tambak garam, kondisi tambak di Kalibuntu kurang baik, dikarenakan
tambak atau dinding tambak sering mengalami abrasi ketika air laut pasang.
Abrasi menyebabkan biaya produksi meningkat karena digunakan untuk
perbaikan kondisi tambak. Hal terlihat dengan adanya tambak garam yang
ditimbun/digusur untuk dijadikan pemukiman. Hal ini mengingat pada Kalibuntu
terdapat sebuah pelabuhan kecil, sehingga masyarakat lebih memilih untuk
menjadi nelayan.
23
Gambar 6. Saluran Air Tambak Garam
Ketinggian meja garam di Sidopekso dengan dasar saluran beragam dari 0.5
– 2 meter, Ketinggian meja garam dengan dasar saluran beragam dari 1 – 2
meter. sedangkan pada Kebonagung Dalam satu siklus pembuatan garam rata-
rata selama 15 hari/bulan. Siklus usaha dalam satu bulan sebanyak 2 kali per
petak. Kebonagung dalam satu siklus pembuatan garam rata – rata selama 15
hari/bulan. Siklus usaha dalam satu bulan sebanyak 3 kali per petak. Produksi
garam yang dilakukan antara bulan April hingga Desember.
Permasalahan petambak garam di Asembagus kebanyakan adalah penyewa
atau penggarap karena pemilik tambak sebenarnya kebanyakan adalah dari luar
Asembagus. Berbeda dengan Kalibuntu, masyarakat Kalibuntu kurang tertarik
dengan tambak garam, kondisi tambak di Kalibuntu kurang baik, dikarenakan
tambak atau dinding tambak sering mengalami abrasi ketika air laut pasang.
Abrasi menyebabkan biaya produksi meningkat karena digunakan untuk
perbaikan kondisi tambak. Hal terlihat dengan adanya tambak garam yang
ditimbun/digusur untuk dijadikan pemukiman. Hal ini mengingat pada Kalibuntu
terdapat sebuah pelabuhan kecil, sehingga masyarakat lebih memilih untuk
menjadi nelayan.
24
Permasalah yang muncul pada petambak garam di Sidopekso, dimana
mereka harus mengangkut garam mereka dari gudang menuju para pengepul.
Akses jalan dari gudang menuju truck tengkulah hanya bisa di akses dengan
sepeda atau jalan kaki (dipikul) membuat pembengkakan biaya produksi.
Mengingat upah buruh angkut sebesar Rp.20.000/ton. Disinilah para petambak
meminta bantuan pemerintah untuk memperbaiki fasilitas jalan.
3.2.2 Sistem Manajemen Tambak Garam di Kecamatan Kraksaan
Petambak garam memiliki cara dalam menjalankan tambak garamnya, baik
terkait antara permodalan, penjualan, kerjasama, dan lain – lain. Seperti yang
terjadi di Sidopekso dan Kebonagung, atas dasar kesamaan profesi dan sering
terjadinya interaksi antar petambak. Sidopekso dan Kebonagung mereka
membuat suatu “Kelompok Tani Tambak Sido-Agung. Bersama tokoh penggagas
KTT Sido-Agung antara lain Bapak Bambang Taufik, Bapak Junari, Bapak
Bunawi, Bapak Mattrawi dan Almarhum Bunyamin. Awalnya hanya
beranggotakan 40 orang, seiring dengan perkembangannya sekarang mencapai
91 orang. Anggota petambak garam di Sidopekso yang masuk dalam “Kelompok
Tani Tambak Sido-Agung” antara lain Bapak Misnari, Bapak Djunali, Bapak
Mattrawi, Bapak Syamsuri, Bapak Abdul Gani, dan masih banyak lagi. Anggota
dari KTT Sido-Agung yang berada di desa Kebonagung antara lain Bapak
Sukir, Bapak Atmo, Bapak Harwadi, dan masih banyak lagi.
KTT Sido-Agung dalam mengembangkan usaha perikanan, khususnya
tambak garam dengan mendirikan pra koperasi yang nantinya diharapkan
menjadi koperasi. Meskipun demikian dalam pelaksanaan manajemen
organisasinya berjalan masing – masing. Tujuan koperasi ini didirikan adalah
melaksanakan kegiatan simpan pinjam sehingga apabila terdapat anggota yang
25
membutuhkan modal dapat terpenuhi secara mudah dengan bunga yang ringan,
selain itu koperasi sebagai wadah/penampung hasil produksi garam dengan
harga yang tidak merugikan petambak serta sebagai pemasar garam.
KTT Sido-Agung tidak hanya bergerak pada bidang penggaraman, akan
tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dari anggotanya. Struktur Kelompok Tani
Tambak Sido-Agung, meliputi ketua, bendahara, sekretaris, koordinator
pemasaran, koordinator budidaya air tawar, koordinator budidaya air payau,
koordinator budidaya air laut, koordinator budidaya garam dan anggota. Mulai
tahun berdiri hingga sekarang KTT Sido-Agung mempunyai inventaris yang
dapat digunakan oleh anggotanya maupun bukan, meliputi :
Table 4. Inventaris KTT Sido-Agung
No Jenis Inventaris Jumlah Kondisi1 Genset 1000 watt 1 unit Baik2 Mesin pompa 2 dim dan selang 1 unit Baik3 Keranjang panen 30 buah Baik
4 Tong air 2 buah Baik2 buah Rusak
5 Keranjang Budidaya Kepiting Soka 40 unit Baik6 Ban Pelampung 6 unit Baik7 Gerobak Dorong 4 unit Baik8 Blender Pakan 4 unit Baik9 Jaring Panen 300 meter Baik10 Timbangan Duduk 1 unit Baik11 Tabung Oksigen dan alat selam 1 unit Baik
Petambak garam di Asembagus dan Kalibuntu tidak memiliki sebuah
kelompok seperti yang dimiliki oleh Sidopekso dan Kebonagung. Beberapa
Petambak garam di Kalibuntu adalah Bapak Trusni, Bapak Juari, Bapak Ali
mukti, Bapak Apong, dan masih banyak lagi. Total dari pengamatan ada lima
belas petambak garam di Kalibuntu. Pemilik lahan di Kalibuntu biaya menggarap
sendiri lahannya dan hanya beberapa yang mencari orang sebagai pekerja di
tambaknya. Pekerja tambak di Kalibuntu juga tidak bekerja secara keseluruhan
karena pemilik juga ikut bekerja di dalamnya. Dari hal ini sering muncul
permasalahan antara pekerja dan pemilik lahan yang biasanya disebabkan oleh
26
pembagian upah yang belum rata. Hal inilah yang menyebabkan kenapa di
Kalibuntu pemilik sendiri yang menggarap lahannya untuk menghindari terjadinya
konflik antar pekerja dan pemilik.
Modal usaha produksi garam di Sidopekso beragam, ada yang berasal dari
modal sendiri dan dari modal pinjaman. Dari modal pinjaman tersebut ada yang
berasal dari orang, bank, dan pedagang. Sebagai contohnya modal usaha yang
berasal dari pedagang adalah Bapak Djunali. Beliau memperoleh dari para
pedagang garam. Hubungan antara petambak dengan pedagang garam adalah
setiap produksi garam harus dijual kepada pedagang tersebut dengan harga
yang menentukan adalah pedagang, pengembalian uang sesuai dengan
kemampuan petambak, dan sebelum semua pinjaman dikembalikan maka
potongan harga masih diberlakukan oleh pedagang. Modal usaha untuk kegiatan
operasional tambak garam tidak pernah mengajukan kepada Bank karena tidak
mempunyai jaminan, persyaratan terlalu banyak dan takut tidak dipercaya Bank.
Modal usaha produksi garam di Kebonagung beragam, ada yang berasal dari
modal sendiri dan dari modal pinjaman. Dari modal pinjam tersebut ada yang
berasal dari orang, bank, dan pedagang. Sebagai contohnya modal usaha yang
berasal dari bank adalah Bapak Bambang Taufik dalam menjalankan usaha
tambak garam mendapatkan pinjaman yang berasal dari Bank. Bapak Bambang
Taufik tidak pernah mencoba untuk melakukan pinjaman kepada Pedagang
dengan alasan bahwa bunga Bank lebih rendah dari pedagang. Cara
pengembaliannya secara mengangsur setiap bulannya. Peminjaman yang
pernah diajukan kepada bank antara Rp.5.000.000,- hingga Rp.30.000.000,-.
Ada juga petambak di Kebonagung yang menggunakan modal dari pedagang,
seperti Bapak Sahidin dengan sistem setiap produksi garam harus dijual kepada
pedagang tersebut dengan harga yang menentukan adalah pedagang,
pengembalian uang sesuai dengan kemampuan petambak, sebelum semua
27
pinjaman dikembalikan maka potongan harga masih diberlakukan oleh
pedagang.
Petambak garam Kalibuntu masih mengalami problematika tentang penjualan
garam dan tak jarang sering terjadi konflik dengan para tengkulak/pedagang.
Biasanya masalah harga yang menyebabkan konflik tersebut, sering tidak
menemui kesepakatan harga antar pedagang dan petambak. Petambak garam
di Kalibuntu tidak sedikit yang menjual langsung garam mereka ke pasar tanpa
melewati pengepul/tengkulak, hal ini dilakukan karena sering terjadi hubungan
tidak harmonis antara petambak dan pengepul. Permasalahan penjualan hasil
garam yang terjadi di Kalibuntu juga disebabkan karena tidak adanya koperasi
untuk menampung hasil penjualan mereka dan lebih memilih untuk menjualnya
langsung ke pasar.
