Top Banner
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KIMIA FAKTA DAN KENYATAAN DISUSUN OLEH 1. BAIQ MUNAWARATUL ISLAMIYAH (E1M015012) 2. HUSNA HAYATI (E1M015031) 3. MUTIA ZAHRANE (E1M015049) 4. ROSITA DEWI (E1M015061) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
43

5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

Feb 01, 2016

Download

Documents

5 Kompetensi Guru Kimia

*Harus tertera sumber
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KIMIA

FAKTA DAN KENYATAAN

DISUSUN OLEH

1. BAIQ MUNAWARATUL ISLAMIYAH (E1M015012)

2. HUSNA HAYATI (E1M015031)

3. MUTIA ZAHRANE (E1M015049)

4. ROSITA DEWI (E1M015061)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2015

Page 2: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, atas segala kebesaran

dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan

penalitian berjudul “Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan”.

Dalam penulisan penelitian ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh karena itu,

terselesaikannya laporan penelitian ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-

mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.

Dalam penyusunan laporan percobaan ini, kami menyadari pengetahuan dan

pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan

adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan percobaan ini lebih baik dan

bermanfaaat.

Penyusun

Page 3: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah karya bersama yang berlangsung dalam suatu pola kehidupan

insan tertentu dan suatu sistem yang dikelompokkan menjadi dua sistem yakni sistem

mekanik dan sistem organik. Sistem mekanik adalah melihat pendidikan sebagai suatu proses

yang melibatkan input-proses-output yang terdapat kausal bersifat langsung dan linier.

Pandangan ini menunjukkan bahwa intervensi untuk mempengaruhi output dapat didesain

dengan memanipulasi input. Sebagai mana diketahui input dalam proses pendidikan

mencakup siswa, guru, kurikulum, materi pelajaran, proses pembelajaran, ruang kelas dan

pergedungan, peralatan dan kondisi lingkungan. Artinya, upaya untuk meningkatkan mutu

output dilakukan dengan menambah atau meningkatkan kualitas input.

Dalam kasus dunia pendidikan di Indonesia, seringkali standar bagi pemula atau

guru baru belum dapat dipenuhi. Namun setelah mereka aktif sebagai guru, kemudian ada

langkah-langkah memenuhi standar tersebut. Misalnya para guru yang masih under-standard

tadi melakukan upaya sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas diri, baik dengan cara

melanjutkan studi atau kegiatan lain yang misalnya semisal. Untuk dapat melaksanakan

tugasnya sebagai guru yang baik, pemerintah Indonesia bersama berbagai lembaga terkait

telah merumuskan dan menyusun butir penting yang harus dipenuhi oleh para guru yang

kemudian disebut dengan standar profesionalitas guru.

Berdasarkan penjelasan singkat di atas, perlu kiranya kita mengetahui standar

profesionalitas guru baik hakikat standar profesionalitas maupun upaya peningkatan

profesionalitas. Oleh karena itu dalam makalah ini, penyusun akan dibahas mengenai

“Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi profesional?

2. Apa saja yang telah dilakukan pemerintah dalam mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia?

3. Apa saja ciri-ciri seorang guru yang kimia yang profesional?

Page 4: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

4. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya guru kimia yang profesional?

5. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya guru kimia yang profesional?

C. Tujuan Penelitian

1. Memahami pengertian kompetensi profesional.

2. Mengetahui program-program yang telah dilakukan pemerintah dalam mengatasi

permasalahan pendidikan di Indonesia.

3. Mengetahui ciri-ciri seorang guru yang kimia yang profesional.

4. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya guru kimia yang

professional.

5. Mengetahui cara mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya guru kimia

yang profesional.

Page 5: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Profesional Kimia

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, standar berarti sesuatu yang dipakai

sebagai contoh atau dasar yang sah bagi ukuran, takaran, dan timbangan. Standar dapat

berarti juga dipahami sebagai kriteria minimal yang harus dipenuhi. Pengertian lain

menurut Wikipedia, standar adalah suatu norma atau persyaratan yang biasanya berupa

suatu dokumen formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan praktik rekayasa

atau teknis yang seragam.

Jadi standar profesionalitas guru adalah sesuatu ukuran yang sah atau resmi

yang dijadikan sebagai dasar untuk menentukan keprofesionalan guru. Guru yang

memenuhi standar adalah guru yang memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan dan

memahami benar apa yang harus dilakukan, baik ketika di dalam maupun di luar kelas.

Di samping tugas mengajar sebagai tugas pokok seorang guru, ada juga beberapa

persoalan atau tugas prinsip yang semua guru harus mengetahui dan menguasainya

sebagai bagian dari tugas seorang guru yang profesional yakni tugas administrasi

kurikulum dan pengembangannya, pengelolaan peserta didik, personel, prasarana,

keuangan, layanan khusus, dan hubungan sekolah-masyarakat.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang

Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau

dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut Finch & Crunkilton, (1992:

220) Menyatakan “Kompetencies are those taks, skills, attitudes, values, and

appreciation thet are deemed critical to successful employment”. Pernyataan ini

mengandung makna bahwa kompetensi meliputi tugas, keterampilan, sikap, nilai,

apresiasi diberikan dalam rangka keberhasilan hidup/penghasilan hidup. Hal tersebut

dapat diartikan bahwa kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan,

kemampuan, dan penerapan dalam melaksanakan tugas di lapangan kerja.

