Top Banner
MAKALAH GIZI BURUK Penyakit Gizi Buruk Menyerang Balita dan Anak – Anak Kasus gizi buruk umumnya menimpa balita di sebabkan oleh ekonomi lemah. Beragam masalah mal nutrisi banyak ditemukan pada anak-anak dari kurang gizi hingga busung lapar. Betapa banyaknya bayi dan anak-anak yang sudah bergulat dengan kelaparan dan penderitaan sejak mereka dilahirkan. Penyebab utama gizi buruk tidak satu, ada banyak. Penyebab utama kasus gizi buruk di Indonesia tampaknya karena masalah ekonomi atau kurang pengetahuan. Kemiskinan memicu kasus gizi buruk, kemiskinan dan ketidakmampuan orang tua menyediakan makanan bergizi bagi anaknya menjadi penyebab utama meningkatnya korban gizi buruk di Indonesia. Dan juga faktor alam, manusiawi, pemerintah, dan lain – lain. Persoalan gizi buruk masih menghantui sebagian warganya. Bagaimana bisa di era sekarang, masih dijumpai ribuan, dan ratusan ribu anak balita, yang menjadi pemegang masa depan Indonesia menderita gizi buruk. Ketidakseriusan pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus gizi buruk terlambat seharusnya penanganan pelayanan kesehatan dilakukan disaat penderita gizi buruk belum mencapai tahap membahayakan. Setelah kasus gizi buruk merebak barulah pemerintah melakukan tindakan ( serius ). Keseriusan pemerintah tidak ada artinya apabila tidak didukung masyarakat itu sendiri. Sebab, perilaku masyarakat yang sudah membudaya selama ini adalah, anak-anak yang menderita penyakit kurang mendapatkan perhatian orang tua. Anak-anak itu hanya diberi makan seadanya, tanpa peduli akan kadar gizi dalam makanan yang diberikan.
27

51849820 Makalah Gizi Buruk 2

Nov 25, 2015

Download

Documents

AbdelsyahRifkiM
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • MAKALAH GIZI BURUK

    Penyakit Gizi Buruk Menyerang Balita dan Anak Anak

    Kasus gizi buruk umumnya menimpa balita di sebabkan oleh ekonomi

    lemah. Beragam masalah mal nutrisi banyak ditemukan pada anak-anak dari

    kurang gizi hingga busung lapar. Betapa banyaknya bayi dan anak-anak yang

    sudah bergulat dengan kelaparan dan penderitaan sejak mereka dilahirkan.

    Penyebab utama gizi buruk tidak satu, ada banyak. Penyebab utama kasus

    gizi buruk di Indonesia tampaknya karena masalah ekonomi atau kurang

    pengetahuan. Kemiskinan memicu kasus gizi buruk, kemiskinan dan

    ketidakmampuan orang tua menyediakan makanan bergizi bagi anaknya menjadi

    penyebab utama meningkatnya korban gizi buruk di Indonesia. Dan juga faktor

    alam, manusiawi, pemerintah, dan lain lain.

    Persoalan gizi buruk masih menghantui sebagian warganya. Bagaimana

    bisa di era sekarang, masih dijumpai ribuan, dan ratusan ribu anak balita, yang

    menjadi pemegang masa depan Indonesia menderita gizi buruk. Ketidakseriusan

    pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus gizi buruk terlambat seharusnya

    penanganan pelayanan kesehatan dilakukan disaat penderita gizi buruk belum

    mencapai tahap membahayakan. Setelah kasus gizi buruk merebak barulah

    pemerintah melakukan tindakan ( serius ). Keseriusan pemerintah tidak ada

    artinya apabila tidak didukung masyarakat itu sendiri. Sebab, perilaku masyarakat

    yang sudah membudaya selama ini adalah, anak-anak yang menderita penyakit

    kurang mendapatkan perhatian orang tua. Anak-anak itu hanya diberi makan

    seadanya, tanpa peduli akan kadar gizi dalam makanan yang diberikan.

  • Apalagi kalau persediaan pangan keluarga sudah menipis.

    berkembang. Seorang ibu yang mengalami kurang kalori protein selama kurun

    waktu tersebut pada gilirannya akan melahirkan bayi berberat badan rendah.

    Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein,

    atau keduanya, tidak tercukupi oleh diet. Sindrom kwasiorkor terjelma manakala

    defisiensi menampakan dominasi protein, dan maramus termanifestasi jika terjadi

    kekurangan energi yang parah. Kombinasi kedua bentuk ini marasmik

    kwasiorkor, juga tidak sedikit.

    1). Malnutrisi Primer.

