12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 E-learning 2.1.1.1 Sejarah Perkembangan E-learning Perkembangan dan kemajuan internet, memberikan sebuah cara dalam hal mengatasi keterbatasan (ruang, tempat, waktu) dalam proses belajar mengajar yang menuntut mahasiswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang semakin berkembang dan tak terbatas ini. E-learning adalah sebuah cara yang memungkinkan proses belajar mengajar menjadi lebih mudah dan fleksibel, dengan menggunakan media elektronik, seperti komputer dan internet, agar bisa memperoleh materi dan pengetahuan secara aktif dan mandiri oleh mahasiswa itu sendiri (Journal ComTech, 2010). Asal-usul istilah e-learning tidak pasti, ada yang mengatakan istilah ini berkembang mulai dari tahun 1980-an, dan dalam jangka waktu yang sama e-learning dikatakan sebagai belajar online. Definisi e- learning sudah banyak dikembangkan oleh beberapa penulis, baik secara eksplisit maupun secara spesifik dalam artikel mereka. Semua definisi yang tertulis tentang e-learning memiliki pertentangan satu sama lain yang dilihat dari perbandingan karakteristiknya (Moore Deane Galyen, International Journal 2010).
29
Embed
BAB II LANDASAN TEORI - Binus Library 2.p… · 2.1.1.1 Sejarah Perkembangan E-learning Perkembangan dan kemajuan internet, memberikan sebuah cara dalam hal mengatasi keterbatasan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori 2.1.1 E-learning
2.1.1.1 Sejarah Perkembangan E-learning
Perkembangan dan kemajuan internet, memberikan sebuah cara
dalam hal mengatasi keterbatasan (ruang, tempat, waktu) dalam proses
belajar mengajar yang menuntut mahasiswa untuk memperoleh ilmu
pengetahuan yang semakin berkembang dan tak terbatas ini. E-learning
adalah sebuah cara yang memungkinkan proses belajar mengajar menjadi
lebih mudah dan fleksibel, dengan menggunakan media elektronik, seperti
komputer dan internet, agar bisa memperoleh materi dan pengetahuan
secara aktif dan mandiri oleh mahasiswa itu sendiri (Journal ComTech,
2010).
Asal-usul istilah e-learning tidak pasti, ada yang mengatakan
istilah ini berkembang mulai dari tahun 1980-an, dan dalam jangka waktu
yang sama e-learning dikatakan sebagai belajar online. Definisi e-
learning sudah banyak dikembangkan oleh beberapa penulis, baik secara
eksplisit maupun secara spesifik dalam artikel mereka. Semua definisi
yang tertulis tentang e-learning memiliki pertentangan satu sama lain yang
dilihat dari perbandingan karakteristiknya (Moore Deane Galyen,
International Journal 2010).
13
Secara garis besar sistem e-learning dibangun oleh tiga komponen,
yaitu konten e-learning, content management systems, dan learning
management systems. Content management systems (CMS) merupakan
sistem aplikasi yang berguna untuk memfasilitasi dan mengelola proses-
proses pengunggahan, pengarsipan, pencarian, dan penghapusan konten
atau informasi secara lebih mudah dan sistematis (Gartika dan Rita, 2013).
Learning Management Systems (LMS) merupakan sebuah
tool/software untuk membuat dan mengatur suatu pembelajaran yang
berkesinambungan secara online, misalnya perkuliahan online.
Perkuliahan online dapat dibayangkan dengan banyaknya halaman-
halaman web, gambar-gambar, animasi ataupun quiz yang dilakukan
secara online. Hal itu membutuhkan adanya forum diskusi antara dosen
dan mahasiswa (Gartika dan Rita, 2013).
E-learning berkembang dengan dukungan penuh teknologi
informasi. e-learning berkembang tidak sebatas karena munculnya
teknologi-teknologi software baru melainkan lebih luas mencakup pula
perkembangan teknologi perangkat komputer dan networking. e-learning
dikembangkan dari aspek pembelajaran dan aspek teknologi, dan
keberhasilan e-learning mencakup perpaduan aspek teknologi software
dan hardware and networking/communication (Gartika dan Rita, 2013).
Learning Management System (LMS) berfungsi menyimpan,
mengelola, dan mendistribusikan berbagai material pelatihan atau ujian
yang telah disiapkan. LMS dilengkapi dengan catalog online sehingga
14
pembelajar dapat mengakses, memilih, dan menjalankan berbagai materi
pelatihan yang ada. LMS mampu mencatat log atau tracking aktivitas
setiap pembelajar yang memeanfaatkan e-learning (Gartika dan Rita,
2013).
