7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 1/46
1
BAB I
LAPORAN KASUS
I.1 Identifikasi
Nama : Ny. F
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Per empuan
Status : Menikah
Agama : Protestan
Bangsa : Indonesia
Alamat : Keramasan Seberang Ulu I, Palem bang
MRS : 30 A pril 2010
Pek erjaan : Penjual Kerupuk
No. MR : 298453
I.2 Autoanamnesis
Keluhan Utama:
Benjolan pada payudara kanan
R iwayat Perjalanan Penyakit:
Se jak 1 tahun yang lalu, penderita mengeluh tim bul benjolan pada payudara
kanan bagian bawah kira-kira sebesar k eler eng. Benjolan yang tera ba oleh
penderita hanya satu buah, k enyal, dapat digerakkan dan tidak terasa nyeri.
Penderita menyangkal k eluar cairan dari puting susu, dan kulit payudara di
daerah benjolan sama dengan kulit di sekitarnya. Penderita tidak mengeluh
tera ba benjolan ditempat lain. Kemudian, penderita bero bat k e dukun
kampung dan di beri jamu-jamuan, tetapi k eluhan tidak hilang.
Selama 8 bulan terakhir penderita mengeluh benjolan tersebut terasa makin
mem besar hingga sebesar bola pimpong, dapat digerakkan, tidak terasa nyeri,
tidak ada cairan yang k eluar dari puting susu ser ta tidak nyeri k etika haid. Saat
ini, benjolan tersebut kira-kira berukuran sebesar buah jam bu biji. Benjolan
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 2/46
2
tidak terasa nyeri saat ditekan. K ulit di sekitar benjolan menjadi merah.
Penderita juga mengeluh tera ba benjolan di daerah k etiak kanan dan kirinya.
Pada k etiak kanan, benjolan berukuran sebesar telur puyuh, jumlahnya satu
buah, tera ba k eras, tidak dapat digerakkan dan tidak nyeri saat ditekan.
Sedangkan, pada k etiak kiri, tera ba benjolan berjumlah satu buah, benjolan
berukuran sebesar kacang tanah, tera ba k eras, dapat digerakkan dan tidak
nyeri saat ditekan.
Se jak 1 minggu terakhir dirawat, penderita mengeluh sesak nafas.
Penderita tidak mengeluh rasa penuh di ulu hati ser ta nyeri k e pala hebat.
Fak tor R isiko
R iwayat menstruasi per tama sekitar usia 12 tahun, sik lus menstruasi
teratur setiap akhir bulan, masih menstruasi hingga sekarang.
R iwayat melahirkan anak per tama sekitar usia 20 tahun, penderita
memiliki 4 orang anak.
R iwayat menyusukan anak (+) pada k edua payudara.
R iwayat pemakaian KB bentuk susuk dan pil se jak melahirkan anak
per tama, berhenti sekitar 1 tahun yang lalu.
R iwayat pernah radiasi dinding dada disangkal.
R iwayat tumor jinak pada payudara disangkal.
R iwayat kank er payudara atau kank er lainnya pada k eluar ga disangkal.
I.3 Pemeriksaan Fisik (Tanggal 10 Mei 2010)
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : compos mentis
Pernafasan : 32x/menit
Nadi : 80x/menit
Tekanan Darah : 160/100 mmHg
Suhu : 37 ºC
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 3/46
3
Berat Badan : 50 k g
Tinggi Badan : 160 cm
Keadaan Gizi : baik
Ke pala : K onjungtiva pucat -/-, sk lera ik terik -/-
Pupil : isokor , r ef leks cahaya +/+
Leher : JVP (5-2) cm H2O, tidak ada k elainan
Kelenjar getah bening : lihat status lokalis
Thorax : vesikular (+) N, ronkhi (-), wheezing (-), murmur (-),
gallop (-), gam baran tumor lihat status lokalis.
Ekstr emitas Superior : tidak ada k elainan
Ekstr emitas Inf erior : tidak ada k elainan
Performance (karnofsky scor e) : 60%
Status Lokalis
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 4/46
4
Regio Thoraks
Inspeksi :tampak payudara kiri dan kanan tidak simetris
Pal pasi :stemfr emitus paru kanan sama dengan kiri
Perkusi :sonor pada k edua hemithoraks
Auskultasi :suara napas vesikuler pada k edua hemithoraks
Regio Mamma dextra
Inspeksi : tampak benjolan sebesar buah jam bu biji dengan
warna kulit k emerahan disekitar benjolan, batas
tidak tegas, tidak tampak ulkus, tampak gam baran
peau d¶orange di sekitar papil, r etraksi puting (-).
Pal pasi : tera ba massa dengan konsistensi k eras, permukaan
berdungkul-dungkul, batas tidak tegas, terfiksir pada
jaringan di bawahnya, tidak ada nyeri tekan, ukuran
± 8 cm x 6 cm x 3 cm.
Regio Mamma Sinistra
Inspeksi : tidak tampak benjolan
Pal pasi : tidak tera ba massa
KGB Axilla Dextra
Inspeksi : tampak benjolan sebesar telur puyuh, warna
benjolan sama dengan kulit sekitarnya.
Pal pasi : tera ba massa satu buah, konsistensi k eras ,
permukaan rata, batas tegas, terfiksir pada jaringan
di bawahnya, nyeri tekan (-), ukuran ± 3 cm x 2 cm x
2 cm.
KGB Axilla Sinistra
Inspeksi : tidak tampak benjolan
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 5/46
5
Pal pasi : tera ba massa dua buah, konsistensi k eras,
permukaan rata, batas tegas, dapat digerakkan, nyeri
tekan (-), ukuran masing-masing ± 0,5 cm x 0,5 cm
x 0,5 cm.
KGB Suprak lavikula Dextra
Inspeksi : tidak tampak benjolan
Pal pasi : tera ba massa satu buah, konsistensi k eras,
permukaan rata, batas tegas, dapat digerakkan, nyeri
tekan (-), ukuran ± 0,5 cm x 0,5 cm x 0,5 cm.
KGB Suprak lavikula Sinistra
Inspeksi : tidak tampak benjolan
Pal pasi : tera ba massa satu buah, konsistensi k eras ,
permukaan rata, batas tegas, dapat digerakkan, nyeri
tekan (-), ukuran ± 0,3 cm x 0,3 cm x 0,3 cm.
KGB Mammaria interna dextra et sinistra
Inspeksi : tidak tampak benjolan
Pal pasi : tidak dapat dinilai
Regio Abdomen
Inspeksi : datar , lemas
Pal pasi : tidak tera ba pem besaran he par , nyeri tekan (-).
I.4 Diagnosis Sementara
Tumor mamma dextra suspect ganas yang sudah menginfiltrasi kulit, yang
sudah menginfiltrasi dinding dada, sudah metastasis k e KGB r egional
kontralateral (KGB supraclavicula), metastasis jauh belum dik etahui.
(T4c N3cMX)
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 6/46
6
I.5 Saran Pemeriksaan
- Pemeriksaan La boratorium
- Pemeriksaan histopatologi (biopsi insisi)
- Bone scanning (lum bosacral AP)
- R ontgen thorax
I.6 Hasil Pemeriksaan
a. Pemeriksaan La boratorium (Tanggal 1 Mei 2010)
Darah R utin:
Hemoglo bin : 11,3 g/dl ( 12 16 gr /dl )
Hematokrit : 33 vol% ( 37 43 vol%)
LED : 79 mm/ jam ( < 18 ml/ jam )
Leukosit : 9800/mm3 ( 5000 10000/mm3)
Trom bosit : 326.000/mm3( 200.000 500.000/mm3 )
Hitung jenis : 0/1/0/72/19/8 (0-1/1-3/50-70/20-40/2-8 % )
K imia Klinik :
BSS : 132 mg/dl ( < 200 mg/dl )
Ur eum : 28 mg/dl ( 18 39 mg/dl )
Cr eatinin : 1 mg/dl ( 0,6 10 mg/dl )
Na+
: 136 mmol/l ( 135 155 mmol/l )
K +
: 2,8 mmol/l ( 3,5 5,5 mmol/l )
b. Hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (10 Mar et 2010)
Kesan : Invasive ductal car cinoma mamma dextra yang telah
metastase k e k elenjar getah bening axilla dextra dan sinistra.
c. R ontgen Thorax (Tanggal 1 Juni 2010)
Tampak gam baran efusi pleura pada lapangan basal paru kanan
Kesan: tampak proses metastase di paru
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 7/46
7
I.7 Diagnosis Kerja
Tumor mamma dextra suspect ganas yang sudah menginfiltrasi kulit, yang
sudah menginfiltrasi dinding dada, sudah metastasis k e KGB r egional
kontralateral (KGB supraclavicula), terdapat metastase jauh pada paru.
Stadium IV (T4c N3cM1 paru).
I.8 Penatalaksanaan
O2
Terapi paliatif
Kemoterapi
Terapi radiasi
Terapi hormonal
Bedah ї mastek tomi paliatif
I.9 Prognosis
Quo ad vitam : du bia ad malam
Quo ad functionam : malam
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 8/46
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pendahuluan
K ank er payudara merupakan salah satu masalah k esehatan di
dunia. Berdasarkan laporan dari WHO, tahun 2004 diperkirakan 519.000
wanita meninggal kar ena kank er payudara dan dari angka itu, 69%
k ematian terjadi di negara berk em bang. Pada tahun 2009, diperkirakan
192.370 kasus baru dari invasive car cinoma mammae didiagnosis di
amerika serikat dan 62.280 kasus baru car cinoma mammae insitu.1 Data di
Indonesia, kank er payudara menduduki tempat k edua (11,5%) setelah
kank er leher rahim. Di Indonesia diperkirakan terdapat 20.000 kasus baru
kank er payudara per tahun dan lebih dari 50% kasus berada dalam stadium
lanjut.2,3,4
Etiologi yang belum dik etahui dengan pasti, perjalanan penyakit
yang tidak dapat diperkirakan ser ta usaha pencegahan yang sulit dilakukan
ser ta adalah masalah yang sampai saat ini belum teratasi. Namun demikian
usaha-usaha untuk mendeteksi dini dapat dilakukan dengan baik dengan
mengikutser takan masyarakat melalui penyuluhan. Selain itu, k emajuan
dalam deteksi dini yang dilengkapi dengan k emajuan terapi, baik teknik
operasi, radiasi, terapi hormonal ser ta khemoterapi, yang didasarkan pada
k ete patan penentuan stadium dan pengenalan sifat-sifat biologis kank er ,
semakin mem bawa harapan baru untuk penderita kank er payudara ini.
