-
Universitas Kristen Petra 10
2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA
2.1. Landasan Teori dan Identifikasi Data
2.1.1. Tinjauan Tentang Perancangan (Desain)
Seiring dengan perkembangan peradaban benda, dalam
perkembangan
dunia kesenirupaan dan metode berpikir yang rasional di abad
ke-19 muncullah
istilah design (bahasa Inggris) sebagai padanan dari kata
rancangan (merancang,
desain) atau menciptakan benda estetis yang memiliki fungsi
praktis. Awalnya,
desain memang hanya digunakan untuk menghias benda-benda
fungsional, seperti
ornamen pada permesinan ataupun bangunan (industrial art).
Namun, secara
bertahap desain berkembang menjadi sebuah profesi yang dalam
kerjanya
menyatukan proses penciptaan benda, antara yang sistematis,
kreatif, dan inovatif.
Sedangkan penciptaan benda hias yang mengutamakan nilai artistik
kemudian
dikenal dengan istilah craft (seni kriya) menurut pernyataan
Agus Sachari (2006).
Desain umumnya terkait dengan keindahan. Keindahan menurut
Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1991 : 376) adalah sifat-sifat (keadaan
dsb) yang indah,
kecantikan, keelokan. Merupakan nilai-nilai estetis yang
menyertai sebuah karya
rupa. Keindahan juga dipahami sebagai pengalaman estetis yang
diperoleh ketika
seseorang memperhatikan obyek seni atau dapat pula dipahami
sebagai sebuah
obyek yang memiliki unsur keindahan.
2.1.1.1. Sejarah Desain
Desain grafis berkembang pesat seiring dengan perkembangan
sejarah
peradaban manusia saat ditemukan tulisan dan mesin cetak. Pada
tahun 1447,
Johannes Gutenberg (1398-1468) menemukan teknologi mesin cetak
yang bisa
digerakkan dengan model tekanan menyerupai disain yang digunakan
di
Rhineland, Jerman, untuk menghasilkan anggur. Ini adalah suatu
pengembangan
revolusioner yang memungkinkan produksi buku secara massal
dengan biaya
rendah, yang menjadi bagian dari ledakan informasi pada masa
kebangkitan
kembali Eropa.
http:www.petra.ac.idhttp://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.htlm
-
Universitas Kristen Petra
11
Tahun 1450 Guterberg bekerjasama dengan pedagang dan pemodal
Johannes Fust, dibantu oleh Peter Schoffer ia mencetak “Latin
Bible” atau disebut
“Guterberg Bible”, “Mararin Bible” atau “42 line Bible” yang
diselesaikanya pada
tahun 1456. Temuan Gutenberg tersebut telah mendukung
perkembangan seni
ilustrasi di Jerman terutama untuk hiasan buku. Pada masa itu
juga berkembang
corak huruf (tipografi). Ilustrasi pada masa itu cenderung
realis dan tidak banyak
icon. Seniman besarnya antara lain Lucas Cranach dengan karyanya
“Where of
Babilon”.
Pada perkembangan berikutnya, Aloys Senefelder (1771-1834)
menemukan teknik cetak Lithografi. Berbeda dengan mesin cetak
Guterberg yang
memanfaatkan tehnik cetak tinggi, teknik cetak lithografi
menggunakan tehnik
cetak datar yang memanfaatkan prinsip saling tolak antara air
dengan minyak.
Nama lithografi tersebut dari master cetak yang menggunakan
media batu litho.
Tehnik ini memungkinkan untuk melakukan penggambaran secara
lebih leluasa
dalam bentuk blok-blok serta ukuran besar, juga memungkinkan
dilakukannya
pemisahan warna. Sehingga masa ini mendukung pesatnya
perkembangan seni
poster. Masa keemasan ini disebu-sebut sebagai “The Golden Age
of The Poster”.
2.1.1.2. Unsur-unsur Desain
Nilai-nilai estetis sering dikaitkan dengan kualitas karya rupa
yang
mengandung unsur kesatuan (unity), keselarasan (harmony),
keseimbangan
(balance), ritme (rhythm), skala (scale), kontras (contrast),
dan ilustrasi sehingga
menimbulkan perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung,
getar, ataupun rasa
senang.
- Kesatuan (unity)
Kesatuan merupakan gabungan unsur-unsur desain menjadi suatu
bentuk
yang proporsional dan menyatu satu sama lain ke dalam sebuah
media.
Kesatuan desain merupakan hal yang penting, tanpa ada kesatuan
unsur-
unsur desain akan terpecah berdiri sendiri-sendiri tidak
memiliki
keseimbangan dan keharmonisan yang utuh.
-
Universitas Kristen Petra
12
- Keselarasan (harmony)
Keselarasan merupakan penyusunan berbagai macam bentuk,
bangun,
warna, tekstur, dan elemen lain secara seimbang dalam suatu
komposisi
utuh agar nyaman dipandang. Keserasian adalah keteraturan di
antara
bagian-bagian suatu karya.
- Keseimbangan (balance)
Keseimbangan adalah bagaimana cara mengatur unsur-unsur yang
ada
menjadi sebuah komposisi yang tidak berat sebelah. Keseimbangan
dapat
tercapai dari dua bagian, yaitu secara simetris yang terkesan
resmi/formal
yang tercipta dari sebuah paduan bentuk dan ukuran tata letak
yang sama,
sedangkan keseimbangan asimetris memberi kesan informal, tapi
dapat
terlihat lebih dinamis yang terbentuk dari paduan garis, bentuk,
ukuran,
maupun tata letak yang tidak sama namun tetap seimbang.
- Ritme (rhythm
Ritme membuat adanya kesan gerak yang menyiratkan mata pada
tampilan
yang nyaman dan berirama. Aliran secara keseluruhan terhadap
desain
selalu menyiratkan irama yang nyaman. Suatu gerak yang
dijadikan
sebagai dasar suatu irama dan ciri khasnya terletak pada
pengulangan-
pengulangan yang dilakukan secara teratur yang diberi tekanan
atau aksen.
- Skala (scale)
Skala merupakan perbandingan ukuran dari suatu objek terhadap
objek
atau elemen lain yang telah diketahui ukurannya. Skala
berhubungan
dengan jarak pandang atau penglihatan dengan unsur-unsur yang
telah
dimunculkan. Skala sangat berguna bagi terciptanya kesesuaian
bentuk
atau objek dalam suatu desain.
- Kontras (contrast)
Adanya kontras atau penekanan dalam desain merupakan hal yang
penting
untuk menghindari kesan monoton. Penekanan dapat dilakukan pada
jenis
huruf, ruang kosong, warna, maupun yang lainnya akan menjadikan
desain
menjadi menarik bila dilakukan dalam proporsi yang cukup dan
tidak
berlebihan.
-
Universitas Kristen Petra
13
- Ilustrasi (dokumentasi artistik)
Pemanfaatan fotografi pada bidang ini memiliki misi yang lebih
luas.
Penguasaan teknik saja belum cukup, harus dilengkapi dengan
penataan.
Misalnya dengan memperhatikan aspek komposisi, latar belakang,
posisi
pemotretan, sikap obyek, arah penyinaran.
2.1.1.3. Tujuan Desain
Menurut Agus Sachari (4), secara umum tujuan penciptaan karya
seni atau
desain adalah sebagai berikut :
- Ekspresi pribadi.
Ungkapan emosional terdalam diwujudkan dalam berbagai wujud
simbolisasi rupa.
- Aktualisasi diri.
Upaya untuk membangun eksistensi pribadi melalui ungkapan
estetis.
- Eksperimentasi.
Upaya pencarian dan percobaan mengolah berbagai unsur rupa
dengan
bermacam media untuk memperoleh orisinalitas karya estetis.
- Pembaharuan nilai keindahan.
Upaya kreatif untuk menciptakan hal-hal baru dalam berungkap
seni.
- Obyek ekonomi.
Penciptaan karya seni yang sejalan dengan selera masyarakat atau
pemesan
untuk alasan perdagangan, galeri lelang, aset kekayaan,
maupun
peningkatan nilai ekonomis.
- Rekaman peristiwa.
Proses penciptaan karya seni atau desain dengan alasan merekam
suatu
peristiwa tertentu yang menyentuh dan bermakna.
- Alat komunikasi.
Upaya membangun berbagai gagasan atau imajinasi seniman
sehingga
dapat dipahami oleh masyarakat penikmatnya.
- Terapi kejiwaan.
Pengayaan jiwa bagi seniman (desainer) maupun penikmatnya
sehingga
memperoleh ketenangan, hiburan, pelampiasan, maupun penyehatan
rohani.
-
Universitas Kristen Petra
14
- Perluasan wacana.
Proses penciptaan/ pagelaran seni atau desain untuk menciptakan
apresiasi
masyarakat sehingga memperoleh pengalaman baru dalam
mengamati
karya seni atau desain itu.