    Penyebab gizi buruk di daerah pedesaan atau daerah miskin lainnya sering

    disebut malnutrisi primer, yang disebabkan karena masalah ekonomi, rendahnya

    pengetahuan, dan kurangnya asupan gizi. Gejala kinis malnutrisi primer sangat

    bervariasi tergantung derajat dan lamanya kekurangan energi dan protein, umur

    penderita dan adanya gejala kekurangan vitamin dan mineral lainnya. Kasus

    tersebut sering dijumpai pada anak usia 9 bulan hingga 5 tahun. Pertumbuhan

    yang terganggu dapat dilihat dari kenaikkan berat badan terhenti atau menurun,

    ukuran lengan atas menurun, pertumbuhan tulang (maturasi) terlambat,

    perbandingan berat terhadap tinggi menurun. Gejala dan tanda klinis yang tampak

    adalah anemia ringan, aktifitas berkurang, kadang di dapatkan gangguan kulit dan

    rambut.

  • 2). Malnutrisi Sekunder

    Malnutrisi sekunder adalah gangguan pencapaian kenaikkan berat badan

    yang bukan disebabkan penyimpangan pemberian asupan gizi pada anak karena

    adanya gangguan pada fungsi dan sistem tubuh. Gangguan sejak lahir yang terjadi

    pada sistem saluran cerna, metabolisme, kromosom atau kelainan bawaan jantung,

    ginjal. Kasus gizi buruk di kota besar biasanya didominasi oleh malnutrisi

    sekunder.

    3). Asupan Gizi

    Anak usia 0-2 tahun sebaiknya mendapatkan Air Susu Ibu (ASI). ASI

    mengandung semua zat yang dibutuhkan dalam perkembangan otak anak. Banyak

    produk susu kaleng atau susu formula mengandung asam linoleat, dan

    sebagainya. Untuk memulihkan kondisi Balita pada status normal, dibutuhkan

    asupan susu yang mudah diserap tubuh yakni Entrasol. Tiap Balita diharuskan

    mengkonsumsi 60 kotak susu, dimana dalam hitungan 90 hari berat badan anak

    kembali normal. Kriteria yang dicantumkan antara lain: biasa makan beraneka

    ragam makanan (makan 2-3 kali sehari dengan makanan pokok, sayur, dan lauk

    pauk), selalu memantau kesehatan anggota keluarga, biasanya menggunakan

    garam beryodium, dan khusus ibu hamil, didukung untuk memenuhi kebutuhan

    ASI bayi minimal sampai 4 bulan setelah kelahiran. Yang nampak adalah bayi-

    bayi dan anak-anak yang lemah, loyo dan tanpa tenaga. Yang terdengar adalah

    tangisan dan jeritan putus asa bayi-bayi dan anak-anak kelaparan yang sangat

    membutuhkan makanan.

  • Mereka cuma bisa menangis tetapi tak mampu meronta.

    Tenaga mereka lenyap karena mengidap marasmus bahkan busung lapar. Seorang

    ibu yang anaknya menderita busung lapar mengakui bahwa sudah beberapa hari

    ini anaknya hanya makan "air bubur." memasak sedikit beras dengan air yang

    sangat banyak. Akibatnya makanan itu terlalu cair untuk disebut bubur. Lebih

    tepat disebut air bubur. Memang, tubuh anak itu bagaikan tulang-belulang yang

    ditutupi kulit, perutnya buncit, matanya sayu. Tak dapat dipungkiri memang ada

    hubungan erat antara infeksi dengan malnutrisi. Infeksi sekecil apa pun

    berpengaruh pada tubuh. Sedangkan kondisi malnutrisi akan semakin

    memperlemah daya tahan tubuh yang pada giliran berikutnya akan mempermudah

    masuknya beragam penyakit. Tindak pencegahan otomatis sudah dilakukan bila

    faktor-faktor penyebabnya dapat dihindari. Pendidikan gizi diberikan kepada anak

    untuk mengarahkan kepada pembiasan dan cara makan yang lebih baik yang

    dilakukan dalam lingkup makro ( masyarkat luas ) dan mikro (keluarga).

  • BAB I

    LATAR BELAKANG

    Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah

    tangga (kemampuan memperoleh makanan untuk semua anggotannya), masalah

    kesehatan, kemiskinan, pemerataan, dan kesempatan kerja. Indonesia mengalami

    masalah gizi ganda yang artinya sementara masalah gizi kurang belum dapat

    diatasi secara menyeluruh sudah muncul masalah baru. Sekarang ini masalah gizi

    mengalami perkembangan yang sangat pesat, Malnutrisi masih saja

    melatarbelakangi penyakit dan kematian anak, meskipun sering luput dari

    perhatian. Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi yaitu kualitas

    hidangan yang mengandung semua kebutuhan tubuh. Akibat dari kesehatan gizi

    yang tidak baik, maka timbul penyakit gizi, umumnya pada anak balita diderita

    penyakit gizi buruk Hubungan antara kecukupan gizi dan penyakit infeksi yaitu

    sebab akibat yang timbal balik sangat erat. Berbagai penyakit gangguan gizi dan

    gizi buruk akibatnya tidak baiknya mutu/jumlah makanan yang tidak sesuai

    dengan kebutuhan tubuh masing masing orang. Masalah gizi semula dianggap

    sebagai masalah kesehatan yang hanya dapat ditanggulangi dengan pengobatan

    medis/kedokteran. Gizi seseorang dapat dipengaruhi terhadap prestasi kerja dan

    produktivitas. Pengaruh gizi terhadap perkembangan mental anak.

