108107
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN1.1. Kesimpulan
1.1.1. Kesimpulan Penggunaan Metode Lipat Penggunaan lipatan di
bandingkan memakai sliding adalah, dari segi kekuatannya juga,
karena fungsi dari lipatan itu ada memperkuat dari kondisi sebelum
terlipat. Modul dengan lipatan pada dinding dan atap yang berupa
lipata akordion dapat membentuk, mengubah volume ruang dan pola
hubungan ruang dalam sekejap. Selain perubahan secara horizontal,
potensi penggunaan lipatan ini juga dapat merubah pengalaman ruang
penggunanya, dapat mengalami perubahan semakin membesar dan
meninggi atau dapat pula sebaliknya. Perubahan perubahan ruang, di
dapatkan dari bukaan yang ada, sehingga mempengaruhi hubunngan
antar ruang yang ada.
Kelemahan dari lipatan ini adalah pada proses lipatannya yang
dapat membuat celah terbuka, tetapi dapat di tanggulangi
menggunakan engsel yang terbuat dari karet, dan penggunaan engsel
kupu kupu sebagai pengalir beban ke bawah. Kelebihan ketika
pemakaian material untuk panel dapat di custom, dan dapat
menggunakan material yang murah sekalipun, sehingga memberikan
variasi untuk harga sebuah modul ini. Dan jikalau terdapat batasan
pada material, akan di sambung sehingga mendapatkan ketinggiaan
modul yang di inginkan. Tidak semua orang menyukai dari interior
lipatan, sehingga di dapat di berikan roll wallpaper yang dapat
adaptif mengikuti dari perubahan lipatan, sehingga wallpaper
tersebut memberikan efek dinding rata pada umumnya. Memakai jalur
utilitas yang di tanam pada plat lantai, sehingga tidak mengganggu
perubahan dari model lipatan.
Setelah studi dengan prototype secara virtual, studi juga di
lakukan secara fisik agar lebih memahami permasalahan dan solusi
yang ada, karena permasalahan yang ditemukan akan sama dengan
kondisi realitanya. Oleh sebab itu di lakukan studi pertama seperti
gambar dan studi kedua seperti gambar :
Gambar 5.1 Studi Prototype 1 dengan skala 1:250 (P=3m, L=3m,
T=3m), Sumber: Olahan Peneliti
Gambar 5.2 Studi Prototype 2 dengan skala 1:100 (P=3m, L=3m,
T=3m), Sumber: Olahan PenelitiPada studi 1 seluruh lipatan dapat
mengembang dan mengempis dengan sempurna, karena menggunakan engsel
yang sesuai dengan realita, tetapi memiliki batasan yang ada yakni
pada ketebalannya. Karena skala terlalu kecil dan tidak seimbang
dengan ukuran engsel, maka studi di lakukan kembali dengan
menggunakan prototype kedua dengan skala lebih besar dan
menggunakan lipatan origami sebagai pengganti engsel, yang kemudian
di berikan panel dengan ketebalan 3mm. Sehingga mendapatkan akurasi
yang lebih tinggi dibandingkan menggunakan engsel (kurang
ketepatannya, karena engsel itu sendiri lebih tebal di bandingkan
tebal panel yang di gunakan).1.1.2. Kesimpulan Penggunaan Skeleton
Infill Penggunaan skeleton infill dapat menjawab sebagian
permasalahan pada hunian vertikal, yang dapat memasukkan unsur
unsur yang terdapat pada rumah landed, yaitu sebuah taman atau
sebuah teras sebagai ruang komunal dan berkumpul, adanya langit
atau ruang bebas diatas atap, dan hal-hal yang menyangkut ruang
arsitektural lain yang sangat manusiawi. Dapat membagi permasalahan
pada hunian ke tiap tiap elemen, sehingga struktur dan isinya
merupakan hal yang independen, sehingga isinya dapat berubah ubah
dari segi fungsi, bentuk, pola ruang, dll. Dari keterikatan
skeleton dan juga pengisi lipatan, saling berkaitan dalam hal
ketinggian bangunan yang bergantung pada potensi dari modul
lipatan, dan juga besaran ukuran dimensi modul juga di sesuaikan
dengan wadah yang di berikan oleh skeleton infill.1.1.3. Kesimpulan
Gubahan Massa Berangkat dengan studi mengetahui fasilitas dan
pembagian fungsi pada apartemen hingga di terapkan kedalam program
ruang, memiliki perbedaan dalam hal pembagian fungsi, yang di
karenakan kebutuhan setiap apartemen berbeda beda, sehingga hasil
dari studi merupakan standar minimalnya saja agar mengetahui rasio
yang terbaik, sehingga akan ada perbedaan luasan penggunaan dari
standar yang ada dan sesuai dengan desain. Dari zoning, yang di
mana semakin ke dalam tapak dan ke atas, daerah yang awalnya untuk
umum berubah menjadi daerah privat, sehingga mempermudah untuk
pemasukkan fungsi pada bangunan.
