8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
1/28
BAB I
PENDAHULUAN
Pembesaran kelenjar prostat mempunyai angka morbiditas yang bermakna pada populasi
pria lanjut usia. Gejalanya merupakan keluhan yang umum dalam bidang bedah urologi.
Hiperplasia prostat merupakan salah satu masalah kesehatan utama bagi pria diatas usia
50 tahun dan berperan dalam penurunan kualitas hidup seseorang. Suatu penelitian menyebutkan
bahwa sepertiga dari pria berusia antara 50 dan 79 tahun mengalami hiperplasia prostat.
Prevalensi yang pasti di ndonesia belum diketahui tetapi berdasarkan kepustakaan luar
negeri diperkirakan semenjak umur 50 tahun !0"#$0" penderita akan memerlukan pengobatan
untuk prostat hiperplasia. %ang jelas prevalensi sangat tergantung pada golongan umur.
Sebenarnya perubahan#perubahan kearah terjadinya pembesaran prostat sudah dimulai sejak dini&
dimulai pada perubahan#perubahan mikroskopoik yang kemudian bermani'estasi menjadi
kelainan makroskopik (kelenjar membesar) dan kemudian baru mani'es dengan gejala klinik.7
*erdasarkan angka autopsi perubahan mikroskopik pada prostat sudah dapat ditemukan
pada usia $0 + ,0 tahun. *ila perubahan mikroskopik ini terus berkembang akan terjadi
perubahan patologi anatomi. Pada pria usia 50 tahun angka kejadiannya sekitar 50"& dan pada
usia -0 tahun sekitar -0". Sekitar 50" dari angka tersebut diatas akan menyebabkan gejala dan
tanda klinik.
/danya hiperplasia ini akan menyebabkan terjadinya obstruksi saluran kemih dan untuk mengatasi obstruksi ini dapat dilakukan dengan berbagai ara mulai dari tindakan yang paling
ringan yaitu seara konservati' (non operati') sampai tindakan yang paling berat yaitu operasi.
1
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
2/28
BAB II
ILUSTRASI KASUS
Pasien berobat ke 1S 234 tanggal 0-#0$#!0!
6o. 1ekam edik
ANAMNESIS
I. Identitas
6ama 4n. 2
8sia 5 tahun
:enis kelamin ;aki#laki
/lamat :l. H.8mar aja *aru& 3el. Sumur Putri& 3e. 4eluk *etung
8tara + *andar ;ampung
/gama slam
Pekerjaan 4idak bekerja
Status pernikahan enikah
Pendidikan S/
II. Anamnesis
/namnesis diambil seara autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 09#0!#!0!& jam
$.$0 urin
bag. /walnya& pasien buang air keil tidak lanar sejak ! tahun yang lalu. Pasien harus
menunggu pada permulaan */3& mengedan pada saat */3& alirannya terputus#putus tidak
dipengaruhi perubahan posisi& panaran air kening lemah dan menetes pada akhir */3.
Pasien juga merasa tidak puas setelah */3& sering kening terutama pada malam hari
terbangun untuk kening& keluhan juga disertai nyeri saat */3& nyeri */3 tidak menjalar.
2
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
3/28
*/3 berdarah (#)& tidak keruh& */3 keluar pasir (#)& nyeri pinggang (#)& demam (#)&
penurunan ** (#).
VI. Ria!at Pen!a"it Dahulu
1iwayat darah tinggi& asma& penyakit jantung& kening manis disangkal.
VII. Ria!at Pen!a"it "elua#$a
1iwayat penyakit 2&asama& hipertensi& penyakit jantung disangkal.
VIII. Ria!at Kebiasaan
Pasien tidak suka makan sayur dan buah& serta jarang minum. 6amun& */*
lanar ?@!#$hari dengan konsistensi normal. inum banyak = - gelas@hari.
PEMERIKSAAN %ISIK
Pemeriksaan 'isik dilakukan pada tanggal 09#0$#!0!& jam $.$0
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
4/28
• 4idak ditemukan kelainan pada preaurikula de?tra dan sinistra& *entuk aurikula
de?tra dan sinistra normal& tidak ditemukan kelainan kulit& tidak hiperemis& 4idak
ditemukan kelainan pada retroaurikula de?tra dan sinistra
• 2inding meatus aurikularis de?tra dan sinistra tidak oedem& tidak hipremis
• 6yeri tekan tragus #@#& 6yeri tekan aurikula #@#& 6yeri tarik aurikula #@#& 6yeri tekan
retroaurikula #@#
Hidung
• 4idak terlihat de'ormitas
• 6ares anerior sekret #@#& darah #@#& hiperemis #@#
ulut
• *entuk mulut normal
• 4idak ditemukan kelainan kulit daerah perioral
• *ibir tidak puat& tidak kering&tidak sianosis
• ;idah tidak kotor& tidak tremor& tidak hiperemis& tidak kering& tidak nampak berak#
berak
• 8vula terletak ditengah& tidak oedem& tidak ada pulsasi& berwarna merah muda&
Earing tidak hiperemis
• 4onsila 4#4& tidak hiperemis
;eher
• *entuk leher tidak tampak ada kelainan& tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid&
tidak tampak pembesaran 3G*& tidak tampak deviasi trakea
• 4idak teraba pembesaran kelenjar tiroid& tidak teraba pembesaran 3G* leher& kaku
kuduk (#)& trakea teraba di tengah& trakeal tug (#)
• Pada auskultasi tidak terdengar bruit
IV. Th'#a(
4hora? /nterior
nspeksi
• bentuk thora? simetris pada saat statis dan dinamis& tidak ada pernapasan yang
tertinggal& pernapasan abdominotorakal
• Pada sela iga tidak terlihat adanya retraksi ataupun bulging
•
4idak ditemukan e'louresensi pada kulit dinding dada&• 4idak terdapat kelainan tuang iga dan sternum& 4idak terlihat spider navy
• tus ordis terlihat pada is 5& m medial linea midlaviularis kiri& pulsasi
abnormal (#)
Palpasi
• Pada palpasi seara umum tidak terdapat nyeri tekan dan tidak teraba benjolan
pada dinding dada& Gerak na'as simetris
4
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
5/28
• Foal 'remitus simetris pada seluruh lapangan paru& 'rition 'remius (#)& thrill (#)
• 4eraba itus ordis pada is 5& m medial linea midlaviularis kiri & diameter !
