Top Banner

of 20

(548651477) Laporan TPID Prov Kalteng Semester I-2014

Jan 09, 2016

Download

Documents

ekonomi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Daftar Isi

KATA PENGANTARi

DAFTAR ISI ii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 1

B. Maksud dan Tujuan ........................................................................................................................ 2

C. Sistematika Penyajian ..................................................................................................................... 2

II. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK INFLASI KALIMANTAN TENGAH ................................................... 3

A. Inflasi Tahunan ............................................................................................................................ 4

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi............................................................................................. 5

III. IDENTIFIKASI DAN ANALISA PERMASALAHAN INFLASI DAN EKONOMI SEKTOR RIIL....................... 7

A. Permasalahan Inflasi ................................................................................................................... 7

B. Permasalahan Ekonomi Sektor Riil ............................................................................................. 9

IV. MASALAH KEBIJAKAN ................................................................................................................... 100

A. Rumusan Kebijakan................................................................................................................. 100

B. Pelaksanaan Kebijakan............................................................................................................ 100

C. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan 12

V. RENCANA PROGRAM KERJA SEMESTER II TAHUN 2014............................................................... 122

VI. PENUTUP..13

A. Kesimpulan 13

B. Saran/Rekomendasi.. 14

LAMPIRAN

ii

I. PENDAHULUAN A. Latar BelakangBerdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Tengah 2010 2015, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah menetapkan indikator-indikator utama sebagai acuan keberhasilan selama 5 (lima) tahun periode pemerintahan. Salah satu indikator terkait dengan kesejahteraan dan pemerataan ekonomi adalah laju inflasi provinsi dengan sasaran pada tahun 2014 sebesar 3,0%. Adapun sasaran inflasi tingkat nasional adalah sebesar 4,5 + 1%. Lebih rendahnya sasaran inflasi Kalimantan Tengah ini menunjukkan bahwa Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah memiliki komitmen yang sangat tinggi dalam upaya mengendalikan inflasi yang rendah dan terkendali di level provinsi. Komitmen tersebut juga telah ditunjukkan melalui terbentuknya seluruh TPID baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota se Kalimantan Tengah, serta prestasi sebagai TPID Provinsi terbaik se-Kawasan Timur Indonesia (KTI) pada tahun 2014. Saat ini telah terbentuk TPID Provinsi dan 14 TPID Kabupaten/Kota se- Kalimantan Tengah.

Dalam upaya sinkronisasi upaya pengendalian inflasi nasional dengan daerah, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah berpedoman pada acuan dan aturan yang ditetapkan dan disampaikan oleh Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) TPID yang beranggotakan Bank Indonesia, Kementerian Perekonomian, dan Kementerian Dalam Negeri diantaranya Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 027/1696/SJ tanggal 2 April 2013 tentang Menjaga Keterjangkauan Barang dan Jasa di Daerah. Pembentukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah dan pelaporan kegiatan pengendalian inflasi pada periode tertentu merupakan inti utama dari Instruksi Mendagri yang perlu ditindaklanjuti pada tingkat provinsi.

Sesuai definisi, inflasi merupakan kenaikan harga-harga secara umum dan berlangsung terus menerus merupakan pencuri maupun musuh bersama yang perlu dikendalikan demi kesejahteraan masyarakat. Inflasi yang stabil dan rendah merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi investasi di daerah juga kondisi sosial ekonomi masyarakat.

1Mengingat pentingnya pengendalian inflasi di tingkat daerah yang merupakan komponen penyusun dan agregat inflasi nasional serta dalam rangka sinkronisasi program pengendalian inflasi, TPID Provinsi Kalimantan Tengah menyampaikan laporan pelaksanaan tugas pengendalian inflasi untuk semester I Tahun 2014. Laporan ini mengulas beberapa hal antara lain penyebab terjadinya inflasi di Kalimantan Tengah selama periode laporan serta langkah-langkah proaktif dan antisipatif yang dilaksanakan oleh TPID sebagai upaya pengendalian inflasi. Laporan ini diharapkan akan menjadi salah satu media komunikasi, koordinasi, dan juga sinkronisasi antara pusat dan daerah mengenai langkah-langkah pengendalian inflasi.

B. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Laporan Pelaksanaan Tugas TPID Provinsi Kalimantan Tengah dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam menindaklanjuti Instruksi Mendagri nomor 027/1696/SJ Tanggal 2 April 2013, serta melaporkan situasi perkembangan dan pengendalian inflasi daerah yang telah dilakukan oleh TPID Provinsi Kalimantan Tengah selama semester I Tahun 2014 kepada seluruh stakeholders terkait pengendalian inflasi. Adapun tujuannya adalah agar inflasi Kalimantan Tengah dapat terkendali sesuai dengan sasaran RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah 2010 2015, dimana untuk tahun 2014 sasaranya adalah 3%.

