BAB IPENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum1.1.1. Maksud PraktikumMaksud
dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui cara-cara
pengujian terhadap pengujian morfologi kapang khamir yaitu uji
makroskopik, mikroskopik langsung dan uji mikroskopik tidak
langsung.1.1.2. Tujuan Praktikum Praktikum morfologi kapang dan
khamir bertujuan sebagai berikut :a. Untuk mengetahui pengujian
morfologi kapang khamir dari suatu sampel tertentub. Untuk
mengetahui perbedaan kapang dan khamir melalui pengujian
morfologinyac. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi baik famili,
genus serta spesies kapang dan khamir dari sampel tertentu
tersebut.
1.2. Prinsip Percobaan Percobaan kali ini dilakukan untuk
mengidentifikasi berdasarkan bentuk kapang dan khamir. Uji dibagi
menjadi menjadi tiga yaitu uji makroskopik, uji mikroskopik
langsung, dan uji mikroskopik tidak langsung. Pada pengujian kapang
khamir menggunakan sampel jagung rebus berjamur, kentang rebus
berjamur, roti berjamur, singkong rebus berjamur, tempe berjamur
dan nasi berjamur. Uji makroskopik dapat diamati tanpa alat bantu
mikroskop pada cawan yang berisi medium PDA dengan kapang dari
sampel. Untuk pengamatan mikroskopik langsung dikerjakan secara
aseptis dengan kaca preparat dengan sampel ditetesi methylen blue
lalu diamati di bawah mikroskop. Pada pengamatan mikroskop tidak
langsung dilakukan pada cawan berisi kertas saring, alumunium foil,
kaca preparat, kaca penutup yang disusun sedemikian rupa. Semua
hasil pengamatan langsung maupun tidak langsung diamati di
mikroskop, digambar, dan dicatat keterangannya.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Umum Makhluk hidup (organisme) yang ada di alamini,
ada ratusan juta jumlah dan jenisnya dari yang sangat kecil bahkan
tidak terlihat oleh mata yaitu yang berukuran mikro (renik) sampai
yang sangat besar.Makhluk hidup (organisme) yang berukuran sangat
kecil/renik (mikro) yang tidak terlihat oleh mata inilah yang
disebut mikroorganisme. Mikroorganisme sering disebut mikroskopik
(organisme yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop)
(Habibah, 2009). Dalam penggolongannya, jamur termasuk fungi atau
cendawan (ingris: mushroom). Istilah mushroom berasal dari kata
mush yang berarti tanaman (tumbuhan) dan room adalah rumah. Dengan
demikian jamur adalah tumbuhan rumah atau tumbuhan yang membutuhkan
rumah untuk tempat berlindung. Sel jamur memiliki inti sejati,
didalam selnya tidak terdapat klorofil sehingga jamur digolongkan
dalam organism heterotrof karena tidak mampu melakukan sintesis
kebutuhan hidup sendiri sebagaimana tumbuhan berhijau daun.
Kehidupan jamur tergantung pada organism lain. Jamur juga
digolongkan sebagai organisme saprofit, yaitu hidup pada material
organik yang telah mati.Tubuh jamur tersusun dari gabungan benang
hifa. Kumpulan benang hifa berwarna putih disebut misilium dan
pengumpulan miselium akan membentuk primordium yang merupakan awal
dari pembentukan badan buah jamur.Dari mekanisme pembentukan spora,
jamur dibedakan menjadi 5 kelas, yaitu kelas Oomycetes,
Zygomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deciteromycetes.
Jamur dari kelas Ascomycetes kebanyakan mikroskopik, serta spora
dihasilkan dan ditempatkan di dalam kantong (aseus). Jamur dari
kelas Basidiomycetes mempunyai sosok tubuh cukup besar atau
cendawan sejati mikroskopik serta dapat dipegang, dipetik, dan
diamati dengan mata telanjang. Spora dihasilkan oleh Basidium yang
terletak di dalam bilah tudung jamur, misalnya jamur kuping, jamur
shitake, jamur merang, jamur maitake (Hendritomo, 2010).Sel jamur
sangat berbeda dari sel tumbuhan. Perbedaaan tersebut terlihat pada
dua hal yang mendasar. Pertama sel jamur tidak memiliki kloroplas.
