TUGAS JOURNAL ALJABAR LINIER KELOMPOK (ML101B) : REMON AFANDI J.S (1214372226) REZA ALFIANSAH (1212473523) STMIK RAHARJA Jln. Jendral Sudirman No. 40 Modern-Tangerang, Banten 15117 Telepon : 021-552-9692, 021-552-9586 Fax : 021-5529742
TUGAS JOURNAL
ALJABAR LINIER
KELOMPOK (ML101B) :
REMON AFANDI J.S (1214372226)
REZA ALFIANSAH (1212473523)
STMIK RAHARJA
Jln. Jendral Sudirman No. 40 Modern-Tangerang, Banten 15117
Telepon : 021-552-9692, 021-552-9586
Fax : 021-5529742
Bab 13
MANAJEMEN RISIKO
Menerapkan Manajemen Resiko di Seluruh Bagian Perusahaan dapat mengidentifikasi ,
menganalisis, memilih metode yang tepat, melaksanakan dan memonitor sama aktivitas sehingga tujuan
perusahaan dapat dicapai dengan baik.
Bab ini membahas tentang resiko, bentuk resiko, kategori resiko, metode menghadapi risiko, asuransi
hingga manfaat manajemen risiko.
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat :
Memahami tentang berbagai risiko dalam bisnis
Mengetahui bentuk risiko
Mengetahui mengenai bahaya dan risiko
Mengetahui kategori risiko
Mengetahui metode menghadapi risiko
Memahami tentang asuransi serta keuntungan dan kerugian
Dapat menerapkan manajemen risiko
Dapat melaksanakan langkah-langkah manajemen risiko
Mengetahui proses manajemen risiko
Mengetahui manfaat manajemen risiko
1. Manajemen Risiko
Bisnis dalam pengelolaannya perlu dilakukan secara berhati-hati, menggunakan strategis, dan
memperhitungkan risiko yang dihadapi termasuk bagaimana mengantisipasi risiko tersebut.
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti
(uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau kerugian.
Ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan
istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang
merugikan dikenal dengan istilah risiko (risk).
Risiko adalah suatu keadaaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan di mana
terdapat kemungkinan yang merugikan.
Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang
sangat besar sedangkan peluang ruginya hanya kecil? Mungkin saat mengikuti undian
berhadiah. Jika beruntung maka akan dapat hadiah yang besar tetapi jika tidak, uang yang
digunakan untuk membeli undian relatif sedikit. Apakah hal ini tergolong resiko?
Jawabannya hal ini tergolong risiko. Selama ini mengalami kerugian meskipun kecil hal itu
dianggap risiko.
2. Bentuk Risiko
Risiko dibedakan atas risiko objektif dan risiko subjektif.
Risiko Objektif
Risiko objektif (juga disebut degree of risk) diartikan sebagai variasi yang relatif dalam
kerugian yang aktual dari perkiraan kerugian .
Risiko objektif dapat secara statistik dikalkulasikan dengan beberapa ukuran dari
penyebaran seperti standar penyimpangan atau koenfisien dari variasi. Karena resiko
objektif bisa diukur, itu merupakan konsep yang sangat berguna untuk pengasuransian atau
manajer perusahaan risiko. Seiring dengan jumlah eksposur meningkat, pengasuransi dapat
memprediksikan pengalaman kerugian yang akan datang lebih terakulasikan karena dapat
dipercayakan dalam hukum dengan angka yang sangat besar. Hukum mengenai angka
yang besar menyatakan bahwa angka dari unit eksposur meningkat, yang paling dekat
dengan pengalaman kerugian aktual akan mendekatkan pengalaman perkiraan kerugian.
Risiko Subjektif
Risiko subjektif diartikan sebagai ketidakpastian berdasarkan pada kondisi mental
seseorang atau pernyataan pikiran. Contohnya, seorang pelanggan yang sedang
minum-minum di bar mungkin dengan bodohnya mencoba pulang mengendarai
mobilnya. Pengendara tersebut mungkin tidak yakin bisa sampai di rumahnya dengan
selamat tanpa harus tertangkap polisi karena menyetir sambil mabuk. Ketidakpastian
mental ini disebut risiko subjektif.
Pengaruh dari risiko subjektif ini bervariasi bergantung pada masing-masing
orang. Dua orang dalam situasi yang sama bisa mempunyai persepsi yang berbeda
mengenai risiko, dan sikap mereka mungkin berubah. Jika pengalaman ketidakpastian
mental seseorang mengenai kejadian yang merugikan, sikap orang itu mungkin
berpengaruh. Risiko subjektif yang tertinggi sering menghasilkan sikap yang
konservatif dan bijaksana, sedangkan risiko subjektif yang rendah akan menghasilkan
kurangnya sikap konservatif.
3. Bahaya dan Risiko (Peril and Hazard)
Bahaya
Bahaya diartikan sebagai penyebab dari kerugian /kehilangan. Jika rumahmu terbakar
karena api, bahayanya, atau penyebab dari kurigian/kehilangan, adalah api. Jika
mobilmu rusak karena bertabrakan dengan mobil lain, bertabrakan adalah bahayanya ,
atau penyebab kerugian/kehilangan. Bahaya yang biasanya menyebabkan harta/barang
kita rusak adalah api, kilat, badai, hujan es, topan, gempa bumi, kemalingan, dan
pencurian.
Risiko
Risiko adalah kondisi yang membuat atau meningkatkan kesempatan akan
kerugian/kehilangan. Terdapat empat tipe utama risiko:
Risiko fisik
Risiko moral
Risiko moril
Risiko hukum
Risiko Fisik (Physical Hazard)
Risiko fisik adalah kondisi fisik yang meningkatkan kesempatan akan
kerugian/kehilangan. Contoh dari resiko fisik adalah jalan yang beres yang
meningkatkan kesempatan kecelakaan mobil, kerusakan jaringan kabel dalam
gedung yang meningkatkan kesempatan terjadinya kebakaran, dan kerusakan
kunci pintu yang meningkatkan kesempatan terjadinya pencurian.
Risiko Moral (Moral Hazard)
Risiko
Risiko moral adalah ketidakjujuran atau tabiat yang cacat dalam diri seseorang
yang meningkatkan frekuensi kerugian/kehilangan.
Contoh risiko moral termasuk berpura-pura kecelakaan untuk mengumpulkan
uang dari asuransi, mengajukan klaim palsu, membesarkan jumlah klaim, dan
sengaja membakar barang dagangan yang tidak terjual yang diasuransikan.
Membunuh tertanggung untuk mengumpulkan dana asuransi jiwa yang
merupakan contoh penting dari resiko moral.
Risiko Moral (Morale Hazard)
Beberapa penulisan asuransi menarik perbedaan yang halus antara moral hazard
dan morale hazard. Moral hazard memacu pada ketidakjujuran oleh pemegang
asuransi meningkatkan frekuensi atau keparahan kerugian. Morale hazard
adalah kecerobohan atau ketidakpedulian terhadap kerugian karena adanya
asuransi. Beberapa pemegang asuransi ceroboh atau tidak peduli terhadap
kerugian karena mereka memiliki asuransi. Contoh morale hazard misalnya
meninggalkan kunci dalam mobil pintunya tidak ditutup, sehingga
meningkatkan kemungkinan pencurian.
Risiko Hukum (Legal Hazard)
Risiko hukum mengacu pada karakteristik sistem hukum atau pengaturan
lingkungan yang meningkatkan frekuensi atau kerugian yang makin parah.
Contohnya putusan juri yang merugikan konsumen peserta asuransi.
4. Kategori Risiko
Risiko dapat dikatagorikan kedalam dua bentuk :
Risiko Murni
Risiko Spekulatif
Risiko Fundamental dan Risiko Tertentu
Risiko Perusahaan
Risiko Murni (Pure Risk)
Risiko Murni adalah suatu kondisi yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi
apa apa, dan tidak mungkin menguntukan.