C. Sistematika Penyajian

Penyajian Laporan Pelaksanaan Tugas TPID Provinsi Kalimantan Tengah disusun dengan format sebagai berikut:KATA PENGANTAR DAFTAR ISII. PENDAHULUANA. Latar Belakang

B. Maksud dan Tujuan

C. Sistematika Penyajian

II. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK INFLASI KALIMANTAN TENGAH

A. Inflasi Tahunan

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi

1. Sisi Permintaan2. Sisi Penawaran3. Dekomposisi dan Komoditas Penyumbang InflasiIII. IDENTIFIKASI DAN ANALISA PERMASALAHAN INFLASI DAN EKONOMI SEKTOR RIIL

A. Permasalahan Inflasi

B. Permasalahan Ekonomi Sektor Riil

IV. MASALAH KEBIJAKAN

A. Rumusan Kebijakan

B. Pelaksanaan Kebijakan

C. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan

V. RENCANA PROGRAM KERJA SEMESTER II-TAHUN 2014

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan

C. Saran/Rekomendasi

LAMPIRAN

II. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK INFLASI KALIMANTAN TENGAH

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2010-2015, target inflasi tahun 2014 adalah sebesar 3% sedangkan menurut BI Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah inflasi pada periode yang sama diperkirakan sebesar 5,48+1% (yoy). Sesuai rilis BPS Provinsi Kalimantan Tengah periode Juli 2014 angka inflasi Kalimantan Tengah sampai dengan semester I-2014 mencapai 3,15% (ytd1) dan angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,99%. Ditinjau secara tahunan, inflasi Kalimantan Tengah pada semester I Tahun2014 mencapai 6,56% (yoy2) sedangkan berdasarkan proyeksi Bank Indonesia Perwakilan Provinsi

Kalimantan Tengah angka inflasi adalah sebesar 5,48+1% (yoy). Angka ini masih lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan nasional sebesar 6,70%. Inflasi tahunan tersebut sedikit lebih tinggi daripada rata-ratanya selama 3 tahun pada periode yang sama (6,46%), namun lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi nasional 5,32% (yoy).

Meningkatnya tekanan inflasi Kalimantan Tengah tidak terlepas dari realisasi inflasi Kota Palangka

Raya dan Sampit3 masing-masing sebesar 3,18% dan 3,11% (ytd). Tekanan inflasi yang cukup tinggi di

Kota Palangka Raya dan Sampit tersebut masing-masing terjadi pada Januari dan Juni 2014 dengan

1 Ytd (year to date) atau inflasi tahun kalender adalah perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan laporan dengan IHK pada bulan Desember tahun sebelumnya.2 Yoy (year on year) atau inflasi tahunan merupakan perbandingan IHK pada bulan laporan dengan IHK di bulan yang samatahun sebelumnya.3 Perhitungan inflasi Kalimantan Tengah diwakili oleh Kota Palangka Raya dan Sampit dengan bobot masing-masing sebesar56% dan 44%inflasi bulanan pada Januari mencapai 1,21% dan 1,19% (mtm4) sehingga inflasi Kalimantan Tengah pada bulan tersebut mencapai 1,20%. Kemudian pada bulan Juni 2014, inflasi Palangka Raya dan Sampit masing-masing juga cukup tinggi, mencapai 0,91% dan 1,03% (mtm), sehingga inflasi Kalimantan Tengah mencapai 0,95%. Informasi tentang inflasi secara bulanan dan tahun kalender untuk Kota Palangka Raya, Sampit, Kalimantan Tengah dan Nasional disajikan pada tabel 1 dan tabel2.

Inflasiytd (%)2014

JanFebMarAprMeiJuni

Palangka Raya1.210.630.751.382.253.18

Sampit1.191.941.641.682.063.11

Kalteng1.201.091.061.482.183.15

Nasional1.071.331.411.491.561.99

Tabel 1 Perkembangan Inflasi Tahun KalenderSumber : BPS, diolah

Inflasimtm (%)2014

JanFebMarAprMeiJuni

Palangka Raya1.21-0.570.120.620.860.91

Sampit1.190.75-0.300.040.381.03

Kalteng1.20-0.11-0.030.410.690.95

Nasional1.070.260.08-0.020.160.43

Tabel 2 Perkembangan Inflasi BulananSumber : BPS, diolah

A. Inflasi Tahunan

Pada semester I-2014 laju inflasi IHK Kalimantan Tengah tercatat 6,56% (yoy). Kota Palangka Raya mengalami inflasi 6,78% sementara inflasi Kota Sampit sebesar 6,15%. Tingkat inflasi yang terjadi di Kalimantan Tengah masih berada di bawah inflasi nasional pada semester I (lihat tabel 3). Namun demikian, inflasi tahunan Palangka Raya cenderung lebih tinggi dibandingkan inflasi nasionalsebagaimana ditunjukkan pada grafik 1.

