Top Banner
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-11  Abstrak— Pelabuhan Petrokimia Gresik merupakan salah satu contoh pelabuhan khusus yang dioperasikan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan (PT Petrokimia Gresik). Untuk menunjang peningkatan produksi perusahaan, diperlukan penambahan fasiltas pelabuhan dengan memperhatikan tata letaknya, mengingat ketersediaan area pengembangan pelabuhan yag terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara peningkatan produksi perusahaan dengan kegiatan operasional di pelabuhannya serta membuat model optimisasi tata letak pelabuhan curah kering yang paling optimal. Dalam menentukan model tata letak pelabuhan curah kering yang paling optimal ini dilakukan dengan pendekatan simulasi diskrit menggunakan  software Arena (  student version) dan kriteria optimum yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan produksi perusahaan dengan rata-rata 7.7% per tahun, mengakibatkan peningkatan utilitas fasilitas pelabuhan: dermaga (  Berth Occupancy Ratio) 2%, gudang (Shed Occupancy  Ratio) 1.2% dan lapangan penumpukan ( Yard Occupancy Ratio) 0.6%. Berdasarkan hasil simulasi dan perhitungan didapatkan tata letak untuk penambahan fasilitas pelabuhan petrokimia Gresik yang optimum, yaitu: dermaga dengan penambahan panjang 170 m di sisi utara, gudang berukuran 60 x 48 x 8 m dan lapangan penumpukan berukuran 65 x 50 m dengan jarak 1,600 m dari dermaga.  Kata Kunci—tata letak, pelabuhan curah kering, optimisasi, simulasi diskrit I. PENDAHULUAN T PETROKIMIA Gresik sebagai produsen pupuk terbesar di Indonesia memiliki peranan yang penting dalam  produksi dan distribusi pupuk dalam negeri. Ketersedian  pupuk merupakan sal ah satu faktor penting dalam mendukung sektor pertanian yang ada di Indonesia. Peningkatan produksi  perusahaan sebesar 3%-15% dari tahun 2007 sampai tahun 2011 dan direncanakan target peningkatan sebesar 20% pada tahun 2012 [1]. Hal tersebut berdampak pada peningkatan  jumlah bongkar muat hasil produksi dan bahan baku di  pelabuhan khusus Petrokimia Gresik. Untuk dapat menunjang  peningkatan produksi perusahaan tersebut perlu dilakukan kajian tentang pengaruh peningkatan produksi perusahaan terhadap kegitan operasional di pelabuhannya dan bagaimana tata letak pelabuhan curah kering yang paling optimum apabila diperlukan penambahan fasiltas pelabuhan, seperti: dermaga, gudang, dan lapangan penumpukan mengingat ketersediaan fasilitas dan area pengembangan pelabuhan yang terbatas. Pada penelitian ini akan dilakukan kajian untuk mengetahui hubungan antara peningkatan produksi perusahaan dengan kegiatan operasional pelabuhannya serta membuat model optimisasi tata letak pelabuhan curah kering yang paling optimal. Dalam menentukan model tata letak pelabuhan curah kering yang paling optimal ini akan dilakukan dengan  pendekatan simulasi diskrit dengan menggunkan bantuan software Arena (student version) dan kriteria optimum yang telah ditentukan, yaitu: minimum biaya. Dengan adanya studi ini, diharapkan dapat memberikan masukan atau rekomendasi  bagi pengelola pelabuhan curah kering untuk dapat meningkatkan efisiensi pelabuhan dengan perencanaan tata letak pelabuhan yang paling optimum, sehingga dapat menunjang peningkatan produksi perusahaannya. II. METODE PENELITIAN  A. Tahap Identifikasi Permasalahan Pada tahap ini dilakukan identifikasi permasalahan yang diangkat dalam tugas akhir ini. Permasalahan yang timbul adalah terjadinya peningkatan produksi perusahaan sehingga terjadi pula peningkatan jumlah bongkar muat di  pelabuhannya, sementara fasilitas dan area pengembangan  pelabuhan yang dimiliki terbatas sehingga diperlukan  perencanaan tata letak pelabuhan yang optimum.  B. Tahap Studi Literatur Pada tahap ini dilakukan studi literatur yang terkait dengan  permasalahan pada tugas ini. Materi-materi yang dijadikan sebagai tinjauan pustaka adalah perencanaan pelabuhan, operasional pelabuhan, peramalan dan model simulasi. Studi literatur juga dilakukan terhadap hasil penelitian sebelumnya untuk lebih memahami permasalahan dan pengembangan yang dapat dilakukan. Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik Hasan Iqbal Nur dan Firmanto Hadi Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: hasaniqbaln@gmai l.com P
6

