BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Menurut Sofjan Assauri (2004 : 12), manajemen produksi dan operasi merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Richard L. Daft (2006 : 216) mendefinisikan Manajemen Operasi sebagai bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang. Artinya kegiatan operasi hanya berfokus pada kegiatan memproduksi barang 8
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi
adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan
jasa dengan mengubah input menjadi output.
Menurut Sofjan Assauri (2004 : 12), manajemen produksi dan operasi
merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk
memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna
sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
Richard L. Daft (2006 : 216) mendefinisikan Manajemen Operasi sebagai
bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang. Artinya kegiatan
operasi hanya berfokus pada kegiatan memproduksi barang dan memecahkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan sektor produksi.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
manajemen operasi merupakan kegiatan produksi dengan memanfaatkan
sumberdaya yang ada sehingga menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa.
2.1.2 Persediaan
Pendapat Ridwan S. Sundjaja (2007 : 379), persediaan meliputi semua
barang atau bahan yang diperlukan dalam proses produksi dan distribusi yang
8
9
digunakan untuk proses lebih lanjut atau dijual, sedangkan persediaan menurut
Sofjan Assauri (2004 : 169) adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang
milik perusahaan yang dimaksud untuk dijual dalam satu periode usaha yang
normal atau persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu
proses produksi. Dari pengertian persediaan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa persediaan merupakan barang-barang atau bahan baku yang diperlukan
dalam proses produksi maupun digunakan untuk dijual dalam suatu periode
tertentu.
Adapun alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan menurut
Sofjan Assauri (2004 : 169) adalah sebagai berikut :
1. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk
memindahkan produk dari satu tingkat proses yang lain yang disebut
persediaan dalam proses dan pemindahan.
2. Alasan organisasi untuk memungkinkan suatu unit atau bagian membuat
skedul operasinya secara bebas tidak tergantung dari yang lainnya.
Menurut Sofjan Assauri (2004 : 170), persediaan yang diadakan mulai dari
yang bentuk bahan mentah sampai dengan barang jadi antara lain berguna untuk :
1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan
yang dibutuhkan perusahaan.
2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga
harus dikembalikan.
3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga
dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
10
4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran
arus produksi.
5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
6. Memberikan pelayanan (service) kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya
dimana keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi adalah
memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut.
7. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan
atau penjualannya.
Fungsi persediaan menurut Freddy Rangkuty (2004 : 15) adalah sebagai
berikut:
1. Fungsi Decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan
dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier.
2. Fungsi Economic Lot Sizing, persediaan ini perlu mempertimbangkan
penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit
menjadi lebih murah dan sebagainya.
3. Fungsi Antisipasi, apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan
yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau
data-data masa lalu yaitu permintaaan musiman.
Menurut Fien Zulfikarijah (2005 : 9), dalam manajemen persediaan
terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Keputusan persediaan yang bersifat umum merupakan keputusan yang
menjadi tugas utama dalam penentuan persediaan baik kuantitatif maupun
kualitatif. Keputusan kuantitatif bertujuan untuk mengetahui :
11
a. Barang apa yang akan di stock?
b. Berapa banyak jumlah barang yang akan diproses dan berapa
banyak barang yang akan dipesan?
c. Kapan pembuatan barang akan dilakukan dan kapan melakukan
pemesanan?
d. Kapan melakukan pemesanan ulang (Reorder Point)?
e. Metode apakah yang digunakan untuk menentukan jumlah
persediaan?
2. Keputusan kualitatif adalah keputusan yang berkaitan dengan teknis
pemesanan yang mengarah pada analisis data secara deskriptif. Keputusan
kualitatif bertujuan untuk mengetahui :
a. Jenis barang yang masih tersedia di perusahaan?
b. Perusahaan atau individu yang menjadi pemasok barang yang
dipesan perusahaan?
c. Sistem pengendalian kualitas persediaan yang digunakan
perusahaan?
Tujuan manajemen persediaan menurut Lukas Setia Atmaja (2003 : 405)
adalah mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan
pada biaya yang minimum.
2.1.2.1 Jenis-Jenis Persediaan
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 82), persediaan yang ada di
perusahaan biasanya terdiri dari empat jenis yaitu:
12
1. Persediaan Bahan Mentah (Raw Material Inventory) yang telah dibeli,
tetapi belum diproses. Pendekatan yang lebih banyak diterapkan adalah
dengan menghapus variabilitas pemasok dalam mutu, jumlah atau waktu
pengiriman sehingga tidak perlu pemisahan.
