STRATEGI PUBLIK RELATIONS PT.TELKOM,Tbk DALAM MEMPERTAHANKAN BRAND IMAGE di JAKARTA. MAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitative Diajukan Oleh: Nama : Azalia Marsya Putri Delira Nim : 15110190669 Konsentrasi : Public Relations Dosen Pengampu: Ellys Lestari Pembayun
33
Embed
2.3.3 Peran Public Relations · Web viewada dalam ingatan seseorang dan diinterpretasikan dalam atribut produk, manfaat, situasi penggunaan, karakteristik pengguna serta produsen
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STRATEGI PUBLIK RELATIONS PT.TELKOM,Tbk DALAM MEMPERTAHANKAN BRAND IMAGE di JAKARTA.
MAKALAH PENELITIAN
Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitative
Diajukan Oleh:
Nama : Azalia Marsya Putri Delira
Nim : 15110190669
Konsentrasi : Public Relations
Dosen Pengampu:
Ellys Lestari Pembayun
JAKARTA
2018
DAFTAR ISI
BAB I…………………………………………………………………….4
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................4
2.2 Teori Utama………………..................................................................6
2.3 Teori Pendukung ..................................................................................6
2.3.1 Proses Manajemen Public Relations .....................................7
2.3.2 Definisi Public Relations .......................................................8
2.3.3 Peran Public Relations ...........................................................9
2.3.4 Fungsi Public Relations ........................................................11
2.3.5 Strategi Public Relations .......................................................13
2.3.6 Definisi Brand Image………………………………….……14
2.4 Konsep Penelitian...…………………………………………………..15
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………….16
3.1 Metode Penelitian ................................................................................16
3.2 Tahap Pengumpulan Data.....................................................................16
3.2.1 Observasi Lapangan ...................................................................16
3.2.2 Wawancara Langsung……………………………………….…16
3.2.3 Narasumber……………………………………………………..16
3.2.4 Unit Analisis…………………………………………………....17
3.3 Fokus Penelitian………………………………………………………18
3.4 Tahap Analisis Data………………………………………………….18
3.5 Teknik Keabsahan Data……………………………………………...20
3.6 Waktu dan Lokasi Penelitian………………………………………...22
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................23
STRATEGI PUBLIK RELATIONS PT.TELKOM,Tbk DALAM MEMPERTAHANKAN BRAND IMAGE di JAKARTA
BAB IPENDAHALUAN
1.1 Latar Belakang
Di erra sekarang ini, telekomunikaasi memegang peran yang sangat penting dan strategis dalam kehidupan manusia. Keadaan ini yang mendorong masyarakat untuk mempunyai jaringan telekomunikasi dengan fasilitas yang cepat dan mudah. Melalui teknologi komunikasi,manusia dapat saling tukar menukar informasi baik dari jarak dekat maumpun jarak jauh dengan waktu yang cepat dan efisien. Indonesia telah melakukan antisipasi yang tepat terhadap pembangunan jaringan telekomunikasi yang semakian luas jangkauannya dan juga jasa yang beragam. Salah satu nya adalah diadakanya PT. Telkom,tbk yang merupakan satu satunya Perusahaan Telekomunikasi yang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Selain itu juga pesaingan bisnis telekomunikasi di Indonesia semakin berat dan ketat terutama terhadap perusahaan swasta seperti provider baru merupakan pesaing terberat bagi PT.Telkom,tbk dalam meraih tempat di benak customer diantaranya adalah produk dari competitor seperti IM3,XL,Esia,SmartFren dan produk provider lainnya yang sedang berlomba-lomba dengan mengadakan berbagai macam promo regular maupun paket promo. Dimana mereka berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi customernya untuk mempertahankan perusahaanya di benak customer. Kepuaasan dari customer adalah tujuan utama yang harus di capai oleh perusahaan.
Dalam hal ini peranan Publik Relation sangatlah penting untuk mendapatkan posisi di hati customer dalam mempertahankan sebuah brand image yang psitif dibenak customer nya. Menanamkan brand image melalui strategi dan pendekatan secara langsung atau berhubungan langsung dengan pelanggan adalah strategi yang paling efektif,karena customdf akan merasa diperhatikan dan di nomer satu kan. Sehingga brand imaga yang sudah dibangun akan bertahan di persaingan industry telekomunikasi yang semakin ketat sekarang ini.
