KERANGKA TEKTONIK KAITANNYA DENGAN METALLOGENIC PROVINCE DI INDONESIA 1. PENDAHULUAN Penyebaran mineral ekonomis di Indonesia ini tidak merata. Seperti halnya penyebaran batuan, penyebaran mineral ekonomis sangat dipengaruhi oleh tatanan geologi indonesial yang kompleks. Tatanan geologi di Indonesia dipengaruhi kondisi tektonik sehingga dengan demikian distribusi mineral dalam bentuk metallogenik province di Indonesia sangat dipengaruhi oleh setting tektonik. Setting tektonik di Indonesia telah dapat dijelaskan dengan pendekatan teori tektonik lampeng (plate tectonic teori). Dalam membahas metallogenic province dengan kaitannya dengan kerangka tektonik di Indonesia akan diuraikan dengan membahas terlebih dahulu mengenai teori tektonik lempeng, kerangka tektonik di Indonesia dan selanjutnya mengenai metallgenik province di Indonesia. Indonesia merupakan kepulauan yang dinamik yang terbentuk akibat pertumbuhan 3 lempeng Lempeng Eurasia, Lempeng India- australia dan lempeng pasifik. Pergerakan tektonik convergence, spreading, subduction, obduction, collision dll di Indonesia dimulai pada masa Carbon (10 Ma) yang selanjutnya 1 Asep
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KERANGKA TEKTONIK KAITANNYA DENGAN
METALLOGENIC PROVINCE DI INDONESIA
1. PENDAHULUAN
Penyebaran mineral ekonomis di Indonesia ini tidak merata. Seperti halnya
penyebaran batuan, penyebaran mineral ekonomis sangat dipengaruhi oleh tatanan
geologi indonesial yang kompleks. Tatanan geologi di Indonesia dipengaruhi kondisi
tektonik sehingga dengan demikian distribusi mineral dalam bentuk metallogenik
province di Indonesia sangat dipengaruhi oleh setting tektonik. Setting tektonik di
Indonesia telah dapat dijelaskan dengan pendekatan teori tektonik lampeng (plate
tectonic teori). Dalam membahas metallogenic province dengan kaitannya dengan
kerangka tektonik di Indonesia akan diuraikan dengan membahas terlebih dahulu
mengenai teori tektonik lempeng, kerangka tektonik di Indonesia dan selanjutnya
mengenai metallgenik province di Indonesia.
Indonesia merupakan kepulauan yang dinamik yang terbentuk akibat pertumbuhan 3
lempeng Lempeng Eurasia, Lempeng India-australia dan lempeng pasifik.
Pergerakan tektonik convergence, spreading, subduction, obduction, collision dll di
Indonesia dimulai pada masa Carbon (10 Ma) yang selanjutnya diikuti oleh proses
intrusi magmatik, pembentukan batuan piroklastik dan batuan sediment seiring
pembentukan volcano magmatik arc. Busur kepulauan Indonesia yang juga bias
didefinisikan sebagai Cenozoic volcano plutonic arc memiliki bentangan sepanjang
9000 km dan sebagian besar dari bentangan tersebut memiliki potensi sumberdaya
mineral. Volcano magmatic arc atau umumnya disebut busur magmatik yang
merupakan produk dari proses tektonik, memiliki kaitan yang erat dengan
pembentukan proses-proses mineralisasi di kerak bumi. Mineral logam pada
umumnya terbentuk di Busur magmatik tersebut. Batuan – batuan yang terbentuk
pada Busur magmatik khususnya yang berasosiasi dengan mineralisasi terdiri dari
1
Asep Bahtiar
batuan vulkanik, batuan intrusif, batuan sediment dan sebagian kecil complex
ophiolite. Proses yang lama dan berkesinambungan hasil dari aktifitas tektonik di
Indonesia menghasilkan Indonesia memilki sumber daya alam khususnya
sumberdaya mineral yang berlimpah seperti timah, tembaga, emas, perak, nikel,
bauksit, besi dan lain-lain.
Teori tektonik lempeng merupkan revolusi dalam Geoscience yang merubah
pengertian umum tentang dinamika bumi. Lempeng tektonik atau disebut juga
lempeng lithosfer merupkan lempengan yang berbentuk tidak beraturan yang
merupakan batuan padat. Terdapat 2 jenis lempeng utama yaitu lempeng/kerak
benua dan lempeng/kerak samudera selain itu juga terdapat lempeng yang
merupakan kombinasi dari kedua jenis tersebut. Lempeng memiliki variasi ukuran
antara beberapa ratus samapi ribuan kilometer. Ketebalan lempeng juga memeliki
variasi yang luas yaitu antara 15 km sampai 200 Km (sumber USGS). Lempeng atau
kerak tersebut saling mengapung yang merupkan manifestasi komposisi kedua jenis
lempeng tersebut. Kerak benua memiliki komposisi utama batuan granit yang disusun
oleh mineral-mineral ringan seperti kuarsa dan feldspar. Sementara itu, Komposisi
utama kerak samudera adalah batuan basaltik yang lebih padat dan berat. Variasi
ketebalan lempeng merupakan sebagian kompensasi alamiah terhadap ketidak
seimbangan berat dan density dari kedua tipe lempeng/kerak tersebut. Dikarenakan
batuan lempeng benua lebih ringan maka kerak di bawah lempeng lebih tebal (sekitar
100 km) dibanding kerak di bawah lempeng samudera yang hanya memiliki
ketebalan 5 km. Lempeng-lempeng di seluruh dunia telah diidentifikasi seperti
diperlihatkan pada gambar 1.
