Top Banner
PERSEPSI SEHAT-SAKIT OLEH DR IRWAN SKM.M.KES
36

6. Persepsi Sehat-sakit

Jul 21, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 6. Persepsi Sehat-sakit

PERSEPSI SEHAT-SAKIT

OLEHDR IRWAN SKM.M.KES

Page 2: 6. Persepsi Sehat-sakit

Konsep sehat-sakit

• Setiap individu atau masyarakat menentukan sehat atau sakit satu sama lain berbeda atau tidak sama, karena hal ini sangat subyektif. Jika sakit menimpanya diyakini karena adanya makhluk halus yang merasuk tubuhnya sehingga dia akan mencari pengobatan alternative yang diyakini dapat menyembuhkan penyakitnya. Persepsi masyarakat tentang sehat-sakit sakit ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, disamping unsur sosial budaya.

Page 3: 6. Persepsi Sehat-sakit

Konsep sehat-sakit

• Secara ilmiah penyakit (disease) itu diartikan sebagai gangguan fisiologis dari suatu organisme sebagai akibat dari infeksi atau tekanan dari lingkungan. Jadi penyakit itu bersifat obyektif. Sebaliknya sakit (illness) adalah penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit. Fenomena subyektif ini di tandai dengan perasaan tidak enak

Page 4: 6. Persepsi Sehat-sakit

• Mungkin saja secara obyektif individu terserang penyakit dan salah satu anggota tubuhnya terganggu fungsinya namun dia tidak merasa sakit dan tetap menjalankan tuganya sehari-hari. Sebaliknya, seseorang mungkin merasa sakit tetapi hasil pemeriksaan medis tidak diperoleh bukti bahwa dia sakit.

Page 5: 6. Persepsi Sehat-sakit

• Di Negara maju banyak orang yang sangat tinggi kesadarannya akan kesehatan dan takut terkena penyakit sehingga jika dirasakan sedikit saja kelainan pada tubuhnya, maka dia akan langsung pergi ke dokter, padahal ternyata tidak terdapat gangguan fisik yang nyata ( hypochodriacal). Keluhan psikosomatis seperti ini lebih banyak ditemukan di Negara maju daripada dikalangan masyarakat tradisional.

Page 6: 6. Persepsi Sehat-sakit

• Sehat adalah suatu keadaan yang lengkap dari sehat fisik, mental dan sosial, serta tidak hanya bebas penyakit atau kecacatan, shg seseorang dapat bekerja secara produktif (WHO). Sementara definisi WHO tersebut telah secara luas diterima, namun indikator sehat tersebut belum berkembang sejajar dengan indikator penyakit. Sehingga praktis walau paradigma kita telah berubah menjadi paradigma sehat, kita tetap mengambil referensi indikator penyakit, konsekuensinya program pelayanan kesehatan tetap fokus pada segi kuratif dan rehabilitatif ketimbang aspek preventif dan promotif

Page 7: 6. Persepsi Sehat-sakit

Perawatan Medis (Medical Care) vs. Kesehatan Masyarakat (Public Health)

Page 8: 6. Persepsi Sehat-sakit

• Sehat itu sukar untuk didefinisikan, lebih2 untuk mengukur-nya, dan sehat menjadi keadaan yang bebas dari penyakit. WHO : Sehat adalah suatu keadaan yang lengkap dari sehat fisik, mental dan sosial, serta tidak hanya bebas penyakit atau kecacatan (1946), sehingga seseorang dapat bekerja secara produktif (1978).

• Definisi tsb mengindikasikan adanya kisaran luas dari faktor yg mempengaruhi kesehatan individu atau kelompok, dan menyarankan bahwa sehat itu bukan konsep yang absolut.

Page 9: 6. Persepsi Sehat-sakit

• Sehat dan sakit tidak selalu sebagai hal yang bertentangan, melainkan suatu hal yang berkelanjutan dan sebagai suatu keadaan yang berlawanan dan berkesinambungan (seperti siang dan malam). Seseorang dapat mempunyai penyakit atau luka, dan tetap sehat atau paling tidak tetap merasa sehat, misalnya pada olimpiade penyandang cacat. Sebaliknya ada seseorang yang tanpa suatu penyakit yang spesifik atau luka, merasa sakit atau tak sehat

Page 10: 6. Persepsi Sehat-sakit

• Peningkatan jumlah bahan kimia berbahaya yg dihasilkan oleh kemajuan teknologi ke dalam lingkungan air, udara, tanah dan makanan dgn berbagai cara telah semakin mengkhawatirkan akan timbulnya efek kesehatan jangka panjang berupa : kanker (carsinogen), cacat lahir (teratogen), kesukaran reproduksi, masalah gangguan imunologis, penyakit infeksi oleh mikroba baru, dll-sbg

