This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Grafik v
Gambar ix
Daftar Tabel x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan Penulisan 3
1.3. Sistematika Penulisan 4
BAB II GAMBARAN UMUM 6
2.1. Kependudukan 6
2.2. Letak Geografis dan Luas Wilayah 8
2.3. Keadaan Pemerintahan 9
2.4. Pendidikan 10
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 11
3.1. Angka Kematian 11
3.1.1. Angka Kematian Bayi (AKB) 11
3.1.2. Angka Kematian Ibu (AKI) 14
3.1.3. Angka Kematian Neonatal 20
3.2. Angka Kesakitan 21
3.2.1. Penyakit Menular 21
3.2.1.1. Malaria 21
3.2.1.2. Tuberculosis (TBC) 23
3.2.1.3. Pneumonia 27
3.2.1.4. Penyakit HIV/AIDS 29
3.2.2. Penyakit Potensial KLB/Wabah 38
3.2.3. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi 42
3.2.4. AFP Rate (Non Polio) < 15 Tahun 42
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 iii
3.2.5. Campak 47
3.2.6. Surveilans Tetanus Neonatorum 49
3.2.7. Surveilans Difteri 50
3.2.8. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular 53
3.3. STATUS GIZI MASYARAKAT 56
3.3.1. Bayi Mendapat ASI Eksklusif 57
3.3.2. Cakupan Balita Ditimbang D/S 58
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 60
4.1. PELAYANAN KESEHATAN DASAR 60
4.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 60
4.1.1.1. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) 61
4.1.1.2. Pertolongan Persalinan oleh Nakes dengan Kompetensi
Kebidanan 63
4.1.1.3. Cakupan Pelayan Pertama Neonatus (KN1) 64
4.1.1.4. Cakupan Pelayanan Bayi (KBy) 65
4.1.1.5. Cakupan Kematian Anak Balita 67
4.1.2. Pelayanan Imunisasi 71
4.1.2.1 Pencapaian Uci Desa (Universal Child Immunization) 76
4.2. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI
DASAR 76
4.2.1. Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga 80
4.3. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 81
4.3.1. Bayi mendapat ASI Eksklusif 81
4.3.2. Remaja Putri yang mendapat tablet tambah darah (TTD) 82
4.3.3. Cakupan balita ditimbang (D/S) 83
4.3.4. Balita gizi buruk mendapat perawatan 84
4.4. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 92
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 94
5.1. SARANA KESEHATAN 94
5.1.1. Puskesmas 94
5.1.2. Rumah Sakit 100
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 iv
5.1.3. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat 103
5.2. TENAGA KESEHATAN 104
5.3. SITUASI SUMBER DANA KESEHATAN 117
BAB VI KESIMPULAN 122
6.1. KESIMPULAN 122
6.2. SARAN 126
LAMPIRAN
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 v
DAFTAR GRAFIK
Hal
Grafik 2.1. Sex Ratio Penduduk Sumatera Selatan Tahun 2017 6Grafik 2.2. Jumlah Penduduk Usia Produktif (15 – 64 Tahun) Menurut Jenis
Kelamin Per Kabupaten Kota se-Sumatera Selatan 7Grafik 2.3. Rata-rata Kelembaban Udara Provinsi Sumatera Selatan Yang
Tercacat pada Stasiun Klimatologi Kenten Palembang Tahun 2017 8Grafik 3.1. Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2017 12Grafik 3.2. Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2013 – 2017 16Grafik 3.3. Jumlah Kasus Suspek Malaria Klinis, Pemeriksaan Malaria
Provinsi Sumatera Selatan 2017 20Grafik 3.4. CDR (Case Detection Rate) / Angka Penemuan Kasus TB 26Grafik 3.5. Jumlah Kasus HIV AIDS Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2017 32Grafik 3.6. Penderita AIDS Menurut Kab/Kota 1995 sd 2017 di Sumatera Selatan 33Grafik 3.7. Pengidap HIV dan Penderita AIDS menurut jenis kelamin
di Sumsel Tahun 2017 33Grafik 3.8. Pengidap HIV dan Penderita AIDS Pada Perempuan menurut
Pekerjaan di Sumatera Selatan Pada Tahun 2017 34Grafik 3.9. Kumulatif Pengidap HIV Menurut Kelompok Umur 1995 sd 2017
Di Sumatera Selatan 35Grafik 3.10. Kumulatif Penderita AIDS Menurut Kelompok Umur 1995 sd 2017
Di Sumatera Selatan 35Grafik 3.11. Distribusi Penderita AIDS Menurut Kondisi Saat Dilaporkan
di Provinsi Sumatera Selatan 1995 s/d Desember 2017 36Grafik 3.12. Casecade ART Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2004 – 2016 36Grafik 3.13. Distribusi Frekuensi KLB Menurut Kab/Kota di Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2014 – 2017 33Grafik 3.14. Distribusi Jenis KLB Menurut Kab/Kota di Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2014 - 2017 34Grafik 3.15. Distribusi Jenis KLB Menurut Kab/Kota di Provinsi Sumatera Selatan
di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 39Grafik 3.16. Frekuensi KLB Dugaan Campak Berdasarkan Hasil Laboratorium
di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 39Grafik 3.17. Penemuan Kasus Klinis Campak Per Kabupaten/Kota di Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2017 46Grafik 3.18. Persentase Klinis Campak Menurut Kelompok Umur di Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2017 46
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 vi
Grafik 3.19. Kasus Klinis Campak Dengan Status Imunisasi di ProvinsiSumatera Selatan Tahun 2017 47
Grafik 3.20. Frekuensi KLB Dugaan Campak Berdasarkan Hasil Laboratoriumdi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 47
Grafik 3.21. Persentase Klinis Campak Yang Dilakukan Konfirmasi Laboratorium(CBMS) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 48
Grafik 3.22. Hasil Konfirmasi laboratorium Klinis Campak di ProvinsiSumatera Selatan Tahun 2017 48
Grafik 3.23. Distribusi Kasus Tetanus Neonatorum Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 50
Grafik 3.24. Penemuan kasus Difteri Menurut Kabupaten/Kota di ProvinsiSumatera Selatan Tahun 2017 51
Grafik 3.25. Distribusi Kasus Difteri Menurut Kelompok Umur Di ProvinsiSumatera Selatan Tahun 2017 51
Grafik 3.26. Distribusi Kasus Difteri Menurut Status Imunisasi Di ProvinsiSumatera Selatan Tahun 2017 52
Grafik 3.27. Distribusi Kasus Difteri Menurut Status Imunisasi Di ProvinsiSumatera Selatan Tahun 2017 52
Grafik 3.28. Persentase Desa yang Melaksanakan Posbindu Penyakit Tidak Menulardi Provinsi Sumatera Selatan selama 5 (lima) Tahun 2013 – 2017 54
Grafik 3.29. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Per Kabupaten/Kotadi Sumatera Selatan Tahun 2016 & 2017 58
Grafik 4.1. Cakupan Pelayanan K4 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera SelatanTahun 2016 62
Grafik 4.2. Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yangKompeten di Provinsi Sumatera Selatan Selama 5 (lima) 63
Grafik 4.3. Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Kabupaten/KotaProvinsi Sumsel Tahun 2017 65
Grafik 4.4. Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 66Grafik 4.5. Jumlah Kematian Balita di Sumatera Selatan Tahun 2017 dibandingkan
dengan Target Tahun 2017 67Grafik 4.6. Jumlah Kematian Balita di Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2010 – 2017 67Grafik 4.7. Jumlah Kematian Balita di Provinsi Sumatera Selatan
per Kabupaten / Kota Tahun 2017 67Grafik 4.8. Jumlah Kematian Balita Tahun 2017 dibandingkan dengan
Target RPJMD 2017 dan Target RPJMD 2018 65Grafik 4.9. Angka Harapan Hidup di Sumatera Selatan Tahun 2017 dibandingkan
dengan Target Tahun 2017 70
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 vii
Grafik 4.10. Angka Harapan Hidup Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017dibandingkan dengan Terget RPJMD tahun 2017 danTarget RPJMD Tahun 70
Grafik 4.11. Persentase Desa yang Mencapai UCI di Provinsi Sumatera SelatanSelama 5 (lima) Tahun 2013 s/d 2017 73
Grafik 4.12. Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 77
Grafik 4.13. Persentase TTU Memenuhi Syarat Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 77
Grafik 4.14. Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air MinumBerkualitas Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kotadi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 78
Grafik 4.15. Persentase Tempat Pengolahan Makanan memenuhi syaratHygiene Sanitasi yang diperiksa menurut Kab/Kota di ProvinsiSumatera Selatan Tahun 2017 79
Grafik 4.16. Cakupan Pemberian ASIE Kabupaten/Kota Prov. SumselTahun 2016-2017 82
Grafik 4.17. Prevalensi Gizi Buruk di Sumatera Selatan Tahun 2017 dibandingkandengan Target Tahun 2017 85
Grafik 4.18. Jumlah Kasus Gizi Buruk di Provinsi Sumatera SelatanTahun 2011 – 2017 85
Grafik 4.19 Prevalensi Gizi Buruk Tahun 2017 dibandingkan dengan TargetRPJMD Tahun 2017 dan Target RPJMD Tahun 2018 86
Grafik 4.20. Persentase Balita Gizi Kurang di ProvinsiSumatera Selatan Tahun 2017 87
Grafik 4.21. Persentase Balita Gizi Kurang di Sumatera SelatanTahun 2012 – 2017 87
Grafik 4.22. Persentase Balita Gizi Kurang Tahun 2017 dibandingkan denganTarget RPJMD Tahun 2017 dan Target RPJMD Tahun 2018 88
Grafik 4.23. Persentase Stunting Pada Anak Balita Tahun 2017 di SumateraSelatan dibandingkan Target Tahun 2017 89
Grafik 4.24. Persentase Stunting pada Balita di Sumatera SelatanTahun 2012 – 2017 90
Grafik 4.25 Persentase Stunting pada Balita Tahun 2017 dibandingkan denganTarget RPJMD Tahun 2017 dan Target RPJMD Tahun 2018 90
Grafik 4.26. Kepesertaan Jaminan Kesehatan Provinsi Sumatera SelatanTahun 2017 92
Grafik 5.1. Penyebaran Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten/KotaProvinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 98
Grafik 5.2. Jumlah Puskesmas Yang Sudah Terakreditasi di Provinsi
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 viii
Sumatera Selatan Tahun 2017 100Grafik 5.3. Jumlah Rumah Sakit Umum Daerah dan RS Khusus
Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 102Grafik 5.4. Persentase Rumah Sakit menurut Kelas di Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2017 102Grafik 5.5. Jumlah Tenaga Kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 105Grafik 5.6. Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Ketenagaan di Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2017 105Grafik 5.7 Jumlah Tenaga Medis di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 106Grafik 5.8. Persentase Tenaga Medis Menurut Jenis Kelamin di Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2017 107Grafik 5.9. Proporsi Tenaga Medis di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 108Grafik 5.10. Jumlah Tenaga Farmasi di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 109Grafik 5.11. Jumlah Tenaga Bidan Berdasarkan Jenisnya Di Provinsi
Sumatera Selatan tahun 2017 110Grafik 5.12. Proporsi Tenaga Bidan Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 111Grafik 5.13. Proporsi Tenaga Keperawatan berdasarkan Jurusannya di
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 113Grafik 5.14. Proporsi Tenaga Keperawatan di Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2017 113Grafik 5.15. Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan berdasarkan Profesi dan
Jenis Kelamin di Privinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 115Grafik 5.16. Proporsi Tenaga Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Profesi
Di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2017 115Grafik 5.17. Proporsi Tenaga Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Jurusan
di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2017 117Grafik 5.18. Gambaran Tenaga Kesehatan Yang Teregister Menurut Jenis
Kelamin Di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2017 119Grafik 5.19. Gambaran Tenaga Kesehatan Yang Diregister menurut Rumpun
Tenaga Kesehatan Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 119Grafik 5.20. Gambaran SDM Kesehatan Yang Teregister di Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2017 120
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Provinsi Sumatera Selatan 9
Gambar 3.1. Peta Endemis Malaria Sumsel Tahun 2017 22
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Tingkat Kepadatan PendudukProvinsi Sumatera Selatan Tahun 2017. 6
Tabel 3.1. Jumlah Kematian Ibu kabupaten kota di provinsi Sumatera SelatanTahun 2013 sd 2017 17
Tabel 3.2. Pasien TB MDR diantara kriteria suspek tahun 2014 sampai 2017 27Tabel 3.3. Layanan Klinik / Peralatan Penunjang Diagnostik 37Tabel 3.4. Laporan Kinerja SKDR dari Kabupaten/Kota 40Tabel 3.5 Kinerja Surveilans AFP Januari-Desember Tahun 2017 44Tabel 3.6. Capaian Indikator Kinerja Surveilans Campak Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2017 45Tabel 3.7. Persentase Kab/ kota yang memiliki Peraturan Kawasan Tanpa Rokok
(KTR) 55Tabel 3.8. Peraturan Daerah Tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) 2017 55Tabel 4.1. Hasil Cakupan Imunisasi Rutin Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2017 75Tabel 4.2. Jumlah Kunjungan Peserta Jamsoskes Sumsel Semesta
di Rumah Sakit Rujukan Provinsi dan Pusat tahun 2017 92Tabel 5.1 Keadaan dan Kebutuhan Tenaga Kesehatan di Puskesmas Sesuai
Permenkes No.75 Tahun 2014, di Provinsi Sumatera Selatan No.75Tahun 2014, di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 96
Tabel 5.2. Jumlah Tenaga Nusantara Sehat Di Provinsi Sumatera SelatanTahun 2017 97
Tabel 5.3. Jumlah Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten/Kota ProvinsiSumatera Selatan Tahun 2017 99
Tabel 5.4. Klasifikasi Rumah Sakit di Kabupaten/Kota ProvinsiSumatera Selatan Tahun 2017 101
Tabel 5.5. Jumlah Tenaga Medis Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 106Tabel 5.6. Jumlah Tenaga Farmasi Di Provinsi Sumater Selatan Tahun 2017 108Tabel 5.7. Jumlah Tenaga Bidan Berdasarkan Jenisnya di Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2017 110Tabel 5.8. Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Jurusannya
di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 112Tabel 5.9. Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan Di Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2017 114Tabel 5.10. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Jurusan Di Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2017 116Tabel 5.11. Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Diregistrasi sesuai jenis Profesi
berdasarkan Jenis Kelamin Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 118Tabel 5.12. Anggaran Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 121
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan nasional harus berwawasan
kesehatan yaitu setiap kebijakan publik selalu memperhatikan dampak pada kesehatan.
Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya yang ditandai dengan meningkatnya
umur harapan hidup, menurunnya angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan status
gizi, dan menurunnya angka kesakitan serta angka kematian yang disebabkan oleh
berbagai penyakit, yaitu baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
terwujud, hal tersebut selaras dengan komitmen internasional yang dituangkan dalam
Sustainable Development Goals (SDGs).
Pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis, berdayaguna,
berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme sehingga tercipta Good Governance sesuai Undang-Undang Nomor 28 tahun
2009 serta Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan sebagai salah satu
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
memiliki tugas dan fungsi untuk meingkatkan derajat kesehatan masyarakat di provinsi
Sumatera Selatan yang setinggi-tingginya yang dalam pelaksanaannya berlandaskan
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) provinsi Sumatera
Selatan.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 2
Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan
kesehatan mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagaimana ditetapkan
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008: (1) Indikator
Derajat Kesehatan yang terdiri atas indikator-indikator untuk Mortalitas, Morbiditas,
dan Status Gizi; (2) Indikator-indikator untuk Keadaan Lingkungan, Perilaku Hidup,
Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan; serta (3) Indikator-indikator untuk Pelayanan
Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, Manajemen Kesehatan, dan Kontribusi Sektor
Terkait. Visi Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013 sampai dengan 2018 yaitu Sumatera
Selatan sejahtera, lebih maju dan berdaya saing internasional.
Untuk mewujudkan Visi diatas maka Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
mempunyai Misi yaitu: Menjamin pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau
bagi seluruh masyarakat Sumatera Selatan; meningkatkan kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat melalui pendidikan kesehatan kepada masyarakat dan pemberdayaan
masyarakat; meningkatkan profesionalitas Sumber Daya Manusia Kesehatan yang
berdaya saing global; mengutamakan upaya peningkatan dan pencegahan dengan tidak
mengabaikan upaya pengobatan dan pemulihan kesehatan. Hal tersebut selaras dengan
Tujuan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yaitu Meningkatnya status kesehatan
masyarakat dan meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap resiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan upaya kesehatan,
peningkatan pembiayaan kesehatan, peningkatan sumber daya kesehatan, peningkatan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan serta peningkatan manajemen dan
informasi kesehatan. Tantangan pembangunan kesehatan menuntut adanya dukungan
sumber daya yang cukup serta arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan yang
tepat. Sering kali para pembuat kebijakan di bidang kesehatan mengalami kesulitan
dalam pengambilan keputusan yang tepat karena keterbatasan atau tidak tersedianya
data dan informasi yang akurat, tepat dan cepat.
Kebutuhan terhadap data dan informasi yang akurat makin meningkat, namun
berbagai masalah masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan.
Untuk mendukung keberhasilan pembangunan tersebut dibutuhkan adanya ketersediaan
data dan informasi yang akurat bagi proses pengambilan keputusan dan perencanaan
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 3
program. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence based diarahkan untuk
penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu. Dengan terbitnya
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Sistem
Informasi Kesehatan, serta Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 92
tahun 2015 tentang penyelenggaraan komunikasi data dalam sistem informasi kesehatan
terintegrasi, seyogyanya pelaksanaan sistem informasi kesehatan yang selama ini
dilaksanakan secara terfragmentasi sudah harus dilakukan secara terintegrasi.
Pembangunan kesehatan yang berhasilguna dan berdayaguna dapat dicapai
melalui pembinaan, pengembangan, dan pelaksanaan, serta pemantapan fungsi-fungsi
administrasi kesehatan yang didukung oleh Sistem Informasi Kesehatan (SIK), ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan, serta hukum kesehatan. SIK di setiap institusi
pelayanan kesehatan mulai dari tingkat Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
Dinas Kesehatan Provinsi sampai tingkat Pusat, harus terus dikembangkan sehingga
diharapkan dapat memberikan dukungan dalam rangka pelaksanaan fungsi manajemen
kesehatan.
Sistem informasi kesehatan (SIK) yang baik mampu memberikan informasi yang
akurat (evidance based) dan up to date untuk proses pengambilan keputusan di semua
tingkat administrasi pelayanan kesehatan. Salah satu bentuk output dari SIK adalah
penerbitan buku profil kesehatan yang dilakukan setiap tahun anggaran. Tujuan
penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan adalah memberikan informasi
tentang hasil pencapaian program pembangunan kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan
umumnya, termasuk pencapaian indikator-indikator pembangunan kesehatan di Provinsi
Sumatera Selatan.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Adapun maksud dan tujuan penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera
Selatan adalah untuk memberikan Informasi dan Gambaran situasi kesehatan
secara menyeluruh di Provinsi Sumatera Selatan dan untuk meningkatkan
kemampuan manajemen dalam pengelolaan operasional di lapangan dan
pelayanan prima dibidang kesehatan terhadap masyarakat serta mengembangkan
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 4
informasi sebagai bahan evaluasi dan memberikan petunjuk dalam pembuatan
rencana strategis (Renstra) pembangunan di Provinsi Sumatera Selatan.
1.3 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penyusunan profil kesehatan ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Tersedianya data dan informasi yang akurat (evidance based).
1.3.2 Tersedianya Grafikan situasi kesehatan secara menyeluruh dan merata
pada setiap kecamatan di wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
1.3.3 Tersedianya bahan acuan untuk mengevaluasi sampai sejauhmana hasil
program/kegiatan yang telah dilaksanakan.
1.3.4 Tersedianya konsep yang jelas tentang keberadaan status kesehatan di
Provinsi Sumatera Selatan saat ini dan seberapa jauh tujuan yang akan
dicapai kedepan.
1.3.5 Sebagai sarana untuk memantau tingkat keberhasilan bidang kesehatan
Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan untuk acuan evaluasi tahunan
terhadap kinerja kegiatan.
1.3.6 Adanya sarana informasi dan komunikasi tentang peta data, keadaan
pelayanan kesehatan masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan.
1.3.7 Sebagai acuan pemantauan evaluasi program tahunan dan sebagai wadah
yang strategis serta integral dari berbagai data yang dikumpulkan dalam
sistim pencatatan pelaporan yang ada di puskesmas, rumah sakit, maupun
di unit-unit kesehatan lainnya.
1.3 Sistematika Penulisan
Sistematika penyajian Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan adalah
sebagai berikut :
Bab-1 : Pendahuluan
Bab ini menyajikan tentang latar belakang dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 serta sistematika penyajiannya.
Bab-2 : Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang Gambaran umum Provinsi Sumatera Selatan. Selain uraian
tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, disini juga mengulas
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 5
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya
kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.
Bab - 3 : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini menjelaskan tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan
angka status gizi masyarakat.
Bab - 4 : Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan
dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan.
Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator
kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan
kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sarana, tenaga, pembiayaan dan sumber daya kesehatan
lainnya yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.
Bab-6 : Kesimpulan
Bab ini menjelaskan tentang hal-hal penting yang perlu ditelaah lebih lanjut dari Profil
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan di tahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan-
keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap
masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Lampiran
Lampiran ini berisi resume/angka pencapaian Puskesmas dan Kecamatan dalam
Provinsi Sumatera Selatan dan 81 tabel data yang merupakan gabungan Tabel Indikator
Kabupaten Sehat dan Indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang
Kesehatan. Tabel lampiran Profil Kesehatan tersebut sesuai dengan Petunjuk Teknis
Penyusunan Kesehatan Kabupaten/Kota, Edisi Terpilah menurut jenis kelamin, yang
dikeluarkan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI 2015.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 6
BAB IIGAMBARAN UMUM
2.1. Kependudukan
Penduduk Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan proyeksi penduduk tahun
2017 sebanyak 8.266.983 jiwa yang terdiri atas 4.200.735 jiwa penduduk laki-laki dan
4.066.248 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk
tahun 2010, penduduk Provinsi Sumatera Selatan mengalami pertumbuhan sebesar 1,44
persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2017 penduduk laki-
laki terhadap penduduk perempuan sebesar 103,31. Kepadatan penduduk di Provinsi
Sumatera Selatan tahun 2017 mencapai 94,56 jiwa/km2.
Kepadatan Penduduk di 17 kabupaten/kota cukup beragam dengan kepadatan
penduduk tertinggi terletak di kota Palembang dengan kepadatan sebesar 4.462,99
jiwa/km2 dan terendah di Ke Kabupaten Musi Rawas Utara sebesar 32,15 jiwa/Km2.
(BPS Sumatera Selatan 2017)
Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Selatan menurut jenis kelamin dan
berdasarkan kelompok umur yaitu sebagaimana ditunjukkan pada Piramida Penduduk
di bawah ini:
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Tingkat KepadatanPenduduk Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Grafik 2.2. Jumlah Penduduk Usia Produktif (15 – 64 Tahun)Menurut Jenis Kelamin Per Kabupaten Kota se-Sumatera Selatan
Sumber : Badan Pusat Statistik Prov.Sumsel
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 8
100
80
60
40
20
0
Minimum Maximum
2.2. Letak Geografis dan Luas Wilayah
Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1o sampai 4o Lintang Selatan dan 102o
sampai 106o Bujur Timur dengan luas wilayah 87.018 km2 terdiri dari pegunungan dan
pesisir pantai dan dilintasi oleh banyak sungai dan karenanya sering terjadi banjir.
Sebagian besar lahan terdiri dari hutan produksi, lahan pertanian, eksplorasi dan
ekploitasi gas bumi dan bahan galian lainnya seperti minyak tanah dan batubara. Batas
daerah ini adalah di sebelah Utara dengan Provinsi Jambi, di sebelah Selatan dengan
Provinsi Lampung, di sebelah Timur dengan Provinsi Bangka Belitung, di Pantai Timur
tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut.
Vegetasinya berupa tumbuhan palmase dan kayurawa (bakau). Semakin ke barat
merupakan dataran tinggi dan terdapat daerah Bukit Barisan.
Sumber: Badan Pusat Statistik Prov.Sumsel
Musim yang terdapat di Sumatera Selatan sama seperti umumnya yang terjadi
di bagian lain dari Indonesia. Di indonesia, hanya di kenal dua musim, yaitu musim
kemarau dan penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal
dari Australia. Angin ini tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan
musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai Maret arus angin banyak
mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudra pasifik mengakibatkan musim
hujan. Keadaan seperti itu terjadi setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan
pada bulan April - Mei dan Oktober - November.
Grafik 2.3. Rata-rata Kelembaban Udara Provinsi Sumatera Selatan YangTercacat pada Stasiun Klimatologi Kenten Palembang Tahun 2017
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 9
2.3. Keadaan Pemerintahan
Provinsi Sumatera Selatan dikenal juga sebagai Bumi Sriwijaya karena pada
abad ke-7 hingga ke-12 masehi merupakan pusat kerajaan Sriwijaya yang terkenal
dengan kerajaan maritim terbesar. Provinsi Sumatera Selatan berdiri pada tanggal 12
September 1950. Sama halnya dengan provinsi lain di Indonesia, provinsi Sumatera
Selatan juga dibagi menjadi beberapa Kabupaten/Kota, selanjutnya Kabupaten/Kota
dibagi menjadi Kecamatan, dan kemudian Kecamatan dibagi menjadi desa dan
kelurahan.
