Top Banner
210 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum 1.1.1. Maksud Praktikum Maksud dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui cara-cara  pengujian terhadap pengujian morfologi kapang khamir yaitu uji makroskopik, mikroskopik langsung dan uji mikroskopik tidak langsung. 1.1.2. Tujuan Praktikum Praktikum morfologi kapang dan khamir bertujuan sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pengujian morfologi kapang khamir dari suatu sampel tertentu  b. Untuk mengetahui perbedaan kapang dan khamir melalui pengujian morfologinya c. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi baik famili, genus serta spesies kapang dan khamir dari sampel tertentu tersebut. 1.2. Prinsip Percobaa n Percobaan kali ini dilakukan untuk mengidentifikasi berdasarkan bentuk kapang dan khamir. Uji dibagi menjadi menjadi tiga yaitu uji makroskopik, uji mikroskopik langsung, dan uji mikroskopik tidak langsung. Pada pengujian kapang khamir menggunakan sampel jagung rebus berjamur, kentang rebus  berjamur, roti berjamur, singkong rebus berjamur, tempe berjamur dan nasi  berjamur. Uji makroskopik dapat diamati tanpa alat bantu mikroskop pada cawan yang berisi medium PDA dengan kapang dari sampel. Untuk pengamatan mikroskopik langsung dikerjakan secara aseptis dengan kaca preparat dengan sampel ditetesi methylen blue lalu diamati di bawah mikroskop. Pada pengamatan mikroskop tidak langsung dilakukan pada cawan berisi kertas saring, alumunium foil, kaca preparat, kaca penutup yang disusun sedemikian rupa. Semua hasil  pengamatan langsung maupun tidak langsung diamati di mikroskop, digambar, dan dicatat keterangannya.
21

7

Oct 19, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum1.1.1. Maksud PraktikumMaksud dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui cara-cara pengujian terhadap pengujian morfologi kapang khamir yaitu uji makroskopik, mikroskopik langsung dan uji mikroskopik tidak langsung.1.1.2. Tujuan Praktikum Praktikum morfologi kapang dan khamir bertujuan sebagai berikut :a. Untuk mengetahui pengujian morfologi kapang khamir dari suatu sampel tertentub. Untuk mengetahui perbedaan kapang dan khamir melalui pengujian morfologinyac. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi baik famili, genus serta spesies kapang dan khamir dari sampel tertentu tersebut.