2526-8522-1-PB

Jul 07, 2018

Download

Documents

herupatria
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 2526-8522-1-PB

8/18/2019 2526-8522-1-PB

http://slidepdf.com/reader/full/2526-8522-1-pb 1/6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-11

 Abstrak— Pelabuhan Petrokimia Gresik merupakan salah

satu contoh pelabuhan khusus yang dioperasikan untuk

menunjang kegiatan operasional perusahaan (PT Petrokimia

Gresik). Untuk menunjang peningkatan produksi perusahaan,

diperlukan penambahan fasiltas pelabuhan dengan

memperhatikan tata letaknya, mengingat ketersediaan area

pengembangan pelabuhan yag terbatas. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui hubungan antara peningkatan

produksi perusahaan dengan kegiatan operasional di

pelabuhannya serta membuat model optimisasi tata letak

pelabuhan curah kering yang paling optimal. Dalam menentukan

model tata letak pelabuhan curah kering yang paling optimal ini

dilakukan dengan pendekatan simulasi diskrit menggunakan

 software Arena ( student version) dan kriteria optimum yang telah

ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan

produksi perusahaan dengan rata-rata 7.7% per tahun,

mengakibatkan peningkatan utilitas fasilitas pelabuhan:

dermaga ( Berth Occupancy Ratio) 2%, gudang (Shed Occupancy

 Ratio) 1.2% dan lapangan penumpukan (Yard Occupancy Ratio)

0.6%. Berdasarkan hasil simulasi dan perhitungan didapatkan

tata letak untuk penambahan fasilitas pelabuhan petrokimia

Gresik yang optimum, yaitu: dermaga dengan penambahanpanjang 170 m di sisi utara, gudang berukuran 60 x 48 x 8 m dan

lapangan penumpukan berukuran 65 x 50 m dengan jarak 1,600

m dari dermaga.

 Kata Kunci—tata letak, pelabuhan curah kering, optimisasi,

simulasi diskrit

I.  PENDAHULUAN

T PETROKIMIA Gresik sebagai produsen pupuk terbesar

di Indonesia memiliki peranan yang penting dalam

 produksi dan distribusi pupuk dalam negeri. Ketersedian

 pupuk merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung

sektor pertanian yang ada di Indonesia. Peningkatan produksi

 perusahaan sebesar 3%-15% dari tahun 2007 sampai tahun

2011 dan direncanakan target peningkatan sebesar 20% pada

tahun 2012 [1]. Hal tersebut berdampak pada peningkatan

 jumlah bongkar muat hasil produksi dan bahan baku di

 pelabuhan khusus Petrokimia Gresik. Untuk dapat menunjang

 peningkatan produksi perusahaan tersebut perlu dilakukan

kajian tentang pengaruh peningkatan produksi perusahaan

terhadap kegitan operasional di pelabuhannya dan bagaimana

tata letak pelabuhan curah kering yang paling optimum

apabila diperlukan penambahan fasiltas pelabuhan, seperti:

dermaga, gudang, dan lapangan penumpukan mengingat

ketersediaan fasilitas dan area pengembangan pelabuhan yang

terbatas.

Pada penelitian ini akan dilakukan kajian untuk mengetahui

hubungan antara peningkatan produksi perusahaan dengan

kegiatan operasional pelabuhannya serta membuat model

optimisasi tata letak pelabuhan curah kering yang paling

optimal. Dalam menentukan model tata letak pelabuhan curah

kering yang paling optimal ini akan dilakukan dengan

 pendekatan simulasi diskrit dengan menggunkan bantuan

software Arena  (student version) dan kriteria optimum yang

telah ditentukan, yaitu: minimum biaya. Dengan adanya studi

ini, diharapkan dapat memberikan masukan atau rekomendasi

 bagi pengelola pelabuhan curah kering untuk dapat

meningkatkan efisiensi pelabuhan dengan perencanaan tata

letak pelabuhan yang paling optimum, sehingga dapat

menunjang peningkatan produksi perusahaannya.