Contoh, misalnya kebakaran, bila perusahaan menderita kebakaran, maka perusahaan tersebut
akan menderita kerugian. Kemungkinan yang lain tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian
kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada
kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu.
Salah satu cara menghindarkan risiko murni yaitu dengan asuransi, sehingga besarnya
kerugian dapat diminimalkan. Oleh sebab itu, resiko murni dikenal dengan istilah risiko yang
dapat diasuransikan (insurable risk).
Tuntutan perubahan dan peningkatan kapabilitas oraganisasi memunculkan risiko (risk) dan
sekaligus peluang (opportunities) bagi organisasi. Risiko berkenaan dengan kemungkinan
terjadinya kegagalan dan kerugian bagi organisasi. Risiko berskala rendah tidak
menghawatirkan bagi organisasi. Namun, risiko berskala besar dapat berdampak pada tidak
tercapainya tujuan dan misi dari organisasi.
Kegagalan tujuan dan misi bagi organisasi bisnis dapat mengakibatkan distrust
(ketidakpercayaan) dari konsumen atas pelayanan yang diberikan. Dalam kondisi terjelek dan
sebagaimana yang pernah terjadi, distrust dapat menyebabkan hilangnya perusahaan tersebut.
Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko.
Risiko Spekulatif (Speculative Risk)
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yng dihadapi perusahaan yang dapat memberikan
keuntungan dan juga kerugian. Risiko spekulatif dikenal pula dengan istilah risiko bisnis
(business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya di suatu tempat menghadapi dua
kemungkinan. Kemungkinan pertama insvestasi menguntungkan atau malah investasinya
merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif.
Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untung
ada atau tidak, untuk risiko spekualatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk
risiko murni tidak terdapat kemungkinan untung.
Asuransi swasta biasanya hanya menjamin risiko murni. Dengan pengecualian tertentu,
asuransi swasta umumnya tidak mengasuransikan risiko spekualatif.
Risiko Fundamental (Fundamental Risk)
Risiko fundamental adalah risiko yang memengaruhi seluruh perekonomian atau sejumlah
besar orang atau kelompok dalam perekonomian. Contohnya termasuk laju inflasi,
pengangguran siklis, dan perang karena jumlah besar individu akan terpengaruhi.
Risiko berencana alam merupakan risiko fundamental penting. Tsunami, angin topan,
tornado, gempa bumi, banjir, dan kebakaran hutan dan rumput dapat menghasilkan kerusakan
harta benda dan kerugian miliaran rupiah serta banyak kematian.
Risiko tertentu (Particular Risk)
Berbeda dengan risiko fundamental, risiko tertentu adalah resiko yang hanya terdampak pada
individu saja dan tidak memengaruhi seluruh komunitas.
Contohnya, pencurian mobil, perampokan bank, dan kebakaran. Hanya individu yang
mengalami kerugian tersebut terpengaruh, tidak secara ekonomi keseluruhan atau kelompok.
Risiko Perusahaan (Enterprise Risk)
Risiko perusahaan mencakup semua risiko utama yang dihadapi oleh suatu perusahaan bisnis.
Risiko tersebut risiko murni, risko spekulatif, risiko strategis, risiko operasional, dan risiko
keuangan.
Risiko strategis memacu ketidakpastian mengenai perusahaan, tujuan keuangan dan
objektif.
Risiko operasional, misalnya sebuah bank yang menawarkan layanan perbankan
online akan mengalami kerugian jika hackers, bisa menembus ke dalam data
computer bank.
Risiko keuangan memacu pada ketidakpastian kerugian karena perubahan yang
merugikan dalam tarif, dan nilai uang. Sebagai contoh, sebuah perusahaan makanan
yang setuju untuk memberikan sereal dengan harga tetap pada sebuah supermarket
dalam enam bulan mungkin akan rugi jika harga gabah naik. Sebuah bank besar
dengan portofolio obligasi treasury akan rugi jika suku bunga naik.
5. Tipe-Tipe Risiko Murni
Tipe-tipe murni terdiri atas risiko pribadi, risiko property, dan risiko pertanggung
jawaban
.
Risiko Pribadi (Personal Risk)
Risiko pribadi, yaitu risiko yang secara langsung memenuhi suatu individu. Dapat
mengakibatkan kemungkinan kerugian atau pengurangan pendapatan yang diperoleh,
biaya ekstra, dan penipisan aset keuangan. Ada empat risiko utama pribadi, yaitu:
Risiko kematian dini
Risiko pendapatan tidak cukup selama pensiun
Risiko kesehatan yang buruk
Risiko pengangguran
Risiko kematian premature : kematian dini di definisikan sebagai kematian kepala
keluarga dengan kewajiban keuangan yang tidak dapat terpenuhi. Kewajiban ini mencakup
dukungan untuk tanggungan, hipotek yang harus dibayar, atau untuk pendidikan untuk anak-
anak.
Risiko pendapatan tidak cukup selama pension : Risiko utama yang terkait dengan
usia tua adalah pendapatan tidak cukup selama pensiun. Sebagaian besar pekerja di indonesia
pensiun sebelum usia 65 tahun. Ketika mereka pensiun, mereka kehilangan pendapatan
kecuali mereka memiliki aset keuangan yang memadai untuk diambil, atau memiliki aset ke
sumber-sumber pendapatan lain pensiun, seperti jaminan sosial atau pensiun swasta.
Risiko kesehatan yang buruk : Kesehatan yang buruk merupakan risiko pribadi yang
penting. Risiko kesehatan ini mencakup pembayaran tagihan medis karena berencana dan
hilangnya pendapatan yang diperoleh. Hilangnya pendapatan yang diperoleh merupakan
penyebab utama ketidakamanan finansial terutama jika cacatnya parah. Dalam kasus
kecacatan jangka panjang, terjadi kerugian besat atas pendapatan yang diperoleh, terjadi
tagihan medis, imbalan kerja yang hilang atau berkurang, tabung terkuras, dan seseorangan
harus mengurus orang cacat.
Risiko pengangguran : Risiko pengangguran merupakan ancaman utama bagi
keamanan finansial. Pengangguran dapat di akibatkan karena perubahan siklus bisnis,
perubahan teknologi dan struktural dalam perekonomian, faktor musiman, atau ketidak
sempurnaan dalam pasar tenaga kerja.
Beberapa tren penting memperburuk masalah pengangguran. Untuk menekan biaya
tenaga kerja, Perusahaan-perusahaan besar telah dirampingkan, dan tenaga kerja mereka telah
berkurang secara permanen : majikan semakin memperkerjakan pekerja kontrak atau parah
waktu mengurangi biaya tenaga kerja, dan jutaan pekerjaan hilang untuk bangsa asing karena.
Risiko Properti (Properti Risk)
Risiko properti meliputi properti yang rusak atau hilang dengan berbagai penyebab, seperti
kebakaran, tertimbun longsor, angin kencang, tsunami, dan banyak penyebab lainnya. Ada
dua jenis utama kerugian yang berhubungan dengan resiko properti : kerugian langsung dan
tidak langsung atau kerugian konsekuensial.
Kerugian langsung : kerugian finansial yang disebabkan oleh kerusakan fisik,
kerusakan, atau pencurian properti. Misalnya, jika anda memiliki restoran yang rusak
oleh kebakaran, kerusakan fisik ke restoran dikenal sebagai kerugian langsung.
Rugi tidak langsung atau konsekuensial : kerugian keuangan tidak langsung dari
terjadinya kerusakan fisik langsung atau kerugian pencurian. Jadi, selain kerugian
kerusakan fisik, restoran akan kehilangan keuntungan selama beberapa bulan,
sementara restoran sedang dibangun kembali. Hilangnya keuntungan akan rugi
konsekuensial. Contoh lain dari kerugian konsekuensial merupakan kerugian dari
sewa, kehilangan penggunaan bangunan, hilangnya pasar lokal, dan bebasn yang
terus-menerus.
