#24 - Inforexnews Independen, terdepan, dan menginspirasi · forex trading mengembangkan sayapnya ... itu adalah cara KAYA sambil TIDUR. Jadi kita bisa pro-duktif mengerjakan hal

#24 - Inforexnews Independen, terdepan, dan menginspirasi1


inforexnews

www.inforexnews.com

@inforexnews

[email protected]

inforex news

Edric Stefanus

#24

- ED

ITOR

IN CH

IEF

Sosok majalah inforex-news edisi 24 adalah seorang investor yang sudah berinvestasi menggunakan strategi

value investing. Beliau adalah ba-pak Rivan Kurniawan, pak Rivan sendiri juga sudah banyak mem-berikan seminar & workshop di berbagai kota di Indonesia. Jika anda adalah seorang investor atau baru saja ingin menjadi seorang investor dan berinvestasi dengan cara yang aman. Maka anda akan menemukan sosok yang tepat pada edisi ini. Metode value in-vesting yang digunakan oleh pak Rivan bukan berarti tidak ada resikonya, yang namanya resiko akan tetap anda namun jika anda berinvestasi menggunakan Value Investing. Investasi anda akan bersifat low risk high return, tapi syaratnya satu yaitu SABAR. Metode ini juga digu-nakan oleh salah satu investor terkaya di dunia yaitu Warren Buffet. Untuk mengetahui seperti apa itu metode value investing dan sosok seorang pak Rivan dapat anda temukan di rubrik Interview dengan judul The Value Investor.

Rasanya majalah inforex-news akan kurang jika tidak dilengkapi dengan tulisan yang dikhususkan untuk para trad-er newbie. Nah, di rubrik I Am Newbie edisi 24, kami menjabar-kan perbedaan antara mereka yang berhasil (professional) dan

mereka yang gagal (Amatir). Di edisi 24 ini anda akan mengenal sosok yang bernama Michael Burry, Michael adalah orang yang menyadari akan terjadinya krisis di amerika dan setelah itu ia mendapatkan keuntungan yang besar dari krisis tersebut, dan menariknya kisah kesuksesan Michael Burry ini sampai diaba-dikan dalam sebuah film yang bertajuk The Big Short.

Untuk menambah tekni-kal skill trader Indonesia, kali ini kami membahas bagaimana cara menggunakan indikator volume untuk menentukan moment en-try dan exit. Selain itu juga kami selalu menyajikan artikel yang menyinggung tentang psikologis. Tidak hanya itu saja, anda masih akan menemukan berbagai ar-tikel menarik lainnya di majalah inforexnews edisi 24 ini.

Akhir kata saya ucapkan sampai jumpa pada edisi selanjut-nya. Semoga majalah inforexnews edisi 24 menginspirasi, memoti-vasi dan menambah pengetahuan anda.

Selamat Membaca,

Salam Sukses


I AM NEWBIE

INTERVIEW

TEKNIKAL SKILL

BIOGRAFI TRADER

TIPS & TRICK

PSIKOLOGI

ANALISA TEKNIKAL

HOT NEWS

The Value Investor

7 Perbedaan Antara Trader Profesional dan Trader Amatir

Menentukan Titik Entry dan Titik Exit Menggunakan Indikator Volume

Michael Burry: The Hero in Crash Market

The Legendary Investment Trick : Margin Of Safety

Sistem Anda Bermasalah Atau Diri Anda Yang Bermasalah

Analisa Mingguan12 Juni 2017 – 23 Juni 2017

5 Saham Terbesar Amerika Sektor Teknologi Mengalami Penurunan Hampir $100 Milliar



Road Show Seminar Event USI-Tech Ma-laysia , Indonesia ,Jepang, South Korea,

Vietnam dan Philippines

Sebuah peluang usaha untuk semua kalan-gan tanpa terkecuali, revolusi bisnis usi-tech baru di luncurkan. Dengan pengala-man 8 tahun di perusahan bersertifikat forex trading mengembangkan sayapnya dalam bisnis bitcoin. Gratis untuk join

www.bitcoindurban.com. Modal selain gratis bisa dengat sedikit uang USD55 untuk mendapatkan keuntungan 140% – 460%. Bukan fix income atau bukan money game, bukan Hyip, bukan Ponzi

Perusahaan USI-tech mempunya kantor resmi real dan sangat transparent. Perusahaan mempunyai anggota team yang bisa di kunjungi baru-baru ini di United Kingdom. http://kayatan-pamodal.com

Untuk Indonesia Penjelasan Usi tech di mulai tanggal 9-12 Mei 2017 di daerah Bandung, Tegal, Jakarta Ritz Carlton, Jawa Tengah dan Bali. Sosialisasi di Malaysia di hotel Hilton Kuala Lum-pur, kabar gembira ini memberi kesempatan untuk meeting usi-tech di Malaysia, Indonesia, Jepang,

Korea Selatan, Vietnam, Philippines bahkan Africa Selatan mulai tanggal 6 May 2017 memasuki kawasan Asia.

Penjelasan usaha Usi ini bisa di lihat juga di youtube , https://www.youtube.com/watch?v=N-QgAUfjo9ig

Silahkan menghubungi orang yang men-genalkan bisnis spektakuler ini kalau mau langsung action kami siap support bantu full time sebagai founder Usi, bergabung dalam team inti www.face-book.com/seputarfx, whatsapp +6281331603988

Sebagai pioneer top leader pemimpin yang dihormati, kita lakukan apa yang orang lain belum lakukan, supaya kita nikmati apa yang orang lain belum nikmati. Sukses luar biasa dahsyat dan berk-ah buat kita semua. Amin.

https://gratis.usi-tech.info


#24

- INT

ERVIE

WTeks: Edric Stefanus


Bisakah Pak Rivan ceritakan bagaimana awalnya memulai bidang investasi?

Jika anda pernah melihat buku investasi yang berjudul Intelligent Investor anda pasti tidak asing lagi dengan nama Benjamin Graham dan Warren Buffet serta cara berinvestasi mereka yang dikenal dengan value in-vesting/Value Investor. Pada edisi kali ini, inforexnews menghadirkan salah satu sosok investor Indonesia yang berinvestasi ala value investor yaitu Bapak Rivan

Kurniawan. Pak Rivan juga sudah banyak memberikan seminar serta pelatihan di berbagai kota di Indonesia. Dalam wawancara dari tim inforexnews bersama dengan pak Rivan, disini beliau membagikan pengalamannya sebagai seorang value inves-tor dan seperti apa sih sebenarnya value investing tersebut. Tidak lupa pak Rivan juga memberikan tips bagaimana cara menjadi seorang investor yang berhasil. Penasaran seperti apa itu value investing ? Simak wawancara dari tim inforexnews bersama dengan pak Rivan di bawah ini.

Saya memulai investasi sejak tahun 2008 ketika saya berusia 20 tahun dan masih kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Awalnya saya hanya iseng saja diajak oleh teman di kampus karena kebetulan ada satu perusahaan seku-ritas yang baru buka di sana. Karena di tahun 2008 minimal dana yang diperlukan untuk membuka rekening saham adalah Rp 10 juta, maka saya patun-gan bersama dengan 4 orang rekan lainnya, di mana masing-masing mengeluarkan modal Rp 2 juta. Saya ingat betul ketika itu IHSG kita baru saja dihajar habis-habisan hingga 1.100 an. Jadi ada beginner’s luck ketika saya dan teman-teman saya mulai in-vestasi di pasar saham. Setiap ada profit yang direalisasikan, biasa kita bagi juga berlima. Loss juga kita tanggung berlima. Setelah saya lulus dan mulai bekerja, barulah saya membuka rekening investasi atas nama pribadi. Secara berkala, saya menyisihkan seba-gian dari gaji yang saya terima untuk kemudian diinvestasikan, sehingga dana kelolaan investasi yang tadinya kecil lama-lama berkembang.



Darimana pak Rivan mengenal tentang Value Investing? Mengapa Pak Rivan memilih metode Value Investing? Saya mengenal Value Investing by accident sebe-narnya. Dulu saya murni sebagai seorang technical trader yang lebih mengandal-kan technical analysis. Karena IHSG naik sangat cepat dalam kurun waktu 2009 – 2011, pasar saham memberikan profit yang sangat besar buat saya. Dalam waktu kurang dari 2 tahun, profit yang saya dapa-tkan menjadi berlipat ganda. Keuntungan “instan” yang saya dapatkan ini membuat saya merasa menjadi seorang jagoan di saham waktu itu, dan membuat saya menjadi greedy.

Bahkan sampai saya nekat menggu-nakan margin trading dan limit kartu kredit karena greedy. Saya berpikir kalau saya bisa menambah leverage dari margin trading dan kartu kred-it, maka profit saya akan jauh lebih besar lagi. Ceritanya menjadi beru-bah ketika harga komoditas batuba-ra mulai mengalami penurunan di tahun 2012. Karena tidak memper-hatikan fundamental, akhirnya saya jatuh di tahun tersebut dan dana kelolaan saya akhirnya hanya tersisa 15%. Setelah saya belajar mengenai Value Investing, saya baru menyadari ternyata perusahaan yang saya beli sahamnya tersebut punya hutang 5x ekuitas bersih nya. Sejak saat itulah, saya menjadi semakin mendalami Value Investing dan mempraktekan-nya hingga sekarang. Akhirnya saya membangun lagi investasi saya dan puji Tuhan sejauh ini hasilnya bisa membuat saya tersenyum lebar.

“Setelah saya belajar mengenai

Value Investing, saya baru men-yadari ternyata

perusahaan yang saya beli sahamn-ya tersebut punya hutang 5x ekuitas bersih nya. Sejak saat itulah, saya menjadi semakin mendalami Value

Investing”.



Menurut pak Rivan, apa kelebihan dan kekurangan dari investasi dengan metode Value Investing? Value Investing basical-ly adalah metode di mana kita membeli sebuah saham dengan fundamental yang bagus pada harga yang undervalue. Contohnya adalah kita membeli sebuah sa-ham yang harga wajarnya adalah di 1000, namun kita membelinya di harga 700, 600, 500, atau lebih rendah lagi.

Jadi, kelebihan menggu-nakan metode Value Investing adalah : Pertama, kita tahu NILAI dari Sebuah Perusahaan. Banyak investor hanya melihat pergerakan harga saham tanpa tahu nilai dari perusahaan tersebut, dengan kata lain banyak investor tidak tahu saham apa yang sebenarnya mer-eka beli. Akibatnya, banyak inves-tor yang akhirnya gelisah kalau harga sahamnya turun. Sedangkan Value Investor justru akan kha-watir jika perusahaan mengalami penurunan kinerja. Bukan nya bertanya kenapa harga sahamnya turun, tapi value investor akan menganalisa kenapa laba bersih nya turun? Mengapa arus kas nya negatif? Mengapa hutang perusa-haan meningkat? Dsb. Buat saya pribadi, mengetahui hal-hal seper-ti itu jauh lebih memberikan ilmu ketimbang mencari tahu kenapa harga saham naik atau turun.