Kompetensi guru terkait dengan kewenangan melaksanakan tugasnya, dalam

hal ini dalam menggunakan bidang studi sebagai bahan pembelajaran yang berperan

Page 6: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

sebagai alat pendidikan, dan kompetensi pedagogis yang berkaitan dengan fungsi guru

dalam memperhatikan perilaku peserta didik belajar (Djohar, 2006 : 130).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru adalah hasil

dari penggabungan dari kemampuan-kemampuan yang banyak jenisnya, dapat berupa

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan

dikuasai oleh guru dalam menjalankan tugas keprofesionalannya. Menurut Suparlan

(2008:93) menambahkan bahwa standar kompetensi guru dipilah ke dalam tiga

komponen yang saling berkaitan, yaitu pengelolaan pembelajaran, pengembangan

profesi, dan penguasaan akademik.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adapun

macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain:

kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh melalui

pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial

sebagai berikut;

a. Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial:

memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan

kognitif; memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip

kepribadian; dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.

b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk

kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial: memahami landasan

kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi

pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin

dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan

strategi yang dipilih.

Page 7: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

c. Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar (setting)

pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator esensial:

merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar

secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi

proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery

learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan

kualitas program pembelajaran secara umum.

e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya,

memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan

berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk

mengembangkan berbagai potensi nonakademik.

2) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci subkompetensi

tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai

dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai

guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

b. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian

dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

c. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang

didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta

menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

d. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang

berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

Page 8: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

e. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak

sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan

memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

3) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,

orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki

subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut:

a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki

indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.

b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan

tenaga kependidikan.

c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta

didik dan masyarakat sekitar.

4) Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara

luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di

sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan

terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut

memiliki indikator esensial sebagai berikut:

a. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki

indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;

memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren

dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan

menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai

langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam

pengetahuan/materi bidang studi.

Page 9: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam

kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a)

pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disiplin

ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (c)

penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut untuk

perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan profesionalitas

secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat melaksanakan

tugasnya secara profesional (Ngainun Naim, 2009:60).

B. Upaya Nyata Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Kimia

Dalam upaya meningkatkan kompetensi professional guru kimia, pemerintah

bersama dinas pendidikan di daerah setempat telah melaksananakan beberapa upaya

atau program bagu guru mata pelajaran kimia yang saat ini telah terlaksana. Beberapa

program tersebut diantaranya:

1. In Service Education

Program In Service Education adalah suatu usaha yang memberi

kesempatan kepada guru-guru untuk mendapatkan penyegaran. Menurut Jacobson

In Service Education adalah upaya untuk membawa guru kearah up to date. Dalam

upaya nyata pada In Service Education yang bisa dilaksanakan adalah:

a. Melaksanakan Pendidikan akta IV bagi Guru-guru yang belum mempunyai akta

IV atau guru-guru hasil pendidikan non tenaga kependidikan.

b. Melaksanakan pendidikan Pasca Sarjana (S2, S3) yang sesuai dengan bidang

kejuruan yaitu Kimia.

2. In Service Training

Pada umumnya yang paling banyak dilakukan ialah melalui pola penataran-

penataran yang diantaranya:

a. Penataran Penyegaran

Yaitu usaha peningkatan kemampuan Guru agar sesuai dengan kemampuan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta memantapkan kemampuan tenaga

kependidikan agar dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan lebih baik, sifat

penataran ini adalah memberi penyegaran sesuai dengan perobahan yang terjadi.

Page 10: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

b. Penataran Peningkatan Kualifikasi

Yaitu usaha peningkatan kemampuan guru sehingga mereka memperoleh

kualifikasi formal tertentu sesuai dengan standar yang ditentukan.

c. Penataran Penjenjangan

Adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan Guru sehingga

dipenuhi persyaratan suatu kepangkatan atau jabatan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Upaya nyata pada In Service Training adalah:

1. Melaksanakan penataran-penataran bekerja sama dengan Lembaga Pendidikan

Tenaga Kependidikan (LPTK), maupun Non kependidikan (Non LPTK) dengan

tujuan, memberi penyegaran sekaligus up date keilmuan khususnya Kimia.

2. Pembentukan wadah-wadah peningkatan kualitas guru.

Musyawarah guru mata pelajaran yang kemudian akan disebut dengan MGMP

sebagai salah satu bentuk kegiatan untuk meningkatkan kemampuan guru agar lebih

siap dalam menghadapi berbagai kesulitan . Pembelajaran MGMP memiliki kedudukan

yang sangat penting untuk meningkatkan pemahaman guru dalam keseluruhan proses

pembelajaran. Kehadiran MGMP sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan kualitas

pembelajaran terutama untuk menyamakan persepsi, substansi materi, pemilihan

metode, serta penentuan pola evaluasi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Program

MGMP ini berprinsip “ dari guru, oleh guru, dan untuk guru”. Berdasarkan hasil

wawancara banyak guru mata pelajaran kimia yang kurang tertarik untuk menghadiri

MGMP. Tidak adanya evaluasi terhadap implementasi guru disekolah yang sebenarnya

dapat dilakukan oleh kepala sekolah maupun rekan guru. Hal inilah yang

mengakibatkan tidak adanya keinginan untuk guru meningkatkan keprofesionalannya.

Materi pada pelatihan di MGMP harus disesuaikan dengan kebutuhan esensial guru

kimia baik dalam materi maupun strategi pembelajaran kimia dan standar kompetensi

guru yang harus dicapai sesuai dengan ketetapan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional no.16 tahun 2007.

C. Ciri-Ciri Guru Kimia Yang Profesional

Menjadi professional dalam suatu profesi memiliki arti bahwa profesi yang

kita laksanakan telah mencapai tujuan dari profesi tersebut. Pendidik atau guru adalah

tenaga profesional seperti yang diamanatkan dalam Pasal 39 ayat 2 UU RI No 20/2003

Page 11: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 2 ayat 1 UU RI No 14/2005 tentang Guru

dan Dosen, serta Pasal 28 ayat 1 PP RI No 19/2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan. Landasan yuridis dan kebijakan tersebut menunjukkan adanya keseriusan

dan komitmen yang tinggi Pemerintah dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan

penghargaan kepada guru sebagai pelaksana pendidikan di tingkat pembelajaran yang

bermuara akhir pada peningkatan kualitas pendidikan nasional.