Page 11: 6. Persepsi Sehat-sakit

PERILAKU SAKIT vs PERILAKU SEHAT

Page 12: 6. Persepsi Sehat-sakit

Pengertian • Perilaku sakit adalah segala bentuk tindakan yang

dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, sedangkan perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olah raga dan makanan bergizi. Perilaku sehat ini diperlihatkan oleh individu-individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul sehat

Page 13: 6. Persepsi Sehat-sakit

Penilaian tentang kondisi kesehatan individu dapat dibedakan dalam 8 golongan berikut

•Normally ill•Pessimistic•Socially ill•Hypochondriacal•Medically ill•Martyr•Optimistic•Seriously ill

Page 14: 6. Persepsi Sehat-sakit

• Penilaian individu terhadap status kesehatannya ini merupakan salah satu factor yang menentukan perilakunya, yaitu perilaku sehat jika dia mengganggap dirinya sehat, dan perilaku sakit jika menganggap dirinya sakit. Orang yang berpenyakit, belum tentu orang sakit dan belum tentu mengakibatkan perubahan perannya dalam masyarakat, sedangkan orang sakit biasanya akan menyebabkan perubahan perannya dalam lingkungan keluarga atau masyarakat.

Page 15: 6. Persepsi Sehat-sakit

• Dalam kehidupan social orang-orang yang tergolong “medically ill” dan “ martyr” dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat sebab penyakit mereka tidak mengganggu interaksi social mereka. Sebaliknya, orang yang akan merasa terganggu bila berhubungan dengan kelompok “hypchondriacal” dan “socially ill”.

Page 16: 6. Persepsi Sehat-sakit

• Seorang ahli sosiologi (mechanic), mengembangkan teori perilaku sakit yang dinamanakan teori respon bertahan ( copyng response). Menurut dia perilaku sakit adalah reaksi optimal dari individu jika dia terkena suatu penyakit. Dan reaksi ini sangat ditentukan system sosialnya. Perilaku sakit erat hubungannya dengan konsep diri, penghayatan situasi yang dihadapi, pengaruh petugas kesehatan, serta pengaruh birokrasi (karyawan yang diasuransi kesehatannya). Ada 2 faktor utama yang menentukan perilaku sakit, yaitu persepsi atau definisi individu tentang suatu situasi/penyakit, serta kemampuan individu untuk melawan serangan penyakit tersebut.

Page 17: 6. Persepsi Sehat-sakit

Menurut Mechanic, ada banyak factor yang menyebabkan orang bereaksi terhadap penyakit

• Dikenalinya atau dirasakannya gejala-gejala/tanda-tanda yang menyimpang dari keadaan biasanya

• Banyaknya gejala yang dianggap serius dan diperkirakan menimbulkan bahaya

• Dampak gejala tersebut terhadap hubungan dengan keluarga, hubungan kerja dan kegiatan social lainnya

• Frekuensi dari gejala dan tanda-tanda yang tampak dan persistensinya

Page 18: 6. Persepsi Sehat-sakit

Mechanic• Nilai ambang dari mereka yang terkena gejala itu

(susceptibility atau kemungkinan individu untuk diserang penyakit itu)

• Informasi, pengetahuan dan asumsi budaya tentang penyakit itu

• Perbedaan interpretasi terhadap gejala yang dikenalnya• Adanya kebutuhan untuk bertindak/ berperilaku

mengatasi gejala penyakit• Tersedianya sarana kesehatan, kemudahan mencapai

sarana tersebut, tersedianya biaya, dan kemampuan mengatasi stigma dan jarak sosia ( rasa malu, takut, dsbnya).

Page 19: 6. Persepsi Sehat-sakit

Menurut Suchman, ada lima macam reaksi seseorang dalam proses pencarian pengobatan • Shopping, adalah proses pencarian alternative sumber

pengobatan guna meneukan seseorang yang dapat memberikan diagnosa dan pengobatan sesuai dengan harapan si sakit

• Fragmentation, adalah proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan pada lokasi yang sama. Misalnya berobat ke dokter sekaligus ke dukun

• Procrastination, adalah proses penundaan pencarian pengobatan meskipun gejala penyakitnya sudah dirasakan

• Self medication, adalah pengobatan sendiri dengan menggunakan berbagai ramuan atau obat-obat yang dinilai tepat baginya

• Discontinuity, adalah penghentian proses pengobatan

Page 20: 6. Persepsi Sehat-sakit

reaksi pencarian pengobatan di atas, menurut Suchman individu berproses melalui tahap-tahap berikut

• Tahap pengenalan gejala. Pada tahap ini individu memutuskan bahwa dirinya dalam keadaan sakit yang ditandai rasa tidak enak dan keadaan itu dianggap dapat membahayakan dirinya

• Tahap asumsi peranan sakit. Karena merasa sakit dan memerlukan pengobatan, individu mulai mencari pengakuan dari kelompok acuannya (keluarga, tetangga, teman kerja) tentang sakitnya itu dan bila perlu meminta pembebasan dari pemenuhan tugasnya sehari-hari.

• Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan. Di sini individu mulai menghubungi sarana kesehatan sesuai dengan pengalamannya atau dari inforamasi yang diperoleh dari orang lain tentang tersedianya jenis-jenis pelayanan kesehatan.

• Tahap ketergantungan si sakit. Individu memutuskan, bahwa dirinya sebagai orang sakit dan ingin disembuhkan, harus menggantungkan diri dan pasrah pada prosedur pengobatan

• Tahap penyembuhan atau rehabilitas. Pada tahap ini si sakit memutuskan untuk melepaskan diri peranan sebagai orang sakit

Page 21: 6. Persepsi Sehat-sakit

model perubahan Perilaku

Page 22: 6. Persepsi Sehat-sakit

Sudah benarkah cara masyarakat memilih kesehatan mereka sendiri ?

Page 23: 6. Persepsi Sehat-sakit

The health belief model

• Teori perilaku model The Health Belief biasa digunakan dalam menjelaskan perubahan perilaku kesehatan di masyarakat. Beberapa hal yang dikembangkan dalam model The health belief antara lain teori adopsi tindakan (action). Teori ini menekankan pada sikap dan kepercayaan individu dalam berperilaku khususnya perilaku kesehatan. Kepercayaan dan persepsi individu terhadap sesuatu menumbuhkan rencana tindakan dalam diri individu.

Page 24: 6. Persepsi Sehat-sakit

Teori perubahan perilaku Health Belief model

• Teori perubahan perilaku kesehatan yang dikembangkan meletakan adanya keyakinan/persepsi individu terhadap tindakan medis/kesehatan yang telah didapatkan. Adanya pengalaman pengobatan dalam diri individu maupun pengalaman orang lain menumbuhkan persepsi tentang kesehatan. Adanya kepercayaan yang ada menyebabkan individu mengikuti perilaku sesuai kepervayaan yang diyakini.

• Kepercayaan yang dibangun dalam model perilaku kesehatan dipandang dari 2 aspek penting yaitu adanya pengalaman dalam diri individu atas adanya pengobatan dan keyakinan pada individu tentang perilaku sehat.

Page 25: 6. Persepsi Sehat-sakit

HBM

Persepsi dugaan (saya tidak meroko, tidak menderita penyakit di keluarga saya

Persepsi manfaat (pengobatan menyebabkan kesehatan baik

Persepsi pegalaman (efek pengobatan yang dialami)

Kepercayaan/persepsi pada diri individu dari adanya tindakan medis/kesehatan

Kepercayaan dalam perilaku kesehatan lebih efektif

Perilaku sehat

Persepsi umum (TB, HIV penyakit mematikan)

Page 26: 6. Persepsi Sehat-sakit

Menurut Rosenstock

Page 27: 6. Persepsi Sehat-sakit

Theory of self efficacy locus of control

• Teori perubahan perilaku yang didasarkan pada adanya suritauladan yang benar dari tokoh masyarakat. Pendekatan perubahan perilaku pada masyarakat didasarkan pada tokoh masyarakat sekitar yang dianggap mempunyai pengaruh lebih atau tokoh masyarkat yang mempunyai suritauladan dalam perilaku hidup sehat.

• Teori perubahan perilaku untuk self efecacy menekankan adanya contoh dalam diri seseorang sehingga perilaku seseorang dicontoh oleh masyarakat sekitar hingga menjadikan sebuah budaya masyarakat. Teori perubahan perilaku ini biasa digunakan dalam perubahan perilaku masyarakat khususnya kesehatan dengan memanfaatkan tokoh masyarakat sekitar yang dianggap mempunyai peran penting dan mempunyai suritauladan khususnya dibidang kesehatan.

Page 28: 6. Persepsi Sehat-sakit

The ecological model of health behavior

• Teori perubahan perilaku The Ecologi Model of Health Behavior menekankan pada perubahan perilaku yang dipengaruhi oleh situasi lingkungan sekitar. Pendekatan perubahan perilaku ini biasa digunakan pada pendekatan perubahan perilaku yang pesan perubahan perilaku di bahwa oleh anak didik untuk merubah perilaku orang tua maupun masyarakat.

• Informasi/pesan yang diterima didalam meja studi diharapkan dapat diterima oleh orang tua maupun masyarakat sehingga informasi/pesan dapat menjadi keyakinan dan persepsi sebuah kebenaran sehingga terjadi perubahan perilaku pada orang tua atau masyarakat.