4 Mtm (month to month) atau biasa disebut inflasi bulanan yang merupakan metode penghitungan inflasi pada bulan tertentu yang diperoleh dengan membandingkan IHK bulan laporan terhadap IHK bulan sebelumnya.

Inflasiyoy (%)2014

JanFebMarAprMeiJuni

Palangka Raya6.045.565.305.796.806.78

Sampit5.816.335.154.955.986.15

Kalteng5.965.835.245.496.516.56

Nasional8.227.757.327.257.326.70

Tabel 3. Perkembangan Inflasi TahunanSumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah

9 Nas ional (yoy) Plk (yoy) Smpt (yoy) Kalteng (yoy)8

7

6

5

yoy (%)4

3

2

1

-I II III IV I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013 2014

Grafik 1. Perkembangan Inflasi TahunanSumber: BPS

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

1. Sisi PermintaanFaktor permintaan sepanjang semester I-2014 relatif mempengaruhi kenaikan harga-harga secara umum. Hal ini sehubungan dengan adanya beberapa event yang mendorong meningkatnya permintaan seperti Pemilihan Umum Legislatif pada April lalu, dan rangkaian kegiatan HUT Kalimantan Tengah ke-57 pada Mei lalu. Namun demikian, tekanan permintaan lebih banyak terjadi pada komoditas dalam kelompok bahan makanan, dibandingkan pada kelompok lainnya. Hal ini ditunjukkan dari inflasi komoditas kelompok inti/core (menggunakan pendekatan subkelompok), yang relatif dalam kondisi stabil (lihat grafik 2), berbeda dengan inflasi komoditas kelompok volatile foods yang cenderung bergejolak pada triwulan II-2014. Disamping itu, pengaruh kebijakan moneter terkait masih bertahannya tingkat suku bunga acuan BI Rate pada level 7,5% diperkirakan juga berpengaruh pada permintaan/konsumsi pada semester I.

2. Sisi PenawaranDari sisi penawaran, tingkat inflasi dipengaruhi oleh terbatasnya suplai komoditas utama yang memiliki bobot penyumbang inflasi tertinggi di Kalimantan Tengah, yakni beras dan daging ayam ras. Terbatasnya suplai beras lokal (jenis siam unus dan karang dukuh), mempengaruhi tingkat harga beras secara umum, sehingga memicu inflasi pada semester I tahun 2014. Begitu juga dengan terbatasnya suplai daging ayam ras yang disebabkan oleh ketidakmampuan memenuhi permintaan pada saat event tertentu seperti pada periode Pemilu legislatif maupun adanya rangkaian kegiatan HUT Provinsi Kalimantan Tengah ke-57. Disamping itu, masih relatif tingginya curah hujan pada semester I, juga menyebabkan minimnya jumlah ikan tangkapan sehingga mempengaruhi tingkat harga ikan segar.Di sisi lain, lancarnya suplai beberapa komoditas bumbu-bumbuan seperti cabai dan bawang merah selama semester I akibat dari semakin tingginya intensitas budidaya lokal terhadap komoditas tersebut, cukup membantu terkendalinya inflasi pada Februari 2014 dan Maret 2014 lalu.

3. Dekomposisi dan Komoditas Penyumbang InflasiBerdasarkan pengelompokan inflasi (dekomposisi melalui pendekatan subsektor) dilihat dari sifat faktor yang mempengaruhi, terlihat bahwa tingginya tekanan inflasi pada semester I-2014 sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga kelompok volatile foods (lihat Grafik 2, 3 dan 4) yang didominasi oleh komoditas bahan makanan yang harganya bergejolak.Selanjutnya, inflasi kelompok inti/core cenderung dalam kondisi stabil, hal ini terkait dengan faktor fundamental, yang dapat berasal dari aktivitas ekonomi internal maupun lingkungan eksternal (nilaitukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang).