Value Investing basical-ly adalah metode di mana kita membeli sebuah saham dengan fundamental yang bagus pada harga yang undervalue. Contohnya adalah kita membeli sebuah sa-ham yang harga wajarnya adalah di 1000, namun kita membelinya di harga 700, 600, 500, atau lebih rendah lagi.

Jadi, kelebihan menggunakan metode Val-ue Investing adalah : Per-tama, kita tahu NILAI dari Sebuah Perusahaan. Ban-yak investor hanya melihat pergerakan harga saham tanpa tahu nilai dari peru-sahaan tersebut, dengan kata lain banyak investor tidak tahu saham apa yang sebenarnya mereka beli. Akibatnya, banyak investor yang akhirnya gelisah kalau harga sahamnya turun. Sedangkan Value Investor justru akan khawatir jika perusahaan mengalami penurunan kinerja. Bu-kan nya bertanya kenapa harga sahamnya turun, tapi value investor akan menganalisa kenapa laba bersih nya turun? Mengapa arus kas nya negatif? Men-gapa hutang perusahaan meningkat?

Dsb. Buat saya pribadi, men-getahui hal-hal seperti itu jauh lebih memberikan ilmu ketimbang mencari tahu ke-napa harga saham naik atau turun.

Kedua, kita jauh lebih tenang menghadapi penurunan harga saham, karena kita tahu betul kual-itas saham yang kita invest adalah saham yang memiliki fundamental bagus. Kalau kita tidak memahami fun-damental dan value saham tersebut, maka kita akan gampang panik dan stress ketika harga sahamnya turun. Namun, kalau kita memahami fundamental dan value saham yang kita invest, justru ketika harga sahamnya turun maka kita akan BE HAPPY, karena kita justru bisa mendapatkan saham bagus dengan harga lebih murah, dan kita tahu bahwa penurunan tersebut HANYA SEMENTARA.



Ketiga, kita tidak harus selalu berada di depan lap-top atau layar trading untuk memantau pergerakan harga. Ketika kita sudah mengeta-hui betul kualitas saham yang kita invest, kita bisa tidur nyenyak tanpa harus khawatir besok harga saham akan naik atau turun. Ada istilah yang mengatakan Value Investing itu adalah cara KAYA sambil TIDUR. Jadi kita bisa pro-duktif mengerjakan hal yang lainnya atau memiliki quality time dengan keluarga. Yang kita perlu lakukan adalah mengamati perkembangan perusahaan itu sendiri, apakah pendapatan dan laba bersih nya bertumbuh, apakah ada perubahan dalam fundamental perusahaan, apakah ada regu-lasi atau kebijakan pemerintah tertentu yang dapat merugikan perusahaan ke depannya? Dll.

Keempat dan yang paling penting buat saya, berinvestasi menggunakan metode Value Investing jauh lebih santai dan jauh dari kata stress. Tahukah Anda bahwa rata-rata Value Investor beru-sia panjang?

Hal ini karena Value Investor jarang stress dan menikmati hidup. Warren Buf-fett di usianya yang 86 tahun masih terlihat sangat aktif dan sehat, bahkan ada yang lebih senior lagi, yaitu Irving Kahn, yang berusia 109 tahun ketika meninggal tahun 2015. Men-jadi seorang trader, jujur saja, tingkat stress nya jauh lebih tinggi. Apa gunanya jika punya banyak uang tetapi tidak bisa menikmati hidup, bukan?

Beberapa mungkin akan bertanya “Apa gak ada cara supaya bisa kaya lebih cepet pak?”. Nah kira-kira Value Investing seperti itu. Banyak investor yang lebih memilih cara instan dengan mengejar saham-saham yang lagi “ter-bang” ketimbang “menunggu” saham yang dipegang nya. Mungkin banyak yang bisa memperoleh profit seperti itu, namun jauh lebih banyak lagi yang justru mengalami keru-gian dengan cara seperti itu.

Satu hal lagi, menurut saya tidak ada satu metode pun yang sempurna, namun bagaimana kita bisa menggu-nakan metode tersebut secara konsisten lah yang akan mem-berikan hasil bagi kita. Ada peribahasa “saya lebih takut pada lawan yang punya 1 jurus tapi mempraktekannya 100x, daripada lawan yang punya 100 jurus tapi mempraktekan-nya hanya 1x”.

Di sisi lain, Value In-vesting bukan metode yang popular, karena Value Invest-ing dipandang sebagai metode yang contrarian, di mana biasa nya saham-saham yang dipegang Value Investor bi-asanya bukanlah saham yang banyak dibicarakan di media, atau muncul ke permukaan, apalagi saham yang lagi “ter-bang” (padahal fundamental nya hancur). Biasanya, saham yang dipegang adalah saham yang masih sepi dari berita, harga sahamnya masih rendah, dan volume perdagangann-ya masih sepi. Kenapa Value Investing bukan metode yang popular? Simpelnya kalau saya tanya kepada 100 orang di dalam suatu ruangan “Siapa yang ingin kaya?”, saya yakin 100 orang pasti akan angkat tangan. Namun kalau saya tan-ya lagi “Siapa yang ingin kaya dalam waktu 20 tahun?” Saya yakin setidaknya setengah dari ruangan itu akan menurunkan tangannya.



Metode Value Investing ini apa cocok untuk digu-nakan semua orang ? atau hanya karakter tertentu saja yang dapat menggu-nakannya?

biasanya Anda akan jauh lebih bijak dalam berinvestasi, ter-masuk menghindari trading yang terlalu sering atau ber-main di saham gorengan.

Value Investing juga banyak digunakan oleh inves-tor yang sudah berusia cukup senior. Dia tahu bahwa usia nya tidak muda lagi dan dana investasinya adalah dana yang dikumpulkan dari hasil jerih payah selama bertahun-tahun, maka dia akan jauh lebih ber-hati-hati dalam menginvesta-sikan uangnya. Oleh karena itu, Value Investing lebih dimi-nati oleh kedua tipe investor ini.

Basically metode Value Investing ini bisa diimplemen-tasikan semua investor, dan sebenarnya sangat bisa dipe-lajari oleh siapapun. Namun pertanyaannya apakah orang tersebut tersebut MAU atau tidak. Saya memiliki klien yang latar belakangnya beraneka ragam. Ada yang pimpinan pe-rusahaan, ada yang ibu rumah tangga, ada yang wiraswasta, ada yang sambil bekerja kan-toran, ada yang mahasiswa, bahkan ada juga yang sama sekali awam tentang saham, namun mereka bisa mempela-jari dan mempraktekkan Value Investing secara konsisten.

Hanya saja, kebanyakan in-vestor tidak memiliki kesa-baran untuk menunggu hasil investasi dan cenderung mau memperoleh profit instan dari saham-saham yang diisukan akan “terbang”.

Pada pelaksanaannya, Value Investing ini lebih ban-yak digunakan investor yang memiliki dana investasi yang cukup besar (biasanya mili-aran). Analoginya, katakan si A memegang dana investasi Rp 10 juta, sedangkan si B memegang dana investasi Rp 10 miliar. Dengan penurunan saham yang sama, katakan-lah 10%, market value si A “hanya” berkurang Rp 1 juta, sedangkan market value di B berkurang Rp 1 miliar. Terlihat signifikan perbedaannya kan? Jadi investor memegang dana investasi yang cukup besar,


“Banyak investor berpikir tujuan

utama dalam ber-investasi adalah mencetak profit

setinggi dan sece-pat mungkin, seh-

ingga mereka men-gambil resiko besar

dengan bermain di saham-saham gorengan (sambil berdoa agar sa-

ham mereka tidak nyangkut)”.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mempe-lajari metode Value Invest-ing?

Bisakah Pak Rivan men-jabarkan filosofi investasi yang diterapkan saat ini ?

Untuk mempelajari metode Value Investing tidak lah lama. Dalam hitungan hari atau minggu, seseorang sudah bisa mempelajari metode Value Investing. Namun Value In-vesting bukan hanya sekedar hitunghitungan rasio keuangan di atas kertas, melainkan men-cakup juga mindset, disiplin, dan money management. Nah konsistensi dalam menerapkan mindset, disiplin, dan money management Value Investing ini lah yang membutuhkan waktu bertahun-tahun. Saya tadi cerita awalnya adalah seorang trader, yang biasa nya selalu siap siaga di depan layar trading. Awal-nya masih saja tergoda untuk melakukan trading. Namun, saya berusaha konsisten dan semakin hari saya semakin bisa mengon-trol diri, termasuk membiasakan diri tidak setiap hari layar trad-ing.

Filosofi saya dalam ber-investasi saya ibaratkan seperti permainan sepakbola. Dalam sepakbola, yang paling pent-ing bukan berapa banyak kita mencetak gol ke gawang lawan, melainkan juga harus menjaga agar gawang tim kita tidak ke-bobolan. Katakanlah Anda ber-hasil mencetak 3 gol ke gawang lawan, namun Anda kebobolan 4 gol, maka Anda tetap saja kalah. Namun kalau Anda mencetak 1 gol saja ke gawang lawan, dan

Anda berhasil menjaga ga-wang Anda tidak kebobolan, Anda tetap memenangkan pertandingan.

Dalam berinvestasi juga sama. Banyak investor berpikir tujuan utama dalam berinvestasi adalah mencetak profit setinggi dan secepat mungkin, sehingga mereka mengambil resiko besar den-gan bermain di saham-saham gorengan (sambil berdoa agar saham mereka tidak nyang-kut). Kenyataannya, saham tersebut fluktuasinya sangat ekstrim dalam jangka pendek sehingga banyak investor yang akhirnya cut loss karena tergo-da untung besar sesaat. Aki-batnya, mereka “kebobolan” sehingga modal mereka pun berkurang banyak dan banyak pula yang akhirnya menjual rumah dan aset lainnya karena greedy.

Filosofi lainnya dalam sepakbola adalah ada saat-nya tim menyerang dengan full power, namun ada saat-nya tim bertahan saat dalam tekanan. Demikian pula da-lam berinvestasi, ada saat-nya kita menyerang dengan 100% porto (0% cash) di saat market bullish, namun ada saatnya kita bertahan (den-gan menyiapkan 30% – 40% cash) di saat market bearish. Banyak trader / investor yang tidak menyadari pentingnya hal ini. Umumnya mereka selalu menyerang dengan full power, bahkan di saat market bearish sekalipun, sehingga ketika harga sahamnya turun, mereka tidak bisa melakukan averaging down.



Bagaimana cara Pak Ri-van memanajemen resiko serta membangun porto-folio?

Kunci saya untuk mem-anajemen resiko adalah den-gan cara menerapkan money management yang baik. Dalam Value Investing, kita mengenal beberapa konsep dalam money management. Pertama adalah position sizing. Semakin besar resiko berinvestasi di saham tertentu, semakin sedikit position sizing saya di saham tersebut. Sebaliknya, semakin kecil resiko berinvestasi di saham tertentu, semakin besar position sizing nya. Kedua, saya selalu memperhitung-kan Reward and Risk Ratio. Misalkan setelah dianalisa, saham yang kita invest memi-liki potensi untuk profit 40% ke harga wajarnya, di sisi lain saya juga membatasi kerugian dengan memasang stop loss 10%.

