PENERAPAN MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIS PADA ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN PERTAMINA TERHADAP PERFORMA PERUSAHAAN AGEN GAS LPG (Studi kasus: PT. Endang, agen gas LPG 3 kg) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Teknik Industri Oleh Nama : Asri Kusumaningtyas No. Mahasiswa : 0522109 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2011
106
Embed
81002299 Penerapan Model Simulasi Sistem Dinamis Pada Analisis Pengaruh Kebijakan Pertamina Terhadap Performa an Agen Gas Lpg
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENERAPAN MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIS PADA ANALISIS
PENGARUH KEBIJAKAN PERTAMINA TERHADAP PERFORMA
PERUSAHAAN AGEN GAS LPG
(Studi kasus: PT. Endang, agen gas LPG 3 kg)
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1
Teknik Industri
Oleh
Nama : Asri Kusumaningtyas
No. Mahasiswa : 0522109
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2011
ii
PENGAKUAN
Demi Allah, Saya akui karya ini adalah hasil kerja saya sendiri kecuali nukilan dan
ringkasan yang setiap satunya telah saya jelaskan sumbernya. Jika dikemudian hari
ternyata terbukti pengakuan saya ini tidak benar dan melanggar peraturan yang sah
dalam karya tulis dan hak intelektual maka saya bersedia ijazah yang telah saya terima
untuk ditarik kembali oleh Universitas Islam Indonesia.
Yogyakarta, Januari 2011
Asri Kusumaningtyas NIM: 05 522 109
iii
PENERAPAN MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIS PADA ANALISIS
PENGARUH KEBIJAKAN PERTAMINA TERHADAP PERFORMA
PERUSAHAAN AGEN GAS LPG
(Studi kasus: PT. Endang, agen gas LPG 3 kg)
TUGAS AKHIR
Oleh
Nama : Asri Kusumaningtyas
No. Mahasiswa : 05 522 109
Yogyakarta, Januari 2011
Pembimbing
(Winda Nur Cahyo, S.T., M.T.)
iv
PENERAPAN MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIS PADA ANALISIS
PENGARUH KEBIJAKAN PERTAMINA TERHADAP PERFORMA
PERUSAHAAN AGEN GAS LPG
(Studi kasus: PT. Endang, agen gas LPG 3 kg)
TUGAS AKHIR
Oleh :
Nama : Asri Kusumaningtyas
No. Mahasiswa : 05 522 109
Yogyakarta, Januari 2011
Tim Penguji Winda Nur Cahyo, S.T., M.T. Ketua Drs. R. Abdul Djalal, MM Anggota I M. Ridwan Andi Purnomo, S.T., M.Sc. Anggota II
Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia
(Drs. Ibnu Mastur, MSIE
)
Telah Dipertahankan di Depan Sidang Penguji Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1
Teknik Industri
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Kupersembahkan karya kecilku ini untuk Ayahanda Kristalti Garmadi dan Ibunda Endang Sihati Wiryani. Terima kasih untuk motivasi serta doa dan juga kasih sayang, pengertian, perhatian yang telah kalian berikan tanpa batas...”
vi
MOTTO
“ Dan bersama kesukaran pasti ada kemudahan. Karena itu bila selesai suatu tugas,
mulailah tugas yang lain dengan sungguh – sungguh. Hanya kepada Tuhanmu
hendaknya kau berharap ”
(QS. Asy-Syarh : 6 – 8)
“ Kesuksesan adalah sebuah proses, sebuah kualitas pikiran, sebuah tata cara hidup,
dan sebuah penegasan hidup “
(Alex Noble)
“ Sungguh, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka sendiri
mengubah dirinya ”
(QS. Ar Ra’d : 11)
“ Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin
yang lemah ”
(H.R Muslim)
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya. Sholawat dan salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat, serta orang-
orang yang bertaqwa, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang
berjudul PENERAPAN MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIS PADA
ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN PERTAMINA TERHADAP
PERFORMA PERUSAHAAN AGEN GAS LPG di PT. Endang, agen gas LPG 3
kg.
Laporan tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia. Dan juga sebagai sarana
untuk mempraktekkan secara langsung ilmu dan teori yang telah diperoleh selama
menjalani masa studi di Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Islam Indonesia.
Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungannya baik
secara langsung maupun tidak. Dengan penuh rasa syukur Penulis ucapkan terima
kasih kepada :
1. Ir. Gumbolo HS.,M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas
Islam Indonesia
2. Drs. HM. Ibnu Mastur, MSIE selaku Ka. Prodi Teknik Industri Fakultas
Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia. Terima kasih untuk segala
kesempatan yang telah diberikan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
viii
3. Winda Nur Cahyo S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan
memberikan bimbingan, petunjuk, saran serta waktunya dalam pembuatan
Tugas Akhir ini.
4. Dra. Endang Sihati Wiryani dan Endang Setyowati, S.E. selaku Direktur Utama
dan Manajer Keuangan PT. ENDANG yang telah memberikan izin penelitian,
waktu, dan data-data yang diperlukan untuk penyelesaian Tugas Akhir ini.
5. Kedua orang tuaku tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa, dan
dukungan baik secara material maupun immaterial.
6. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan Tugas Akhir ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada semua
pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan laporan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini masih banyak
terdapat kekeliruan dan kekurangan. Untuk itu penulis menyampaikan permohonan
maaf sebelumnya serta sangat diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk penyempurnaan di masa mendatang.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua
pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Yogyakarta, Januari 2011
Penulis
ix
ABSTRAK
Pelaksanaan program konversi minyak tanah ke gas LPG 3kg mengharuskan agen minyak tanah seperti PT. Endang mengikuti perubahan yang ditetapkan pemerintah dengan mengubah jenis usahanya menjadi agen gas LPG 3kg. Sebagai program baru, maka kebijakan-kebijakan yang diberlakukan untuk pelaksanaan program konversi minyak tanah tersebut juga terus dipantau dan diperbaharui bila perlu sesuai dengan perkembangan dari pelaksanaan program tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sistem dinamis. Simulasi dilakukan dengan membuat model sistem kebijakan lama dan model sistem kebijakan baru menggunakan software powersim studio 2005. Hasil simulasi model sistem dinamis untuk pemberlakuan kebijakan lama dengan PT. Endang sebagai obyek penelitian, menunjukkan bahwa penerapan kebijakan lama membuat agen ini mengalami fluktuasi pendapatan yang drastis seperti yang terlihat dalam grafik hasil simulasi model kebijakan lama dengan laba rata-rata hanya Rp. 6.120.716,657 /bulan. Kondisi tersebut berlaku hingga bulan Juni 2010 dengan dikeluarkannya kebijakan baru yaitu kebijakan kuota untuk setiap agen dan rayonisasi wilayah distribusi. Agen PT. Endang sendiri mendapatkan kuota dari Pertamina ±40.000 tabung/bulan untuk jumlah penebusan atau pembelian tabung. Dengan berlakunya kebijakan baru ini ternyata membuat agen seperti PT. Endang ini mengalami kondisi yang lebih baik dengan adanya peningkatan pendapatan seperti yang terlihat pada grafik hasil simulasi model baru yang menunjukkan peningkatan laba yang kontinu dengan laba rata-rata Rp. 34.695.021/bulan. Dengan demikian jelas bahwa kebijakan baru memberikan efek lebih baik bagi PT.Endang. Kata kunci : System Dynamics, Kebijakan, Laba
x
DAFTAR SIMBOL
Ei = Frekuensi teoritis (sistem nyata)
F = Fungsi tabel F
H = Hipotesis
k = Jumlah kelas
n = Jumlah data
Oi = Frekuensi observasi (hasil simulasi)
R = Replikasi
s2 = Variansi
t = Fungsi tabel T
x dan μ = Rata – rata
α = Tingkat kepentingan
χ2 = Chi square
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... ..i PENGAKUAN............................................................................................................. . ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING............................................................ ... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................................... v MOTTO........................................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR................................................................................................ vii
ABSTRAK.................................................................................................................... ix
DAFTAR SIMBOL....................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL...................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 7 1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 7 1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8 1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 8 1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................... 10 2.1 Kajian Deduktif ...................................................................................... 10 2.1.1 Definisi Sistem ........................................................................... 10 2.1.2 Karakteristik Sistem ................................................................... 10
2.1.3 Definisi Model ........................................................................... 11 2.1.4 Karakteristik Model ................................................................... 11 2.1.5 Prinsip-prinsip Pemodelan Sistem ............................................. 11 2.1.6 Bagan Proses Pemodelan Sistem ............................................... 13
2.1.11 Systems Thinking ...................................................................... 16 2.1.12 Sistem Dinamik......................................................................... 17
2.1.13 Konsep Sistem dalam Metode Sistem Dinamis ....................... 18 2.1.14 Tujuan Model Sistem Dinamik ................................................ 20
2.1.15 Batasan Tertutup ...................................................................... 21 2.1.16 Bentuk Model Sistem Dinamik ................................................ 21
xii
2.1.17 Tahapan Pemodelan dalam Sistem Dinamik ........................... 22 2.1.18 Software Powersim .................................................................. 25
2.1.19 Validasi .................................................................................... 27 2.1.20 Tujuan Validasi ........................................................................ 27 2.1.21 Teknik Validasi ........................................................................ 28 2.1.22 Analisa Output Hasil Simulasi ................................................. 30 2.1.23 Desain Eksperimen ................................................................... 32 2.2 Kajian Deduktif ..................................................................................... 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 35
3.1 Identifikasi Masalah .............................................................................. 35 3.2 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 35
3.3 Data ........................................................................................................ 35 3.3.1 Metode Pengambilan Data ....................................................... 35 3.3.2 Data yang Diperlukan .............................................................. 36 3.4 Perancangan model Konseptual .............................................................. 36 3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 37 3.6 Validasi ................................................................................................... 37 3.7 Desain Eksperimen ................................................................................. 37 3.8 Rekomendasi dan saran .......................................................................... 38 3.9 Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 39
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA .................................. 43 4.1 Pengumpulan Data ................................................................................. 43
4.1.1 Sejarah Perusahaan .................................................................... 43 4.1.2 Wilayah Distribusi ..................................................................... 44 4.1.3 Jumlah Penebusan DO (Delivery Order) ................................... 45
a. Tabel Penebusan DO Lama (Oktober 2009-Juni 2010) ....... 46 b. Tabel Penebusan DO Baru (Juli 2010-Oktober 2010) ......... 47
4.1.4 Jumlah Penjualan ....................................................................... 47 a. Tabel penjualan Lama .......................................................... 47 b. Tabel Penjualan Baru ............................................................ 48
4.1.5 Harga Beli .................................................................................... 49 4.1.6 Harga Jual .................................................................................... 50
4.2.2 Pemodelan dengan Powersim ...................................................... 54 a. Flow Diagram Model Kebijakan Lama ................... 54 b. Flow Diagram Model Kebijakan Baru ..................... 62
4.2.3 Validasi Model .............................................................................. 71 BAB V PEMBAHASAN ........................................................................................... 76
5.1 . Analisa Hasil Simulasi Model Kebijakan Lama ................................... 77 5.2 .. Analisa Hasil Simulasi Model Kebijakan Baru .................................... 79
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 81 6.1 .. Kesimpulan ........................................................................................... 81 6.2 .. Saran ..................................................................................................... 81
xiii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 82 LAMPIRAN .............................................................................................................. 84
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Simbol Variabel dalam Powersim ........................................................... 26 Tabel 2.2. Perhitungan Nilai F.................................................................................. 34 Tabel 4.1. Jumlah Penebusan DO (Lama) ................................................................ 44 Tabel 4.2. Jumlah Penebusan DO (Baru) ................................................................. 45 Tabel 4.3. Penjualan Gas LPG 3kg (Lama) .............................................................. 45 Tabel 4.4. Penjualan Gas LPG 3kg (Baru) ............................................................... 46 Tabel 4.5. Pricing Policy .......................................................................................... 47 Tabel 4.6. Rumus Matematis Flow Diagram Kebijakan Lama ................................ 54 Tabel 4.7. Data Historis dan Hasil Simulasi Model Kebijakan Lama ...................... 59 Tabel 4.8. Rumus Matematis Flow Diagram Kebijakan Baru .................................. 62 Tabel 4.9. Data Historis dan Hasil Simulasi Model Kebijakan Baru ....................... 68 Tabel 4.10. Distribusi Probabilitas Data Riil Laba ................................................... 71 Tabel 4.11. Distribusi Probabilitas Data Simulasi Laba ........................................... 71 Tabel 4.12. Penentuan Nilai 2
hitungχ ........................................................................... 72 Tabel 4.13. Penggabungan Kelas .............................................................................. 72 Tabel 4.14. Hasil Validasi Data Laba pada Model Kebijakan Lama ........................ 73
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Jalur Distribusi LPG 3kg ........................................................................ 5 Gambar 2.1. Bagan Proses Pemodelan Sistem .......................................................... 13 Gambar 2.2. Diagram Umpan Balik Positif .............................................................. 19 Gambar 2.3. Diagram Umpan Balik Negatif ............................................................ 20 Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian ....................................................................... 37 Gambar 4.1. Wilayah Distribusi ............................................................................... 43 Gambar 4.2. Causal Loop Diagram .......................................................................... 51 Gambar 4.3. Flow Diagram Model Kebijakan Lama ............................................... 53
Gambar 4.4. Grafik Perbandingan Laba Data Riil dan Simulasi Model Kebijakan Lama .................................................................................................... 60
Gambar 4.5. Flow Diagram Model Kebijakan Baru ................................................. 61 Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Laba Data Riil dan Simulasi Model Kebijakan
Baru ..................................................................................................... 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA dengan brand ELPIJI,
merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas, yang
komponen utamanya adalah gas propana (C3H8) dan butana (C4H10) lebih kurang 99%
dan selebihnya adalah gas pentana (C5H12) yang dicairkan. ELPIJI lebih berat dari
udara dengan berat jenis sekitar 2.01 (dibandingkan dengan udara), tekanan uap Elpiji
cair dalam tabung sekitar 5.0 – 6.2 Kg/cm2.