    Hal ini sehubungan dengan terhambatnya pertumbuhan sel otak yang

    terjadi pada anak yang menderita gangguan gizi pada usia sangat muda bahkan

    dalam kandungan. Berbagai factor yang secara tidak langsung mendorong

  • terjadinya gangguan gizi terutama pada balita. Ketidaktahuan akan hubungan

    makanan dan kesehatan, prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu,

    adanya kebiasaan/pantangan yang merugikan, kesukaan berlebihan terhadap jenis

    makanan tertentu, keterbatasan penghasilan keluarga, dan jarak kelahiran yang

    rapat Kemiskinan masih merupakan bencana bagi jutaan manusia. Sekelompok

    kecil penduduk dunia berpikir hendak makan dimana sementara kelompok lain

    masih berkutat memeras keringat untuk memperoleh sesuap nasi. Dibandingkan

    orang dewasa, kebutuhan akan zat gizi bagi bayi, balita, dan anak anak boleh

    dibilang sangat kecil. Namun, jika diukur berdasarkan % berat badan, kebutuhan

    akan zat gizi bagi bayi, balita, dan anak anak ternyata melampaui orang dewasa

    nyaris dua kali lipat. Kebutuhan akan energi dapat ditaksir dengan cara mengukur

    luas permukaan tubuh/menghitung secara langsung konsumsi energi itu ( yang

    hilang atau terpakai ).

    Asupan energi dapat diperkirakan dengan jalan menghitung besaran energi

    yang dikeluarkan. Jumlah keluaran energi dapat ditentukan secara sederhana

    berdasarkan berat badan Kekurangan berat badan yang berlangsung pada anak

    yang sedang tumbuh merupakan masalah serius.

  • IDENTIFIKASI MASALAH

    Masalah masalah gizi buruk yang kita ketahui bisa menyerang siapa saja

    khusunya balita dan anak anak dengan criteria umur tertentu. Masalah gizi pada

    hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya

    tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja

    melainkan dari pendekatan lain. Identifikasi gizi buruk berupa penyebab

    penyebab gizi buruk, asupan gizi, malnutrisi primer dan sekunder, dan jumlah

    data penderita gizi buruk.

    TUJUAN

    Tujuan dari penulisan makalah presentasi ini adalah ingin memberitahukan

    kepada masyarakat hal hal apa saja yang menjadi ruang lingkup dari masalah

    gizi buruk, menambah pengetahuan bagi masyarakat agar lebih luas wawasannya

    mengenai gizi buruk, memberitahukan jumlah penurunan penderita gizi buruk,

    memberikan gambaran yang jelas mengenai penyakit gizi buruk, juga tidak lupa

    untuk menambah nilai mahasiswa, dan lain lain yang bisa berdampak positif

    bagi penulis dan para pembaca.

  • BAB II

    A. TINJAUAN TEORI

    Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang

    dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

    penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat zat yang tidak digunakan

    untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ

    organ serta menghasilkan energi. Akibat kekurangan gizi, maka simpanan zat gizi

    pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan apabila keadaan ini

    berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi

    kemerosotan jaringan. Pada saat ini orang bisa dikatakan malnutrisi, tanda

    tanda klinis gizi buruk dapat menjadi indicator yang sangat penting untuk

    mengetahui seseorang menderita gizi buruk. Kebutuhan tubuh akan zat gizi

    ditentukan oleh banyak factor. Data komposisi zat gizi bahan makanan yang

    berhubungan dengan berbagai proses pengolahan belum cukup tersedia,

    pemeriksaan zat gizi spesifik bertujuan untuk menilai status gizi. Gangguan gizi

    buruk menggambarkan suatu keadaan pathologis yang terjadi akibat

    ketidaksesuaian/tidak terpenuhinya antara zat gizi yang masuk kedalam tubuh

    dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi dalam jangka waktu yang relatif lama.

    Hubungan antara makanan dan kesehatan tubuh sudah diketahui sejak berabad

    abad yang lampau.. Penyakit penyakit yang timbul akibat makanan kurang baik

    seperti makanan yang tidak cukup gizinya atau kadar zat gizinya tak seimbang

    disebut penyakit gangguan gizi yang pertama kali dikenal adalah penyakit

  • sariawan. Kesehatan yang baik tidak terjadi karena ada perubahan yang berupa

    kekurangan zat makanan tertentu atau berlebih. Kekurangan umumnya mencakup

    protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Sedangkan kelebihan umumnya

    mencakup konsumsi lemak, protein, dan gula. Untuk mencapai kondisi anak

    perlu/cukup gizi harus memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan serta

    melakukan kegiatan yang baik seperti olah raga, dan lain lain. Konsumsi yang

    kurang baik kualitas dan kuantitasnya akan memberikan kondisi kesehatan gizi

    kurang/defisiensi. Keadaan kesehatan gizi masyarakat tergantung pada tingkat

    konsumsi ditentukan oleh kualitas dan kuantitas hidangan. Penyakit gizi di

    Indonesia terutama tergolong ke dalam kelompok penyakit defisiensi yang sering

    dihubungkan dengan infeksi yang bisa berhubungan dengan gangguan gizi.