Kedua, dinding sel jamur tersusun oleh zat kitin, bukan selulosa.
Kitin merupakan zat yang biasa didapatkan pada eksoskeleton
sarangga dan semua anthopoda. Beberapa ciri jamur lainnya adalah
jamurtidak menyimpan cadangan energi dalam bentuk zat tepung
melainkan berupa glikogen. Jamur bersifat non motil dan tidak
pernah memiliki flagel dalam siklus hidupnya. Jamur bergerak ke
arah sumber makanan dengan cara tumbuh ke arah tersebut (Sudjadi,
2006).
2.2. Teori Khusus2.2.1. Kapang Menyebut fungi dapat mengingatkan
kita pada kapang yang ada di mana-mana. Kapang (moid) adalah fungi
yang tumbuh cepat dan bereproduksi secara aseksual mesilium fungi
ini tumbuh sebagai saprobe atau parasit pada berbagai jenis
substrat. Kapang dapat mengalami serangkaian tahapan reproduksi
yang berbeda. Pada awal kehidupannya, kapang mengalami spora
aseksual. Istilah kapang berlaku hanya bagi tahapan aseksual ini.
Kemudian, fungi yang sama ini bereproduksi secara seksual,
menghasilkan zigosporandia, askorpus atau bisiokarpus. Ada juga
kapang tidak dapat dikelompokkan sebagai zigomicetes, askomicetes,
atau basidiomicetes, karena kapang-kapang ini tidak memiliki
tahapan seksual yang diketahui. Kapang tersebut secara kolektif
disebut deuteromicetes atau fungi yang tidak sempurna. Fungi tak
sempurna bereproduksi secara aseksual dengan cara menghasilkan
spora. Diantara fungi tak sempurna yang lebih tidak umum adalah
beberapa fungi pemangsa yang hidup di tanah yang menjerat,
membunuh, dan memakan protistadan hewan kecil, khususnya cacing
giling, atau nemotoda. Ini memberikan senyawa yang mengandung
nitrogen tambahanyang sangat tipis persendiaannya dalam kayu yang
sedang diurai (Cambell, 2003). Kapang adalah fungi multiseluler
yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada makanan mudah
dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas.
Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora
telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis
kapang. Kapang terdiri dari suatu thallus (jamak = thalli) yang
tersusun dari filamen yang bercabang yang disebut hifa (tunggal =
hypha, jamak = hypae). Kumpulan dari hifa disebut miselium (tunggal
= mycelium, jamak = mycelia). Kapang dapat dibedakan atas dua
kelompok berdasarkan struktur hifanya, yaitu hifa tidak bersekat
atau nonsepta dan hifa bersekat atau septa yang membagi hifa dalam
ruangan-ruangan, dimana setiap ruangan mempunyai satu atau lebih
inti sel (nucleus) (Entjang, 2003).Dikenal dua macam sistem
reproduksi pada kapang yaitu reproduksi seksual dan reproduksi
aseksual. Secara aseksual, kapang dapat tumbuh dari sepotong
miselium, tetapi cara ini jarang terjadi , dan yang paling umum
terjadi adalah pertumbuhan dari spora aseksual. Reproduksi seksual
dimulai dari spora seksual, dan kapang yang mempunyai spora seksual
disebut kapang sempurna, yaitu terdiri dari:a. Gomycetes dan
Zygomycetes (nonseptat)b. Ascomycetes dan Basidiomycetes
(septat)Fungi yang tidak mempunyai spora seksual tetapi hanya
mempunyai spora aseksual disebut fungi tidak sempurna yag biasanya
mempunyai hifa septa, misalnya yang termasuk Deuteromycetes
(Entjang, 2003). 2.2.2. KhamirKhamir adalah uniseluler yang
menempati habitat cair dan lembab, termasuk getah pohon dan
jaringan hewan. Khamir bereproduksi secara aseksual dengan cara
pembelahan sel sederhana atau dengan cara pelepasan sel tunas dari
sel induk. Beberapa khamir bereproduksi secara seksual dengan cara
