Top Banner

of 28

209132567-BPH-Portofolio.doc

Jul 05, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    1/28

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pembesaran kelenjar prostat mempunyai angka morbiditas yang bermakna pada populasi

     pria lanjut usia. Gejalanya merupakan keluhan yang umum dalam bidang bedah urologi.

    Hiperplasia prostat merupakan salah satu masalah kesehatan utama bagi pria diatas usia

    50 tahun dan berperan dalam penurunan kualitas hidup seseorang. Suatu penelitian menyebutkan

     bahwa sepertiga dari pria berusia antara 50 dan 79 tahun mengalami hiperplasia prostat.

    Prevalensi yang pasti di ndonesia belum diketahui tetapi berdasarkan kepustakaan luar 

    negeri diperkirakan semenjak umur 50 tahun !0"#$0" penderita akan memerlukan pengobatan

    untuk prostat hiperplasia. %ang jelas prevalensi sangat tergantung pada golongan umur.

    Sebenarnya perubahan#perubahan kearah terjadinya pembesaran prostat sudah dimulai sejak dini&

    dimulai pada perubahan#perubahan mikroskopoik yang kemudian bermani'estasi menjadi

    kelainan makroskopik (kelenjar membesar) dan kemudian baru mani'es dengan gejala klinik.7

    *erdasarkan angka autopsi perubahan mikroskopik pada prostat sudah dapat ditemukan

     pada usia $0 + ,0 tahun. *ila perubahan mikroskopik ini terus berkembang akan terjadi

     perubahan patologi anatomi. Pada pria usia 50 tahun angka kejadiannya sekitar 50"& dan pada

    usia -0 tahun sekitar -0". Sekitar 50" dari angka tersebut diatas akan menyebabkan gejala dan

    tanda klinik.

    /danya hiperplasia ini akan menyebabkan terjadinya obstruksi saluran kemih dan untuk mengatasi obstruksi ini dapat dilakukan dengan berbagai ara mulai dari tindakan yang paling

    ringan yaitu seara konservati' (non operati') sampai tindakan yang paling berat yaitu operasi.

    1

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    2/28

    BAB II

     ILUSTRASI KASUS

    Pasien berobat ke 1S 234 tanggal 0-#0$#!0!

     6o. 1ekam edik

    ANAMNESIS

    I. Identitas

     6ama 4n. 2

    8sia 5 tahun

    :enis kelamin ;aki#laki

    /lamat :l. H.8mar aja *aru& 3el. Sumur Putri& 3e. 4eluk *etung

    8tara + *andar ;ampung

    /gama slam

    Pekerjaan 4idak bekerja

    Status pernikahan enikah

    Pendidikan S/

    II. Anamnesis

    /namnesis diambil seara autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 09#0!#!0!& jam

    $.$0 urin

     bag. /walnya& pasien buang air keil tidak lanar sejak ! tahun yang lalu. Pasien harus

    menunggu pada permulaan */3& mengedan pada saat */3& alirannya terputus#putus tidak 

    dipengaruhi perubahan posisi& panaran air kening lemah dan menetes pada akhir */3.

    Pasien juga merasa tidak puas setelah */3& sering kening terutama pada malam hari

    terbangun untuk kening& keluhan juga disertai nyeri saat */3& nyeri */3 tidak menjalar.

    2

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    3/28

    */3 berdarah (#)& tidak keruh& */3 keluar pasir (#)& nyeri pinggang (#)& demam (#)&

     penurunan ** (#).

    VI. Ria!at Pen!a"it Dahulu

    1iwayat darah tinggi& asma& penyakit jantung& kening manis disangkal.

    VII. Ria!at Pen!a"it "elua#$a

    1iwayat penyakit 2&asama& hipertensi& penyakit jantung disangkal.

    VIII. Ria!at Kebiasaan

    Pasien tidak suka makan sayur dan buah& serta jarang minum. 6amun& */*

    lanar ?@!#$hari dengan konsistensi normal. inum banyak = - gelas@hari.

    PEMERIKSAAN %ISIK 

    Pemeriksaan 'isik dilakukan pada tanggal 09#0$#!0!& jam $.$0

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    4/28

    • 4idak ditemukan kelainan pada preaurikula de?tra dan sinistra& *entuk aurikula

    de?tra dan sinistra normal& tidak ditemukan kelainan kulit& tidak hiperemis& 4idak 

    ditemukan kelainan pada retroaurikula de?tra dan sinistra

    • 2inding meatus aurikularis de?tra dan sinistra tidak oedem& tidak hipremis

    •  6yeri tekan tragus #@#& 6yeri tekan aurikula #@#& 6yeri tarik aurikula #@#& 6yeri tekan

    retroaurikula #@#

    Hidung

    • 4idak terlihat de'ormitas

    •  6ares anerior sekret #@#& darah #@#& hiperemis #@#

    ulut

    • *entuk mulut normal

    • 4idak ditemukan kelainan kulit daerah perioral

    • *ibir tidak puat& tidak kering&tidak sianosis

    • ;idah tidak kotor& tidak tremor& tidak hiperemis& tidak kering& tidak nampak berak#

     berak 

    • 8vula terletak ditengah& tidak oedem& tidak ada pulsasi& berwarna merah muda&

    Earing tidak hiperemis

    • 4onsila 4#4& tidak hiperemis

    ;eher 

    • *entuk leher tidak tampak ada kelainan& tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid&

    tidak tampak pembesaran 3G*& tidak tampak deviasi trakea

    • 4idak teraba pembesaran kelenjar tiroid& tidak teraba pembesaran 3G* leher& kaku

    kuduk (#)& trakea teraba di tengah& trakeal tug (#)

    • Pada auskultasi tidak terdengar bruit

    IV. Th'#a(

    4hora? /nterior 

    nspeksi

    •  bentuk thora? simetris pada saat statis dan dinamis& tidak ada pernapasan yang

    tertinggal& pernapasan abdominotorakal

    • Pada sela iga tidak terlihat adanya retraksi ataupun bulging

    4idak ditemukan e'louresensi pada kulit dinding dada&• 4idak terdapat kelainan tuang iga dan sternum& 4idak terlihat spider navy

    • tus ordis terlihat pada is 5& m medial linea midlaviularis kiri& pulsasi

    abnormal (#)

    Palpasi

    • Pada palpasi seara umum tidak terdapat nyeri tekan dan tidak teraba benjolan

     pada dinding dada& Gerak na'as simetris

    4

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    5/28

    • Foal 'remitus simetris pada seluruh lapangan paru& 'rition 'remius (#)& thrill (#)

    • 4eraba itus ordis pada is 5& m medial linea midlaviularis kiri & diameter !

