Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cerebrovaskular accident atau stroke merupakan gangguan neurology yang disebabkan oleh adanya gangguan pada peredaran darah di otak (Black, 1997) Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002 dalam ekspresiku-blogspot 2008) Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vascular. Berdasarkan etiologinya, stroke dibedakan menjadi : 1. Stroke perdarahan atau strok hemoragik 2. Strok iskemik atau stroke non hemoragik Stroke non hemoragik atau yang disebut juga strok iskemik didefinisikan, secara patologis, sebagai kematian jaringan otak karena pasokan darah yang tidak adekuat B. Tujuan 1. Tujuan Umum Penulis mampu menggambarkan asuhan keperawatan secara komprehensif yang meliputi aspek biopsikososiospritual 1
53

4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

May 15, 2023

Download

Documents

tini kartini
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cerebrovaskular accident atau stroke merupakan

gangguan neurology yang disebabkan oleh adanya gangguan

pada peredaran darah di otak (Black, 1997)

Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan

fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah

ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit

serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C.

Suzanne, 2002 dalam ekspresiku-blogspot 2008)

Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi

serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang

berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam,

atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab

selain daripada gangguan vascular.

Berdasarkan etiologinya, stroke dibedakan menjadi :

1. Stroke perdarahan atau strok hemoragik

2. Strok iskemik atau stroke non hemoragik

Stroke non hemoragik atau yang disebut juga strok

iskemik didefinisikan, secara patologis, sebagai kematian

jaringan otak karena pasokan darah yang tidak adekuat

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu menggambarkan asuhan keperawatan secara

komprehensif yang meliputi aspek biopsikososiospritual

1

Page 2: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

pada klien dengan stroke non hemoragik dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

Penulis mampu menggambarkan:

a. Konsep teori penyakit stroke non hemoragik.

b. Pengkajian status kesehatan pada Ny. M dengan

masalah stroke non hemoragik  secara komprehensif

melalui pendekatan proses keperawatan.

c. Diagnosa keperawatan yang  muncul pada Ny. M dengan

masalah stroke non hemoragik.

d. Rencana asuhan keperawatan sesuai dengan diagnosa

yang muncul pada Ny. M dengan stroke non hemoragik.

e. Pelaksanaan implementasi keperawatan terhadap Ny. M

dengan stroke non hemoragik.

f. Evaluasi asuhan keperawatan pada Tn. U dengan stroke

non hemoragik.

g. Pendokumentasian asuhan keperawatan yang benar pada

Tn. U dengan stroke non hemoragik

3. Tujuan Untuk perawat (Mahasiswa selama praktik)

4. Tujuan untuk pasien

2

Page 3: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Menurut WHO 1989, Stroke adalah deficit neurologist

akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul

secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan

daerah fokal otak yang terkena.

3

Page 4: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

Menurut Smeltzer C. Suzanne, 2002 dalam ekspresiku-

blogspot, (1997) Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah

kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya

suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi

penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun.

B. Etiologi

Menurut Smeltzer & Bare (2002), keadaaan yang dapat

menyebabkan stroke:

1. Trombosis Serebri

Trombosis (penyakit trombo-okulsif) merupakan penyebab

stroke yang paling sering dikaitkan dengan kerusakan

lokal dinding pembuluh darah. Beberapa keadaan dibawah

ini dapat menyebabkan trombosis otak.

a. Aterosklerosis

Ateroskleroris adalah pengerasan pembuluh darah serta

berkurangnya kelenturan dan elastisitas pembuluh

darah.

b. Hiperkoagulasi pada polisitemia

Darah bertambah kental, penambahan viskositas atau

hematokrit meningkat dapat melambatkan aliran darah

serebri.

c. Arteritis

Radang pada arteri.

2. Embolisme Serebral

Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh

darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada

4

Page 5: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

umumnya emboli berasal dari trombus di jantung yang

terlepas yang merupakan perwujutan penyakit jantung.

C. Manifestasi Klinik

Menurut Suzzane C. Smelzzer, dkk, (2001, hlm. 2133-

2134) menjelaskan ada enam tanda dan gejala dari stroke non

hemoragik yang mana tergantung pada lokasi lesi (pembuluh

darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya

tidak adekuat dan jumlah aliran darah kolateral. Adapun

gejala Stroke non hemoragik adalah :

1. Kehilangan motorik: stroke adalah penyakit neuron atas

dan mengakibatkan kehilangan kontrol volunter. Gangguan

kontrol volunter pada salah satu sisi tubuh dapat

menunjukan kerusakan pada neuron atas pada sisi yang

belawanan dari otak. Disfungsi neuron paling umum adalah

hemiplegi (paralisis pada salah satu sisi tubuh) karena

lesi pada sisi otak yang berlawanan dan hemiparises

(kelemahan salah satu sisi tubuh)

2. Kehilangan komunikasi: fungsi otak lain yang yang

dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi.

Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi

bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal

berikut:

a) Disatria (kesulitan berbicara), ditunjukan dengan

bicara yang sulit dimengerti yang disebabkan oleh

5

Page 6: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

paralisis otot yang bertanggung jawab menghasilkan

bicara.

b) Disfasia atau afasia (kehilangan bicara), yang

terutama ekspresif atau reseptif.

c) Apraksia, ketidakmampuan untuk melakukan tindakan

yang dipelajari sebelumnya.

3. Defisit lapang pandang, sisi visual yang terkena

berkaitan dengan sisi tubuh yang paralisis yaitu

kesulitan menilai jarak, tidak menyadari orang atau

objek ditempat kehilangan penglihatan

4. Defisit sensori, terjadi pada sisi berlawanan dari lesi

yaitu kehilangan kemampuan untuk merasakan posisi dan

gerakan bagian tubuh.

5. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik, bila

kerusakan pada lobus frontal, mempelajari kapasitas,

memori atau fungsi intelektual mungkin terganggu.

Disfungsi ini dapat ditunjukan dalam lapang perhatian

terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa dan kurang

motivasi.

6. Disfungsi kandung kemih, setelah stroke pasien mungkin

mengalami inkontenensia urinarius karena kerusakan

kontrol motorik.

