BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah adalah salah satu produk penting dari sistem kesehatan propinsi karena profil ini merupakan salah satu sarana untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian propinsi dan hasil kerja penyelenggaraan standar pelayanan minimal di propinsi Kalimantan Tengah. Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Kesehatan antara lain: (1) Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 574/ Menkes/ SK/ IV/ 2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. (2) Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1202/ Menkes/ SK/ VII/ 2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Propinsi dan Kabupaten Sehat. (3) Keputusan Menteri Kesehatan RI N0. 1457/ Menkes/ SK/ X/ 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota, maka Profil Kesehatan Kabupaten/kota se Propinsi Kalimantan Tengah merupakan masukan penting bagi penyusunan Profil Kesehatan Propinsi World Health Organisation dalam salah satu publikasi pentingnya menyatakan bahwa Sistem Informasi Kesehatan tidak dapat berdiri sendiri. Ia harus merupakan bagian fungsional dari Sistem Kesehatan tersebut. Sebagaimana diketahui, pada saat ini Sistem Kesehatan diarahkan untuk mencapai visi Kalimantan Tengah Sehat 2010. Oleh karena itu Profil Kesehatan Kalimantan Tengah diformat agar dapat menjadi salah satu sarana untuk menilai pencapaian Pembangunan Kesehatan dalam rangka mencapai visi Kalimantan Tengah Sehat 2010. Sehingga tujuan diterbitkannya Buku Profil Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2006 ini adalah agar diperoleh gambaran keadaan kesehatan di Kalimantan Tengah, khususnya untuk mengevaluasi pencapaian Pembangunan Kesehatan tahun 2006 dalam bentuk narasi, tabel dan gambar dengan mengacu kepada visi Kalimantan Tengah Sehat 2010. Oleh karena itu maka gambaran yang disajikan dalam profil disusun secara sistematis mengikuti pengertian dari visi Kalimantan Tengah Sehat 2010. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan diperlukan indikator antara lain Indikator Indonesia Sehat dan Indikator Kinerja dari SPM Bidang Kesehatan. Untuk Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota terdiri atas 47 indikator kinerja dari 26 pelayanan bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh Kabupaten/ Kota, serta indikator kinerja lainnya yang pelayanannya ada pada Kabupaten/ Kota tertentu dalam bentuk Profil Kesehatan Kabupaten/ Kota. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Profil Kesehatan Propinsi ini pada intinya berisi berbagai data/ informasi yang menggambarkan tingkat pencapaian Kabupaten/ Kota Sehat dan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan SPM Bidang Kesehatan, untuk itu perlu dibuat Profil Kesehatan Propinsi yang memuat hasil kompilasi dari Profil Kesehatan Kabupaten/ Kota. Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN Latar belakang.
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah adalah salah satu produk penting dari sistem kesehatan propinsi karena profil ini merupakan salah satu sarana untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian propinsi dan hasil kerja penyelenggaraan standar pelayanan minimal di propinsi Kalimantan Tengah. Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Kesehatan antara lain: (1) Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 574/ Menkes/ SK/ IV/ 2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. (2) Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1202/ Menkes/ SK/ VII/ 2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Propinsi dan Kabupaten Sehat. (3) Keputusan Menteri Kesehatan RI N0. 1457/ Menkes/ SK/ X/ 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota, maka Profil Kesehatan Kabupaten/kota se Propinsi Kalimantan Tengah merupakan masukan penting bagi penyusunan Profil Kesehatan Propinsi World Health Organisation dalam salah satu publikasi pentingnya menyatakan bahwa Sistem Informasi Kesehatan tidak dapat berdiri sendiri. Ia harus merupakan bagian fungsional dari Sistem Kesehatan tersebut. Sebagaimana diketahui, pada saat ini Sistem Kesehatan diarahkan untuk mencapai visi Kalimantan Tengah Sehat 2010. Oleh karena itu Profil Kesehatan Kalimantan Tengah diformat agar dapat menjadi salah satu sarana untuk menilai pencapaian Pembangunan Kesehatan dalam rangka mencapai visi Kalimantan Tengah Sehat 2010. Sehingga tujuan diterbitkannya Buku Profil Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2006 ini adalah agar diperoleh gambaran keadaan kesehatan di Kalimantan Tengah, khususnya untuk mengevaluasi pencapaian Pembangunan Kesehatan tahun 2006 dalam bentuk narasi, tabel dan gambar dengan mengacu kepada visi Kalimantan Tengah Sehat 2010. Oleh karena itu maka gambaran yang disajikan dalam profil disusun secara sistematis mengikuti pengertian dari visi Kalimantan Tengah Sehat 2010.
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan diperlukan indikator antara lain Indikator Indonesia Sehat dan Indikator Kinerja dari SPM Bidang Kesehatan. Untuk Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota terdiri atas 47 indikator kinerja dari 26 pelayanan bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh Kabupaten/ Kota, serta indikator kinerja lainnya yang pelayanannya ada pada Kabupaten/ Kota tertentu dalam bentuk Profil Kesehatan Kabupaten/ Kota.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Profil Kesehatan Propinsi ini pada intinya berisi berbagai data/ informasi yang menggambarkan tingkat pencapaian Kabupaten/ Kota Sehat dan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan SPM Bidang Kesehatan, untuk itu perlu dibuat Profil Kesehatan Propinsi yang memuat hasil kompilasi dari Profil Kesehatan Kabupaten/ Kota.
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006. 1
Profil Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah 2006 terdiri atas 5 (lima) bab dan lampiran yang berisi tabel-tabel data Indikator Indonesia Sehat dan Indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Untuk lebih jelasnya, sistematika dari penyajian Buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2006 ini adalah sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan. Bab ini menyajikan maksud dan tujuan diterbitkannya
profil Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah Bab II. Gambaran Umum. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum
Provinsi Kalimantan Tengah yang meliputi letak geografi, keadaan penduduk, tingkat pendidikan, dan tingkat ekonomi masyarakat.
Bab III. Program Kesehatan Daerah. Bab ini memberikan informasi tentang
Program pokok yang direncanakan oleh Provinsi untuk menuju Kalimantan Tengah Sehat. Untuk masing-masing program dijelaskan tujuan, sasaran dan target yang hendak dicapai pada tahun 2006. Pada bab ini juga diuraikan upaya/kegiatan yang dilakukan pada tahun 2006 untuk mencapai target tersebut.
Bab IV. Pencapaian Program Kesehatan menuju Kalimantan Tengah Sehat.
Bab ini menguraikan apa saja yang telah dicapai selama tahun 2004 dan dibandingkan dengan target indikator yang telah ditetapkan baik dalam indikator Kalimantan Tengah Sehat maupun indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan. yang meliputi derajat kesehatan, perilaku masyarakat, kesehatan lingkungan, dan upaya kesehatan dan manajemen kesehatan.
Bab V. Kesimpulan. Bab ini mencoba menyajikan hal-hal penting yang
perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari profil Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah di tahun 2006. Selain keberhasilan yang sudah dicapai, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dan perlu mendapat perhatian dalam upaya mencapai visi Kalimantan Tengah Sehat 2010.
Lampiran Pada lampiran ini berisi tabel-tabel data..
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006. 2
BAB II.
GAMBARAN UMUM DAN LINGKUNGAN
A. GEOGRAFI DAN KEPENDUDUKAN
1. Geografi Propinsi Kalimantan Tengah merupakan propinsi terluas ketiga di Indonesia
setelah Papua dan Kalimantan Timur. Luas wilayah Kalimantan Tengah adalah 153.564 kilometer persegi, secara astronomis terletak pada posisi 111° –115° Bujur Timur dan 0° 45´ Lintang Utara – 3° 30´ Lintang Selatan. Secara administrasi pemerintahan Popinsi Kalimantan Tengah terbagi menjadi 13 Kabupaten dan 1 Kota dengan 89 Kecamatan , 1.338 desa, dengan batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah utara berbatasan dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat - Sebelah timur berbatasan dengan Kalimantan Timur dan kalimantan Selatan - Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa - Sebelah barat berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Barat
2. Kependudukan. Masalah utama kependudukan di Provinsi Kalimantan Tengah meliputi tiga hal
pokok yaitu: jumlah pendududuk yang kecil dengan persebaran yang tidak merata serta komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana proporsi penduduk yang berusia muda relatif tinggi. Pembahasan mengenai kependudukan mencakup pertumbuhan, persebaran penduduk, kepadatan penduduk, penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin.
a. Jumlah dan Pertumbuhan penduduk.
Penduduk Propinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2006 sebanyak 2.004.110 jiwa, terdiri atas laki-laki sebanyak 1.028.899 jiwa dan perempuan sebanyak 975.211 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Kapuas sebanyak 351.579 jiwa; sedangkan kabupaten dengan jumlah penduduk terendah adalah Sukamara sejumlah 36.180 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk pada periode 2005 – 2010 sebesar 2,63 %. b. Kepadatan Penduduk.
