Periode Pascapartum Segera setelah melahirkan,perubahan besar
terjadi pada tubuh ibu juga sering kali pada jiwa dan pikiran.
Sementara tenega kesehatan menganggap bagian yang sulit,yakni
persalinan, telah usai, banyak wanita justru mersa hal tersebut
baru saja di mulai.Pemeriksaan pascapartum biasanya di jadwalkan
enam minggu setelah ibu melahirkan,tetapi dengan suatu kewaspadaan
terhadap banyak isu yang muncul setelah kelahiran seorang bayi.
Klien umumnya dianjurkan untuk menghubungi tenaga keshatan lebih
dini. Morbiditas pascapartumInfeksiMobiditas pada minggu-minggu
pascapartum pertama biasanya disebabkan endometritis, mastitis,
infeksi pada episiotomy atau laserasi. Infeksi traktus urinarius
(UTI) dan penyakit lain, antara lain pneumonia dan influenza, juga
dapat terjadi dan harus di pertimbangkan dengan serius. Pada banya
kasus,setiap wanita pascapartum yang mengeluh demam tanpa atau
disertai nyeri harus di evaluasi melalui pemeriksaan fisik dari
kepala sampai jari kaki. Kirim spesimen urine untuk dikultur guna
menyingkirkan oielonefritis. Kultrul serviks atau vagina tidak
perlu dilakukan rutin. Meskipun hitung darah lengkap dapat
dianjurkan, hasilnya tidak mudah diinterpretasi jika infeksi
terjadi pada hari-hari pascapartum awal karena jumlah leukosit
normal tinggi pada saat ini.Keputusan untuk mengobati seorang
wanita yang mengalami infeksi pascapartum sebagai pasien rawat
jalan harus dibuat berdasarkan seberapa parah wanita tersebut.
Berapa suhu tubuhnya? Nadinya? Jumlah leukositnya? Apakah ada orang
dewasa di rumah yang dapat merwatnya selama ia sakit ?Endometris
Seorang wanita yang menderita endometritis biasanya menderita
demam,nyeri abdomen,dan mengeluarkan lokia bebau busuk.
Pemeriksaaan abdomen akan menunjukkan nyeri tekan pada uterus.
Konsulkan pada dokter bila terjadi endometritis. Hospitalisasi
untuk pemberian antibiotik intravena mungkin diperlukan jika klien
mengalami demam tinggi dan denyut nadinya tepat. Tetapi rawat jalan
diringkas pada kotak 4-1.Kotak 4.1 terapi endometritis yang di
anjurkan untuk pasien rawat jalan.
Program menyusui Klindamisin.450 mg setiap enam jam selama 14
hariProgram tak-menyusuiDoksisikilin,100 mg per oral dua kali
sehari selam 14 hariMetronidazol, 500 mg per oral dua kali sehari
selama 10 sampai 14 hari : Dapat diberikan bersama
doksisiklin.Mastitis Mastitis dapat dialami setiap saat jika
seorang wanita menyusui,tetapi biasanya tidak terjadi sebelum hari
ke-10 pascapartum. Organisme penyebab biasanya staphylococcus
aureus dan ibu baru biasanya tidak dapat membedakannya dari gejala
flu. Klien anda cenderumg mengatakan bahwa ia merasa tidak enak
badan dan merasa seperti ditabrak truk. Klien biasanya menderita
demam dengan suhu tubuh 1010F atau lebih.Terapi mastitis diringkas
pada kotak 4-2. Wanita penderita mastitis harus merasa jauh lebih
baik dalam 24 jam setelah mengkonsumsi antibiotik. Jika
tidak,mereka perlu dirawat dirumah sakit untuk menerima antibiotik
IV.Upaya memberi rasa nyaman meliputi tirah baring selama meliputi
tirah baring selama sekurang-kurangnya 24 jam,kompres panas basah
pada payudara selama 20 sampai 30 menit setiap dua sampai tiga jam
saat klien terjaga,dan pemberian asetaminofen untuk mrngatasi nyeri
dan demam. Ibu harus mengkomsumsi sejumlah cairan dan melepas bra
selama beberapa hari kecuali jika ia merasa tidak nyaman tanpa bra.
Bra yang menggunakan kawat biasanya meningkatkann
ketidaknyamanan.Mastitis tidak mengontaminasi air susu ibu. Bayi
harus terus menyusu dari kedua payudara ibu. Pada kenyataannya,
praktik menyusui yang sering membuat kemungkinan pembentukan abses
payudara menurun. Menyusui menggunakan payudara yang tidak terkena
lebih dahulu biasanya sangat membantu. Apabila pemberian makan dari
payudara yang tidak terkena terlalu nyeri, suatu pompa payudara
atau pengeluaran ASI secara manual seringkali diperlukan untuk
mencegah pembengkakan payudara sehingga ASI dapat terus
diproduksi.
Infeksi luka Laserasi atau episiotomi yang terinfeksi akan
tampak kemerahan dan bengkak. Rabas purulen akan muncul. Perbaikan
mungkin telah gagal. Seringkali rendam duduk tiga sampai empat kali
sehari dan krim antibiotik pada area kulit yang terinfeksi cukup.
Pada kasus lain, luka harus dibuka dengan mengangkat jahitan dan
kemudian dibersihkan menggunakan normal saline. Antibiotik oral,
seperti klindaminasin, harus diberikan catat warna kulit disekitar
sisi episiotomi karena nekrosis dapat terjadi.
Infeksi traktus urinariusUTI juga dapat merupakan suatu sumber
morbiditas pascapartum dan harus dipertimbangkan dalam suatu
diagnosis banding demam atau nyeri dan sakit pascapartum.Apabila
antibiotik diberikan pada periode pascapartum, seorang ibu dapat
mengalami infeksi jamur di puting susu. Gejala yang muncul adalah
nyeri atau sensitivitas di kedua belah puting, puting berwarna
merah muda-mawar, nyeri seperti tertusuk jarum dan peniti pada
payudara, dan, kadang-kadang, kulit mengelupas pada puting susu.
Bayi dapat mengalami sariawan dimulut dan ruam popok monilia
berwarna merah terang. Anjurkan ibu untuk mengoleskan krim Nystatin
pada puting (tiga kali sehari selama tujuh hari) dan cuci semua dot
bayi dan bagian-bagian pompa payudara dengan air panas. Bayi dapat
diberi 1 cc suspensi Nystatin per oral empat kali sehari selama 14
hari. Nasihati wanita untuk tidak mengoleskan Nystatin bayi pada
putingnya. Suspensi ini sangat lengket saat mengering dan bra ibu
akan menempel. Rawat puting ibu serta mulut dan bokong bayi sampai
bersih selama 48 jam.Karena ada kemungkinan resistensi terhadap
Nystatin maka di beberapa komunitas penggunaan krim Lotrimin dua
kali sehari dapat menjadi obat pilihan untuk puting ibu dan bokong
bayi. Apabila krim Lotrimin dipakai, bayi tetap membutuhkan
Nystatin oral. Gentian violet tidak praktis, tetapi juga dapat
digunakan.Sebelum meresepkan obat untuk wanita menyusui, pastikan
bahwa obat tersebut aman. Pedoman yang dapat membantu ialah
Medicine and Mother Milk (T. Hale, 1994, amarillo, TX: Pharmasoft
Medical Publications). Buku ini dapat dipesan dengan harga $20 dari
penerbit di alamat 4606 Oregon,Amarillo, TX, 79107,
1-800-378-1317
Masalah Pada Payudara
Engorgementkadang kala sulit untuk membedakan antara mastitis,
engorgement, dan duktus susu tersumbat (plugged milk duct).
Engorgement biasanya bilateral, muncul bertahap, menyebabkan demam
ringan, dan tidak berhubungan dengan gejala sistemik. Payudara
biasanya hangat saat disentuh dan tampak mengilat. Kecuali rasa
tidak nyaman pada payudara, ibu biasanya merasa sehat kecuali jika
engorgement parah, misalnya, jika terjadi the breasttail of spence
dan terjadi perluasan sampai ke aksila. Apabila engorgement parah,
ibu akan menjauhkan lengannya dari tubuh agar tidak menekan
jaringan payudara yang membengkak.Terapi untuk engorgement pada ibu
menyusui ialah pemberian analgesik ringan, kompres panas basah, dan
menyusui dengan sering. Sayangnya, payudara yang bengkak sering
kali membuat bayi sulit mengulum puting. Pada kasus ini,
pengeluaran susu secara manual atau upaya memompa payudara untuk
mengeluarkan cukup susu guna melunakkan areola dapat membantu bayi
menyusu. Berdiri di bawah air pancuran yang hangat sambil
mengeluarkan air susu secara manual atau dengan menggunakan pompa
juga dapat membantu. Terdapat berbagai jenis pompa payudara.