Pada tahun 2013, kembali Provinsi Sumatera Selatan mengalami pemekaran
daerah, dari 15 kabupaten/kota menjadi 17 kabupaten/kota. Kabupaten yang mengalami
pemekaran yaitu kabupaten Musi Rawas menjadi kabupaten Musi Rawas dan kabupaten
Musi Rawas Utara (Muratara) dan kabupaten Muara Enim menjadi kabupaten Muara
Enim dan kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) sehingga jumlah
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan sampai akhir tahun 2017 yaitu 17
kabupaten/kota dengan jumlah desa dan kelurahan sebanyak 3.237 Desa dan Kelurahan.
Letak geografis Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Kabupaten/Kota sebagaimana
peta di bawah ini :
Gambar 2.1. Peta Provinsi Sumatera Selatan
Sumber : Badan Pusat Statistik Prov. Sumsel
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 10
2.4. Pendidikan
Pendidikam merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek
sekaligus objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Pendidikan sangat
berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan pendidikan
meliputi pembanguan pendidikan secara formal maupun non formal. Keberhasilan
pembangunan di bidang pendidikan antara lain ditandai dengan meningkatnya angka
partisipasi bersekolah, dan meningkatnya persentase penduduk yang menyelesaikan
program wajib belajar 9 tahun dan meningkatnya angka melek huruf usia 15 tahun
keatas.
Dalam bidang pendidikan, variabel- variabel seperti jumlah gedung sekolah, jumlah murid dan
jumlah guru sering kali ditampilkan untuk menggambarkan situasi pendidikan. Misalnya dua variabel
terakhir diatas dapat digunakan untuk menghitung rasiomurid-guru. Pada tahun ajaran 2017/2018,
Sumatera Selatan memiliki gedung sekolah sebanyak 6.912 sekolah yang terdiri atas 4.673
Sekolah Dasar (SD), 1.340 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), 597 Sekolah Menengah Atas
(SMA), dan 302 Sekolah menengah Kejuruan (SMK) Selama tahun ajaran 2017/2018, jumlah
murid SD sebanyak 931.678 orang, SLTP sebanyak 353.063 orang, dan SMA sebanyak 202.687 orang.
Jumlah guru yang mengajar di masing - masing sekolah pada tahun 2017/2018 ini terdiri atas 54.500 guru
Sekolah Dasar, 24.226 orang guru SLTP, serta 13.998 orang guru SMA. Jika kita amati pada
tahun 2017, jumlah guru yang ada cenderung mengalami peningkatan dibandingkan
tahun sebelumnya.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 11
BAB IIISITUASI DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan secara grafikan dapat dilihat dari beberapa indikator seperti
mortalitas, morbiditas dan angka status gizi masyarakat. Berikut ini diuraikan tentang
indikator-indikator tersebut.
3.1. Angka Kematian
Angka kematian (Mortalitas) merupakan salah satu ukuran untuk melihat
Grafikan perkembangan derajat kesehatan masyarakat dan dijadikan acuan untuk
menilai keberhasilan pembangunan kesehatan. Angka kematian dapat dilihat dari
kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dan pada umumnya dapat
dihitung dengan melakukan Survey dan penelitian. Angka kematian bayi (AKB),
kematian ibu akibat melahirkan (AKI) dan kematian balita (AKA Balita) merupakan
indikator utama dalam menilai pencapaian derajat kesehatan masyarakat. maka
Peningkatan Kesehatan Ibu merupakan indikator utama yang harus dicapai sampai
tahun 2017.
Untuk selanjutnya pembangunan Indonesia berdasarkan tujuan pembangunan
berkelanjutan atau Sustainable Development Goals seterusnya disebut SDGs.
Sedangkan SDGs merupakan Pembangunan yang bertujuan secara berkelanjutan, dalam
hal ini capaian pembangunan masih berpedoman kepada capaian MDGs.
Oleh karena angka kematian ini diperoleh melalui survey misalnya SDKI atau
survey bidang kesehatan lainnya maka informasi tentang data kematian yg disajikan
dalam profil ini adalah data absolut (jumlah kematian) yang diperoleh dari laporan rutin
kabupaten/kota.
3.1.1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Menurunnya angka kematian bayi dan meningkatnya angka harapan hidup
mengindikasikan meningkatnya derajat kesehatan penduduk. Angka kematian bayi atau
Infant Mortality Rate (IMR) merupakan indikator utama dalam mengukur derajat
kesehatan masyarakat. Angka kematian bayi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 12
telah banyak mengalami penurunan dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian
sudah dapat dieliminasi.
RPJMN tahun 2019 sebesar 306/100.000 kelahiran, hal ini berdasarakan Base
Line data SDKI 2012 AKI sebesar 359/100.000 KH, masih jauh untuk dapat dicapai,
Angka ini kalau dibandingkan dengan hasil SUPAS 2015 sudah mencapai target RPJMN
2019, Namun kita masih tetap waspada. Untuk Angka Kematian Neonatal (AKN)
mengalami stagnansi sejak tahun 2012 dan terakhir berdasarkan SDKI 2015 Angka
Kematian Neonatal masih 19 per 1.000 Kelahiran hidup. Kesehatan neonatal sangat
terkait dengan Kesehatan Keluarga.
Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan bulan
Desember 2017 mencapai 637 kasus, menurun jika dibandingkan tahun 2016
sebanyak 643 kasus. Kasus kematian bayi tertinggi ada di Kabupaten Musi Rawas
dengan kematian sebanyak 70 kasus, kemudian diikuti oleh Kabupaten Banyuasin (68
kasus) dan Kabupaten M.Enim (65 kasus). Sedangkan kasus kematian neonatal
terendah terjadi di Kab. Pali (8 kasus), kemudian diikuti oleh Kota Pagar Alam (10
Kasus) kematian Bayi dan laht (11 Kasus), untuk Kabupaten/Kota lainnya dapat dilihat
pada grafik berikut ini :
Grafik 3.1 Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Sumatera Selatan 2017
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Prov. Sumsel
KEMATIAN BAYI
637
70
68
6563
51
48
47
39
35
33
31
2916
13
11
10
8
0 100 200 300 400 500 600 700
PROVINSI
MUSI RAWAS
BANYUASIN
MUARA ENIM
OKU
MUSI BANYUASIN
MURA TARA
OKU TIMUR
OKU SELATANEMPAT LAWANG
OKI
OGAN ILIR
PALEMBANG
LUBUK LINGGAU
PRABUMULIH
LAHAT
PAGARALAM
PALI
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 13
Penyebab kematian neonatal dan post neonatal sesuai analisa data disebabkan
oleh penyebab langsung dan tidak langsung yang kesemuanya membutuhkan intervensi
efektif untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan kesehatan neonatal yang meliputi
pelayanan kesehatan reproduksi, maternal dan neonatal. Penyebab lain adalah tenaga
kesehatan yang belum kompoten dalam penanganan kasus kegawatdaruratan pada
neonatal, akses pelayanan yang sulit untuk penanganan neonatal dengan kasus BBLR,
sarana dan prasaran penunjang yang belum lengkap di fasilitas rujukan baik puskesmas
maupun RSUD kab./kota.
Penyebab tingginya jumlah kasus kematian ini juga disebabkan manajemen
program yang sudah terlaksana sesuai sistem manajemen yang baik, diantaranya :
Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal, sehingga seluruh kematian maternal dan neonatal
dapat terlacak serta sistem pencatatan dan pelaporan yang sudah bejalan dengan baik.
Beberapa program dan kegiatan yang masih menjadi prioritas untuk masa yang akan
adalah :
a) Melakukan pelatihan bagi bidan di desa mengenai penatalaksanaan asfiksia pada
bayi baru lahir, serta mengenalkan metode kanguru untuk perawatan bayi prematur
maupun bayi BBLR (kurang dari 2.500 gram);
b) Memberikan pelatihan inisiasi dini dan ASI eksklusif pada dokter anak sehingga
mereka bisa menjadi motivator laktasi kepada ibu baik di tempat praktek swasta
maupun negeri tempat dokter anak tersebut bertugas;
c) Menghidupkan kembali Posyandu, karena Posyandu ditujukan untuk mengamati
status gizi Balita selama umur 0-5 tahun. Untuk menjaga asupan gizi pada Balita
juga diberikan makanan tambahan seperti bubur kacang hijau dan juga susu;
d) Peningkatan Perawatan Antenatal (kunjungan antenatal pertama, jumlah pemeriksaan
kehamilan & kualitas perawatan antenatal);
e) Peningkatan perlindungan dan pelayanan kesehatan bagi bayi dari keluarga miskin,
karena kondisi kesehatan & gizi bayi tersebut secara umum jauh lebih rendah;
f) Pelaksanaan pemantauan PWS KIA dan surveilans kematian bayi di tingkat
kabupaten/kota;
g) Peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan sampai dengan tingkat desa dan
kelurahan melalui penempatan bidan di setiap desa dan pembangunan Poskesdes;
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 14
h) Penerapan Program Desa Siaga juga diharapkan akan dapat menekan angka kematian
bayi;
i) Konsorsium kerja sama dengan perguruan tinggi dan swasta untuk meningkatkan
kualitas hidup anak dan penurunan kematian;
j) Pelaksanaan program P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Penanganan
Komplikasi).
3.1.2. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka kematian ibu merupakan ukuran yang sangat sensitif terhadap tinggi
rendahnya derajat kesehatan masyarakat disuatu daerah/wilayah. Angka kematian ibu
adalah jumlah kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup disuatu
wilayah/daerah. Target AKI di Indonesia adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran
hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,
dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu cukup sulit
untuk didapat karena memerlukan survei dengan biaya, waktu dan tenaga yang besar.
Salah satu cara untuk menghitung angka kematian ibu adalah dengan mengukur jumlah
kematian ibu, berikut capaian indikator kinerja menurunkan jumlah kematian ibu
maternal di Sumatera Selatan.
Sesuai perumusan SDGs/Pembangunan berkelanjutan untuk mencapai target
indikator, maka upaya yang perlu dilaksanakan adalan menurunkan Angka Kematia Ibu
(AKI) dan AKB yang diukur dengan Proksi : Persalinan di Fasilitas Kesehatan (PF),
Kunjungan Antenatal (K4) dan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1).
Angka kematian ibu (AKI) adalah kematian perempuan pada saat hamil atau
kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang
lamanya kehamilan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau
penanganannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan dan terjatuh.
Sesuai indicator MDGS 4 dan 5 yaitu menurunkan angka kematian ibu dan menurunkan
angka kematian bayi dan balita.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 15
Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait
dengan kehamilan. AKI dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk status kesehatan
secara umum, `pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Sumatera Selatan masih sulit diukur
karena jumlah penduduk yang masih sangat sedikit, laporan yang tidak akurat serta
dipengaruhi oleh kesalahan sampling yang tinggi dan selang kepercayaan yang besar,
maka tidak mungkin menyimpulkan pencapaian angka kematian ibu (AKI) tanpa
melalui Survey Khusus, SENSUS dan SUPAS atau survey khusus lainnya.
Jumlah Kematian Ibu Maternal di Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan
bulan Desember 2017 mencapai 107 Kasus. Jumlah Kematian Ibu Maternal tertinggi
terjadi di Kab. Banyuasin (18 kasus), Kab. OKU Timur (11 kasus), dan Kab. OKU (10
kasus), kemudian diikuti Kab. Musi Banyuasin (9 kasus). Sedangkan jumlah kematian
ibu maternal terendah terjadi di Kab OKI, PALI dan Kota Lubuk Linggau masing-
masing (2 kasus), diikuti Kota Pagar Alam (1 kasus) dan Kab. OKU Selatan (1
kasus),namun masih perlu perhatian kita karena target tahun 2019 Angka Kematian Ibu
304/100.000 KH.
Bila kita lihat dari hasil rekapan laporan PWS KIA kasus kematian antara
kab/kota dari tahun ke tahun terjadi perubahan, baik itu jumlah maupun penyebab
kematian yang berbeda beda. Perbedaan ini dapat dilihat dari beberapa kabupaten/kota
yang cenderung menurun dan bahkan ada yang meningkat dengan penyabab utamanya
adalah perdarahan dan disusul dengan hypertensi dalam kehamilan.
Permasalahan yang sama juga disebabkan karena deteksi dini faktor resiko oleh
tenaga kesehatan yang kurang cermat, penanganan persalinan yang kurang
adekuat/tidak sesuai prosedur (tidak ditolong oleh tenaga yang kompoten) serta sistem
rujukan yang tidak sesuai dengan prosedur jejaring manual rujukan. Selain penangan
yang tidak adekuat, jumlah kasus kematian meningkat disebabkan juga karena
manajemen program yang sudah terlaksana sesuai sistem manajemen yang baik,
diantaranya : Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal yang melibatkan TIM Teknis dan
Tim Manjemen, sehingga seluruh kematian ibu maternal dapat terlacak serta sistem
pencatatan dan pelaporan yang sudah bejalan dengan baik.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 16
Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu juga masih merupakan salah satu
prioritas utama pembangunan nasional bidang kesehatan sebagaimana tercantum dalam
dokumen Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
tahun 2010 – 2016. Untuk menurunkan angka kematian ibu/jumlah kasus kematian ibu
maternal, ada beberapa indikator yang akan menjadi prioritas utama kegiatan di Provinsi
Sumatera Selatan antara lain; Seluruh Ibu hamil harus mendapatkan pelayanan ANC
terpadu sesuai standar; Seluruh Ibu hamil dengan deteksi faktor resiko sudah mendapat
pelayanan/teratasi secara adekuat; Seluruh Ibu Bersalin harus ditolong oleh tenaga
kesehatan yang kompeten dengan melakukan persalinan di fasilitas kesehatan; Seluruh
ibu bersalin dengan komplikasi harus tertangani dan apabila tidak sesuai prosedur maka
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai dan terjangkau; Seluruh ibu hamil,
bersalin dan nifas harus mendapat akses pelayanan yang aman, bersih dan berkualitas
sesuai standar.
Grafik. 3. 2 Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 - 2017Trend Kasus Kematian ibu dari Tahun 2013 sd 2017 pada grafik dibawah ini :
146155
165
142
107
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
2013 2014 2015 2016 2017
TREND KEMATIAN IBUTREND KEMATIAN IBU
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Prov. Sumsel
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 17
Tabel. 3. 1 Jumlah Kematian Ibu kabupaten kota di provinsi Sumatera Selatan
tahun 2013 sd 2017 dapat di lihat pada tabel dibawah ini :
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Prov. Sumsel
Kematian ibu disebabkan oleh multifaktor yang merupakan hasil interaksi
berbagai aspek, baik aspek klinis, aspek sistem pelayanan kesehatan, maupun faktor –
faktor non kesehatan yang mempengaruhi pemberian pelayanan klinis dan
terselenggaranya sistem pelayanan kesehatan tersebut secara optimal.
Pada jumlah kasus kematian maternal disebabkan oleh beberapa faktor, faktor
yang sangat dominan dari penyebab kematian ibu pada tahun 2017 adalah perdarahan
37 kasus, hipertensi dalam kehamilan 35 kasus, Faktor lain-lain 21 kasus, dan dikuti
oleh Gangguan Sistem Peredaran Darah 8 kasus (jantung, storke, dll), Infeksi 4 kasus
dan Gangguan Metabolik (Diabetes melitus, dll) 2 kasus.
Adapun hal-hal yang menyebabkan masih tingginya Angka Kematian Ibu
(AKI), adalah:
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 18
1. Deteksi dini faktor resiko oleh tenaga kesehatan yang kurang cermat, penanganan
persalinan yang kurang adekuat/tidak sesuai prosedur (tidak ditolong oleh tenaga
yang kompoten)
2. Sistem rujukan yang tidak sesuai dengan prosedur jejaring manual rujukan
3. Terbatasnya pelayanan kesehatan ibu meliputi tenaga dan sarana, serta belum
optimalnya keterlibatan swasta
4. Terbatasnya kualitas tenaga kesehatan untuk pelaksanaan kegiatan responsif gender,
meliputi : antenatal yang terintegrasi, pertolongan persalinan, penanganan
komplikasi kebidanan, dan keluarga berencana.
5. Belum adanya sistem pelayanan kesehatan yang sesuai untuk daerah terpencil :
belum ada regulasi untuk memberikan kewenangan yang lebih untuk tindakan medis
khusus, terbatasnya insentif untuk tenaga kesehatan, dan terbatasnya sarana/dana
untuk transportasi (kunjungan dan rujukan)
6. Kurangnya dana operasional untuk pelayanan kesehatan ibu, terutama untuk daerah
terpencil
7. Kurang optimalnya pemberdayaan masyarakat : ketidaksetaraan gender, persiapan
persalinannya dan dalam menghadai kondisi gawat darurat (mandiri) di tingkatan
desa
8. Belum optimalnya perencanaan terpadu lintas sektor dan lintas program untuk
percepatan penurunan angka kematian ibu.
9. Manajemen program yang sudah terlaksana sesuai sistem manajemen yang baik,
diantaranya : Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal yang melibatkan TIM Teknis
dan Tim Manjemen, sehingga seluruh kematian ibu maternal dapat terlacak serta
sistem pencatatan dan pelaporan yang sudah berjalan dengan baik.
Berbagai prioritas yang masih akan dilakukan untuk menurunkan Jumlah
Kematian Ibu Maternal , antara lain adalah :
1. Peningkatan kualitas dan cakupan layanan, meliputi :
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan ; penyediaan tenaga kesehatan di
desa, penyediaan fasilitas pertolongan persalinan di polindes/pustu/puskesmas,
kemitraan bidan dengan dukun bayi, pelatihan bagi nakes.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 19
Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan yang berkualitas dan sesuai standar
melalui bidan desa di polindes, pustu, puskesmas dengan fasilitas PONED dan
PONEK.
Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan
komplikasi keguguran melalui KIE untuk mencegah 4 terlalu, pelayanan KB
berkualitas.
Pemantapan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam menjalin
kemitraan dengan pemda, organisasi profesi, dan swasta.
Peningkatan partisipasi perempuan, keluarga dan masyarakat à meningkatkan
pengetahuan tentang tanda bahaya, pencegahan keterlambatan dan penyediaan
buku KIA ; kesiapan keluarga dan masyarakat dalam menghadapi persalianan dan
kegawatdaruratan ; pencegahan 4 terlalu ; penyediaan dan pemanfaatan yankes
ibu dan bayi.
2. Peningkatan kapasitas manajemen pengelola program melalui peningkatan
kemampuan pengelola program, agar mampu melaksanakan, merencanakan dan
mengevaluasi kegiatan sesuai kondisi daerah;
3. Pemerintah membuat kebijakan mengenai anggaran untuk meningkatkan kesehatan
perempuan, misalnya dengan mengharuskan 20% anggaran kesehatan untuk kegiatan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan memastikan anggaran tersebut tepat sasaran;
4. Memperbaiki sistem pencatatan terkait upaya penurunan AKI di Sumatera Selatan
sehingga data yang ditampilkan menggambarkan kondisi kesehatan perempuan
Sumatera Selatan saat ini;
5. Melakukan pendekatan budaya kepada masyarakat untuk mengubah pola pikir agar
permasalahan kesehatan reproduksi, khususnya kesehatan reproduksi remaja,
merupakan masalah bersama dan tidak lagi menganggapnya sebagai hal yang tabu
untuk dibicarakan;
6. Membentuk peer conseling untuk remaja terkait kesehatan reproduksi;
7. Memperbaiki infrastruktur jalan dan fasilitas kesehatan sebagai upaya multisektor;
8. Memastikan sistem rujukan dari rumah ke puskesmas dan ke rumah sakit berjalan
optimal;
9. Menjamin biaya persalinan di sarana pelayanan kesehatan pemerintah melalui
program jaminan persalinan (Jampersal) untuk setiap ibu yang melahirkan;
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 20
10. Pelaksanaan Ante Natal Care (ANC) yang terintegrasi untuk ibu hamil ,termasuk
pemeriksaan HIV/AIDS, Malaria, Cacingan dan penyakit infeksi menular lainnya
secara terintegrasi dan pelaksanaan kelas ibu hamil dengan melibatkan keluarga dan
masyarakat;
11. Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal (AMP) di tingkat kabupaten/kota.
3.1.3 Kematian Neonatal
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
yang diperoleh dari Kabupaten/Kota data Kunjungan K4 92,6%, PN 93,08%, PK
64,64%, CPR 74,8%, KN1 92,43, Neonatal Komplikasi 52,06%, Kematian Ibu 107
kasus, Kematian Neonatal 573 kasus. Dari data tersebut terlihat bahwa cakupan
pelayanan kesehatan ibu dan neonatal sudah cukup baik, begitupun jumlah kasus
Kematian Ibu dan Neonatal dari tahun ke tahun mengalami penurunan yakni di tahun
2015 kematian Ibu 165 turun menjadi 142 di tahun 2016 dan ditahun 2017 turun lagi
menjadi 107. Kasus kematian neonatal di tahun 2015 adalah 578 turun menjadi 556 di
tahun 2016, dan di tahun 2017 sebesar 540 kematian neonatal, Namun menurunnya
jumlah kasus kematian ini tidak menjadi tolak ukur bahwa kematian neo tidak lagi di
pantau tetapi masih tetap dan harus di pantau dan monitor agar kasus kematian ibu dan
neonatal dapat dipastikan sesuai dengan target yang diharapkan.
Seperti kita ketahui bersama bahwa kematian ibu dan kematian neonatal
disebabkan oleh multifaktor yang merupakan hasil interaksi berbagai aspek, baik aspek
klinis, aspek sistem pelayanan kesehatan, maupun faktor – faktor non kesehatan yang
mempengaruhi pemberian pelayanan klinis dan terselenggaranya sistem pelayanan
kesehatan tersebut secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan
kesamaan persepsi dari semua pihak mengenai pentingnya peran berbagai aspek
tersebut dalam penanganan masalah kematian ibu sehingga strategi yang akan
digunakan untuk mengatasinya harus merupakan integrasi menyeluruh dari berbagai
aspek tersebut.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 21
3.2. Angka Kesakitan
Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community
based data) yang diperoleh melalui study morbiditas dan hasil pengumpulan data dari
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility based
data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan.
3.2.1. Penyakit Menular
Penyakit menular yang disajikan dalam bagian ini diantaranya Penyakit Malaria,
TB Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Kusta, Penyakit
Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
3.2.1.1. Malaria
Malaria klinis adalah kasus dengan gejala malaria klinis (demam, menggigil dan
berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau
pegal–pegal). Malaria positif adalah kasus malaria yang di diagnosis (pemeriksaan
specimen/sediaan darahnya) secara mikroskopist atau rapid diagnosis test hasil positif
mengandung plasmodium. Prevalensi malaria atau angka kesakitan malaria adalah
banyaknya kasus ( kasus baru maupun lama) malaria per 100.000 penduduk yang diukur
dengan Annual Parasite Incidence ( API ) dan Annual Malaria Incidence (AMI).
Digunakan untuk memonitor daerah yang mengalami endemi tinggi malaria yang
disinyalir meningkat pada dua dekade terakhir karena sistem kesehatan yang buruk,
meningkatnya resistensi terhadap pemakaian obat dan insektisida, pola perubahan iklim,
gaya hidup, migrasi dan perpindahan penduduk.
Di Indonesia terdapat 24 Kabupaten endemis malaria, dan diperkirakan sekitar
45% penduduk Indonesia beresiko tertular malaria. Pada Provinsi Sumatera Selatan
terdapat 8 Kabupaten endemis malaria dari 17 Kabupaten/Kota yang ada, serta
diperkirakan 8 per 1.000 penduduk Sumatera Selatan beresiko tertular malaria. Tujuan
program pemberantasan malaria di Provinsi Sumatera Selatan adalah terwujudnya
masyarakat yang hidup sehat dalam lingkungan yang terbebas dari penularan malaria
tahun 2020. Sedangkan tujuang khususnya diantaranya:
- Tercapinya eliminasi malaria di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2020.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 22
- Pada tahun 2020 seluruh Kabupaten/Kota mampu melakukan pemeriksaan sediaan
darah malaria dan memberikan pengobatan tepat dan terjangkau.
- Pada tahun 2020 seluruh wilayah Provinsi Sumatera Selatan sudah melaksanakan
intensifikasi dan integrasi dalam pengendalian malaria dan tahun 2030 untuk seluruh
Indonesia.
Pokok kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai eliminasi malaria antara lain:
- Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko.
- Penemuan penderita dan tatalaksana kasus.
- Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah.
- Peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit.
Indikator pencapaian program pemberantasan malaria yang ditetapkan
Kementerian Kesehatan RI adalah nilai API (Annual Paracite Incidence) yaitu jumlah
kasus positif malaria dengan konfirmasi laboratorium per 1000 penduduk. Dari 17
Kab/Kota yang ada di Sumatera Selatan, 8 Kab/Kota diantaranya telah mendapatkan
sertifikat eliminasi malaria yaitu Palembang, Pagaralam, Prabumulih, Banyuasin, OKI,
OI, Empat Lawang dan PALI. Diharapkan dengan peningkatan kegiatan pengendalian,
target eliminasi malaria tahun 2020 di Sumatera Selatan dapat tercapai.
Penanganan kasus yang diberikan pada umumnya melalui pengobatan radikal
dengan konfirmasi laboratorium di Puskesmas atau Rumah Sakit.
Sumber: Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes. Prov. Sumsel.
Gambar 3.1. Peta Endemis Malaria Sumsel Tahun 2017
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 23
Kegiatan pengendalian malaria harus terintegrasi dengan berbagai sektor dan
program, hal ini dikarenakan berbagai faktor resiko berpengaruh terhadap kejadian
kasus malaria seperti kondisi geografis yang memungkinkan berkembangnya vektor,
adanya perkembangbiakan jentik Anopheles di persawahan, kebersihan lingkungan,
adanya bekas lahan pertambangan terbengkalai dan lainnya. Sebagai upaya untuk
mendukung akselerasi eliminasi malaria di Sumsel, maka perlu dilakukan reorientasi
bagi seluruh sektor yang terkait untuk mendukung percepatan eliminasi malaria tahun
2020.