Kepadatan penduduk pada tahun 2006 sebesar 13 jiwa/km2. Kota Palangka Raya mempunyai angka kepadatan penduduk tertinggi sebesar 77 jiwa / km2, sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Murung Raya, yaitu 4 jiwa / km2. Data secara rinci menurut Kabupaten / Kota seperti pada lampiran bagian I tabel 1.
c. Penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin. Perincian jumlah penduduk Propinsi Kalimantan Tengah menurut golongan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada lampiran tabel 3, seperti tergambar dalam piramida penduduk tahun 2006.
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006. 3
Gambar.II.1. Penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin
Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2006.
-150000 -100000 -50000 0 50000 100000 150000
0-4 TH
5-9 TH
10-14 TH
15-19 TH
20-24 TH
25-29 TH
30-34 TH
35-39 TH
40-44 TH
45-49 TH
50-54 TH
55-59 TH
60-64 TH
65-69 TH
70-74 TH
75-79 TH
LAKIPRMP
Jumlah penduduk Kalimantan Tengah pada tahun 2006 diperinci menurut golongan umur dan jenis kelamin adalah sebagai berikut : Pertama : Persentase penduduk yang berumur dibawah 15 tahun berjumlah 628.600
jiwa (31,36 %). Angka ini lebih kecil dari tahun 2005 yaitu (32,42 %). Kedua : Persentase penduduk usia lanjut ( > 65 tahun ) sebesar 56.441 jiwa (2,82 %).
Jumlah tersebut lebih besar dari tahun 2005 yaitu 2,4 % Ketiga : Perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 0,95 d. Perpindahan penduduk dan orang asing. Berdasarkan data Departemen Kesehakiman dan HAM Propinsi Kalimantan Tengah, orang asing di Kalimantan Tengah pada tahun 2006 sebanyak 299 orang dan didominasi warga Malaysia (152 orang), Korea Selatan (31 orang), Cina (49 orang), Lain-lain (67 orang). Salah satu pendorong kenaikan jumlah penduduk di Kaslimantan Tengah adalah Program Transmigrasi periode 2005/2006 sebanyak 475 KK/ 1.799 jiwa yang berasal dari daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, NTB yang seluruhnya ditempatkan di Kabupaten Lamandau. (BPS Kalteng th 2006).
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006. 4
B. KEADAAN SOSIAL-EKONOMI
1. Pertumbuhan Ekonomi. Pendapatan regional perkapita atas dasar harga berlaku sejak tahun 2001 sampai
dengan tahun 2006 selalu mengalami kenaikan, Selama kurun waktu tersebut yang mengalami kenaikan paling rendah pada tahun 2001 yaitu sebesar 9,65%. Sedang tahun 2006 kenaikan pendapatan regional perkapita 15,14% yaitu dari 8,6 juta rupiah pada tahun 2005 menjadi 9,9 juta rupiah pada tahun 2006. Demikian pula dengan pendapatan regional perkapita atas dasar harga konstan 2001 hingga 2006, pada tahun 2001 pendapatan regional perkapita meningkat 0,66% sedangkan tahun 2006 sebesar 3,05%.
2. Angka Beban Tanggungan ( Dependency Ratio) Untuk mengetahui beban tanggungan usia produktif (15 – 64 th) digunakan indikator dependency ratio. Angka tersebut sebesar 51,9 %, sama dengan tahun 2003. Data selengkapnya menurut Kabupaten / Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 2.
C. TINGKAT PENDIDIKAN Pada tahun 2003 persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang tidak bisa baca tulis yaitu 4.63 % untuk perempuan dan 2,21 % untuk laki-laki. Angka ini sedikit menurun pada tahun 2004 yaitu sebesar 4,46 % untuk perempuan dan 2,18 % untuk laki-laki. Presentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf dapat dilihat pada lampiran bagian I tabel 40 sedangkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan barusia 10 tahun keatas dirinci menurut Ijazah tertinggi yang dimiliki terdapat pada lampiran bagian I tabel 4 dan pada gambar berikut.
Gambar II.2. Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun Keatas Dirinci
Menurut Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki Tahun 2004.
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006. 5
19.706
134.906
261.248
188.137
134.231
12.303
14.401
34.619
143.641
265.930
155.121
87.054
12.086
6.614
0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000
Tdk/blm skl
Tdk/blm tmt SD
SD/MI
SLTP/MTs
SMU/MA
Ak/Dipl
Univ
LAKI PEREMPUAN
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006. 6
BAB II.
GAMBARAN UMUM DAN LINGKUNGAN
A. GEOGRAFI DAN KEPENDUDUKAN
1. Geografi Propinsi Kalimantan Tengah merupakan propinsi terluas ketiga di Indonesia
setelah Papua dan Kalimantan Timur. Luas wilayah Kalimantan Tengah adalah 153.564 kilometer persegi, secara astronomis terletak pada posisi 111° –115° Bujur Timur dan 0° 45´ Lintang Utara – 3° 30´ Lintang Selatan. Secara administrasi pemerintahan Popinsi Kalimantan Tengah terbagi menjadi 13 Kabupaten dan 1 Kota dengan 89 Kecamatan , 1.338 desa, dengan batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah utara berbatasan dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat - Sebelah timur berbatasan dengan Kalimantan Timur dan kalimantan Selatan - Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa - Sebelah barat berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Barat
2. Kependudukan. Masalah utama kependudukan di Provinsi Kalimantan Tengah meliputi tiga hal
pokok yaitu: jumlah pendududuk yang kecil dengan persebaran yang tidak merata serta komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana proporsi penduduk yang berusia muda relatif tinggi. Pembahasan mengenai kependudukan mencakup pertumbuhan, persebaran penduduk, kepadatan penduduk, penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin.
a. Jumlah dan Pertumbuhan penduduk.
Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS, menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kalimantan Tengah akan terus bertambah Penduduk Propinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2006 sebanyak 2.004.110 jiwa, terdiri atas laki-laki sebanyak 1.028.899 jiwa dan perempuan sebanyak 975.211 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Kapuas sebanyak 351.579 jiwa; sedangkan kabupaten dengan jumlah penduduk terendah adalah Sukamara sejumlah 36.180 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk pada periode 2005 – 2010 sebesar 2,63 %. Berdasarkan sensus penduduk tersebut diatas diperoleh gambaran bahwa laju pertumbuhan penduduk selama periode 2000 – 2005 sebesar 2.87 % pertahun, pada periode 2005 – 2010 mengalami penurunan menjadi 2.63 %. b. Kepadatan Penduduk.
Kepadatan penduduk pada tahun 2006 sebesar 13 jiwa/km2. Kota Palangka Raya mempunyai angka kepadatan penduduk tertinggi sebesar 77 jiwa / km2, sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Murung Raya, yaitu 4 jiwa / km2. Data secara rinci menurut Kabupaten / Kota seperti pada lampiran bagian I tabel 1.
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006. 2
c. Penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin. Perincian jumlah penduduk Propinsi Kalimantan Tengah menurut golongan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada lampiran tabel 3, seperti tergambar dalam piramida penduduk tahun 2006. Gambar.II.1. Penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin
Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2006.
-150000 -100000 -50000 0 50000 100000 150000
0-4 TH
5-9 TH
10-14 TH
15-19 TH
20-24 TH
25-29 TH
30-34 TH
35-39 TH
40-44 TH
45-49 TH
50-54 TH
55-59 TH
60-64 TH
65-69 TH
70-74 TH
75-79 TH
LAKI
PRMP
Jumlah penduduk Kalimantan Tengah pada tahun 2006 diperinci menurut golongan umur dan jenis kelamin adalah sebagai berikut : Pertama : Persentase penduduk yang berumur dibawah 15 tahun berjumlah 628.600 jiwa
(31,36 %). Angka ini lebih kecil dari tahun 2005 yaitu (32,42 %). Kedua : Persentase penduduk usia lanjut ( > 65 tahun ) sebesar 56.441 jiwa (2,82 %).
Jumlah tersebut lebih besar dari tahun 2005 yaitu 2,4 % Ketiga : Perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 0,95
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006. 3
d. Perpindahan penduduk dan orang asing. Berdasarkan data Departemen Kesehakiman dan HAM Propinsi Kalimantan Tengah, orang asing di Kalimantan Tengah pada tahun 2006 sebanyak 299 orang dan didominasi warga Malaysia (152 orang), Korea Selatan (31 orang), Cina (49 orang), Lain-lain (67 orang). Salah satu pendorong kenaikan jumlah penduduk di Kalimantan Tengah adalah Program Transmigrasi periode 2005/2006 sebanyak 475 KK/ 1.799 jiwa yang berasal dari daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, NTB yang seluruhnya ditempatkan di Kabupaten Lamandau. (BPS Kalteng th 2006).