II.  METODE PENELITIAN

 A.  Tahap Identifikasi Permasalahan

Pada tahap ini dilakukan identifikasi permasalahan yang

diangkat dalam tugas akhir ini. Permasalahan yang timbul

adalah terjadinya peningkatan produksi perusahaan sehingga

terjadi pula peningkatan jumlah bongkar muat di

 pelabuhannya, sementara fasilitas dan area pengembangan

 pelabuhan yang dimiliki terbatas sehingga diperlukan

 perencanaan tata letak pelabuhan yang optimum.

 B. 

Tahap Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan studi literatur yang terkait dengan

 permasalahan pada tugas ini. Materi-materi yang dijadikan

sebagai tinjauan pustaka adalah perencanaan pelabuhan,

operasional pelabuhan, peramalan dan model simulasi. Studi

literatur juga dilakukan terhadap hasil penelitian sebelumnya

untuk lebih memahami permasalahan dan pengembangan yang

dapat dilakukan.

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan CurahKering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit:

Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia

GresikHasan Iqbal Nur dan Firmanto Hadi

Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh NopemberJl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail: [email protected]

P

Page 2: 2526-8522-1-PB

8/18/2019 2526-8522-1-PB

http://slidepdf.com/reader/full/2526-8522-1-pb 2/6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-12

C.  Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan data, metode

 pengumpulan data yang digunakan adalah metode

76%

77%

78%

79%

80%

81%

82%

83%

2009 2010 2011

BOR   79% 82% 83%

   B   O   R

BOR 2009-2011

 Gambar 1. Perbandingan BOR 2009-2011

30.0%

35.0%

40.0%

45.0%

2009 2010 2011

SOR  33.5% 35.2% 36.0%

   S   O   R

SOR 2009-2011

 Gambar 2. Perbandingan SOR 2009-2011

10.0%

15.0%

20.0%

25.0%

30.0%

2009 2010 2011

YOR  19.2% 20.0% 20.3%

   Y   O   R

YOR 2009-2011

 Gambar 3. Perbandingan YOR 2009-2011 

 pengumpulan data secara langsung (primer) dan tidak

langsung (sekunder). Pengumpulan data ini dilakukan dengan

mengambil data terkait dengan permasalahan dalam tugas

akhir ini di pelabuhan khusus Petrokimia Gresik. Data yangtelah dikumpulkan dari hasil studi lapangan kemudian diolah

untuk mengetahui utilitas fasilitas pelabuhan, proyeksi, dan

 juga distribusi masing-masing proses operasional pelabuhan

sebagai inputan dalam model simulasi.

 D.  Tahap Pembuatan Simulasi

Pada tahap ini dilakukan pembuatan model simulasi yang

sesuai dan menggambarkan operasional pelabuhan khusus

Petrokimia Gresik dengan bantuan software Arena (student

version). Pada tahap ini dilakukan pula verifikasi dan validasi

 pada model simulasi yang dibuat, sehingga dapat diketahui

apakah model simulasi yang dibuat telah mempresentasikan

kondisi nyata di lapangan atau tidak [2]. Verifikasi dilakukan

dengan pengecekan error   pada model, sedangkan validasi

dilakukan dengan uji hipotesa dua arah.

 E.  Tahap Analisis dan Pembahasan

Pada tahap ini hasil dari simulasi yang didapat akan

dianalisa untuk mengetahui waktu dari masing-masing prosesdalam operasional pelabuhan sehingga dapat dijadikan sebagai

acuan dalam melihat kinerja operasional pelabuhan. Selain itu

dilakukan pula analisis kebutuhan penambahan fasilitas

 pelabuhan, dengan memperhatikan peningkatan produksi

 perusahaan.

F.  Tahap Perencanaan Tata Letak Pelabuhan

Pada tahap ini akan dilakukan perencanaan dan pembutan

desain tata letak pelabuhan curah kering yang optimum

 berdasarkan hasil analisa simulasi dan perhitungan.

G.  Kesimpulan dan Saran

Pada tahap ini dirangkum hasil analisis yang didapatkandan saran untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.