Sumber: Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes. Prov. Sumsel.
Berdasarkan laporan Puskesmas di Kab/Kota, Jumlah kasus malaria yang
diperiksa secara mikroskopis tahun 2017 yaitu sebanyak 30.345 kasus. Dari
pemeriksaan tersebut jumlah positif menderita malaria sebanyak 808 kasus dengan
nilai API sebesar 0,10 per 1000 penduduk, nilai ini termasuk dalam kategori kasus
malaria rendah (low case incidence).
3.2.1.2. Tuberculosis (TBC)
Penanggulangan dan pengendalian Penyakit TB Paru di Sumatera Selatan
dengan melaksanakan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course), TB
Paru merupakan masalah kesehatan, berdasarkan hasil survey prevalensi TB di
Grafik 3.3. Jumlah Kasus Suspek Malaria KlinisPemeriksaan Malaria Prov.Sumsel 2017
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 24
Indonesia tahun 2004 menunjukkan bahwa angka prevalensi TB BTA positif secara
regional untuk wilayah Sumatera adalah 160 per 100.000 penduduk.
Peningkatan pelaksanaan program TB akan meningkatkan beban kerja program
yang dengan sendirinya harus ditunjang dengan peningkatan upaya dan peningkatan
sumber daya termasuk dana. Semua sumber daya yang tersedia baik APBN, dana
kerjasama pemerintah RI dengan organisasi internasional maupun sumber dana lainnya
seperti APBD provinsi, APBD kab/kota harus kerjasama lintas program dan lintas
sektoral serta peran serta masyarakat terus ditingkatkan untuk mencapai program.
Program Pengendalian Penyakit TB Paru di Sumatera Selatan telah
melaksanakan dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course), TB
Paru merupakan masalah kesehatan, Berdasarkan hasil survey prevalensi TB di
Indonesia tahun 2004 menunjukkan bahwa angka prevalensi TB BTA positif secara
regional untuk wilayah Sumatera adalah 160 per 100.000 penduduk dan berdasarkan
survey Prevalensi tahun 2013-2014 menunjukkan bahwa angka incident semua kasus
TB adalah 399/100.000 penduduk atau terdapat 1.000.000 kasus baru TB setiap
tahunnya di Indonesia. Sampai dengan tahun 2016 program penanggulangan TB
dengan strategi DOTS di Sumatera Selatan menjangkau 100% Puskesmas, sementara
untuk Rumah Sakit baru mencapai 80%.
Tujuan menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB, memutuskan
rantai penularan, serta mencegah terjadinya MDR-TB, Target program penanggulangan
TB adalah tercapainya penemuan pasien baru TB BTA positif paling sedikit 70% dari
perkiraan dan menyembuhkan 85% dari semua pasien tersebut serta
mempertahankannya.
Untuk mencapai tujuan program P2 TB maka dirumuskan kebijakan sebagai
berikut:
1. Penanggulangan TB dilaksanakan sesuai dengan azas desentralisasi dengan
Kabupaten/Kota sebagai titik berat manajemen program dalam kerangka otonomi
yang meliputi : perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta menjamin
keterdiaan sumber daya (dana, tenaga, sarana dan prasarana).
2. Penaggulangan TB dilaksanakan dengan strategi DOTS.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 25
3. Penguatan kebijakan untuk meningkatkan komitmen daerah terhadap program
penaggulangan TB.
4. Penguatan strategi DOTS dan pengembangannya ditujukan terhadap peningkatan
mutu pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga
mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya MDR-TB.
5. Penemuan dan pengobatan dalam rangka penanggulangan TB dilaksanakan oleh
seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan (fasyankes), meliputi Puskesmas, Rumah
Sakit Pemerintah dan Swasta, Rumah Sakit Paru, BP4, Klinik Pengobatan lain serta
Dokter Praktek Mandiri.
6. Penanggulangan TB dilaksanakan melalui promosi, penggalangan kerjasama dan
kemitraan dengan program terkait, sektor pemerintah, non pemerintah dan swasta
dalam wujud Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan TB (Gerdunas TB)
7. Peningkatan kemampuan laboratorium diberbagai tingkat pelayanan ditujukan untuk
peningkatan mutu pelayanan dan jejaring
8. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) untuk penanggulangan TB diberikan kepada pasien
secara cuma-cuma dan dijamin ketersediaannya
9. Ketersediaan sumberdaya yang berkompeten dalam jumlah yang memadai untuk
meningkatkan dan mempertahankan kinerja program
10. Penanggulangan TB lebih diprioritaskan kepada kelompok miskin dan kelompok
rentan terhadap TB
11. Penaggulangan TB harus berkolaborasi dengan penanggulangan HIV
12. Pasien TB tidak dijauhkan dari keluarga, masyarakat dan pekerjaannya
13. Memperhatikan komitmen Internasional yang termuat dalam MDGs
Untuk mempermudah analisis data diperlukan indicator sebagai alat ukur
kemajuan Program (marker of progress). Dalam menilai kemajuan atau keberhasilan
program pengendalian TB digunakan beberapa Indikator.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 26
Grafik 3.4. CDR (Case Detection Rate)/ Angka Penemuan Kasus TB
kasus rutin dalam 1 tahun. Namun karena negara kita akan menuju Eliminasi Campak
pada tahun 2020, maka mulai tahun 2013 persentase klinis Campak yang dilakukan
konfirmasi laboratorium menjadi sebesar 50%. Adapun pencapaian kinerja surveilans
campak dapat dilihat pada grafik dan tabel dibawah ini :
Pada tahun 2017, penemuan kasus campak berdasarkan laporan bulanan
kabupaten/kota yang terekam di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 1254 kasus
tersebar di 17 kabupaten kota. Dengan kasus terbanyak terjadi di Kota Palembang
sebesar 33% dari total kasus yang ada. Pencapaian kinerja surveilans campak, dapat
dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini :
Tabel 3.6 Capaian Indikator Kinerja Surveilans CampakProvinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
No Indikator Target Realisasi
1. Discharded Campak≥ 2 per 100.000
penduduk0,14 per100.000
2. % konfirmasi laboratorium >20% 28%
3. % KLB dikonfirmasi laboratorium 100% 95%
4. Kelengkapan laporan nihil Puskesmas(C-1) >90% 75%
5. Ketepatan laporan nihil Puskesmas (C-1) >80% 62%
Sumber : Bidang Bina Pemberantasan Masalah Kesehatan Dinkes Prov.Sumsel.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 46
Grafik 3.17. Penemuan Kasus Klinis Campak Per Kabupaten/KotaProvinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Sumber: Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes. Prov. Sumsel.
Penemuan kasus Campak pada tahun 2017 mengalami peningkatan jumlah yang
dilaporkan yaitu sebanyak 1254 kasus jika dibandingkan kasus pada tahun 2016 yang
hanya sebesar 872 kasus. Namun jika dilihat dari kelengkapan laporan surveilans
campak (Form C-1) yang hanya 68,5% masih dimungkinkan adanya penambahan
jumlah kasus apabila kelengkapan laporan > 90%.
Grafik 3.18. Persentase Klinis Campak Menurut Kelompok Umurdi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Sumber: Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes. Prov. Sumsel.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 47
Dari grafik diatas klinis campak banyak terjadi pada kelompok umur > 5 tahun
yaitu sebesar 61% jika dibanding kelompok umur < 5 tahun yang sebesar 39%. Secara
epidemiologi terjadi transisi epidemiologi kelompok umur yang terserang dimana pada
saat sebelum pemberian imunisasi kelompok yang diserang adalah usia < 5 tahun.
Grafik 3.19. Kasus Klinis Campak Dengan Status ImunisasiDi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017.
Sumber: Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes. Prov. Sumsel.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa, klinis campak yang terlaporkan pada
program surveilans dari total kasus yang ada sebanyak 1254 kasus ternyata 69% yang
mendapat imunisasi campak. Artinya masih ada 31% yang belum mendapat imunisasi.
Hal ini dapat dilihat juga pada kelompok umur < 5 juga ternyata baru mencapai 66%
namun berbeda dengan kelompok umur > 5 tahun yang lebih besar persentase cakupan
imunisasinya yaitu 77%.
Grafik 3.20. Frekuensi KLB Dugaan Campak Berdasarkan Hasil Laboratoriumdi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017.
Sumber: Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes. Prov. Sumsel.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 48
Pada tahun 2017, frekuensi KLB mengalami peningkatan dimana dari 22 KLB
klinis campak yang terlaporkan itu 64% berasal dari Kab. Muara Enim. Namun hasil
laboratorium belum semuanya keluar. Dari 7 KLB yang sudah ada hasilnya terdapat 4
KLB positif Campak , 2 KLB positif Rubella, 1 KLB Mix dan 15 KLB masih pending.
Grafik 3.21. Persentase Klinis Campak Yang Dilakukan Konfirmasi Laboratorium(CBMS) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017.
Sumber: Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes. Prov. Sumsel.
Dari grafik diatas, persentase konfirmasi laboratorium klinis campak baru
sebesar 26% dari total kasus yang ada. Dan konfirmasi terbesar dicapai oleh kota
Prabumulih yaitu sebesar 89% dari total klinis yang tercatat.
Grafik 3.22. Hasil Konfirmasi laboratorium Klinis Campakdi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017.
Sumber: Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes. Prov. Sumsel.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 49
Dari grafik diatas, terlihat bahwa dari 325 kasus yang diperiksa dilaboratorium
didapat hasil sementara yaitu 6% positif Campak, 10% positif Rubella, 1% Mix (positif
Campak dan positif Rubella), 4% negatif Campak & negatif Rubella. Namun pada
tahun 2017, masih banyak yang belum keluar hasil laboratoriumnya (pending).
Salah satu indikator yang harus dicapai dalam pelaksanaan surveilans campak
adalah Angka Discharded Campak. Dimana indikator ini akan tercapai apabila seluruh
klinis campak yang ada dilakukan konfirmasi di laboratorium yang sudah ditunjuk oleh
Kementerian Kesehatan RI, dan hasil menunjukkan negatif virus campak dan negatif
virus rubella. Kebijakan pemeriksaan seluruh klinis campak direncanakan akan
dilaksanakan pada tahun 2020. Sehingga dengan kebijakan ini diharapkan seluruh klinis
campak yang tercatat dan terlaporkan sudah dapat kita simpulkan adalah benar kasus
konfirmasi Campak secara laboratorium. Dan ini sebagai salah satu strategi dalam
melakukan evaluasi terhadap keberhasilan program imunisasi campak yang sedang
berjalan.
3.2.5. Surveilans Tetanus Neonatorum
Pelaksanaan surveilans Tetanus Neonatorum melalui formulir T2 yang dikompilasikan
ke dalam laporan integrasi menunjukkan Pada tahun 2017, adanya penemuan kasus
Tetanus Neonatorum pada bayi usia < 28 hari sebanyak 11 kasus dengan 5 kematian
(CFR : 45,5%). Kita ketahui bahwa faktor resiko terjadinya kasus Tetanus Neonatorum
bisa pada saat persalinan maupun pasca persalinan dimana pada pasca persalinan ada
perawatan tali pusat yang umumnya dilakukan dirumah oleh keluarga. Perawatan tali
pusat inilah yang paling sering menimbulkan masalah karena pengaruh adat istiadat
dan kewajiban orang tua kasus yang masih patuh pada aturan keluarga (nenek). Adapun
distribusi dan faktor resiko terjadinya Tetanus Neonatorum dapat dilihat pada grafik
dibawah ini :
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 50
Grafik 3.23. Distribusi Kasus Tetanus Neonatorum Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Sumber: Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes. Prov. Sumsel.
Dari grafik diatas, penyebaran kasus Tetanus Neonatorum terjadi di 8 kab/kota
(47%) di Sumatera Selatan. Dari 11 kasus yang terlaporkan 55% pernah periksa ke
tenaga kesehatan selama hamil, 82% tidak pernah mendapat imunisasi TT, 64%
persalinan ditolong oleh bukan tenaga kesehatan (dukun, orang tua/keluarga),36% tali
pusat dipotong dengan menggunakan sembilu dan 100% perawatan tali pusat masih
menggunakan ramuan(kunyit, sarang laba-laba, kotoran hewan, garam, getah gambir)
dan ada yang menggunakan bethadine(9%).
3.2.7. Surveilans Difteri
Pada tahun 2017, terjadi peningkatan kasus suspek difteri yang cukup
signifikan jika dibandingkan pada tahun 2016 dimana pada tahun 2017 terdapat 15
kasus suspek dengan 1 kasus konfirmasi laboratorium positif Corynebactrium
Diphteriae. Penemuan kasus Difteri dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 51
Grafik 3.24. Penemuan kasus Difteri Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Sumber: Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes. Prov. Sumsel.
Dari grafik diatas, terlihat bahwa pada tahun 2017 terjadi peningkatan
penemuan kasus jika dibandingkan tahun 2016 yang tidak ditemukan kasus.
Penyebaran kasus terjadi di 5 kabupaten/kota dengan jumlah kasus sebanyak 15 kasus
suspek dan 1 kasus positif yang ditemukan di Kota Palembang (CFR : 0%).
Grafik 3.25. Distribusi Kasus Difteri Menurut Kelompok UmurDi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Sumber: Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes. Prov. Sumsel.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kasus terbanyak terjadi pada kelompok
umur > 5 tahun yaitu sebesar 80%. Hal ini dapat dilihat bahwa anak-anak usia > 5 tahun
menjadi kelompok resiko untuk tertular dimana salah satu sumber penyebabnya karena
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 52
adanya penurunan kekebalan sehingga diperlukan imunisasi tambahan (Booster dan
BIAS).
Grafik 3.26. Distribusi Kasus Difteri Menurut Status ImunisasiDi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Sumber: Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes. Prov. Sumsel.
Dari grafik diatas terlihat bahwa kelompok umur anak usia < 5 tahun yang
terkena Difteri yang seharusnya sudah mendapat 4 dosis imunisasi DPT_HB-Hib
ternyata yang lengkap (4 dosis) 0% sementara dengan status 3 dosis sebesar 25%.
Grafik 3.27. Distribusi Kasus Difteri Menurut Status ImunisasiDi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Sumber: Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes. Prov. Sumsel.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 53
Dari grafik diatas, terlihat bahwa kelompok umur > 5 tahun seharusnya sdh
mendapat > 4 dosis ternyata yang mendapat > 4 dosis hanya 18%. Hal ini berarti 82%
tidak ada kekebalan terhadap terjadinya penularan kuman Difteri.
3.2.8. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Indonesia mengalami transisi epidemiologi penyakit dan kematian yang
disebabkan oleh gaya hidup, meningkatnya sosial ekonomi dan bertambahnya harapan
hidup. Pada awalnya, penyakit didominasi oleh penyakit menular namun saat ini
penyakit tidak menular (PTM) terus mengalami peningkatan dan melebihi penyakit
menular.
Tingginya permasalahan PTM di indonesia memerlukan upaya pengendalian
yang memadai dan komprehensif melalui promosi, deteksi dini, pengobatan, dan
rehabilitasi. Upaya tersebut perlu didukung oleh penyediaan data dan informasi yang
tepat dan akurat secara sistemtis dan terus menerus melalui sistem surveilans yang baik,
Hal ini sesuai dengan amanat UU no 36 tahun 2009 pasal 158 tentang Pengendalian
Penyakit Tidak menular. Dengan surveilans PTM yang baik makan program
pencegahan dan pengendalian PTM berlangsung lebih efektif baik dalam hal
perencanaan, pengendalian, monitoring, dan evaluasi program serta sebagai ide awal
penelitian.
Persentase Desa yang Melaksanakan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
Penyakit Tidak Menular pada tahun 2017 ditargetkan 30 persen dan terealisasi 42,47
persen atau sebesar 141,56 persen. Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan
pada tahun 2017, maka hasil capaian sudah melebihi dari target akhir Renstra 2017.
Dari lima tahun terakhir, persentase desa yang melaksanakan Posbindu PTM mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2013 sebesar 2,1 persen naik menjadi
4,5 persen pada tahun 2014 naik lagi menjadi 9,7 persen pada tahun 2015, naik menjadi
22,23 persen pada tahun 2016 dan naik lagi pada tahun 2017 menjadi 42,47 persen
seperti terlihat pada grafik berikut :
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 54
Grafik.3.28 Persentase Desa yang Melaksanakan Posbindu Penyakit TidakMenular di Provinsi Sumatera Selatan selama 5 (lima) Tahun 2013 – 2017
Sumber: Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes. Prov. Sumsel.
Persentase Desa yang melaksanakan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
Penyakit Tidak Menular capaiannya tahun 2017 sebesar 42,47% berarti sudah melebihi
dari target yang ditetapkan sebesar 30%. Upaya yang dilakukan untuk peningkatan
persentase desa yang melaksanakan Posbindu Penyakit Tidak Menular yaitu ;
Peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM
Memberikan penyuluhan dan upaya agar tidak sampai menjadi masyarakat yang
beresiko terkena penyakit PTM
Mengontrol dan menjaga kesehatan secara optimal baik dengan upaya preventif
seperti penyuluhan dan kuratif melalui sistem rujukan Posbindu PTM ke Puskesmas
Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini (skrining) faktor risiko
penyakit tidak menular
Melakukan advokasi dan sosialisasi program pencegahan dan penanggulangan
penyakit tidak menular
Meningkatkan monitoring pelaksanaan kegiatan program pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak menular
Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan program pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak menular.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 55
Tabel 3.7 Persentase Kab/ kota yang memiliki Peraturan Kawasan Tanpa Rokok(KTR)
Indikator KinerjaCapaian Tahun 2017
SSatuan
TTarget Realisasi %
5Persentase Kab/Kota yang MemilikiPeraturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
% 45
100 222
Persentase Kab/ Kota yang Memiliki Peraturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
pada tahun 2017 ditargetkan 45 persen dan terealisasi 100 persen atau sebesar 222
persen. Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2017, maka hasil
capaian sudah melebihi dari target akhir Renstra 2017. Walaupun sudah melebihi dari
target Tapi masih ada beberapa daerah mengalami kendala terutama dalam hal
penerbitan peraturan daerah sehingga perlu diusulkan pertemuan advokasi untuk
kawasan tanpa rokok untuk kab/ kota dan sosialisasi dalam berbagai kesempatan
mengenai Peraturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Perkembangan Perda KTR di
kabupaten/kota sebagai berikut :
Tabel 3.8
1 OKU PERDA NO. 7 TAHUN 20152 OKI PERDA NO. 6 TAHUN 20153 MUARAENIM EDARAN NO. 440/120/DINKES-III/I/20174 LAHAT EDARAN NO. 443/565/KES/20145 MUSI RAWAS PERDA NO. 11 TAHUN 20156 MUSI BANYUASIN PERDA NO. 11 TAHUN 20167 BANYUASIN PERDA NO. 3 TAHUN 20168 OKU SELATAN EDARAN NO. 443/386/DINKES/20149 OKU TIMUR PERBUP NO.48 TAHUN 2017
10 OGAN ILIR PERDA NO. 3 TAHUN 201511 EMPAT LAWANG PERDA NO. 11 TAHUN 201412 PALI EDARAN NO. 440/531/DINKES-II/201413 MURATARA PERBUP NO. 72 TAHUN 201714 PALEMBANG PERDA NO. 7 TAHUN 200915 PRABUMULIH PERDA NO. 1 TAHUN 201716 PAGARALAM EDARAN NO. 005/261/KES/201517 LUBUK LINGGAU PERDA NO. 1 TAHUN 201718 SUMSEL PERDA NO.7 TAHUN 2015
NO KAB/ KOTA NOMORPERATURAN KTR
PERATURAN DAERAH TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK 2017 (DES 2017)
Sumber: Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes. Prov. Sumsel.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 56
Dari tabel diatas Peraturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) hampir sebagian
sudah punya PERDA, hanya tinggal 5 Kabupaten yang belum punya PERDA yaitu
1. Kab. Muara Enim
2. Kota Pagar Alam
3. Kab. Pali
4. Kab. Lahat
5. Kab. OKUS
3.3. STATUS GIZI MASYARAKAT
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Status Gizi Balita, Status Gizi Wanita Usia
Subur, Kurang Energi Kronik (KEK), dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY). Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana tercantum di dalam UU
Kesehatan No. 36 tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan
dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan
perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai
dengan kemajuan ilmu dan teknologi.Visi pembangunan gizi sendiri adalah
mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi untuk mencapai status gizi keluarga yang
optimal.
Keadaan gizi dapat dipengaruhi oleh keadaan fisiologis, dan juga oleh keadaan
ekonomi, sosial, politik dan budaya. Pada saat ini, selain dampak dari krisis ekonomi
yang masih terasa, juga keadaan dampak dari bencana nasional mempengaruhi status
kesehatan pada umumnya dan status gizi khususnya. Keadaan gizi meliputi proses
penyediaan dan penggunaan gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan
aktifitas. Kurang gizi dapat terjadi dari beberapa akibat, yaitu ketidakseimbangan
asupan zat-zat gizi, faktor penyakit pencernaan, absorpsi dan penyakit infeksi.
Masalah gizi terjadi disebabkan oleh banyak faktor yang saling berkaitan satu
sama lain. Faktor penyebab ini dikelompokkan Penyebab langsung yaitu intake
konsumsi bahan makanan dan infeksi. Namun secara umum sebelum terjadi masalah
gizi selalu didahului oleh situasi tertentu seperti gagal panen, dan peningkatan harga
pangan. Saat ini pola konsumsi makanan beragam, bergizi seimbang dan aman telah
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 57
bergeser menjadi pola konsumsi makanan cepat saji yang tinggi kadar lemak jenuh,
tinggi garam dan gula serta miskin serat makanan. Peningkatan pendapatan keluarga
membawa perubahan gaya hidup baik pola konsumsi juga aktivitas fisik karena
didukung kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
Masalah gizi dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat apabila
besarannya diatas ambang batas yang telah ditetapkan. Secara universal ambang batas
masalah kesehatan masyarakat untuk setiap masalah gizi seperti pada tabel berikut.
Batas masalah kesehatan masyarakat tersebut dipakai untuk menentukan arah dan
pentahapan pembinaan gizi jangka panjang.
3.3.1. Bayi Mendapat ASI Eksklusif
Pemberian ASI oleh ibu pada bayi sedini mungkin setelah melahirkan dapat
menghindarkan bayi dari penyakit infeksi dan alergi. Pemberian ASI tanpa makanan
dan minuman lain dianjurkan minimal 6 bulan, hal ini yang disebut sebagai pemberian
ASI secara eksklusif. Pemberian ASI dapat diteruskan sampai bayi berusia 2 tahun.
Berdasarkan pada hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 cakupan
pemberian ASI eksklusif pada seluruh bayi dibawah 6 bulan (0–6 bulan) hanya 30,2%.
Target pemberian ASI Eksklusif tahun 2017 menurut RPJMN adalah 44%. Cakupan
pemberian ASI Eksklusif yang terhimpun menurut laporan ASIE di di Dinkes Provinsi
Sumatera Selatan tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 0,06% menjadi 60,0%
dibandingkan tahun 2016 (59,94%) dan juga telah mencapai target RPJMN.
Secara provinsi, hanya 1 kab./kota (5,9%) dengan cakupan ASI Eksklusif
belum mencapai target yaitu Kab. Ogan Ilir. Rincian dapat dilihat pada lampiran.
Rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan dapat disebabkan masih
kurangnya pemahaman masyarakat bahkan petugas kesehatan tentang manfaat dan
pentingnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan, adanya promosi yang
intensif susu formula, pemantauan sulit dilakukan, pencatatan dan pelaporan yang
kurang tepat, masih kurangnya tenaga konselor ASI di lapangan, RS, Klinik Bersalin
belum sayang bayi, belum adanya sanksi tegas bagi RS/Klinik Bersalin/Bidan Praktek
Swasta yang belum sayang bayi, dan masih banyak RS yang belum melakukan rawat
gabung antara ibu dan bayinya, serta masih rendahnya Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 58
Grafik 3.29. Cakupan Pemberian ASI EksklusifPer Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan Tahun 2016 & 2017
Pemberian ASI oleh ibu pada bayi sedini mungkin setelah melahirkan dapat
menghindarkan bayi dari penyakit infeksi dan alergi. Pemberian ASI tanpa makanan
dan minuman lain dianjurkan minimal 6 bulan, hal ini yang disebut sebagai pemberian
ASI secara eksklusif. Pemberian ASI dapat diteruskan sampai bayi berusia 2 tahun.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu dengan segera setelah
dilahirkan. Prinsip IMD yaitu SKIN TO SKIN (bayi diletakan di dada ibu kemudian
merayap mencari puting susu), sucking (menghisap hingga puas) dan berlangsung ±1
jam. Pentingnya melakukan IMD salah satunya untuk mendapatkan kolostrum.
Kolostrum adalah ASI pertama keluar yang berwarna kekuning-kuningan dan kental
yang banyak mengandung zat kekebalan tubuh (antibodi). Kesuksesan melakukan IMD
turut menentukan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Cakupan IMD Prov. Sumsel
tahun 2017 sebesar 73,4% dan telah mencapai target RPJMN tahun 2017 (44%)
sedangkan tahun 2016 baru mencapai 52,4%.