Gubahan massa terbentuk berdasarkan dari simulasi yang di
lakukan menggunakan software Ecotect, untuk mencari arah orientasi
terbaik berdasarkan arah mata angin. Sehingga akan mendapatkan arah
orientasi dengan radiasi tertinggi sebagai pemotong massa bangunan
menjadi dua bagian. Dan di buat acak agar saling membayangi antar
unit apartemen, semakin ke atas maka unit akan semakin sedikit,
yang memang di tujukan untuk kalangan elit, sedangkan pada bagian
tengah bangunan lebih sedikit di bandingkan di bawah karena di
tujukan untuk kalangan menengah dan biasanya agak sulit untuk
terjual, sedangkan posisi bawah memiliki banyak unit yang di
tujukan untuk kalangan elit yang sudah pensiun dan untuk kalangan
yang menginginkan akses ke lobby lebih cepat.
Gambar 5.3 3D massa, Sumber: Olahan Peneliti Gambar di atas
merupakan penjelasan sedikit mengenai perletakan struktur bracing ,
arah pintu masuk ke dalam bangunan, arah radiasi terpanas
berdasarkan simulasi Ecotect, dan sirkulasi pejalan kaki: Kuning =
Arah radiasi terbanyak yang berdasarkan hasil dari simulasi
Ecotect, sehingga massa di bagi menjadi dua bagian, dan di acak
agar saling membayangi. Merah
= Merupakan bracing dari baja, yang berguna untuk menarik
kantilever pada bangunan agar di alirkan kembali ke kolom.
Hitam
= Jalan raya yang melewati tapak.
Orange = Jalur sirkulasi pejalan kaki. Biru
=Pintu masuk masuk kedalam bangunan. Ungu
= Pintu keluar bangunan.
Pada nantinya skeleton akan di isi dengan modul lipatan yang di
kotaki berwarna abu abu sebagai pengisi, yaitu sebagai unit hunian.
Dan yang menyerupai dinding statis dan solid dari bawah hingga ke
atas bangunan merupakan core bangunan yang berisikan lift, tangga
darurat, shaft,dll.1.2. Saran
Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya di lakukan pengembangan
lebih lanjut pada perubahan ruang secara horizontal dan vertikal.
Karena pada penelitian ini masih sampai sebatas pengembangan secara
horizontal dan vertikal saja, dan baru membicarakan sedikit
mengenai perubahan secara keduanya. Dan juga penelitian selanjutnya
dapat melakukan uji coba dengan model 1:1 dari segi kekuatan dan
juga terhadap perubahan kondisi lingkungan.Daftar PustakaRujukan
Jurnal:
Holger Schndelbach. Adaptive Architecture A Conceptual
Framework. Mixed Reality Laboratory, Computer Science, University
of Nottingham Martin Trautz and Susanne Cierniak, RWTH. Folds and
Fold Plate Structures in Architecture and Engineering Nenad
ekularac, Jelena Ivanovi ekularac, Jasna iki Tovarovi, 11 November
2011. Folded Structures In Modern Architecure Tomohiro Tachi. 2011.
Rigid-Foldable Thick OrigamiRujukan Buku:
Elma Durmisevic. 2006. Transformable Building Structures
Christian D. MacCarroll. 2005. Micro home Ownership in a
Megametropolis Folded Structure In Modern Architecture. University
of Belgrade, Faculty of Architecture, Serbia
G G Schierle. 2003. Architectural Structure. University of
Southern California.
John Chilton. 2000. Space Grid Structures
Tony Hunts. 2003. Structures Notebook. British LibraryRujukan
Artikel Internet:
Mengenal Jenis-jenis Engsel, Sumber: http://www.imagebali.net.
Di akses pada tanggal 1 April 2013101