II.2 Embriologi payudara
Mammae sebagai k elenjar su bkutis mulai tum buh se jak minggu k e-
6 masa em brio berupa penebalan ek toderm se panjang garis yang disebut
garis susu yang ter bentang dari aksila sampai k e r egio inguinal. Pada
manusia, golongan primate gajah dan ikan duyung, dua per tiga kaudal dari
garis tersebut segera menghilang dan tinggal bagian dada saja yang
berk em bang menjadi cikal bakal payudara. Beberapa hari setelah lahir
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 9/46
9
pada bayi dapat terjadi pem besaran mammae unilateral/bilateral diikuti
dengan sekr esi cairan k eruh (mastitis neonatorum). Hal ini diseba bkan
oleh berk em bangnya sistem duktus dan tum buhnya asinus (buah anggur )
ser ta vaskularisasi pada stroma yang dirangsang secara tidak langsung oleh
tingginya kadar estrogen i bu di dalam sirkulasi darah bayi. Namun, setelah
lahir kadar hormon menurun sehingga merangsang hipofisis memproduksi
prolaktin (hormon yang menim bulkan peru bahan mammae).5
II.3 Anatomi Payudara
Payudara dewasa normalnya ter letak di hemithoraks kanan dan kiri
dengan dasarnya ter letak dari kira-kira iga k edua sampai iga k eenam.
Bagian medial payudara mencapai pinggir sternum dan di lateral se jajar
garis aksilaris anterior. Payudara meluas k e atas melalui suatu ekor aksila
ber bentuk piramid. Payudara ter letak di atas lapisan fascia otot pek toralis
mayor pada dua per tiga superomedial dan otot seratus anterior pada
se per tiga lateral bawah. Pada 15% kasus jaringan payudara meluas k e
bawah garis te pi iga dan 2% melewati pinggir anterior otot latissimus
dorsi.4
Payudara yang asimetri sering dijumpai diantara wanita normal dan
penderita tidak begitu menyadarinya atau mungkin menerimanya sebagai
variasi normal. Setengah wanita mempunyai per bedaan volume 10%
antara payudara kiri dan kanan dan se per empatnya dengan per bedaan
20%. Payudara kiri selalu lebih besar di banding yang sebelah kanan.4
Payudara terdiri dari ber bagai struk tur yaitu par enkim e pitelial,
jaringan lemak , pem buluh darah, saraf , dan saluran getah bening ser ta otot
dan fascia. Par enkim e pitelial di bentuk oleh kurang lebih 15-20 lo bus.
Masing masing lo bus dialiri oleh sistem duk tus dari sinus lak tif erous
(bila distensi mempunyai diameter 5 8 mm) ter buka pada nipel, dan
masing-masing sinus menerima suatu duk tus lo bulus dengan diameter 2
mm atau kurang. Di dalam lo bus terdapat 40 atau lebih lo bulus. Satu
lo bulus mempunyai diameter 2 3 mm dan dapat ter lihat dengan mata
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 10/46
10
telanjang. Masing-masing lo bulus mengandung 10 sampai 100 alveoli
(acini) yang merupakan unit dasar sekr etori. Payudara di bungkus oleh
fascia pek toralis superfisialis yang bagian anterior dan posteriornya
dihu bungkan oleh ligamentum Cooper sebagai penyangga.2,4,6
A Ductus
B Lo bulus
C Sinus lactif erous
D Puting susu (nipple)
E Jaringan lemak
F Otot pectoralis mayor
G Tulang Iga
Pembesaran:
A sel normal
B mem brane basal
C lumen (saluran tengah)
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 11/46
11
Vaskularisasi Payudara2,4,5
a. Ar teri
Payudara mendapat perdarahan dari:
1. Ca bang-ca bang perforantes a. mammaria interna yang
memperdarahi te pi medial glandula mammae
2. R ami pek toralis a. thorakoakromialis yang memperdarahi glandula
mammae bagian dalam (deep surface)
3. A. thorakalis lateralis (a. mammaria eksterna) yang memperdarahi
bagian lateral payudara
Pem buluh darah lain yang juga penting ar tinya meskipun tidak
memperdarahi glandula mammae adalah a. thorakodorsalis. Pada
tindakan radikal mastek tomi perdarahan yang terjadi aki bat putusnya
ar teri ini sulit dikontrol sehingga daerah ini dinamakan ³the bloody
angle´.
b. Vena
Pada daerah payudara terdapat tiga grup vena yaitu:
1. Ca bang ca bang perforantes v. mammaria interna
2. Ca bang-ca bang v. aksilaris
a. v. thorako-akromialis
b. v. thorako-dorsalis
c. v. thorako lateralis
3. Vena-vena k ecil yang bermuara pada v.interkostalis
Vena interkostalis bermuara pada v. ver tebralis k emudian
bermuara pada v. azygos (melalui vena-vena ini metastase dapat
langsung terjadi di paru).
Persarafan Payudara2,4,5
K ulit payudara dipersarafi oleh ca bang pleksus servikalis dan n.
interkostalis sedangkan jaringan glandula mammae sendiri dipersarafi oleh
sistem simpatis. Persarafan sensoris di bagian superior dan lateral berasal
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 12/46
12
dari nervus suprak lavikular (C3 dan C4) dari ca bang lateral nervus
interkostal torasik (3 4 ). Bagian medial payudara dipersarafi oleh ca bang
anterior nervus interkostal torasik. K uadran lateral atas payudara
dipersarafi terutama oleh nervus interkosto brakialis ( C8 dan T1 ) (Hughes
dkk , 2000).
Pada mastek tomi dengan diseksi aksila n. interkosto brakialis dan n.
kutaneus brakius madialis yang mengurus sensi bilitas daerah aksila dan
bagian medial lengan atas sedapat mungkin diper tahankan agar tidak
terjadi mati rasa di daerah tersebut.
Sistem Limfatik Payudara2,4,6
a. Pem buluh getah bening
1. Pem buluh getah bening aksila
2. Pem buluh getah bening mamaria intena
3. Pem buluh getah bening di daerah te pi medial kuadran medial bawah
payudara
b. Kelenjar getah bening aksila
Terdapat beberapa grup k elenjar getah bening aksila:
1. Kelenjar getah bening mammaria eksterna
Grup ini di bagi dalam dua k elompok :
i. Kelompok superior setinggi interkostal II-III
ii. Kelompok inf erior setinggi interkostal IV-VI
2. Kelenjar getah bening skapula
3. Kelenjar getah bening sentral (central nodes)
Kelenjar getah bening ini merupakan k elenjar aksila yang ter besar dan
ter banyak jumlahnya, ter letak di dalam jaringan lemak di pusat k etiak.
Beberapa di antaranya ter letak sangat superfisial di bawah kulit dan fascia
kira-kira pada per tengahan lipat k etiak sehingga r elatif paling mudah
dira ba.
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 13/46
13
1. Kelenjar getah bening interpek toral ( Rotter¶s nodes)
2. Kelenjar getah bening v. aksilaris
3. Kelenjar getah bening su bk lavikula
4. Kelenjar getah bening pr e pek toral
5. Kelenjar getah bening mammaria eksterna
Metastasis K ank er Payudara1,3
Metastasis kank er payudara dapat terjadi melalui dua jalan:
a. Metastasis melalui sistem vena
Melalui sistem vena kank er payudara dapat bermetastasis k e paru-
paru, ver tebra, dan or gan-or gan lain. V. mammaria interna
merupakan jalan utama metastasis kank er payudara k e paru-paru melalui sistem vena sedangkan metastasis k e ver tebra terjadi melalui
vena-vena k ecil yang bermuara k e v.interkostalis yang selanjutnya
bermuara k e dalam v. ver tebralis.
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 14/46
14
b. Metastasis melalui sistem limf e
Metastasis melalui sistem limf e per tama kali akan mengenai KGB
r egional terutama KGB aksila. KGB sentral (central nodes)
merupakan KGB aksila yang paling sering (90%) terk ena metastasis
sedangkan KGB mammaria eksterna adalah yang paling jarang
terk ena. K ank er payudara juga dapat bermetastasis k e KGB aksila
kontralateral tapi jalannya masih belum jelas, diduga melalui deep
lymphatic fascial plexus di bawah payudara kontralateral melalui
kolateral limfatik. Jalur ini menjelaskan mengapa bisa terjadi
metastasis k e k elenjar aksila kontralateral tanpa metastasis k e
payudara kontralateral.
Metastasis k e KGB suprak lavikula dapat terjadi secara langsung
maupun tidak langsung. Penyebaran langsung yaitu melalui k elenjar
su bk lavikula tanpa melalui sentinel nodes. Penyebaran tidak langsung
melalui sentinel nodes yang ter letak di sekitar grand central limfatik
terminus yang menyeba bkan stasis aliran limf e sehingga terjadi aliran
balik menuju k e KGB suprak lavikula. Metastasis k e he par selain
melalui sistem vena dapat juga terjadi melalui sistem limf e. Keadaan
ini dapat terjadi bila tumor primer ter letak di te pi medial bagian
bawah payudara dan terjadi metastasis k e k elenjar pr e perikardial.