    m& kuat denyut ukup

    • /ngulus ostae -0 D

    Perkusi

    • 3edua hemithoraks seara umum terdengar sonor • *atas paru#hepar pada linea midlaviularis kanan is & peranjakan hepar ! jari

    dibawah is

    • *atas kanan bawah paru#jantung pada is 5 linea sternalis kanan& batas kanan

    atas paru#jantung pada is $ linea sternalis kanan

    • *atas paru#lambung pada linea a?ilaris anterior is -

    • *atas kiri paru#jantung pada is 5 linea midaviularis kiri& batas atas kiri paru#

     jatung pada is $ linea parasternalis kiri

    /uskultasi

    • Suara na'as vesikuler& reguler& ronhi #@#& wheeBing#@#

    • *: & *: regular& kekuatan ukup& puntum maksimum pada linea midlaviula

    kiri is 5& murmur (#)& gallop (#)& splitting (#)

    4hora? Posterior 

    nspeksi

    • *entuk simetris saat dinamis dan saat statis

    • tidak terlihat e'louresensi& 4idak terlihat benjolan& 4idak terdapat kelainan

    vertebra

    Palpasi

    gerak napas simetris& vokal 'remitus simetis• 4idak ditemukan nyeri tekan

    Perkusi

    • tidak terdapat nyeri ketuk& Perkusi seara umum terdengar sonor 

    • *atas bawah paru kanan pada is 0& batas bawah paru kiri pada is

    /uskultasi

    • suara na'as vesikuler 

    V. Abd'men

    nspeksi

    • *entuk perut rata& tidak terlihat sagging o' the 'lanks& pinggang tampak simetris

    dari anterior dan posterior 

    • 'louresensi (#)& 4idak terdapat pelebaran vena#vena super'iial

    • 4idak terdapat smilling umbilius

    /uskultasi

    • *ising usus () normal

    • /rterial bruit (#)& venous hum (#)

    Palpasi

    5

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    6/28

    • supel& de'ens muskular umum dan setempat (#)& turgor kulit baik& tidak teraba

    massa

    •  6yeri tekan (#) pada suprapubik 

    • Hepar tidak teraba& ;ien tidak teraba& Fesika 'ellea tidak teraba& murphy sign (#)

    • *allotement #@#& 63 AF/ #@#& 8ndulasi (#)

    Perkusi• Perkusi seara umum terdengar timpani

    • *atas bawah hepar sejajar linea midklavikularis de?tra pada is 7 dan batas atas

    hepar pada is 5 linea midklavikularis de?tra.

    VI. E(t#emitas

    ktremitas atas

    nspeksi

    • 4angan kiri dan kanan simetris& tidak terlihat de'ormitas& tidak terdapat

    e'louresensi& tidak ada ptehiae& tidak terdapat palmar eritem& distribusi rambut

    normal

    • 3uku tidak tampak puat& tidak sianosis& 4idak ditemukan lubbing 'inger

    • 4idak tampak pembengkakan sendi& kedua e?tremitas atas dapat bergerak akti' 

    dan bebas& 4idak ada gerakan involunter& tidak ada tremor 

    Palpasi

    • tidak terdapat nyeri tekan& akral hangat dan kering

    •  pitting oedem (#)

    • kekuatan otot normal 5555 5555

    kstremitas bawah

    nspeksi

    • 4ungkai kiri dan kanan simetris& tidak terlihat de'ormitas& tidak terdapat

    e'louresensi& tidak ada ptehiae& distribusi rambut normal

    • 3uku tidak tampak puat& tidak sianosis& 4idak ditemukan lubbing 'inger

    • 4idak tampak pembengkakan sendi& kedua e?tremitas bawah dapat bergerak akti' 

    dan bebas& 4idak ada gerakan involunter 

    Palpasi

    • tidak terdapat nyeri tekan& akral hangat dan kering

     pitting oedem (#)• kekuatan otot normal

    5555 5555

    STATUS L)KALIS

    Re$i' Sua&ubi"

    6

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    7/28

    • nspeksi 2atar& tidak tampak massa

    • Palpasi 6yeri tekan (#)& tidak teraba massa

    • Perkusi 4impani

    Re$i' *enitalia E"ste#na

    • nspeksi 4idak tampak massa& tidak tampak pembesaran srotum&

    terpasang ateter& produksinya ada& urin berwarna kuning jernih

    • Palpasi 6yeri tekan tidak ada& tidak teraba masa& tidak teraba pengerasan pada

     bagian ventral penis.

    Re$i' Anal

    • nspeksi 4idak tampak massa

    • Palpasi 6yeri tekan tidak ada

    •  Rectal toucher  4onus s'ingter ani ukup& ampula reti tidak kolaps& mukosa

    retum liin. Prostat teraba membesar& polus atas tidak dapat diraba& sulus medianus

    mendatar& kenyal& permukaan liin&tidak nyeri.

    • Sarung tangan Eeses tidak ada& darah tidak ada& lendir tidak ada

    PEMERIKSAAN LAB)RAT)RIUM DAN PENUN+AN*

    ;aboratorium darah

    • G2S ! mg@dl (I ,0 mg@dl)

    • SGJ4 $ u@l (I ,! u@l)

    • SGP4 , u@l (I,7 u@l)

    • 8reum $9 mg@dl (0#,0 mg@dl)

    • 3reatinin &! mg@dl (0&7#&50 mg@dl)

    • Hb 5 g@dl ($#- g@dl)

    • ;eukosit ,00 @mm$ (,500#0000 @mm$)

    • ;2 -5 mm@jam (0#0 mm@jam)

    • 4rombosit $!.000 @mm$ (50000#,00000 @mm$)

    • Ht -"

    • *leeding time !K$0L (K# $K)

    • Alotting time 7K (K# 0K)

    • Protein total &$ g@dl ( g@dl)

    • /bumin ,&5 g@dl ( g@dl)

    7

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    8/28

    • Globulin &- g@dl ( g@dl)

    8rinalisa

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    9/28

    EK*

     6ormal

    R'nt$en th'#a( PA

     6ormal

    DIA*N)SIS KER+A

    Suspek *PH

    DIA*N)SIS BANDIN*

    . 8rolithiasis

    !. S3  

    $. Aa prostat

    REN,ANA PEMERIKSAAN TAMBAHAN8SG abdomen

    PS/

    PENATALAKSANAAN

    • FE2 1; !0 tpm

    • Ganti kateter urin

    • 3onsul Sp.8 (setelah hasil 8SG /bdomen)

    PR)*N)SIS

    /d vitam dubia ad bonam

    /d sanationam dubia ad bonam

    /d 'ungsionam dubia ad bonam

    BAB III

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    10/28

    %)RMAT P)RT)%)LI)

    Kasus

    T'&i" *PH

    Tan$$al /"asus0 9#0$#!0! Pe#sente# dr. /nditta MahraniTan$al esentasi $#,#!0! Pendam&in$ dr. melda .