1.2. Prinsip Percobaan Percobaan kali ini dilakukan untuk mengidentifikasi berdasarkan bentuk kapang dan khamir. Uji dibagi menjadi menjadi tiga yaitu uji makroskopik, uji mikroskopik langsung, dan uji mikroskopik tidak langsung. Pada pengujian kapang khamir menggunakan sampel jagung rebus berjamur, kentang rebus berjamur, roti berjamur, singkong rebus berjamur, tempe berjamur dan nasi berjamur. Uji makroskopik dapat diamati tanpa alat bantu mikroskop pada cawan yang berisi medium PDA dengan kapang dari sampel. Untuk pengamatan mikroskopik langsung dikerjakan secara aseptis dengan kaca preparat dengan sampel ditetesi methylen blue lalu diamati di bawah mikroskop. Pada pengamatan mikroskop tidak langsung dilakukan pada cawan berisi kertas saring, alumunium foil, kaca preparat, kaca penutup yang disusun sedemikian rupa. Semua hasil pengamatan langsung maupun tidak langsung diamati di mikroskop, digambar, dan dicatat keterangannya.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Umum Makhluk hidup (organisme) yang ada di alamini, ada ratusan juta jumlah dan jenisnya dari yang sangat kecil bahkan tidak terlihat oleh mata yaitu yang berukuran mikro (renik) sampai yang sangat besar.Makhluk hidup (organisme) yang berukuran sangat kecil/renik (mikro) yang tidak terlihat oleh mata inilah yang disebut mikroorganisme. Mikroorganisme sering disebut mikroskopik (organisme yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop) (Habibah, 2009). Dalam penggolongannya, jamur termasuk fungi atau cendawan (ingris: mushroom). Istilah mushroom berasal dari kata mush yang berarti tanaman (tumbuhan) dan room adalah rumah. Dengan demikian jamur adalah tumbuhan rumah atau tumbuhan yang membutuhkan rumah untuk tempat berlindung. Sel jamur memiliki inti sejati, didalam selnya tidak terdapat klorofil sehingga jamur digolongkan dalam organism heterotrof karena tidak mampu melakukan sintesis kebutuhan hidup sendiri sebagaimana tumbuhan berhijau daun. Kehidupan jamur tergantung pada organism lain. Jamur juga digolongkan sebagai organisme saprofit, yaitu hidup pada material organik yang telah mati.Tubuh jamur tersusun dari gabungan benang hifa. Kumpulan benang hifa berwarna putih disebut misilium dan pengumpulan miselium akan membentuk primordium yang merupakan awal dari pembentukan badan buah jamur.Dari mekanisme pembentukan spora, jamur dibedakan menjadi 5 kelas, yaitu kelas Oomycetes, Zygomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deciteromycetes. Jamur dari kelas Ascomycetes kebanyakan mikroskopik, serta spora dihasilkan dan ditempatkan di dalam kantong (aseus). Jamur dari kelas Basidiomycetes mempunyai sosok tubuh cukup besar atau cendawan sejati mikroskopik serta dapat dipegang, dipetik, dan diamati dengan mata telanjang. Spora dihasilkan oleh Basidium yang terletak di dalam bilah tudung jamur, misalnya jamur kuping, jamur shitake, jamur merang, jamur maitake (Hendritomo, 2010).Sel jamur sangat berbeda dari sel tumbuhan. Perbedaaan tersebut terlihat pada dua hal yang mendasar. Pertama sel jamur tidak memiliki kloroplas. Kedua, dinding sel jamur tersusun oleh zat kitin, bukan selulosa. Kitin merupakan zat yang biasa didapatkan pada eksoskeleton sarangga dan semua anthopoda. Beberapa ciri jamur lainnya adalah jamurtidak menyimpan cadangan energi dalam bentuk zat tepung melainkan berupa glikogen. Jamur bersifat non motil dan tidak pernah memiliki flagel dalam siklus hidupnya. Jamur bergerak ke arah sumber makanan dengan cara tumbuh ke arah tersebut (Sudjadi, 2006).