    Defisiensi gizi merupakan awal dari gangguan system imun yang menghambat

    reaksi imunologis. Gangguan gizi dan infeksi sering saling bekerja sama akan

    memberikan prognosis yang lebih buruk. Ada berbagai zat gizi yang sangat

    mempengaruhi kondisi kesehatan manusia. Masalah kesehatan gizi dapa timbul

    dalam bentuk penyakit dengan tingkat yang tinggi.

    B. PEMBAHASAN MASALAH

    Jakarta Sepanjang tahun ini banyak sudah bencana kesehatan yang

    melanda bangsa ini. Mulai dari demam berdarah, polio dan penyakit busung lapar

    yang cukup mengejutkan. Kasus penderita gizi buruk terus bertambah di

    sejumlah daerah. Kasus gizi buruk umumnya menimpa balita dengan latar

    belakang ekonomi lemah. Beragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada

    anak-anak dari kurang gizi hingga busung lapar. Betapa banyaknya bayi dan

  • anak-anak yang sudah bergulat dengan kelaparan dan penderitaan sejak mereka

    dilahirkan. Penyebab utama kasus gizi buruk di Indonesia tampaknya karena

    masalah ekonomi atau kurang pengetahuan. Kemiskinan dan ketidakmampuan

    orang tua menyediakan makanan bergizi bagi anaknya menjadi penyebab utama

    meningkatnya korban gizi buruk di Indonesia, kemiskinan memicu kasus Gizi

    Buruk

    Fenomena gizi buruk ini biasanya melibatkan kurangnya asupan kalori

    baik dari karbohidrat atau protein (protein-energy malnutritionPEM).

    Kurangnya pasokan energi sangat mempengaruhi kerja masing-masing organ

    tubuh. Keadaan gizi buruk ini secara klinis dibagi menjadi 3 tipe: Kwashiorkor,

    Marasmus, dan Kwashiorkor-Marasmus. Ketiga kondisi patologis ini umumnya

    terjadi pada anak-anak di negara berkembang yang berada dalam rentang usia

    tidak lagi menyusui.

    Perbedaan antara marasmus dan kwashiorkor tidak dapat didefinisikan

    secara jelas menurut perbedaan kurangnya asupan makanan tertentu, namun dapat

    teramati dari gejala yang ditunjukkan penderita.

    1. KWASHIORKOR

    Kwashiorkor sering juga diistilahkan sebagai busung lapar atau HO.

    Penampilan anak-anak penderita HO umumnya sangat khas, terutama bagian

    perut yang menonjol. Berat badannya jauh di bawah berat normal. Edema stadium

    berat maupun ringan biasanya menyertai penderita ini. Beberapa ciri lain yang

    menyertai di antaranya:

  • Perubahan mental menyolok. Banyak menangis, pada

    stadium lanjut anak terlihat sangat pasif.

    Penderita nampak lemah dan ingin selalu terbaring

    Anemia.

    Diare dengan feses cair yang banyak mengandung

    asam laktat karena berkurangnya produksi laktase dan enzim penting

    lainnya.

    Kelainan kulit yang khas, dimulai dengan titik merah

    menyerupai petechia ( perdarahan kecil yang timbul sebagai titik berwarna

    merah keunguan, pada kulit maupun selaput lendir, Red. ), yang lambat

    laun kemudian menghitam. Setelah mengelupas, terlihat kemerahan

    dengan batas menghitam. Kelainan ini biasanya dijumpai di kulit sekitar

    punggung, pantat, dan sebagainya

    Pembesaran hati. Bahkan saat rebahan, pembesaran ini

    dapat diraba dari luar tubuh, terasa licin dan kenyal.

    Tanda-tanda kwashiorkor meliputi :

    - edema di seluruh tubuh, terutama pada

    punggung kaki,

    - wajah membulat dan sembab,

    - pandangan mata sayu,

    - perubahan status mental: cengeng, rewel,

    kadang apatis,

  • - rambut berwarna kepirangan, kusam, dan

    mudah dicabut,

    - otot-otot mengecil, teramati terutama saat

    berdiri dan duduk,

    - bercak merah coklat pada kulit, yang dapat

    berubah hitam dan mengelupas

    - menolak segala jenis makanan (anoreksia)

    - sering disertai anemia, diare, dan infeksi.

