5 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Tiram 2.1.1 Klasifikasi Tiram dan Kerang Darah a. Klasifikasi Tiram Tiram merupakan salah satu organisme kelas bivalvia yang banyak di jumpai di daerah pasang surut, dan hidup dengan cara menempel pada permukaan yang memiliki substrat keras seperti bebatuan. Menurut Irianto et al. (1994), tiram merupakan moluska yang hidup menetap pada substrat dan dipengaruhi oleh kualitas air yang terkait dengan faktor ekologinya. Tiram yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari spesies Crassostrea iredalei. Menurut Born (1778) dalam Asriyanti (2012), Klasifikasi tiram Crassostrea iredalei adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Mollusca Class : Bivalvia Order : Pteriomorpha Family : Ostreidae Genus : Crassostrea Spesies : Crassostrea iredalei Tiram tergolong dalam pelecypoda (kerang-kerangan) dan biasa disebut oyster. Ciri umum dari tiram adalah memiliki cangkang standar serta mempunyai insang yang relatif besar sebagai alat untuk bernafas dan menyerap makanan. Cangkang tiram terdiri dari dua bagian yaitu bagian bawah dan bagian atas. Bagian bawah berbentuk seperti mangkok yang digunakan untuk menempel pada substrat. Bagian atas merupakan penutup umumnya berbentuk relatif datar. Bentuk dari cangkang tiram dipengaruhi oleh tempat hidupnya. Tiram yang hidup Gambar 1. Tiram Crassostrea iredale (Google Image, 2017)
21
Embed
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Tiram 2.1.1 Klasifikasi ...repository.ub.ac.id/6699/2/BAB 2.pdf2.1 Biologi Tiram 2.1.1 Klasifikasi Tiram dan Kerang Darah a. Klasifikasi Tiram Tiram
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Tiram
2.1.1 Klasifikasi Tiram dan Kerang Darah
a. Klasifikasi Tiram
Tiram merupakan salah satu organisme kelas bivalvia yang banyak di
jumpai di daerah pasang surut, dan hidup dengan cara menempel pada
permukaan yang memiliki substrat keras seperti bebatuan. Menurut Irianto et al.
(1994), tiram merupakan moluska yang hidup menetap pada substrat dan
dipengaruhi oleh kualitas air yang terkait dengan faktor ekologinya. Tiram yang
digunakan dalam penelitian ini berasal dari spesies Crassostrea iredalei. Menurut
Born (1778) dalam Asriyanti (2012), Klasifikasi tiram Crassostrea iredalei adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Bivalvia
Order : Pteriomorpha
Family : Ostreidae
Genus : Crassostrea
Spesies : Crassostrea iredalei
Tiram tergolong dalam pelecypoda (kerang-kerangan) dan biasa disebut
oyster. Ciri umum dari tiram adalah memiliki cangkang standar serta mempunyai
insang yang relatif besar sebagai alat untuk bernafas dan menyerap makanan.
Cangkang tiram terdiri dari dua bagian yaitu bagian bawah dan bagian atas.
Bagian bawah berbentuk seperti mangkok yang digunakan untuk menempel
pada substrat. Bagian atas merupakan penutup umumnya berbentuk relatif datar.
Bentuk dari cangkang tiram dipengaruhi oleh tempat hidupnya. Tiram yang hidup
Gambar 1. Tiram Crassostrea iredale
(Google Image, 2017)
6
pada substrat yang lunak dan berlumpur cenderung mempunyai cangkang yang
ramping atau langsing dengan hiasan garis-garis tubuh yang jarang. Sedangkan
tiram yang hidup pada perairan dengan arus agak kuat bentuk cangkangnya
lebih cenderung berbentuk bulat (radial) (Galtsoff, 1964). Morfologi Crassostrea
iredalei dapat dilihat pada Gambar 1.
