-
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SISWA DENGAN
PEMAHAMAN MATEMATIS DI MADRASAH ALIYAH
NEGERI 3 KOTA JAMBI
SKRIPSI
Oleh :
ANNISA
NIM. TM. 151190
PRODI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2019
-
PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi ini kepada kedua orang tua saya
tercinta
Ayahanda Turiman dan Ibunda Turiyem,
yang telah memberikan do‟a, kasih sayang, dukungan, dan
cinta
Abangku (Mislam) dan kakakku (Sudarti), (Warisem)
sepupuku Siti Wahyuni
sahabat-sahabat seperjuanggan saya Gusri Hayani, Ferry Nur
Rofiah, Miftatu
Rohmah, Venti Nur Wakhidah, Lasi Andini, Fathatun Hasanah yang
telah
banyak membantu dan memberikan motivasi,
dan teman-teman seperjuangan IMMATIK 2015 terkhusus IMMATIK 2015
B
yang telah banyak membantu dan orang-orang yang mencintai ilmu
pengetahuan.
-
MOTTO
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu
kaum
sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri. (Q.S.
Ar-Ra‟d:11)
-
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kepada Allah SWT. Tuhan Yang
Maha
„Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya,
atas iradahnya
hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Sholawat dan salam atas
Nabi Muhammad
SAW. Pembawa risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas
Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak banyak
melibatkan
pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil.
Dalam
kesempatan ini, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati,
penulis
mengucapkan rasa terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor Universitas Islam
Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Drs. Sunarto, M.Pd, dan Yusmarni, M.Pd selaku Kaprodi
dan Sekprodi
Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Ali Murtadlo, S.Ag, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I yang
telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi
mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak M. Kukuh, S.Si, M.Sc selaku Dosen Pembimbing II yang
telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi
mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada
umumnya, serta
Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Matematika khususnya yang
telah
memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
-
ABSTRAK
Nama : Annisa
Jurusan : Tadris Matematika
Judul : Hubungan Antara Minat Belajar Siswa dengan Pemahaman
Matematis
di Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota Jambi.
Skripsi ini bertujuan untuk: (a). Ingin menunjukkan berapa skor
minat belajar
siswa di MAN 3 Kota Jambi, (b). Untuk menunjukkan berapa skor
pemahaman
matematis siswa di MAN 3 Kota Jambi. (c). Untuk menunjukkan skor
hubungan
antara minat belajar siswa dengan pemahaman matematis di MAN 3
Kota Jambi.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen, dengan
desain kuantitatif
survey, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan angkat dan
tes soal.
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA yang terdiri dari 2
kelas. Sampel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40
siswa yang diambil
dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Data
penelitian diperoleh
skor minas siswa pada mata pelajaran matematika yaitu skor
tertinggi 89 dan skor
terendah 37 dengan rata-rata 59,1 dan standar deviasi 12,86,
sedangkan pada skor
pemahaman matematis siswa diperoleh skor tertinggi 73 dan skor
terendah 13
dengan rata-rata 40,18 dan standar deviasi 14,10. Uji hipotesis
menggunakan uji
korelasi Product Moment. Dengan koefisien korelasi + 0,61.
Koefisien tersebut
terletak pada interval 0,40 – 0,70 yang berarti kedua variabel
mempunyai hubugan
sedang dan berarah positif. Minat siswa pada mata pelajaran
matematika
memberi kontribusi sebesar 37,21% terhadap pemahaman matematis
dan sisanya
62,79% merupakan kontribusi dari faktor lain. Kemudian dilakukan
uji
signifikansi dengan membandingkan nilai
pada taraf
signifikansi α = 0,05 diperolah
atau 0,393. Sehinggga Ha
diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara minat
belajar siswa dengan
pemahaman matematis di MAN 3 Kota Jambi.
Kata kunci : Minat belajar siswa, Pemahaman matematis
-
ABSTRACT
Name : Annisa
Departement : Math Education
Title : The Relationship Between Student Interest in
Mathematics
Subjects with Mathematical Understanding at Islamic Senior
High School 3 Jambi City.
This thesis aims to: (a). Want to show what scores of student
interest in
mathematics subjects in MAN 3 Jambi City, (b). To show the score
of students'
mathematical understanding in MAN 3, Jambi City. (c). To show
the score of the
relationship between student interest in mathematics subjects
with mathematical
understanding in MAN 3 of Jambi City. This research is a
non-experimental
research, with a quantitative survey design, while data
collection is done by lifting
and question tests. The research subjects were students of class
XI MIPA
consisting of 2 classes. The research sample used in this study
amounted to 40
students taken using the Simple Random Sampling technique. The
research data
obtained students' minimum scores on mathematics subjects,
namely the highest
score of 89 and the lowest score of 37 with an average of 59.1
and standard
deviation of 12.86, while the score of mathematical
understanding of students
obtained the highest score of 73 and the lowest score of 13 with
an average 40.18
and standard deviation of 14.10. Hypothesis testing uses the
Product Moment
correlation test. With a correlation coefficient of + 0.61,
where the correlation
coefficient (+) shows that correlation runs in the same
direction or runs
simultaneously. The coefficient is located in the interval 0.40
- 0.70 which means
the two variables have a moderate relationship. Students'
interest in mathematics
subjects contributed 37.21% to mathematical understanding and
the remaining
62.79% was a contribution from other factors. Then a
significance test is
performed by comparing the values at the significance level α =
0.05 obtained or
0.393. So that Ha is accepted means that there is a significant
relationship between
students' interest in mathematics subjects with mathematical
understanding in
MAN 3 of Jambi City.
Keywords: Student interest in mathematics subjects, mathematical
understanding.
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.
.....................................................................................
i
NOTA DINAS.
..............................................................................................
ii
PENGESAHAN.
............................................................................................
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS.
...............................................................
v
PERSEMBAHAN.
.........................................................................................
vi
MOTO.
...........................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR.
.................................................................................
viii
ABSTRAK.
....................................................................................................
x
ABSTRACT
..................................................................................................
xi
DAFTAR ISI
..................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL
.........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR
....................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN
.................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
.....................................................................
1
B. Identifikasi Masalah
...........................................................................
6
C. Batasan
Masalah.................................................................................
7
D. Rumusan Masalah
..............................................................................
7
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
....................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Pemahaman Matematis
................................................................
9
2. Minat Belajar Siswa
.....................................................................
13
3. Hubungan antara Minat Belajar Siswa dengan Pemahaman
Matematis
.....................................................................................
16
B. Penelitian yang Relevan
.....................................................................
17
-
C. Kerangka berfiikir
..............................................................................
20
D. Hipotesis Penelitian
............................................................................
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
............................................................ 22
B. Metode dan Desain Penelitian
............................................................ 22
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
........................................................................................
23
2. Teknik Pengambilan
Sampel........................................................
24
D. Variabel Penelitian
.............................................................................
25
E. Instrumen
Penelitian...........................................................................
26
F. Teknik Analisis Data
..........................................................................
35
G. Hipotesis Statistik
..............................................................................
41
H. Rencana Jadwal Penelitian
.................................................................
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
..................................................................................
43
B. Pembahasan Hasil Penelitian
............................................................ 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
........................................................................................
60
B. Saran
...................................................................................................
60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Prosentase Pemahaman Matematis
............................................... 4
Tabel 3.1. Jumlah Siswa Kelas XI MIPA MAN 3 Kota
Jambi...................... 22
Tabel 3.2. Jumlah Sampel dalam Penelitian
.................................................. 25
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Pemahaman Matematis
................................ 26
Tabel 3.4. Rubrik Penilaian Pemahaman Matematis
..................................... 27
Tabel 3.5. Kisi-Kisi Instrumen Minat Belajar Siswa
..................................... 34
Tabel 4.1. Daftra Nama-Nama Guru Madrasah Aliyah Negeri 3
Kota Jambi
....................................................................................
42
Tabel 4.2. Skor Minat Belajar Siswa(X) dan Pemahaman Matematis
(Y) .... 44
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Minat Belajar Siswa
.................................... 46
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pemahaman Matematis
................................ 49
Tabel 4.5. Tabel Penolong
.............................................................................
53
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Poligon Distribusi Minat Belajar Siswa
.................................... 47
Gambar 4.2. Poligon Distribusi Pemahaman Matematis
............................... 50
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket Minat Belajar Siswa
...................................................... 64
Lampiran 2. Soal Pemahaman Matematis
...................................................... 67
Lampiran 3. Penyelesaian Soal Pemahaman Matematis
................................ 69
Lampiran 4. Tabulasi Pemahaman Matematis
............................................... 71
Lampiran 5. Tabulasi Minat Belajar Siswa
.................................................... 73
Lampiran 6. Uji Homogenitas Populasi
......................................................... 75
Lampiran 7. Uji Normalitas Data
...................................................................
80
Lampiran 8. Uji Homogenitas Data
...............................................................
89
Lampiran 9. Uji Linieritas Data
.....................................................................
91
Lampiran 10. Tebel Z
.....................................................................................
94
Lampiran 11. Tabel Distribusi F
....................................................................
95
Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian
........................................................... 99
-
1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya menciptakan
sumber
daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia akan
berkualitas
apabila pendidikan suatu negara berkualitas. Tinggi rendahnya
kualitas
pendidikan dalam suatu negara dipengaruhi banyak faktor misalnya
dari
siswa, pengajar, sarana prasarana, dan juga karena faktor
lingkungan. Dalam
UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan
nasional
didefinisikan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk
mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar siswa secara
aktif
mengembangkan potensi keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan,
ahklak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan
negara. Oleh karena itu, pendidikan sangat diperlukan untuk
menciptakan
masyarakat yang cerdas, kreatif, bermoral, berahlak mulia dan
bermartabat.