D. Patofisiologi

Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal

(thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau

oleh karena gangguan umum (Hypoksia karena gangguan paru 6

Page 7: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

dan jantung). Arterosklerosis sering/cenderung sebagai

faktor penting trhadap otak. Thrombus dapat berasal dari

flak arterosklerotik atau darah dapat beku pada area yang

stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi

turbulensi. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh

embolus menyebabkan oedema dan nekrosis diikuti thrombosis

dan hypertensi pembuluh darah.

Jika aliran darah kesetiap bagian otak terhambat

karena trombus dan embolus maka mulai terjadi kekurangan O2

kejaringan otak. Kekurangan selama 1 menit dapat

menyebabkan nekrosis mikroskopis neuron-neuron area

kemudian di sebut infark.

Kekurangan O2 pada awalnya mungkin akibat iskemik

umumnya (karena henti jantung / hipotensi ) / hipoksia

karena proses anemia / kesulitan bernafas. Jika neuron

hanya mengalami iskemik,maka masih ada peluang untuk

menyelamatkannya. Suatu sumbatan pada arteri koroner dapat

mengakibatkan suatu infark disekitar zona yang mengalami

kekurangan O2.

Stroke karena embolus merupakan akibat dari bekuan

darah, lemak dan udara, emboli pada otak kebanyakan berasal

dari jantung. Sindrom neuron vaskuler yang lebih penting

terjadi pada stroke trombotik dan embolik karena

keterlibatan arteri serebral mediana (Hudak, G. 1996).

7

Page 8: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

E. Pathways

8

Page 9: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

F. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik menurut Arif Muttaqin (2008, hlm.

139) yaitu:

1. CT Scan (Computer Tomografi Scan)

Pembidaian ini memperlihatkan secara spesifik letak

edema, posisi hematoma adanya jaringan otak yang infark

atau iskemia, dan posisinya secara pasti. Hasil

9

Page 10: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

pemerikasaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang

pemadatan terlihat di ventrikel atau menyebar ke

permukaan otak.

2. Angiografi serebral

Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik

seperti perdarahan atau obstruksi arteri adanya titik

okulasi atau raftur.

3. Pungsi Lumbal

Menunjukan adanya tekanan normal, tekanan meningkat

dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya

perdarahan.

4. Magnatik Resonan Imaging (MRI)

Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.

5. Ultrasonografi Dopler

Mengidentifikasi penyakit arteriovena.

6. Sinar X Tengkorak

Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal.

7. Elektro Encephalografi (EEG)

Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang

otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang

spesifik.

8. Pemeriksaan Laboratorium

a. Lumbal pungsi, pemeriksaan likuor merah biasanya di

jumpai pada perdarahan yang masif, sedangkan

perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih

normal sewaktu hari – hari pertama.

10

Page 11: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

b. Pemeriksaan kimia darah, pada stroke akut dapat

terjadi hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai

250 mg didalam serum.

G. Penatalaksanaan

Tindakan medis terhadap pasien stroke meliputi:

1. Pengobatan Konservatif

Menurut Suzzane C. Smelzzer, dkk. (2001, hlm. 2137)

pengobatan konservatif meliputi:

a) Diuretika: Untuk menurunkan edema serebral, yang

mencapai tingkat maksimum 3 sampai 5 hari setelah

infark serebral.

b) Anti koagulan: Mencegah memberatnya trombosis dan

embolisasi dari tempat lain dalam kardiovaskuler.

c) Anti trombosit: dapat diresepkan karena trombosit

memainkan peran sangat penting dalam pembentukan

thrombus dan embolisasi.

2. Pengobatan pembedahan

Menurut Arif Muttaqin, (2008, hlm. 142) tujuan utama

adalah memperbaiki aliran darah serebral

a) Endosteroktomi karotis (lihat pada gambar

2.7)membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan

membuka arteri karotis di leher.

b) Revaskularisasi terutama merupakan tindakan

pembedahan dan manfaatnya paling dirasakan oleh klien

TIA

11

Page 12: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

H. Pengkajian

1. Pengkajian Primer

a. Airway

Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya

penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk.

b. Breathing

Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas,

timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak

teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi.

c. Circulation

TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi

pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal

pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa

pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut.

2. Pengkajian Sekunder

a. Aktivitas dan istirahat

Data Subyektif : kesulitan dalam beraktivitas,

kelemahan, kehilangan sensasi atau paralysis, mudah

lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )

Data obyektif : Perubahan tingkat kesadaran,

perubahan tonus otot  ( flaksid atau spastic), 

paraliysis ( hemiplegia ) , kelemahan umum, gangguan

penglihatan

b. Sirkulasi

Data Subyektif : Riwayat penyakit jantung (  penyakit

katup jantung, disritmia, gagal jantung ,

endokarditis bacterial ), polisitemia.

Data obyektif :

12

Page 13: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

1) Hipertensi arterial

2) Disritmia, perubahan EKG

3) Pulsasi : kemungkinan bervariasi

4) Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau

aorta abdominal

c. Integritas ego

Data Subyektif : Perasaan tidak berdaya, hilang

harapan

Data obyektif : Emosi yang labil dan marah yang tidak

tepat, kesediahan , kegembiraan, kesulitan

berekspresi diri

d. Eliminasi

Data Subyektif : Inkontinensia, anuria, distensi

abdomen ( kandung kemih sangat penuh ),  tidak adanya

suara usus( ileus paralitik )

e. Makan/ minum

Data Subyektif :

1) Nafsu makan hilang

2) Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK

3) Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan,

disfagia

4) Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah

Data obyektif : Problem dalam mengunyah ( menurunnya

reflek palatum dan faring ), Obesitas ( factor resiko

)

f. Sensori neural

Data Subyektif :

13

Page 14: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

1) Pusing / syncope  ( sebelum CVA / sementara selama

TIA )

2) nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral 

atau perdarahan sub arachnoid.

3) Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena

terlihat seperti lumpuh/mati

4) Penglihatan berkurang

5) Sentuhan  : kehilangan sensor pada sisi kolateral

pada ekstremitas dan pada muka ipsilateral ( sisi

yang sama )

6) Gangguan rasa pengecapan dan penciuman

Data obyektif :

1) Status mental : koma biasanya menandai stadium

perdarahan , gangguan tingkah laku (seperti:

letergi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi

kognitif

2) Ekstremitas : kelemahan / paraliysis

( kontralateral pada semua jenis stroke, genggaman

tangan tidak imbang, berkurangnya reflek tendon

dalam  ( kontralateral )

3) Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )

4) Afasia  ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa,

kemungkinan ekspresif/ kesulitan berkata kata,

reseptif / kesulitan berkata kata komprehensif,

global / kombinasi dari keduanya.

5) Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat,

pendengaran, stimuli taktil

14

Page 15: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

6) Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan

motorik

7) Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan

tak bereaksi pada sisi ipsi lateral

g. Nyeri / kenyamanan

Data Subyektif :  Sakit kepala yang bervariasi

intensitasnya

Data obyektif:  Tingkah laku yang tidak stabil,

gelisah, ketegangan otot / fasial.

h. Respirasi

Data Subyektif: Perokok (factor resiko)

i. Keamanan

Data obyektif :

1) Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan

2) Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk

melihat objek, hilang kewasadaan terhadap bagian

tubuh yang sakit

3) Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan

wajah yang pernah dikenali

4) Gangguan berespon terhadap panas, dan

dingin/gangguan regulasi suhu tubuh

5) Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit

terhadap keamanan, berkurang kesadaran diri.

j. Interaksi social

Data obyektif :  Problem berbicara, ketidakmampuan

berkomunikasi.

I. Diagnosa Keperawatan

15

Page 16: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

1. Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan

perdarahan intracerebral. (Marilynn E. Doenges, 2000)

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan

hemiparese/hemiplagia (Donna D. Ignativicius, 1995)

3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan

sirkulasi darah otak (Donna D. Ignativicius, 1995)

4. Gangguan eliminasi alvi(konstipasi) berhubungan dengan

imobilisasi, intake cairan yang tidak adekuat (Donna D.

Ignativicius, 1995)

J. Intervensi Keperawatan

1. Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan

perdarahan intra cerebral

Tujuan : Perfusi jaringan otak dapat tercapai secara

optimal

Kriteria hasil :

a. Klien tidak gelisah

b. Tidak ada keluhan nyeri kepala

c. GCS 456

d. Tanda-tanda vital normal(nadi : 60-100 kali permenit,

suhu: 36-36,7 C, pernafasan 16-20 kali permenit

Rencana tindakan :

a. Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang

sebab-sebab gangguan perfusi jaringan otak dan

akibatnya

b. Anjurkan kepada klien untuk bed rest total

16

Page 17: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

c. Observasi dan catat tanda-tanda vital dan kelainan

tekanan intrakranial tiap dua jam

d. Berikan posisi kepala lebih tinggi 15-30 dengan

letak jantung (beri bantal tipis)

e. Anjurkan klien untuk menghindari batuk dan mengejan

berlebihan

f. Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi

pengunjung

g. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat

neuroprotektor

Rasional

a. Keluarga lebih berpartisipasi dalam proses

penyembuhan

b. Untuk mencegah perdarahan ulang

c. Mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada klien

secara dini dan untuk penetapan tindakan yang tepat

d. Mengurangi tekanan arteri dengan meningkatkan

draimage vena dan memperbaiki sirkulasi serebral

e. Batuk dan mengejan dapat meningkatkan tekanan intra

kranial dan potensial terjadi perdarahan ulang

f. Rangsangan aktivitas yang meningkat dapat

meningkatkan kenaikan TIK. Istirahat total dan

ketenangan mungkin diperlukan untuk pencegahan

terhadap perdarahan dalam kasus stroke hemoragik /

perdarahan lainnya

g. Memperbaiki sel yang masih viable

17

Page 18: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan

hemiparese/hemiplegia

Tujuan : Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai

dengan kemampuannya

Kriteria hasil :

a. Tidak terjadi kontraktur sendi

b. Bertambahnya kekuatan otot

c. Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan

mobilitas

Rencana tindakan

a. Ubah posisi klien tiap 2 jam

b. Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif

pada ekstrimitas yang tidak sakit

c. Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit

d. Berikan papan kaki pada ekstrimitas dalam posisi

fungsionalnya

e. Tinggikan kepala dan tangan

f. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan

fisik klien

Rasional

a. Menurunkan resiko terjadinnya iskemia jaringan akibat

sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan

b. Gerakan aktif memberikan massa, tonus dan kekuatan

otot serta memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan

c. Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya

bila tidak dilatih untuk digerakkan

18

Page 19: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

3. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan

penurunan sirkulasi darah otak

Tujuan : Proses komunikasi klien dapat berfungsi secara

optimal

Kriteria hasil

a. Terciptanya suatu komunikasi dimana kebutuhan klien

dapat dipenuhi

b. Klien mampu merespon setiap berkomunikasi secara

verbal maupun isarat

Rencana tindakan

a. Berikan metode alternatif komunikasi, misal dengan

bahasa isarat

b. Antisipasi setiap kebutuhan klien saat berkomunikasi

c. Bicaralah dengan klien secara pelan dan gunakan

pertanyaan yang jawabannya “ya” atau “tidak”

d. Anjurkan kepada keluarga untuk tetap berkomunikasi

dengan klien

e. Hargai kemampuan klien dalam berkomunikasi

f. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan wicara

Rasional

a. Memenuhi kebutuhan komunikasi sesuai dengan kemampuan

klien

b. Mencegah rasa putus asa dan ketergantungan pada orang

lain

c. Mengurangi kecemasan dan kebingungan pada saat

komunikasi

19

Page 20: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

d. Mengurangi isolasi sosial dan meningkatkan komunikasi

yang efektif

e. Memberi semangat pada klien agar lebih sering

melakukan komunikasi

f. Melatih klien belajar bicara secara mandiri dengan

baik dan benar

4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan kelemahan otot mengunyah dan menelan