2.2. Teori Khusus2.2.1. Kapang Menyebut fungi dapat mengingatkan kita pada kapang yang ada di mana-mana. Kapang (moid) adalah fungi yang tumbuh cepat dan bereproduksi secara aseksual mesilium fungi ini tumbuh sebagai saprobe atau parasit pada berbagai jenis substrat. Kapang dapat mengalami serangkaian tahapan reproduksi yang berbeda. Pada awal kehidupannya, kapang mengalami spora aseksual. Istilah kapang berlaku hanya bagi tahapan aseksual ini. Kemudian, fungi yang sama ini bereproduksi secara seksual, menghasilkan zigosporandia, askorpus atau bisiokarpus. Ada juga kapang tidak dapat dikelompokkan sebagai zigomicetes, askomicetes, atau basidiomicetes, karena kapang-kapang ini tidak memiliki tahapan seksual yang diketahui. Kapang tersebut secara kolektif disebut deuteromicetes atau fungi yang tidak sempurna. Fungi tak sempurna bereproduksi secara aseksual dengan cara menghasilkan spora. Diantara fungi tak sempurna yang lebih tidak umum adalah beberapa fungi pemangsa yang hidup di tanah yang menjerat, membunuh, dan memakan protistadan hewan kecil, khususnya cacing giling, atau nemotoda. Ini memberikan senyawa yang mengandung nitrogen tambahanyang sangat tipis persendiaannya dalam kayu yang sedang diurai (Cambell, 2003). Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Kapang terdiri dari suatu thallus (jamak = thalli) yang tersusun dari filamen yang bercabang yang disebut hifa (tunggal = hypha, jamak = hypae). Kumpulan dari hifa disebut miselium (tunggal = mycelium, jamak = mycelia). Kapang dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan struktur hifanya, yaitu hifa tidak bersekat atau nonsepta dan hifa bersekat atau septa yang membagi hifa dalam ruangan-ruangan, dimana setiap ruangan mempunyai satu atau lebih inti sel (nucleus) (Entjang, 2003).Dikenal dua macam sistem reproduksi pada kapang yaitu reproduksi seksual dan reproduksi aseksual. Secara aseksual, kapang dapat tumbuh dari sepotong miselium, tetapi cara ini jarang terjadi , dan yang paling umum terjadi adalah pertumbuhan dari spora aseksual. Reproduksi seksual dimulai dari spora seksual, dan kapang yang mempunyai spora seksual disebut kapang sempurna, yaitu terdiri dari:a. Gomycetes dan Zygomycetes (nonseptat)b. Ascomycetes dan Basidiomycetes (septat)Fungi yang tidak mempunyai spora seksual tetapi hanya mempunyai spora aseksual disebut fungi tidak sempurna yag biasanya mempunyai hifa septa, misalnya yang termasuk Deuteromycetes (Entjang, 2003). 2.2.2. KhamirKhamir adalah uniseluler yang menempati habitat cair dan lembab, termasuk getah pohon dan jaringan hewan. Khamir bereproduksi secara aseksual dengan cara pembelahan sel sederhana atau dengan cara pelepasan sel tunas dari sel induk. Beberapa khamir bereproduksi secara seksual dengan cara membentuk aski atau bisidia dan dikelompokkan kedalam Askomicota atau Basidiomikota. Yang lain dikelompokkan sebagai fungi tak sempurna karena tidak ada tahapan seksual yang diketahui. Beberapa fungi dapat tumbuh sebagai sel tunggal (khamir) atau sebagai miselium berfilamen, tergantung pada ketersediaan zat-zat hara yang ada.Manusia telah menggunakan khamir untuk membuat adonan roti agar mengembang dan memfermentasikan minuman beralkohol selama ribuan tahun. Hanya relatif baru-baru ini saja khamir yang digunakan untuk proses-proses itu dipisahkan menjadi biakan murni untuk penggunaan manusia yang lebih terkontrol (Cambel, 2003).Khamir termasuk fungi, tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang terutama uniseluler. Bereproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan cara pertunasan. Sebagai sel tungal, khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibandingkan dengan kapang yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Khamir juga lebih efektif dengan memecah komponen kimia dibandingkan dengan kapang arena mempunyai perbandingan luas permukaan dengan volue yang lebih besar. Khamir pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat fisiologinya, dan tidak atas perbedaan morfologinya seperti pada kapang. Beberapa khamir tidak membentuk spora (asporogenous) dan digolongkan kedalam fungi imperfekti, dan yang lainnya membentuk spora seksual sehingga digolongkan ke dalam Ascomycetes dan Basidiomycetes. Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5 m sampai 20-50 m, dan lebar 1-10 m. Bentuk sel khamir bermacam-macam, yaitu bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat panjang dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung (triangular), berbentuk botol, bentuk apikulat atau lemon, membentuk pseudomisellium, dan sebagainya. 2.2.3. Metode Mikroskopik tidak langsungKertas saring diletakkan pada dasar cawan petri, kemudian berturut-turut diletakkan diatasnya batas gelas berbentuk huruf V dan kaca objek. Cawan petri tersebut kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 oC, tekanan 2 atm selama 15 menit. Setelah itu cawan perti dibasahi dengan air suling steril sehingga suasana dalam cawan petri menjadi lembab. Dengan menggunakan jarum ose diambil sedikit meselium yang sudah bersporulasi (sampel) dan diletakkan diatas kaca objek. Diatas kaca objek tersebut diletakkan kaca penutup, lalu cawan petri diinkubasi pada suhu kamar (27-29oC) selama 72 jam (Kumala, 2008). 2.2.4. Metode makroskopikPengamatan dengan metode ini adalah meliputi warna, bentuk, tekstur dan diameter koloni, pigmen dan warna sebaik koloni (Putri, 2003). 2.2.5. Metode mikroskopik langsungPengamatan mikroskopik meliputi ada atau tidaknya sekat pada hifa, meselia jernih atau gelap, tipe spora seksual atau tipe spora aseksual (Putri, 2003).