Untuk mengokohkan brand image sebuah perusahaan diperlukan strategi pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan tercapai tujuan utama dari perusahaan yaitu tetap eksis dalam melakukan usahanya walaupun banyakknya pesaingan yang ketat antara competitor lainya. Hal ini tidak lepas dari seorang Publik Relation yang dianggap memegang peranan yang penting dalam mengokohkan sebuah brand image itu sendiri. Adapun tugas dari Publik Relation untuk membangun hubungan baik antara pihak manajemen dari internal maupun eksternal yaitu customer, sehingga terciptanya suatu
pemahaman yang baik. Seorang Publik Relation harus bisa mengembangkan keterampilan dalam mendapatkan informasi dari berbagai sumber dan mereka juga harus bisa bekerja sama dengan seluruh divisi perusahaan sehingga terbentuknya team work yang kompak.
Keadaan ini mendorong PT.Telkom,tbk untuk melakukan startegi mempertahankan brand image agal pelanggan tetap setia dan loyal terhadap PT.Telkom. dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan berupaya dan berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan dan fasilitas yang baik dan juga lengkap sehingga pelanggan merasa puas. Selain itu Publik Relation juga harus bisa memotivasi public dalam upaya menciptakan pendapat yang menguntungkan perusahaan yaitu dengan mempertahankan brand image positif bagi perusahaan PT.Telkom,tbk.
1.2 Rumusan MasalahMelihat pentingnya mengokohkan brand image dimata public eksternal bagi PT. TELKOM, Tbk dalam mempertahankan eksistensinya dibenak customer, berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti akan mengungkapkan permasalahan dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimana strategi PR PT. TELKOM, Tbk dalam mengokohkan brand image pada customer ?”
1.3 Tujuan PenelitianMengetahui bagaimana stategi Publik Relation PT.Telkom, Tbk dalam mengokohkan brand image dalam mempertahankan eksistensi di benak customer.
1.4 Manfaat PenelitianMemperkaya penelitian tentang strategi Publik Relation dalam mempertahankan brand image dibenak public,Bermanfaat dalam meningkatkan mutu pelayanan untuk customer PT.Telkom, Tbk agar perusahaan tetap mendapatkan loyalitas dari customer meskipun persaingan pasar telekomunikasi yang semakin besar dan ketat
BAB IIKERANGKA TEORITIS
2.1 Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya dapat dijadikan acuan bagi peneliti dan data pendukung untuk melakukan penelitian. Peneliti melakukan langkah kajian terhadap beberapa hasil penelitian yang berupa tesis dan jurnal melalui internet. Berikut merupakan penelitian sebelumnya yang yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
2.1.2 Tabel Penelitan Sebelumnya
N o Judul Peneliti Metodologi Hasil Penelitian
1
Peranan
Management Public Relations dalam Mempertahankan Citra Perusahaan Jasa Perhotelan: pada Re-Opening Hotel Mandarin Oriental, Jakarta (2011)
Aryanti Puspokusum o
Kualitatif
Sebuah perusahaan hotel tentu saja memiliki Public Relations dalam mempertahankan citra positif perusahaan tersebut di mata publik. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui peran Public Relations dalam membangun citra Hotel Mandarin Oriental setelah re-opening; (2) untuk mengetahui kegiatan - kegiatan promosi apa saja yang dilakukan oleh Public Relations untuk mendukung re-opening Hotel Mandarin Oriental; (3) untuk mengetahui hambatan apa saja yang ditemui selama kegiatan promosi Public Relations untuk mendukung re- opening Hotel Mandarin
Input : merupakan hal yang disematkan oleh public relation kedalam produk komunikasi misalnya jurnal. Ketika mengevaluasi input atau memasukan,maka elemen-elemen yeng melekat padanya harus dapat dievakuasi seperti kualitas latar belakang penelitian,penulisan,efektivitas rancangan,pemilihan ukuran huruf,kertas,serta warna.
Output : bagaimana produk secara efektif didistribusikan dan digunakan oleh target public baik secara langsung atau tidak langsung.
Out-take : merupakan posisi yang berada diantara output dan outcome yang pada umumnya mengambarkan jumlah orang yang mempelajari isi,serta jumlah orang yang memahami isi.