- Keagamaan.
Seni atau desain sebagai media penyampaian ajaran agama,
pendukung
upacara keagamaan, ataupun sebagai proses pemujaan kepada Sang
Maha
Pencipta.
- Politik.
Seni atau desain sebagai alat pendukung, kampanye, dan
propaganda
ideologi politik tertentu.
2.1.1.4. Sifat Fungsional Desain
Desain sendiri memiliki sifat fungsional yang praktis maupun
sifat
fungsional yang tidak kasat mata. Sifat fungsional yang praktis
antara lain:
- Menghibur dan menggugah.
Selain memiliki sifat untuk dapat menampung aspirasi intelektual
dalam
suatu masyarakat, kesenian juga memiliki peran yang tidak kecil
dalam
menghibur masyarakat. Baik sebagai wujud ungkapan rasa
senang
penciptanya, menggembirakan penikmat, ataupun membahagiakan
masyarakat.
- Manfaat.
Desain juga memiliki fungsi praktis sebagai penyedia alat-alat
kebutuhan
sehari-hari. Seperti, menyediakan hunian nyaman, menciptakan
berbagai
jenis kendaraan dengan aneka model, menciptakan aneka pakaian
sehari-
hari, hingga sebagai media hiburan populer.
Sedangkan sifat fungsional yang tak kasat mata antara lain:
- Meningkatkan kualitas hidup.
Tanpa adanya estetika, semua kebudayaan yang dihasilkan oleh
manusia
akan serba seragam, terasa hambar, dan kering. Dengan
tumbuhnya
estetika dalam kehidupan sehari-hari, semua barang dan
lingkungan
kehidupan umat manusia menjadi indah, tertib, beragam, dan
kreatif.
-
Universitas Kristen Petra
15
- Mendidik.
Desain juga membantu proses pendidikan, baik melalui
kemampuannya
sebagai media intelektual, maupun sebagai bagian praktis
penyediaan
alat-alat pendidikan, seperti buku, tas, pensil.
- Menguntungkan.
Desain modern memiliki peran yang lebih luas melalui dukungan
praktis
sebagai bahan yang diperjualbelikan. Adanya balai lelang
lukisan, galeri
desain atau seni, hak cipta, royalti, dan sebagainya,
menunjukkan bahwa
karya desain telah menjadi komoditi penting dalam kehidupan
manusia
modern. Dari segi praktis, terutama karya desain banyak
membantu
memecahkan pelbagai persoalan kehidupan sosial, baik sebagai
penyediaan lapangan kerja, meningkatkan ekspor barang,
membangun
identitas nasional, hingga keterlibatannya dalam mengatasi
kebutuhan
masyarakat akan rumah yang indah.
2.1.2. Tinjauan Warna
Warna adalah sifat cahaya yang bergantung dari panjang
gelombang.
(Sanyoto 78). Warna suatu benda tergantung kepada panjang
gelombang yang
dipantulkan benda tersebut. Benda tersebut terlihat putih, benda
yang sama sekali
tidak memantulkan cahaya / sinar terlihat hitam. Dispersi
terjadi bila sinar
matahari melalui prisma dan membentuk spektrum. Kecepatan warna
menjalar
bergantung dari panjang gelombangnya. Warna utama dari cahaya
atau spektrum
adlah merah, hijau, dan biru, dengan kombinasi-kombinasi dapat
terbentuk segala
warna. Pigmen utama adalah merah, kuning, biru. Bila dua warna
diacmpur
menghasilkan warna putih, disebut warna komplementer. Cahaya
menimbulkan
berbeda-beda kerucut warna pada retina manusia untuk bereaksi,
yang
memungkinkan untuk melihat warna. Sedangkan menurut ilmu bahan,
warna
adalah berupa pigmen, dan dalam ilmu fisika adalah kesan yang
ditimbulkan oleh
cahaya pada mata.
Dari pengertian warna diatas dapat disimpulkan:
1. Warna adalah getaran / gelombang yan tertentu dari sesuatu
yang diterima
oleh selaput jala mata / retina.
-
Universitas Kristen Petra
16
2. Warna adalah getaran yang dipancarkan suatu benda, adalah
sinar yang
mengenai benda; langsung diterima oleh mata kita.
a. Klasifikasi Warna berdasarkan Spektrum Warna
1. Warna Primer adalah warna pokok yaitu warna yang tidak bisa
dibuat dari
warna lain tetapi dalam campurannya bisa dibuat warna lain.
Warna primer: merah, biru, kuning.
2. Warna Sekunder adalah warna yang didapat dari pencampuran dua
warna
primer. Contoh: oranye, violet, hijau.
3. Warna Tersier adalah pencampuran dua warna sekunder, terdiri
dari:
coklat merah, coklat biru, coklat kuning.
4. Warna Quartenair adalah pencampuran dua warna tersier,
terdiri dari:
Oranye Quartenair (OQ), Violet Quartenair (VQ), Green Quartenai
(GQ).
5. Warna Intermidiate adalah warna antara warna pokok dan warna
sekunder,
terdiri dari: Merah Violet (MV), Biru Violet (BV), Biru Hijau
(BH),
Kuning Hijau (KH), Kuning Oranye (KO), Merah Oranye (MO).
6. Warna Standart yaitu: 3 warna primer dan 2 warna sekunder
atau warna
pelangi ( merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu ).
7. Warna Anologoes yaitu warna yang saling berdekatan atau
harmonis,
misalnya warna biru dengan biru violet.
b. Klasifikasi Warna berdasarkan Sensasinya
1. High Major Key, mempunyai kesan positif, merangsang,
bergairah, dan
meriah.
2. High Minor Key, memberi kesan feminim, manis, dan
lain-lain.
3. Intermidiate Major, memberi kesan kuat, tegas, jantan, jujur,
dan terbuka.
4. Intermidiate Minor, memberi kesan pelik seperti dunia
impian.
5. Low Major Key, mempunyai kesan berat.
6. Low Minor Key, memberi kesan muram dan mengerikan, sangat
cocok
untuk poster protes yang bernada berteriak, demonstrasi, dan
lain-lain.
c. Klasifikasi Warna berdasarkan Karakteristiknya
Setiap warna mempunyai kepekaan berbeda terhadap harga atau
nilai yang
disebut hue dari warna itu sendiri, misalnya merah, biru, hijau,
dan lain-lain.
Dimana warna yang satu dengan warna yang lain mempunyai karakter
sendiri,
-
Universitas Kristen Petra
17
terutama dibedakan dengan panas dinginnya warna. Warna-warna
panas (merah,
kuning, oranye) berkesan mendekat, gembira, dan merangsang.
Sedangkan warna-
warna dingin (biru, hijau, ungu) berkesan menjauh, tenang, dan
pasif.
d. Klasifikasi Warna Berdasarkan Kualitasnya
Setiap warna yang terlihat mempunyai kepekaan terhadap kuat
lemahnya
cahaya yang mempengaruhinya. Contoh: ada merah tenang, ada merah
gelap.
Dimensi ini mencakup terang gelapnya warna yang disebut value.
Suatu warna
akan menjadi terang jika ditambah dengan putih, dan akan menjadi
gelap jika
ditambah dengan hitam.
Setiap warna yang terlihat sedikit banyak dipengaruhi oleh
kepekaan
terhadap kemurnian warna itu. Misalnya warna biru cerah, biru
suram, dan lain-
lain. Dimensi ini merupakan dimensi cerah suramnya warna yang
disebut chroma.
Warna pelangi adalah warna paling murni, paling kuat, dan paling
cerah.
Warna yang berkesan menjerit atau berteriak, misalnya: merah,
tapi dapat
berkesan sopan jika merah diubah chromanya.
Suatu warna akan menjadi suram apabila dicampur dengan
komplemennya. Contoh: hijau + merah (sedikit) akan memunculkan
warna hijau
suram.
e. Klasifikasi Warna berdasarkan Maknanya
1. Merah, artinya: kemarahan, keberanian, ganas, perang,
energik, agresif,
sehat, bahaya, terlarang, kesalahan, darah, setan, nafsu,
gairah.
2. Hijau, artinya: wangi, segar, kesuburan, pertumbuhan,
pengharapan,
simbol kebangkitan.
3. Biru, artinya: setia, tenang, dingin, pasif, menjauhkan diri,
kepercayaan,
iman, kebenaran, hakekat, cerdas, keteduhan.
4. Ungu, artinya: kebesaran, aristokrat, angkuh, mistis,
intuisi, indra
keenam.
5. Kuning Tua, artinya: kebohongan, takut, iri, cemburu, rasa
sakit.
6. Kuning Cerah, artinya: keramahan, supel, riang, hidup,
kehangatan.
7. Kuning Emas, artinya: glorious, superpower.
8. Oranye (Jingga), artinya: bahaya, merdeka, berkah / anugerah,
panas,
gairah.