Sayangnya, semakin murah suatu pompa, kerjanya juga semakin tidak
memuaskan. The Breastfeeding Triage Tool, tulisan Sandra Jolley
(tersedia dengan harga sekitar $12 dari Breastfeeding Publication,
Seattle-King Country Department of Public Health, 110 Prefontaine
Ave.South,Suite 500 Seattle, WA, 98104) merupakan buku referensi
kecil dan membantu, yang berisi masalah-masalah menyusui. Penulis
membahas sebab-sebab masalah yang umum muncul, merinci cara
mengkaji dan menghadapi situasi ini, serta mengevaluasi berbagai
jenis pompa payudara.Engorgement pada ibu yang memberi bayi susu
botol dapat diobati dengan analgesik dan es.
Duktus TersumbatDuktus tersumbat juga dapat menimbulkan nyeri
pada payudara. Nyeri biasanya timbuk hanya pada satu payudara dan
hanya sedikit rasa hangat dirasakan atau tidak ada rasa hangat sama
sekali. Apabila terjadi demam, biasanya ringan. Ibu merasa sehat.
Kompres panas, masase lembut pada payudara ke arah puting, dan
berbagai posisi menyusui dapat membantu.
Nyeri pada PutingNyeri pada puting juga merupakan masalah umum
yang terjadi pada wanita menyusui. Dalam suatu penelitian, 96 dari
100 ibu dilaporkan mengalami nyeri pada waktu-waktu tertentu.
Sementara hal ini terjadi terutama antara hari ketiga dan ketujuh,
pada beberapa wanita, nyeri ini berlangsung selama enam minggu
(Ziemer et al,1990). Posisi menyusui yang tidak tepat dan sariawan
pada bayi merupakan penyebab utama nyeri pada puting. Terapi yang
dilakukan ibu sering kali mencakup penggunaan barbagai macam krim,
misalnya, cairan Tylenol, minyak bayi, Oil of Olay,dan Eucerin
(Ziemer et al,1990). Obat-obatan ini bukanlah bentuk terapi yang di
anjurkan. Pastikan menanyai ibu menyusui, yang mengeluh nyeri pada
puting, tindakan yang telah mereka lakukan untuk mengurangi rasa
tidak nyaman.
Depresi PascapartumGejala depresi pascapartum, suatu masalah
serius pada banyak wanita, dapat muncul kapan saja selama tahun
pertama kelahiran bayi. Sumber distres terbesar bagi ibu dan
pasangannya bukan hanya depresi, tetapi juga iritabilitas, rasa
letih, marah, cemas, dan sedih. Semua ini dapat memengaruhi
kemampuan ibu berespons dan berhubungan dengan bayinya dan anak
yang lain. Pikiran bunuh diri dan melukai bayi dapat muncul.Depresi
pascapartum harus dibedakan dari blues pascapartum, suatu periode
pendek kelabilan emosi sementara yang biasanya terjadi menjelang
akhir minggu pascapartum pertama dan berlangsung hanya satu sampai
dua hari. Depresi ini juga harus dibedakan dari psikosis
pascapartum, suatu kondisi yang mencakup depresi unipolar, bipolar,
atau skizofrenia. Gejala psikosis pascapartum meliputi insomnia
berat, halusinasi, agitasi, dan perilaku atau perasaan aneh.
Kondisi ini memerlukan perhatian medis segera. Identifikasi dan
terapi cepat depresi pascapartum harus menjadi prioritas utama di
setiap praktik klinik.Pertanyaan tentang depresi tidak selalu
merupakan bagian dari kunjungan pascapartum. Karena alasan ini dan
karena depresi pascapartum dapat terjadi setelah kunjungan
pascapartum enam minggu yang biasa dilakukan, masalah ini selalu
disepelekan. Klinisi harus mampu mengenali gejala, berespons
terhadap potensi wanita melukai dirinya dan bayinya, dan membuat
perujukan yang tepat ke profesi kesehatan jiwa, kelompok pendukung,
dan kelompok ibu baru. Apabila klien tampaknya tidak mampu memenuhi
perujukan tersebut, klinisi perlu melakukan kontak awal. Klinisi
juga dapat membantu ibu baru memobilisasi sumber-sumber dukungan
dan menghubungi ibu tersebut pada interval waktu tertentu untuk
mengetahui keadaannya. Karena depresi pascapartum cenderung
berlanjut selama beberapa bulan, kontak yang berkesinambungan akan
sangat bermanfaat.Medikasi psikotropika sering kali diindikasikan
dan dapat, setidaknya pada awalnya, lebih dipilih daripada
psikoterapi karena dibutuhkan waktu yang lama untuk menunggu hasil
efektif suatu psikoterapi.Sekitar 10% kasus depresi pascapartum
disebabkan oleh tiroiditis pascapartum, suatu kondisi sementara
yang biasanya hilang spontan setelah satu sampai empat bulan.
Namun, satu dari empat wanita pada akhirnya mengalami kondisi
hipotiroid kronis. Apabila depresi pascapartum terjadi, pemeriksaan
tiroid harus dilakukan untuk menyingkirkan status hipertiroid atau
hipotiroid sebagai penyebab gejala. Medikasi untuk mengobati
keduanya sering kali bermanfaat sementara gejala muncul. Tiroiditis
pascapartum cenderung kambuh pada kehamilan berikutnya.
Inkontinensia Wanita yang baru pertama kali menjadi ibu dapat
mengalami inkontinensia urine, flatus, dan feses. Sangat
disayangkan, hanya sedikit praktisi memperhatikan masalah-masalah
ini. Banyak praktisi tidak mengetahui bahwa inkontinensia anal
adalah masalah yang relatif umum dialami setelah waita melahirkan,
khususnya jika forsep digunakan dalam proses persalinan.
Inkontinensia juga di alami ibu yang bersalin tanpa alat. Karena
inkontinensia sering kali tidak dilaporkan, tidak mengherankan
hanya sedikit klinisi mengetahui bahwa satu dari 10 primipara dan
satu dari lima multipara yang melahirkan pervaginam mengalami
urgensi fekal atau mengeluarkan flatus atau feses secara
involunter. Gejala ini bahkan muncul pada wanita yang tidak
mengalami gangguan nyata pada sfingter rektumnya. Gejala sering
kali hilang seiring perjalanan waktu (Toglia &
DeLancey,1994).Semua wanita harus ditanyai apakah ia mengalami
masalah inkontinensia untuk menghindari rasa malu dan penderitaan
yang tidak perlu. Yakinkan mereka bahwa gejala tersebut biasanya
hilang setelah enam bulan. Dorong mereka untuk melakukan latihan
kegel. Apabila gejala menetap, rujuk ke dokter spesialis yang
sesuai.
Simfisis TerpisahSimfisi pubis terpisah pada masa peripartum,
meskipun relatif jarang, merupakan penyebab utama morbiditas
maternal dan, kadang-kadang, penyebab ketidakmampuan jangka
panjang. Hal ini biasanya di tandai oleh nyeri tekan signifikan
pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur
atau saat berjalan. Pemisahan simfisis dapat dipalpasi. Seringkali
klien tidak mampu berjalan tanpa bantuan.Sementara suatu diagnosis
biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan sinar-x atau
ultrasonografi seringkali dilakukan untuk memastikan diagnosis.
Ukuran celah antarpubis yang diperlukan untuk menegakkan suatu
diagnosis belum ditentukan. Ukuran yang diusulkan ialah lebih dari
8 mm dan lebih dari 10 mm (Cibils,1971; Hagen,1974). Ukuran celah
yang dapat digunakan untuk memprediksi akibat lebih lanjut belum
ditemukan (Scriven, 1995).Penanganan pubis terpisah pada masa
pascapartum dilakukan dengan mengikat pelvis, memberi analgesik,
dan menggunakan kruk saat berjalan. Sementara pada kebanyakan
wanita gejala menghilang setelah beberapa minggu atau buln, pada
beberapa wanita lain gejala dapat menetap sehingga diperlukan kursi
roda. Upaya bedah dapat dilakukan.
Kunjungan PascapartumKunjungan Pascapartum Minggu Pertama Sampai
KeduaPerawatan pascapartum yang ideal ditandai oleh serangkaian
kunjungan rumah untuk memeriksa kesejahteraan ibu yang baru
melahirkan dan keluarganya. Pendekatan ini jarang di jumpai di
amerika serikat. Sebagai pengganti perawatan ideal ini,
diindikasikan hubungan per telepon selama minggu pertama, diikuti
kunjungan ke klinisi satu atau dua minggu setelah ibu melahirkan.