2.1.1.2 Pengertian E-learning
Istilah e-learning mengandung arti yang sangat luas, sehingga
banyak pakar yang menguraikan pengertian e-learning dari berbagai sudut
pandang yang berbeda satu sama lain. Menurut Bell (2007) e-learning
merupakan suatu penawaran yang unik dari segi fleksibilitas dan kontrol,
yang artinya seorang pelajar dapat memilih tempat dan waktu belajar
mereka serta dapat mengatur kegiatan pembelajaran yang ada. Sedangkan
menurut Clark dan Meyer (2008) e-learning sebagai instruksi yang
disampaikan melalui komputer yang dirancang untuk mendukung
pembelajaran seseorang. Secara garis besar, dapat disimpulkan e-learning
merupakan metode pembelajaran secara elektronik yang menggunakan
media internet dengan tersampaikannya bahan ajar kepada pengguna.
Berikut ini merupakan beberapa penggunaan terminologi yang
sering digunakan dalam menggantikan e-learning, yaitu (Romi, 2008):
1. Online learning
2. Software Learning
3. Multimedia Learning
4. Computer based learning
15
Menurut Romi (2008), secara garis besar terminologi diatas dapat
diwakili oleh e-learning, baik dalam perspektif umum (online learning,
computer based learning) maupun dalam perspektif komponen e-learning
(multimedia learning sebagai komponen e-learning content dan software
learning sebagai komponen e-learning system).
Matthew Comerchero dalam Bloomsburg (2006) mendefinisikan e-
learning adalah sarana pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri,
komunikasi, efisiensi, dan teknologi, karena ada keterbatasan dalam
interaksi sosial, mahasiswa harus menjaga diri mereka tetap termotivasi.
E-learning efisien karena mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi.
Jarak dieliminasi karena isi dari e-learning didesain dengan media yang
dapat diakses dari terminal komputer yang memiliki peralatan yang sesuai
dan sarana teknologi lainnya yang dapat mengakses jaringan atau Internet.
Rosenberg (2001) mendefinisikan e-learning sebagai fenomena
jaringan memungkinkan untuk revisi instan dan distribusi. E-learning
melampaui pelatihan dan instruksi kepada penyampaian informasi dan alat
untuk meningkatkan kinerja. Manfaat e-learning banyak termasuk
efektivitas biaya, meningkatkan responsif terhadap perubahan, konsistensi,
konten tepat waktu, aksesibilitas yang fleksibel, dan menyediakan nilai
pelanggan.
16
2.1.1.3 Tipe E-learning
Dengan adanya bermacam-macam penggunaan e-learning
sekarang ini, tipe dari e-learning dibedakan menjadi dua model
pembelajaran. Menurut Rosen (2009) ada dua tipe penyampaian dalam e-
learning itu sendiri, yaitu synchronous dan asynchronous.
1. Penyampaian secara synchronous
Pertemuan antara mahasiswa dan dosen yang ditentukan
oleh waktu untuk melakukan proses pembelajaran.
2. Penyampaian secara asynchronous
Mahasiswa menggunakan materi yang disediakan melalui
website untuk digunakan setiap waktu, sehingga mahasiswa
dapat mengakses bahan ajar sesuai kebutuhan.
Menurut Effendy dan Zhuang (2005) synchronous adalah
mahasiswa dan dosen berada dalam waktu yang sama dalam melakukan
proses pembelajaran sehingga interaksi langsung antar mahasiswa dan
dosen dapat terlaksana dengan baik. Pelatihan ini mirip dengan kelas
seperti biasanya, hanya saja ini bersifat online. Sedangkan, asynchronous
adalah mahasiswa dan dosen berada dalam waktu yang berbeda dalam
proses pembelajaran sehingga mahasiswa dapat melakukan kegiatan
pembelajaran setiap saat. Pembelajaran ini memang tidak memungkinkan
mahasiswa dan dosen berada dalam waktu yang sama, namun interaksi
tersebut dapat dilakukan secara tidak langsung melalui email maupun
forum diskusi di website.
17
2.1.1.4 Karakteristik E-learning
E-learning tidak hanya mencakup metode dan konten pembelajaran
yang disampaikan melalui CD-ROM, Internet atau Intranet (Benson et al,
2004; Clark, 2002) tetapi juga termasuk audio dan video. Berikut ini
merupakan karakateristik dari e-learning menurut para ahli :
Tabel 2.1 Karakteristik E-learning
NO Author Year of Publication
Book Title Characteristics of E-learning
1. Clark, Ruth Colvin, Mayer, Richard E.
2003 E-learning and the science of instruction : proven guidelines for consumers and designers of multimedia learning
- Mencakup isi yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
- Menggunakan metode-metode pengajaran seperti contoh-contoh dan latihan untuk mendukung pembelajaran.