    Tem&at esentasi 1S 234 *andar ;ampung

    )b!e"ti1 esentasi

    N 3eilmuan N 3eterampilan N Penyegaran N 4injauan pustaka

    N 2iagnostik N anajemen N asalah N stimewa

    N6eonatus N *ayi N /nak N 1emaja N 2ewasa N ;ansia N *umil

    N 2eskripsi laki#laki&5 thn& tak bisa */3 

    N 4ujuan mengatasi *PH

    Bahan bahasan N 4injauan pustaka N 1iset N 3asus N /udit

    ,a#a membahas N 2iskusi NPresentasi dan diskusi N ‐mail N Pos

    Data &asien  6ama 4n.2 6o registrasi

     6ama klinik 1S 234 4elp # 4erda'tar sejak #

    Data utama untu" bahan dis"usi

    . 2iagnosis@ Gambaran 3linis *PH@ retensi urin

    !. 1iwayat Pengobatan pasang kateter di puskesmas

    $. 1iwayat kesehatan@ Penyakit Pasien tidak pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya

    ,. 1iwayat keluarga@ masyarakat tak ada riwayat *PH di keluarga

    5. 1iwayat pekerjaan #

    . ;ain‐lain #

    Da1ta# Pusta"a

    *PH

    . Sjamsuhidajat 1& de :ong

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    11/28

    Sub!e"ti1 

    4n.2&7 tahun tidak bisa */3 sejak -hari S1S& lalu dibawa ke puskesmas untuk dipasang

    kateter urin. ! tahun yang lalu& selalu menunggu pada permulaan buang air keil& mengedan

     pada saat buang air keil& alirannya terputus#putus& panaran air kening lemah dan menetes

     pada akhir kening. Pasien juga merasa tidak puas setelah buang air keil& sering kening

    terutama pada malam hari& nyeri saat */3& nyeri */3 tidak menjalar. */3 berdarah (#)& tidak 

    keruh& */3 keluar pasir (#)& nyeri pinggang (#)& demam (#)& penurunan ** (#).

    )b!e"ti1 

    • Pada pemeriksaan 'isik didapatkan

    Re$i' Sua&ubi"

    • Palpasi 6yeri tekan (#)& tidak teraba massa

    Re$i' *enitalia E"ste#na

    • nspeksi 4idak tampak massa& tidak tampak pembesaran srotum& terpasang

    ateter& produksinya ada& urin berwarna kuning jernih

    Re$i' Anal

    •  Rectal toucher  4onus s'ingter ani ukup& ampula reti tidak kolaps& mukosa retum

    liin. Prostat teraba membesar& polus atas tidak dapat diraba& sulus medianus mendatar&

    kenyal& permukaan liin&tidak nyeri.

    Sarung tangan Eeses tidak ada& darah tidak ada& lendir tidak ada• Pada pemeriksaan penunjang didapatkan

    - ;aboratorium (n)

    - 8rinalisis (n)

    3Assessment4

    Pada pasien terdapat gejala#gejala ;84S yang sesuai dengan kepustakaan *PH antara lain

    hesitansi& panaran urin yang lemah pengosongan buli#buli yang kurang puas& double voiding& air 

    kening menetes& mengedan bila */3& urgensi& 'rekuensi& disuria& dan nokturia. Pada 14 terdapat

    tanda#tanda pembesaran prostat.

     3Plan4

    Dia$n'sis *PH

    Pen$'batan FE2 1; !0 tpm& ganti kateter urin& 3onsul Sp.8 untuk renana prostatektomi

    K'nsultasi 2ijelaskan seara rasional tentang penatalaksanaan yang dilakukan.

    Ru2u"an Pada pasien ini dirujuk ke dokter spesialis urologi

    K'nt#'l

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    12/28

    3egiatan Periode Hasil yang diharapkan

    # dukasi gejala klinis&

    diagnosis&penyebab& 'aktor

    resiko& dan pengobatan serta

    merujuk pasien ke bagian

    Spesialis urologi agar

    mendapatkan penatalaksanaan

    lebih lanjut

    3unjungan ke puskesmas #4imbul kesadaran pasien untuk 

     berobat dan memeriksakan ke

    dokter..

    BAB IV

    TIN+AUAN PUSTAKA

    BENI*N PR)STAT HIPERTR)PH5

    DE%INISI

    *enign Prostate Hypertro'ia (*PH) sebenarnya adalah suatu keadaan dimana kelenjar 

     periuretral prostat mengalami hiperplasia yang akan mendesak jaringan prostat yang asli ke peri'er 

    dan menjadi simpai bedah.

    ANAT)MI

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    13/28

    Prostat merupakan kelenjar berbentuk konus terbalik yang dilapisi oleh kapsul

    'ibromuskuler&yang terletak disebelah in'erior vesika urinaria& mengelilingi bagian proksimal uretra

    (uretra pars prostatika) dan berada disebelah anterior rektum. *entuknya sebesar buah kenari dengan

     berat normal pada orang dewasa kurang lebih !0 gram& dengan jarak basis ke ape? kurang lebih $ m&

    lebar yang paling jauh , m dengan tebal !&5 m.!

    6eal (97) membagi kelenjar prostat dalam beberapa Bona& antara lain adalah Bona

     peri'er& Bona sentral& Bona transisional& Bona 'ibromuskuler anterior& dan Bona periuretral. Sebagian

     besar hiperplasia prostat terdapat pada Bona transisional yang letaknya pro?imal dari spinter e?ternus

    di kedua sisi dari verumontanum dan di Bona periuretral. 3edua Bona tersebut hanya merupakan !"

    dari seluruh volume prostat. Sedangkan pertumbuhan karsinoma prostat berasal dari Bona peri'er.

    Prostat menghasilkan suatu airan yang merupakan salah satu komponen dari airan ejakulat.

    Aairan ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara di uretra posterior untuk kemudian di

    keluarkan bersama airan semen lain pada saat ejakulasi. Folume airan prostat merupakan =!5"

    dari seluruh volume ejakulat.

    Prostat mendapat inervasi otonomik simpatik dan parasimpatik dari pleksus prostatikus.

    Pleksus prostatikus ( pleksus pelvikus ) menerima masukan serabut parasimpatik dari korda spinalis

    S!#, dan simpatik dari nervus hipogastrikus (40#;!). Stimulasi parasimpatik meningkatkan sekresi

    kelenjar pada epitel prostat& sedangkan rangsangan simpatik menyebabkan pengeluaran airan prostat

    ke dalam uretra posterior& seperti pada saat ejakulasi.

    Sistem simpatik memberikan inervasi pada otot polos prostat& kapsula prostat& dan leher buli#

     buli. 2itempat itu banyak terdapat reseptor adrenegika. 1angsangan simpatik menyebabkan

    dipertahankannya tonus otot polos tersebut.

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    14/28

    EPIDEMI)L)*I

    Hiperplasia prostat merupakan penyakit pada pria tua dan jarang ditemukan sebelum usia ,0

    tahun. Prostat normal pada pria mengalami peningkatan ukuran yang lambat dari lahir sampai

     pubertas& waktu itu ada peningkatan epat dalam ukuran& yang kontinyu sampai usia akhir $0#an.