Seperti yang disebutkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang
sistem
pendidikan nasional bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
untuk
mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman
dan
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,
berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta
bertanggung jawab. Tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan
nasional akan
menjadi tolak ukur dari keberhasilan penyelenggaraan pendidikan.
Tujuan
pendidikan nasional dapat tercapai dengan terus meningkatkan
kualitas
pendidikan di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan
pemerintah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia diantaranya
adalah
melakukan perbaikan atau perubahan kurikulum. Pembaruan terus
dilakukan
untuk meningkatkan kualiatas pendidikan agar tercipta pendidikan
yang
sesuai dengan tuntutan zaman.
Pendidikan dapat diperoleh seseorang melalui berbagai jalur
pendidikan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 13 disebutkan
bahwa jalur
-
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan
pendidikan
informa. Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang
terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menegah dan
pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan
di luar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang.
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang
diberikan
kepada siswa mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah
menegah.
Dengan belajar matematik siswa dapat berlatih menggunakan
pikirannya
secara logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta
memiliki kemampuan
berkerjasama dalam memahami berbagai masalah serta mampu
memanfaatkan informasi yang diterimanya (M. Afrilianto, 2012:
193).
Matematika juga merupakan ilmu pengetahuan dasar yang
dibutuhkan
oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari baik secara langsung
maupun
tidak langsung, misalnya mengukur, menghitung dan lain-lain.
Sehingga,
matematika sangat penting untuk dipelajari.
Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran
yang
menjadi perhatian utama, tetapi dalam kenyataannya matematika
masih
merupakan pelajaran yang sulit dipelajari oleh siswa bahkan
merupakan
pelajaran yang yang menakutkan bagi sebagaian siswa. Hal ini
sejalan
dengan yang dikemukakan oleh Ruseffendi dalam jurnal
penelitiannya Vera
Dewi Kartini Ompusunggu bahwa “Matematika bagi siswa pada
umumnya
merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi, bahkan sebagai
mata
pelajaran yang dibenci”( Vera Dewi Kartini Ompusunggu, 2014:
93).
Salah satu aspek yang terkandung dalam pelajaran matematika
adalah
konsep atau pemahaman metematis. Dahar dalam jurnal
penelitiannya Angga
Murizal menyatakan bahwa konsep-konsep diibaratkan seperti
batu-batu
pembangunan dalam berpikir. Maka dari itu, akan sangat sulit
bagi siswa
untuk menuju ke proses pembelajaran yang lebih tinggi jika
belum
memahami konsep (Angga Murizal, 2012: 19)
-
3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pemahaman matematis merupakan kemampuan yang sangat penting
dimiliki siswa dalam belajar matematika (Zulkardi, 2003; Karim,
2011).
Pemahaman matematis mejadi salah satu aspek penilaian pada tes
yang
diselenggarakan Trends Internasional Mathematics and Science
Study
(TIMSS). Kemampuan matematis berkaitan dengan kemampuan siswa
dalam
memahami suatu konsep. Siswa dapat mencapai tujuan
pembelajarannya
apabila mereka dapat memahami konsep dengan baik. Menurut Duffin
&
Simpson (2000) siswa diharapkan mampu memahami dan
menjelaskan
keterkaitan antara konsep secara tepat dalam menyelesaikan
masalah,
mengungkapkan kembali materi yang telah dipelajari, menggunakan
konsep
pada berbagai situasi yang berbeda, dan mengembangkan suatu
konsep.
Berdasarkan penelitian SMERU Research Institute, Niken
Rarasti,
indonesia mengalami “darurat matematika” akibat penurunan dari
tahun ke
tahun dan tidak ada perkembangan terhadap pemahaman matematika
seiring
bertambahnya tingkat sekolah. “ Selama 14 tahun sejak 2000
hingga 2014,
perkembangan pemahaman matematika pada anak-anak Indonesia
hanya
meningkatkan sedikit, yaitu 11 persen,” (health.detik.com:
2018)
Dalam jurnal Harry Dwi Putra, dkk (2018:20) ada banyak faktor
yang
mempengaruhi pemahaman matematis siswa, diantaranya model
pembelajaran yang diterapkan oleh guru, tingkat perkembangan
kognitif
siswa, dan cara belajar siswa. Dalam jurnal Rypan Supriatna.dkk
(2018:1)
disebutkan bahwa rendahnya kemampuan pemahaman matematis
siswa
adalah salah satu dampak dari persepsi siswa, yaitu anggapan
bahwa
matematika merupakan pelajaran yang sulit sehingga tidak ada
minat untuk
mempelajarai matematika.
Minat merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
kemampuan pemahaman siswa dalam mempelajari suatu meteri,
dengan
adanya minat belajar matematika maka siswa akan termotivasi
untuk belajar
metematika dan memberikan perhatian yang lebih terhadap apa yang
sedang
dipelajarinya dengan rasa senang. Pemusatan perhatian yang
intensif itulah
yang memungkin siswa untuk belajar lebih giat dan meningkatkan
keampuan
-
4
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
siswa tersebut untuk menerima, menyerap dan memahami
konsep-konsep
pada materi yang sedang dipelajarinyasehingga siswa mampu
belajar
matematika dengan baik dan memahami setiap konsep pada materi
yang
diberikan.
Berdasarkan observasi peneliti di MAN 3 Kota Jambi ketika PPL
2,
ketahui bahwa sekolah tersebut menggunakan kurikulum 2013.
Menurut
Kemendikbud, pembelajaran matematika dalam kurikulum 2013
menekankan
pada proses pencarian pengetahuan. Siswa diarahkan untuk
menemukan
sendiri berbagai fakta, membangun konsep, serta nilai-nilai baru
yang
diperlukan untuk kehidupannya, dan fokus pembelajarannya
diarahkan pada
pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan
pengetahuan,
menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep dan
nilai-nilai yang
diperlukan. Agar semua itu dapat terwujud, maka diperlukan
adanya
pemahaman terhadap konsep dalam pembelajaran matematika.
Hasil observasi peneliti yang dilakukan pada tanggal 4 Februari
2019
dengan memberikan tes soal pemahaman matematis yang terdiri dari
3 butir
soal tentang deret dan bilangan Aritmatika yang beracuan pada
beberapa
indikator pemahaman matematis yaitu menyatakan ulang sebuah
konsep dan
mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu.
Dari hasil tes
tersebut ditemukan bahwa pemahaman matematis siswa rendah. Hal
ini dapat
dilihat dari jawaban siswa di bawah ini.
Gambar 1.1 : Kesalahan siswa dalam menetukan mana yang merupakan
pola baris
dan deret aritmatika
-
5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 1.2: Kesalahan siswa dalam menyatakan ulang apa yang
dimaksud dengan
beda dan kesalahan dalam menentukan beda
Persentase dari hasil tes pemahaman matematis dapat dilihat pada
tabel
berikut.
Tabel 1.1
Persentase pemahaman matematis
Kelas Persentase
MIPA 1 43,2%
MIPA 2 35,0%
Rata-Rata Prosentase 39,1%
Dari tabel di atas dapat lihat bahwa presentase pemahaman
matematis
siswa dari kedua kelas masih cukup rendah yaitu hanya 39,1%.
Peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa,
berdasarkan
hasil wawancara peneliti dengan siswa Madrasah Aliyah Negeri 3
Kota
Jambi, beberapa siswa yang diwawancarai oleh peneliti
beranggapan bahwa
metematika itu sulit untuk dipahami sehingga mengalami kesulitan
dalam
mengerjakan soal yang berbeda dengan contoh. Hal ini disebabkan
karena
susahnya siswa untuk memahami konsep, ketidakmampuan siswa
dalam
menyajikan konsep dalam bentuk grafik maupun tabel dan tidak
mampu
memilih, memanfaatkan serta menentukan prosedur atau oprasi
tertentu
dalam mengerjakan soal.
Menurut pengakuan salah satu guru matematika di MAN 3 Kota
Jambi
yaitu Renita, S.Pd mengatakan bahwa dalam belajar matematika
siswa masih
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan
oleh
guru misalnya kesulitan dalam menerapkan rumus matematika dan
belum
mampu mengungkapkan ide atau pandangannya sendiri untuk
menemukan
solusi dari jawaban soal yang diberikan. Masalah lain yang
ditemukan dalam
pembelajaran adalah siswa tidak aktif selama mengikuti
pembelajaran
-
6
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
matematika. Kebanyakan siswa belum memahami materi dengan baik
tetapi
tidak mau bertanya kepada guru atau teman-teman lainnya sehingga
siswa
mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan.
Dan tidak
itu saja, banyak siswa disekolah tersebut terutama dikelas XI
yang kurang
tertarik dengan pelajaran Matematika. Hal ini terlihat dari
sikap siswa ketika
belajar matematika. Banyak siswa yang meminta izin keluar kelas
ketika
belajar, lesu ketika belajar, gelisa ketika belajar mate matika
dan banyak
diam ketika belajar. Sikap siswa tersebut menandakan rendahanya
minat
siswa dalam pembejaran metematika.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik
untuk
melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Antara Minat
Belajar
Siswa dengan Pemahaman Matematis di Madrasah Aliyah Negeri 3
Kota
Jambi”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat
didefinisikan
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Masih rendahnya pemahaman matematis siswa
2. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal
yang
diberikan oleh guru.