Kunjungan ini terutama ditujukan untuk mengevaluasi kesehatan
mental klien; memberi informasi dan dukungan; memastikan perasaan
ibu terhadap persalinan dan bayinya, dukungan yang tersedia
baginya, dan penyesuaian yang telah berlangsung di dalam keluarga,
kecuali jika terdapat masalah.
Pemeriksaan pada Minggu KeenamBiasanya, pemeriksaan pascapartum
dijadwalkan kurang lebih enam minggu setelah persalinan, tetapi
dapat juga dilakukan setiap waktu antara minggu keempat dan
ke-8.Kemungkinan, hal yang paling penting untuk diingat tentang
kunjungan enam minggu ini ialah bahwa dibutuhkan waktu untuk
memperoleh hasil yang baik. Terlalu sering, hanya pemeriksaan
pelvis dan payudara serta pemrograman metode keluarga berencana
yang di lakukan. Kunjungan enam minggu juga harus merupakan waktu
untuk meninjau kembali pengalaman hamil dan melahirkan,
mendiskusikan masalah, mengkaji adanya depresi, memberi dukungan
emosi, menjawab pertanyaan, memeriksa resiko kesehatan, dan
mempertimbangkan apakah suatu perujukan diperlukan. Sikap yang
diperlukan ialah mendengarkan klien, bukan memberi nasihat.Karena
diperlukan waktu yang lama untuk mengidentifikasi isu-isu yang
penting untuk didiskusikan, klien dapat mengisi format riwayat
pascapartum sebelum ia diperiksa tenaga kesehatan. (lihat Apendiks
U yang berisi contoh pertanyaan)
Pemeriksaan FisikPemeriksaan Payudara Selain memeriksa payudara
untuk melihat adanya massa, observasi juga adany tanda trauma pada
puting jika klien menyusui. Pemeriksaan payudara yang baik mungkin
sulit dilakukan jika payudara penuh dengan air susu. Apabila
pemeriksaan payudara tidak adekuat, pertimbangkan penjadwalan
kunjungan ulang ketika kandungan ASI berkurang.Pastikan
mendiskusikan pentingnya pemeriksaan payudara mandiri SADARI selama
kunjungan, bukti baru, yang menunjukkan bahwa tumor payudara
berkembang kian pesat pada wanita muda (Kerlikowse, 1996),
memandatkan semua wanita mengetahui pentingnya pemeriksaan
payudara.
Pemeriksaan PelvisSelain komponen pemeriksaan pelvis yang biasa
dilakukan dalam memeriksa pelvis pada masa pascapartum, pemeriksaan
harus memberi perhatian khusus pada labia, perineum, dan anus untuk
meliht adanya tanda-tanda pemulihan jika terdapat laserasi atau
suatu episiotomi dilakukan. Kondisi patologis yang mungkin
ditemukan antara lain fistula dan laserasi yang tidak kunjung
sembuh, yang menyebabkan kerusakan pada perineum. Perujukan ke ahli
ginekologi, supaya dapat dievaluasi, dapat diindikasikan.
Kadang-kadang, bagian atas labia menyatu. Ini dapat terjadi bila
laserasi bilateral, periuretral, atau labial bersifat minor dan
tidak diperbaiki. Fusi ini biasanya tidak menimbulkan
masalah.Pemeriksaan rektum yang sering ditunda pada wanita usia
subur karena adanya rasa tidak nyaman atau rasa malu yang
ditimbulkan harus selalu dilakukan pada pemeriksaan pascapartum
untuk mengkaji integritas sfingter rektum. Suatu pemeriksaan rektum
juga dapat mendeteksi massa yang terletak rendah di dalam pelvis,
yang terabaikan pada pemeriksaan vagina.
Uji LaboratoriumTes laboratorium yang sesuai untuk pemeriksaan
pascapartum mencakup tes tindak lanjut kondisi yang muncul selama
masa hamil dan tes yang merupakan bagian perawatan yang baik untuk
wanita secara umum. Tes pada kategori pertama mancakup gula darah
puasa pada wanita yang didiagnosis diabetes gestasional untuk
emastikan bahwa penyakit ini bukan diabetes yang sebenarnya dan tes
fungsi tiroid pada wanita yang dosis tiroidnya berubah selama ia
hamil. Nilai gula darah puasa >140 mg/dL pada dua kali
pemeriksaan secara terpisah menguatkan diagnosis diabetes tidak
tergantung insulin (NIDDM). Wanita yang nilai gula darah puasanya
meningkat harus dirujuk ke dokter.
Keterlibatan Ayah Bayi atau PasanganApabila seorang ayah atau
pasanag hadir dalam kunjungan enam minggu, cobalah sediakan waktu
untuk mengetahui perasaan dan persepsinya. Apabila pada masa
prenatal anda tidak sempat menanyakan pangalaman masa kanak-kanank
ayah bayi atau pasanagn wanita, lakukanlah sekarang. Pastikan anda
menanyakan apakah salah satu orang tua atau pengasuh merupakan
pengguna obat atau pecandu alkohol. Perujukan ke kelompok
pengasuhan, kelompok pendukung, konelor kesehatan mental, atau
sumber informasi lain dapat diprogramkan untuk ayah bayi atau
pasangan.
Pendidikan KesehatanBerbagai topik tentang cara meningkatkan
kesehatan sangat tepat didiskusikan pada pemeriksaan pascapartum.
Salah satu pedoman terbaik yang mengulas berbagai prosedur dan tes
laboratorium ialah Clinicians Handbook of Preventive Services di
U.S Government Printing Office, Box 371954, Pittsburgh, PA,
15250-7954, atau di 24 toko buku U.S. Government dengan harga $20
(Stok GPO #01700100496-1).Buku ini merupakan bagian dari instrumen
pendidikan kesehatan yang berisi tiga lembaran berbeda, berisis
uraian perawatan pencegahan yang dirancang sebagai petunjuk ce[at
bagi tenaga kesehatan; booklet kecil berisiperawatan kesehatan
personal untuk klien yang berisi ringkasan praktik perawatan
pencegahan dan crack care yang telah diterima; sampel dua tipe
kartu pos pengingat; 16 jenis stiker berwarna untuk mengingatkan
klinisi aspek-aspek penting kehidupan klien (misalnya, merokok,
penggunaan alkohol, tekanan darah tinggi, pajanan sinar matahari,
kolesterol tinggi); dua timelines perawatan preventif untuk
ditayangkan; dan resep pencegahan yang diginakan klinisi untuk
menuliskan instruksi-instruksi untuk mengubah perilaku. Instrumen
ini berharga $57 (GPO Stock #01700100492-8)Sumber metri pendidikan
kesehatan lain yang membantu adalah lembaga Penelitian dan
Kebijakan Perawatan (Agency for Health Care Policy and Research
[AHCPR])yang menerbitkan satu set dokumen tentang berbagai berbagai
topik, termasuk depresi. Tiga dokumen yang tersedia untuk setiap
topik ialah Clinical Practice Guidelines, A Quick Reference Guide
for Clinicians (suatu ringkasan Clinical Practice Guideline. Untuk
memesan daftar judul yang telah diterbitkan, hubungi AHCPR
1-800-358-9295 atau 410-381-3150 untuk wilayah diluar amerika
serikat). Pastikan anda membaca Patients Consumer Guides dengan
cermat untuk mengakomodasikan kemampuan baca-tulis klien.
Menyusui Wanita yang menyusui dapat diberi penjelasan tentang
kebocoran air susu, menyusui sambil bekerja, menyusui dimuka umum,
kelompok pendukung, dan cara menyapih. Apabila diskusi tentang
aktivitas seksual dan menyusui belum dilakukan, anda dapat
membicarakan kemungkinan penurunan lubrikasi dan refleks let-down
yang diaktifkan oleh orgasme. Ibu menyusui biasanya ingin
mengenakan bra atau pelindung untuk melindungi payudaranya. Ibu
mungkin juga menawari pasangannya untuk mencicipi sedikit air
susunya karena banyak pasangan ingin mengetahui rasanya.