m& kuat denyut ukup
• /ngulus ostae -0 D
Perkusi
• 3edua hemithoraks seara umum terdengar sonor • *atas paru#hepar pada linea midlaviularis kanan is & peranjakan hepar ! jari
dibawah is
• *atas kanan bawah paru#jantung pada is 5 linea sternalis kanan& batas kanan
atas paru#jantung pada is $ linea sternalis kanan
• *atas paru#lambung pada linea a?ilaris anterior is -
• *atas kiri paru#jantung pada is 5 linea midaviularis kiri& batas atas kiri paru#
jatung pada is $ linea parasternalis kiri
/uskultasi
• Suara na'as vesikuler& reguler& ronhi #@#& wheeBing#@#
• *: & *: regular& kekuatan ukup& puntum maksimum pada linea midlaviula
kiri is 5& murmur (#)& gallop (#)& splitting (#)
4hora? Posterior
nspeksi
• *entuk simetris saat dinamis dan saat statis
• tidak terlihat e'louresensi& 4idak terlihat benjolan& 4idak terdapat kelainan
vertebra
Palpasi
•
gerak napas simetris& vokal 'remitus simetis• 4idak ditemukan nyeri tekan
Perkusi
• tidak terdapat nyeri ketuk& Perkusi seara umum terdengar sonor
• *atas bawah paru kanan pada is 0& batas bawah paru kiri pada is
/uskultasi
• suara na'as vesikuler
V. Abd'men
nspeksi
• *entuk perut rata& tidak terlihat sagging o' the 'lanks& pinggang tampak simetris
dari anterior dan posterior
• 'louresensi (#)& 4idak terdapat pelebaran vena#vena super'iial
• 4idak terdapat smilling umbilius
/uskultasi
• *ising usus () normal
• /rterial bruit (#)& venous hum (#)
Palpasi
5
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
6/28
• supel& de'ens muskular umum dan setempat (#)& turgor kulit baik& tidak teraba
massa
• 6yeri tekan (#) pada suprapubik
• Hepar tidak teraba& ;ien tidak teraba& Fesika 'ellea tidak teraba& murphy sign (#)
• *allotement #@#& 63 AF/ #@#& 8ndulasi (#)
Perkusi• Perkusi seara umum terdengar timpani
• *atas bawah hepar sejajar linea midklavikularis de?tra pada is 7 dan batas atas
hepar pada is 5 linea midklavikularis de?tra.
VI. E(t#emitas
ktremitas atas
nspeksi
• 4angan kiri dan kanan simetris& tidak terlihat de'ormitas& tidak terdapat
e'louresensi& tidak ada ptehiae& tidak terdapat palmar eritem& distribusi rambut
normal
• 3uku tidak tampak puat& tidak sianosis& 4idak ditemukan lubbing 'inger
• 4idak tampak pembengkakan sendi& kedua e?tremitas atas dapat bergerak akti'
dan bebas& 4idak ada gerakan involunter& tidak ada tremor
Palpasi
• tidak terdapat nyeri tekan& akral hangat dan kering
• pitting oedem (#)
• kekuatan otot normal 5555 5555
kstremitas bawah
nspeksi
• 4ungkai kiri dan kanan simetris& tidak terlihat de'ormitas& tidak terdapat
e'louresensi& tidak ada ptehiae& distribusi rambut normal
• 3uku tidak tampak puat& tidak sianosis& 4idak ditemukan lubbing 'inger
• 4idak tampak pembengkakan sendi& kedua e?tremitas bawah dapat bergerak akti'
dan bebas& 4idak ada gerakan involunter
Palpasi
• tidak terdapat nyeri tekan& akral hangat dan kering
•
pitting oedem (#)• kekuatan otot normal
5555 5555
STATUS L)KALIS
Re$i' Sua&ubi"
6
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
7/28
• nspeksi 2atar& tidak tampak massa
• Palpasi 6yeri tekan (#)& tidak teraba massa
• Perkusi 4impani
Re$i' *enitalia E"ste#na
• nspeksi 4idak tampak massa& tidak tampak pembesaran srotum&
terpasang ateter& produksinya ada& urin berwarna kuning jernih
• Palpasi 6yeri tekan tidak ada& tidak teraba masa& tidak teraba pengerasan pada
bagian ventral penis.
Re$i' Anal
• nspeksi 4idak tampak massa
• Palpasi 6yeri tekan tidak ada
• Rectal toucher 4onus s'ingter ani ukup& ampula reti tidak kolaps& mukosa
retum liin. Prostat teraba membesar& polus atas tidak dapat diraba& sulus medianus
mendatar& kenyal& permukaan liin&tidak nyeri.
• Sarung tangan Eeses tidak ada& darah tidak ada& lendir tidak ada
PEMERIKSAAN LAB)RAT)RIUM DAN PENUN+AN*
;aboratorium darah
• G2S ! mg@dl (I ,0 mg@dl)
• SGJ4 $ u@l (I ,! u@l)
• SGP4 , u@l (I,7 u@l)
• 8reum $9 mg@dl (0#,0 mg@dl)
• 3reatinin &! mg@dl (0&7#&50 mg@dl)
• Hb 5 g@dl ($#- g@dl)
• ;eukosit ,00 @mm$ (,500#0000 @mm$)
• ;2 -5 mm@jam (0#0 mm@jam)
• 4rombosit $!.000 @mm$ (50000#,00000 @mm$)
• Ht -"
• *leeding time !K$0L (K# $K)
• Alotting time 7K (K# 0K)
• Protein total &$ g@dl ( g@dl)
• /bumin ,&5 g@dl ( g@dl)
7
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
8/28
• Globulin &- g@dl ( g@dl)
8rinalisa
•
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
9/28
EK*
6ormal
R'nt$en th'#a( PA
6ormal
DIA*N)SIS KER+A
Suspek *PH
DIA*N)SIS BANDIN*
. 8rolithiasis
!. S3
$. Aa prostat
REN,ANA PEMERIKSAAN TAMBAHAN8SG abdomen
PS/
PENATALAKSANAAN
• FE2 1; !0 tpm
• Ganti kateter urin
• 3onsul Sp.8 (setelah hasil 8SG /bdomen)
PR)*N)SIS
/d vitam dubia ad bonam
/d sanationam dubia ad bonam
/d 'ungsionam dubia ad bonam
BAB III
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
10/28
%)RMAT P)RT)%)LI)
Kasus
T'&i" *PH
Tan$$al /"asus0 9#0$#!0! Pe#sente# dr. /nditta MahraniTan$al esentasi $#,#!0! Pendam&in$ dr. melda .