Risiko Pertanggung Jawaban (Liability Risk)
Risiko pertanggung jawaban adalah risiko murni yang harus dihadapi oleh sebagai besar
orang. Anda dapat dikenakan pertanggung jawaban secara legal jika melakukan sesuatu yang
hasilnya dapat berakibat kepada penganiyaan atau perusakan properti orang lain. Pengadilan
dapat memerintahkan anda untuk membayar biaya pengganti kepada seseorang yang telah
anda cederai.
Beban Risiko bagi Masyarakat
Terjadinya risiko menghasilkan efek sosial dan ekonomi yang tidak di inginkan. Risiko
membawa tiga beban besar bagi masyarakat:
Besarnya dana darurat harus ditingkatkan.
Masyarakat kehilangan barang dan jasa tertentu.
Hadirnya rasa khawatir dan takut.
6. Metode Menghadapi Risiko
Sebagaimana yang telah kita tekankan sebelumnya, risiko adalah beban yang tak hanya
dialami oleh individual saja tetapi juga kepada masyarakat luas. Maka dari itu, penting untuk
memahami beberapa teknik dalam menghadapi masalah risiko. Ada lima metode penting
dalam penyelesaian risiko ini :
Penghindaran
Kontrol kerugian
Hak kepemimpinan (Retensi)
Transfer non asuransi
Asuransi
Penghindaran
Penghindaran adalah salah satu metode dalam penyelesaian risiko. Contohnya, anda
dapat menghindari risiko untuk dipalak di sebuah wilayah dengan tingkat krimilitas yang
tinggi denga menjauhi daerah tersebut, firma bisnis dapat menghindari risiko di tuntut
disebabkan oleh kecatatan produk dengan tidak memproduksi barang tersebut.
Kontrol Kerugian
Kontrol kerugian dapat dilakukan dengan pencegahan kerugian dan reduksi kerugian.
Pencegah kerugian : pencegah kerugian mengaruh mengarah kepada
mengurangi kemungkinan untuk rugi sehingga frekuensi kerugian dapat
dikurangi. Contoh : serangan jantung dapat dicegah apabila tiap individu
mengontrol berat badannya, berenti merokok dan makanan yang sehat.
Pemeriksaan yang ketat di bandara dapat mengurangi tindakan terorisme.
Pengurangan kerugian : sering beberapa kerugian terjadi tanpa diduga
sehingga perlu dilakukan tindakan untuk mengurangi terjadinya kerugian
tersebut. Contohnya : gedung gedung perkantoran dipasang sistem pemadam
kebakaran sehingga potensi kerugian dapat dikurangi. Sistem peringatan dini
dapat mengurangi potensi kerugian atau jumlah korban pada suatu kasus.
Hak Pemilikan (Retensi)
Hak pemilikan berarti bahwa individu maupun perusahaan menanggung semuat atau bagian
dari risiko. Kepemilikan risiko dapat berupa aktif maupun pasif.
Kepemilikan aktif : kepemilikan risiko aktif berarti bahwa individual secara sadar
paham akan risiko dan secara bebas menanggung semua semua atau sebagai risiko
tersebut. Contoh : mobil kita berasuransikan terhadap bahaya pencuncurian atau
kecelakaan.
Kepemilikan pasif : risiko dapat mempertahankan secara pasif. Risiko tertnetu
mungkin tidak sadar dipertahankan karena ketidaktahuan, indefference, atau
kemalasan. Retensi pasif sangat berbahaya jika risiko tetap memiliki potensi untuk
menghancurkan anda secara finansial. Contoh : banyak pekerjaan yang tidak
diasuransikan terhadap risiko cacat sementara atau cacat total.
Transfer Nonasuransi
Transfer nonasuransi adalah teknik lain dalam mengatasi risiko. Risiko tersebut dilimpahkan
kepada perusahaan asuransi. Risiko dapat dilimpahkan dengan beberapa metode :
Transfer risiko dengan kontrak
Perlindungan nilai risiko
Inkorporasi dalam bisnis
Transfer risiko dengan kontrak. Risiko yang tidak diinginkan dapat
dilimpahkan melalui kontrak. Contoh risiko televisi rusak dapat ditransfer
kepengecer dengan sistem jaminan, yang membuat pengecer bertanggung
jawab untuk semua perbaikan setelah garansi berakhir.
Perlindungan nilain risiko. Lindungin nilai adalah teknik untuk mentransfer
risiko fluktuasi harga yang tidak menguntungkan bagi spekulan dengan
membeli atau menjual obligasi di bursa efek.
Inkorporasi dalam bisnis. Jika suatu perusahaan adalah kepemilikan tunggal,
aset pribadi pemilik dapat dilampirkan oleh kreditur untuk penjaminan utang.
Jika suatu perusahaan digabungkan, aset pribadi tidak dapat dipasang oleh
kreditur untuk pembayaran untuk perusahaan.
Asuransi
Bagi kebanyakan orang, asuransi adalah metode yang paling praktis untuk
menangani risiko besar. Terkait asuransi ini dibahas lebih lanjut pada topik
asuransi berikut.
Asuransi. Asuransi adalah pilihan yang banyak digunakan orang untuk
mengurangi terjadinya risiko kerugian pada individu, keluarga, atau suatu
suatu bisnis/perusahaan.
Asuransi adalah pengelolaan kerugian melalui transfer risiko tersebut kepada
perusahaan asuransi, yang setuju untuk menggantikan kerugian tergantung
atas kerugian tersebut, untuk memberikan manfaat berupa uang lain pada
suatu kejadian, atau untuk menyediakan jasa yang berkaitan dengan risiko.
7. Karakterisktik Asuransi
Pengelompokan asuransi mecakup karakteristik sebagai berikut:
1. Penyatuan kerugian
2. Pembayaran kerugian tak terduga
3. Risiko transfer
4. Ganti rugi
Penyatuan Kerugian
Penyatuan kerugian, berarti pembagian kerugian oleh seluruh kelompok, dan prediksi
kerugian dimasa depan dengan beberapa akurasi berdasarkan hukum bilangan besar.
Dengan menyatukan atau menggabungkan pengalaman kehilangan sejumlah besar
unit eksposur atau risiko yang serupa, asuransi dapat memprediksi kerugian di masa
depan dengan tingkat akurasi yang lebih besar. Dari sudut pandang asuransi, jika
kerugian dimasa depan dapat di prediksi, risiko objektif berkurang.
Pembayaran Kerugian tak Terduga
Pembayaran kerugian tak terduga dilakukan akibat peristiwa tidak terduga atau faktor
ketidaksengajaan dan terjadi secara acak. Contoh : seorang terpeleset pada lantai yang
licin dan kakinya patah. Asuransi tidak akan membayar kerugian yang disengaja.
Risiko Transfer
Risiko transfer berarti bahwa risiko murni dipindahkan dari tertanggung kepada
asuransi, yang biasanya berada dalam posisi keuangan yang kuat untuk membayar
kerugian yang diasuransikan.
Dari sudut pandang murni, risiko individu yang biasanya ditransfer ke asuransi seperti
risiko kematian tak terduga, cacat, kerusakan dan pencurian, dan tuntutan tanggung
jawab pribadi.
Ganti Rugi
Ganti rugi yang diasuransikan adalah pengembalian keuangan ke posisinya sebelum
terjadinya kerugian. Contoh: Asuransi akan mengganti kerugian atas rumah atau
kendaraan yang terbakar. Asuransi member ganti rugi atas kematian, cacat atas diri
seseorang yang diasuransikan.