Artinya Reward and Risk Ratio saya ketika memutuskan berinvestasi di saham tersebut adalah 4 : 1. Banyak investor berpikir sebaliknya. Kalau ada profit baru 10% saja su-dah buru-buru profit taking, sementara kalau sahamnya turun lebih dari 10% tidak melakukan cut loss dengan alasan sayang, nah ini yang keliru. Ketiga, saya melaku-kan yang namanya scaling in dan scaling out, atau bahasa sederhananya membeli secara mencicil, menjual juga secara mencicil.

Kita pasti sering kali mengalami kejadian seperti ini : Ketika kita beli saham, har-ganya malah turun; ketika kita jual saham, harganya malah naik. Nah untuk meminimal-isir resiko seperti itu, sangat penting untuk melakukan strategi scaling in dan scaling out.

Untuk membangun portfolio, saya menyesuaikan dengan profil resiko saya. Saya membangun portfolio dengan melakukan screening terlebih dahulu terhadap 500+ laporan keuangan terbaru perusahaan. Selanjutnya, saya akan pi-lih 20 kandidat saham yang memiliki fundamental bagus dan harganya masih under-valued. Setelah terkumpul 20 kandidat saham, saya melaku-kan analisa yang lebih menda-lam terhadap 20 perusahaan tersebut, dengan mempelajari Annual Report, berita terakh-ir seputar perusahaan, serta melakukan Analisa Sektoral. Terakhir, saya akan memilih 5 – 8 emiten yang menurut saya terbaik untuk diinvestasikan.



Value Investing terkait dengan nilai intrinsic? Bagaimana menurut pak Rivan pasar modal Indo-nesia, apakah perhitun-gan nilai intrinsic pak Rivan masih sama dengan ajaran Ben Graham?

Bolehkah pak Rivan men-ceritakan peristiwa pal-ing membanggakan (atau paling berkesan) dalam aktivitas investasinya?

Bagaimana sebenarnya portofolio yang baik itu bisa dibangun?

Produk investasi apa saja yang pak Rivan beli?

Ya, Value Investing sangat terkait dengan intrinsic value atau nilai wajar sahamn-ya. Perhitungan nilai intrinsic yang saya terapkan sama den-gan yang diajarkan oleh Ben Graham. Tidak kurang dan tidak lebih. Hanya saja karena pasar modal di Indonesia na-ture nya jauh berbeda dengan pasar modal di Amerika (teru-tama karena market cap IHSG masih sangat kecil dan pasar modal Indonesia masih did-ominasi oleh investor asing), maka pelaksanaannya pun dis-esuaikan dengan pasar modal Indonesia.

Peristiwa paling berke-san adalah ketika saya men-galami kejatuhan di pasar saham pada tahun 2012, di mana saya menjadi greedy dan dengan bodohnya memakai margin dan limit kartu kredit untuk diinvestasikan semua di pasar saham, yang akhirnya berujung kepada kerugian.

However, itu pengala-man sekaligus pembelajaran yang paling penting bagi saya. Saya juga bersyukur bahwa hal saya mendapatkan pengala-man tersebut di tahun-tahun awal berinvestasi. Bayangkan kalau saya mengalami kejatu-han saat umur investasi saya sudah puluhan tahun, akan jauh lebih berat untuk bangkit. Belajar dari pengalaman itu, sekarang saya menjadi jauh lebih bijak dalam berinvestasi dan berhasil bangkit dengan metode Value Investing.

Peristiwa lain yang cukup membanggakan ada-lah ketika di tahun 2013 dan 2015, IHSG secara keseluru-han mengalami masa bearish yang cukup berat, saya masih bisa beats the market dengan mencetak profit secara kon-sisten. Ketika mencetak profit dalam masa bullish, mungkin itu hal yang biasa, namun bisa mencetak profit saat market bearish bagi saya merupakan pencapaian tersendiri.

Saya berinvestasi di reksadana saham, dan juga berinvestasi di emas.

Portfolio yang baik itu dibangun sesuai dengan pro-file resiko kita. Contoh, apabila Anda termasuk investor yang Risk Adverse, maka disarank-an komposisi portfolio Anda adalah 70% blue chip dan 30% second liner. Apabila Anda termasuk Risk Neutral, maka disarankan komposisi portfo-lio Anda adalah 50% blue chip dan 50% second liner. Apabila Anda termasuk investor yang Risk Taker, maka Anda boleh menyusun portfolio dengan 30% Blue Chip dan 70% sec-ond liner. Jadi, kalau Anda tipe Risk Adverse sebaiknya

jangan membeli saham-saham dengan fluktuasi yang cukup ekstrim, karena tingkat pener-imaan resiko nya berbeda den-gan investor tipe Risk Taker. Hal lainnya, jika Anda ingin berinvestasi jangka panjang sekaligus trading di saat yang bersamaan, saya menyarankan untuk membuka dua account yang berbeda. Satu account untuk investasi jangka pan-jang yang tidak boleh Anda otak-atik, satu account lagi yang untuk trading yang boleh Anda otak-atik. Komposisinya kembali lagi disesuaikan den-gan profile resiko Anda.

“Portfolio yang baik itu diban-

gun sesuai dengan profile resiko kita”.


Value investing sangat berkaitan erat dengan jangka panjang, terkadang para investor seringkali kurang sabar menyika-pi naik turunnya harga dalam jangka pendek.Bagaimana pak Rivan dapat memilah bahwa investasi saya ini sudah tepat, atau saya sudah salah?

Sebagai Value investor, berapa total perusahaan yang telah anda koleksi saat ini ?

Bisakah pak Rivan men-ceritakan pencapaian terbaiknya ?

Warren Buffet menga-takan “the stock market is a device for transferring mon-ey from the impatient to the patient”. Saya merasakan betul hal ini. Seringkali kita sudah menguasai seluruh Analisa, baik itu fundamental maupun teknikal namun ada satu skill yang hanya bisa dipelajari sei-ring berjalannya waktu : BER-SABAR. Saya pribadi melaku-kan review dan rebalancing portfolio terhadap kinerja saham setiap 3 bulan sekali berdasarkan laporan keuangan terbaru nya. Apabila laporan keuangan terbaru perusahaan tidak sebagus sebelumnya, maka saya akan menjualnya dan melakukan screening sa-ham lain yang kinerja laporan keuangannya menunjukkan perbaikan. Akan tetapi, jika laporan keuangannya tidak ada masalah dan secara fun-damental juga tidak ada peru-bahan, saya akan tetap keep saham tersebut. Lalu kapan jualnya? Jualnya adalah pada saat harganya sudah overval-ued atau laporan keuangannya sudah tidak sebagus sebelum-nya. Kita lihat juga IHSG nya, kalau ada kemungkinan IHSG akan

bearish, kita akan bermain dengan cara bertahan, yaitu dengan menyiapkan cash 30% - 40% apabila saham pegan-gan kita turun. Namun, apa-bila IHSG bullish, kita akan menyerang dengan full power 100% portfolio (0% cash).

Saya hanya membatasi portfolio di 5 – 8 saham saja. Karena apabila kita menaruh seluruh dana investasi di 1 – 2 emiten, akan sangat beresiko apabila saham tersebut jatuh. Namun menaruh dana in-vestasi di terlalu banyak emit-en (> 10 emiten) juga tidak efektif, karena terlalu banyak “keranjang saham” yang harus kita jaga, dan itu tentunya membutuhkan banyak effort yang tidak sebanding dengan result nya.

Pencapaian terbaik dalam investasi saya adalah mampu kembali bangkit di saat mengalami keterpurukan. Saat saya mengalami kejatu-han di tahun 2012 kemarin, saya sempat berpikir untuk menyerah dan tidak mau lagi bersinggungan dengan pasar modal. Namun, saya memilih untuk tidak menyerah. Saya memilih untuk mencari tahu di mana letak kesalahan saya, dan memilih untuk berjuang kembali.

Pencapaian terbaik saya lainnya adalah ketika saya tetap mampu mencetak profit di saat IHSG mengala-mi penurunan di tahun 2013 dan 2015. Challenge dan strateginya sangat berbeda antara ketika market bullish dengan ketika market bearish. Jadi, ketika kita tetap mampu mencetak profit saat market bearish merupakan sebuah pencapaian tersendiri buat saya pribadi.


Menurut pak Rivan, apa yang harus dimiliki seorang investor supaya dapat sukses? Saya percaya bahwa 80% kesuksesan seorang investor ditentukan dari mindset yang tepat. Oleh karena itu, yang perta-ma, milikilah mindset yang tepat dalam berinvestasi. Hindari mindset ingin kaya secara instan dari pasar saham. Jika Anda ingin kaya dalam waktu semalam, jangan berinvestasi di pasar saham, melainkan pergilah ke Casino, di mana Anda mungkin mendapatkan ratusan ribu dollar dalam semalam. Kedua, bersabarlah dalam ber-investasi. Ini ilmu yang sangat penting namun tidak bisa diajarkan di manapun, melainkan harus Anda praktekan sendiri. Banyak investor yang tidak bersabar dalam berinvestasi. Banyak yang berharap beli saham hari ini, besok sudah langsung naik, bahkan 5 menit kalo bisa sudah naik. Seper-ti telah disampaikan di atas, Warren Buffet mengatakan “the stock market is a device for transferring money from the impatient to the patient”. Jadi, bersabarlah dalam

berinvestasi. Ketiga, tetapkan goal yang re-alistis. Seringkali investor memasang target profit yang terlalu muluk sehingga menjadi stress ketika goals nya tidak tercapai. Rai-hlah profit yang realistis namun konsisten, dibanding profit yang spektakuler namun volatile. Warren Buffett mencatatkan profit hanya sekitar 25% per tahun nya, namun dia mampu melakukannya selama 70 ta-hun dan membuatnya menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Keempat dan yang terakhir, temukan jati diri Anda dalam berinvestasi. Tidak ada satu orang pun yang memiliki gaya investasi yang sama persis. Profile resiko saya dan Anda pasti berbeda. Tidak ada satu metode pun yang sempur-na, namun Anda sendiri lah yang mampu menyempurnakan metode tersebut. Jika Anda lebih nyaman menggunakan metode Value Investing, jadi lah value investor yang terbaik. Jika Anda ingin lebih nyaman menjadi seorang trader, jadilah trader yang terbaik.



7 Perbedaan AntaraTrader Profesional & Trader Amatir

Melihat banyak sekali trader yang masih mengalami kegagalan dalam trad-

ingnya, mau itu pemula ataupun juga trader yang sudah berta-hun-tahun mendalami trading ini. Dan kenapa yang berhasil dalam trading ini jumlahnya tidaklah lebih banyak dari mereka yang ga-gal. Sebenarnya apa sih perbedaan dari mereka yang berhasil dan mereka yang Gagal atau bisa kita sebut dengan mereka yang berha-sil adalah Profesional dan mereka yang Gagal berarti masih dalam kategori Amatir. Karena para Pro-fesional selalu mengerti apa yang mereka lakukan mau itu dalam bidang apapun, dan para Amati-ran juga masih sering menemui kegagalan karena mereka belum paham betul apa yang sedang mereka kerjakan. Mari kita Simak 7 Perbedaan antara para profes-sional dan Amatiran di bawah ini.

