Top Banner
4.1.1 Nilai Kalor (Heating value)
15

4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) - digilib.its.ac.id · Uji polutan yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran briket organik. Mensimulasikannya dalam fluent dengan spesifikasi

Apr 01, 2019

Download

Documents

vanbao
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) - digilib.its.ac.id · Uji polutan yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran briket organik. Mensimulasikannya dalam fluent dengan spesifikasi

4.1.1 Nilai Kalor (Heating value)

Page 2: 4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) - digilib.its.ac.id · Uji polutan yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran briket organik. Mensimulasikannya dalam fluent dengan spesifikasi

4.2 ANALISA EKSPERIMEN

Laju Pengurangan Massa Briket Laju Perubahan Temperatur Briket

Laju Pembakaran Briket

Lanjutan….

Page 3: 4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) - digilib.its.ac.id · Uji polutan yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran briket organik. Mensimulasikannya dalam fluent dengan spesifikasi

4.3 ANALISA SIMULASI

Lanjutan….

Page 4: 4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) - digilib.its.ac.id · Uji polutan yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran briket organik. Mensimulasikannya dalam fluent dengan spesifikasi

KONTUR TEMPERATUR PEMBAKARAN BRIKET

D1R1 unsteady mass 0.000024D1R1 unsteady mass 0.000024 D1R2 unsteady mass 0.000026D1R2 unsteady mass 0.000026

D1R3steady mass 0.000015D1R3steady mass 0.000015 D1R4steady mass 0.000019D1R4steady mass 0.000019

Page 5: 4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) - digilib.its.ac.id · Uji polutan yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran briket organik. Mensimulasikannya dalam fluent dengan spesifikasi

Lanjutan….

D3R1 unsteady mass 0.000013D3R1 unsteady mass 0.000013

D3R2 unsteady mass 0.000027D3R2 unsteady mass 0.000027D2R3 unsteady mass 0.000006D2R3 unsteady mass 0.000006

Page 6: 4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) - digilib.its.ac.id · Uji polutan yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran briket organik. Mensimulasikannya dalam fluent dengan spesifikasi

D1R1 unsteady mass 0.000024D1R1 unsteady mass 0.000024 D1R2 unsteady mass 0.000026D1R2 unsteady mass 0.000026

D1R3steady mass 0.000015D1R3steady mass 0.000015 D1R4steady mass 0.000019D1R4steady mass 0.000019

Page 7: 4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) - digilib.its.ac.id · Uji polutan yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran briket organik. Mensimulasikannya dalam fluent dengan spesifikasi

D3R1 unsteady mass 0.000013D3R1 unsteady mass 0.000013

D3R2 unsteady mass 0.000027D3R2 unsteady mass 0.000027D2R3 unsteady mass 0.000006D2R3 unsteady mass 0.000006

Page 8: 4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) - digilib.its.ac.id · Uji polutan yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran briket organik. Mensimulasikannya dalam fluent dengan spesifikasi

4.3 ANALISA PERBANDINGAN HARGA BRIKET

ORGANIK

Lanjutan….

A.Harga Per kgMassa rata-rata briket 38,6 gr1 kg briket � 26 briketJika biaya produksi�5500,Jumlah produksi briket � 54 buahMaka harga 1 briket = 5500/54 =Rp 102,-Harga 1 kg briketnya � (Rp.102,-) x 26 = Rp. 2.652,-B. Penghematan /kg atau per /l�Rp 348,- dibanding dg briket batubara�Rp 5.348,- per 1 liter minyak tanah�Rp 7.044,- per 3 kg LPG

Page 9: 4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) - digilib.its.ac.id · Uji polutan yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran briket organik. Mensimulasikannya dalam fluent dengan spesifikasi

Daftar Efisiensi Harga Bahan Bakar

Page 10: 4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) - digilib.its.ac.id · Uji polutan yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran briket organik. Mensimulasikannya dalam fluent dengan spesifikasi

BAB V:KESIMPULAN DAN SARAN

� Hasil dari uji proximate yaitu kadar air terkecil pada briket D2R3 sebesar 5.63% dan terbesar pada D1R4 10.99%, kadar abu terkecil pada briket D1R3 sebesar 3.69% dan terbesar pada D3R1 13.9%, serta nilai kalor terbesar pada briket D2R3 4184,78 Kkal/kg dan terkecil D3R1 3351.55 Kkal/kg.

� Semakin kecil kadar air maka penyalaan awal briket semakin mudahdan semakin bagus, sebaliknya makin besar kadar air maka penyalaan semakin sulit dan temperaturnya semakin kecil. Sedangkan semakin besar nilai kadar abu maka semakin kecil nilai kalor yang dihasilkan.