Selanjutnya terjadi stasis aliran limf e yang beraki bat adanya aliran
balik limf e k e he par.
II. 4 Etiologi Kanker Payudara
K ank er payudara merupakan hasil dari mutasi pada salah satu atau
beberapa gen. Dua di antaranya ter letak pada kromosom 17. Gen yang
paling berpengaruh disebut dengan BRCA-1 ( pada lokus 17q21), yang
lainnya adalah gen p53 ( pada lokus 17 p13). Gen k etiga adalah BRCA-2
yang ter letak pada kromosom 13. Gen k eempat yang juga ter li bat adalah
gen r ese ptor androgen pada kromosom Y. Mutasi gen ini berhu bungan
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 15/46
15
dengan insiden kank er payudara pada pria. Etiologi kank er payudara
masih belum dik etahui dengan pasti hingga sekarang namun yang paling
diyakini sebagai penyeba b adalah paparan terhadap mutagen. Mutagen ini
bisa berupa mutagen endogen yaitu radikal bebas se per ti lipid peroksidase
dan malondyaldehida (MDA) juga mutagen eksogen yaitu radiasi. Virus
juga diduga sebagai penyeba b namun belum dapat di buk tikan pada
manusia.6,8
II.5 Faktor Resiko Kanker Payudara
Saat ini, penyeba b pasti kank er payudara belum dik etahui secara
pasti, namun ber bagai penelitian dan pengumpulan buk ti- buk ti
e pidemiologi telah dilakukan untuk mencari tahu fak tor-fak tor yang
meningkatkan risiko terk ena kank er payudara. Ber bagai fak tor itu antara
lain :
a. Usia
K ank er payudara jarang dijumpai pada usia di bawah 30 tahun
tapi insidennya meningkat tajam hingga usia sekitar 50 tahun
(30,35%). Setelah usia 50 tahun fr ekuensinya tetap meningkat tapi
per lahan. Per bedaan insiden berdasarkan usia ini diinterpr etasikan
sebagai ef ek dari hormon ovarium pada perk em bangan penyakit.2,3,4
Sekitar 1 hingga 8 k e jadian kank er payudara yang invasif
ditemukan pada wanita yang lebih muda dari usia 45 tahun, sedangkan
2 hingga 3 k e jadian ditemukan pada wanita berusia 55 tahun k eatas.9
b. Geografi
Insiden kank er payudara sangat bervariasi di antara negara-
negara diseluruh dunia. Wanita asian-hispanic memiliki risiko k e jadian
kank er payudara yang lebih r endah daripada wanita afican-american.
Angka k e jadian kank er payudara di Amerika Utara sekitar lima kali
lebih tinggi daripada di Je pang. Bahkan di dalam satu negara insiden
kank er payudara ber beda- beda. Misalnya di Israel, k eturunan Jews
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 16/46
16
mempunyai risiko empat kali lebih tinggi daripada non-Jews dan di
Italia terdapat per bedaan angka k e jadian sekitar dua kali lipat antara
daerah utara dan selatan. Variasi geografis ini lebih diseba bkan oleh
fak tor lingkungan daripada genetik kar ena penduduk yang bermigrasi
dari negara berisiko r endah k e negara berisiko tinggi mengalami
peningkatan fr ekuensi kank er payudara.2,7
c. Jenis k elamin
K ank er payudara 100 kali lebih sering terjadi pada per empuan
daripada laki-laki. Alasan utamanya adalah kar ena pada wanita, sel-sel
pada payudara lebih sering ter ekspose oleh hormon-hormon estrogen dan progesteron yang mempengaruhi peer tumuhan sel-sel pada
payudara.9
Angka k e jadian kank er payudara pada laki-laki hanya 1 %.2
d. Menstruasi
Menar che pada usia dini dan menopause yang ter lam bat dapat
meningkatkan risiko kank er payudara. Menar che sebelum usia 12
tahun mempunyai risiko kank er payudara 20% lebih besar dari
menar che setelah usia 15 tahun. R isiko kank er payudara berkurang
sekitar setengahnya jika menopause terjadi sebelum usia 45 tahun
di bandingkan jika menopause terjadi setelah usia 55 tahun. 2,3,6
Hal ini
mungkin diseba bkan kar ena eksposur e hormon estrogen dan
progesterone yang berk e panjangan yang mempengaruhi per tum buhan
sel-sel payudara.9
e. Re produksi
Status r e produksi juga mempengaruhi risiko terk ena kank er payudara. Wanita yang tidak pernah melahirkan (nullipara) atau yang
per tama kali melahirkan anak pada usia lebih dari 31 tahun
mempunyai risiko tiga hingga empat kali lebih besar di bandingkan
per empuan yang melahirkan anak per tamanya sebelum berusia 18
tahun. Wanita yang mempunyai banyak anak (multipara) diasosiasikan
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 17/46
17
dengan berkurangnya risiko kank er payudara, tentunya setelah
memperhitungkan usia saat melahirkan anak per tama. Menyusui lebih
lama juga dianggap dapat menurunkan risiko kank er payudara.2,4,6
f. Diet
Per bedaan insiden kank er payudara di ber bagai belahan dunia
menunjukkan bahwa diet mungkin memegang peranan penting dalam
perk em bangan kank er payudara. Buk ti- buk ti yang ada menyebutkan
bahwa tingginya konsumsi kalori, lemak , daging dan alkohol dapat
meningkatkan risiko sedangkan tingginya konsumsi serat, sayur , buah,
vitamin dan phytoestrogens dapat menurunkan risiko. Diet di negara-
negara Barat biasanya mengandung lemak dan gula yang tinggi
sedangkan di Asia dan negara yang belum berk em bang dietnya lebih
banyak mengandung vitamin dan serat. Wanita-wanita dari negara
Barat mempunyai risiko terk ena kank er payudara enam kali lebih
tinggi di bandingkan wanita-wanita Asia dan negara berk em bang
lainnya. R isiko ini akan beru bah jika penduduk dari negara berisiko
r endah migrasi k e negara berisiko tinggi dan mengadaptasi pola makan
di negara tersebut. Meskipun demikian pengaruh diet pada insiden
kank er payudara tampaknya terjadi pada usia muda se per ti anak-anak
dan r emaja. Tidak ada data yang mem buk tikan bahwa peru bahan pola
makan dari diet tinggi lemak k e diet r endah lemak pada usia
per tengahan dan tua dapat menurunkan risiko kank er payudara.2,4,6
g. Ukuran tu buh
Ukuran tu buh yang mencerminkan status gizi dan pola makan
dengan sendirinya dapat mempengaruhi risiko terk ena kank er
payudara. Usia terjadinya menar che sangat dipengaruhi oleh ukuran
tu buh dengan demikian gizi pada masa anak-anak akan mempengaruhi
pada usia berapa menar che terjadi. Tinggi badan yang lebih yang juga
ditentukan oleh k eadaan nutrisi diteliti dapat sedikit meningkatkan
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 18/46
18
risiko kank er payudara terutama setelah menopause. Pada usia dewasa,
tu buh yang kurus dapat meningkatkan risiko kank er payudara sebelum
menopause sedangkan o besitas dapat meningkatkan risiko sesudah
menopause. Lemak tu buh adalah situs konversi androstenedione
menjadi oestradiol , satu-satunya sum ber endogenik estrogen setelah
menopause, mungkin inilah yang memediasi ef ek berat badan terhadap
risiko kank er payudara pada wanita post-menopause.2,4,6
h. R iwayat k eluar ga
Insiden orang-orang dalam satu k eluar ga besar terk ena kank er
payudara terjadi pada sekitar 18% kasus, 5% di antaranya benar- benar
diwarisi secara familial berdasarkan analisis pedigree. Dengan
demikian individu yang memiliki riwayat k eluar ga kank er payudara
berisiko tinggi untuk terk ena kank er payudara. Tingginya risiko ini
dipengaruhi oleh jumlah anggota k eluar ga yang menderita kank er
payudara, se jak usia berapa mer eka menderita kank er dan hu bungan
mer eka terhadap individu tersebut. R isiko kank er payudara meningkat
kira-kira dua kali pada anak per empuan yang i bunya menderita kank er
dan pada wanita yang saudara per empuannya menderita kank er.
K ank er familial ini cenderung terjadi pada usia lebih muda dan
bilateral. Peningkatan risiko sebagian besar diseba bkan oleh pewarisan
gen-gen yang mempr edisposisi kank er payudara. Pada k eluar ga
berisiko tinggi, dengan empat atau lebih anggota k eluar ga terk ena
kank er payudara, 33% di antaranya mengalami mutasi BRCA-1. Suatu
studi populasi menemukan mutasi BRCA-1 pada 12 dari 193 wanita
(6,2%) yang terk ena kank er payudara sebelum usia 35 tahun dan pada
15 dari 208 wanita (7,2%) dengan riwayat kank er payudara pada
anggota k eluar ga tingkat per tama ( first-degree relatives). K ank er
payudara familial juga sering berhu bungan dengan k eganasan pada
or gan lain se per ti colon, ovarium dan uterus.2,4,6
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 19/46
19
i. Hormon
Fak tor menstruasi dan r e produksi yang telah dijelaskan
sebelumnya menunjukkan peran hormon seks dalam perk em bangan
kank er payudara. Hormon seks mempengaruhi prolif erasi sel-sel dan
jaringan payudara ser ta meningkatkan karsinogenesis payudara pada
hewan per co baan, namun buk ti- buk ti e pidemiologisnya pada manusia
masih merupakan konf lik. Mungkin hal ini diseba bkan oleh k esulitan
dalam pengukurannya. Sebuah studi populasi pada wanita
postmenopause yang berasal dari negara berisiko tinggi menunjukkan
level serum oestradiol rata-rata sekitar 20% lebih tinggi daripada
wanita-wanita yang berasal dari negara berisiko r endah. Studi case-
control lain menunjukkan wanita dengan kank er payudara mempunyai
level progesterone yang lebih tinggi dari k elompok kontrol pada
analisis yang ter batas pada saat ovulasi. Prolactin adalah mitogen
dalam jaringan payudara dan merupakan hormon yang penting untuk
perk em bangan tumor payudara pada hewan per co baan tapi perannya
pada kank er payudara manusia belum jelas. Meskipun demikian
terdapat buk ti- buk ti yang meyakinkan bahwa level prolak tin
dipengaruhi oleh se jumlah even yang juga mempengaruhi risiko
kank er payudara. Selain hormon seks endogen, hormon seks eksogen
se per ti terapi pengganti hormon dan kontrase psi oral juga dianggap
berpengaruh terhadap risiko kank er payudara. Terapi pengganti
hormon meningkatkan risiko kank er payudara pada orang-orang yang
baru atau sedang menggunakan (dalam jangka wak tu lima tahun).