Di Indonesia, minyak tanah memang lebih familiar untuk digunakan sebagai
bahan bakar rumah tangga. Harga LPG yang tergolong premium membuat masih
sedikit masyarakat yang menggunakannya. Berdasarkan kegunaannya sebagai bahan
bakar rumah tangga, penggunaan LPG di Indonesia masih kecil yaitu sekitar 10%.
Mayoritas penduduk Indonesia masih menggunakan minyak tanah untuk memasak
(lebih dari 60%). Sejak awal Pertamina meluncurkan produk LPG, merek jual yang
digunakan adalah ‘Elpiji’. Salah satu strategi yang dilakukan Pertamina untuk
menciptakan konsumen Elpiji adalah dengan menetapkan harga jual yang dibawah
harga keekonomiannya. Selisih harga tersebut disubsidi Pertamina. Dengan begitu,
sedikit demi sedikit konsumen elpiji mulai terbentuk terutama masyarakat di
perkotaan. Produk awal Elpiji yang dikeluarkan oleh Pertamina terdiri dari dua jenis
yaitu Elpiji tabung ukuran 12 kg untuk rumah tangga dan industri kecil, serta Elpiji
tabung 50 kg untuk kalangan industri. Meskipun awalnya LPG diproduksi untuk
2
memenuhi kebutuhan bahan bakar gas rumah tangga, namun kemudian juga
berkembang untuk pemenuhan kebutuhan lainnya seperti kebutuhan industri dan
transportasi. Secara garis besar pemanfaatan LPG sebagai sumber energi digunakan
untuk pemenuhan kebutuhan panas, penerangan dan sumber tenaga. Pemenuhan
kebutuhan panas dari LPG didorong oleh kebutuhan rumah tangga seperti memasak,
pemanas ruangan, pemanas air dan sebagainya. Kebutuhan inilah yang kemudian
mendominasi pola konsumsi LPG Indonesia.
Pada awalnya LPG dipasarkan bagi kalangan terbatas dengan produk tabung
12 kg dan 50 kg. Namun seiring terkait dengan permasalahan yang dihadapi dalam
penyediaan energi, dimana subsidi bahan bakar minyak tanah semakin lama semakin
besar dan adanya arah kebijakan energi nasional yang baru, maka sejak tahun 2007
Pemerintah melakukan program konversi minyak tanah ke LPG dalam bentuk LPG 3
kg. Hal ini antara lain dilakukan untuk mereduksi subsidi minyak tanah yang semakin
membengkak seiring dengan tingginya harga minyak dunia, menggantinya dengan
subsidi LPG yang harganya relatif lebih murah. Akibat dari kebijakan tersebut, maka
kemudian di pasar LPG muncul varian produk baru LPG yakni LPG 3 kg dengan
harga subsidi yang dipastikan lebih murah dari LPG yang telah tersedia di pasar yaitu
LPG 12 dan 50 kg yang harganya lebih mahal.
Program Konversi Minyak Tanah ke LPG merupakan program pemerintah
yang bertujuan untuk mengurangi subsidi BBM, dengan mengalihkan pemakaian
minyak tanah ke LPG. Program ini diimplementasikan dengan membagikan paket
tabung LPG beserta isinya, kompor gas dan accessories-nya kepada rumah tangga dan
usaha mikro pengguna minyak tanah. Untuk mengurangi dampak sosial atas
diberlakukannya program ini, pendistribusian LPG dilakukan oleh eks Agen dan
Pangkalan Minyak Tanah yang diubah menjadi Agen dan Pangkalan Elpiji 3 kg.
3
Program ini ditugaskan kepada Pertamina, berkoordinasi dengan Departemen terkait,
dan direncanakan pelaksanaannya secara bertahap antara tahun 2007 – 2010.
Seiring perubahan tersebut, LPG kini menjadi perhatian banyak kalangan
karena menjadi produk yang sangat dibutuhkan konsumen, sehingga permntaan naik
cukup tajam sehingga harganya yang terus melambung dan pasokan sering terkendala
dengan kelangkaan sebagaimana di beberapa wilayah, terutama untuk produk
bersubsidi LPG 3 kg. Dalam hal ini, ditengarai selain konsumen minyak tanah yang
beralih ke LPG juga terjadi peralihan konsumsi dari LPG jenis yang satu ke LPG yang
lainnya. Kenaikan harga LPG 12 kg telah mendorong konsumen beralih
mengkonsumsi LPG 3 kg yang sebenarnya merupakan komoditi khusus bagi
masyarakat kelas menengah ke bawah. Berpindahnya masyarakat untuk
mengkonsumsi LPG 3 kg menyebabkan permintaan LPG 3 kg tersebut meningkat
sehingga menimbulkan kelangkaan LPG bersubsidi. Di sisi lain, pasokan LPG juga
tersendat sehingga masyarakat menganggap Pemerintah tidak siap dalam menjalankan
program konversi tersebut. Dengan munculnya persoalan yang diakibatkan varian
produk dalam komoditi LPG, yakni produk LPG 3 kg yang mendapat subsidi dan LPG
12 kg dan 50 kg yang tidak disubsidi dan dianggap sebagai produk murni milik pelaku
usaha dalam hal ini Pertamina, maka kompleksitas permasalahan dalam industri LPG
meningkat.
