-
A. Parasit golongan Crustacea
1. Argulus sp
Argulus atau kutu ikan merupakan parasit ikan dari golongan
udang-udangan keluarga Branchira. Parasit ini masuk ke dalam
akuarium biasanya melalu pakan hidup. Diketahui ada sekitar 30
spesies Argulus. Dua diantaranya, yang erat kaitannya dengan
akuarium, adalah Argulus foliatus dan Argulus japonicus
Sifat parasitik Argulus cenderung temporer. Mereka mancari
inangnya secara acak dan dapat berpindah dengan bebas pada tubuh
ikan atau bahkan meninggalkannya. Argulus diketahui dapat berahan
selama beberapa hari diluar tubuh ikan.
Argulus menempel pada ikan dengan menggunakan alat penghisap
khusus. Selanjutnya binatang ini akan menancapkan mulut jarumnya
pada tubuh ikan untuk menyuntikan anti koagulan darah. Baru
kemudian parasit tersebut mengkonsumsi darah dari inangnya.
Argulus biasanya kawin dalam air terbuka. Argulus betina dapat
menghasilkan 100 butir telur atau lebih yang ditempelkannya pada
permukaan benda padat. Telur akan menetas dalam waktu 25 hari.
Masing-masing telur pada umumnya menetas pada waktu yang berbeda.
Larva Argulus dengan ukuran 0.6 mm bersifat planktonik sebelum
akhirnya menyerang ikan. Larva ini akan berganti kulit selama 8
kali sebelum mencapai dewasa dengan ukuran 3 - 3.5 mm. Hal ini
berlangsung dalam waktu 5 minggu.
Tingkat serangan Argulus sangat tergantung pada ukuran ikan dan
jumlah individu parasit yang menyerang. Meskipun demikian, sering
tidak menimbulkan ancaman kematian pada ikan yang bersangkutan.
Akan tetapi luka yang ditimbulkannya dapat menjadi rentan fterhadap
serangan jamur dan bakteri.
Pada serangan yang sangat parah ikan dapat kehilangan banyak
darah, atau juga mengalami stres osmotik akibat luka-luka yang
menganga sehingga tidak tertutup kemungkinan pada serangan yang
sangat parah dapat menyebabkan kematian. Argulus diketahui dapat
pula menjadi vektor penyakit lainnya.
Tanda-tanda Serangan
Argulus melukai kulit dalam rangka mendapatkan darah korbannya
sehingga sering menimbulkan memar merah pada bekas "gigitannya".
Selain dengan tanda ini, kehadiran parasit itu sendiri dapat mudah
dilihat dengan mata telanjang berupa mahluk transparan berbentuk
bulat mendatar dengan diameter 5 - 12 mm. Sepasang bintik mata
dapat dilihat dibagian kepalanya.
-
Argulus sp Argulus sp betina Argulus sp jantan
Ikan yang terjangkit akan menjadi gelisah, meluncur kesana
kemari, atau terkadang melompat keluar dari permukaan air; serta
menggosokan badannya pada dasar akuarium atau dekorasi dan benda
lainnya. Serangan yang parah bisa menyebabkan ikan manjadi malas ,
kehilangan nafsu makan, dan warna beruabah mejadi opak sebagai
akibat produksi lendir yang berlebihan.
Penyebab
Argulus sp masuk kedalam budidaya ikan pada umumnya melalui
pakan hidup yang berasal dari hewan akuatik. Karantina pakan hidup
dengan baik sebelum diberikan pada ikan adalah cara yang paling
baik untuk menghindari terjadinya serangan parasit kutu jarum.
Benih ikan atau ikan liar yang masuk dapat menjadi sebagai carrier
(pembawa bibit parasit), selain itu peralatan yang terkontaminasi
parasite.
2. Lernae sp
Kutu jarum, atau kutu jangkar merupakan parasit ikan berukuran
besar yang sering menyerang ikan. Kutu ini pada umumnya lebih
sering menyerang ikan yang dipelihara di kolam dibandingkan dengan
di akuarium. Disebut sebagai kutu jarum karena penampilannya
sepintas mirip sebuah jarum yang menancap pada tubuh ikan
terserang. Sedangkan disebut sebagai kutu jangkar, karena hewan ini
menancapkan kepalanya kedalam tubuh ikan dengan menggunakan semacam
perangkat mirip jangkar. Meskipun disebut sebagai "kutu" hewan ini
sebenarnya tarmasuk dalam kelompok udang-udangan. Setidaknya telah
dikenal 10 spesies dari kutu jarum, dari kesepuluh jenis ini Lernae
cyprinacea merupakan jenis yang biasa ditemukan, khususnya, di
daerah tropis seperti Indonesia.