Tem&at esentasi 1S 234 *andar ;ampung
)b!e"ti1 esentasi
N 3eilmuan N 3eterampilan N Penyegaran N 4injauan pustaka
N 2iagnostik N anajemen N asalah N stimewa
N6eonatus N *ayi N /nak N 1emaja N 2ewasa N ;ansia N *umil
N 2eskripsi laki#laki&5 thn& tak bisa */3
N 4ujuan mengatasi *PH
Bahan bahasan N 4injauan pustaka N 1iset N 3asus N /udit
,a#a membahas N 2iskusi NPresentasi dan diskusi N ‐mail N Pos
Data &asien 6ama 4n.2 6o registrasi
6ama klinik 1S 234 4elp # 4erda'tar sejak #
Data utama untu" bahan dis"usi
. 2iagnosis@ Gambaran 3linis *PH@ retensi urin
!. 1iwayat Pengobatan pasang kateter di puskesmas
$. 1iwayat kesehatan@ Penyakit Pasien tidak pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya
,. 1iwayat keluarga@ masyarakat tak ada riwayat *PH di keluarga
5. 1iwayat pekerjaan #
. ;ain‐lain #
Da1ta# Pusta"a
*PH
. Sjamsuhidajat 1& de :ong
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
11/28
Sub!e"ti1
4n.2&7 tahun tidak bisa */3 sejak -hari S1S& lalu dibawa ke puskesmas untuk dipasang
kateter urin. ! tahun yang lalu& selalu menunggu pada permulaan buang air keil& mengedan
pada saat buang air keil& alirannya terputus#putus& panaran air kening lemah dan menetes
pada akhir kening. Pasien juga merasa tidak puas setelah buang air keil& sering kening
terutama pada malam hari& nyeri saat */3& nyeri */3 tidak menjalar. */3 berdarah (#)& tidak
keruh& */3 keluar pasir (#)& nyeri pinggang (#)& demam (#)& penurunan ** (#).
)b!e"ti1
• Pada pemeriksaan 'isik didapatkan
Re$i' Sua&ubi"
• Palpasi 6yeri tekan (#)& tidak teraba massa
Re$i' *enitalia E"ste#na
• nspeksi 4idak tampak massa& tidak tampak pembesaran srotum& terpasang
ateter& produksinya ada& urin berwarna kuning jernih
Re$i' Anal
• Rectal toucher 4onus s'ingter ani ukup& ampula reti tidak kolaps& mukosa retum
liin. Prostat teraba membesar& polus atas tidak dapat diraba& sulus medianus mendatar&
kenyal& permukaan liin&tidak nyeri.
•
Sarung tangan Eeses tidak ada& darah tidak ada& lendir tidak ada• Pada pemeriksaan penunjang didapatkan
- ;aboratorium (n)
- 8rinalisis (n)
3Assessment4
Pada pasien terdapat gejala#gejala ;84S yang sesuai dengan kepustakaan *PH antara lain
hesitansi& panaran urin yang lemah pengosongan buli#buli yang kurang puas& double voiding& air
kening menetes& mengedan bila */3& urgensi& 'rekuensi& disuria& dan nokturia. Pada 14 terdapat
tanda#tanda pembesaran prostat.
3Plan4
Dia$n'sis *PH
Pen$'batan FE2 1; !0 tpm& ganti kateter urin& 3onsul Sp.8 untuk renana prostatektomi
K'nsultasi 2ijelaskan seara rasional tentang penatalaksanaan yang dilakukan.
Ru2u"an Pada pasien ini dirujuk ke dokter spesialis urologi
K'nt#'l
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
12/28
3egiatan Periode Hasil yang diharapkan
# dukasi gejala klinis&
diagnosis&penyebab& 'aktor
resiko& dan pengobatan serta
merujuk pasien ke bagian
Spesialis urologi agar
mendapatkan penatalaksanaan
lebih lanjut
3unjungan ke puskesmas #4imbul kesadaran pasien untuk
berobat dan memeriksakan ke
dokter..
BAB IV
TIN+AUAN PUSTAKA
BENI*N PR)STAT HIPERTR)PH5
DE%INISI
*enign Prostate Hypertro'ia (*PH) sebenarnya adalah suatu keadaan dimana kelenjar
periuretral prostat mengalami hiperplasia yang akan mendesak jaringan prostat yang asli ke peri'er
dan menjadi simpai bedah.
ANAT)MI
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
13/28
Prostat merupakan kelenjar berbentuk konus terbalik yang dilapisi oleh kapsul
'ibromuskuler&yang terletak disebelah in'erior vesika urinaria& mengelilingi bagian proksimal uretra
(uretra pars prostatika) dan berada disebelah anterior rektum. *entuknya sebesar buah kenari dengan
berat normal pada orang dewasa kurang lebih !0 gram& dengan jarak basis ke ape? kurang lebih $ m&
lebar yang paling jauh , m dengan tebal !&5 m.!
6eal (97) membagi kelenjar prostat dalam beberapa Bona& antara lain adalah Bona
peri'er& Bona sentral& Bona transisional& Bona 'ibromuskuler anterior& dan Bona periuretral. Sebagian
besar hiperplasia prostat terdapat pada Bona transisional yang letaknya pro?imal dari spinter e?ternus
di kedua sisi dari verumontanum dan di Bona periuretral. 3edua Bona tersebut hanya merupakan !"
dari seluruh volume prostat. Sedangkan pertumbuhan karsinoma prostat berasal dari Bona peri'er.
Prostat menghasilkan suatu airan yang merupakan salah satu komponen dari airan ejakulat.
Aairan ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara di uretra posterior untuk kemudian di
keluarkan bersama airan semen lain pada saat ejakulasi. Folume airan prostat merupakan =!5"
dari seluruh volume ejakulat.
Prostat mendapat inervasi otonomik simpatik dan parasimpatik dari pleksus prostatikus.
Pleksus prostatikus ( pleksus pelvikus ) menerima masukan serabut parasimpatik dari korda spinalis
S!#, dan simpatik dari nervus hipogastrikus (40#;!). Stimulasi parasimpatik meningkatkan sekresi
kelenjar pada epitel prostat& sedangkan rangsangan simpatik menyebabkan pengeluaran airan prostat
ke dalam uretra posterior& seperti pada saat ejakulasi.
Sistem simpatik memberikan inervasi pada otot polos prostat& kapsula prostat& dan leher buli#
buli. 2itempat itu banyak terdapat reseptor adrenegika. 1angsangan simpatik menyebabkan
dipertahankannya tonus otot polos tersebut.
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
14/28
EPIDEMI)L)*I
Hiperplasia prostat merupakan penyakit pada pria tua dan jarang ditemukan sebelum usia ,0
tahun. Prostat normal pada pria mengalami peningkatan ukuran yang lambat dari lahir sampai
pubertas& waktu itu ada peningkatan epat dalam ukuran& yang kontinyu sampai usia akhir $0#an.