Tiram Crassostrea iredalei merupakan kerang-kerangan yang hidup di
daerah intertidal (bagian pantai yang terendam air di bawah batas pasang
tertinggi). Tiram dapat ditemukan di banyak perairan di dunia, yaitu di tempat-
tempat yang terlindung seperti basin, danau asin dan laguna. Beberapa jenis
tiram memang telah menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang
bervariasi sesuai perubahan musim. Namun salinitas dan suhu yang sesuai
merupakan faktor lingkungan yang sangat diperlukan bagi kehidupan tiram
(Mezei, 2010 dalam Nuriyani, 2016).
Tiram hidup menempel pada substrat yang keras seperti kayu, batu,
karang yang sudah mati atau materi keras lainnya yang ada disekitar pantai.
Sebagian tiram hidup menetap di dasar pantai, ada yang membenamkan diri
pada substrat pasir atau lumpur bahkan ada pula yang membenamkan pada
kerangka karang-karang batu. Bivalvia menempel pada substrat dengan
menggunakan byssus atau semennya (Widiastuti, 1998).
b. Klasifikasi Kerang darah Anadara granosa
Kerang Darah merupakan biota laut yang memiliki nilai gizi yang cukup
tinggi dan rasanya yang sangat enak dan lezat yang banyak digunakan diperjual
belikan diwarung makan dengan berbagai macam olahan. Secara umum kerang
merupakan kelompok hewan tidak bertulang belakang dan bentuknya mudah
dikenali. Sebagian besar dicirikan dengan adanya cangkang yang melindungi
tubuhnya. Cangkang merupakan alat pelindung diri, terdiri dari lapisan karbonat,
7
di pisahkan oleh lapisan tipis protein diantara cangkang dan bagian tubuh
(Setyono, 2016).Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan (2010), jumlah produksi
kerang darah mencapai 3.746,7 ton diwilayah jawa timur dari data tersebut bisa
dilihat bahwa kerang darah merupakan sumberdaya dengan nilai ekonomis
penting yang sangat diminati oleh masyarakat.
Menurut Boom (1985) dalam Indah (2010), taksonomi kerang darah
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phyllum : Mollusca
Class : Bivalvia
Subclass : Pteriomorphia
Ordo : Arcoida
Famili : Archidae Gambar 2. Kerang darah (Google image, 2017)
Genus : Anadara
Spesies : Anadara granosa
2.2 Anatomi Tiram dan Kerang Darah
2.2.1 Anatomi Tiram Crassostrea iredalei
Tiram memiliki 2 (dua) cangkang, biasa disebut bivalve, tetapi ukuran
cangkang tersebut berbeda. Makanan tiram adalah fitoplankton yang diperoleh
dengan menyaring air yang masuk dalam tubuh. Tiram memiliki mantel, yaitu
daging tipis yang menahan pertumbuhan dan perkembangan cangkang. Mantel
ini juga berfungsi untuk membentuk nacre yang membungkus bagian dalam
cangkang. Insang tiram memiliki dua fungsi utama yaitu untuk pernapasan dan
menyaring makanan. Jika tiram terbuka dengan baik, dapat dilihat detak
jantungnya yang terletak tepat di atas otot aduktor. Darah tiram tidak berwarna
(Mezei, 2010 dalam Nuriyani, 2016).
8
Tubuh tiram terdiri atas tiga bagian yaitu kaki mantel dan kumpulan organ
bagian dalam. Kaki tiram bersifat elastis, terdiri atas susunan jaringan otot yang
dapat meregang. Tiram termasuk monomary, yaitu hewan yang memiliki otot
tunggal berfungsi untuk membuka dan menutup cangkang. Cangkang tiram
dibentuk oleh mantel dengan cara mengeluarkan sel-sel yang dapat membentuk
struktur cangkang dengan warna yang berbeda-beda tergantung pada faktor
lingkungan dan genetik. Matel berfungsi membungkus organ bagian dalam dan
menyeleksi unsur-unsur yang terhisap kedalam tubuh. Jika dalam tubuh terdapat
kotoran maka mantel akan menyemburkan kotoran itu keluar (Syazili, 2011).