    Pertengahan dasawarsa ke#5& prostat bisa mengalami perubahan hiperplasi.,

    Prevalensi yang pasti di ndonesia belum diketahui tetapi berdasarkan kepustakaan luar negeri

    diperkirakan semenjak umur 50 tahun !0"#$0" penderita akan memerlukan pengobatan untuk 

     prostat hiperplasia. %ang jelas prevalensi sangat tergantung pada golongan umur. Sebenarnya

     perubahan#perubahan kearah terjadinya pembesaran prostat sudah dimulai sejak dini& dimulai pada

     perubahan#perubahan mikroskopoik yang kemudian bermani'estasi menjadi kelainan makroskopik 

    (kelenjar membesar) dan kemudian baru mani'es dengan gejala klinik.7 

    *erdasarkan angka autopsi perubahan mikroskopik pada prostat sudah dapat ditemukan pada

    usia $0 + ,0 tahun. *ila perubahan mikroskopik ini terus berkembang akan terjadi perubahan patologi

    anatomi. Pada pria usia 50 tahun angka kejadiannya sekitar 50"& dan pada usia -0 tahun sekitar -0".

    Sekitar 50" dari angka tersebut diatas akan menyebabkan gejala dan tanda klinik.

    Eti'l'$i6

    tiologi *PH belum pasti& tetapi kemungkinan berhubungan dengan multi'aktor dan

    endokrin. 3elenjar prostat terdiri atas elemen stromal dan epitel. asing#masing atau bahkan

    keduanya dapat berkembang menjadi nodul#nodul hiperplastik dan gejala#gejala yang ada dapat

    diartikan sebagai suatu *PH.

    Hingga sekarang masih belum diketahui seara pasti penyebab terjadinya hiperplasia prostatO

    tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan

    kadar dihidrotestosteron (2H4) dan proses aging.

    *eberapa hipotesis yang di duga sebagai penyebab timbulnya hiperplasia prostat adalah

    . 4eori dihidrotestosteron2H4 adalah metabolit androgen yang sangat penting pada pertumbuhan sel#sel kelenjar prostat.

    2ibentuk dari testosteron yang sangat penting pada pertumbuhan sel#sel kelenjar prostat oleh

    enBim 5a#reduktase dengan bantuan koenBim 6/2PH. 2H4 yang telah terbentuk berkaitan

    dengan reseptor androgen (1/) membentuk kompleks 2H4#1/ pada inti sel dan selanjutnya

    terjadi sintesis protein growth 'ator yang menstimulasi pertumbuhan sel prostat.

    Pada *PH kadar 2H4 tidak jauh berbeda dengan kadarnya pada prostat normal. Hanya saja pada

    *PH& aktivitas enBim 5a#reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banyak. Hal ini

    menyebabkan sel#sel prostat pada *PH lebih sensiti' terhadap 2H4 sehingga replikasi sel lebih

     banyak dibandingkan dengan prostat normal.

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    15/28

    !. 3etidakseimbangan antara estrogen#testosteron

    Pada usia semakin tua kadar testosteron samakin menurun& sedangkan kadar estrogen relati' tetap

    sehingga perbandingan antara estrogen testostron relati' meningkat. strogen di dalam prostat

     berperan dalam terjadinya proli'erasi sel#sel kelenjar prostat dengan ara meningkatkan

    sensiti'itas sel#sel prostat terhadap rangsangan hormon androgen& meningkatkan jumlah reseptor 

    androgen& dan menurunkan jumlah sel#sel prostat (apoptosis). :adi meskipun rangsangan

    terbentuknya sel#sel baru akibat rangsangan testosteron menurun& tapi sel#sel prostat yang telah

    ada mempunyai umur lebih panjang sehingga massa prostat jadi lebih besar.

    $. nteraksi stroma#epitel

    Aunha (97$) membuktikan bahwa di'erensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat seara tidak 

    langsung di kontrol oleh sel#sel stroma melalui suatu mediator (growth 'ator) yang selanjutnya

    mempengaruhi sel#sel stroma sehingga menyebabkan terjadinya proli'erasi sel#sel epitel maupun

    sel#sel stroma.

    ,. *erkurangnya kematian sel prostat

    strogen di duga mampu memperpanjang usia sel#sel prostat& sedangkan 'aktor pertumbuhan

    4GE* berperan pada proses apoptosis.

    5. 4eori sel stem

    Sel stem adalah sel yang mempunyai kemampuan berproli'erasi seara ekstensi'. 4erjadinya *PH

    dipostulasikan sebagai ketidaktepatnya aktivitas sel stem sehingga terjadi produksi yang

     berlebihan sel stroma maupun epitel.

    PAT)%ISI)L)*I6

    Suatu hubungan gejala dapat dikaitkan antara *PH dengan obstruksi dari prostat atau

    terjadinya respon sekunder pada kandung kening saat berkemih. 3omponen obstruksi dapat menjadi

    komponen obstruksi dinamis atau komponen mekanis.

    Saat pembesaran prostat timbul& obstruksi mekanis terjadi dari adanya gangguan didalam

    lumen uretra atau leher kandung kening& menyebabkan kesulitan yang tinggi dalam berkemih. Saat prostat membesar terjadi proses penyempitan lumen uretra prostatika dan menghambat aliran urin.

    3eadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan intravesika. 8ntuk dapat mengeluarkan urin& buli#

     buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan itu. 3ontraksi yang terus menerus ini

    menyebabkan perubahan anatomi buli#buli berupa hi&e#t#'1i 't't det#us'#& Penonjolan serat

    detrusor ke dalam kandung kemih dengan sistokopi akan terlihat seperti balok yang disebut

    t#abe"ulasi (buli#buli). ukosa dapat menerobos keluar di antara serat detrusor. 4onjolan mukosa

    yang keil dinamakan sa"ula7 sedangkan yang besar disebut di8e#ti"el. Ease penebalan detrusor ini

    disebut 'ase kompensasi otot dinding. Perubahan struktur pada buli#buli tersebut& oleh pasien

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    16/28

    dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom

    (LUTS).

    3omponen dinamis dalam obstruksi prostat menerangkan variasi natural dalam gejala yang

    terjadi pada pasien. Stroma prostat& yang terdiri dari otot polos dan kolagen& kaya akan suplai

     persara'an adrenergik. 4ingkat stimulasi otonom diatur oleh uretra prostatika. Penggunaan terapi #

     bloker menurunkan tonus& sehingga resitensi saat berkemih berkurang.