Pertengahan dasawarsa ke#5& prostat bisa mengalami perubahan hiperplasi.,
Prevalensi yang pasti di ndonesia belum diketahui tetapi berdasarkan kepustakaan luar negeri
diperkirakan semenjak umur 50 tahun !0"#$0" penderita akan memerlukan pengobatan untuk
prostat hiperplasia. %ang jelas prevalensi sangat tergantung pada golongan umur. Sebenarnya
perubahan#perubahan kearah terjadinya pembesaran prostat sudah dimulai sejak dini& dimulai pada
perubahan#perubahan mikroskopoik yang kemudian bermani'estasi menjadi kelainan makroskopik
(kelenjar membesar) dan kemudian baru mani'es dengan gejala klinik.7
*erdasarkan angka autopsi perubahan mikroskopik pada prostat sudah dapat ditemukan pada
usia $0 + ,0 tahun. *ila perubahan mikroskopik ini terus berkembang akan terjadi perubahan patologi
anatomi. Pada pria usia 50 tahun angka kejadiannya sekitar 50"& dan pada usia -0 tahun sekitar -0".
Sekitar 50" dari angka tersebut diatas akan menyebabkan gejala dan tanda klinik.
Eti'l'$i6
tiologi *PH belum pasti& tetapi kemungkinan berhubungan dengan multi'aktor dan
endokrin. 3elenjar prostat terdiri atas elemen stromal dan epitel. asing#masing atau bahkan
keduanya dapat berkembang menjadi nodul#nodul hiperplastik dan gejala#gejala yang ada dapat
diartikan sebagai suatu *PH.
Hingga sekarang masih belum diketahui seara pasti penyebab terjadinya hiperplasia prostatO
tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan
kadar dihidrotestosteron (2H4) dan proses aging.
*eberapa hipotesis yang di duga sebagai penyebab timbulnya hiperplasia prostat adalah
. 4eori dihidrotestosteron2H4 adalah metabolit androgen yang sangat penting pada pertumbuhan sel#sel kelenjar prostat.
2ibentuk dari testosteron yang sangat penting pada pertumbuhan sel#sel kelenjar prostat oleh
enBim 5a#reduktase dengan bantuan koenBim 6/2PH. 2H4 yang telah terbentuk berkaitan
dengan reseptor androgen (1/) membentuk kompleks 2H4#1/ pada inti sel dan selanjutnya
terjadi sintesis protein growth 'ator yang menstimulasi pertumbuhan sel prostat.
Pada *PH kadar 2H4 tidak jauh berbeda dengan kadarnya pada prostat normal. Hanya saja pada
*PH& aktivitas enBim 5a#reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banyak. Hal ini
menyebabkan sel#sel prostat pada *PH lebih sensiti' terhadap 2H4 sehingga replikasi sel lebih
banyak dibandingkan dengan prostat normal.
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
15/28
!. 3etidakseimbangan antara estrogen#testosteron
Pada usia semakin tua kadar testosteron samakin menurun& sedangkan kadar estrogen relati' tetap
sehingga perbandingan antara estrogen testostron relati' meningkat. strogen di dalam prostat
berperan dalam terjadinya proli'erasi sel#sel kelenjar prostat dengan ara meningkatkan
sensiti'itas sel#sel prostat terhadap rangsangan hormon androgen& meningkatkan jumlah reseptor
androgen& dan menurunkan jumlah sel#sel prostat (apoptosis). :adi meskipun rangsangan
terbentuknya sel#sel baru akibat rangsangan testosteron menurun& tapi sel#sel prostat yang telah
ada mempunyai umur lebih panjang sehingga massa prostat jadi lebih besar.
$. nteraksi stroma#epitel
Aunha (97$) membuktikan bahwa di'erensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat seara tidak
langsung di kontrol oleh sel#sel stroma melalui suatu mediator (growth 'ator) yang selanjutnya
mempengaruhi sel#sel stroma sehingga menyebabkan terjadinya proli'erasi sel#sel epitel maupun
sel#sel stroma.
,. *erkurangnya kematian sel prostat
strogen di duga mampu memperpanjang usia sel#sel prostat& sedangkan 'aktor pertumbuhan
4GE* berperan pada proses apoptosis.
5. 4eori sel stem
Sel stem adalah sel yang mempunyai kemampuan berproli'erasi seara ekstensi'. 4erjadinya *PH
dipostulasikan sebagai ketidaktepatnya aktivitas sel stem sehingga terjadi produksi yang
berlebihan sel stroma maupun epitel.
PAT)%ISI)L)*I6
Suatu hubungan gejala dapat dikaitkan antara *PH dengan obstruksi dari prostat atau
terjadinya respon sekunder pada kandung kening saat berkemih. 3omponen obstruksi dapat menjadi
komponen obstruksi dinamis atau komponen mekanis.
Saat pembesaran prostat timbul& obstruksi mekanis terjadi dari adanya gangguan didalam
lumen uretra atau leher kandung kening& menyebabkan kesulitan yang tinggi dalam berkemih. Saat prostat membesar terjadi proses penyempitan lumen uretra prostatika dan menghambat aliran urin.
3eadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan intravesika. 8ntuk dapat mengeluarkan urin& buli#
buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan itu. 3ontraksi yang terus menerus ini
menyebabkan perubahan anatomi buli#buli berupa hi&e#t#'1i 't't det#us'#& Penonjolan serat
detrusor ke dalam kandung kemih dengan sistokopi akan terlihat seperti balok yang disebut
t#abe"ulasi (buli#buli). ukosa dapat menerobos keluar di antara serat detrusor. 4onjolan mukosa
yang keil dinamakan sa"ula7 sedangkan yang besar disebut di8e#ti"el. Ease penebalan detrusor ini
disebut 'ase kompensasi otot dinding. Perubahan struktur pada buli#buli tersebut& oleh pasien
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
16/28
dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom
(LUTS).
3omponen dinamis dalam obstruksi prostat menerangkan variasi natural dalam gejala yang
terjadi pada pasien. Stroma prostat& yang terdiri dari otot polos dan kolagen& kaya akan suplai
persara'an adrenergik. 4ingkat stimulasi otonom diatur oleh uretra prostatika. Penggunaan terapi #
bloker menurunkan tonus& sehingga resitensi saat berkemih berkurang.