3. Siswa yang belum memahami materi dengan baik tidak mau
bertanya ke
pada guru.
4. Rendahnya minat belajar siswa yang terlihat dari sikap-sikap
siswa ketika
mengikuti pembelajaran matematika di MAN 3 Kota Jambi.
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan permasalahan dalam penelitian ini,
maka
perlu dibatasi agar sesuai dengan jangkauan pengetahuan dan agar
penulis
menjadi lebih terarah dan menyimpang dari permasalahan yang ada.
Adapun
batasan masalah pada penelitian ini antara lain, adalah:
-
7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Adanya dua variabel dalam penelitian ini yaitu: minat belajr
siswa (X)
sebagai Independent Variabel dan pemahaman matematis sebagai
dependent variabel disebut sebagai variabel Y.
2. Penelitian ini hanya melihat pada hubungaan antara minat
belajar siswa
dengan pemahaman matematis.
3. Pemahaman Matematis siswa dalam penelitian ini lebih
ditunjukkan pada
seberapa besar kemampuan siswa dalam menjawab soal tes yang
diberikan oleh peneliti.
4. Penelitian ini dilakukan di MAN 3 Kota Jambi kelas XI MIPA
pada
meteri Aplikasi Turunan (menentukan nilai minimum dan
maksimum).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
pada
penelitian ini adalah:
1. Berapa skor minat belajar matematika siswa MAN 3 Kota Jambi
di kelas
XI MIPA.
2. Berapa skor pemahaman matematis siswa kelas XI MIPA MAN 3
Kota
Jambi
3. Berapa skor hubungaan antara minat belajar siswa dengan
pemahaman
matematis di MAN 3 Kota Jambi.
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian
ini
adalah:
a. Untuk menunjukkkan berapa skor minat belajar siswa matematika
di
MAN 3 Kota Jambi.
b. Untuk menunjukkan berapa skor pemahaman matematis siswa
di
MAN 3 Kota Jambi.
c. Untuk menunjukkan skor hubungan antara minat belajar siswa
dengan
pemahman matematis di MAN 3 Kota Jambi.
-
8
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
a. Untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara minat
belajar
siswa dengan pemahaman matematis di MAN 3 Kota Jambi.
b. Sebagai dasar bagi guru untuk memperhatikan minat belajar
siswa
dalam meningkatkan pemahaman matematis.
c. Untuk melengkapi syarat-syarat guna meraih gelar sarjanah
strata satu
(S1) Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN
STS Jambi.
-
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Pemahaman Matematis
Istilah pemahaman berasal dari akar kata paham, yang menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pengetahuan
banyak,
pendapat, aliran, mengerti benar. Ahmad Susanto (2013:208)
mengemukakan bahwa “istilah pemahaman ini sendiri diartikan
sebagai
proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Adapun
menurut
Anas Sudijono (2012:50) “ pemahaman adalah kemampuan
seseorang
untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan
diingat. Seorang perserta didik dikatakan memahami sesuatu
apabila ia
dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih
rinci
tentang hal itu dengan menggunakan kata-kata sendiri”.
Menurut Hewson dan Thorleyn (Usman Fuzan, 2017:2)
“Pemahaman adalah konsepsi yang bisa dicerna oleh siswa
sehingga
siswa mengerti apa yang dimaksudkan, mampu menentukan cara
untuk
mengungkapkan konsepsi tersebut, serta dapat mengeksplorasi
kemungkinan yang terkait. Pemahaman diartikan sebagai
kemampuan
membangun suatu makna dari suatu hal yang meliputi kemampuan
menangkap arti, menerangkan, menyimpulkan, melihat hubungan
dan
menerapkan apa yang dimengerti dalam keadaan dan situasi
lainya.
Sedangkan tingkat pemahaman adalah seberapa mampukah
seseorang
dalam menangkap arti, menerangkan, menyimpulkan, melihat
hubungan
serta mampu menerapkan apa yang dimengerti kedalam keadaan
dan
situasi lainnya (Sri Sulasri Natalia,2016:7).
Kemampuan yang dimiliki siswa merupakan sebagai modal untuk
melakukan sesuatu. Depdiknas menyatakan bahwa kemampuan
diartikan
sebagai kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan melakukan
sesuatu
(Depdiknas, 2008: 869). Sedangkan menurut Spencer, “
Kemampuan
-
10
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
merupakan karakteristik yag menonjol dari seseorang individu
yang
berhubungan dengan kinerja efektif atau superior dalam suatu
pekerjaan
atau situasi (Uno, 2008: 129). Gagne berpendapat bahwa
kemampuaan
adalah hal yang dapat diamati sebagai hasil (Dahar, 1989: 162).
Standar
kemampuan dalam menginterprestasikan, berfikir mengenai
permasalahan-permasalahan matematika sehingga mampu memilih
informasi dan strategi yang akan digunakan dalam memecahkan
masalah
untuk memperoleh penyelesaian. Kemempuan intelektual yang
dimiliki
siswa dalam matematika dapat digolongkan menjadi 3 yaitu,
siswa
berkemampuan tinggi, siswa berkemampuan sedang, dan siswa
berkemampuan rendah.
Kemampuan pemahaman matematis adalah kemampuan menyerap
dan memahami ide-ide matematika. Hal ini di dukung dengan
pendapat
Skemp (Ferry Ferdianto.dkk, 2015). Menurut Dediknas, (Rypan
Supriatna. Dkk, 2018) mencakup beberapa indikator
diantranya:
a. Menyatakan ulang sebuah konsep
b. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu
(sesuai
dengan konsepnya)
c. Menempatkan konsep secara algoritma
d. Memberikan contoh dan non contoh dari konsep yang
dipelajari
e. Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk
representasi
matematika
f. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau
oprasi
tertentu
g. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep
Sumarmo ( Ai Mulyani, dkk. 2018:2) mengemukakan bahwa ada
emapat jenis tingkat pemahaman matematis yaitu pemahaman
mekanikal,
pemahaman induktif, pemahaman rasional, dan pemahaman
intuitif.
Seseorang dikatakan memepunyai pemahaman mekanikal jika ia
dapat
mengingat dan menerapkan suatu konsep secara benar.
Seseorang
-
11
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dikatakan dapat dikatakan mempunyai pemahaman induktif jika
ia
mampu menunjukkan konsep itu berlaku dalam dalam kasus yang
sederhana dan yakin bahwa konsep itu berlaku dalam kasus
serupa.
Seseorang dikatakan mempunyai pemahaman rasional jika ia
dapat
membuktikan kebenarannya. Kemudian seseorang dapat dikatakan
mempunyai pemahaman intutif jika ia yakin akan kebenaran
konsep
tersebut tanpa ada keraguan.
Pemahaman matematis penting untuk belajar matematika secara
bermakna, tentunya para guru mengharapkan yang dicapai siswa
tidak
terbatas pada pemahaman yang bersifat dapat menghubungkan.
Menurut
Ausubel bahwa belajar bermakna bila informasi yang akan
dipelajarai
siswa disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki
siswa
sehingga siswa dapat mengkaitkan informasi baruya dengan
struktur
kognitif yang dimiliki. Artinya siswa dapat mengaitkan
antara
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya dengan keadaan
lain
sehingga belajar bukan hanya menjadi perpindahan pengetahuan
tetapi
juga sebagai bagian dari proses kognitif dalam hal ini belajar
memahami
sesuatu dengan baik.
Menurut Alfeld ( Muhibun Sabri, 2017) seseorang memiliki
kemampuan pemahaman matematis ketika mampu melakukukan hal
berikut:
a. Mampu memahami konsep-konsep metematika dan fakta dalam
hal
konsep sederhana dan fakta.
b. Mempu membuat hubungan logis antara fakta dan konsep yang
berbeda.
c. Mampu mengaitkan hal yang telah diketahui sebelumnya
ketika
menentukan sesuatu yang baru baik di dalam atau di luar
matematika.
d. Mengidentifikasi prinsip-prinsip dalam bagian tertentu
dari
metematika yang membuat semuanya saling berkaitan dalam
menyelesaikan suatu masalah matematika.
-
12
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Selanjutnya, kusumawati (Nila Kusumawati,2012: 2) menyatakan
bahwa terdapat beberapa indikator untuk mengukur pemahaman
matematis. Adapun indikator yang menunjukkan pemahaman
matematis
antara lain sebagai berikut:
a. Menyatakan ulang definisi suatu konsep
b. Mengidentifikasi keterkaitan antara konsep yang
dipelajari
c. Memilih, menggunakan dan memanfaatkan prosedur atau oprasi
yang
sesuai dengan masalah yang diberikan
d. Kemampuan memecahkan masalah berdasarkan sifat-sifat suatu
objek
yang dipelajari.