30%,yoy25

20

Disagregasi I nflasi Palangka Raya

Inflasi IH K (yoy) CoreAdm Price Volatile Foods

15

10

5

0

-5

-10

1 2 3 4 5 6 7 8 9101 121 2 3 4 5 6 7 8 9101 121 2 3 4 5 6 7 8 9101 121 2 3 4 5 6 7 8 9101 121 2 3 4 5 6 7 8 9101 121 2 3 4 5 6

2 009 2010 2011 2012 2013 2014

Sum ber: BPS (diolah m enggunakan pendekatan sub kelom pok)

Grafik 2. Dekomposisi Inflasi Palangka RayaSumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah, diolah

3 0%,yoy2 5

2 0

Disagregasi I nflasi Sampit

Inflasi IH K (yoy) CoreAdm Price Volatile Foods

1 5

1 0

5

0

-5

-10

1 2 3 4 5 6 7 8 9101 1 21 2 3 4 5 6 7 8 91 01 121 2 3 4 5 6 7 8 9101 1 21 2 3 4 5 6 7 8 91 01 121 2 3 4 5 6 7 8 9101 1 21 2 3 4 5 6

2 00 9 20 10 2 01 1 20 12 2 01 3 20 14Sum ber: B PS (diolah m enggunakan pendekatan sub kelom pok)

Grafik 3. Dekomposisi Inflasi SampitSumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah, diolah

25 %,yoy Disagregasi Inflasi Kalteng

20 Inflasi IHK (yoy) Core

Adm Price Volatile Foods15

10

5

03 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6

2014

Sum ber: BPS (diolah m enggunakan pendekatan sub kelom pok)

Grafik 4. Dekomposisi Inflasi Kalimantan TengahSumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah, diolah

III. IDENTIFIKASI DAN ANALISA PERMASALAHAN INFLASI DAN EKONOMI SEKTOR RIIL

A. Permasalahan Inflasi

Sepanjang semester I Tahun 2014, kecenderungan kenaikan inflasi terjadi pada kelompok komoditas volatile foods baik di Palangka Raya maupun Sampit. Komoditas yang paling sering muncul sebagai andil penyumbang inflasi di kedua kota tersebut selama semester I Tahun 2014 antara lain daging ayam ras dan beras (masing-masing termasuk dalam 15 komoditas penyumbang inflasi selama semester I) seperti ditunjukkan pada tabel 4.

.

II III

III

IIII

II II II

I

I II III I

I III

III II

II II II I

II

II I

III

IIII I

IIIII

I

NO JAN FEB MAR APR MAY JUN1 DAGNGAYAMRAS CABA RAWT ME BERAS BERAS DAGNGAYAMRAS2 ROKOK KRETEKF LTER KET MUN ANGKUTANUDARA DAG NGAYAMRAS BAHANBAKARRUMAHTANGGA ANGKUTANUDARA3 NAS DENGANLAUK SATE NAS DENGANLAUK NAS DENGANLAUK DAGNGAYAMRAS BAWANGMERAH4 ME KANAS NPEDA BERAS KANNLA OBAT DENGANRESEP KANBAKAR5 TELURAYAMRAS SENG KANGABUS MARTABAK UDANGBASAH TELURAYAMRAS6 BAHANBAKAR RUMAHTANGGA KACANGPANJANG KANNLA KOP MANS KANLAYANG KANPATN7 SATE ES CABA RAWT LAYANG/BENGGOL KANGABUS ROKOK KRETEK FLTER8 UDANGBASAH TELURAYAMRAS KANSALUANG KANGABUS KANNLA MOB L9 KANMAS SEMEN KANLAS TELUR TK TOMATSAYUR KANLAS10 WORTEL CELANAPANJANGJEANS JERUK KANMAS KANBAKAR TOMATSAYUR11 SEPEDAMOTOR WORTEL KACANGPANJANG A R KEMASAN SAW HJAU SEMANGKA12 KANLAYANG/BENGGOL BERAS SOTO SOP SUSUUNTUK BAL TA BAWANGPUT H13 KENTANG SUSUUNTUKBALTA KANLAYANG/BENGGOL GADO-GADO KANSALUANG KANAS NPEDA14 KANBAUNG KANLELE SEWARUMAH BAHANPELUMAS/OL GULAPAS R MNYAKGORENG15 JERUK KANGKUNG NANGKAMUDA SEPATU KANKEMBUNG TERONGPANJANGTabel 4 Komoditas Penyumbang Inflasi/Deflasi Terbesar di Kota Palangka RayaSumber: BPS Prov. Kalimantan Tengah, diolah

