Sri Baroroh Atika Yuliaty adalah Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Wisnuwardhana Malang NAMA KEGIATAN KETERANGAN : DIKERJAKAN TANGGAL JL. RAYA DRINGU NO. 81 TELP. (0335) 433631 P R O B O L I N G G O JUDUL GAMBAR DIPERIKSA DAN DISETUJUI Ir. ROEDIONO Ir. Moh. NATSIR, M.Si NIP. 19640410 199011 1 001 Ir. PRIJONO, MUM NIP. 19610520 199003 1 006 DIPERIKSA DAN DISETUJUI Skala MENGETAHUI Sal. lebih kecil dari sungai : Sal. irigasi atau : Arah Aliran : Jalan : Batas Kecamatan PERENCANAAN MASTER PLAN DRAINASE KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO Sri Baroroh Atika Yuliaty Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi permasalahan secara keseluruhan kondisi hidrologi dan hidraulik serta penanganannya baik pada sungai utama, anak sungai, saluran drainase primer, sekunder, sampai tersier dan tersusun dalam Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan. Master Plan tersebut digunakan sebagai pedoman pembangunan drainase di kecamatan Kraksaan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai prioritasnya. Dalam penelitian menggunakan analisa hidrologi untuk mencari debit rancangan dan analisa hidraulika untuk mengetahui kapasitas tampungan saluran drainase. Dari hasil penelitian didapatkan 95% saluran eksisting tidak memenuhi kapasitas tampungan. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan, normalisasi, sampai dengan membuat saluran baru. Selain itu perlu direncanakan pengadaan sumur resapan, bozem maupun polder dengan mengutamakan skala prioritas yang disusun dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Kata kunci: Master Plan, drainase. Pada daerah studi umumnya saluran drainase berupa saluran terbuka, dan sebagian memanfaatkan saluran irigasi yang sudah tidak aktif lagi untuk daerah permukiman dan memanfaatkan saluran irigasi untuk areal persawahan. Perubahan fungsi saluran ini mengikuti perkembangan tataguna lahan dan perkembangan Kecamatan Kraksaan. Areal persawahan menyempit sedangkan areal pemukiman terus bertambah maka peralihan fungsi saluran tidak bisa dihindari. Pemeliharaan dan rehabilitasi saluran perlu juga beralih ke instansi yang lebih berkompeten. Gambar 1. Kondisi Saluran Drainase Eksisting Dari survey lapangan yang telah dilakukan, banyak ditemukan saluran irigasi yang masih aktif dan dipergunakan guna kelangsungan cocok tanam dibidang pertanian dengan tanaman padi sebagai produk mayoritas. Hal ini dapat dilihat sebagai contoh pada daerah hulu dari Kali Besuk, pada daerah ini kondisi tanaman padi terlihat sangat baik dan terkelola dengan baik pula. Secara umum pada daerah sisi selatan dari jalan utama (arteri), kondisi persawahan cukup baik bila dibandingkan sisi utara jalan utama (arteri). Di sepanjang jalan utama (arteri) saluran
19
Embed
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Sri Baroroh Atika Yuliaty adalah Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Wisnuwardhana Malang
NAMA KEGIATAN
KETERANGAN :
DIKERJAKAN
TANGGAL
JL. RAYA DRINGU NO. 81 TELP. (0335) 433631
P R O B O L I N G G O
JUDUL GAMBAR
DIPERIKSA DANDISETUJUI
Ir. ROEDIONO
Ir. Moh. NATSIR, M.SiNIP. 19640410 199011 1 001
Ir. PRIJONO, MUMNIP. 19610520 199003 1 006
DIPERIKSA DANDISETUJUI
Skala
MENGETAHUI
Sal. lebih kecil dari sungai
: Sal. irigasi atau
: Arah Aliran
: Jalan
: Batas Kecamatan
PERENCANAAN MASTER PLAN DRAINASE
KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO
Sri Baroroh Atika Yuliaty
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi permasalahan secara
keseluruhan kondisi hidrologi dan hidraulik serta penanganannya baik pada sungai
utama, anak sungai, saluran drainase primer, sekunder, sampai tersier dan tersusun
dalam Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan. Master Plan tersebut digunakan
sebagai pedoman pembangunan drainase di kecamatan Kraksaan secara bertahap
dan berkelanjutan sesuai prioritasnya. Dalam penelitian menggunakan analisa
hidrologi untuk mencari debit rancangan dan analisa hidraulika untuk mengetahui
kapasitas tampungan saluran drainase. Dari hasil penelitian didapatkan 95% saluran
eksisting tidak memenuhi kapasitas tampungan. Oleh karena itu perlu adanya
perbaikan, normalisasi, sampai dengan membuat saluran baru. Selain itu perlu
direncanakan pengadaan sumur resapan, bozem maupun polder dengan
mengutamakan skala prioritas yang disusun dalam jangka pendek, menengah
maupun jangka panjang.
