KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR1. Keterampilan Bertanya
Keterampilan ini sangat diperlukan dan dikuasai oleh seorang
guru, karena hampir semua kegiatan belajar, guru mengajukan
pertanyaan dan kualitas pertanyaan menentukan kualitas jawaban
pertanyaan tersebut dari siswa. Pertanyaan guru dapat mengaktifkan
siswa sehingga terlibat secara optimal dalam pembelajaran, di
samping mengecek pemahaman murid terhadap materi yang dibahas.
Keterlibatan ini akan mampu memotivasi murid untuk belajar karena
ia merasa ikut berperan dalam pembelajaran. Perlu ditekankan, bahwa
dalam konteks ini, yang dimaksud dengan pertanyaan adalah semua
pertanyaan guru (tidak terlepas dari kalimat tanya) yang meminta
respon dari siswa, dengan demikian, kalimat perintah dan kalimat
tanya, dalam konteks ini, termasuk ke dalam jenis pertanyaan.
Keterampilan bertanya sebagai berikut:Keterampilan bertanya dasar
yang terdiri dari komponen-komponen berikut: a. Pengungkapan
pertanyaan secara jelas dan singkat, memudahkan murid untuk
memahaminya. Pemberian acuan, yaitu informasi yang diberikan
sebelum mengajukan pertanyaan. Informasi ini diperlukan untuk
menjawab pertanyaan. b. Pemusatan perhatian, kadang-kadang guru
perlu memulai pertanyaan dengan cakupan yang luas, kemudian
memusatkan perhatian murid pada satu tugas yang lebih sempit.c.
Penyebaran pertanyaan, yang diajukan kepada murid, hendaknya
ditujukan ke seluruh kelas, bukan kepada murid tertentu. Setelah
memberikan waktu sejenak untuk berpikir, barulah guru menunjuk
secara acak murid lain untuk menanggapi jawaban temannya.d.
Pemindahan giliran. Satu pertanyaan yang kompleks dapat dijawab
oleh beberapa murid, sehingga semua ak`tif untuk memikirkan
pertanyaan yang diberikan.e. Pemberian waktu berpikir. Setelah
mengajukan pertanyaan, guru hendaknya memberikan kesempatan kepada
murid untuk berpikir, sebelum menjawab.f. Pemberian tuntuna`n. Jika
pertanyaan guru tidak dapat dijawab oleh murid, guru hendaknya
memberikan tuntunan. Tuntunan dapat diberikan dengan cara:
mengungkapkan pertanyaan dengan cara lain; menyederhanakan
pertanyaan; dan mengulangi penjelasan (acuan)
sebelumnya.Keterampilan bertanya lanjut, yang terdiri dari
komponen-komponen berikut: 1. Mengubah tuntutan tingkat kognitif
dalam dalam menjawab pertanyaan, yaitu dari tingkat yang paling
rendah (mengingat) ke tingkat yang ting gi, seperti memahami,
menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. 2.