    2. MARASMUS

    Kasus marasmik atau malnutrisi berat karena kurang karbohidrat

    disertai tangan dan kaki bengkak, perut buncit, rambut rontok dan patah,

    gangguan kulit. Pada umumnya penderita tampak lemah sering digendong,

    rewel dan banyak menangis. Pada stadium lanjut anak tampak apatis atau

    kesadaran yang menurun

    Marasmik adalah bentuk malnutrisi primer karena kekurangan

    karbohidrat. Gejala yang timbul diantaranya muka berkerut terlihat tua, tidak

    terlihat lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit),

    rambut mudah patah berwarna kemerahan dan terjadi pembesaran hati, sangat

    kurus karena kehilangan sebagian lemak dan otot . Anak-anak penderita

    marasmus secara fisik mudah dikenali. Penderita marasmus berat akan

    menunjukkan perubahan mental, bahkan hilang kesadaran. Dalam stadium

    yang lebih ringan, anak umumnya jadi lebih cengeng dan gampang menangis

    karena selalu merasa lapar. Ketidakseimbangan elektrolit juga terdeteksi

  • dalam keadaan marasmus. Upaya rehidrasi ( pemberian cairan elektrolit )

    atau transfusi darah pada periode ini dapat mengakibatkan aritmia ( tidak

    teraturnya denyut jantung ) bahkan terhentinya denyut jantung. Karena itu,

    monitoring klinik harus dilakukan seksama.

    Ada pun ciri-ciri lainnya adalah:

    Berat badannya kurang dari 60% berat anak normal

    seusianya.

    Kulit terlihat kering, dingin dan mengendur.

    Beberapa di antaranya memiliki rambut yang mudah

    rontok.

    Tulang-tulang terlihat jelas menonjol.

    Sering menderita diare atau konstipasi.

    Tekanan darah cenderung rendah dibanding anak

    normal, dengan kadar hemoglobin yang juga lebih rendah dari

    semestinya.

    - anak tampak sangat kurus, tinggal tulang

    terbungkus kulit,

    - wajah seperti orang tua, cengeng, rewel, perut

    cekung, dan kulit keriput

  • 3. MARASMIK-KWASHIORKOR

    Penyakit ini merupakan gabungan dari marasmus dan kwashirkor dengan

    gabungan gejala yang menyertai.

    Berat badan penderita hanya berkisar di angka 60%

    dari berat normal. Gejala khas kedua penyakit tersebut nampak jelas,

    seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit dan sebagainya.

    Tubuh mengandung lebih banyak cairan, karena

    berkurangnya lemak dan otot.

    Kalium dalam tubuh menurun drastis sehingga

    menyebabkan gangguan metabolic seperti gangguan pada ginjal dan

    pankreas.

    Mineral lain dalam tubuh pun mengalami gangguan,

    seperti meningkatnya kadar natrium dan fosfor inorganik serta

    menurunnya kadar magnesium.

    Gejala klinis Kwashiorkor-Marasmus tidak lain adalah kombinasi dari

    gejala-gejala masing-masing penyakit tersebut.

    PENYEBAB GIZI BURUK

    Penyebab utama gizi kurang dan gizi buruk tidak satu. Ada banyak!.

    Penyebab pertama adalah faktor alam. Secara umum tanah terkenal sebagai

    daerah tropis yang minim curah hujan. Kadang curah hujannya banyak tetapi

    dalam kurun waktu yang sangat singkat. Akibatnya, hujan itu bukan menjadi

    berkat tetapi mendatangkan bencana banjir. Tetapi, beberapa tahun belakangan

  • ini tidak ada hujan menjadi kering kerontang Tanaman jagung yang merupakan

    penunjang ekonomi keluarga sekaligus sebagai makanan sehari-hari rakyat

    gagal dipanen.

    Akibatnya, banyak petani termasuk anak-anak, terutama yang tinggal di

    daerah pelosok, memakan apa saja demi mempertahankan hidup. Dikhawatirkan

    gizi yang kuang dan bahkan buruk akan memperburuk pertumbuhan fisik dan

    fungsi-fungsi otak. Kalau ini terjadi, masa depan anak-anak ini dipastikan akan

    sangat kelam dan buram.

    Penyebab kedua adalah faktor manusiawi yaitu berasal dari kultur

    sosial masyarakat setempat. Kebanyakan masyarakat petani bersifat 'one

    dimensional,' yakni masyarakat yang memang sangat tergantung pada satu mata

    pencaharian saja. Banyak orang menanam makanan 'secukup'nya saja, artinya

    hasil panen itu cukup untuk menghidupi satu keluarga sampai masa panen

    berikutnya. Belum ada pemikiran untuk membudidayakan hasil pertanian

    mereka demi meraup keuntungan atau demi meningkatkan pendapatan keluarga.

    Adanya budaya 'alternatif' yaitu memanfaatkan halaman rumah untuk menanam

    sayur-mayur demi menunjang kebutuhan sehari-hari.