2.3. Uraian Medium 2.3.1. Medium Potato Dextrose Agar (PDA)Media Potato Dextrose Agar (PDA) dibuat dengan komposisi bahan berupa kentang 200 gram, dextrose 20 gram, agar-agar batang 20 gram dan air suling 1000 mL (Suharjo, 2008).

2.4. Uraian Sampel2.4.1. RotiRoti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air dan ragi yang pembuatannya melalui tahap pengulenan, fermentasi dan pemangangan dalam oven. 2.4.2. NasiNasi adalah beras yang telah direbus. Proses perebusan beras dikenal juga sebagai tim penanakan diperlukan untuk membengkitkan aroma nasi dan membuatnya lebih lunaktetapi terjaga konsistensinya. Pembuatan nasi dengan air berlebih disebut bubur. 2.4.3. JagungJagung merupakan salah satu bahan baku pakan sumber karbohidrat yang paling diminati (Mutmainah, 2012). Kandungan nutria jagung yaitu memiliki keunggulan karena mengandung pangan fungsional seperti serat pangan unsure Fe dan beta karoten (pro vitaman A) (Suarni, 2009). Kalsifikasi jagung adalah sebagai berikut yang merupakan kingdom Plantae, divisiSpermatophyta, kelasMagnoliophyta, ordo Poales, family Poaceae, genus Zea, spesies Zea mays L. 2.4.4. KentangKentang adalah tanaman dari suatu Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut kentang pula. Klasifikasi kentang adalah sebgai berikut termasuk dalam kingdom Plantae, divisiMagnoliophyta, kelas Magnoliopsida, ordo Solanales, famili Solanaceae, genus Solanum, spesiesSolanum tubersum. 2.4.5. TempeTempe adalah makananyang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai ragi tempe.2.4.6. Singkong Ketela pohon, ubi kayu, atau singkong adalah perdu tahunan tropika dan subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayur.

BAB IIIMETODE KERJA

3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alata. Autoklafb. Cawan petric. Hot plated. Inkubatore. Labu erlenmeyerf. Mikroskopg. Objek glass dan cover glassh. Ose bulati. Pembakar spiritusj. Pipet tetes k. Spoid 1 mL dan 10 mL3.1.2. Bahan a. Alumunium foilb. Gliserinc. Indikator methylen blue (MB)d. Kertas saring e. Medium Potato Dextrose Agar (PDA)f. Minyak emersi g. Sampel jagung rebus berjamurh. Sampel kentang rebus berjamuri. Sampel roti berjamurj. Sampel singkong rebus berjamurk. Sampel tempe berjamur l. Sampel nasi berjamur

3.2. Prosedur Kerja3.2.1. Pembuatan medium PDA (Potato Dextrose Agar)a. Dimasukkan 7,8 g PDA sintetik dalam labu erlenmeyer ditambah aquades sampai 200 mLb. Dilarutkan sambil dipanaskan di atas kompor listrik dan diaduk-aduk hingga mendidihc. Ditutup kapas dan aluminium foil dan disterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121 oCd. Didinginkan dan disimpan dalam lemari pendingin3.2.2. Uji Makroskopika. Disiapkan cawan petri dan medium PDAb. Dipanaskan medium PDA diatas hot platec. Dimasukkan 10 mL medium PDA ke dalam cawan petrid. Dibiarkan medium padate. Dipindahkan fungi dari sampel dengan menggunakan ose bulat, jika ada warna berbeda maka cawan petri dibagi sedemikian rupa dengan jarak yang sama f. Diinkubasi selama 7 harig. Diamati warna dan bentuk koloninya3.2.3. Uji Mikroskopik langsunga. Dibersihkan objek glass dan cover glass dengan alkohol b. Difiksasi objek glass diatas pembakar spiritusc. Dipindahkan fungi dari sampel dengan menggunakan ose bulatdan letakkan di atas objek glassd. Ditambahakan 1 tetes methylen bluee. Ditutup dengan cover glassf. Difiksasi objek glassdiatas pembakar spiritusg. Diamati di mikroskop3.2.4. Uji Mikroskopik tidak langsunga. Disiapkan cawan petrib. Dilapisi cawan petri dengan menggunakan kertas saringc. Digulung alumunium foil dan dibentuk huruf Vd. Diletakkan alumunium foil didalam cawan petrie. Diletakkan objek glass dan cover glass di atas alumunium foil f. Disterilisasi cawan petri yang berisi objek glassdan cover glass di autoklaf dengan suhu 121oC selama 15 menitg. Ditetesi medium PDA di atas objek glass, ditunggu hingga padath. Dipindahkan fungi dari sampel dengan menggunakan ose bulat dan letakkan di atas medium PDA yang ada di objek glassi. Ditutup dengan cover glassj. Ditetesi gliserin di kertas saring (7-8 tetes)k. Diinkubasi selama 4 hari di inkubatorl. Diamati dengan menggunakan mikroskop