membentuk aski atau bisidia dan dikelompokkan kedalam Askomicota
atau Basidiomikota. Yang lain dikelompokkan sebagai fungi tak
sempurna karena tidak ada tahapan seksual yang diketahui. Beberapa
fungi dapat tumbuh sebagai sel tunggal (khamir) atau sebagai
miselium berfilamen, tergantung pada ketersediaan zat-zat hara yang
ada.Manusia telah menggunakan khamir untuk membuat adonan roti agar
mengembang dan memfermentasikan minuman beralkohol selama ribuan
tahun. Hanya relatif baru-baru ini saja khamir yang digunakan untuk
proses-proses itu dipisahkan menjadi biakan murni untuk penggunaan
manusia yang lebih terkontrol (Cambel, 2003).Khamir termasuk fungi,
tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang terutama
uniseluler. Bereproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan cara
pertunasan. Sebagai sel tungal, khamir tumbuh dan berkembang biak
lebih cepat dibandingkan dengan kapang yang tumbuh dengan
pembentukan filamen. Khamir juga lebih efektif dengan memecah
komponen kimia dibandingkan dengan kapang arena mempunyai
perbandingan luas permukaan dengan volue yang lebih besar. Khamir
pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat fisiologinya,
dan tidak atas perbedaan morfologinya seperti pada kapang. Beberapa
khamir tidak membentuk spora (asporogenous) dan digolongkan kedalam
fungi imperfekti, dan yang lainnya membentuk spora seksual sehingga
digolongkan ke dalam Ascomycetes dan Basidiomycetes. Sel khamir
mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5 m sampai
20-50 m, dan lebar 1-10 m. Bentuk sel khamir bermacam-macam, yaitu
bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat panjang dengan salah satu
ujung runcing, segitiga melengkung (triangular), berbentuk botol,
bentuk apikulat atau lemon, membentuk pseudomisellium, dan
sebagainya. 2.2.3. Metode Mikroskopik tidak langsungKertas saring
diletakkan pada dasar cawan petri, kemudian berturut-turut
diletakkan diatasnya batas gelas berbentuk huruf V dan kaca objek.
Cawan petri tersebut kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu
121 oC, tekanan 2 atm selama 15 menit. Setelah itu cawan perti
dibasahi dengan air suling steril sehingga suasana dalam cawan
petri menjadi lembab. Dengan menggunakan jarum ose diambil sedikit
meselium yang sudah bersporulasi (sampel) dan diletakkan diatas
kaca objek. Diatas kaca objek tersebut diletakkan kaca penutup,
lalu cawan petri diinkubasi pada suhu kamar (27-29oC) selama 72 jam
(Kumala, 2008). 2.2.4. Metode makroskopikPengamatan dengan metode
ini adalah meliputi warna, bentuk, tekstur dan diameter koloni,
pigmen dan warna sebaik koloni (Putri, 2003). 2.2.5. Metode
mikroskopik langsungPengamatan mikroskopik meliputi ada atau
tidaknya sekat pada hifa, meselia jernih atau gelap, tipe spora
seksual atau tipe spora aseksual (Putri, 2003).
2.3. Uraian Medium 2.3.1. Medium Potato Dextrose Agar (PDA)Media
Potato Dextrose Agar (PDA) dibuat dengan komposisi bahan berupa
kentang 200 gram, dextrose 20 gram, agar-agar batang 20 gram dan
air suling 1000 mL (Suharjo, 2008).
2.4. Uraian Sampel2.4.1. RotiRoti adalah makanan yang terbuat
dari tepung terigu, air dan ragi yang pembuatannya melalui tahap
pengulenan, fermentasi dan pemangangan dalam oven. 2.4.2. NasiNasi
adalah beras yang telah direbus. Proses perebusan beras dikenal
juga sebagai tim penanakan diperlukan untuk membengkitkan aroma
nasi dan membuatnya lebih lunaktetapi terjaga konsistensinya.
Pembuatan nasi dengan air berlebih disebut bubur. 2.4.3.
JagungJagung merupakan salah satu bahan baku pakan sumber
karbohidrat yang paling diminati (Mutmainah, 2012). Kandungan
nutria jagung yaitu memiliki keunggulan karena mengandung pangan
fungsional seperti serat pangan unsure Fe dan beta karoten (pro
vitaman A) (Suarni, 2009). Kalsifikasi jagung adalah sebagai
berikut yang merupakan kingdom Plantae, divisiSpermatophyta,
kelasMagnoliophyta, ordo Poales, family Poaceae, genus Zea, spesies
Zea mays L. 2.4.4. KentangKentang adalah tanaman dari suatu
Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut
kentang pula. Klasifikasi kentang adalah sebgai berikut termasuk
dalam kingdom Plantae, divisiMagnoliophyta, kelas Magnoliopsida,
ordo Solanales, famili Solanaceae, genus Solanum, spesiesSolanum
tubersum. 2.4.5. TempeTempe adalah makananyang dibuat dari
fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang
menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus. Sediaan fermentasi ini
secara umum dikenal sebagai ragi tempe.2.4.6. Singkong Ketela
pohon, ubi kayu, atau singkong adalah perdu tahunan tropika dan
subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai
makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayur.
BAB IIIMETODE KERJA
3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alata. Autoklafb. Cawan petric. Hot
plated. Inkubatore. Labu erlenmeyerf. Mikroskopg. Objek glass dan
cover glassh. Ose bulati. Pembakar spiritusj. Pipet tetes k. Spoid
1 mL dan 10 mL3.1.2. Bahan a. Alumunium foilb. Gliserinc. Indikator
methylen blue (MB)d. Kertas saring e. Medium Potato Dextrose Agar
(PDA)f. Minyak emersi g. Sampel jagung rebus berjamurh. Sampel
kentang rebus berjamuri. Sampel roti berjamurj. Sampel singkong
rebus berjamurk. Sampel tempe berjamur l. Sampel nasi berjamur
3.2. Prosedur Kerja3.2.1. Pembuatan medium PDA (Potato Dextrose
Agar)a. Dimasukkan 7,8 g PDA sintetik dalam labu erlenmeyer
ditambah aquades sampai 200 mLb. Dilarutkan sambil dipanaskan di
atas kompor listrik dan diaduk-aduk hingga mendidihc. Ditutup kapas
dan aluminium foil dan disterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121
oCd. Didinginkan dan disimpan dalam lemari pendingin3.2.2. Uji
Makroskopika. Disiapkan cawan petri dan medium PDAb. Dipanaskan
medium PDA diatas hot platec. Dimasukkan 10 mL medium PDA ke dalam
cawan petrid. Dibiarkan medium padate. Dipindahkan fungi dari
sampel dengan menggunakan ose bulat, jika ada warna berbeda maka
cawan petri dibagi sedemikian rupa dengan jarak yang sama f.
Diinkubasi selama 7 harig. Diamati warna dan bentuk koloninya3.2.3.
Uji Mikroskopik langsunga. Dibersihkan objek glass dan cover glass
dengan alkohol b. Difiksasi objek glass diatas pembakar spiritusc.
Dipindahkan fungi dari sampel dengan menggunakan ose bulatdan
letakkan di atas objek glassd. Ditambahakan 1 tetes methylen bluee.
Ditutup dengan cover glassf. Difiksasi objek glassdiatas pembakar
spiritusg. Diamati di mikroskop3.2.4. Uji Mikroskopik tidak
langsunga. Disiapkan cawan petrib. Dilapisi cawan petri dengan
menggunakan kertas saringc. Digulung alumunium foil dan dibentuk
huruf Vd. Diletakkan alumunium foil didalam cawan petrie.
Diletakkan objek glass dan cover glass di atas alumunium foil f.