-
Lernae cyprinacea betina
Kutu jarum mempunyai siklus hidup langsung tanpa inang
perantara. Kutu jantan dan betina akan berpasangan pada permukaan
tubuh ikan. Meskipun demikian hanya kutu betina saja yang kemudian
menjadi parasit. Kutu jantan akan mati setelah mereka kawin. Kutu
betina akan menancapkan kepalanya kedalam jaringan tubuh ikan
dengan bantuan alat berbentuk jangkar sehingga dia bisa menempelkan
dirinya dengan ketat pada tubuh ikan yang diinfeksinya. Hewan ini
selanjutnya akan menyerap darah dan memakan bagian-bagian sel
ikan.
Serangan Lernae cyprinacea pada guppy
Penyebab
Kutu jarum masuk kedalam budidaya ikan pada umumnya melalui
pakan hidup yang berasal dari hewan akuatik. Salah satu hewan yang
diketahui dapat membawa parasit ini adalah katak. Untuk itu
pastikan bahwa katak yang akan dijadikan pakan telah terbebas dari
parasit ini. Hewan air lain yang ditangkap langsung dari alam, juga
beresiko membawa bibit parasit kutu jarum. Karantina pakan hidup
dengan baik sebelum diberikan pada ikan adalah cara yang paling
baik untuk menghindari terjadinya serangan parasit kutu jarum.
B. Parasit oleh Jamur, Infeksi Jamur
Infeksi jamur pada ikan biasanya disebabkan oleh jamur dari
genus Spaprolegnia dan Achyla. Pada saat ini, dengan banyaknya
fungisida (obat anti jamur), maka serangan jamur sedikit banyak
akan dapat ditangani dengan lebih mudah.
Beberapa jamur diketahui juga menyerang bagian dalam jaringan
tubuh ikan. Icththyophonus, misalnya diketahui sebagai jamur
sistemik yang menyerang ikan. Icththyophonus dapat menginfeksi
bagian organ tubuh ikan dan menimbulkan gupalan (nodul) yang mirip
seperti terjadi pada kasus TBC ikan. Untuk serangan jamur sistemik
ini belum tersedia obat yang dijual secara komersial. Meskipun
demikian, perendaman dengan Malachite Green diketahui dapat
menyembuhkan serangan jamur sistemik.
-
Penyebab
Jamur biasanya hanya akan menyerang jaringan luar tubuh ikan
yang rusak sebagai akibat luka atau penyakit lain, selanjutnya
dapat pula menyebar pada jaringan sehat lainnya. Secara alamiah
jamur akan menyerang telur-telur yang tidak subur (mati). Meskipun
demikian, tidak tertutup kemungkian jamur ini pun akan meyebar dan
menyerang telur-telur subur (sehat). Telur dari hampir semua jenis
ikan, secara umum, rentan terhadap serangan jamur. Tingkat
kerentanannya bervariasi tergantung pada spesies ikannya. Beberapa
diantaranya malah diketahui dapat memproduksi telur yang tahan
terhadap infeksi jamur. Ikan-ikan berusia tua diketahui sangat
rentan terhadap infeksi jamur.
Serangan jamur biasanya berkaitan dengan kondisi kualitas air
yang buruk, seperti sirkulasi air rendah, kadar oksigen terlarut
rendah, atau kadar amonia tinggi, dan kadar bahan organik tinggi.
Jamur dapat pula masuk ke system budidaya melalui pakan maupun
peralatan yang terkontaminasi jamur
Jamur dapat pula masuk ke system budidaya melalui pakan maupun
peralatan yang terkontaminasi jamur
1. Saprolegnia.
Saprolegnia merupakan genus jamur yang termasuk dalam kelas
Oomycetes. Dalam akuarium, jamur ini kerap dipakai sebagai nama
umum untuk serangan jamur yang menyerupai kapas pada permukaan
tubuh ikan. Pada kenyataannya banyak genus dari Oomycetes yang
dapat menyebabkan infeksi jamur pada ikan, diantaranya adalah
Achyla.
Saprolegnia atau dikenal juga sebagai "water molds" dapat
menyerang ikan dan juga telur ikan. Mereka umum dijumpai pada air
tawar maupun air payau. Jamur ini dapat tumbuh pada selang suhu 0 -
35 C, dengan selang pertumbuhan optimal 15 - 30 C.
Tanda-tanda penyakit
Kehadiran Saprolegnia biasanya ditandai dengan munculnya "benda"
seperti kapas, berwarna putih, terkadang dengan kombinasi kelabu
dan coklat, pada kulit, sirip, insang, mata atau telur ikan.
Apabila anda sempat melihatnya di bawah mikroskop maka akan tampak
jamur ini seperti sebuah pohon yang bercabang-cabang.
Kehadiran Saproglegnia sering pula disertai dengan kahadiran
infeksi bakteri Columnaris, atau parasit eksernal lainnya.