Hal ini sejalan dengan arah kebijakan Sistem Pendidikan Nasional Pasal 42

UU RI No 20/2003 yang mensyaratkan pendidik (guru) harus memiliki kualifikasi

akademik minimum dan sertifikasi sesuai dengan kewenangan mengajar, sehat jasmani

dan rohani, dan memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Demikian pula ditegaskan dalam Pasal 28 ayat 1 PP No 19/ 2005 dan Pasal 8 UU RI No

14/2005 yang mengamanatkan guru harus memiliki kualifikasi akademik minimal D4/S1

dan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi profesi-onal,

pedagogik, kepribadian, dan sosial.

Berkaitan dengan hal itu saat ini banyak guru-guru di tingkat lanjutan pertama

maupun menengah bersemangat melanjutkan studi S-2. Namun peningkatan jumlah

guru yang berkualifikasi S-2 tidak berarti secara otomatis meningkat pula

profesionalismenya, karena untuk menjadi guru yang profesional bukan hanya

bermodalkan ijasah S-2. Demikian pula semangat guru mengikuti berbagai aktivitas

ilmiah, seperti seminar, lokakarya, workshop, TOT, dan sebagainya, juga tidak mampu

menjamin terciptanya profesionalisme guru, jika aktivitas tersebut hanya seperti angin

lalu, lewat begitu saja tanpa dipahami, dihayati, dan diamalkan ketika melaksanakan

pembela-jaran di kelas.

Adanya sertifikasi dan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) bagi

guru-guru yang belum lulus sertifikasi merupakan suatu usaha nyata Pemerintah (dalam

hal ini Dinas Pendidikan) dalam rangka pembentukan guru yang profesional. Pada

kenyataannya, setelah melalui sertifikasi guru masih belum memiliki kiat jitu untuk

menjadi guru yang profesional. Pada kesempatan inilah kita akan membahas bersama

tentang bagaimana kiat-kiat untuk menjadi guru yang profesional.

Menurut UU RI No. 14/2005 Pasal 1 ayat 4, profesional adalah pekerjaan atau

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan

yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu

Page 12: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Guru merupakan keteram-

pilan profesional yang untuk menyandang profesi tersebut harus menempuh jenjang

pendidikan tinggi pada program studi kependidikan (Mohamad Ali, 1985 : 31-34).

Pekerjaan yang profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan mereka yang

khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dikerjakan oleh mereka yang

karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Nana Sudjana, 1988 : 14).

Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan

berdasarkan prinsip-prinsip, yaitu memiliki:

1. bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

2. komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak

mulia.

3. kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.

4. kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

5. tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

6. penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.

7. kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

belajar sepanjang hayat.

8. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dan

9. organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan

dengan tugas keprofesionalan guru.

Menurut Journal Education Leadership edisi Maret 1993 (dalam Dedi

Supriadi, 1998 : 98) ada lima ukuran seorang guru dinyatakan profesional, yaitu (1)

memiliki komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya, (2) secara mendalam

menguasai bahan ajar dan cara mengajarkan, (3) bertanggung jawab memantau

kemampuan belajar peserta didik melalui berbagai teknik evaluasi, (4) mampu berpikir

sistematis dalam melakukan tugas, dan (5) menjadi bagian dari masyarakat belajar di

lingkungan profesinya.

Page 13: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

Untuk menjadi guru yang profesional, maka harus berupaya seoptimal

mungkin memenuhi keempat kompetensi, yaitu kompetensi profesional, pedagogik,

sosial, dan kepribadian. Adapun kiat-kiat agar dapat menjadi guru profesional ditinjau

dari keempat kompetensi tersebut adalah :

1. Ditinjau Dari Kompetensi Profesional Guru

Seorang guru yang profesional sangat dituntut untuk dapat menguasai materi

secara mendalam, struktur, konsep, dan metode keilmuan yang koheren dengan materi

ajar, hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, dan mampu menerapkan konsep-

konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai hal tersebut, maka ada

beberapa kiat yang dapat dilakukan, yaitu :

a. Selalu berusaha agar tidak ketinggalan perkembangan ilmu yang berkaitan dengan

bidang studi yang diajarkan dengan cara membaca berbagai literatur (buku, majalah,

koran, ensiklopedia, hasil penelitian, dan lain-lain), bertanya, berdiskusi (sharing)

dengan teman sejawat maupun pakar, membuka internet. Ada satu kiat yang sangat

menarik untuk dicoba, yaitu “bacalah satu ilmu baru setiap hari”, maka dalam

sebulan kita memperoleh 30 ilmu baru. Dalam satu tahun memperoleh berapa ilmu

baru ? (Dapat dihitung sendiri). Penambahan ilmu setiap hari ini sepertinya tidak ada

manfaatnya, tetapi hal ini akan terasa manfaatnya ketika kita berbicara dengan orang

lain atau berbicara dalam satu forum resmi, karena tanpa kita sadari ilmu yang

pernah dibaca dan termemori tersebut membantu kita dalam melogika dan menalar

berbagai permasalahan. Tidak percaya ? Coba saja !

b. Carilah keanehan hubungan antar konsep yang mudah diingat. Sebagai contoh, pada

biologi menghafal bagian lidah dan rasa yang dikecap, menggunakan kata “maap”

sebagai urutan dari ujung lidah tengah kanan-kiri dan ke belakang berturut-turut

“manis-asin-asam-pahit”. Pada fisika, energi kinetik (energi karena gerak) dan energi

potensial (energi karena kedudukan), kita menghafal bahwa “K (kinetik) tidak akan

bertemu dengan K (kedudukan)”. Demikian juga pada kimia katoda mengalami

reduksi, anoda mengalami oksidasi, dengan menghafal huruf mati bertemu huruf

mati (k dengan r) dan huruf hidup bertemu huruf hidup (a dengan o).

c. Jika kita menemui dua konsep yang artinya berkebalikan, hafalkan salah satu, bukan

dihafal dua-duanya. Hal ini karena jika hafal dua-duanya bisa saling tertukar di otak

kita, sebaliknya jika hanya hafal satu pasti yang tidak dihafal memiliki arti kebalikan

dari yang kita hafal.