� Hubungan antara komposisi briket dengan karakteristik briket adalah semakin banyak komposisi daun maka laju pengurangan massanya mendekati linier, laju pembakaran dan. laju temperaturnya semakin tinggi.

� Komposisi terbaik yang memenuhi standar Indonesia dan Jepang adalah perbandingan daun:ranting 2:3 (briket D2R3) dengan kadar air 5.63%, kadar abu 6.5%, dan nilai kalor 4184.78 Kkal/kg.

5.1 KESIMPULAN

Page 11: 4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) - digilib.its.ac.id · Uji polutan yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran briket organik. Mensimulasikannya dalam fluent dengan spesifikasi

� Uji polutan yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran briket organik.

� Mensimulasikannya dalam fluent dengan spesifikasi yang lain seperti material, boundary, dan model solver.

� Melakukan penelitian tentang variasi bentuk briket yang lain seperti dimensi (ukuran), bentuk briket (silinder, kotak, berongga) dan bahan baku briket yang lain agar nantinya dapat digunakan sebagai pembanding sekaligus salah satu solusi dari krisis energi.

5.2 SARAN

Page 12: 4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) - digilib.its.ac.id · Uji polutan yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran briket organik. Mensimulasikannya dalam fluent dengan spesifikasi

DAFTAR PUSTAKA

1. Borman dan Ragland. 1998. Combustion Engineering. McGraw Hill Publishing Co, New York,

2. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM). (2004). Statistik Energi Indonesia

3. Earl, D.E., 1974. A report on Corcoal, Andre Meyer Researc Fellow. FAO. Rome.

4. Haygreen, J.G dkk. 1989. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu Semua Pengantar. Diterjemahkan oleh Sutjipto A. Hadikusumo. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

5. Hendra, D. 1999. Bahan Baku Pembuatan Arang dan Briket Arang.Litbang Hutan. Gunung Batu. Bogor.

6. Himawanto, D. A. 2005, Pengaruh Temperatur Karbonasi terhadap Karakteristik Pembakaran Briket, Jurnal Media Mesin, Volume 6 No. 2, Juli 2005. Surakarta

7. Istanto, Tri dan Suyitno. 2005. Simulasi CFD Pembakaran Non-Premixed Serbuk Biomass Kayu Jati. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNS, Semarang.

8. Kadianto, Pria. 2009. Pengaruh Variasi Jumlah Campuran Perekat terhadap Karakteristik Arang Briket Batang Jagung. Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Page 13: 4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) - digilib.its.ac.id · Uji polutan yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran briket organik. Mensimulasikannya dalam fluent dengan spesifikasi

9. Kementrian Negara Riset dan Teknologi @2004.ristek.go.id10. Purnaningrum, Citria Novety. 2008. Perancangan Kompor Hemat Energi

dengan Bahan Bakar Briket Biomass. Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Surabaya.

11. Sani, Hardy Rakhman. 2009. Pembuatan Briket Arang dari Campuran Kulit Kacang Cabang dan Ranting Pohon Sengon serta Sebetan Bambu. Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

12. Subroto, 2006, Karakteristik pembakaran biobriket campuran batubara, ampas tebu dan jerami, Media Mesin, Vol 7, No.2, pp 47-54

13. Sulistyanto, Amin. 2006. Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batubara dan Sabut Kelapa. Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

14. Syafi’i, W., 2003. Hutan Sumber Energi Masa Depan. www.kompas.co.id. Harian kompas 15 april 2003.

15. Tuakia, Firman. 2008. Dasar-dasar CFD Menggunakan Fluent. Informatika Bandung. Bandung.

16. www.energyefficiencyasia.org.

Page 14: 4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) - digilib.its.ac.id · Uji polutan yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran briket organik. Mensimulasikannya dalam fluent dengan spesifikasi

THANKS FOR YOUR

ATTENTION^….^

THANKS FOR YOUR

ATTENTION^….^

Page 15: 4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) - digilib.its.ac.id · Uji polutan yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran briket organik. Mensimulasikannya dalam fluent dengan spesifikasi

� Berdasar perhitungan Bappenas dalam buku infrastruktur Indonesia pada tahun 1995 perkiraan timbunan sampah di Indonesia sebesar 22.5 juta ton dan akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2020 menjadi 53,7 juta ton. Sementara di kota besar produk sampah perkapita berkisar antara 600-830 gram per hari (Mungkasa, 2004). Data menunjukkan sebanyak 70-80% dari sampah kota tersebut merupakan bahan organik

� Berdasarkan Statistik Energi Indonesia (DESDM, 2004) disebutkan bahwa potensi energi biomassa di Indonesia cukup besar mencapai 434.008 GWh.

backback