Dalam jurnal Harry Dwi Putra, dkk (2018:20) ada banyak
faktor
yang mempengaruhi pemahaman matematis siswa, diantaranya
model
pembelajaran yang diterapkan oleh guru, tingkat perkembangan
kognitif
siswa, dan cara belajar siswa. Dalam jurnal Rypan
Supriatna.dkk
(2018:1) disebutkan bahwa rendahnya kemampuan pemahaman
matematis siswa adalah salah satu dampak dari persepsi siswa,
yaitu
anggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit
sehingga
tidak ada minat untuk mempelajarai matematika.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa
pemahaman matematis adalah seberapa mampu siswa dalam
menangkap
arti, menerangkan , menyimpulkan, melihat hubungan serta
menerapkan
konsep yang di mengerti kedalam situasi lain, sehingga hingga
konsep
matematika bukanlah untuk dihafal tapi dipahami. Kemampuan
pemahaman matematis memberikan pengertian bahwa materi-materi
yang
diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih
dari itu
menekankan pada pemahaman, dimana dengan pemahaman siswa
dapat
lebih mengerti akan konsep materi pelajaran. Siswa dikatakan
mempunyai kemampuan matematis apabila siswa mempunyai
kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep, mengklasifikasi
objek-
objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan
konsepnya),
-
13
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
menempatkan konsep secara algoritma, memberikan contoh dan
non
contoh dari konsep yang dipelajari, menyajikan konsep dalam
berbagai
macam bentuk representasi matematika, menggunakan,
memanfaatkan,
dan memilih prosedur atau oprasi tertentu, mengembangkan syarat
perlu
dan syarat cukup suatu konsep.
2. Minat Belajar Siswa
Minat mempunyai peranan yang sangat penting dalam
perkembangan belajar siswa. Siswa yang menaruh minat pada
suatu
bidang tertentu, maka akan berusaha lebih keras dalam menekuni
bidang
tersebut dibanding yang tidak menaruh minat.
Slameto dalam bukunya menuliskan bahwa minat adalah
kecenderungan yang tepat untuk memperlihatkan dan mengenang
berbagai kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan
terus-
menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan.
Lebih
lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan tidak suka,
ketertarikan
pada suatu hal atau sktivitas, tanpa ada yang menyuruhnya.
Seseorang
memiliki minat terhadap kegiatan tertentu cendrung
memberikan
perhatian yang besar terhadap kegiatan tersebut (Slameto, 2010:
57). Hal
ini sependapat dengan Winkel (1996:105), memberikan rumusan
bahwa
minat adalah kecenderungan subjek yang mantap untuk
merasakan
tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan
merasa senang
mempelajari materi itu.
Menurut Muhibbin Syah (Siti Khofiah,2015:8) minat berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar
terhadap sesuatu. Senada dengan pendapat tersebut, Syaiful
Djamarah
(2011:166) menyatakan bahwa minat adalah kecenderunagan yang
menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
aktivitas.
Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan
memperhatikan
aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.
-
14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Roida mengungkapkan minat belajar matematika (Fefri Wahida,
2016:15) yang dimaksud adalah minat siswa yang ditandai oleh
perhatian
siswa pada pelajaran matematika, kesukaan siswa terhadap
pelajaran
matematika, keinginan siswa untuk tahu lebih banyak mengenai
matematika, tugas-tugas yang diselesaikan oleh siswa, motivasi
siswa
mempelajari matematika, kebutuhan siswa terhadap pelajaran
matematika
dan ketekunan siswa dalam belajar matematika.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan
bahwa minat adalah kecenderunagan hati seseorang untuk
melakukan
suatu kegiatan tanpa disertai adanya paksaan dari luar individu.
Minat
membuat seseoarang merasakan kegairahan dalam melakukan
pekerjaan
tertentu disebabkan oleh perasaan senang yang ada dalam dirinya.
Minat
seseorang terhadap pembelajaran dapat dilihat dari kecenderungan
untuk
memberikan perhatian yang lebih besar terhadapa pelajaran
tersebut. Bila
seseorang mempunyai minat yang besar terhadap pelajaran maka
siswa
akan suka dengan pelajaran tersebut yang ditandai dengan
keaktifannya
dalam mengikiti pelajaran.
Menurut Abu Ahmadi (2002:286) “Minat adalah suatu daya tarik
dalam diri seseorang. Sesorang yang tidak mempunyai minat
terhadap
seseuatu maka ia akan segan untuk melakuakn hal tersebut”.
Sehingga
ketika seseorang memiliki minat belajar, ia akan menunjukkan
pada
beberapa indikator menurut Slameto (2010:53) yaitu:
a. Adanya perasaan senang ketika belajar
b. Adanya keinginan yang tinggi terhadap penguasaan da
keterlibatan
dengan kegiatan belajar
c. Adanya perasaan tertarik yang tinggi terhadap belajar
d. Adaa kesadaran sebagai subjek pendidikan dan sadar akan
kebutuhan
terhadap belajar
e. Mengetahui tujuan belajar
-
15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lebih lanjut diungkapkan oleh Evi Mayura (2014:3) beberapa
indikator siswa yang memiliki minat belajar dapat dikenali
melalui proses
belajar di kelas amaupun di rumah yaitu:
a. Perasaan senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka
terhadap
suatu pelajaran, maka ia akan terus mempelajari pelajaran
tersebut
tanpa adanya paksaan dari orang lain.
b. Ketertarikan siswa
c. Perhatian dalam belajar
Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat.
Perhatian
merupakan kosentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap
pengamatan,
pengertian, dan sebgaianya dengan mengesampingkan hal yang
lain.
Seorang yang memiliki minat pada objek tertentu, maka dengan
sendirinya akan memperhatikan objek tersebut. Misalnya,
seorang
siswa menaruh minat terhadap mata pelajaran matematika maka
ia
berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari gurunya.
d. Keterlibatan siswa
Berdasarkan beberapa pendapat di atas tentang indikator
minat
maka dapat disimpulkan bahwa, apabila siswa mempunyai minat
belajar
maka siswa tersebut akan senantiasi menpunyai perasaan
senang,
mempunyai perhatian yang lebih terhadap mata pelajaran
tersebut,
mempunyai ketertarikan dan ketertiban terhadap sistem yang
ada.
Menurut Slameto ( Bemadus Bin Frans Resi, 2017:21), ada
banyak
faktor yang mempengaruhi belajar anak diantaranya faktor intern
dan
faktor ekstern. Faktor Intern adalah faktor yang berada dalam
diri siswa
yang sedang belajar, sedang faktor ekstern adalah faktor yang
berada
diluar diri siswa tersebut. Pengaruh positif yang ditimbulkan
misalnya
siswa menjadi senang belajar, meningkatkan minat siswa terhadap
mata
pelajaran yang sedang dipelajari, meningkatkan semangat siswa
untuk
belajar, bergairah, dan sebagainya. Sedangkan penagaruh negatif
yang
-
16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ditimbulkan misalnya menghilangnya minat siswa untuk
belajar,
menimbulkan rasa tidak suka, dan sebagainya.
3. Mata Pelajaran Matematika
Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang
diajarkan
dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi dan hakikat
dari
matematika sendiri suatu objek mata pelajaran yang bersifat
abstrak.
Menurut Jhonson & Rising (Runtukahu, 2014: 28)
mengatakan
pengertian matematika sebagai berikut:
a. Matematika adalah pengetahuan terstruktur, dimana sifat dan
teori
dibuat secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang
didefinisikan
dan berdaasarkan aksioma, sifat, atau teori yang telah
dibuktikan
kebenaranya.
b. Matematika ialah bahasa simbol tentang berbagai gagasan
dengan
menggunakan istilah-istilah yang didefiniskan secara cermat,
jelas,
dan akurat.
c. Matematika ialah seni, dimana keindahannya terdapat dalam
keterurutan dan keharmonisan.
Sedangkan menurut Berth & Piaget (Runtukahu, 2014: 28)
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan matematika adalah
pengetahuan yang berkaitan dengan struktur abstrak dan hubungan
antara
struktur tersebut sehingga terorganisasi dengan baik. Di pihak
lain, Rays
(Runtukahu, 2014: 28) mengatakan bahwa, matematika adalah
studi
tentang pola dan hubungan, cara berfikir dan strategi
organisasi, analisis
dan sintesis, seni, bahasa, dan alat untuk memecahkan
masalah-masalah
abstrak dan praktis. Sedangkan, menurut Russeffendi (1980:
148)
mengatakan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang
didapat dengan berfikir ( bernalar). Matematika lebih menekankan
pada
kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari
hasil
eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena
pikiran-
pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan
penalaran.
-
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pengertian matematika menurut kamus besar Bahasa Indonesia
adalah
ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan
prosedur
oprasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah
bilangan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat
disimpulkan
bahwa, matematika adalah suatu ilmu yang pada hakikatya
bersifat
abstrak. Matematika juga merupakan suatu ilmu yang
mempelajari
bilangan dan bagunan serta konsep-konsep yang berkenaan
dengan
kebenarannya secara logika menggunakan simbol-simbol yang
umum
serta dapat diaplikasikan dalam bidang lainya.
4. Hubungan Antara Minat Belajar Siswa dengan Pemahaman
Matematis
Di atas telah disebutkan bahwa pemahaman matematis adalah
seberapa mampu siswa dalam menangkap arti, menerangkan ,
menyimpulkan, melihat hubungan serta menerapkan konsep yang
di
mengerti kedalam situasi lain, sehingga hingga konsep
matematika
bukanlah untuk dihafal tapi dipahami. Pemahaman akan
berbeda-beda
antara siswa yang satu dengan yang lainnya, tergantung dengan
tingkat
konstruksi dari siswa masing-masing.
Ngalim Purwanto (2008:102) mengungkapkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi pemahaman matematis ada 2 yaitu:
1. Faktor yang ada pada organisme itu sendiri yang kita sebut
faktor
individu, yang termasuk dalam faktor individu antara lain
kematangan
atau pertumbuhan, kecerdasan latihan, motivasi dan faktor
pribadi.
2. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut dengan
faktor sosial,
yang termasuk faktor sosial ini antara lain keluarga atau
keadaan
rumah tangga, guru, dan cara mengajarnya, alat-alat yang
digunakan
dalam belajar, lingkungan, kesempatan yang tersedia serta
motivasi
sosial.
Minat merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
kemampuan pemahaman siswa dalam mempelajari suatu meteri.
Minat
merupakan alat motivasi utama yang dapat membangkitkan
kegairahan
-
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
siswa dalam rentang waktu tertentu (Sri Sulastri Natalia,
dkk.2017:5). Hal
ini senada dengan Dimyanti dan Mudjiono (1999:43) “minat
mempunyai
kaitan yang erat dengan motivasi. Siswa yang memiliki minat
terhadap
suatu bidang studi tertentu cendrung tertarik perhatiannya dan
dengan
demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi
tersebut.
Jika suatu kegiatan atau suatu hal diminati seseorang, maka
akan
diperhatikan dan dinikmati terus menerus dengan disertai rasa
senang.
Jika anak tidak berminat pada suatu topik/ materi matematika
yang
sedang dipelajari, maka dia akan malas untuk mempelajarinya
dan
perhatiannya pada pelajaran tersebut akan hilang. Dengan situasi
senang,
siswa akan merasa lebih mudah dalam mempelajari topik
tersebut
sehingga hasil belajarnya lebih tinggi. Oleh karena itu, dengan
adanya
minat terhapat mata pelajaran matematika maka siswa akan
mempunyai
hasrat dan keinginan untuk memahami sebuah materi pelajaran dan
selalu
berusaha meraih tujuan dalam mata pelajaran tersbut. Sehingga
siswa
akan mampu menerima dan memahami materi dengan baik dan
dapat
mengaitkan pengetahuan yang diperolehnya dulu dengan
pengetahuan
yang sekarang dan meningkatnya pemahaman siswa. Apabila
siswa
kurang berminat dalam belajar matematika maka siswa tersebut
cenderung akan mengabaikan pelajaran matematika sehingga siswa
akan
sulit menerima dan memahami materi yang disampaikan dalam
pembelajaran dan menurunnya pemahaman siswa. Sehingga dari
pendapat diatas ini maka dapat dibuat bagan hubungan sebagai
berikut.
Korelasi positif
Var Var Var Var
X Y X Y
-
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pemahaman matematis dan sikap adalah salah satu tujuan
pendidikan matematika yang penting dalam pembelajaran
matematika.
Secara teoritis, siskap siswa yang positif ataupun negatif
mempengaruhi
kemmapuan belajar siswa baik kemampuan pemahaman matematis
maupun kemampuan pemecahan masalah (Sinta Dameria
Simanjuntak,2016:2). Sikap siswa yang mempengaruhi pemahaman
matematis siswa sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sinta
Dameria Simanjuntak, bahwa sikap siswa mempunyai hubungan
yang
signifikan terhadap pemahaman matematis siswa.
B. Penelitian Relevan
Nia Oktaviani meneliti tentang hubungan pemahmana konsep dan
keterampilan oprasi hitung dengan soal cerita matematika siswa
kelas XI
Madrasah Tsanawiyah Negeri Jambi Timur. Penelitian ini
merupakan
penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain kuantitatif
dengan analisis
asosiatif, sedangkan pengumpulan data dilkaukan dengan tes dan
ex post
fakto. Penelitian menemukan bahwa pemahaman konsep dan
keterampilan
oprasi hitung secara signifikan mempunyai hubungan dengan soal
cerita
metematika di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jambi Timur. Berbeda
dengan
penelitian yang akan dilakukan hanya meneliti hubungan antara
minat
belajar siswa dengan pemahaman matematis yang di MAN 3 Kota
Jambi.
Persamaan penelitian ini sama-sama meneliti tingkat pemahaman
siswa.
Muhibun Sabri meneliti kemampuan pemahaman matematis siswa
terhadap materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)
pada siswa
kelas X MAN 3 Rukoh Banda Aceh. Penelitian ini merupakan
penelitian
kualitatif eksploratif yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan
pemahaman matematika siswa. Metode penelitian yang digunakan
adalah
deskriptif. Subjek dalam penelitian ini 6 orang siswa dan siswi
kelas X yang
mempunyai kemampuan matematik yang berbeda-beda, yaitu 2
siswa
berkemampuan tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang, dan 2
siswa
berkemampuan rendah yang diambil di sekolah MAN 3 Eukoh Banda
Aceh.
-
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan
kemampuan
pemahaman matematis menurut siswa dalam menyelesaikan soal
cerita
tentang sistem persamaan linear dua variabel. Hasil analisis
data
menunjukkan bahwa (1) siswa yang mempunyai kemampuan yang
tinggi
terhadap kemampuan pemahaman matematis sudah mampu
menyelesaikan
masalah dengan baik dan benar, meskipun masih ada yang belum
bisa. (2)
Siswa yang mempunyai kemapuan yang sedang terhadap kemampuan
pemahaman matematis sudah mampu membuat pemisahan, membuat
apa
yang diketahui dan yang ditanya, belum mampu menjalankan
atau
mengoperasikan permasalahan soal cerita serta mampu membuat
kesimpulan. (3) Siswa yang mempunyai kemampuan yang rendah
terhadap
kemampuan pemahaman matematis sudah mampu membuat pemisahan,
namun belum membuat apa yang diketahui dan yang ditanya,
mejalankan
atau mengoprasikan permasalahan soal cerita serta membuat
kesimpulan.
Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan hanya meneliti
hubungan
antara minat belajar siswa dengan pemahaman matematis yang di
MAN 3
Kota Jambi. Persamaan penelitian ini sama-sama meneliti
pemahaman siswa
matematis.
Sri Sulastri Natalia, dkk meneliti tingkat pemahaman matematis
siswa
berdasarkan teori APOS pada materi persamaan kuadrat yang
ditinjau dari
minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun ajaran
2015/2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)Tingkat pemahaman
matematis
siswa dengan minat belajar tinggi berdasarkan teori APOS pada
materi
persamaan kuadrat; (2) Tingkat pemahaman siswa dengan minat
belajar
sedang berdasarkan teori APOS pada meteri persamaan kaudrat; dan
(3)
tingkat pemahaman matematis siswa dengan minat belajar
rendah
berdasarkan teori APOS pada materi persamaan kuadrat. Metode
yang
digunakan motode kualitatif. Susmber data pada penelitian ini
adalah kata-
kata dan tidandakan dari responden. Subjek penelitian dipilih
dengan teknik
pengambilan sampel purposive sampling. Pengumpulan data
dilaksanakan
dengan metode angket untuk data minat belajar siswa dan metode
wawancara
-
21
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
berbasis tugas untuk data tingkat pemahaman matematis siswa
teori APOS.
Instrumen utama pada penelitian ini adalah penelitian ini
sendiri dibantu
dengan tiga instrumen yaitu angket, tes tertulis dan pedoman
wawancara.
Pemeriksa keabsahan data pada penelitian ini menggunakan
tringulasi waktu.
Data yang yang telah terkumpul akan disimpulkan sebagai berikut;
(1) subjek
dengan minat belajar tinggi berada pada tingkatan pemahaman
skema; (2)
subjek dengan minat belajar sedang berada pada tingkat pemahaman
proses;
dan subjek dengan minat belajar rendah berada pada tingkat
pemahaman aksi.
Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan hanya meneliti
hubungan
antara minat belajar siswa dengan pemahaman matematis di MAN 3
Kota
Jambi, sedangkan dalam penelitian Sri Sulastri Natalia, dkk.
Hanya
melakukan analisis terhapat pemahman metematis yang ditinjau
dari minat.
Persamaan penelitian ini sama-sama meneliti kemampuan
pemahaman
matematis dan minat.
Berdasarkan studi relevan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa
perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh
peneliti yaitu, dalam penelitian yang akan dilakukan hanya
meneliti
hubungan minat belajar siswa dengan pemahamn matematis. Metode
yang
dilakukan adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif.
Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket minat dan soal
uraian
yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang pemahaman
matematis
siswa di MAN 3 Kota Jambi.
C. Kerangka Berfikir
Minat membuat seseorang merasakan kegairahan dalam melakukan
pekerjaan tertentu disebabkan oleh perasaan senang yang ada
dalam dirinya.
Minat seseorang terhadap pembelajaran dapat dilihat dari
kecenderungan
untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadapa pelajaran
tersebut.
Jika suatu kegiatan atau suatu hal diminati seseorang, maka akan
diperhatikan
dan dinikmati terus menerus dengan disertai rasa senang. Jika
anak tidak
berminat pada suatu topik/ materi matematika yang sedang
dipelajari, maka
-
22
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dia akan malas untuk mempelajarinya dan perhatiannya pada
pelajaran
tersebut akan hilang. Dengan situasi senang, siswa akan merasa
lebih mudah
dalam mempelajari topik tersebut sehingga hasil belajarnya lebih
tinggi. Oleh
karena itu, dengan adanya minat terhapat mata pelajaran
matematika maka
siswa akan mempunyai hasrat dan keinginan untuk memahami sebuah
materi
pelajaran dan selalu berusaha meraih tujuan dalam mata pelajaran
tersbut.