B. KEADAAN SOSIAL-EKONOMI
1. Pertumbuhan Ekonomi. Pendapatan regional perkapita atas dasar harga berlaku sejak tahun 2001 sampai
dengan tahun 2006 selalu mengalami kenaikan. Selama kurun waktu tersebut yang mengalami kenaikan paling rendah pada tahun 2001 yaitu sebesar 9,65%. Sedang tahun 2006 kenaikan pendapatan regional perkapita 15,14% yaitu dari 8,6 juta rupiah pada tahun 2005 menjadi 9,9 juta rupiah pada tahun 2006. Demikian pula dengan pendapatan regional perkapita atas dasar harga konstan 2001 hingga 2006, pada tahun 2001 pendapatan regional perkapita meningkat 0,66% sedangkan tahun 2006 sebesar 3,05%.
2. Angka Beban Tanggungan ( Dependency Ratio) Untuk mengetahui beban tanggungan usia produktif (15 – 64 th) digunakan indikator dependency ratio. Angka tersebut sebesar 51,9 %, sama dengan tahun 2003. Data selengkapnya menurut Kabupaten / Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 2.
C. TINGKAT PENDIDIKAN Pada tahun 2006 persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang tidak bisa baca tulis yaitu 7.73 % untuk laki-laki dan 5,27 % untuk perempuan. Presentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf dapat dilihat pada lampiran bagian I tabel 40 sedangkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan barusia 10 tahun keatas dirinci menurut Ijazah tertinggi yang dimiliki terdapat pada lampiran bagian I tabel 4 dan pada gambar berikut.
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006. 4
Gambar II.2.
Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun Keatas Dirinci Menurut Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki Tahun 2006.
D. KEADAAN LINGKUNGAN 1. Rumah Sehat Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Dari kompilasi data yang dikumpulkan melalui Profil Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah, prosentase rumah sehat sebesar 44,49% dari 105.621 926,98%) rumah yang diperiksa, atau rumah sehat sebesar 11,98% dari seluruh rumah yang ada (392.215). Sedangkan target Indonesia Sehat sebesar 80%. Dari data tersebut, rentang cakupan mulai 7,3% (Kab. Pulang Pisau) sampai cakupan tertinggi 73,9% ( Kota Palangka Raya). Dari rumah yang diperiksa tidak terdapat penjelasan, seperti rumah yang diperiksa berlokasi di pedesaan atau perkotaan. Perlu upaya program terkait untuk meningkatkan persentase rumah sehat (Tabel IIS 9 ). 2. Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Umum Pengelolaan Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak orang, dan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit. TUPM meliputi hotel, restoran, pasar dan lain-lain. Sedangkan TUPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006. 5
ruangan) yang sesuai dengan banyaknya pegunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang memadai. Data yang diperoleh dari rekapitulasi profil kabupaten/ kota memperlihatkan bahwa dari jumlah TTU yang ada sebanyak 7.215 buah, yang diperiksa 5.297 (73,42%). Dari TTU yang diperiksa yang masuk kategori TTU Sehat sebanyak 3.030 buah (57,20%) dengan TTU Sehat terendah 28,95% di Kab. Gunung Mas dan tertinggi 88,31% di Kab. Barito Utara. Target Indonesia Sehat 2010 adalah 80% (Tabel SPM 17). Dari 3 jenis TUPM diluar TUPM lainnya (Hotel, Restoran/ Rumah Makan dan Pasar)berturut-turut, jumlah hotel yang diperiksa 112 buah dan yang sehat 73%; restoran/ rumah makan 747 buah dan yang sehat 74,16%; sedang pasar 123 buah dan yang sehat 39% (Tabel IIS 10). 3. Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga (Tabel SPM 36) meliputi persediaan air bersih (PAB), jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah (PAL). Dari 483.214 KK yang ada, tidak semuanya bisa diperiksa karena keterbatasan sumber daya yang ada. Selain itu, jumlah KK yang diperiksa berbeda untuk setiap jenis pemeriksaan : PAB, Jamban, Tempat Sampah atau PAL. Semestinya, pemeriksaan dilakukan satu kali untuk semua jenis sarana sanitasi dasar. Untuk PAB, jumlah KK yang diperiksa sebesar 176.860 buah dan KK yang memiliki sebanyak 87.589 buah (49,52%). Untuk Jamban, jumlah KK yang diperiksa sebanyak 175.717 dan yang memiliki jamban sebanyak 91.225 atau sebesar 51,92%. Untuk Tempat Sampah, jumlah KK yang diperiksa sebanyak 24.281 atau sebesar 41,47%. Sedangkan untuk PAL, jumlah KK yang diperiksa sebanyak 50.266 dan yang memiliki PAL sebanyak 22.837 atau sebesar 45,43%. E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat, disajikan dalam beberapa indikator yaitu persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan menurut cara pengobatan, persentase penduduk yang melakukan aktifitas fisik, dan kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan sehat. Sedangkan indikator komposit rumah tangga sehat terdiri dari 10 indikator yaitu persalinan oleh nakes, balita diberi ASI Eksklusif, mempunyai jaminan pemeliharan kesehatan, tidak merokok, melakukan aktifitas fisik setiap hari, tersedianya akses terhadap air bersih, tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni dan lantai rumah bukan dari tanah.
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006. 6
1. Rumah Tangga Sehat Dari tabel SPM 18 menunjukkan bahwa di Kalimantan Tengah, terdapat Rumah Tangga Sehat (RTS) sebesar 40,14% dari 129.540 rumah tangga yang diperiksa. Jika dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010 sebesar 80%, masih cukup besar kesenjangannya (39,86%). Dari data tersebut tidak ada satu kabupaten/ kota pun yang mencapai target tersebut. Untuk itu perlu upaya rogram terkait untuk meningkatkan persentase rumah tangga sehat.
Gambar 1
Rumah Tangga Sehat Di Propinsi Kalimantan Tengah Tahun 2005
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
400000
450000
Rumah Diperiksa Sehat
2. ASI Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti memberi manfaat bagi bayi baik dari aspek gizi (kolostrum yang mengandung imunoglobulin A/ IgA, whei casein, decosahexanoic/ DHA dan arachidonic/ AA dengan komposisi sesuai), aspek imunologik (selain IgA, terdapat laktoferin, lysosim dan 3 jenis leukosit yaitu brochus-associated lymphocyte/ BALT, Gut associated lymphocyte tissue/ GALT, mammary associated lymphocyte tissue/ MALT serta faktor bifidus), aspek psikologik (interaksi dan kasih sayang antara anak dan ibu), aspek kecerdasan, aspek neurologik (aktifitas menyerap ASI bermanfaat pada koordinasi syaraf bayi), aspek ekonomik serta aspek penundaan kehamilan (metode amenorea laktasi/ MAL). Selain aspek-aspek tersebut dengan ASI juga dapat melindungi bayi secara mendadak (sudden infant death syndrome/ SIDS). Jumlah bayi yang diberi ASI Eksklusif sebesar 55,26% dari seluruh jumlah bayi sebesar 47.669 bayi, untuk target tahun 2005 sebesar 80%. Dilihat dari keseluruhan hanya ada satu kabupaten yang mencapai target tersebut yakni kabupaten Lamandau (Tabel SPM 19).
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006. 7
3. Posyandu Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di masyarakat. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal oleh masyarakat, posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas. Posyandu dikelompokkan menjadi 4 strata. Posyandu Purnama yaitu posyandu dengan cakupan 5 program atau lebih dengan melaksanakan kegiatan 8 kali atau lebih pertahun. Untuk target Posyandu Purnama dan Mandiri (PURI) Nasional adalah 20% sementara target yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi adalah 5% dan rata-rata pencapaian Kalimantan Tengah adalah 5,97%. Bila dibandingkan dengan target nasional hanya ada satu kabupaten yang melewati target tersebut yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar 25%. Prosentase Posyandu Pratama di Kalimantan Tengah sebesar 71,89%, Posyandu Madya 42,72%, Posyandu Purnama 5,27% dan Posyandu Mandiri 0,7% (Tabel SPM 21).
Gambar 2 Proporsi Posyandu menurut Strata
Di Propinsi Kalimantan Tengah Tahun 2005
Mandiri1%
Madya22%
Purnama5%
Pratama72%
4. Pembiayaan Kesehatan oleh Masyarakat Dalam rangka meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan, sejak lama dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Pada saat ini berkembang berbagai cara pembiayaan kesehatan praupaya, yaitu dana sehat, asuransi kesehatan, asuransi tenaga kerja (Astek)/ Jamsostek, JPKM dan asuransi kesehatan lainnya, serta Kartu Sehat untuk penduduk miskin. Target cakupan kepesertaan untuk Propinsi Kalimantan Tengah adalah sebesar 40%, sedangkan rata-rata cakupan pada tahun 2005 adalah 27,47%. Dari seluruh kabupaten/ kota yang ada di Kalimantan Tengah hanya ada 2 kabupaten yang melewati target propinsi yaitu Kab. Katingan sebesar 51,31% dan Kab. Kapuas sebesar 43,54% sedangkan kabupaten dengan cakupan terendah adalah Kab. Seruyan sebesar 2,4% (Tabel SPM 25).