Dalam program ini, para eks-agen minyak tanah harus mengikuti peraturan
pemerintah untuk mengkonversi jumlah minyak tanahnya secara bertahap hingga
akhirnya menjadi agen gas LPG 3 kg sepenuhnya. Eks-agen minyak tanah tidak serta
merta menjadi agen gas LPG, baik agen lama (eks-agen minyak tanah) maupun agen
baru harus memenuhi syarat-syarat dalam rangka program konversi minyak tanah ke
LPG sebelum diangkat menjadi agen gas LPG definitif atau tetap. Untuk memulai
4
menjadi agen gas LPG 3 kg, ada banyak hal yang harus dipersiapkan oleh para agen
mulai dari modal awal gas hingga penetrasi pasar untuk gas LPG 3 kg.
Kebijakan lama dalam rangka program konversi minyak tanah yang
dikeluarkan Pertamina pada awal pelaksanaan program tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Penebusan DO minimal 39.000 tabung/bulan untuk setiap agen.
2. Belum adanya kebijakan kuota untuk setiap agen.
3. Belum adanya kebijakan rayonisasi dalam pendistribusian LPG 3 kg di
wilayah Kab. Boyolali.
Pelaksanaan kebijakan lama tersebut dimulai sejak diberlakukannya program konversi
minyak tanah. Penebusan DO minimal 39.000 tabung/bulan/agen tidak sebanding
dengan jumlah konsumsi gas LPG di Kab. Boyolali yaitu ± 57. 474 Mton (Metrik
Ton), sedangkan terdapat 13 agen gas LPG di Kab. Boyolali. Belum adanya kuota
penebusan atau pembelian menyebabkan tidak ada batas maksimum jumlah
pendistribusian LPG oleh setiap agen, hal ini mengakibatkan terjadinya over supply
gas LPG 3 kg di pasar LPG wilayah Kab. Boyolali. Kebijakan rayonisasi yang juga
belum diberlakukan pada saat itu membuat pasokan LPG 3 kg dari agen bertambah
dengan bisa masuknya agen-agen dari luar Kab. Boyolali.
5
Adapun jalur distribusi LPG dapat dilihat dalam bagan berikut:
Supply Point
TransportirLPG 3kg
Konsumen
Konsumen
Konsumen
Pangkalan
Pangkalan
Pangkalan
Sub Agen
Agen
Sub Agen
Gambar 1.1 Jalur Distribusi LPG
Pengambilan gas LPG 3 kg oleh setiap agen dilakukan di SPPBE terdekat
sesuai daerah operasi masing-masing agen. Dalam pendistribusiannya agen dapat
dibantu oleh sub agen, baik agen maupun sub agen dapat mendistribusikan LPG 3 kg
6
melalui pangkalan-pangkalan atau pembelian langsung oleh konsumen ke tempat agen
maupun sub agen gas LPG 3 kg.
Adapun syarat-syarat untuk bagi eks-agen minyak tanah untuk menjadi agen
LPG 3 kg (bersubsidi) definitif meliputi:
1. Memiliki persediaan tabung, untuk setiap 5 kl minyak tanah equivalent
dengan 1500 tabung.
2. Pergudangan seperti ketentuan.
3. Armada seperti ketentuan.
4. Kewajiban memenuhi penebusan 39.000 tabung per bulan.
5. Serta ketentuan-ketentuan lainnya.
Untuk masa waktu perpanjangan agen LPG 3 kg sementara dimulai dengan Surat
penunjukan sementara 1 (pertama) berlaku 6 bulan, Surat penunjukan sementara 2
(kedua) berlaku 6 bulan, dan terakhir surat penunjukan 3 (ketiga) berlaku 2 bulan.
Selayaknya program baru, maka kebijakan-kebijakan yang diberlakukan untuk
pelaksanaan program konversi minyak tanah tersebut juga terus dipantau dan
diperbaharui bila perlu sesuai dengan perkembangan dari pelaksanaan program
tersebut.
Jika sebelumnya, belum ada kepastian kuota dan rayonisasi pemasaran maka,
per 1 Mei 2010, telah disepakati kebijakan baru berupa pembagian kuota dan
rayonisasi pemasaran gas Elpiji 3kg. Dengan ditetapkannya jumlah kuota untuk setiap
agen, maka kebijakan target penebusan LPG 3 kg minimal 39.000 tabung/bulan sudah
tidak berlaku lagi. Keadaan ini masih berlangsung hingga saat ini.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kebijakan sebelumnya dengan
kebijakan yang berlaku saat ini dengan mensimulasikan kedua model untuk kemudian
7
didapatkan kebijakan mana yang lebih baik untuk perusahaan dalam hal ini PT.
Endang, sebagai alat untuk menguji efektivitas kebijakan itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan uraian diatas
adalah sebagai berikut:
1. Berapakah laba yang diperoleh perusahaan berdasarkan hasil simulasi
kedua model sistem kebijakan tersebut?
2. Kebijakan yang manakah yang lebih menguntungkan untuk perusahaan?
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah bertujuan untuk lebih memfokuskan kajian yang akan
dilaksanakan sehingga tujuan penelitian dapat tercapai dalam waktu yang singkat dan
terkontrol dengan baik.
Adapun batasan-batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tidak dibuat model eksperimen.
2. Hanya membandingkan dua model sistem kebijakan yang berbeda.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengembangkan model sistem dinamis yang dapat digunakan untuk
menganalisa pengaruh kebijakan-kebijakan Pertamina selaku induk
perusahaan agen gas LPG terhadap jumlah laba yang diperoleh perusahaan
agen gas LPG itu sendiri (PT. Endang).
8
2. Menentukan kebijakan manakah yang lebih menguntungkan untuk
perusahaan berdasarkan hasil simulasi kedua model sistem kebijakan.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu
perusahaan untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan (PT.
Endang).
2. Bagi Pemerintah, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
evaluasi terhadap implementasi kebijakan Pertamina dalam pelaksanaan
Program Konversi Minyak Tanah tersebut.
3. Menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang simulasi
menggunakan metode sistem dinamik.
1.6 Sistematika Penulisan
Agar lebih terstruktur, tugas akhir ini disusun dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan secara singkat mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab Kajian Pustaka berisi uraian tentang hasil penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang
dilakukan. Di samping itu juga berisi tentang konsep dan prinsip dasar yang
9
diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian, dasar–dasar teori untuk
mendukung kajian yang akan dilakukan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ketiga ini menguraikan bahan atau materi penelitian, alat, tata cara
penelitian dan data yang akan dikaji serta cara analisis yang dipakai dan sesuai
dengan bagan alir yang telah dibuat.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini menguraikan data–data yang dihasilkan selama penelitian dan
pengolahan data tersebut dengan metode yang telah ditentukan hasil analisis.
BAB V PEMBAHASAN
Bab ini membahas hasil penelitian berupa tabel hasil pengolahan data, grafik,
persamaan atau model serta analisis yang menyangkut penjelasan teoritis
secara kualitatif, kuantitatif maupun statistik dari hasil penelitian dan kajian
untuk menjawab tujuan penelitian.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan memuat pernyataan singkat
dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian serta pembahasan untuk
membuktikan hipotesis atau menjawab permasalahan. Saran dibuat
berdasarkan pengalaman dan pertimbangan penulis, ditujukan kepada para
peneliti dalam bidang yang sejenis, yang ingin melanjutkan dan
mengembangkan penelitian yang telah dilakukan.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Deduktif
2.1.1 Definisi Sistem
Sistem merupakan kesatuan dari objek-objek (elemen-elemen) yang terhubung
melalui sebuah mekanisme tertentu dan terikat dalam hubungan interdependensi, yang
mempunyai tujuan bersama. Dengan demikian, setidaknya ada tiga hal penting berkaitan
dengan sistem yaitu objek atau elemen, interdependensi, dan tujuan.
2.1.2 Karakteristik Sistem
Antar objek di dalam sistem maupun dengan objek di luar sistem terdapat
hubungan yang bersifat umpan balik yang menyebabkan sistem senantiasa bersifat
dinamis. Sedangkan lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang tidak merupakan
bagian dari sistem, tetapi keberadaannya dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi
sistem. Sistem disebut terbuka jika ada objek di luar sistem yang mempengaruhi objek
di dalam sistem, dalam hal sebaliknya, sistem disebut tertutup. Karakteristik yang lain:
sistem bersifat continuous atau discrete bergantung kepada apakah variabel yang
diamati mempunyai nilai pada setiap titik waktu atau hanya pada setiap perode waktu
tertentu, atau bersifat deterministik atau stokastik jika tidak ada atau setidaknya satu
variabel yang probabilistik. Proses karakterisasi sistem ini juga diharapkan
memberikan gambaran model konseptual sistem tersebut, faktor input yang
berpengaruh pada sistem (decision variable) dan output variables yang akan diukur
11
untuk mengevaluasi kinerja sistem tersebut.
2.1.3 Definisi Model
Model merupakan suatu representasi dari sistem. Representasi dapat berbentuk
scaled-down version, pictorial, verbal, schematic maupun simbol -simbol abstrak
(formulasi matematik) yang dikenal dengan model matematik. Jika model yang
diformulasikan sederhana maka solusinya cukup diperoleh secara anailitis (disebut
model analitik), tetapi jika sangat kompleks, solusinya harus menggunakan teknik
komputasi numeris (disebut dengan model simulasi). Dari sistem yang sama dapat
dibangun model yang sederhana sampai model yang kompleks tergantung pada
persepsi, kemampuan, dan sudut pandang analis/peneliti sistem yang bersangkutan.
2.1.4 Karakteristik Model
Ali Basyah Siregar (1991), mengemukakan bahwa karakteristik model yang
baik sebagai ukuran tujuan pemodelan yaitu :
1. Tingkat generalisasi yang tinggi. Makin tinggi tingkat generalisasi model,
maka model tersebut akan dapat memecahkan masalah yang semakin besar,
2. Mekanisme transparansi. Model dapat menjelaskan dinamika sistem secara
rinci,
3. Potensial untuk dikembangkan. Membangkitkan minat peneliti lain untuk
menyelidikinya lebih lanjut,
4. Peka terhadap perubahan asumsi. Hal ini menunjukkan bahwa proses
pemodelan tidak pernah selesai (peka terhadap perubahan lingkungan).
12
2.1.5 Prinsip-prinsip Pemodelan Sistem
a. Elaborasi. Pengembangan model dilakukan secara bertahap dimulai dari
model sederhana hingga diperoleh model yang lebih representatif
b. Sinektik. Pengembangan model yang dilakukan secara analogis (kesamaan-
kesamaan)
c. Iteratif. Pengembangan model yang dilakukan secara berulang-ulang dan
peninjauan kembali.
13
2.1.6 Bagan Proses Pemodelan Sistem
Mulai
Identifikasi Masalah
Estimasi Parameter danSolusi
SimulasiAnalisis Model
Formulasi Model
Karakteristik Sistem
Implementasi
Valid ?
Ya
Tidak
Gambar 2.1. Bagan Proses Pemodelan Sistem
14
2.1.7 Definisi Simulasi
Suatu solusi analitis dari sebuah sistem yang digunakan untuk memecahkan
berbagai masalah atau menguraikan persoalan-persoalan dalam kehidupan nyata yang
penuh dengan ketidakpastian ketika solusi matematis tidak memadai, dengan
menggunakan model atau metode tertentu dan lebih ditekankan pada pemakaian
komputer untuk mendapatkan solusinya.
2.1.8 Keuntungan Simulasi
Keuntungan menggunakan metode simulasi adalah sebagai berikut:
1. Fleksibel
2. Menghemat waktu (compress time) ; kemampuan dari menghemat waktu
ini dapat dilihat dari pekerjaan yang bila dikerjakan akan memakan waktu
tahunan tetapi kemudian dapat disimulasikan hanya dalam beberapa
menit, bahkan dalam beberapa kasus hanya dalam hitungan detik.
3. Dapat melebar-luaskan waktu (expand time) : hal ini terlihat terutama
dalam dunia statistik di mana hasilnya diinginkan tersaji dengan
cepat.Simulasi dapat digunakan untuk menunjukkan perubahan struktur
dari suatu system nyata (Real System) yang sebenarnya tidak dapat diteliti
pada waktu yang seharusnya (Real Time). Dengan demikian simulasi
dapat membantu memprediksi response dari Real System hanya dengan
mengubah data parameter sistem.