-
Universitas Kristen Petra
18
9. Coklat, artinya: bijaksana, rendah hati, sopan, maskulin.
10. Hitam, artinya: kegelapan, kematian, sihir, keras hati,
formal, canggih.
11. Putih, artinya: bersih, suci, damai.
2.1.3. Tinjauan Unsur Komposisi
Komposisi sering dikenal juga dengan istilah tata letak atau
layout.
Penyusunan layout merupakan penyatuan elemen-elemen ke dalam
suatu area
untuk menciptakan sebuah interaksi satu sama lainnya sehingga
dapat
mengkomunikasikan pesan dalam suatu konteks. Elemen-elemen
tersebut dapat
berupa garis, bidang, foto, gambar, tipografi, pemilihan warna,
grid system, dan
komposisi keseimbangan. Pesan tersebut dapat disampaikan atau
bahkan
dimanipulasi melalui permainan elemen-elemen tersebut dengan
pertimbangan
yang matang agar menghasilkan komposisi yang indah dan enak
dilihat.
Dalam layout dikenal istilah visual hirarki, yaitu urutan-urutan
tingkat
kepentingan elemen-elemen visual dalam sebuah bidang kertas atau
bidang
layout. Seorang desainer grafis harus dapat mengatur atau
menarik pendangan
arah mata dari elemen yang terpenting menuju elemen lainnya
tanpa
menimbulkan kebosanan. Pemanfaatan visual hirarki yang baik
dapat
menyampaikan informasi dengan baik dan efektif.
Benda yang memiliki ukuran lebih besar akan cenderung terlihat
lebih
dahulu dibandingkan benda dengan ukuran yang lebih kecil. Begitu
pula dengan
warna. Warna yang mencolok akan lebih menarik perhatian terlebih
dahulu
dibandingkan warna lainnya. Elemen desain yang dijadikan sebagai
penarik
perhatian atau penekanan disebut focal point, yaitu titik yang
mampu menarik
perhatian lebih awal dibandingkan dengan elemen-elemen
lainnya.
Untuk menciptakan suatu layout yang baik, seringkali diperlukan
garis
maya yang biasanya dikenal dengan grid. Menurut Gavin Amborse
dan Paul
Harris (2005), sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap
permasalahan
penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems
digunakan
sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi
visual.
Melalui grid system seorang perancang grafis dapat membuat
sebuah sistematika
guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah
kompisisi yang
-
Universitas Kristen Petra
19
sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid systems
dalam desain grafis
adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan
memuaskan
secara estetik. Grid merupakan alat bantu untuk menata tipografi
dan gambar, dan
dipakai di semua aspek desain terutama pada bagian isi. Grid
harus fleksibel untuk
berbagai perubahan seperti perubahan layout dan tulisan, dan
cukup fungsional
untuk pemotongan kertas pasca cetak serta penjilidan akhir. Grid
membagi bidang
kerja kedalam beberapa bagian yang memberikan gambaran struktur
dimana
elemen desain akan diletakkan. Dalam hal ini, grid berfungsi
untuk membantu
menyatukan semua elemen desain (Dabner 100).
2.1.3.1. Jenis Layout
Pada dasarnya, layout dibagi menjadi dua macam gaya dasar,
yaitu:
simetris dan asimetris. Secara umum, layout simetris
diasosiasikan dengan
pendekatan desain tradisional dimana desain yang dihasilkan
disusun terpusat
pada satu titik suatu bidang kerja. Jenis layout ini awalnya
digunakan pada
penerbitan buku, yang mengambil kecenderungan dari manuskrip
tulisan tangan
dari abad pertengahan. Yang termasuk dalam jenis layout ini
adalah manuscript
grid, coloumn grid, hierarchical grid, dynamic grid, dan modular
grid.
Layout yang asimetris sering pula disebut layout ungrid, mulai
digunakan
pada awal 1930, yang dipelopori oleh desainer dari sekolah
Bauhaus, dan
berkembang seiring jenis huruf sans serif. Pada masa sekarang
layout yang
asimetris sering dipadukan dengan gaya yang asimetris dalam satu
halaman
(Dabner 102-103).
2.1.4. Tinjauan Fotografi
2.1.4.1. Sejarah Fotografi
Kata Fotografi berasal dari kata “foto” yang berarti cahaya dan
“grafi yang
berarti menulis atau melukis”. Jadi dalam fotografi kehadiran
cahaya adalah
mutlak. Kita dapat membuat foto apabila terdapat cahaya di
lingkungan sekitar
kita pada saat kita membuat foto. Fotografi dikenal 150 tahun
yang lalu, dalam hal
teknologi. Namun jika kita membicarakan masalah gambar dua
dimensi yang
-
Universitas Kristen Petra
20
dihasilkan dari peran cahaya, sejarah fotografi sangatlah
panjang. Dari yang bisa
dicatat setidaknya fotografi tercatat sebelum masehi.
Alma Davenport dalam bukunya yang berjudul The History of
Photography terbitan University of New Mexico Press tahun 1991,
menyebutkan
bahwa pada abad ke-5 SM, seorang pria bernama Mo Ti sudah
mengamati sebuah
gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang,
maka di bagian
dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang
secara terbalik
lewat lubang tadi. Kemudian, pada abad ke-10, seorang ilmuwan
Arab, Ibnu Al-
Haitam menemukan fenomena yang sama pada tenda miliknya yang
lubang.
Kemudian dia menyampaikan sebuah prinsip yang menjadi dasar cara
kerja
kamera.
“Citra dari matahari pada saat gerhana, kecuali pada saat
gerhana total, ketika
cahayanya menerobos melewati sebuah lubang kecil bundar, citra
dari rembulan
dapat dibentuk dari cahaya yang ditangkap oleh suatu bidang
dihadapannya. Citra
matahari dan bulan tersebut hanya nampak jika lubang yang
dilewatinya cukup
kecil, jika lubang diperbesar, maka citranya akan hilang.”
Demikianlah, fotografi la1u tercatat dimulai resmi pada abad
ke-19 dan
terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia
sejalan dengan
kemajuan telvnologi yang sedang gencar-gencamya. Pada tahun 1839
yang
dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di
Perancis dinyatakan
secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi.
Saat itu,
rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat
permanen.
Penemu fotografi dengan pelat logam, Louis Jacques Mande
Daguerre,
sebenamya ingin mematenkan temuannya itu. Tapi, pemerintah
perancis, dengan
dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu
sebaiknya
dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma.Meskipun tahun 1839
secara resmi
dicanangkan sebagai tahun awal fotografi, yaitu fotografi resmi
diakui sebagai
sebuah teknologi temuan yang baru, sebenamya foto-foto telah
tercipta beberapa
tahun sebelumnya. Sebenamya, temuan Daguerre bukanlah murni
temuannya
Tahun 1880 ditemukan proses cetak halftone. Proses ini
memungkinkan
foto dapat dicetak pada surat kabar. Foto pertama yang ada di
surat kabat adalah
foto tambang pengeboran minyak Shantytown karya Hendry J.Newton
yang
-
Universitas Kristen Petra
21
muncul di surat kabar New York Daily Graphic di Amerika Serikat
pada tanggal 4
Maret 1889 (Rambey 24).
Dihadapkan pada masalah rumit dan kompleksnya proses
fotografi,
seorang George Eastman (1890) terobsesi untuk membuat sistem
yang
sesederhana mungkin agar bisa dilakukan oleh semua orang bahkan
seorang ibu
rumah tangga sekalipun. Akhirnya ia menciptakan suatu media film
negatif yang
diberi nama KODAK (Triadi 2).
Fotografi masuk ke Indonesia sejak 150 tahun yang lalu dan
mulai
berkembang pesat sejak tahun 1930. Pada masa Perang Dunia II,
fotografi di
Indonesia berhenti berkembang, tetapi tahun 1960 mulai
berkembang lagi,
terutama pada akhir dasawarsa ini dimana peralatan fotografi
yang ada dan dijual
di pasaran sudah semakin canggih. Fotografi di Indonesia tidak
hanya sebatas
dokumentasi saja, tetapi sudah meningkat ke media komunikasi,
jurnalistik,
bidang seni foto, foto produk, interior, dan periklanan.
Seorang peneliti Perancis lain, Joseph Nicephore Niepce. pada
tahun 1826
sudah menghasilkan sebuah foto yang kemudian dikenal sebagai
foto pertama
dalam sejarah manusia. Foto yang berjudul View from Window at
Gras itu kini
disimpan di University of Texas di Austin, AS. Niepce membuat
foto dengan
melapisi pelat logam dengan sebuah senyawa buatannya. Pelat
logam itu lalu
disinari dalam kamera obscura sampai beberapa jam sampai
tercipta imaji.
Metode Niepce ini sulit diterima orang karena lama penyinaran
dengan kamera
obscura bisa sampai tiga hari. Pada tahun 1827, Daguerre
mendekati Niepce untuk
menyempumakan temuan itu. Dua tahun kemudian, Daguerre dan
Niepce resmi
bekerja sama mengembangkan temuan yang lalu disebut heliografi.