Kotak 4-3. Anjuran untuk wanita menyusui yang bekerja di luar
rumah1. Tinggal di rumah selama mungkin2. Bekerja paruh waktu jika
memungkinkan3. Upayakan terlepas dari bayi beberapa jam jauh dari
bayi untuk mengantisipasi masalah.4. Sediakan handuk, bra, dan baju
ganti cadangan di tempat kerja5. Bawa satu liter air ke tempat
kerja dan minum dengan teratur6. Biasakan memompa air susu
sebelumnya sehingga air susu keluar dengan cepat7. Apabila anda
bekerja purnawaktu dan pompa manual atau pengeluaran air susu
secara manual tidak berhasil, pinjam pompa listrik hook-cup untuk
disimpan ditempat kerja8. Cari sebuah tempat yang dapat membuat
anda merasa nyaman dan menjamin privasi saat anda memompa air
susu9. Cari tempat tersembunyi jika anda tidak menemukan tempat
yang nyaman untuk memompa air susu dikantor anda10. Apabila bayi
dirawat ditempat penitipan, pastikan air susu yang telah disiapkan
diberikan oleh pengasuhnya11. Datanglah lebih awal ke tempat
penitipan anak sehingga anda dapat menyusui sebelum pergi bekerja.
Hal ini akan membantu menenangkan bayi dan memberi anda kesempatan
untuk berbicara dengan pengasuh bayi.
Klinisi dapat membantu wanita yang akan bekerja di luar rumah
mengantisipasi berbagai reaksi terhadap keptusannya untuk bekerja
dan menyusui. Diskusikan respons yang mungkin muncul jiak terdapat
tanda-tanda yang tidak menyenangkan. Lihat kotak 4-3 yang memuat
anjuran untuk wanita yang ingin kembali bekerja dan
menyusui.Klinisi juga perlu menanyai ibu yang berhenti menyusui
alasannya berhenti menyusui dan perasaan yang muncul setelah itu.
Sementara beberapa wanita merasa lega karena berpindah ke pemberian
susu botol, wanita lain merasa tidak adekuat, kecewa, dan
sedih.Keluarga BerencanaSemua wanita harus ditawari suatu metode
keluarga berencana saat melakukan kunjungan pascapartum. Dua buku
yang tepat untuk klinisi ialah:Hatcher, R.A., Trussell, J.,
Stewart, F., Stewart G.K.,Guest,F.,Cates.W.,Jr.,& Policar,M.S.
(1994). Contraceptive Technology (Rev. ed.). New York:
IrvingtonSperoff,L,& Darney, P.D. (1996). A Clinical Guide for
Contraception (2nd ed.). Baltimore: Williams and Wilkins.Remaja
muda adalah kelompok yang cenderung untuk kembali hamil. Walaupun
beribu-ribu program dinegara telah dibuat untuk mencegah kehamilan
diusia remaja, insiden kehamilan pada remaja putri pada dekade
terakhir ini belum berubah. Banyak cara telah di coba, tetapi gagal
membantu remaja putri supaya tidak melkukan hubungan seksual dini
atau gagal membantu remaja putri untukmenggunakan kondom secara
efektif. Kebanyakan remaja putri mengetahui alat kontrasepsi dan
bagaimana kehamilan terjadi. Namun, pengetahuan tidak sesuai dengan
perilaku. Kebanyakan program pencegahan kehamilan gagal menyadari
bahwa remaja putri yang aktif secara seksual biasanya kurang
memiliki pengetahuan, kepribadian, dan pengendalian emosi. Riwayat
penganiayaan, terutama penganiayaan seksual, secara khusus
cenderung memengaruhi kemampuan remaja putri untuk berkata tidak
tidak terhadap seks atau untuk menggunakan alat kontrasepsi dengan
efektif.Tanggung jawab mencegah kehamilan remaja dalam porsi besar
harus tercakup dalam terapi penganiayaan anak dan salah asuh.
Perhatian harus di fokuskan pada efek jangka panjang penganiayaan
pada tumbuh kembang, harga diri, dan fungsi diri, termasuk
bagaimana arti penganiayaan tersebut akan berubah dan muncul
kembali pada tahap-tahap perkembangan yang berbeda dalam kehidupan
remaja putri tersebut (Boyer et al, 1991).Remaja putri (dan siapa
saja) yang pernah mengalami penganiayaan seksual seringkali
terlatih untuk mengingkarikemampuannya dalam memeriksa tubuhnya
guna menghindari nyeri fisik dan psikologis. Pengingkaran ini
enjadi cara mereka menjalani hidup, yakni menumpulkan perasaan
mereka. Apabila hal ini terjadi, mereka dapat menunjukkan disfungsi
kognitif dan motorik yang termanifestasi dalam kemampuan berbahasa
yang buruk dan ketidakmampuan mengikuti petunjuk dalam melakukan
tindakan tertentu, seperti menggunakan kondom. Untuk seorang remaja
putri yang pernah mengalami penganiayaan fisik, seksual, emosional,
baik sebagai aksi maupun sebagai korban, dan tumbuh dalam
kemiskinan, hidup tanpa harapan, dan kurang percaya diri serta
memiliki harga diri rendah akan tampak beralasan dan logis jika
mereka seorang yang dapat mencintainya. Memiliki bayi, mengapa
tidak?Meskipun tim multidisiplin seringkali bekerja sama untuk
memberi perawatan yang komprehensif dengan penuh kepekaan dan kasih
sayang, sayangnya pendekatan ini seringkali tidak membantu. Sebesar
apapun perhatian yang diberikan di lingkungan klinik atau kantor,
remaja putri seringkali kembali ke rumah danlingkungan yang
menganiayanya. Kebnyakan fokus program pencegahan kehamilan remaja
ialah wanita muda sehingga tidak memprtimbangkan sejumlah faktor
yang berperan dalam masalah ini, yakni pria dewasa.Keberhasilan
program keluarga berencana untuk remaja muda dimulai dengan
mengenali bahwa keputusan penggunaan kontrasepsi bagi remaja remaja
putri adalah kompleks. Klinisi harus mengenali insiden penganiayaan
fiski, emosional, dan seksual yang tinggi daalam komunitas ini,
serta kemungkinan bahwa penganiayaan seksual telah terjadi pada
setiap anak perempuan yang pernah mengalami pengalaman seksual
pertama sebelum usia 15 tahun (Boyer & Fine 1992). Klinisi
harus mengetahui bahwa dalam 70 % kasus remaja putri yang
melahirkan pada usia 18 tahun di negara ini, pria dewasa merupakan
ayah sang bayi. bagaimana mungkin seorang remaja putri menolak
berhubungan seksual atau menganjurkan pemakaian alat kontrasepsi
pada pasangan nya yang jauh lebih tua...? (Oregon Pregnancy
Prevention Taskforce, 1996). Klinisi harus meninjau kembali tugas
perkembangan remaja, rasa takut, dan rasa cemas yang di alami
remaja putri terhadap suatu hubungan, demkian juga efek samping
metode keluarga berencana.Akses ke program kelompok pendukung yang
mencakup pelatihan kerja dan penganggaran, suatu program tindak
lanjut yang agresif, kunjungan tenaga kesehatan yang lebih sering,
dan peambahan waktu kunjungan harus tersedia. Klinisi akan merasa
terbantu memulai konseling dengan bertanya apa yang paling anda
suka lakukan? Apa yang anda inginkan untuk diri anda saat ini dan
masa yang akan datang? Bagaimana peran seks didalamnya? Bagaimana
dengan kehadiran seorang bayi yang lain?
MerokokBanyak wanita yang berhenti merokok selama hamil kembali
merokok beberapa bulan setelah melahirkan. Gunakan kunjungan
pascapartum untuk menegaskan kembali pentingnya lingkungan bebas
rokok bagi klien dan anak-anaknya. Ingatkan klien hubungan antara
merokok dan penyakit saluran napas bawah (bronkitis, bronkiolitis,
pneumonia), asma, masalah THT, sindrom kematian bayi mendadak
(SIDS), dan penyakit meningokokus. Cobalah berhenti merokok selama
30 detik: ...Jangan merokok saat menggendong bayi atau jangan
merokok dekat anak anda. Pertahankan lingkungan bebas rokok di
rumah anda. Jangan biarkan orang lain merokok di sekitar anak anda
(Oregon Health Division, !((^).Pastikan melakukan skrining terhadap
kebiasaan merokok pada setiap kunjungan. Sadari bahwa berhenti
merokok adalah proses yang panjang dan tidak terjadi setelah
dianjurkan klinisi. Tandai catatan dengan menempel stiker polos
untuk mengidentifikasi klien yang merokok. Apabila ia berespons
positif, tanyakan mengapa? dengan mengetahui alasan klien berhenti
merokok,klinisi memiliki kesempatan untuk menjelaskan hubungan
gejala atau penyakit dengan merokok. Banyak klien yang terbantu
dengan adanya hari tenang, suatu hari yang ditetapkan klien untuk
berhenti merokok dan ditulis dokter pada kertas resep. Rujuk ke
program berhenti merokok setempat jika memungkinkan.Diskusikan
faktor-faktor yang dapat menghambat program ini, antara lain:
kegagalan di masa lau, rasa takut terhadap peningkatan berat badan,
adanya anggota keluarga lain yang merokok, dan gejala putus rokok
yang tidak menyenangkan. Hal-hal ini dapat diminimalkan dengan
mengingatkan klien bahwa kebanyakan perokok harus beberapa kali
mencoba sebelum akhirnya berhasil berhenti merokok, bahwa
peningkatan berat badan rerata adalah 2,5 sampai 5 kg, bahwa Zona
Bebas Rokok dapat dibuat, dan bahwa gejala putus rokok bersifat
rokok bersifat sementara. Akhirnya, buat suatu sistem tindak lanjut
bagi klien anda yang ingin menetapkan hari tenang (Cummings,
1995).