4. Dapat mengawasi sumber-sumber yang bervariasi (control sources of
variation) : kemampuan pengawasan dalam simulasi ini tampak terutama
apabila analisis statistik digunakan untuk meninjau hubungan antara
variable bebas (independent) dengan variable terkait (dependent) yang
15
merupakan factor-faktor yang akan dibentuk dalam percobaan.
5. Mengkoreksi kesalahan-kesalahan penghitungan (error in measurement
correction) ; dalam prakteknya, pada suatu kegiatan ataupun percobaan
dapat saja muncul ketidak-benaran dalam mencatat hasil-hasilnya
Sebaliknya dalam simulasi komputer jarang ditemukan kesalahan
perhitungan terutama bila angka-angka diambil dari komputer secara
teratur dan bebas. Komputer mempunyai kemampuan untuk melakukan
penghitungan dengan akurat.
6. Dapat dihentikan dan dijalankan kembali (stop simulation and restart) :
simulasi komputer dapat dihentikan untuk kepentingan peninjauan
ataupun pencatatan semua keadaan yang relevan tanpa berakibat buruk
terhadap program simulasi tersebut. Dalam dunia nyata, percobaan tidak
dapat dihentikan begitu saja. Dalam simulasi komputer, setelah dilakukan
penghentian maka kemudian dapat dengan cepat dijalankan kembali
(restart).
7. Mudah diperbanyak (easy to replicate) : dengan simulasi komputer
percobaan dapat dilakukan setiap saat dan dapat diulang-ulang.
Pengulangan dilakukan terutama untuk mengubah berbagai komponen dan
variabelnya, seperti dengan perubahan pada parameternya, perubahan
pada kondisi operasinya, ataupun dengan memperbanyak output.
8. Tidak bertentangan dengan sistem nyata.
9. Dapat solusi analitis yang menjawab pertanyaan what-if .
16
2.1.9 Kerugian Simulasi
1. Memerlukan masukan managerial yang baik
2. Tidak menghasilkan langsung, solusi yang optimal.
3. Tidak immune terhadap GIGO (Garbage In, Garbage Out). Artinya
apabila kita memasukkan data yang salah, maka kita akan mendapatkan
output simulasi yang salah juga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
simulasi tergantung dari input yang kita masukkan.
2.1.10 Systems Thinking
Sistem merupakan sekelompok komponen yang bekerja bersama-sama untuk
tujuan tetentu. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem ‘Terbuka’ (open) dan sistem
‘Umpan Balik’ (feedback) atau sistem ‘Tertutup’ (closed). Dalam sistem Terbuka,
kegiatan sebelumnya tidak mempengaruhi kegiatan selanjutnya. Sebuah sistem
terbuka tidak ada saling mempengaruhi terhadap kinerja sistem itu sendiri. Sedangkan
pada sistem tertutup kegiatan berikutnya dipengaruhi oleh kegiatan sebelumnya.
Sebuah sistem umpan balik memiliki struktur loop tertutup yang menggambarkan
hasil kejadian sebelumnya mengontrol/mempengaruhi kejadian berikutnya. Sistem
umpan balik dibagi menjadi umpan balik negatif dan umpan balik positif (Forrester,
1968).
Systems Thinking adalah sebuah sebuah konsep untuk memahami
permasalahan-permasalahan yang kompleks dan perubahan-perubahan yang terjadi
didalamnya. Systems Thinking mempunyai 3 dimensi, yaitu; paradigma, bahasa, dan
metodologi. Syarat awal untuk memulai systems thinking adalah adanya kesadaran
untuk mengapresiasi dan memikirkan suatu kejadian sebagai sebuah sistem (systemic
approach). Kejadian apapun, baik fisik maupun non fisik, dipikirkan sebagai unjuk
17
kerja atau dapat berkaitan dengan unjuk kerja dan keseluruhan interaksi antar unsur
dalam batas lingkungan tertentu (Forrester, 1968).
Berdasarkan pemahaman tentang kejadian sistemik tersebut, maka ada lima
langkah yang harus ditempuh untuk menghasilkan model (bangunan pemikiran) yang
bersifat sistemik. Kelima langkah tersebut adalah:
1. Identifikasi proses untuk menghasilkan kejadian nyata.
2. Identifikasi kejadian yang diinginkan (desired state).
3. Identifikasi kesenjangan antara kenyataan dengan keinginan.
4. Identifikasi mekanisme untuk menutup kesenjangan.
5. Analisis kebijakan.
Endang dan Lukmanulhakim (2008) menambahkan beberapa poin mengenai
definisi systems thinking diantarannya yaitu, “Systems thinking merupakan suatu
kerangka kerja untuk melihat hubungan saling keterkaitan dan pola-pola daripada
potret sesaat dan systems thinking berisi sekumpulan prinsip, perangkat, dan teknik
yang memungkinkan kita dapat memahami permasalahan-permasalahan system
dengan lebih baik.”
2.1.11 Sistem Dinamis
Metode sistem dinamis berhubungan erat dengan pertanyaan-pertanyaan
tentang trend atau pola perilaku dinamik(sejalan dengan bertambahnya waktu) dari
sebuah system yang kompleks. Penggunaan sistem dinamik diarahkan kepada
bagaimana dengan memahami perilaku sistem tersebut orang dapat meningkatkan
efektivitas dalam merencanakan suatu kebijakan dan pemecahan masalah yang timbul
(Muhammadi et.al, 2001).