R isiko meningkat sekitar 2% untuk setiap satu tahun penggunaan.
K ontrase psi oral juga dikatakan dapat meningkatkan risiko bila
digunakan jangka panjang. Pada penelitian ter buk ti kontrase psi oral
hanya sedikit meningkatkan risiko kank er payudara yaitu sebesar
1,24% pada orang yang sedang menggunakan dan sebesar 1,16% pada
orang yang telah berhenti menggunakan 1-4 tahun sebelumnya.2,4,6
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 20/46
20
j. R adiasi
Pada hewan per co baan ter buk ti adanya peranan sinar radiasi
sebagai fak tor penyeba b kank er payudara. Dari penelitian
e pidemiologi setelah ledakan bom atom atau penelitian pada orang
setelah pajanan sinar rontgen, perana sinar ionisai sebagai fak tor
penyeba b pada manusia lebih jelas.2
II. 5 Diagnosis Kanker Payudara
a. Anamnesis
Anamnesis dimulai dengan pencatatan identitas penderita
secara lengkap dilanjutkan dengan k eluhan utama. Keluhan utama
penderita dapat berupa: adanya benjolan pada payudara; rasa nyeri;
k eluar cairan dari puting susu; r etraksi puting susu; adanya ekzema di
sekitar ar eola; k eluhan kulit berupa dimpling , venek tasi, ulserasi atau
adanya peau d¶orange; adanya benjolan di k etiak; edema lengan dan
tanda metastasis jauh misalnya nyeri tulang (ver tebrae, f emur ), rasa
penuh di ulu hati, batuk , sesak , dan sakit k e pala hebat.2,3,6,8
Benjolan payudara dapat dideteksi pada 90% pasien dengan
kank er payudara dan merupakan tanda yang paling umum. Benjolan
kank er cenderung soliter , unilateral, padat, k eras, ir eguler , tidak dapat
digerakkan (nonmobile), ce pat mem besar dan tidak nyeri. Cairan yang
k eluar secara spontan dari puting susu (nipple discharge) adalah tanda
k edua yang paling umum dari kank er payudara. K arak ter nipple
discharge dapat mem bantu menegakkan diagnosis. Cairan se per ti susu
menandakan galak tor e, cairan purulen diseba bkan oleh inf eksi, dan
cairan multiwarna atau lengk et menandakan ek tasia duk tus
(comedomastitis). Cairan serous, serosanguinus, berdarah atau se per ti
air mungkin menandakan papiloma (80%) atau karsinoma intraduk tal
(20%).6
Selain itu juga per lu ditanyakan mengenai pengaruh sik lus
menstruasi terhadap k eluhan tumor; menstruasi per tama pada usia
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 21/46
21
berapa; bila sudah menopause, pada usia berapa; usia saat per tama kali
melahirkan anak; menyusui atau tidak; riwayat kank er payudara atau
kank er lainnya dalam k eluar ga; riwayat pemakaian o bat-o bat
hormonal; riwayat operasi tumor payudara atau tumor ginekologik;
dan riwayat radiasi di daerah dada. Fak tor-fak tor risiko ini per lu
ditanyakan agar dok ter dapat memper tim bangkan untuk melakukan
pemeriksaan mamografi pada penderita yang berisiko tinggi, dan bagi
pasien agar lebih waspada dan rutin melakukan pemeriksaan payudara
sendiri. Keluhan pasien di or gan lain yang berhu bungan dengan
metastasis per lu ditanyakan se per ti batuk , sesak , rasa penuh di ulu hati,
nyeri tulang, dan sakit k e pala hebat. Tanda-tanda umum tentang nafsu
makan dan penurunan berat badan juga per lu ditanyakan.2,3
b. Pemeriksaan Fisik
Pada status generalis, selain tanda vital per lu juga diperiksa
performance status penderita. K ar ena payudara dipengaruhi oleh
fak tor hormonal antara lain estrogen dan progesteron maka sebaiknya
pemeriksaan payudara dilakukan saat pengaruh hormon ini seminimal
mungkin, yaitu setelah lebih kurang satu minggu dari hari per tama
menstruasi. Dengan pemeriksaan fisik yang baik dan teliti, k ete patan
pemeriksaan untuk kank er payudara secara k linis cukup tinggi.
Teknik pemeriksaan2,4,10
Penderita diperiksa dengan badan bagian atas ter buka
1. Posisi tegak (duduk )
Lengan penderita jatuh bebas di samping tu buh, pemeriksa
berdiri di de pan dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi. Pada
inspeksi dilihat simetri payudara kiri dan kanan; peru bahan kulit
berupa peau d¶orange, k emerahan, dimpling , edema, ulserasi dan
nodul satelit; k elainan puting susu se per ti r etraksi, erosi, krusta dan
adanya discharge.
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 22/46
22
2. Posisi ber baring
Penderita ber baring dan diusahakan agar payudara jatuh
tersebar rata di atas lapangan dada, jika per lu bahu atau punggung
diganjal dengan bantal k ecil terutama pada penderita yang
payudaranya besar. Pal pasi dilakukan dengan memper gunakan
falang distal dan falang medial jari II, III dan IV yang dik erjakan
secara sistematis mulai dari kranial setinggi iga k edua sampai k e
distal setinggi iga k eenam, juga dilakukan pemeriksaan daerah
sentral su bar eolar dan papil. Pal pasi juga dapat dilakukan dari te pi
k e sentral (sentrifugal) berakhir di daerah papil. Terakhir diadakan
pemeriksaan kalau ada cairan k eluar dengan menekan daerah
sekitar papil. Pemeriksaan dengan ra baan halus akan lebih teliti
daripada dengan ra baan kuat kar ena ra baan halus akan dapat
mem bedakan k e padatan massa payudara.
Pada pemeriksaan ini ditentukan lokasi tumor berdasarkan
kuadran payudara (lateral atas, lateral bawah, medial atas, medial
bawah, dan daerah sentral), ukuran tumor (diameter ter besar ),
konsistensi, permukaan, bentuk dan batas- batas tumor , jumlah
tumor ser ta mo bilitasnya terhadap jaringan sekitar payudara, kulit,
m.pek toralis dan dinding dada.
c. Pemeriksaan k elenjar getah bening r egional
1. Aksila
Sebaiknya dalam posisi duduk kar ena dalam posisi ini fossa
aksila jatuh k e bawah sehingga mudah untuk diperiksa dan lebih
banyak yang dapat dicapai. Pada pemeriksaan aksila kanan tangan
kanan penderita diletakkan atau dijatuhkan lemas di tangan/bahu
kanan pemeriksa dan aksila diperiksa dengan tangan kiri
pemeriksa. Dira ba k elompok KGB mammari eksterna di bagian
anterior dan di bawah te pi m.pek toralis aksila; KGB su bskapularis
di posterior aksila; KGB sentral di bagian pusat aksila; dan KGB
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 23/46
23
apikal di ujung atas fossa aksilaris. Pada pera baan ditentukan
ukuran, konsistensi, jumlah, apakah terfiksasi satu sama lain atau
k e jaringan sekitarnya.
2. Supra dan infrak lavikula ser ta leher utama, bagian bawah dipal pasi
dengan cermat dan teliti.
Selain payudara dan KGB, or gan lain yang ikut diperiksa adalah paru,
tulang, he par , dan otak untuk mencari metastase jauh.
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Mammografi
Mammografi merupakan suatu pemeriksaan dengan soft
tissue technic yang dapat mendeteksi 85% kank er payudara.
Meskipun 15% kank er payudara tidak bisa divisualisasikan dengan
mammografi, 45% kank er payudara dapat dilihat pada
mammografi sebelum mer eka dapat dira ba. Adanya proses
k eganasan akan mem berikan tanda± tanda primer dan sekunder.
Tanda primer berupa fi brosis r eak tif , comet sign, mikrokalsifikasi,
de posit kalsium baik dalam pola mulberrry atau curvilinear , dan
distorsi duk tus mamaria. Tanda-tanda sekunder berupa
ber tam bahnya vaskularisasi, adanya bridge of tumor dan jaringan
fi broglanduler tidak teratur. Mammografi sangat baik digunakan
untuk diagnosis dini dan skrining, hanya saja untuk skrining
har ganya mahal sehingga dianjurkan penggunaan yang selek tif
yaitu untuk wanita-wanita dengan risiko tinggi. Sensitifitas
mammografi sekitar 75% dan spesifisitasnya hampir 90%.6
Ultrasonografi ber guna terutama untuk mem bedakan lesi
padat atau kistik juga untuk memandu F NAB dan core-needle
biopsy. Mammografi dan USG payudara dilakukan pada tumor
yang berukuran < 3cm.