BAB IVHASIL PENGAMATAN

4.1. Tabel Pengamatan 4.1.1. Uji makroskopikSampelNo.Warna fungiKeteranganJenis fungi

Singkong1.HitamPertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna hitam, miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)Rhizopus oryzae

2.PutihKoloni jamur berwarna putihAspergillus oryzae

Tempe1.PutihPertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna putih, miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)Saccharomyces cereviceae

Nasi1.PutihPertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna putih, miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)Rhyzopus oryzae

2.HijauPertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna hijau, miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)Rhyzopus oryzae

Kentang1.HitamKoloni jamur berwarna putihClasdosporium

2.PutihPertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna putih, miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)Torula

Jagung1.KuningPertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna kuning, miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)Rhizopus oryzae

2.HijauKoloni jamur berwarna hijauAspergillus oryzae

Roti1.BiruPertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna biru, miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)Rhizopus oryzae

2.HitamPertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna hitam, miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)Rhizopus oryzae

3.KuningMenyerupai koloni dari Rhizopus, koloni berwarna kuningMucor

4.PutihMenyerupai koloni dari Rhizopus, koloni berwarna putihMucor

5.MerahMenyerupai koloni dari Rhizopus, koloni berwarna merah.Mucor

4.1.2. Uji mikroskopik langsungSampelNo.Warna fungiKeteranganJenis fungi

Singkong1.HitamSpora berbentuk oval, berwarna hitam, terdapat akar seperti hifaRhizopus oryzae

2.PutihSpora tunggal dalam Aspergillus oryzae

Tempe1.PutihSpora berbentuk oval, berwarna putih, terdapat akar seperti hifaSaccharomyces cereviceae

Nasi1.PutihSpora berbentuk oval, berwarna hitam, terdapat akar seperti hifaRhyzopus oryzae

2.HijauSpora berbentuk oval, berwarna hijau, terdapat akar seperti hifaRhyzopus oryzae

Kentang1.HitamSpora(konidia) berkembang kompleks yang timbul dari sekat miseliumClasdosporium

2.PutihSel berbentuk oval, berwarnaTorula

Jagung1.HijauSpora berbentuk oval, berwarna hijau, terdapat akar seperti hifaAspergillus oryzae

Roti1.BiruSpora berbentuk oval, berwarna hijau, terdapat akar seperti hifaRhizopus oryzae

2.HitamSpora berbentuk oval, berwarna hijau, terdapat akar seperti hifaRhizopus oryzae

3.KuningSpora oval, tanpa sekat, sporangiospora tumbuh tunggalMucor

4.PutihSpora oval, tanpa sekat, sporangiospora tumbuh tunggalMucor

5.MerahSpora oval, tanpa sekat, sporangiospora tumbuh tunggalMucor

4.1.3. Uji mikroskopik tidak langsungSampelNo.Warna fungiKeteranganJenis fungi

Singkong1.HitamSpora berbentuk oval, berwarna hitam, terdapat akar seperti hifaRhizopus oryzae

Tempe1.Putih-

Nasi1.HijauSpora berbentuk oval, berwarna hijau, terdapat akar seperti hifaRhyzopus oryzae

Kentang1.PutihSpora berbentuk oval, berwarna putih, terdapat akar seperti hifaTorula

Jagung1.KuningSpora berbentuk oval, berwarna kuning, terdapat akar seperti hifaRhizopus oryzae

2.HijauSpora berbentuk oval, berwarna hijau, terdapat akar seperti hifaAspergillus oryzae

Roti1.BiruSpora berbentuk oval, berwarna biru, terdapat akar seperti hifaRhizopus oryzae

2.MerahSpora oval, tanpa sekat, sporangiospora tumbuh tunggalMucor

4.2. Perhitungan Pembuatan medium PDA (Potato Dekstrosa Agar)Volume medium yang akan dibuat 200 mLKomposisi PDA instant = 39 g dalam 1 L

Jadi, dilarutkan 7,8 g PDA sintetik dalam aquades.5.