Tujuan : Tidak terjadi gangguan nutrisi

Kriteria hasil

a. Berat badan dapat dipertahankan/ditingkatkan

b. Hb dan albumin dalam batas normal

Rencana tindakan

a. Tentukan kemampuan klien dalam mengunyah, menelan dan

reflek batuk

b. Letakkan posisi kepala lebih tinggi pada waktu,

selama dan sesudah makan

c. Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut

secara manual dengan menekan ringan diatas

bibir/dibawah dagu jika dibutuhkan

d. Letakkan makanan pada daerah mulut yang tidak

terganggu

e. Berikan makan dengan berlahan pada lingkungan yang

tenang

f. Mulailah untuk memberikan makan peroral setengah

cair, makan lunak ketika klien dapat menelan air

20

Page 21: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

g. Anjurkan klien menggunakan sedotan meminum cairan

h. Anjurkan klien untuk berpartisipasidalam program

latihan/kegiatan

i. Kolaborasi dengan tim dokter untuk memberikan ciran

melalui iv atau makanan melalui selang

Rasional :

a. Untuk menetapkan jenis makanan yang akan diberikan

pada klien

b. Untuk klien lebih mudah untuk menelan karena gaya

gravitasi

c. Membantu dalam melatih kembali sensori dan

meningkatkan kontrol muskuler

d. Memberikan stimulasi sensori (termasuk rasa kecap)

yang dapat mencetuskan usaha untuk menelan dan

meningkatkan masukan

e. Klien dapat berkonsentrasi pada mekanisme makan tanpa

adanya distraksi/gangguan dari luar

f. Makan lunak/cairan kental mudah untuk

mengendalikannya didalam mulut, menurunkan terjadinya

aspirasi

g. Menguatkan otot fasial dan dan otot menelan dan

menurunkan resiko terjadinya tersedak

h. Dapat meningkatkan pelepasan endorfin dalam otak yang

meningkatkan nafsu makan

i. Mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti

dan juga makanan jika klien tidak mampu untuk

memasukkan segala sesuatu melalui mulut

21

Page 22: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

BAB III

RESUME KASUS

A. Pengkajian

Riwayat Keperawatan

Tanggal masuk : 11 November 2014

Jam masuk : 16.00 WIB

No. Register : 316454

Ruang/Kamar : Dahlia/ 3D

Tanggal pengkajian : 13 November 2014

Jam pengkajian : 11.00 WIB

Diagnosa medis : SNH

1. Biodata

a. Biodata klien

Nama : Ny. M

Umur : 60 th

Agama : Islam

Status : Janda

Pendidikan : SD

Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga

22

Page 23: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

Alamat :Warungasem, Kec. Batang, Kab. Batang

b. Biodata penanggung jaawab

Nama : Tn. C

Umur : 29 th

Agama : Islam

Status :Menikah

Pendidikan : SMP

Pekerjaan :Wiraswasta

Alamat :Warungasem, Kec. Batang, Kab. Batang

Hub.dgn klien :Anak

2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat penyakit sekarang

Satu minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit pada

tanggal 4 november 2014 klien mengatakan mengalami

mual, muntah-muntah, klien juga mengeluh susah tidur

dan tidak bisa bicara lalu pasien dibawa ke dokter

dan mendapat obat dari dokter tersebut. Setelah

berobat kedokter dan klien minum obatnya klien

mengatakan bisa bicara tetapi tidak lancar (bicara

pelo). Dan kemudian tangan klien tiba-tiba tidak bisa

digerakkan, itu membuat keluarga klien semakin

khawatir dan memeriksakannya ke dokter lagi, setelah

ke dokter klien dirujuk ke RSUD Batang pada tanggal

11 November 2014 jam 16.00 WIB dengan data klien

mengatakan tangan kirinya tidak biasa digerakkan,

23

Page 24: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

bicara agak susah/ tidak lancar, lemas, mual, muntah,

TD : 140/80 mmHg, nadi : 92x/mnt, suhu : 36C, RR :

20x/mnt.

Pada saat pengkajian yang dilakukan pada tanggal 13

November 2014 didapatkan data klien mengeluh tangan

kirinya masih tidak bisa digerakkan, bicara agak

susah, lemas, TD : 110/80 mmHg, nadi : 92x/mnt, suhu

: 36C, RR : 20x/mnt.

b. Keluhan utama

Tangan kiri tidak bisa digerakkan

c. Riwayat penyakit dahulu

Klien mengatakan didalam keluarganya mempunyai

riwayat hipertensi dan hiperglikemi.

d. Riwayat penyakit keluarga

Genogram :

24

Page 25: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

: Meninggal

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal 1 rumah

: Pasien

Dalam keluarga Ny.M memiiki riwayat keturunan

hipertensi yaitu bapak dan ibu Ny.M, dalam keluarga

suami Ny.M juga memiliki riwayat hipertensi. Suami

Ny.M meninggal karena TBC.

3. Pola kesehatan fungsional Gordon

a. Pola penatalaksanaan kesehatan/persepsi sehat

Klien mengatakan sehat menurut klien adalah kondisi

dimana seseorang dapat beraktifitas tanpa terganggu

oleh suatu keadaan dimana seseorang dapat

beraktifitas tanpa terganggu oleh suatu keadaan lemah

dari kondisi badan, jika masih sakit & masih bisa

diobati dengan obat warung maka klien akan beli obat

warung. Jika klien atau keluarga sakit maka mereka

akan periksa ke puskesmas ataupun dokter umum.

25

Page 26: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

b. Pola Nutrisi-Metabolik

Pada saat sebelum klien mengalami sakit klien

menghabiskan makan sebanyak 1 porsi, baik sarapan,

makan siang, dan makan malam, sehari-hari klien lebih

suka minum teh atau air putih, untuk kudapan klien

biasanya goreng-gorengan ataupun jajanan pasar.

Dan selama klien sakit dan harus di rawat di Rumah

Sakit, klien menghabiskan makan sebanyak 1 porsi,

baik makan pagi, makan siang maupun makan malam, di

Rumah Sakit klien lebih sering minum susu dan air

putih. Dan untuk kudapan klien makan buah-buahan atau

bubur.