Dalam bahasa
Yunani, helios adalah matahari dan graphos adalah menulis.
Karena Niepce
meninggal pada tahun 1833, Daguerre kemudian bekerja sendiri
sampai enam
tahun kemudian hasil kerjanya itu .diumumkan ke seluruh
dunia.
Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Tidak semata
heliografi
lagi karena cahaya apa pun kemudian bisa dipakai, tidak semata
cahaya matahari.
Penemuan cahaya buatan dalam bentuk lampu kilat pun telah
menjadi sebuah
aliran tersendiri dalam fotografi, Cahaya yang dinamai sinar-X
kemudian
membuat fotografi menjadi berguna dalam bidang kedokteran.
-
Universitas Kristen Petra
22
Pada tahun 1901, seorang peneliti bemama Conrad Rontgen
menemukan
pemanfaatan sinar-X untuk pemotretan tembus pandang. Temuannya
ini lalu
mendapat hadiah nobel dan peralatan yang dipakai kemudian
dinamai peralatan
rontgen. Cahaya buatan manusia dalam bentuk lampu sorot danjuga
lampu kilat
(blits) kemudian juga menegiring fotografi ke beberapa ranah
lain. Pada tahun
1940, Dr Harold Edgerton yang dibantu Gjon Mili menemukan lampu
yang bisa
menyala mati berkali-kali dalam hitungan sepersekian detik.
Lampu yang lalu
disebut strobe ini berguna untuk mengamati gerakan yang cepat.
Foto atlet loncat
indah yang sedang bersalto, misalnya, bisa difoto dengan sirobo
sehingga
menghasilkan rangkaian gambar pada sebuah bingkai gambar
saja.
Temuan teknologi makin maju sejalan dengan masuknya fotografi ke
dunia
jurnalistik. Karena belum bisa membawa foto ke dalam proses
cetak, surat kabar
mula-mula menyalin foto ke dalam gambar tangan. Dan surat kabar
pertama yang
memuat gambar sebagai berita adalah The Daily Graphic pada 16
April 1877.
Gambar berita pertama dalam surat kabar itu adalah sebuah
peristiwa kebakaran.
Kemudian, ditemukanlah proses cetak half tone pada tahun 1880
yang
memungkinkan foto dibawa ke dalam surat kabar. Foto pertama di
surat -kabar
adalah foto tarobang pengeboran minyak Shantytown yang muncul di
surat kabar
New York Daily Graphic di Amerika Serikat tanggal 4 Maret 1880.
Foto itu
adalah karya Henry J Newton.
2.1.4.2 Foto Tunggal dan Foto Seri
Foto tunggal dapat berdiri sendiri, yang biasanya banyak
digunakan di
kantor berita. Foto tunggal yang melengkapi berita atau features
banyak
digunakan dalam media koran atau majalah.
Foto seri atau esai adalah terdiri atas lebih dari satu.
Foto-foto ini biasanya ada di
koran-koran minggu atau majalah. Dalam pembuatannya foto seri
atau esai ini
memerlukan waktu yang cukup lama, namun keduanya memudahkan
fotografer
dalam menjelaskan suatu peristiwa dalam beberapa foto. Menurut
Gerald D.
Hurley dan Angus McDougall dalam bukunya Visual Impact in Print
terdapat
salah pengertian dalam mengartikan foto seri dan foto esai,
dimana disebutkan
bahwa foto esai lebih mengutamakan penyampaian argumentasi
daripada narasi,
-
Universitas Kristen Petra
23
lebih mengandung unsur pendidikan dan menganalisis suatu
peristiwa secara
kedua belah pihak. Selain itu penggambaran foto esai juga
berbeda dengan foto
seri, yaitu setiap foto esai tidak bergantung satu sama lain
serta dapat berdiri
sendiri, sebuah foto esai yang baik harus tetap bisa "berdiri"
walaupun tulisan
pendukungnya tidak dibaca. Walau begitu, artikel pendukung tetap
penting agar
sebuah foto esai menjadi lengkap Sebab, seperti kata ketua GFJA,
Oscar Matuloh,
foto esai merupakan bentuk konkret dari fungsi fotografi.
2.1.4.3 Teks Foto
Teks foto adalah kata-kata yang menjelaskan foto. Teks foto
diperlukan
untuk melengkapi suatu foto. Syarat-syarat teks foto menurut
Lembaga Kantor
Berita Antara, yaitu:
1. Teks foto harus dibuat minimal dua kalimat.
2. Kalimat pertama menjelaskan gambar. Kalimat kedua dan
seterusnya
menjelaskan data yang dimiliki.
3. Teks foto harus mengandung minimal unsur 5W + 1H
4. Teks foto dibuat dengan kalimat aktif sederhana
5. Teks foto diawali dengan keterangan tempat foto disiarkan,
lalu tanggal
penyiaran dan judul, serta diakhiri dengan tahun foto disiarkan
serta nama
pembuat dan editor foto.
2.1.4.4. Foto Dokumenter
Dalam cerita pemberitaan, pembaca berita akan menceritakan
mengenai
apa yang terjadi di suatu tempat dalam sebuah masyarakat. Dalam
dokumenter,
kita mempertunjukkan apa yang terjadi dalam masyarakat. Kita
berbicara pada
mereka yang terlibat dan menyaksikannya. Merekalah yang
mempertunjukkan
kisah tentang apa yang terjadi, bukan kita yang menceritakan
kisahnya. Namun
demikian, kitalah yang membuat tentang bagaimana kisah mereka
itu akan
diketengahkan.
Dokumenter radio bekerja seperti halnya dokumenter tertulis
dan
dokumenter televisi. Dokumenter radio mencari bagaimana untuk
menunjukan
kisah sebenanya tentang sebuah topik, tentang sebuah insiden,
hubungan antara
-
Universitas Kristen Petra
24
orang-orang, atau sebuah lingkungan. Pada sebuah dokumenter,
penyajinya
memainkan peran kedua. Yang terpenting adalah mereka yang
terlibat
menceritakan sendiri mengenai apa yang terjadi. Dengan
menggunakan teknik
bertanya yang hampir mirip seperti seorang pengacara di sebuah
kasus di
pengadilan atau seperti seorang psikiatris yang menggali-gali
masa lalu sang
pasien. Dalam dokumenter, kita menggunakan suara-suara dari
realita yang terjadi
sebagai sebuah alat yang sangat kuat untuk berkomunikasi.
Dokumenter mungkin
sebuah format radio yang paling kuat yang kita miliki, mengingat
ia membawa
sang pendengar sedekat mungkin pada realitas. Dokumenter
memiliki sentuhan
manusiawi yang memberikan kesempatan pada pendengar untuk
menginterpretasikan realitas menurut mereka sendiri, bukan
diceritakan mengenai
realita tersebut oleh orang lain.
Dokumenter yang baik masuk ke balik lapisan luar sebuah cerita
yang
sudah kita ketahui - atau kita pikir seolah-olah kita
mengetahuinya - atau
mengangkat sebuah cerita yang kita pikir sama sekali tidak
pernah ada. Mampu
mencekat kita, mengagetkan kita, atau mengajarkan kita cara baru
dalam melihat
realitas yang kita pikir kita telah mengetahuinya. Sebuah
dokumenter yang baik
akan mengubah persepsi kita tentang realita.
Fotografi dokumenter bersifat mengumpulkan bukti suatu kejadian
atau
peristiwa menggunakan kamera. Keunggulan menggunakan foto adalah
dilihat
dari nilainya di masa yang akan datang. Kejadian-kejadian unik,
lucu, tegang,
sedih, dan manusiawi masuk kedalam kategori foto dukumenter.
Mengabadikan
suatu momen yang tak akan terulang lagi dan belum tentu semua
orang bisa
mendapatkannya. Foto dokumenter tidak boleh dibuat dengan
sembarangan, tanpa
mempedulikan segi kualitas. Tidak cukup dengan mengabadikan
sekumpulan
rombongan orang yang sedang melakukan suatu kigiatan dalam satu
peristiwa.
Dari fakta – fakta di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
fotografi
dokumenter hampir sama dengan sinopsi film, menceritakan satu
kejadian atau
peristiwa yang diliput atau yang akan kita dokumentasikan dengan
menggunakan
media foto. Dan dengan tujuan agar para pembaca atau para
penikmat dapat
memahami apa yang kita angkat atau kita dokumentasikan.
-
Universitas Kristen Petra
25
2.1.4.5 Bagian Kamera
- Badan (Body)
Adalah bagian kamera yang sama sekali kedap cahaya. Di dalam
bagian ini
cahaya yang sudah difokuskan oleh lensa akan diatur agar tepat
membakar film
(sensor untuk kamera digital)
Kamera fotografi, biasanya ditambahkan beberapa tombol pengatur,
antara lain:
- Pengatur ASA (ISO)
- Kecepatan (Shtter Speed)
- Bukaan Diafragma (Aperture)
- Penambahan alat-alat lain seperti Flash, Lampu studio, tripod,
dan lain-
lain.