Pencegahan dan Perawatan
Serangan Saprolegnia dapat dihindari dengan melakukan perawatan
yang baik terhadap kondisi akuarium, terutama dengan menjaga
kualitas air selalu dalam kondisi optimal, hindari pemeliharaan
ikan dengan kepadatan tinggi untuk mencegah terjadinya luka, dan
selalu menjaga ikan agar mendapat gizi yang memadai. Apabila gejala
serangan Saprolegnia ditemukan, segera lakukan evaluasi kualitas
air akuarium
-
anda dan lakukan koreksi yang diperlukan. Apabila kondisi
serangan pada ikan parah, lakukan pengobatan. Selain dengan
fungisida khusus ikan, perlakuan dengan PK, formalin dan povidone
iodine dapat pula mengobati serangan Saprolegnia.
2. Branchiomycosis
Branchiomyces demigrans atau "Gill Rot (busuk insang)"
disebabkan oleh jamur Branchiomyces sanguinis and Branchiomyces
demigrans . Spesies jamur ini biasanya dijumpai pada ikan yang
mengalami stres lingkungan, seperti pH rendah (5.8 -6.5), kandungan
oksigen rendah atau pertumbuhan algae yang berlebih dalam akuarium,
Branchiomyces sp.tumbuh pada temperatur 14 - 35C , pertumbuhan
optimal biasanya terjadi pada selang suhu 25 - 31C. Penyebab utama
infeksi biasanya adalah spora jamur yang terbawa air dan kotoran
pada dasar akuarium.
Tanda-tanda Penyakit
Branchiomyces sanguinis dan B. demigrans pada umumnya menyerang
insang ikan. Ikan yang terjangkit akan menunjukkan gejala bernafas
dengan tersengal-sengal dipermukaan air dan malas. Insang tampak
mengeras dan berwarna pucat, khususnya pada daerah yang terjangkit.
Pengamatan dibawah mikroskop akan sangat membantu mengenali
serangan jamur ini. Apabila bagian jaringan yang terserang mati dan
lepas, maka spora jamur akan ikut terbebas dan masuk kedalam air
sehingga akan memungkinkan untuk menyerang ikan lainnya.
Pencegahan dan Perawatan
Usaha pencegahan merupakan cara yang sangat disarankan untuk
mengontrol serangan jamur ini. Pengelolaan lingkungan akuarium yang
baik akan menciptakan kondisi yang tidak disukai oleh jamur
tersebut untuk tumbuh.
Apabila penyakit telah terlanjur berjangkit, segera lakukan
isolasi. Formalin dan Copper Sulfat diketahui dapat mencegah
kematian akibat infekasi Branchiomycosis. Akuarium yang terjangkit
hendaknya segera dikuras, dan dikeringkan serta lakukakan tindakan
sterilisasi. Apabila hal ini menyerang ikan dalam kolam, keringkan
kolam dan berikan perlakuan dengan kalsium oksida.
3. Icthyophonus
Icthyophonus disebabkan oleh jamur Icthyophonus hoferi . Jamur
ini tumbuh baik pada air tawar maupun air asin (laut). Meskipun
demikian, biasanya serangan jamur ini hanya akan terjadi pada air
dingin 2 - 20 C. Penyebaran Icthyophonus berlangsung melalu kista
yang terbawa kotoran ikan atau akibat kanibalisme terhadap ikan
yang terjangkit.
Tanda-tanda penyakit
Sebaran penyakit biasanya berlangsung melalui pencernaan, yaitu
melalui spora yang termakan. Oleh karena itu, ikan yang terserang
ringan sampai sedang biasanya tidak menunjukkan gejala penyakit.
Pada kasus serangan berat, kulit ikan tampak berubah kasar seperti
amplas. Hal ini disebabkan terjadinya infeksi dibagian bawah kulit
dan
-
jaringan otot. Ikan dapat pula menunjukkan gejala pembengkokan
tulang. Bagian dalam ikan akan pada umumnya tampak membengkak
disertai dengan luka-luka berwarna kelabu-putih.
Pencegahan dan Perawatan
Tidak ada pengobatan yang bisa dilakukan terhadap penyakit ini,
ikan biasanya akan menjadi carrier sepanjang hidupnya. Pencegahan
adalah satu-satunya cara untuk menghindari serangan penyakit
Icthyophonus. Pencegahan dapat dilakukan dengan tidak memberikan
ikan mentah atau produk ikan mentah pada ikan, kecuali diyakini
bahwa pakan ini terbebas dari Icthyophonus hoferi. Memasak terlebih
dahulu pakan tersebuti dapat membantu menghilangkan jamur infektif
yang terkandung. Apabila Icthyophonus ditemukan pada ikan anda,
maka disarankan untuk segera memusnahkan ikan tersebut. Selanjutnya
lakukan sterilisasi pada akuarium yang bersangkutan, termasuk
filter dan peralatan lainnya. Apabila hal ini menyerang ikan dalam
kolam, dan kolam memiliki dasar pasir atau lumpur maka akan
diperlukan pengeringan kolam selama berbulan-bulan untuk
menghilangkan jamur tersebut.