Sehingga siswa akan mampu menerima dan memahami materi dengan
baik
dan dapat mengaitkan pengetahuan yang diperolehnya dulu
dengan
pengetahuan yang sekarang dan meningkatnya pemahaman siswa.
Apabila
siswa kurang berminat dalam belajar matematika maka siswa
tersebut
cenderung akan mengabaikan pelajaran matematika sehingga siswa
akan sulit
menerima dan memahami materi yang disampaikan dalam pembelajaran
dan
menurunnya pemahaman siswa.
Pemahaman matematis merupakan hal yang sangat penting
diperhatikan. Dengan semakin tingginya pemahaman matematis siswa
maka
siswa akan dapat mengaitkan atau menghubungkan antara
pengetahuan yang
lama dengan pengetahuan yang baru, sehingga siswa menganggap
matematika adalah mata pelajaran yang sangat mudah. Jika siswa
sudah
menggangap matematika mudah maka siswa tersebut akan
cenderung
menyukai mata pelajaran matematika.
Untuk mempermudah dalam pemahaman ini, maka alur kerangka
berfikir digambarkan secara praktis mengenai “Hubungan Antara
Minat
Belajar Siswa dengan Pemahaman Matematis” pada peta konsep
sebagai
berikut.
Pemahaman Matematis
(Y)
Minat Siswa Pada Mata
Pelajaran Matematika
𝑋
-
23
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2017: 63).
Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja yaitu hipotesis
yang
dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan
teori-teori
yang ada hubungannya (relevan) dengan masalah penelitian dan
belum
berdasarkan fakta serta dukungan nyata dilapangan (Riduwan,2012:
163).
Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah “Terdapat
Hubungan
yang signifikan antara minat belajar siswa dengan pemahaman
matematis di
Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota Jambi.”
-
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN 3 Kota Jambi tepatnya di
jalan
Marene-Sersan Darpin RT. 07 Kel. Eka Jaya Kec. Paal Merah
Jambi
sebagaimana dapat di lihat pada denah di bawah ini.
Gambar 3.1 Denah tempat penelitian
2. Waktu Penelitian
Waktu pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan sejak
tanggal
4 Februari – 20 April 2019 pada semester II tahun ajaran
2018/2019
dengan jadwal penelitian terlampir.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam peneltiian, karena tujuan dari penelitian adalah
mendapatkan data.
-
25
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Penggunaan metode yang tepat akan dapat membantu peneliti
untuk
memperoleh data yang objektif dan dapat dipertanggung
jawabkan
kebenarannya secara ilmiah. Metode penelitian yang dipakai dalam
peneitian
ini adalah metode non eksperimen (penelitian survey), dengan
metode
pengumpulan data berupa angket dan tes.
1. Angket
Menurut Sugiyono (2017: 142), angket atau kuesioner
merupakan
metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk
dijawabnya.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, variabel minat siswa pada
pelajaran matematika diambil menggunakan angket. Angket
dalam
penelitian ini terdiri dari butir-butir pernyataan yang
digunakan untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel minat siswa
terhadap
pelajaran matematika. Dilihat dari cara menjawab angket
dalam
penelitian ini maka merupakan angket tertutup karena responden
diminta
memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan
yang
tersedia. Dilihat dari jawan yang diberikan, maka termasuk jenis
angket
langsung karena responden memberikan jawaban yang berkaitan
dengan
dairinya.
2. Tes
Menurut Suhersimi Arikunto ( 2013:193), tes adalah
serentetan
pertanyaan atau latian serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur
keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat
yang
dimiliki individu atau sekelompok orang. Tes yang dilakukan
dalam
penelitian ini adalah tes objektif berupa tes uraian yang
berwujud soal-
soal matematika untuk mengukur pemahmana matematis siswa.
-
26
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 173), populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Senada dengan pendapat
tersebut,
Sugiyono (2017: 80) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitia ini
populasinya
adalah seluruh siswa kelas XI MIPA MAN 3 Kota Jambi yang terdiri
dari
64 siswa dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 3.2
Jumlah Siswa Kelas XI MIPA MAN 31 Kota Jambi
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
MIPA 1 10 22 32
MIPA 2 9 23 32
Jumlah 64
2. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Sugiyono (2017: 118) Sampel adalah bagian dari
jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan
sampel dari
anggota populasi dilakukan peneliti dengan menggukan cara
Simple
Random Sampling dimana pengambilannya dilakukan secara acak
tanpa
memperhatika strata atau tingkatan dalam anggota populasi. Hal
ini
dilakukan apabila populasi di anggap homogenitas. Untuk itu
sebelum
pengambilan sampel, terlebih dahulu dilakukan terlebih dahulu
uji
homogenitas pada populasi untuk mengetahui apakah populasi
yang
memiliki varian yang homogen atau tidak. Setelah diketahui
populasi
homogen, maka selanjutnya dicari ukuran sampelnya yang baru
kemudian
pengambilan sampel.
-
27
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dalam buku Riduwan (2012:65), untuk menentukan sampel
penelitian dapat menggunakan rumus Taro Yaname:
Dimana:
= Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
= Presisi yang ditetapkan 10%
( )
Dengan menggunakan rumus di atas diperoleh sampel minimal
penelitian
adalah 40 siswa. Karena jumlah sampel sudah didapat, dan
populasi
homoge, selanjutnya dilakaukan pengambilan sampel dengan
menggunakan rumus di bawah ini , agar setiap kelas mempunyai
kesempatan yang sama.
Dimana:
= Jumlah sampel menurut stratum
= Jumlah sampel seluruhnya
= Jumlah populasi menurut strstum
= Jumlah populasi seluruhnya (Husaini Usman,2006:185)
𝑛 𝑁
𝑁 𝑑
𝑛𝑖 𝑁𝑖
𝑁 𝑛
-
28
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 3.3
Jumlah Sampel Dalam Penelitian
Lokal Populasi Sampel
XI MIPA 1
20
XI MIPA 2
20
Jumlah 40 Siswa
D. Variabel Peneltian
Menurut Sugiyono, (2017: 38), variabel penelitian adalah segala
sesuatu
yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh penelii untuk
dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik
kesimpulannya. Kidder (1981) seperti yang dikutip dan
diterjemahkan oleh
Sugiyono (2017: 39), menyatakan bahwa variabel adalah suatau
kualitas
dimana peneliti mempelajari dan menariks kesimpulan darinya.
Nurul Zuriah
(2016: 56) membedakan variabel menjadi dua yaitu variabel
independen
(bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel independen
digunakan
untuk memprediksi dan disebuat juga variabel prediktor,
sedangkan variabel
dependen adalah variabel yang diprediksi atau disebut juga
variabel kriteum.
Berdasarkan pendapat ahli diatas, variabel dalam penelitian ini
adalah:
1. Variabel bebas : Minat Belajar Siswa ( )
2. Variabel dependen : Pemahaman matematis ( )
E. Instrumen Penelitian
1. Pemahaman Matematis
a) Definisi Konseptual
Pemahaman matematis adalah seberapa mampu siswa dalam
menangkap arti, menerangkan, menyimpulkan, melihat hubungan
serta menerapkan konsep yang di mengerti kedalam situasi
lain,
sehingga konsep matematika bukanlah untuk dihafal tapi
dipahami.
-
29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kemampuan pemahaman matematis memberikan pengertian bahwa
materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya
sebagai
hafalan, namun lebih dari itu menekankan pada pemahaman,
dimana
dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep
materi
pelajaran. Siswa dikatakan mempunyai kemampuan matematis
apabila siswa mempunyai kemampuan Menyatakan ulang sebuah
konsep, Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat
tertentu
(sesuai dengan konsepnya), Menempatkan konsep secara
algoritma,
Memberikan contoh dan non contoh dari konsep yang
dipelajari,
Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi
matematika, Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur
atau oprasi tertentu, Mengembangkan syarat perlu dan syarat
cukup
suatu konsep
b). Definisi oprasional
Pemahaman matematis dalam penelitian ini adalah skor
pemahaman siswa kelas XI MIPA MAN 3 Kota Jambi dalam belajar
matematika. Tes untuk mengetahui pemahman metematika ini
dilakukan sendiri oleh peneliti untuk memperoleh data yang
akan
digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Pemahaman Matematis
No. Indikator Pemahaman matematis Nomer
Soal Skor
1. Menyatakan ulang sebuah konsep 1,2,3,4 16
2. Mengkelasifikasikan objek-objek menurut
sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsep) 2,4 8
3. Menempatkan konsep secara algoritma 3,4 8
4. Memberikan contoh dan non contoh dari
konsep yang dipelajari 1 4
-
30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
5. Menyajikan konsep dalambentuk representasi
matematika 2,4 8
6. Menggunakan, memanfaatkan,dan memilih
prosedur atau operasi tertentu 3,4 8
Skor total 52
(Kurnia & Ridwan Yudhanegara,2015:81)
Tabel 3.5
Rubrik Penilaian Pemahaman Matematis
No. Indikator Realisasi Skor
1
Menyatakan ulang sebuah
konsep
Tidak ada jawaban atau
tidak ada ide matematika
yang muncul sesuai
dengan soal
0
Ide matematika telah
muncul namun belum
dapat menyatakan ulang
sebuah konsep dengan
tepat dan masih banyak
melakukan kesalahan.
1
Telah dapat menyatakan
ulang sebuah konsep
namun belum dapat
dikembangkan dan masih
melaukan banyak
kesalahan.