- Lensa
Alat berbentuk silinder dan ditempatkan di depan badan kamera,
berfungsi
untuk memfokuskan cahaya yang masuk kedalam kamera sehingga
menghasilkan yang sesuai ukuran film atau sensor. Lensa
dikelompokkan sesuai
panjang (focal length). Focal lengh mempengaruhi besar komposisi
gambar yang
mampu dihasilkan oleh film atau sensor. Dalam masyarakat umum,
lebih dikenal
dengan istilah zoom.
Untuk kamera SLR (Single Lens Reflect), lensa dilengkapi dengan
diafragma
yang dapat mengatur banyaknya cahaya yang masuk sesuai keinginan
fotografer
2.1.4.6. Pembagian Kamera Berdasarkan Medium Penangkap
Cahaya
- Kamera Film
Kamera ini mengganakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai
perkembangan
teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini
sangat sensitif
terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang telah
terekspos cahaya
dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang kurang
atau sama
sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan
developer,
-
Universitas Kristen Petra
26
Film yang digunakan dibedakan atas beberapa jenis yaitu:
a. Berdasarkan Ukuran Film
- Small Format (35 mm)
- Medium Format (100-120 mm)
- Large Format
Angka di atas berarti ukuran diameter film yang digunakan.
Setiap jenis ukuran
film haru mengunakan kamera yang berbeda pula.
b. Berdasarkan Jenis Bahan Film dan Kesensitivannya
- Film Hitam Putih
- Film Warna
- Film Positif
- Film Negatif
- Film Daylight
- Film Tungsten
- Film Infra Red (sensitif terhadap panas yang dipantulkan
permukaan objek)
- Kamera Digital
Kamera digital adalah sebuah alat elektronik untuk mengubah
gambar (atau
video) dengan mengganti pita film dengan sensor elektronik atau
micro chip
semi konduktor yang disebut CCD (Charged Couple Device) atau
CMOS
(Complimentary Metal-Oxide Semiconductor) sehingga data gambar
yang
dihasilkan tidak lagi optis, melainkan digital. Cara kerja
kamera digital, yaitu
sensor menyerap cahaya dari obyek, lalu cahaya diubah menjadi
data berupa
titik-titik yang jumlahnya ribuan, bahkan jutaan. Titik-titik
itu kemudian
membentuk foto. Kalau jumlah titik banyak, berarti foto yang
dihasilkan bagus
karena titiknya rapat. Sebaliknya kalau jumlah titik sedikit,
maka gambar yang
dihasilkan kurang bagus karena titiknya kurang rapat.
Jumlah titik ditentukan berdasarkan resolusi kamera. Jika sensor
kamera bagus
akan ditandai dengan kemampuan resolusi besar, misal, 10
megapixels, berarti
-
Universitas Kristen Petra
27
kemampuan kamera dalam membaca cahaya dan memindahkan cahaya
ke
dalam kamera menjadi titik-titik yang membentuk foto juga
maksimal 10
megapixels. Hasil dari pengambilan foto tersebut akan disimpan
dalam
penyimpan data yang disebut memory card. Kemampuan memory card
memiliki
kemampuan yang berbeda-beda tergantung merek, ukuran dan
kualitas foto
yang dibuat. Kamera digital modern memiliki banyak fungsi dan
alat yang sama
dapat menyimpan foto, video atau suara. Pada 2007 kamera digital
mulai
menyingkirkan kamera berbasis film dari pasaran. Ukuran kamera
digital dapat
dibuat berbagai macam ukuran dari yang besar hingga yang kecil,
sehingga
kamera digital dapat diterapkan pada teknologi Handphone.
Kamera digital dapat dibagi menjadi beberapa grup:
a. Kamera Digital Still Video
Kamera Digital Still Video adalah kamera digital jenis gambar
bergerak
yang dihentikan. Kamera ini mirip dengan kamera video
(handycam), yang
menampilkan gambar bergerak pada monitor layar LCD berukuran
kecil.
Monitor pada kamera digital still video berfungsi selain untuk
membidik juga
untuk melihat hasil bidikan. Selain itu, untuk menyesuaikan
cahaya saat
pengambilan gambar terdapat tombol pengatur pencahayaan yang
disebut
white balance.
b. Kamera diam
Kamera diam digital adalah kamera yang digunakan untuk menangkap
gambar
diam.
Biasanya golongan ini dibagi lagi menjadi dua kelompok:
- Kamera digital standar: Ini merupakan kamera digital yang
paling umum.
- Kamera SLR digital biasanya memiliki sensor sembilan kali
lebih besar dari
kamera digital standar (Pocket Camera), dan ditujukan untuk para
fotografer
professional dan orang yang serius menekuni fotografi.
c. Webcamera
Webcamera adalah kamera digital yang dihubungkan ke komputer,
digunakan
untuk telekonferensi video atau tujuan lain. Webcam dapat
menangkap gambar
video gerak dan memiliki kemampuan zoom.
-
Universitas Kristen Petra
28
d. Kamera Polaroid
Sering disebut juga dengan kamera instant, sebab gambar langsung
dihasilkan
tanpa perlu melewati proses cuci film ataupun cetak foto.
Berkerja dengan
prinsip yang hampir mirip dengan kamera film.
2.1.4.7. Pembagian Kamera Berdasarkan Teknologi Viewfinder
a. Kamera Poket
Jenis kamera yang paling populer dikalangan masyarakat umum.
Cahaya yang
melewati lensa langsung membakar medium. Kelemahan film ini
adalah
gambar yang ditangkap oleh mata akan berbeda dengan yang akan
dihasilkan
film, karena ada perbedaan sudut pandang jendela pembidik
(viewfinder)
dengan lensa. Dengan semakin maraknya teknologi digital seperti
sekarang ini
kamera pocketpun sudah banyak beralih ke era digital.
b. Kamera TLR (Twin Lens Reflect)
Kelemahan kamera poket diperbaiki oleh kamera TLR. Jendela bidik
diberikan
lensa yang identik dengan lensa di bawahnya. Namun tetap ada
kesalahan
paralaks yang ditimbulkan sebab sudut dan posisi kedua lensa
tidak sama.
Dalam fotografi, kesalahan paralaks (parallax error) adalah
kesalahan yang
disebabkan adanya penyimpangan ukuran yang pada awal
perencanaan
diabaikan. Hal ini disebabkan ukuran tersebut biasanya sangat
kecil, bahkan
mendekati nol.
Kesalahan paralaks akan menjadi sangat besar pengaruhnya jika
suatu alat
digunakan melewati batas kemampuan pengunaan di dalam desain
semula.
Misalnya di dalam alat ukur, jarak antara jarum dan papan
penunjuk sebenarnya
bukan masalah besar jika alat ukur tersebut dilihat dengan sudut
tegak lurus
terhadap mata. Tetapi jika alat ukur tersebut dilihat dari
samping akan
menyebabkan penyimpangan pengukuran cukup besar. Kesalahan
paralaks di
dalam fotografi (pada desain kamera) menyebabkan fotografer
kesulitan
menentukan komposisi foto yang dihasilkan. Karena itu diciptakan
kamera SLR
yang menghilangkan kemungkinan adanya kesalahan paralaks, namun
untuk
-
Universitas Kristen Petra
29
pemakaian umum, kamera poket yang mengandung kesalahan paralaks
tetap
dapat dipakai.
c. Kamera SLR (Single Lens Reflect)
Pada kamera SLR, cahaya yang masuk ke dalam kamera dibelokkan
langsung
ke mata fotografer sehingga fotografer mendapatkan bayangan yang
identik
dengan obyek yang akan terbentuk. Saat fotografer menekan tombol
shutter
speed, cahaya akan dibelokkan kembali ke film atau sensor.
2.1.4.8 Teknik Menciptakan Karya Fotografi yang Baik
1. Komposisi
Komposisi adalah susunan dalam foto. Komposisi disusun
berdasarkan jarak
pemotretan, keadaan cahaya dan kondisi lingkungan pada saat
proses
pemotretan.
2. Point of Interest
Pusat perhatian, hal atau sesuatu yang paling menonjol pada
foto, sehingga
mampu membuat orang langsung melihat pada obyek tertentu.
Focussing adalah kegiatan untuk mengatur ketajaman obyek foto
yang
dijadikan point of interest, yang dilakukan dengan cara memutar
ring fokus
pada lensa. Kegiatan focussing ini dapat ditiadakan apabila
kamera mampunyai
auto focus, dimana kamera secara otomatis memfokuskan ke obyek
yang
dibidik.