2
Gambar 1. Plate boundary (sumber Press and Siever, 1998 dalam Satyana A.H,
2005)
Teori tektonik lempeng menerangkan bahwa lempeng-lempeng di kerak bumi saling
bergerak diakibatkan arus konveksi di dalam astenosphere. Pergerakan lempeng
dibagi menjadi 3 jenis pergerakan utama :
convergence dimana 2 lempeng saling bertemu,
divergence (dimana 2 lempeng saling menjauh),
transform (dimana 2 lempeng bergerak berlawan secara sliding).
Pertemuan lempeng-lempeng yang saling berinteraksi tersebut disebut plate margin.
Terdapat 3 tipe plate margins :
Tipe destruktif yang saling menghancurkan antara lain plates collision, plate
subduction. Umumnya tipe ini diakibatkan pergerakan lempeng yang
convergence.
Tipe konstruktif akibat pergerakan divergence contohnya pembentukan lantai
samudera di area MOR (mid oceanic ridge)
Tipe Konservatif atau tidak ada penambahan atau penghancuran, pergerakan
transform.
3
2. MINERALISASI DALAM KERANGKA TEKTONIK LEMPENG
Pergerakan konvergence antara kerak benua dan kerak samudera mengakibatkan
terbentuknya zona subduksi. Pergerakan antar lempeng di zona subduksi
mengakibatkan terjadinya partial melting yang bergerak ke atas melalui zona-zona
lemah akibat kondisi destruktif pada kerak benua. Produk dari proses ini
menghasilkan terbentuknya volcanic-magmatic range atau volacanic Magmatic arc.
Gambar 2. Subduksi dan pembentukan magmatik arc
Pembentukan mineral logam sangat berhubungan dengan aktivitas magmatisme dan
vulkanisme yang berlangsung secara intensif di busur magmatik. Mineralisasi di
busur magmatik menghasilkan mineral tembaga, emas perak, timah, seng, timbal,
mercury dan molybdenum. Tipe mineralsasi yang terbetuk pada magmatic arc ini
umumnya tipe porfiri dan hydrothermal. Selain itu lempeng tektonik yang berinteraksi
yaitu lempeng benua yang berkomposisi granitik serta lempeng samudera yang
bersifat basaltik masing-masing menjadi host dalam pembentukan mineral
berdasarkan komposisi mineral tersebut. Komposisi lempeng samudera yang bersifat
ultra mafic (ophiolite) merupakan sumber pembentukan mineral-mineral yang
berasosiasi dengan batuan ultramafic seperti nikel, chrom dan besi magmatik.
4
Lempeng benua yang memiliki komposisi utama granitik merupakan sumber
pembawa mineralisasi bagi timah, tungsten, bismuth dan tembaga dengan tipe
deposit vein contact metamorphic. Akibat proses orogenesa di vulkanik-magmatic arc
maka terbentuk cekungan muka busur dan cekungan belakang busur tempat proses
mineralisasi yang berhubungan dengan sedimantasi.
Gambar 3. Tektonik lempeng dan mineral deposit
Dalam mineralisasi pada magmatik arc selain magma sebagai sumber mineralisasi
faktor lain yang berperan yaitu adanya media permeble sebagai bukaan bagi fluida
magma menuju permukaan dan sebagai bukaan bagi fluida air untuk dapat
berinterksi dengan larutan magma atau larutan sisa magma. Media permeable
tersebut bisa berupa rekahan-rekahan dan patahan yang bersifat dilational (bukaan).
Aktifitas tektonik pada suatu konvergence margin akan membentuk suatu zona akresi
yang dipengaruhi oleh tektonik yang kuat. Busur magmatik pada proses kejadiannya
umumnya mengikuti pola-pola dilational. Splay dan jog pada mekanisme patahan
merupakan kondisi dilational untuk memerangkap intrusi porfiri pada magmatik arc.
5
Gambar 4. Pembentukan volcanic arc dalam kondisi konvergent dan divergent
6
3. GEOTEKTONIK INDONESIA
Indonesia merupakan kepulauan yang dinamik yang terbentuk akibat pertumbuhan 3
lempeng Lempeng Eurasia, Lempeng India-australia dan Lempeng Pasifik (Gambar