Kata kunci: Master Plan, drainase.
Pada daerah studi umumnya saluran drainase berupa saluran terbuka, dan
sebagian memanfaatkan saluran irigasi yang sudah tidak aktif lagi untuk daerah
permukiman dan memanfaatkan saluran irigasi untuk areal persawahan. Perubahan
fungsi saluran ini mengikuti perkembangan tataguna lahan dan perkembangan
Kecamatan Kraksaan. Areal persawahan menyempit sedangkan areal pemukiman
terus bertambah maka peralihan fungsi saluran tidak bisa dihindari. Pemeliharaan
dan rehabilitasi saluran perlu juga beralih ke instansi yang lebih berkompeten.
Gambar 1. Kondisi Saluran Drainase Eksisting
Dari survey lapangan yang telah dilakukan, banyak ditemukan saluran irigasi
yang masih aktif dan dipergunakan guna kelangsungan cocok tanam dibidang
pertanian dengan tanaman padi sebagai produk mayoritas. Hal ini dapat dilihat
sebagai contoh pada daerah hulu dari Kali Besuk, pada daerah ini kondisi tanaman
padi terlihat sangat baik dan terkelola dengan baik pula. Secara umum pada daerah
sisi selatan dari jalan utama (arteri), kondisi persawahan cukup baik bila
dibandingkan sisi utara jalan utama (arteri). Di sepanjang jalan utama (arteri) saluran
44 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
drainase sebagian besar berupa saluran tertutup dengan inlet yang terletak dibagian
pinggir trotoar dan berjarak ± 6-8 meter.
Saluran yang ada di daerah studi saat ini beberapa titik masih tidak beraturan,
baik itu ditinjau dari sisi arah aliran ataupun ditinjau dari sisi dimensi. Hal ini sangat
memungkinkan terjadinya luapan pada titik-titik tertentu atau pada saluran yang
tidak dapat menampung akumulasi debit yang terjadi ketika air dengan debit yang
lebih besar tiba. Oleh karena itu diperlukan suatu wacana pemecahan masalah agar
tidak terjadi genangan yang dirasa dapat mengganggu aktivitas manusia sekitar
daerah studi.
Dalam penyusunan analisa sistem drainase yang baik tentunya perlu dibuat
suatu skema jaringan drainase yang ada di daerah studi, hal ini berkaitan dan
menentukan langkah yang diambil dalam pemilihan alternatif solusi nantinya. Dari
hasil survey pengukuran akan dapat dibuat suatu lay out yang secara skematik
menunjukkan arah aliran air yang ada di saluran drainase eksisting, dengan demikian
dapat ditentukan outlet terdekat sebagai pematus saluran drainase dengan sungai
sebagai saluran akhirnya.
1
2
6
3
10
7
13 12
4
5
8
11
9
14
15
19 18 17
16
20222627
2125
24
23
28
29
31
30
33
3234
Sa
lura
n K
ali
Bra
nta
s
Gambar 2. Lay Out Sistem Drainase Eksisting
Secara umum sistem drainase di wilayah kajian masih menggunakan sistem
drainase gabungan (mix drain) dimana pembuangan air limbah domestik/air kotor
dan air hujan dialirkan melalui satu saluran, dimana hal ini disebabkan karena
terbatasnya lahan untuk saluran drainase. Dalam proses analisa dan pengerjaan
tentunya akan memperhitungkan saluran sekunder ataupun saluran lain yang ikut
masuk dan memberi kontribusi debit kepada daerah studi. Dari beberapa titik
pengamatan awal, banyak saluran sekunder yang mengarah ke daerah studi namun
sebelum masuk ke saluran yang ada di sepanjang jalan arteri, debit tersebut telah
dibelokkan ke saluran primer atau utama dan akhirnya mengumpul ke sungai atau
saluran besar.
ANALISA HIDROLOGI
Untuk keperluan rencana sistem jaringan drainase, data hidrologi yang
diperlukan adalah data curah hujan rerata diseluruh daerah pengaliran. Data ini harus
45 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
dikumpulkan dengan jangka waktu yang cukup panjang dari beberapa stasiun
penakar hujan sehingga diperoleh hasil perhitungan yang teliti. Jumlah stasiun hujan
sangat tergantung pada stasiun hujan yang paling berpengaruh untuk daerah studi.
Uji Konsistensi Data
Uji konsistensi data dilakukan jika data hujan tidak konsisten karena
perubahan atau gangguan lingkungan disekitar tempat penakar hujan dipasang, yang
memungkinkan terjadi penyimpangan terhadap trend semula. Hal tersebut dapat
diselidiki dengan menggunakan lengkung massa ganda seperti pada Gambar 3.