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006. 8
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006. 9
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. MORTALITAS Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia berasal dari berbagai sumber yaitu Sensus Penduduk, Surkesnas/ Susenas dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurut BPS Indikator Kesejahteraan Anak 2000, AKB di Propinsi Kalimantan Tengah pada tahun tersebut sebesar 36/ 1000 KH dan meningkat pada tahun 2002-2003 (SDKI) menjadi 40/ 1000 KH. Berdasarkan kompilasi profil tahun 2005, jumlah kelahiran dilaporkan sebesar 37.853, bayi lahir mati 216 dan kematian bayi sebesar 179 (Tabel IIS 5). 2. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Angka Kematian Ibu Maternal diperoleh dari berbagai survei yang dilakukan secara khusus. Dengan dilaksanakannya Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi lebih luas dibanding wilayah sebelumnya. Untuk melihat kecenderungan AKI di Indonesia secara konsisten maka digunakan data hasil SKRT, AKI menurun dari 425 pada tahun 1992 menjadi 373 pada tahun 1995. Pada tahun 2002-2003 AKI menjadi 307 yang diperoleh dari hasil SDKI. Walaupun angka ini terus menurun namun bila dibandingkan dengan target nasional yang akan dicapai pada tahun 2010 yaitu 125 per 100.000 kelahiran hidup, maka apabila penurunannya seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan target tersebut akan sulit tercapai. Propinsi Kalimantan Tengah masih mengikuti angka nasional yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kompilasi data profil pada tahun 2005 ada 44 kematian ibu maternal dan ini meningkat dari tahun 2004
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006
10
dengan kematian ibu sebanyak 16 orang. Data kematian ibu maternal ini dapat dilihat pada tabel IISPM 6. 3. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH) Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan umur harapan hidup (UHH) waktu lahir. Angka Kematian Bayi sangat peka terhadap perubahan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan umur harapan hidup (UHH) pada waktu lahir. Meningkatnya umur harapan hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Umur harapan hidup waktu lahir penduduk Kalimantan Tengah dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang bermakna. Umur harapan hidup Kalimantan Tengah sedikit lebih tinggi dibanding dengan angka nasional yaitu 69,51 dan 71,98 untuk Kalimantan Tengah (BPS, Indikator Kesra Kalimantan Tengah 2002). B. MORBIDITAS Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masyarakat (community based data) yang dapat diperoleh dengan melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data baik dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota maupun dari data sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. 1. Penyakit Menular Penyakit menular yang disajikan dalam profil ini adalah Penyakit Malaria, TB
Paru, HIV/ AIDS , Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Kusta. 1.a. Penyakit Malaria Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia, perkembagan penyakit malaria dipantau melalui annual parasite incidence (API), dari hasil SPM dari Kabupaten/ Kota penderita Malaria yang diobati sebesar 91% dari target yang seharusnya 100% (Tabel SPM 31).
1.b. Penyakit TB Paru Menurut hasil Surkesnas 2001, TB Paru menempati urutan ke 3 penyebab
kematian umum (9,4%), selain menyerang paru, Tuberculosis dapat menyerang organ lain (extra pulmonary). Dari data SPM yang berhasil dikumpulkan menunjukkan kasus BTA + sebanyak 1.545 orang, diobati sebanyak 1.942 orang dan sembuh sebanyak 1.301 orang (Tabel SPM 13).
1.c. Penyakit HIV/ AIDS
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006
11
Peningkatan penyakit HIV/ AIDS terus menunjukkan peningkatan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/ AIDS.
Saat ini Indonesia telah digolongkan sebagai negara dengan tingkat epidemi
yang terkonsentrasi, yaitu adanya prevalensi lebih dari 5% pada sub populasi tertentu, misal pada kelompok pekerja seksual komersial dan penyalahgunaan NAPZA. Tingat epidemi ini menunjukkan tingkat perilaku berisiko yang cukup aktif menularkan di dalam suatu sub populasi tertentu.
Jumlah penderita HI/ AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung
es, yaitu jumlah penderita dilaporkan jauh lebih kecil dari pada jumlah sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah penderita HIV/ AIDS di Indonesia yang sebenarnya belum diketahui secara pasti. Diperkirakan jumlah orang dengan HIV di Indonesia pada akhir tahun 2003 mencapai 90.000 – 130.000 orang. Sementara Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2004 (Depkes RI, 2006) melaporkan jumlah kumulatif kasus HIV/ AIDS sebanyak 4.605 kasus. Sesuai dengan Sensus tahun 2000 kumulatif kasus AIDS per 100.000 penduduk secara nasional sebesar 0,68. Cara penularan AIDS yang terbesar adalah melalui hubungan heteroseksual yaitu 50,62%, melalui suntikan yang ada kaiannya dengan NAPZA sebesar 26,26% serta melalui hubungan homoseksual sebesar 9,34%.
Upaya yang dilakukan dalam rangka pemberantasan penyakit HIV/ AIDS
disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan diarahkan pada upaya pemantauan dan pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS).
Dari hasil Sero Survei HIV/AIDS yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Propinsi terlihat adanya peningkatan kasus dari 2002-2004 namun sedikit menurun pada tahun 2005.
Tabel 1
Hasil Sero Survei HIV/ AIDS 2002-2005 Propinsi Kalimantan Tengah
2002 2003 2004 2005 No Kab/ Kota
Sampel ( + ) Sampel ( + ) Sampel ( + ) Sampel ( + )
1 Kotawaringin Barat 838 5 392 6 412 4 415 7
2 Sukamara 55 0 69 1 98 4
3 Lamandau 45 2 56 0 40 1
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006
12
4 Kotawaringin Timur 209 1 194 2 193 6 201 9
5 Palangka Raya 101 0 101 1 214 12 160 1
6 Seruyan 25 0
7 Barito Selatan 11 0
8 Barito Utara 73 0 64 0 90 1 82 1
9 Katingan 102 2 108 3 46 0
TOTAL 1.221 6 953 13 1.178 27 1.042 23
Sumber : Laporan Sero Survei HIV/ AIDS Subdin P2 2005
1.d. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) ISPA masih merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita
di Indonesia. Dari beberapa hasil SKRT diketahui bahwa 80 sampai 90% dari seluruh kasus kematian ISPA disebabkan Pneumonia. Pneumonia merupakan penyebab kematian pada balita dengan peringkat pertama dari hasil Surkesnas 2001. ISPA sebagai penyebab utama kematian pada bayi dan balita diduga karena pneumonia merupakan penyakit akut dan kualitas penatalaksanaannya belum memadai.
Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit infeksi saluran pernafasan
akut lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita pneumonia balita yang ditemukan. Jumlah balita penderita pneumonia di Kalimantan Tengah dilaporkan sebanyak 4.969 kasus dan semuanya sudah tertangani (Tabel SPM 13).
1.e. Penyakit Kusta Dalam kurun waktu sepuluh tahun (1991-2001), angka prevalensi penyakit
kusta secara nasional telah mengalami penurunan dari 4,5 per 10.000 penduduk pada tahun 1991. Lalu turun menjadi 0,85 per 10.000 penduduk pada tahun 2001. Pada tahun 2002 prevalensi sedikit meningkat menjadi 0,95, pada tahun 2003 turun menjadi 0,8 dan tahun 2004 meningkat lagi menjadi 0,93 per 10.000 penduduk (Profil Kesehatan Indonesia 2004, Depkes).
Meskipun Indonesia telah mencapai eleminasi kusta pada pertengahan
2000, sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terbukti dari masih tingginya jumlah penderita kusta di Indonesia dan merupakan negara dengan urutan ketiga penderita terbanyak di dunia. Penyakit kusta dapat mengakibatkan kecacatan pada penderita. Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma di kalangan masyarakat dan petugas, akibatnya sebagian penderita dan mantan penderita dikucilkan sehingga tidak mendapatkan akses
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006
13
pelayanan kesehatan dan pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan.
Jumlah penderita kusta di Kalimantan Tengah dilaporkan sebanyak 154
orang dan yang telah selesai menjalani pengobatan (RFT) sebanyak 77 orang (50%), lebih lanjut pada tabel SPM 32.
2. Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, pada profil ini penyakit yang akan dibahas antara lain penyakit tetanus neonatorum, campak, difteri, pertusis dan hepatitis B. 2.a. Tetanus Neonatorum Jumlah kasus tetanus neonatorum di Indonesia pada tahun 2003 sebanyak
175 kasus dengan angka kematian (CFR) 56% (Profil Kesehatan Indonesia 2003, Depkes). Angka ini sedikit menurun bila dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini diduga karena meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Namun secara keseluruhan CFR masih tetap tinggi. Penanganan kasus tetanus neonatorum memang tidak mudah, sehingga yang terpenting adalah usaha pencegahan yakni pertolongan persalinan yang higienis dan ditunjang dengan imunisasi TT pada ibu hamil. Jumlah kasus tetanus neonatorum di Kalimantan Tengah sebanyak 4 kasus (Tabel SPM 35).
2.b. Campak Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian
Luar Biasa (KLB). Secara nasional selama tahun 2004 frekuensi KLB campak menempati urutan kedua setelah DBD. KLB Campak 2004 terjadi sebanyak 97 kali dengan jumlah kasus sebanyak 2.818 dan 44 kematian atau CFR 1,56% (Profil Kesehatan Indonesia 2004, Depkes).
Dari kompilasi data profil kabupaten/ kota terdapat 955 kasus campak yang terjadi di Kalimantan Tengah (Tabel SPM 35).
2.c. Difteri Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah.
Rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Di Indonesia selama tahun 2004 frekuensi KLB difteri terjadi 34 kali dengan jumlah kasus sebanyak 106 dan CFR 9,4% (Profil Kesehatan Indonesia 2004, Depkes). Jumlah kasus difteri di Kalimantan Tengah sepanjang tahun 2005 sebanyak 3 kasus, 2 kasus di Kapuas dan 1 kasus di Palangka Raya (Tabel SPM 35).
2.d. Pertusis/ Batuk Rejan
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006
14
Jumlah kasus pertusis di Kalimantan Tengah pada tahun 2005 hanya terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 12 kasus (Tabel SPM 35).
2.e. Hepatitis B Sepanjang tahun 2005 di Propinsi Kalimantan Tengah kasus hepatitis B
ditemui di 2 kabupaten yaitu Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 13 kasus dan Kabupaten Barito Selatan sebanyak 14 kasus (tabel SPM 35).
Gambar 3 Proporsi Kasus PD3I yang Dilaporkan
Di Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2005
0%1% 2% 0%
93%
1% 3%
Difteri Pertusis Tetanus T. Neonatorum Campak AFP Hepatitis B
3. Penyakit Potensi KLB/ Wabah 3.a. Demam Berdarah Dengue
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006
15
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh wilayah propinsi. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian relatif tinggi. Angka insiden DBD secara nasional berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada awalnya pola epidemik terjadi setiap lima tahunan, namun kurun waktu lima belas tahun terakhir mengalami perubahan dengan periode 2-5 tahunan sedangkan angka kematian cenderung menurun.
Pada tahun 2004 terjadi KLB DBD di Indonesia. Pemerintah melalui Departemen Kesehatan dalam press release tanggal 16 Februari 2004, menetapkan bahwa telah terjadi KLB di Indonesia dan ditetapkan 12 propinsi sebagai propinsi KLB, sementara itu Kalimantan Tengah dan 8 delapan propinsi lainnya ditetapkan sebagai propinsi dengan peningkatan kasus.
Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3M), pemantauan angka bebas jentik (ABJ) dan penanganan di rumah tangga.
Dari kompilasi data profil kesehatan kabupaten/ kota sepanjang tahun 2005 di Kalimantan Tengah ditemukan 512 kasus, dengan jumlah kasus terbanyak 324 yang terjadi di Kabupaten Kotawarngin Timur. Jumlah ini sedikit meningkat dari tahun sebelumnya, dimana tahun 2004 ditemukan 462 kasus (Tabel SPM 14).
3.b. Diare Pada tahun 2004, di Indonesia diare merupakan penyakit dengan frekuensi
KLB kelima terbanyak setelah DBD, Campak, Tetanus Neonatorum dan keracunan makanan. Angka kesakitan diare di Kalimantan Tengah dari tahun 2000-2004 fluktuatif dari 15,87 sampai 23,45. Pada tahun 2005 kasus diare sebanyak 38.979 dan sebanyak 14.630 adalah balita (Tabel SPM 14).
3.c. Filariasis Program eliminasi filarisis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global
WHO tahun 2000 yaitu “ The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020”. Di Indonesia sampai dengan tahun 2003 kasus kronis Filariasis telah menyebar ke 30 propinsi dan telah ditemukan 3 spesies cacing yaitu Wucherecia bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Penderita filariasis di Propinsi Kalimantan Tengah sebesar 97 kasus dan kasus terbanyak terdapat di Kabupaten Kotawaringin Timur (Tabel SPM 33).
B. STATUS GIZI Status gizi seseorang erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan individu, karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi, juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Bahkan
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006
16
status gizi janin yang masih dalam kandungan dan bayi yang masih menyusui sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil dan ibu menyusui. Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur Kurang Energi Kronis (KEK). 1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan atas 2 kategori yaitu BBLR karena premature dan BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR karena IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemi, malaria dan menderita penyakit menular seksual(PMS) sebelum konsepsi atau saat kehamilan. Dari kompilasi data profil kesehatan kabupaten/ kota diperoleh gambaran dari 39.353 kelahiran hidup terdapat 451 bayi dengan BBLR dan 373 bayi (83%) BBLR yang sudah tertangani (Tabel SPM 2). 2. Status Gizi Balita Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah pengukuran secara antropometrik yang menggunakan indeks Berat badan menurut umur balita kemudian disetarakan dengan standar baku rujukan WHO-NCHS utuk mengetahui status gizinya. Ada 4 status gizi balita yang ditentukan menurut berat badan/ umur (BB/ U): Gizi Buruk : < - 3 SD Gizi Kurang : - 3 SD sampai – 2 SD Gizi Baik : - 2 SD sampai + 2 SD Gizi Lebih : > + 3 SD Pemantauan status gizi (PSG) balita di Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2005 dilaksanakan di 14 kabupaen/ kota dengan jumlah balita yang diukur sebanyak 54.051 dan hasilnya terdapat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2 Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Balita
Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2005
Status Gizi Menurut BB/ U
Buruk Kurang Baik Lebih
No Kabupaten/ Kota Jumlah Anak
Anak % Anak % Anak % Anak %
1 Lamandau 821 4 0,5 26 3,2 777 94,6 14 1,7
2 Sukamara 456 21 4,6 31 6,8 389 85,3 15 3,3
3 Kotawaringin Barat 17.033 384 2,3 2.233 13,1 13.825 81,2 591 3,5
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006
17
4 Seruyan 2.289 40 1,7 110 4,8 2.134 93,2 5 0,2
5 Kotawaringin Timur 8.432 96 1,1 492 5,8 7.594 90,1 250 3
11 Barito Timur 2.077 58 2,8 447 21,5 1.535 73,9 37 1,8
12 Barito Selatan 2.849 44 1,5 434 15,2 2.312 81,2 59 2,1
13 Barito Utara 839 0 - 77 9,2 728 86,8 34 4,1
14 Murung Raya 2.336 29 1,2 196 8,4 2.090 89,5 21 0,9