    Penyebab ketiga masih berkisar soal manusiawi tetapi kali ini lebih

    berhubungan dengan persoalan struktural, yaitu kurangnya perhatian

    pemerintah. Pola relasi rakyat dan pemerintah masih vertikal bukan saja

    menghilangkan kontrol sosial rakyat terhadap para pejabat, tetapi juga membuka

    akses terhadap penindasan dan ketidakadilan dan, yang paling berbahaya,

    menciptakan godaan untuk menyuburkan budaya korupsi. Tentu saja tidak

  • semua aparat dan pejabat seperti itu. Terlepas dari itu semua nampaknya

    masyarakat membutuhkan pendampingan agar mereka memahami hak-hak

    individu dan hak-hak sosial mereka sebagai warganegara.

    MALNUTRISI PRIMER

    Penyebab gizi buruk di daerah pedesaan atau daerah miskin lainnya

    sering disebut malnutrisi primer, yang disebabkan karena masalah ekonomi dan

    rendahnya pengetahuan. Gejala klinis malnutrisi primer sangat bervariasi

    tergantung derajat dan lamanya kekurangan energi dan protein, umur penderita

    dan adanya gejala kekurangan vitamin dan mineral lainnya. Kasus tersebut

    sering dijumpai pada anak usia 9 bulan hingga 5 tahun. Pertumbuhan yang

    terganggu dapat dilihat dari kenaikkan berat badan terhenti atau menurun,

    ukuran lengan atas menurun, pertumbuhan tulang ( maturasi ) terlambat,

    perbandingan berat terhadap tinggi menurun. Gejala dan tanda klinis yang

    tampak adalah anemia ringan, aktifitas berkurang, kadang di dapatkan gangguan

    kulit dan rambut. Pada penderita malnutrisi primer dapat mempengaruhi

    metabolisme di otak sehingga mengganggu pembentukan DNA di susunan saraf.

    berpengaruh terhadap perkembangan mental dan kecerdasan anak. Mortalitas

    atau kejadian kematian dapat terjadi pada penderita malnutri primer yang berat.

    MALNUTRISI SEKUNDER

    Malnutrisi sekunder adalah gangguan pencapaian kenaikkan berat badan

    yang bukan disebabkan penyimpangan pemberian asupan gizi pada anak karena

  • adanya gangguan pada fungsi dan sistem tubuh yang mengakibatkan gagal

    tumbuh. Gangguan sejak lahir yang terjadi pada sistem saluran cerna,

    metabolisme, kromosom atau kelainan bawaan jantung, ginjal dan lain-lain.

    Kasus gizi buruk di kota besar biasanya didominasi oleh malnutrisi sekunder.

    Malnutrisi sekunder ini gangguan peningkatan berat badan yang disebabkan

    karena karena adanya gangguan di sistem tubuh anak. pada malnutrisi sekunder

    tampak anak sangat lincah, tidak bisa diam atau sangat aktif bergerak. Tampilan

    berbeda lainnya, penderita malnutrisi sekunder justru tampak lebih cerdas, tidak

    ada gangguan pertumbuhan rambut dan wajah atau kulit muka tampak segar.

    Kasus malnutrisi sekunder sering terjadi overdiagnosis (diagnosis yang

    diberikan terlalu berlebihan padahal belum tentu mengalami infeksi )

    tuberkulosis (TB). Overdiagnosis tersebut terjadi karena tidak sesuai dengan

    panduan diagnosis yang ada.

    Secara medis penanganan kasus malnutrisi sekunder lebih kompleks dan

    rumit. Penanganannya harus melibatkan beberapa disiplin ilmu kedokteran anak

    seperti bidang gastroenterologi, endokrin, metabolik, alergi-imunologi, tumbuh

    kembang dan lainnya. Gizi buruk memang merupakan masalah klasik bangsa ini

    sejak dulu. Tanpa data dan informasi yang cermat dan lengkap sebaiknya jangan

    terlalu cepat menyimpulkan bahwa adanya gizi buruk identik dengan

    kemiskinan. Karena, gizi buruk bukan saja disebabkan karena masalah ekonomi

    atau kurangnya pengetahuan dan pendidikan,

    PERLUNYA ASUPAN GIZI

  • Banyaknya produk suplemen vitamin yang kini beredar secara bebas

    bisa berdampak baik sekaligus berdampak buruk. suatu produk suplemen harus

    menjalani uji klinis dulu sebelum dipasarkan. kita tidak terlena begitu saja

    dengan rayuan iklan yang terlalu bombastis. Tapi di sisi lain produk suplemen

    yang memang bisa dipercaya kebenarannya sangat berguna bagi kebanyakan

    orang yang tidak sempat mendapatkan gizi tersebut dari makanan sehari-hari.

    Lebih baik kalau berbagai kebutuhan gizi didapat dari makanan langsung, bukan

    asupan atau suplemen yang dijual bebas. Sebab tak seorang pun yang bisa

    menjamin keamanannya, Kecuali kalau asupan itu memang dianjurkan oleh

    dokter atau didapat dari dokter. Anak usia 0-2 tahun sebaiknya mendapatkan Air

    Susu Ibu (ASI). ASI mengandung semua zat yang dibutuhkan dalam

    perkembangan otak anak. Air susu ibu cocok sekali untuk memenuhi kebutuhan

    bayi dalam segala hal Banyak produk susu kaleng atau susu formula

    mengandung asam linoleat, DHA dan sebagainya. ASI juga mengandung zat

    anti efeksi.