NO.JANFEBMARAPRMAYJUN

1DAGING AYAM RASJERUKCABAI RAWITDAGING AYAM RASDAGING AYAM RASDAGING AYAM RAS

2BERASCABAI RAWITKACANG PANJANGIKAN TONGKOLTELUR AYAM RASBAWANG MERAH

3IKAN TONGKOL/AMBU-AMBUPEMELIHARAAN/SERVICEROKOK KRETEK FILTERROKOK KRETEKJERUKJERUK

4TELUR AYAM RASESIKAN NILABERASBERASBAHAN BAKAR RUMAH TANGGA

5IKAN SELAR/TUDEMOBILANGKUTAN UDARAIKAN SELARUDANG BASAHIKAN SELAR/TUDE

6CABAI RAWITBERASUDANG BASAHUDANG BASAHANGKUTAN UDARAKACANG PANJANG

7IKAN NILAUDANG BASAHNANGKA MUDAROKOK KRETEK FILTERNANASANGKUTAN UDARA

8BAHAN BAKAR RUMAH TANGGRAWONIKAN LAISIKAN PATINROTI MANISTELUR AYAM RAS

9WORTELJUICE BUAHBAWANG PUTIHEMAS PERHIASANIKAN GABUSIKAN PATIN

10IKAN LAYANG/BENGGOLIKAN BAKARDAUN SINGKONGSABUN WAJAHIKAN BAUNGKETIMUN

11PERBAIKAN RINGAN KENDARABANDENG/BOLUJAGUNG MANISIKAN GABUSBAWANG MERAHBAJU KAOS BERKERAH

12IKAN ASIN TENGGIRIMARTABAKUPAH PEMBANTU RTTULANG SAPIAIR KEMASANSEWA RUMAH

13IKAN PATINTOMAT SAYURNANASOBAT DENGAN RESEPKULKAS/LEMARI ESIKAN BAUNG

14IKAN BAUNGTEMPEKEMEJA PENDEK KATUNSEPEDA MOTORTOMAT SAYURTOMAT SAYUR

15IKAN BANDENG/BOLUPISANGTELUR AYAM KAMPUNGAIR KEMASANBAYAMKULKAS/LEMARI ES

Tabel 5 Komoditas Penyumbang Inflasi/Deflasi Terbesar di Kota SampitSumber: BPS Prov. Kalimantan Tengah, diolah

Sampai dengan semester I tahun 2014 untuk kota Palangka Raya, daging ayam ras dan beras menjadi penyumbang inflasi utama selama 4 bulan yakni Januari, April, Mei dan Juni untuk Daging Ayam Ras dan Januari, Februari, April dan Mei untuk Beras (lihat Tabel 4). Kenaikan harga beras dipicu oleh beras jenis siam unus/karang dukuh (lokal) yang berdasarkan survei BPS, masih menjadi preferensi konsumsi utama bagi masyarakat Kalimantan Tengah. Kenaikan harga beras lokal yang masa panennya hanya satu kali dalam setahun tersebut juga dipengaruhi adanya pergeseran masa panen sehingga produksi padi lokal tersebut cenderung rendah pada semester I-2014. Selanjutnya, kenaikan harga komoditas daging ayam ras masih berlangsung sampai dengan bulan Juni 2014, selain dipengaruhi salah satunya oleh menurunnya jumlah rumah tangga usaha peternakan ayam lokal di Kalimantan Tengah dari 95.603 rumah tangga menjadi 60.753 rumah tangga (hasil sensus pertanian 2013), juga disebabkan oleh kecenderungan perilaku pedagang yang cenderung mengambil keuntungan lebih besar pada saat momentum Hari hari besar keagamaan dengan alasan sebagai langkah mengkompensasi kerugian saat harga ayam mengalami penurunan pada periode permintaan daging ayam cukup rendah.

8Selanjutnya, komoditas bahan makanan lain yang juga cukup sering memberi andil inflasi di Palangka Raya antara lain telur ayam ras, ikan gabus, ikan nila, sementara di Sampit komoditasnya antara lain udang basah, cabai rawit, telur ayam ras, ikan nila dimana masing-masing komoditas telah muncul sebanyak tiga kali sebagai penyumbang inflasi selama semester I, (lihat tabel 5)

Upaya TPID Kalimantan Tengah dalam mengurangi ketergantungan suplai beberapa komoditas yang sebelumnya selalu didatangkan dari luar daerah cukup berhasil sepanjang semester I-2014 ini. Upaya pengembangan produksi secara lokal untuk komoditas bumbu-bumbuan seperti bawang merah dan cabai merah cukup mampu menahan laju inflasi komoditas pada kelompok bahan makanan. Meskipun demikian, pada bulan Juni lalu menjelang Ramadhan, meningkatnya harga bawang merah merupakan indikasi bahwa masih adanya potensi untuk meningkatkan jumlah produksi lokal untuk menghadapi lonjakan permintaan pada saat menjelang Hari Besar Keagamaan (HBKN).

Komoditas non makanan yang turut menyumbang realisasi inflasi Kalimantan Tengah sampai dengan semester I-2014 yakni bahan bakar rumah tangga dan tarif angkutan udara. Terkait bahan bakar rumah tangga, upaya konversi dari minyak tanah ke gas baru berjalan di Kota Palangka Raya, sementara di Sampit belum terlaksana. Sementara kenaikan tarif angkutan udara lebih dipengaruhi oleh momentum faktor musim liburan.