    3eluhan iritati' berkemih yang kosong pada *PH berasal dari respon sekunder dari kandung

    kening untuk meningkatkan pengeluaran isi kandung kening. Pengeluaran ini terhambat karena otot

    detrusor hipertro'i dan hyperplasia dikarenakan terjadinya deposisi kolagen. eskipun selanjutnya

    keluhan ini akan berkurang tidak stabilnya otot detrusor juga menjadi 'ator. Pada pemeriksaan

    inspeksi& penebalan otot detrusor pada serabut otot terlihat sebagai trabekula pada pemeriksaan

    ystoospi. :ika terlewat pada pemeriksaan& herniasi muosal antara otot detrusor terjadi divertikula

    (disebut juga 2ivertikula vera yang hanya terdiri mukosa dan serosa)

    4ekanan intravesika yang tinggi diteruskan ke seluruh buli#buli tidak terkeuali pada kedua

    ureter. 4ekanan pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urin dari buli#buli ke

    ureter atau terjadi re'luks vesikoureter. 3eadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan

    hidroureter& hidrone'rosis& bahkan akhirnya dapat jatuh kedalam gagal ginjal. 

    Jbstruksi yang diakibatkan oleh hiperplasia prostat benigna tidak hanya disebabkan oleh

    adanya massa prostat yang menyumbat uretra posterior& tetapi juga disebabkan oleh tonus otot polos

    yang ada pada stroma prostat& kapsul prostat& dan otot polos pada leher buli#buli. Jtot polos itu

    dipersara'i oleh serabut simpatis yang berasal dari nervus pudendus.

    Pada *PH terjadi rasio peningkatan komponen stroma terhadap epitel. 3alau pada prostat

    normal rasio stroma dibanding dengan epitel adalah !& pada *PH& rasionya meningkat menjadi ,&

    hal ini menyebabkan pada *PH terjadi peningkatan tonus otot polos prostat dibandingkan dengan

     prostat normal. 2alam hal ini massa prostat yang menyebabkan obstruksi komponen statik sedangkan

    tonus otot polos yang merupakan komponen dinamik sebagai penyebab obstruksi prostat.

    *E+ALA KLINIS6

    . Gejala pada saluran kemih bagian bawah (;84S)

    Gejala#gejala pada *PH dapat dibagi menjadi !& yaitu gejala obstruksi dan gejala iritasi. Gejala

    obstruksi dapat berupa hesitansi (menunggu lama pada permulaan buang air keil)& panaran urin

    yang lemah pengosongan buli#buli yang kurang puas& double voiding (miksi untuk kedua kalinya

    dalam ! jam dari yang sebelumnya& nyeri bila miksi& air kening menetes)& mengedan bila miksi.

    Gejala iritati' berupa urgensi (tergesa#gesa buang air keil)& 'rekuensi (sering buang air keil)&

    disuria& dan nokturia (buang air keil malam hari lebih dari kali).

    !. Gejala pada saluran kemih bagian atas

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    17/28

     6yeri pinggang& benjolan di pinggang (yang merupakan tanda dari hidrone'rosis)& atau demam

    yang merupakan tanda dari in'eksi@ urosepsis.

    $. Gejala di luar saluran kemih

    Hernia inguinalis& hemoroid karena peningkatan tekanan intraabdominal. 8rin yang selalu

    menetes tanpa disadari oleh pasien yang merupakan tanda inkontinensia paradoksa.

    MENE*AKKAN DIA*N)SA

    . ANAMNESIS

    /merian 8rologial /ssoiation (/8/) telah mengembangkan suatu standar da'tar pertanyaan

    yang berlaku dan dapat diperaya dalam identi'ikasi kebutuhan akan perawatan terhadap pasien#

     pasien dan dalam memonitoring terhadap terapi yang dilakukan. Penilaian ini ter'okus pada 7

     pertanyaan yang di ajukan terhadap pasien#pasien untuk mengetahui seberapa sering timbul gejala

    iritasi dan obstruksi. Setiap pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan miksi diberi nilai 0#5&

    sedangkan keluhan yang menyangkut kualitas hidup pasien diberi nilai #7. 2imana sore 0#7

    ringan& -#9 sedang& dan !0#$5 berat.

    SK)R INTERNASI)NAL *E+ALA PR)STAT /I-PSS0

    8ntuk pertanyaan nomer hingga & jawaban dapat diberikan skor sebagai berikut

    0 Q 4idak pemah

    Q 3urang dari sekali dari 5 kali kejadian

    ! Q 3urang dari separuh kejadian

    $ Q 3urang lebih separuh dari kejadian

    , Q ;ebih dari separuh dari kejadian

    5 Q Hampir selalu

    2alam satu bulan terakhir ini berapa seringkah anda

    . erasakan masih terdapat sisa urine sehabis kening R

    !. Harus kening lagi padahal belum ada setengah jam yang lalu anda baru saja kening R

    $. Harus berhenti pada saat kening dan segera mulai kening lagi dan hal ini dilakukan berkali#kaliR

    ,. 4idak dapat menahan keinginan untuk kening R

    5. erasakan panaran urine yang lemah R

    . Harus mengejan dalam memulai kening R

    8ntuk pertanyaan nomer 7& jawablah dengan skor seperti di bawah ini

    0 Q 4idak pernah $ Q 4iga kali

    Q Satu kali , Q mpat kali

    ! # 2ua kali 5 Q ;ima kali

    7. 2alam satu bulan terakhir ini berapa kali anda terbangun dari tidur malam untuk kening R

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    18/28

     T'tal S"'# /S0 9 ............

    Pertanyaan nomer - adalah mengenai kualitas hidup sehubungan dengan gejala di atasO jawablah

    dengan

    .Sangat senang !. Senang

    $. Puas ,. Aampuran antara puas dan tidak puas

    5. Sangat tidak puas . 4idak bahagia

    7. *uruk sekali

    -. 2engan keluhan seperti ini bagaimanakah anda menikmati hidup iniR

    Kesim&ulan S& ; & T& 1 &F

    (SSkor #PSS& ;3ualitas hidup& T panara urine dalam ml@detik& 1 sisa urine& F volume

     prostat)

    :. PEMERIKSAAN %ISIK 

    8ntuk mengetahui adanya penurunan kekuatan panaran aliran urin& pemeriksa harus menilai

     proses pengosongan urin pasien sebagai hal utama dalam pemeriksaan. Pada pemeriksaan retal

    touher kelenjar prostat diperiksa dengan memperhatikan dari segi bentuk dan ukuran serta

    konsistensi. Pasien dengan pembesaran prostat mungkin tidak ditemukan gejala obstruksi traktus

    urinarius& sedangkan pada pasien dengan pembesaran lobus medial dapat ditemukan dengan jelas

    suatu adanya gejala obstrukti' dan retensi urin tanpa adanya suatu pembesaran prostat yang

    teraba.