- Menggunakan elemen media, seperti kata-kata dan gambar untuk mengantarkan isi dan metode.
- Pembelajaran dapat langsung dengan instruktur (synchronous) ataupun secara individu (asynchronous).
- Membangun ilmu dan keahlian baru yang terkait dengan tujuan pembelajaran secara individu atau untuk meningkatkan kinerja organisasi.
18
2. Gartika Rahmasari dan Rita Rismiati
2013 e-learning : Pembelajaran Jarak
Jauh
- Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana dosen dan mahasiswa, mahasiswa dan sesama mahasiswa, dapat berkomunikasi dengan relative mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
- Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh dosen dan mahasiswa kapan saja, dimana saja, ketika yang bersangkutan memerlukannya.
- Jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat dikomputer.
- Menggunakan jasa internet sebagai media utama. Internet memberikan sumber aja yang sangat lengkap sehingga peran pengajar dalam proses pendidikan tidak terlalu vital.
Sehubungan dengan karakteristik di atas, berbagai elemen yang terdapat
dalam sistem e-learning yaitu sebagai berikut (Gartika dan Rita, 2013) :
1. Soal-soal
Materi yang disediakan dalam bentuk modul, adanya soal-soal yang
disediakan dan hasil pengerjaannya dapat ditampilkan. Hasil tersebut dapat
dijadikan sebagai tolok ukur dan mahasiswa mendapatkan apa yang dibutuhkan.
2. Komunitas
Mahasiswa dapat mengembangkan komunitas online untuk memperoleh
dukungan dan berbagi informasi yang saling menguntungkan.
3. Pengajar Online
Dosen selalu online untuk memberikan arahan kepada para pelajar,
menjawab pertanyaan, dan membantu dalam diskusi.
4. Kesempatan Bekerja Sama
19
Dalam sistem e-learning terdapat perangkat lunak yang dapat mengatur
pertemuan online sehingga belajar dapat dilakukan secara bersamaan atau
realtime tanpa kendala jarak.
5. Multimedia
Penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan teknologi audio dan
video sehingga menarik minat dalam belajar.
2.1.1.5 Fungsi E-learning
Menurut Siahaan (2004) menyatakan bahwa setidaknya ada tiga fungsi
pembelajaran elektronik (e-learning) terhadap kegiatan pembelajaran antara
pengajar dan peserta didik, yaitu :
1. Suplemen (tambahan)
e-learning dikatakan berfungsi sebagai suplemen jika peserta didik
memiliki kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran
elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban atau keharusan bagi
peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya
opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan
pengetahuan atau wawasan.
2. Komplemen (pelengkap)
e-learning dikatakan berfungsi sebagai komplemen jika materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran
yang diterima peserta didik.
3. Subtitusi (pengganti)
20
e-learning dapat dikatakan sebagai subtitusi jika e-learning dilakukan
sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-model
kegiatan pembelajaran. Terdapat tiga model pembelajaran yang dapat dipilih,
yaitu :
- Sepenuhnya secara tatap muka
- Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, dan
- Sepenuhnya melalui internet.
2.1.1.6 Kelebihan dan Kekurangan E-learning
1. Kelebihan e-learning (Gartika dan Rita, 2013)
- Proses pemebelajaran menjadi fleksibel karena mahasiswa dapat belajar
dimana saja dan kapan saja.
- Akses pendidikan menjadi lebih mudah
- Materi pembelajaran menjadi lebih lengkap
- Proses belajar menjadi lebih hidup dan terbuka
- Efektivitas pembelajaran meningkat
- Waktu pembelajaran menjadi lebih hemat
- Biaya perjalanan mahasiswa berkurang karena tidak harus datang ke
kampus
- Wilayah geografis jangkauan pembelajaran lebih luas
- Mahasiswa terlatih untuk lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu
pengetahuan
2. Kekurangan e-learning (Effendi dan Heritl, 2008)
- Kurangnya penguasaan komputer
21
- Mahasiswa merasa terisolasi
- Mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi
cenderung gagal
- Tidak disemua tempat tersedia fasilitas internet
- Proses pembelajaran cenderung kea rah pelatihan daripada pendidikan
- Berubahnya peran pengajar yang semula menguasai teknik secara
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknkik pembelajaran yang
menggunakan ICT.
- Kurangnya interaksi antara mahasiswa dan dosen, mahasiswa dan
mahasiswa lainya yang dapat memperlambat terbentuknya nilai dalam
proses pembelajaran.