B. Permasalahan Ekonomi Sektor RiilTekanan inflasi dapat timbul karena adanya tekanan dari sisi suplai (cost push inflation), sisi permintaan (demand pull inflation), dan ekspektasi. Di Kalimantan Tengah, ketergantungan terhadap suplai komoditas strategis dari daerah lain masih cukup tinggi sehingga memicu inflasi dari sisi suplai akibat adanya biaya untuk mendatangkan komoditas tersebut. Lebih lanjut, apabila terjadi gangguan (shock) pada daerah penghasil komoditas dan rantai pasokannya maka dampak kenaikan harga langsung didistribusikan kepada pedagang dan konsumen di Kalimantan Tengah.

Atas dasar pertimbangan ketergantungan tersebut, maka TPID Provinsi Kalimantan Tengah melakukan beberapa upaya dalam mengatasinya antara lain melalui pengembangan beberapa klaster komoditas strategis seperti klaster beras di Kapuas, klaster bawang merah, klaster cabai merah serta upaya pengembangan produksi pertanian lainnya untuk mengurangi ketergantungan suplai dari daerah lain.IV. MASALAH KEBIJAKAN

A. Rumusan KebijakanDalam melakukan perumusan kebijakan, rapat-rapat koordinasi antara SKPD pemerintah yang berkaitan langsung dengan inflasi telah dilakukan secara periodik. Tujuan dari rapat-rapat koordinasi ini adalah untuk mencapai/memperoleh terobosan kebijakan-kebijakan yang dapat menjawab permasalahan yang terjadi selama semester I-2014 ini.

Pada tanggal 3 Maret 2014, bertempat di Kantor BI Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah telah dibahas mengenai rencana aksi dan antisipasi inflasi Tahun 2014. Pembahasan ini berlanjut pada tanggal 6 dan 7 Maret 2014, dimana pelaksanaannya bertempat di Ruang Rapat Asisten Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah dan Ruang Serba Guna Kantor BI Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya. Selanjutnya pada tanggal 13 Maret 2014, dibahas mengenai pembagian kelompok kerja (Pokja TPID ) dalam rapat kerja TPID. Pada tanggal 28 Maret 2014, bertempat di Kantor BI Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah Palangka Raya dilaksanakan rapat yang membahas mengenai agenda-agenda TPID pada awal semester I tahun 2014. Agenda-agenda tersebut antara lain adalah: pembahasan mengenai rencana kerja dan rencana aksi TPID, pembahasan mengenai High Level Meeting, dan pembahasan mengenai laporan bulanan TPID 2014.

High Level Meeting sendiri dilaksanakan pada tanggal 14 April 2014 di Kantor Gubernur Kalimantan Tengah. Agenda yang dibahas dalam High Level Meeting tersebut adalah Rencana aksi pengendalian inflasi Kalimantan Tengah tahun 2014, Persiapan Rakorwil TPID se-Kalimantan serta arahan Gubernur Kalimantan Tengah.

B. Pelaksanaan KebijakanUpaya yang telah dilakukan TPID Provinsi Kalimantan Tengah terkait kedua isu utama komoditas bahan makanan (volatile foods) antara lain, melalui pelaksanaan Pasar Penyeimbang sejak 13 Mei2014 lalu, kemudian penyaluran raskin yang dipercepat, serta antisipasi menggunakan stok ternak ayam milik instansi terkait (Dinas Pertanian dan Peternakan) yang akan mulai masuk pasar pada saat awal puasa, menjelang Idul Fitri, dan setelah Idul Fitri. Disamping itu, pemerintah juga berupaya mengintroduksi beras jenis impara 3 yang memiliki kemiripan dengan beras lokal agar menjadi alternatif bagi masyarakat, khususnya rumah makan yang masih fanatik menggunakan beras lokal sebagai bahan utamanya, yakni Rumah Makan Banjar.

TPID Provinsi maupun TPID Kabupaten/Kota se Kalimantan Tengah yang telah terbentuk seluruhnya pada tanggal 12 Juni 2014 lalu, telah mengadakan rapat kerja dengan tujuan untuk menyelaraskan

10rencana kerja dan rencana aksi dalam rangka pengendalian inflasi selama Tahun 2014. Diharapkan melalui rapat kerja tersebut, seluruh TPID telah memiliki pemahaman yang sama mengenai pentingnya upaya pengendalian inflasi.

Seperti diketahui beberapa komoditas pangan utama Provinsi Kalimantan Tengah masih mengalami defisit seperti daging sapi, bawang merah dan cabai, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1. Sehubungan hal tersebut, upaya lain yang dilakukan TPID Provinsi Kalimantan Tengah dalam pengendalian inflasi adalah melalui penjajakan kerjasama antardaerah dalam penyediaan bahan makanan utama. Saat ini sedang dijajaki kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terkait dengan penyediaan suplai komoditas bawang merah dan penjajakan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur terkait dengan kerjasama suplai daging sapi.