2
Dapat menyatakan ulang
sebuah konsep sesuai
dengan definisi dan
konsep esensial yang
3
-
31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dimiliki oleh sebuah objek
namun masih
melakukanbeberapa
kesalahan.
Dapat menyatakan ulang
sebuah konsep sesuai
dengan definisi dan
konsep esensial yang
dimiliki oleh sebuah objek
dengan tepat.
4
2
Memberikan contoh dan non
contoh dari konsep yang
dipelajari
Tidak ada jawaban atau
tidak ada ide matematika
yang muncul sesuai
dengan soal.
0
Ide matematika telah
muncul namaun belum
dapat menyebutkan
konsep yang dimiliki oleh
setiap contoh yang
diberikan.
1
Telah dapat memberikan
contoh dan non-contoh
sesuai dengan konsep
yang dimiliki objek
namun belum tepat dan
belum dapat
dikembangkan.
2
Telah dapat memberikan
contoh dan non-contoh
sesuai dengan konsep
3
-
32
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
yang dimiliki namun
bengembangannya belum
tepat.
Telah dapat memberikan
contoh dan non-contoh
sesuai dengan konsep
yang dimiliki objek dan
telah dapat
dikembangkan.
4
3
Mengkelasifikasikan objek-
objek menurut sifat-sifat
tertentu (sesuai dengan
konsep)
Tidak ada jawaban atau
tidak ada ide metematika
yang muncul sesuai
dengan soal.
0
Ide matematika telah
muncul namum belum
dapat menganalisis suatu
objek dan
mengklasifikasikannya
menurut sifat-sifat
tertentu yang dimiliki
sesuai dengan konsep
1
Telah dapat menganalisis
suatu objek namun belum
dapat
mengklarifikasikannya
menurut sifat-sifat dan
konsep yang dimiliki.
2
Dapat menganalisis suatu
objek dan
mengklarifikasikannya
3
-
33
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
menurut sifat-sifat dan
konsep tertentu yang
dimiliki namun masih
melakukan beberapa
kesalahan operasi
matematika.
Dapat menganalisis suatu
objek dan
mengklarifikasikannya
menurut sifat-sifat dan
konsep tertentu yang
dimiliki dengan tepat.
4
4
Menggunakan,
memanfaatkan,dan memilih
prosedur atau oprasi tertentu
Tidak ada jawaban atau
tidak ada ide matematika
yang mucul sesuai dengan
soal.
0
Ide matematika telah
muncul namun belum
dapat menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk
representasi matematis.
1
Dapat menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk
representasi matematis
namun belum dapat
memahami logaritma
pemahaman konsep.
2
Dapat menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk
representasi matematis
3
-
34
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sebagai suatu logaritma
pemahaman konsep
namun masih melakukan
beberapa kesalahan.
Mempu menggunakan,
memanfaatkan, dan
memilih prosedur dengan
benar.
4
5 Menempatkan konsep secara
algoritma
Tidak ada jawaban atau
tidak ada ide metematika
yang muncul sesuai
dengan soal.
0
Ide matematika telah
muncul namun belum
dapat menyajikan konsep
dalam berbagai
representasi matematis
sebagai suatau logaritma
pemahaman konsep.
1
Dapat menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk
representasi matematis
namun belum
memahamilogaritma
pemahaman konsep.
2
Dapat menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk
representasi matematis
sebagai suatu logaritma
pemahaman konsep
3
-
35
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
namun masih melakukan
beberapa kesalahan.
Dapat menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk
representasi matematis
sebagai suatu logaritma
pemahaman konsep
dengan tepat.
4
6
Menyajikan konsep dalam
berbagai macam bentuk
representasi matematika
Tidak ada jawaban atau
tidak ada ide matematika
yang muncul sesuai
dengan soal.
0
Ide matematika telah
muncul namun belum
dapat menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk
reprensetasi matematis.
1
Dapat menyajikan konsep
dalam bentuk representasi
matematis namun belum
memahami alogaritma
pemahaman konsep
2
Dapat menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk
representasi matematis
sebagai suatu logaritma
pemahaman konsep
namun masih melakukan
kesalahan
3
Dapat menyajikan konsep 4
-
36
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dalam bentuk representasi
matematika dengan benar
(Abdul Majid,2014:198)
2. Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika
a) Definisi Konseptual
Minat belajar siswa adalah kecenderunagan hati seseorang
untuk melakukan suatu kegiatan tanpa disertai adanya paksaan
dari
luar individu. Minat belajar matematika adalah perasaan
senang
terhadap mata pelajaran matematika dimana seorang siswa
menaruh
perhatiannya yang besar terhadap matematika dan menjadikan
matematika mata pelajaran yang mudah. Sehingga siswa dalam
belajar mempunyai gairah yang tinggi dan semangat yang dalam
belajar matematika.
b) Definisi Operasional
Minat membuat seseorang merasakan kegairahan dalam
melakukan pekerjaan tertentu disebabkan oleh perasaan senang
yang
ada dalam dirinya. Minat seseorang terhadap pembelajaran
dapat
dilihat dari kecenderungan untuk memberikan perhatian yang
lebih
besar terhadapa pelajaran tersebut. Sehingga apabila siswa
mempunyai minat belajar maka siswa akan selalu mempunyai
ketertarikan pada mata pelajaran tersebut dan senantiasa
tertip
terhadap sistem yang ada. Sehingga apabila siswa mempunyai
minat
terhapap mata pelajaran maka siswa tersebut akan senantiasi
menpunyai perasaan senang, mempunyai perhatian yang lebih
Nilai Siswa = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
-
37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
terhadap mata pelajaran tersebut, mempunyai ketertarikan dan
ketertiban terhadap sistem.
c) Kisi-kisi Instrumen
Penelitian mendapatkan data minat siswa dalam penelitian ini
dibantu dengan instrumen penelitian yaitu angket. Angket
dikembangkan dari beberapa indikator, sedangkan indikator
dikembangkan menjadi beberapa butir item yang dapat dilihat
dari
tabel berikut ini:
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen minat siswa
Aspek Indikator Pernyataan Jumlah
item Positif Negatif
Perasaan
Senang
Pendapat siswa
tentang mata pelajaran
matematika
1,3 6,9
11
Kesan siswa terhadap
guru 7 12,20
Perasaan siswa selama
mengikuti
pembelajaran
matematika
11,15 13,25
Perhatian Perhatian saat
mengikuti
pembelajaran
matematika
10,17 2,8
7
Perhatian siswa saat
diskusi pelajaran
matematika
14 21,32
Ketertarikan Rasa ingin tahu siswa
saat mengikuti
pemebelajaran
4,18,3
3 22,28 9
-
38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
matematika
Penerimaan siswa saat
diberi tugas/PR oleh
guru
27,34 23,30
Ketertiban
Sistem
Kegiatan siswa setelah
dan sebelum masuk
sekolah
19, 24 29,26
7 Kedisiplinan siswa
saat pembelajaran
matematika
31,5 16
Jumlah keselurahan 17 17 34
F. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dimaksud adalah untuk menjawab kebenaran
dan
kepalsuan hipotesis dan jawaban rumusan yang telah diajukan,
maka
dilakukan analisis data. Namun, sebelum analisis data dilakukan
maka
terlebih dahulu perlu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji
normalitas, uji
homogenitas, dan uji liniaritas.
Setelah itu data dianalisis dengan menggunakan analisis
statistik deskriptif
dan analisis korelasi.
1. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah dari kedua
kelompok data skor variabel mempunyai varians yang homogen
atau
tidak. Uji homogenitas yang peneliti gunakan adalah dengan
Uji
Perbandingan Varians karena data yang diteliti terdiri dari dua
varians
kelas.
Langkah-langkah Uji Perbandingan Varians
a. Bagi data menjadi dua kelompok
-
39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Tentukan simpangan baku dari masing-masing kelompok.
c. Menentukan FHitung dengan rumus:
d. Menentukan FHitung dengan rumus:
Dk pembilang = n – 1 (untuk varians terbesar)
Dk penyebut = n – 1 (untuk varians terkecil)
e. Membandingkan nilai FHitung dengan FTabel, dengan kriteria
pengujian:
Jika FHitung FTabel, berarti homogen.
Jika FHitung FTabel, berarti tidak homogen. (Husaini &
Purnomo,2006:133)
2. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui data yang akan
dianalisis berdistribusi normal. Pengujian distribusi normal
menggunakan
uji Chi Kuadrat ( ) karena sampel yang digunakan dalam
penelitian ini
adalah sampel besar yaitu lebih dari 30.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Mencari skor terbesar dan terkecil
b. Mencari nilai rentang (R) dengan rumus:
c. Mencari banyaknya kelas (K) dengan rumus:
d. Mencari panjang kelas (I) dengan rumus:
e. Membuat tabulasi dengan tabel penolong
f. Mencari rata-rata (mean)
𝑅 𝐻 − 𝐿
𝐾 log 𝑛
𝐼 𝑅
𝐾
𝑥 𝑓𝑥𝑖𝑛
-
40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
g. Mencari simpangan baku (Standard Deviasi)
h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
1) Menentukan batas kelas yaitu angka skor kiri kelas
interval
pertama dikurang 0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan
kelas
ditambah 0,5
2) Mencari nilai z-score untuk batas kelas interval dengan
rumus:
3) Mencari 0 – Z
4) Mencari luas setiap kelas interval dengan jalan mengurangi
angka-
angka 0 –Z, yaitu angka baris pertama dikurang baris kedua,
angka
baris kedua dikurang baris ke tiga, dan seterusnya, kecuali
angka
yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan
angkapada baris berikutnya.