Kalimantan Tengah 54.051 926 1,7 6.240 11,5 45.326 83,9 1.559 2,9
Sumber : Laporan PSG Program Gizi tahun 2005
Dari hasil PSG diatas bila dibandingkan antara tahun 2004 dan 2005, ada sedikit perbedaan dimana status gizi lebih, gizi baik dan gizi buruk lebih tinggi dibanding tahun 2004. Hasil status gizi kurang pada tahun 2004 (15,4%) lebih tinggi dibanding tahun 2005 (11,5%) dan status gizi buruk meningkat tahun 2005 (1,7%) dibandingkan tahun 2004 (1,0%). Dari hasil PSG yang dilakukan oleh Program Gizi setiap tahunnya angka gizi buruk dari tahun 2003-2005 mengalami fluktuatif yang dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar 4 Perkembangan Kasus Gizi Buruk
Di Propinsi Kalimantan Tengah Tahun 2003-2005
02468
1012141618
2003 2004 2005
Sumber : Laporan PSG Program Gizi tahun 2005
3. WUS yang mendapat kapsul Yodium Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY). GAKY dapat mengakibatkan gangguan
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006
18
pertumbuhan fisik dan keterbelakangan mental. Gangguan pertumbuhan fisik meliputi pembesaran kelenjar tiroid (gondok), bisu, tuli, kretin (kerdil), gangguan motorik, dan mata juling. Pemberian kapsul Yodium dimaksudkan untuk mencegah lahirnya bayi kretin, karen itu sasaran pemberian kapsul Yodium adalah Wanita Usia Subur (WUS) termasuk ibu hamil dan ibu nifas. Angka prevalensi gondok atau Total Goiter Rate (TGR) dihitung berdasarkan seluruh stadium pembesaran kelenjar, baik yang teraba maupun yang terlihat. GAKY masih dianggap masalah kesehatan masyarakat, karena secara umum prevalensinya masih diatas 5%. Berdasarkan laporan Seksi Gizi Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah dari hasil survei tahun 2003 TGR di Kalimantan Tengah sebesar 14%. Berdasarkan kompilasi profil kesehatan kabupaten/ kota tahun 2005 jumlah WUS di Kalimantan Tengah sebanyak 300.588 dan WUS yang mendapat kapsul Yodium sebanyak 58.829 (19,57%). Bila ditinjau berdasarkan desa/ kelurahan endemis maka terdapat 25 desa/ kelurahan dengan endemis berat dan 33 desa dengan endemis ringan (Tabel SPM 29)
Profil : Kesehatan Prop. Kalteng 2006
19
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN
LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATANWILAYAH PENDUDUK RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUFPROPINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2006
TABEL 6
JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT KABUPATEN
LAHIR HIDUP+LAHIR MATI
1 2 4 5 6 7 8 91 Kotawaringin Barat 4,304 43 4,347 5 20,192 52 Lamandau 951 11 962 7 6,503 143 Sukamara 695 8 703 16 3,644 164 Kotawaringin Timur 8,381 13 8,394 12 32,599 125 Seruyan 2,886 25 2,911 10 15,405 106 Katingan 3,669 33 3,702 4 14,090 47 Kapuas 6,444 13 6,433 70 34,651 1388 Pulang Pisau 2,287 10 2,297 13 8,529 139 Gunung Mas 1,802 12 1,814 0 8,468 0
10 Barito Selatan 2,426 13 2,439 17 15,324 1711 Barito Timur 1,736 15 1,751 14 9,481 1412 Barito Utara 2,577 10 2,587 7 11,445 713 Murung Raya 2,266 13 2,279 9 9,438 914 Palangka Raya 4,887 22 4,909 22 16,913 22
JUMLAH PROV 45,311 241 45,552 206 206,682 281 ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 4.5 6.2
Sumber: : Profil Dinkes Kab/ Kota 2006
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
PROPINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
JUMLAH BALITA MATINO KABUPATEN JUMLAH BAYI
MATILAHIR HIDUP LAHIR MATI
JUMLAH JUMLAH BALITA
TABEL 7JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL MENURUT KABUPATEN
JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNALKEMATIAN KEMATIAN KEMATIAN JUMLAHIBU HAMIL IBU BERSALIN IBU NIFAS
1 2 4 5 6 7 81 Kotawaringin Barat 5,844 - 3 - 3 2 Lamandau 1,137 - 1 1 3 Sukamara 1,061 - 2 - 2 4 Kotawaringin Timur 9,022 - 8 - 8 5 Seruyan 3,584 1 3 - 4 6 Katingan 3,930 0 3 0 3 7 Kapuas 10,094 9 2 2 13 8 Pulang Pisau 3,683 2 2 9 Gunung Mas 2,454 - - - -
10 Barito Selatan 3,622 - 2 - 2 11 Barito Timur 2,437 1 - - 1 12 Barito Utara 3,330 - 2 - 2 13 Murung Raya 2,626 3 1 4 14 Palangka Raya 5,261 - - 1 1
- -
58,085 11 31 4 46 ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL (DILAPORKAN) 101.5206021
Keterangan: Jumlah kematian ibu maternal = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
Sumber: : Profil Dinkes Kab/ Kota 2006 Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien RS
HIV/AIDS DITANGANI, INFEKSI MENULAR SEKSUAL DIOBATI, DBD DITANGANI DAN DIARE PADA BALITA DITANGANI
DIARE
NO
IMS
KABUPATEN
PROPINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
TABEL 11
PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATI
MALARIAKLINIS POSITIF % POSITIF DIOBATI % DIOBATI
1 2 4 5 6 7 8 program1 Kotawaringin Barat 9,255 3,747 40 3,719 40.182 Lamandau 2,346 283 12 1,939 82.653 Sukamara 1,808 668 37 1,808 100.004 Kotawaringin Timur 1,238 67 5 1,238 100.005 Seruyan 776 42 5 776 100.006 Katingan 1,798 26 1 1,798 100.007 Kapuas 3,488 - - 3,488 100.008 Pulang Pisau 695 21 3 473 68.069 Gunung Mas 1,604 - - 0.00
10 Barito Selatan 1,798 279 16 1,798 100.00 1678 519 149611 Barito Timur 2499 960 38 1719 68.7912 Barito Utara 1,628 - - 1,628 100.0013 Murung Raya 3,159 1,011 32 3,159 100.0014 Palangka Raya 330 622 188 975 295.45
JUMLAH (KAB/KOTA) 32,422 7,726 24 24,518 76 ANGKA KESAKITAN
Sumber: : Profil Dinkes Kab/ Kota 2006
16.18
NO KABUPATEN
PROPINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
TABEL 12
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT
PENDERITA RFT % RFT1 2 4 5 6
1 Kotawaringin Barat 8 4 502 Lamandau 9 1 11.13 Sukamara 1 - 04 Kotawaringin Timur 10 10 1005 Seruyan - 3 #DIV/0!6 Katingan 9 6 66.77 Kapuas 62 35 56.58 Pulang Pisau 5 5 1009 Gunung Mas 5 1 20
10 Barito Selatan 18 14 77.811 Barito Timur 3 1 33.312 Barito Utara 4 013 Murung Raya 2 2 10014 Palangka Raya 12 4 33.3
JUMLAH (KAB/KOTA) 148 86 58.1
Sumber: : Profil Dinkes Kab/ Kota 2006
KUSTAKABUPATENNO
PROPINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
TABEL 13
KASUS PENYAKIT FILARIASIS DITANGANI
JUMLAH DITANGANI % DITANGANI1 2 4 5 6
1 Kotawaringin Barat 19 19 1002 Lamandau - - #DIV/0!3 Sukamara - - #DIV/0!4 Kotawaringin Timur 129 129 1005 Seruyan 13 10 776 Katingan 2 2 1007 Kapuas 17 17 1008 Pulang Pisau 2,128 2,128 1009 Gunung Mas - - #DIV/0!
10 Barito Selatan 5 5 10011 Barito Timur 3 3 10012 Barito Utara - - #DIV/0!13 Murung Raya - - #DIV/0!14 Palangka Raya - - #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,316 2,313 100
Sumber: : Profil Dinkes Kab/ Kota 2006
PENDERITA PENY FILARIASISKABUPATENNO
PROPINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
TABEL 14
JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
JUMLAH KASUS PD3I
DIFTERI PERTUSIS TETANUS TETANUS NEONATORUM CAMPAK POLIO HEPATITIS B
10 Barito Selatan 3,622 2,320 64.05 3,381 2,156 63.77 11 Barito Timur 2,437 1,809 74.23 2,275 1,695 74.51 12 Barito Utara 3,330 2,431 73.00 3,109 2,262 72.76 13 Murung Raya 2,626 1,694 64.51 2,106 1,745 82.86 14 Palangka Raya 5,261 4,944 93.97 4,909 4,579 93.28
JUMLAH (KAB/KOTA) 58,085 43,206 74.38 54,058 38,732 71.65
Sumber: : Profil Dinkes Kab/ Kota 2006
PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
IBU BERSALIN
NO KABUPATEN
IBU HAMIL
TABEL 18
CAKUPAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA, PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA SD/SMP/SMU
JUMLAH DIDETEKSI % JUMLAH DIPERIKSA % JUMLAH DIPERIKSA %
JUMLAH PUS, PESERTA KB, PESERTA KB BARU, DAN KB AKTIFMENURUT KABUPATEN
PESERTA KB BARUJUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 81 Kotawaringin Barat 51,431 4,547 8.84 31,334 60.922 Lamandau 8,601 5,665 65.86 5,665 65.863 Sukamara 5,306 835 15.74 4,536 85.494 Kotawaringin Timur 55,814 9,500 17.02 41,480 74.325 Seruyan 18,723 2,631 14.05 14,469 77.286 Katingan 27,552 2,306 8.37 19,261 69.917 Kapuas 66,323 12,932 19.50 49,155 74.118 Pulang Pisau 21,827 4,887 22.39 16,042 73.509 Gunung Mas 13,057 7,894 60.46 0.00
10 Barito Selatan 23,861 3,420 14.33 17,446 73.1211 Barito Timur 13,381 1,329 9.93 11,538 86.2312 Barito Utara 20,220 1,549 7.66 16,585 82.0213 Murung Raya 19,380 9,056 46.73 13,536 69.8514 Palangka Raya 25,391 215 0.85 1,897 7.47
JUMLAH (KAB/KOTA) 370,867 66,766 18.00 242,944 65.51
Sumber: : Profil Dinkes Kab/ Kota 2006
PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KABUPATEN
TABEL 20
JUMLAH PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI
JUMLAH PESERTA KB AKTIF % PESERTA KB AKTIFMKJP NON MKJP MKJP NON MKJP
JUMLAH DAN PERSENTASE DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM & KECAMATAM RAWAN GIZIMENURUT KABUPATEN
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 4 5 6 7
1 Kotawaringin Barat 84 22 18 81.82 2 Lamandau 83 - - #DIV/0!3 Sukamara 32 3 3 100.00 4 Kotawaringin Timur 150 - - #DIV/0!5 Seruyan 91 - - #DIV/0!6 Katingan 153 3 3 100.00 7 Kapuas 186 17 17 100.00 8 Pulang Pisau 89 - - #DIV/0!9 Gunung Mas 126 41 40 97.56
10 Barito Selatan 96 - - #DIV/0!11 Barito Timur 65 3 3 100.00 12 Barito Utara 103 1 1 100.00 13 Murung Raya 118 - - #DIV/0!14 Palangka Raya 30 - - #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,406 90 85 94.44
Sumber: : Profil Dinkes Kab/ Kota 2006
PROPINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
DESA/KEL TERKENA KLBNO JUMLAH DESA/KELKABUPATEN KEC BEBAS RAWAN GIZI (+/-)
TABEL 30
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN , CFR, KLBMENURUT JENIS KLB, JUMLAH KECAMATAN, DAN JUMLAH DESA YANG TERSERANG
JUMLAH %1 2 4 5 61 Kotawaringin Barat 5,195 2,443 47.03 2 Lamandau 1,226 701 57.18 3 Sukamara 955 475 49.74 4 Kotawaringin Timur 8,381 3,088 36.85 5 Seruyan 3,104 1,171 37.73 6 Katingan 3,407 1,593 46.76 7 Kapuas 9,082 424 4.67 8 Pulang Pisau 3,346 - 9 Gunung Mas 2,128 1,143 53.71 10 Barito Selatan 3,260 1,204 36.93 11 Barito Timur 2,153 941 43.71 12 Barito Utara 2,577 2,259 87.66 13 Murung Raya 1,998 1,362 68.17 14 Palangka Raya 4,706 862 18.32
JUMLAH (KAB/KOTA) 51,518 17,666 34.29
Sumber: : Profil Dinkes Kab/ Kota 2006
PROPINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIFJUMLAH BAYINO KABUPATEN
TABEL 32
PERSENTASE DESA/KELURAHAN DENGAN GARAM BERYODIUM YANG BAIK MENURUT KABUPATEN
1 2 4 5 61 Kotawaringin Barat 84 82 97.62 2 Lamandau 83 - - 3 Sukamara 32 32 100.00 4 Kotawaringin Timur 150 23 15.33 5 Seruyan 91 - - 6 Katingan 153 29 18.95 7 Kapuas 186 - - 8 Pulang Pisau 89 - 9 Gunung Mas 126 -
10 Barito Selatan 96 - 11 Barito Timur 65 - - 12 Barito Utara 103 - 13 Murung Raya 118 65 55.08 14 Palangka Raya 30 30 100.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 1406 261 18.56
Sumber: : Profil Dinkes Kab/ Kota 2006
PROPINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
JUMLAH DESA/KEL DG GARAM BERYODIUM
YG BAIK
% DESA/KEL DG GARAM BERYODIUM YG BAIKNO KABUPATEN JUMLAH
DESA/KEL
TABEL 33
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS
PELAYANAN DASAR GIGI UKGS (PROM + PREV)MURID SD/MI DIPERIKSA MURID SD/MI
PENYULUHAN PENCEGAHAN, PENANGGULANGAN DAN PENYALAHGUNAAN NAPZA
PENYULUHAN KESEHATANJUMLAH
SELURUH KEGIATAN
PENYULUHAN
JUMLAH KEGIATAN
PENYULUHAN P3.NAPZA
%
1 2 4 5 6I Puskesmas
1 Kotawaringin Barat 34,208 74 0.2163236672 Lamandau 1 1 1003 Sukamara 12 2 16.666666674 Kotawaringin Timur 15,107 21 0.1390084075 Seruyan 40 9 22.56 Katingan - - #DIV/0!7 Kapuas 111 38 34.234234238 Pulang Pisau 1,004 09 Gunung Mas 6 6 100
10 Barito Selatan 120 21 17.511 Barito Timur 2,548 260 10.2040816312 Barito Utara 2,238 3 0.13404825713 Murung Raya 28 21 7514 Palangka Raya - - #DIV/0!
SUB JUMLAH I 55,423 456 0.822763113
II Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
1 Kotawaringin Barat 9 3 33.333333332 Lamandau 1 1 1003 Sukamara 12 2 16.666666674 Kotawaringin Timur 82 21 25.60975615 Seruyan 10 5 506 Katingan #DIV/0!7 Kapuas 4.00 2.00 508 Pulang Pisau #DIV/0!9 Gunung Mas 0 0 #DIV/0!
10 Barito Selatan #DIV/0!11 Barito Timur 1983 60 3.02571860812 Barito Utara 12 2 16.6666666713 Murung Raya 20 11 5514 Palangka Raya 4 4 100
SUB JUMLAH II 2133 109 5.110173465
III Rumah Sakit 1 Dr. St. Imanuddin 0 0 #DIV/0!2 Lamandau 0 0 #DIV/0!3 Sukamara #DIV/0!4 Dr. Murjani #DIV/0!5 Kuala Pembuang 10 5 506 Katingan 0 0 #DIV/0!7 Dr. Soemarno SA 0 0 #DIV/0!8 Pulang Pisau #DIV/0!9 Kuala Kurun #DIV/0!
10 Buntok #DIV/0!11 Tamiang Layang #DIV/0!12 Muara Teweh #DIV/0!13 Puruk Cahu 11 8 72.7272727314 Dr. Doris Sylvanus #DIV/0!
SUB JUMLAH III 21 13 61.9047619
JUMLAH (KAB/KOTA) 57,577 578 1.003873074
Sumber: : Profil Dinkes Kab/ Kota 2006
NO KABUPATEN
PROPINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
TABEL 35
CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR 7481
10 Barito Selatan 14,483 3,481 24.04 10,397 2,490 23.95 24,880 5,971 24.00 11 Barito Timur 8,473 8,473 100.00 8,090 8,090 100.00 16,563 16,563 100.00 12 Barito Utara 4,300 6,936 161.30 2,395 5,332 222.63 6,695 12,268 183.24 13 Murung Raya 8,784 7,926 90.23 4,293 3,053 71.12 13,077 10,979 83.96 14 Palangka Raya - - #DIV/0! - - #DIV/0! 3,191 933 29.24
JUMLAH PROVINSI 101,893 41,700 40.93 56,694 29,935 52.80 158,587 71,635 45.17
Sumber: : Profil Dinkes Kab/ Kota 2006
PROPINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
PRA USILA DAN USILANO KABUPATEN
USILA (60TH+)PRA USILA (45-59 TH)
TABEL 39
CAKUPAN WANITA USIA SUBUR MENDAPAT KAPSUL YODIUM
WUS DI DESA/KEL. ENDEMIS SEDANG & BERAT
BERAT SEDANG JUMLAH WUSJUMLAH YANG DIBERI KAPSUL
YODIUM
% YANG DIBERI KAPSUL YODIUM
1 2 3 4 5 6 71 Kotawaringin Barat 0 28 7,372 3,460 46.93 2 Lamandau 0 97 28,857 2,738 9.49 3 Sukamara 0 32 7,074 450 6.36 4 Kotawaringin Timur 0 132 76,954 32,964 42.84 5 Seruyan 0 - - - #DIV/0!6 Katingan 0 - 5,780 5,041 87.21 7 Kapuas 0 - 76,682 - - 8 Pulang Pisau 0 84 28,813 - - 9 Gunung Mas 0 - 5,054 5,028 99.49
10 Barito Selatan 0 - 32,600 - - 11 Barito Timur 0 - - - #DIV/0!12 Barito Utara 0 - - - #DIV/0!13 Murung Raya 0 - 11,105 7,434 66.94 14 Palangka Raya 0 - - - #DIV/0!
JUMLAH PROVINSI 373 280,291 57,115 20.38
Sumber: : Profil Dinkes Kab/ Kota 2006
NO KABUPATEN
JMULAH DESA/ KEL ENDEMIS
PROPINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
TABEL 40
JUMLAH PENDONOR
JML SAMPEL DARAH
DIPERIKSA
JML POSTIF HIV/AIDS % POSITIF HIV-AIDS
1 2 3 4 5 61 Kotawaringin Barat - - - #DIV/0!2 Lamandau - - - #DIV/0!3 Sukamara - 86 1 1.16 4 Kotawaringin Timur 1,635 1,620 - - 5 Seruyan - - - #DIV/0!6 Katingan - - - #DIV/0!7 Kapuas - - - #DIV/0!8 Pulang Pisau - - - #DIV/0!9 Gunung Mas #DIV/0!