Pengaturan urutan pertanyaan, yaitu mulai pertanyaan yang paling
sederhana diikuti dengan yang kompleks, sampai kepada pertanyaan
yang paling kompleks 3. Penggunan pernyaan pelacak dengan berbagai
tekhnik seperti: Klarifikasi, yaitu meminta penjelasan lebih lanjut
atas jawaban siswa. Meminta siswa memberi alasan atas jawabannya
Meminta ketepatan jawaban Meminta jawaban yang lebih relevan
Meminta contoh Meminta jawaban yang lebih kompleksDalam menerap
keterampilan bertanya, guru perlu menghindari kebiasaan sebagai
berikut: - mengulangi pertanyaan sendiri atau pertanyaan siswa -
menjawab pertanyaan sendiri - menunjuk dulu sebelum bertanya -
mengajukan pertanyaan yang mengundang jawaban serempak- mengajukan
pertanyaan ganda ( pertanyaan dengan jawaban ganda) Jika seluruh
keterampilan ini dikuasi oleh guru maka ia akan mampu bertanya
efektif, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran, yang sekaligus berarti meningkatkan keefektifan
pembelajaran.2. Ketrampilan Memberikan PenguatanPenguatan adalah
respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Seorang guru
perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena penguatan
merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan penampilannya,
serta dapat meningkatkan perhatian. Penguatan dapat diberikan dalam
bentuk: a. Verbal, yaitu berupa kata-kata, kalimat pujian, seperti
bagus, tepat sekali, atau saya puas akan pekerjaanmu. b. Nonverbal,
yaitu berupa: - gerak mendekati, - mimik dan gerakan badan, -
sentuhan, - kegiatan yang menyenangkan, serta - token (symbol atau
benda kecil lain).Dalam memberikan penguatan, guru perlu
memperhatikan hal-hal berikut. a. Penguatan harus diberikan dengan
hangat dan antusias sehingga peserta dapat merasakan kehangatan
tersebut. b. Penguatan yang diberikan harus bermakna, yaitu sesuai
dengan perilaku yang diberi penguatan. c. Hindarkan respon negative
terhadap jawaban peserta. d. Peserta yang diberikan penguatan harus
jelas (sebutkan namanya, tujukan pandangan kepadanya). e. Penguatan
dapat juga diberikan kepada kelompok peserta tertentu. f. Agar
menjadi lebih efektif, penguatan harus diberikan segera setelah
perilaku yang baik. g. Jenis penguatan yang diberikan hendaknya
bervariasi.3. Ketrampil n Mengadakan VariasiKehidupan akan lebih
menarik jika dijalani dengan penuh variasi. Dalam kegiatan belajar
mengajar ada perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan motivasi para siswa, serta mengarungi kejenuhan dan
kebosanan.Variasi dalam kegiatan belajar-mengajar dapat
dikelompokkan menjadi 3 bagian. a. Variasi d alam gaya mengajar,
yang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti: 1. Variasi
suara: rendah, tinggi, besar, kecil, 2. Memusatkan perhatian 3.
Membuat kesenyapan sejenak 4. Mengadakan kontak pandang 5. Variasi
gerakan badan dan mimik, dan 6. Mengubah posisi, misalnya dari
depan kelas ke tengah atau ke belakang kelas. b. Variasi dalam
penggunaan dalam media dan bahan pelajaran, yang meliputi: 1.
Variasi alat dan bahan yang bisa dilihat 2. Variasi alat dan bahan
yang dapat didengar, serta 3. Variasi alat dan bahan yang dapat
diraba dan dimanipulasi. c. Variasi dalam pola interaksi dan
kegiatan Pola interaksi dapat berbentuk: klasikal, kelompok, dan
perorangan sesuai dengan keperluan, sedangkan variasi kegiatan
dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi,
latihan, atau demonstrasi. Variasi yang dilakukan guru hendaknya
sesuai dengan kondisi kelas, lancar, dan logis, sehingga tidak
mengganggu alur pembelajaran yang sedang berlangsung Tugasnya,
setiap variasi harus mempunyai tujuan/sasaran yang jelas, dan bukan
dilakukan hanya untuk tujuan variasi.4. Ketrampilan
MenjelaskanDalam kaitan dengan kegiatan belajar mengajar- mengajar,
menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata
urutan yang terencana secara sistimatis, sehingga dengan mudah
dapat dipahami oleh siswa definisi ini dapat dipahami bahwa
keterampilan menjelaskan mutlak perlu dimiliki oleh para guru.
Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk: - Membimbing siswa memahami
berbagai konsep, hukum, prinsip, atau prosedur- Membimbing siswa
menjawab pertanyaan mengapa secara bernalar - Melibatkan siswa
untuk berfikir - Mendapatkan balikan mengenal pemahaman siswa,
serta - Mendorong murid menghayati berbagai proses
penalaran.Kerampilan menjelaskan terdiri dari berbagai komponen
sebagai berikut. Komponen merencanakan penjelasan, yang mencakup:
a. Isi pesan (pokok-pokok materi) yang dipilih dan disusun secara
sistematis di sertai dengan contoh-contoh, dan b. Hal-hal yang
berkaitan dengan karakteristik penerima pesan siswa. Ketika
merencanakan isi pesan (pokok-pokok materi), karateristik siswa
haruslah dipertimbangkan, sehingga materi mudah dicerna. Misalnya,
penggunaan istilah/bahasa dan tingkat kesukaran materi haruslah
disesuaikan dengan karateritik siswa.Dalam menerapkan keterampilan
menjelaskan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut. a.
Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir
pelajaran sesuai dengan keperluan. b. Penjelasan harus relevan
dengan tujuan. c. Materi yang dijelaskan harus bermakna d.
Penjelasan yang diberikan sesuai degan kemampuan dan latar belakang
siswa.5. Ketrampilan Membuka dan Menutup pelajaranMembuka pelajaran
adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana
siap mental dan penuh perhatian pada diri siswa. Sedangkan menutup
pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru/ untuk mengakhiri
kegiatan inti pelajaran. Tujuan kegiatan membuka dan menutup
pelajaran adalah untuk: 1. membangkitkan motivasi dan perhatian
siswa, 2. membuat siswa memahami batas tugasnya, 3. membantu siswa
memahami hubungan berbagai materi yang disajikan, dan 4. membantu
mahasiswa mengetahui tingkat berhasilnya.Komponen-komponen
keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah sebagai berikut.
1. Membuka pelajaran, mencakup hal-hal berikut. a. Menarik
perhatian siswa dengan berbagai cara, seperti menciptakan satu
kejadian yang menarik. b. Menimbulkan motivasi dengan: kehangatan
dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide
yang bertentangan, dan memperhatikan minat siswa. c. Memberikan
acuan dengan cara:- mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, -
menyarankan langka-langka yang akan dilakukan, - mengingatkan
masalah pokok yang akan dibahas, dan - mengajukan pertanyaan. d.
Membuat kaitan, dengan cara: - mengajukan pertanyaan atau persepsi,
atau - mengkaji ulang pelajaran yang lalu. 2. Menutup pelajaran,
mencakup hal-hal berikut: a. Meninjau kembali, dengan cara
merangkum atau membuat ringkasan, b. Mengadakan evaluasi penguasaan
siswa, dengan meminta mereka: - mendemostrasikan keterampilan, -
menerapkan ide baru pada situasi lain, - mengekspresikan pendapat
sendiri - memberikan soal-soal tertulis. c. Memberikan tindak
lanjut, yang dapat berupa pekerjaan rumah, merancang sesuatu, atau
bekunjung kesuatu tempat. Keterampilan membuka pelajaran akan
merupakan awal keberhasilan seorang guru karena kiat membuka
pelajaran sangat menentukan termotivasi tidaknya siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran
menentukan tingkat pemantapan pembelajaran yang dilakukan. Tidak
semua keterampilan yang disebutkan di atas harus ditampilkan pada
setiap membuka dan menutup pelajaran. Guru dapat memilih
cara/keterampilan yang paling sesuai dengan tujuan, materi, siswa,
serta kondisi kelas. Kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak
saja dilakukan pada awal dan akhir kegiatan, tetapi juga pada awal
dan akhir kegiatan, tetapi juga pada awal dan akhir setiap penggal
kegiatan, dengan catatan bahwa: kegiatan ini harus bemakna dan
berkesinambungan.6. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok
KecilDiskusi kelompok kecil merupakan salah satu bentuk kegiatan
belajar - mengajar yang penggunaannya cukup sering diperlukan.
Ciri-ciri diskusi kelompok kecil adalah: a. Melibatkan 3-9 orang
peserta, b. Berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal,
artinya setiap anggota dapat berkomunikasi langsung dengan anggota
lainnya, c. Mempunyai tujuan yang dicapai dengan kerja sama antara
anggota lainnya, d. Berlangsung menurut proses yang sistematis.