III.  HASIL DAN PEMBAHASAN

 A.  Utilitas Fasilitas Pelabuhan

Dengan meningkatnya produksi perusahaan maka utilitasdermaga juga ikut meningkat. Seperti yang terlihat padaGambar 1, nilai BOR ( Berth Occupancy Ratio) dari tahun2009-2011 pelabuhan Petrokimia Gresik cenderung

mengalami peningkatan dengan rata-rata 2% per tahun. Padatahun 2009 BOR pelabuhan Petrokimia Gresik telah mencapai

79%, mengalami kenaikan sebesar 3% pada tahun 2010menjadi 82% dan tahun 2011 BOR sebesar 83% naik 1% dari

tahun sebelumnya. Pada saat utilitas dermaga berkisar antara70% - 80%, maka pada kondisi tersebut penggunaan tambatansudah sangat tinggi dan diperlukan pengembangan pelabuhan[3].

Pelabuhan Petrokimia Gresik memiliki kurang lebih 9

gudang dan 4 lapangan penumpukan di area pelabuhan,dengan komoditi simpan adalah hasil produksi dan bahan baku perusahaan. Komoditi tersebut antara lain: hasil produksi(ZA, Phonska, Urea dan lain-lain), bahan baku ( phosphat

rock, MOP, sulfur, dan lain-lain). Utilitas penggunaan gudangdan lapangan penumpukan dipengaruhi oleh jumlah barang

yang disimpan, lamanya proses penyimpanan, dan stokminimum [4]. Pada tahun 2009 Shed Occupancy Ratio (SOR)rata-rata pelabuhan Petrokimia Gresik adalah 33.5% dan

mengalami kenaikan rata-rata sebesar 1.2% per tahun(Gambar 2). Untuk lapangan penumpukan pada tahun 2009

Yard Occupancy Ratio (YOR) rata-rata pelabuhan PetrokimiaGresik adalah 19.2% dan mengalami kenaikan rata-rata

sebesar 0.6% per tahun (Gambar 3).

 B.  Kapasitas Eksisiting Fasilitas Pelabuhan

Berdasarkan hasil perhitungan, kapasitas terpasang

Page 3: 2526-8522-1-PB

8/18/2019 2526-8522-1-PB

http://slidepdf.com/reader/full/2526-8522-1-pb 3/6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-13

 pelabuhan Petrokimia Gresik adalah 21,168 ton/hari atau

4,635,792 ton/tahun (Gambar 4), kapasitas terpasang gudang

secara keseluruhan adalah 15,296 ton/hari atau 5,583,087

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

Proyeksi Bongkar Muat dan Kapasitas TerpasangPelabuhan (Ton/Tahun)

Proyeksi Bongkar Muat Kapasitas Terpasang Pelabuhan

Kapasitas Maksimum

Gambar 4. Kapasitas terpasang pelabuhan dan proyeksi jumlah muatan

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

Proyeksi Muatan dan Kapasitas Terpasang Gudang

(Ton/ Tahun)

Proyeksi Jumlah Muatan

Kapasitas Terpasang Gudang

 Gambar 5. Kapasitas terpasang gudang dan proyeksi jumlah muatan

900,000

1,900,000

2,900,000

3,900,000

4,900,000

5,900,000

6,900,000

7,900,000

Proyeksi Muatan dan Kapasitas Terpasang LapanganPenumpukan (Ton/ Tahun)

Proyeksi Jumlah Muatan

Kapasitas LP

 Gambar 6. Kapasitas terpasang lapangan penumpukan dan proyeksi jumlah

muatan

Gambar 7. Kapasitas terpasang lapangan penumpukan dan proyeksi jumlah

muatan

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

Proyeksi Muatan dan Kapasitas Terpasang Gudang

(Ton/ Tahun)

Jumlah Muatan SkenarioProyeksi Jumlah Muatan

Kapasitas Gudang

Kapasitas Maksimum

Gambar 8. Kapasitas terpasang gudang, proyeksi jumlah muatan dan scenario

 peningkatan jumlah muatan

ton/tahun (Gambar 5), dan Kapasitas terpasang lapangan

 penumpukan secara keseluruhan adalah 18,020 ton/hari atau

6,577,300 ton/tahun (Gambar 6).