Anti Jamur (Fungisida)
Berbagai produk anti jamur untuk akurium relatif banyak
ditemukan di toko-toko akuarium. Pada umumnya produk ini merupakan
produk untuk pengobatan dengan perlakuan perendaman dalam jangka
panjang. Beberapa anti jamur tersebut juga dapat digunakan untuk
mencegah serangan jamur pada telur ikan. Beberapa anti jamur yang
mengandung phenoxyethanold apat pula digunakan untuk mengobati
infeksi bakteri eksternal.
Metil biru merupakan salah satu bahan kimia yang umum digunakan
sebagai anti jamur. Selain itu, garam juga diketahui efektif dalam
mengobati akibat serangan jamur. Gentian Violet diketahui sangat
membantu dalam mengatasi serangan jamur melalui pengobatan lokal di
daerah yang terinfeksi jamur ringan.
Penggunaan anti jamur sebagai kuratif rutin, atau sebagai
profilaktik sebaiknya dihindarkan. Penggunaan anti jamur dalam
jangka panjang dan secara terus menerus dapat menimbulkan efek yang
berbahaya. Olah karena itu, penggunaan anti jamur ini untuk hal-hal
yang tidak perlu atau hal-hal yang sebenarnya dapat dihindari
sebaiknya tidak dilakukan.
Tanda Serangan
Telur yang diserang jamur biasanya akan tampak diselimuti oleh
bentukan-bentukan menyerupai benang yang dikenal sebagai hifa jamur
berwarna putih. " Benang-benang" ini sampai batas tertentu dapa
dilihat dengan bantuan sebuah kaca pembesar.
Pada jenis ikan yang telurnya menggerombol, seperti pada cichlid
yang menempelkan telurnya pada substrat, jamur akan sangat mudah
menyebar dari telur yang mati ke telur yang sehat. Kondisi
demikian, pada akhirnya akan dapat menghancurkan seluruh populasi
telur tersebut.
-
Sering disalahartikan bahwa telur-telur yang berwarna putih atau
opak adalah telur yang berjamur meskipun tidak dijumpai adanya
hifa. Hal ini tentu saja tidak tepat. Pada dasarnya beberapa buah
telur bisa saja berwarna putih pada saat dikeluarkan. Telur
transparan yang tidak subur baru akan berubah menjadi puthih dalam
waktu 24 jam, tapi jamur tidak akan segera menginfeksinya. Infeksi
jamur baru akan terjadi setelah beberapa saat kemudian.
Kontrol dan Perlakuan
Pada jenis ikan yang mengasuh anaknya, seperti cichlid, induk
ikan secara teratur akan menyingkirkan telur yang mati sebelum
telur-telur tersebut berjamur, dengan demikian, telur-telur lain
yang subur akan dapat terjaga dari infeksi jamur. Dalam beberapa
kasus, akuaris, harus ikut campur dalam menyingkirkan telur mati
tersebut dengan menggunakan pipet, jarum atau pinset kecil.
Apabila telur ikan diinkubasikan secara terpisah. Maka usaha
pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan perlakuan perendaman
jangka panjang dengan menggunakn metil biru (methylenene blue)
dengan dosis 2 ppm. Pada telur-telur ikan yang memiliki masa
inkubasi lebih dari 4 hari, maka pemberian metil biru perlu diulang
setiap 2 atau 3 hari. Perhatian: Metil biru dapat membahayakan
filter biologi.
C. Parasite Oleh Protozoa
1. Cryptocaryon irritans
Penyakit white spot tidak hanya "dimiliki" oleh akurium air
tawar, akan tetapi juga "dimiliki" oleh akuarium laut. Berbeda
halnya dengan white spot pada air tawar, pada lingkungan laut white
spot disebabkan oleh protozoa berbulu getar bernama Cryptocaryon
irritans. Parasit ini biasanya masuk kedalam lingkungan akuarium
melalui ikan-ikan yang terinfeksi atau bahan-bahan lain yang telah
terkontaminasi. Penampakan penyakit ini, secara umum, mirip dengan
white spot pada air tawar.
Siklus Hidup.
Siklus hiudp Cryptocaryon termasuk sederhana. Mahluk ini
merupakan parasit sejati, artinya dia tidak akan bisa hibup apabila
dalam selang waktu tertentu tidak mendapatkan ikan sebagai
inangnya.
Cryptocaryon hidup pada kulit dan insang ikan selama 7 hari,
pada suhu air 24 - 27 C. Fase hidup dalam tubuh ikan ini disebut
sebagai trophont. Ukurannya berkisar antara 60 - 370 mikron.
Setelah dewasa, parasit ini akan meninggalkan tubuh ikan dan masuk
dalam lingkungan air sebagai sebuah sel tunggal besar bernama
tomont. Tomont akan berenang dalam air selama 12 - 18 jam.