1. Menyikapi Sebuah Kerugian Memang sudah suatu fakta bahwa tidak ada seorang trader pun yang tidak pernah mengalami kerugian dalam aktivitas tradingnya. Tapi dis-ini ada suatu perbedaan yang cukup jelas bisa kita lihat an-tara seorang trader amatir dan seorang trader professional dalam menyikapi kerugian dalam aktivitas tradingnya. Sebagian besar trader bahkan bisa dibilang hamper semua trader yang baru memulai trading akan melihat keru-gian dalam akunnya adalah sesuatu yang sangat teramat buruk. Tanpa anda sadari, jika anda seperti ini anda sudah melakukan suatu kesalahan yang fatal. Memang sangat se-dikit sekali dari kita yang suka melihat kerugian dalam akun trading kita, dan memang si-fat dasar dari manusia adalah tidak mau rugi, maunya kalau bisa ya untung terus. Ingat loh itu KALAU BISA YAH !!!

Tapi seorang trader professional tidak melihat suatu kerugian itu sebagai sesuatu yang sangat buruk. Tetapi mereka melihat kerugian itu sebagai suatu keuntungannya yang tertunda, bisa saja toh mereka rugi dalam hari ini karena market yang bergerak tidak sesuai dengan setup mereka. Dan harus ingat bahwa masih ada hari esok untuk mearih keuntungan. Apakah setiap keru-gian itu adalah sesuatu yang buruk ? Tentu saja tidak bisa saja kerugian itu telah menyelamatkan anda dari kerugian yang lebih besar lagi. Hal bijak yang harus anda lakukan jika berhadapan janganlah terla-lu panic dan langsung ingin balas dendam. Tetapi cobalah di review kembali, apakah memang kesalahan anda yang tidak mempunyai trading plan atau anda melanggar trading plan anda sendiri, atau mungkin memang market saat itu sedang tidak sesuai dengan trading plan anda. Jadi dengan mereview kembali posisi yang menyebabkan anda mengalami kerugian akan semakin menambah skill trading anda. Anggap saja Keru-gian itu adalah suatu investasi untuk meningkatkan skill trading anda.


#24

- I A

M NE

WBIE

Teks: Edric Stefanus


2. Mereka Mengerti Price Action 3. Mereka Mempunyai Batas Yang Jelas

Setiap trader yang ber-hasil pasti selalu menggunakan Price Action untuk masuk posisi, bedanya yang professional dan amatir menggunakan price action Hanyalah satu saja. Para profes-sional mengerti dengan benar Price Action seperti apa yang akan mereka gunakan dan kapan waktu yang tepat untuk digu-nakan. Sedangkan yang amatir biasanya akan menggunakannya berbagai macam price action dan membabi buta menggunakannya, tidak tau kapan saat yang tepat untuk menggunakan yang mana.

Seorang professional bi-asanya tidak menggunakan terlalu banyak price action ada yang hanya menggunakan satu atau 2 buah pola saja untuk entry dan exit market. Seperti misalnya ada seorang trader yang hanya meng-gunakan metode Buy On Support saja, tetapi trader ini tau kapan waktu yang tepat untuk Entry dan Support seperti apa yang benar-benar dianggap support olehnya. Inilah perbedaannya, para professional mengerti ten-tang price action dan para amatir Tau tentang Price Action, Tau dan Mengerti adalah dua buah hal yang berbeda.

Batas yang dimaksudkan disini adalah Batas Kerugian yang dapat diterima dan Batas Keuntungan yang akan diam-bil, dan Batas Entry. Semua itu sangatlah berkaitan dan bisa dibilang adalah hasil dari strategi trading anda, *dengan catatan jika anda memiliki strategi trad-ing yang jelas. Mengenai Batas keuntungan dan batas kerugian tentunya sangat berkaitan den-gan Risk : Reward Ratio anda. Untuk batas Entry dan Exit mar-ket tentunya berkaitan dengan cara anda menganalisa pergera-kan harga dari penentuan level Support-Resistance, Jam Trading, Serta Time Frame yang anda pi-lih untuk menganalisa dan time frame untuk Entry serta Exit Market.

Jika sampai sekarang anda belum memiliki jelas batasan anda seperti apa ketika entry-exit, Batas resiko, dan batas keuntungan, segeralah mem-buat batasan anda menjadi jelas. Karena jika anda trading dengan ketidak tauan batas anda, anda tidak akan mengalami kemajuan dalam trading dan hasilnya akan tetap sama/stuck bahkan bisa lebih parah yaitu mengalami ke-munduran, depresi dan menyer-ah.

“Jika sampai sekarang anda belum memiliki jelas batasan anda seperti apa ketika entry-exit, Batas resiko, dan batas keuntungan, segeralah membuat batasan anda menjadi jelas”.



Bukankah sesuatu yang terlalu simple/gampang tidak akan menghasilkan dan bukankah kita seharusnya berusaha keras ? Ya memang benar kita harus berusaha keras agar bisa menghasilkan tetapi bukan berarti anda harus menganalisa pergerakan harga dengan sangat Rumit, sampai-sampai tampilan chart anda dipenuhi dengan berb-agai macam garis dan ind-ikator-indikator. Seperti apa yang diungkapkan oleh Jack D Schwager sang pengarang buku Market Wizards, Jack mengatakan “Good Trading Should Be Effortless”. Yang berarti bahwa trading yang ba-gus seharusnya mudah untuk dilakukan bukan berarti harus susah dan rumit. Jadi jika anda sampai sekarang masih mera-sa susah dengan cara anda menganalisa harga, cobalah cari yang simple dan jika anda merasa nyaman berarti cara tersebut cocok dengan karakter anda. Karena satu yang tidak bisa disangkal oleh manusia adalah PERASAAN, jika anda merasa tidak enak menggunakan suatu strategi maka kemungkinan besar hasil

trading anda akan hancur. Tetapi jika anda merasa enak dan nyaman terhadap suatu strategi besar kemungkinan anda akan berhasil, dengan catatan bahwa anda harus mengerti betul strategi terse-but dan anda harus meMa-najemen akun trading anda dengan baik dan benar. Ingat Anda tidaklah harus meng-habiskan waktu berjam-jam hingga berhari-hari hanya untuk menganalisa pergera-kan harga, sebenarnya anda cukup menganalisa pergera-kan harga dengan simple, bisa saja dalam hitungan beberapa menit. Setelah anda analisa jika ternyata harga sesuai den-gan strategi trading anda ya anda bersiap-siap untuk Entry, tetapi jika berlawanan dengan strategi anda ya cukup tinggal-kan saja chartnya dan lakukan aktivitas lainnya.

Nah ini juga salah satu perbedaan terbesar yang bisa kita lihat dengan jelas. Dan saya rasa anda sendiri juga pasti pernah merasakan atau melihat seorang trader amatir yang selalu menghara-pkan keuntungan besar dalam waktu singkat biasanya selalu berakhir dengan kehabisan modalnya.

Biasanya yang kebanyakan men-galami hal ini adalah mereka yang mencari uang dari trading Forex hari ini untuk kehidupan-nya esok hari. Maka pada hari dimana mereka mencari uang, mereka pasti akan mengharapkan keuntungan luar biasa besar yang bisa sampai ratusan persen dalam sehari saja, sehingga kebutuhan hidupnya akan terpenuhi. Tapi sadarkah anda, dengan berpikiran atau bertindak seperti itu akan sangat membuat anda tertekan secara psikologis dan mental, Dan tentunya hal ini sangat tidak baik dalam aktivitas trading anda, malah akan semakin membuat anda hancur. Memang bukanlah hal yang mustahil untuk dapat keuntungan ratusan persen dalam sehari, karena tidak ada yang mustahil dalam market. Tetapi yang saya pertanyakan adalah “Apakah keuntungan ratusan persen sehari itu bisa anda dapat-kan setiap harinya ?”.

Para trader professional bi-asanya melihat total profit

mereka secara bulanan,

triwulan, kuartal atau

bah-kan tahunan.

Karena mere-ka tau bisa saja

dalam minggu ini mereka

mengalami Loss karena

market yang kurang bersahabat

tetapi pada minggu depannya mereka bisa

mengcover kembali Loss yang terjadi minggu lalu

dan malah membalikkannya menjadi Profit.

4. Mereka Selalu Berprinsip “Make It Simple”

5. Mereka Tidak Mengharapkan Keuntungan Instant Yang Cepat



6. Mereka Tidak Fokus Pada Berapa Kali Profit dan Berapa Kali Loss

7. Mereka Tidak Menyerah

Sering kali trader di Indone-sia yang baru mengenal trading selalu mencari strategi yang memiliki tingkat akurasi 80%-99%. Ini adalah salah satu hal yang banyak membuat mereka ter-jebak dengan iklan-iklan di internet yang menjual strategi trading dengan tingkat akurasi di atas 70%. Mereka berkata sep-erti itu karena mereka sedang berjualan anda harus tau itu, dan anda harus ingat bahwa tidak ada strategi trading Holy Grail yang artinya bahwa setiap strategi trading pasti akan mengalami Loss.

Para trader professional tidak terlalu fokus pada berapa persen akurasi tradingnya, tetapi mereka selalu fokus pada berapa uang yang akan habis ketika mereka rugi dan berapa banyak uang yang mereka terima ketika posisinya be-nar. Disini kuncinya adalah Manajemen Resiko anda dan maksimalkanlah profit anda ketika posisi anda sudah benar.

Ini adalah kunci terakhir dari trader yang sudah berhasil, mereka tidak mudah menyerah dan selalu ber-juang untuk mencapai impian mereka. Disini kata Tidak Menyerah bukan be-rarti anda akan tetap trading walaupun anda sekarang masih sering kehabisan Equity anda, ketika anda salah, anda harus tetap belajar dan jangan menyer-ah.

Pelajarilah apa kesalahan anda, apa yang membuat anda kehabisan Equity selama ini, cobalah diperbaiki kesalahan anda, janganlah menyerah untuk terus belajar dan berkembang. Jika anda menyerah disitulah saat anda gagal, tetapi jika anda masih berusaha dan belajar untuk memperbaiki diri anda belum Gagal. Karena setiap orang mempunyai proses dan waktu yang berbeda untuk mencapai kesuksesann-ya. You Fail If You Stop, So Don’t Give Up.

“Ketika anda salah, anda harus tetap belajar dan jangan menyerah. Pela-jarilah apa kesalah-an anda”.



Banyak kalangan trader salah memahami tentang indikator volume ini, sebagian trader terkadang memahami bah-wa jika indikator volume tersebut berwarna hijau maka mereka berasumsi bahwa market sedang berada dalam kondisi bullish dan jika indikator volume berwwarna merah asumsi mereka akan mengatakan bahwa mar-ket sedang dalam kondisi bearish. untuk itu sekali

lagi saya tekan kan bahwa indikator volume ini merupakan indikator yang menunjukkan aktifitas yang terjadi pada sebuah market baik itu trend bullish maupun trend bearish, bukan menunjukkan bahwa harga dalam kondisi bullish ataupun bearish, Jika aktifitas pada trend bullish/bearish meningkat maka indikator volume akan menunjuk-kan peningkatan volume hijau yang semakin tinggi dan jika terjadi pelemahan aktifitas maka indikator volume akan membentuk vol-ume berwarna merah.