Tinggi badan klien 155 cm, berat badan klien sebelum

sakit ± 63 kg dan selama sakit berat badan klien 61

kg.

c. Pola Eliminasi

Pada saat sebelum klien mengalami sakit klien tidak

memiliki masalah mengenai eliminasi BAK maupun BAB,

karena warna dan bau urine klien normal dan frekuensi

BAK klien setiap harinya pun tergolong normal tidak

lebih dari 5X sehari. Untuk BAB, klien hanya

melakukan BAB 1X dalam sehari untuk warna fesesnya

kuning, dan konsistensinya lembek atau tergolong

normal.

Dan selama klien sakit dan di rawat di Rumah Sakit

klien BAK 5x dalam sehari, urine klien berwarna

kuning jernih dan berbau khas urine. Untuk BAB,

26

Page 27: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

selama sakit klien klien melakukan BAB sebanyak 1x

dalam sehari dan feses berwarna kuning gelap dengan

konsistensi feses lunak.

Klien terganggu / terhambat dalam mobolisasi untuk

melakukan BAK & BAB karena sulit di gerakannya tangan

kiri klien.

d. Pola Aktivitas dan Latihan

Klien mengatakan sakit dan di rawat di rumah sakit

dalam melakukan aktivitasnya selalu dibantu oleh

keluarganya seperti makan, minum, berpakaian, maupun

aktivitas toileting.

e. Pola tidur dan istirahat

Pada saat klien belum sakit klien belum tentu /

jarang tidur siang, klien tidur malam ± 6 – 7 jam

dalam semalam. Klien tidak memiliki masalah tidur

malam saat sebelum sakit.

Selama klien sakit, klien tidur siang selama ± 2 jam

dan klien tidur malam ± 5 jam dalam semalam dan tidak

nampak lingkaran hitam di sekitar mata klien. Klien

tidur kurang nyaman karena kondisinya yang sedang

berada di rumah sakit sehingga klien merasa kurang

nyaman.

f. Pola kognitif-perseptual-keadekuatan alat sensori

Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya

.

27

Page 28: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

Penglihatan, pendengaran, pengecap dan penciuman

klien berfungsi baik / normal dan tidak memiliki

kelainan. Klien tidak mengalami disorientasi diri,

tempat dan waktu. Kemampuan bicara

g. Pola persepsi-konsep diri

Sikap klien terhadap diri sendiri baik tidak sampai

mengalami frustasi karena klien terlihat rileks,

hanya saja dampak sakit yang di alami klien

mengurangi aktifitas klien.

Klien merasa ingin cepat sembuh sehingga bisa

beraktifitas seperti biasanya, namun ekpresi wajah

klien terkadang terlihat sedih. Klien memiliki postur

tubuh berbadan sedang dan tidak terlalu tinggi,

beliau masih memiliki kontak mata saat di ajak

berkomunikasi.

h. Pola peran dan tanggung jawab

Dalam keluarga klien berperan sebagai ibu rumah

tangga dan tidak bisa melakukan aktifitasnya seperti

biasanya. Hubungan perawat dan dokter baik.

i. Pola seksual-reproduksi

Klien mengatakan menikah dengan suaminya dan

mempunyai 2 orang anak. Klien sudah menopause.

j. Pola koping dan toleransi stress

28

Page 29: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

Penyakit SNH yang di alami menjadi sumber stress /

stressor bagi klien, dan dengan cara berdoa klien

merasa lebih baik, dan klien merasa senang karena

masih ada keluarga yang senantiasa mendukungnya

walaupun terkadang klien masih terlihat sedih di

wajahnya.

k. Pola nilai dan keyakinan

Klien beragama Islam, klien adalah orang jawa

sehingga masih memiliki keyakinan atau kepercayaan

orang jawa, beliau mencoba untuk selalu tepat waktu

dalam menjalankan sholat setiap harinya dan berusaha

untuk bersedekah jikamendapati rezeki yang lebih.

Dalam lingkungannya klien biasanya mengikuti

pengajian dengan para ibu-ibu setiap seminggu sekali

jika kondisi beliau memungkinkan untuk pergi.

4. Pemeriksaan Fisik

a. Penampilan Umum

Pada saat di kaji klien memiliki kesadaran penuh atau

compos menthis, tekanan darah klien 110/80 mmHg, suhu

36 °C nafas 20 x/menit dengan nadi 80 x/menit, berat

badan klien sebelum sakit 62 kg dan berat badan

selama sakit 61 kg dengan tinggi badan 155 cm.

b. Pemeriksaan Fisik

Data Obyektif

Kepala

29

Page 30: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

Inspeksi : Bentuk kepala mesosephal, tidak ada

luka, rambut kotor dan rontok

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada

benjolan abnormal

Mata

Inspeksi : pupil Isokor, sclera tidak ikterik,

tidak anemis

Tes penglihatan : Klien mengatakan pandangan kabur

Hidung

Inspeksi : Tidak ada polip, tidak ada secret

dihidung, penciuman berkurang

Telinga

Inspeksi : Kedua telinga simetris, tidak ada

penumpukan serum

Tes pendengaran : Pendengaran berkurang

Mulut

Inspeksi : Mulut bersih, mukosa mulut kering,

bisa merasakan manis, pahit, asam,

asin, tidak ada stomatitis, mulut tidak

simetris (pelo)

Leher

Inspeksi : Tidak ada benjolan abnormal, tidak

ada luka, tidak ada pembesaran vena

jugularis

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Dada

Inspeksi paru : Tampak simetris, pengembangan

kanan dan kiri sama

30

Page 31: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, teraba getaran

suara pada punggung tractil premitus

hasil?

Perkusi : Tidak ada gangguan (resonan)

Inspeksi jantung : Tidak tampak ictus cordis

Auskultasi : Tidak ada bunyi jantung tambahan

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Bunyi pekak

Abdomen

Inspeksi : Bentuk abdomen datar, tidak ada luka

Auskultasi : Bunyi bising usus nilai?