Selanjutnya membantuk kista dengan dinding lengket sehingga
memungkinkannya melekat pada benda-benda yang berada dalam
akuarium, seperti batu karang, koram, atau kaca. Kista ini
berukuran 200 - 400 mikron.
-
Siklus Hidup Cryptocoryon
Sel didalam kista kemudian membelah diri dan menghasilkan 200
parasit yang disebut tomite. Proses pembelahan sel tersebut
berlangsung sekitar 3 - 28 hari. Masing-masing sel hasil pembelahan
ini berukuran 25 - 60 mikron. Setiap sel akan membentuk bulu getar
yang selanjutnya akan menembus kulit kista dan berenang dalam air.
Parasit pada fase ini disebut sebagai theront. Dengan ukuran
sedemikian kecil theront tidak akan dapat dilihat dengan mudah
dengan mata telanjang.
Theront hanya hidup beberapa jam saja dalam air apabila tidak
mendapatkan ikan sebagai inangnya. Begitu mendapatkan ikan, theront
dalam waktu 5 menit akan membenamkan dirinya pada kulit dan insang,
kemudian hidup dan tumbuh disana.
Secara umum, pada temperatur air yang lebih tinggi siklus hidup
Cryptocaryon akan berlangsung dalam periode lebih cepat
dibandingkan bila berada pada temperatur normal.
Penyebab
Theront hanya hidup beberapa jam saja dalam air apabila tidak
mendapatkan ikan sebagai inangnya. Begitu mendapatkan ikan, theront
dalam waktu 5 menit akan membenamkan dirinya pada kulit dan insang,
kemudian hidup dan tumbuh disana.
Secara umum, pada temperatur air yang lebih tinggi siklus hidup
Cryptocaryon akan berlangsung dalam periode lebih cepat
dibandingkan bila berada pada temperatur normal.
Cryptocaryon dapat masuk kedalam sistem budidaya melalui ikan
yang terjangkit, atau melalui air yang mengandung parasit pada fase
berenang. Tanaman air dan pakan hidup dapat pula menjadi perantara
white spot terutama apabila lingkungan hidup tanaman dan pakan
hidup tersebut telah terjangkit protozoa sebelumnya.
-
Perlakuan
Seperti halnya pada white spot air tawar, perlakuan pada
crytocaryon juga dilakukan dengan tujuan utama memutus siklus hidup
parasit. Pada saat berada dalam kulit ikan, Cryptocaryion akan
sulit dicapai, oleh karena itu, perlakuan sering di arahkan pada
fase-fase hidup mereka diluar tubuh ikan.
Pertumbuhan Cryptocaryon dalam tubuh ikan sangat bervariasi,
sehingga perlakuan perlu dilakukan berulang kali untuk
mangantisipasi Cryptocaryion yang masih tertinggal didalam kulit
ikan selama perlakuan dilakukan. Beberapa perlakuan yand dapat
dilakukan adalah:
Penggantian Air:
Penggantian air akan dapat membantu menghilangkan
parasit-parasit yang berada pada fase berenang. Meskipun demikian
perlakuan ini saja tidak akan efektif karena parasit pada fase
melekat dan yang berada dalam tubuh ikan tidak akan ikut terbuang.
Oleh karena itu perlakuan perlu dilakukan berulang kali yaitu
dengan melakukan penggantian air secara menyeluruh setiap hari,
selama 3 - 4 minggu. Tidak praktis memang dan diperlukan
kesabaran.
Filter Ultra Violet:
Parasit dapat pula dihilangkan dengan malalukan air akuarium
pada filter ultra violet. Parasit pada fase berenang akan dapat
dimusnahkan asal dosis sinar yang diberikan memadai, yaitu 91.900
mikrowatt/detik/cm persegi. perlakuan ini efektif bila dilakukan
pada periode tertentu sehingga seluruh parasit hilang.
Perlakuan Kimia:
Formalin dengan dosis 25 ppm diketahui efektif dalam
menghilangkan Cryptocaryon. Perlakuan diberikan setiap 2 hari
sekali selama 2 minggu dan air diganti seluruhnya diantara selang
pemberian.
Tembaga (copper) merupakan perlakuan kimia yang sering
dilakukan. Bahan ini dapat disiapkan dengan melarutkan 1 gram
tembaga sulfat (terusi) + 2 gram, metilen biru dan 0.25 gram asam
sitrat dalam 1 liter air suling. Perlakuan dilakukan dengan
memberikan 12.5 ml larutan tersebut untuk setiap 10 liter air.
Perlakuan diulang pada hari ke 4 dan ke 8 dengan dosis setengahnya.
Pada saat perlakuan, apabila anda menggunakan arang aktif pada
filter anda maka arang tersebut harus diangkat terlebih
dahulu.Perlu diperhatikan bahwa tembaga sangat bersifat racun bagi
invertebrata. Oleh karena itu, tidak dianjurkan dilakukan apabila
dalam akuarium anda terdapat invertebrata. Untuk hal demikian
perlakuan harus dilakukan di tempat lain.