Page 14: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

d. Selalu berusaha sharing dengan guru satu bidang studi, baik dari kelas yang

setingkat maupun yang berbeda tingkat, agar wawasan ilmu selalu bertambah (terjadi

pengayaan ilmu). Sharing juga dilakukan dengan guru yang serumpun (masih

memiliki kaitan dengan bidang studi kita), agar ketika mengajar kita mampu

memberi gambaran pada peserta didik bahwa materi yang kita ajarkan ada kaitan

dengan bidang studi yang lain. Hal ini kita lakukan agar ilmu yang dimiliki peserta

didik memiliki jalinan keterpaduan yang memperkaya pengetahuan mereka. Pada

pembelajaran IPA terpadu, meskipun masing-masing guru bertugas mengajar sesuai

bidang ilmunya (biologi, fisika, kimia), namun sangat disarankan untuk mengaitkan

satu sama lain agar terlihat keterpaduannya. Akan lebih baik lagi jika guru-guru IPA

dapat mengajarkan secara tematik.

e. Berusaha membuat ringkasan setiap materi pokok, baik yang berupa materi teoretis

maupun rumus-rumus untuk perhitungan.

f. Berusaha mengaitkan setiap konsep yang diajarkan dengan kehidupan peserta didik

agar tercipta pembelajaran yang bermakna (meaningful learning).

g. Berusaha merancang aktivitas lab (praktikum / eksperimen) sederhana sendiri

berdasarkan literatur-literatur yang dibaca.

Semua kiat tersebut hanya dapat dilakukan oleh guru yang memang memiliki

kemauan dan kesadaran yang tinggi untuk maju disertai keinginan untuk dapat menjadi

guru yang profesional.

2. Ditinjau Dari Kompetensi Pedagogik Guru

Seorang guru yang ahli di bidang ilmu tertentu belum tentu ahli dalam

mengajarkan kepada orang lain. Hal ini terbukti ketika seorang ahli matematika dari

LIPI diminta mengajar matematika agar prestasi matematika peserta didik meningkat.

Kenyataannya ahli tersebut gagal mengajar dan mengakui bahwa ia ahli dalam ilmu

matematika, bukan ahli dalam mengajarkan matematika (Dedi Supriadi, 1998 : 88).

Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang kompeten adalah guru yang

mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini berarti menyangkut

bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti

membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi

penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan

pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

Page 15: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

Bagaimana kiat-kiat menjadi guru profesional agar dapat melaksanakan proses

pembelajaran secara optimal, berikut ini beberapa kiatnya:

a. Membuat perencanaan yang matang mengenai semua yang akan dilakukan dalam

proses pembelajaran, yaitu dengan membuat silabus dan RPP.

b. Melakukan persiapan pembelajaran yang menyangkut persiapan materi (misal

membuat hand-out, ringkasan), metode yang akan diterapkan, dan media yang akan

digunakan.

c. Berusaha mencari strategi pembelajaran yang baru, baik strategi menerapkan

metode-metode pembelajaran baru yang memenuhi PAIKEM (pembelajaran aktif,

inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) maupun menerapkan berbagai ke-

canggihan teknologi dalam bentuk media pembelajaran.

d. Refleksi diri setiap selesai pertemuan untuk melihat kekurangan dalam mengajar dan

kemudian berusaha memperbaiki terus menerus. Perbaikan pembelajaran dapat

dilakukan melalui penelitian tindakan kelas.

e. Senantiasa mengasah kemampuan dasar mengajar, seperti cara membuka pelajaran,

bertanya, memberi penguatan, menjelaskan, mengelola kelas, mengeva-luasi, dan

menutup pelajaran.

f. Berusaha hafal semua siswa, bukan hanya yang pandai atau yang bodoh. Hal ini

merupakan bentuk kepedulian dan perhatian kita pada peserta didik.

g. Piawai dalam memodifikasi metode pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik

peserta didik, potensi sekolah, dan ketersediaan sarana prasarana, dan memper-

timbangkan kemampuan akademis, tenaga, waktu, dan biaya.

h. Berusaha menciptakan suasana relaks dalam belajar dengan cara menyelingi

berbagai aktivitas menyenangkan, seperti belajar sambil bermain, berteka-teki, dan

selingan humor.

i. Memperluas dan memperdalam materi ajar sesuai dengan tingkat perkembangan

kognitif peserta didik.

j. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan

berbagai metode penilaian dan memanfaatkan hasil penilaian tersebut untuk

perbaikan kualitas pembelajaran dan perancangan program remedi maupun

pengayaan. Setiap hasil penilaian dikembalikan kepada peserta didik agar peserta

didik memperoleh feedback dari apa yang telah dikerjakannya.

Page 16: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

k. Mampu membimbing peserta didik dalam pengembangan potensi akademik mela-lui

kegiatan positif (misal karya ilmiah remaja) maupun potensi non akademik (misal

olah raga).

Jadi, agar guru memenuhi kriteria guru yang profesional maka mereka harus

senantiasa berusaha secara terus menerus memperbaiki kualitas pembelajarannya

melalui pengembangan kemampuan mengajarnya, mulai dari perencanaan, pelaksa-

naan, sampai pada penilaian pembelajaran.