Indikator volume merupakan indikator yang menunjukkan bahwa seberapa besar aktifitas yang terjadi pada sebuah market da-lam periode waktu tertentu. Tampilan standar pada indikator volume ini biasa nya berupa histogram yang berwarna hijau jika aktifitas tersebut meningkat dan akan berwarna merah jika aktifitas yang terjadi semakin sedikit/melemah.

#24

- TE

KNIKA

L SKIL

L Teks: Sulaiman


Sementara ini kita fokus terlebih dahulu pada penjelasan indikator volume yang ditunjukan dari gambar berikut ini :

Coba kita perhatikan dan fahami alur pergerakan indikator volume diatas.1. Kita melihat indikator volume berwarna merah

yang berarti bahwa aktivitas yang lemah/ sedikit2. Indikator volume berwarna hijau yang berarti

bahwa aktivitas meningkat/banyak dan ben-tuknya lebih tinggi dari volume 1 (berwarna merah)

3. Indikator volume kembali menjadi warna merah karena aktivitasnya lebih sedikit dari indikator volume 2.

4. 4.Indikator kembali menjadi berwarna hijau, karena peningkatan aktivitas lebih tinggi dari indikator volume 3

5. Indikator berubah menjadi merah kembali kare-na aktivitas lebih sedikit dari indikator volume 4

6. Indikator berwarna merah dan lebih rendah dari indikator volume 5, artinya aktivitas semakin lemah/sedikit.

Dengan penjelasan dari alur perjalanan indikator volume diatas kita dapat menyimpulkan bahwa volume akan membentuk warna hijau jika terjadi peningkatan aktivitas, dan volume akan men-

jadi berwarna merah jika terjadi pelemahan akti-vitas. Seandainya aktifitas meningkat maka secara berangsur indikator volume yang berwarna hijau akan menunjukkan bentuk yang semakin tinggi be-gitu juga sebaliknya jika aktivitas semakin melemah maka indikator volume yang berwarna merah akan menunjukkan bentuk yang semakin rendah.

Secara umum metode penggunaan indikator volume adalah sebagai berikut :• Volume naik (warna hijau) mengisyaratkan

penerusan trend atau awal pembalikan trend.• Volume turun (warna merah) mengisyaratkan

akan terjadinya konsolidasi atau pasar menung-gu terjadinya awal perubahan atau penerusan trend ketika volume kemudian naik.

• Perubahan volume yang besar dengan tiba-tiba biasanya menunjukkan akan terjadinya peru-bahan arah trend, demikian juga jika volume berubah secara gradual (bisa naik atau turun). Namun ada juga yang menganggap bahwa peru-bahan volume yang tertinggi tersebut merupa-kan area support dan resistent.


Mementukan titik entry dan exit dengan menggunakan indikator volumeSaya akan coba memberikan contoh penerapan indikator volume sebagai acuan untuk menentukan titik entry dan exit. Coba kita perhatikan gambar berikut ini.

` Gambar diatas merupakan acuan untuk menentukan titik entry, tahapan yang perlu kita perhatikan dalam mencari titik entry dengan menggunakan indikator volume ini adalah se-bagai berikut :1. Kita harus melihat kondisi trend yang sedang

berjalan, pada gambar diatas kita melihat saat ini harga sedang membentuk trend bearish selanjutnya kita akan mencari dima-na peluang yang pas untuk kita entry sesuai dengan trend yang ada.

2. Kita perhatikan indikator volume yang ada,seperti yang terlihat pada bagian yang saya beri kotak berwarna biru. Disana kita

melihat alur pergerakan aktivitas volume, terjadi penurunan aktivitas volume (volume merah) menunjukkan bahwa minat para seller sementara berkurang namun pada pembentukan volume terakhir kita meli-hat aktivitas dari para seller mulai kembali meningkat (volume hijau) artinya seller kem-bali mendominasi. Seiring dengan peningka-tan volume tersebut pada harga membentuk candle sell yang sesuai dengan arah trend yang ada. Maka pada titik ini lah kita bisa melakukan entry sell sesuai dengan trend yang ada.


Selanjutnya kita melihat dimana titik yang ideal untuk menentukan titik exit nya.

Perhatikan urutan penjelasan dari gambar diatas ini secara seksama : Pada bagian lingkaran yang diarsir ber-warna biru diatas kita melihat pembentukan volume yang meningkat cukup signifikan, peningkatan volume tadi biasanya saya anggap sebagai titik klimaks dari aktivitas indikator volume itu sendiri. Sehingga pada area tersebut saya jadikan sebagai acuan support dan resistent ataupun sebagai target area take profit jika saya telah melakukan entry sesuai trend yang ada.Pada bagian no 1. Kita melihat sebuah pening-katan indikator volume yang cukup tinggi, maka pada candle yang sesuai dengan indikator terse-but kita jadikan sebagai titik awal dalam menen-tukan area support resistent.

Pada bagian no. 2 kembali kita menemu-kan sebuah peningkatan pada indikator volume yang paling tinggi, artinya pada candle dia area tersebut kembali kita mendapatkan area support

dan resistent kembali. Seiring perjalanan harga yang terjadi, berangsur – angsur harga mulai menunjukkan perubahan trend dan akhirnya berhasil menembus titik support pada bagian no. 2 tadi. Pada saat penembusan area support tadi kita melihat pergerakan indikator volume yang mengalami peningkatan volume. Maka pada kondisi tersebut kita mendapatkan acuan entry sell seperti yang terlihat pada titik entry yang saya jelaskan sebelumnya.

Selanjutnya pada bagian no. 3 kita meli-hat pergerakan harga yang terus turun hingga menyentuh area support dan resistent pada bagian no 1 sebelum nya. Maka pada saat har-ga menyentuh area support resistent tadi saya bersiap – siap untuk melakukan exit/take profit. Exit/take profit akhirnya kita lakukan saat meli-hat adanya peningkatan indikator volume yang ketinggian volume nya melebihi ketinggian dari indikator volume sebelumnya.


#24

- BIO

GRAF

I TRA

DER Teks: Paul D’revs


Menarik dan mencengangkan hingga diadaptasi menjadi sebuah buku serta diputar dalam layar perak, kiprah seorang Michael Burry yang mampu meraup keuntungan dari runtuhnya ekonomi Amerika. The Big Short, para investor begitu familiar dengan film yang satu ini, diperankan oleh artis-artis kaliber seperti Brad Pitt, Margot Robby, hingga guess seperti Selena

Gomez dan tentu saja artis-artis top hollywood lainnya. Namun yang pal-ing menarik adalah sang pencetus posisi melawan subprome mortage yang memprediksi pasar properti akan segera jatuh, dia adalah Michael burry. Siapakah dia?

Michael Burry merupakan dokter yang merubah haluannya men-jadi manajer pengelola keuangan dengan bertindak sebagai pendiri hedge Fund Scion Capital LLC. Scion Capital LLC berhasil bekerja dengan baik selama delapan tahun dan tahun 2008 adalah tepat saat Michael Burry me-nutup pengelolaan dana tersebut dengan alasan ingin berkonsentrasi pada investasi pribadinya. Yang sedikit berbeda dengan Hedge Fund lainnya ada-lah, saat krisis, Scion Capital LLC ditutup murni karena alasan pribadi, bu-kan karena performa buruk, perushaaan ini justru untung besar pada tahun tersebut. Michael Burry terkenal sebagai salah satu investor langka yang mengambil langkah berani memasuki bidang hipotek selama masa krisis.

Michael Burry lahir pada tahun 1971 yang menjadi dokter medis setelah lulus dari Fakultas kedokteran Universitas Vanderbilt. Dia tinggal di rumah sakit Stanford, saat itu pada Shift Malam dirumah sakit dia mulai mengerjakan hobinya yakni investasi finansial, yang dimana di masa depan telah menjadi profesi hidupnya.

“Sebagai investor

pemula ia memban-gun blog pribadi,

mempost-ing trend

market sa-ham dan

pendapat-nya untuk

melakukan trading”.



Kala itu, sebagai investor pemula ia membangun blog pribadi, memposting trend market saham dan pendapatnya untuk melaku-kan trading. Dari situlah dia mulai mendapatkan perhatian dari manajer dana dengan kredibilitas tinggi lainnya di pasar dan bank investasi seperti Morgan Stanley.

Kemudia sebuah langkah berani ditem-puh Burry, dia memutuskan keluar dari karir dokternya pada tahun 2000 dan memulai peru-sahaan investasinya sendiri dengan nama Scion Capital. Meskipun tidak menyadarinya pada awalnya, dia didiagnosis menderita Asperger Syndrome. Selama ini Burry mengelola investasi untuk orang-orang, dia merasa tidak nyaman berbicara dengan mereka. Dia berkomunikasi dengan para investornya melalui email untuk memberi tahu mereka tentang kemajuan investa-si mereka. Burry mengatakan bahwa kelompok apa pun yang dia ikuti, dia merasa seperti orang asing, tidak pernah merasa nyaman dan sibuk menganalisis kelompok tersebut. Ketika men-jadi investor, dia menganggapnya sangat serius, sebagai bisnis utamanya.

Awalnya Burry memulai perusahaan investasi ini dengan pinjaman yang didapat dengan jaminan propertinya. Nama Scion Cap-ital terinspirasi dari novel fantasi The Scions of Shannara karya Terry Brooks. Pada tahun 2001, perusahaannya menghasilkan keuntungan besar bagi para investor perusahaan tersebut. Dan per-forma baik ini terus berlanjut pada tahun 2002 serta 2003 dan ini membuat Scion Capital secara cepat memperoleh dana investor hingga $600 juta AUM pada tahun 2004.

Tahun 2005 merupakan hari dimana Burry mulai meneliti pasar real estate. Dia men-ganalisis harga pinjaman hipotek (properti) un-tuk tahun 2003 dan 2004, dan memproyeksikan terjadinya gelembung harga pasar porperti. Kajiannya tentang real estate perumahan meya-kinkannya bahwa hipotek subprime dan obligasi berdasarkan hipotek ini akan mulai mengalami penurunan. Dan ini dapat terjadi dalam waktu dua tahun kemudian.

“Burry memutuskan keluar dari karir dokternya pada tahun 2000

dan memulai perusahaan in-vestasinya sendiri dengan nama

Scion Capital”.



Berdasarkan kesimpulan ini, ia membeli beberapa ratus juta dolar dalam bentuk default credit swap terhadap kesepaka-tan subprime yang menurutnya dalam kondisi “bahaya”. Dia per-caya bahwa seiring nilai obligasi jatuh, Nilai credit default swaps akan meningkat. Tidak ada yang mengira perdagangan ini akan menguntungkannya, dan dia mendapat tekanan konstan dari para investor atas keputusann-ya. Investor menjadi khawatir dengan transaksi spekulatif yang dapat menghabiskan uang mereka dan pada satu titik bahkan ada investor yang mengancam akan menuntut Burry karena menolak melepas jabatannya.