Pencegahan.
Untuk mencegah berjangkitnya white spot pada akuarium laut dapat
dilakukan diantaranya adalah dengan membeli ikan pada pedagang yang
dapat dipercaya.
-
Disamping itu, lakukan karantina ikan selama 2 - 3 minggu
sebelum ikan-ikan baru tersebut dimasukan ke dalam akuarium
utama.
2. Ichtyophtyrius sp
White spot atau dikenal juga sebagai penyakit "ich" merupakan
penyakit ikan yang disebabkan oleh parasit Ichtyophtyrius sp.
Penyakit ini umum dijumpai pada hampir seluruh spesies ikan. Secara
potensial white spot dapat berakibat mematikan. Penyakit ini
ditandai dengan munculnya bintik-bintik putih di sekujur tubuh dan
juga sirip.
Inang white spot yang bervariasi, siklus hidupnya serta caranya
meperbanyak diri dalam akuarium memegang peranan penting terhadap
berjangkitnya penyakit tersebut.
Tanda-tanda Penyakit
Siklus hidup white spot terdiri dari beberapa tahap, tahapan
tesebut secara umum dapat dibagi dua yaitu tahapan infektif dan
tahapan tidak infektif (sebagai "mahluk" yang hidup bebas di dalam
air atau dikenal sebagai fase berenang) (lihat gambar).
Siklus hidup Ichtyophtyrius sp.
Gejala klinis white spot merupakan akibat dari bentuk tahapan
sisklus infektif. Ujud dari "white spot" pada tahapan infektif ini
dikenal sebagai Trophont. Trophont hidup dalam lapisan epidermis
kulit, insang atau rongga mulut. Oleh karena itu, julukan white
spot sebagai ektoparasit dirasa kurang tepat, karena sebenarnya
mereka hidup dilapisan dalam kulit, berdekatan dengan lapisan basal
lamina. Meskipun demikian parasit ini tidak sampai menyerang
lapisan di bawahnya atau organ dalam lainnya.
Ikan-ikan yang terjangkit akan menunjukkan penampakan berupa
bintik-bintik putih pada sirip, tubuh, insang atau mulut.
Masing-masing bintik ini sebenarnya adalah individu parasit yang
diselimuti oleh lapisan semi transparan dari jaringan tubuh ikan.
Pada awal perkembangannya bintik tersebut tidak akan bisa dilihat
dengan mata. Tapi pada saat parasit tersebut makan, tumbuh dan
membesar, sehingga bisa mencapai 0.5-1 mm, bintik tersebut dapat
dengan mudah dikenali. Pada kasus berat beberapa individu dapat
dijumpai bergerombol pada tempat yang sama.
-
Ikan yang terjangkit ringan sering dijumpai menggosok-gosokan
tubuhnya pada benda-benda lain di dalam akuarium sebagai respon
terhadap terjadinya iritasi pada kulit mereka. Sedangkan ikan yang
terjangkit berat dapat mengalami kematian sebagai akibat
terganggunya sistem pengaturan osmotik ikan, akibat gangguan
pernapasan, atau akibat infeksi sekunder. Ikan berukuran kecil dan
burayak dapat mengalami kematian setelah beberapa hari terjangkit
berat.
Ikan yang terjangkit berat akan menunjukkan perilaku abnormal
dan disertai dengan perubahan fisiologis. Mereka akan tampak
gelisah atau meluncur kesana kemari dengan cepat dan siripnya
tampak bergetar ( mungkin sebagai akibat terjadinya iritasi pada
sirip tersebut). pada ikan yang terjangkit sangat parah, mereka
akan tampak lesu, atau terapung di permukaan. Kulitnya berubah
menjadi pucat dan mengelupas. sirip tampak robek-robek dan
compang-camping. Insang juga tampak memucat. Terjadinya kerusakan
pada kulit dan insang ini akan memicu ikan menglami stres osmotik
dan stres pernapasan. Stres pernapasan ditunjukkan dengan
pergerakan tutup insang yang cepat (megap-megap) dan ikan tampak
mengapung di permukaan dalam usahanya untuk mendapatkan oksigen
lebih banyak. Apabila ini terjadi peluang ikan untuk dapat
disembuhkan akan relatif sangat kecil.
Penyebab.
White spot disebabkan oleh parasit yang diberi nama:
Ichtyophtirius multifilis. Parasit ini diketahui terdiri dari
beberapa strain. Ichtyophtirius multifilis memiliki selang
toleransi suhu lebar, oleh karena itu, penyakit white spot dapat
dijumpai baik pada ikan-ikan yang hidup di air dingin maupun yang
hidup di daerah tropis.
White spot dapat masuk kedalam sistem akuarium melalui ikan yang
terjangkit, atau melalui air yang mengandung parasit pada fase
berenang. Tanaman air dan pakan hidup dapat pula menjadi perantara
white spot terutama apabila lingkungan hidup tanaman dan pakan
hidup tersebut telah terjangkit white spot sebelumnya.