Diskusi kelompok kecil memungkinkan siswa: a. Berbagi informasi dan
pengalaman dalam memecahkan masalah, b. Meningkatkan pemahaman atas
masalah penting, c. Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan, d. Mengembangkan kemampuan berfikir dan
berkomunikasi, serta e. Membina kerja sama yang sehat, kelompok
yang kohesif, dan bertanggungjawab.Komponen keterampilan yang perlu
dimiliki oleh pemimpin diskusi kelompok kecil adalah sebagai
berikut. a. Memusatkan perhatian, yang dapat dilakukan dengan cara:
- Merumuskan tujuan diskusi secara jelas - Merumuskan kembali
masalah, jika terjadi penyimpangan, - Menandai hal-hal yang tidak
relevan jika terjadi penyimpangan, serta - Merangkum hasil
pembicaraan pada saat-saat tertentu. b. Memperbesar masalah atau
urutan pendapat, dengan cara: - Menguraikan kembali atau merangkum
urutan pendapat peserta,- Mengajukan pertanyaan pada anggota
kelompok tentang pendapat anggota lain, atau - Menguraikan gagasan
anggota kelompok dengan tambahan informasi. c. Menganalisis
pandangan siswa, dengan cara: - Meneliti apakah alasan yang
dikemukakan punya dasar yang kuat, dan - Memperjelas hal-hal yang
disepakati dan yang tidak disepakati. d. Meningkatkan urusan siswa,
dengan cara: - Mengajukan pertanyaan kunci yang menentang mereka
untuk berpikir, - Memberi contoh pada saat yang tepat, -
Menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan yang mengundang
perbedaan pendapat, - Memberi waktu untuk berpikir, dan -
Mendengarkan dengan penuh perhatian e. Menyebarkan kesempatan
berpartipasi, dengan cara: - Memancing pendapat peserta yang enggan
berpartisipasi - Memberikan kesempatan pertama pada peserta yang
enggan berpatisipasi, - Mencegah secara bijaksana peserta yang suka
memonopoli pembicaraan, - Mendorong siswa untuk mengomentari
pendapat temanya, serta - Meminta pendapat siswa jika terjadi jalan
buntu. f. Menutup diskusi yang dapat dilakukan dengan cara: -
Merangkum hasil diskusi, - Memberikan gambaran tindak lanjut, atau
- Mengajak para siswa menilai proses diskusi yang telah
berlangsung. Dalam pelaksanaan diskusi, perlu diperhatikan hal-hal
berikut. a. Diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim terbuka, b.
Diskusi yang efektif selalu didahului oleh perencanaan yang matang,
yang mencakup: 1. Topik yang sesuai 2. Persiapan/pemberian
informasi pendahuluan, 3. Menyiapkan diri sebagai pemimpin diskusi,
4. Pembentukan kelompok diskusi, serta 5. Pengaturan tempat duduk
yang memungkinkan semua anggota kelompok bertatap muka.7.
Ketrampilan Mengelola KelasKeterampilan mengelola kelas adalah
keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas
yang optimal guna terjadinya proses belajar-mengajar yang serasi
dan efektif. Guru perlu menguasai keterampilan ini agar dapat: -
Mendorong siswa mengembangkan tanggungjawab individu maupun
klasikal dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta
aktivitas yang sedang berlangsung.- Menyadari kebutuhan siswa serta
- Memberikan respon yang efektif terhadap perilaku siswa.
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal. Penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal dapat dilakukan dengan cara berikut: -
Menunjukkan sikap tanggap dengan cara: memandang secara seksama,
mendekati, memberikan pertanyaan atau memberi reaksi terhadap
gangguan dalam kelas.- Membagi perhatian secara visual dan verbal.
- Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan siswa dan
menuntut tanggung jawab siswa. - Memberi petunjuk-petunjuk yang
jelas - Menegur secara bijaksana, yaitu secara jelas dan tegas,
bukan berupa peringatan atau ocehan, serta membuat aturan. -
Memberikan penguatan bila perlu. Keterampilan yang berhubungan
dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini
berkaitan dengan respon guru terhadap respon negative siswa yang
berkelanjutan. Untuk mengatasi hal ini guru dapat menggunakan 3
jenis strategi yaitu: modifikasi tingkah laku, pengelolaan (proses)
kelompok, serta menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan
masalah. a. Modifikasi Tingkah Laku Dalam strategi ini terhadap 3
hal komponen yang harus dikuasai guru yaitu: (1) Mengajarkan
tingkah laku baru yang diinginkan dengan cara memberikan contoh dan
bimbingan, (2) Meningkatkan dan memunculkan tingkah laku siswa yang
baik dengan memberikan penguatan, dan (3) Mengurangi munculnya
tingkah laku yang kurang baik dengan memberi hukuman.Ketika hal ini
harus dilakukan guru dengan catatan bahwa: (1) Pelaksanaan
dilakukan segera setelah perilaku terjadi, serta (2) Hukuman harus
dilakukan secara pribadi dan tersendiri, hanya bila diperlukan.
Pengelolaan/ Proses kelompok Dalam strategi ini, kelompok
dimanfaatkan dalam memecahkan masalah- masalah pengelolaan kelas
yang muncul, terutama melalui diskusi. Dua hal yang perlu dilakukan
guru adalah: (1) Memperlancar tugas-tugas dengan cara mengusahakan
terjadinya kerjasama dan memantapkan standar serta prosedur kerja;
serta (2) Memelihara kegiatan kelompok, dengan cara memelihara dan
memulihkan semangat, menangani konflik yang timbul, serta
memperkecil masalah yang timbul. Menemukan dan mengatasi tingkah
laku yang menimbulkan masalah. Dalam strategi ini perlu ditekankan
bahwa setiap tingkah laku yang keliru merupakan gejala dari suatu
sebab. Untuk mengatasinya, ada berbagai teknik yang dapat
ditekankan sesuai dengan hakikat tersebut, yaitu sebagai berikut:
(1) pengabaikan yang direncanakan, (2) campur tangan dengan
isyarat, (3) mengawasi dari dekat, (4) mengakui perasaan negative
siswa, (5) mendorong kesadaran siswa untuk mengungkapkan
perasaannya, (6) menjauhkan benda-benda yang bersifat mengganggu,
(7) menyusun kembali program belajar,(8) menghilangkan ketegangan
dengan humor (9) menghilangkan penyebab gangguan (10) pengekangan
secara fisik, dan (11) pengasinganDalam menerapkan keterampilan
mengelola kelas, perlu diingat 6 prinsip berikut. - Kehangatan dan
keantusiasan dalam mengajar, yang dapat menciptakan iklim kelas
yang menyenangkan. - Menggunakan kata-kata atau tindakan yang dapat
menantang siswa untuk berpikir. - Menggunakan berbagai variasi yang
dapat menghilangkan kebosanan - Keluwesan guru dalam pelaksanaan
tugas - Penekanan pada hal-hal yang bersifat positif - Penanaman
disiplin diri sendiri Selanjutnya, dalam mengelola kelas, guru
hendaknya menghindari hal-hal sebagai berikut. 1. Campur tangan
yang berlebihan. 2. Kesenyapan/penghentian suatu
pembicaraan/kegiatan karena ketidaksiapan guru. 3. Ketidak siapan
memulai dan mengakhiri pelajaran. 4. Penyimpangan, terutama yang
berkaitan dengan disiplin diri. 5. Bertele-tele. 6. Pengulangan
penjelasan yang tidak diperlukan.8. Ketrampilan Mengajar Kelompok
Kecil dan PerseoranganMengajar kelompok kecil dan individual,
terjadi dalam konteks pengajaran klasikal. Di dalam kelas, seorang
guru mungkin menghadapi banyak kelompok kecil serta banyak siswa