C.  Perencanaan Tata Letak Fasilitas Pelabuhan

Tata letak fasilitas pelabuhan menentukan layanan suatu

 pelabuhan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang

[5], oleh karena itu penentuan tata letak merupakan hal

 penting. Berikut tata letak pelabuhan Petrokimia Gresik

 berdasarkan kondisi eksisiting:

Berdasarkan kondisi eksisting, kapasitas terpasang fasilitas

dermaga akan mencapai kapasitas maksimum pada tahun 2015

(Gambar 4). Untuk fasilitas gudang jika dibuat skenario

 peningkatan jumlah muatan sebesar 250%, maka dapat

diketahui kapasitas maksimum akan terjadi pada tahun 2018

(Gambar 8), sedangkan untuk lapangan penumpukan jika

dibuat skenario peningkatan jumlah muatan sebesar 400%,

maka kapasitas maksimum akan terjadi pada tahun 2020

(Gambar 9).

Page 4: 2526-8522-1-PB

8/18/2019 2526-8522-1-PB

http://slidepdf.com/reader/full/2526-8522-1-pb 4/6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-14

900,000

1,900,000

2,900,000

3,900,000

4,900,000

5,900,000

6,900,000

7,900,000

Proyeksi Muatan dan Kapasitas Terpasang LapanganPenumpukan (Ton/ Tahun)

P ro yeks i J umlah Muatan Ju mlah M uatan S kenar io

Kapasitas LP

Kapasitas Maksimum

Gambar 9. Kapasitas terpasang lapangan penumpukan, proyeksi jumlah

muatan dan skenario peningkatan jumlah muatan

Tabel 1. Skenario tata letak fasilitas pelabuhan

Panjang Jarak Letak Ukuran Jarak Conv * Ukuran Jarak Conv *

(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)

Skn 1 170 2,000 Utara 60 x 48 x 8 1,800 800 65 x 50 1,600 600

Skn 2 170 2,000 Utara 60 x 48 x 8 1,800 800 65 x 50 1,800 800

Skn 3 170 2,000 Utara 60 x 48 x 8 1,600 600 65 x 50 1,600 600

Skn 4 170 2,000 Utara 60 x 48 x 8 1,600 600 65 x 50 1,800 800

Skn 5 170 1,800 Timur 60 x 48 x 8 1,800 800 65 x 50 1,600 600

Skn 6 170 1,800 Timur 60 x 48 x 8 1,800 800 65 x 50 1,800 800

Skn 7 170 1,800 Timur 60 x 48 x 8 1,600 600 65 x 50 1,600 600

Skn 8 170 1,800 Timur 60 x 48 x 8 1,600 600 65 x 50 1,800 800

Keterangan: * Conv : Conveyor 

*Skn : Skenario

Dermaga Gudang Lapangan Penumpukan

 

Gambar 10. Skenario tata letak fasilitas pelabuhan (garis putus-putus)

440,000

450,000

460,000

470,000

480,000

490,000

500,000

510,000

520,000

530,000

540,000

9% 10% 11% 12% 13% 14% 15%

   I  n  v  e  s   t  a  s   i

   (   J  u  a   R  p   )

Asumsi Bunga Pinjama n

Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3 Skenario 4

Skenario 5 Skenario 6 Skenario 7 Skenario 8

 Gambar 11. Sensitivitas investasi tiap skenario

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

3,500,000

4,000,000

   P  o

   t  e  n  s   i   B   i  a  y  a   (   J  u   t  a   R  p   )

Potensi Biaya Real Potensi Biaya Skenario

SelisihPotensi Biaya

Rp. 976,768,732,000

 Gambar 12. Perbandingan potensi biaya

Untuk mengetahui tata letak penambahan fasilitas

 pelabuhan yang optimum, dibuatlah 8 skenario yang

merupakan kombinasi dari fasilitas dermaga, gudang dan

lapangan penumpukan (Tabel 1), sedangkan tata letak

 penambahan fasilitas tersebut dapat dilihat pada Gambar 10sebagai berikut:

 D.   Analisis Perbandingan Skenario

Dari hasil perhitungan dengan pendekatan HSPK (HargaSatuan Pokok Kegiatan) dan asumsi bunga pinjaman 9%-15%,didapatkan nilai investasi untuk masing-masing skenario,

dengan kisaran nilai investasi adalah berkisar antara Rp.452,485,248,491 – Rp. 527,599,189,997 (Gambar 11).Berdasarkan perhitungan investasi tersebut dapat digunakansebagai kriteria dalam menentukan tata letak optimum dengan

kriteria nilai investasi terkecil, tetapi perlu juga diketahuikinerja operasional pelabuhan setelah skenario dilakukan.