3. Framing
Kegiatan mengambil gambar dari suatu obyek tertentu dalam
viewfinder.
Dilakukan dengan cara memutar ring zoom untuk mendapatkan
komposisi atau
balance yang sesuai. Balance berkaitan dengan keseimbangan obyek
foto yang
akan dibidik.
-
Universitas Kristen Petra
30
2.1.4.9 Kategori komposisi berdasarkan tipe Shot
- Medium Shot (MS)
Komposisi yang dihasilkan adalah obyek yang difoto sudah
terlihat lebih besar
dibandingkan pada long shot, digunakan untuk menggambarkan
seluruh figur
maupun sosok seseorang dari bawah lutut sampai kepala, tetapi
tidak
keseluruhan setting.
- Close Up (CU)
Komposisi yang terlihat hanya obyek yang dijadikan point of
interest, digunakan
untuk menggambarkan sebagian figur, elemen subyek ditampakkan
dari bahu
sampai kepala.
- Extreme Close Up (ECU)
Digunakan untuk menggambarkan detail sebuah subyek yang hanya
ditonjolkan
elemen obyeknya, misal mata saja, hidung, dll.
- High Angle
Pemotretan dengan menempatkan obyek foto lebih rendah daripada
kamera,
sehingga yang terlihat pada kaca pembidik obyek foto terkesan
mengecil.
Disebut juga dengan "sudut pandang mata burung"
- Low Angle
Pemotretan dengan kamera yang ditempatkan lebih rendah daripada
obyek foto,
sehingga obyek foto terkesan membesar. Disebut juga dengan
"sudut pandang
mata kodok"
- Foreground
Pemotretan dengan menempatkan obyek lain didepan obyek utama.
Dengan
tujuan sebagai pembanding dan memperindah obyek utama. Obyek
yang berada
di depan obyek utama ini dapat dibuat tajam (fokus) maupun tidak
tajam
(blurring).
- Background
Kebalikan dari foreground, dengan tujuan yang sama dan dapat
pula dibuat
tajam atau tidak.
- Horizontal dan Vertical
Pemotretan dengan posisi kamera mendatar (horizontal) maupun
vertical,
sehingga didapatkan hasil pemotretan yang berbeda.
-
Universitas Kristen Petra
31
2.1.4.10. Peralatan Dalam Fotografi
1. Filter
Filter digunakan sebagai penunjang. Filter sering dikatakan
sebagai penyaring.
Bentuk-bentuk Filter :
- Screw-Type, memiliki ulir dan sepasang langsung pada bagian
depan lensa.
- Cokm-Type, yang mempergunakan filter holder yang disekrup pada
bagian
depan lensa
Jenis Filter berdasarkan fungsinya
- Filter Ultra Violet : berfungsi menyaring sinar-sinar ultra
violet yang banyak
dijumpai di tempat-tempat terbuka, seperti pantai, pegunungan,
terutama pada
cerah hari.
- Filter Skylight, fungsinya serupa dengan filter ultra violet,
hanya saja lebih
diajukan pada penggunaan warna foto.
- Filter Polarisasi, fungsinya menyaring sinar-sinar yang
terpolarisir sehingga
menjernihkan hasil foto, pada kondisi tertentu dapat membantu
menambah
kecemerlangan hasil gambar.
- Filter Neutral Density, digunakan untuk tujuan tertentu,
seperti saat kita
memakai bukaan diafragma besar atau kecepatan rana lambat.
- Filter Kreatif
Filter kreatif mempunyai banyak variasi yang dapat disesuaikan
dengan
kebutuhan, antara lain filter gradual, multi image, sunrise dan
sunset dan lain-
lain.
- Filter untuk foto hitam putih
Filter yang digunakan pada foto hitam putih antara lain:
kuning (memberikan penampilan dengan kontras yang lebih baik
antara langit,
awan dan pemandangan), oranye (menyerap sinar wama biru dan
hijau), hijau
(menyerah sinar biru dan merah) dan merah (menyerap sinar biru
total,
menghasilkan warna langit gelap)
-
Universitas Kristen Petra
32
Berdasarkan fungsinya Lensa dibagi menjadi beberapa jenis yaitu
:
Prime Lens : Lensa yang hanya mempunyai satu ukuran jarak (focal
length).
Zoom Lens : Lensa dengan berbagai jarak sudut pandang (focal
length).
Wide-Angel Lens : Lensa dengan jarak sudut pandang lebih pendek
dari ukuran
normal dan memiliki sudut pandang lebih lebar dari mata
manusia.
Telephoto Lens : Lensa dengan sudut pandang lebih jauh nari
nornal, lensa ini
memberikan keleluasaan untuk melakukan pemotretan jarak
jauh, seperti pada pemotretan olah raga.
Fish Eye Lens : Lensa dengan jarak sudut pandang terlebar dengan
tingkat distorsi
yang tinggi sehingga foto menjadi lebih dramatis
Macro Lens : Lensa dengan sudut pandang sangat sangat pendek,
digunakan
dalam pemotretan benda-benda keci
2.1.5. Tinjauan Pelestarian Penyu
Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap
„penyu'
sering mengakibatkan eksploitasi secara ilegal penyu–penyu yg
sudah hampir
punah. Pada kesempatan ini akan dijabarkan secara umum definisi
beserta prinsip-
prinsip umum yang kiranya mampu menghantar pada pemahaman dasar
akan
„penyu', baik pada lingkup nasional maupun internasional.
Terlebih dahulu perlu
diketahui bahwa Indonesia telah menjadi sorotan di mata dunia
Internasional, itu
terjadi karena banyak yang mengkonsumsi telur-telur dan daging
dari penyu hijau.
Maka dari itu Indonesia harus memajukan serta melindungi
kelestarian kehidupan
dari penyu-penyu tersebut. Dimulai dengan mendiseminasikan
definisi „Penyu'
kepada masyarakat luas, seperti tercakup dalam Undang – Undang
No. 5 tahun
1994 dan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 telah
mencanangkan untuk
melindungi penyu dari kepunahan akibat eksploitasi manusia, baik
terhadap telur,
daging, maupun karapasnya yang digunakan sebagai hiasan. Meski
begitu,
kecenderungan timbulnya kebingungan akan masa pemberlakuan
definisi tersebut
membutuhkan penjelasan lebih lanjut.
-
Universitas Kristen Petra
33
Indonesia memiliki jumlah pulau yang mencapai 17.508 buah dan
panjang
pantai sekitar 81.000 km. Kondisi itu menjadikan Indonesia
sebagai negara
kepulauan terbesar di dunia.Ini merupakan habitat yang cocok
untuk penangkaran
penyu terutama pada daerah – daerah pantai berpasir. Penyu sudah
ada sejak 150
juta tahun yang lalu, dan bahkan sebelum zaman dinosaurus. Enam
spesies penyu
dari tujuh spesies penyu di dunia terdapat di Indonesia (Halim
dan Dermawan,
1999). Keenam spesies penyu tersebut adalah :
(1) penyu sisik (Eretmochelys imbricata),
mengkonsumsi spons atau bunga karang.
(2) penyu lekang (Lepidochelys olivacea),
mengkonsumsi cakupan jenis makanan yang cukup luas.
(3) penyu belimbing (Dermochelys coriacea),
mengkonsumsi ubur-ubur.
(4) penyu hijau (Chelonia mydas),
mengkonsumsi rumput laut ( paling banyak diburu dagingnya )
(5) penyu tempayan (Caretta caretta),
mengkonsumsi remis besar,kepiting dan bulu babi.
(6) penyu pipih (Natator depresus),
mengkonsumsi cumi-cumi,ketimun laut dan kerang-kerangan.
sedangkan yang tidak ada di Indonesia adalah Lepidochelys kempi.
Spesies
ini hanya hidup di laut Atlantik, khususnya pada kawasan pantai
Amerika dan
Meksiko (Nuitja, 1996 dikutip Halim dan Dermawan, 1999).
2.1.5.1. Ciri-ciri Biologis Penyu
- Penyu termasuk dalam kelas reptilian laut.
- Penyu bernafas dengan paru-paru.
- Penyu bertelur namun tidak menjaga telur-telurnya hingga
menetas.
- Penyu dapat merespon getaran suara yang lemah.
- Jika naik ke daratan, penyu akan mengeluarkan cairan garam
dari matanya untuk
menyeimbangkan kadar garam dalam tubuhnya, ini yang terlihat
seperti air
mata.
-
Universitas Kristen Petra
34
- Penyu belimbing biasanya menyelam sampai kedalaman 100 meter
lebih untuk
mencari ubur-ubur.
- Penyu hijau dapat menyelam selama 5 jam.
- Penyu sisik hanya dapat menyelam selama 35-45 menit.
- Penyu merupakan perenang handal, penyu hijau dapat berenang
dengan
kecepatan 1.5-2.5 km/jam, sedangkan penyu belimbing 1.5-9.3
km/jam.
