BAB IPENDAHULUAN1.1Latar Belakang Tidur merupakan suatu proses
otak yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi dengan
baik. Masyarakat awam belum begitu mengenal gangguan tidur sehingga
jarang mencari pertolongan. Pendapat yang menyatakan bahwa tidak
ada orang yang meninggal karena tidak tidur adalah tidak benar.
Beberapa gangguan tidur dapat mengancam jiwa baik secara langsung
(misalnya insomnia yang bersifat keturunan dan fatal atau apnea
tidur obstruktif) atau secara tidak langsung misalnya kecelakaan
akibat gangguan tidur. Di amerika serikat, biaya kecelakaan yang
berhubungan dengan gangguan tidur per tahun sekitar seratus juta
dolar. Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering
ditemukan. Setiap tahun diperkirakan sekitar 20%-50% orang dewasa
melaporkan adanya gangguan tidur dan sekitar 17% mengalami gangguan
tidur yang serius. 1 Gangguan tidur juga dikenal sebagai penyebab
morbiditas yang signifikan. Ada beberapa dampak serius gangguan
tidur misalnya mengantuk berlebihan di siang hari, gangguan atensi
dan memori, mood depresi, sering terjatuh, penggunaan hipnotik yang
tidak semestinya dan penurunan kualitas hidup. Angka kematian,
angka sakit jantung dan kanker lebih tinggi pada seseorang yang
lama tidurnya lebih dari 9 jam atau kurang dari 6 jam per hari bila
dibandingkan dengan seseorang yang lama tidurnya antara 7-8 jam per
hari.
Diperkirakan jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun
semakin lama semakin meningkat sehingga menimbulkan masalah
kesehatan. Di dalam praktek sehari-hari, kecendrungan untuk
mempergunakan obat hipnotik, tanpa menentukan lebih dahulu penyebab
yang mendasari penyakitnya, sehingga sering menimbulkan masalah
yang baru akibat penggunaan obat yang tidak adekuat. Melihat hal
diatas, jelas bahwa gangguan tidur merupakan masalah kesehatan yang
akan dihadapkan pada tahun-tahun yang akan datang.1.2Batasan
masalah
Referat ini membahas tidur normal, berbagai macam gangguan tidur
dan penatalaksanaannya.
1.3Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah :
a. Memahami tidur normal, berbagai macam gangguan tidur dan
penatalaksanaannya.
b. Meningkatkan kemampuan menulis ilmiah khususnya dalam bidang
ilmu Kedokteran Jiwa.
c. Memenuhi salah satu syarat kelulusan kepaniteraan klinik di
bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
1.4Metode Penulisan
Penulisan ini menggunakan metode tinjauan pustaka dan mengacu
pada beberapa literatur.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Tidur fisiologisTidur merupakan salah
satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan mental.
Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan kembali
mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan
yang dihadapi. Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang
sesuai dengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang
seiring dengan rotasi bola dunia disebut sebagai irama sirkadian.
Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada bagian ventral anterior
hypothalamus. Bagian susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan
sinkronisasi terletak pada substansia ventrikulo retikularis medulo
oblogata yang disebut sebagai pusat tidur. Bagian susunan saraf
pusat yang menghilangkan sinkronisasi/desinkronisasi terdapat pada
bagian rostral medulo oblogata disebut sebagai pusat penggugah atau
aurosal state.