5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara
mengalikan
luas tiap interval dengan jumlah responden
i. Mencari chi-kuadrat hitung
dengan rumus:
j. Membandingkan
dengan
Dengan kriteria uji sebagai berikut:
, maka disribusi data normal
𝑆 𝑛 𝑓𝑋𝑖
− ( 𝑓𝑋𝑖)
𝑛 (𝑛 − )
𝑍 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑥
𝑠
𝜒 (fo − fe)
fe
k
i=1
-
41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
, maka distribusi data tidak normal (Riduwan,
2011: 121-124)
3. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah metode regresi
Y
atas X berpola linear.
Langkah-langkah uji linieritas adalah sebagai berikut:
a. Mencari skor terbesar dan terkecil masing-masing variabel
b. Mencari rentang (R) masing-masing variabel dengan rumus:
c. Mencari banyak kelas (K) masing-masing variabel dengan
rumus:
d. Mencari nilai panjang kelas (I) masing-masing variabel dengan
rumus:
e. Mencari angka statistik: ; ; ; ; ; ; ; ;
f. Mencari jumlah kuadrat regresi ( , -) dengan rumus:
g. Mencari jumlah kuadrat regresi ( , | -) dengan rumus:
h. Mencari jumlah kuadrat residu ( ) dengan rumus:
i. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi ( , -) dengan
rumus:
j. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi ( , | -) dengan
rumus:
k. Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu ( ) dengan rumus:
𝑅 𝐻 − 𝐿
𝐾 𝑙𝑜𝑔 𝑛
𝐼 𝑅
𝐾
𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑏|𝑎) 𝑏 𝑋𝑌 −( 𝑋) (𝑌)
𝑛
𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠 𝑌 − 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔,𝑏|𝑎- − 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔,𝑎-
𝑅𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔,𝑎- 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔,𝑎-
𝑅𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔,𝑏|𝑎- 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔,𝑏|𝑎-
-
42
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
l. Mencari jumlah kuadrat error ( ) dengan rumus:
m. Mencari jumlah kuadrat tuna cocok ( ) dengan rumus:
n. Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok ( ) dengan
rumus:
o. Mencari rata-rata jumlah kuadrat error ( ) dengan rumus:
p. Mencari nilai dengan rumus:
q. Mencari nilai dengan menggunakan tabel F dengan rumus:
r. Menentukan aturan untuk pengambilan keputusan atau kriteria
uji
linier jika , maka data berpola linier.
maka data berpola tidak linier (Riduwan, 2011: 125-129).
4. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur keeratan (kuat,
lemah,
atau tidak ada) hubungan antara minat belajar siswa dengan
pemahaman
matematis di Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota Jambi.
Analisis korelasi dalam penelitian ini menggunakan rumusa
korelasi
Product-Moment. Korelasi Product-Moment digunakan untuk
menentukan hubungan antara dua gejala interval (Suharsimi
Arikunto,2013: 337). Rumus Korelasi Product-Moment adalah
sebagai
berikut:
𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑎) ( 𝑌)
𝑛
𝑅𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠 𝐽𝐾Res𝑛 −
𝐽𝐾𝐸 𝑌 −
( 𝑌)
𝑛
𝑘
𝐽𝐾𝑇𝐶 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠 − 𝐽𝐾𝐸
𝑅𝐽𝐾𝑇𝐶 𝐽𝐾𝑇𝐶𝑘 −
𝑅𝐽𝐾𝐸 𝐽𝐾𝐸𝑛 − 𝑘
𝐹 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑅𝐽𝐾𝑇𝐶𝑅𝐽𝐾𝐸
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝐹(1−∝)(𝑑𝑘 𝑇𝐶 𝑑𝑘 𝐸)
-
43
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Keterangan:
= Angka indeks korelasi “r” Prodect Moment
= Number of cases
= Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
= Jumlah seluruh skor X
= Jumlah seluruh skor Y
Langkah yang selanjutnya dilakukan setelah nilai korelasi (nilai
r hitung)
diketahui adalah menginterprestasikan nilai. Dalam
memberikan
interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi “r”
Product
moment (rxy ), pada umumnya dipergunakan atau ancar-ancar
sebagai
berikut.(Anas Sudijono,2017:193)
Setelah r hitung diketahui selanjutnya menentukan besarnya
sumbangan
(koefisien determinan atau koefisien penentu) variabel X
terhadap variabel
Y dengan rumus:
Langkah terakhir dalam korelasi ini adalah menguji signifikansi
dengan
cara membandingkan nilai thitung dengan ttabel kemudian ambil
kesimpulan :
√ −
√1− ((Husaini & Purnomo,2006:204)
Interval Korelasi Tingkat Hubungan
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
0,20 – 0,40 Rendah
0,40 – 0,70 Sedang
70, – 0,90 Kuat
0,90 – 1,00 Sangat Kuat
𝑟𝑥𝑦 𝑁 𝑋𝑌 − ( 𝑋)( 𝑌)
*𝑁 𝑋 − ( 𝑋) + *𝑁 𝑌 − ( 𝑌) +
-
44
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik adalah hipotesis yamg dibuat atau digunakan
untuk
menguji hipotesis penelitian (Misbahuddin dan Iqbal Hasan,2014:
38).
H0 : = 0, Tidak ada hubungan yang signifikan antara minat
belajar siswa
dengan pemahaman matematis di Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota
Jambi.
Ha : 0, Ada hubungan yang signifikan minat belajar siswa
dengan
pemahaman matematis di Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota Jambi.
-
45
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
H. Rencana Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2018 Tahun 2019
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2
3 4 5
1. Pengajuan Judul
2 Pembuatan Proposal
3
Pengajuan Proposal dan
Pengajuan Dosen
Pembimbing
4 Bimbingan Proposal
5 Seminar Proposal
6 Perbaikan Hasil Seminar
7 Izin Riset
8 Pelaksanaan Riset
9 Penyusunan Data
10 Penyusunan Skripsi
11 Perbaikan Skripsi
12 Penyusunan Data
-
46 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Keadaan Umum Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota Jambi
Data Umum Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota Jambi
Nama Sekolah : Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota Jambi
No. Statistik Sekolah : 131115710030
Tipe Sekolah : B
Alamat Sekolah : Jln. Marene-Sersan Darpin RT. 07 Kel. Eka
Jaya
Kec. Paal Merah Jambi
Telepon : -
Status Sekolah : Negeri
Nilai Akreditas : B
Tabel. 4.1
Daftar Nama-Nama Guru Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota Jambi
No Nama Guru Bidang
Studi
Pendidikan
Terakhir
Jabatan
Sekarang
1 Drs. M. Zakri K, M.Pd.I Akidah
Akhlak S1 PAI IAIN
Kepala
Madrasah/PNS
2 Drs. M. Kosasi, S.Pd
Ekonomi
(peminatan
dan
pendalaman
S1 FKIP Unja
Waka Sarana
Prasarana dan
Guru/PNS
3 Drs. Dodi Hendra, Sejarah S2 IAIN Waka Humas
-
47
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
M.Pd.I Indonesia dan Guru/PNS
4 Nuryakhman, S.Ag Al Qur‟an
Hadits S1 PAI IAIN
Waka
Kesiswaan
Guru/PNS
5
Hasana, S.Pd Bahasa
Indonesia S1 FKIP Unja
Guru/PNS dan
Wali Kelas XII
IPS 1
6 Husen, MA Bahasa
Arab
S2 UIN
Jakarta
Waka
Kurikulum dan
Guru/PNS
7 Renita, S.Si Matematika S1 FKIP Unja
Guru/PNS dan
Wali Kelas XII
IPS 3
8 Noveri, S.Pd Fisika S1 FKIP Unja
Guru/PNS dan
Wali Kelas XII
IPA 2
9
Drs. Muzakkar, M.Pd
Penjasorkes S2 UNP
Guru/PNS dan
Wali Kelas X
IPA 2
10 Alwi, S.Pd, M.Pd Bahasa
Arab S2 UNP
Guru/PNS
Pembina Osis
dan Wali Kelas
XI IPA 1
11 Neny Novridewi, S.Pd Bahasa
Inggris S1 FKIP Unja
Guru/PNS dan
Wali Kelas XII
IPS 2
12 Srimaduma, S.Pd Matematika S1 FKIP Unja Guru/PNS dan
Bendahara 2
13 Deis Reni, S.Pd Kimia S1 UNP Guru/PNS
Bendahara 1
-
48
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
14 Dewi Maulinda, M.Pd Ekonomi S2 Unja
Guru/PNS dan
Kepala
Perpustakaan
15 Halimatussa‟diyah, S.Pd
Kimia
Prakarya
dan
Kewirausah
aan
S1 Unja
Guru/PNS dan
Wali Kelas XI
IPA 2
16 Diana Aprilia, S. Pd,
M.Pd.I Sosiologi S2 IAIN
Guru/PNS dan
Wali Kelas XI
IPS 1
17 Dewi RH, SP
Biologi,
Prakarya
dan
Kewirausah
aan
S1 Pertanian
Unja
Guru/honor
dan Wali Kelas
XII IPA 1
18 Rusnah, S.Ag Fikih S1 IAIN Guru/honor
19 Dra. Arini
Ekonomi,
Prakarya
dan
Kewirausah
aan
S1 Unja Guru/honor