Air ledeng berkualitas baik jarang menjadi media penyebaran
white spot. Diketahui bahwa fase berenang white spot hanya dapat
bertahan hidup selama beberapa jam saja sebelum harus menempel pada
inangnya. Oleh karena itu, biasanya mereka akan mati selama proses
pengolahan air.
Pencegahan dan Perawatan Tindakan karantina terhadap penghuni
akuarium baru merupakan tindakan pencegahan yang sangat dianjurkan
dalam menghindari berjangkitnya white spot. Pada dasarnya white
spot termasuk mudah dihilangkan apabila diketahui secara dini.
Berbagai produk anti white spot banyak dijumpai di toko-toko
akuarium. Produk ini biasanya terdiri dari senyawa-senyawa kimia
seperti metil biru, malachite green, dan atau formalin. Meskipun
demikian, ketiga senyawa itu tidak akan mampu menghancurkan fase
infektif yang hidup di dalam tubuh kulit ikan. Oleh karena itu,
pemberian bahan ini harus dilakukan berulang-ulang untuk
menghilangkan white spot secara menyeluruh dari akurium. Perlu
diperhatikan bahwa spesies ikan tertentu, khususnya yang tidak
bersisik diketahui sangat tidak toleran terhadap produk-produk anti
white spot, oleh
-
karena itu, perhatikan cara pemberian obat-obatan tersebut pada
kemasannya dengan baik Perlakuan perendaman dengan garam dalam
jangka panjang (selama 7 hari pada dosis 2ppt(part per thousand))
diketahui dapat menghilangkan white spot . Perlakuan ini hanya
dapat dilakukan pada ikan-ikan yang tahan terhadap garam. Akuarium
sendiri dapat dibersihkan dari white spot dengan cara memindahkan
selurah ikan dari akuarium tersebut. Pada lingkungan tanpa ikan
sebagai inang, fase berenang dari whte spot akan mati dengan
sendirinya. Pada akuarium dengan suhu diatas 21C, akuarium akan
terbebas dari white spot setelah dibiarkan selama 4 hari. Akan
lebih aman lagi apabila akuarium tersebut dibiarkan selama 7 hari.
Semua peralatan akuarium juga akan terbebas dari white spot setelah
dibiarkan selama 7 hari. Radiasi dengan sinar ultra violet dapat
pula membantu mengurangi populasi white spot. Ikan yang lolos dari
serangan white spot diketahui akan memiliki kekebalan terhadap
penyakit tersebut. Kekebalan ini dapat bertahan selama beberapa
minggu atau beberapa bulan. Meskipun demikian ketahanan ini dapat
menurun apabila ikan yang bersangkutan mengalami stres atau
terjangkit penyakit lain. Pada suatu serangan white spot sering
dijumpai ada ikan dari jenis yang sama tidak terjangkit oleh white
spot tersebut sama sekali. Hal ini merupakan salah satu petunjuk
adanya fungsi kekebalan tadi. Setiap jenis ikan memiliki tingkat
kerentanan yang berbeda terhadap white spot. Dari sekian banyak
spesies yang ada Botia macracantha merupakan salah satu spesies
yang sangat rentan terhadap white spot.
Gejala "white spot" ditandaidengan munculnya bintik-bintik putih
di sekujur
3. Hexamita
Hexamita merupakan parasit protozoa yang sering menyerang ikan
dari famili cichlidae. Penyakit ini boleh dikatakan sebagai
penyakit "bawaan" karena protozoa hexamita selalu dijumpai pada
sistem pencernaan cichlid. Hexamita diketahui gampang berpindah
dari satu cichlid ke cichlid yang lain.
Tanda-tanda Penyakit
Ikan mengeluarkan kotoran berwarna putih (berak kapur),
kadang-kadang diikuti oleh pelebaran pori-pori sensor di kepala dan
gurat sisi. (Pelebaran pori-pori ini kerap menimbulkan kesan
berlubang sehingga sering disebut sebagai penyakit Hole In The
Head. Lubang tersebut biasanya akan terisi lendir berwarna putih.
Warna ikan akan
-
cenderung menjadi gelap dan kehilangan nafsu makan. Biasanya
diikuti juga oleh gejala perut kembung, namun tidak jarang juga
ditemui gejala badan kurus.
Penyebab
Hexamita disebabkan oleh protozoa berflagel (falgellata) dari
genus Hexamita. Dalam kondisi normal parasit ini kerap dijumpai
dalam jumlah kecil pada sistem pencernaan cichlid, pada keadaan
tersebut hexamita tidak membahayakan ikan yang bersangkutan.