Petambak garam Sidopekso dan Kebonagung sebagian besar menggunakan
orang lain untuk mengelola tambak garam mereka. Tenaga kerja yang ada pada
usaha tambak garam ini adalah tenaga kerja laki-laki yang kegiatannya terdiri
dari persiapan produksi, pengatur saluran air, pengais, perata, pemanen dan
buruh angkut. Kebiasan pada Sidopekso upah tenaga persiapan produksi,
pengais, perata, dan pemanen adalah pekerja yang sama mulai dari awal hingga
akhir dengan sistem bagi hasil (2:1), pemilik mendapatkan 2 bagian sedangkan
penggarap 1 bagian. Berbeda dengan kebiasaan di Kebonagung pemilik
mendapatkan 2/3 bagian sedangkan penggarap 1/3 bagian. Upah buruh angkut
sebesar Rp. 15.000/ton - 20.000/ton.
28
3.3 Data Kualitas Air Tambak Dan Proses Pembuatan Garam di Kraksaan3.3.1 Data Kualitas Air Tambak
antara 370.5 - 741mg/l, SO4 berkisar antara 0.765 - 1.53mg/l
Hasil pemetaan tambak garam antara lain: registrasi peta, digitasi peta,
pemasukan data atribut, pemasukan data gps, dan penyajian peta.
Prioritas tambak dari nomer satu, dua, dan tiga adalah di dasarkan dari
dari sarana prasarana, hasil produksi tambak, konflik sosial dan
kelembagaan yang ada di tambak tersebut.
54
4.2 SARAN
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang, saran yang dapat diambil sebagai
berikut:
Apabila ada penelitian lanjutan diusahakan dilakukan pada musim
kemarau/musim garam, agar mengetahui secara langsung proses
produksi garam.
55
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Hasanuddin Z., 2007. Dinas Pemetaan Jawa Barat Perlu Dibentuk.http://geodesy.gd.itb.ac.id. Diakses tanggal 2 April 2011.
As-syakur, 2011. Peta. http://mbojo.wordpress.com, diakses 21 September 2011.
Amirin, M.T. 1997. Menyusun Rencana Penelitian. Raja Grafindo PersadaJakarta.
Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan.Program Studi Biologi USU FMIPA. Medan
Bataviase, 2011. Revitalisasi Tambak Garam Segera. http://bataviase.co.id.Diakses tanggal 2 April 2011.
Cole, G.A. 1988. Textbook of limnologi. Third edition. Waveland Press Inc.,Illinois, USA.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2003. Tinjauan AspekPenataan Ruang Dalam Pengelolaan Wilayah Laut dan Pesisir. Seminarumum Dies Natalis ITS ke – 43. Surabaya
Effendi, S. 2003. Telaah Kualitas Air. Rineka Cipta: Jakarta
geodesy, 2011. GPS (Global Positioning System). http://geodesy.gd.itb.ac.id.diakses 21 September 2011
GIS Indonesia, 2011. Registrasi Peta. http://gis-indonesia.blogspot.com. diakses21 September 2011.
Inigis, 2011. Proses Pembuatan Peta. http:// www.inigis.com. Diakses tanggal 19September 2011.
Kordi K. Dan Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air pada Kolam Budidaya.Rineka Cipta: Jakarta.
Krist, H. and H.H, Rump. 1992. Laboratory Manual for the Examination of Water,Waste Water, and Soil. Second Edition. VCH Verslagsgesellschaft mbH,Weiheim, Germany.
Marewo, FAHRI, 2009. STUDI PEMETAAN WILAYAH PESISIR.http://coastguardmove.blogspot.com. Diakses tanggal 2 April 2011.
McNeely, R.N., Nelmanis, V.P., and Dwyer, L. 1979. Water Quality Source Book,A Guide to Water Quality Parameter. Inland Water Directorate, WaterQuality Branch, Ottawa, Canada.
Mintardjo, K, Sunaryanto,A, Utaminingsih, dan Hermiyaningsih. 1984.Persyaratan Tanah dan Air dalam Pedoman Budidaya Tambak. DirektoratJenderal Perikan Budidaya. Departemen Perikanan. Balai Budidaya AiPayau Jepara.
56
Mintarso, Yunus, 2007. Evaluasi Pengaturan Waktu Peningkatan Salinitas PadaKualitas Produksi Kista Artemia. Universitas Diponegoro Semarang.
Perdana, Aji, 2011. Pengelolaan Informasi Geospasial Berbasis GIS OpenSource. Bogor.
Probolinggokab, 2011. Geografis. http://www.probolinggokab.go.id. Diaksestanggal 2 April 2011.