Risiko yang Dapat Diasuransikan
Tidak semua risiko dapat diasuransikan. Dari sudut pandang asuransi terdapat enam
persyaratan ideal risiko yang dapat diasuransikan, sebagai mana berikut:
1. Risiko terdiri atas sejumlah besar ekposur unit dan mirip
2. Kerugian karena ketidaksengajaan atau kecelakaa
3. Kerugian yang dapat ditentukan dan terukur
4. Kerugian bukan karena bencana
5. Kemungkinan rugi yang dapat di perhitungkan
6. Premi yang layak secara ekonomis
Risiko Terdiri Atas Sejumlah Besar Eksposur Unit dan Mirip
Resiko ini dapat diasuransikan harus terdiri atas sejumlah besar eksposur unit harus,
harus ada kelompok besar kejadian yang kira-kira serupa, tetapi tidak harus identik,
eksposur unit yang memiliki bahaya yang sama atau kelompok dari bahaya. Contoh:
asuransi properti di suatu pemukiman.
Kerugian Karena Ketidaksengajaan atau Kecelakaan
Kecelakaan yang terjadi atau kerugian yang timbul akibat ketidaksengajaan menjadi
tanggung jawab asuransi sebagai risiko yang harus dibayarkan. Contoh: tabrakan
mobil, kebakaran akibat hubungan pendek listrik, kematian akibat kecelakaan lalu
lintas.
Kerugian yang Dapat Ditentukan dan Terukur
Tujuan dasar dari persyaratan ini adalah untuk memungkinkan asuransi untuk
menentukan apakah kerugian dapat ditutupi dan berapa besar biaya yang harus
dibayar. Beberapa kerugian sulit untuk ditentukan dan diukur. Penyakit dan cacat
sangat subjektif, dan peristiwa yang sama dapat memengaruhi orang menjadi sangat
berbeda.
Kerugian Bukan Karena Bencana
Idealnya kerugian tidak harus dalam bencana besar. Ini berarti bahwa sebagian besar
eksposur unit seharusnya tidak menimbulkan kerugian pada saat yang sama.
Jika sebagian besar atau semua unit eksposur dikelas tertentu secara
bersamaan mengalami kerugian, maka teknik penyatuan akan rusak dan
menjadi tidak bisa dijalankan. Premi harus ditingkatkan ke tingkat
penghalang, dan teknik asuransi tidak lagi layak dengan pengaturan rugi yang
tersebar di seluruh kelompok. Penanggung idealnya ingin menghindari semua
kerugian akibat bencana. Instrumen keuangan yang harus tersedia akibat
bencana adalah obligasi bencana, yang dirancang untuk membayar kerugian
akibat bencana.
Kemungkinan Rugi yang Dapat Diperhitungkan
Asuransi harus mampu menghitung rata-rata frekuensi dan tingkat rata-rata kerugian
di masa depan dengan akurasi tertentu. Persyaratan ini di perlukan agar premi yang
tepat dapat diisi dengan memadai untuk membayar seluruh klaim dan pengeluaran
dan menghasilkan laba selama periode kebijakan.
Premi yang Layak Secara Ekonomi
Syarat terakhir adalah bahwa premi harus layak secara ekonomi, dimana tertanggung
harus mampu membayar premi. Di samping itu, untuk asuransi tersebut sebagai
pembelian yang menarik, premi yang harus dibayar secara substansial kurang dari
nilai nominal atau jumlah dari kebijakan tersebut. Untuk memiliki premi layak secara
ekonomi, kemungkinan kerugian harus relatif rendah.
8. Jenis-Jenis Asuransi
Jenis-jenis asuransi dapat diklasifikasikan atas asuransi swasta dan asuransi
pemerintahan. Asuransi swasta meliputi asuransi jiwa dan kesehatan serta asuransi
properti dan asuransi kewajiban. Asuransi pemerintahan meliputi program asuransi
sosila dan asuransi pemerintah lainnya.
Asuransi Kebakaran
Asuransi Multi-Bahaya
Asuransi Kompensasi untuk Pekerja
Asuransi Auto Komersial
Asuransi Kecelakaan dan Kesehatani
Asuransi Daratan
Asuransi Laut
Asuransi Profesional
Asuransi Kerusakan Peralatan’
Asuransi Kriminal
Asuransi Pemerintah
Asuransi Sosial
Asuransi Komersial
Asuransi komersial biasa digunakan dalam program manajemen risiko. Asuransi ini
tepat untuk potensi kerugian yang mempunyai yang mempunyai kemungkinan
kerugian yang rendah tetapi tingkat keparahannya tinggi.
Jika manajer risiko menggunakan asuransi untuk mengatasi potensial kerugian
tertentu, lima area kunci harus diperhatikan :
Pemilihan penanggungan asuransi
Pemilihan penjamin asuransi
Negoisasi syarat-syarat
Diseminasi informasi mengenai penganggungan asuransi
Kajian program secara berkala
Keuntungan Asuransi
Penggunaan asuransi komersial dalam program manajemen risiko mempunyai keuntungan,
sebagai berikut:
Perusahaan akan mengganti kerugian setelah terjadi kerugian. Perusahaan dapat melanjutkan
untuk beroperasi dan mungkin mengalami sedikit atau tanpa fluktuasi dalam menghasilkan.
Ketidak pastian menurun, membuat perusahaan dapat memperpanjang perencanaan di masa
mendatang. Kekhawatiran dan ketakutan menurun bagi manajer dan pegawai yang harus
meningkatkan kinerja dan produktivitasnya.
Penjamin dapat menyediakan pelayanan manajemen risiko yang berharga, seperti pelayanan
pengendalian kerugian, analisis ledakan kerugian, dan penyesuain klaim.
Premi asuransi merupakan pendapatan dipotong pajak sebagai pengerluaran usaha.
Kerugian Asuransi
Penggunaan asuransi juga memiliki kerugian, sebagai berikut:
Pembayaran premi merupakan biaya utama, karena premi terdiri dari komponen untuk
membayar kerugian dan jumlah pengeluaran dan biaya untuk profit dan segala
kemungkinan. Terdapat juga biaya kesempatan. Dalam teknik retensi yang telah
dibahas sebelumnya, premi dapat diinvestasikan atau digunakan dalam bisnis sampai
dibutuhkan untuk membayar klaim. Jika asuransi digunakan, premi harus dibayar
kemudian, dan kesempatan untuk menggunakan dana hilang.
Waktu untuk mempertimbangkan dan berupaya pasti dihabiskan dalam negoisasi
penggunaan penanggunggan asuransi. Sabtu penjamin atau para penjamin harus
diseleksi, syarat kebijakan dan premi harus dinegosiasikan dan perusahaan harus
bekerja sama dengan aktivitas pengendalian kerugian dan penjamin.
Manajer risiko mungkin mempunyai insentif yang lebih sedikit untuk mengikuti program
pengendalian kerugian, karena pinjaman akan membayar klaim jika kerugian terjadi. Seperti
sikap yang lalai terhadap pengendalian kerugian dapat meningkatkan jumlah kerugian yang
tidak diasuransikan pula.
9. Manajemen Risiko
Manajemen risiko memiliki sasaran untuk mengurangi risiko yang berbeda beda yang
berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat. Hal ini dapat berbagi jenis ancaman terhadap bisnis baik yang disebabkan
oleh lingkunga, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Pelaksanaan terhadap
manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya bagi
entitas bisnis bail terhadap manusia, staff, dan organisasi.
Menurut COSOS, risk management is a’process, effected by an entity’s board of
directors, management and other personnel, applied in strategy setting and across the
enterprise, designd to identifty potential events that may affect the entity, manage risk to
be within its risk appetite, and provide reasonable assurance regarding the achievement
of entity objectives.’
Manajemen risiko adalah suatu proses, yang dilakukan secara menyeluruh baik oleh
dewan direksi, manajemen dan karyawan lainnya, diterapkan dalam pengatura strategi
dan di seluruh perusahaan, yang dirancang untuk mengidentifikasi potensi kejadian-
kejadian yang dapat memengaruhi perusahaan, mengelola risiko bersamaan dengan
risiko, memilih teknik yang paling tepat untuk mengatasi kejadian tersebut, dan
memberikan keyakinan tentang pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
Definisi risk management di atas dapat dijabarkan lebih lanjut berdasarkan kata-kata
kunci sebagai berikut :
On going process
Rick management dilaksanakan secara terus menerus dan di monitor secara
berkala. Risk management bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan sesekali (one
time event).
Effected by people
Risk management ditentukan oleh pihak-pihak yang berada dilingkungan
organisasi. Untuk lingkungan bisnis, risk management dirumuskan oleh dewan
direksi dan karyawan/departemen yang bersangkutan.
Applied in strategy setting
Risk management telah disusun sejak dari perumusan strategi organisasi oleh
manajemen puncak organisasi. Dengan penggunaan risk management, strategi
yang disiapkan disesuaikan dengan risiko yang dihadapi oleh masing-masing
bagian/unit organisasi.
Applied across the enterprise
Strategi yang telah dipilih berdasarkan risk management di aplikasikan dalam
kegiatan operasional, dan mencakup seluruh bagian/unit pada organisasi.
Mengingat risiko masing-masing bagian berbeda, maka penerapan risk
management berdasarkan penentuan risiko oleh masing-masing bagian.
Designed to identifty potential events
Risk management dirancang untuk mengidentifikasi kejadian atau keadaaan
yang secara potensial menyebabkan dan pelayanan oleh organisasi dapat
berlangsung secara optimal.
Geared to achieve objectives
Risk mamagement diharapkan dapat menjadi pedoman bagi organisasi dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
10. Paradigma Manajemen Risiko
Paradigma lama menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara risiko dan tingkat
keuntungan. Semakin tinggi risiko, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dapat
diperoleh. Jadi apabila suatu individu, kelompok, atau perusahaan bisnis ingin
meningkatkan keuntungan maka dia harus berani meningkatkan risikonya.
Paradigma baru menyatakan bahwa hubungan antara risiko dan tingkat keuntungan
tidak bersifat linier, tetapi kuadratis. Paradigma baru menekankan bahwa risiko harus
dikelola dengan baik. Risiko yang terlalu kecil akan menghasilkan keuntungan rendah,
sementara risiko yang terlalu besar/berlebihan dapat mengakibatkan kerugian bahkan
kehancuran suatu usaha. Karenanya yang paling baik adalah mengelola risiko untuk
mencapai tahapan keuntungan optimal yang terbaik bagi suatu usaha.
Paradigma lama dan paradigma baru tersebut digambarkan pada dua kurva berbeda
berikut, kurva linier untuk paradigma lama dan kurva kuadratis untuk paradigma baru.
Higner risk to ads higner return
Risk
PANDANGAN LAMA :
SEMAKIN TINGGI RISIKO, SEMAKIN TINGGI TINGKAT KEUNTUNGAN .
Zone 1 : Insufficient risk talking
1 2 3 Zone 2 : Optimal risk talking
Zone 3 : Excessive risk talking
Risk
PANDANGAN BARU : RISIKO HARUS DIKELOLA
Gambar 13.1 Paradigma Lama dan Baru atas Risiko dan Keuntungan
Tabel berikut ini memperlihatkan perbedaan paradigma lama dan paradigma baru
manjemen risiko:
Tabel 13.1 paradigma manajemen risiko
Paradigma lama Paradigma baru
Pengelolaan risiko dilakukan secara
terpisah oleh masih masih departemen
atau fungsi. Perhatian lebih pada
akutansi, audit internal .
Terintegrasi manajemen risiko
dikoordinasikan oleh eksekutif level
puncak, setiap orang melihat manajemen
risiko sebagai bagian dari pekerjaan
mereka.
Ad-hoc. Manajemen risiko dilakukan
jika manajer merasa perlu untuk
melakukannya .
Terus-menerus manajemen risiko
merupakan proses yang berlanjutan.
Fokus yang lebih sempit. Terutama
memfokuskan pada risiko yang
diasuransikan dan risiko keuangan.
Fokus luas semua risiko bisnis dan
kesempatan bisnis diperhatikan
11. Langkah-Langkah Manajemen Risiko
Terdapat empat langkah dalam proses manajemen risiko, yaitu:
1) Mengidentifikasi ledakan kerugian
2) Menganalisa ledakan kerugian
3) Memilih teknit yang tepat untuk mengatasi ledakan kerugian
- Pengendali risiko : penghindaran, pencegahan, penurunan
- Mendanai risiko : pengembalian, transfer nonasuransi, asuransi komersial
4) Melaksanakan dan memonitor program manajemen risiko
Identifikasi Potensi Kerugian
Langkah pertama dalam proses manajemen risiko adalah mengidentifikasi ledakan
kerugian besar dan kecil. Langkah ini melibatkan analisis dengan ketelitian yang
sungguh-sungguh dari semua kerugian potensial. Ledakan kerugian yang penting
berkaitan dengan hal hal berikut:
1. Properti
Gedung, pabrik, dan skruktual lainnya
Parabotan, perlengkapan, persediaan
Komputer, perangkat lunak komputer, dan data
Gudang
Piutang, kertas kertas, dan rekaman yang berharga
Kendaraan perusahaan, pesawat, kapal perlengkapan yang bergerak
2. Pertanggungjawaban
Produk yang cacat
Polusi lingkungan (tanah, udara, air, kebisingan)
Kekerasan seksual terhadap pegawai, diskriminasi terhadap pegawai,
pemecatan yang salah prosedur
Pertanggung jawaban premi dan umum dari ledakan kerugian
Pertanggung jawaban yang muncul dari kendaraan perusahaan
Penyalahgunaan transmisi intenet dan email
Pertanggung jawaban penempatan direktur dan pegawai
3. Pendapatan Usaha
Kehilangan pemasukan dari kerugian yang ditanggung
Pengeluaran yang terus menerus setelah mengalami kerugian
Pengeluaran ekstra
Kehilangan pendapatan dari bisnis keseluruhan
4. Sumber Daya Manusia
Meninggalnya atau kecacatan pegawai kunci
Pensiun atau tidak dipekerjakan kembali
Kecelakaan kerja atau penyakit terkait pekerjaaan yang dialami oleh para
pekerja
5. Kriminal
Perampasan, perampokan, pembongkaran
Pencurian oleh pegawai dan ketidakjujuran
Penipuan dan penggelapan
Ledakan kriminalitas internet dan komputer
Pencurian dari kekayaan intelektual
6. Berkaitan dengan Pedapatan Pegawai
Kegagalan untuk mematuhi peraturan pemerintah
Pelanggaran atau pemerkosaan tanggung jawab
Ledakan rencana pensiun, kesehatan dan penghidupan kelompok
Kegagalan untuk membayar keuntungan yang dijanjikan
7. Luar Negeri
Tindakan terorisme
Bangunan, properti usaha, gudang
Risiko mata uang asing
Penculika pegawai kunci
Risiko politik
8. Reputasi Pasar dan Image Publik dari Perusahaan\
9. Kegagalan untuk Mematuhi Hukum dan Peraturan
Analisis Ledakan Kerugian
Langkah kedua dalam proses manajemen risiko adalah menganalisis ledakan
kerugian. Langkah melibatkan perkiraan frekuensi dan tinkat keparahan kerugian.
Frekuensi kerugian maksudnya jumlah yang mungkin akan terjadinya kerugian yang
dapat terjadi dalam berapa jangka waktu yang diberikan. Tingkat keparahan
kerugian maksudnya ukuran yang mungkin dari kerugian yang dapat terjadi.
Terkadang manajer risiko memperkirakan frekuensi dan tingkat keparahan dari
setiap tipe ledakan kerugian, bermacam-macam ledakan kerugian dapat diranking
menurut kepentingan relatifnya. Contoh, ledakan ekonomi yang potensial membuat
perusahaan bangkrut jauh lebiah penting dalam program manajemen risiko dari pada
ledakan dengan kerugian potensial yang kecil.
Meskipun manajer risiko harus mempertimbangkan kedua hal, baik frekuensi
maupun keparahan kerugian, keparahan jauh lebih penting karena satu saja bencana
besar terjadi dapat menyapu bersih perusahaan.
Kerugian yang tepat akan terjadi adalah kerugian terburuk yang dapat terjadi
terhadap perusahaan dalam seumur hidupnya. Kerugian maksimum yang mungkin
terjadi adalah kerugian terburuk yang sepertinya akan terjadi.
12. Memilih Teknik Mengatasi Kerugian
Langkah ketiga dalam proses manajemen risiki adalah memilih teknik yang paling
tepat atau kombinasi teknik-teknik untuk mengatasi ledakan kerugian. Teknik-teknik ini
dapat di klasifikasikan secara luas sebagai pengendalian risiko atau pendanaan risiko.
Pengendalian risiko maksudnya teknik-teknik yang menurunkan frekuensi dan keparahan
kerugian. Pendanaan risiko maksudnya teknik-teknik yang menyediakan untuk mendanai
kerugian. Kita dapat menggunakan kombinasi teknik-teknik untuk mengatasi setiap ledakan
kerugian
Pengendalian risiko
Teknik pengendalian risiko utama, meliputi:
Penghindaran
Pencegahan kerugian
Penurunan kerugian
Penghindaran berarti ledakan kerugian tertentu yang tidak pernah terjadi atau
suatu ledakan kerugian yang ada yang diabaikan. Contohnya, kerugian akibat banjir
dapat dihindari dengan tidak membangun pabrik baru didataran yang terkena banjir.
Perusahaan obat-obatan yang memasarkan obat yang memiliki efek berbahaya dapat
menarik obat dari pasar untuk menghindari masalah hukum yang mungkin terjadi.
Keuntungan utama dari penghindaran adalah kesempatan terjadinya kerugian
menurun sampai nol jika ledakan kerugian tidak terjadi.
Kerugian penghindaran, adalah : pertama, perusahaan tidak akan mampu untuk
menghindari semua kerugian. Contohnya, suatu perusahaan mungkin tidak mampu
untuk menghindari kematian yang lebih cepat dari eksekutif kunci. Kedua, tidak
akan layak atau praktis untuk menghindari ledakan kerugian. Contoh, pabrik cat
dapat menghindari kerugian yang timbul dari produksi cat. Tanpa produksi cat,
bagaimanapun perusahaan tidak akan dapat berbisnis.
Pencegahan kerugian. Pencegahan kerugian maksudnya untuk mengukur
frekuensi kerugian yang biasa terjadi. Contohnya, ukuran yang menurunkan
kecelakaan truk termasuk ujian supir sopir, toleransi nol untuk penyalahgunaan obat-
obatan dan alkohol, dan peraturan yang ketat tentang keamanan.
Penurunan kerugian. Penurunan kerugian berarti ukuran yang menurunkan
keparahan dari suatu kerugian setelah hal tersebut terjadi. Contohnya pemasangan
sistem sprinkler otomatis yang tepat memadamkan api.
Kesimpulan: Teknik pengendalian resiko yang efektif dapat menurunkan dengan
nyata frekuensi dan keparahan klaim, terutama dalam hal keamanan tempat kerja.
Pendanaan risiko
Pendanaan risiko, meliputi
Retensi
Transfer nonasuransi
Asuransi komersial
Retensi. Retensi berarti bahwa perusahaan tetap menguasai sebagian atau
semua kehilangan yang ditimbulkan dari kerugian yang dialami. Retensi
dapat aktif maupun pasif. Retensi risiko aktif berarti bahwa perusahaan
mewaspadai ledakan kerugian dan bangunan untuk menguasai sebagai atau
semua, seperti kecelakaan yang menghancurkan mobil perusahaan. Retensi
pasif, bagaimanapun, adalah kegagalan untuk mengidentifikasi suatu ledakan
kerugian, gagal untuk bertindak , atau lupa bertindak. Contohnya, manajer
risiko dapat gagal mengidentifikasi semua aset perusahaan yang rusak dalam
bencana gempa bumi.
Transfer nonasuransi. Transfer nonasuransi adalah metode selain
asuransi dimana risiko murni dan konsekuensi keuangan potensial ditransfer
kepihak lain. Contoh transfer nonasuransi termasuk kontrak, sewa dan
perjanjian yang tidak mengikat. Contohnya, kontrak perusahaan dengan
perusahaan konstruksi untuk membangun bangunan baru dapat menentukan
bahwa perusahaan konstruksi bertanggung jawab untuk setiap kerusakan
bangunan saat sedang dibangun.
Asuransi komersial. Asuransi komersial tepat untuk ledakan kerugian
yang mempunyai kemungkinan kerugian yang rendah tetapi tingkat
keparahannya tinggi
Jika manajer risiko menggunakan asuransi untuk mengatasi ledakan kerugian
tertentu. Lima area kunci harus ditekankan:
Pemilihan penanggungan asuransi
Pemilihan penjaminan asuransi
Negoisasi syarat-syarat
Diseminasi informasi mengenai penanggungan asuransi
Kajian program secara berkala
Pemilihan Metode
Dalam menentukan metode yang tepat atau metode-metode untuk mengatasi
kerugian, dapat digunakan matriks manajemen risiko berikut.
Matriks Manajemen Risiko
Jenis Kerugian
Frekunsi Kerugian
Tingkat keparahan
kerugian
Teknik manajemen
risiko yang tepat
1 Rendah Rendah Retensi
2
Tinggi
Rendah
Pencegahan kerugian
dan retensi
3
Rendah
Tinggi
asuransi
4 Tinggi Tinggi penghindaran
Melaksanakan dan Memonitorkan Program Risiko
1. Pertanyaan kebijakan menajemen risiko
Pertanyaan ini menggarisbawahi tujuan manajemen risiko perusahaan,
sebagaimana kebijakan perusahaan berkaitan dengan penanganan ledakan
kerugian. Ini juga mendidik eksekutif pimpinan berkaitan dengan proses
manajemen risiko, memberi manajer risiko kewenangan yang lebih besar di
perusahaan, dan menyediakan standar untuk menilai kinerja manajer risiko.
2. Bekerja sama dengan departemen lain
Manajer risiko tidak bekerja sendirian tapi harus melibatkan departemen berikut:
Akunting. Pengontrolan akunting internal dapat menurunkan penipuan
oleh pegawai dan pencurian uang tunai.
Keuangan. Infromasi dapat disediakan menunjukan bahwa kerugian akan
membawa dampak terhadap neraca keseimbangan perusahaan dan
rekening laba rugi perusahaan.
Marketing. Informasi yang dikemas secara akurat dan produktif dapat
mencegah terjadinya sengketa hukum. Prosedur distiribusi yang aman
dapat mencegah kecelakaan.
Produksi. Pengontrolan kualitas dapat mencegah produksi barang cacat
dan sengketa hukum. Program keamanan yang efektif di pabrik dapat
menurunkan luka dan kecelakaan.
Sumber daya manusia. Departemen ini bertanggung jawab untuk
program manfaat pegawai, program pensiun dan perekrutan pegawai
perusahaan, promosi dan kebijakan pemecatan.
Tanpa kerja sama aktif dari departemen lain, program manajemen risiko
akan gagal.
3. Evaluasi dan peninjauan secara berkala
Agar efektif, program manajemen risiko harus dikaji ulang dan dievaluasi secara
berkala untuk menentukan apakah tujuan telah tercapai. Biasanya, biaya
manajemen risiko, program manajemen dan program pencegahan kerugian harus
dimonitor dengan hati-hati. Catatan kerugian juga harus diuji untuk melacak
setiap perubahan dalam frekuensi dan tingkatan keparahan. Akhirnya, manajer
risiko harus menentukan apakah keseluruhan kebijakan manajemen risiko
perusahaan telah dijalankan dan apakah manajer risiko telah menerima kerja
sama dari departemen lain.
13. Proses Manajemen Risiko
Pemahaman manajemen risiko memungkinkan manajemen untuk terlibat secara efektif
dalam menghadapi uncertainty dengan risiko dan peluang yang berhubungan dan
meningkatkan kemampuan organisasi untuk memberikan nilai tambah. Menurut COSO,
proses manajemen risiko dapat dibagi kedalam 8 komponen (tahap). Sebagaimana dijelaskan
pada gambar 13.3, komponen-komponen dari risiko dapat dijelaskan sebagai berikut.
MODEL COSO ERM
Tingkat kesatuan
Gambar 14.3 Manajemen Risiko Model COSO
Lingkungan internal
Penetapan tujuan
Identifikasi kejadian
Pengujian risiko
Respon risiko
Aktifitas pengendalian
Informasi dan komunikasi
Men
erim
a
Op
eras
ion
al
Lap
ora
n
Pem
enu
han
Tingkat kesatu
an
Tingkat kesatu
an
Tingkat kesatu
an
Tingkat ke
satuan
Tingkat kesatu
an
Lingkungan Internal (Internal Environment)
Komponen ini terkait dengan lingkungan di mana perusahaan berada dan beroperasi.
Cangkupannya adalah risk-management philosophy (kultur manajemen tentang risiko),
intergrasi, risk-perspective (perspektif terhadap risiko), risk-appetite (selera atau penerimaan
terhadap risiko), ethical values (nilai moral), struktur organisasi, dan pendelegasian
wewenang.
Penentuan tujuan (Objective Setting)
Manajemen harus menetapkan objectives (tujuan-tujuan) dari organisasi agar dapat
mengidentifikasi, mengakses, dan mengelola risiko. Objective dapat diklasifikasikan menjadi
strategic objective dan activity objective. Strategi objective di perusahaan berhubungan
dengan pencapaian dan peningkatan kinerja bisnis dalam jangka menengah dan panjang, dan
merupakan implementasi dari visi dan misi institusi tersebut. Sementara itu, activity objective
dapat dipilah menjadi 3 kategori, yaitu operation objectives, reporting objectives dan
compliance objectives.
Sumber daya manusi (SDM) yang dimiliki organisasi yang ada pada seluruh divisi dan
bagian haruslah dilibatkan dan mengerti risiko yang dihadapi. Pelibatan tersebut terkait
dengan pandangan bahwa setiap pimpinan/karyawan adalah pemilik dari risiko. Demikian
pula, dalam penentuan tujuan organisasi, hendaknya menggunakan pendekatan smart, dan
ditentukan risk appetite and risk tolerance (variasi dari tujuan yang dapat diterima).
Risk tolerance dapat diartikan sebagai variation dalam pencapaian tujuan yang dapat diterima
manajemen. Contoh dalam penerapan pelayanan pajak modern seperti pengiriman SPT WP
mengimplementasikannya, diperkirakan 80% wajib pajak (WP) besar akan
mengimplementasikan. Bila ditentukan risk tolerance sebesar 10%, dalam hal 72% WP besar
telah melaksanakannya, berarti tujuan penyediaan fasilitas tersebut telah terpenuhi. Contoh
lain, terdapat aktivitas suatu organisasi seperti peluncuran roket berawak dengan risk
tolerance sebesar 0%.
Identifikasi Risiko (Event Identification)
Komponen ini mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial baik yang terjadi di lingkungan
internal maupun eksternal organisasi yang memengaruhi strategi atau pencapaian tujuan dari
organisasi. Kejadian tersebut bisa berdampak positif (opportunities), namun dapat pula
sebaliknya atau negatif (risks).
Terdapat 4 model dalam mengidentifikasi risiko, yaitu 1) exposure analysis; 2) environmental
analysis; 3) threat scenario; 4) brainstorming quenstions. Salah satu model, yaitu exposure
analysis, mencoba mengidentifikasi risiko dari sumber daya organisasi yang meliputi
financial assets seperti kas dan simpanan di bank, physical assets seperti tanah dan bangunan,
human assets yang mencakup pengetahuan dan keahlian, dan intangible assets seperti reputasi
dan penguasaan informasi. Atas setiap sumber daya yang di miliki organisasi dilakukan
penilaian risiko kehilangan dan risiko penurunan
Tabel 14.2 Identifikasi Risiko pada Barang Modal
Size, type, portability,
location (STPL)
Risiko Kehilangan
Risiko Penurunan nilai
Kecil, bernilai, dan portable
Pencurian,kebakaran,
handling
Handling
Besar, bernilai, portable
Pencurian, kebakaran,
handling
Handling, dust, fluktuasi
power
Besar, bernilai, tidak
portable
Kebakaran, handling
Handling, dust, fluktuasi
power
Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Komponen ini menilai sejauh mana dampak dari events (kejadian atau keadaan
dapat mengganggu pencapaian tujuan. Besarnya dampak dapat diketahui dari
inherent dan residual risk, dan dapat di analisis dalam dua perpektif, yaitu likelihood
(kecenderungan/peluang) dan impact/consequence (besaran dari terealisirnya risiko).
Dengan demikian besarnya risiko atas setiap kegiatan bisnis merupakan perkalian
antara likelihood dan consequence.
Penilaian risiko dapat menggunakan dua teknik, yaitu qualitative techniques dan quantitative
techniques. Qualitative techniques menggunakan beberapa tools seperti self-assessment (low,
medium, high), questionnaires, dan internal audit reviews.
Sementara itu quantitative techniques data berbentuk angka yang diperoleh dari tools seperti
probability based, non-probabilistic models (optimalkan hanya asumsi consequence) , dan
benchmarking.
Sebagaimana dijelaskan pada gambar 2, penilaian risiko atas setiap aktivitas organisasi akan
menghasilkan informasi berupa peta dan angka risiko. Aktivitas yang paling kecil risikonya
ada pada aktivitas a dan e, dan aktivitas yang paling berisiko tinggi dengan kemungkinan
terjadi ada pada aktivitas d. sendangkan aktivitas c, walaupun memiliki dampak yang besar,
namun memiliki resiko terjadi yang rendah.
Map & quatify risk
Risks
Consequence
Gambar 14.4 Pemetaan dan Kuantifikasi risiko
Yang perlu di cermati adalah events relationships atau hubungan antar
kejadian/keadaan. Events yang terpisah mungkin memiliki risiko kecil. Namun,
bila digabungkan bisa menjadi signifikan. Demikian pula, risiko yang
memengaruhi banyak business units perlu dikelompokkan dalam common events
categories, dan dinilai secara aggregate.
Pengukuran untuk beberapa tipe risiko dapat dilihat pada tabel berikut.
d
f
b
e a
c
Likellho
od
Tabel 13.3 Tipe Risiko dan Teknik Pengukuran
Sikap atas Risiko (Risk Response)
Organisasi harus menentukan sikap atas hasil penilaian risiko. Risk response dari
organisasi dapat berupa avoidance, yaitu dihentikannya aktivitas atau pelayanan yang
menyebabkan risiko, reduction yaitu mengambil langkah langkah mengurangi likelhood atau
impact dari risiko, sharing yaitu mengalihkan atau menanggung bersama risiko atau sebagian
dari risiko dengan pihak lain, acceptance, yaitu menerima risiko yang terjadi (biasanya risiko
yang kecil), dan tidak ada upaya khusus yang dilakukan. Startegi dalam memilih risiko
dijelaskan pada Gambar 3.