Pemeriksaan termografi ditemukan oleh Lawson tahun
1956. Dengan menggunakan sinar infra merah pemeriksaan ini
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 24/46
24
memanfaatkan per bedaan suhu di mana suhu kank er payudara
lebih tinggi di banding jaringan sekitarnya.
Xerografi merupakan pemeriksaan yang menggunakan
sistem pencitraan foto elek trik. Kete patannya mencapai 95,3%
dengan false positive ± 5%.
Scintimamografi merupakan teknik pemeriksaan
radionuk lir menggunakan radioisotop Tc 99m. Sensitifitasnya
dalam menilai ak tifitas sel kank er payudara cukup tinggi.
Pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi lesi yang multipel dan
adanya k eter li batan KGB r egional.
2. Pemeriksaan histopatologi jaringan ( gold standard )
Pemeriksaan histologi jaringan merupakan cara untuk
menegakkan diagnosis pasti kank er payudara. Bahan pemeriksaan
dapat diam bil melalui biopsi eksisional (untuk ukuran tumor <
3cm) atau biopsi insisional (untuk tumor opera bel dengan ukuran >
3cm sebelum operasi definitif dan untuk tumor yang inopera bel)
yang k emudian diperiksa potong beku atau PA. Untuk biopsi
k elainan yang tidak dapat dira ba se per ti temuan pada mammografi
dapat dilakukan ultrasound atau stereotactic core biopsy yaitu
pungsi dengan jarum besar yang akan menghasilkan suatu silinder
jaringan yang cukup untuk pemeriksaan termasuk teknik
biokimia.2,3,6
3. Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan sitopatologi dilakukan dengan F NAB ( fine
needle aspiration biopsy). Sensitivitasnya dalam mendiagnosis
k eganasan dilaporkan sebesar 90-95% bila te pat cara pengam bilan
dan dieksper tise oleh ahlinya.2,3
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 25/46
25
4. Pemeriksaan la boratorium
Pemeriksaan la boratorium rutin dan kimia darah dilakukan
sesuai dengan perkiraan metastasis misalnya alkali fosfatase dan
liver function tests untuk metastasis k e he par atau kadar kalsium
dan fosfor untuk metastase tulang.2,3,6
5. Pemeriksaan metastase jauh
Pemeriksaan lain se per ti foto thoraks, bone scanning
dan/atau bone survey, USG a bdomen, dan CT scan dilakukan untuk
mencari metastasis jauh. Pemeriksaan yang dir ekomendasikan oleh
PERABOI adalah foto thoraks dan USG a bdomen sedangkan bone
scanning dan/atau bone survey (bila sitologi dan/atau k linis sangat
mencurigakan pada lesi > 5cm) dan CT scan dilakukan atas
indikasi.
Metastasis di par enkim paru pada foto rontgen
memper lihatkan gam baran coin lesion yang multipel dengan
ukuran yang bermacam-macam. Metastasis dapat pula mengenai
pleura yang akan menim bulkan efusi pleura. Metastasis k e tulang
ver tebra akan ter lihat pada foto rontgen sebagai gam baran
osteolitik /destruksi yang dapat menyeba bkan frak tur patologis.2,3
6. Pemeriksaan penanda tumor (tumor marker ) dan imunohistokimia
Pemeriksaan kadar CEA dan CA 27.29 (CA 15-3) mungkin
ber guna untuk memantau r espon terhadap terapi pada penyakit
yang sudah lanjut. Pemeriksaan imunohistokimia se per ti ER, PR,
c-er b-2 (HER -2 neu), cathe psin-D, dan p53 bersifat situasional.6
II.6 Klasifikasi Kanker Payudara
a. Sistem T NM2
Tumor primer (T)
Tx : Tumor primer tidak dapat dinilai
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 26/46
26
T0 : Tidak terdapat tumor primer
Tis : K arsinoma insitu
y Tis (DCIS) : karsinoma in situ hanya ductal
y Tis (LCIS) : karsinoma in situ hanya lo bular
y Tis (Paget) : penyakit Paget dari puting susu tanpa tumor
(Catatan: Paget penyakit yang terkait dengan tumor
dik lasifikasikan menurut ukuran tumor
T1 : Tumor 2cm
y T1a : Tumor 0,5 cm.
y T1b : Tumor 0,5 cm dan 1 cm.
y T1c : Tumor 1 cm dan 2 cm.
T2 : Tumor > 2cm dan < 5cm.
T3 : Tumor > 5cm
T4 : Berapapun ukuran tumor dengan ekstensi langsung k e dinding
dada atau kulit.
y T4a : Ekstensi k e dinding dada tidak termasuk otot pek toralis
y T4b : Edema (termasuk peau d¶orange) atau ulserasi kulit
payudara, atau satelit nodul pada kulit.
y T4c : Ga bungan T4a dan T4b
y T4d : K arsinoma inf lamasi (mastitis karsinomatosa)
Kelenjar getah bening r egional/ Nodul ( N)
Nx : KGB r egional tidak bisa dinilai
N0 : Tidak terdapat metastase KGB r egional.
N1 : Dijumpai metastase KGB aksila ipsilateral yang mobile.
N2 : Tera ba KGB aksila ipsilateral terfiksasi, berkonglomerasi, atau
secara k linis ada pem besaran KGB mamari interna ipsilateral
tanpa adanya metastase k e KGB aksila.
y N2a :Tera ba KGB aksila yang terfiksasi atau
berkonglomerasi atau melekat k e struk tur lain.
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 27/46
27
y N2b : Secara k linis metastase hanya dijumpai pada KGB
mamari interna ipsilateral dan tidak terdapat
metastase pada KGB aksila.
N3 : Metastase pada KGB infrak lavikula ipsilateral dengan atau
tanpa k eter li batan KGB aksila atau k linis terdapat metastase
pada KGB mamaria interna ipsilateral dan secara k linis
ter buk ti adanya metastase pada KGB aksila atau adanya
metastase pada KGB suprak lavikula ipsilateral dengan atau
tanpa k eter li batan KGB aksila atau mamaria interna .
y N3a :Metastase pada KGB infrak lavikula ipsilateral
y N3b :Metastase pada KGB mamaria interna
ipsilateral dan KGB aksila
y N3c : Metastase pada KGB suprak lavikula
Metastase jauh (M)
Mx : Metastase jauh belum dapat dinilai
M0 : Tidak terapat metastase jauh.
M1 : Dijumpai metastase jauh
Stadium k linis
Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium I T1 N0 M0
Stadium II A T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium II B T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium III A T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 28/46
28
T3 N2 M0
Stadium III B T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stadium III C Semua T N3 M0
Stadium IV Semua T Semua N M1
( American Joint Committee on Cancer , 2002)
b. Histopatologi
K ank er payudara mempunyai beberapa tipe histologi
khusus yang turut mempengaruhi prognosis, meskipun stadium
k linis lebih berpengaruh. Pada stadium I tanpa k eter li batan KGB
r egional 5-year survival rate sekitar 80% untuk karsinoma duk tal
invasif dan sekitar 90-95% untuk karsinoma lo bular , koloid dan
comedocarcinoma. 2
Malignant (carcinoma)
1. N on invasive carcinoma
a. N on invasive ductal carcinoma
b. Lobular carcinoma in situ
2. Invasive carcinoma
a. Invasive ductal carcinoma
- papillobular carcinoma
- solid-tubular carcinoma
- schirrous carcinoma
b. Special types
- mucinous carcinoma
- medullary carcinoma
- invasive lobular carcinoma
- adenoid cystic carcinoma
- squamous cell carcinoma
- spindel cell carcinoma
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 29/46
29
- apocrine carcinoma
- carcinoma with cartilaginous and or osseous metaplasia
- tubular carcinoma
- secretory carcinoma
- others
c. Paget¶s disease
Tipe Histopatologi
In situ Paget¶s disease
NOS (no otherwise specified)
Intraductal
Paget¶s disease and intraductal
Invasive carcinomas
NOS
Ductal
Inflammatory
Medullary, NOS
Medullary with lymphoid stroma
Mucinous
Papillary (predominantly micropapillary pattern)
Tubular
Lobular
Paget¶s disease and infiltrating
Undifferentiated
Squamous cell
Adenoid cystic
Secretory
Cribriform
Gradasi histologis (G)
Gx : grading tidak dapat dinilai
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 30/46
30
GI : low grade
G2 : intermediate grade
G3 : high grade
Berikut penjelasan beberapa tipe histologis dari kank er payudara:2,6
a. K arsinoma duk tal
K arsinoma duk tal invasif merupakan k elompok ter besar (78%)
dari seluruh tumor ganas payudara. Secara mikroskopik tampak
prolif erasi anaplastik e pitel duk tus yang dapat memenuhi dan
menyum bat duk tus. K arsinoma duk tal noninvasif (karsinoma duk tal in
situ atau karsinoma intraduk tal) biasanya terjadi tanpa mem bentuk
massa kar ena tidak ada komponen scirrhous.
b. K arsinoma lo bular (9%)
Se paruh kasus karsinoma lo bular ditemukan in situ tanpa
tanda-tanda invasi lokal sehingga sering dianggap pr emaligna dan
disebut neoplasia lo bular. Secara histologi menunjukkan gam baran sel-
sel anaplastik yang semuanya ter letak di dalam lo bulus-lo bulus.
c. Comedocarcinoma (5%)
Duk tus yang diisi oleh tumor sel k ecil dan debris sentral.
d. K arsinoma medular (4%)
Gam baran histologi menunjukkan stroma yang sedikit dan
penuh berisi k elompok sel yang belum berdiff er ensiasi, tidak teratur
dan tidak jelas mem bentuk k elenjar atau per tum buhan kapiler.