3. Ditinjau Dari Kompetensi Kepribadian Guru

Guru dikatakan profesional jika mereka memiliki kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak

mulia. Hal ini dapat terbentuk, jika dalam setiap melaksanakan tugas guru selalu mem-

pertimbangkan segala tindakannya dari segala aspek yang melingkupinya. Ada bebe-

rapa kiat untuk menjadi guru profesional ditinjau dari kompetensi kepribadian, yaitu:

a. Berusaha menjadi guru yang taat aturan, seperti datang mengajar tepat waktu,

berpakaian rapi dan sopan.

b. Menunjukkan rasa empati terhadap peserta didik yang sedang menghadapi masalah

dan memiliki kepedulian yang tinggi untuk membantunya.

c. Menunjukkan kebanggaan sebagai guru dengan tampilan mengajar yang selalu segar,

bersemangat, dan menyenangkan, meski guru sedang memiliki masalah.

d. Menunjukkan konsistensi dalam berperilaku sesuai aturan yang berlaku.

e. Menerapkan pendekatan kasih sayang dalam mengajar (memberi tanpa meminta

imbalan pada peserta didik).

f. Berprestasi yang dapat membanggakan peserta didik dan sekolah.

g. Terbuka pada kritik yang disampaikan peserta didik, teman sejawat, dan siapapun

yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan yang dimiliki.

h. Menunjukkan keikhlasan dalam mengajar dan membimbing peserta didik yang

ditunjukkan melalui kesabaran menjawab setiap pertanyaan, melayani mereka yang

kesulitan, siap menolong kapanpun dibutuhkan.

i. Berusaha menunjukkan keteladanan dengan berperilaku dan bertindak yang terpuji,

seperti sopan, ramah, murah senyum, supel, adil, jujur, objektif, empati.

j. Sesekali memberikan selingan ”siraman rohani” berupa nasihat positif yang rasi-onal

sebagai pembentukan kepribadian dan perilaku siswa yang baik.

Page 17: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

Maister (1997) mengemukakan bahwa profesionalisme seorang guru bukan

sekedar pengetahuan teknologi dan manajemen, keterampilan yang tinggi, tetapi

memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan sebagai seorang guru. Dengan demi-

kian guru yang profesional juga dituntut memiliki kepribadian yang tertampilkan dalam

bentuk perilaku dan berpikir yang mantap, stabil, dan berakhlak mulia.

4. Ditinjau Dari Kompetensi Sosial Guru

Guru adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Hal ini berarti selain

ia harus mengembangkan profesional yang berkaitan dengan pengembangan diri pribadi

juga harus mengembangkan kompetensinya yang berkaitan dengan kehidupan sosial,

karena sesungguhnya ia bagian dari masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu seorang

guru yang profesional dituntut untuk dapat bersosialisasi dengan baik. Salah satu modal

bersosialisasi yang baik adalah kepandaian dalam berkomunikasi secara efektif, bai

dengan peserta didik, teman sejawat, maupun orangtua / wali orangtua dan masyarakat.

Selain berkomunikasi juga mengembangkan hubungan secara efektif dengan mereka.

Untuk menuju kepada profesionalisme yang berkaitan dengan kompetensi sosial ini,

ada beberapa kiat yang dapat dilakukan, yaitu :

a. Banyak bergaul dengan siapa saja tanpa memandang tingkatan usia dan status

ekonomi. Dengan demikian ketika melakukan pendekatan dengan berbagai kalangan

dapat beradaptasi dengan cepat.

b. Sering mengikuti aktivitas ilmiah / seminar, baik sebagai peserta maupun penyaji,

sehingga memiliki keberanian di dalam mengemukakan gagasan / ide. Hal ini posi-

tif dalam menunjang kemahiran berkomunikasi di depan kelas ketika mengajar.

c. Sering berbincang-bincang dengan peserta didik di saat-saat senggang tanpa harus

dalam suasana formal. Seringkali guru takut kehilangan wibawa ketika melakukan

hal tersebut, namun hal itu tidak akan terjadi ketika ketika mengajar di kelas kita

mampu membuat penciptaan citra diri yang positif sebagai pengajar / pendidik.

Dengan demikian, guru dapat bertindak sebagai sahabat, orangtua, pembimbing,

maupun pendidik dengan penempatan diri yang sesuai.

d. Menunjukkan keakraban melalui komunikasi yang bersahabat, sehingga peserta

didik merasa nyaman dan tanpa ragu “curhat” bila ada masalah.

e. Siap membantu peserta didik kapanpun diperlukan tanpa membeda-bedakan.

f. Memperlakukan peserta didik sesuai dengan kedudukannya, tidak meremehkan, dan

selalu menghargai apapun keadaannya. Hal ini penting, karena keberhasilan belajar

Page 18: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

peserta didik selain dipengaruhi faktor intern juga hubungan sosialnya de-ngan guru

(Slameto, 1993 ; 54). Ketertarikan peserta didik pada pembawaan guru yang ramah

dan dapat diajak bicara akan menumbuhkan motivasi belajarnya.

g. Memiliki kemampuan empati (tanggap dan peka terhadap keadaan anak didik) yang

ditumbuhkan dengan cara sering berkomunikasi dan memperhatikan mereka.

h. Guru perlu mengetahui dunia trend-nya peserta didik, sehingga dapat melakukan

komunikasi yang baik, lancar, dan nampa “gaul” di mata peserta didik.

Sebaiknya guru tidak mudah marah tanpa alasan yang jelas, karena akan meng-

ganggu komunikasi selanjutnya dengan peserta didik. Rasa takut akan menye-babkan

peserta didik menjauh, sehingga komunikasi tidak terjalin dengan baik.

D. Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Guru Kimia Profesional

Saat ini kita memang sedang mengalami yang namanya globalisasi. Dimana

seluruh dunia bergabung menjadi satu kesatuan. Termasuk dunia pendidikan. Pantas

saja, kita sebagai pandidik dituntut untuk terus berusaha meningkatkan kualitas

pendidikan yang untuk kategoti negara kita sendiri, yaitu Indonesia masih rendah

dibanding negara-negara tetangga lain.

Untuk itu, bagaimanapun caranya semua pendidik harus mempunyai sikap

yang profesional. Jika guru tersebut profesional, maka akan dihasilkan produk

pendidikan yang berkualitas. Guru yang berprofesional menjadikan atau proses

pembelajaran yang berkualitas, sehingga peserta didik pun senang mengikuti proses

pembelajaran tersebut dan pada akhirnya seseorang yang dihasilkan dari sekolah yang

berkualitas itu bisa bersaing di era globalisasi saat ini.