Burry juga harus mem-buat keputusan untuk menjual CDS korporat karena masalah Wall Street yang dibuat terhadap-nya dan investornya. Dia secara pribadi berpikir bahwa pasar CDS akan runtuh. Aspek teknis CDS ada di sana, namun CDO sintetis menyebabkan pasar hipotek men-jadi lebih sulit untuk dipahami. Burry mengatakan Paulson dan Bernanke tidak dapat menyadari masalah dengan pasar sub-prime karena mereka tidak mengang-gapnya serius. Bahkan banyak orang dari sektor pemerintah meremehkan masalah ini meski-pun mereka cukup sadar menge-nai krisis itu.

Dalam sebuah wawancara dengan The New York Times, Burry mengatakan bahwa in-vestor yang mempelajari pasar keuangan dari tahun 2003 sampai 2005 dapat melihat risiko di pasar subprime.

Spekulasinya benar. Burry berhasil mengoleksi keuntungan besar secara pribadi (sebanyak $ 100 juta), sedangkan investor Scion Capital meraup $ 700 juta. Dia melikuidasi posisi short swap credit default-nya pada bulan April 2008 . karenanya tidak mendapatkan keuntungan dari dana talangan akhir 2008 dan 2009. Dia kemudian menutup perusahaannya untuk fokus pada investasi pribadinya.

Scion Capital berhasil mencatat return 489,33% antara November 2000 dan Juni 2008. Pada puncaknya, Scion berhasil sekitar $ 1 miliar.

“Kami mengubah tabel di Wall Street dan saya menjadi 1% dengan cara yang tidak pernah saya bayangkan duduk di tempat Anda duduk hari ini,” kata Burry dalam sebuah pidato permulaan 2012 untuk lulusan ekonomi di UCLA, almamaternya. “Saya ber-taruh melawan Amerika dan saya menang.”

Berikut adalah Return Scion Capital LLC:

Tahun Gross Return Net Return S & P 5002000 8,20% 6,61% -7,45%2001 55,44% 44,67% -11,88%2002 16,08% 13,10% -22,10%2003 50,71% 40,81% 28,69%2004 10.77% 8.86% 10.88%2005 7,81% 6,49% 4,91%2006 -18,16% -18,16% 15,79%2007 166,91% 138,27% 5,49%2008 Q1 3,83% 3,09% -9,45%All 696,94% 472,40% 5,20%

“Kami mengu-bah tabel di Wall Street dan saya menjadi 1% den-gan cara yang tidak pernah saya bayangkan duduk di tempat Anda duduk hari ini,”



Michael Burry terus ber-investasi setelah menutup hedge fund yang menjadi sebuah legen-da wallstreet, dia terus mengem-bangkan reputasinya sebagai investor dengan menunjukkan keberhasilan investasi nilai (value investing) yang menakjubkan. Dia sangat sukses sejak awal dan menunjukkan kemampuan luar biasa dalam memprediksi pasar.

Aspek lain bagi kehidupan Burry adalah bahwa sebagai manajer keuangan yang terbukti berhasil, dia selalu meminta tips dari berbagai investor, Sebagai tanggapan, dia memberikan bimbingan yang baik, dan Burry sendiri adalah investor di perusa-haan Bo Shan, yang merupakan rekan lamanya.

Dalam insiden baru-baru ini bank-bank Wall Street yang di-jual kepada para investor, dicatat bahwa Burry tidak terlibat dalam perdagangan semacam itu, Burry hanya fokus pada hipotek peru-

mahan dan sekuritas mereka.Prediksi Burry telah terbukti sangat akurat di masa lalu. Ter-kadang ia merasa sulit meya-kinkan investor dan mitranya tentang keruntuhan keuangan yang akan datang. Selain itu, pada tahun 2006 dia menyadari bahwa bahkan pemerintah pun tidak akan dapat mengambil tindakan apapun melawan gelembung perumahan. Namun, ketika krisis terjadi, dia tidak dapat melakukan apapun untuk menghentikann-ya meskipun dia menulis surat kepada investor pada tahun 2005 dan 2006.

Burry terus memberikan ceramah dan pidato meski dia bukan lagi pengelola dana Hedge fund yang aktif. Salah satu ucapan yang dia berikan di Universitas Vanderbilt dihadiri oleh keru-munan besar. Pidato ini adalah tentang gelembung perumahan, namun pendengarnya kebanya-kan adalah akademisi.

Dia memiliki visi yang bagus tentang subjek ini dan mencoba menginformasikan kepada orang sebanyak mungkin. Michael menyampaikan pidat-onya dengan gaya yang sangat ringan dan lucu dengan men-yatakan bahwa para profesional keuangan tidak jauh lebih pintar dari pada dokter. Dia juga mem-perjelas bahwa dia menonjol dan populer hanya karena kinerjanya di bidang keuangan.

Untuk alasan ini, orang tidak boleh berpikir bahwa itu karena status sosial. Pada saat bersamaan, ia juga harus meng-hadapi kritik, seperti yang telah dikritik di banyak artikel oleh Bo-gle. Orang-orang juga menyadari fakta bahwa Burry sangat tertarik pada “ Ick investments” Sela-ma tahun 2010, Burry membeli sebuah perkebunan almond yang masih dia miliki hingga sekarang. Dan dia saat ini tinggal di sana bersama keluarganya.\



Mengintip filosofi investasi Michael Burry Filosofi investasi Burry adalah mencari apa yang dia anggap se-bagai “faktor ick.” Faktor ick yang dimaksud adalah fokus pada investasi dimana sebuah perusahaan yang menderita masalah serius, namun masih layak diinvestasikan.

Berikut adalah Filosfi investasi Michael Burry dari kutipan-kutipan yang pernah beliau katakan: “Strategi saya tidak terlalu rumit. Saya mencoba membeli saham perusahaan yang tidak populer saat mereka terlihat seperti jalan mem-bunuh, dan menjualnya saat mereka telah dipoles sedikit. Pengelolaan por-tofolio saya secara keseluruhan sama pentingnya bagi saya sebagai pemeti-kan saham, dan jika saya bisa melakukannya dengan baik, saya tahu saya akan sukses.”

Senjata pilihan saya dalam membeli saham adalah penelitian; Penting bagi saya untuk memahami nilai perusahaan sebelum mele-takkan uang sepeser pun. Saya benar-benar tidak punya pilihan dalam masalah ini, karena ketika pertama kali terjadi pada tulisan Benjamin Graham, saya merasa seolah-olah saya dilahirkan untuk berperan sebagai investor nilai (value investor). Semua pemilihan stok saya adalah 100% berdasarkan konsep margin of safety, seperti yang diperkenalkan ke dun-ia dalam buku “Security Analysis,” yang ditulis Graham bersama David Dodd. Sekarang saya memiliki teknik sendiri, tapi jaringnya adalah saya ingin melindungi kerugian saya untuk mencegah hilangnya modal secara permanen. Khususnya, katalis yang diketahui tidak diperlukan. Nilai ganjil dan keterlaluan sudah cukup.

Saya lebih memilih untuk membeli dalam 10% sampai 15% dari harga terendah 52 minggu yang telah menunjukkan dirinya untuk men-awarkan beberapa harga dukungan. Itulah bagian kontraksi saya. Dan jika stok - selain burung langka yang dibahas di atas - istirahat ke tingkat rendah yang baru, dalam kebanyakan kasus saya memotong kerugiannya.

Bagaimana cara saya menentukan diskon? Saya biasanya fokus pada arus kas bebas dan nilai perusahaan (kapitalisasi pasar dikuran-gi cash plus hutang). Saya akan menyaring sejumlah besar perusahaan dengan melihat rasio nilai / EBITDA perusahaan, walaupun rasio yang bersedia saya terima cenderung bervariasi sesuai dengan industri dan po-sisinya dalam siklus ekonomi. Jika saham melewati syarat-syarat ini, saya kemudian akan mencari lebih keras untuk menentukan harga dan nilai yang lebih spesifik bagi perusahaan.

Saya juga berinvestasi pada burung langka (black swan) - per-mainan aset dan, pada tingkat yang lebih rendah, peluang arbitrase dan perusahaan yang menjual kurang dari dua pertiga nilai bersih (modal kerja bersih dikurangi liabilitas). Dengan senang hati saya akan mencam-puradukkan jenis-jenis perusahaan yang disukai oleh Warren Buffett - mereka yang memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, seperti yang ditunjukkan oleh keuntungan tinggi yang telah lama berjalan dan stabil atas modal yang diinvestasikan - jika harganya tersedia dengan harga bagus.



Ini merupakan salah satu jurus andalan Ben Graham yang terdapat dalam bukun-ya, The Intelligent Investor. Dimana bagi para investor,

ini bisa juga disebut dengan Area AAman untuk menginvesta-sikan dana anda. Apa itu Margin Of Safety? Margin of Safety atau disingkat MOS biasanya dianggap sebagai batas aman. Alasanseo-rang investor membeli saham adalah untuk mendapatkan keuntungan. Namun Ben Graham menekankan bahwa, jika anda ingin membeli sebuah saham, anda harus membeli karena nilai perusahaan saham tersebut lebih tinggi dari harga saham perusa-haan itu sendiri.

Jika anda yakin suatu hari harganya akan naik mendekati nilai perusahaan tersebut, maka anda boleh membelinya. Margin Of Safety sangat berkaitan erat dengan nilai intrinsik sebuah perusahaan. Jadi kuncinya adalah jika nilai saham bernilai 100. Dan saat ini harga ditawarkan dibawah angka 100, berarti antara 0 sampai 99, maka harga saham tersebut kita asumsikan murah. Jadi pada intinya, anda ha-rus melakukan pekerjaan analisa perusahaan untuk mendapatkan angka nilai intrinsik, pelajar ini ada dalam review buku The Inteli-igent Investor di majalah inforex-news.

Sebagai ilustrasi, anda telah menscreening sebuah peru-sahaan A yang harga sahamnya berada di level 400, kemudian anda mendapatkan bahwa nilai intrinsik perusahaan tersebut adalah 500. Oke, namun dasarnya orang menganalisa berpotensi melakukan kesalahan. Bisa saja screening anda mengalami kesala-han dalam input data. Maka dari itu, untuk mengamankan nilai intrinsik, anda mengurangi nilai intrinsik misalnya menjadi 300. Berarti anda mengurangi 40% intrinsik yang telah anda dapat-kan angknya. Inilah yang disebut Margin of Safety.

Legendaris, yah tidaklah muluk jika tips investasi yang akan kita ba-has pada tulisan kali ini sebagai cara yang legendaris. Dipublikasikan oleh “Father Of Investing” Ben Graham kemudian diturunkan kepada para penerusnya seperti Warren Buffet dan kawan-kawan.

#24

-TIPS

& TR

ICKTeks: Paul D’revs


Dimana anda menurunkan lagi batas aman dari nilai intrinsik yang digunakan un-tuk menjadi batas aman bagi anda berinvestasi dalam perusahaan tersebut. Namun anda mungkin anda menanyakan benarkah ada harga saham semurah itu? Yah, memang Margin of Safety memer-lukan kejelian serta kerja keras untuk menemukannya.

yang didiskon dengan range sejauh itu memang men-guntungkan, namun tidak juga mudah ditemukan hanya dengan melihat. Anda harus meman-tau berpuluh-puluh perusahaan untuk mendapatkan kesempatan Margin Of Safety.