Terdapat banyak sebukan limfosit yang menjolok pada stroma di
dalam tumor.
e. K arsinoma koloid (3%)
Duk tus diham bat oleh sel-sel karsinoma dan kista proksimal
berk em bang.
f. K arsinoma mukoid/musinus (3%)
Tumor ini tum buh per lahan-lahan dan secara mikroskopik sel
tumor yang menghasilkan musin tersusun mem bentuk asinus pada
beberapa tempat. Juga tampak sel-sel cincin stempel (signet ring cells).
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 31/46
31
g. K arsinoma skirus ( schirrous)
Pada pemeriksaan mikroskopik tumor terdiri dari stroma yang
padat dengan k elompok sel e pitel yang ter le pas atau mem bentuk
k elenjar. Sel-sel ber bentuk bulat atau poligonal, hiperkromatik.
h. K arsinoma inf lamasi (1%)
K arsinoma ini memiliki prognosis paling buruk. Sistem limfa
dipenuhi oleh tumor memicu peru bahan payudara dan kulit yang mirip
inf eksi.
i. Penyakit Paget (1%)
Merupakan karsinoma intraduk tus pada saluran ekskr esi utama
yang menyebar k e kulit puting susu dan ar eola, sehingga terjadi
k elainan menyerupai ekzema yaitu adanya krusta di daerah papil dan
ar eola. Jika tidak ditemukan massa tumor di bawahnya penyakit ini
termasuk karsinoma insitu, tapi jika ada massa tumor termasuk
karsinoma duk tal invasif. Kelainan ini ditemukan pada wanita berusia
lebih tua dari penderita kank er payudara umumnya dan bersifat
unilateral. Tanda khas adalah adanya penyebukan e pidermis oleh sel
ganas yang disebut sel paget. (Mangunkusumo, 1992, Harris, 1993).
II.7 Diagnosis Banding Tumor Payudara2
a. Fi broadenoma
Fi broadenoma adalah suatu tumor jinak dan merupakan
golongan ter besar dari tumor payudara yaitu 45,28%-50% di RS Dr.
Soetomo (Sukardja). Fi broadenoma mammae (FAM) ini secara k linis
dik etahui sebagai tumor di payudara dengan konsistensi padat k enyal,
dapat digerakkan dari jaringan sekitarnya, ber bentuk bulat lonjong dan
ber batas tegas. Per tum buhannya lam bat, tidak ada peru bahan pada
kulit, dan tidak diser tai rasa nyeri. FAM terdapat pada usia muda yaitu
15-30 tahun, dapat dijumpai bilateral atau multipel (15%). Sebagai
tumor jinak , tidak ada metastase r egional dan jauh, pengo batannya
cukup dengan eksisi tumornya.
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 32/46
32
b. Penyakit fi brokistik
F ibrocystic disease (FCD) biasanya multipel dan bilateral,
diser tai rasa nyeri terutama menjelang haid. Ukurannya dapat beru bah,
terasa lebih besar , penuh dan nyeri menjelang haid dan akan mengecil
ser ta nyeri berkurang setelah haid selesai. Hal ini terjadi kar ena FCD
dipengaruhi oleh k eseim bangan hormonal. Tumor jenis ini umumnya
tidak ber batas tegas k ecuali kista soliter. K onsistensinya padat k enyal,
dapat pula kistik. Jenis yang padat kadang-kadang sukar di bedakan
dengan kank er payudara dini. Kelainan ini dapat juga dijumpai tanpa
massa tumor yang nyata hingga jaringan payudara tera ba padat,
permukaan granular. Pengo batan FCD umumnya adalah
medikamentosa simptomatis. Namun apa bila medikamentosa tidak
menghilangkan k eluhan nyerinya dan ditemukan pada usia
per tengahan sampai tua diper lukan terapi operatif.
c. Cystosarcoma philloides
Gam baran k linis Cystosarcoma philloides dapat se per ti FAM
yang besar. Bentuknya bulat lonjong, permukaan ber benjol, batas
tegas, ukuran bisa mencapai 20-30 cm. K onsistensinya dapat padat
k enyal tapi ada bagian yang kisteus. Walaupun ukurannya besar tidak
ada per lekatan k e dasar atau kulit. K ulit payudara tegang, berkilat dan
tampak venek tasi. Cystosarcoma philloides tidak bermetastase kar ena
ini adalah k elainan jinak tapi se jumlah k ecil (27%) ditemukan dalam
bentuk ganas yang disebut malignant cystosarcoma philloides.
Pengo batannya adalah simple mastectomy untuk mencegah r esidif.
Pada orang muda atau belum berk eluar ga dapat diper tim bangkan untuk
mastekstomi su bkutan.
d. Galactocele
Galak tok el bukan k elainan neoplasma atau per tum buhan baru
melainkan suatu massa tumor kistik yang tim bul aki bat tersum batnya
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 33/46
33
duk tus lak tif erus pada i bu-i bu yang sedang atau baru selesai masa
lak tasi. Tumor ini ber batas tegas, bulat dan kisteus kar ena berisi air
susu yang mengental.
e. Mastitis
Mastitis adalah suatu inf eksi pada k elenjar payudara yang
biasanya terdapat pada wanita yang sedang menyusui. Ditemukan
tanda-tanda radang dan sering sudah menjadi a bses.
II.8 Terapi Kanker Payudara
a. Modalitas terapi
Untuk kank er payudara terdapat beberapa modalitas terapi yang bisa
dipilih:
1. O perasi 2,3,,7
Terdapat beberapa jenis operasi untuk terapi yaitu BCS
(breast conserving surgery), simple mastectomy, modified radical
mastectomy, dan radical mastectomy. Di antara beberapa jenis
operasi tersebut metode yang paling tua adalah mastek tomi radikal
k lasik dari Halsted. Pada mastek tomi radikal dilakukan
pengangkatan payudara dengan sebagian besar kulitnya,
m.pek toralis mayor , m.pek toralis minor , dan semua k elenjar k etiak
sekaligus. Pem bedahan ini merupakan standar baku se jak awal
a bad k e-20 hingga tahun 50-an namun sekarang sudah jarang
dilakukan k ecuali bila ada tumor payudara yang sangat besar dan
melekat k e otot pek toralis.
Setelah tahun 60-an mastek tomi radikal mulai digantikan
oleh mastek tomi radikal yang telah dimodifikasi oleh Patey. Pada
mastek tomi radikal modifikasi ini m.pek toralis mayor
diper tahankan sehingga suplai persarafannya tidak ter ganggu dan
ef ek kosmetik pada dinding dada yang terjadi bila dilakukan
mastek tomi radikal dapat dikurangi. M.pek toralis minor dapat pula
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 34/46
34
diper tahankan, atau diangkat, atau dir etraksi untuk mendapatkan
akses k e aksila. Buk ti- buk ti menunjukkan tidak ada per bedaan
pada tingkat r ekur ensi lokal dan survival antara mastek tomi radikal
dan mastek tomi radikal modifikasi.
Pada mastek tomi simpel dilakukan pengangkatan payudara
saja tanpa mengangkat limfonodus atau otot. Pem besaran KGB
aksila dirawat dengan radioterapi. Metode ini dipopulerkan oleh
MacWhir ter di Inggris. Bila dilakukan pengangkatan payudara
per tim bangkan k emungkinan r ekonstruksi mammae dengan
implantasi prostesis atau cangkok f lap muskulokutan. Rekonstruksi
ini dapat dilakukan sekaligus dengan bedah kuratif atau beberapa
wak tu setelah radioterapi atau k emoterapi adjuvan. Bila hal ini
tidak dapat dilakukan usahakan prostesis eksterna.
Sekarang, biasanya dilakukan pem bedahan kuratif dengan
memper tahankan payudara yang disebut dengan breast conserving
surgery (BCS). BCS merupakan satu pak et yang terdiri dari tiga
tindakan yaitu pengangkatan tumor (lumpek tomi luas atau
tumor ek tomi atau segmentek tomi atau kuadrantek tomi) ditam bah
diseksi k elenjar aksila dan radioterapi pada sisa payudara tersebut.
Penyinaran diper lukan untuk mencegah kam buhnya tumor di
payudara dari jaringan tumor yang ter tinggal atau dari sarang
tumor lain (karsinoma multisentrik ). BCS secara kosmetik lebih
baik dari mastek tomi bahkan yang telah dir ekonstruksi sekalipun.
Tapi diseksi aksila disini lebih sulit dik erjakan kar ena otot-otot
pek toral tetap intact dan jaringan payudara masih ada sehingga
pem bukaan lapangan operasi aksila terham bat.
Indikasi BCS:
y T: 3 cm (stadium I atau II)
y Pasien ingin memper tahankan payudaranya
Syarat BCS:
y Keinginan penderita setelah dilakukan informed consent
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 35/46
35
y Penderita dapat melakukan kontrol rutin setelah pengo batan
y Tumor ter letak tidak sentral
y Per bandingan ukuran tumor dan volume payudara cukup baik
untuk kosmetik pasca BCS
y Mammografi tidak memper lihatkan mikrokalsifikasi atau tanda
k eganasan lain yang difus (luas)
y Tumor tidak multipel
y Belum pernah terapi radiasi di dada
y Tidak menderita SLE atau penyakit kolagen
y Terdapat sarana radioterapi yang memadai (megavolt)
2. R adiasi 2,3,6,7
R adioterapi untuk kank er payudara dapat di berikan sebagai
terapi primer , adjuvan atau paliatif. R adioterapi kuratif tunggal
tidak begitu ef ek tif tetapi radioterapi adjuvan cukup bermanfaat.
R adioterapi paliatif dapat dilakukan dengan hasil baik untuk wak tu
ter batas bila tumor sudah tidak opera bel.