Anatomi tiram secara umum dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Anatomi tiram (Google Image, 2017)
Crassostrea iredalei mempunyai cangkang yang kecil hingga mencapai
panjang 40 mm dan lebar 30 mm berbentuk oval dengan garis triangular,
tergantung pada lapisan bawah dan ruang yang tersedia. Garis hinge lurus dan
pendek serta mempunyai ligamen yang pendek juga. Permukaan luar dari kedua
katup kiri dan kanan berwarna putih ke ungu-unguan dengan warna ungu gelap
dibatas cangkang. Garis-garis putih nampak pada katup kanan pada beberapa
spesies (Lam dan Brian, 2004).
9
2.2.2 Anatomi Kerang Darah Anadara granosa
Bagian tubuh kerang darah secara umum dibagi menjadi lima bagian
antara lain bagian kaki (foot, byssus), kepala (head), alat pencernaan dan
reproduksi (visceral mass), selaput (mantle) dan cangkang (shell). Terdapat
organ-organ syaraf sensorik dan mulut pada bagian kepala. Bagian alat gerak
adalah kaki yang merupakan otot mudah berkontraksi. Adapun bagian-bagian
kerang darah tersaji pada Gambar 4.
Gambar 4. Bagian-bagian Kerang Darah (Google Image, 2017)
Kerang darah bersifat hemaprodit dan kebanyakan hewan ini mempunyai
alat kelamin yang terpisah. Pada saat terjadi perkawinan, alat kelamin jantan
akan mengeluarkan sperma ke air dan akan masuk dalam tubuh hewan betina.
Melalui sifon air masuk, sehingga terjadilah pembuahan. Ovum akan tumbuh dan
berkembang yang melekat pada insang dalam ruang mantel, kemudian akan
menetas dan keluarlah larva yang disebut glokidium. Larva ini akan keluar dari
dalam tubuh hewan betina melalui sifon air keluar, kemudian larva tersebut
menempel pada insang atau sirip ikan dan larva tersebut akan dibungkus oleh
lendir dari kulit ikan. Larva ini bersifat sebagai parasit kurang lebih selama 3
minggu. Setelah tumbuh dewasa, larva akan melepaskan diri dari insang atau
sirip ikan dan akan hidup bebas (Hughes, 1986).
10
Menurut Karnadi (1991) dalam Tridiyani (2012), kerang darah yang telah
dewasa yang berukuran diameter 4 cm, sedangkan menurut darah yang telah
dewasa 6 – 9cm. Jika mengacu pada Karnadi (1991) dalam Triyadi (2012) dan
Latifah (2011) tersebut, menunjukan bahwa hasil analisis dari khort kedua
dengan nilai rata-rata panjang total cangkang 30,745 mm. Kerang darah pada
fase awal dari hidupnya mengalami pertumbuhan yang cepat dan diikuti
pertumbuhan yang lambat pada umur tua, pertumbuhan panjang kearah darah
yang cepat terjadi pada waktu umur muda yaitu umur 1-9 bulan dan semakin
lambat seiring dengan bertambahnya umur sampai mencapai panjang
asimtototnya dimana kerang darah tidak bertambah panjang lagu yaitu pada
simulasi 11-59 bulan dengan panjang L∞45 MM (L∞adalah panjang
maksimum kerang darah tidak bertambah secara teoritits). Laju pertumbuhan
hewan perairan cenderung melambat pada saat suhu air rendah, dengan
demikian pada umur tersebut ukuran pertambahan panjang akan semakin
mengecil atau dengan kata lain semakin tua kerang tersebut maka semakin
lambat pertumbuhannya atau sudah tidak lagi tumbuh karena sudah mencapai
panjang maksimal.
Ukuran kerang darah sangat mempengaruhi kandungan logam berat
yang ada didalam tubuhnya. Semakin besar ukuran cangkang karang maka umur
kerang juga diperkirakan lebih tinggi, sehingga pada saat akumulasi
logam berat berlangsung lebih lama dibandingkan kerang dengan ukuran
cangkang kecil. Hal ini diperkuat oleh penelitian Suprapti (2008) yang
menyebutkan bahwa ukuran kerang darah yang lebih besar memiliki konsentrasi
logam Hg yang lebih tinggi di bandingkan dengan kerang darah berukuran lebih
kecil.
11
2.3 Kebiasaan Makan
Cara makan tiram dan kerang darah seperti golongan kerang yang lain
yaitu bersifat filter feeder, artinya tidak mengejar makanan tetapi hanya
menyaring makanan yang kebetulan lewat bersama aliran air. Zat-zat makanan
yang terbawa air akan menempel pada insang kemudian masuk ke dalam mulut.
Makanan kemudian dicerna pada alat pencernaan seperti esophagus, lambung,
usus (intestinum), kloaka dan anus. Pada tiram tidak ada aliran anti peristaltik
karena otot pada usus tidak berkembang dengan baik. Fecesnya dikeluarkan
melalui kloaka. Lamanya makanan di dalam saluran pencernaan tergantung
pada besarnya ukuran tiram. Tiram besar dengan ukuran 6 cm pada suhu air laut
15-16 °C diperlukan waktu 90-150 menit (Arfiati, 2003).
Sebagian besar kerang merupakan filter feeder, cilia memegang peran
penting dalam mengalirkan makanan ke mulut. Saluran pencernaan terdiri atas
mulut, esophagus yang pendek, lambung yang dikelilingi kelenjar pencernaan,
usus, rectum, anus dan kloaka. Semua Pelecypoda tidak mempunyai radula
karena semua makanan yang masuk ke mulut sudah disortir oleh palp
(Suwignyo et al., 1998).
Makanan tiram berasal dari semua bahan yang tersuspensi di dalam air
sehingga sumber makanannya tidak hanya dari jenis fitoplankton, tapi juga dari
bakteri, jamur dan zat organik terlarut. Penyerapan tiram terhadap makanannya
terjadi setiap saat dan berlangsung sepanjang hari (Parenrengi et al.,1998). Pada
saat pasang, debit air laut bertambah yang menyebabkan melimpahnya sumber
makanan bagi tiram yang dibawa oleh aliran air laut, baik berupa plankton
maupun berbagai zat yang tersuspensi, sehingga ketersediaan makanan pada
saat air pasang cukup tinggi. Sebaliknya saat surut, sumber makanan menjadi
sedikit akibat air laut surut (Eddy, 2013).
12
a. Tiram (Crassostrea iredalei)
Menurut Lackey (1952) dan Coe (1947) dalam Barret (1963), tiram
bernafas dan mendapatkan makanannya dengan menggunakan dua insang.
Cilia di bagian dalam insang, bergerak bersama-sama, menarik arus air agar
masuk melalui katup terbuka dan melalui insang. Ketika tiram makan, helaian
lendir dikeluarkan pada permukaan insang. Partikel-partikel makanan berukuran
mikroskopis yang terbawa dalam air akan terjerat dalam lendir dan setelah itu
"ditangkap" oleh tiram. Air kemudian melewati pori-pori di insang (ostium) ke
ruang pengeluaran, dan membilas kotoran yang keluar dari anus. Makanan yang
mengandung lendir didorong ke arah mulut dengan silia.
Lebih lanjut disampaikan Lackey (1952) dan Coe (1947) dalam Barret
(1963), bahwa tidak semua makanan yang tertangkap oleh insang dapat tertelan.
Sebelum mencapai mulut, sebagian ditolak oleh palps karena makanan dibagi
berdasarkan ukuran partikel dan bentuk. Makanan kerang terdiri dari plankton
dan detritus. Diatom dan dinoflagellata dianggap makanan yang disukai.
Informasi tentang makanan tiram dihasilkan dari memeriksa perut dan usus
tiram. Namun, dalam pemeriksaan lebih lanjut telah terbukti bahwa sebagian
besar gizi tiram berasal dari partikel detritus seperti dari tumbuhan laut yang
hancur, sel-sel hewan, bakteri, flagellata, protozoa, diatom yang sangat kecil,
gamet alga dan invertebrata. Organisme planktonik yang lebih besar biasanya
ditemukan pada saluran pencernaan hanya mungkin lewat tanpa dicerna.