2. Persediaan Barang Setengah Jadi (Work In Process Inventory) adalah
komponen-komponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa
MSE merupakan cara kedua untuk mengukur kesalahan peramalan
keseluruhan. MSE merupakan rata-rata selisih kuardrat antara nilai yang
diramalkan dan yang diamati. Kekurangan penggunaan MSE adalah
bahwa ia cenderung menonjolkan deviasi yang besar karena adanya
pengkuadratan. Rumus untuk menghitung MSE adalah sebagai berikut.
2.1.4 Pohon Keputusan
Dalam penelitian operasional, teori pohon keputusan merupakan bagian
dari pembahasan teori keputusan dan permainan. Pohon keputusan disajikan untuk
mengevaluasi hal yang dapat disebut sebagai alternatif tahap tunggal. Dalam arti
bahwa, keputusan dimasa mendatang tidak tergantung pada keputusan yang
diambil sekarang. Proses keputusan (decision process) adalah proses yang
memerlukan satu atau sederetan keputusan untuk menyelesaikannya. Tiap
keputusan yang diambil mempunyai suatu keuntungan atau kerugian yang
32
berkaitan dengannya yang ditentukan pula oleh berbagai keadaan luar (external)
yang mengelilingi proses itu (suatu segi membedakannya dari proses yang lain).
Nurhasanah, Nunung. (2003 : 59).
Jika terdapat dua atau lebih keputusan yang berurutan, dan keputusan yang
terakhir didasarkan pada hasil keputusan yang sebelumnya, maka pendekatan
dengan menggunakan pohon keputusan sangat tepat untuk digunakan.
2.1.4.1 Pengertian Pohon Keputusan
Menurut Antonie (2008), Decision Tree adalah struktur pohon, dimana
setiap node pohon merepresentasikan atribut yang telah diuji, setiap cabang
merupakan suatu pembagian hasil uji, dan node daun (leaf) merepresentasikan
kelompok kelas tertentu. Level node teratas dari sebuah Decision Tree adalah
node akar (root) yang biasanya berupa atribut yang paling memiliki pengaruh
terbesar pada suatu kelas tertentu. Pada umumnya Decision Tree melakukan
strategi pencarian secara top-down untuk solusinya. Pada proses mengklasifikasi
data yang tidak diketahui, nilai atribut akan diuji dengan cara melacak jalur dari
node akar (root) sampai node akhir (leaf) dan kemudian akan diprediksi kelas
yang dimiliki oleh suatu data baru tertentu.
Menurut Siswanto (2007 : 55), Pohon Keputusan (Decision Tree) adalah
model visual untuk menyederhanakan proses pembuatan keputusan secara
rasional. Dengan adanya visualisasi memungkinkan untuk memahani proses
pembuatan keputusan yang berstruktur, bertahap, dan rasional. Pembuatan
keputusan sendiri berarti memilih alternatif-alternatif keputusan yang tersedia,
33
karena unsur ketidakpastian maka berbagai kemungkinan keadaaan akan dihadapi
oleh masing-masing alternatif keputusan itu. Oleh karena itu, diagram keputusan
mempunyai noda keputusan dan noda cabang.
Dari beberapa pengertian diatas, disimpulkan bahwa Pohon Keputusan
adalah metode yang digunakan sebagai pengambilan keputusan dari berbagai
alternatif keputusan yang tersedia melalui proses pembuatan keputusan yang
berstruktur, bertahap, dan rasional dengan diagram keputusan yang mempunyai
noda keputusan dan noda cabang.
2.1.4.2 Analisis Pohon Keputusan (Decision Tree)
Mulyono (2004 : 233), diagram pohon sering kali membantu dalam
memahami dan menyelesaikan persoalan probabilitas. Diagram pohon biasanya
digambarkan dengan lambang yang baku. Dimulai dengan suatu nokhta kemudian
dibuat cabang-cabang sebanyak peristiwa yang mungkin dapat dihasilkan dari
percobaan. Pada masing-masing cabang dituliskan probabilitas terjadinya
peristiwa yang bersangkutan. Jika percobaan dilakukan lagi, maka langkah-
langkah itu diulang. Setiap cabang berakhir pada nokhta yang kemudian diisi
dengan probabilitas peristiwa bersama. Pada nokhta yang paling awal dituliskan
angka 1 yang artinya jumlah probabilitas dari seluruh peristiwa yang mungkin.