Eksploitasi yang dilakukan terhadap penyu dengan pengambilan
telur,
daging, sisiknya masih berlanjut meskipun dengan cara
sembunyi-sembunyi atau
ilegal. Sebagian orang awam meyakini bahwa dengan mengkonsumsi
daging
penyu dan telurnya dapat meningkatkan vitalitas dan gairah
seksual. problem yang
merupakan berdampak negatif terhadap kehidupan penyu. Selain itu
perusakan
habitatnya seperti perusakan terumbu karang dan pesisir pantai.
Upaya
penyuluhan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi
tekanan
terhadap organisme penyu ini dan habitatnya kalah cepat dengan
eksploitasi
penyu sehingga kelestarian organisme ini terancam, populasinya
kini terus
berkurang, bahkan terancam punah. Penyediaan secara alami
penyu-penyu telah
terkalahkan oleh pemanfaatan berlebihan manusia. Karena itu
upaya penangkaran
dianggap paling efektif dalam melestarikan hewan langkah ini.
Dengan cara
seperti dapat mengurangi pemanfaatan telur-telur, daging dan
sisik penyu secara
illegal.
2.1.5.2. Tujuan Penangkaran
Pada hakikatnya setiap organisme dapat dimanfaatkan manusia
termasuk
penyu, bila berasal dari hasil penangkaran. Sekarang bukan
saatnya lagi hanya
bergantung dari penyediaan alam, ditambah hampir punahnya
orgnanisme ini
akibat pemanfaatan yang berlebihan maupun habitatnya sudah tidak
dapat di
selamatkan lagi. Dengan alsana itu tujuan penangkaran penyu
adalah untuk:
- Mendapatkan spesimen penyu dalam jumlah, mutu, kemurnian jenis
dan
keanekaragaman genetik yang terjamin, untuk kepentingan
pelestarian
sehingga mengurangi kontak langsung terhadap populasi di
alam.
-
Universitas Kristen Petra
35
- Mendapatkan kepastian secara administratif maupun secara fisik
bahwa
pemanfaatan spesimen penyu yang dinyatakan berasal dari
kegiatan
penangkaran adalah benar-benar berasal dari kegiatan
penangkaran.
Penyu merupakan keluarga dari hewan reptil yang hidup di laut
dan
sebagian besar waktunya dihabiskan di sana. Pada dasarnya hewan
penyu punya
peran dan fungsi atau memiliki nilai untuk kehidupan ini.
Berikut ini peran penyu
dalam kehidupan :
1. Hewan ini hidup di tempat atau daerah yang bebas polusi atau
tercemar
(karena penyu bernafas dengan paru-paru).
2. Memberikan makan ikan atau biota laut sekitarnya dengan
sisa
metabolisme penyu tersebut.
3. Melindungi ikan atau biota laut kecil dari predator.
4. Melindungi penyu juga berarti harus merawat dan melindungi
pantai juga
perairan laut tempat penyu hidup, kemudian pada akhirnya manusia
juga
yang diuntungkan.
5. Memindahkan unsur hara dari tempat subur ke tempat lainnya
pada saat
bermigrasi, sehingga daerah yang dilewatinya menjadi subur
2.1.5.3. Prilaku Penyu Bertelur
Setelah masa kawin berakhir dan sudah saatnya bertelur, penyu
betina
akan naik ke pantai. Seekor induk penyu rata-rata naik ke pantai
5 kali dalam 1
masa peneluran, dengan selang waktu 2 minggu. Induk penyu akan
kembali ke
pantai yang sama untuk bertelur setelah 2-3 tahun, biasanya
waktu yang dipilih
adalah malam hari karena suhu lebih dingin dan sedikit
pemangsa.
Penyu dapat menelurkan 50-100 butir telur, tergantung jenis,
dengan
kedalaman sarang 50-80 cm. Telur penyu memiliki tekstur dan
karakter kulit yang
sangat lembut. Penyu betina tidak akan menjaga sarangnya,
setelah selesai
bertelur induk penyu akan menutup sarangnya dengan pasir
menggunakan sirip
pendayung bagian belakang, kemudian kembali ke laut. Proses
bertelur ini terjadi
kurang lebih selama 3 jam.
-
Universitas Kristen Petra
36
2.1.5.4. Tukik
Setelah selesai bertelur, induk akan kembali kelaut. Masa
pengeraman
telur penyu adalah 45-60 hari, suhu sarang akan menentukan jenis
kelamin tukik.
Suhu yang rendah akan menghasilkan lebih banyak jantan dan
sebaliknya. Tukik
yang baru menetas akan mencari jalan ke permukaan sarang selama
3-7 hari,
kemudian tukik akan keluar dari sarang pada malam hari karena
suhulebih dingin
dan ancaman pemangsa sedikit. Tukik akan langsung menuju laut,
dari 1000 ekor
tukik hanya 1 yang akan bertahan sampai dewasa yaitu 20-50
tahun.
2.1.5.5. Undang-undang
Dengan masuknya penyu sebagai satwa dilindungi mempunyai arti
yang
penting dalam upaya pelestarian penyu di Indonesia. Sehingga
yang paling
penting adalah bagaimana proses penegakan hukum ini dapat
dijalankan.
Keberadaan penyu telah dilindungi baik secara nasional maupun
internasional.
Jenis penyu yang pertama kali statusnya dilindungi oleh
Indonesia adalah
jenis penyu Blimbing (Dermochelys coriacea) melalui Keputusan
Menteri
Pertanian No.327/Kpts/Um/5/1978, kemudian disusul oleh penyu
Lekang
(Lepidochelys olivacea) dan Tempayan (Caretta caretta) melalui
Keputusan
Menteri Pertanian No. 716/Kpts/-10/1980
Pada tahun 1990 pemerintah RI kembali mengeluarkan
Undang-Undang
No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan
Ekosistemnya. Dimana dialamnya terdapat pasal-pasal penting
tentang satwa
dilindungi, seperti berikut ini.
Pasal21
(2) Setiap orang dilarang untuk : menangkap, melukai, membunuh,
menyimpan,
memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang
dilindungi
dalam keadaan hidup;
a.) menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan
memperniagakan satwa
yang dilindungi dalam keadaan mati;
-
Universitas Kristen Petra
37
b.) mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di
Indonesia ke tempat
lain di dalam atau di luar Indonesia;
c.) memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau
bagian-bagian
lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari
bagian-bagian
tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia
ke
tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;
d.) mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan
atau
memiliki telur dan atau sarang satwa yang dillindungi.
Pasal 40
(2) Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) serta
Pasal 33 ayat (3)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling
banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pada tahun 1992 pemerintah Indonesia kembali melindungi penyu
pipih
(Natator depressus) melalui Keputusan Menteri Kehutanan No.
882/Kpts/-II/92,
kemudian disusul 4 tahun kemudian dengan melindungi penyu
sisik
(Eretmochelys imbricata) melalui Keputusan Menteri Kehutanan No.
771/Kpts/-
II/1996. Sampai dengan saat ini hanya penyu hijau (Celonia
mydas) yang belum
dilindungi, walaupun pada era tahun 90an Greenpeace sempat
meluncurkan hasil
investigasi tentang perdagangan penyu di Bali.
Akhirnya dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No.7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan
Satwa,
semua penyu termasuk penyu hijau (Celonia mydas) statusnya
dilindungi (dapat
dilihat di lampiran PP 7/199). Pada tahun yang sama juga
dikeluarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No.8 Tahun 1999 tentang
Pemanfaatan Jenis
Tumbuhan dan Satwa.
Secara internasional semua jenis penyu juga dilindungi melalu
konvensi
CITES (Convention on International Trade of Endangered Species
of Flora and
-
Universitas Kristen Petra
38
Fauna) dimana penyu masuk adalam Appendix I CITES yang berarti
perdagangan
secara internasional adalah dilarang. Sampai dengan saat ini
jumlah negara yang
meratifikasi konvensi CITES 174 negara yang umum disebut
parties. Indonesia
telah meratifikasi konvensi ini semenjak tahun 1978.
-
Universitas Kristen Petra
39
2.1.6. Pulau Serangan
Gambar 2.1. Pulau Serangan
Sumber : Europa Technologies, Digital Globe (2006)
Adalah sebuah pulau kecil yang terletak 500 meter di sebelah
selatan Kota
Denpasar, Bali. Pulau yang memiliki panjang maksium 2,9 km dan
lebar 1 km ini
secara administratif termasuk wilayah Kota Denpasar, Bali.