Anggap saja sekarang har-ga Iphone7 adalah 15 juta, kemu-dian harga secondnya adalah 12 juta. Kemudian anda ditawarkan dengan harga 5 juta? Anda pasti memborong berapapun unit yang ada. Hal ini juga berlaku pada saham, jika nilai intrinsik sebuah perusahaan sebesar 1 miliar dan

kemudian harga sahamnya ditawarkan sebesar 500 juta, apakah anda akan duduk diam tanpa tertarik mengambil keuntungan? Pada dasarnya Margin of Safety memiliki fungsi sebagai pe-lindung bagi anda yang berpoten-si melakukan kesalahan analisa. Bisa saja anda membeli sedikit dibawah nilai intrinsik yang telah anda simpulkan. Namun ternyata saham terus jatuh, dan mencapai angka Margin of Safety. Bayang-kan jika anda membeli di harga Margin of Safety? Saat sebelumnya anda mungkin sudah rugi, disini anda baru masuk ke dalam tran-saksi dan tidak mengalami ker-ugian. Malah saat investasi lama anda kembali ke angka semula, investasi Margin of Safety telah mendapatkan gain yang memuas-kan. Margin of Safety dikate-gorikan sebagai Low Risk High Return, dimana para penganut-nya membeli saham diskon, jika rugi, rugi sedikit, jika untung,

memuaskan.

Maka dari itu, dari konsep pemikiran ini, banyak para pengguna Margin of Safety seperti orang gila yang membo-rong saham ketika saham tersebut sedang jatuh. Mereka memperhatikan batas aman Margin of Safety itu sendiri. Karena konsep diskon ini telah membuat para penganut-nya menjadi kaya raya.

Namun jangan samakan Margin of Safety dengan analisa chart dan sejenisnya. Investasi ini menganut long term

investment. Bahkan ada yang menahannya seumur hidup. Kekayaan berlipat dari pertumbu-han perusahaan yang akan sejalan dengan harga saham perusahaan tersebut.

Konsep ini membutuhkan kesabaran dimana anda menung-gu, menunggu dan terus menung-gu sampai harga mencapai angka Margin of Safety. Kemudian anda juga tidak serta merta langsung untuk, dibutuhkan waktu yang cukup untuk mencapai keun-tungan. Bahkan terkadang harga terus menerus jatuh.

Namun karena resiko anda menjadi kecil, pengamanan nilai dana anda menjadi lebih tinggi, dengan potensi keun-tungan yang semakin mening-kat juga. Maka dari itu, jangan mengira ini akan mendapatkan beberapa keuntungan dalam beberapa hari, para penganut Margin Of Safety menang dalam jangka Panjang.


“Sistem trading seseo-

rang belum tentu akan cocok

dengan orang lain”

Suatu hal yang tidak bisa kita pungkuri lagi di dunia trad-ing adalah “Sistem trading seseorang belum tentu akan cocok dengan orang

lain”. Hal ini adalah salah satu penyebab banyaknya trader di In-donesia yang selalu sibuk mencari dan mengganti-ganti berbagai macam strategi/sistem trading. Terkadang kita melihat bahwa seorang trader mempunyai sistem yang sangat simple untuk dipa-hami dan diterapkan, trader yang punya sistem tersebut juga berha-

sil mendapatkan profit dari bulan ke bulan secara konsisten. Namun ketika diterapkan sama trader lain, bukannya profit yang didapat tetapi malah kerugian terus yang didapat. Ketika hal ini terus be-rulang akan semakin berbahaya bagi trader tersebut yang pertama dia pastinya akan menghabiskan waktu yang cukup banyak bahkan ada yang sudah berganti-ganti sistem hingga 2-3 tahun. Selain menghabiskan waktu, dia juga akan kehilangan uang yang tidak sedikit jumlahnya. Bayangkan saja misalnya setiap kali belajar sebuah sistem, trader tersebut

melakukan deposit sebesar $250, maka jika gonta-ganti 10 sistem sudah kehabisan $2500. Belum lagi mengikuti seminar mahal atau membeli sistem trading yang harganya dari Ratusan Ribuan hingga Jutaan Rupiah. Bahkan ada yang setelah baru belajar dan hanya sekilas melihat bahwa sistem tersebut banyak benarn-ya, langsung melakukan deposit sebesar $1000++. Dan tidak lama kemudian hal yang mengerikan bagi setiap trader terjadi yaitu Margin Call dan Stop Out.

Foto illustrasi: www.google.com

#24

- PS

IKOLO

GITeks: Edric Stefanus


Melihat contoh kejadi-an diatas, trader tersebut sudah menghabiskan banyak waktu dan uang untuk mencoba berbagai macam sistem tetapi belum me-nemukan sesuatu yang pas untuk dirinya, padahal orang lain meng-gunakan sistem yang sama dan bisa menghasilkan tapi kenapa trader ini malah rugi terus. Nah sekarang menurut anda sistem tradingnya yang bermasalah atau tradernya sendiri yang bermas-alah? Biasanya sih kebanyakan akan menyalahkan sistem tradin-gnya yang bermasalah dan jarang sekali ada yang mau mengoreksi dirinya sendiri, karena memang sudah sifat dasar manusia juga bahwa tidak ada orang yang mau disalahkan dan lebih memilih untuk menyalahkan orang lain.

Mari kita lihat apa sebe-narnya penyebab banyak sekali

trader yang menghabiskan waktu dan uangnya untuk menggan-ti-ganti strategi trading:

Pertama adalah bahwa trader tersebut sebenarnya kurang memahami sistem trading yang dipelajarinya.

Kedua ada kemungkinan bahwa sistem tersebut kurang cocok dengan karakter tradernya.

Sekarang bagaimana caranya untuk tau bahwa sistem tersebut tidak cocok dengan diri anda sendiri. Sebenarnya simple banget kok, contohnya begini : ketika anda menerapkan sistem scalping lalu anda merasa tidak nyaman karena harus sering me-lihat chart dan capek/malas untuk sering keluar masuk market. Maka itu adalah pertanda bahwa scalping tidak akan cocok dengan

anda, karena ketika kita trading yang kita cari adalah rasa nyaman bukan rasa tegang, khawatir, dan berbagai emosi negatif lainnya. “When you enjoy you will make profit”.

Tetapi ketika anda tetap memaksakan ingin scalping hanya karena melihat orang lain ber-hasil dengan teknik scalping, itu artinya anda memaksakan diri anda. Contoh lain ketika anda menggunakan teknik swing dan anda merasa jenuh karena harus menunggu posisi yang masih floating selama beberapa hari, bisa jadi anda tidak cocok dengan swing dan anda lebih suka ser-ing keluar-masuk market setiap harinya atau anda lebih suka posisi anda di close pada hari itu juga. Itu menandakan anda akan lebih cocok menggunakan scalp-ing atau intra day trading.

“When you enjoy you will make profit”.

Foto illustrasi: www.google.com


Sekarang perma-salahannya adalah ketika seorang trader kadang-suka scalping, lalu kadang suka intraday dan bahkan tiba-ti-ba mau melakukan swing trade, solusinya bagaimana? Ya solusinya simple, anda buat saja 3 akun trading, yang satu buat scalping, yang satu buat intraday dan yang satu lagi buat swing. Ketika market sedang ada moment untuk swing ya anda masuk di akun khusus swing trade, tapi ketika market sedang tidak memungkinkan untuk swing anda dapat scalping dengan akun khusus yang sudah anda siapkan untuk scalp trade. Nanti pasti akan kelihatan hasilnya bah-wa akun mana yang memberikan hasil terbaik. Begitu anda meng-etahui akun mana yang memberi hasil terbaik maka dana yang dimasukkan juga bisa lebih besar dari akun lainnya. Sekarang sebelum anda mulai mencoba sebuah strategi baru, saya akan memberikan satu tips supaya anda tidak perlu menghabiskan uang lagi hanya untuk deposit mencoba strategi baru. Selama ini banyak yang tau bahwa akun demo gunanya untuk belajar dan mencoba strategi trading. Tapi tidak dikatakan den-gan jelas sampai kapan anda akan terus berlatih dengan akun demo tersebut. Biasanya anda hanya akan diberitau bahwa latihan-lah terus sampai anda bisa dan mengerti. Pernyataan seperti ini sebenarnya agak sedikit kurang jelas menurut saya, jika dikatakan sampai bisa.

Definisi bisanya ini sep-erti apa? Apakah sampai profit yang konsisten? Kalau di akun demo untuk cari profit ya ga bisa di WD profitnya sayang dong, memang kalau sudah bisa profit konsisten kemungkinan besar sudah siap di akun real. Tapi mari kita buat lebih simple, katakanlah anda ingin mencoba suatu sistem trading, anda harus perjelas dulu sistem trading tersebut. Bagaima-na cara entry-exitnya dan berapa risk rewardnya. Setelah anda catat dengan jelas, maka aplikasikanlah ke akun demo, anda cukup coba 100x OP di akun demo dengan sistem tersebut. Dalam 100x OP tersebut anda harus buat jurnal juga apa posisi tersebut loss atau profit dan di saat keadaan market seperti apa yang membuat anda loss atau profit.

Setelah melakukan hal tersebut, saya yakin anda sendi-ri akan lebih memahami sistem tersebut dan bisa memutus-

kan akan menggunakan sistem tersebut atau tidak. Kenapa saya memilih 100x OP tidak 10x saja? karena didalam 100x OP itu saya yakin sebuah sistem trading pasti akan ada yang mengalami loss, nah ketika loss ini apa bisa di cov-er kembali pada transaksi selan-jutnya, itulah point pentingnya.

Jadi mencoba suatu sistem trading bukan hanya mencari profitnya saja tetapi juga mengeta-hui lsoss-nya juga. Hanya 100x OP saja kok di akun demo, tidak per-lu kehilangan uang untuk deposit lagi, gampang apa susah menurut anda ? Ya memang terdengar gampang sih hanya 100x OP, teta-pi sebenarnya hal ini cukup sulit untuk dilakukan karena butuh kesabaran dan disiplin yang tinggi untuk melaluinya. Biasanya ketika sampai pada OP ke 20x saja dan terlihat hasilnya bagus, seorang trader akan langsung merasa per-caya diri dan ingin segera melaku-kan trading di akun real.


Lima saham terbesar Amerika bagian teknologi mengalami penurunan yang cukup signifikan pada hari jumat (9/6/17) minggu lalu. 5 Saham yang dimaksud adalah Apple, Alphabet Class A, Microsoft,

Facebook dan Amazon, dengan total penurunan sebesar $97,5 milliar, hal ini membuat Nasdaq men-galami minggu terburuknya di tahun ini.

Saham Apple yang mengalami penurunan sebesar 4% sementara empat lainnya Microsoft, Facebook, Amazon dan Alphabet Class A mengala-mi penurusan sebesar 3%. Kelima saham ini vol-ume perdagangannya meningkat 2 kali lipat dalam rata-rata 30 hari. Saham-saham yang mengalami peningkatan di sektor teknologi S&P 500 hanya 3 yaitu IBM, Teradata dan Western Union.