Dari hasil simulasi skenario yang telah dilakukan dapatdigunakan untuk menghitung efisiensi biaya yang dapatdihemat akibat adanya skenario yang telah dibuat. Secara garis besar potensi biaya yang dapat dihemat dibagi menjadi dua,

yaitu:1. Biaya eksplisit, terdiri dari biaya demmurage  atau

denda yang ditimbulkan akibat keterlambatan dan biayaoperasional kapal selama waktu tunggu.

2. Biaya implisit, terdiri dari inventory carrying cost .Berdasarkan data yang diperoleh dari pelabuhan Petrokimia

Gresik, diketahui bahwa besarnya biaya demmurage  berkisar

antara $5,000 – $10,000 perhari atau Rp 2,041,667 – Rp4,083,333 per jam. Untuk inventory carrying cost   dihitung

 berdasarkan harga komoditi rata- rata untuk bahan baku Rp.1,860,000 per ton dan pupuk hasil produksi Rp. 3,400,000 perton. Asumsi bunga pinjaman bank yang digunakan berdasarkan BI  rate  adalah 9%. Efisiensi biaya yang dapat

dihemat ditunjukkan oleh Gambar 12, sebagai berikut:

Page 5: 2526-8522-1-PB

8/18/2019 2526-8522-1-PB

http://slidepdf.com/reader/full/2526-8522-1-pb 5/6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-15

0% 10% 20% 30% 40% 50%

BOR  83% 75% 68% 62% 58% 53%

Prod Alat B/M 106 116 127 138 148 159

20

40

60

80

100

120

140

160

20%

50%

80%

110%

   B   O   R

Sensitivitas BOR dan Produktivitas Peralatan Bongkar Muat

   P   t  o   d  u

   k   t   i  v   i   t  a  s   P  e  r  a   l  a   t  a  n   B   /   M

   (   T  o  n   /   j  a  m   )

 Peningkatan Produktivitas (%)

 Gambar 13. Sensitivitas BOR terhadap produktivitas peralatan bongkar muat

3 4 5 6 7 8 9 10

SOR  55% 74% 92% 111% 129% 147% 166% 184%

Kapasitas Gudang 2.43 1.83 1.46 1.22 1.04 0.91 0.81 0.73

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

20%

50%

80%

110%

140%

170%

200%

   S   O   R

SensitivitasSOR, Kapasitas Gudang dan Dwelling Time

   K  a  p  a  s   i   t  a  s   G  u   d  a  n  g   (   J  u   t  a   T  o  n   )

 Gambar 14. Sensitivitas SOR dan kapasitas gudang terhadap dwelling time

3 4 5 6 7 8 9 10

YOR  36% 48% 60% 72% 83% 95% 107% 119%

Kap. Lap-Penumpukan 9.97 7.48 5.98 4.98 4.27 3.74 3.32 2.99

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

20%

50%

80%

110%

140%

   Y   O   R

Sensitivitas YOR, Kapasitas Lap Penumpukan dan Dwelling Time

   K  a  p  a  s   i   t  a  s   G

  u   d  a  n  g   (   J  u   t  a   T  o  n   )

 Dwelling Time (Hari)

 Gambar 15. Sensitivitas YOR dan kapasitas lapangan penumpukan terhadap

dwelling time

Gambar 16. Tata letak fasilitas pelabuhan optimum (lingkaran putus-putus)

Penambahan fasilitas pelabuhan merupakan bagian dari perencanaan pelabuhan dalam jangka panjang. Pada perencanaan pelabuhan jangka pendek terdapat beberapa

upaya yang dapat dilakukan utuk mengurangi tingkat pemakaian fasilitas pelabuhan, antara lain: meningkatkan produktivitas bongkar muat di dermaga dan mengurangi

dwelling time di gudang dan lapangan penumpukan.