Tipe Risiko Definisi Teknik Pengukuran
Risiko pasar Harga pasar bergerak ke arah yang tidak
menguntungkan (merugikan)
Value At Risk (VAR), stress testing
Risiko kredit Counterparty tidak bisa membayar
kewajibannya (gagalbayar) ke perusahaan.
Credit rating, creditmetrics
Risiko perubahan
tingkat bunga
Tingkat bunga berubah yang mengakibatkan
kerugian pada portofolio perusahaan
Metode pengukuran jangka waktu,
durasi
Risiko operasional Kerugian yang terjadi melalui operasi
perusahaan (misal sistem yang gagal,
serangan teroris)
Matrik frekuensi dan signifikansi
kerugian, VAR operasional
Risiko kematian Manusia mengalami kematian dini (lebih
cepat dari usia kematian wajar)
Probabilitas kematian dengan tabel
mortabilitas
Risiko kesehatan Manusia terkena penyakit tertentu Probabilitasi terkena penyakit
dengan menggunakan tabel
morbiditas
Risiko teknologi Perubahan teknologi mempunyai
kosekuensi negatif terhadap perusahaan.
Analisis skenario
14. Strategi untuk Mengelola Risiko
- Menahan: Membiarkan risiko mengasuransikan atau merencakan bergabung pada tingkat
toleransi.
- Menurunkan: Mengendalikan atau melepaskan risiko.
- Mentransfer: Membutuhkan pihak ketiga yang mampu secara finansial yang bersedia
menerima risiko.
- Mengeksploitasi: Dapat meningkatkan eksposure dan kemungkinan mengarah pada
asumsi risiko bertambah semata pada saat yang sama meningkatkan keuntungan yang
bersaing.
- Menghindari: Termasuk mengambil tindakan apapun yang diperlukan untuk benar benar
menghilangkan semua elemen eksposure risiko yang ditentukan.
Ya : Risiko inhern dalam model bisnis operasional normal di masa depan.
Tidak : Menghentikan strategi, menawarkan hadiah yang tidak menarik.
Dalam memilih sikap (response), perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti pengaruh
tiap respone terhadap risk likelhood dan impact, response yang optimal sehingga
bersinegri dengan pemenuhan risk appetite dan tolerances, analisis cost versus benefits,
dan kemungkinan peluang (opportunities) yang dapat ditmbulkan dari setiap risk response.
Menerima
Menahan Menurunkan Mentransfer Mengeksploitas
i
Menolak
Menghindar
i
Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Komponen ini berperan dalam penyusanan kebijakan (policies) dan prosedur-prosedur
untuk menjamin risk response terlaksana dengan efektif. Aktivitas pengendalian
memerlukan lingkungan pengendalian meliputi intergrasi dan nilai etika, kompetensi,
kebijakan dan praktik-praktik SDM, budaya organisasi, filosofi dan gaya kepemimpinan
manajemen, struktur organisasi dan wewenang dan tanggung jawab.
Melalui pemahaman atas lingkungan pengendalian, dapat ditentukan jenis dan aktivitas
pengendalian. Terdapat beberapa jenis pengendalian, diantaranya adalah preventive,
detective, corrective, dan directive. Sementara aktivitas pengendalian berupa pembuatan
kebijakan dan prosedur, pengamanan kekakayaan organisasi, delegasi wewenang dan
pemisah fungsi, dan supervisi atasan. Aktivitas pengendalian hendaknya terintegrasi
dengan manejemen risiko sehingga pengalokasian sumber daya yang dimiliki organisasi
dapat menjadi optimal.
Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Fokus dari komponen ini adalah menyampaikan informasi yang relevan kepada pihak
terkait melalui media komunikasi yang sesuai. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam penyampaian informasi dan komunikasi adalah kualitas infromasi, arah komunikasi,
dan alat komunikasi.
Informasi yang disajikan bergantung pada kualitas informasi yang ingin disampaikan, dan
kualitas informasi dapat dipilih menjadi appropriate, timely, current, accurate, dan
accessible. Arah komunikasi dapat bersifat internal dan eksternal. Sedangkan alat
komunikasi berupa di antaranya manual , memo, buletin, dan pesan-pesan melalui
elektronik.
Memonitor (Monitoring)
Monitoring dapat dilaksanakan baik secara terus menerus (ongoing) maupun terpisah
(separate evaluation). Aktivitas monitoring ongoing tercermin pada aktivitas supervisi,
rekonsiliasi, dan aktivitas rutin lainnya.
Monitoring terpisah biasanya dilakukan untuk penugasan tertentu (kasuistis).monitoring
ini ditentukan scope tugas, frekuensi, proses evaluasi metodologi, dokumentasi, dan action
plan.
Pada proses monitoring, perlu dicermati adanya kendala seperti reporting deficiencies,
yaitu pelaporan yang tidak lengkap atau bahkan berlebihan (tidak relevan). Kendala ini
timbul dari berbagai faktor seperti sumber informasi, materi laporan, pihak yang
disampaikan laporan, dan arahan bagi pelaporan.
15. Manfaat Manajemen Risiko
Pembahasan sebelumnya menunjukkan bahwa proses manajemen risiko melibatkan
analisis yang kompleks dan terperinci. Di samping kompleksitas, bagaimana pun suatu
program manajemen risiko yang efektif menghasilkan manfaat yang substansial bagi
perusahaan atau organisasi.
Manfaat utama manajemen risiko adalah:
Sasaran manajemen risiko sebelum kerugian dan pasca kerugian lebih mudah
tercapai.
Biaya risiko berkurang, yang mungkin dapat meningkatkan laba perusahaan.
Biaya risiko adalah alat manajemen risiko yang mengukur biaya tertentu. Biaya
ini termasuk pembayaran premi, pertahanan kerugian, pengeluaran
pengendalian kerugian, pelayanan manajemen risiko luar, jaminan keuangan,
biaya administrative internal, dan pajak, biaya-biaya serta pengeluaran lainnya.
Dikarenakan dampak yang merugikan secara finansial dari ledakan kerugian
murni menurun, suatu perusahaan mungkin mampu untuk memainkan program
manajemen risiko perusahaan yang mengatasi baik ledakan kerugian murni
maupun yang bersifat spekulatif.
Masyarakat juga diuntungkan jika kerugian langsung dan tidak langsung
(sebagai aktif) menurun. Sebagai hasilnya, kepedihan dan penderitaan
menurun.
Pertanyaan dan Diskusi :
1. Anda dipercaya oleh orang tua/sahabat untuk menjalankan bisnisnya baik
dibidang sofware data solution, distro, factory outlet. Cafe internet.
Restoran dan lain-lain. (pilih salah satu). Bagaimana anda akan mengubah
mindset dan paradigma mengenai enterpreneur dalam diri anda sehingga
anda berhasil untuk mengelola usaha tersebut
2. Bagaimana anda menetapkan sasaran bisnis, strategi, melakukan
pengelolaan. Mengukur risiko anda, dan menetapkan keterampilan yang
dimiliki untuk mendukung pencapaian tujuan (goal setting) yang telah
diterapkan dan mengindari kebangkrutan usaha?
3. Bentuklah carilah tim bisnis anda (maksimum 3 orang/kelompok)
didiskusikan permasalahan di atas dan diberikan solusi-solusi kelompok
terhadap pertanyaan 1&2 yang telah diajukan. Buat persamaan atau
perbedaan jaawaban secara pribadi dan jawaban kelompok sebagai hasil
diskusi.