yang masing-masing diberi kesempatan belajar secara kelompok atau
secara individual. Penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil
dan individual memungkinkan guru mengelola kegiatan jenis ini
secara efektif dan efesien serta memainkan perannya sebagai: -
Organisator kegiatan belajar-mengajar, - Sumber informasi bagi
siswa,- Pendorong bagi siswa untuk belajar, - Penyedia materi dan
kesempatan belajar bagi siswa, - Pendiagnosa dan pemberi bantuan
kepada siswa sesuai dengan kebutuhannya, serta - Peserta kegiatan
yang punya hak dan kewajiban seperti peserta lainnya.Pelajaran
kelompok kecil dan individual masing-masing memerlukan keterampilan
yang berkaitan dengan penanganan siswa dan penanganan tugas. Ada 4
kelompok keterampilan yang perlu dikuasai oleh guru dalam kaitan
ini, yaitu sebagai berikut. Keterampilan mengadakan pendekatan
secara pribadi, yang dapat ditunjukkan dengan cara: Kehangatan dan
kepekaan terhadap kebutuhan siswa, Mendengarkan secara simpatik
gagasan yang dikemukakan siswa, Memberikan respon positif terhadap
gagasan siswa, Membangun hubungan saling mempercayai, Menunjukkan
kesiapan untuk membantu siswa, tanpa kecenderungan mendominasi,
Menerima perasaan siswa dengan penuh perhatian dan keterbukaan,
serta Mengendalikan situasi agar siswa merasa aman. Keterampilan
mengorganisasikan, yang ditampilkan dengan cara: Memberi orientasi
umum, Memuarisasikan kegiatan, Membentuk kelompok yang tepat,
Mengkoordinasikan kegiatan, Membagi-bagi perhatian dalam berbagai
tugas, serta Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi berupa laporan
atau kesepakatan. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar,
yang dapat ditampilkan dalam bentuk: Memberi penguatan yang sesuai,
Mengembangkan supervisi proses awal yang mencakup sikap tanggap
terhadap keadaan siswa pada awal kegiatan, Mengadakan supervisi
proses lanjut, yang berupa bantuan yang diberikan secara selektif,
berupa: (1) pelajaran tambahan, bila perlu, (2) melibatkan diri
sebagai peserta diskusi, (3) memimpin diskusi, jika perlu, dan (4)
bertindak sebagai katalisator, Mengadakan supervisi pemanduan,
dengan cara mendekati setiap kelompok/perorongan agar mereka siap
untuk mengikuti kegiatan akhir. Keterampilan merencanakan dan
melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, yang meliputi hal-hal
berikut: - Menetapkan tujuan pembelajaran. - Merencanakan kegiatan
belajar. - Berperan sebagai penasehat. - Membantu mahasiswa menilai
kemajuan sendiri.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
mengajar kelompok kecil yaitu:a. Variasi pengorganisasian kelas
besar, kelompok, individual disesuaikan dengan tujuan yang dicapai,
kemampuan siswa, ketersediaan fasilitas, waktu, serta kemampuan
dosen. b. Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam
kelompok kecil dan indifidual. Informasi umum sebaiknya disampaikan
secara klasikal. c. Pengajaran kelompok kecil yang efektif selalu
diakhiri dengan suatu kulminasi berupa rangkuman, pemantapan,
kesepakatan, laporan, dan sebagainya. d. Guru perlu mengenal siswa
secara individual agar dapat mengatur kondisi belajar dengan
tepat.e. Dalam kegiatan individual, siswa dapat belajar secara
bebas dengan bahan yang disiapkan.Posted by Nurmala Rahim on
Thursday, February 6, 2014 - Rating: 4.5 Title : 8 Keterampilan
Dasar MengajarDescription : KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1.
Keterampilan Bertanya Keterampilan ini sangat diperlukan dan
dikuasai oleh seorang guru, karena hampir se...