3eluhan iritati' berkemih yang kosong pada *PH berasal dari respon sekunder dari kandung
kening untuk meningkatkan pengeluaran isi kandung kening. Pengeluaran ini terhambat karena otot
detrusor hipertro'i dan hyperplasia dikarenakan terjadinya deposisi kolagen. eskipun selanjutnya
keluhan ini akan berkurang tidak stabilnya otot detrusor juga menjadi 'ator. Pada pemeriksaan
inspeksi& penebalan otot detrusor pada serabut otot terlihat sebagai trabekula pada pemeriksaan
ystoospi. :ika terlewat pada pemeriksaan& herniasi muosal antara otot detrusor terjadi divertikula
(disebut juga 2ivertikula vera yang hanya terdiri mukosa dan serosa)
4ekanan intravesika yang tinggi diteruskan ke seluruh buli#buli tidak terkeuali pada kedua
ureter. 4ekanan pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urin dari buli#buli ke
ureter atau terjadi re'luks vesikoureter. 3eadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan
hidroureter& hidrone'rosis& bahkan akhirnya dapat jatuh kedalam gagal ginjal.
Jbstruksi yang diakibatkan oleh hiperplasia prostat benigna tidak hanya disebabkan oleh
adanya massa prostat yang menyumbat uretra posterior& tetapi juga disebabkan oleh tonus otot polos
yang ada pada stroma prostat& kapsul prostat& dan otot polos pada leher buli#buli. Jtot polos itu
dipersara'i oleh serabut simpatis yang berasal dari nervus pudendus.
Pada *PH terjadi rasio peningkatan komponen stroma terhadap epitel. 3alau pada prostat
normal rasio stroma dibanding dengan epitel adalah !& pada *PH& rasionya meningkat menjadi ,&
hal ini menyebabkan pada *PH terjadi peningkatan tonus otot polos prostat dibandingkan dengan
prostat normal. 2alam hal ini massa prostat yang menyebabkan obstruksi komponen statik sedangkan
tonus otot polos yang merupakan komponen dinamik sebagai penyebab obstruksi prostat.
*E+ALA KLINIS6
. Gejala pada saluran kemih bagian bawah (;84S)
Gejala#gejala pada *PH dapat dibagi menjadi !& yaitu gejala obstruksi dan gejala iritasi. Gejala
obstruksi dapat berupa hesitansi (menunggu lama pada permulaan buang air keil)& panaran urin
yang lemah pengosongan buli#buli yang kurang puas& double voiding (miksi untuk kedua kalinya
dalam ! jam dari yang sebelumnya& nyeri bila miksi& air kening menetes)& mengedan bila miksi.
Gejala iritati' berupa urgensi (tergesa#gesa buang air keil)& 'rekuensi (sering buang air keil)&
disuria& dan nokturia (buang air keil malam hari lebih dari kali).
!. Gejala pada saluran kemih bagian atas
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
17/28
6yeri pinggang& benjolan di pinggang (yang merupakan tanda dari hidrone'rosis)& atau demam
yang merupakan tanda dari in'eksi@ urosepsis.
$. Gejala di luar saluran kemih
Hernia inguinalis& hemoroid karena peningkatan tekanan intraabdominal. 8rin yang selalu
menetes tanpa disadari oleh pasien yang merupakan tanda inkontinensia paradoksa.
MENE*AKKAN DIA*N)SA
. ANAMNESIS
/merian 8rologial /ssoiation (/8/) telah mengembangkan suatu standar da'tar pertanyaan
yang berlaku dan dapat diperaya dalam identi'ikasi kebutuhan akan perawatan terhadap pasien#
pasien dan dalam memonitoring terhadap terapi yang dilakukan. Penilaian ini ter'okus pada 7
pertanyaan yang di ajukan terhadap pasien#pasien untuk mengetahui seberapa sering timbul gejala
iritasi dan obstruksi. Setiap pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan miksi diberi nilai 0#5&
sedangkan keluhan yang menyangkut kualitas hidup pasien diberi nilai #7. 2imana sore 0#7
ringan& -#9 sedang& dan !0#$5 berat.
SK)R INTERNASI)NAL *E+ALA PR)STAT /I-PSS0
8ntuk pertanyaan nomer hingga & jawaban dapat diberikan skor sebagai berikut
0 Q 4idak pemah
Q 3urang dari sekali dari 5 kali kejadian
! Q 3urang dari separuh kejadian
$ Q 3urang lebih separuh dari kejadian
, Q ;ebih dari separuh dari kejadian
5 Q Hampir selalu
2alam satu bulan terakhir ini berapa seringkah anda
. erasakan masih terdapat sisa urine sehabis kening R
!. Harus kening lagi padahal belum ada setengah jam yang lalu anda baru saja kening R
$. Harus berhenti pada saat kening dan segera mulai kening lagi dan hal ini dilakukan berkali#kaliR
,. 4idak dapat menahan keinginan untuk kening R
5. erasakan panaran urine yang lemah R
. Harus mengejan dalam memulai kening R
8ntuk pertanyaan nomer 7& jawablah dengan skor seperti di bawah ini
0 Q 4idak pernah $ Q 4iga kali
Q Satu kali , Q mpat kali
! # 2ua kali 5 Q ;ima kali
7. 2alam satu bulan terakhir ini berapa kali anda terbangun dari tidur malam untuk kening R
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
18/28
T'tal S"'# /S0 9 ............
Pertanyaan nomer - adalah mengenai kualitas hidup sehubungan dengan gejala di atasO jawablah
dengan
.Sangat senang !. Senang
$. Puas ,. Aampuran antara puas dan tidak puas
5. Sangat tidak puas . 4idak bahagia
7. *uruk sekali
-. 2engan keluhan seperti ini bagaimanakah anda menikmati hidup iniR
Kesim&ulan S& ; & T& 1 &F
(SSkor #PSS& ;3ualitas hidup& T panara urine dalam ml@detik& 1 sisa urine& F volume
prostat)
:. PEMERIKSAAN %ISIK
8ntuk mengetahui adanya penurunan kekuatan panaran aliran urin& pemeriksa harus menilai
proses pengosongan urin pasien sebagai hal utama dalam pemeriksaan. Pada pemeriksaan retal
touher kelenjar prostat diperiksa dengan memperhatikan dari segi bentuk dan ukuran serta
konsistensi. Pasien dengan pembesaran prostat mungkin tidak ditemukan gejala obstruksi traktus
urinarius& sedangkan pada pasien dengan pembesaran lobus medial dapat ditemukan dengan jelas
suatu adanya gejala obstrukti' dan retensi urin tanpa adanya suatu pembesaran prostat yang
teraba.