Outcome : melibatkan pengukuran efek akhir komunikasi yang meliputi tingkatan kognitif,efektif, dan konatif.Media Monitoring : merupakan salah satu tugas terpenting dalam public relation.
Media Analysis : merupakan kajian mendalam terhadap pemberitaan untuk melihat pandangan atau pendapat publuk tentang organisasi yang bersangkutan atau organisasi competitor.
Message Analysis : merupakan proses analisis terhadap isi yang disampaikan melalui berbagai media kepada public.
2.1 Teori Utama
2.3 Teori Pendukung Teori Reputasi
Reputasi perusahaan merupakan salah satu unsur terpenting dalam dunia
bisnis. Sebab baik buruk dalam reputasi perusahaan merupakan indikator
penting dari keberhasilan perusahaan tersebut. Reputasi perusahaan
memang suatu yang kompleks, namun jika dikelola dengan baik akan sangat
berharga. Beberapa isu penting dalam manajemen reputasi dan pandangan
masyarakat tentang reputasi.
Menurut Afdhal, dalam jurnal Roy Marthin Tarigan reputasi perusahaan
adalah asset yang tidak nyata (intangible asset). Keadaan reputasi akan
tergantung kepada apa yang dilakukan perusahaan sebagai entitas. Lebih
jauh dari itu, akan tergantung kepada komunikasi dan tandatanda yang dipilih
untuk diberikan kepada pasar. Simbol dari reputasi, nama perusahaan, jika
dikelola dengan baik, akan mempresentasikan perusahaan agar didukung
oleh masyarakat. Bahkan akan sangat bernilai bagi konsumen.
Menurut Weiss, dalam jurnal Eka Fitria reputasi merupakan kepercayaan
menyeluruh atau keputusan mengenai tingkat dimana sebuah perusahaan
diberi penghargaan tinggi dan terhormat. Bagi suatu perusahaan dimana
produk utama yang dihasilkan adalah suatu jasa, maka reputasi dan nama
baik sangat menentukan. Upaya pemasaran yang dilakukan oleh suatu
perusahaan, terutama merujuk adanya anggapan reputasi yang berupa citra
merk (brand imej), citra perusahaan (company imej), reputasi merk (brand
reputation), nama yang terbaik (the best name),pelayanan prima (service
excelent) dan semua yang berhubungan dengan kepuasan nasabah menjadi
prioritas.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulakan bahwa reputasi perusahaan
adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan dimana tergantung kepada
apa yang dilakukan perusahaan sebagai entitas.
2.3.1 Proses Manajemen Public Relation
Beberapa hal yang mendukung berjalannya proses manajemen public relations meliputo elemen proses manajemen public relations, perencanaan serta monitoring dan evaluasi proses public relation.
a) Elemen-elemen Proses Manajemen Public Relation-Sumber daya manusia yang menunjang proses manajemen PR-Sarana yang dibutuhkan untuk mendukung manajemen PR-Metode atau dana yang digunakan untuk manajemen PR-Publik sasaran dalam proses manajemen PR
b) Perencanaan Public Relation Perencanaan PR sangatlah penting bagi seluruh organisasi. Pada umumnya perencanaan PR memiliki pola yang sama dengan strategi manajemen sebuah organisasi atau program PR. Terdapat tahapan dalam perencanaan PR yaitu :
1. Kepedulian - Memahami situasi terkini.2. Formulasi - Memilih strategi yang tepat.
2.3.2 Definisi Public Relations
PR adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama, melibatkan manajemen dalam persoalan/permasalahan, mampu menanggapi opini
publik, mendukung m yang yang mempengaruhi dan sebagainya yang bersifat khas. Ciri yang hakiki dari komunikasi PR adalah bersifat timbal balik.
Dalam pengertian teoritis, PR merupakan bidang salah satu bidang ilmu komunikasi praktis, yaitu penerapan ilmu komunikasi pada suatu organisasi usaha atau perusahaan yang didalam melaksanakan fungsi manajemen untuk mencapai tujuan tertentu. Para ahli terkenal juga telah mengambil definisi yang telah dianggap terbaik dari dari definisi-definisi PR (Omie, 2001, hal 24-26) :
Definisi J.C, Seidel PR Director, Divinision of Housing, State of New York berbunyi :
“PR is the continuing process by which manajement endeavors to obtion goodwill and understanding of its custumers, its employees and the public at large, inwardly through self analysis and correction, outwardly through all mens of expression.”