Dengan peningkatan produktivitas peralatan bongkar muatdimana pada kondisi awal sebesar 106 ton/jam dan dinaikkansampai 50%, dapat diketahui bahwa dengan peningkatan produktivitas sebesar 10% dapat menaikkan produktivitas

 peralatan bongkar muat sebesar 11 ton/jam sehingga dapatmenurunkan ratio penggunaan dermaga (BOR) sebesar 4%sampai 8% (Gambar 13). Untuk gudang dengan penurunan

dwelling time  selama 1 hari dapat menambah kapasitasgudang sebesar 20,000 ton, sehingga menurunkan rasio

 penggunaan dermaga sebesar 18% (Gambar 14), sedangkanlapangan penumpukan dapat menambah kapasitas lapangan penumpukan sebesar 81,000 ton, sehingga menurunkan rasio penggunaan lapangan penumpukan sebesar 12% (Gambar 15).

Jika skenario dijalankan, maka dapat diketahui perbandingan utilitas fasilitas pelabuhan. Berdasarkan hasilsimulasi dan perhitungan dapat diketahui bahwa utilitasdermaga (BOR) mengalami penurunan sebesar 17% darikondisi awal 83% menjadi 66%. Untuk gudang dan lapangan

 penumpukan perubahan utilitas masing masing secara berurutan adalah: SOR mengalami penurunan sebesar 96%dari kondisi awal 184% menjadi 88% YOR mengalami penurunan sebesar 41% dari kondisi awal 119% menjadi 78%

(Gambar 18). E.  Tata Letak Fasilitas Pelabuhan Optimum

Berdasarkan hasil simulasi dan perhitungan dengan kriteria

optimum yang digunakan, maka didapatkan tata letak penambahan fasilitas pelabuhan curah kering PetrokimiaGresik yang optimum sesuai dengan skenario terpilih, yaitu:skenario 3 (Gambar 16), dengan rincian sebagai berikut:

Dermaga dengan panjang 170 m disisi utara;

-  Gudang dengan ukuran 60 x 48 x 8 m dan jarak 1600 mdari dermaga;

-  Lapangan penumpukan dengan ukuran 65 x 50 m dan jarak 1600 m dari dermaga

IV.  KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada penelitian

tugas akhir ini, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai

 berikut:

1.  Peningkatan produksi perusahaan dengan rata-rata 7.7%

 per tahun, diikuti dengan peningkatan utilitas fasilitas

 pelabuhan: dermaga ( Berth Occupancy Ratio) 2%,

gudang (Shed Occupancy Ratio) 1.2% dan lapangan

Penumpukan (Yard Occupancy Ratio) 0.6%.

Page 6: 2526-8522-1-PB

8/18/2019 2526-8522-1-PB

http://slidepdf.com/reader/full/2526-8522-1-pb 6/6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-16

2.  Berdasarkan hasil simulasi dan perhitungan didapatkan

tata letak untuk penambahan fasilitas pelabuhan

 petrokimia Gresik optimum, yaitu:

- Dermaga dengan panjang 170 m di disisi utara;

- Gudang dengan ukuran 60 x 48 x 8 m dan jarak 1600

m dari dermaga;

- Lapangan penumpukan dengan ukuran 65 x 50 m dan

 jarak 1600 m dari dermaga.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT Petrokimia

Gresik atas bantuan data dan observasi serta Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan

 Nasional Republik Indonesia yang memberikan bantuan

finansial pada penelitian ini.

DAFTAR  PUSTAKA

[1]   Laporan Tahunan 2011, PT Petrokimia Gresik, Gresik (2011).

[2] 

R. G. Sargent, “Verification and Validation of Simulation Model,”

dalam Proceedings of the 2007 Winter Simulation Conference, NewYork (2010) 166-183.

[3] 

UNCTAD, Port Development, United Nations (1985).

[4]  H. Velsink, Ports and Terminals, Delft: TU Delft (1993).

[5] 

M. Indrawan, “Model Kinerja Operasional Pelabuhan Curah Berbasisi

Simulasi Studi Kasus: Pelabuhan Petrokimia,” Tugas Akhi Jurusan

Teknik Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

(2009) .