Sebagai tambahan dalam menilai kelenjar prostat& pada pemeriksaan retal touher dapat
memberikan keuntungan bagi pemeriksa dalam menilai kekuatan tonus dari spingter ani& yang
seara tidak langsung juga memberikan gambaran keadaan dari persara'an vesika urinaria. Pada
perabaan prostat harus diperhatikan
a. 3onsistensi prostat (pada hiperplasia prostat konsistensinya kenyal)
b. /dakah asimetris
. /dakah nodul pada prostate
d. /pakah batas atas dapat dirabae. Sulus medianus prostat
Aolok dubur pada hiperplasia prostat menunjukkan konsistensi prostat kenyal seperti meraba
ujung hidung& lobus kanan dan kiri simetris dan tidak didapatkan nodul. Sedangkan pada
arinoma prostat& konsistensi prostat keras dan atau teraba nodul dan diantara lobus prostat tidak
simetris. Sedangkan pada batu prostat akan teraba krepitasi.
/pabila terjadi kelainan pada traktus urinaria bagian atas kadang#kadang ginjal dapat teraba
dan apabila sudah terjadi pnielone'ritis akan disertai sakit pinggang dan nyeri ketok pada
pinggang. Fesia urinaria dapat teraba apabila sudah terjadi retensi total& daerah inguinal harus
mulai diperhatikan untuk mengetahui adanya hernia. Genitalia eksterna harus pula diperiksa untuk
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
19/28
melihat adanya kemungkinan sebab yang lain yang dapat menyebabkan gangguan miksi seperti
batu di 'ossa navikularis atau uretra anterior& 'ibrosis daerah uretra& 'imosis& ondiloma di daerah
meatus.
Pada pemeriksaan abdomen ditemukan kandung kening yang terisi penuh dan teraba masa
kistus di daerah supra sim'isis akibat retensio urin dan kadang terdapat nyeri tekan supra sim'isis.
PEMERIKSAAN PENUN+AN*
a. Laboratorium
Sedimen urin diperiksa untuk menandakan in'eksi@hematuri.
3ultur urine untuk menari jenis kuman dan menentukan sensiti'itas.
Eaal ginjal& ureum kreatinin& mengetahui adanya penyulit pada saluran kemih bagian atas.
Pemeriksaan gula darah dimaksudkan untuk menari kemungkinan adanya diabetes melitus
yang dapat menimbulkan kelainan persara'an pada buli#buli (buli#buli neurogenik). :ika
diurigai adanya keganasan prostat perlu di periksa kadar penanda tumor PS/.
b. Gambaran Radiologis
*6J berguna untuk dapat diperoleh keterangan mengenai penyakit ikutan misalnya
batu saluran kemih& hidrone'rosis& atau divertikel kandung kemih juga dapat untuk
menghetahui adanya metastasis ke tulang dari arsinoma prostat.
8ltrasonogra'i transrektal atau 418S& dimaksudkan untuk mengetahui besar atau
volume kelenjar prostat& adanya kemungkinan pembesaran prostat maligna& sebagai petunjuk
untuk melakukan biopsi aspirasi prostat& menentukan jumlah residual urine. 8ltrasonogra'i
transabdominal mampu untuk mendeteksi adanya hidrone'rosis ataupun kerusakan ginjal
akibat obstruksi *PH yang lama. Aara penitraan yang lain ialah pemeriksaan 8SG. Aara
pemeriksaan ini untuk prostat hipertro'i dianggap sebagai pemeriksaan yang baik oleh karena
ketepatannya dalam mendeteksi pembesaran prostat& tidak adanya bahaya radiasi dan juga
relati' murah. Pemeriksaan 8SG dapat dilakukan seara trans abdominal atau transrektal
( 418S Q 4rans 1etal 8ltrasonogra'i ). 418S dianggap lebih baik untuk pemeriksaan
kelenjar prostat apalagi bila menggunakan transduer yang KbiplaneK. Selain untuk mengetahui adanya pembesaran prostat pemeriksaan 8SG dapat pula mendeteksi volume
buli& mengukur sisa urin& dan patologi lain seperti divertikel& tumor buli yang besar& batu buli.
418S dapat pula mengukur besarnya prostat yang diperlukan untuk menentukan jenis terapi
yang tepat yaitu apabila besarnya lebih dari 0 gr digolongkan besar sehingga kalau akan
dilakukan operasi dipilih operasi buka. Perkiraan besarnya prostat dapat pula dilakukan
dengan 8SG suprapubik atau trans urethral tetapi ara transuretral dianggap terlalu invasi'.
Pada PF& pembesaran prostat dapat dilihat sebagai lesi de'ek isian kontras ('illing
de'et@indentasi prostat) pada dasar kandung kemih atau ujung distal ureter membelok keatas
berbentuk seperti mata kail (hooked 'ish)& mengetahui adanya kelainan pada ginjal maupun
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
20/28
ureter berupa hidroureter ataupun hidrone'rosis serta penyulit yang terjadi pada buli + buli
yaitu adanya trabekulasi& divertikel atau sakulasi buli + buli. Eoto setelah miksi dapat dilihat
adanya residu urin
c. Uroflowmetri
2engan uro'lowmetri dapat diukur () panaran urin maksimal (maximal flow rate
!max)O (!) volume urin yang keluar ("oided "olume)O ($) lama waktu miksi. Pengukuran sisa
urin yang tertinggal dalam buli#buli setelah buang air keil diukur dengan memasang kateter
setelah buang air keil.
/ngka normal panaran kemih rata#rata 0#! ml@ detik dan panaran maksimal
sampai sekitar !0 ml@detik. Pada obstruksi ringan panaran menurun antara #- ml@detik&
sedang panaran maksimal menjadi 5 ml@detik atau kurang.
DIA*N)SA BANDIN*
3ondisi obstruksi lainnya dari traktus urinarius bagian bawah adalah striktur uretra& batu buli#
buli atau a prostat.
%ang harus diketahui dalam menilai pria dengan dugaan *PH yaitu adanya riwayat urethritis
atau trauma untuk menyingkirkan adanya striktur uretra atau kontraktur leher buli#buli.
Hematuri dan nyeri biasanya merupakan gejala adanya batu buli#buli.a prostat dapat
diketahui pada 21 atau kenaikan serum PS/.
Suatu in'eksi pada traktus urinarius dapat memberikan gambaran gejala iritasi *PH& untuk
mengetahui adanya in'eksi maka dilakukan kultur urine dan urinalisis.
K)MPLIKASI
2ilihat dari sudut pandang perjalanan penyakitnya& hiperplasia prostat dapat menimbulkan komplikasi
sebagai berikut
*atu 3andung 3emihHematuria
S3
Hidroureter
Hidrone'rosis
Gagal Ginjal
TERAPI
8ntuk *PH dengan gejala ringan (sore 0#7) terapi hanya berupa L
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
21/28
urine kronik (sedikitnya kali perobaan menggunakan kateter yang gagal)& in'eksi traktus urinarius
berulang& gross hematuri berulang& batu buli#buli&insu'isiensi ginjal dari buli#buli atau divertikula
buli#buli yang besar.