Yang mengandung arti PR adalah proses continue dari usaha-usaha manajemen, pegawainya dan publik umumnya, kedalam dengan mengadakan analisis dan perbaikan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan).
Definisi W. Emerson Reck, PR Director, Colgate University berbunyi :
“PR is the continuing process of keying polices, services and actions to the best interest of those individual dan groups whose confidence and good will an individual or institution covets, and secondly, it is the interpretation of these policies, services and actions to assure complete understanding and appreciation.”
Yang mengandung arti PR adalah kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, penentuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang sesuai dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan (goodwill) dari mereka. Kedua, pelaksanaan dan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan dicegah. Dalam konsep tersebut dapat dipaparkan fungsi utama PR utama (Sulaksana Uyung , 2005, hal. 124 ) adalah :
1. 1) Hubungan dengan pers : yang dimaksud adalah PR harus bisa menyajikan berita dan informasi tentang perusahaan dengan cara positif.
2. 2) Publisitas produk : mensponsori berbagai program yang dapat mempublikasikan produk tertentu.
3. 3) Komunikasi korporat : meningkatkan kesepahaman organisasi melalui komunikasi internal (komunikasi terhadap pihak manajement dan karyawan) dan komunikasi eksternal (komunikasi dengan publiknya).
4. 4) Lobi : yang dimaksudkan disini adalah PR harus mampu menjalin hubungan erat dengan para penentu kebijakan dan kalangan legislatif untuk mendukung atau justru menggagalkan peraturan dan undang-undang tertentu.
5. 5) Konseling : memberi saran manajemen tentang isu –isu publik dan bagaimana seharusnya menyikapi serta tentang citra perusahaan.
Meskipun Meskipun mempunyai fungsi-fungsi seperti diatas, tujuan utamanya adalah menjalin hubungan baik antara pihak perusahaan dengan publiknya. Hubungan baik tersebut bukan semata-mata demi kepentingan perusahaan saja melainkan untuk keuntungan kedua belah pihak, perusahaan menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik itu public pun menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik tersebut.
2.3.3 Peran Public Relations
Menurut Broom dan Smith (Dozier, 1992) yang dikutip dari Edy Sahputra dan
Faulina (2011, p.25-p.27) Peran PR merupakan salah satu kunci penting
untuk pemahaman fungsi PR dan komunikasi organisasi. Ada beberapa
fungsi dominan yang harus dilaksanakan seorang PR sejati antara lain
berperan sebagai:
1. Technician Communication
Kebanyakan praktisi masuk ke bidang ini sebagai
teknisi komunikasi. Deskripsi kerja dalam lowongan pekerjaan
biasanya menyebutkan keahlian komunikasi dan jurnalistik,
sebagai syarat. Teknisi komunikasi disewa untuk menulis dan
mengedit newsletter karyawan, menulis news release, dan
feature, mengembangkan isi web dan menangani kontak
media. Praktisi yang melakukan peran ini biasanya tidak hadir
di saat manajemen mendefinisikan problem dan memilih solusi.
Mereka baru bergabung untuk melakukan komunikasi dan
mengeimplementasikan program, terkadang tanpa mengetahui
secara menyeluruh motivasi atau tujuan yang diharapkan.
Meskipun merek tidak hadir saat diskusi tentang kebijakan
baru, atau keputusan manajemen baru, merekalah yang diberi
tugas untuk menjelaskannya kepada karyawan dan pers.
2. Expert Prescriber Communications
Ketika para praktisi mengambil peran sebagai pakar
atau ahli orang lain akan menganggap mereka sebagai otoritas
dalam persoalan PR dan solusinya. Manajemen puncak
menyerahkan PR di tangan para ahli dan manajemen biasanya
mengambil peran pasif saja. Praktisi yang beroperasi sebagai
praktisi pakar bertugas untuk mendefinisikan problem,
mengembangkan program, dan bertanggung jawab penuh atas
implementasinya.