    Sebagai tambahan dalam menilai kelenjar prostat& pada pemeriksaan retal touher dapat

    memberikan keuntungan bagi pemeriksa dalam menilai kekuatan tonus dari spingter ani& yang

    seara tidak langsung juga memberikan gambaran keadaan dari persara'an vesika urinaria. Pada

     perabaan prostat harus diperhatikan

    a. 3onsistensi prostat (pada hiperplasia prostat konsistensinya kenyal)

     b. /dakah asimetris

    . /dakah nodul pada prostate

    d. /pakah batas atas dapat dirabae. Sulus medianus prostat

    Aolok dubur pada hiperplasia prostat menunjukkan konsistensi prostat kenyal seperti meraba

    ujung hidung& lobus kanan dan kiri simetris dan tidak didapatkan nodul. Sedangkan pada

    arinoma prostat& konsistensi prostat keras dan atau teraba nodul dan diantara lobus prostat tidak

    simetris. Sedangkan pada batu prostat akan teraba krepitasi.

    /pabila terjadi kelainan pada traktus urinaria bagian atas kadang#kadang ginjal dapat teraba

    dan apabila sudah terjadi pnielone'ritis akan disertai sakit pinggang dan nyeri ketok pada

     pinggang. Fesia urinaria dapat teraba apabila sudah terjadi retensi total& daerah inguinal harus

    mulai diperhatikan untuk mengetahui adanya hernia. Genitalia eksterna harus pula diperiksa untuk 

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    19/28

    melihat adanya kemungkinan sebab yang lain yang dapat menyebabkan gangguan miksi seperti

     batu di 'ossa navikularis atau uretra anterior& 'ibrosis daerah uretra& 'imosis& ondiloma di daerah

    meatus.

    Pada pemeriksaan abdomen ditemukan kandung kening yang terisi penuh dan teraba masa

    kistus di daerah supra sim'isis akibat retensio urin dan kadang terdapat nyeri tekan supra sim'isis.

    PEMERIKSAAN PENUN+AN*

    a. Laboratorium

    Sedimen urin diperiksa untuk menandakan in'eksi@hematuri.

    3ultur urine untuk menari jenis kuman dan menentukan sensiti'itas.

    Eaal ginjal& ureum kreatinin& mengetahui adanya penyulit pada saluran kemih bagian atas.

    Pemeriksaan gula darah dimaksudkan untuk menari kemungkinan adanya diabetes melitus

    yang dapat menimbulkan kelainan persara'an pada buli#buli (buli#buli neurogenik). :ika

    diurigai adanya keganasan prostat perlu di periksa kadar penanda tumor PS/.

    b. Gambaran Radiologis

    *6J berguna untuk dapat diperoleh keterangan mengenai penyakit ikutan misalnya

     batu saluran kemih& hidrone'rosis& atau divertikel kandung kemih juga dapat untuk 

    menghetahui adanya metastasis ke tulang dari arsinoma prostat.

    8ltrasonogra'i transrektal atau 418S& dimaksudkan untuk mengetahui besar atau

    volume kelenjar prostat& adanya kemungkinan pembesaran prostat maligna& sebagai petunjuk 

    untuk melakukan biopsi aspirasi prostat& menentukan jumlah residual urine. 8ltrasonogra'i

    transabdominal mampu untuk mendeteksi adanya hidrone'rosis ataupun kerusakan ginjal

    akibat obstruksi *PH yang lama. Aara penitraan yang lain ialah pemeriksaan 8SG. Aara

     pemeriksaan ini untuk prostat hipertro'i dianggap sebagai pemeriksaan yang baik oleh karena

    ketepatannya dalam mendeteksi pembesaran prostat& tidak adanya bahaya radiasi dan juga

    relati' murah. Pemeriksaan 8SG dapat dilakukan seara trans abdominal atau transrektal

    ( 418S Q 4rans 1etal 8ltrasonogra'i ). 418S dianggap lebih baik untuk pemeriksaan

    kelenjar prostat apalagi bila menggunakan transduer yang KbiplaneK. Selain untuk mengetahui adanya pembesaran prostat pemeriksaan 8SG dapat pula mendeteksi volume

     buli& mengukur sisa urin& dan patologi lain seperti divertikel& tumor buli yang besar& batu buli.

    418S dapat pula mengukur besarnya prostat yang diperlukan untuk menentukan jenis terapi

    yang tepat yaitu apabila besarnya lebih dari 0 gr digolongkan besar sehingga kalau akan

    dilakukan operasi dipilih operasi buka. Perkiraan besarnya prostat dapat pula dilakukan

    dengan 8SG suprapubik atau trans urethral tetapi ara transuretral dianggap terlalu invasi'.

    Pada PF& pembesaran prostat dapat dilihat sebagai lesi de'ek isian kontras ('illing

    de'et@indentasi prostat) pada dasar kandung kemih atau ujung distal ureter membelok keatas

     berbentuk seperti mata kail (hooked 'ish)& mengetahui adanya kelainan pada ginjal maupun

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    20/28

    ureter berupa hidroureter ataupun hidrone'rosis serta penyulit yang terjadi pada buli + buli

    yaitu adanya trabekulasi& divertikel atau sakulasi buli + buli. Eoto setelah miksi dapat dilihat

    adanya residu urin

    c. Uroflowmetri

    2engan uro'lowmetri dapat diukur () panaran urin maksimal (maximal flow rate

    !max)O (!) volume urin yang keluar ("oided "olume)O ($) lama waktu miksi. Pengukuran sisa

    urin yang tertinggal dalam buli#buli setelah buang air keil diukur dengan memasang kateter 

    setelah buang air keil.

    /ngka normal panaran kemih rata#rata 0#! ml@ detik dan panaran maksimal

    sampai sekitar !0 ml@detik. Pada obstruksi ringan panaran menurun antara #- ml@detik&

    sedang panaran maksimal menjadi 5 ml@detik atau kurang.

    DIA*N)SA BANDIN*

    3ondisi obstruksi lainnya dari traktus urinarius bagian bawah adalah striktur uretra& batu buli#

     buli atau a prostat.

     %ang harus diketahui dalam menilai pria dengan dugaan *PH yaitu adanya riwayat urethritis

    atau trauma untuk menyingkirkan adanya striktur uretra atau kontraktur leher buli#buli.

      Hematuri dan nyeri biasanya merupakan gejala adanya batu buli#buli.a prostat dapat

    diketahui pada 21 atau kenaikan serum PS/.

     Suatu in'eksi pada traktus urinarius dapat memberikan gambaran gejala iritasi *PH& untuk 

    mengetahui adanya in'eksi maka dilakukan kultur urine dan urinalisis.

    K)MPLIKASI

    2ilihat dari sudut pandang perjalanan penyakitnya& hiperplasia prostat dapat menimbulkan komplikasi

    sebagai berikut

    *atu 3andung 3emihHematuria

    S3

    Hidroureter

    Hidrone'rosis

    Gagal Ginjal

    TERAPI

    8ntuk *PH dengan gejala ringan (sore 0#7) terapi hanya berupa L

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    21/28

    urine kronik (sedikitnya kali perobaan menggunakan kateter yang gagal)& in'eksi traktus urinarius

     berulang& gross hematuri berulang& batu buli#buli&insu'isiensi ginjal dari buli#buli atau divertikula

     buli#buli yang besar.