.
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
22/28
*eberapa ekstrak tumbuhan#tumbuhan tertentu dapat dipakai untuk memperbaiki gejala#
gejala akibat obstruksi prostat& tetapi data#data 'armologik tentang kandungan Bat akti' yang
mendukung mekanisme kerja obat 'itoterapi sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.
3emungkinan 'itoterapi bekerja sebagai anti#androgen& menurunkan kadar se? hormon
binding globulin (SH*G)& inhibisi basi 'ibroblast growth 'ator (*EGE) dan epidermal
growth 'ator (GE)& mengaaukan metabolisme prostaglandin& e'ek anti in'lamasi&
menurunkan out'low resistane& dan memperkeil volume prostat.
2i antara 'itoterapi yang banyak dipasarkan adalah Pygeum a'rianum& serena repens&
Hypo?is rooperi& 1adi? urtia dan masih banyak lainnya.
$. 4erapi Jperasi 3onvesional
. 4ransurethral 1esetion J' 4he Prostat (481P)
95" dari simple prostatektomi dapat dilakukan seara endoskopi yang di masukan melalui
penis atau uretra. 3ebanyakan dari prosedur ini memerlukan pemakaian anestesi spinal serta
membutuhkan #! hari perawatan di 1S. 3euntungan dari 481P tidak dilakukan sayatan
sehingga mengurangi terjadinya in'eksi.1esiko pada 481P termasuk didalamnya berupa
ejakulasi retrograd& impoten& dan inkontinensia.
1eseksi kelenjar prostat dilakukan transuretra dengan mempergunakan airan irigasi
(pembilas) agar daerah yang akan direseksi tetap terang dan tidak tertutup oleh darah. Aairan
yang dipergunakan adalah berupa larutan non ionik& yang dimaksudkan agar tidak terjadi
hantaran listrik pada saat operasi. Aairan yang sering dipakai yaitu H !J steril (aUuades). Salah
satu kerugian dari aUuades adalah si'atnya yang hipotonik sehingga airan ini dapat masuk ke
saluran sistemik melalui pembuluh darah vena yang terbuka pada saat reseksi& yang jika
berlebih dapat menyebabkan terjadinya hiponatremia relati' atau gejala intoksikasi air atau
dikenal dengan sindroma 481P.
Sindroma ini ditandai dengan pasien yang mulai gelisah& kesadaran somnolen& tekanan darah
meningkat & dan terdapat bradikardi. :ika tidak segera diatasi& pasien akan mengalami edema
otak yang akhirnya jatuh kedalam koma dan meninggal.8ntuk mengurangi resiko timbulnya sindroma 481P& dipakai airan isotonik yaitu glisin dan
harus membatasi untuk tidak melakukan reseksi lebih dari satu jam. 4erapi standar sindrom
ini terdiri dari pemberian diuretik dan penggunaan salin hipotonik intravena
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
23/28
. 4ransurethral nsision J' 4he Prostat (48P)
Sering pada pria dengan gejala *PH sedang sampai berat serta kelenjar prostat yang keil&
sering mempunyai hyperplasia pada komisura posterior (leher buli#buli terangkat). Pada
pasien#pasien ini akan sangat berman'aat& ara ini lebih epat dan sedikit mengalami
kesalahan daripada 481P.
Pada ara ini melibatkan ! potongan menggunakan pisau Aolinns pada arah jam 5 dan jam 7.
kedua potongan ini dimulai dari arah distal sampai mulut uretra dan meluas keluar sampai ke
verumontirium.
Sebelum melakukan ini& harus disingkirkan kemungkinan adanya Aa prostate dengan
melakukan olok dubur& melakukan 8SG 4ransrektal& dan pengukuran kadar PS/.
3omplikasi yang terjadi perdarahan& in'eksi& penyempitan uretra& dan impontensi.
. Jpen Simple Prostatektomi
:ika ukuran prostat terlalu besar untuk dipindahkan seara endoskopi& maka diperlukan suatu
enukleasi terbuka. 3elenjar prostate lebih dari 00 g biasanya dilakukan suatu enukleasi
terbuka. Jpen prostatektomi mungkin dapat pula berguna& yaitu dengan seiring adanya
divertikula buli#buli atau batu buli#buli atau jika posisi litotomi tidak memungkinkan untuk
dilakukan operasi.
ndikasi absolut prostatektomi
. kronik obstrukti' dengan aBotemia!. obstruksi kronik dengan eksaserbasi akut
$. batu buli#buli dengan obstruksi kronik
,. kerusakan pada buli#buli dan traktus urinarius bagian atas dari obstruksi
5. in'eksi traktus urinarius berulang dari obstruksi
. perdarahan dari hipertro'i benigna
ndikasi relati' prostatektomi
. retensi akut
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
24/28
!. 'rekuensi */3 yang mengganggu tidur atau kerja perubahan obstruksi awal pada buli#
buli serta traktus urinarius bagian atas
$. residual urin
,. batu buli#buli
5. prostatitis berulang
. *PH dengan komplikasi
Pembesaran kelenjar prostat bukan indikasi prostatektomi. Pada open prostatektomi dapat
dilakukan ! ara yaitu suprapubik dan retropubik. Simple suprapubik prostatektomi
dilakukan seara transvesial dan merupakan operasi pilihan dalam menangani masalah
kelainan dalam buli#buli. Setelah buli#buli di buka kemudian dibuat satu potongan
semisirkuler pada mukosa buli#buli& distal dari trigonum. Pemotongan pada bidang datar
harus sangat tajam& kemudian pada potongan tumpul dengan menggunakan jari dibuat untuk
memindahkan adenoma. Pada potongan apial juga dibuat setajam mungkin untuk
menghindari injuri terhadap distal spingter mekanisme. Setelah adenoma di angkat& setelah
hemostasis diapai dengan melakukan penjahitan& dimana sebelumnya telah dipasang kateter
uretra dan suprapubik sebelum di lakukan penutupan.
Pada simple retropubik prostatektomi buli#buli tidak di masuki. 3emudian insisi pada daerah
kapsul prostate yang akan di operasi& lalu adenomanya di enukleasi. Pada simple retropubik
hanya digunakan kateter.
,. 4erapi nvasi' inimal
. 4erapi ;aser
/da , sumber tenaga yang digunakan pada terapi ini yaitu 6d %/G& Holmium %/G& 34P
%/G& dan diode yang dipanarkan melalui bare 'ibre& right angle 'ibre& interstitial 'ibre.