Insang Crassostrea iredalei temasuk insang Filibranchs. Menurut Newell
(1979), insang filibranchs dan eulamellibranchs tidak hanya mempunyai saluran
untuk memasukkan makanan, tapi juga ruang penolak pada insang tersebut.
Hanya partikel makanan berukuran kecil yang bisa masuk ke dalam saluran.
Sedangkan partikel lain selain makanan akan dibawa kembali ke ruang
pembuangan pada insang untuk dikeluarkan yaitu terdapat pada Gambar 5.
13
Gambar 5. Pemilihan partikel makanan oleh silia pada lamela insang (Newell, 1979)
Makanan yang terbungkus lendir, dari mulut masuk lambung melalui
esophagus. Lambung terbagi 2 (dua), yaitu bagian dorsal yang berhubungan
dengan esophagus dan kelenjar pencernaan, dan bagian ventral yang terdapat
suatu kantong style. Lambung berfungsi memisahkan makanan dari gulungan
lendir. Partikel makanan yang halus mula-mula dicerna oleh amilase untuk
dilanjutkan dengan pencernaan intraselluler. Kantung crystalline style merupakan
sumber amilase (Suwignyo et al., 1998).
Insang besar menyaring makanan dari air dan makanan langsung dibawa
ke labial palps yang mengelilingi mulut. Makanan disortir di labial palp dan
dimasukkan ke dalam mulut. Kerang memiliki kemampuan untuk memilih
makanan yang disaring dari air. Sebuah kerongkongan pendek mengarah dari
mulut ke perut, yang berbentuk kantung, berongga bilik dengan beberapa
bukaan. Perut ini sepenuhnya dikelilingi oleh divertikulum pencernaan (kelenjar),
suatu jaringan dengan massa gelap yang sering disebut "hati". Pembukaan dari
perut mengarah usus yang membentang ke kaki kerang dan ke dalam gonad
kerang, berakhir di rektum dan akhirnya anus. Lain pembukaan dari perut
mengarah ke tabung, tertutup kantung-seperti yang mengandung crystalline
14
style. Crystalline style adalah sebuah batang, yang bisa panjang bisa mencapai 8
cm dalam beberapa spesies. Bagian ini bulat di satu ujung dan meruncing pada
ujung yang lain. Bagian yang bulat bergeseran dengan lapisan lambung dalam
perut. Hal ini diyakini dapat membantu dalam pencampuran makanan dalam
perut dan melepaskan enzim yang membantu pencernaan. Crystalline style
terdiri dari lapisan mucoproteins yang melepaskan enzim pencernaan untuk
mengubah pati menjadi gula untuk dicerna. Makanan yang tersaring, terikat
dengan lendir, namun kadang-kadang ditolak oleh palps dan dikeluarkan dari
tubuh sebagai "pseudofaeces". Jika kerang diletakkan di luar air selama
beberapa jam kerja Crystalline style menjadi jauh berkurang dan mungkin hilang
(FAO, 2010).
b. Kerang Darah (Anadara granosa)
Kerang Darah makan dengan cara menyaring makanannya berupa
organisme yang terbawa masuk bersama-sama air ke dalam mulut melalui
ventral siphon. Mulut terletak antara dua pasang lembaran disebut Palpus
labialis. Silia pada palpus labialis itu menggiring makanan ke dalam mulut.
Oesophagus pendek menghubungkan mulut dengan lambung dan di sebelahnya
terdapat kaki. Makanan dicerna dalam lambung dan proses selanjutnya akan
diserap oleh usus yang membuat lekukan pada bagian kaki. Selanjutnya usus
melalui pericardium dari jantung dan menerobos jantung terus ke posterior
adductor dan berakhir pada anus (Jasin, 1992).
Makhluk hidup biasanya terpengaruh oleh efek logam berat. Hampir
semua logam berat yang berlebihan pada tubuh biota menjadi bahan racun yang
meracuni tubuh makhluk hidup. Sifat logam berat yang susah diuraikan akan
terakumulasi dalam tubuh organisme dan mengganggu fungsi biologis
organisme. Logam Hg, Cd, Pb merupakan beberapa contohnya (Palar, 2004).