    .

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    22/28

    *eberapa ekstrak tumbuhan#tumbuhan tertentu dapat dipakai untuk memperbaiki gejala#

    gejala akibat obstruksi prostat& tetapi data#data 'armologik tentang kandungan Bat akti' yang

    mendukung mekanisme kerja obat 'itoterapi sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.

    3emungkinan 'itoterapi bekerja sebagai anti#androgen& menurunkan kadar se? hormon

     binding globulin (SH*G)& inhibisi basi 'ibroblast growth 'ator (*EGE) dan epidermal

    growth 'ator (GE)& mengaaukan metabolisme prostaglandin& e'ek anti in'lamasi&

    menurunkan out'low resistane& dan memperkeil volume prostat.

    2i antara 'itoterapi yang banyak dipasarkan adalah Pygeum a'rianum& serena repens&

    Hypo?is rooperi& 1adi? urtia dan masih banyak lainnya.

    $. 4erapi Jperasi 3onvesional

    . 4ransurethral 1esetion J' 4he Prostat (481P)

    95" dari simple prostatektomi dapat dilakukan seara endoskopi yang di masukan melalui

     penis atau uretra. 3ebanyakan dari prosedur ini memerlukan pemakaian anestesi spinal serta

    membutuhkan #! hari perawatan di 1S. 3euntungan dari 481P tidak dilakukan sayatan

    sehingga mengurangi terjadinya in'eksi.1esiko pada 481P termasuk didalamnya berupa

    ejakulasi retrograd& impoten& dan inkontinensia.

    1eseksi kelenjar prostat dilakukan transuretra dengan mempergunakan airan irigasi

    (pembilas) agar daerah yang akan direseksi tetap terang dan tidak tertutup oleh darah. Aairan

    yang dipergunakan adalah berupa larutan non ionik& yang dimaksudkan agar tidak terjadi

    hantaran listrik pada saat operasi. Aairan yang sering dipakai yaitu H !J steril (aUuades). Salah

    satu kerugian dari aUuades adalah si'atnya yang hipotonik sehingga airan ini dapat masuk ke

    saluran sistemik melalui pembuluh darah vena yang terbuka pada saat reseksi& yang jika

     berlebih dapat menyebabkan terjadinya hiponatremia relati' atau gejala intoksikasi air atau

    dikenal dengan sindroma 481P.

    Sindroma ini ditandai dengan pasien yang mulai gelisah& kesadaran somnolen& tekanan darah

    meningkat & dan terdapat bradikardi. :ika tidak segera diatasi& pasien akan mengalami edema

    otak yang akhirnya jatuh kedalam koma dan meninggal.8ntuk mengurangi resiko timbulnya sindroma 481P& dipakai airan isotonik yaitu glisin dan

    harus membatasi untuk tidak melakukan reseksi lebih dari satu jam. 4erapi standar sindrom

    ini terdiri dari pemberian diuretik dan penggunaan salin hipotonik intravena

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    23/28

    . 4ransurethral nsision J' 4he Prostat (48P)

    Sering pada pria dengan gejala *PH sedang sampai berat serta kelenjar prostat yang keil&

    sering mempunyai hyperplasia pada komisura posterior (leher buli#buli terangkat). Pada

     pasien#pasien ini akan sangat berman'aat& ara ini lebih epat dan sedikit mengalami

    kesalahan daripada 481P.

    Pada ara ini melibatkan ! potongan menggunakan pisau Aolinns pada arah jam 5 dan jam 7.

    kedua potongan ini dimulai dari arah distal sampai mulut uretra dan meluas keluar sampai ke

    verumontirium.

    Sebelum melakukan ini& harus disingkirkan kemungkinan adanya Aa prostate dengan

    melakukan olok dubur& melakukan 8SG 4ransrektal& dan pengukuran kadar PS/.

    3omplikasi yang terjadi perdarahan& in'eksi& penyempitan uretra& dan impontensi.

    . Jpen Simple Prostatektomi

    :ika ukuran prostat terlalu besar untuk dipindahkan seara endoskopi& maka diperlukan suatu

    enukleasi terbuka. 3elenjar prostate lebih dari 00 g biasanya dilakukan suatu enukleasi

    terbuka. Jpen prostatektomi mungkin dapat pula berguna& yaitu dengan seiring adanya

    divertikula buli#buli atau batu buli#buli atau jika posisi litotomi tidak memungkinkan untuk 

    dilakukan operasi.

    ndikasi absolut prostatektomi

    . kronik obstrukti' dengan aBotemia!. obstruksi kronik dengan eksaserbasi akut

    $. batu buli#buli dengan obstruksi kronik 

    ,. kerusakan pada buli#buli dan traktus urinarius bagian atas dari obstruksi

    5. in'eksi traktus urinarius berulang dari obstruksi

    . perdarahan dari hipertro'i benigna

    ndikasi relati' prostatektomi

    . retensi akut

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    24/28

    !. 'rekuensi */3 yang mengganggu tidur atau kerja perubahan obstruksi awal pada buli#

     buli serta traktus urinarius bagian atas

    $. residual urin

    ,. batu buli#buli

    5. prostatitis berulang

    . *PH dengan komplikasi

    Pembesaran kelenjar prostat bukan indikasi prostatektomi. Pada open prostatektomi dapat

    dilakukan ! ara yaitu suprapubik dan retropubik. Simple suprapubik prostatektomi

    dilakukan seara transvesial dan merupakan operasi pilihan dalam menangani masalah

    kelainan dalam buli#buli. Setelah buli#buli di buka kemudian dibuat satu potongan

    semisirkuler pada mukosa buli#buli& distal dari trigonum. Pemotongan pada bidang datar 

    harus sangat tajam& kemudian pada potongan tumpul dengan menggunakan jari dibuat untuk 

    memindahkan adenoma. Pada potongan apial juga dibuat setajam mungkin untuk 

    menghindari injuri terhadap distal spingter mekanisme. Setelah adenoma di angkat& setelah

    hemostasis diapai dengan melakukan penjahitan& dimana sebelumnya telah dipasang kateter 

    uretra dan suprapubik sebelum di lakukan penutupan.

    Pada simple retropubik prostatektomi buli#buli tidak di masuki. 3emudian insisi pada daerah

    kapsul prostate yang akan di operasi& lalu adenomanya di enukleasi. Pada simple retropubik 

    hanya digunakan kateter.

    ,. 4erapi nvasi' inimal

    . 4erapi ;aser 

    /da , sumber tenaga yang digunakan pada terapi ini yaitu 6d %/G& Holmium %/G& 34P

    %/G& dan diode yang dipanarkan melalui bare 'ibre& right angle 'ibre& interstitial 'ibre.