BAB VPEMBAHASAN

Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau seltunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksualatau aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri,karena cara mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotiklainnya yaitu melalui absorpsi.Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang-benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetative yang berfungsi menyerap nutrient dari lingkungan , dan miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi.Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri khas yaitu berupa benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir. Perbedaan utama adalah bahwa khamir merupakan sel tunggal sedangkan kapang bersel ganda. Praktikum ini mengenai morfologi kapang dan khamir. Kapang merupakan mikroorganisme anggota Kingdom fungi yang membentuk hifa. kapang membentuk miselium dan berbagai bentuk spora. Spora pada kapang ini digunakan untuk melakukan reproduksi. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-10 m) dan ringan, sehingga penyebaranya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara.Khamir merupakan fungi yang tidak berfilamen dan bereproduksi melalui pertunasan atau pembelahan sel. Pertunasan dapat terjadi melalui satu ujung (pertunasan polar) atau melalui beberapa tunas disekeliling sel (pertunasan multilateral). Bentuk koloni khamir seringkali mirip dengan bakteri. Khamir digunakan dalam pembuatan roti dan anggur, namun ada pula khamir yang menimbulkan penyakit. Contoh khamir patogen adalah Candida dan Cryptococcus. Praktikum ini menggunakan beberapa sampel yaitu roti berjamur, nasi berjamur, jagung berjamur, kentang berjamur, tempe berjamur dan singkong berjamur. Pengamatan morfologi kapang dan khamir dilakukan dengan metode makroskopik dan mikroskopik. Metode mikroskopik dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara kapang dan khamir melalui pengujian morfologinya. Pereaksi yang digunakan adalah gliserin dan indikator methylen blue (MB). Sedangkan medium yang digunakan adalah PDA (Potato Dextro Agar) yang terdiri dari 7,8 gram PDA sintetik yang dilarutkan dalam 200 ml aquades. Pengujian yang pertama dalam praktikum ini adalah pengujian mikroskopik langsung. Pengujian mikroskopik langsung ini bertujuan unruk mengamati morfologi dari kapang dan khamir secara langsung dibawah mikroskop. Mikroskop yang digunakan adalah mikroskop cahaya elektrik. Pada pengujian mikroskopik langsung, pertama-tama dilakukan fiksasi pada kaca preparat. Fiksasi dilakukan dengan cara membersihkankaca preparat dengan alkohol agar kaca preparat dapat terhindar dari kontaminasi mikroorganisme lain dan juga untuk melarutkan lemak dari kotoran tangan yang ada di atas kaca preparat, dan melewatkannya pada pembakar spiritus. Tujuan dilakukannya fiksasi adalah untuk mensterilkan kaca preparat agar tidak ada kontaminan dari mikroorganisme lain sehingga ketika dilakukan pengamatan yang terlihat adalah mikroorganisme yang murni berasal dari sampel. Selanjutnya dipindahkan fungi dari sampel ke atas kaca preparat dengan menggunakan bantuan ose bulat dan ditambahkan setetes indikator methylen blue. Indikator methylen blue berfungsi sebagai pewarna sel mikroorganisme dari sampel sehingga morfologi kapang dan khamir lebih terlihat jelas. Ditutup kaca preparat dengan kaca penutup dan diteteskan minyak emersi diatas kaca penutup untuk memfokuskan dan memperbesar daya limit pisah dengan memisahkan dua titik, sehingga saat diamati dengan mikroskop terlihat detail bagian-bagian dari jamur tersebut.Pengujian yang kedua adalah pengamatan morfologi kapang dan khamir menggunakan metode makroskopik. Metode makroskopik ini bertujuan untuk mengamati morfologi kapang dan khamir secara langsung tanpa bantuan mikroskop. Pada uji ini pengamatan dilakukan dengan mata telanjang. Pertama-tama fungi dari sampel ditumbuhkan pada cawan petri yang telah berisi medium PDA yang telah memadatdengan menggunakan metode gores yaitu sampel yang telah ditumbuhi mikroorganisme diambil menggunakan ose bulat dan digoreskan perlahan-lahan ke cawan petri. Medium PDA berfungsi sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan jamur. Medium PDA memiliki komposisi berupa karbohidrat yaitu kentang yang merupakan komposisi yang diperlukan untuk menumbuhkan kapang atau khamir. Setelah itu cawan tersebut diinkubasi dalam inkubator selama 724 jam, dan kemudian diamati kapang atau khamir yang tumbuh. Pengujian yang terakhir adalah pengamatan menggunakan metode mikroskopik tidak langsung dengan menggunakan cawan petri. Pertama-tama cawan petri dilapisi dengan kertas saring. Kertas saring digunakan untuk menyerap gliserin yang berfungsi sebagai pembasah atau pelembab pada kertas saring agar terbentuk suasana yang lembab pada cawan petri, hal itu dikarenakan jamur dapat tumbuh dengan baik pada tempat yang lembab. Di atas kertas saring ditambahkan batang V yang terbuat dari alumunium foil, batang V berfungsi untuk menyangga kaca preparat. Kaca preparat digunakan untuk meletakkan sampel. Kemudian diatas kaca preparat diteteskan medium PDA sebagai nutrisi bagi pertumbuhan jamur dari sampel. Setelah itu diambil jamur dari sampel dengan menggunakan ose bulat yang telah disterilkan dan diletakkan diatas medium PDA yang telah memadat.Selanjutnya kaca preparat ditutup dengan cover glass agar sampel tidak bergeser. Cawan petri diinkubasi pada suhu kamar selama 7 hari, kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop.Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan tiga metode, secara makroskopik fungi pada sampel singkong jamur hitam, tempe jamur putih, nasi jamur putih, nasi jamur hijau, kentang jamur putih, jagung jamur kuning, roti jamur biru, roti jamur hitam diduga adalah fungi jenis Rhizopus. Habitat Rhizopusyaitu di tempat lembab, hidup sebagai saprofit pada organisme mati. Pertumbuhannya cepat dengan miselium berbentuk seperti kapas dan benang halus. Hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih muda dan bersekat setelahmenjadi tua. Jamur Rhizopus melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksualnya dengan fragmentasi miseliumnya atau dengan spora aseksual. Reproduksi seksualnya dengan perkawinan atara hifa berbeda jenis, yaitu hifa (+) dan hifa (-), menghasilkan zigospora. Zigospora merupakan spora seksual (spora generatif), yaitu spora yang dihasilkan oleh reproduksi seksual. Fungi pada sampel singkong jamur putih, nasi jamur hitam, jagung jamur hijau adalah Aspergillus.Aspergillus adalah suatu jamur yang termasuk dalam kelasAscomycetes yang dapat ditemukan dimanamana di alam ini. Ia tumbuh sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan terdapat pula pada tanah, debu organik, makanan dan merupakan kontaminan yang lazim ditemukan di rumah sakit dan laboratorium. Aspergillusberkembang biak dengan pembentukan hifa atau tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Spora pada jamur Aspergillus adalah berwarna putih yang kemudian dapat berubah menjadi warna hitam, coklat, biru kehijauan. Pada sampel roti jamur kuning, putih dan merah jenis funginya diduga adalah fungi jenis Mucor. Mucor adalah jenis fungi yang morfologinya menyerupai fungi jenis Rhizopus. Mucorjugadisebut jamur dimorfik karena dapat berubah dari bentuk filamen menjadi bentuk seperti khamir, pertumbuhan yang menyerupai khamir dirangsang jika kondisinya anaerobik serta adanya CO2. Koloni pada medium kultur dapat tumbuh beberapa sentimeter. koloni yang lebih tua menjadi abu-abu sampai coklat dalam warna karena perkembangan spora.Berdasarkan pengamatan secara mikroskopik langsung bentuk fungi pada sampel adalah sama dengan pengamatan secara makroskopik. Hanya saja terdapat perbedaan antara jenis fungi pada kentang jamur hitam dan putih. Pada pengamatan secara mikroskopik langsung ini jenis fungi pada sampel ini adalah Clasdosporium dan Torula. Perbedaan ini dimungkinkan karena beberapa faktor diantaranya adalah fungi pada sampel pertumbuhanya belum sempurna, sehingga ketika dilakukan pengamatan morfologinya susah dibedakan antara bentuk satu dengan yang lainnya. Selain itu faktor ketelitian praktikan dalam pengerjaan juga dapat mempengaruhi hasil pengamatan. Oleh karena itu pengamatan dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Metode mikroskopik tidak langsung ini dilakukan dengan tujuan agar maorfologi pada fungi dapat terlihat dengan jelas. Karena pada metode ini fungi telah diisolasi dan ditumbuhkan pada medium khusus untuk pertumbuhan fungi. Berdasarkan pengamatan menggunakan metode ini jenis fungi pada singkong jamur hitam, tempe jamur putih, nasi jamur hijau, kentang jamur putih, jagung jamur kuning, dan jagung jamur hijau adalah Rhizopus. Sedangkan pada roti jamur biru dan merah adalah Mucor. Secara mikroskopik morfologi fungi Rhizopus adalah spora berbentuk oval, bulat berbentuk elips atau silinder yang disebut dengan sporangium, terdapat akar yang disebut dengan rhizoid. Rhizoid ini adalah hifa yang menembus subtrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan. Rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora.Terdapat Sporangiofora yang merupakan hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangia globuler (berbentuk bulat) diujungnya. Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora). Kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar. Pada Mucor terlihat morfologinya hiifa nonseptat atau tidak bersekat, sporangiospora tumbuh pada seluruh bagian miselium, bentuk sederhana dan bercabang, kolumela berbentuk bulat, silinder, spora halus dan teratur, tidak terbentuk stolon, rhizoid berbentuk rhizoid sporangiola (sporangia kecil yang mengandung beberapa spora).