    Untuk memulihkan kondisi Balita pada status normal, dibutuhkan asupan

    susu yang mudah diserap tubuh yakni Entrasol. Tiap Balita diharuskan

    mengkonsumsi 60 kotak susu, dimana dalam hitungan 90 hari berat badan anak

    kembali normal. Kriteria yang dicantumkan antara lain: biasa makan beraneka

    ragam makanan (makan 2-3 kali sehari dengan makanan pokok, sayur, dan lauk

    pauk), selalu memantau kesehatan anggota keluarga, biasanya menggunakan

    garam beryodium, dan khusus ibu hamil, didukung untuk memenuhi kebutuhan

    ASI bayi minimal sampai 4 bulan setelah kelahiran. Kriteria ini tentunya masih

  • sulit dipenuhi oleh masyarakat Indonesia. Adapun ciri-ciri klinis yang biasa

    menyertainya antara lain:

    Kenaikan berat badan berkurang, terhenti, atau bahkan menurun.

    Ukuran lingkaran lengan atas menurun.

    Maturasi tulang terlambat.

    Rasio berat terhadap tinggi, normal atau cenderung menurun.

    Tebal lipat kulit normal atau semakin berkurang.

    LANGKAH PENGOBATAN

    Pengobatan pada penderita MEP tentu saja harus disesuaikan dengan

    tingkatannya. Penderita kurang gizi stadium ringan, contohnya, diatasi dengan

    perbaikan gizi. Dalam sehari anak-anak ini harus mendapat masukan protein

    sekitar 2-3 gram atau setara dengan 100-150 Kkal. Langkah penanganan harus

    didasarkan pada penyebab serta kemungkinan pemecahnya.

    Sedangkan pengobatan MEP berat cenderung lebih kompleks karena

    masing-masing penyakit yang menyertai harus diobati satu per satu. Penderita

    pun sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk mendapat perhatian medis secara

    penuh. Sejalan dengan pengobatan penyakit penyerta maupun infeksinya, status

    gizi anak tersebut terus diperbaiki hingga sembuh. Memulihkan keadaan gizinya

    dengan cara mengobati penyakit penyerta, peningkatan taraf gizi, dan mencegah

    gejala atau kekambuhan dari gizi buruk

    JUMLAH KASUS GIZI BURUK PADA BALITA MENURUN

  • Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menyatakan, berbagai upaya

    intervensi perbaikan gizi yang dilakukan pemerintah berhasil menurunkan

    jumlah kasus gizi kurang dan gizi buruk balita dalam beberapa tahun terakhir.

    "Capaiannya sudah signifikan, tapi memang belum bisa langsung membuatnya

    jadi tidak ada karena untuk itu memang butuh waktu lama," katanya. Ia

    menjelaskan, penanganan gizi buruk membutuhkan dana yang cukup besar,

    sehingga perlu dukungan dana dari pemerintah pusat. Kasus gizi buruk dan gizi

    kurang pada balita yang pada 2004 sebanyak 5,1 juta telah turun menjadi 4,4

    juta pada 2005 dan kembali turun menjadi 4,2 juta pada 2006. "Tahun 2007

    angkanya juga turun lagi menjadi 4,1 juta.

    Mengalami penurunan bermakna dalam tiga tahun terakhir. Menurut

    Laporan Kasus Gizi Buruk Dinas Kesehatan Provinsi yang disampaikan ke

    Departemen Kesehatan pada 2005, jumlah kasus gizi buruk pada balita yang

    ditemukan dan ditangani sebanyak 76.178 kemudian turun menjadi 50.106 pada

    2006 dan turun lagi menjadi 39.080 pada 2007. Jumlah temuan kegiatan

    surveilans itu lebih rendah dibandingkan dengan target penemuan kasus gizi

    buruk pada balita yang pada 2005 seharusnya sebanyak 180.000 kasus, 94.000

    kasus pada 2006 dan 75.000 kasus pada 2007

    Guna menurunkan jumlah kasus gizi buruk seperti yang telah ditargetkan,

    yakni menjadi 20 persen dari total balita pada 2009, pemerintah telah melakukan

    upaya penanggulangan masalah gizi jangka pendek, menengah dan panjang.

    Targetnya tahun 2009 bisa turun menjadi 20 persen dari jumlah balita, upaya

  • jangka pendeknya antara lain perawatan kasus sesuai prosedur di rumah sakit

    secara gratis, pemberian makanan bergizi tinggi bagi balita dari keluarga kurang

    mampu dan surveilans kasus secara periodik melalui Posyandu, serta pemberian

    makanan pendamping ASI gratis bagi bayi usia 6-24 bulan dari keluarga kurang

    mampu.