Palpasi : Tidak ada nyeri tekana acites

Perkusi : Perut kembung

Genetalia

Inspeksi : Tidak terpasang kateter

Ekstrimitas

Atas : Terpasang infuse pada tangan kanan,

pada tangan kiri tidak bisa digerakkan

Bawah : Sama panjang, tidak ada luka

5 1

5 5

DIJELASKAN ?

Kulit

31

Page 32: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

Palpasi : Turgor kulit baik

5. Prosedur Diagnostik dan Laboratorium

Hari/ tanggal/ jam : 11-11-14 18:13

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai RujukanHEMATOLOGI

Diff Count

Neutrofil

Limfosit

Monosit

Eosinofil

Basofil

Limfosit

Absolut

CBC

Lekosit

Eritrosit

Hemoglobin

Hematokrit

MCV

MCH

MCHC

Trombosit

68.1

20.1

H 9.2

2.0

0.6

1.97

9.79

H 5.74

10.8

10.8

L 72.1

L 24.0

33.8

227

42

%

%

%

%

%

10^3/ul

10^3/uL

10^6/uL

g/dl

%

fL

pg

g/dl

10^3/ul

fL

42 - 74

17 - 45

2.0 – 8.0

0.0 – 5.0

0 - 1

0.90 – 5.20

4.50 – 11.00

4.10 – 5.10

12 - 16

36.0 – 46.0

78.0 – 102.0

25.0 – 35.0

31.0 – 37.0

150.0 - 450

37 - 54

32

Page 33: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

RDW-SD

RDW-CV

LED

LED 1 jam

LED 2 jam

KIMIA KLINIK

Glukosa

sewaktu

Cholesterol

total

Trigliserida

Ureum

Creatinin

Asam urat

H 16.9

H 45.0

H 55.0

H 404

H 279.0

136.0

H 70.0

H 1.60

6.0

%

nm/jam

nm/2 jam

mg/dl

mg/dl

mg/dl

mg/dl

mg/dl

mg/dl

11 - 16

15

30

70 - 140

220

150

10.0 – 50.0

0.50 – 0.90

3.4 – 7.0

Hari/tanggal/jam : 12-11-2014 07:10

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai RujukanKIMIA KLINIK

Glukosa

Sewaktu

Jam : 06.00

H 226 Mg/dl 70 - 140

Theraphy dr

PENGELOMPOKAN DATA

Data subyektif

Data obyektif

B. Analisa Data 33

Page 34: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

Data Masalah EtiologiDS :

Klien mengatakan tangan

kirinya tidak bisa digerakkan

DO :

Klien tampak kesulitan untuk

menggerakkan, klien berjalan

dengan bantuan., TD : 110/80

mmHg, Nadi : 80x/menit, Rr :

20x/menit. Diagnose dokter :

SNH

5 1

5

5

Hambatan

mobilitas

fisik

Gangguan

neuomuskular

DS :

Klien mengatakan sulit untuk

bergerak/ berjalan, lemas

DO : Klien tampak kesulitan

berjalan dan dibantu oleh

anaknya ketika berjalan?

Resiko cedera Faktor lingkungan

DS : Klien mengatakan susah

untuk mengubah posisi

DO : Glukosa sewaktu : H 404

Resiko

Infeksi

Trauma Jaringan

DS : Klien mengatakan bisa

bicara tetapi sedikit/ susah

Hambatan

komunikasi

Gangguan

neuromuskular

34

Page 35: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

bicara

DO : Klien tampak kesusahan

untuk berbicara (bicara pelo)

verbal

DS :

Klien mengatakan merasa nafsu

makan

DO :

Glukosa sewaktu : H 404

Cholesterol total : H 279.0

Ureum : H 70.0

Creatinin : H 1.60

Ketidakseimba

ngan nutrisi

Ketidakmampuan

mengabsorpsi

nutrien

C. Diagnosa Keperawatan

1. Hambatan mobilitas fisik b/d gangguan neuromuskular.

2. Resiko cedera b/d faktor lingkungan.

3. Resiko infeksi b/d trauma jaringan.

4. Hambatan komunikasi verbal b/d gangguan neuromuscular

5. Ketidakseimbangan nutrisi b/d ketidakmampuan

mengabsorpsi nutrien

D. Intervensi

Tgl/

jam

Dx.

Kep.

Tujuan & Kriteria

Hasil

Intervensi Rasional

13- Hambat Jangka Pendek : 1. Observasi 1. Mengetahui

35

Page 36: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

11-

2014

an

mobili

tas

fisik

b/d

ganggu

an

neurom

uskula

r

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

3x24 jam klien

dapat masalah

hambatan mobilitas

fisik teratasi

dengan kriteria

hasil:

- Dapat melakukan

aktifitas.

- Melatih kekuatan

tonus otot.

Jangka Panjang :

Setelah selesai

perawatan di

harapkan masalah

hambatan fisik

dapat di ketahui

oleh klien dengan

kriteria hasil :

Klien sudah

mengetahui gejala

dan penangannya

kekuatan tonus

otot klien

2. Berikan

tindakan

terapi?

3. Ajarkan klien

melakukan

senam rom

aktif / pasif

4. Kolaborasi

dengan ahli

fisioterapi

tingkat

kekuatan

tonus otot

klien.

2. Sebagai

bentuk

aktifitas

latihan

untuk

klien.

3. Klien

dapat

melatih

kekuatan

otot.

4. Untuk

melakukan

tindakan

fisioterap

i

13-

11-

Resiko

cedera

Jangka pendek :

Setelah dilakukan

1. Observasi

tingkat risiko

1. Mengetahui

tingkat

36

Page 37: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

2014 b/d

faktor

lingku

ngan

tindakan

keperawatan selama

3x24 jam diharapkan

masalah risiko

cidera teratasi

dengan kriteria

hasil :

- Klien terhindar

dari cidera

- .

Jangka panjang :

Setelah selesai di

lakukan tindakan

keperawatan di

harapkan masalah

risiko cidera tidak

terjadi dengan

kriteria hasil :

klien dapat

mengetahui faktor

risiko cidera

cidera pada

klien.

2. Tata / set

lingkungan

klien seaman

mungkin.