*eberapa perbedaan tehnik 6ero oagulation telah diketahui
• 4ransurethral ;aser ndued Prostatetomy (48;P)
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
25/28
2ilakukan dengan ara menggunakan panduan memakai 8SG 4ransurethral. /lat#alat
pada 48;P diletakkan di dalam uretra dan 8SG 4ransurethral digunakan untuk
menuntun alat 48;P& perlahan mungkin ditarik dari leher buli#buli sampai ke ape?.
8ntuk mengetahui kedalamannya dapat dilihat melalui 8SG.
• Fisual Aontat /blative
Aara ini merupakan ara yang membutuhkan waktu yang lama& karena di lakukan dengan
ara meletakkan serat dari lasernya langsung berada didalam jaringan prostat yang dapat
menguap.
• 4erapi ;aser ntersitiel
Pada ara ini seratnya diletakkan langsung pada prostat& dan biasanya dibawah kendali
ytoskopi. Pada setiap penusukan& lasernya ditembakan langsung& sehingga
mengakibatkan lapisan submukosanya mengalami nekrosis koagulasi. Penggunaan araini hanya dapat mengurangi sedikit gejala iritasinya saja& karena mukosa dari uretera
berbeda dan sisa dari jaringan prostatnya dipisahkan serta jaringan dari prostatnya
diresobpsi.
3euntungan dari penggunaan bedah laser adalah () perdarahannya minimal& (!) gejalanya
jarang timbul lagi& ($) berguna pada pasien + pasien yang menggunakan terapi antikoagulan&
(,) dapat dilakukan pada pasien# pasien rawat jalan.
3erugiannya adalah () kurangnya jaringan patologik yang tersedia& (!) membutuhkan
waktu saat kateterisasi post operasi& ($) bertambahnya gejala iritasi.
. lektrovaporasi Prostat
Sama dengan 481P& hanya teknik ini memakai roller ball yang spesi'ik dan dengan mesin
diatermi yang ukup kuat& sehingga mampu membuat vaporisasi kelenjar prostat. 4eknik ini
ukup aman& perdarahan minimal& masa rawat di 1S lebih singkat. 6amun hanya dapat
dilakukan pada prostat yang tidak terlalu besar (I50 gram) dan butuh waktu operasi lebih
lama.
. 4ermoterapi
nergi panas bersamaan gelombang mikro dipanarkan melalui kateter transuretra. *esar dan
arah panaran energi diatur sehingga dapat melunakkan jaringan prostat yang membuntu
uretra. orbiditas rendah& dapat dilakukan tanpa anestesi& dapat dijalani oleh pasien dengan
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
26/28
kondisi kurang baik jika menjalani pembedahan. 2irekomendasikan bagi prostat yang
ukurannya keil.
F. 4ransurethral needle ablation o' the prostate (486/)
etode ini memakai energi dari 'rekuensi radio yang menimbulkan panas sampai 00o&
sehingga menyebabkan nekrosis jaringan prostat. Sistem ini terdiri dari kateter 486/ yang
dihubungkan dengan generator. etode ini tidak dapat digunakan pada terapi pembesaran
lobus medial dan leher buli + buli . pasien seringkali masih mengeluh hematuria& disuria&
kadang retensi urine dan epididimo#orkitis.
F. High + intensity 'oused ultrasound (HE8)
etode ini merupakan bentuk lain dari ablasi thermal jaringan. /lat ini didesain khusus
sebagai 8SG dengan dual 'ungsi yang diletakkan direktum. Probenya dapat digunakan untuk
memberikan gambaran prostat dan juga dapat menghantarkan ledakan keil dari energi 8SG
yang ter'okus dengan kekuatan tinggi yang mana dapat mengakibatkan panasnya jaringan
prostat dan dapat mengakibatkan suatu nekrosis koagulasi. Pada pembesaran lobus medial
dan leher buli + buli tidak dapat menggunakan metode ini. etode ini memerlukan anestesi
umum.
F. ntrauretrhal stenting
ntrauretrhal stenting merupakan suatu alat yang seara endoskopi diletakkan didalam 'ossa
prostatika dan dibuat untuk menahan bentuk dari uretrha pars prostatika. /lat ini dibuat seara
khusus digunakan pada pasien pasien dengan angka harapan hidup terbatas dan bukan pada
pasien + pasien dengan indikasi operasi. 6amun setelah pemasangan kateter ini& pasien masih
merasakan keluhan miksi berupa gejala iritati'& perdarahan uretra& rasa tidak enak di daerah
penis.
F.4ransurethral balloon dilatation o' the prostate
2ilatasi balon dari kelenjar prostat dibentuk seara khusus dengan suatu kateter yang mampu
mendilatasi 'ossa prostatika saja atau 'ossa prosatika dan leher buli +buli. etode ini sangat
e'ekti' pada prostat + prostat dengan ukuran keil ( I ,0 m$
).
3euntungannya mudah digunakan& aman& hospitalisasi yang minimal& sejauh ini tidak
menimbulkan impotent.
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
27/28
2/E4/1 P8S4/3/
. Sjamsuhidajat 1& de :ong
8/15/2019 209132567-BPH-Portofolio.doc
28/28
BAB V
ANALISIS KASUS
Pasien didiagnosis *PH atas dasar
Anamnesis 4idak bisa */3 sejak minggu S1S& nyeri perut bagian bawah. ! tahun S1S&
selalu menunggu pada permulaan buang air keil& mengedan pada saat buang air keil& alirannya
terputus#putus& panaran air kening lemah dan menetes pada akhir kening& tidak puas setelah buang
air keil& sering kening terutama pada malam hari& nyeri saat */3& nyeri */3 tidak menjalar. */3
berdarah (#)& tidak keruh& */3 keluar pasir (#)& nyeri pinggang (#)& demam (#)& penurunan ** (#).
Peme#i"saan 1isi" 6yeri tekan suprapubik ()7 RT Prostat teraba membesar& polus atas tidak
dapat diraba& sulus medianus mendatar& kenyal& permukaan liin&tidak nyeri& darah tidak ada
Peme#i"saan &enun2an$ lab (n)& urinalisa (n)
Pada pasien terdapat gejala#gejala ;84S yang sesuai dengan kepustakaan *PH antara lain hesitansi&
panaran urin yang lemah pengosongan buli#buli yang kurang puas& double voiding& air kening
menetes& mengedan bila */3& urgensi& 'rekuensi& disuria& dan nokturia. Pada 14 terdapat tanda#tanda
pembesaran prostat.
Penatalaksanaan pada pasien ini meliputi FE2 1; !0 tpm& Pasang kateter urin& 3onsul Sp.8 untuk
renana prostatektomi.