GANGGUAN REPRODUKSI PARAMETRITIS & PELVIKSITIS
GANGGUAN REPRODUKSI
PARAMETRITIS &
PELVIKSITIS
Anggota kelompok :
Amalia Khoirun R (P27224012 127)
Ariani Intan P (P27224012 131)
Ismi Puji A (P27224012 144)
Rena Septiana (P27224012 157)
Yunita Laila A (P27224012 165)
“Parametritis”
A. Definisi
PARAMETRITIS infeksi pada parametriumParametrium jaringan renggang yang
ditemukan di sekitar uterus yang memanjang sampai ke sisi-sisi serviks dan ke pertengahan lapisan-lapisan ligamen besar.
Penyebab
1. Infeksi partus 2. Endometritis dengan 3 cara yaitu
Percontinuitatum : endometritis → metritis → parametritis Lymphogen Haematogen : phlebitis → periphlebitis → parametritis
3. Robekan serviks Perforasi uterus oleh alat-alat ( sonde, kuret, IUD )
Penyebaran
Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang
terinfeksi atau dari endometritis
Penyebaran langsung dari luka pada serviks yang
meluas sampai ke dasar ligamentum
Penyebaran sekunder dari tromboflebitis
Endometritis
Infeksi meluas
Miometritis
Parametritis
Lewat jalan limfe atau tromboflebitis
Infeksi meluas
Lewat jalan limfe atau
tromboflebitis
Peritonitis
melalui abses
Tanda dan Gejalao Teraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uteruso Abseso Suhu mula-mula tinggi menetap naik-turuno Menggigilo Tampak sakito Nadi cepato Perut nyeri.o Demano Nyeri atau nyeri tekan pada salah satu atau kedua sisi
abdomeno Nyeri tekan yang cukup terasa ketika pemeriksaan vaginao Nyeri unilateral tanpa gejala rangsangan peritoneum
seperti muntah
Pencegahan• Selama hamil
Mencegah anemiaMenjaga keadaan gizi
• Selama persalinanmembatasi sebanyak mungkin kuman-kuman dalam
jalan lahirmenjaga supaya partus tidak berlarut-larutmenyelesaikan kelahiran dengan trauma sedikit
mungkinmencegah terjadinya perdarahan banyak
• Setelah partusmenjaga agar luka-luka postpartum tidak dimasuki
kuman-kuman dari luar
Penatalaksanaan• Memberikan antibiotika berspektrum luas penicillin
dalam dosis tinggi atau ampicillin• Memberikan gentamisin dan metronidazol• Memberikan obat pereda nyeri seperti pethidine 50-100
mg 1M setiap 6jam• Meningkatkan daya tahan tubuh Makanan yang
mengandung zat-zat yang diperlukan• Jika abses :• menjaga supaya nanah tidak masuk ke dalam rongga
peritoneum dan pembuluh darah yang agak besar tidak sampai dilukai
• perlu diadakan pembukaan tumor dan drainase karena selalu ada bahaya bahwa abses mencari jalan ke jaringan tubuh yang lain
“Pelviksitis”
A. Definisi
PELVIKSITIS keadaan atau kondisi dimana organ-
organ pelvis (uterus, tuba falopii atau ovarium) diserang
oleh mikroorganisme patogen yang melakukan
multiplikasi dan menghasilkan suatu reaksi peradangan
Penyebab
apabila terdapat infeksi pada saluran genital bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim.
Bakteri penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan
Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi hilangnya lapisan endometrium berkurangnya pertahanan dari rahim & menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi).