3. Beritahu

keluarga klien

untuk tidak

menaruh benda

yang beresiko

di sekitar

klien.

4. Kolaborasi

dengan

keluarga klien

untuk tetap

menjaga &

menata

lingkungan

klien.

risiko

yang dapat

terjadi

pada

klien.

2. Menghindar

i risiko

klien

cidera

akibat

lingkungan

yang

beresiko.

3. Keluarga

ikut

menjaga

keamanan

klien dari

lingkungan

yang

beresiko.

4. Terhindar

dari

cidera.

37

Page 38: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

13-

11-

2014

Resiko

infeks

i b/d

trauma

jaring

an

jangka pendek:

setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

3x24 jam diharapkan

masalah resiko

infeksi teratasi

dengan krteria

hasil:

- klien terhindar

dari infeksi.

- Klien nyaman

dengan keadaan

sekarang.

Jangka panjang:

Setelah selesai

dilakukan tindakan

keperawatan

diharapkan klien

tidak mengalami

infeksi jaringan.

Dengan kriteria

hasil:

- Klien tidak

mengalami infeksi

setelah selesai

perawatan

1. Observasi

kondisi infus.

2. Lakukan

perawatan

infus.

3. Beritahu klien

agar tetap

berhati-hati

dalam

beraktifitas.

4. Kolaborasi

dengan

keluarga

mengenai

pengawasan.

1. Mengetahui

kondisi

fisik

tangan

yang

terpasang

infuse.

2. Menjaga

kebersihan

dan posisi

infus yang

terpasang.

3. Agar klien

tetap

terjaga

dalam

beraktifit

as.

4. Mengawasi

aktifitas

klienyang

menjadi

resiko

penyebab

infeksi.

38

Page 39: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

13-

11-

2014

Kurang

penget

ahuan

b/d

ketida

ktahua

n

terhad

ap

penyak

it

Jangka pendek:

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

3x24 jam diharapkan

masalah pengetahuan

klien teratasi

dengan kriteriaa

hasil:

- Klien & keluarga

memiliki

pengetahuan untuk

penolongan

pertama.

- klien & keluarga

dapat melakukan

tindakan mandiri.

Jangka panjang:

Setelah selesai

dilakukan tindakan

keperawatan selama

3x24 jam diharapkan

klien & keluarga

dapat menjelasan,

melakukan dan

mengajari terapi

stroke.

1. Observasi

tingkat

pengetahuan

klien.

2. Lakukan

tindakan

keperawatan

dan penkes.

3. Ajarkan

mengenai ROM

aktif.

4. Kolaborasi

dengan perawat

lain dalam

pemberian

informasi

kepada klien &

keluarga.

1. Mengetahui

tingkat

pengetahua

n klien &

keluarga.

2. Klien &

keluarga

dapat

mengetahui

tindakan

yang

dilakukan.

3. Agar klien

dapat

melakukan

ROM aktif

secara

mandiri.

4. Agar klien

mendapat

pengetahua

n yang

bermanfaat

.

39

Page 40: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

13-

11-

2014

Hambat

an

komuni

kasi

verbal

b/d

ganggu

an

neurom

uscula

r

Proses komunikasi

klien dapat

berfungsi secara

optimal setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama

3x24 jam, dengan

criteria hasil :

- Klien mampu

merespon setiap

komunikasi

secara verbal

1. Perhatikan

kesalahan

dalam

berkomunikasi

dan berikan

umpan balik

2. Ajarkan klien

bicara dengan

pelan

3. Anjurkan

kepada

keluarga untuk

tetap

berkomunikasi

dengan klien

4. Kolaborasi

dengan

fisioterapi

untuk latihan

wicara

1. Umpan

balik

membantu

klien

berespon

2. Mengurangi

kecemasan

dan

kebingunga

n

3. Meningkatk

an

komunikasi

yang

efektif

4. Melatih

klien

belajar

bicara

secara

mandiri

dengan

baik dan

benar

40

Page 41: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

13-

11-

2014

Ketida

kseimb

angan

nutris

i b/d

ketida

kmampu

an

mengab

sorpsi

nutrie

n

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

3x24 jam kebutuhan

nutrisi terpenuhi

dengan criteria

hasil:

- Lab. Normal(?)

- Tidak ada

malnutrisi

- Berat badan

kembali normal

1. Timbang berat

badan

2. Tentukan kadar

diit sesuai

dengan kadar

gula

3. Lihatlah

keluarga dalam

memantau waktu

makan

4. Kolaborasi

dengan ahli

gizi

1. Mengetahui

pemasukan

makanan

yang

adekuat

2. Menyesuaik

an antara

kebutuhan

kalori dan

kemampuan

mengambil

glukosa

3. Meningkatk

an

partisipas

i keluarga

dan

mengontrol

pemasukan

nutrisi

4. Kebutuhan

diit harus

disesuaika

n dengan

penyakit

41

Page 42: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

E. Implementasi

1. Implementasi Keperawatan

Tgl/

Hari/

jam

No. Dx.

Kep

Tindakan

KeperawatanRespon Klien

Para

f

13/11/

2014

1,2,3,4

,5

1

4

2

Mengkaji keadaan

umum klien

Mengkaji tingkat

kekuatan otot

klien

Memperhatikan

kesalahan dalam

berkomunikasi dan

berikan umpan

balik

S : klien mengatakan

lemas, tangan kanan

tidak bisa digerakkan,

dalam melakukan

aktivitas selalu

dibantu, susah bicara

O : klien tampak

sedih, lemas, TD :

110/80 mmHg, nadi :

80x/mnt, RR : 20x/mnt,

suhu : 36C

S : klien mengatakan

tangan kanannya tidak

bisa digerakkan

O : klien terlihat

susah menggerakkan

tangan kanannya

S : -

O : klien tampak

kesulitan untuk bicara

42

Page 43: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

1

Mengobserfasi

lingkungan yang

memungkinkan

menyebabkan resiko

cedera

Melakukan injeksi

S : -

O : side rail tempat

tidur sudah tidak

berfungsi, klien tidak

bisa melakukan

aktivitas (selalu

dibantu dalam

beraktivitas)

S : klien mengatakan

bersedia untuk

disuntik

O : injeksi masuk

14-11-

2014

1, 2

1

2,3

Mengobservasi TTV

dan keadaan umum.