R adioterapi adjuvant di berikan bila ditemukan k eadaan
sebagai berikut:
y Setelah tindakan operasi ter batas (BCS)
y Te pi sayatan dekat (T T2) atau tidak bebas tumor
y Tumor sentral atau medial
y KGB (+) dengan ekstensi ekstra kapsuler
Acuan pem berian radioterapi:
y Pada dasarnya di berikan radiasi lokor egional ( payudara dan
aksila beser ta suprak lavikula) k ecuali:
- pada k eadaan T T2 bila c N = 0 dan pN, maka tidak
dilakukan radiasi pada KGB aksila suprak lavikula
- pada k eadaan tumor di medial/sentral di berikan tam bahan
radiasi pada mammaria interna
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 36/46
36
y Dosis lokor egional profilaksis adalah 50 Gy, booster dilakukan
sebagai berikut:
- pada yang potensial terjadi r esidif ditam bahkan 10 Gy
(misalnya te pi sayatan dekat tumor atau post BCS)
- pada yang terdapat massa tumor atau r esidu post op
(mikroskopik atau makroskopik ) maka di berikan booster
dengan dosis 20 Gy k ecuali untuk aksila 15 Gy
3. Kemoterapi 2,3,6,7
Kemoterapi merupakan salah satu terapi sistemik yang
dapat digunakan sebagai terapi adjuvan atau paliatif. Kemoterapi
adjuvan dapat di berikan pada pasien pascamastek tomi yang pada
pemeriksaan histopatologik ditemukan metastasis di sebuah atau
beberapa k elenjar. Kemoterapi juga dapat di berikan sebelum
pem bedahan pada kank er payudara yang besar namun masih
opera bel pada stadium lokal lanjut. Berdasarkan penelitian
k emoterapi yang disebut k emoterapi neo adjuvan ini dapat
mengecilkan ukuran tumor sehingga memudahkan pem bedahan.
Kemoterapi paliatif dapat di berikan pada pasien yang telah
menderita metastasis sistemik. Obat k emoterapi di berikan dalam
bentuk kom binasi se per ti CAF (CEF), CMF dan AC. Kemoterapi
adjuvan di berikan sebanyak 6 sik lus, paliatif 12 sik lus dan
neoadjuvan 3 sik lus praterapi primer ditam bah 3 sik lus pascaterapi
primer.
4. Hormonal2,3,6,7
Dasar dari pem berian terapi hormonal adalah fak ta bahwa
30-40% kank er payudara adalah hormon de penden. Terapi ini
semakin berk em bang dengan ditemukannya r ese ptor estrogen dan
progesteron. K ank er payudara dengan r ese ptor estrogen dan
progesteron yang mer espons positif terapi hormonal mencapai
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 37/46
37
77%. Terapi hormonal merupakan terapi utama stadium IV di
samping k emoterapi kar ena k edua-duanya merupakan terapi
sistemik. Terapi hormonal biasanya di berikan sebelum k emoterapi
kar ena ef ek terapinya lebih lama dan ef ek sampingnya lebih
sedikit.
Sebelum pem berian terapi hormonal dilakukan uji r ese ptor
(estrogen r ece ptor /ER positif atau progesteron r ece ptor /PR positif )
dan diper tim bangkan status hormonal penderita ( pr emenopause, 1-
5 tahun menopause, dan pascamenopause). Setelah itu dapat
ditentukan apakah terapi hormonal akan di berikan secara additif
atau a blatif. Terapi additif berupa pem berian o bat-o batan
(antiestrogen, aromatase inhi bitor , megestrol acetate dan androgen
atau estrogen) dilakukan pada pasien pascamenopause. Yang
ter golong antiestrogen adalah tamoxif en citrate, tor emif ene, dan
raloxif ene tapi raloxif ene lebih banyak digunakan untuk
pengo batan osteoporosis. Aromatase inhi bitor se per ti anastrozole
dan letrozole mengham bat konversi androgen menjadi estrogen.
Terapi a blatif berupa ovar ek tomi bilateral, dilakukan bila tanpa
pemeriksaan r ese ptor , pada wanita pr emenopause dan wanita yang
sudah 1-5 tahun menopause dengan ER (+) dan pada penyakit yang
bersifat slow growing dan intermediate growing .
5. Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya
protein pemicu per tum buhan atau HER2 secara ber lebihan dan
untuk pasien se per ti ini, trastuzumab, anti bodi yang secara khusus
dirancang untuk menyerang HER2 dan mengham bat per tum buhan
tumor , bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani
tes HER2 untuk menentukan k elayakan terapi dengan trastuzumab.
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 38/46
38
b. Pilihan terapi berdasarkan stadium 2
Pada stadium I, II, dan III awal (stadium opera bel) sifat
pengo batan adalah kuratif dengan pem bedahan sebagai terapi primer ,
terapi lainnya hanya bersifat adjuvan. Semakin ce pat dilakukan
pem bedahan semakin tinggi kurasinya. Sedangkan untuk stadium III
akhir dan IV sifat pengo batannya adalah paliatif yaitu terutama untuk
mengurangi penderitaan pasien dan memper baiki kualitas hidup.
1. K ank er payudara stadium 0
Dilakukan BCS atau mastek tomi simpel. Terapi definitif
pada T0 ter gantung pada pemeriksaan blok parafin, lokasinya
didasarkan pada hasil pemeriksaanimaging .
2. K ank er payudara stadium dini/opera bel
Dilakukan BCS (harus memenuhi syarat) atau mastek tomi
radikal modifikasi atau mastek tomi radikal dengan atau tanpa
terapi adjuvan. Terapi adjuvan di berikan berdasarkan ada atau
tidaknya metastase k e k elenjar getah bening aksila, r ese ptor
estrogen atau r ese ptor progesteron, dan usia pr emenopause atau
postmenopause atau usia tua.
Ta bel 1. Terapi adjuvan pada node negative (KGB histopatologi
negatif )
Status menopause Rese ptor hormonal R isiko tinggi
Pr emenopause ER (+) / PR (+)
ER (-) / PR (-)
Ke + Tam / Ov
Ke
Postmenopause ER (+) / PR (+)
ER (-) / PR (-)
Tam + Kemo
Ke
Usia tua ER (+) / PR (+)
ER (-) / PR (-)
Tam + Kemo
Ke
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 39/46
39
Ta bel 2. Terapi adjuvan pada node positive (KGB histopatologi
positif )
Status menopause Rese ptor hormonal R isiko tinggi
Pr emenopause ER (+) / PR (+)
ER (-) / PR (-)
Ke + Tam / Ov
Ke
Postmenopause ER (+) / PR (+)
ER (-) dan / PR (-)
Ke + Tam
Ke
Usia tua ER (+) / PR (+)
ER (-) dan PR (-)
Tam + Kemo
Ke
3. K ank er payudara lokal lanjut/ locally advanced
a. O perable locally advanced
Mastek tomi simpel/MRM + radiasi kuratif + k emoterapi
adjuvant + terapi hormonal
b. Inoperable locally advanced
- R adiasi kuratif + k emoterapi + terapi hormonal
- R adiasi + operasi + k emoterapi + terapi hormonal
- Kemoterapi neoadjuvan + operasi + k emoterapi + radiasi +
hormonal terapi
4. K ank er payudara lanjut metastase jauh
Terapi primer pada stadium IV adalah terapi sistemik
yaitu terapi hormonal dan k emoterapi. Terapi lokor egional
se per ti radiasi dan pem bedahan hanya dilakukan bila per lu.
R adiasi kadang diper lukan untuk paliasi pada daerah-daerah
tulang weight bearing yang mengandung metastase atau pada
tumor bed yang berdarah, difus, dan ber bau yang mengganggu
sekitarnya.
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 40/46
40
II.9 Prognosis Kanker Payudara
Prognosis kank er payudara dapat ditentukan berdasarkan beberapa fak tor
yaitu6:
a. Stadium k linik
Ta bel 3. Prognosis kank er payudara berdasarkan stadium k linik
Stadium Klinik 5 tahun (%) 10 tahun (%)
0 > 90 90
I 80 65
II 60 45
IIIA 50 40
IIIB 35 20
IV 10 5
b. Keter li batan histologik KGB aksila
Ta bel 4. Prognosis kank er payudara berdasarkan k eter li batan histologik
KGB aksila
KGB aksila 5 tahun (%) 10 tahun (%)
Tidak ada
1-3 KGB
> 3 KGB
80
65
30
65
40
15
c. Ukuran tumor
Ta bel 5. Prognosis kank er payudara berdasarkan ukuran tumor
Ukuran tumor (cm) 10 tahun (%)
< 1
3-4
5-7,5
80
55
45
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 41/46
41
d. Histologi
K ank er yang poor differentiated , metaplasia dan grade tinggi
mempunyai prognosis yang lebih buruk di bandingkan kank er yang
well differentiated.
e. Rese ptor hormon
Pasien dengan kank er yang bersifat ER positif mempunyai
wak tu survival yang lebih lama di bandingkan pasien dengan kank er
yang bersifat ER negatif.
II.10 Screening dan Deteksi Awal Kanker Payudara
K ank er payudara ter golong dalam k eganasan yang dapat
didiagnosis secara dini. American Cancer Society (ACS)
mer ekomendasikan usaha untuk melakukan diagnosis dini yaitu dengan2,9:
a. Periksa payudara sendiri (SADARI) atau breast-self examination
Penelitian menunjukkan 85% dari kasus kank er payudara
dik etahui atau ditemukan lebih dulu oleh penderita. Oleh kar ena itu
penting bagi wanita untuk mengetahui cara memeriksa payudara yang
benar agar bila ada suatu k elainan dapat dik etahui segera. SADARI
sebaiknya mulai biasa dilakukan pada usia sekitar 20 tahun, minimal
sekali sebulan. SADARI dilakukan 3 hari setelah haid berhenti atau 7
hingga 10 hari dari hari per tama menstruasi terakhir. Untuk wanita
yang sudah menopause, SADARI dilakukan pada tanggal yang sama
setiap bulan.
b. Pemeriksaan oleh tenaga k esehatan atau clinical breast examination
Pemeriksaan oleh dok ter secara lege ar tis sebaiknya
dilakukan setiap 3 tahun untuk wanita berusia 20-40 tahun dan setiap
tahun untuk wanita berusia lebih dari 40 tahun.