Risiko Virus HIVKunjungan pascapartum merupakan waktu yang tepat
untuk mendiskusikan risiko yang berhubungan dengan aktivitas
seksual dengan banyak pasangan. Secara umum, lebih dari sepertiga
individu yang terinfeksi HIV adalah wanita. Jumlah infeksi paling
tinggi terdapat di afrika, Amerika Selatan, Thailand dan india
bagian selatan. Di amerika serikat, di mana proporsi kasus AIDS di
antara wanita adalah 18 % (CDC, 1995a), angka HIV tertinggi adalah
di California, Conecticut, Delaware, Florida, Georgia, Maryland,
New Jersey, New York, Texas, Washington D.C., Puerto Rico, dan
Kepulauan Virginia (CDC< 1995h). Sementara angka infeksi HIV
tetap tinggi di Amerika Serikat bagian timur laut, penigkatan
proporsi terbesar terjadi di wilayah Selatan dan Barat Tengah (CDC,
1995a).Resiko infeksi akibat hubungan seksual dapat diturunkan
dengan mempraktikkan seks aman. Ini berarti menghindari hubungan
seksual dengan pasangan risiko tinggi, menghindari seks anal,
menggunakan kondom lateks saat melakukan hubungan seksual dengan
lebih dari satu pasangan, pasangan monogami-mutual tunggal HIV
negatif, dan membatasi hubungan seksual dengan mereka yang pasangan
monogami-mutualnya HIV negatif.Penggunaan kondomNegosiasi tentang
seks yang lebih aman merupakan proses yang kompleks. Proses
tersebut meliputi pemahaman bahwa pria biasanya mendominasi
hubungan heteroseksual dan bahwa perubahan perilaku dari tidak
menggunakan kondom menjadi menggunakan kondom akan merupakan suatu
hal yang sulit. Bagi beberapa wanita, harga yang harus dibayar
akibat meminta pasangan menggunakan kondom sangat tinggi. Putus
hubungan, kehilangan makanan, tempat berteduh, dan bahkan anak atau
hidup menjadi taruhannya.Apabila anda mengenal klien tersebut, anda
dapat memulai diskusi tentang seks yang lebih aman dengan meninjau
kembali informasi tentang praktik seksual yang diperoleh pada
kunjungan pranatal. Saya ingat kalau anda pernah mengatakan
bahwa... dapat dijadikan kalimat pembuka. Apabila klien termasuk
dalam kelompok resiko tinggi HIV dan penyakit menular seksual lain,
tunjukkan keprihatinan anda kemudian tanyakan apa pendapat anda
tentang penggunaan kondom dalam berhubungan seksual? anda dapat
melanjutkan dengan bertanya apakah anda pernah menggunakan kondom
sebelumnya? bagaimana rasanya?apakah anda memiliki pengalaman tidak
menyenangkan dengan kondom? Mungkin sobek (atau mengganggu hubungan
seksual, atau selalu lepas, atau tidak nyaman, atau pasangan anda
merasakannya terlalu ketat, atau dia tidak mau melepasnya...?)Anda
juga dapat memulai suatu diskusi tentang seks yang aman dengan
bertanya sudahkah anda bercakap-cakap dengan pasangan anda tentang
penyakit menular seksual? apabila belum, anda dapat bertanya apakah
anda menemui kesulitan untuk membicarakannya? atau menurut anda,
apa yang sebaiknya dilakukan seseorang pada situasi seperti ini?
juga dapat membantu.Apabila klien dalam beberapa waktu terakhir
tidak memiliki pasangan seksual, tanyakan menurut ada apa yang akan
terjadi jika anda meminta pasangan baru anda menggunakan
kondom?Petunjuk yang bermanfaat tentang kondom mencakup jenis,
merek dagang; apa yang harus dicari pada label; variasi ukuran
kondom,warna, tekstur, rasa, bau, ketebalan, dan harga; dan
kemungkinan lokasinya di dalam sebuah toko. Informasi ini dapat
diperoleh dengan membeli sampel kondom dibagian farmasi toko bahan
makanan terkenal. Periksa kondom bersama klien anda.Konseling harus
meliputi pengajaran tentang cara memasang kondom. Cara pengajaran
terbaik ialah menggunakan sebuah model penis. Model ini dapat
diperoleh melalui berbagai sumber katalog, tetapi setiap objek
berbentuk penis, seperti ketimun, pisang, atau zucchini squash,
dapat digunakan. Setelah mendemonstrasikan teknik ini kepada klien,
minta klien memasang sendiri kondom ini ke model penis. Hal ini
akan memberi klien kesempatan untuk merasakan untuk merasakan dan
mencium bau kondom serta mempraktikkan teknik ini secara efektif,
yang nantinya dapat bermanfaat bagi dirinya dan dapat diajarkan
kepada pasangan nya. Menyelipkan humor dengan cara meniup kondom
seperti balon dan mengisinya dengan air dapat memudahkan klien
dalam membicarakan hal ini.Anda dapat menanyai klien apakah ia
perlu bantuan dalam mencari jawaban terhadap respons umum pasangan
yang sudah dapat diduga ketika topik kondom mulai di angkat. Beri
tahu bahwa diskusi pertama tentang penggunaan kondom cederung
membuat canggung dan menimbulkan rasa malu. Penggunaan kondom
selama senggama, baik dengan pasangan tetap maupun berganti-ganti,
bukanlah praktik yang umum di amerika serikat. Tanyai klien apa
yang akan dirasakannya jika ia mengangkat tpoik ini. Apabila ia
berpikir bahwa ia sulit untuk memulainya, anda dapat
menganjurkannya untuk mengawalinya dengan membicarakan siaran
televisi yang membahas masalah kondom. Klien juga dapat
menceritakan artikel di koran, film, komentar dari radio, iklan,
pemberitahuan dari teman, atau pamflet dari klinik yang membahas
penggunaan kondom. Respons umum pasangan terhadap anjuran pemakaian
kondom meliputi: tidak romantis, menurunkan kenikmatan, dapat
robek, dan apakah kau tidak mempercayaiku? apabila klien tdak mampu
memikirkan sebuah jawaban, anda dapat menganjurkan respons
berikut:izinkan saya memperlihatkan bagaimana romantisnya hal
iniAIDS juga bukan sesuatu yang romantis.ya, kondom dapat robek,
tetapi ini hanya terjadi pada 1 dari 100 kondom.ini bukan masalah
rasa percaya, ini masalah kesehatankamu bukan pasanganku yang
pertama dan aku ingin memastikan bahwa kamu terlindung. Aku mungkin
juga bukan pasanganmu yang pertama dan aku yakin kamu juga ingin
aku terlindung.(lihat Apendiks V untuk anjuran tambahan)Nasihat
tentang pencegahan penyakit menular seksual perlu diberikan secara
kontinu karena klien cenderung tidak segera menghentikan perilaku
berisiko ini. Saat memberikan informasi, upayakan langsung ke
sasaran yang anda inginkan. Contoh, saat membicarakan kondom, anda
dapat berkataanda perlu mengetahui tiga hal tentang kondom: kondom
harus terbuat dari lateks, harus diberi pelumas, dan anda harus
melihat tanggal kadaluwarsanya. Nasihat yang diberikan juga harus
sensitif terhadap latar belakang budaya atau etnis, tingkat
pendidikan, identitas seksual, gaya komunikasi, dan keterampilan
sosial klien.Semua pertemuan klinis dapat dipandang sebagai
kesempatan untuk mendukung perubahan perilaku dengan tetap
mempertimbangkan pentingnya dominasi pria dalam suatu hubungan
seksual, tradisi bahwa wanita selalu merupakan pihak yang pasif,
kebiasaan untuk mengabaikan kebutuhan dan keinginan wanita, dan
kewajiban untuk memikirkan seks seperti yang dipikirkan pria
(misalnya, foreplay dianggap pendahuluan penetrasi penis ke vagina,
bukan suatu alternatif) (Taylor, 1995).