Melakukan injeksi

Mengatur posisi

stand infus dan

tempat tidur.

S: klien mengatakan

lemas

O: TD 110/80, nadi 80x

/menit, RR 20x /menit,

suhu 36º C.

S: klien mengatakan

tangan kiri berat

untuk di gerakan,

O: klien berbaring di

tempat tidur.

43

Page 44: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

1

4

1,2

Mengajarkan klien

melakukan rom

aktif

Mengajarkan klien

bicara dengan

pelan

Memberikan

penkes /

pengetahuan kepada

klien mengenai

terapi rom aktif &

menyarankan

keluarga untuk

mengatur

lingkungan tempat

tidur.

S: klien mengatakan

mengizinkan.

O: keluarga kooperatif

S: klien mengatakan

keinginan untuk

melakukan terapi.

O: klien & keluarga

kooperatif

S : -

O : klien tampak

berlatih untuk bicara

S: klien mengatakan

sudah pernah melakukan

namun tidak tahu untuk

apa.

O: klien & keluarga

kooperatif.

15-11-

2014

1,2

4

Mengkaji keadaan

umum dan melakukan

TTV

Memperhatikan

S: klien mengatakan

kesemutan mulai

menghilang.

O: TD 120/80, suhu 36º

C, RR 20x /menit, nadi

83x /menit.

44

Page 45: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

1

1

kesalahan dalam

berkomunikasi dan

berikan umpan

balik

Melakukan injeksi.

Mengevaluasi

kepada klien

tentang ROM

S : -

O : bicara klien sudah

sedikit bisa dipahami

S: klien mengatakan

mengizinkan.

O: klien tiduran di

tempat tidur.

S: klien mengatakan

kesemutan berkurang

semenjak melakukan

terapi rom aktif.

O: klien tampak masih

sesusahan dalam

melakukan ROM, anggota

gerak masih susah

digerakkan.

2. Medical Management

a. Obat-obatan

Nama Obat

Tgl

Terap

i

Cara, Dosis,

frekuensi

Cara kerja obat,

fungsi dan

klasifikasi

Respon

Pasien

Neurobion Mengatasi

kekakuan

otot,atau member

tenagalebih

45

Page 46: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

Neurofam

Ondansent

ron

Neofer

untuk

menggerakan

otot.

b. Aktivitas dan latihan

Jenis

Aktivitas/La

tihan

TgL

Terap

i

Penjelasan UmumIndikasi

dan Tujuan

Respon

Klien

ROM pasif 14-

11-

2014

DS :

Klien

mengataka

n merasa

senang

karena

sudah

diajari

senam ROM

DO :

klien

terlihat

senang

F. Evaluasi

46

Page 47: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

Tgl/

Hari/jam

No.

Dx.

Kep

Catatan Perkembangan KlienPara

f

13/11/201

4

14/11/201

4

1

2

3

S: klien mengatakan terganggu saat

beraktifitas.

O: klien Nampak sedih

A: masalah belum teratasi

P:

- Observasi kekuatan tonus otot klien

- Berikan tindakan terapi

- Ajarkan klien melakukan senam rom

aktif / pasif

- Kolaborasi dengan ahli fisioterapi

S: klien mengatakan masih kesulitan

beraktifitas.

O: klien tiduran di tempat tidur.

A: masalah belum teratasi

P: lanjutkan Intervensi.

- Observasi tingkat risiko cidera

pada klien.

- Tata / set lingkungan klien seaman

mungkin.

- Beritahu keluarga klien untuk tidak

menaruh benda yang beresiko di

sekitar klien.

- Kolaborasi dengan keluarga klien

untuk tetap menjaga & menata

47

Page 48: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

1

2

lingkungan klien.

S: klien mengatakan aktifitas terganggu

karena infuse.

O: klien tiduran di tempat tidur.

A: masalah belum teratasi.

P: lanjutkan Intervensi.

- Observasi kondisi infus.

- Lakukan perawatan infus.

- Beritahu klien agar tetap berhati-

hati dalam beraktifitas.

- Kolaborasi dengan keluarga mengenai

pengawasan

S: klien mengatakan masih kesemutan

sehingga menghambat aktifitasnya.

O: klien memegangi tangan kiri.

A: masalah belum teratasi.

P: lanjutkan Intervensi.

- Observasi kekuatan tonus otot klien

- Berikan tindakan terapi

- Ajarkan klien melakukan senam rom

aktif / pasif

- Kolaborasi dengan ahli fisioterapi

S: klien mengatakan lingkungan sekitar

tempat tidur masih dapat menghambatnya.

48

Page 49: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

3 O: klien tiduran di tempat tidur.

A: masalah belum teratasi.

P: lanjutkan Intervensi

- Observasi tingkat risiko cidera

pada klien.

- Tata / set lingkungan klien seaman

mungkin.

- Beritahu keluarga klien untuk tidak

menaruh benda yang beresiko di

sekitar klien.

- Kolaborasi dengan keluarga klien

untuk tetap menjaga & menata

lingkungan klien.

S: klien mengatakan infusnya keluar

darah.

O:selang Infus klien terdapat darah.

A: maslah belum teratasi.

P: lanjutkan Intervensi.

- Observasi kondisi infus.

- Lakukan perawatan infus.

- Beritahu klien agar tetap berhati-

hati dalam beraktifitas.

- Kolaborasi dengan keluarga mengenai

pengawasan

49

Page 50: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

BAB IV

PEMBAHASAN

50

Page 51: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

A. Analisa Kasus

B. Penemuan

51

Page 52: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

52

Page 53: 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY new

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Port, Carol Mattson, 2007, Essentials of Pathophysiolog :

Concepts of Altered Health States, 2nd Edition,

Lippincott Williams and Wilkins, USA.

B. Websites

Sugiharto, 2010, Asuhan Keperawatan Pasien dengan Diare,

http://GIT.health.ivillage.com/diare/.cfm, diunduh tanggal

1 januari

53