4.3.2. Remaja Putri yang mendapat tablet tambah darah (TTD)
Anemia gizi merupakan salah satu jenis kekurangan gizi yang dapat mengakibatkan
rendahnya produktifitas kerja, penurunan daya tahan tubuh dan mundahnya infeksi
berbagai penyakit. Anemia gizi terjadi dapat disebabkan berbagai penyebab salah satu
diantaranya karena kekurangan zat gesi dan folat. Anemia yang paling sering dijumpai
dalam kehamilan adalah anemia akibat kekurangan zat besi karena kurangnya asupan
unsur besi dalam makanan.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 83
Data Riskesdas 2013 menyebutkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil 37,1%. Hal
itu merupakan dampak lanjut dari tingginya prevalensi anemia pada remaja putri yaitu
sekitar 25% dan pada WUS sebesar 17%. Keadaan ini merupakan akibat dari asupan zat
gizi dan makanan yang baru memenuhi sekitar 40% kecukupan.
Tablet tambah darah diberikan kepada remaja putri usia 12-18 tahun dengan dosis 1
tablet per minggu diberikan sepanjang tahun. Pemberian tablet tambah darah ini
bertujuan untuk meningkatkan status gizi remaja putri sehingga dapat memutus rantai
terjadinya stunting, mencegah anemia, dan meningkatkan cadangan zat besi dalam
tubuh sebagai bekal untuk mempersiapkan generasi yang sehat berkualitas dan
produktif.
Target pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri menurut RPJMN tahun 2017
sebesar 20% dengan cakupan tahun 2017 mencapai 27,59% dan ada 7 kab./kota
(41,18%) yang capaian masih dibawah target yaitu Kab. OKU, OKI, Musi Banyuasin,
Ogan Ilir, Empat Lawang, Musi Rawas Utara, dan Kota Lubuk Linggau. Rendahnya
capaian di 7 kab./kota ini disebabkan terbatasnya logistik tablet Fe sehingga
penanggung jawab program kab./kota lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan tablet
tambah darah bagi ibu hamil.
4.3.3. Cakupan balita ditimbang (D/S)
Kegiatan program gizi yang dilaksanakan di Posyandu yaitu Pemantauan Pertumbuhan,
Penyuluhan Gizi, Pemberian Obat Gizi, Pemberian MP-ASI dan Pemanfaatan
Pekarangan. Di samping itu para kader posyandu dapat melaksanakan pelacakan
kelainan gizi (misalnya gizi buruk) dan pendampingan kasus gizi buruk. Cakupan
penimbangan (D/S) balita di posyandu merupakan indikator yang berkaitan dengan
cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya
imunisasi serta prevalensi gizi kurang. Semakin tinggi cakupan D/S maka akan semakin
tinggi pula cakupan vitamin A, cakupan imunisasi dan semakin rendahnya prevalensi
gizi kurang.
Cakupan D/S tahun 2017 belum mencapai target 85%, yaitu baru mencapai 75,99%
dengan rincian 83,92% pada balita usia 0-23 bulan dan 73,48% pada balita usia 24-59
bulan. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016 (74,68%) sebesar
1,31%. Cakupan D/S yang belum mencapai target antara lain disebabkan efektifitas
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 84
kegiatan posyandu dan kegiatan luar gedung puskesmas belum optimal. Kabupaten
dengan cakupan D/S rendah adalah Kab. Musi Rawas (62,04%), sedangkan kabupaten
dengan cakupan tertinggi adalah Kota Palembang (89,56%).
Masalah yang berkaitan dengan kujungan posyandu antara lain : posyandu kurang
menarik, ibu balita tidak lagi membawa balita ke Posyandu setelah imunisasi lengkap,
posyandu tidak ada tenaga kesehatan, akses ke posyandu sulit/waktu buka posyandu
tidak tepat, kurangnya dukungan komitmen dan peran aktif para pemangku kepentingan
dan organisasi kemasyarakatan, serta jumlah posyandu kurang.
4.3.4. Balita gizi buruk mendapat perawatan
Balita gizi buruk yang mendapat perawatan sudah mencapai target 100% karena
semakin membaiknya surveilans gizi aktif, adanya Jamkesmas dan Jamsoskes Sumsel
Semesta.
Kenyataan di lapangan, kasus gizi buruk sering ditemukan terlambat dan atau ditangani
tidak tepat. Hal ini terjadi karena belum semua puskesmas terlatih tata laksana gizi
buruk. Selain itu, kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana untuk menyiapkan
formula khusus untuk balita gizi buruk, serta kurangnya tindak lanjut pemantauan
setelah balita pulang ke rumah.
Pada tahun 2017, kasus gizi buruk yang terhimpun berdasarkan laporan surveilans gizi
buruk dari kab./kota berjumlah 277 kasus. Bila dibandingkan dengan tahun 2016 (248
kasus) ada peningkatan jumlah kasus yang ditemukan sebanyak 29 kasus. Semua kasus
balita gizi telah ditangani di RS, puskesmas dan pusat pemulihan gizi (Therapeutic
Feeding Center = TFC) baik rawat inap maupun rawat jalan. Jumlah TFC di Sumatera
Selatan berjumlah 18 unit yang tersebar di beberapa kab./kota yang dapat dilihat pada
lampiran. Kabupaten dengan jumlah kasus gizi buruk tertinggi yaitu Kab. OKU Timur
sebanyak 79 kasus.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 85
Grafik 4.17 Prevalensi Gizi Buruk di Sumatera Selatan Tahun 2017dibandingkan dengan Target Tahun 2017
Prevalensi gizi buruk di Provinsi SumateraSelatan dari tahun ke tahun terus mengalamipenurunan yang cukup berarti. Berdasarkandari laporan kegiatan penimbangan bulananPosyandu di 17 kabupaten/kota selama kurunwaktu tahun 2017 ditemukan prevalensi gizikurang sebesar 0,021% atau sebanyak 224orang gizi buruk dari 908.397 Balita. Daridata tersebut jika dibandingkan dengan targettahun 2017 kurang dari 1% maka persentase
capaian angka gizi buruk sudah mencapai 100%.
Grafik 4.18 Jumlah Kasus Gizi Buruk di Provinsi Sumatera SelatanTahun 2011 – 2017
Jumlah kasus gizi buruk pada tahun 2017 mengalami penurunan dibanding tahun
2016. Pada tahun 2014 jumlah kasus gizi buruk di Sumatera Selatan sebanyak 276
orang, turun menjadi 162 orang pada tahun 2015 lalu naik menjadi 248 orang pada
tahun 2016 dan turun kembali menjadi 224 orang pada tahun 2017. Pada tahun 2017
jumlah kasus gizi buruk tertinggi terjadi di kabupaten OKU Timur sebanyak 68 orang,
kabupaten Musi Rawas 33 orang dan kota Palembang sebanyak 27 orang, sedangkan
jumlah kasus gizi buruk yang terendah terdapat di kota Prabumulih sebanyak 1 orang
dan Musi Banyuasin dan Ogan Ilir masing-masing sebanyak 6 orang, sedangkan di
kabupaten OKU, OKI, Lahat, kota Pagar Alam dan Lubuk Linggau tidak ada laporan
kasus gizi buruk.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 86
Grafik 4.19 Prevalensi Gizi Buruk Tahun 2017 dibandingkan dengan TargetRPJMD Tahun 2017 dan Target RPJMD Tahun 2018
Prevalensi gizi buruk tahun 2017
adalah 0,021% jika dibandingkan
dengan target RPJMD tahun 2017 yaitu
kurang dari 1% maka capaian tahun
2017 sudah memenuhi target yang
ditetapkan dengan persentase capaian
sebesar 100%. Capaian tahun 2017 jika
dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2018 yaitu kurang dari 1% juga sudah
memenuhi target tahun 2018. Capaian tahun 2017 jika dibandingkan dengan target
nasional yaitu kurang dari 1% maka capaian angka gizi buruk di Sumatera Selatan sudah
mencapai target nasional pada tahun 2017.
Tercapainya target untuk indikator ini
disebabkan karena semakin membaiknya
surveilans gizi aktif yang dilaksanakan, semakin
meningkatnya cakupan penimbangan bayi dan
balita di Posyandu, adanya program pemberian
makanan tambahan bagi balita keluarga kurang
mampu, adanya program Jamsoskes Sumsel
Semesta dan BPJS yang memberikan jaminan
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi
seluruh penduduk Sumatera Selatan, termasuk
untuk balita yang mengalami gizi buruk serta
semakin membaiknya kondisi sosial ekonomi
masyarakat dan tingkat pendidikan masyarkat yang semakin tinggi juga ikut berperan
dalam menurunkan prevalensi balita gizi buruk.Berbagai upaya yang dilakukan untuk
terus menurukan kasus gizi buruk antara lain :
a) Penimbangan rutin setiap bulan di Posyandu;
b) Penyuluhan kesehatan dan peningkatan kesadaran bagi orang tua dalam penyediaan
makanan yang sehat dan berimbang;
c) Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam bidang gizi;
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 87
d) Peningkatan kemandirian masyarakat untuk dalam hal penyediaan makanan bergizi
bersama kelompok PKK;
e) Pemberian makanan tambahan pendamping ASI bagi keluarga miskin dan pemberian
makanan tambahan bagi ibu hamil KEK keluarga miskin;
f) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang bermutu melalui
pembentukan Poskesdes, peningkatan kemampuan tenaga kesehatan ,penguatan
puskesmas dan pembentukan tim kesehatan keliling di daerah terpencil;
g) Memperbaiki pola asuh pemeliharaan bayi seperti promosi pemberian ASI Ekslusif
selama enam bulan.
Grafik 4.20 Persentase Balita Gizi Kurang di Provinsi Sumatera SelatanTahun 2017
Berdasarkan hasil Pemantauan
Status Gizi (PSG) tahun 2017
di 17 kabupaten/kota se
Sumatera Selatan, 510 cluster
(kelurahan/desa) dengan
jumlah sampel Balita usia 0-59
bulan n = 5.100 Balita,
diketahui bahwa persentase
gizi kurang pada tahun 2017 di Sumatera Selatan sebesar 10,2%. Jika dibandingkan
dengan target renstra tahun 2017 sebesar 9% maka persentase capaian tahun 2017
belum mencapai target yang ditetapkan dengan persentase capaian sebesar 86,67%.
Grafik 4.21 Persentase Balita Gizi Kurang di Sumatera Selatan Tahun 2012 – 2017
Trend Persentase Balita gizi kurang dalam tiga tahun terakhir mengalami
penurunan. Pada tahun 2014 sebesar 18,6%, turun menjadi 12,8% pada tahun 2015,
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 88
turun lagi menjadi 12,8% pada tahun 2016 kemudian turun kembali menjadi 10,2 pada
tahun 2017. Pada tahun 2017 persentase Balita gizi kurang tertinggi pada kabupaten
Ogan Ilir, kabupaten Musi Rawas Utara dan kabupaten Lahat dengan masing-masing
capaian sebesar 14,6%, 14,1% dan 13,5%. Sedangkan persentase Balita gizi kurang
terendah pada kota Prabumulih, kabupaten OKU dan kabupaten Muara Enim dengan
masing-masing capaian sebesar 6,6%, 7,4% dan 7,5%.
Grafik 4.22 Persentase Balita Gizi Kurang Tahun 2017 dibandingkan denganTarget RPJMD Tahun 2017 dan Target RPJMD Tahun 2018
Persentase Balita gizi
kurang tahun 2017 adalah 10,2%
jika dibandingkan dengan target
RPJMD tahun 2017 yaitu dari 9%
maka capaian tahun 2017 belum
mencapai target yang ditetapkan
dengan persentase capaian sebesar
86,67%. Capaian tahun 2017 jika
dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2018 yaitu 7% masih belum memenuhi
target tahun 2018. Namun demikian pada akhir periode RPJMD target ini masih bisa
dicapai mengingat trend persentase Balita gizi kurang terus menurun setiap tahunnya.
Masalah gizi kurang dan gizi buruk pada balita penyebabnya tidak hanya fakor
kesehatan saja tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor diluar kesehatan seperti faktor
sosial ekonomi dan faktor budaya. Upaya yang perlu dilakukan adalah untuk terus
menekan prevalensi gizi kurang di tengah masyarakat dan mencegah kasus gizi kurang
tersebut berlanjut menjadi kasus gizi buruk, terutama pada bayi dan balita karena akan
berpengaruh terhadap pertumbuhannya. Berbagai upaya yang dilakukan untuk terus
menurukan kasus gizi buruk antara lain :
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 89
a) Penimbangan rutin setiap bulan di Posyandu;
b) Penyuluhan kesehatan dan peningkatan kesadaran bagi orang tua dalam penyediaan
makanan yang sehat dan berimbang;
c) Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam bidang gizi;
d) Peningkatan kemandirian masyarakat untuk dalam hal penyediaan makanan bergizi
bersama kelompok PKK;
e) Meningkatkan cakupan pemberian ASI Ekslusif pada bayi dan Balita;
f) Pemberian makanan tambahan pendamping ASI bagi keluarga miskin dan pemberian
makanan tambahan bagi ibu hamil KEK keluarga miskin;
g) Meperkuat ketahanan pangan dan berkerja sama dengan lintas sektor dalam hal
meningkatkan kemandirian pemenuhan kebutuhan pangan pada keluarga miskin.
Grafik 4.23 Persentase Stunting Pada Anak Balita Tahun 2017 di SumateraSelatan dibandingkan Target Tahun 2017
Stunting merupakan keadaan tubuh
yang pendek atau sangat pendek.
Stunting terjadi akibat kekurangan
gizi dan penyakit berulang dalam
waktu lama pada masa janin hingga
2 tahun pertama kehidupan seorang
anak (Black et al., 2008). Anak
dengan stunting memiliki IQ 5-10 poin lebih rendah disbanding dengan anak yang
normal (Grantham-McGregor et al., 2007). Stunting pada balita merupakan factor risiko
meningkatnya angka kematian, menurunkan kemampuan kognitif dan perkembangan
motorik rendah serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang. Berdasarkan hasil
Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017 di 17 kabupaten/kota se-Sumatera Selatan,
510 cluster (kelurahan/desa) dengan jumlah sampel Balita usia 0-59 bulan n = 5.100
Balita, diketahui bahwa persentase stunting pada anak Balita di Sumatera Selatan tahun
2017 sebesar 22,8%. Jika dibandingkan dengan target rentsra tahun 2017 sebesar 30%
maka persentase capaian tahun 2017 telah mencapai target dengan persentase capaian
sebesar 124%.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 90
Grafik 4.24 Persentase Stunting pada Balita di Sumatera SelatanTahun 2012 – 2017
Persentase Stunting pada Balita dalam enam tahun terakhir mengalami trend
penurunan namun sedikit naik pada tahun 2017. Pada tahun 2012 sebesar 27,6%, naik
menjadi 28,4% pada tahun 2013, turun menjadi 26,3% pada tahun 2014, kemudian
turun menjadi 24,5% pada tahun 2015, turun lagi menjadi 19,30 pada tahun 2016
kemudian naik sedikit menjadi 22,8% pada tahun 2017.
Pada tahun 2017 persentase
Stunting pada Balita tertinggi
pada kabupaten Banyuasin
sebesar 32,8%, kabupaten Musi
Rawas Utara sebesar 32,8% dan
kabupaten Ogan Ilir sebesar
29,5%. Sedangkan persentase
Stunting pada Balita terendah
pada kota Palembang sebesar 14,5%, kabupaten Muara Enim sebesar 14,9% dan kota
Lubuk Linggau sebesar 18,9%.
Grafik 4.25 Persentase Stunting pada Balita Tahun 2017 dibandingkan denganTarget RPJMD Tahun 2017 dan Target RPJMD Tahun 2018
Persentase Stunting pada Balita
tahun 2017 adalah 22,8% jika
dibandingkan dengan target RPJMD
tahun 2017 yaitu 30% maka capaian
tahun 2017 sudah memenuhi target
yang ditetapkan dengan persentase
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 91
capaian sebesar 124%. Capaian tahun 2016 jika dibandingkan dengan target RPJMD
tahun 2018 yaitu 28% sudah memenuhi target tahun 2018. Bahkan jika dibandingkan
dengan persentase stunting secara nasional sebesar 29,6% maka persentase stunting di
Sumatera Selatan pada tahun 2017 lebih rendah dibandingkan persentase stunting
nasional.
Stunting disebabkan oleh banyak faktor baik secara faktor langsung dan tak
langsung. Faktor langsung ditentukan oleh asupan makanan, berat badan lahir dan
penyakit. Sedangkan factor tak langsung seperti factor ekonomi, budaya, pendidikan
dan pekerjaan, fasilitas pelayanan kesehatan. Faktor social ekonomi saling berinteraksi
satu dengan yang lainnya seperti masukan zat gizi, berat badan lahir dan penyakit
Infeksi pada anak. Anak-anak yang mengalami stunting disebabkan kurangnya asupan
makanan dan penyakit yang berulang terutama penyakit infeksi yang dapat
meningkatkan kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan sehingga berdampak
terjadi ketidaknormalan dalam bentuk tubuh pendek meskipun faktor gen dalam sel
menunjukkan potensi untuk tumbuh normal. Upaya yang perlu dilakukan untuk terus
menekan stunting pada Balita antara lain :
a. Penimbangan rutin setiap bulan di Posyandu;
b. Penyuluhan kesehatan dan peningkatan kesadaran bagi orang tua dalam penyediaan
makanan yang sehat dan berimbang;
c. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam bidang gizi;
d. Peningkatan kemandirian masyarakat untuk dalam hal penyediaan makanan bergizi
bersama kelompok PKK;
e. Pemberian makanan tambahan pendamping ASI bagi keluarga miskin dan
pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK keluarga miskin;
f. Pemenuhan kebutuhan gizi pada ibu hamil;
g. Memonitor pertumbuhan dan perkembangan anak;
h. Suplementasi vitamin A;
i. Penanganan lebih lanjut untuk anak gizi buruk;
j. Suplementasi Fe dan folat untuk ibuHamil.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 92
4.4. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
Data peserta Program Jaminan Sosial Kesehatan (Jamsoskes) Sumsel Semesta
adalah seluruh penduduk Sumatera Selatan yang belum memiliki Jaminan Kesehatan
apapun. Rincian kepesertaan penduduk Sumsel yang telah memiliki jaminan kesehatan
dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Grafik 4.26 Kepesertaan Jaminan KesehatanProvinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Prov.Sumsel.
Data kunjungan pelayanan kesehatan Jamsoskes Sumsel Semesta tahun 2017 dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel.4.2 Jumlah Kunjungan Peserta Jamsoskes Sumsel Semestadi Rumah Sakit Rujukan Provinsi dan Pusat tahun 2017
Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Prov.Sumsel.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 93
Data kunjungan di atas adalah data yang berasal dari pelayanan rujukan tingkat Provinsi
dan Pusat dimana klaim dari PPK tersebut dibayarkan dari sharing APBD Provinsi
Sumatera Selatan.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 94
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Grafikan situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi sarana
kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan dapat dilihat pada bab lima ini
yaitu sebagai berikut:
5.1. SARANA KESEHATAN
Kegiatan pembangunan atau peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
kesehatan dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
melalui peningkatan kualitas pelayanan. Selain itu juga untuk peningkatan
keterjangkauan dan akses masyarakat terhadap sarana pelayanan yang berkualitas.
Pelaksanaan kegiatan ini harus memperhatikan jumlah penduduk, kondisi geografis
daerah seperti luas wilayah jangkauan puskesmas, pustu dan polindes, serta besarnya
anggaran yang disediakan untuk pembangunan fisik kesehatan.
Dilihat dari jumlah anggaran yang disediakan pemerintah untuk pembangunan
fisik sarana dan prasarana kesehatan terus mengalami peningkatan dalam beberapa
tahun terakhir, sehingga jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang berkualitas
semakin meningkat.
5.1.1. Puskesmas
Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan dasar yang
menyelenggarakan kegiatan promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, Pelayanan
kesehatan Ibu & Anak, KB, Perbaikan Gizi, Pemberantasan Penyakit Menular, dan
pengobatan. Beberapa Puskesmas, yaitu Puskesmas Perawatan, disamping
menyelenggarakan pelayanan juga menyediakan pelayanan rawat inap. Pelayanan
pengobatan/perawatan diarahkan sejauh mana unit pelayanan kesehatan sejak dari
puskesmas pembantu, Puskesmas dan rumah sakit dapat digambarkan menjangkau
masyarakat dari segi pemberian pelayanan kesehatan, hal ini dapat dilihat dari jumlah
masyarakat yang mau memanfaatkan unit pelayanan tersebut dalam bentuk kunjungan.
ini kemungkinan ada hubungan dengan mutu pelayanan yang diberikan sebagai dampak
dari performan, kondisi perbekalan kesehatan berupa obat-obatan dan peralatan (medis
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 95
dan non medis) serta SDM sebagai penyelenggaraan pelayanan kesehatan itu sendiri
masih kurang. Kondisi kunjungan Puskesmas masih sangat rendah ini kemungkinan ada
hubungan dengan mutu pelayanan yang diberikan sebagai dampak dari performan,
pencatatan dan pelaporan yang kurang akurat.
Karenanya solusi yang di harapkan adalah melihat kondisi mutu yang sebenarnya
dengan melakukan survey juga secara bersamaan melengkapi peralatan dan perbekalan
kesehatan di samping pembenahan SDM dalam bentuk pelatihan-pelatihan. Dalam
Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, berdasarkan kemampuan
Kesehatan masyarakat 56 orang, Sanitarian 116 orang, Gizi 185 orang dan Tenaga Lab.
Medik 157 orang.Semua Puskesmas masih kekurangan Tenaga Kesehatan sesuai
dengan yang tercantum pada Permenkes Nomor 75 Tahun 2014. Kekuranga Tenaga
Kesehatan yang paling besar adalah Dokter Gigi, dan yang paling sedikit adalah Tenaga
Kesehatan Mayarakat. Puskesmas yang sudah sesuai standar yang memiliki Tenaga
Kesehatan sudah berada di atas 60%.
Nusantara Sehat merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dicanangkan oleh
kementerian Kesehatan dalam upaya penguatan Pelayanan Kesehatan Primer sebagai
garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat yang berfungsi memberikan
pelayanan kesehatan dan melalukan upaya preventif melalui pendidikan kesehatan,
konseling serta skrining. Sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di
Puskesmas. Provinsi Sumatera Selatan telah menerima Nuntara Sehat di Kabupaten
Musi Rawas, Ogan Komering Ilir dan Musi Rawas Utara.
Tabel. 5.2 Jumlah Tenaga Nusantara Sehat Di Provinsi SumateraSelatan Tahun 2017
No Kab/Kota Jenis Tenaga Jumlah
1 Musi Rawas Gizi 1Analis 1Kesehatan Masyarakat 1Kesehatan Lingkungan 1
2 Musi Rawas Utara Apoteker 1Asisten Apoteker 1Bidan 1Kesehatan Ligkungan 2Gizi 1Kesehatan Masyarakat 1
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 98
No Kab/Kota Jenis Tenaga Jumlah
Perawat 1
3 Ogan Komering Ilir Analis 2Kesehatan Lingkungan 1Kesehatan Masyarakat 1Asisten Apoteker 1
TOTAL 17Sumber : Pengelola Program Nusantara Sehat
Nusantra Sehat di Provinsi Sumatera Tahun 2017 berjumlah 17 orang yang
menyebar di Kabupaten/Kota yaitu di Kabupaten Musi Rawas 4 orang (tenaga Gizi,
Analis, Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan), Kabupaten Musi Rawas
Utara 8 orang( Apoteker, Asisten Apoteker, Bidan, Kesehatan Lingkungan, Gizi,
Kesehatan Masyarakat dan Perawat), Kabupaten Ogan Komering Ilir 5 orang ( Analis,
Kesehatan Lingkungann, Kesehatan Masyarakat dan Asisten Apoteker)
Grafik 5.1. Penyebaran Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten/KotaProvinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Prov.Sumsel
Dengan pemekaran Kabupaten/Kota, Provinsi Sumatera Selatan memiliki 17
Kabupaten/Kota dengan fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Polindes, Puskesling dan Rumah Sakit. Provinsi Sumatera Selatan memiliki
Puskesmas berjumlah 338 buah dan Rumah Sakit berjumlah 26 buah dengan 22
RSUD, 1(Satu) Rumah Sakit Provinsi dan 3 Rumah Sakit Khusus.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 99
Tabel. 5.3 Jumlah Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten/KotaProvinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
No Kabupaten/Kota Puskesmas Rumah Sakit
1 OGAN KOMERING ULU 19 12 OGAN KOMERING ILIR 30 13 MUARA ENIM 21 14 LAHAT 32 15 MUSI RAWAS 19 26 MUSI BANYUASIN 28 37 BANYU ASIN 33 18 OGAN KOMERING ULU SELATAN 19 19 OGAN KOMERING ULU TIMUR 22 210 OGAN ILIR 25 111 EMPAT LAWANG 10 112 PALI 7 113 MUSI RAWAS UTARA 8 114 PALEMBANG 40 115 PRABUMULIH 9 116 PAGAR ALAM 7 117 LUBUKLINGGAU 9 118 SUMATERA SELATAN - 5
Total 338 26
Sumber: Pengelola SDM Kabupaten/Kota
Jumlah Puskesmas yang teregister 322 Puskesmas, dan 18 Puskesmas lainnya
belum teregister karena baru berdiri sebagai Puskesmas Baru ( 2 Puskesmas di OKU, 3
Puskesmas di OKU Selatan, 1 Puskesmas di OKI, 2 Puskesmas di Muara Enim, 1
Puskesmas di Lahat, 2 Puskesmas di Musi Banyuasin, 4 Puskesmas di Bnyuasin).
Namun data SDM Kesehatan yang di input pada Profil SDMK ini sudah mencakup ke
337 Puskesmas yang ada, dan data SDMK Rumah sakit yang terdata baru mencakup 24
Rumah Sakit yang ada. Data Rumah Sakit yang tidak tercakup adalah data RS
Martapura di OKU Timur dan RSUD Provinsi (belum memiliki SDM dan belum
beroperasi).