BAB VIPENUTUP

6.1. KesimpulanBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: a. Jamur pada nasi putih dan hijau termasuk kelas Zygomycetes, genus Rhizopus dan spesies Rhizopus orizaeb. Jamur pada singkong hitamtermasuk kelas Zygomycetes, genus Rhizopus dan spesies Rhizopus orizaedan pada singkong putih kelas Eurotiomycetes, genus Aspergillus dan spesies Aspergillus oryzaec. Jamur pada kentang termasuk kelas Deuteromycetes dan genus Cladosporium d. Jamur pada roti biru dan hitam termasuk kelas Zygomycetes, genus Rhizopus dan spesies Rhizopus orizae, pada roti kuning putih dan merah kelas Zygomycetes dan genus Mucore. Jamur pada tempe termasuk kelas Saccharomycotina, genus Saccharomyces dan spesiesSaccharomyces cereviceaef. Pengujian makroskopik, sampel singkong, jagung, roti, dan tempe termasuk dalam fungi jenis kapang, sedangkan sampel kentang dan nasi termasuk fungi jenis khamir.g. Pengujian mikroskopik langsung, sampel singkong berwarna hitam, tempe berwarna putih, nasi berwarna putih dan hijau, jagung berwarna kuning, roti berwarna biru dan hitam termasuk dalam jenis fungi Rhyzopus oryzae. Pada sampel singkong berwarna putih, termasuk dalam jenis fungi jenis Aspergillus oryzae. Pada sampel roti berwarna kuning, putih dan merah termasuk jenis fungi Mucor. Pada kentang berwarna hitam Clasdosporium dan pada kentang putih termasuk jenis fungi Torula.h. Pengujian mikroskopik tak langsung, sampel singkong berwarna hitam, nasi berwarna hijau, jagung berwarna kuning dan nasi berwarna biru termasuk dalam jenuis fungi Rhyzopus oryzae. Pada kentang berwarna putih termasuk jenis fungi Torula. Pada jagung berwarna hijau termasuk jenis Aspergillus oryzaedan pada roti berwarna merah termasuk jenis fungi Mucor6.2. SaranDiharapkan praktikan dapat lebih bekerja dengan aseptis dan dapat mengikuti prosedur kerja dengan benar agar dapat bekerja dengan tepat.

230