Ini adalah hari yang langka bagi sektor teknologi yang sedang melonjak di tahun ini. Salah satu saham di sektor teknlogi SPDR ETF (XLK) ma-sih mengalami kenaikan hamper 16% disepanjang tahun ini. Sementara sektor Teknologi Informasi merupakan leading gainer di S&P 500 naik lebih dari 18,5%.

Kata seorang ahli David Bahnsen yang merupakan pendiri sebuah perusahaan pengelolaan pribadi dari The Bahnsen Group mengatakan bahwa saham-saham tersebut hanya mengalami kondisi Overbought.

Menurutnya bahwa saat ini para investor merasa khawatir karena sek-tor yang sudah terbang sangat tinggi. Penurunannya ini bisa saja adalah kesempatan untuk membeli pada harga yang lebih murah lagi, anda hanya perlu menunggu-nya hingga menjadi besar.

“Saham Apple yang mengalami penurunan

sebesar 4% semen-tara empat lainnya

Microsoft, Facebook, Amazon dan Alphabet

Class A mengalami penurusan sebesar

3%”.

#24

- HO

T NEW

STeks: Edric Stefanus


ANALISA GBPUSD

Jika melihat trend yang ada sementara ini, terlihat pergerakan harga yang membentuk trend bullish. Karena terlihat pembentukan trend bullish saya mencoba menarik garis fibonacci retrachment untuk melihat kemungkinan koreksi harga saat ini. Pantulan harga yang tertahan pada level 38.2 dari fibonacci retrachment ini bisa menjadi sinyal awal

bahwa koreksi harga tertahan pada level fibonacci retracment tersebut. Namun tidak menutup kemu-ngkinan koreksi harga akan terus berlanjut hingga ke level 50.0 ataupun bahkan sampai ke level terjauh yaitu 61.8, dan jika ternyata harga mampu bergerak turun dan menembus level 61.8 ini maka trend yang terjadi akan berubah menjadi trend bearish.

#24

- AN

ALISA

TEKN

IKAL Teks: Sulaiman


Selanjutnya kita akan mencoba melihat analisa yang lainnya mengenai pergerakan harga ini.

Melihat dari pemben-tukan gelombang harga pair GBPUSD ini, terlihat pemben-tukan gelombang yang memi-liki high yang semakin tinggi serta puncak yang juga sema-kin tinggi pula. Menurut acuan pembentukan alur gelombang tersebut maka sementara kita bisa menyimpulkan bahwa tel-ah terjadi proses pembentukan trend bullish.

Jika kita menggunakan teori elliot wave maka saat ini telah terbentuk 4 buah ben-tuk gelombang harga dimana gelombang terakhir yang ada saat ini adalah gelombang koreksi harga. Dengan demiki-an kita dapat memprediksi bahwa untuk pergerakan harga selanjutnya akan membentuk

gelombang ke 5 yaitu gelom-bang bullish sesuai trend yang telah terbentuk sebelumnya. Adapun salah satu yarat dari pembentukan gelombang ke 5 dari elliot wave ini adalah gelombang koreksi dari ge-lombang ke 4 ini tidak boleh lebih rendah dari puncak gelombang ke 1. Sehingga jika kita mengacu pada acuan dari fibonacci retrachment tadi serta proses pembentukan ge-lombang koreksi (gelombang ke 4) maka kita dapat meny-impulkan bahwa pergerakan koreksi harga yang terjadi pada minggu lalu merupakan akhir dari koreksi harga, seh-ingga untuk beberapa minggu kedepan kemungkinan harga akan kembali bergerak bullish.

“Jika kita menggu-nakan teori elliot

wave maka saat ini telah terbentuk 4

buah bentuk gelom-bang harga dimana gelombang terakhir

yang ada saat ini ada-lah gelombang korek-

si harga”.


Setelah kita mendapatkan kesimpulan dari pergerakan harga seperti yang saya jelaskan dia-tas, maka kali ini kita akan mencari titik entry buy untuk pair GBPUSD kali ini. Entry buy dapat kita lakukan pada penutupan harga yang terjadi pada minggu lalu, ataupun seandainya harga masih akan bergerak turun maka kita bisa menunggu harga sampai ke level 38,2 kembali kemudian melakukan entry buy. Stop loss yang paling ideal adalah pada level 61.8 dari fibonacci retrachment, karena pada titik tersebut merupakan titik koreksi terjauh pada

trend bullish ini. Untuk target profit seperti biasanya saya menggunakan fibonacci expansion seperti yang terlihat pada gambar diatas. Disana terlihat target profit yang akan kita capai pada beberapa minggu kedepan berada pada kisaran 61.8 dari fibonacci expansion. Sehingga acuan kita pada kali ini adalah

ENTRY BUY 1.26500 DAN 1.27500 STOP LOSS 1.23500 TARGET PROFIT 1.32700

ANALISA EURUSD


Kembali kita membahas tentang pemben-tukan gelombang harga, teori elliot wave akan saya gunakan pada analisa pair EURUSD kali ini. Jika melihat bentuk gelombang yang terjadi maka kita melihat pembentukan gelombang trend bullish kem-bali, gelombang ke 3 seperti nya telah terbentuk dan saat ini sedang terjadi gelombang koreksi harga (ge-lombang ke 4). Jika melihat penutupan harga ming-gu lalu maka saya melihat gelombang ke 4 masih

akan berlanjut pada minggu pertama hingga berada di kisaran area support. High dari gelombang ke 1 merupakan acuan utama dalam menentukan titik koreksi dari gelombang ke 4 nantinya, dimana sep-erti yang sebelumnya saya sampaikan bahwa koreksi dari gelombang ke 4 tidak boleh lebih rendah dari puncak gelombang ke 1 untuk sebuah gelombang teori elliot wave.

Pada gambar diatas kita melihat perpaduan antara gelombang harga dan fibonacci retrachment. Sementara kita akan fokus pada pembahasan fi-bonacci retrachmentnya, karena untuk penjelasan tentang gelombang harga telah saya sampaikan sebelumnya.

Penarikan garis fibonacci retrachment diatas memberikan informasi bahwa koreksi harga yang terjadi saat ini sepertinya masih akan terus berlanjut hingga menuju ke beberapa level dari fibonacci itu sendiri. Dari penutupan harga yang terjadi minggu lalu, koreksi harga masih jauh dari target koreksi yang di tunjukkan oleh fibonacci retrachment itu sendiri. Umumnya koreksi harga akan menyentuh

level – level tertentu dari fibonacci retrachment dan biasanya level – level itu sendiri berada pada kisaran titik support maupun resistent harga.

Saat ini saya lebih berharap harga akan masih melanjutkan koreksi (gelombang ke 4) hing-ga harga bergerak turun ke level 38.2 dari fibonacci retrachment. Karena pada level tersebut berdekatan dengan puncak dari gelombang 1, dan jika harga tertahan kembali bergerak naik setelah menyentuh level 38,2 tadi maka teori elliot wave sepertinya akan kembali berfungsi dalam proses pembentukan gelombang ke 4 dan akan melanjutkan pada pem-bentukan gelombang ke 5 (membentuk trend bullish kembali).


Gambar diatas merupakan acuan entry pada pair EURUSD, proses pembentukan gelombang koreksi ke 4 saat ini sepertinya masih akan berlanjut hingga menuju area fibonacci retracment pada level 38.2 (ENTRY BUY 1.09250), sedangkan pada acuan stop loss seperti yang terlihat pada gambar diatas pada dasarnya merupakan titik level 50.0 dari fibo-nacci retrachment. Target profit seperti yeng terlihat

diatas merupakan hasil dari penarikan fibonacci expansion yang biasanya digunakan untuk mencari target pembentukan puncak gelombang harga pada trend bullish.

ENTRY BUY 1.09250 DAN 1.12000 STOP LOSS 1.08000 TARGET PROFIT 1.15400

ANALISA USDCAD


Analisa pergerakan USDCAD kali ini kita akan coba membahasnya dari sisi pembentukan pola candle serta dibantu dengan indikator MACD. Dari sisi bentuk pola candle maka kita melihat pada bagian panah yang menunjukkan sebuah candle sell yang cukup besar hingga membentuk pola bearish engulfing. Kekuatan seller pada candle tersebut memiliki power yang sangat dominan sehingga candle itu akan menjadi acuan kita sebagai candle pemicu bagi pergerakan harga selanjutnya. Pow-er seller yang sangat besar tadi secara berangsur mulai berkurang kekuatannya sehingga pada candle setelah itu membentuk candle sell yang semakin kecil bahkan sempat hadir candle buy. Candle buy yang sempat hadir tersebut sebenarnya bisa kita abaikan atau kita anggap sebagai koreksi harga. Namun kehadiran candle sell pada minggu terakhir merupakan sebuah isyarat bahwa kekuatan sell-er kembali hadir. Biasanya candle sell yang hadir setelah koreksi harga merupakan sebuah konfirmasi

akan kembalinya power sell yang lebih besar.

Selanjutnya kita coba melihat dari sisi ind-ikator MACD, pada indikator MACD kita dapat me-lihat sebuah pembentukan pola bearish divergence yang ditunjukkan oleh puncak indikator itu sendiri dan pembentukan puncak harga yang ada. Ciri – ciri umum dalam pembentukan pola bearish divergence adalah adanya pembentukan puncak harga yang semakin tinggi sedangkan pada indikator MACD menunjukkan puncak yang semakin rendah, seperti yang terlihat pada gambar pair USDCAD diatas.

Dengan melihat kondisi tersebut maka saya langsung menarik kesimpulan bahwa pergerakan harga yang akan terjadi beberapa minggu kedepan sepertinya akan bergerak turun (bearish), maka saat ini kita akan mencari titik acuan untuk melakukan entry sell.

Gambar diatas merupakan acuan entry kita pada kali ini, saya sendiri beranggapan sebelum melanjutkan pergerakan bearishnya kemungkinan harga akan sedikit bergerak naik terlebih dahulu. Namun jika kita ingin langsung melakukan en-try sell sepertinya tidak masalah selama kita bisa memperhitungkan resiko yang akan kita tanggung. Resiko yang saya tempatkan pada gambar diatas pada dasarnya berdasarkan titik – titik resistent pada pergerakan harga di time frame yang lebih kecil, namun saya sederhanakan sehingga tampaklah seperti gambar diatas. Untuk target profit kembali

saya gunakan fibonacci expansion untuk mengukur sejauh mana kemungkinan gelombang harga bearish akan terbentuk. Acuan entry kali ini adalah

ENTRY SELL 1.35500 DAN 1.34500 STOP LOSS 1.36500 TARGET PROFIT 1.33000 DAN 1.31500

Demikian analisa kita kali ini, tetaplah meli-hat fakta pergerakan harga yang terjadi.




#24 - Inforexnews Independen, terdepan, dan menginspirasi · forex trading mengembangkan sayapnya ... itu adalah cara KAYA sambil TIDUR. Jadi kita bisa pro-duktif mengerjakan hal

Documents