Kedudukan guru sebagai tenaga pengajar professional mempunyai visi dan

misi. Visinya adalah terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-

prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara dalam

memperoleh pendidikan yang bermutu. Misinya adalah mengangkat martabat tenaga

pengajar, menjamin hak dan kewajiban tenaga pengajar, meningkatkan kompetensi

tenaga pengajar, memajukan profesi serta karier tenaga pengajar, meningkatkan mutu

pembelajaran, meningkatkan mutu pendidikan nasional, mengurangi kesenjangan

ketersediaan tenaga pengajar antardaerah dari segi jumlah, mutu kualifikasi akademik,

Page 19: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

dan kompetensi. Misi lainnya adalah mengurangi kesenjangan mutu pendidikan

antardaerah dan meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu.

Dengan peningkatan profesionalisme guru ini, akan terwujud penyelenggaraan

pendidikan atau pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip prefesionalitas. Menurut

penelitian, kualitas pendidikan ditentukan oleh 60% kualitas guru. Apabila kualitas guru

itu jelek, maka kualitas pendidikan sebesar 60% itu juga akan jelek. Sebaliknya, apabila

kualitas guru tersebut baik, maka 40% kualitas pendidikan tersebut akan baik. untuk

40%, adalah faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas pendidikan lainnya. Dari

fakta tersebut, artinya apabila pendidikan ingin maju harus dimulai dari si guru tersebut.

Karena disini guru sebagai faktor kunci untuk memajukan pendidikan.

Tetapi, fakta dilapangan berkata lain. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

(LPMP) Jakarta pada tahun 2012, bahwa berdasarkan tes uji kompetensi guru,

menunjukkan bahwa  hasil UKG pada uji kompetensi profesional dan kompetensi

pedagogik guru masih rendah.

Data yang diperolah dari BNSP, sebanyak 49,3% guru SD tidak layak

mengajar. Data tu diperoleh ketika semua guru SD maupun MI diadakan Uji

Kompetensi. Ternyata 60% dari guru tersebut mendapatkan nilai dibawah 7. Hal ini

sangat memprihatinkan.

Selanjutnya, data yang diperoleh bahwa untuk guru yang diuji sebanyak 1048

orang guru SMP dalam uji kompetensi profesional khususnya penguasaan materi guru-

guru SMP rerata keseluruhan mata pelajaran 6,9. Sedangkan hasil dari uji kompetensi

pedagogik, guru yang mendapat nilai D (predikat kurang) adalah 35 persen, nilai C

(predikat cukup) adalah 63 persen, mendapat nilai  B (predikat baik) hanya 2 persen,

ironisnya  yang mendapat nilai A (predikat amat baik) adalah 0 persen. Dari data di atas

dapat diketahui bahwa kompetensi pedagogik yang memenuhi standar kompetensi

adalah 35 persen. Hal yang tidak jauh berbeda pun terjadi pada jenjang SMA dan SMK.

Pada tingkat SMA kompetensi profesional khususnya Penguasaan Materi Guru-

guru SMA keseluruhan mata pelajaran 5,7.

Fenomena di atas telah menjadi gambaran secara sekilas kepada kita, tentang

kondisi dunia pendidikan di negeri kita saat ini, dimana kualitas proses pembelajaran

kita masih jauh dari apa yang kita harapkan.  Perlu upaya kerja keras tanpa henti dengan

melibatkan seluruh stakeholder, agar pendidikan kita di bumi serumpun sebalai ini

dapat bangkit dan mengejar ketertinggalan sehingga mampu berkompetisi secara

Page 20: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

terhormat dalam era globalisasi ini. Oleh sebab itu reformasi pendidikan, dimana salah

satu isu utamanya adalah peningkatan profesionalisme guru merupakan sebuah

keniscayaan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi dalam mencapai pendidikan yang lebih

berkualitas.

Banyak faktor yang menyebabkan mengapa kompetensi guru demikian rendah.

Mulai dari komitmen pemerintah rendah, kesejahteraan yang minim, pembinaan dan

perlindungan profesi yang belum memadai, kualitas input, LPTK sebagai lembaga yang

menghasilkan guru, sampai kepada persoalan kinerja guru yang sangat rendah.

Permasalahan itu langsung atau tidak langsung akan berkaitan dengan masalah mutu

profesionalisme guru yang masih belum memadai. Padahal sudah sangat jelas hal

tersebut ikut menentukan mutu pendidikan nasional. Mutu pendidikan nasional yang

rendah, salah satu penyebabnya adalah mutu guru yang rendah.

Selain faktor di atas faktor lain yang menyebabkan rendahnya profesionalisme

guru disebabkan oleh:

1.   Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan

banyak guru yang bekerja diluar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri

tidak memadai

2.   Belum adanya standart profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju

3.    Kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi sebagai pencetak guru yang

lulusannya asal jadi tanpa memperhitungkan outputnya kelak dilapangan sehingga

menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesi keguruan

4.  Kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri

E. Cara Menanggulangi Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Guru Kimia Yang

Profesional

Pentingnya peningkatan kemampuan profesional guru sekolah dasar dapat

ditinjau dari beberapa sudut pandang. Pertama, ditinjau dari perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang sangat pesat, berbagai metode dan media baru dalam pembelajaran telah

berhasil dikembangkan.

Demikian halnya dengan pengembangan materi dalam rangka pencapaian

target kurikulum harus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 21: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

Semua itu harus dikuasai oleh guru dan kepala sekolah, sehingga dapat

mengembangkan pembelajaran yang dapat membawa anak didik menjadi lulusan yang

berkualitas tinggi.