2.1.2 Online Learning
2.1.2.1 Sejarah Perkembangan Online Learning
Online learning merupakan bagian dari e-learning dimana terminologi
yang digunakan oleh e-learning merujuk pada online learning itu sendiri.
Online learning merupakan versi pembelajaran yang baru dari tahap
konvensional ke tahap online, dimana awalnya para peserta didik belajar
secara tatap muka kemudian dikembangkan menjadi belajar melalui media
internet atau dapat dikatakan sebagai belajar online.
Menurut King, Young, Drivere-Richmond, dan Schrader (2001)
tidak mendukung adanya pembelajaran jarak jauh ataupun pendidikan
jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh diartikan sebagai kemampuan
seseorang menerima pengetahuan, sedangkan pendidikan jarak jauh adalah
22
kegiatan yang dilakukan dalam belajar dan keduanya masih dibatasi oleh
perbedaan waktu dan tempat (Volery & Lord, 2000). Pembelajaran
seharusnya tidak boleh dibatasi oleh waktu dan tempat, tetapi
pembelajaran harus didapatkan secara langusng oleh setiap orang agar
dapat dipahami dan dimengerti setiap subjek pengetahuan yang didapat.
Pembelajaran menjadi salah satu faktor yang penting dalam dunia
pendidikan, jika didasarkan pada perkembangan teknologi sekarang ini
pembelajaran dibatasi oleh jarak, yaitu waktu dan tempat (Loring, 2008).
Istilah jarak kemudian berkembang untuk menggambarkan bentuk-bentuk
pembelajaran, misalnya secara online learning, e-learning, pembelajaran
kolaboratif secara online, belajar virtual, pembelajaran berbasis web, dan
lain-lain (Conrad, 2006).
Belajar secara online dijelaskan oleh sebagian penulis sebagai
akses ke pengalaman belajar melalui penggunaan beberapa teknologi
(Benson, 2004; Carliner, 2004; Conrad, 2002). Pembelajaran online adalah
versi yang lebih terbaru dari pembelajaran jauh atau versi perbaikan dari
pembelajaran jarak jauh, yang meningkatkan akses kesempatan
pendidikan bagi peserta didik (Benson, 2004). Tidak hanya aksesibilitas
pembelajaran online, tetapi juga konektivitas, fleksibilitas dan kemampuan
untuk mempromosikan interaksi yang bervariasi dalam kecanggihan
teknologi tersebut (Ally, 2004; Hiltz & Turoff, 2005; Oblinger &
Oblinger, 2005).
23
Pembelajaran online adalah versi terbaru dari Online learning yang
telah mencapai titik dimana metode pembelajaran tersebut telah diterima
sebagai sebuah alternatif ataupun pengembangan dari pendidikan tatap
muka yang tradisional (Akyol, 2011). Robey (2009) melakukan penelitian
dengan menggunakan studi delphi untuk mengetahui isu-isu terkait dengan
online learning. Dimana semua educator counselor tidak menyetujui
apabila course yang mengasah kemampuan dibawakan secara online.
Memang dalam hal pemahaman materi, mahasiswa akan lebih jelas
apabila pembelajaran dilakukan secara tatap muka karena akan
memudahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan secara langsung
kepada dosen yang bersangkutan. Lain halnya dengan sebagian
mahasiswa, pembelajaran secara online memudahkan mereka untuk dapat
belajar secara mandiri dan dapat melakukan pekerjaan lainnya disamping harus
datang ke kampus dan menghadiri perkuliahan secara langsung. E-learning
memberikan kemudahan kepada mahasiswa untuk memperoleh bahan materi
ataupun tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. E-learning memudahkan
pembelajaran menjadi semakin efisien dan efektif yaitu mahasiswa dengan
mudah mendapatkan bahan ajar dari dosen dan melakukan sharing
opinion antar mahasiswa. Dengan begitu, secara langsung mahasiswa
dapat bertukar pikiran satu sama lain dengan media pembelajaran yang
lebih efektif.
Tavangarian, Leypold, Nölting, Roser, dan Voigt (2004) serta Triacca,
Bolchini, Botturi, dan Inversini (2004) merasa bahwa teknologi yang
digunakan tidak cukup sebagai deskriptor. Tavangarian et al. (2004)
24
menyatakan bahwa e-Belajar tidak hanya prosedural, tetapi juga
menunjukkan beberapa transformasi pengalaman individu dalam
pengetahuan melalui proses konstruksi pengetahuan. Triacca et al. (2004)
percaya bahwa e-Belajar adalah jenis pembelajaran online.
Learning Environment online (OLE) adalah pembelajaran yang
disampaikan melalui sistem pada lingkungan sekitar (Asunka, 2008;