    *eberapa perbedaan tehnik 6ero oagulation telah diketahui

    • 4ransurethral ;aser ndued Prostatetomy (48;P)

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    25/28

    2ilakukan dengan ara menggunakan panduan memakai 8SG 4ransurethral. /lat#alat

     pada 48;P diletakkan di dalam uretra dan 8SG 4ransurethral digunakan untuk 

    menuntun alat 48;P& perlahan mungkin ditarik dari leher buli#buli sampai ke ape?.

    8ntuk mengetahui kedalamannya dapat dilihat melalui 8SG.

    • Fisual Aontat /blative

    Aara ini merupakan ara yang membutuhkan waktu yang lama& karena di lakukan dengan

    ara meletakkan serat dari lasernya langsung berada didalam jaringan prostat yang dapat

    menguap.

    • 4erapi ;aser ntersitiel

    Pada ara ini seratnya diletakkan langsung pada prostat& dan biasanya dibawah kendali

    ytoskopi. Pada setiap penusukan& lasernya ditembakan langsung& sehingga

    mengakibatkan lapisan submukosanya mengalami nekrosis koagulasi. Penggunaan araini hanya dapat mengurangi sedikit gejala iritasinya saja& karena mukosa dari uretera

     berbeda dan sisa dari jaringan prostatnya dipisahkan serta jaringan dari prostatnya

    diresobpsi.

    3euntungan dari penggunaan bedah laser adalah () perdarahannya minimal& (!) gejalanya

     jarang timbul lagi& ($) berguna pada pasien + pasien yang menggunakan terapi antikoagulan&

    (,) dapat dilakukan pada pasien# pasien rawat jalan.

    3erugiannya adalah () kurangnya jaringan patologik yang tersedia& (!) membutuhkan

    waktu saat kateterisasi post operasi& ($) bertambahnya gejala iritasi.

    . lektrovaporasi Prostat

    Sama dengan 481P& hanya teknik ini memakai roller ball yang spesi'ik dan dengan mesin

    diatermi yang ukup kuat& sehingga mampu membuat vaporisasi kelenjar prostat. 4eknik ini

    ukup aman& perdarahan minimal& masa rawat di 1S lebih singkat. 6amun hanya dapat

    dilakukan pada prostat yang tidak terlalu besar (I50 gram) dan butuh waktu operasi lebih

    lama.

    . 4ermoterapi

    nergi panas bersamaan gelombang mikro dipanarkan melalui kateter transuretra. *esar dan

    arah panaran energi diatur sehingga dapat melunakkan jaringan prostat yang membuntu

    uretra. orbiditas rendah& dapat dilakukan tanpa anestesi& dapat dijalani oleh pasien dengan

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    26/28

    kondisi kurang baik jika menjalani pembedahan. 2irekomendasikan bagi prostat yang

    ukurannya keil.

    F. 4ransurethral needle ablation o' the prostate (486/)

    etode ini memakai energi dari 'rekuensi radio yang menimbulkan panas sampai 00o&

    sehingga menyebabkan nekrosis jaringan prostat. Sistem ini terdiri dari kateter 486/ yang

    dihubungkan dengan generator. etode ini tidak dapat digunakan pada terapi pembesaran

    lobus medial dan leher buli + buli . pasien seringkali masih mengeluh hematuria& disuria&

    kadang retensi urine dan epididimo#orkitis.

    F. High + intensity 'oused ultrasound (HE8)

    etode ini merupakan bentuk lain dari ablasi thermal jaringan. /lat ini didesain khusus

    sebagai 8SG dengan dual 'ungsi yang diletakkan direktum. Probenya dapat digunakan untuk 

    memberikan gambaran prostat dan juga dapat menghantarkan ledakan keil dari energi 8SG

    yang ter'okus dengan kekuatan tinggi yang mana dapat mengakibatkan panasnya jaringan

     prostat dan dapat mengakibatkan suatu nekrosis koagulasi. Pada pembesaran lobus medial

    dan leher buli + buli tidak dapat menggunakan metode ini. etode ini memerlukan anestesi

    umum.

     F. ntrauretrhal stenting

    ntrauretrhal stenting merupakan suatu alat yang seara endoskopi diletakkan didalam 'ossa

     prostatika dan dibuat untuk menahan bentuk dari uretrha pars prostatika. /lat ini dibuat seara

    khusus digunakan pada pasien pasien dengan angka harapan hidup terbatas dan bukan pada

     pasien + pasien dengan indikasi operasi. 6amun setelah pemasangan kateter ini& pasien masih

    merasakan keluhan miksi berupa gejala iritati'& perdarahan uretra& rasa tidak enak di daerah

     penis.

    F.4ransurethral balloon dilatation o' the prostate

    2ilatasi balon dari kelenjar prostat dibentuk seara khusus dengan suatu kateter yang mampu

    mendilatasi 'ossa prostatika saja atau 'ossa prosatika dan leher buli +buli. etode ini sangat

    e'ekti' pada prostat + prostat dengan ukuran keil ( I ,0 m$

     ).

    3euntungannya mudah digunakan& aman& hospitalisasi yang minimal& sejauh ini tidak 

    menimbulkan impotent.

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    27/28

    2/E4/1 P8S4/3/

    . Sjamsuhidajat 1& de :ong

  • 8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc

    28/28

    BAB V

    ANALISIS KASUS

    Pasien didiagnosis *PH atas dasar

    Anamnesis 4idak bisa */3 sejak minggu S1S& nyeri perut bagian bawah. ! tahun S1S&

    selalu menunggu pada permulaan buang air keil& mengedan pada saat buang air keil& alirannya

    terputus#putus& panaran air kening lemah dan menetes pada akhir kening& tidak puas setelah buang

    air keil& sering kening terutama pada malam hari& nyeri saat */3& nyeri */3 tidak menjalar. */3 

     berdarah (#)& tidak keruh& */3 keluar pasir (#)& nyeri pinggang (#)& demam (#)& penurunan ** (#).

    Peme#i"saan 1isi"   6yeri tekan suprapubik ()7  RT  Prostat teraba membesar& polus atas tidak 

    dapat diraba& sulus medianus mendatar& kenyal& permukaan liin&tidak nyeri& darah tidak ada

    Peme#i"saan &enun2an$  lab (n)& urinalisa (n)

    Pada pasien terdapat gejala#gejala ;84S yang sesuai dengan kepustakaan *PH antara lain hesitansi&

     panaran urin yang lemah pengosongan buli#buli yang kurang puas& double voiding& air kening

    menetes& mengedan bila */3& urgensi& 'rekuensi& disuria& dan nokturia. Pada 14 terdapat tanda#tanda

     pembesaran prostat.

    Penatalaksanaan pada pasien ini meliputi FE2 1; !0 tpm& Pasang kateter urin& 3onsul Sp.8 untuk 

    renana prostatektomi.