Disterilisasi cawan petri yang berisi objek glassdan cover glass di
autoklaf dengan suhu 121oC selama 15 menitg. Ditetesi medium PDA di
atas objek glass, ditunggu hingga padath. Dipindahkan fungi dari
sampel dengan menggunakan ose bulat dan letakkan di atas medium PDA
yang ada di objek glassi. Ditutup dengan cover glassj. Ditetesi
gliserin di kertas saring (7-8 tetes)k. Diinkubasi selama 4 hari di
inkubatorl. Diamati dengan menggunakan mikroskop
BAB IVHASIL PENGAMATAN
4.1. Tabel Pengamatan 4.1.1. Uji makroskopikSampelNo.Warna
fungiKeteranganJenis fungi
Singkong1.HitamPertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna hitam,
miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)Rhizopus
oryzae
2.PutihKoloni jamur berwarna putihAspergillus oryzae
Tempe1.PutihPertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna putih,
miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat
jelas(halus)Saccharomyces cereviceae
Nasi1.PutihPertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna putih,
miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)Rhyzopus
oryzae
2.HijauPertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna hijau, miselium
berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)Rhyzopus oryzae
Kentang1.HitamKoloni jamur berwarna putihClasdosporium
2.PutihPertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna putih, miselium
berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)Torula
Jagung1.KuningPertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna kuning,
miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)Rhizopus
oryzae
2.HijauKoloni jamur berwarna hijauAspergillus oryzae
Roti1.BiruPertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna biru,
miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)Rhizopus
oryzae
2.HitamPertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna hitam, miselium
berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)Rhizopus oryzae
3.KuningMenyerupai koloni dari Rhizopus, koloni berwarna
kuningMucor
4.PutihMenyerupai koloni dari Rhizopus, koloni berwarna
putihMucor
5.MerahMenyerupai koloni dari Rhizopus, koloni berwarna
merah.Mucor
4.1.2. Uji mikroskopik langsungSampelNo.Warna
fungiKeteranganJenis fungi
Singkong1.HitamSpora berbentuk oval, berwarna hitam, terdapat
akar seperti hifaRhizopus oryzae
2.PutihSpora tunggal dalam Aspergillus oryzae
Tempe1.PutihSpora berbentuk oval, berwarna putih, terdapat akar
seperti hifaSaccharomyces cereviceae
Nasi1.PutihSpora berbentuk oval, berwarna hitam, terdapat akar
seperti hifaRhyzopus oryzae
2.HijauSpora berbentuk oval, berwarna hijau, terdapat akar
seperti hifaRhyzopus oryzae
Kentang1.HitamSpora(konidia) berkembang kompleks yang timbul
dari sekat miseliumClasdosporium
2.PutihSel berbentuk oval, berwarnaTorula
Jagung1.HijauSpora berbentuk oval, berwarna hijau, terdapat akar
seperti hifaAspergillus oryzae
Roti1.BiruSpora berbentuk oval, berwarna hijau, terdapat akar
seperti hifaRhizopus oryzae
2.HitamSpora berbentuk oval, berwarna hijau, terdapat akar
seperti hifaRhizopus oryzae
3.KuningSpora oval, tanpa sekat, sporangiospora tumbuh
tunggalMucor
4.PutihSpora oval, tanpa sekat, sporangiospora tumbuh
tunggalMucor
5.MerahSpora oval, tanpa sekat, sporangiospora tumbuh
tunggalMucor
4.1.3. Uji mikroskopik tidak langsungSampelNo.Warna
fungiKeteranganJenis fungi
Singkong1.HitamSpora berbentuk oval, berwarna hitam, terdapat
akar seperti hifaRhizopus oryzae
Tempe1.Putih-
Nasi1.HijauSpora berbentuk oval, berwarna hijau, terdapat akar
seperti hifaRhyzopus oryzae
Kentang1.PutihSpora berbentuk oval, berwarna putih, terdapat
akar seperti hifaTorula
Jagung1.KuningSpora berbentuk oval, berwarna kuning, terdapat
akar seperti hifaRhizopus oryzae
2.HijauSpora berbentuk oval, berwarna hijau, terdapat akar
seperti hifaAspergillus oryzae
Roti1.BiruSpora berbentuk oval, berwarna biru, terdapat akar
seperti hifaRhizopus oryzae
2.MerahSpora oval, tanpa sekat, sporangiospora tumbuh
tunggalMucor
4.2. Perhitungan Pembuatan medium PDA (Potato Dekstrosa
Agar)Volume medium yang akan dibuat 200 mLKomposisi PDA instant =
39 g dalam 1 L
Jadi, dilarutkan 7,8 g PDA sintetik dalam aquades.5.
BAB VPEMBAHASAN
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa
atau seltunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau
selulosa, berproduksi seksualatau aseksual. Dalam dunia kehidupan
fungi merupakan kingdom tersendiri,karena cara mendapatkan
makanannya berbeda dengan organisme eukariotiklainnya yaitu melalui
absorpsi.Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang-benang
yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala
yaitu miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetative
yang berfungsi menyerap nutrient dari lingkungan , dan miselium
fertile yang berfungsi dalam reproduksi.Fungi tingkat tinggi maupun
tingkat rendah mempunyai ciri khas yaitu berupa benang tunggal atau
bercabang-cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua
golongan yaitu kapang dan khamir. Perbedaan utama adalah bahwa
khamir merupakan sel tunggal sedangkan kapang bersel ganda.