Meskipun demikian, apabila kondisi ikan kemudian menjadi lemah,
seperti akibat stress, maka parasit tersebut akan segara
menggandakan diri dengan cepat dan memasuki sistem ikan. Apabila
mereka memasuki pori-pori sensor yang terletak dikepala, maka pada
lokasi tersebut akan terbentuk lubang yang terisi lendir berwarna
putih. Kematian dapat terjadi apabila infeksi hexamita ini sampai
menyerang organ-organ vital ikan dan menyebabkan kerusakan fatal
pada organ tersebut.
Infeksi hexamita dapat diperburuk dengan kehadiran infeksi lain
seperti yang disebabkan oleh Aeromonas dan bakteri lainnya.
Hexamita merupakan protozoa bercambuk getar (flagel) dengan
ukuran 7- 15 micron.
Contoh pori sensor yang tererosi oleh hexamita pada kepala ikan
Microgeophagus altispinous.
-
D. Parasit Golongan Cacing. 1. Class Monogenea
Cacing Dactylogyrus menyerang insang Cacing Gyrodactylus
menyerang kulit.
Tanda - tanda :
Insang ikan rusak, luka dan timbul perdarahan. Sirip ikan
menguncup, bahkan kadang terjadi kerontokan pada sirip ekor. Ikan
menggosok-gosokkan badannya ke dasar kolam atau benda keras
lainnya. Kulit menjadi berlendir dan berwarna pucat.
Gambar Cacing Dactylogyrus menyerang insang dan Cacing
Gyrodactylus menyerang kulit.
Penyebab
Perpindahan secara langsung cacing monogenea dari ikan ke ikan
terutama oleh kontak langsung. Monogenea mempunyai siklus hidup
secara direct life cycles, yang berarti bahwa tidak ada inang
intermediate diperlukan untuk ber-reproduksi. Cacing dewasa adalah
hermaphroditic, yang berarti bahwa masing-masing organisma
mempunyai 2 alat reproduksi (jantan dan betina).
Gambar. Monogenea dewasa pada insang untuk bereproduksi secara
direct life cycle
Oviparous Monogenea ( yaitu., Dactylogyridae) telur dilepaskan
kedalam air kemudian menetas dan berkembang sebelum menemukan inang
baru. Viviparous monogenea ( yaitu., Gyrodactylidae) telur telah
menetas jadi larva, sebelum dilepaskan. Kemudian larva tersebut
langsung menempel pada inang yang sama atau
-
lepas mencari inang baru, Siklus hidup yang secara langsung ini
(direct life cycle ) dapat mempercepat tumbuhnya populasi parasit
tersebut.
2. Capillaria
Capillaria adalah nama jenis cacing dari genus nematoda. Cacing
ini merupakan parasit pada sistem pencernaan dan juga pada hati
ikan. Capillaria diketahui kerap menyerang ikan Diskus (Symphysodon
spp) dan Angelfish (Pterophyllum spp).
Tanda-tanda penyakit
Pada infestasi ringan capillaria sering tidak menimbulkan
gejala-gejala yang berarti. Sedangkan pada infestasi berat biasanya
ditandai dengan gejala "emaciation" atau badan kurus, kehilangan
nafsu makan, mengeluarkan kotoran berwarna putih dan tipis, atau
kotoran dengan warna berselang-seling antara gelap (hitam) dan
terang (putih).
Pada ikan mati, kehadiran cacing ini dapat diketahui dengan
melakukan pembedahan dan pengamatan pada isi perut ikan tersebut.
Capillaria pada umumnya memilki panjang antara 0.5 sampai 2 cm
dengan diameter kurang lebih seukuran dengan rambut. Pada ikan
hidup pengamatan dapat dilakukan pada kotoran ikan dibawah
mikroskop, dengan mengamati telur Capillaria yang biasanya akan
turut serta terbawa kotoran ikan yang bersangkutan.
Penyebab
Kehadiran Capillaria biasanya disebabkan oleh penularan dari
ikan lain yang telah terinfeksi sebelumnya. Capillaria tidak
memerlukan inang tertentu, sehingga infeksi hanya bisa dilakukan
oleh ikan lain yang terinfeksi (dari ikan ke ikan).
Tanda-tanda Serangan 1. Saprolegnia.Tanda-tanda
penyakitPencegahan dan Perawatan2. BranchiomycosisTanda-tanda
PenyakitPencegahan dan Perawatan3. IcthyophonusTanda-tanda
penyakitPencegahan dan PerawatanAnti Jamur (Fungisida)Tanda
SeranganKontrol dan PerlakuanC. Parasite Oleh Protozoa1.
Cryptocaryon irritansSiklus Hidup.PenyebabPerlakuanPenggantian
Air:Filter Ultra Violet:Perlakuan Kimia:Pencegahan.2.
Ichtyophtyrius spTanda-tanda PenyakitPenyebab.Pencegahan dan
PerawatanGejala "white spot" ditandaidengan munculnya bintik-bintik
putih di sekujur 3. HexamitaTanda-tanda PenyakitPenyebab2.
Capillaria
Tanda-tanda penyakitPenyebab