10 Barito Selatan 185 - - #DIV/0!11 Barito Timur - - - - 12 Barito Utara 250 250 3 1.20 13 Murung Raya 221 221 - - 14 Palangka Raya 3,162 3,162 - -
JUMLAH 5,453 5,339 4 0.07
Sumber: : Profil Dinkes Kab/ Kota 2006
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS
DONOR DARAH
NO KABUPATEN
PROPINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
TABEL 44
KETERSEDIAAN OBAT GENERIK BERLOGO MENURUT JENIS OBAT
1 Kotawaringin Barat 106,423 102,310 96.142 Lamandau 0.003 Sukamara 13,436 13,436 100.004 Kapuas 138,776 55,375 39.905 Barito Utara 33,738 14,996 44.456 Barito Timur - - 0.007 Palangka Raya 0.008 Puruk Cahu 37,430 37,430 100.009 Gunung Mas 17,950 17,713 98.68
10 Pulang Pisau 0.0011 Seruyan 0.0012 Barito Serlatan 0.0013 Kotawaringin Timur 0.0014 Katingan 0.00
347,753 241,260
Sumber: Gudang Farmasi Kabupaten
PERSENTASE PENULISAN RESEP OBAT GENERIK
NO KABUPATEN
PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
JUMLAH RESEP RESEP OBAT GENERIK %
JUMLAH DIPANTAU BER PHBS * %
1 2 4 5 61 Kotawaringin Barat 210 86 40.95 2 Lamandau 210 61 29.05 3 Sukamara 212 75 35.38 4 Kotawaringin Timur 2,960 380 12.84 5 Seruyan 630 275 43.65 6 Katingan 210 37 17.62 7 Kapuas 254 86 33.86 8 Pulang Pisau - - - 9 Gunung Mas 210 38 18.10
10 Barito Selatan 210 21 10.00 11 Barito Timur 420 36 8.57 12 Barito Utara 2,066 329 15.92 13 Murung Raya 13,447 4,231 31.46 14 Palangka Raya 422 233 55.21
JUMLAH PROVINSI 21,461 5,888 27.44
Sumber: : Profil Dinkes Kab/ Kota 2006*) DO lihat ……
TABEL 46
NO KABUPATEN
PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
RUMAH TANGGA
PERSENTASE RUMAH TANGGA BER PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT
TABEL 47
JUMLAH DAN PERSENTASE POSYANDU MENURUT STRATA DAN KABUPATEN
JUMLAH POSYANDU PERSENTASE POSYANDU %
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH POSYANDU AKTIF
1 Kotawaringin Barat 54,277 42,953 79.14 15,101 35.16 2 Lamandau 4,482 662 14.77 222 33.53 3 Sukamara 7,229 470 6.50 176 37.45 4 Kotawaringin Timur 62,042 8,880 14.31 2,451 27.60 5 Seruyan 26,145 2,214 8.47 1,229 55.51 6 Katingan 21,203 21,203 100.00 6,221 29.34 7 Kapuas 82,508 36,795 44.60 13,391 36.39 8 Pulang Pisau - - - - - 9 Gunung Mas 16,136 16,136 100.00 - -
10 Barito Selatan 29,229 9,564 32.72 3,922 41.01 11 Barito Timur 19,304 10,574 54.78 6,882 65.08 12 Barito Utara 23,012 7,504 32.61 2,748 36.62 13 Murung Raya 24,276 8,117 33.44 5,469 67.38 14 Palangka Raya 45,241 8,810 19.47 4,350 49.38
JUMLAH PROVINSI 415,084 173,882 41.89 62,162 35.75
IV Sarana Kesehatan Lain 8 - 8 9 25 42 1 KKP Sampit 2 2 4 2 6 2 KKP Pulang Pisau 4 4 4 2 6 3 Balai Keswamas Palangka Raya 1 1 - - - 4 Balai Labkes Palangka Raya 1 1 - 1 1 5 Badan POM Palangka Raya - 1 - 1
V Dinas Kesehatan Kab/ Kota 90 5 95 33 17 50 1 Kotawaringin Barat 13 - 13 2 2 4 2 Lamandau 1 1 2 1 1 3 Sukamara 3 - 3 3 3 6 4 Kotawaringin Timur - - - - - - 5 Seruyan 6 - 6 3 1 4 6 Katingan 1 - 1 3 - 3 7 Kapuas 15 - 15 5 5 10 8 Pulang Pisau - - 9 Gunung Mas - 1 1
10 Barito Selatan - - 11 Barito Timur 5 - 5 4 1 5 12 Barito Utara 9 - 9 1 3 4 13 Murung Raya - - 14 Palangka Raya 12 4 16 5 2 7 15 Dinkes Prov. Kalteng 25 25 5 5
JUMLAH PROVINSI 164 58 222 135 250 576
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 8.18 6.74
Sumber: : Profil Dinkes Kab/ Kota 2006Keterangan: [a] Termasuk S2 dan S3
NO UNIT KERJA
PROPINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
TABEL 60
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI SARANA KESEHATAN
TENAGA TEKNISI MEDISANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI FISIOTERAPIS JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7I Puskesmas di Kab/ Kota 56 2 - 1 59
1 Kotawaringin Barat 4 - - 1 5 2 Lamandau 1 1 3 Sukamara 3 - - - 3 4 Kotawaringin Timur 8 1 - - 9 5 Seruyan 1 - - - 1 6 Katingan 2 - - - 2 7 Kapuas 3 1 - - 4 8 Pulang Pisau - 9 Gunung Mas -
10 Barito Selatan 7 - - - 7 11 Barito Timur 8 - - - 8 12 Barito Utara - - - - - 13 Murung Raya 8 - - - 8 14 Palangka Raya 11 - - - 11
II Rumah Sakit 48 36 16 16 116 1 St. Imanuddin 8 2 3 2 15 2 Lamandau 1 1 3 Sukamara 3 2 - - 5 4 Dr. Murdjani 8 4 1 1 14 5 Kuala Pembuang 2 2 - 1 5 6 Kasongan 3 2 - - 5 7 Dr. Soemarno 5 4 2 2 13 8 Pulang Pisau 1 1 1 3 9 Kuala Kurun 2 - - 2
ANGGARAN KESEHATAN MENURUT KABUPATEN / KOTAPROPINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2006
NOKABUPATEN/KOTA DAN DINKES PROP.
SUMBER BIAYA KESEHATAN
TABEL 62JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PEMILIKAN/PENGELOLA
PEM.PUSAT PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 1 14 2 0 0 17 2 RUMAH SAKIT JIWA 0 1 0 0 0 0 1 3 RUMAH SAKIT BERSALIN - 4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA - 5 PUSKESMAS 143 143 6 PUSKESMAS PEMBANTU 253 253 7 PUSKESMAS KELILING 101 101 8 POSYANDU - 9 POLINDES -
10 RUMAH BERSALIN - 11 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 2 10 12 12 APOTIK 12 12 13 TOKO OBAT 70 70 14 GFK 4 4 15 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL - 16 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL - 17 PRAKTEK DOKTER BERSAMA 3 11 14 18 PRAKTEK DOKTER PERORANGAN 54 54
NO FASILITAS KESEHATAN
PROPINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
TABEL 63
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
1 2 3 4 5 61 Kotawaringin Barat 84 13 48 1572 Lamandau 83 8 36 883 Sukamara 32 5 2 384 Kotawaringin Timur 150 2 75 2515 Seruyan 91 0 37 806 Katingan 153 0 69 1777 Kapuas 186 0 115 3258 Pulang Pisau 89 1 57 1749 Gunung Mas 126 0 47 137
10 Barito Selatan 96 0 42 15311 Barito Timur 65 0 59 14712 Barito Utara 103 14 35 15613 Murung Raya 118 0 - 14214 Palangka Raya 30 0 19 121
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,406 43 641 2,146
Sumber: : Profil Dinkes Kab/ Kota 2006
PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN 2006
NO KECAMATAN
JUMLAH
POSYANDUDESA/ KELURAHAN DESA SIAGA POLINDES
TABEL 64a
JUMLAH APOTEK, TOKO OBAT, TOKO OBAT TRADISIONAL, GUDANG FARMASI
1 2 3 4 5 6
1 Kotawaringin Barat 8 45 - 12 Lamandau 0 2 - 13 Sukamara 0 6 - 14 Kotawaringin Timur 11 24 - 15 Seruyan 1 5 - 16 Katingan 2 20 - 17 Kapuas 10 13 - 18 Pulang Pisau 1 4 - 19 Gunung Mas 3 4 - 1
10 Barito Selatan 5 3 - 111 Barito Timur 2 4 - 112 Barito Utara 6 4 - 113 Murung Raya 0 6 - 114 Palangka Raya 38 36 - 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 87 176 15
Sumber: : Profil Dinkes Kab/ Kota 2006Subdin Bina Yankes Dinkes Prop Kalteng