Dalam rangka itu, peningkatan kemempuan profesional guru sekolah dasar

perlu ditingkatkan secara kontinya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi pendidikan. Selanjutnya ditinjau dari kepuasan dan moral kerja. Sebenarnya

peningkatan kemampuan merupakan hak setiap guru. Jadi seorang guru berhak

mendapatkan sebuah pembinaan, studi banding, tugas belajar dan dalam bentuk

lain.hak-hak seperti itu merupakan sebuah langkah untuk dapat dikatakn sebagai guru

yang profesional. Tetapi hak-hak tersebut juga tidak akan berhasil jika si guru tidak

mampu dan tidak terampil dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta harus memiliki

semangat kerja yang tinggi dan disiplin.

Lalu ditinjau dari keselamatan kerja. Banyak aktivitas pembelajaran di sekolah

dasar yang bilamana tidak dirancang dan dilakukan secara hati-hati oleh guru

mengandung resiko yang tidak kecil. Aktivitas pembelajaran yang mengandung resiko

tersebut banyak ditemukan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya

pada pokok-pokok bahasan yang dalam proses pembelajarannya menuntut keaktifan

siswa dan atau guru menggunakan bahan-bahan kimia. Bilamana pembelajarannya tidak

dirancang dan dilaksanakan secara professional, tidak menutup kemungkinan terjadi

adanya kecelakaan-kecelakaan tertentu, seperti peledakan bahan kimia, tersentuh

jaringan listrik dan sebagainya. Dalam rangka mengurangi terjadinya berbagai

kecelakaan atau menjamin keselamatan kerja, pembinaan terhadap guru perlu dilakukan

secara kontinu. Di sinilah pentingnya peningkatan kemampuan professional guru di

sekolah dasar dalam rangka keselamatan kerja mereka.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dasar dalam rangka

peningkatan kemampuan profesional guru yang dipimpinnya, khususnya guru kelas,

guru mata pelajaran Pendidikan Agama, guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan, dan guru lainnya adalah supervisi pendidikan yang dilakukan secara terus-

menerus. Dilakukannya supervisi dalam rangka peningkatan kemampuan profesional

guru sesuai dengan fungsi supervisi itu sendiri. Menurut Sergiovanni (1987), ada tiga

fungsi supervisi pendidikan di sekolah, yaitu fungsi pengembangan, fungsi motivasi,

dan fungsi kontrol.

Secara sederhana, supervisi pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses

pemberian layanan bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan

Page 22: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran

secara efektif dan efesien.

Dengan fungsi pengembangan berarti supervisi pendidikan, apabila

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dapat meningkatkan keterampilan guru dalam

mengelola proses pembelajaran. Dengan fungsi motivasi berarti supervisi pendidikan,

apabila dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dapat menumbuh kembangkan motivasi

kerja guru. Dengan fungsi kontrol berarti supervisi pendidikan, apabila dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya, memungkinkan supervisor (kepala sekolah) melaksanakan

kontrol terhadap pelaksanaan tugas-tugas guru.

Berikut ini beberapa hal yang tidak boleh dilakukan seorang guru di dalam

kelas dengan harapan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh seorang guru

dalam menjalankan tugas keprofesionalannya:

1. Jangan Meremehkan RPP

2. Jangan Membiarkan Siswa Menyontek

3. Jangan Membanding-Bandingkan Siswa

4. Jangan Memarahi Siswa di Depan Umum

5. Jangan Menjudge Karakter Siswa

6. Jangan Membicarakan Kejelekan orang Lain di Depan Siswa

7. Jangan Menunjukkan Sifat Sempurna

8. Jangan Melakukan Pembelajaran yang Statis

9. Jangan Memberikan Beban Berlebih

10. Jangan Mementingkan Nilai Siswa

Page 23: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

BAB III

HASIL PENELITIAN

NO NAMA TANGGAPAN

1 Husniawati Berdasarkan hasil survey siswa ini menyukai pelajaran Biologi

karena menurutnya Biologi itu membahas tentang tumbuhan dan

makhluk hidup, disamping itu dia juga menyukai pelajaran Kimia

karena cara gurunya menjelaskan pokok dari pelajaran yang benar-

benar penting saja dan tidak menjelaskan yang tidak penting, siswa

ini juga menyukai cara gurunya mengajar yaitu dengan cara yang

menyenangkan. Siswa ini menginginkan guru Kimianya mengajar

dengan cara yang serius. Menurutnya guru Kimianya memiliki

kompetensi profesional karena ketika sedang mengajar gurunya

serius dan tidak membosankan, serta menyimpulkan guru

Kimianya termasuk guru yang profesional karena bisa

menempatkan kapan serius dan bercanda.

2 Ainun

Awallunisa

Fatimah

Berdasarkan hasil survey siswa ini lebih menyukai pelajaram

Biologi karena pelajaran Biologi tidak memiliki hitung-hitungan.

Selain Biologi dia juga menyukai pelajaran Kimia karena

menurutnya pelajaran Kimia mudah dimengerti. Siswa tersebut

juga menyukai cara mengajar guru Kimianya karena guru tersebut

menjelaskan materi tanpa berbelit-belit, rinci dan tidak

menegangkan, serta bertanya kepada siswanya bila ada yang tidak

dimengerti dari materi yang diajarkan. Menurut siswa ini, gurunya

sudah termasuk guru yang profesional dan guru tersebut tidak

membeda-bedakan siswa yang satu dengan siswa yang lainnya.

3 Tri Riska Muliani Berdasarkan hasil survey siswa ini berpendapat dri semua pelajaran

IPA ia menyukai pelajaran Fisika karena pelajarannya tidak

membosankan dan asyik. Selain Fisika, ia juga menyukai pelajaran

Kimia karena menurutnya pelajaran Kimia itu pelajaran yang asyik

dan tidak terlalu rumit dalam menggunakan rumus-rumusnya.