3. Communication Facilitator
Peran fasilitator komunikasi bagi seorang praktisi adalah
sebagai pendengar yang peka dan broker (perantara)
komunikasi. Fasilitator komunikasi bertindak sebagai perantara
(liason), interpreter, dan mediator antara oragnisasi dan
publiknya. Mereka menjaga komunikasi dua arah dan
memfasilitasi percakapan dengan menyingkirkan rintangan
dalam hubungan dan menjaga agar saluran komunikasi tetap
terbuka. Tujuannya adalah memberi informasi yang dibutuhkan
oleh baik itu manajemen maupun publik untuk membuat
keputusan demi kepentingan bersama. Praktisi yang berperan
sebagai fasilitator komunikasi ini bertindak sebagai sumber
informasi dan agen kontak resmi antara organisasi dan publik.
Mereka menengahi interaksi, menyusun agenda mendiagnosis
dan memperbaiki kondisi-kondisi yang mengganggu hubungan
komunikasi diantara kedua belah pihak. Fasilitator komunikasi
menempati peran di tengah-tengah dan berfungsi sebagai
penghubung antara organisasi dan publik.
4,Fasilitator Pemecah Masalah
Ketika praktisi melakukan peran ini, mereka
berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan dan
memecahkan masalah. Mereka menjadi bagian dari tim
perencanaan strategis. Kolaborasi dan musyawarah dimulai
dengan persoalan pertama dan kemudian sampai program
final. Praktisi pemecah masalah membantu manajer lain untuk
dan organisasi untuk mengaplikasikan PR dalam proses
manajemen bertahap yang juga dipakai untuk memecahkan
problem organisasional lainnya.
Menurut penulis bahwa peran Public Relations adalah sebagai:
1. Technician Communication
Karena PR bertugas untuk menulis dan mengedit newsletter
karyawan, menulis news release, dan feature, mengembangkan isi
web dan menangani kontak media. Praktisi yang melakukan peran
ini biasanya tidak hadir di saat manajemen mendefinisikan problem
dan memilih solusi. Mereka baru bergabung untuk melakukan
komunikasi dan mengeimplementasikan program, terkadang tanpa
mengetahui secara menyeluruh motivasi atau tujuan yang
diharapkan.
2. Fasilitator Pemecah Masalah
Karena secara praktisnya, PR itu berkolaborasi dengan
manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah.
Mereka menjadi bagian dari tim perencanaan strategis. Kolaborasi
dan musyawarah dimulai dengan persoalan pertama dan kemudian
sampai program final. Praktisi pemecah masalah membantu
manajer lain untuk dan organisasi untuk mengaplikasikan PR dalam
proses manajemen bertahap yang juga dipakai untuk memecahkan
masalahmasalah dalam organisasi.
2.3.4 Fungsi Public Relations
Menurut Cultip, Centre dan Canfield (1992) yang dikutip dari Edi
Sahputra dan Faulina (2011, p.31) merumuskan fungsi Public Relations
sebagai berikut:
1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai
tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen
lembaga/organisasi).
2. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan
publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini,
persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap organisasi yang
diwakilinya atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang
saran kepada pimpinan manajemen demi tercapainya tujuan
dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah dan timbal balik, dan
mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari organisasi
ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif
bagi kedua belah pihak.
Menurut pendapat penulis bahwa fungsi Public Relations, sebagai
berikut:
a. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai
tujuan bersama.
b. Melayani keinginan publiknya dan menyumbangkan saran
kepada pimpinan / atasan dari pihak manajemen demi
tercapainya tujuan dan manfaat bersama.
c. Menciptakan komunikasi dua arah dan timbal balik yang baik
dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari
organisasi ke publiknya atau sebaliknya sehingga dapat
menciptakan citra positif bagi keduanya.
2.3.5 Strategi Public Relations
Public Relations profesional dalam pengelolaan sasaran/target yang
hendak dicapainya melakukan pengadopsian tehnik-tehnik Management of
Objective (MBO) dan Management by Objective of Result (MOR) untuk
membantu kualitas nilai Public Relations dalam suatu organisasi.
MBO dapat memberikan profesional Public Relations dengan sumber
umpan yang sangat kuat. MBO dan MOR berhubungan dengan hasil-hasil
Public Relations untuk penentuan target awal manajemen.
Adapun poin-poin dalam MBO menurut Sholeh Soemirat dan Elvinaro
Ardianto (2003, p.98) adalah sebagai berikut:
1. Spesifikasi tujuan-tujuan organisasi dengan mencapai target
penampilan organisasi.
2. Konferensi antara superior dan subordinate (bawahan) untuk
menyepakati terhadap pencapaian tujuan.
3. Kesepakatan antara atasan dan bawahan pada target yang
konsisten dengan tujuan-tujuan organisasi.
4. Pengkajian secara periodik oleh atasan dan bawahan untuk
menilai kemajuan pencapaian tujuan.
Adapun kunci penggunaan MBO secara efektif dalam tugas
Public Relations dapat di pecah ke dalam tujuan tahap secara kritis:
1. Memiliki batasan dan misi kerja.
2. Menetapkan kunci areal keberhasilan (hasil) dalam jangka
waktu tertentu, berupaya dan berkepribadian.
3. Identifikasi faktor-faktor menentukan tindakan pada target yang
telah ditentukan.
4. Meletakan target/menetapkan hasil yang akan dicapai.
5. Persiapan perencanaan secara taktis untuk mencapai target
khusus, termasuk:
Pemrograman untuk memantapkan suatu rangakaian
tindakan untuk mengikutinya.
Penjadwalan waktu yang dibutuhkan bagi setiap tahapan
Penganggaran untuk menugaskan sumber daya yang
dperlukan bagi pencapaian tujuan
Pemantapan pertanggung jawaban secara individu untuk
pencapaian target/sasaran
Pengkajian dan rekonsiliasi (perdamaian) melalui suatu
prosedur testing untuk membawa kemajuan.
6. Pemantapan keputusan dan peraturan untuk mengikutinya.
7. Pemantapan prosedur untuk menangani pekerjaan
Menurut penulis, strategi yang tepat untuk dijalankan oleh seorang
Public Relations antara lain: membuat spesifikasi tujuan-tujuan organisasi
dengan mencapai target penampilan organisasi, konferensi antara superior
dan subordinate (bawahan) untuk menyepakati terhadap pencapaian tujuan.,
membuat kesepakatan antara atasan dan bawahan pada target yang
konsisten dengan tujuan-tujuan organisasi, mengkaji secara periodik oleh
atasan dan bawahan untuk menilai kemajuan dari tujuan yang ingin dicapai.
2.3.6 Pengertian Brand Image
Pengertian dari brand image adalah: “an impression created by brand messages and experiences and assimilated into a perception or impression of the brand “ (Duncan, 2004, hal. 82). Yang artinya suatu kesan yang diciptakan oleh pesan brand dan pengalaman yang diasimilasi ke sebuah persepsi atau kesan dari brand itu sendiri. Image suatu produk dikelola oleh sebuah perusahaan tidak terlepas dari peran dari pelanggan baik secara langsung maupun tidak langsung. Image yang bagus dapat memperkokoh brand suatu perusahaan begitu pula image yang buruk akan berakibat fatal bagi kelangsungan bisnis perusahaan tersebut.
Brand image merepresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Kotler & Fox mendefinisikan citra sebagai jumlah dari gambaran-gambaran, kesan-kesan dan keyakinan- keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu obyek. Citra terhadap merk berhubungan dengan sikap yang berupa dengan keyakinan dan referensi terhadap suatu merek. Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek, lebih menungkinkan untuk melakukan pembelian. Manfaat dari citra merek (brand image) yang positif, perusahaan bisa mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra yang positif yang telah terbentuk dari produk lama (Sutisna, SE, ME , 2003, hal. 83).
Keller & Houston berpendapat bahwa brand image adalah pengertian dan pemahaman pelanggan terhadap merek atau brand suatu produk (Prisgunanto Ilham , M. Si, 2006, hal. 10).
Menurut Aaker definisi brand image adalah (1991, hal. 109): “A brand image is a set of associations, usually organized in some meaningful way. Brand image refers to the schematic memory of brands which contains the target market’s interpretation of the product attributes, benefit, usage situations, users and manifacturer or marketer characteristics.”
Berdasarkan definisi tersebut, brand image ada dalam ingatan seseorang dan diinterpretasikan dalam atribut produk, manfaat, situasi penggunaan, karakteristik pengguna serta produsen atau pemasarnya. Secara implisit di dalamnya pun terkandung sisi emosional konsumen yang perlu diarahkan oleh pemasar menuju sekumpulan asosiasi tertentu yang diinginkannya.
2.4Konsep Penelitian
Analisis Studi Kasus Public Relations PT.Telkom,Tbk
Dalam Mempetahankan Brand Image di Jakarta.