Faktor Resiko1. Wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun :
berganti-ganti pasangan seksual melakukan hubungan seksual tidak aman dibandingkan wanita
berumur
2. Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya
3. Pasangan seksual berganti-ganti, atau lebih dari 2 pasangan dalam waktu 30 hari
4. Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS
5. Menggunakan douche (cairan pembersih vagina) beberapa kali dalam sebulan
6. Penggunaan IUD (spiral) meningkatkan risiko penyakit radang panggul terutama apabila sudah terdapat infeksi dalam saluran reproduksi sebelumnya
Tanda dan Gejalaa. Demamb. Keluar cairan dari vagina dengan warna,
konsistensi, dan bau yang abnormalc. Timbul bercak-bercak kemerahan di celana dalamd. Nyeri senggamae. Nyeri saat buang air kecilf. Menstruasi yang tidak teratur; kram perut saat
menstruasig. Terjadi perdarahan hebat saat menstruasih. Nyeri pada daerah perut bawah dan dapat
memburuk jika disertai mual muntahi. serta kelelahan yang disertai dengan nafsu makan
yang berkurang.
Penyebaran
Jalur penyebaran yang umum adalah :1. Mikgrasi ke atas dari serviks melalui rongga
endometrium ke dalam endosalping (jalur umum infeksi gonore).
2.Jalur vena dan saluran getah bening dari ligamentum latum.
Infeksi pelvis dapat dipisahkan ke dalam tiga kategori dasar :
a. Infeksi yang terjadi setelah kuretase dan postabortus &infeksi postpartum.
b. infeksi post operatif biasanya berkembang dari organisme yang terbawa ke dalam tempat operasi dari kulit, vagina atau yang lebih jarang dari traktus gastrointestinalis sewaktu pembedahan.
c. infeksi pelvis yang terjadi pada pasien yang tidak hamil tanpa didahului pembukaan bedah rongga abdomen atau endometrium.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah melihat kenaikan dari sel darah putih menandakan terjadinya infeksi
2. Kultur mengkonfirmasi diagnosis untuk GO dan chlamydia3. Ultrasonografi atau USG mengevaluasi saluran tuba dan
alat reproduksi lainnya, dengan USG abdomen (perut) atau USG vagina
4. Biopsi endometrium melihat adanya infeksi5. Laparaskopi melihat secara langsung organ di dalam
panggul apabila terdapat kelainan prosedur pemasukan alat dengan lampu dan kamera melalui insisi (potongan) kecil di perut
Penatalaksanaan
• Memberikan antibiotik pinisilin G sebagai agen primer dalam pengobatan infeksi yang disebabkan oleh streptococcus, clostridium, neisseria gonorrhoeae dan bakteri anaerob dengan percecualiar bakteriodes.
Contoh regimen kombinasi yang dianjurkan :
• Doksisiklin (600 mg, IV, dua kali sehari) dengan sefeksitis (2,0 gr, IV, empat kali sehari) memberikan pengamatan terhadap N. Gonorrhoeae, meliputi PPNG, dan c. Trachomatis, akan tetap tidak memberikan pengobatan optimal terhadap anaerob, masa pelvis atau infeksi pelvis yang berkaitan dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
• Klindamisin (600 mg, IV, empat kali sehari) dengan gentamisin atau tobramisis (2,0 mg/kg, IV, diikuti dengan 1,5 mg.kg, IV, tiga kali sehari pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal) dapat memberikan aktivitas optimal terhadap bakteri anaerob dan batang garam negatif fakultatif, tetapi tidak memberikan aktivitas optimal terhadap C. Tracformatif dan N. Gonorrhoeae.
• doksisiklin (100 mg, IV, dua kali sehari) dengan metronidazol (1,0 g, IV, dua kali sehari) memberikan penanganan yang baik tehadap anaerob dan C. Trachomatis.
Komplikasi
• nyeri berkepanjangan• Infertilitas• kehamilan abnormal• Pelviksitis menyebabkan parut pada rahim dan
saluran tuba mengakibatkan kerusakan dan menghalangi saluran tuba menyebabkan infertilitas & sel telur tidak dapat melalui jalan normalnya ke rahim dapat terjadi KET
Pencegahan
• melindungi diri dari penyakit menular seksual• bila mengalami infeksi saluran genital bagian
bawah segera diobati karena dapat menyebar hingga ke saluran reproduksi bagian atas
• terapi untuk pasangan seksual sangat dianjurkan untuk mencegah berulangnya infeksi.