    Jangka menengah memberdayakan masyarakat untuk memperbaiki pola asuh

    pemeliharaan bayi seperti promosi pemberian ASI eksklusif selama enam bulan

    dan penimbangan berat badan bayi secara rutin untuk deteksi dini kasus,

    pemerintah juga berusaha meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan gizi

    yang bermutu melalui pembentukan Pos Kesehatan Desa, penempatan bidan di

    desa, peningkatan kemampuan tenaga kesehatan, penguatan Puskesmas dan

    pembentukan tim kesehatan keliling di daerah terpencil.

    Setiap tahun juga telah meningkatkan alokasi anggaran untuk perbaikan

    gizi. Jika pada 2005 alokasi dana untuk perbaikan gizi hanya Rp175 miliar,

    maka 2006 ditingkatkan menjadi Rp582 miliar dan kembali ditingkatkan

    menjadi Rp600 miliar pada 2007. "Tahun 2008 ini besaran anggarannya masih

    dibahas, tapi dipastikan tidak akan lebih rendah dari Rp600 miliar," Dalam

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2008 pemerintah mengalokasikan 2,3

    persen untuk biaya kesehatan. Dengan strategi dan langkah yang telah

    diterapkan, pemerintah optimistis bisa menurunkan kasus gizi buruk dan kurang

    pada balita sesuai target

  • BAB III

    A. KESIMPULAN

    Ada 4 faktor yang melatarbelakangi KKP yaitu : masalah social, ekonomi,

    biologi, dan lingkungan. Kemiskinan salah satu determinan social - ekonomi,

    merupakan akar dari ketiadaan pangan, tempat mukim yang berjejalan, dan tidak

    sehat serta ketidakmampuan mengakses fasilitas kesehatan. Malnutrisi masih saja

    melatarbelakangi penyakit dan kematian anak. Kurang kalori protein

    sesungguhnya berpeluang menyerap siapa saja, terutama bayi dan anak yang

    tengah tumbuh-kembang. Marasmus sering menjangkiti bayi yang baru berusia

    kurang dari 1 tahun, sementara kwashiorkor cenderung menyerang setelah mereka

    berusia 18 bulan. Penilaian status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang

    menjamin setiap anggota masyarakat mendapatkan makanan yang cukup jumlah

  • dan mutunya. Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap

    hari. Kecukupan zat gizi berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak.Kasus

    gizi buruk bukanlah jenis penyakit yang datang tiba-tiba begitu saja. Tetapi karena

    proses yang menahun terus bertumpuk dan menjadi kronik saat mencapai

    puncaknya. Masalah defisiensi gizi khususnya KKP menjadi perhatian karena

    berbagai penelitian menunjukan adanya efek jangka panjang terhadap

    pertumbuhan dan perkembangan otak manusia

    B. SARAN

    Ketidakseriusan pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus gizi

    buruk terlambat seharusnya penanganan pelayanan kesehatan dilakukan disaat

    penderita gizi buruk belum mencapai tahap membahayakan. Setelah kasus gizi

    buruk merebak barulah pemerintah melakukan tindakan ( serius ). Keseriusan

    pemerintah tidak ada artinya apabila tidak didukung masyarakat itu sendiri.

    Sebab, perilaku masyarakat yang sudah membudaya selama ini adalah, anak-anak

    yang menderita penyakit kurang mendapatkan perhatian orang tua. Anak-anak itu

    hanya diberi makan seadanya, tanpa peduli akan kadar gizi dalam makanan yang

    diberikan. Apalagi kalau persediaan pangan keluarga sudah menipis. Tanpa data

    dan informasi yang cermat dan lengkap sebaiknya jangan terlalu cepat

    menyimpulkan bahwa adanya gizi buruk identik dengan kemiskinan. Dan

    seharusnya para ibu mengupayakan sesuatu yang terbaik untuk anaknya yang

  • nantinya anak tersebut dapat menolong sang ibu. Ibu jangan mudah menyerah

    hadapilah semuanya itu, saya yakin pasti akan ada jalan keluarnya

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga

    penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Pengaruh Gizi Buruk

    Pada Balita ini tepat pada waktunya.

    Makalah ini disusun dengan tujuan agar menambah wawasan penulis.

    Dalam menyusun makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak

    oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan

    semua yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari

    bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya mengharapkan

    saran dan kritik yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.

    Pare, Desember 2010

    Penulis

    ii

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

    KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

    DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang................................................................................ 1

    1.2 Tujuan.............................................................................................. 1

    1.3 Rumusan Masalah .......................................................................... 2

    BAB II PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian ....................................................................................... 3

    BAB III PENUTUP

    3.1 Kesimpulan...................................................................................... 7

    3.2 Saran ............................................................................................... 7

    DAFTAR PUSTAKA

  • UPAYA PENCEGAHAN GIZI

    BURUK PADA BALITA

    Makalah Bahasa Indonesia Diajukan untuk Melengkapi Tugas

    Akhir Semester Ganjil Tahun Akademi 2010/2011

    ERNI YULIANDRIANI

    NIM 2010.03.033

    PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

    PARE-KEDIRI

    MAKALAH GIZI BURUK