18
Objek yang dimodelkan dalam metode sistem dinamik adalah struktur
informasi system. Model tersebut berisi faktor-faktor, sumber-sumber informasi, dan
jaringan aliran informasi yang menghubungkan keduanya. Analog fisik dan matematik
untuk struktur informasi itu dapat dibuat dengan mudah. Sebagai analog fisik, sumber
informasi adalah suatu gudang sedangkan keputusan adalah aliran yang masuk ke
dalam atau ke luar dari gudang. Dalam analogi matematik, gudang dinyatakan sebagai
variable keadaan, sedangkan keputusan merupakan turunan dari variable keadaan
tersebut (Muhammadi et.al, 2001). Pembuatan model dan simulasi model sebagai
bagian dari metode sistem dinamik dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Pembuatan Konsep
2. Pembuatan Model
3. Simulasi Model
4. Validasi Model
5. Analisis Kebijakan
2.1.12 Konsep Sistem dalam Metode Sistem Dinamis
Dalam metode Sistem Dinamik, konsep sistem yang berlaku mengacu pada
sistem tertutup (closed system) atau sistem yang mempunyai umpan balik (feedback
system). Struktur yang terbentuk dari loop umpan balik tersebut akan menghubungkan
sebuah keluaran pada suatu periode tertentu dengan masukan pada periode yang akan
datang. Jadi sistem umpan balik yang ada pada akhirnya memiliki kemampuan untuk
mengendalikan dirinya sendiri dalam mencapai tujuan tertentu yang
diidentifikasikannya sendiri. Loop yang menjadi kerangka dasar sistem dinamis
tersebut merupakan rangkaian tertutup yang menghubungkan masing-masing
komponen/sektor yang terkait dalam sistem nyata secara komprehensif dan runtut.
19
Komprehensif mengindikasikan bahwa setiap komponen yang memiliki kompetensi
terhadap obyek pengamatan akan dimodelkan dalam loop tertutup tersebut. Adapun
komponen yang dimaksud meliputi variabel keputusan yang bertindak sebagai
pengendali tindakan, level (state) dari suatu system (Muhammadi et.al, 2001).
Informasi yang tersedia merupakan dasar pengambilan keputusan yang
merubah keadaan sistem. Informasi ini seharusnya berasal dari keadaan (level) sistem
sebenarnya. Namun, informasi tersebut dapat saja salah atau terlambat karena
informasi yang ada bukan berasal dari sistem nyata yang diamati, melainkan berasal
dari model sistem yang diamati oleh kita, sehingga dasar pengambilan keputusan
berasal dari model sistem dinamis yang telah kita susun (Muhammadi et.al, 2001).
Proses umpan balik dalam metode sistem dinamis, dapat dibagi menjadi dua
jenis yaitu umpan balik positif dan umpan balik negatif . Umpan balik positif atau
juga yang biasa disebut dengan Reinforcing Loop merupakan Loop yang menciptakan
proses pertumbuhan, dimana suatu kejadian akan mengakibatkan bertambahnya nilai
ukuran variabel tersebut pada kejadian berikutnya secara terus-menerus (Coyle, 1996).
Umpan balik ini memiliki ciri adanya ketidakstabilan, ketidakseimbangan, dan
pertumbuhan. Contoh umpan balik positif adalah pada tingkat pertumbuhan penduduk
dengan tingkat kelahiran (Coyle, 1996).
Gambar 2.2. Diagram Umpan Balik Positif
PendudukKelahiran
+
+
20
Umpan balik yang lain adalah umpan balik negatif atau biasa disebut dengan
negative/balancing Loop . Umpan balik ini memiliki perilaku untuk selalu mencapai
tujuan tertentu (goal seeking). Umpan balik ini selalu berusaha untuk selalu
memberikan koreksi sebagai tindakan dalam mengatasi kegagalan dalam mencapai
tujuan, oleh karenanya umpan balik ini juga dikenal sebagai umpan balik
keseimbangan. Contoh penggunaan umpan balik negatif adalah hubungan antara
tingkat pertumbuhan penduduk dengan tingkat kematian (Coyle, 1996).
Gambar 2.3. Diagram Umpan Balik Negatif
2.1.13 Tujuan Model Sistem Dinamis
Model sistem dinamis bukan dibuat hanya untuk memberikan proses
peramalan atau prediksi semata, tetapi lebih jauh dari itu sistem dinamis ditujukan
untuk memahami karakteristik dan perilaku mekanisme proses internal yang terjadi
dalam suatu sistem tertentu. Sistem dinamis sangat efektif digunakan pada sistem
yang membutuhkan tingkat pengelolaan akan data yang banyak dengan baik. Dengan
fleksibilitas yang dimiliki maka hal ini akan membantu dalam melakukan proses
formulasi model, penentuan batasan model, validasi model, analisis kebijakan, serta
penerapan model (Maani, Cavana, 2000) .
-
-
KematianPenduduk
21
2.1.14 Batasan Tertutup
Batasan sistem secara implisit menyatakan bahwa tidak ada pengaruh dari luar
batas tersebut yang diperlukan untuk membangkitkan perilaku dari sistem yang
diamati. Batasan sistem digambarkan sebagai sebuah garis imajiner yang memisahkan
segala komponen yang kita amati di dalam sistem dan segala sesuatu yang mungkin
bisa mempengaruhi sistem namun berada diluar sistem yang diamati (Wikner, 2005).
Kriteria utama untuk menentukan batas sistem dengan benar adalah dengan membuat
diagram umpan balik tertutup. Loop ini dibuat berdasarkan perilaku tertentu dari
sistem yang kita anggap paling menarik dan merupakan titik awal dari pengamatan
kita, serta berbagai gejala yang teramati (Sterman, 2000).
Untuk menentukan komponen mana yang harus berada di dalam batasan
sistem atau di luar, kita harus membedakan komponen yang secara eksplisit ada di
dalam, secara eksplisit ada di luar, dan secara implisit ada di dalam. Pembedaan ini
dilakukan dengan cara agregasi dan interpretasi variabel dan dihubungkan dengan
tujuan pengamatan sistem yang diinginkan (Sterman, 2000).
2.1.15 Bentuk Model Sistem Dinamis
Bentuk model Sistem Dinamis yang merepresentasikan struktur diagram
umpan balik adalah diagram sebab-akibat atau yang biasa dikenal dengan Causal
Loop Diagram. Diagram ini menunjukkan arah aliran perubahan variabel dan
polaritasnya. Polaritas aliran sebagaimana diungkapkan di atas dibagi menjadi positif
dan negatif. Bentuk diagram lain yang juga menggambarkan struktur model sistem
dinamis adalah Diagram Aliran atau Flow Diagram. Diagram aliran
merepresentasikan hubungan antar variabel yang telah dibuat dalam diagram sebab-
22
akibat dengan lebih jelas, dengan menggunakan berbagai simbol tertentu untuk
berbagai variabel yang terlibat (Sushil, 1993).