Apabila terjadi penyimpangan ABC’ maka dapat dikoreksi menjadi garis
ABC dengan rumus sebagai berikut (Nemec, 1973: 178):
o
o
Htg
tgHz .
Dimana
Hz : data hujan terkoreksi (mm)
Ho : data hujan pada stasiun pengamatan (mm)
Tg : kemiringan garis sebelum penyimpangan
Tg o: kemiringan garis setelah penyimpangan
05000 10000 15000
5000
10000
15000
curah hujan komulatif di stasiun lain
cura
h h
uja
n d
i sta
siu
n p
engam
ata
n
data terkoreksi
data lapangan
Yo
Y1
HoHz
Xo
o
tg o = Yo/Xo
tg = Y1/Xo
A
C
C'
B
(mm)
(mm)
Gambar 3. Lengkung Massa Ganda
Curah Hujan Rerata Daerah (Average Basin Rainfall)
Untuk menentukan besarnya curah hujan rerata daerah digunakan cara
polygon Theissen dengan memperhatikan sebaran dari n stasiun hujan yang tidak
merata. Cara ini memberikan bobot tertentu untuk setiap stasiun hujan dengan
pengertian bahwa setiap stasiun hujan dianggap mewakili hujan dalam suatu daerah
dengan luas tertentu. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut (Suyono
Sosrodarsono, 1983: 27):
nnrerata PRPRPRR ........... 2211
Dimana
R : tinggi curah hujan rata-rata daerah
(mm)
46 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
R1,R2..Rn : tinggi curah hujan pada titik
pengamatan (mm)
A
AP
A
AP
A
AP n
n
..........., 22
11 : koefisien Theissen pada titik pengamatan
(mm)
A1,A2…An : luas daerah tiap titik pengamatan (km2)
Hujan Rancangan Maksimum
Hujan rancangan maksimum adalah curah hujan terbesar tahunan yang
mungkin terjadi di suatu daerah dengan kala ulang tertentu. Dalam suatu perhitungan
tentunya banyak pemilihan distribusi yang dapat dipakai, yakni dapat memakai
metode Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Distribusi Log Pearson, ataupun
Distribusi Gumbel. Hal ini disesuai dengan daerah studi, yaitu terlebih dahulu data-
data hujan didekatkan dengan suatu sebaran distribusi, agar dalam memperkiraan
besarnya debit banjir tidak sampai jauh melenceng dari kenyataan banjir yang terjadi.
Dari hasil analisa maka distribusi yang digunakan adalah distribusi dengan
menggunakan Metode Gumbel.
Distribusi Normal Distribusi ini mempunyai Probability density function sebagai berikut:
P'(X) = 1
2
. e
[-(x- ]
2
2
2
)
Dimana
: varian
: rata-rata.
Sifat khas lain distribusi ini yaitu nilai asimetrisnya (skewnes) hampir sama
dengan nol dan dengan kurtosis 3.
Ditribusi Log-Normal Probabilitas density function distribusi ini adalah :
1 1nx - n2
P'(X) = eksp [ -1/2 [ ] ] ; ( > 0 )
x n 2 n
Dimana
n = 1
2
4
2 2ln
n
2
2 2
2
ln
Besar asimetrinya (skewnes) adalah :
v v
3 3
Dimana
47 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
v ne2
10 5.
kurtosis (Ck ) = v v v v
8 6 4 26 15 16 3
Dengan persamaan (1), dapat didekati dengan nilai asimetri 3 dan selalu
bertanda positif. Atau nilai skewnes Cs kira-kira sama dengan tiga kali
nilai koefisien variasi Cv.
Log Pearson Type III
Perhitungan hujan rancangan maksimum dipilih cara Log Pearson III dengan
pertimbangan bahwa cara ini lebih fleksibel dan dapat dipakai untuk semua sebaran
data (Pilgrim, 1991:207). Langkah-langkah perhitungan hujan rancangan adalah
sebagai berikut (Soemarto, 1987: 243):
1. Hujan harian maksimum diubah dalam bentuk logaritma.
2. Menghitung harga logaritma rata-rata dengan persamaan:
n
Xi
X
n
i
1
log
log
3. Hitung Simpangan Baku(standar deviasi) dengan persamaan:
1
)log(log1
2
n
XXi
S
n
i
4. Hitung koefisien kepencengan (Cs) dengan persamaan:
))(2)(1(
)log(log
3
1
3
Snn
XXin
Cs
n
i
5. Hitung harga logaritma XT sesuai persamaan:
SGXX T .loglog
6. Besarnya curah hujan rancangan adalah antilog dari log XT.
Dimana
log Xi : nilai logaritma dari hujan rata-rata maksimum daerah.