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 100
Grafik 5.2 Jumlah Puskesmas Yang Sudah TerakreditasiDi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Sumber : Pengelola Program Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Pada Grafik diatas terlihat bahwa dari 338 jumlah Puskesmas yang ada di
Provinsi Sumatera Selatan baru 21 Puskesmas yang terakreditasi yaitu baru 6,21% dari
jumlah Puskesmas yang ada. Di tahun 2017 ada 69 Puskesmas yang sudah di survey
oleh Tim Komisi Akreditasi , dan di usulkan 28 Puskesmas untuk di akreditasi dan ada
4 Puskesmas yang gagal untuk di akreditasi, kemungkinan karena beum adanya
kesiapan puskesmas untuk diakreditasi sehingga membutuhkan waktu lagi untuk
mempersiapka diri.
5.1.2. Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah Institusi Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
Kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pealayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 tahun 2014, Pasal 11,
berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit di kategorikan dalam Rumah
Sakit Umum dan Rumah sakit Khusus. Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit Rumah Sakit
Khusus adalah Rumah Sakit yang memeberikan pelayanan utama pada satu bidang atau
satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu , golongan umur, organ, jenis
penyakit atau kekhususan lainnya.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 101
1. Rumah Sakit Umum sebagaimana di maksud di atas di klsifikasikan menjadi:
a. Rumah Sakit Umum Kelas A
b. Rumah Sakit Umum Kelas B
c. Rumah Sakit Umum Kelas C
d. Rumah Sakit Umum Kelas D
2. Rumah Sakit Umum Kelas D sebagaimana di maksud di atas diklasifikasikan
menjadi:
a. Rumah Sakit Umum Kelas D
b. Rumah Sakit Umum Kelas D Pratama
3. Rumah sakit Khusus sebagaiman dimaksud di klasifikasikan menjadi:
a. Rumah Sakit Khusus Kelas A
b. Rumah Sakit Khusus Kelas B
c. Rumah Sakit Khusus Kelas C
Tabel 5.4 Klasifikasi Rumah Sakit di Kabupaten/KotaProvinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
No Kabupaten/Kota Kelas
1 RSUD Ibnu Sutowo Baturaja OKU C2 RSUD Kayu Agung OKI C3 RSUD Rabain Muara Enim B4 RSUD Lahat C5 RSUD Sobirin Musi Rawas C6 RSUD Muara Beliti Musi Rawas D7 RSUD Sekayu Musi Banyuasin B8 RSUD Bayung Lencir Musi Banyuasin C9 RSUD Sungai Lilin Musi Banyuasin C
10 RSUD Banyuasin C11 RSUD Muara Dua OKU Selatan D12 RSUD OKU Timur C13 RSUD Martapura D14 RSUD Ogan Ilir D15 RSUD T.Tinggi Empat Lawang D16 RSUD Talang Ubi PALI D17 RSUD Muratara D18 RSUD Bari Palembang B19 RSUD Prabumulih C20 RSUD Besemah Pagar Alam D21 RSUD Siti Aisyah Lubuk Linggau C22 RS Ernaldi Bahar A23 RSK Mata Masyarakat B24 RSK Gigi Mulut C25 RSK Paru BSumber: Pengelola Rumah Sakit Dinkes Prov. Sumsel
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 102
Di Sumatera Selatan Rumah milik pemerintah berjumlah 25, Rumah Sakit
Umum Daerah berjumlah 21 Selatan dan 1 Rumah sakit Ernaldi Bahar yang menyebar
di 17 Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit Khusus berjumlah 4 yang terletak di Provinsi
Sumatera Selatan. Pada Tahun 2018 akan bertambah 1 Rumah Sakit Umum Daerah
Provinsi Sumatera Selatan.
Grafik 5.3 Jumlah Rumah Sakit Umum Daerah dan RS KhususDi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Sumber: Pengelola Rumah Sakit Dinkes Provinsi Sumatera Selatan
Grafik di atas menunjukkan keadaan Rumah sakit di Provinsi Sumatera Selatan
berdasarkan Tipe/Kelas. Terilahat pada tabel bahwa Rumah Sakit milik Pemerintah
lebih banyak Kelas C berjumlah 11 (44%), Kelas D berjumlah 8 (32%), Kelas B
berjumlah 5 (20%) dan Kelas A berjumlah 1 (4%).
Grafik 5.4. Persentase Rumah Sakit menurut Kelasdi Propinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Sumber: Pengelola Rumah Sakit Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 103
5.1.3. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat.
Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat membutuhkan
berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di
lingkungan masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) ada
beberapa bentuk antara lain Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pondok Bersalin Desa
(Polindes), Pos Obat Desa (POD), Tanaman Obat Keluarga (Toga) dan sebagainya.
Posyandu merupakan salah bentuk UKBM yang paling dikenal dimasyarakat.
Posyandu menyelanggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan
anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi,dan penanggulan diare. Untuk
memantau perkembangannya, posyandu dikelompokan ke dalam 4 strata, yaitu
posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama, dan posyandu mandiri.
Jumlah Posyandu terbanyak di Kota Palembang dengan Jumlah sebanyak 1026
Posyandu dengan Posyandu aktif sebanyak 670 Posyandu atau sekitar 65,30% dan
Kabupaten Penukal Abad Lematanga Ilir (PALI) merupakan kabupaten yang
mempunyai Jumlah Posyandu aktif paling sedikit yaitu hanya 18 dari 121 posyandu
yang ada di Kabupaten tersebut atau hanya 14%, hal ini kemungkinan disebabkan
karena kabuapaten tersebut merupakan DOB. Jika dibanding dalam 4 (empat) tahun
terakhir posyandu aktif mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Desa siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan
untuk mencegah dan mengatasi masalah/ancaman kesehatan (termasuk bencana dan
kegawat-darurat kesehatan) secara mandiri dalam rangka mewujudkan desa sehat.
Tujuan desa siaga adalah untuk mewujudkan masyarakat desa yang sehat, peduli, dan
tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Salah satu kriteria desa siaga
adalah minimal memiliki 1 (satu) poskesdes (pos kesehatan desa).
Capaian Desa Siaga aktif mandiri dan purnama masih rendah dikarenakan belum
dibentuknya kelompok kerja operasional (pokjanal) Desa Siaga tingkat
Kabupaten/Kota. Ogan Ilir dan Muara Enim adalah 2 dari 17 Kabupaten di Provinsi
Sumatera Selatan yang telah memiliki Pokjanal Desa Siaga Aktif. Rendahnya cakupan
desa siaga aktif juga dikarenakan belum berjalannnya Forum Masyarakat
Desa/Kelurahan secara maksimal, penggunaan dana desa untuk upaya kesehatan masih
minim, serta belum maksimalnya peran aktif ormas, dunia usaha dan lain-lain.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 104
Banyaknya Desa/Kelurahan yang belum merealisasikan peraturan yang telah ada
khususnya dibidang kesehatan.
Pembangunan Kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, untuk terwujudnya hal tersebut perlu adanya
kerjasama lintas sektoral maupun lintas program. Namun saat ini kerjasama lintas
sektor belum maksimal, pemanfaatan dana desa untuk kesehatan masih sangat minim,
komitmen dunia usaha dan elemen lain di masyarakat perlu ditingkatkan. Sehingga
kedepan perlu ditingkatkan baik jumlah maupun kompetensi tenaga kesehatan di bidang
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat baik provinsi, kabupaten/kota
terlebih lagi di Puskesmas, sehingga upaya promotif preventif dan pemberdayaan dapat
dilaksanakan secara maksimal sehingga terjalin komitmen bersama, kerjasama dan
gotong royong untuk mencapai Indonesia sehat masyarakat kuat.
5.2. TENAGA KESEHATAN
Menurut Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan,
yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertenu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan.
Data mengenai tenaga kesehatan di provinsi sumatera selatan baik yang bekerja
disektor pemerintahan maupun swasta masih sulit diperoleh. Pada tabel berikut
disajikan jumlah tenaga kesehatan menurut kesehatan medis, paramedis dan tenaga
kesehatan lainnya.
Jika ditinjau dari jumlah seluruh tenaga Kesehatan baik di Puskesmas ataupun
rumah sakit serta sarana kesehatan lainnya menurut Jenis ketenagaan atau jenis
pendidikan adalah sebagaimana grafik di bawah ini.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 105
Grafik 5.5. Jumlah Tenaga Kesehatandi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
260 507 132
5555
8023
983296
0100020003000400050006000700080009000
Dokter S
pesi...
Dokter U
mum
Dokter G
igi
Perawat
Bidan
Kesmas Gzi
Sumber: Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes Prov.Sumsel
Grafik 5.6. Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Ketenagaandi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
8661375
487 424 136690 852
5706
33597
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Kefa
rmas
ian
Kesm
as
Kesli
ng
Tena
ga G
izi
Kete
rapi
anFi
sik
Kete
knisi
anM
edik
Tena
ga K
es.
Lain
Penu
njan
gKe
seha
tan
Psik
olog
isKl
inis
Bio
Med
ik
Sumber: Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes Prov.Sumsel
Berdasarkan grafik tersebut di atas bahwa jumlah tenaga kesehatan menurut
jenis ketenagaan yang paling banyak adalah perawat dan bidan, sedangkan Jumlah
tenaga kesehatan yang paling kecil adalah perawat gigi dan gizi.
Berdasarkan sumber daya kesehatan, kondisi tenaga kesehatan tahun 2017
adalah sebagai berikut :
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 106
1. Ratio Dokter per 100.000 penduduk
Tabel. 5.5 Jumlah Tenaga Medis Di Provinsi Sumatera SelatanTahun 2017
Jumlah 86 394 480Sumber : Pengelola Data SDMK Kab/Kota
Tabel diatas menunjukkan jumlah tenaga kesehatan lingkungan di Provinsi
Sumatera Selatan. Dengan jumlah 480 orang tenaga kesehatan lingkungan,
Sanitasi lingkungan 98,9 % dan Entomolog Kesehatan 1,1%. Rasio Tenaga
Kesehatan lingkungan di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 5.8 per 100.000
penduduk. Sedangkat target Rasi0 tahun 2019 sebesar 18 per 100.000 penduduk.
Masih sangat jauh dari target yang harus di capai.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 115
Grafik 5.15 Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan berdasarkan Profesi danJenis Kelamin di Privinsi Sumatera Selatan Tahun 2017.
Sumber: Pengelola Data SDM Kesehatan Kab/Kota
Grafik. 5.16 Proporsi Tenaga Kesehatan Lingkungan BerdasarkanProfesi Di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2017
Sumber: Pengelola Data SDM Kesehatan Kab/Kota
6. Ratio Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat per-100.000 penduduk
Tenaga kesehatan masyarakat merupakan bagian dari sumber daya manusia yang
sangat penting perannya guna meningkatkan kesadaran yang lebih tinggi pada
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Disamping itu tenaga
kesehatan masyarakat dapat juga berperan di bidang kuratif dan rehabilitatif.
Tenaga kesehatan Masyarakat mempunyai peran strategis dalam mengubah
prilaku masyarakat menjadi kondusif.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 116
Tabel 5.10 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat BerdasarkanJurusan Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
No TENAGA Kesehatan Masyarakat JENIS KELAMINJUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN1 Kesehatan Masyarakat (Lainnya) 280 679 9592 Epidemiolog Kesehatan 8 38 463 Promosi Kesehatan 61 180 2414 Ilmu Perilaku 2 2 45 Kesehatan Kerja 7 15 22
6Administrasi dan KebijakanKesehatan 36 130 166
7 Biostatistik dan Kependudukan 1 - 18 Reproduksi dan Keluarga - 18 189 Informatika Kesehatan 2 3 5
TOTAL 397 1.065 1.462Sumber: Pengelola Data SDM Kesehatan Kab/Kota
Proporsi Tenaga Kesehatan Masyarakat terbesar adalah Tenaga Kesehatan
Masyarakat lainnya 65,6%, Pomosi Kesehatan 16,5%, Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan 11,4%, Epidemiologi Kesehatan 3,1%. Sementara Ilmu
Prilaku, Kesehatan Kerja, Biostatistik dan Kependudukan, Reproduksi dan
Keluarga, serta Informatika Kesehatan berada di bawah 3%.
Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat Provinsi Sumatera selatan Tahun 2017
sebesar 17,7 per 100.000 penduduk sementara target Rasio tahun 2019 sebesar 16
per 100.000 penduduk. Terlihat Rasio Tenaga Kesehatan sudah mencapai target
Rasio tahun 2019. Capaian ini keungkinan karena banyak tenaga kesehatan
Keperawatan, Kebidanan, Gizi dan lain lain yang sudah mengambil pendidikan S1
ke Sarjana Kesehatan Masyarakat.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 117
Grafik. 5.17 Proporsi Tenaga Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Jurusan diProvinsi Sumatera Selatan tahun 2017
Sumber: Pengelola Data SDM Kesehatan Kab/Kota
5.3. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah sebuah
keniscayaan, maka dari itu mutu tenaga kesehatan mesti dipersiapkan sejak dini secara
matang. Sebagai salah satu upaya untuk mendukung peningkatan mutu pelayanan
kesehatan adalah pengembangan sumber daya manusia kesehatan melalui
penyelenggaraan berbagai pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan dan
berkesinambungan untuk menghasilkan sumber daya yang profesional yang kompeten
dan memiliki moral dan etika, mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan inovatif
serta bersikap antisipatif terhadap berbagai perubahan yang akan terjadi baik perubahan
secara lokal maupun global.
Kompetensi Tenaga Kesehatan sebagaimana menjadi amanat dari Permenkes
RI Nomor 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan merupakan salah satu
simpul untuk mengukur kecakapan dari seorang tenaga kesehatan. Sudah barang tentu
banyak lagi simpul-simpul lainnya yang perlu menjadi perhatian kita bersama mulai
dari perekrutan calon peserta didik, proses pembelajaran, pendayagunaan dan
pembinaan serta pengembangannya. Oleh sebab itu dalam rangka pembentukan dan
jaminan mutu tenaga kesehatan perlu keterlibatan dan kerjasama dari berbagai
stakeholders/pemangku kepentingan antara lain : institusi pendidikan, organisasi
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 118
profesi, user/pengguna dan masyarakat, terutama upaya peningkatan mutu SDM
Kesehatan melalui standarisasi profesi bidang kesehatan yang bertujuan untuk
mewujudkan dan menjaga standar profesional.
Tabel.5.11 Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Diregistrasi sesuai jenis Profesiberdasarkan Jenis Kelamin Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
No JENIS PROFESI LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 DOKTER 170 296 466
2 DOKTER GIGI 16 48 64
3 PERAWAT 666 2.613 3.279
4 TERAPIS GIGI DAN MULUT (PERAWAT GIGI) 14 121 135
5 PENATA ANESTESI (PERAWAT ANESTESI) 15 5 20
6 BIDAN 3.038 3.038
7 APOTEKER 24 83 107
8TEKNIS KEFARMASIAN (FARMASI NON
APOTEKER) 26 232 258
9 KESEHATAN MASYARAKAT 71 260 331
10 KESLING 31 152 183
11 GIZI 14 126 140
12 FISIOTERAPI 10 54 64
13 OKUPASI TERAPIS 1 1 2
14 TERAPIS WICARA 1 1 2
15 TENAGA AKUPUNKTUR - - -
16 RADIOGRAFER 42 55 97
17 ELEKTROMEDIS 3 2 5
18 REFRAKSI OPTISIEN 1 19 20
19 ORTOTIS PROSTETIS - - -
20 AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM 36 176 212
21 PEREKAM MEDIS 17 37 54
22 TEKNISI GIGI 3 6 9
23 TEKNISI TRANSFUSI DARAH - 2 2
24 FISIKAWAN MEDIS - -
TOTAL 975 6.983 7.958Sumber: Pengelola Data SDM Kesehatan Kab/Kota
Tenaga kesehatan teregister di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2017
berjumlah 7. 958 orang, sesuai dengan jenis profesi masing-masing. Ini tidak
menunjukkan arti bahwa dari sebanyak 32.555 Tenaga kesehatan yang ada di Sumatera
Selatan hanya 7.958 orang yang teregister, tapi kemungkinan karena masih banyak
tenaga kesehatan yang teregister yang belum di input datanya ke dalam form aplikasi
excel yang sudah dimiliki.
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 119
Terlihat dari data yang ada Tenaga Kesehatan yang paling banyak teregister adalah
profesi Bidan 3.038 orang(38,17%) , Perawat 3.279 orang (41,2%) laki laki 666 orang
dan perempuan 2.634 orang, Tenaga Dokter 466 orang (5,86%) laki-laki 170 orang dan
perempuan 296 orang, tenaga Kesehatan masyarakat 331 orang (4,15%) laki-laki 71
orang dan perempuan 260 orang, Teknis Kefarmasian (non apoteker) 256 orang (3,21%)
laki-laki 26 orang dan perempuan 232 orang, ahli Tekhnologi Laboratorium 212 orang (
2,66%).laki-laki 36 orang dan perempuan 176 orang. Sementara tenaga kesehatan
profesi lainnya berada di bawah 2%.
Grafik. 5.18 Gambaran Tenaga Kesehatan Yang Teregister Menurut JenisKelamin Di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2017
Sumber: Pengelola Data SDM Kesehatan Kab/Kota
Persentase Tenaga kesehatan yang teregister menurut jenis kelamin terlihat
lebih banya perempuan yaitu 87,75% sementara laki-laki hanya 12,25%. Dapat di
katakan bahwa tenaga kesehatan di dominasi atau diminati oleh perempuan.
Grafik 5.19 Gambaran Tenaga Kesehatan Yang Diregister menurut RumpunTenaga Kesehatan Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Sumber Pengelola SDM Kesehatan Kab/Kota
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 120
Grafik. 5.20 Gambaran SDM Kesehatan Yang Teregister diProvinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Sumber: Pengelola Data SDM Kesehatan Kab/Kota
Untuk meningkatkan derajat kesehatan secara optimal, maka berbagai program
dan kegiatan akan dilaksanakan dan didukung anggaran kesehatan yang memadai.
Penggunaan anggaran secara efektif dan efisien akan sangat menentukan percepatan
pembangunan kesehatan serta peningkatan kerjasama dengan berbagai pihak dalam
pembangunan kesehatan. Anggaran Kesehatan terhadap APBD Provinsi Sumatera
Selatan tahun 2016 yaitu Rp. 168.387.760.700;
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 121
Tabel 5.12 Anggaran Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Sumber: Sekretriat Dinkes Prov.Sumsel.
36.550.680.000,00
NO SUMBER BIAYAALOKASI ANGGARAN
KESEHATANRupiah %
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATANBERSUMBER:
1APBD PROVINSI SUMATERASELATANa. Belanja Langsung 375.287.820.675.-b. Belanja Tidak Langsung 154.428.842.976.-
2 APBD PROVINSI - 0,00- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi -
3 APBN : 0,00- Dana Alokasi Umum (DAU) - 0,00- Dana Alokasi Khusus (DAK) 4.570.454.000.- 0,00- Dana Dekonsentrasi 36.550.680.000.- 0,00- Dana Tugas PembantuanKabupaten/Kota
- 0,00
- Lain-lain (sebutkan) - 0,00
4PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI(PHLN)
7.132.000.532,- 0,00
(sebutkan project dan sumber dananya) -5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0,00
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 577.969.798.183,-
TOTAL APBD PROVINSI 6.800.000.000.000,-% APBD KESEHATAN THD APBDPROVINSI
8,5
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 69.913,-
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 122
BAB VIKESIMPULAN
6.1 KESIMPULAN
Pelaksanaan pembangunan kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan yang
dilaksanakan secara berkesinambungan dan pencapaian derajat kesehatan masyarakat
serta usia harapan hidup semakin meningkat dan telah menunjukkan hasil yang optimal.
Beberapa Indikator derajat kesehatan dan indikator pelayanan telah tercapai sesuai
dengan target yang ditetapkan. Pencapaian beberapa indikator telah sesuai dengan target
program, target SPM Kesehatan dan target Indonesia Sehat, walaupun masih ada
beberapa indikator yang pencapaiannya masih rendah, dan masih dibawah target yang
ditetapkan dan bahkan menurun dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya.
Untuk menunjang pembangunan kesehatan yang telah menunjukkan
keberhasilan harus diikuti dengan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
diantaranya melalui pendidikan dan social ekonomi masyarakat sehingga akan lebih
mudah untuk merubah sikap dan perilaku masyarakat kearah perilaku hidup sehat.
Pencapaian pembangunan kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2016
dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Gambaran situasi kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan
1. Derajat kesehatan masyarakat yang diukur dengan indicator mortalitas/kematian
(kematian ibu, bayi dan balita), usia harapan hidup dan angka kesehatan
dipengaruhi oleh indikator-indikator pelayanan kesehatan, indicator status gizi,
kesehatan lingkungan dan sarana prasarana kesehatan, secara umum mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya.
2. Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan bulan
Desember 2017 mencapai 637 kasus, menurun jika dibandingkan tahun 2016
sebanyak 643 kasus. Kasus kematian bayi tertinggi ada di Kabupaten Musi
Rawas dengan kematian sebanyak 70 kasus, kemudian diikuti oleh Kabupaten
Banyuasin (68 kasus) dan Kabupaten M.Enim (65 kasus). Sedangkan kasus
[Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan]| Profil Tahun 2017 123
kematian neonatal terendah terjadi di Kab. Pali (8 kasus), kemudian diikuti oleh
Kota Pagar Alam (10 Kasus) kematian Bayi dan laht (11 Kasus).
3. Pasien TB MDR berdasarkan wilayah kabupaten atau kota di provinsi Sumatera
Selatan. Target penemuan TB resisten obat sebesar 50% dari total tersangka TB
resisten obat. Kriteria suspek untuk kasus kambuh dan gagal kategori satu
merupakan kriteria yang paling banyak menjadi pasien TB MDR setiap
tahunnya. Wilayah kabupaten/kota di provinsi sumsel, kota Palembang
merupakan daerah terbanyak kasus TB MDR tahun 2017.
b. Hasil Program/Kegiatan di Bidang Kesehatan:
1. Pencapaian kinerja surveilans AFP tahun 2017 mengalami peningkatan dalam
penemuan kasus AFP non Polio rate dari 43 kasus pada tahun 2016 menjadi 70
kasus pada tahun 2017. Namun mengalami penurunan pencapaian spesimen
adekuat dari 80,9% menjadi 75,7% pada tahun 2017.
2. Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi banyak aspek. Ruang Lingkup
bidang garapan Kesehatan Lingkungan menurut WHO antara lain : 1)
Penyediaan Air Minum; 2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017
Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi - a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal
JUMLAHPUSKESMAS
BALITA
JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
BALITAANAKBALITA
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
NEONATALBAYIa BAYIaANAK
BALITA
LAKI - LAKINOANAK
BALITA
PEREMPUAN
NEONATAL
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
BALITA BAYIaKABUPATEN
NEONATAL
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 6JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR DAN KABUPATEN
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO KABUPATEN JUMLAHPUSKESMAS
JUMLAH LAHIRHIDUP
JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
KEMATIAN IBUJUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 7
Rasio Jenis
KelaminL P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 116,99 73,52 95,61
CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 234,12 190,94 212,89
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUKMENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
KASUS TB ANAK 0-14TAHUNNO KABUPATEN JUMLAH
PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+
L P
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
JUMLAH SELURUHKASUS TB
L PL+PL+P
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 8
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
TB PARU
L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
% BTA (+)TERHADAP SUSPEKBTA (+)NO KABUPATEN JUMLAH PUSKESMAS SUSPEK
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 9
L P L + P JUMLAH % JUMLA
H % JUMLAH % JUMLA
H % JUMLAH % JUMLA
H % L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
JUMLAH (KAB/KOTA) 4.025 2.403 6.428 3.280 81,49 1.991 82,85 5.271 82,00 739 18,36 508 21,14 1.252 19,48 99,85 104,00 101,48 89 48 137ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 3 1 2
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
L L + P
ANGKA PENGOBATAN LENGKAP(COMPLETE RATE)
L PBTA (+) DIOBATI
ANGKA KEBERHASILANPENGOBATAN
(SUCCESS RATE/SR)
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
P L + P
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)
NO KABUPATEN JUMLAHPUSKESMAS
JUMLAH KEMATIANSELAMA PENGOBATAN
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 10
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMINPROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2017
NO KELOMPOK UMUR
H I V AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS SYPHILIS
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 12
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
JUMLAH (KAB/KOTA) 341 4.252.833 4.117.487 8.362.220 114.826 111.172 225.780 88.868 77,4 87.427 78,6 176.295 78,1ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 270
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH PENDUDUKDIARE
JUMLAH TARGETPENEMUAN
DIARE DITANGANI
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
P L + PLNO KABUPATEN JUMLAHPUSKESMAS
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 14
KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
0 0 0 0,0 0,0 0,0JUMLAH (KAB/KOTA) 341 731 721 1.452 7INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 17,4 17,7 17,6
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
NO KABUPATEN MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSJUMLAH
PUSKESMAS
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2016
TABEL 22
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
POSITIFL P L+P
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
CFRMENINGGALSUSPEK
MALARIA
NO KABUPATEN
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
JUMLAH PUSKESMAS
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2016
TABEL 23
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Ogan Komering Ulu 18 0 0 0 0 0 0
2 Ogan Komering Ilir 31 0 0 0 6 1 7
3 Muara Enim 22 1 1 2 4 5 9
4 Lahat 33 0 0 0 5 5 10
5 Musi Rawas 19 0 0 0 14 15 29
6 Musi Banyuasin 28 0 0 0 9 1 10
7 Banyuasin 33 0 0 0 57 32 89
8 OKU Selatan 19 0 0 0 0 0 0
9 OKU Timur 22 0 0 0 10 9 19
10 Ogan Ilir 25 1 0 1 2 0 2
11 Empat Lawang 10 0 0 0 1 2 3
12 PALI 7 0 0 0 4 3 7
13 Muratara 8 0 0 0 0 0 0
14 Kota Palembang 41 0 0 0 2 0 2
15 Kota Prabumulih 9 0 0 0 0 0 0
16 Kota Pagar Alam 7 0 0 0 3 3 6
17 Kota Lubuk Linggau 9 1 1 2 4 4 8
JUMLAH (KAB/KOTA) 341 3 2 5 121 80 201
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 3 2 2
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KABUPATEN JUMLAH PUSKESMAS
PENDERITA FILARIASIS
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 24
PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
LAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI +PEREMPUA
NJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Ogan Komering Ulu 18 349.830 1.412 1.863 3.2752 Ogan Komering Ilir 31 781.168 2.273 2.413 4.6863 Muara Enim 22 551.750 3.227 4.047 7.2744 Lahat 33 392.286 4.143 6.735 10.8785 Musi Rawas 19 408.151 1.562 2.822 4.3846 Musi Banyuasin 28 816.560 5.143 6.329 11.4727 Banyuasin 33 822.575 4.990 6.511 11.5018 OKU Selatan 19 484.344 942 1.271 2.2139 OKU Timur 22 738.779 906 1.493 2.399
10 Ogan Ilir 25 403.828 2.422 3.831 6.25311 Empat Lawang 10 244.312 655 673 1.32812 PALI 7 205.168 499 664 1.16313 Muratara 8 187.635 176 276 45214 Kota Palembang 41 140.664 81 100 18115 Kota Prabumulih 9 252.962 2.872 2.351 5.22316 Kota Pagar Alam 7 193.516 647 867 1.51417 Kota Lubuk Linggau 9 227.659 1.173 2.130 3.303
JUMLAH (KAB/KOTA) 341
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017
DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +PEREMPUAN
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
NO KABUPATEN JUMLAHPUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUNLAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +
PEREMPUAN
HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2016
TABEL 25
PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Ogan Komering Ulu 18 47 209 2562 Ogan Komering Ilir 31 92 449 5413 Muara Enim 22 3 151 1544 Lahat 33 254 830 1.0845 Musi Rawas 19 89 356 4456 Musi Banyuasin 28 158 222 3807 Banyuasin 33 81 169 2508 OKU Selatan 19 90 146 2369 OKU Timur 22 42 194 236
10 Ogan Ilir 25 43 209 25211 Empat Lawang 10 13 2 1512 PALI 7 11 15 2613 Muratara 8 30 74 10414 Kota Palembang 41 7 9 1615 Kota Prabumulih 9 9 40 4916 Kota Pagar Alam 7 0 0 017 Kota Lubuk Linggau 9 303 873 1.176
JUMLAH (KAB/KOTA) 341
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017
OBESITAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
NO KABUPATEN JUMLAHPUSKESMAS
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMASDAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15
TAHUN
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2016
TABEL 26
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
L + PL P L + PL + P L P L + P L PNO KABUPATEN JUMLAH
PUSKESMAS
JUMLAH BAYI(SURVIVING INFANT)
L P
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 44
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
L P L+P S Æ· % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun
dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus
JUMLAHL + P
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
MENDAPAT VIT ANO KABUPATEN JUMLAHPUSKESMAS L + P
JUMLAH BAYIPLP
MENDAPAT VIT ALL PL + P
MENDAPAT VIT AJUMLAH
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 45
JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017
JUMLAH SD/MIMENDAPATYAN. GIGI
% %MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
MENDAPAT PERAWATANNO JUMLAHPUSKESMASKABUPATEN JUMLAH MURID SD/MI
UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH
JUMLAHSD/MI
JUMLAH SD/MIDGN SIKAT
GIGI MASSAL
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 52
L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Ogan Komering Ulu 18 42.521 12.181 28,652 Ogan Komering Ilir 31 80.909 49.817 61,573 Muara Enim 22 91.440 12.136 13,274 Lahat 33 51.956 11.441 22,025 Musi Rawas 19 94.621 22.399 23,676 Musi Banyuasin 28 55.993 16.076 28,717 Banyuasin 33 133.771 35.038 26,198 OKU Selatan 19 62.745 12.228 19,499 OKU Timur 22 111.513 32.009 28,70
10 Ogan Ilir 25 63.441 20.153 31,7711 Empat Lawang 10 27.933 8.780 31,4312 PALI 7 22.926 7.921 34,5513 Muratara 8 27.115 6.537 24,1114 Kota Palembang 41 291.484 93.642 32,1315 Kota Prabumulih 9 15.050 5.428 36,0716 Kota Pagar Alam 7 12.601 4.012 31,8417 Kota Lubuk Linggau 9 18.946 6.586 34,76
JUMLAH (KAB/KOTA) 341 1.204.965 356.384 29,58
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
USILA (60TAHUN+)
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
NO KABUPATEN JUMLAHPUSKESMAS
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 53
%L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Jaminan Kesehatan Nasional
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 2.612.709
1.2 PBI APBD 87.953
1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 1.062.874
1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 699.513
1.5 Bukan pekerja (BP) 119.158
2 Jamkesda
3 Asuransi Swasta 526.721
4 Asuransi Perusahaan 14.460
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMINPROVINSI SUMATERA SELATAN
NO JENIS JAMINAN KESEHATANPESERTA JAMINAN KESEHATAN
JUMLAH
TAHUN 2017
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 54
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 Ogan Komering Ulu 89.494 20.3842 Ogan Komering Ilir 59.664 16.1713 Muara Enim 172.513 4.3404 Lahat 88.037 12.1135 Musi Rawas 0 06 Musi Banyuasin 380.712 19.6697 Banyuasin 39.037 4.9888 OKU Selatan 0 1.4319 OKU Timur 67.164 14.461
10 Ogan Ilir 15.199 1.22211 Empat Lawang 11.099 2.47412 PALI 18.015 3.98413 Muratara 6.414 014 Kota Palembang 2.302.315 179.43415 Kota Prabumulih 181.859 35.01816 Kota Pagar Alam 66.927 8.55917 Kota Lubuk Linggau 208.134 21.323
SUB JUMLAH I 3.706.583 345.5711 RS Umum Dr. Noesmir Baturaja 12.7222 RS Umum Daerah Dr. Ibnu Sutowo Baturaja 61.729 13.7833 RS Santo Antonio Baturaja 15.043 6.6014 RS Umum Dokter Maulana AK5 RS Umum Daerah Kayuagung 59.664 16.1716 RS Pratama Tugu Jaya7 RS Safira Pasa8 RS Umum Bukit Asam Medika 73.808 2.6539 RS Umum Daerah dr.H.M.Rabain Muara Enim 98.705 1.687
10 RS Umum Daerah Talang Ubi 18.015 3.98411 RS Umum Daerah Lahat 88.037 12.11312 RS Tk IV Lahat13 RS Umum Daerah Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara 6.41414 RS Umum Daerah Muara Beliti15 RS Umum Daerah Sekayu 359.686 17.40116 RS Umum Daerah Sungai Lilin 13.901 1.02917 RS Umum Daerah Bayung Lincir 7.125 1.23918 RS Umum Daerah Banyuasin 28.141 3.52619 RS Umum Daerah Muara Dua 1.43120 RS Umum Daerah Martapura 15.712 1.84921 RS Islam At-Taqwa Gumawang22 RS Umum Panti Bhaktiningsih 27.029 6.58923 RS Umum Daerah Ogan Komering Ulu Timur 24.423 6.02324 RS Umum Daerah Kabupaten Ogan Ilir 10.107 1.04825 RS Umum Mahyuzahra 5.092 17426 RS Umum Daerah Kabupaten Empat Lawang 11.099 2.47427 RS Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang 291.944 37.13028 RS Umum Pertamina Palembang 119.540 6.75929 RS Umum dr. AK.Gani Kota Palembang 133.912 5.09230 RS Umum Pusri Palembang 114.232 4.11331 RS Umum RK Charitas 215.034 20.89832 RS Jiwa Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan 76.965 2.14333 RS Kusta Dr. Rivai Abdullah 10.896 1.46234 RS Islam Siti Khadijah 87.356 11.64235 RS Umum Sriwijaya 21.25536 RS Umum Bunda Palembang 91.233 10.30537 RS Ibu dan Anak Tiara Fatrin Palembang 9.853 1.70138 RS Umum Daerah Palembang Bari 51.968 10.637
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATANPROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2017
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L PNO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
39 RS Umum Myria Palembang 93.889 10.105
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L PNO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
40 RS Muhammadiyah Palembang 131.245 15.39541 RS Khusus Paru Palembang 21.243 1.79442 RS Khusus Mata Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan 63.892 3.07643 RS Ibu dan Anak Rika Amelia 5.498 94444 RS Hermina Palembang 192.770 11.16645 RS Karya Asih Charitas Palembang 14.746 1.12246 RS Khusus Gigi dan Mulut Palembang Provinsi Sumatera Selatan 30.452 047 RS Ibu dan Anak Widiyanti Palembang 8.260 21448 RS Bhayangkara Palembang 73.075 5.50849 RS Ibu dan Anak YK Madira Palembang 66.84750 RS Pelabuhan Palembang 175.769 6.13651 RS Siloam Sriwijaya Palembang 136.242 11.83252 RSU Graha Mandiri 1.175 73853 RS Ibu dan Anak Trinanda Palembang 14.832 36654 RS Khusus Bedah Medika Insani55 RS Ibu dan Anak Bunda Noni 2.724 43756 RS Ibu dan Anak Az-Zahra Palembang 9.75757 RS Ibu dan Anak Marissa Palembang 38.425 18158 RS Musi Medika Cendikia 4.911 059 RS Umum Ar-Rasyid Palembang 060 RS Ibu dan Anak Kader Bangsa Palembang 70761 RS Umum Daerah Provinsi Sumatera Selatan 062 RS Ibu dan Anak Mama 2.56463 RS Umum Daerah Kota Prabumulih 46.167 9.03464 RS Pertamina Kota Prabumulih 77.293 8.29265 RS AR Bunda Kota Prabumulih 41.247 16.22566 RS Umum Daerah Basemah Kota Pagar Alam 66.927 8.55967 RS AR Bunda Kota Lubuk Linggau 88.74368 RS Siloam Silampari 069 RS Umum Daerah Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas 61.988 11.09070 RS Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau 57.403 10.23371 RS Umum Fadhilah Kota Prabumulih 17.152 1.467
SUB JUMLAH II 3.706.583 345.5711 Poliklinik Polri Kab. Muara Enim2 Rumkitban 02.09.01 TNI AD
SUB JUMLAH IIIJUMLAH (KAB/KOTA) 7.413.166 691.142JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTACAKUPAN KUNJUNGAN (%)
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 54
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Ogan Komering Ulu 89.494 20.3842 Ogan Komering Ilir 59.664 16.1713 Muara Enim 172.513 4.3404 Lahat 88.037 12.1135 Musi Rawas 0 06 Musi Banyuasin 380.712 19.6697 Banyuasin 39.037 4.9888 OKU Selatan 0 1.4319 OKU Timur 67.164 14.461
10 Ogan Ilir 15.199 1.22211 Empat Lawang 11.099 2.47412 PALI 18.015 3.98413 Muratara 6.414 014 Kota Palembang 2.302.315 179.43415 Kota Prabumulih 181.859 35.01816 Kota Pagar Alam 66.927 8.55917 Kota Lubuk Linggau 208.134 21.323
SUB JUMLAH I 3.706.583 345.5711 RS Umum Dr. Noesmir Baturaja 12.7222 RS Umum Daerah Dr. Ibnu Sutowo Baturaja 61.729 13.7833 RS Santo Antonio Baturaja 15.043 6.6014 RS Umum Dokter Maulana AK5 RS Umum Daerah Kayuagung 59.664 16.1716 RS Pratama Tugu Jaya7 RS Safira Pasa8 RS Umum Bukit Asam Medika 73.808 2.6539 RS Umum Daerah dr.H.M.Rabain Muara Enim 98.705 1.687
10 RS Umum Daerah Talang Ubi 18.015 3.98411 RS Umum Daerah Lahat 88.037 12.11312 RS Tk IV Lahat13 RS Umum Daerah Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara 6.41414 RS Umum Daerah Muara Beliti15 RS Umum Daerah Sekayu 359.686 17.40116 RS Umum Daerah Sungai Lilin 13.901 1.02917 RS Umum Daerah Bayung Lincir 7.125 1.23918 RS Umum Daerah Banyuasin 28.141 3.52619 RS Umum Daerah Muara Dua 1.43120 RS Umum Daerah Martapura 15.712 1.84921 RS Islam At-Taqwa Gumawang22 RS Umum Panti Bhaktiningsih 27.029 6.58923 RS Umum Daerah Ogan Komering Ulu Timur 24.423 6.02324 RS Umum Daerah Kabupaten Ogan Ilir 10.107 1.04825 RS Umum Mahyuzahra 5.092 17426 RS Umum Daerah Kabupaten Empat Lawang 11.099 2.47427 RS Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang 291.944 37.13028 RS Umum Pertamina Palembang 119.540 6.75929 RS Umum dr. AK.Gani Kota Palembang 133.912 5.09230 RS Umum Pusri Palembang 114.232 4.11331 RS Umum RK Charitas 215.034 20.89832 RS Jiwa Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan 76.965 2.14333 RS Kusta Dr. Rivai Abdullah 10.896 1.46234 RS Islam Siti Khadijah 87.356 11.64235 RS Umum Sriwijaya 21.25536 RS Umum Bunda Palembang 91.233 10.30537 RS Ibu dan Anak Tiara Fatrin Palembang 9.853 1.70138 RS Umum Daerah Palembang Bari 51.968 10.637
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATANPROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2017
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P L+PNO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
39 RS Umum Myria Palembang 93.889 10.105
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P L+PNO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
40 RS Muhammadiyah Palembang 131.245 15.39541 RS Khusus Paru Palembang 21.243 1.79442 RS Khusus Mata Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan 63.892 3.07643 RS Ibu dan Anak Rika Amelia 5.498 94444 RS Hermina Palembang 192.770 11.16645 RS Karya Asih Charitas Palembang 14.746 1.12246 RS Khusus Gigi dan Mulut Palembang Provinsi Sumatera Selatan 30.452 047 RS Ibu dan Anak Widiyanti Palembang 8.260 21448 RS Bhayangkara Palembang 73.075 5.50849 RS Ibu dan Anak YK Madira Palembang 66.84750 RS Pelabuhan Palembang 175.769 6.13651 RS Siloam Sriwijaya Palembang 136.242 11.83252 RSU Graha Mandiri 1.175 73853 RS Ibu dan Anak Trinanda Palembang 14.832 36654 RS Khusus Bedah Medika Insani55 RS Ibu dan Anak Bunda Noni 2.724 43756 RS Ibu dan Anak Az-Zahra Palembang 9.75757 RS Ibu dan Anak Marissa Palembang 38.425 18158 RS Musi Medika Cendikia 4.911 059 RS Umum Ar-Rasyid Palembang 060 RS Ibu dan Anak Kader Bangsa Palembang 70761 RS Umum Daerah Provinsi Sumatera Selatan 062 RS Ibu dan Anak Mama 2.56463 RS Umum Daerah Kota Prabumulih 46.167 9.03464 RS Pertamina Kota Prabumulih 77.293 8.29265 RS AR Bunda Kota Prabumulih 41.247 16.22566 RS Umum Daerah Basemah Kota Pagar Alam 66.927 8.55967 RS AR Bunda Kota Lubuk Linggau 88.74368 RS Siloam Silampari 069 RS Umum Daerah Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas 61.988 11.09070 RS Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau 57.403 10.23371 RS Umum Fadhilah Kota Prabumulih 17.152 1.467
SUB JUMLAH II 3.706.583 345.5711 Poliklinik Polri Kab. Muara Enim2 Rumkitban 02.09.01 TNI AD
SUB JUMLAH IIIJUMLAH (KAB/KOTA) 7.413.166 691.142JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTACAKUPAN KUNJUNGAN (%)
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 55
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 RS Umum Dr. Noesmir Baturaja 842 RS Umum Daerah Dr. Ibnu Sutowo Baturaja 146 13.353 808 253 6%3 RS Santo Antonio Baturaja 60 6.620 125 19 2%4 RS Umum Dokter Maulana AK 295 RS Umum Daerah Kayuagung 246 16.170 582 330 4%6 RS Pratama Tugu Jaya 407 RS Safira Pasa 458 RS Umum Bukit Asam Medika 74 2.554 24 15 1%9 RS Umum Daerah dr.H.M.Rabain Muara Enim 232 1.681 21 3 1%10 RS Umum Daerah Talang Ubi 68 3.986 84 40 2%11 RS Umum Daerah Lahat 194 12.106 390 215 3%12 RS Tk IV Lahat 4413 RS Umum Daerah Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara 7614 RS Umum Daerah Muara Beliti 4215 RS Umum Daerah Sekayu 201 17.348 734 273 4%16 RS Umum Daerah Sungai Lilin 56 1.045 16 6 2%17 RS Umum Daerah Bayung Lincir 48 1.317 17 2 1%18 RS Umum Daerah Banyuasin 93 3.523 149 55 4%19 RS Umum Daerah Muara Dua 90 1.431 15 0 1%20 RS Umum Daerah Martapura 20 1.790 43 15 2%21 RS Islam At-Taqwa Gumawang 8222 RS Umum Panti Bhaktiningsih 97 6.606 104 34 2%23 RS Umum Daerah Ogan Komering Ulu Timur 120 6.204 338 175 5%24 RS Umum Daerah Kabupaten Ogan Ilir 50 1.013 61 21 6%25 RS Umum Mahyuzahra 49 104 5 1 5%26 RS Umum Daerah Kabupaten Empat Lawang 100 2.475 69 30 3%27 RS Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang 856 37.340 3.134 2.109 8%28 RS Umum Pertamina Palembang 48 7.707 262 112 3%29 RS Umum dr. AK.Gani Kota Palembang 246 27.134 96 43 0%30 RS Umum Pusri Palembang 149 4.221 64 21 2%31 RS Umum RK Charitas 308 20.901 715 395 3%32 RS Jiwa Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan 240 2.103 0 0 0%33 RS Kusta Dr. Rivai Abdullah 184 1.436 65 41 5%34 RS Islam Siti Khadijah 180 11.642 378 206 3%35 RS Umum Sriwijaya 9136 RS Umum Bunda Palembang 120 10.308 31 24 0%37 RS Ibu dan Anak Tiara Fatrin Palembang 25 1.701 2 0 0%38 RS Umum Daerah Palembang Bari 274 11.092 712 442 6%39 RS Umum Myria Palembang 130 10.117 265 121 3%40 RS Muhammadiyah Palembang 216 15.461 814 351 5%41 RS Khusus Paru Palembang 32 1.794 39 27 2%
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
JUMLAHTEMPAT TIDUR
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
GDR NDRPASIEN KELUAR MATIPASIEN KELUAR (HIDUP+ MATI)
PASIEN KELUAR MATI≥ 48 JAM DIRAWATNO NAMA RUMAH SAKITa
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
JUMLAHTEMPAT TIDUR
GDR NDRPASIEN KELUAR MATIPASIEN KELUAR (HIDUP+ MATI)
PASIEN KELUAR MATI≥ 48 JAM DIRAWATNO NAMA RUMAH SAKITa
42 RS Khusus Mata Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan 41 3.065 0 0 0%43 RS Ibu dan Anak Rika Amelia 24 944 0 0 0%44 RS Hermina Palembang 135 22.266 11.133 1.307 50%45 RS Karya Asih Charitas Palembang 49 1.132 2 1 0%46 RS Khusus Gigi dan Mulut Palembang Provinsi Sumatera Selatan 11 0 0 0 #DIV/0!47 RS Ibu dan Anak Widiyanti Palembang 25 214 4 0 2%48 RS Bhayangkara Palembang 142 5.410 39 35 1%49 RS Ibu dan Anak YK Madira Palembang 3150 RS Pelabuhan Palembang 56 6.128 83 32 1%51 RS Siloam Sriwijaya Palembang 123 10.097 194 16 27%52 RSU Graha Mandiri 43 736 0 0 0%53 RS Ibu dan Anak Trinanda Palembang 27 361 0 0 0%54 RS Khusus Bedah Medika Insani 1555 RS Ibu dan Anak Bunda Noni 39 437 0 0 0%56 RS Ibu dan Anak Az-Zahra Palembang 3357 RS Ibu dan Anak Marissa Palembang 30 1.559 39 22 3%58 RS Musi Medika Cendikia 19 524 0 0 0%59 RS Umum Ar-Rasyid Palembang 20660 RS Ibu dan Anak Kader Bangsa Palembang 5161 RS Umum Daerah Provinsi Sumatera Selatan 9762 RS Ibu dan Anak Mama 2563 RS Umum Daerah Kota Prabumulih 177 8.642 287 84 3%64 RS Pertamina Kota Prabumulih 76 7.685 99 27 1%65 RS AR Bunda Kota Prabumulih 205 16.250 247 222 2%66 RS Umum Daerah Basemah Kota Pagar Alam 150 8.548 464 252 5%67 RS AR Bunda Kota Lubuk Linggau 14768 RS Siloam Silampari 8269 RS Umum Daerah Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas 123 11.049 558 240 5%70 RS Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau 129 10.248 393 127 4%71 RS Umum Fadhilah Kota Prabumulih 53 1.413 19 17 1%