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 42/46
42
c. Mammografi
Wanita berusia 35-39 tahun sebaiknya melakukan satu kali
baseline mammography. Wanita berusia 40-49 tahn sebaiknya
melakukan mammografi setiap 2 tahun dan wanita berusia lebih dari
50 tahun sebaiknya melakukan mammografi setiap tahun.
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 43/46
43
BAB III
ANALISIS KASUS
Seorang wanita berusia 40 tahun datang dengan k eluhan benjolan pada
payudara kanan bawah. Se jak 1 tahun yang lalu, penderita mengeluh tim bul
benjolan pada payudara kanan bawah kira-kira sebesar k eler eng. Benjolan yang
tera ba oleh penderita hanya satu buah, k enyal, benjolan dapat digerakkan, dan
tidak terasa nyeri saat ditekan. Penderita menyangkal k eluar cairan dari puting
susu, dan kulit payudara di daerah benjolan sama dengan kulit di sekitarnya.
Penderita tidak mengeluh tera ba benjolan ditempat lain. Penderita bero bat k e
dukun, di beri jamu-jamuan namun k eluhan tidak hilang.
Selama 8 bulan terakhir penderita mengeluh benjolan tersebut terasa
makin mem besar hingga sebesar bola pimpong, dapat digerakkan, tidak terasa
nyeri, tidak ada cairan yang k eluar dari puting susu ser ta tidak nyeri k etika haid.
Saat ini, ukurannya lebih kurang sebesar buah jam bu biji, tidak terasa nyeri saat
ditekan, kulit di sekitar benjolan menjadi merah. Penderita juga mengeluh tera ba
benjolan di daerah k etiak kanan dan kirinya. Pada k etiak kanan, benjolan
berjumlah satu buah, ukuran kira-kira sebesar telur puyuh, tera ba k eras, dapat
digerakkan dan tidak nyeri saat ditekan, sedangkan pada k etiak kirinya, benjolan
tera ba satu buah, ukuran kira-kira sebesar kacang tanah, tera ba k eras, dapat
digerakkan dan tidak nyeri.
Se jak 3 bulan terakhir SMRS, penderita mengeluh terasa nyeri di daerah
pinggang yang hilang tim bul.
Se jak 1 minggu terakhir dirawat, rasa nyeri di daerah pinggang semakin
ber tam bah hebat selain itu penderita juga mengeluh sesak nafas.
Pada pemeriksaan fisik r egio mammae dextra didapatkan; tampak benjolan
sebesar buah jam bu biji, batas tidak tegas, warna kulit lebih merah daripada
sekitar , tidak tampak ulkus, peau d¶orange (+), r etraksi puting (-). Pada pal pasi,
tera ba massa dengan konsistensi k eras, permukaan berdungkul-dungkul, batas
tidak tegas, terfiksir pada jaringan di bawahnya, nyeri tekan (-), ukuran ± 8 cm x 6
cm x 3 cm. Sementara pada r egio axilla dextra, tera ba massa satu buah,
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 44/46
44
konsistensi k eras, permukaan rata, batas tegas, terfiksir pada jaringan di
bawahnya, nyeri tekan (-), ukuran ± 3 x 2 x 2 cm. Pada r egio axilla sinistra, tera ba
massa dua buah, konsistensi k eras, permukaan rata, batas tegas, dapat digerakkan,
nyeri tekan (-), masing-masing ukurannya 0,5 cm x 0,5 cm x 0,5 cm. Selain itu,
didapatkan juga massa pada r egio supraclavicula dextra dan sinistra. Pada r egio
supraclavicula sinistra didapatkan massa berjumlah satu buah, konsistensi k eras,
permukaan rata, batas tegas, dapat digerakkan, nyeri tekan (-), ukuran ± 0,3 cm x
0,3 cm x 0,3 cm, sedangkan pada r egio supraclavicula dextra didapatkan massa
berjumlah satu buah, konsistensi k eras, permukaan rata, batas tegas, dapat
digerakkan, nyeri tekan (-), ukuran ± 0,5 cm x 0,5 cm x 0,5 cm.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik , pasien ini dapat di diagnosis
sebagai tumor mammae dextra suspek ganas kar ena karak teristik benjolannya
yang khas untuk tumor ganas dan terdapat tanda-tanda metastasis k e jaringan
sekitarnya. Diagnosis FAM dapat disingkirkan kar ena karak teristik benjolannya
padat k enyal, dapat digerakkan dari jaringan sekitarnya, ber batas tegas,
per tum buhannya lam bat, tidak ada peru bahan pada kulit, dan tidak diser tai rasa
nyeri. Diagnosis FCD juga dapat disingkirkan kar ena benjolannya biasanya
multipel dan bilateral. Ukurannya dapat beru bah, terasa lebih besar , penuh dan
nyeri menjelang haid dan akan mengecil ser ta nyeri berkurang setelah haid selesai
kar ena FCD dipengaruhi oleh k eseim bangan hormonal. FCD umumnya tidak
ber batas tegas k ecuali kista soliter dan konsistensinya padat k enyal, dapat pula
kistik. Diagnosis cystosar coma philloides dapat pula disingkirkan kar ena pada
cystosar coma philloides tidak didapati adanya per lekatan pada kulit.
Untuk menegakkan diagnosis pasti kank er payudara maka pasien
dir encanakan dilakukan pemeriksaan histopatologi, pada pasien ini hasilnya
adalah invasive ductal car cinoma mamma dextra.
Setelah diagnosis ditegakkan per lu ditentukan stadium dari kank er
payudara ini. Penentuan stadium dilakukan berdasarkan sistem T NM. Untuk
tumor primer (T), pada pasien ini didapatkan benjolan yang berukuran 8 x 6 x 3
cm, sudah terjadi peru bahan warna kulit menjadi merah yang berar ti kank er sudah
menginfiltrasi kulit dan massanya sudah terfiksir yang berar ti kank er sudah
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 45/46
45
menginfiltrasi dinding dada. Dengan demikian stadium T-nya adalah T4. Untuk
nodul ( N), pada pasien ini telah ditemukan pem besaran KGB supraclavicula
kotralateral dengan ukuran 0,5 cm x 0,5 cm x 0,5 cm, konsistensi k eras, dapat
digerakkan, permukaan rata, batas tegas dan tidak nyeri tekan sehingga stadium
N-nya adalah N3. Untuk metastase (M), dari hasil pemeriksaan fisik didapati
k eluhan sesak nafas pada pasien yang didukung dengan buk ti foto thoraks yang
menunjukkan gam baran efusi pleura pada lapangan basal paru kanan yang
menyatakan adanya metastase k e paru-paru. Sehingga, stadium M-nya adalah M1
paru. Jadi stadium kank er payudara pada pasien ini adalah Stadium IV (T4c N3cM1
paru).
Disarankan untuk dilakukan pemeriksaan USG a bdomen untuk melihat
ada/tidak proses metastase k e hati.
7/14/2019 62156381 Case Bedah CA Mammae
http://slidepdf.com/reader/full/62156381-case-bedah-ca-mammae-56327c2fa32d5 46/46
DAFTAR PUSTAKA
1. Wor ld Health Or ganization. Breast cancer : Prevention and Control .2009.
Availa ble from : www.who.int.
2. R amli, Muchlis. K anker Payudara. Soelar to Reksoprodjo dkk (editor ).
K umpulan K uliah Ilmu Bedah. Edisi Per tama. Binarupa Aksara. 1995. Hlm:
342-364.
3. Albar , Zafiral Azdi dkk (editor ). Protokol PE RA BO I 2003. PERABOI.
Jakar ta. Edisi Per tama. 2004. Hlm: 2-15.
4. Asrul. H ubungan antara Besar Tumor dan Tipe H istologi K anker Payudara
dengan Adanya Metastase pada K elenjar Getah Bening Aksila. Bagian Ilmu
Bedah Fakultas Kedok teran Universitas Sumatera Utara. 2003. Availa ble
from: htt p://www.usu.ac.id.
5. De Jong, Wim . Buku A jar Ilmu Bedah . EGC. Jakar ta. Edisi Per tama . 2005 .
Hlm : 387-402.
6. Manua ba, T jakra W. Payudara. R . S jamsuhidajat dan Wim de Jong (editor ).
Buku A jar Ilmu Bedah. Edisi Kedua. EGC. 2004. Hlm: 387-402.
7. Hask ell, Char les M. and Dennis A. Casciato. Breast Cancer . Dennis A.
Casciato and Berry B. Lowitz (editors). Manual on Clinical Oncology.
Lippincott Williams and Wilkins. Philadel phia. 2000. Page: 11.
8. Souhami, R o ber t L. Et al (editors). Oxford Textbook of Oncology. 2nd Ed.
Oxford Pr ess. Page: 110-116
9. American Cancer Society . Detailed Guide : Br east Cancer . 2009. Availa ble
from : www.acs.or g.
10. Makhoul, Issam. Br east Cancer: Overview. 2006 Availa ble from:
htt p://www.emedicine.com.
11. Yuliana. Deteksi Dini Efektif Melacak K anker Payudara. Availa ble from:
htt p://www.info-sehat.com.
12. Toward Optimized Practice (TOP) Program. Guideline for the Early Detection