Praktikum ini mengenai morfologi kapang dan khamir. Kapang
merupakan mikroorganisme anggota Kingdom fungi yang membentuk hifa.
kapang membentuk miselium dan berbagai bentuk spora. Spora pada
kapang ini digunakan untuk melakukan reproduksi. Spora kapang
terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual.
Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih
banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran
yang kecil (diameter 1-10 m) dan ringan, sehingga penyebaranya
umumnya secara pasif menggunakan aliran udara.Khamir merupakan
fungi yang tidak berfilamen dan bereproduksi melalui pertunasan
atau pembelahan sel. Pertunasan dapat terjadi melalui satu ujung
(pertunasan polar) atau melalui beberapa tunas disekeliling sel
(pertunasan multilateral). Bentuk koloni khamir seringkali mirip
dengan bakteri. Khamir digunakan dalam pembuatan roti dan anggur,
namun ada pula khamir yang menimbulkan penyakit. Contoh khamir
patogen adalah Candida dan Cryptococcus. Praktikum ini menggunakan
beberapa sampel yaitu roti berjamur, nasi berjamur, jagung
berjamur, kentang berjamur, tempe berjamur dan singkong berjamur.
Pengamatan morfologi kapang dan khamir dilakukan dengan metode
makroskopik dan mikroskopik. Metode mikroskopik dilakukan dengan
dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. pengamatan ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara kapang dan khamir
melalui pengujian morfologinya. Pereaksi yang digunakan adalah
gliserin dan indikator methylen blue (MB). Sedangkan medium yang
digunakan adalah PDA (Potato Dextro Agar) yang terdiri dari 7,8
gram PDA sintetik yang dilarutkan dalam 200 ml aquades. Pengujian
yang pertama dalam praktikum ini adalah pengujian mikroskopik
langsung. Pengujian mikroskopik langsung ini bertujuan unruk
mengamati morfologi dari kapang dan khamir secara langsung dibawah
mikroskop. Mikroskop yang digunakan adalah mikroskop cahaya
elektrik. Pada pengujian mikroskopik langsung, pertama-tama
dilakukan fiksasi pada kaca preparat. Fiksasi dilakukan dengan cara
membersihkankaca preparat dengan alkohol agar kaca preparat dapat
terhindar dari kontaminasi mikroorganisme lain dan juga untuk
melarutkan lemak dari kotoran tangan yang ada di atas kaca
preparat, dan melewatkannya pada pembakar spiritus. Tujuan
dilakukannya fiksasi adalah untuk mensterilkan kaca preparat agar
tidak ada kontaminan dari mikroorganisme lain sehingga ketika
dilakukan pengamatan yang terlihat adalah mikroorganisme yang murni
berasal dari sampel. Selanjutnya dipindahkan fungi dari sampel ke
atas kaca preparat dengan menggunakan bantuan ose bulat dan
ditambahkan setetes indikator methylen blue. Indikator methylen
blue berfungsi sebagai pewarna sel mikroorganisme dari sampel
sehingga morfologi kapang dan khamir lebih terlihat jelas. Ditutup
kaca preparat dengan kaca penutup dan diteteskan minyak emersi
diatas kaca penutup untuk memfokuskan dan memperbesar daya limit
pisah dengan memisahkan dua titik, sehingga saat diamati dengan
mikroskop terlihat detail bagian-bagian dari jamur
tersebut.Pengujian yang kedua adalah pengamatan morfologi kapang
dan khamir menggunakan metode makroskopik. Metode makroskopik ini
bertujuan untuk mengamati morfologi kapang dan khamir secara
langsung tanpa bantuan mikroskop. Pada uji ini pengamatan dilakukan
dengan mata telanjang. Pertama-tama fungi dari sampel ditumbuhkan
pada cawan petri yang telah berisi medium PDA yang telah
memadatdengan menggunakan metode gores yaitu sampel yang telah
ditumbuhi mikroorganisme diambil menggunakan ose bulat dan
digoreskan perlahan-lahan ke cawan petri. Medium PDA berfungsi
sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan jamur. Medium PDA memiliki
komposisi berupa karbohidrat yaitu kentang yang merupakan komposisi
yang diperlukan untuk menumbuhkan kapang atau khamir. Setelah itu
cawan tersebut diinkubasi dalam inkubator selama 724 jam, dan
kemudian diamati kapang atau khamir yang tumbuh. Pengujian yang
terakhir adalah pengamatan menggunakan metode mikroskopik tidak
langsung dengan menggunakan cawan petri. Pertama-tama cawan petri
dilapisi dengan kertas saring. Kertas saring digunakan untuk
menyerap gliserin yang berfungsi sebagai pembasah atau pelembab
pada kertas saring agar terbentuk suasana yang lembab pada cawan
petri, hal itu dikarenakan jamur dapat tumbuh dengan baik pada
tempat yang lembab. Di atas kertas saring ditambahkan batang V yang
terbuat dari alumunium foil, batang V berfungsi untuk menyangga
kaca preparat. Kaca preparat digunakan untuk meletakkan sampel.