7.849 378.991 23.723 7.761 62,60
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
KABUPATEN/KOTA
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
L + P18
4%2%
2%
0%1%1%1%
3%1%1%3%1%2%
1%3%4%4%2%3%2%0%1%2%0%2%1%
0%0%2%1%3%1%
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
NDR
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
L + P18
NDR
0%0%
44%0%
#DIV/0!2%0%
1%18%0%0%
0%
1%0%
2%1%0%2%
3%3%0%
20,48
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 56
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
NO NAMA RUMAH SAKITa JUMLAHTEMPAT TIDUR
PASIEN KELUAR(HIDUP + MATI)
JUMLAH HARIPERAWATAN
JUMLAH LAMADIRAWAT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RS Umum Dr. Noesmir Baturaja 84
2 RS Umum Daerah Dr. Ibnu Sutowo Baturaja 146 13.353 43.892 44.757 84% 91 0,6 3,3
5 RS Umum Daerah Kayuagung 246 16.170 57.428 73.544 82% 66 1,0 3,6
6 RS Pratama Tugu Jaya 40
7 RS Safira Pasa 458 RS Umum Bukit Asam Medika 74 2.554 10.145 10.346 38% 35 6,5 4,09 RS Umum Daerah dr.H.M.Rabain Muara Enim 232 1.681 3.625 4.925 6% 7 47,4 2,210 RS Umum Daerah Talang Ubi 68 3.986 22.251 22.285 90% 59 0,6 5,611 RS Umum Daerah Lahat 194 12.106 40.935 37.387 53% 62 2,8 3,412 RS Tk IV Lahat 44
13 RS Umum Daerah Rupit Kabupaten Musi RawasUtara 76
14 RS Umum Daerah Muara Beliti 42
15 RS Umum Daerah Sekayu 201 17.348 52.320 69.608 95% 86 0,2 3,0
16 RS Umum Daerah Sungai Lilin 56 1.045 2.294 2.294 11% 19 17,4 2,2
17 RS Umum Daerah Bayung Lincir 48 1.317 2.132 3.045 17% 27 11,0 1,6
18 RS Umum Daerah Banyuasin 93 3.523 12.367 9.794 29% 38 6,9 3,5
19 RS Umum Daerah Muara Dua 90 1.431 6.559 5.195 28% 29 9,1 4,6
20 RS Umum Daerah Martapura 20 1.790 3.607 1.460 20% 90 3,3 2,0
VAKSIN136 BCG vial137 T T vial138 D T vial139 CAMPAK 10 Dosis vial140 POLIO 10 Dosis vial
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSINPROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2017
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
141 DPT-HB vial142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial143 POLIO 20 Dosis vial144 CAMPAK 20 Dosis vial
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 67
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA
1 2 3 4 5 6 7 8
RUMAH SAKIT1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 22 4 3 242 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 4 0 0 0 11
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA1 PUSKESMAS RAWAT INAP 116
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 1392 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 2323 PUSKESMAS KELILING4 PUSKESMAS PEMBANTU 1.033
SARANA PELAYANAN LAIN1 RUMAH BERSALIN2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL6 BANK DARAH RUMAH SAKIT7 UNIT TRANSFUSI DARAH
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN1 INDUSTRI FARMASI 12 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 13 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 14 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 15 PEDAGANG BESAR FARMASI 3 506 APOTEK 4207 TOKO OBAT 3578 PENYALUR ALAT KESEHATAN
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
NO FASILITAS KESEHATAN
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
PEMILIKAN/PENGELOLA
JUMLAH
9
5516
116139232
1.033
1111
53420357
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 68
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH %1 2 3 4 5
1 RUMAH SAKIT UMUM 55 55 100,00
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 16 16 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 71 71 100,00
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017
PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL IPROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2017
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 69
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 RS Umum Dr. Noesmir Baturaja 1 1 3 3 1 3 4 1 1 2 1 1 22 RS Umum Daerah Dr. Ibnu Sutowo Baturaja 7 4 11 11 14 25 18 18 36 1 1 2 1 1 23 RS Santo Antonio Baturaja 11 2 13 6 4 10 17 6 23 1 1 1 14 RS Umum Dokter Maulana AK5 RS Umum Daerah Kayuagung 9 3 12 4 6 10 13 9 22 1 1 1 1 16 RS Pratama Tugu Jaya7 RS Safira Pasa8 RS Umum Bukit Asam Medika 8 5 13 7 3 10 15 8 23 2 2 0 0 2 29 RS Umum Daerah dr.H.M.Rabain Muara Enim 16 17 33 5 12 17 21 29 50 0 2 2 0 0 2 2
10 RS Umum Daerah Talang Ubi 0 0 9 8 16 24 8 16 24 3 3 6 0 0 0 3 3 611 RS Umum Daerah Lahat 7 7 14 4 6 10 11 13 24 2 2 2 212 RS Tk IV Lahat13 RS Umum Daerah Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara 6 10 0 0 0 1 0 1 0 1 0 114 RS Umum Daerah Muara Beliti 0 0 0 015 RS Umum Daerah Sekayu 22 11 33 6 20 26 28 31 59 1 1 2 1 1 216 RS Umum Daerah Sungai Lilin 2 1 3 4 1 5 6 2 8 1 117 RS Umum Daerah Bayung Lincir 4 4 3 4 7 7 4 1118 RS Umum Daerah Banyuasin 8 6 14 5 9 14 13 15 28 1 1 2 1 1 219 RS Umum Daerah Muara Dua 3 1 4 12 17 29 15 18 33 3 2 5 0 3 2 520 RS Umum Daerah Martapura 2 5 7 3 2 5 5 7 12 1 1 1 121 RS Islam At-Taqwa Gumawang 3 3 6 5 4 9 8 7 15 1 1 1 122 RS Umum Panti Bhaktiningsih 6 4 10 3 5 8 9 9 18 1 1 1 123 RS Umum Daerah Ogan Komering Ulu Timur 4 4 8 3 5 8 7 9 16 1 2 3 0 0 0 1 2 324 RS Umum Daerah Kabupaten Ogan Ilir 2 2 4 6 14 20 8 16 24 1 1 1 125 RS Umum Mahyuzahra 2 6 8 4 4 2 10 1226 RS Umum Daerah Kabupaten Empat Lawang 4 1 5 1 2 3 5 3 8 1 1 1 1 2 227 RS Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang 79 50 129 12 21 33 91 71 162 2 5 7 7 7 14 9 12 2128 RS Umum Pertamina Palembang 21 5 26 5 4 9 26 9 35 2 2 2 229 RS Umum dr. AK.Gani Kota Palembang30 RS Umum Pusri Palembang 2 1 3 4 14 18 6 15 21 1 1 2 1 1 231 RS Umum RK Charitas 56 30 86 11 29 40 67 59 126 2 5 7 2 5 732 RS Jiwa Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan33 RS Kusta Dr. Rivai Abdullah 9 13 22 1 8 9 10 21 31 0 2 2 0 0 2 234 RS Islam Siti Khadijah 27 22 49 4 15 19 31 37 68 1 2 3 1 2 335 RS Umum Sriwijaya 4 6 10 4 6 1036 RS Umum Bunda Palembang 19 17 36 3 7 10 22 24 46 2 2 2 237 RS Ibu dan Anak Tiara Fatrin Palembang 6 10 16 0 6 6 6 16 22 0 0 0 0 0 0 0 0 038 RS Umum Daerah Palembang Bari 16 15 31 10 18 28 26 33 59 0 4 4 0 0 0 0 4 439 RS Umum Myria Palembang 3 2 5 7 7 14 10 9 19 1 1 2 1 1 240 RS Muhammadiyah Palembang 10 4 14 4 5 9 14 9 23 2 2 4 2 2 441 RS Khusus Paru Palembang 1 4 5 0 4 4 1 8 9 0 1 1 0 0 0 0 1 142 RS Khusus Mata Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan43 RS Ibu dan Anak Rika Amelia 5 2 7 1 1 2 6 3 944 RS Hermina Palembang45 RS Karya Asih Charitas Palembang 56 30 86 11 29 40 67 59 126 2 5 7 2 5 746 RS Khusus Gigi dan Mulut Palembang Provinsi Sumatera Selatan 1 1 2 2 1 2 3 16 16 16 1647 RS Ibu dan Anak Widiyanti Palembang 7 7 14 3 2 548 RS Bhayangkara Palembang 17 8 25 6 8 14 23 16 39 3 2 5 0 0 0 3 2 549 RS Ibu dan Anak YK Madira Palembang50 RS Pelabuhan Palembang 17 11 28 3 7 10 20 18 38 1 4 5 0 0 0 1 4 551 RS Siloam Sriwijaya Palembang 8 7 15 7 8 15 15 15 30 1 1 1 152 RSU Graha Mandiri 1 2 3 1 2 353 RS Ibu dan Anak Trinanda Palembang 2 5 7 5 5 2 10 12
DOKTERGIGI SPESIALIS TOTAL
JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
TOTAL DOKTER GIGINO UNIT KERJA
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
DOKTERGIGI SPESIALIS TOTALTOTAL DOKTER GIGINO UNIT KERJA
54 RS Khusus Bedah Medika Insani 6 1 7 6 1 755 RS Ibu dan Anak Bunda Noni 2 4 6 3 3 2 7 9 1 1 1 156 RS Ibu dan Anak Az-Zahra Palembang 4 1 5 2 4 6 6 5 1157 RS Ibu dan Anak Marissa Palembang58 RS Musi Medika Cendikia59 RS Umum Ar-Rasyid Palembang 3 8 11 3 3 6 6 11 17 2 2 2 260 RS Ibu dan Anak Kader Bangsa Palembang61 RS Umum Daerah Provinsi Sumatera Selatan62 RS Ibu dan Anak Mama63 RS Umum Daerah Kota Prabumulih 11 6 17 3 7 10 14 13 27 1 4 5 1 4 564 RS Pertamina Kota Prabumulih65 RS AR Bunda Kota Prabumulih 13 8 21 4 4 8 17 12 29 2 2 2 266 RS Umum Daerah Basemah Kota Pagar Alam 10 14 0 0 0 2 0 0 0 067 RS AR Bunda Kota Lubuk Linggau 10 6 16 4 5 9 14 11 25 1 0 1 0 0 0 1 0 168 RS Siloam Silampari69 RS Umum Daerah Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas 8 3 11 3 8 11 11 11 22 0 2 2 0 0 2 270 RS Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau 7 7 14 13 5 18 20 12 32 0 2 2 2 0 2 2 2 471 RS Umum Fadhilah Kota Prabumulih
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 552 377 954 220 390 634 762 758 1.520 32 88 124 11 7 18 43 96 1421 Kota Pagar Alam2 Klinik Enggal Saras 2 2 2 1 3 2 3 53 UPT Farmasi Kab. Banyuasin4 Poliklinik Polri Kab. Muara Enim 1 1 1 15 Rumkitban 02.09.01 TNI AD 1 1 1 1
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017Keterangan : a termasuk S3
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 73
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 91 Ogan Komering Ulu 763 177 456 633 2 23 252 Ogan Komering Ilir 394 132 172 304 6 30 363 Muara Enim 643 45 245 290 04 Lahat 275 37 127 164 4 12 165 Musi Rawas 218 85 107 192 1 14 156 Musi Banyuasin 292 64 211 275 3 17 207 Banyuasin 968 143 392 535 2 29 318 OKU Selatan 5729 OKU Timur 1.073 316 626 942 8 28 36
10 Ogan Ilir 64911 Empat Lawang 103 28 82 110 2 6 812 PALI 507 77 223 300 0 2 213 Muratara 256 0 014 Kota Palembang 0 0 0 0 015 Kota Prabumulih 69516 Kota Pagar Alam 235 47 187 234 2 16 1817 Kota Lubuk Linggau 197 90 345 435 3 12 15
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 7.840 1.241 3.173 4.414 33 189 2221 RS Umum Dr. Noesmir Baturaja 17 24 44 68 0 1 12 RS Umum Daerah Dr. Ibnu Sutowo Baturaja 68 50 162 281 1 3 53 RS Santo Antonio Baturaja 14 12 50 62 0 1 14 RS Umum Dokter Maulana AK5 RS Umum Daerah Kayuagung 8 11 77 161 0 3 36 RS Pratama Tugu Jaya7 RS Safira Pasa8 RS Umum Bukit Asam Medika 15 12 37 49 2 29 RS Umum Daerah dr.H.M.Rabain Muara Enim 46 31 240 271 4 4
10 RS Umum Daerah Talang Ubi11 RS Umum Daerah Lahat 35 25 86 71 4 212 RS Tk IV Lahat13 RS Umum Daerah Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara 48 86 0 0 214 RS Umum Daerah Muara Beliti15 RS Umum Daerah Sekayu 60 38 118 156 0 5 516 RS Umum Daerah Sungai Lilin 8 3 12 15 0 0 017 RS Umum Daerah Bayung Lincir 4 4 9 13 1 1 218 RS Umum Daerah Banyuasin 72 19 100 119 0 3 319 RS Umum Daerah Muara Dua 27 16 42 58 0 3 320 RS Umum Daerah Martapura 50 24 52 76 0 4 4
BIDAN PERAWATa
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJAPERAWAT GIGI
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9
BIDAN PERAWATa
NO UNIT KERJAPERAWAT GIGI
21 RS Islam At-Taqwa Gumawang 22 26 35 61 0 1 122 RS Umum Panti Bhaktiningsih 16 17 41 58 0 1 123 RS Umum Daerah Ogan Komering Ulu Timur 51 41 91 132 1 3 424 RS Umum Daerah Kabupaten Ogan Ilir 49 28 61 89 1 5 625 RS Umum Mahyuzahra 3 6 8 14 0 0 026 RS Umum Daerah Kabupaten Empat Lawang 20 2 26 28 2 4 627 RS Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang 92 130 704 834 2 228 RS Umum Pertamina Palembang 11 9 32 41 1 2 329 RS Umum dr. AK.Gani Kota Palembang30 RS Umum Pusri Palembang 24 33 107 140 1 2 331 RS Umum RK Charitas 76 90 356 44632 RS Jiwa Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan33 RS Kusta Dr. Rivai Abdullah 12 12 42 89 0 2 234 RS Islam Siti Khadijah 41 19 178 197 41 4135 RS Umum Sriwijaya 3 3 6 036 RS Umum Bunda Palembang 36 9 64 73 2 237 RS Ibu dan Anak Tiara Fatrin Palembang 14 9 9 038 RS Umum Daerah Palembang Bari 67 35 182 217 3 339 RS Umum Myria Palembang 23 18 106 124 3 340 RS Muhammadiyah Palembang 53 22 174 196 2 241 RS Khusus Paru Palembang 2 3 13 1642 RS Khusus Mata Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan43 RS Ibu dan Anak Rika Amelia 15 23 23 044 RS Hermina Palembang45 RS Karya Asih Charitas Palembang46 RS Khusus Gigi dan Mulut Palembang Provinsi Sumatera Selatan 7 7 1 12 1347 RS Ibu dan Anak Widiyanti Palembang 10 7 748 RS Bhayangkara Palembang 28 47 50 9749 RS Ibu dan Anak YK Madira Palembang50 RS Pelabuhan Palembang 14 11 40 51 2 251 RS Siloam Sriwijaya Palembang 20 28 130 158 4 452 RSU Graha Mandiri 23 2 5 753 RS Ibu dan Anak Trinanda Palembang 18 1 154 RS Khusus Bedah Medika Insani 1 7 855 RS Ibu dan Anak Bunda Noni 12 2 24 2656 RS Ibu dan Anak Az-Zahra Palembang 10 3 12 1557 RS Ibu dan Anak Marissa Palembang58 RS Musi Medika Cendikia59 RS Umum Ar-Rasyid Palembang 18 8 24 32 1 160 RS Ibu dan Anak Kader Bangsa Palembang
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9
BIDAN PERAWATa
NO UNIT KERJAPERAWAT GIGI
61 RS Umum Daerah Provinsi Sumatera Selatan62 RS Ibu dan Anak Mama63 RS Umum Daerah Kota Prabumulih 88 42 161 203 1 6 764 RS Pertamina Kota Prabumulih 88 42 161 203 1 6 765 RS AR Bunda Kota Prabumulih 45 16 97 113 0 2 266 RS Umum Daerah Basemah Kota Pagar Alam 31 87 567 RS AR Bunda Kota Lubuk Linggau 22 41 97 138 0 1 168 RS Siloam Silampari69 RS Umum Daerah Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas 15 45 86 131 0 0 070 RS Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau 107 49 144 193 4 471 RS Umum Fadhilah Kota Prabumulih
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1.648 1.109 4.337 5.756 13 143 1621 Kota Pagar Alam2 Klinik Enggal Saras 3 4 12 16 0 0 03 UPT Farmasi Kab. Banyuasin4 Poliklinik Polri Kab. Muara Enim5 Rumkitban 02.09.01 TNI AD
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 3 4 12 16 0 0 0KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
1 Prabumulih2 OKU Selatan3 Banyuasin4 Lahat
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0JUMLAH (KAB/KOTA) 9.491 2.354 7.522 10.186 46 332 384RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 233,41 123,21 4,64
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 74
TENAGA TEKNISKEFARMASIANa APOTEKER
L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Ogan Komering Ulu 4 21 25 2 4 6 6 25 312 Ogan Komering Ilir 4 12 16 1 2 3 5 14 193 Muara Enim 4 19 23 1 1 5 19 244 Lahat 7 2 9 5 5 7 7 145 Musi Rawas 2 11 13 4 4 2 15 176 Musi Banyuasin 4 20 24 2 2 4 22 267 Banyuasin 7 41 48 9 7 41 488 OKU Selatan 189 OKU Timur 14 45 59 3 15 18 17 60 7710 Ogan Ilir 5211 Empat Lawang 5 5 5 512 PALI 7 7 3 3 10 1013 Muratara 14 414 Kota Palembang15 Kota Prabumulih 66 1616 Kota Pagar Alam 6 28 34 2 6 8 8 34 4217 Kota Lubuk Linggau 5 31 36 3 12 15 8 43 51
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 57 242 397 12 53 94 69 295 4161 RS Umum Dr. Noesmir Baturaja 5 5 1 1 6 62 RS Umum Daerah Dr. Ibnu Sutowo Baturaja 14 14 1 5 6 1 19 203 RS Santo Antonio Baturaja 2 8 10 2 2 2 10 124 RS Umum Dokter Maulana AK
5 RS Umum Daerah Kayuagung 7 7 3 3 10 106 RS Pratama Tugu Jaya
7 RS Safira Pasa
8 RS Umum Bukit Asam Medika 2 8 10 1 2 3 3 10 139 RS Umum Daerah dr.H.M.Rabain Muara Enim 1 15 16 2 7 9 3 22 2510 RS Umum Daerah Talang Ubi 3 0 3 0 4 4 3 4 711 RS Umum Daerah Lahat 5 5 6 6 11 11
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA TOTAL
TENAGA KEFARMASIAN
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TENAGA TEKNISKEFARMASIANa APOTEKER
L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
NO UNIT KERJA TOTAL
TENAGA KEFARMASIAN
12 RS Tk IV Lahat
13 RS Umum Daerah Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara 9 4 1314 RS Umum Daerah Muara Beliti
15 RS Umum Daerah Sekayu 3 27 30 1 3 4 4 30 3416 RS Umum Daerah Sungai Lilin 2 2 1 1 1 2 317 RS Umum Daerah Bayung Lincir 2 2 2 2 4 418 RS Umum Daerah Banyuasin 1 13 14 1 13 1419 RS Umum Daerah Muara Dua 2 4 6 1 3 4 3 7 1020 RS Umum Daerah Martapura 3 4 7 6 6 3 10 1321 RS Islam At-Taqwa Gumawang 0 7 7 0 2 2 0 9 922 RS Umum Panti Bhaktiningsih 2 5 7 0 2 2 2 7 923 RS Umum Daerah Ogan Komering Ulu Timur 2 7 9 1 1 2 3 8 1124 RS Umum Daerah Kabupaten Ogan Ilir 1 5 6 1 3 4 2 8 1025 RS Umum Mahyuzahra 4 4 1 1 5 526 RS Umum Daerah Kabupaten Empat Lawang 7 7 1 1 8 827 RS Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang 15 113 128 1 9 10 16 122 13828 RS Umum Pertamina Palembang 4 4 1 1 5 529 RS Umum dr. AK.Gani Kota Palembang
30 RS Umum Pusri Palembang 3 17 20 1 1 2 4 19 2331 RS Umum RK Charitas 7 26 33 1 8 9 8 34 4232 RS Jiwa Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TENAGA TEKNISKEFARMASIANa APOTEKER
L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
NO UNIT KERJA TOTAL
TENAGA KEFARMASIAN
33 RS Kusta Dr. Rivai Abdullah 1 8 9 0 3 3 1 11 1234 RS Islam Siti Khadijah 2 10 12 6 14 20 8 24 3235 RS Umum Sriwijaya 3 3 1 1 0 4 436 RS Umum Bunda Palembang 15 15 2 2 17 1737 RS Ibu dan Anak Tiara Fatrin Palembang 3 3 1 1 4 438 RS Umum Daerah Palembang Bari 4 12 16 2 7 9 6 19 2539 RS Umum Myria Palembang 1 15 16 4 4 1 19 2040 RS Muhammadiyah Palembang 1 32 33 4 4 1 36 3741 RS Khusus Paru Palembang
42 RS Khusus Mata Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan
43 RS Ibu dan Anak Rika Amelia 3 3 1 1 4 444 RS Hermina Palembang
45 RS Karya Asih Charitas Palembang
46 RS Khusus Gigi dan Mulut Palembang Provinsi Sumatera Selatan 1 1 1 2 3 2 2 447 RS Ibu dan Anak Widiyanti Palembang 3 3 1 1 4 448 RS Bhayangkara Palembang 9 13 22 1 1 10 13 2349 RS Ibu dan Anak YK Madira Palembang
50 RS Pelabuhan Palembang 11 11 2 2 13 1351 RS Siloam Sriwijaya Palembang 3 3 6 6 3 6 952 RSU Graha Mandiri 1 1 1 1 2 253 RS Ibu dan Anak Trinanda Palembang 1 1 1 1 2 254 RS Khusus Bedah Medika Insani 3 3 1 1 1 3 455 RS Ibu dan Anak Bunda Noni 2 2 1 1 3 356 RS Ibu dan Anak Az-Zahra Palembang 1 1 1 157 RS Ibu dan Anak Marissa Palembang58 RS Musi Medika Cendikia59 RS Umum Ar-Rasyid Palembang 2 2 1 2 3 1 4 560 RS Ibu dan Anak Kader Bangsa Palembang61 RS Umum Daerah Provinsi Sumatera Selatan62 RS Ibu dan Anak Mama63 RS Umum Daerah Kota Prabumulih 1 14 15 1 4 5 2 18 2064 RS Pertamina Kota Prabumulih65 RS AR Bunda Kota Prabumulih 1 19 20 1 1 2 19 2166 RS Umum Daerah Basemah Kota Pagar Alam 13 6 1967 RS AR Bunda Kota Lubuk Linggau 3 9 12 0 2 2 3 11 1468 RS Siloam Silampari
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TENAGA TEKNISKEFARMASIANa APOTEKER
L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
NO UNIT KERJA TOTAL
TENAGA KEFARMASIAN
69 RS Umum Daerah Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas 0 5 5 1 3 4 1 8 970 RS Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau 1 5 6 0 4 4 1 9 1071 RS Umum Fadhilah Kota Prabumulih
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 74 485 581 28 153 191 102 639 7731 Kota Pagar Alam2 Klinik Enggal Saras 0 1 1 0 1 1 0 2 23 UPT Farmasi Kab. Banyuasin4 Poliklinik Polri Kab. Muara Enim5 Rumkitban 02.09.01 TNI AD
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0JUMLAH (KAB/KOTA) 131 728 979 40 207 286 171 936 1.191RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 11,8423 3,459545 14,4067068
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 75
KESEHATAN MASYARAKATa KESEHATAN LINGKUNGANb
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 81 Ogan Komering Ulu 43 65 108 6 16 222 Ogan Komering Ilir 62 109 171 5 23 283 Muara Enim 19 26 45 10 23 334 Lahat 2 6 8 7 75 Musi Rawas 4 5 9 3 9 126 Musi Banyuasin 30 25 55 4 24 287 Banyuasin 46 80 126 26 28 548 OKU Selatan 1259 OKU Timur 58 107 165 13 40 53
10 Ogan Ilir 125 4011 Empat Lawang 3 9 12 1 5 612 PALI 5 15 20 7 713 Muratara 9 514 Kota Palembang15 Kota Prabumulih 75 2 24 2616 Kota Pagar Alam 12 19 31 1 30 3117 Kota Lubuk Linggau 7 37 44 2 14 16
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 291 503 1.128 73 250 3681 RS Umum Dr. Noesmir Baturaja 1 3 42 RS Umum Daerah Dr. Ibnu Sutowo Baturaja 11 25 37 4 33 RS Santo Antonio Baturaja 1 14 RS Umum Dokter Maulana AK5 RS Umum Daerah Kayuagung 7 19 26 1 4 56 RS Pratama Tugu Jaya7 RS Safira Pasa8 RS Umum Bukit Asam Medika 0 0 0 0 1 19 RS Umum Daerah dr.H.M.Rabain Muara Enim 2 1 3 2 5 7
10 RS Umum Daerah Talang Ubi 2 9 11 1 3 411 RS Umum Daerah Lahat 4 4 8 2 2
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
KESEHATAN MASYARAKATa KESEHATAN LINGKUNGANb
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8
NO UNIT KERJA
12 RS Tk IV Lahat13 RS Umum Daerah Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara 414 RS Umum Daerah Muara Beliti15 RS Umum Daerah Sekayu 3 10 13 5 516 RS Umum Daerah Sungai Lilin 2 2 1 2 317 RS Umum Daerah Bayung Lincir 2 218 RS Umum Daerah Banyuasin 5 11 16 1 3 419 RS Umum Daerah Muara Dua 4 3 7 1 6 720 RS Umum Daerah Martapura 8 12 20 2 2 421 RS Islam At-Taqwa Gumawang 1 2 3 0 2 222 RS Umum Panti Bhaktiningsih23 RS Umum Daerah Ogan Komering Ulu Timur 7 21 28 3 324 RS Umum Daerah Kabupaten Ogan Ilir 4 4 2 2 425 RS Umum Mahyuzahra26 RS Umum Daerah Kabupaten Empat Lawang 0 2 2 2 2 427 RS Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang 24 49 73 4 428 RS Umum Pertamina Palembang29 RS Umum dr. AK.Gani Kota Palembang30 RS Umum Pusri Palembang 2 10 12 1 131 RS Umum RK Charitas 1 132 RS Jiwa Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan33 RS Kusta Dr. Rivai Abdullah 6 17 11 2 4 534 RS Islam Siti Khadijah 5 5 3 335 RS Umum Sriwijaya 0 1 136 RS Umum Bunda Palembang 2 2 1 137 RS Ibu dan Anak Tiara Fatrin Palembang38 RS Umum Daerah Palembang Bari 2 5 7 3 339 RS Umum Myria Palembang 1 140 RS Muhammadiyah Palembang 1 141 RS Khusus Paru Palembang 4 4 2 242 RS Khusus Mata Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan43 RS Ibu dan Anak Rika Amelia 1 144 RS Hermina Palembang45 RS Karya Asih Charitas Palembang46 RS Khusus Gigi dan Mulut Palembang Provinsi Sumatera Selatan 1 1 2 1 147 RS Ibu dan Anak Widiyanti Palembang48 RS Bhayangkara Palembang 1 1 2 249 RS Ibu dan Anak YK Madira Palembang50 RS Pelabuhan Palembang51 RS Siloam Sriwijaya Palembang 1 1 2 1 152 RSU Graha Mandiri 1 1