Teori Utama
Teori Reputasi
Konsep
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif menurut Usman dan Akbar (2009: 78) pendekatan kualitatif berusaha memahami dam menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi antara tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut persfektif peneliti sendiri. dari metodologi penilitian kualitatif dapat menjadi referensi efektifitas dan efesiensi dalam menanganin management public relations untuk memperthankan citra positif PT. Telkom Indonesia di Jakarta. Dalam hal ini penelitian yang digunakan yakni penelitian studi kasus (case study).
3.2 Tahap Pengumpulan Data
3.2.1 Observasi Lapangan
Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan observasi lapangan. Observasi lapangan merupakan sebuah observasi yang dilakukan dengan cara terjun langsung ke lokasi penelitian guna mengumpulkan data yang akurat.
3.2.2 Wawancara Langsung
1. Pengertian Wawancara Langsung-menurut Denzin & Licoln (1994) interview merupakan suatu percakapan,seni Tanya jawab dengan mendengarkan.. ini bukan merupakan suatu alat yang netral,pewawancara menciptakan situasi tanya jawab yang nyata. Dalam situasi ini jawaban-jawaban diberikan. Maka wawancara menghasilkan pemahaman yang terbentuk oleh situasi berdasarkan peristiwa-peristiwa interaksional yang khusus.-Wawancara langsung – bertatap muka langsung dengan narasumber.
Pertanyaan Wawancara :
-Apakah PT Telkom Indonesia memiliki cara khusus untuk mempertahakan citra atau brand image terhadap perusahaan ?-Apakah cara tersebut efektif terhadap berdirinya perusahaan?-Bagaimana proses PT Telkom Indonesia mempertahankan citra atau brand image perusahaan?-Apakah PT Telkom Indonesia selalu di percaya oleh konsumen?
3.2.3. Narasumber
1. PR PT.Telkom Indoneisa di Jakarta2. Alex Sinaga sebagai Direktur Utama PT.Telkom Indonesia di Jakarta
3.2.4 Unit Analisis
Meneliti kegiatan Public Relations PT Telkom Indonesia dalam mempertahankan brand image perusahaan dengan mengandeng langsung PR dan Direktur Utama PT Telkom Indonesia. Mengkaji kegiatan Public Relations baik secara internal dan eksternal.
3.3 Tahap Penarikan Sample
Dalam analisis isi ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara menjadi penarikan sample utamanya. Wawancara mengenai peran PR PT. Telkom Indoneisa di Jakarta dalam melakukan strategi komunikasi untuk mempertahankan brand image dari PT. Telkom Indonesia di Jakarta dan juga wawancara pada Alex Sinaga selaku Direktur Utama PT. Telkom Indonesia di Jakarta yang mengetahui jelas perusahaan tersebut
3.4 Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian perlu ditetapkan untuk membatasi
kriteria-kriteria inklusi – inklusi atau memasukkan-mengeluarkan suatu
informasi yang baru diperoleh dari lapangan. Penentuan fokus
penelitan bertujuan untuk membatasi dan memperjelas ruang lingkup
pembahasan sehingga sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian,
berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian
Fokus Penelitian
Objek Penelitian
Elemen Evidensi
Menganalisis strategi PR PT TELKOM INDONESIA,Tbk, di Jakarta dalam mempertahank-an brand image
1. Teori Utama
Strategi PR
2. Unsur-unsur
Strategi Public
Relations
3. Strategi
Operasional
4. Pendekatan
Tanggung
- Strategi
Operasional
adalah fungsi
operasional yang
menentukan arah
dalam
pengambilan
sebuah keputusan
yang ada bersama
Jawab
5. Pendekatan
Tanggung
Jawab Social
Humas
6. Pendekatan
Kerja sama
strategi bisnis.
-Tanggung jawab
social
perusahaan / CSR
adalah suatu
konsep bahwa
organisasi,khususn
ya perusahaan
memiliki berbagai
macam bentuk
tanggung jawab
terhadap seluruh
pemangku
kepentingan.
-Kerja sama
adalah sebuah
system pekerjaan
yang dikerjakan
oleh dua orang
atau lebih untuk
mendapatkan
tujuan yang
drencanakan
bersama. Kerja
sama dalam tim
kerja menjadi
sebuah kebutuhan
dalam
mewujudkan
STUDI KASUS
-Teori Pendukung
Reputasi
- Reputasi perusahaan
merupakan salah satu
unsur terpenting dalam
dunia bisnis. Sebab baik
buruk dalam reputasi
perusahaan merupakan
indicator penting dari
keberhasilan perusahaan
tersebut. Reputasi
perusahaan memang
suatu yang
kompleks,namun jika
dikelola dengan baik dan
benar maka akan sangat
berharga. Beberapa isu
penting dalam
manajemen reputasi
dalam manajemen
reputasi dan pandangan
masyarakat tentang
reputasi.
3.6 Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan standar validitas dari data yang
diperoleh.Sugiyono (2009: 170) Untuk menentukan keabsahan data
dalam penelitian kualitatif harus memenuhi beberapa persyaratan,
yaitu dalam pemeriksaan data dan menggunakan kriteria.
1. Teknik Memeriksa Kredibilitas Data.
a. Triangulasi
Tekhnik ini memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
itu. Ada tiga macam triangulasi, yaitu triangulasi sumber, penyidik, dan
teori.Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda.Triangulasi penyidik, dilakukakan dengan
memanfaatkan peneliti atau pengamat lain. Triangulasi teori, dilakukan
secara induktif atau secara logika.
b. Pengecekan sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara
atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan
rekan-rekan sejawat.
c. Kecukupan referensial
Yaitu dengan memanfaatkan bahan-bahan tercatat atau
terekam sebagai patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis dan
penafsiran data.Misalnya, film atau video tape dapat di manfaatkan
untuk membandingkan hasil-hasil yang di peroleh dengan kritik yang
telah terkumpul.
2. Teknik memeriksa Keteralihan Data
Akan dilakukan dengan tekhnik uraian rinci, yaitu dengan
melaporkan hasil penelitian seteliti dan secermat mungkin yang
menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan.Derajat
keteralihan dapat di capai lewat uraian yang cermat, rinci, tebal, atau
mendalam serta adanya kesamaan konteks antara pengirim dan
penerima.Upaya untuk memenuhi hal tersebut, peneliti melakukanya
melalui tabulasi data (terlampir) serta disajikan oleh peneliti dalam hasil
dan pembahasan.
3. Tekhnik Memeriksa Kebergantungan
Penelitian kualitatif adalah uji kebergantungan dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian.
Sering terjadi peneliti tidak melakukan penelitian, tetapi bisa
memberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuji dependability-nya, dan
untuk mengecek apakah hasil penelitian ini benar atau tidak, maka
peneliti akan selalu mendiskusikannya dengan pembimbing. Hasil yang
dikonsultasikan antara lain proses penelitian dan taraf kebenaran data
serta penafsirannya. Untuk itu peneliti perlu menyediakan data mentah,
hasil analisis data dan hasil sintesis data serta catatan mengenai
proses yang digunakan.
1. Kepastian Data (comfirmability)
Menguji kepastian (comfirmability) berarti menguji hasil
penelitian, di kaitkan dengan proses yang ada dalam penelitian, jangan
sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada. Derajat ini dapat di capai
melalui audit atau pemeriksaan yang cermat terhadap seluruh
komponen dan proses penelitian serta hasil penelitiannya.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh pembimbing menyangkut kepastian
asal-usul data, logika penarikan kesimpulan dari data dan penilaian
derajat ketelitian serta telaah tentang keabsahan data.
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Menurut Moleong (2009: 86) lokasi penelitian adalah tempat
dimana peneliti melakukan penelitian terutama sekali dalam
menangkap fenomena atau peristiwa yang sebenarnya terjadi, dari
objek yang diteliti dalam rangka mendapatkan data-data penelitian
yang akurat. Lokasi dalam penelitian ini yaitu kantor pusat PT.Telkom
Indonesia di Jakarta. Wisma Antara 9-10th Floor, Jalan Medan Merdeka
Selatan, No.17, Gambir RT.11/RW.2 Gambir,Kota Jakarta
Pusat,Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110
Waktu penelitian yang dilakukan dimulai pada bulan Oktober
2017 – Januari 2018.
DAFTAR PUSTAKA
Pambayun, Ellys Lestari. 2014. One Stop: Qualitative Research Methodology
in Communication: Konsep, Panduan, dan Aplikasi. Jakarta : Lentera Ilmu