(Simarmata, 2005), kelebihan dari metode pohon keputusan adalah :
1. Daerah pengambilan keputusan yang sebelumnya kompleks dan sangat
global, dapat diubah menjadi lebih simpel dan spesifik.
34
2. Eliminasi perhitungan-perhitungan yang tidak diperlukan, karena ketika
menggunakan metode pohon keputusan maka sample diuji hanya
berdasarkan kriteria atau kelas tertentu.
3. Fleksibel untuk memilih fitur dari internal node yang berbeda, fitur yang
terpilih akan membedakan suatu kriteria dibandingkan kriteria yang lain
dalam node yang sama. Kefleksibelan metode pohon keputusan ini
meningkatkan kualitas keputusan yang dihasilkan jika dibandingkan ketika
menggunakan metode perhitungan satu tahap yang lebih konvensional.
4. Dalam analisis multivariat, dengan kriteria dan kelas yang jumlahnya
sangat banyak, seorang penguji biasanya perlu untuk mengestimasikan
baik itu distribusi dimensi tinggi ataupun parameter tertentu dari distribusi
kelas tersebut. Metode pohon keputusan dapat menghindari munculnya
permasalahan ini dengan menggunakan kriteria yang jumlahnya lebih
sedikit pada setiap node internal tanpa banyak mengurangi kualitas
keputusan yang dihasilkan.
35
Gambar 2.3 Decision Tree (Pohon Keputusan)
Sumber : Siswanto (2007)
1Decision
13
12
11
10
9
8
7
6
5
2
Alternatif 1
Alternatif 3
Alternatif 23
4
36
2.2 Peneliti Terdahulu
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu
Metode Penelitian Jurnal Nama Pengarang Hasil Penelitian
Forecasting Journal of ComputationalInformation System 8: 20 (2012) 8487-8494A Reactive Prediction Method for Dynamic Job Scheduling Problem
Fuqing ZHAO, Yang ZHUO (2012)
Masalah yang tidak menentu sangat memperngaruhi penjadwalan pekerjaan. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa metode winter adalah metode yang paling akurat. Metode kedua yang menunjukkan nilai MAD dan MSE terkecil setelah metode winter adalah Naive Method. Metode tersebut dapat digunakan dalam praktek untuk memecahkan masalah pengurangan biaya produksi dan optimasi alokasi sumber daya.
Economic Order Quantity (EOQ)
Proceedings of the World Congress on Engineering and Computer Science 2011 Vol II WCECS 2011, October 19 - 21, 2011, San Francisco, USA The Modification of EOQ Model under the Spare Parts Discrete Demand:A Case Study of Slow Moving Items
Sakon Wongmongkolrit, Bordin Rassameethes(2011)
Hasil perhitungan pada produk Auxiliary contact 1no+1nc menunjukkan, optimal lot size = 3,698 unit, actual lot size = 4 unit, actual purchasing = 12 unit, dan safety stock = 9 unit. ROP dilakukan apabila persediaan mendekati safety stock.Hasil perhitungan pada produk Battery (for PLC)menunjukkan, optimal lot size = 0,667 unit, actual lot size = 1 unit, actual purchasing = 8 unit, safety stock = 16 unit. ROP dilakukan apabila persediaan mendekati safety stock.
37
Metode Penelitian Jurnal Nama Pengarang Hasil Penelitian
Hasil perhitungan pada produk Under voltage coil menunjukkan, optimal lot size = 1,569 unit, actual lot size = 2 unit, actual purchasing = 4 unit, safety stock = 6 unit. ROP dilakukan apabila persediaan mendekati safety stock.
C. Pinzón-Sánchez , V. E. Cabrera , and P. L. Ruegg (2011)
Pohon Keputusan adalah metode yang paling efektif untuk memastikan strategi perawatan yang paling ekonomis untuk commercial dairy herds (ternak sapi perah komersial) dan juga sebagai alat instruksional yang berguna untuk memahami interaksi kompleks yang mempengaruhi ekonomi dari perawatan CM (Clinical Mastitis).Hasil dari model tersebut menyatakan strategi terbaik adalah untuk mengobati mastitis yang disebabkan oleh gram-positive pathogens untuk 2 D dan menghindari penggunaan antimikroba untuk CM yang disebabkan oleh gram-negative pathogen atau ketika tidak ada pathogen yang pulih. Penggunaan terapi yang diperpanjang (5 atau 8 D) menghasilkan lebih sedikit EMV (Expected Monetary Value).