Penurunan Berat BadanKebanyakan wanita pascapartum akan
kehilangan banyak berat badan setelah melahirkan. Sayangnya,
kebanyakan individu merasa sulit menurunkan berat badan.
Mempertahankan penurunan berat badan bahkan jauh lebih sulit. Dalam
praktik klinik, dua pendekatan paling bermanfaat dalam menurunkan
berat badan ialah mengidentifikasi klien obese yang paling mungkin
memperoleh manfaat medis dari suatu program penurunan berat badan
dan menasihatkan klien lain tentang pilihan makanan yang
bijaksana.Obesitas, yang definisinya sering kali berubah, diartikan
sebagai berat badan 120% atau lebih berat badan yang diinginkan
jika berat aktual seseorang dibagi berat yang diinginkan (seperti
yabg ditetapkan dalam tabel berat badan yang telah diakui).
Individu yang beresiko mengalami hasil akhir kesehatan yang
buruk-terkait obesitas ialah wanita dengan rasio lingkar pinggang
(yang diukur pada umbilikus) terhadap pinggul (yang diukur pada
trokanter mayor) di atas 0,8. Rasio lebih dari 0,8 mencerminkan
obesitas abdomen dan/atau viseral dan berhubungan dengan
peningkatan morbiditas dan mortalitas.Untuk wanita yang ingin
menurunkan berat badan, klinisi dapat menekankan pentingnya
mengonsumsi berbagai makanan sehat dalam jumlah rasional setiap
hari dan mendiskusikan kandungan makanan yang tertera pada label
produk makanan. Peraturan baru Departemen Pertanian Amerika Serikat
mewajibkan pencantuman informasi kandungan nutrisi pada label
hampir semua produk makanan. Pelabelan ini lebih mencerminkan
jumlah makanan yang cenderung dikonsumsi individu daripada
pelabelan terdahulu. Informasi nutrien yang menjadi perhatian
masyarakat dewasa ini (seperti lemak jenuh, kolesterol, dan serat)
juga dicantumkan.Program pendidikan nutrisi akhir-akhir ini
cenderung berfokus pada penurunan jumlah lemak dan lemak jenuh
dalam diet orang amerika. Akan tetapi, dengan hanya memberi
perhatian pada lemak, program iniakan menjadi kurang berhasil.
Banyak masyarakat amerika merasa bahwa dengan mengurangi lemak
dalam diet, mereka memiliki kesempatan mengonsumsi makanan jenis
lain dalam diet, mereka memiliki kesempatan mengonsumsi makanan
jenis lain dalam jumlah berlebih, yang dapat menyebabkan diet
tinggi kalori. Makanan yang mengandung tepung biasanya
menggemukkan.Sayangnya, meskipun riset terakhir menunjukkan bahwa
wanita menjadi obese bukan semata-mata karena perilakunya, banyak
praktisi tetap yakin bahwa penurunan berat badan hanyalah soal
kemauan. Praktisi harus memahami bahwa obesitas disebabkan oleh
banyak faktor. Bukan saja faktor perilaku (aktifitas fisik dan
pilihan makanan), tetapi juga pengaruh genetik yang kuat, penyakit
medis, dan obat-obat penyebab masalah berat badan berlebih. Klinisi
dapat mempelajari ungkapan seorang wanita, yang menurut tinggi dan
berat badannya, dikategorikan morbidly obese.Saya makan. Saya juga
bekerja, menyanyi, melukis, menulis, bekerja secara sukarela
dikomunitas, menolong tetangga, berkebun, berjalan-jalan dengan
anjing kesayangan, mencintai suami, merawat anak-anak, menabung,
menelepon ibu, mencium pipi perempuan, dan sesekali
menyelenggarakan pesta....jadi mengapa masyarakat ingin mengubah
seekor sapi menjadi seekor rusa? dan mengapa saya mencoba hal-hal
yang sama selama 35 tahun? Saya rasa saya lupa 1 hal penting dalam
hidup dan lupa orang-orang seperti paman Gene. Karena kebaikan
hatinya yang tiada tara, ia disanjung dan dikagumi setiap orang
yang mengenalnya sampai hari ia meninggal. Saya belum pernah
menjumpai seseorang yang lebih gemuk dari dia... kita adalah kita.
Saya mungkin tidak seperti yang diharapkan oleh orang lain, tetapi
hal ini tidak membuat saya menjadi kurang berarti (Madrigal,
1995).Istilah referensi diet terbaru pada label makanan ialah Daily
Value. Istilah ini dibuat berdasarkan dua set referensi yang
berbeda, Daily Reference Value (DRV) dan Reference Daily Intake
(RDI). Referensi ini tidak mengacu pada jumlah makanan yang di
anjurkan, DRV mengidentifikasi presentasi nilai harian yang
terkandung dalam 1 porsi makanan. Tabel 4-1 memuat nutrien
penghasil energi yang di dasarkan pada hitungan 2000 kalori per
hari. Istilah RDI telah digunakan untuk mengganti istilah U.S. RDA
dengan tujuan menghindari keracunan antara RDAs (Recommended
Dietary Allowances yang disusun oleh National Academy of Science
dan diperbarui sebagai jaminan penetahuan yang baru) dan U.S. RDAs
(Recommended Daily Allowance). RDIs masih digunakan sebagai
referensi untuk mengetahui nilai vitamin, mineral, dan protein
tertentu (Food and Drug Administration, 1993).Klien yang tidak
terbiasa membaca label yang tercantum pada kemasan produk makanan
akan terbantu melalui pendekatan berikut. Cobalah melepas label
dari kaleng atau kemasan makanan. Cantumkan label pada keranjang
plastik yang diikat dengan 3 cincin untuk enunjukkan kepada klien
label terpilih yang menggambarkan poin yang anda ingin buat.
KalsiumWanita pada masa usia subur harus mengonsumsi 1200 mg
kalsium setiap hari. Sementara tubuh mengabsorbsi kalsium yang
berasal dari kalsium karbonat, kalsium laktat, dan kalsium
glukonat, sumber suplemen kalsium yang sedikit mahal adalah TUMS,
mengandung 200 mg kalsium karbonat per tablet. Kalsium karbonat
dosis tinggi dapat menyebabkan konstipasi dan flatulen. Sementara
kalsium glukonat jarang menyebabkan konstipasi, tetapi agens ini
mahal. Produk kalsium chelate juga mahal dan kurang menguntungkan
dibanding produk non-chelate. Bone meal dan Dolomit sebagai sumber
kalsium harus dihindari karena agens ini dapat terkontaminasi
timah. Catat bahwa 1 mangkuk yogurt murni mengandung kalsium dua
kali lebih banyak (415 mg) daripada kandungan kalsium dalam 1
tablet Tums; 1 cangkir susu mengandung kalsium 1 kalinya (300
mg).
Depresi Depresi (bedakan dari depresi pascapartum) merupakan
masalah yang berulang kali muncul dalam kehidupan wanita.
Mengidentifikasi depresi sangatlah penting karena wanita yang
mengalami depresi biasanya tidak mampu berespon terhadap petunjuk
yang diisyaratkan bayi atau anak-anaknya, tidak mampu berhubungan
dengan pasangan, atau mencoba bunuh diri. Mendiskusikan depresi
dengan kunjungan pascapartum.
Tabel 4-1. DRV untuk Nutrien Penghasil Energi (lemak,
karbohidrat, protein, dan serat) Berdasarkan Hitungan 2000 Kalori
per Hari untuk DewasaKomponen MakananDRV
LemakAsam Lemak JenuhKolesterolKarbohidrat
totalSeratNatriumKaliumProtein (dewasa tidak-hamil)Protein (ibu
menyusui)65 g20 g300 mg300 g25 g2400 mg3500 mg50 g65 g
(Dari food and Drug Administration. (1993). Focus on Food
labeling (Special Report). FDA Costumer. Washington, D.C.:
Departement of Health and Human Services.)
Wanita juga penting karena banyak wanita tidak mengetahui kalau
dirinya mengalami depresi dan mereka dapat di tolong melalui
program psikoterapi, terapi perilaku, atau obat-obatan psikotropika
yang lebih baru.Klinisi harus ingat bahwa depresi bukan saja dapat
kambuh, tetapi juga berhubungan dengan mordibitas bahkan moralitas.
Karena kurang lebih 15% individu yang mengalami depresi mencoba
bunuh diri, depresi harus dipandang sebagai penyakit yang
berpotensi fatal. Wanita yang mengalami de[resi harus
diidentifikasi dan di rujuk untuk memperoleh terapi yang
sesuai.Pada masa lalu, keperawatan kebanyakan berfokus pada teori
psikodinamika dan teori perilaku dalam mempelajari penyakit mental.