Surplus/Defisit Bahan PanganSelain beras, Kalteng masih bergantung pada daerah lain untuk penyediaan bahan pangan

BERAS456

Produksi

surplus Daerah Pemasok : Kab. Kapuas, Kab. Pulang Pisau, Kab. Barito

Kendala: Kapasitas potensi lahan yang ada belum termanfaatkanribu ton287

Konsumsi

169ribu ton

Utara, Kab. Barito Timur dan P. Jawa khususnya Jawa Timur

secara optimal dan pengelolaandari gabah menjadi beras dilakukan di provinsi tetangga ribu ton (Kalsel)

DG SAPI4300

Produksi

defisit Daerah Pemasok : NTB, Kab.Gunung Mas,Kabupaten Katingan,

Kendala: Supply daging lokal terbatas, daging impor kurangton4600ton

Konsumsi

300ton

Kota Palangka Raya dan Kab.Kobar

digemari, penetapan harga mengacu ke Jakarta

BW MRH130

Produksi

defisit Daerah Pemasok : Palangka Raya, NTB, Jawa Tengah dan Jawa

Kendala: Bawang merah Kalteng dipenuhi dari daerah lain,ton6130ton

Konsumsi

6000ton

Timur

sehingga sangat dipengaruhisupply dan distribusi

CAB AI3700

Produksi

defisit Daerah Pemasok : Kapuas, Palangka Raya, Banjarmasin dan

Kendala: kapasitas produksi kecil, dipenuhi oleh daerah lain,ton11500ton

Konsumsi

7800ton

P. Jawa

mindset petani dalam menanam cabai yang sulit diubah, lahan marjinal 15

Gambar 1 Surplus/Defisit Komoditas

Selain itu, pelaksanaan pengendalian inflasi juga dilakukan melalui kerjasama dengan instansi- instansi terkait. Sebagai contoh, dalam mengantisipasi lonjakan biaya pendidikan yang pada akhirnya akan mengakibatkan inflasi pada bidang pendidikan. Gubernur Kalimantan Tengah pada saat Rakor TPID se-Kalimantan Tengah menginstruksikan agar Kepala Dinas Pendidikan mengantisipasi masalah inflasi di sektor pendidikan. Instruksi ini kemudian ditindaklanjuti oleh Kepala Dinas Pendidikan pada saat Rakor Pendidikan se-Kalimantan Tengah yang dilaksanakan pada Minggu ke 2 Juni 2014. Pada forum tersebut, Kepala Dinas Pendidikan menginstruksikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kab/Kota se-Kalimantan Tengah, untuk tidak melaksanakan pemungutan-pemungutan dalampenerimaan siswa. Kepala Dinas Pendidikan Kab/Kota se-Kalimantan Tengah telah menindaklanjuti instruksi tersebut kepada satuan pendidikan untuk tidak melaksanakan pemungutan dimaksud.

C. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan KebijakanSebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, beberapa kebijakan yang telah dilaksanakan antara lain adalah pelaksanaan Pasar Penyeimbang (PP) yang lebih awal sejak 13 Mei 2014, percepatan penyaluran raskin, pengadaan stock ayam ras, pengenalan beras impara 3, kerjasama antar daerah, dan lain-lain. Seluruh implementasi kebijakan telah dipantau dan dievaluasi oleh TPID dan hasilnya dijadikan masukan dalam penetapan keberlanjutan kebijakan tersebut. Pemantauan dan evaluasi (monev) dilakukan melalui rapat-rapat teknis, koordinasi dan peninjauan lapangan. Beberapa hasil dari monev tersebut antara lain adalah:

1. Melanjutkan Pasar Penyeimbang sampai dengan pasca Idul Fitri 1435 H.

2. Melanjutkan kerjasama dengan peternak ayam ras dalam hal penyediaan kandang dan pemeliharaannya.3. Pengenalan Beras Impara 3 secara lebih intensif kepada pihak-pihak terkait khususnya kepada restoran dan Rumah Makan Banjar.4. Melanjutkan perjanjian kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk komoditas Bawang Merah dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk komoditas Daging Sapi.5. Melarang pungutan dilingkup satuan Pendidikan yang mengakibatkan terjadinya inflasi.

V. RENCANA PROGRAM KERJA SEMESTER II TAHUN 2014

Sesuai Rencana Kerja tahun 2014 yang telah disusun dan disepakati, terdapat beberapa rencana Program Kerja TPID Provinsi Kalimantan Tengah pada semester II-2014 antara lain: High Level Meeting ke-3 dan ke-4, Rapat Koordinasi Wilayah TPID Kalimantan Tengah ke-3 dan ke-4, Rapat- rapat teknis, Rapat Bulanan dalam rangka konferensi pers serta pelaksanaan rencana aksi masing- masing SKPD. Rencana Kerja semester II tahun 2014 terlampir.