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
KESEHATAN MASYARAKATa KESEHATAN LINGKUNGANb
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8
NO UNIT KERJA
53 RS Ibu dan Anak Trinanda Palembang
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
KESEHATAN MASYARAKATa KESEHATAN LINGKUNGANb
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8
NO UNIT KERJA
54 RS Khusus Bedah Medika Insani55 RS Ibu dan Anak Bunda Noni56 RS Ibu dan Anak Az-Zahra Palembang 1 1 1 157 RS Ibu dan Anak Marissa Palembang58 RS Musi Medika Cendikia59 RS Umum Ar-Rasyid Palembang 1 160 RS Ibu dan Anak Kader Bangsa Palembang61 RS Umum Daerah Provinsi Sumatera Selatan62 RS Ibu dan Anak Mama63 RS Umum Daerah Kota Prabumulih 8 25 33 2 264 RS Pertamina Kota Prabumulih65 RS AR Bunda Kota Prabumulih 0 0 0 0 1 166 RS Umum Daerah Basemah Kota Pagar Alam 11 467 RS AR Bunda Kota Lubuk Linggau 1 2 3 0 0 068 RS Siloam Silampari69 RS Umum Daerah Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas 7 9 16 0 4 470 RS Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau 1 11 12 1 4 571 RS Umum Fadhilah Kota Prabumulih
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 112 274 390 21 78 1011 Kota Pagar Alam
2 Klinik Enggal Saras
3 UPT Farmasi Kab. Banyuasin 1 1 24 Poliklinik Polri Kab. Muara Enim
5 Rumkitban 02.09.01 TNI AD
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 1 1 2 0 0 0KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0JUMLAH (KAB/KOTA) 404 778 1.520 94 328 469RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 18,39 5,67
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017Keterangan :a termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
KESEHATAN MASYARAKATa KESEHATAN LINGKUNGANb
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8
NO UNIT KERJA
b termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 76
NUTRISIONIS DIETISIEN
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Ogan Komering Ulu 1 16 17 1 16 172 Ogan Komering Ilir 1 6 7 1 1 1 7 83 Muara Enim 2 27 29 2 27 294 Lahat 1 14 15 1 14 155 Musi Rawas 3 6 9 3 6 96 Musi Banyuasin 1 14 15 1 14 157 Banyuasin 5 25 30 5 25 308 OKU Selatan9 OKU Timur 4 23 27 1 1 2 5 24 2910 Ogan Ilir11 Empat Lawang 6 6 6 612 PALI 4 4 4 413 Muratara 7 1 1 1 114 Kota Palembang 35 35 2 35 3515 Kota Prabumulih16 Kota Pagar Alam 12 12 12 12 24 2417 Kota Lubuk Linggau 6 12 18 6 12 18
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 24 200 231 1 15 18 25 215 2401 RS Umum Dr. Noesmir Baturaja 1 1 1 12 RS Umum Daerah Dr. Ibnu Sutowo Baturaja 12 12 12 123 RS Santo Antonio Baturaja 2 2 1 1 3 34 RS Umum Dokter Maulana AK5 RS Umum Daerah Kayuagung 6 6 6 66 RS Pratama Tugu Jaya7 RS Safira Pasa8 RS Umum Bukit Asam Medika 1 1 0 19 RS Umum Daerah dr.H.M.Rabain Muara Enim 9 9 18 0 1810 RS Umum Daerah Talang Ubi 1 1 1 111 RS Umum Daerah Lahat 8 8 8 812 RS Tk IV Lahat13 RS Umum Daerah Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara 3 314 RS Umum Daerah Muara Beliti15 RS Umum Daerah Sekayu 7 7 7 7
TOTAL
JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
NUTRISIONIS DIETISIEN
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
TOTALNO UNIT KERJA
16 RS Umum Daerah Sungai Lilin 2 2 2 217 RS Umum Daerah Bayung Lincir 2 2 2 218 RS Umum Daerah Banyuasin 1 4 5 1 4 519 RS Umum Daerah Muara Dua 4 4 0 0 0 0 4 420 RS Umum Daerah Martapura 2 2 2 221 RS Islam At-Taqwa Gumawang 0 0 0 1 1 2 1 1 222 RS Umum Panti Bhaktiningsih 1 1 2 1 1 223 RS Umum Daerah Ogan Komering Ulu Timur 4 4 4 424 RS Umum Daerah Kabupaten Ogan Ilir 1 4 5 1 4 525 RS Umum Mahyuzahra26 RS Umum Daerah Kabupaten Empat Lawang 1 5 6 1 5 627 RS Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang 2 8 10 7 7 2 15 1728 RS Umum Pertamina Palembang 1 1 1 129 RS Umum dr. AK.Gani Kota Palembang30 RS Umum Pusri Palembang 1 2 3 1 2 331 RS Umum RK Charitas 2 13 15 2 13 1532 RS Jiwa Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan33 RS Kusta Dr. Rivai Abdullah 0 0 5 2 7 9 2 7 1434 RS Islam Siti Khadijah 3 3 1 1 4 435 RS Umum Sriwijaya 0 1 1 0 1 136 RS Umum Bunda Palembang 2 2 2 237 RS Ibu dan Anak Tiara Fatrin Palembang 1 1 0 0 1 138 RS Umum Daerah Palembang Bari 2 7 9 2 7 939 RS Umum Myria Palembang 4 4 4 440 RS Muhammadiyah Palembang 3 3 3 341 RS Khusus Paru Palembang 3 3 3 342 RS Khusus Mata Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan43 RS Ibu dan Anak Rika Amelia 1 1 0 0 1 144 RS Hermina Palembang45 RS Karya Asih Charitas Palembang46 RS Khusus Gigi dan Mulut Palembang Provinsi Sumatera Selatan 3 3 3 347 RS Ibu dan Anak Widiyanti Palembang48 RS Bhayangkara Palembang 1 4 5 1 4 549 RS Ibu dan Anak YK Madira Palembang50 RS Pelabuhan Palembang 5 5 5 551 RS Siloam Sriwijaya Palembang 2 2 2 252 RSU Graha Mandiri 1 1 0 0 1 153 RS Ibu dan Anak Trinanda Palembang54 RS Khusus Bedah Medika Insani 1 1 1 155 RS Ibu dan Anak Bunda Noni 0 1 1 0 1 1
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
NUTRISIONIS DIETISIEN
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
TOTALNO UNIT KERJA
56 RS Ibu dan Anak Az-Zahra Palembang 2 2 2 257 RS Ibu dan Anak Marissa Palembang58 RS Musi Medika Cendikia59 RS Umum Ar-Rasyid Palembang 1 1 1 160 RS Ibu dan Anak Kader Bangsa Palembang61 RS Umum Daerah Provinsi Sumatera Selatan62 RS Ibu dan Anak Mama63 RS Umum Daerah Kota Prabumulih 4 4 1 1 5 564 RS Pertamina Kota Prabumulih65 RS AR Bunda Kota Prabumulih 0 1 1 0 2 2 3 366 RS Umum Daerah Basemah Kota Pagar Alam 5 2 767 RS AR Bunda Kota Lubuk Linggau 0 2 2 0 0 0 268 RS Siloam Silampari69 RS Umum Daerah Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas 0 6 6 0 0 0 0 6 670 RS Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau 2 6 8 0 0 0 871 RS Umum Fadhilah Kota Prabumulih
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 26 154 193 4 25 31 19 161 2241 Kota Pagar Alam2 Klinik Enggal Saras3 UPT Farmasi Kab. Banyuasin4 Poliklinik Polri Kab. Muara Enim5 Rumkitban 02.09.01 TNI AD
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0JUMLAH (KAB/KOTA) 50 354 424 5 40 49 44 376 464RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 5,61
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 77
FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTURL P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 171 Ogan Komering Ulu 1 1 1 12 Ogan Komering Ilir3 Muara Enim 2 2 2 24 Lahat 75 Musi Rawas 1 1 1 16 Musi Banyuasin7 Banyuasin 3 3 1 1 2 1 4 58 OKU Selatan9 OKU Timur 4 12 16 4 12 16
10 Ogan Ilir 2 2 2 211 Empat Lawang12 PALI 1 3 4 1 3 413 Muratara14 Kota Palembang15 Kota Prabumulih 11 2 1316 Kota Pagar Alam 3 7 10 3 7 1017 Kota Lubuk Linggau 1 13 14 1 13 14
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 9 44 64 1 1 4 10 45 751 RS Umum Dr. Noesmir Baturaja2 RS Umum Daerah Dr. Ibnu Sutowo Baturaja 1 6 7 0 0 0 1 6 73 RS Santo Antonio Baturaja4 RS Umum Dokter Maulana AK5 RS Umum Daerah Kayuagung 0 6 6 0 0 0 0 6 86 RS Pratama Tugu Jaya7 RS Safira Pasa8 RS Umum Bukit Asam Medika 2 2 2 29 RS Umum Daerah dr.H.M.Rabain Muara Enim 1 6 7 1 1 1 7 8
10 RS Umum Daerah Talang Ubi 1 2 3 1 2 311 RS Umum Daerah Lahat 1 5 6 1 5 612 RS Tk IV Lahat13 RS Umum Daerah Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara 2 214 RS Umum Daerah Muara Beliti15 RS Umum Daerah Sekayu 2 2 1 1 3 316 RS Umum Daerah Sungai Lilin 1 1 1 117 RS Umum Daerah Bayung Lincir 1 1 1 118 RS Umum Daerah Banyuasin 2 2 2 219 RS Umum Daerah Muara Dua 4 4 4 420 RS Umum Daerah Martapura 1 3 4 1 3 421 RS Islam At-Taqwa Gumawang 1 1 2 1 1 222 RS Umum Panti Bhaktiningsih23 RS Umum Daerah Ogan Komering Ulu Timur 1 7 8 1 7 824 RS Umum Daerah Kabupaten Ogan Ilir 1 2 3 1 2 325 RS Umum Mahyuzahra 1 1 1 126 RS Umum Daerah Kabupaten Empat Lawang 1 2 3 1 2 327 RS Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang 1 10 11 0 1 1 0 1 1 1 12 1328 RS Umum Pertamina Palembang 1 1 2 1 1 229 RS Umum dr. AK.Gani Kota Palembang30 RS Umum Pusri Palembang 2 3 5 2 3 531 RS Umum RK Charitas 4 8 12 1 1 4 9 1332 RS Jiwa Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan33 RS Kusta Dr. Rivai Abdullah 2 2 1 1 2 1 3 434 RS Islam Siti Khadijah 5 5 5 5
JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN
TENAGA KETERAPIAN FISIK TOTALNO UNIT KERJA
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTURL P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
TENAGA KETERAPIAN FISIK TOTALNO UNIT KERJA
35 RS Umum Sriwijaya36 RS Umum Bunda Palembang 4 4 4 437 RS Ibu dan Anak Tiara Fatrin Palembang38 RS Umum Daerah Palembang Bari 4 4 1 1 5 539 RS Umum Myria Palembang40 RS Muhammadiyah Palembang 1 1 2 1 1 241 RS Khusus Paru Palembang42 RS Khusus Mata Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan43 RS Ibu dan Anak Rika Amelia44 RS Hermina Palembang45 RS Karya Asih Charitas Palembang46 RS Khusus Gigi dan Mulut Palembang Provinsi Sumatera Selatan47 RS Ibu dan Anak Widiyanti Palembang48 RS Bhayangkara Palembang 2 4 6 2 4 649 RS Ibu dan Anak YK Madira Palembang50 RS Pelabuhan Palembang 1 1 2 1 1 251 RS Siloam Sriwijaya Palembang 3 3 6 3 3 652 RSU Graha Mandiri53 RS Ibu dan Anak Trinanda Palembang54 RS Khusus Bedah Medika Insani 2 2 2 255 RS Ibu dan Anak Bunda Noni56 RS Ibu dan Anak Az-Zahra Palembang57 RS Ibu dan Anak Marissa Palembang58 RS Musi Medika Cendikia59 RS Umum Ar-Rasyid Palembang 1 1 2 1 1 260 RS Ibu dan Anak Kader Bangsa Palembang61 RS Umum Daerah Provinsi Sumatera Selatan62 RS Ibu dan Anak Mama63 RS Umum Daerah Kota Prabumulih 1 7 8 1 1 1 8 964 RS Pertamina Kota Prabumulih65 RS AR Bunda Kota Prabumulih 2 2 2 266 RS Umum Daerah Basemah Kota Pagar Alam 12 1267 RS AR Bunda Kota Lubuk Linggau 1 4 5 1 4 568 RS Siloam Silampari69 RS Umum Daerah Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas 3 3 3 370 RS Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau 6 6 6 671 RS Umum Fadhilah Kota Prabumulih 1 1 1 1
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 31 121 166 1 3 4 0 5 5 0 0 0 32 129 1771 Kota Pagar Alam2 Klinik Enggal Saras3 UPT Farmasi Kab. Banyuasin4 Poliklinik Polri Kab. Muara Enim5 Rumkitban 02.09.01 TNI AD
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0JUMLAH (KAB/KOTA) 40 165 230 2 4 8 0 5 5 0 0 0 42 174 252RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 3
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTURL P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
TENAGA KETERAPIAN FISIK TOTALNO UNIT KERJA
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 78
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 351 Ogan Komering Ulu 2 6 8 2 6 82 Ogan Komering Ilir 10 9 19 10 9 193 Muara Enim 21 21 1 1 22 224 Lahat 1 1 3 3 1 3 45 Musi Rawas 8 8 8 86 Musi Banyuasin 5 10 15 5 10 157 Banyuasin 2 8 10 1 1 2 8 38 46 1 1 2 1 1 1 5 6 13 54 678 OKU Selatan 3 129 OKU Timur 9 16 25 1 1 2 1 8 9 12 37 49 23 62 85
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
41 RS Khusus Paru Palembang42 RS Khusus Mata Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan43 RS Ibu dan Anak Rika Amelia 1 1 2 1 1 1 2 344 RS Hermina Palembang45 RS Karya Asih Charitas Palembang46 RS Khusus Gigi dan Mulut Palembang Provinsi Sumatera Selatan 1 1 2 2 3 347 RS Ibu dan Anak Widiyanti Palembang 1 1 2 1 1 1 2 348 RS Bhayangkara Palembang 1 1 2 5 7 2 9 11 5 4 9 10 18 2849 RS Ibu dan Anak YK Madira Palembang50 RS Pelabuhan Palembang 1 4 5 3 7 10 4 11 1551 RS Siloam Sriwijaya Palembang 5 14 19 2 2 7 7 5 23 2852 RSU Graha Mandiri 1 1 1 153 RS Ibu dan Anak Trinanda Palembang 2 2 1 1 3 354 RS Khusus Bedah Medika Insani 2 2 1 1 2 3 1 455 RS Ibu dan Anak Bunda Noni 1 1 1 1 1 1 256 RS Ibu dan Anak Az-Zahra Palembang 2 2 1 1 2 257 RS Ibu dan Anak Marissa Palembang58 RS Musi Medika Cendikia59 RS Umum Ar-Rasyid Palembang 2 2 4 1 2 3 3 4 760 RS Ibu dan Anak Kader Bangsa Palembang61 RS Umum Daerah Provinsi Sumatera Selatan62 RS Ibu dan Anak Mama63 RS Umum Daerah Kota Prabumulih 7 10 17 1 1 2 16 16 1 1 2 1 7 8 1 1 10 36 4664 RS Pertamina Kota Prabumulih65 RS AR Bunda Kota Prabumulih 2 2 4 1 8 9 3 10 1366 RS Umum Daerah Basemah Kota Pagar Alam 5 5 2 7 19
RS AR Bunda Kota Lubuk Linggau 1 3 4 7 7 2 2 1 3 4 4 13 1768 RS Siloam Silampari69 RS Umum Daerah Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas 1 1 2 3 5 2 2 1 7 8 2 2 2 4 6 10 14 2470 RS Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau 16 4 20 11 11 2 2 6 6 18 21 3971 RS Umum Fadhilah Kota Prabumulih 1 1 1 1
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 79
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Ogan Komering Ulu 19 127 146 26 195 221 45 322 3672 Ogan Komering Ilir3 Muara Enim4 Lahat 8 48 56 8 48 565 Musi Rawas6 Musi Banyuasin 9 16 25 8 9 17 17 25 427 Banyuasin 16 28 44 57 50 107 73 78 1518 OKU Selatan9 OKU Timur 47 168 215 67 78 145 114 246 36010 Ogan Ilir 62 356 418 3 3 62 359 42111 Empat Lawang 7 10 17 7 10 1712 PALI 4 2 6 4 2 613 Muratara14 Kota Palembang15 Kota Prabumulih 18 17 3516 Kota Pagar Alam 22 25 47 22 25 4717 Kota Lubuk Linggau 5 36 41 8 46 54 13 82 95
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 158 731 907 207 466 690 365 1.197 1.5971 RS Umum Dr. Noesmir Baturaja 2 10 12 2 10 122 RS Umum Daerah Dr. Ibnu Sutowo Baturaja 2 2 2 23 RS Santo Antonio Baturaja4 RS Umum Dokter Maulana AK5 RS Umum Daerah Kayuagung6 RS Pratama Tugu Jaya7 RS Safira Pasa8 RS Umum Bukit Asam Medika9 RS Umum Daerah dr.H.M.Rabain Muara Enim 6 4 10 6 4 1010 RS Umum Daerah Talang Ubi11 RS Umum Daerah Lahat12 RS Tk IV Lahat13 RS Umum Daerah Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara14 RS Umum Daerah Muara Beliti15 RS Umum Daerah Sekayu16 RS Umum Daerah Sungai Lilin 2 1 3 2 1 317 RS Umum Daerah Bayung Lincir 4 4 4 418 RS Umum Daerah Banyuasin 45 44 89 45 44 8919 RS Umum Daerah Muara Dua20 RS Umum Daerah Martapura21 RS Islam At-Taqwa Gumawang
JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA KESEHATAN LAINTOTALPENGELOLA PROGRAM
KESEHATAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
NO UNIT KERJA
TENAGA KESEHATAN LAINTOTALPENGELOLA PROGRAM
KESEHATAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA
22 RS Umum Panti Bhaktiningsih 46 66 112 46 66 11223 RS Umum Daerah Ogan Komering Ulu Timur 1 1 6 11 17 6 12 1824 RS Umum Daerah Kabupaten Ogan Ilir 1 1 1 125 RS Umum Mahyuzahra26 RS Umum Daerah Kabupaten Empat Lawang27 RS Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang28 RS Umum Pertamina Palembang29 RS Umum dr. AK.Gani Kota Palembang30 RS Umum Pusri Palembang31 RS Umum RK Charitas32 RS Jiwa Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan33 RS Kusta Dr. Rivai Abdullah34 RS Islam Siti Khadijah35 RS Umum Sriwijaya36 RS Umum Bunda Palembang37 RS Ibu dan Anak Tiara Fatrin Palembang38 RS Umum Daerah Palembang Bari 1 2 3 1 2 339 RS Umum Myria Palembang 1 1 1 140 RS Muhammadiyah Palembang41 RS Khusus Paru Palembang42 RS Khusus Mata Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan43 RS Ibu dan Anak Rika Amelia44 RS Hermina Palembang45 RS Karya Asih Charitas Palembang46 RS Khusus Gigi dan Mulut Palembang Provinsi Sumatera Selatan47 RS Ibu dan Anak Widiyanti Palembang48 RS Bhayangkara Palembang49 RS Ibu dan Anak YK Madira Palembang50 RS Pelabuhan Palembang51 RS Siloam Sriwijaya Palembang52 RSU Graha Mandiri53 RS Ibu dan Anak Trinanda Palembang54 RS Khusus Bedah Medika Insani55 RS Ibu dan Anak Bunda Noni56 RS Ibu dan Anak Az-Zahra Palembang57 RS Ibu dan Anak Marissa Palembang58 RS Musi Medika Cendikia59 RS Umum Ar-Rasyid Palembang60 RS Ibu dan Anak Kader Bangsa Palembang61 RS Umum Daerah Provinsi Sumatera Selatan62 RS Ibu dan Anak Mama63 RS Umum Daerah Kota Prabumulih 2 2 4 2 2 464 RS Pertamina Kota Prabumulih65 RS AR Bunda Kota Prabumulih
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
NO UNIT KERJA
TENAGA KESEHATAN LAINTOTALPENGELOLA PROGRAM
KESEHATAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA
66 RS Umum Daerah Basemah Kota Pagar Alam 4367 RS AR Bunda Kota Lubuk Linggau 2 1 3 2 1 368 RS Siloam Silampari69 RS Umum Daerah Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas70 RS Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau71 RS Umum Fadhilah Kota Prabumulih
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 0 1 1 116 145 304 116 146 2621 Kota Pagar Alam2 Klinik Enggal Saras3 UPT Farmasi Kab. Banyuasin 4 1 5 4 1 54 Poliklinik Polri Kab. Muara Enim5 Rumkitban 02.09.01 TNI AD
Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi SumselTahun 2017
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
TABEL 80
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 291 Ogan Komering Ulu 19 3 22 11 25 36 1 1 1 1 1 3 4 33 31 642 Ogan Komering Ilir 643 Muara Enim4 Lahat 42 24 66 27 33 60 69 57 1265 Musi Rawas 16 15 31 1 1 17 15 326 Musi Banyuasin 42 10 52 8 8 50 10 607 Banyuasin 56 40 37 77 2 2 1 1 4 9 13 42 50 92 88 97 1858 OKU Selatan 37 71 1089 OKU Timur 50 62 112 16 13 29 3 2 5 2 1 3 3 2 5 74 80 15410 Ogan Ilir 11 14 25 25 46 71 36 60 9611 Empat Lawang12 PALI 1 9 10 7 19 26 1 1 2 2 2 10 34 4413 Muratara 13 1314 Kota Palembang15 Kota Prabumulih 104 106 2 7 4 70 29316 Kota Pagar Alam17 Kota Lubuk Linggau 5 40 45 31 43 74 2 2 6 5 11 1 5 6 45 93 138
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 186 177 573 158 216 551 6 1 8 3 3 13 0 0 0 0 2 2 21 15 40 47 60 177 422 477 1.3771 RS Umum Dr. Noesmir Baturaja 3 22 25 11 42 53 14 64 782 RS Umum Daerah Dr. Ibnu Sutowo Baturaja 6 7 13 72 94 166 78 101 1793 RS Santo Antonio Baturaja 1 4 5 17 73 90 18 77 954 RS Umum Dokter Maulana AK5 RS Umum Daerah Kayuagung 6 3 9 21 13 34 27 16 436 RS Pratama Tugu Jaya7 RS Safira Pasa8 RS Umum Bukit Asam Medika 10 3 139 RS Umum Daerah dr.H.M.Rabain Muara Enim 5 9 14 7 17 24 1 1 1 1 22 33 5510 RS Umum Daerah Talang Ubi11 RS Umum Daerah Lahat 2 12 14 37 19 56 1 2 3 3 4 7 43 37 8012 RS Tk IV Lahat13 RS Umum Daerah Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara 1014 RS Umum Daerah Muara Beliti15 RS Umum Daerah Sekayu 6 8 14 9 19 28 2 2 1 1 35 81 116 53 108 16116 RS Umum Daerah Sungai Lilin 1 1 2 2 2 1 317 RS Umum Daerah Bayung Lincir 1 1 2 2 3 318 RS Umum Daerah Banyuasin 5 7 12 5 7 1219 RS Umum Daerah Muara Dua 1 3 4 19 21 40 20 24 4420 RS Umum Daerah Martapura 1 3 4 1 1 10 10 12 3 1521 RS Islam At-Taqwa Gumawang 16 16 32 16 16 3222 RS Umum Panti Bhaktiningsih 7 20 27 10 22 32 2 2 19 42 6123 RS Umum Daerah Ogan Komering Ulu Timur 6 8 14 21 23 44 7 1 8 3 3 37 32 6924 RS Umum Daerah Kabupaten Ogan Ilir 9 5 14 1 15 16 1 3 4 91 91 11 114 12525 RS Umum Mahyuzahra26 RS Umum Daerah Kabupaten Empat Lawang 5 8 13 5 8 1327 RS Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang 19 9 28 19 9 2828 RS Umum Pertamina Palembang 2 2 2 229 RS Umum dr. AK.Gani Kota Palembang 1 1 2 1 1 1 2 3 2 4 630 RS Umum Pusri Palembang 3 3 3 331 RS Umum RK Charitas32 RS Jiwa Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017
PEJABATSTRUKTURAL
STAF PENUNJANGADMINISTRASI
STAF PENUNJANGTEKNOLOGI
STAF PENUNJANGPERENCANAAN TENAGA PENDIDIK JURUTENAGA
KEPENDIDIKANTENAGA PENUNJANGKESEHATAN LAINNYA
JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN
TOTAL
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2017
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
PEJABATSTRUKTURAL
STAF PENUNJANGADMINISTRASI
STAF PENUNJANGTEKNOLOGI
STAF PENUNJANGPERENCANAAN TENAGA PENDIDIK JURUTENAGA
KEPENDIDIKANTENAGA PENUNJANGKESEHATAN LAINNYANO UNIT KERJA
TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN
TOTAL
33 RS Kusta Dr. Rivai Abdullah34 RS Islam Siti Khadijah35 RS Umum Sriwijaya36 RS Umum Bunda Palembang 4 2 6 4 2 637 RS Ibu dan Anak Tiara Fatrin Palembang38 RS Umum Daerah Palembang Bari 4 17 21 4 17 2139 RS Umum Myria Palembang 13 23 36 13 23 3640 RS Muhammadiyah Palembang41 RS Khusus Paru Palembang42 RS Khusus Mata Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan43 RS Ibu dan Anak Rika Amelia44 RS Hermina Palembang45 RS Karya Asih Charitas Palembang46 RS Khusus Gigi dan Mulut Palembang Provinsi Sumatera Selatan 2 2 4 2 2 447 RS Ibu dan Anak Widiyanti Palembang 2 2 2 248 RS Bhayangkara Palembang 9 42 51 9 42 5149 RS Ibu dan Anak YK Madira Palembang50 RS Pelabuhan Palembang 11 13 24 11 13 2451 RS Siloam Sriwijaya Palembang 3 9 12 3 9 1252 RSU Graha Mandiri53 RS Ibu dan Anak Trinanda Palembang54 RS Khusus Bedah Medika Insani55 RS Ibu dan Anak Bunda Noni 2 5 7 2 5 756 RS Ibu dan Anak Az-Zahra Palembang57 RS Ibu dan Anak Marissa Palembang58 RS Musi Medika Cendikia59 RS Umum Ar-Rasyid Palembang 2 1 3 2 1 360 RS Ibu dan Anak Kader Bangsa Palembang61 RS Umum Daerah Provinsi Sumatera Selatan62 RS Ibu dan Anak Mama63 RS Umum Daerah Kota Prabumulih 7 7 14 27 34 61 34 41 7564 RS Pertamina Kota Prabumulih65 RS AR Bunda Kota Prabumulih 1 1 2 3 3 6 4 4 89 52 141 97 56 15366 RS Umum Daerah Basemah Kota Pagar Alam67 RS AR Bunda Kota Lubuk Linggau 13 14 27 20 24 44 2 2 35 38 7368 RS Siloam Silampari69 RS Umum Daerah Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas70 RS Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau 4 9 13 4 3 7 1 3 4 84 60 144 93 75 16871 RS Umum Fadhilah Kota Prabumulih 2 9 11 2 6 8 2 2 20 17 37 26 32 58
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 190 300 488 279 360 627 21 1 22 9 8 17 1 0 1 0 0 0 97 65 162 163 316 479 746 1.054 1.8001 Kota Pagar Alam2 Klinik Enggal Saras3 UPT Farmasi Kab. Banyuasin4 Poliklinik Polri Kab. Muara Enim5 Rumkitban 02.09.01 TNI AD