Namun, riset berakhir menunjukkan bahwa banyak kasus depresi
memiliki latar belakang biologis, suatu defisiensi Neurotransmiter
amina yang menurunkan kadar serotonin, suatu regulator dalam otak.
Kelompok obat yang terbilang masih baru, penyekat ambilan-ulang
(reuotake) serotonin selektif (SSRIs), diketahui meningkatkan kadar
serotonin. Fluoksetin (Prozac), paroksidin (Paxil), dan sertralin
(Zoloft) adalah SSRIs yang biasa digunakan. Karena banyak klinisi
tidak siap meresepkan obat-obatan ini, sering kali mereka di
anjurkan merujuk ke seseorang yang dapat mengevaluasi klien untuk
menentukan apakah penggunaan obat-obatan tersebut tepat. Klinisi
perlu memiliki pengetahuan tentang obat-obatan ini sehingga wanita
yang menggunakannya dapat memperoleh dukungan yang diperlukan saat
mereka memiliki pertanyaan atau masalah. Misalnya, wanita yang
mengonsumsi salah satu jenis obat ini menanyakan waktu yang
diperlukan sampai respons muncul, kapan obat harus diganti, berapa
lama lagi terapi harus dilanjutkan setelah gejala mereda. Anda
perlu mengetahui bahwa diperlukan 6 minggu atau lebih sampai respon
muncul, bahwa kadang-kadang SSRIs menyerupai NSAIDs dan individu
dapat berespon dengan baik terhadap obat A, tetapi tidak pada obat
B, dan bahwa terapi obat kemungkinan harus dilanjutkan selama 9-12
bulan. Beberapa klinisi keberatan terhadap penggunaan obat-obatan
untuk mengatasi depresi karena ada bias terkenal yang menyalahkan
wanita karena tidak mampu melepaskan diri dari depresi dan adanya
pendapat bahwa wanitayang tergantung pada obat untuk kesejahteraan
mentalnya adalah wanita lemah. Keyakinan ini bukan saja salah
tetapi juga destruktif.beberapa tenaga kesehatan telah dilatih
untuk memandang masalah psikologis secara eksklusif dari prespektif
psikososial. Meraka mungkin tidak banyak mendengar tentang
obat-obatpsikotropika atau mungkin memilih tidak enggunakan obat
karena sampai sekarang satu-satunya obat yang tersedia ialah
antidepresan trsiklik dan inhibitor oksidase monoamina yang
memiliki banyak efek samping dan klien sering kali menghentikan
penggunaannya.Terapi jangka pendek menggunakan obat-obat
psikotropika cenderung membantu pada 65% sampai 80% individu yang
mengonsumsinya. Risiko obat ini pada bayi yang disusui ibu belum
diteliti sehingga sebelum menggunakannya harus di pertimbangkan
untung-ruginya. Namun, jelas ada waktu tertentu dimana penggunaan
obat-obat ini harus diutamakn daripada upaya menyusui bayi.
Obat-obat psikotropika juga dapat membantu wanita yang mengalami
disritmia, bulimia, dan gangguan disforia pramenstruasi.Karena
depresi tidak selalu diakibatkan faktor-faktor biologis, penggunaan
terapi psikoterapi secara tunggal atau dikombinasi dengan obat yang
sesuai dapat diprogramkan. Sayangnya, psikoterapi bisa lebih mahal
daripada farmakoterapi dan mungkin tidak terjangkau oleh wanita,
bahkan jika mereka menggunakan asuransi kesehatan.Gangguan
BipolarProfilaksis litium untuk wanita pascapartum yang memiliki
riwayat gangguan bipolar telah dianjurkan untuk mencegah relaps
yang diperkirakan terjadi pada 20% sampai 50% kelompok ini (Cohen
et al, 1995). Tentu saja, masalah yang menjadi perhatian ialah
sekresi sejumlah obat kedalam air susu ibu. Efek litium pada bayi
yang disusui belum diketahui. Keuntungan pemakaian litium dapat
duterima meskipun berisiko. Tentunya, beberapa wanita akan memilih
memberi susu formula kepada bayi mereka sehingga mereka tidak perlu
cemas terhadap litium di dalam air susu mereka.Bagi beberapa tenaga
kesehatan, keputusan berhenti menyusui akibat efek obat-obatan
psikoaktif sangat sulit didukung. Namun, wanoita memiliki hak untuk
bebas dari nyeri dan penderitaan yang diakibatkan penyakit mental.
Tenaga kesehatan harus bertindak dengan penuh tanggung jawab dan
bersikap profesional dalam memberitahukan kepada wanita pilihan
yang mereka miliki.
ImunisasiPeriode pascapartum merupakan saat yang tepat untuk
memberi imunisasi rubela dan varisela karena kebanyakan wanita
ingin menunda kehamilan berikutnya setidaknya selama tiga bulan,
suatu periode waktu untuk menghindari kehamilan ketika vaksin
virus-hidup diberikan. Efek samping vaksin rubela meliputi demam
ringan, kemerahan, pembesaran nodus limfe, dan artralgia tiga
sampai 25 hari setelah menerima vaksin. Mereka yang memiliki
riwayat reaksi anafilaktik terhadap neomisin tidak perlu mendapat
imunisasi rubela karena neomisin di temukan didalam vaksin ini. Dua
dosis subkutan vaksin varisela yang diberi secara terpisah pada
minggu keempat dan ke-8 memberi imunitas sampai 94%. Serokonversi
bertahan tujuh sampai 13 tahun pada 80% kasus. Efek samping
meliputi nyeri tekan dan eritema di tempat injeksi (25%) dan ruam
makulopapular menyeluruh dalam satu bulan setelah injeksi (5%)
(Medical Letter, 1995).Periode pascapartum juga merupakan waktu
yang sangat tepat untuk melengkapi imunisasi lain. Vaksin yang
harus diberikan mencakup difteritetanus (DPT); polio jika rangkaian
pemberian vaksin ini tidak lengkap selama masa kanak-kanak;
hepatitis B (sekarang di anjurkan untuk setiap individu); dan
gondok jika wanita belum pernah divaksinasi. Setiap individu dewasa
memerlukan vaksin tetanus karena semua luka dapat terkontaminasi
tetanus. Vaksin tetanus diberikan bersamaan dengan difteria, suatu
penyakit yang belum terlalu dikenal di negara berkembang. Namun,
difteri menyerang 80.000 orang di Rusia dan upaya perlindungan
merupakan hal yang bijaksana. Individu dewasa juga harus mendapat
imunisasi tetanus setiap 10 tahun. Temukan cara untuk membantu
mengingatkan klien tentang rentang waktu 10 tahun ini, mungkin
dengan menggunakan usia25,35,45, dan seterusnya sebagai
pengingat.Vaksin hepatitis B harus diberikan di otot deltoid dan
bukan di bokong karena pemberian di otot deltoid akan meningkatkan
imunogenisitas di lengan. Dua dosis intramuskuler diberikan secara
terpisah dengan interval empat minggu dan dosis ketiga diberikan
lima bulan setelah dosis kedua (American College of Physicians,
1993). Apabila titer antibodi berikutnya positif, perlindungan
diduga bertahan tujuh sampai 10 tahun. Skrining melalui tes
permukaan antibodi hepatitis B harus di lakukan sebelum suatu
booster diberikan.Sejak tahun 1989, dosis kedua vaksin
rubela-gondong-campak dianjurkan untuk individu dewasa yang
mendapat vaksinasi campak sebelum tahun 1979 karena mereka yang
divaksinasi sebelum tahun ini, ketika stabilizer baru ditambahkan,
berisiko tinggi mengalami campak. Individu yang lahir sebelum tahun
1956 harus mendapat imun campak karena mereka memiliki
kecenderungan tinggi menderita penyakit ini.Vaksin hepatitis A saat
ini tersedia dan harus ditawarkan kepada setiap individu yang
mengingini imunitas ini, khususnya para pengelana.