Page 29: 6. Persepsi Sehat-sakit

Model perubahan perilaku dari pendidikan ke lingkungan sekitar (Lohrmann et al. 2008)

• Pendidikan kesehatan di kelas • Pendidikan kesehatan di sekolahan• Informasi ke keluarga• Informasi ke tetangga• Informasi sampai ke masyarakat• Menjadi kebudayaan masyarakat

Page 30: 6. Persepsi Sehat-sakit

Prinsip Perspektif Ekologis Perubahan Perilaku Kesehatan

• Multiple levels of factors influence health behaviors. Model ekologis menentukan bahwa faktor-faktor tersebut pada berbagai level, umumnya intrapersonal, interpersonal, organisasi, masyarakat, dan kebijakan publik, dapat mempengaruhi perilaku kesehatan. Konsep yang memotong tingkat ini meliputi faktor sosial budaya dan lingkungan fisik, yang mungkin berlaku untuk lebih dari satu level. Keterlibatan pengaruh pada semua level inilah yang membedakan model ekologis dari teori-teori yang terutama berfokus pada satu atau dua level saja.

 

Page 31: 6. Persepsi Sehat-sakit

• Influences interact across levels. Interaksi antar pengaruh berarti bahwa variabel bekerja bersama. Sebagai contoh, individu dengan motivasi tinggi untuk menghindari peningkatan berat badan bisa bereaksi berbeda dibandingkan dengan individu dengan motivasi rendah ketika mengemudi melewati restoran cepat saji. Pendidikan fisik secara aktif dapat bekerja lebih baik ketika kebijakan mendukung konseling dokter dan diskon asuransi. Karena model ekologi menentukan beberapa level pengaruh, dan mungkin ada beberapa variabel pada setiap level, menjadi sulit untuk membedakan mana dari interaksi tersebut yang mungkin paling penting. Dengan demikian, tantangan bagi penelitian tentang model ekologis adalah untuk memperluas pemahaman tentang interaksi di seluruh level.

Page 32: 6. Persepsi Sehat-sakit

• Multi-level interventions should be most effective in changing behaviour. Implikasi langsung dari model ekologis adalah bahwa intervensi satu level tidak mungkin memiliki efek yang kuat atau berkelanjutan pada populasa yang luas. Banyak contoh intervensi dengan target individu menunjukkan efek jangka pendek. Intervensi dalam bentuk pendidikan yang dirancang untuk mengubah keyakinan dan keterampilan perilaku cenderung dapat bekerja lebih baik ketika kebijakan dan lingkungan mendukung perubahan perilaku yang ditargetkan. Demikian pula, perubahan lingkungan itu sendiri mungkin tidak cukup untuk mengubah perilaku. Menyediakan lebih banyak buah dan sayuran di semua toko-toko mungkin berdampak kecil kecuali jika perubahan lingkungan didukung oleh komunikasi, pendidikan, dan kampanye yang memotivasi.

Page 33: 6. Persepsi Sehat-sakit

• Ecological models are most powerful when they are behaviour-specifics. Model ekologis nampaknya paling berguna untuk mengarahkan penelitian dan intervensi ketika model tersebut dibuat secara spesifik untuk perilaku kesehatan tertentu. Seringkali variabel, lingkungan dan kebijakan perilaku bersifat spesifik. Kebutuhan untuk mengidentifikasi kebijakan lingkungan dan variabel yang spesifik untuk setiap perilaku merupakan tantangan dalam penggunaan model ekologis, karena pelajaran dengan satu perilaku, misalnya, mempromosikan jogging, mungkin tidak bisa diterjemahkan ke perilaku yang nampak mirip, misalnya, mempromosikan berjalan ke bekerja. Tentu saja, beberapa pelajaran yang dipelajari oleh seseorang dapat diterapkan kepada orang lain. Mode ekologis secara umum dapat digunakan sebagai dasar dari model perilaku-spesifik yang dibutuhkan untuk aplikasi penelitian dan intervensi.

Page 34: 6. Persepsi Sehat-sakit

Diet Jelek dan Kurang Olah-RagaBentuk buah Pear lebih sehat ketimbang

bentuk buah Apple

Page 35: 6. Persepsi Sehat-sakit

• Teori perubahan perilaku kesehatan pada masyarakat dapat melalui pendidikan kesehatan ke masyarakat maupun pesan pendidikan dapat melalui media sekolahan atau pendidikan informas lain sehingga masyarakat dapat memahami pesan yang diinginkan. Adanya pengetahuan tentang kesehatan dan sikap yang baik tentang kesehatan akan diikuti oleh perilaku sehat dalam masyarakat yang dapat berupa budaya masyarakat sekitar.

Page 36: 6. Persepsi Sehat-sakit

Sekian dan terima kasih