2.1.16 Tahapan Pemodelan dalam Sistem Dinamis
Proses pembuatan dan pengembangan model menggunakan metodologi sistem
dinamik melibatkan tahapan-tahapan berikut (Stermann, 2000):
1. Artikulasi Permasalahan (Identifikasi dan definisi Permasalahan)
Tahapan yang paling penting dalam pemodelan sistem dinamik adalah
artikulasi permasalahan. Apa isu yang menjadi perhatian kita? Apa
permasalahan yang akan kita coba untuk diketahui dan diamati? Apa
permasalahan nyatanya, tidak hanya gejalanya yang sulit? Bagaimana kita
mengartikulasikan permasalahn umpan balik dinamik (pemilihan batas).
Permasalahan harus tidak hanya dinamik, akan tetapi juga mempunyai
sifat umpan balik. Permasalahan-permasalahan dinamik yang digerakkan
oleh variabel eksternal tidak berarti dalam topik sistem dinamik (studi
sistem dinamik lebih melihat variabel endogen). Permasalahn dinamik
dinyatakan dengan pola-pola perilaku yang mungkin dapat diobservasi
dari data yang diplot atau pola perilaku tersebutdiperoleh dengan metode
deduksi dari informasi kualitatif yang tersedia.
2. Memformulasikan Hipotesis Dinamik dan Konseptualisasi Model
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk membangun sebuah hipotesis, suatu
teori kerja yang menjelaskan sebab dibalik permasalahan dinamik. Karena
teori seharusnya menjelaskan dinamika perilaku sistem berdasarkan atas
umpan balik dan interaksi antara berbagai komponen yang berbeda, dan
ini menggambarkan cara pandang pengambil keputusan yang terlibat yang
23
dapat mempengaruhi permasalahan dalam sistem, untuk membangun hipo
tesis untuk menjelaskan permasalahan. Sistem dinamik mencari penjelasan
fenomena berdasarkan variabel-variabel endogen daripada variabel-
variabel eksogen. Penjelasan-penjelasan yang didasarkan atas variabel
eksogen tidak banyak gunanya ketika mereka mengartikulasikan dinamika
variabel endogen dalam konteks variabel eksogen yang perilakunya
diasumsikan pada awalnya dan tidak dapat diubah.
3. Pembuatan Model Dinamik (Model Simulasi)
Pada tahap ini, proses pemodelan melibatkan pembuatan model formal
yang lengkap dengan berbagai formulasi matematis yang menjelaskan
hubungan sebab-akibat semua variabel, mengestimasi nilai-nilai parameter
numerik dan nilai awal stock yang merepresentasikan sistem serta menguji
konsistensi model secar internal terhadap hipotesis-hipotesis dinamik.
4. Pengujian dan Validasi Model
Uji perilaku dirancang untuk membandingkan apakah perilaku model yang
dibangun untuk variabel-variabel kunci dapat mewakili dan
merepresentasikan kondisi nyatanya. Pengukuran pola-pola perilaku
melibatkan kemiringan (slope), nilai maksimum dan minimum, periode
dan amplitudo osilasi, titik belok, dan sebagainya. Dua prinsip yang kritis
adalah : pertama, jika validasi struktural tidak dilakukan pertama kali,
maka validasi perilaku menjadi tidak berarti dalam sistem dinamik, dan
kedua, pengujian perilaku tidak membandingkan nilai tiap nilai (point to
point) perilaku model dengan perilaku nyatanya.
24
5. Analisis Model
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk memahami pentingnya sifat-sifat
dinamika dari model. Ini dapat dilakukan sangat sulit (kadang-kadang
sebagian) dengan menggunakan metode matematik/analitik. Meskipun ini
tidak mungkin untuk menemukan solusi persamaan-persamaan model
sistem dinamik secara matematik, kita kadang dapat menemukan level
yang konstan setimbang dan menentyukan stabilitasnya. Lebih umum,
analisis dilakukan dengan percobaan simulasi. Serangkaian logika yang
berkaitan dengan simulasi dapat memberikan hasil yang cukup, informasi
yang reliable (meskipun tidak tepat) tentang sifat-sifat model.
Menjalankan simulasi ini dikenal dengan uji sensitivitas, ketika mereka
mencoba dinilai seberapa besar perilaku output berubah sebagai hasil dari
perubahan dari parameter, input, dan kondisi awal, bentuk fungsi, atau
perubahan struktur lainnya.
6. Perancangan untuk Perbaikan
Tahap akhir adalah menguji alternatif-alternatif kebijakan yang baru
untuk melihat seberapa besar kemungkinan model dapat memperbaiki
dinamika model. Dalam tahapan akhir ini, alternatif kebijakan dirancang
dan kemudian diuji dengan menjalankan simulasi.
7. Implementasi
Tahapan ini dapat diterapkan jika studi sistem dinamik merupakan sebuah
studi yang dapat diaplikasikan. Tahap ini merupakan tahap yang penting
karena keberhasilan utama dari sebuah proyek aplikasi sistem dinamik
berarti suatu demonstrasi dan peningkatan sistem yang terus menerus.
Keberhasilan implementasi dalam beberapa pengertian bergantung pada
25
kondisi spesifikasi proyek yang tidak dapat diungkapkan dalam aturan
atau prosedur umum.
2.1.17 Software Powersim
Software Powersim merupakan dynamic systems tools untuk memodelkan dan
mensimulasikan sistem yang ingin dianalisa serta memvalidasikan hasil simulasi
tersebut kemudian.
Variabel Level atau Variabel State menggambarkan suatu kondisi sistem pada
setiap saat. Varibel ini dinyatakan dengan sebuah besaran kuantitas terakumulasi
sebagai akibat aktivitas aliran sepanjang waktu. Variabel Rate menggambarkan suatu
aktivitas, pergerakan (movement), dan aliran yang berkontribusi terhadap perubahan
per satuan waktu dalam suatu level yang dinyatakan dalam suatu besaran laju
perubahan. Variabel Auxilliary merupakan variabel tambahan untuk menyederhanakan
hubungan informasi antara level dan rate. Variabel ini dinyatakan dalam persamaan
matematik yang pada dasarnya merupakan bagian dari persamaan rate. Variabel
eksogen merupakan pernyataan dari variabel luar sistem yang mempengaruhi sistem
yang diselidiki. Variabel ini dinyatakan dalam bentuk fungsi dari waktu (Endang,
Lukmanulhakim, 2008).
Parameter atau konstanta merupakan input informasi untuk rate secara
langsung maupun melalui variabel auxilliary. Parameter dinyatakan dalam persamaan
parameter dan nilainya dapat diubah dalam periode simulasi lainnya sesuai dengan