Page 24: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

Siswa ini menyukai cara guru Kimianya mengajar karena caranya

santai, asyik, dan cepat dimengerti dalam menjelaskan atau

menyampaikan materi. Siswa ini menginginkan guru Kimianya

mengajar dengan cara yang asyik, santai dan cepat membuat siswa

paham ketika menjelaskan materi. Menurutnya, guru Kimianya

memiliki kompetensi profesional karena Kimia sudah menjadi

bakat yang guru tersebut miliki, selain kompetensi profesional,

guru tersebut termasuk guru yang professional karena cara

mengajarnya cepat dipahami dan dimengerti ketika beliau sedang

menyampaikan materi.

4 Satriawan Akbar

Saputra

Berdasarkan hasil survey siswa ini menyukai Kimia karena dalam

pelajaran Kimia ada sebagian eksperimen-eksperimen yang cukup

menarik dan bermanfaat. Siswa tersebut tidak menyukai cara guru

Kimianya mengajar karena kurang menyeluruh ke semua siswa dan

menerangkannya cukup hanya dibuku dan LKS yang ada, serta

memberikan atau menugaskan untuk membuat rangkuman-

rangkuman mengenai baba tau materi yang akan dipelajari,

selanjutnya memberikan tugas-tugas. Siswa ini menginginkan guru

Kimia mengajar dengan cara; 1 mengajar tidak hanya murid yang

menonjol tetapi harus menyeluruh ke semua siswa, 2 tidak hanya

terpaku terhadap buku melainkan memberikan metode atau cara

yang lebih efektif untuk memecahkan soal, 3 memberikan

penjelasan yang bisa diterima oleh logika atau tidak rumit.

Menurutnya, guru Kimianya memiliki kompetensi profesional

karena memiliki pengetahuan tentang Kimia tetapi guru tersebut

dinilai tidak profesional karena tidak disiplin.

5 Anisa Hafifah S. Berdasarkan hasil survey, siswa ini lebih menyukai pelajaran

Biologi dan Matematika karena menurutnya pelajaran ini tidak

terlalu sulit. Siswa ini kurang menyukai pelajaran Kimia apabila

menemukan solusi dari materi yang diajarkan dan kadang

menyukai Kimia apabila materi yang dipelajari dianggap mudah.

Menurut siswa ini, cara mengajar guru Kimianya menyenangkan,

karena cara mengajarnya yang mudah dipahami dan tidak terlalu

Page 25: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

serius. Menurutnya guru Kimianya profesional karena selalu

menyampaikan ulasa yang baik dari materi yang dibahas.

Berdasarkan hasil suvey tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa

tidak terlalu menyukai pelajaran Kimia karena menurutnya pelajaran Kimia pelajaran

yang sulit untuk dimengerti, selain itu ini disebabkan juga dari cara gurunya yang

mengajar. Selain itu mereka lebih menyukai cara mengajar yang santai dan diselingi

dengan ulasan-ulasan materi. Mereka cara mengajar yang menyeluruh dan tidak hanya

fokus pada satu siswa yang menonjol, memberikan penjelasan yang masuk logika dan

dengan cara-cara yang menyenangkan. Sebagian besar menganggap guru Kimia mereka

telah memiliki kompetensi profesional dari segi pengetahuan saja namun belum

menyinggung kompetensi-kompetensi yang lain.

BAB IV

PENUTUP

Page 26: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa:

1. Kompetensi Profesional adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau

dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

2. Program-program yang telah dilaksanakan secara nyata

diantaranya; In Service Education, In Service Training dan penataran-penataran.

3. Ciri-ciri dari guru Kimia yang sudah dikatakan professional

antara lain: (1) memiliki komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya, (2)

secara mendalam menguasai bahan ajar dan cara mengajarkan, (3) bertanggung

jawab memantau kemampuan belajar peserta didik melalui berbagai teknik evaluasi,

(4) mampu berpikir sistematis dalam melakukan tugas, dan (5) menjadi bagian dari

masyarakat belajar di lingkungan profesinya

4. Factor-faktor yang menyebabkan rendahnya keprofesionalan

guru Kimia antara lain; (1) Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya

secara utuh. Hal ini disebabkan banyak guru yang bekerja diluar jam kerjanya untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis

untuk meningkatkan diri tidak memadai, (2) Belum adanya standart profesional guru

sebagaimana tuntutan di negara-negara maju, (3) Kemungkinan disebabkan oleh

adanya perguruan tinggi sebagai pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa

memperhitungkan outputnya kelak dilapangan sehingga menyebabkan banyak guru

yang tidak patuh terhadap etika profesi keguruan, dan (4) Kurangnya motivasi guru

dalam meningkatkan kualitas diri.

B. Saran

Dengan memperhatikan peran guru dan tugas guru sebagai salah satu faktor

determinan bagi keberhasilan pendidikan, maka keberadaan dan peningkatan profesi

guru menjadi wacana yang sangat penting. Oleh karena itu, bagi pendidik maupun calon

pendidik hendaknya lebih memperhatikan standar profesionalitas guru khususnya bagi

pendidik yang ada di Indonesia. Dengan demikian, pelaksanaan pendidikan akan

maksimal dan kualitas pendidikan pun juga akan meningkat.

Page 27: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

DAFTAR PUSTAKA

Page 28: 5 Kompetensi Profesional Guru Kimia, Fakta Dan Kenyataan

Asmuni Syukir. 2013. Sikap Guru Profesional. Diunduh dari

http://asmunisyukir.wordpress.com/2013/01/17//sikapguruprofesional_mediaasmunisyu

kir.html pada tanggal 24 Oktober 2015.

Djam’an Satori. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.

H.M. Surya, dkk. 2005. Kapita selekta kependidikan SD. Jakarta: Universitas terbuka.

Syaiful Sagala. 2008. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung:

Alfabeta, CV.

Anonim. 2014. Standar Profesional Guru. Diunduh dari

http://izzaucon.blogspot.co.id/2014/06/standar-profesionalitas-guru.html.pada tanggal

24 Oktober 2015.