Kemudian diatas kaca preparat diteteskan medium PDA sebagai nutrisi
bagi pertumbuhan jamur dari sampel. Setelah itu diambil jamur dari
sampel dengan menggunakan ose bulat yang telah disterilkan dan
diletakkan diatas medium PDA yang telah memadat.Selanjutnya kaca
preparat ditutup dengan cover glass agar sampel tidak bergeser.
Cawan petri diinkubasi pada suhu kamar selama 7 hari, kemudian
diamati dengan menggunakan mikroskop.Berdasarkan hasil pengamatan
menggunakan tiga metode, secara makroskopik fungi pada sampel
singkong jamur hitam, tempe jamur putih, nasi jamur putih, nasi
jamur hijau, kentang jamur putih, jagung jamur kuning, roti jamur
biru, roti jamur hitam diduga adalah fungi jenis Rhizopus. Habitat
Rhizopusyaitu di tempat lembab, hidup sebagai saprofit pada
organisme mati. Pertumbuhannya cepat dengan miselium berbentuk
seperti kapas dan benang halus. Hifanya bercabang banyak tidak
bersekat saat masih muda dan bersekat setelahmenjadi tua. Jamur
Rhizopus melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual.
Reproduksi aseksualnya dengan fragmentasi miseliumnya atau dengan
spora aseksual. Reproduksi seksualnya dengan perkawinan atara hifa
berbeda jenis, yaitu hifa (+) dan hifa (-), menghasilkan zigospora.
Zigospora merupakan spora seksual (spora generatif), yaitu spora
yang dihasilkan oleh reproduksi seksual. Fungi pada sampel singkong
jamur putih, nasi jamur hitam, jagung jamur hijau adalah
Aspergillus.Aspergillus adalah suatu jamur yang termasuk dalam
kelasAscomycetes yang dapat ditemukan dimanamana di alam ini. Ia
tumbuh sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan
terdapat pula pada tanah, debu organik, makanan dan merupakan
kontaminan yang lazim ditemukan di rumah sakit dan laboratorium.
Aspergillusberkembang biak dengan pembentukan hifa atau tunas dan
menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Spora pada jamur
Aspergillus adalah berwarna putih yang kemudian dapat berubah
menjadi warna hitam, coklat, biru kehijauan. Pada sampel roti jamur
kuning, putih dan merah jenis funginya diduga adalah fungi jenis
Mucor. Mucor adalah jenis fungi yang morfologinya menyerupai fungi
jenis Rhizopus. Mucorjugadisebut jamur dimorfik karena dapat
berubah dari bentuk filamen menjadi bentuk seperti khamir,
pertumbuhan yang menyerupai khamir dirangsang jika kondisinya
anaerobik serta adanya CO2. Koloni pada medium kultur dapat tumbuh
beberapa sentimeter. koloni yang lebih tua menjadi abu-abu sampai
coklat dalam warna karena perkembangan spora.Berdasarkan pengamatan
secara mikroskopik langsung bentuk fungi pada sampel adalah sama
dengan pengamatan secara makroskopik. Hanya saja terdapat perbedaan
antara jenis fungi pada kentang jamur hitam dan putih. Pada
pengamatan secara mikroskopik langsung ini jenis fungi pada sampel
ini adalah Clasdosporium dan Torula. Perbedaan ini dimungkinkan
karena beberapa faktor diantaranya adalah fungi pada sampel
pertumbuhanya belum sempurna, sehingga ketika dilakukan pengamatan
morfologinya susah dibedakan antara bentuk satu dengan yang
lainnya. Selain itu faktor ketelitian praktikan dalam pengerjaan
juga dapat mempengaruhi hasil pengamatan. Oleh karena itu
pengamatan dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan
tidak langsung. Metode mikroskopik tidak langsung ini dilakukan
dengan tujuan agar maorfologi pada fungi dapat terlihat dengan
jelas. Karena pada metode ini fungi telah diisolasi dan ditumbuhkan
pada medium khusus untuk pertumbuhan fungi. Berdasarkan pengamatan
menggunakan metode ini jenis fungi pada singkong jamur hitam, tempe
jamur putih, nasi jamur hijau, kentang jamur putih, jagung jamur
kuning, dan jagung jamur hijau adalah Rhizopus. Sedangkan pada roti
jamur biru dan merah adalah Mucor. Secara mikroskopik morfologi
fungi Rhizopus adalah spora berbentuk oval, bulat berbentuk elips
atau silinder yang disebut dengan sporangium, terdapat akar yang
disebut dengan rhizoid. Rhizoid ini adalah hifa yang menembus
subtrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan.
Rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan
sporangiofora.Terdapat Sporangiofora yang merupakan hifa yang
tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangia
globuler (berbentuk bulat) diujungnya. Sporangiofora tumbuh dari
stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok
(hingga 5 sporangiofora). Kolumela oval hingga bulat, dengan
dinding halus atau sedikit kasar. Pada Mucor terlihat morfologinya
hiifa nonseptat atau tidak bersekat, sporangiospora tumbuh pada
seluruh bagian miselium, bentuk sederhana dan bercabang, kolumela
berbentuk bulat, silinder, spora halus dan teratur, tidak terbentuk
stolon, rhizoid berbentuk rhizoid sporangiola (sporangia kecil yang
mengandung beberapa spora).
BAB VIPENUTUP
6.1. KesimpulanBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa: a. Jamur pada nasi putih dan hijau
termasuk kelas Zygomycetes, genus Rhizopus dan spesies Rhizopus
orizaeb. Jamur pada singkong hitamtermasuk kelas Zygomycetes, genus
Rhizopus dan spesies Rhizopus orizaedan pada singkong putih kelas
Eurotiomycetes, genus Aspergillus dan spesies Aspergillus oryzaec.
Jamur pada kentang termasuk kelas Deuteromycetes dan genus
Cladosporium d. Jamur pada roti biru dan hitam termasuk kelas
Zygomycetes, genus Rhizopus dan spesies Rhizopus orizae, pada roti
kuning putih dan merah kelas Zygomycetes dan genus Mucore. Jamur
pada tempe termasuk kelas Saccharomycotina, genus Saccharomyces dan
spesiesSaccharomyces cereviceaef. Pengujian makroskopik, sampel
singkong, jagung, roti, dan tempe termasuk dalam fungi jenis
kapang, sedangkan sampel kentang dan nasi termasuk fungi jenis
khamir.g. Pengujian mikroskopik langsung, sampel singkong berwarna
hitam, tempe berwarna putih, nasi berwarna putih dan hijau, jagung
berwarna kuning, roti berwarna biru dan hitam termasuk dalam jenis
fungi Rhyzopus oryzae. Pada sampel singkong berwarna putih,
termasuk dalam jenis fungi jenis Aspergillus oryzae. Pada sampel
roti berwarna kuning, putih dan merah termasuk jenis fungi Mucor.
Pada kentang berwarna hitam Clasdosporium dan pada kentang putih
termasuk jenis fungi Torula.h. Pengujian mikroskopik tak langsung,
sampel singkong berwarna hitam, nasi berwarna hijau, jagung
berwarna kuning dan nasi berwarna biru termasuk dalam jenuis fungi
Rhyzopus oryzae. Pada kentang berwarna putih termasuk jenis fungi
Torula. Pada jagung berwarna hijau termasuk jenis Aspergillus
oryzaedan pada roti berwarna merah termasuk jenis fungi Mucor6.2.
SaranDiharapkan praktikan dapat lebih bekerja dengan aseptis dan
dapat mengikuti prosedur kerja dengan benar agar dapat bekerja
dengan tepat.
230