Kanker Konseling tentang risiko kanker sering kali tepat
dilakukan pada pemeriksaan pascapartum. Bentuk kanker yang
diturunkan (10%-15% kasus kanker) diklasifikasi sebagai sindrom
kanker herediter (pada kasus ini risiko terjadinya kanker tipe
tertentu mencapai hampir 90%), sindrom planeoplastik herediter
(pada kasus ini kanker terjadi sebagai efek sekunder gangguan; dan
kanker familiar (pada kasus ini kanker terjadi dalam keluarga
dengan kecepatan lebih tinggi daripada yang diinginkan).meskipun
setiap bentuk kanker berpotensi diturunkan di dalam keluarga,
kanker familiar yang paling sering muncul ialah kanker payudara,
ovarium, kolon, endometrium, limfoid, dan jaringan hemopoetik,
serta otak (Schneider, 1994). Riwayat kanker dalam keluarga yang
signifikan ialah dua kerabat atau lebih menderita kanker yang sama;
awitan kanker lebih dini daripada awitan khas kanker tersebut;
kanker yang jarang terjadi; penyakit bilateral pada organ yang
berpasangan (misalnya, tumor pada kedua payudara, mata, ginjal,
atau ovarium); dan kanker primer dan multipel (dua atau lebih
kanker berbeda pada individu yang sama).Semua wanita harus diajari
dan didorong melakukan SADARI. Bukti terakhir, yang menunjukkan
bahwa tumor payudara pada wanita muda dapat menyebar dengan cepat
dalam waktu kurang dari satu tahun, menyebabkan kebutuhan muncul
untuk mendorong wanita melakukan SADARI setiap bulan (Kerliwoske,
1996). Wanita juga harus mengetahui usia yang di anjurkan untuk
melakukan pemeriksaan mamogram awal dan lanjutan, dan mereka harus
di dorong membagikan informasi ini kepada teman wanita dan anggota
keluarga.Pedoman yang dikeluarkan oleh National Cancer Institute
dan organisasi medis lain pada tahun 1989 merekomendasikan
pemeriksaan mamogram dasar pada usia antara 35 dan 40 tahun dan
pemeriksaan mamogram plus pemeriksaan payudara oleh seorang klinisi
setiap satu sampai dua tahun pada usia antara 40 dan 49 tahun.
Namun, pada tahun1993 National Cancer Institute tidak lagi
menganjurkan skrining ayudara pada wanita berusia 40 dan 49 tahun
karena densitas jaringan payudara wanita di usia ini membuat hasil
radiografi sulit di interpretasi. Selainitu, pemeriksaan ini tidak
menguntungkan sama sekali.Analisis statistik terbaru yang digunakan
dalam laporan tahun 1989 menyimpulkan :Berdasarkan data yang
diperoleh, wanita berusia 40 sampai 49 tahundianjurkan menjalani
skrining setiap tahun, bukan setiap dua tahun. Skrining menggunakan
mamografi dan pemeriksaan klinis payudara, jika dilakukan dengan
tepat, diharapkan mampu mengurangi angka kematian wanita akibat
kanker payudara sekurang-kurangnya 25% sampai 30% pada dekade ini
(Kopans, 1996, hlm.1289).Artikel lain yang senada muncul pada tahun
1995:Kami mendukung skrining rutin melalui mamografi untuk setiap
wanita berusia 40 sampai 49 tahun karena berdasarkan bukti-bukti
yang ada kami menafsirkan hal ini menguntungkan. Data terakhir
menunjukkan bahwa di Amerika Serikat lebih dari 10.000 wanita yang
menderita kanker payudara pada usia 40 sampai 49 tahun meninggal
dan sisa harapan hidup wanita ini tinggal 70%. Skrining yang
dilakukan kemungkinan akan mengurangi kematian setidaknya sampai
20%, tetapi ribuan nyawa kemungkinan akan melayang setiap tahun
akibat keputusan dan penanganan yang tidak tepat. Tampaknya akan
lebih bijaksana melakukan skrining saat ini dan merisikokan
kemungkinan upaya ini tidak efektif daripada menunda skrining
sampai bukti ditemukan dan merisikokan nyawa banyak wanita (Sickles
& Kopans, 1995).Tabel 4-2 memperkirakan risiko wanita mengidap
kanker payudara pada kelompok usia tertentu. Data diambil dari
program National Cancer Institutes Surveillance, Epydemiology, and
End Result (SEER), 1975-1988.
Tabel 4-2. Persentase perkembangan kanker payudara invasif
sebelum usia tertentu (Z), bebas dari kanker invasif pada usia
terakhir (Y) pada area SEER, wanita, semua ras, 1987-1988Terjadinya
kanker berdasarkan usia (Z),%Usia terakhir
(tahun)102030405060708090Usia akhir
00,000,000,040,461,994,247,3510,3912,1012,57
100,000,040,462,014,297,4410,5112,2412,72
200,040,472,024,307,4610,5512,2912,76
300,431,994,297,4710,5712,3212,80
401,583,917,1310,2812,0412,53
502,415,749,0110,8311,33
603,597,109,079,62
704,136,457,08
Wanita yang memiliki riwayat kanker payudara derajat satu
sebelum usia 50 tahun dalam keluarga harus menjalani mamogram
tahunan setelah usia 30 tahun (Burke, 1993).Pada kunjungan
pascapartum, klinisi juga harus memberi konsultasi kepada klien
yang terkena sindrom neoplastik herediter atau kanker herediter
tentang perlunya tindak lanjut dari seorang dokter spesialis.
Apabila wanita memiliki kerabat yang mengidap kanker ovarium pada
generasi pertama, National Institude of Health merekomendasikan
pemeriksaan pelvis-rekto-vagina-tahunan, penentuan CA-125, dan
pemeriksaan ultrasonografi transvagina sampai menjelang usia 35
tahun (lebih awal jika masa subur telah dilalui) jika ooferoktomi
bilateral profilaktik di anjurkan.Riwayat poliposis dalam keluarga
membuat klien harus menjalani kolonoskopi setiap tiga sampai lima
tahun setelah usia 18 tahun. Apabila dua atau lebih kerabat pada
generasi pertama menderita kanker ovarium, klien berisiko tinggi
menderita satu dari tiga sindrom ovarium herediter dominan otosom.
Wanita, yang pada generasi pertama keluarganya memiliki riwayat
kanker kolon, terutama jika kanker dideruta oleh dua atau lebih
kerabat dekat sebelum usia 40 tahun, juga arus menjalani
kolonoskopi setiap tiga sampai lima tahun setelah usia 40 tahun dan
tes hemokult tahunan saat ia berusia 30-an. Beberapa klinisi
menganjurkan skrining tahunan sebelum usia 40 tahun (Burke, 1993).
Untuk beberapa keluarga, tes predisposisi dapat memberi informasi
tentang kerentanan terhadap kanker.Klinisi juga harus mendiskusikan
pencegahan kanker dengan klien mereka. Kanker kulit merupakan salah
satu bahaya akibat pajanan sinar matahari. Kelompok yang paling
berisiko ialah mereka yang memiliki riwayat kanker kulit dalam
keluarga atau mereka yang memiliki kulit sensitif (misalnya, selalu
terpajan sinar matahari). Penggunaan tabir surya dengan faktor
pelindung sinar matahari 15 secara teratur sampai usia 18 tahun
dapat menurunkan resiko kanker kulit nonmelanoma secara bermakna.
Anjurkan klien untuk memakai kembali tabir surya setelah berenang
atau berkeringat. Lampu ruangan, salon pencoklat kulit, pil
pencoklat kulit harus dihindari. Sayangnya, sedikit sekali remaja
yang selalu menggunakan tabir surya dan yang mengejutkan 33% remaja
dalam suatu penelitian tidak pernah menggunakannya. Penelitian yang
sama juga melaporkan bahwa 33% anak perempuan berusia dibawah 16
tahun dan 56% anak perempuan berusia 18 tahun mengunjungi salon
untuk mencoklatkan kulitnya satu kali (Banks et al,
1992).Pemeriksaan kulit secara mandiri harus dilakukan setiap bulan
bersamaan dengan SADARI. Pemeriksaan kulit harus mencakup:
Memeriksa kulit bagian depan dan belakang tubuh Mengangkat lengan
dan memeriksa masing-masing sisinya Menekuk siku untuk melihat
lengan depan, lengan atas, dan telapak tangan Duduk untuk melihat
punggung tungkai dan kaki, telapak kaki, dan sela-sela jari kaki.
Menggunakan kaca yang dapat dipegang untuk memeriksa bagian
belakang leher dan kepala (American Cancer Society, 1993)
Penyakit JantungSkrining penyakit jantung masih jarang dilakukan
pada wanita. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya dugaan umum
bahwa penyakit jantung terutama merupakan masalah pada pria. Akan
tetapi, penyakit jantung merupakan pembunuh wanita nomor satu. Satu
dari 8 wanita akan meninggal akibat penyakit jantung.Faktor risiko
penyakit jantung pada wanita sama dengan risiko ada
pria:Merokok;Tekanan darah tinggi;Diabetes;Kadar lipoprotein
densitas-rendah (LDL) yang tinggi dan kadar HDL-kolesterol yang
rendah (