Pada semester ke II-2014 terdapat hari besar keagamaan yakni bulan Puasa, Hari Raya Idul Fitri 1435

H dan hari Natal tahun 2014. TPID Provinsi Kalimantan Tengah merencanakan akan melanjutkan pelaksanaan Pasar Penyeimbang baik stasioner maupun Mobile dengan beberapa penyempurnaan sesuai hasil evaluasi pelaksanaan PP sejak tanggal 13 Mei s/d 30 Juni 2014 yang lalu. Pelaksanaan Pasar Murah juga direncanakan untuk tetap dilanjutkan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1435 H dan Hari Natal 2014. Demikian juga pelaksanaan Siaran Pers bulanan, Rapat-rapat teknis sesuaikebutuhan akan dilaksanakan sesuai rencana. Terkait dengan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tetap dilanjutkan sedangkan dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur akan diintensifkan penjajakannya.VI. PENUTUP A. KesimpulanDari uraian tersebut di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Sampai dengan 30 Juni 2014, inflasi Kalimantan Tengah secara agregat tercatat sebesar 3,15% (ytd) dan 6,50% (yoy) sedangkan inflasi secara Nasional adalah 1,99% (ytd) dan 6,7% (yoy).2. Faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi tersebut adalah:

a. Dari sisi Permintaan

Kegiatan Pemilu Legislatif pada April, Rangkaian HUT Kalimantan Tengah ke-57 dan persiapan bulan Ramadhan 1435 H mendorong terjadinya permintaan kebutuhan bahan pokok.b. Dari sisi Penawaran

Komoditas beras, khususnya beras lokal siam unus dan karang dukuh serta daging ayam ras merupakan dua komoditas bahan makanan pokok penyumbang inflasi tertinggi. Kedua komoditas ini juga menyumbang inflasi selama empat bulan di Kota Palangka Raya.3. Beberapa kebijakan yang telah diambil oleh Tim untuk mengatasi permasalahan baik untuk jangka pendek, menengah dan panjang adalah:a. Melanjutkan Pasar Penyeimbang sampai dengan pasca Idul Fitri 1435 H.

b. Melanjutkan kerjasama dengan peternak ayam ras dalam hal penyediaan kandang dan pemeliharaannya.c. Pengenalan Beras Impara 3 secara lebih intensif kepada pihak-pihak terkait khususnya kepada restoran dan Rumah Makan Banjar.d. Melanjutkan perjanjian kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk komoditas Bawang Merah dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk komoditas Daging Sapi.e. Melarang pungutan di lingkup satuan Pendidikan yang mengakibatkan terjadinya inflasi. Semua kebijakan telah dimonitor dan dievaluasi dan hasilnya dijadikan masukan dalammenetapkan keberlanjutan kebijakan tersebut.

4. Seluruh program kerja yang telah disusun sebelumnya akan dilaksanakan pda semester II 2014 antara lain:a. Melanjutkan Pelaksanaan Pasar Penyeimbang baik stasioner maupun Mobile dengan beberapa penyempurnaan sesuai hasil evaluasi pelaksanaan PP.b. Pelaksanaan Pasar Murah direncanakan akan tetap dilajutkan menjelang Hari Raya Idul Fitri

1435 H dan Hari Natal 2014.

c. Pelaksanaan Siaran Pers bulanan dan rapat-rapat teknis sesuai kebutuhan akan dilaksanakan sesuai rencana.d. Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tetap dilanjutkan sedangkan Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tengggara Timur akan lebih diintensifkan penjajakannya.

B. Saran/Rekomendasi

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, diusulkan saran/rekomendasi sebagai berikut:

1. Koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi program kegiatan khususnya antar TPID (Provinsi dan Kab/Kota se Kalimantan Tengah) yang sudah berjalan baik pada semester I harus dilanjutkan baik pada semester II maupun beberapa waktu ke depan2. Kerjasama antarprovinsi bagi komoditas bahan pokok yang surplus/defisit perlu lebih diintensifkan dan ditingkatkan lagi.3. Kiranya pemerintah perlu lebih hati-hati dalam mengeluarkan kebijakan yang akan menyebabkan terjadinya inflasi. Untuk itu setiap kebijakan harus didasarkan pada kajian teknokratik yang didasarkan pada data yang akurat.4. Apabila suatu kebijakan yang dapat memicu inflasi terpaksa dikeluarkan, maka paket-paket kegiatan untuk mengurangi dampaknya perlu disiapkan dan dilaksanakan disertai monitoring dan evaluasi yang ketat.