2.1.7. Pulau Bali
Gambar 2.2. Pulau Bali
Sumber : Pariwisata-Pulau Bali (2009)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Denpasarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Denpasarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Denpasarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Balihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Denpasarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bali
-
Universitas Kristen Petra
40
2.1.7.1. Letak Geografis
Secara geografis Provinsi Bali terletak pada 8°3'40" - 8°50'48"
Lintang
Selatan dan 114°25'53" - 115°42'40" Bujur Timur. Relief dan
topografi Pulau Bali
di tengah-tengah terbentang pegunungan yang memanjang dari barat
ke
timur.Provinsi Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau
Lombok. Batas
fisiknya adalah sebagai berikut:
- Utara : Laut Bali
- Timur : Selat Lombok (Provinsi Nusa Tenggara Barat)
- Selatan : Samudera Indonesia
- Barat :Selat Bali (Propinsi Jawa Timur)
Secara administrasi, Provinsi Bali terbagi menjadi delapan
kabupaten dan
satu kota, yaitu Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar,
Karangasem,
Klungkung, Bangli, Buleleng, dan Kota Denpasar yang juga
merupakan ibukota
provinsi. Selain Pulau Bali Provinsi Bali juga terdiri dari
pulau-pulau kecil
lainnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa
Ceningan di
wilayah Kabupaten Klungkung, Pulau Serangan di wilayah Kota
Denpasar, dan
Pulau Menjangan di Kabupaten Buleleng. Luas total wilayah
Provinsi Bali adalah
5.634,40 ha dengan panjang pantai mencapai 529 km.
Tabel Luas Wilayah Tiap Kabupaten di Provinsi Bali
Tabel 2.1. Tabel Luas wilayah Tiap Kabupaten di Provinsi
Bali
Sumber : Pariwisata-Pulau Bali (2009)
-
Universitas Kristen Petra
41
2.2. Data Primer
2.2.1. Wawancara
Data primer yang didapat dari wawancara yaitu antara lain
adalah
menanyakan kegiatan yang di lakukan di pusat pendidikan dan
konservasi penyu
di Desa Pekaram, Serangan Bali. Kegiatan yang di lakukan adalah
:
- Melakukan penyelamatan telur-telur penyu dari berbagai tempat,
seperti
pantai Suka Made ( Banyuwangi, Jawa Timur ), Prancak ( Negara,
Bali ).
- Melakukan rehabiltasi penyu-penyu yang sakit, penyu-penyu
yang
terdampar baik itu masih kecil ( tukik ) atau yang sudah
besar.
- Memberikan pendidikan tentang penyu kepada para wisatawan,
anak-
anak, pelajar dan masyarakat.
- Setiap tamu yang datang dapat memberikan donatur untuk
membantu
pelestarian penyu.
- Ada 2 jenis program pelestarian yang dilakukan yaitu, pertama
EX-SITU
melakukan usaha pelestarian di luar habitat alam aslinya. Kedua
IN-SITU
melakukan usaha pelestarian langsung di habitat alam
aslinya.
Jenis penyu yang dilestarikan di konservasi ini adalah penyu
hijau, penyu
sisik, dan penyu lekang. Setiap 2 hari sekali kolam penangkaran
dibersihkan, guna
menjaga kesehatan penyu itu sendiri. Pemberian makan dilakukan 3
kali sehari.
Praktik perdagangan penyu secara ilegal masih berlangsung,
menjadikan
penyu sebagai tontonan tanpa mempedulikan kebersihan kolam untuk
kepentingan
pribadi. Polusi dan pencemaran lingkungan juga menjadi salah
satu penyebab
berkurangnya populasi penyu. Pantai dan air laut yang tak lagi
bersih, sampah dan
sisa pembuangan bahan bakar kapal membuat penyu bermigrasi ke
tempat yang
lebih bersih.
-
Universitas Kristen Petra
42
2.2.2. Survei
Dari data survey hanya diperoleh bagaimanakah lokasi atau
keadaan
tempat pusat pendidikan dan konservasi penyu di Desa Pekaram,
Serangan Bali.
Hanya mempersiapkan apakah yang dapat terjadi di lapangan dan
bagaimana cara
mengantisipasi masalah yang mungkin terjadi. Juga untuk
persiapan pada hari H
peralatan apa sajakah yang harus di bawa agar dapat maksimal
pada saat eksekusi.
2.2.3. Dokumentasi
-
Universitas Kristen Petra
43
Gambar 2.3. Dokumentasi
2.3. Data Sekunder
2.3.1. Internet
Pencarian data melalui internet, memperoleh data–data yang
sebagian
sudah dituliskan di landasan teori di atas. Selain itu data dari
internet yang
-
Universitas Kristen Petra
44
diperoleh dan lokasi tempat pusat pendidikan dan konservasi
penyu di Serangan,
desa Serangan dan Negara yang tepat sehingga dapat menghasilkan
foto yang
maksimal. Beberapa situs yang menyediakan data-data yang di
perlukan :
- www.profauna.org
- www.balipost.co.id
- www.suarapembaruan.com
- www.indosmarin.com
- www.wwf.or.id
- www.tourdebali.com
- www.emperordeva.wordpress.com
- www.balivetman.wordpress.com
- www.balebengong.net
2.3.2. Referensi Visual
Referensi visual yang dimaksud disini yaitu seperti buku atau
majalah.
Dari buku atau majalah ini diperoleh pengertian – pengertian
tentang fotografi dan
teknik fotografi. Biografi seorang fotografer juga tercantum
dalam buku yang
dibaca.
- Thomas Mangelsen
Gambar 2.4. Thomas Mangelsen
Sumber : Mangelsen (2009)
http://www.profauna.org/http://www.balipost.co.id/http://www.suarapembaruan.com/http://www.indosmarin.com/http://www.wwf.or.id/http://www.tourdebali.com/http://www.emperordeva.wordpress.com/http://www.balivetman.wordpress.com/http://www.mangelsen.com/
-
Universitas Kristen Petra
45
Gambar 2.5. Winter's Cache - Red Squirrel
Sumber : Mangelsen (2009)
“ Saya bertumbuh untuk melihat segala sesuatu secara berbeda,
sekarang
saya lebih banyak melihat secara abstrak. Tetapi saya tidak lupa
pada akar saya,
saya tidak mau memotret satu hal yang sama lagi dan lagi. Saya
banyak melihat
fotografer yang hanya tahu auto-focus dan auto-exposure,
fotografi lebih dari pada
itu. Untuk mendapat gambar yang mengesankan, anda butuh
memaksimalkan
keahlian anda dengan kamera”
Thomas Mangelsen termasuk 100 orang penting dalam fotografi
di
Amerika. Tom bekerja sebagai cinematografi dan fotografer. Film
Nasional
Geographic buatannya, “Flight of the Whooping Crane“ , wildlife
photographer
of the year (by BBC & British Gas 1994) dan one of Nikon’s
Legends Behind the
lens (2005). ( Lowepro, Vision. 2007/2008, p.18).
http://www.mangelsen.com/
-
Universitas Kristen Petra
46
2.4. Analisa Data dan Kesimpulan
Data – data yang diperoleh secara primer maupun sekunder
dapat
disimpulkan dan saling melengkapi. Pada data primer, didapat
proses kegiatan
pelestarian penyu di pusat pendidikan dan konservasi penyu di
Desa Pekraman,
Serangan Bali. Sedangkan pada data sekunder diperoleh data
secara umum dan
dengan kosa kata yang lebih formal. Karena pada proses wawancara
yang
diwawancarai adalah masyarakat setempat sehingga kosakata yang
digunakan
juga merupakan kosakata daerah setempat.
Kesimpulan dari data – data diatas dapat disimpulkan bahwa
proses
pelestarian penyu di pulau Bali terasa masih kurang, dan masih
saja ada yang
mengeksploitasinya . Fakta ini berdasarkan data dari Investigasi
ProFauna
Indonesia tahun 1999 menunjukkan sekitar 27.000 ekor penyu yang
dibantai di
Bali. Untuk jenis penyu hijau, dimanfaatkan dagingnya, sementara
jenis penyu
sisik diambil karapasnya ( cangkangnya ) sebagai bahan baku
pembuatan
souvenir.
“ Data terakhir tentang perdagangan penyu sisik adalah pada
tahun 1987
dimana diperkirakan 44,411 Kg bekko yang berasal dari Indonesia
dikirim dari
Singapore ke Jepang (Milliken and Tokunaga, 1987). Sementara
pada tahun 1988
Greenpeace menemukan lebih dari 12 ton sisik penyu dari 20.000
penyu sisik
dewasa serta remaja di Makasar Sulawesi Selatan” (Greenpeace
International,
1989).
” Meskipun kaya, namun Indonesia dikenal juga sebagai negara
yang
memiliki daftar panjang tentang satwa liar yang terancam punah.
Saat ini jumlah
jenis satwa liar Indonesia yang terancam punah adalah 147 jenis
mamalia, 114
jenis burung, 28 jenis reptil, 91 jenis ikan dan 28 jenis
invertebrate” (IUCN,
2003).
Kemudian untuk mendapatkan hasil foto yang maksimal dari suatu
keadaan
dibutuhkan teknik yang tepat dan peralatan yang mendukung.
master index: back to toc: help: ukp: