-
Vol. 10, No.1, Juni 2010 ISSN 1829 - 9598
LENTERAJURNAL ILMIAH SAINS DAN TEKNOLOGI
Pemetaan Daerah Rawan Pangan dan Strategi Penanggulangannya di
Provinsi AcehDahlan dan Muyassir
.....................................................................................................
.....1
Analisa Pergerakan Lalu Lintas Pada Persimpangan Bersinyal
Simpang EmpatLhokseumaweRosalina
..........................................................................................................................
.....8
Analisis Potensi Sumberdaya Lahan Untuk Pengembangan Peternakan
Kabupaten AcehBesarMuyassir
.........................................................................................................................
....16
Strategi Konservasi dan Rehabilitasi Ekosistem Hutan
MangroveIswahyudi........................................................................................................................
....29
Peningkatan Viabilitas dan Vigor Benih Padi Sawah Pada Berbagai
Tingkatan SalinitasTanah Dengan Pemberian
KinetinFaisal...............................................................................................................................
....39
Tingkat Ketersediaan Pangan Keluarga dan Status Gizi Balita di
Desa LambaroSkep Kecamatan Kuta Alam Kota Banda AcehSiti
Maryam.....................................................................................................................
....49
Evaluasi Kadar Protein, Lemak dan Kadar Air Dendeng Sapi Dari
Berbagai Bagian
TubuhSapiSuryani............................................................................................................................
....61
Peningkatan Kadar Glutation Sel Limfosit Dengan Mengkonsumsi
Bubuk Kakao BebasLemak (Theobroma cacao
L)Erniati..............................................................................................................................
....66
Analisis Kesesuaian Batang bawah Kina (C. succirubra) dan Batang
Atas (C. ledgeriana)Hasil Setek SambungLukman
...........................................................................................................................
....72
Evaluasi Tingkat Bahaya Banjir dan Erosi Serta Strategi
Penanggulangannya di KabupatenNagan RayaHalus Satriawan
.............................................................................................................
....78
Pendekatan Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Kimia PadaKonsep Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi
SederhanaSri Rahayu Retno Wulan
...............................................................................................
....86
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Residu Tanaman Terhadap Laju
Mineralisasi NitrogenTanahZahrul Fuady
..................................................................................................................
....94
Imunisasi Inhibin: Suatu Metode Alternatif Superovulasi Dalam
Program Transfer EmbrioPada TernakHafizuddin dan Tongku Nirwan
Siregar
.......................................................................
..102
Analisis Komparatif Pendapatan Usaha Tani Padi Sawah Sebelum
Dengan SesudahTsunami Di Kecamatan Peukan
BadaElfiana..................
...........................................................................................................
. 109
-
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN RESIDU TANAMANTERHADAP LAJU
MINERALISASI NITROGEN TANAH
Zahrul FuadyStaf pengajar Dpk pada Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
ABSTRAKSalah satu cara memperhatikan produktivitas tanah adalah
dengan mengembalikan residu
tanaman setelah panen sebagai sumber bahan organik dan
menerapkan sistem olah tanah yang tepat.Tujuan penelitian ini
adalah mengkaji pengaruh sistem olah tanah dan pemberian beberapa
tingkatanresidu tanaman terhadap laju mineralisasi N tanah.
Percobaan ini menggunakan Rancangan AcakKelompok (RAK) Pola
Faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu sistem olah tanah dan
takaranresidu tanaman jagung. Faktor olah tanah terdiri dari tiga
taraf yaitu tanpa olah tanah, olah tanahminimum dan olah tanah
konvensional, sedangkan faktor residu tanaman jagung terdiri dari
tiga tarafyaitu 0 ton.ha-1, 10 ton.ha-1 dan 20 ton.ha-1. Hasil
peneltian menunjukkan sistem olah tanah danpemberian residu tanaman
jagung berpengaruh terhadap laju mineralisasi N tanah, potensial
Norganik termineralisasi dan net N termineralisasi.
Kata Kunci: Sistem Olah Tanah, Residu Tanaman, Mineralisasi
Nitrogen
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah sebagai salah satu sumberdayaalam yang penting perlu
mendapat perhatiansungguh-sungguh agar terhindar darikerusakan yang
dapat menurunkanproduktivitasnnya. Kerusakan tanah dapatterjadi
karena salah dalam pengelolaan.Banyak usaha yang dapat dilakukan
untukmempertahankan produktivitas tanah, salahsatu diantaranya
adalah melalui modifikasicara dan intensitas pengolahan tanah.
Pengolahan tanah merupakanmanipulasi mekanik terhadap tanah
untukmenciptakan keadaan tanah yang baik bagipertumbuhan tanaman.
Berbagai sistem olahtanah akan berpengaruh terhadap kadarbahan
organik tanah dan laju mineralisasi Ntanah. Handayani (1999),
menyatakanbahwa sistem olah tanah tidak hanyamempengaruhi kuantitas
N tersedia, tetapijuga banyaknya N yang termineralisasi.
Sistem olah tanah konvensionalmembuat struktur tanah menjadi
gembur,aerasi baik sehingga dapat meningkatkanaktivitas
mikroorganisme dan lajumineralisasi N sehingga N menjadi
tersedia.Hal ini akan mempercepat kehilangan Ndalam tanah, karena N
terabsorbsi oleh
tanaman, tercuci dan menguap sehinggakadar N tanah cepat
berkurang. Sedangkanpada tanah yang diolah terbatas dan tidakdiolah
sama sekali, laju mineralisasi Nberjalan sedang dan agak lambat,
sehinggakadar N organik tanah lebih dapatdipertahankan.
Hasil penelitian Rauf dan Ritonga(1989) membuktikan bahwa tanah
yangdiolah terbatas mempunyai kadar N totalyang lebih tingggi
dibandingkan pada tanahyang diolah konvensional. Keadaan tanahyang
ideal adalah adanya keseimbanganantara pelepasan N untuk tanaman
denganN organik tanah. Berdasarkan pemikiran diatas perlu dilakukan
suatu kajian tentangsistem olah tanah bagaimana dan pemberianresidu
pada takaran berapa yang dapatmelepaskan N untuk pertumbuhan
tanamandan dapat memepertahankan N organiktanah sehingga
produktivitas tanah tetapterjaga.1.2. Perumusan Masalah
Apakah dengan sistem olah tanah danpemberian residu tanaman yang
berbedaakan mempengaruhi laju mineralisasinitrogen tanah?
-
LENTERA : Vol.10, No.1, Juni 2010 95
1.3. Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk
mengkaji pengaruh sistem olah tanah danpemberian residu terhadap
laju mineralisasinitrogen tanah.
II. BAHAN DAN METODEPENELITIAN
2.1. Tempat Dan WaktuPenelitian ini dilaksanakan di kebun
percobaan Universitas Almuslim dan dilaboratorium kimia tanah
Fakultas PertanianUniversitas Syiah kuala yang berlangsungsejak
bulan september 2008 sampai maret2009.
2.2. Bahan Dan AlatBahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah residu tanaman berupaseresah tanaman
jagung, pupuk dasarberupa pupuk urea dan SP-36 dengantakaran
masing-masing 200 kg/ha dan 45kg/ha, benih jagung varietas hibrida
C-7,herbisida roundup, dan bahan-bahan untukanalisis tanah dan
jaringan tanaman sepertiH2SO4 pekat, KCL, NaOH, MgO,reduction
regent A, reduction regent B,H3BO3, indikator konway, fero
sulfat(FeSO4) dan kalium khromat (K2Cr2O7).Sedangkan alat-alat yang
digunakan adalahtimbangan analitik, ayakan,spectrofotometer, pH
meter, mesinpengguncang, tabung reaksi, gelas kocok,erlenmeyer,
kjeldahl nitrogen digester,kjeldahl nitrogen destiler, buret dan
gelasukur.
2.3. Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan percobaan
faktorial 3 x 3 yang ditata dalam polarancangan acak kelompok
(RAK) yangterdiri atas faktor sistem olah tanah (t) danresidu
tanaman (r).
Sistem olah tanah terdiri dari tiga tarafyaitu:To : tanpa olah
tanah (tidak diolah
sama sekali)t1 : olah tanah minimum (tanah
dicangkul sekali sedalam 10 cm)t2 : olah tanah konvensional
(tanah
dicangkul 2 kali sedalam 20 cm,digemburkan dan diratakan)
Pemberian residu tanaman terdiri daritiga taraf yaitu:r0 : tanpa
pemberian residu tanaman
(0 ton/ha)r1 : pemberian residu tanaman (10
ton/ha)r2 : pemberian residu tanaman (20
ton/ha)Dari kedua faktor di atas diperoleh 9
kombinasi perlakuan, masing-masingperlakuan diulang 3 kali
sehingga diperoleh27 unit petak percobaan.
Model matematika yang digunakanuntuk menganalisa data pengamatan
dalampercobaan ini adalah :
ijkjkkjiijk EtrrtkY )(Dimana : : nilai tengahki : pengaruh
kelompok ke-itj : pengaruh dari faktor sistem olah
tanah ke-jrk : pengaruh residu tanaman ke-k(tr)jk : pengaruh
interaksi antara sistem
olah tanah ke-j dengan faktorresidu tanaman ke-k
Eijk : pengaruh galat pada kelompokke-i, sistem olah tanah ke-j
danpemberian residu tanaman ke-k.
2.4. Pelaksanaan Percobaan
2.4.1. Persiapan LahanLahan yang digunakan untuk tempat
percobaan adalah lahan bekas ditanamijagung dengan jenis tanah
entisol.Selanjutnya untuk mematikan gulma lahantersebut disemprot
dengan herbisidaRoundup dengan takaran 4 l/ha dandibiarkan selama
seminggu. Kemudiandibuat petak-petak percobaan denganukuran 2 x 3,5
m, jarak antar blok 100 cm.Setelah itu diberikan residu tanaman
jagungsecara merata di atas permukaan tanahsesuai dengan takaran
yang dicobakan.Residu tanaman yang digunakan adalahseresah tanaman
jagung yang telahdikeringkan dan dipotong-potong sepanjang10
cm.
Tanah diolah sesuai perlakuan, padatanah tanpa olah, tanah tidak
diolah samasekali dan residu tanaman disebarkan secaramerata di
atas permukaan tanah. Olah tanahminimum, tanah dicangkul satu
kali
-
LENTERA : Vol.10, No.1, Juni 2010 96
bersama-sama residu tanaman sampaikedalaman 10 cm, dan pada olah
tanahkonvensional, tanah dicangkul dua kalibersama-sama residu
tanaman jagungsedalam 20 cm,digemburkan dan di ratakan,kemudian
masing-masing petak percobaandiberi pembatas.
2.4.2. Penanaman
Penanaman dilakukan setelahpengolahan tanah dan setelah
pemberianresidu tanaman jagung. Benih jagung yangdigunakan adalah
varietas ibrida C-7,ditanami dengan jarak tanam 60x30 cm,setiap
lubang tanam diisi dua biji. Setelahtanaman berumur dua minggu
dilakukanseleksi terhadap bibit yang tumbu denganmembiarkan hanya
satu tanaman yang sehatper lubang tanam, dan tanaman yanglainnya
dikeluarkan dari petak percobaan.Dalam satu petak percobaan
terdapat 25tanaman, jarak antara tanaman dengan petaksekitar 30 cm.
Tiga tanaman jagung yangtumbuh di pinggir petak percobaan
dipilihsecara acak untuk sampel pengamatanserapan N tanaman,
sedangkan tanamanjagung yang tumbuh dalam plot nettodigunakan untuk
pengamatan pertumbuhantanaman.
2.4.3. PemeliharaanPemeliharaan meliputi pencegahan
terhadap hama dan penyakit, penyiangangulma dan penyiraman.
Untuk mencegahserangan hama digunakan Reagen dengantakaran 1 ml per
liter air yang disemprotpada seluruh bagian tanaman pada umur
65hari setelah tanam. Penyiangan dilakukanbila tumbuh gulma yang
dilakukan secaramanual. Penyiraman dilakukan setiap haripada waktu
pagi dan sore hari kecuali harihujan.2.4.4. Pemupukan
Pupuk SP-36 diberikan bersamaanwaktu tanam dengan takaran 1,08
g/lubangtanam, sedangkan pupuk urea diberikan tigakali, yaitu 1/3
dosis pada saat tanam, 1/3pada umur 28 hari dan 1/3 lagi
menjelangkeluarnya bunga atau pada umur 45 haridengan takaran 1,6
g/lubang tanam, pupukyang digunakan semuanya diberikan secaratugal.
Pupuk K tidak diberikan dikarenakan
hasil analisis kandungan K pada tanah yangdipergunakan sangat
tinggi (0,6 me/100 g).2.4.5. Pemanenan
Jagung varietas Hibrida C-7 pada umur 45 hari keluar rambut 50%
dan dapatdipanen pada umur 100 hari setelah tanam.Kriteria panen
sebagai berikut: (a) kulitjagung (kelobot) sudah menguning dan
jikadikupas bijinya mengkilap; (b) telah tampakgaris hitam pada
biji, dan (c) jika bijiditekan dengan kuku tidak berbekas.
2.5. Analisis AwalAnalisis awal meliputi analisis tanah
sebelum penelitian yang terdiri dari analisiskadar C-Organik
(metode Walkey andBlack), N Total (Metode Kjeldahl), Ptersedia
(Metode Bray I), K yang dapatdipertukarkan diukur dengan
Flamefotometer, NO3-N (ekstraki 1 M KCL), pHtanah (pH meter),
tekstur tanah (metodepipet) dan berat jenis tanah yang
ditetapkansecara gravimetrik dengan menggunakanring sampel.
Analisis bahan residu tanaman jagungdilakukan dengan metode
dekstruksi basahmenggunakan asam sulfat pekat (H2SO4).Kadar C
tanaman ditetapkan dengan metodeWalkey and Black, dan N tanaman
dalamlarutan destruksi ditetapkan secara destilasi(metode Kjeldahl)
sehingga diperolehnisbah C/N.
2.6. Pengamatan2.6.1. Analisis Mineralisasi Nitrogen
Tanah
Laju mineralisasi nitrogen tanahdiamati sesuai dengan interval
waktu, yaitu0, 2, 4, 6, 8, 10, 14 minggu setelahpemberian residu
tanaman meliputi Corganik, NH4-N, NO3-N dan N total.Sampel tanah
untuk analisis diambil secarakomposit dari masing-masing
perlakuanplot mineralisasi dan diulang dua kalisehingga terdapat 18
perlakuan.
2.6.2. Laju mineralisasi NEstimasi laju mineralisasi N tanah
dilakukan berdasarkan pada data hasilanalisis tanah di
Laboratorium yangmeliputi C organik, NH4-N, NO3-N dan N
-
LENTERA : Vol.10, No.1, Juni 2010 97
total yang diukur pada setiap interval waktu0, 2, 4, 6, 8, 10,
dan 14 minggu. Semua datayang diperoleh dianalisis secara
statistikdengan menggunakan perangkat lunakStatistical Analysis
System (SAS) metodemarquardt (SAS Institute, 1987)
denganmenggunakan model order pertama yangdikembangkan oleh
Stanford dan Smith(1972), dengan persamaan berikut:
)1(0 kteNNt Dengan Nt adalah net N termineralisasipada waktu t,
No adalah potensial organikN termineralisasi, k adalah konstanta
lajumineralisasi, dan t adalah interval waktu.
2.6.3. Indeks Penambahan BahanOrganik
Indeks penambahan bahan organiktanah dihitung dengan
menggunakanpersamaan yang dikembangkan olehSanchez (1992) seperti
berikut:
mbadankmbC ;/Dengan C adalah C organik tanah yangberada dalam
kesetimbangan, m adalahtransformasi bahan organik yangditambahkan,
b adalah bahan organik yang
ditambahkan, k adalah laju mineralisasi dana adalah penambahan C
organik tanah tiaptahun.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1. Pengaruh Sistem Olah Tanah
Terhadap Laju Mineralisasi3.1.1. Mineralisasi karbon (C)
Hasil analisis data secara statistikmenunjukkan bahwa laju
mineralisasi Corganik pada ketiga sistem olah tanahsangat sesuai
dengan model order pertamadengan R2 = 0,97** untuk tanpa olah
tanah,0,96** olah tanah minimum dan 0,98**olah tanah konvensional.
Hasil ini sesuaidengan penelitian Hadas et.al (1986) yangmenyatakan
bahwa model order pertamasangat sesuai untuk memprediksi N dan
Ctermieralisasi pada tanah-tanah yang telahdiinkubasi lebih dari 12
minggu.Berdasarkan model tersebut, diperolehestimasi potensial C
organik termineralisasi(Co), net C termineralisasi (Ct)
dankonstanta laju mineralisasi (k) untukmasing-masing sistem olah
tanah sepertidisajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Potensial C organik termineralisasi (Co), Net C
termineralisasi (Ct) dan kostantalaju mineralisasi C (k)
Sistem Olah TanahCo Ct k
..mg kg-1.. mg.kg-1hari-1
Tanpa Olah 21253 25845 0,041Olah Minimum 21081 25580 0,195Olah
Konservasi 21553 25840 0,198
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwasistem tanpa olah tanah
dapatmempertahankan kehilangan bahan organiktanah sehingga C
termineralisasi tinggi.Menurut Soepardi (1979), jumlah C
yangdilepaskan ke dalam tanah sangattergantung kepada jumlah bahan
organikyang terdapat di dalam tanah. Denganmeminimalkan intensitas
pengolahan tanahdapat memelihara bahan organik tanah,karena
mengurangi tanah dari usikan secarafisik, kimia dan biologi.
Berdasarkan hasil
penelitian Schomberg dan Jones (1999),tanpa olah tanah dapat
memberikan Corganik, mineralisasi C dan biomassamikrobia tanah
lebih tinggi daripada tanahyang diolah secara intensif.
3.1.2. Mineralisasi Nitrogen TotalHasil analisis data
menunjukkan
bahwa laju mineralisasi N pada ketigasistem olah tanah sangat
sesuai denganorder pertama dengan R2 = 0,97** untuktanpa olah,
0,96** untuk olah minimum dan
-
LENTERA : Vol.10, No.1, Juni 2010 98
0,99** untuk olah konvensional.Berdasarkan model tersebut,
diperolehestimasi potensial organik N termineralisasi(No), net N
termineralisasi (Nt) dan
konstanta laju mineralisasi (k) untukmasing-masing sistem olah
tanah sepertidisajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Potensial organik N termineralisasi (No), Net N
termineralisasi (Ct) dan kostantalaju mineralisasi N (k)
Sistem Olah TanahNo Nt k
..mg kg-1.. mg.kg-1hari-1
Tanpa Olah 2506 2280 0,325Olah Minimum 2430 2265 0,325Olah
Konservasi 2271 2245 0,676
Potensial organik N termineralisasi,nett N termineralisasi dan
laju mineralisasidipengaruhi oleh manajemen praktis yangdiberikan
kepada tanah. Menurut ZhengxiaDou et.al (1995), nilai No
dipengaruhi olehpengolahan tanah, rotasi tanaman, danmanajemen
pemupukan, dimana faktortersebut akan mempengaruhi kesuburantanah.
Di samping itu, potensial organik Ntermineralisasi tergantung
kepada bahanorganik tanah, karena bahan organikmerupakan aset
daripada N yangdibebaskan melalui proses mineralisasi.
Hasil penelitian ini juga didapatkanbahwa konstanta laju
mineralisasi (k) perhari tertinggi dijumpai pada olah
tanahkonvensional dan terendah pada tanpa olahdan olah minimum. Hal
ini menunjukkanbahwa dengan pengolahan tanah secaraintensif dapat
memicu kecepatandekomposisi bahan organik, sehingga
akanmempengaruhi tingkat kesuburan danproduktivitas tanah.
Pengolahan tanah
secara intensif akan menyebabkan aerasidan drainase menjadi
lebih baik dantemperatur tanah juga meningkat.Akibatnya oksidasi
bahan organik dapatberlangsung dengan cepat dan prosesnitrifikasi
akan terjadi secara optimal.3.1.3. Mineralisasi N An Organik
Hasil analisis data menunjukkanbahwa laju mineralisasi N an
organik padaketiga sistem olah tanah sangat sesuaidengan order
pertama dengan R2 = 0,98**untuk tanpa olah, 0,98** untuk
olahminimum dan 0,98** untuk olahkonvensional. Berdasarkan model
tersebut,diperoleh estimasi potensial organik Ntermineralisasi
(No), net N an organiktermineralisasi (Nt) dan konstanta
lajumineralisasi (k) untuk masing-masingsistem olah tanah seperti
disajikan padaTabel 3.
Tabel 3. Potensial organik N an organik termineralisasi (No),
Net N an organiktermineralisasi (Ct) dan kostanta laju mineralisasi
N (k)
Sistem Olah TanahNo Nt k
..mg kg-1.. mg.kg-1hari-1
Tanpa Olah 91,95 78,28 0,137Olah Minimum 81,42 67,17 0,192Olah
Konservasi 67,77 65,12 0,276
Tabel di atas memperlihatkan bahwapotensial n an organik
termineralisasi (No)dan net N an organik termineralisasi
yangdijumpai pada sistem tanpa olah tanah dan
menurun seiring dengan bertambahnyaintensitas pengolahan tanah.
Hal iniberhubungan dengan akumulasi bahan
-
LENTERA : Vol.10, No.1, Juni 2010 99
organik pada permukaan tanah dankelembaban tanah.
Handayani (1996) dalam penelitiannyamenunjukkan bahwa cadangan
akumulasibahan organik pada permukaan tanah yangtidak diolah dapat
menstimulir kuantitastotal bakteri, actinomycetes, fungi,
enzimdehydrogenase dan phosphatase, sampaidua kali lebih tinggi
dibandingkan padakedalaman tanah dari 7,5 cm.
Pengolahan tanah secara intensif akanmembuat temperatur, aerasi
dan drainasetanah menjadi lebih baik, sehinggamengakibatkan laju
oksidasi bahan organikberlangsung cepat. Hal ini tergambarkanpada
nilai k yang disajikan pada tabel 3 diatas, dimana konstanta laju
mineralisasi N(k) per hari lebih tinggi pada sistem olahtanah
konvensional dibandingkan denganolah tanah minimum dan tanpa olah
tanah.
3.2. Pengaruh Residu TanamanTerhadap Laju Mineralisasi Hara
3.2.1. Mineralisasi Karbon (C)Hasil analisis data secara
statistik
menunjukkan bahwa laju mineralisasi Corganik pada ketiga takaran
residu tanamanjagung sangat sesuai dengan model orderpertama dengan
R2 = 0,97** untuk tanparesidu tanaman, 0,96** untuk residutanaman
10 ton.ha-1 dan 0,98** pada residutanaman 20 ton.ha-1. Berdasarkan
modeltersebut, diperoleh estimasi potensial Corganik
termineralisasi (Co), net Ctermineralisasi (Ct) dan konstanta
lajumineralisasi (k) untuk masing-masingtakaran residu tanaman
seperti disajikanpada Tabel 4.
Tabel 4. Potensial C organik termineralisasi (Co), Net C
termineralisasi (Ct) dan kostantalaju mineralisasi C (k)
Takaran Residu TanamanCo Ct k
..mg kg-1.. mg.kg-1hari-1
Tanpa Residu 19475 24415 0,25010 ton.ha-1 21820 25365 0,31520
ton.ha-1 22890 27475 0,273
Tabel 4 memperlihatkan bahwapotensial C termineralisasi (Ct)
tertinggidijumpai pada pemberian residu tanaman 20ton.ha-1 dan
terendah dijumpai pada tanpapemberian residu. Hal ini terbukti
bahwasemakin banyak bahan organik yangditambahkan ke tanah, semakin
banyakunsur C yang dilepaskan dari hasildekomposisi bahan organik
tersebut.
Bahan organik yang berasal daritumbuhan sebagian besar tersusun
dari airsekitar 60-90% dan rata-rata 75%, bagianpadatan 25% terdiri
dari hidrat arang (60%),protein (10%), lignin (10-30%) dan
lemak(1-8%). Ditinjau dari susunan unsur, karbonmerupakan bagian
yang terbesar (44%),oksigen (40%), hidrogen dan abu masing-masing
sekitar 8%. Paul dan Clarck (1989)menyatakan bahan organik yang
terdiri daripool yang cepat terdekomposisi sepertiasam amino dan
gula, dengan lajudekomposisi 0,2 hari-1, pool yang
terdekomposisi sedang seperti hemiselulosadengan laju
dekomposisi 0,08 hari-1 danpool yang lambat terdekomposisi
sepertilignin dengan laju dekomposisi 0,01 hari-1.Karena itu hasil
dekomposisi bahan organikyang terutama adalah unsur C, dan unsur
inisangat dibutuhkan oleh mikroorganismesebagai sumber
energinya.
3.2.2. Mineralisasi N TotalHasil analisis data secara
statistik
menunjukkan bahwa laju mineralisasi Norganik pada ketiga takaran
residu tanamanjagung sangat sesuai dengan model orderpertama dengan
R2 = 0,99** untuk tanparesidu tanaman, 0,100** untuk residutanaman
10 ton.ha-1 dan 0,99** pada residutanaman 20 ton.ha-1. Berdasarkan
modeltersebut, diperoleh estimasi potensial Norganik
termineralisasi (No), net Ntermineralisasi (Nt) dan konstanta
lajumineralisasi (k) untuk masing-masing
-
LENTERA : Vol.10, No.1, Juni 2010 100
takaran residu tanaman seperti disajikan pada Tabel 5.Tabel 5.
Potensial N organik termineralisasi (No), Net N termineralisasi
(Nt) dan kostanta
laju mineralisasi K (k)
Takaran Residu TanamanNo Nt k
..mg kg-1.. mg.kg-1hari-1
Tanpa Residu 2324 2290 0,20310 ton.ha-1 2434 2460 0,24920
ton.ha-1 2789 2625 0,1095
Tabel 5 memperlihatkan bahwapotensial N organik termineralisasi
(No)dan net N termineralisasi (Nt) meningkatseiring dengan
meningkatnya jumlah bahanorganik yang ditambahkan. Hasil
penelitianHakim (1999) menunjukkan cassiamimosoides dapat
menyumbang N untuktanaman jagung sekitar 80% dari kebutuhantanaman
tersebut. Schomberg & Jones(1999) menyatakan stuktur dan
jumlahmikrobia nyata dipengaruhi oleh frekuensiinput residu, jumlah
residu, penempatanresidu dan kualitas sumber residu.Selanjutnya
Gelderman et.al (1998)menambahkan, total kandungan
nitrogen,berhubungan dengan level bahan organikyang ditambahkan.
Aplikasi dari residu jugameningkatkan populasi mikrobia untuk
melakukan transformasi N organik menjadian organik.
3.2.3. Mineralisasi N an OrganikHasil analisis data secara
statistik
menunjukkan bahwa laju mineralisasi N anorganik pada ketiga
takaran residu tanamanjagung sangat sesuai dengan model
orderpertama dengan R2 = 0,99** untuk tanparesidu tanaman, 0,99**
untuk residutanaman 10 ton.ha-1 dan 0,97** pada residutanaman 20
ton.ha-1. Berdasarkan modeltersebut, diperoleh estimasi potensial N
anorganik termineralisasi (No), net N anorganik termineralisasi
(Nt) dan konstantalaju mineralisasi (k) untuk masing-masingtakaran
residu tanaman seperti disajikanpada Tabel 6.
Tabel 6. Potensial N an organik termineralisasi (No), Net N an
organik termineralisasi (Nt)dan kostanta laju mineralisasi K
(k)
Takaran Residu TanamanNo Nt k
..mg kg-1.. mg.kg-1hari-1
Tanpa Residu 76,50 80,42 0,13110 ton.ha-1 87,38 74,85 0,14620
ton.ha-1 76,25 55,2 0,167
Tabel 6 memperlihatkan bahwapotensial N an organik
termineralisasi (No)dan net n an organik termineralisasi
(Nt)dipengaruhi oleh jumlah bahan organikyang ditambahkan. No
tertinggi dijumpaipada pemberian residu 10 ton.ha-1,sedangkan tanpa
residu dan pemberianresidu 20 ton.ha-1 mempunyai nilai yangtidak
jauh berbeda. Selanjutnya Nt tertinggidijumpai pada tanpa residu,
dan menurundengnan naiknya kadar residu yangdiberikan. Hal ini
disebabkan melalui
proses mineralisasi hara-hara yangdibebaskan berhubungan dengan
prosesimmobilisasi oleh mikroorganisme,sehingga terjadi net N an
organiktermineralisasi menurun.
IV. SIMPULAN DAN SARAN4.1. Simpulan
1. Sistem olah tanah berpengaruhterhadap laju mineralisasi N
tanah,potensial N organik termineralisasidan net N
termineralisasi.
-
LENTERA : Vol.10, No.1, Juni 2010 101
2. Pemberian residu tanaman lajumineralisasi N tanah, potensial
Norganik termineralisasi dan net Ntermineralisasi.
3. Sistem tanpa olah tanahmempunyai laju mineralisasi C danN (k)
terendah dibandingkan olahtanah minimum dan olah
tanahkonvensional.
4. Pemberian residu tanaman jagung20 ton.ha-1 menghasilkan
lajumineralisasi N (k) lebih rendahdibandingkan pada
pemberianresidu tanaman pada takaran 0 dan10 ton.ha-1
4.2. Saran1. Pada tanah yang bertekstur ringan
(lempung liat berpasir) sebaiknyaditerapkan sistem tanpa olah
tanahdan olah tanah minimum.
2. Untuk mempertahankan bahanorganik tanah, kesuburan tanah
danproduktivitas tanah, pada saattanah diolah hendaknya
diiringidengan pemberian residu/sisatanaman ke dalam tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, I.P., 1999. Kuantitas VariasiNitrogen Tersedia Pada
TanahSetelah Penebanga Hutan. J. TanahTropica. No.8: 215-226
Rauf, A. dan M.D.Ritonga., 1989.Percobaan Pengolahan
TanahMinimum Dan Pemupukan N DanP Terhadap Kandungan BahanOrganik
Dan Ketersediaan FosfatSerta Perubahan KemasamanTanah Podsolik
CoklatKekuningan Kebun PercobaanUSU Tambunan A. hal :
162-171.Prosiding Kongres Nasional VHITI Medan.
SAS Institute. 1987. SAS/STAT Guide forPerconal Computer Version
6th edSAS Inst. Cary. NC.
Stanford, G dan C.J. Smith. 1972. NitrogenMineralization
Potensial Of Soil.Soil Sci. Soc. Am. J. 36: 163 107.
Sanchez. P.A.,1992. Sifat Dan PengolahanTanah Tropika.
Terjemahan DariPrperties And Management Of SoilIn The Tropics. Jhon
Wiley andSons, New York.