Fungsi tidur adalah restorative (memperbaiki) kembali
organ-organ tubuh. Kegiatan memperbaiki kembali tersebut berbeda
saat Rapid Eye Movement dan Nonrapid Eye Movement (NREM). Nonrapid
Eye Movement (NREM) akan mempengaruhi proses anabolik dan sintesis
makromolekul ribonucleic acid (RNA). Rapid Eye Movement akan
mempengaruhi pembentukkan hubungan baru pada korteks dan sistem
neuroendokrin yang menuju otak. Selain fungsi diatas tidur dapat
juga digunakan sebagai tanda terdapatnya gangguan tidur yang
menjadi peringatan dini keadaan patologis yang terjadi di
tubuh.Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu:a. Tipe rapid eye movement
(REM)b. Tipe non rapid eye movement (NREM)Fase awal tidur didahului
oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti oleh fase
REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara
bergantian antara 4-7 kali siklus semalam. Bayi baru lahir total
tidur 16-20 jam/hari, anak-anak 10-12 jam/hari, kemudian menurun
9-10 jam/hari pada umur diatas 10 tahun dan kira-kira 7-7,5
jam/hari pada orang dewasa.2.2 Peranan neurotransmiterKeadaan jaga
atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistim aras (ascending
reticulary activity system). Bila aktifitas aras ini meningkat
orang tersebut dalam keadaan tidur. Aktifitas aras menurun, orang
tersebut akan dalam keadaan tidur. Aktifitas aras ini sangat
dipengaruhi oleh aktifitas neurotransmiter seperti sistem
serotoninergik, noradrenergik, kholonergik, histaminergik.a. Sistem
serotonergik
Hasil serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisma
asam amino trypthopan. Dengan bertambahnya jumlah tryptopan, maka
jumlah serotonin yang terbentuk juga meningkat akan menyebabkan
keadaan mengantuk/tidur. Bila serotonin dari tryptopan terhambat
pembentukannya, maka terjadi keadaan tidak bisa tidur/jaga. Menurut
beberapa peneliti lokasi yang terbanyak sistem serotogenik ini
terletak pada nukleus raphe dorsalis di batang otak, yang mana
terdapat hubungan aktifitas serotonis dinukleus raphe dorsalis
dengan tidur rem.b. Sistem adrenergikNeuron-neuron yang terbanyak
mengandung norepineprin terletak di badan sel nukleus cereleus di
batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat
mempengaruhi penurunan atau hilangnya rem tidur. Obat-obatan yang
mempengaruhi peningkatan aktifitas neuron noradrenergik akan
menyebabkan penurunan yang jelas pada tidur rem dan peningkatan
keadaan jaga.
c. Sistem kholinergikSitaram et al (1976) membuktikan dengan
pemberian prostigimin intra vena dapat mempengaruhi episode tidur
rem. Stimulasi jalur kholihergik ini, mengakibatkan aktifitas
gambaran eeg seperti dalam keadaan jaga. Gangguan aktifitas
kholinergik sentral yang berhubungan dengan perubahan tidur ini
terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi pemendekan latensi
tidur rem. Pada obat antikolinergik (scopolamine) yang menghambat
pengeluaran kholinergik dari lokus sereleus maka tampak gangguan
pada fase awal dan penurunan REM.d. Sistem histaminergik
Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidure. Sistem
hormon
Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa
hormon seperti acth, gh, tsh, dan lh. Hormon hormon ini
masing-masing disekresi secara teratur oleh kelenjar pituitary
anterior melalui hipotalamus pathway. Sistem ini secara teratur
mempengaruhi pengeluaran neurotransmiter norepinefrin, dopamin,
serotonin yang bertugas mengatur mekanisme tidur dan bangun.
2.3 InsidensiHampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur
selama masa kehidupannya. Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang
dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17% diantaranya mengalami
masalah serius. Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cendrung
meningkat, hal ini juga sesuai dengan peningkatan usia dan berbagai
penyebabnya. Kaplan dan sadock melaporkan kurang lebih 40-50% dari
populasi usia lanjut menderita gangguan tidur. Gangguan tidur
kronik (10-15%) disebabkan oleh gangguan psikiatri, ketergantungan
obat dan alkohol.
Menurut data internasional of sleep disorder, prevalensi
penyebab-penyebab gangguan tidur adalah sebagai berikut: penyakit
asma (61-74%), gangguan pusat pernafasan (40-50%), kram kaki malam
hari (16%), psychophysiological (15%), sindroma kaki gelisah
(5-15%), ketergantungan alkohol (10%), sindroma terlambat tidur
(5-10%), depresi (65%), demensia (5%), gangguan perubahan jadwal
kerja (2-5%), gangguan obstruksi sesak saluran nafas (1-2%),
penyakit ulkus peptikus (