PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITAS KLABAT 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Herniasi diskus intervertebralis, merupakan penyakit dimana bagian nucleus yang terbuat dari material berbentuk gel dalam spinal cord keluar dari annulus atau bagian yang melindunginya sehingga terjadi penekanan atau penyempitan pada saraf spinalis dan mengakibatkan nyeri (Nettina & Mills, 2006). Nama-nama lainnya adalah Herniated Nucleus Pulposus (HNP), Herniated Intervertebral Disk (HID) dan Degenerative disc disease dan penyakit ini merupakan penyebab nyeri punggung bawah yang paling sering (Smeltzer, Bare, Hinkle & Cheever, 2007). American Association of Neuroscience Nurses (2009) sependapat dengan Nettina dan Mills (2006) mengutip beberapa penelitian yang menyatakan bahwa 90 persen dari HNP terjadi pada area lumbar atau lumbosacral, dan yang tersering adalah diskus L4 – L5 dan L5 – S1 (Nettina & Mills, 2006; Sommers, Jhonson, & Beery, 2007; American Association of Neuroscience Nurses, 2009; Olmakers,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Herniasi diskus intervertebralis, merupakan penyakit dimana
bagian nucleus yang terbuat dari material berbentuk gel dalam spinal
cord keluar dari annulus atau bagian yang melindunginya sehingga
terjadi penekanan atau penyempitan pada saraf spinalis dan
mengakibatkan nyeri (Nettina & Mills, 2006). Nama-nama lainnya
adalah Herniated Nucleus Pulposus (HNP), Herniated Intervertebral Disk (HID)
dan Degenerative disc disease dan penyakit ini merupakan penyebab nyeri
punggung bawah yang paling sering (Smeltzer, Bare, Hinkle &
Cheever, 2007). American Association of Neuroscience Nurses (2009)
sependapat dengan Nettina dan Mills (2006) mengutip beberapa
penelitian yang menyatakan bahwa 90 persen dari HNP terjadi pada
area lumbar atau lumbosacral, dan yang tersering adalah diskus L4
Tampak gambaran lesi pada setinggi vertebra L5 – S1. Adanya sedikit kolaps terutama lumbal 5 dan penyudutan dari corpus vertebra serta tampak penyempitan diskus intervertebralis L5– S1. Corpus vertebra L5 – S1 menunjukkan peningkatan sinyalyang sangat mungkin disebabkan oleh traumatic atau infeksi tuberkulosa. Kanalis medulla spinalis terganggu secara minimal pada kedua level tersebut.
Abses paraspinal tampak susp. Minimal secara bilateral pada setinggi L5 – S1
Tak tampak gambaran listhesis vertebra Tak tampak gambaran osteofit corpus vertebra Tampak jelas gambaran massa tumor dari intramedular ataupun
tumor intradural extramedular
Kesimpulan:
Fraktur kompresi ringan pada vertebra L5 dan S1 dengan HNP ringanL5 – S1 dd spinal tuberculosis setinggi L5 dan S1.
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 53
F. Spine X-ray - Interpretasi: Fraktur kompresi L5 – S1
Gambar 4.2 Hasil Spine X-ray Tn. Y.H
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 54
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 55
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 56
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 57
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 58
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 59
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 60
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 61
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 62
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 63
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 64
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 65
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 66
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 67
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 68
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 69
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 70
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 71
Analisis Data
Untuk menjawab pernyataan masalah, yaitu: Faktor-faktor
resiko dan etiologi apa yang menyebabkan pasien (Tn. Y.H.)
mengalami Herniated Nucleus Pulposus (L5 – S1), dari hasil
pengkajian, didapati bahwa penyebab HNP lumbar pada pasien adalah
karena penyakit degenerative spondylitis TB yang ditegakkan oleh Chest X-
ray dan Spine MRI, walaupun mekanisme masuknya Mycobacterium TB
kurang jelas, dengan hasil laboratorium Leukosit meningkat
(10,600/mm3), menandakan adanya proses infeksi, namun dengan hasil
Laju Endap Darah normal (12 mm/jam), menandakan bahwa infeksi
masih akut. Pada kasus ini juga ada pemeriksaan MTB-DNA-PCR,
tetapi laboratorium di RSUP Malalayang tidak dapat menyediakan
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 72
sehingga harus ke laboratorium lain, dan hingga sekarang, hasil
belum ada. Untuk TB itu sendiri, tidak diberikan pengobatan first
line drugs, tetapi terapi yang dipilih oleh dolter adalah
Broadced (Ceftriaxone Disodium). Selain itu, faktor resiko yang
lainnya adalah, mekanisme tubuh yang tidak baik dari pasien,
dimana, saat pasien berjongkok dengan posisi tulang belakang
difleksikan, menjadi awal nyeri punggung bawah. Sebagai tambahan
pasien juga adalah perokok dan memiliki pekerjaan sebagai Pegawai
Negeri Sipil dimana aktivitas hanya sedikit (sedentary) dan
kegiatan lebih didominasi oleh duduk.
HNP juga dikonfirmasi dengan hasil positif pada Patrick’s dan
Contrapatrick’s, serta straight leg raise test.
Pada pengkajian fisik, keluhan utama adalah nyeri tulang
belakang pada skala 10 (0-10) dengan karakteristik seperti
ditusuk-tusuk, sehingga Nyeri Akut berhubungan dengan kompresi
saraf oleh diskus invertebra menjadi prioritas utama. Pada
intervensi, tujuan tercapai, jadi asuhan keperawatan dianggap
efektif, namun karena fisiologis penyakit, nyeri tetap hilang
timbul, dan akan berlangsung selama kurang lebih 6 minggu
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 73
(Nettina & Mills, 2006). Namun terdapat perbaikan dalam skala
nyeri, dari 10 (0-10) menjadi 4 (0-10) setelah 3 hari asuhan
keperawatan.
Diagnosa keperawatan prioritas kedua adalah Kerusakan
Mobilisasi Fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuscular. Pada
akhir evaluasi, tidak ada kontraktur atau komplikasi imobilisasi
lain yang terjadi, karena pasien rajin mempraktikkan ROM exercise,
dan penyakit masih pada proses akut.
Pada praktik, prosedur pembedahan tidak diinstruksikan oleh
dokter dengan alasan HNP dan fraktur hanya minimal dan dapat
sembuh dengan bed rest sampai 6 minggu kedepan setelah discharge,
dengan edukasi pasien mengenai diet tinggi serat, pembatasan
aktivitas dan mekanisme tubuh yang baik, yang disampaikan oleh
dokter dan perawat dalam discharge planning yang disampaikan
sebelum pasien pulang (31/121/2013). Keamanan pasien dirumah
tidak dikuatirkan karena orang tua dari pasien adalah perawat.
Oleh sebab itu, dua diagnosa keperawatan yang teoritis (lihat Bab
II) tidak diaplikasikan, melainkan digantikan oleh dua diagnose
lainnya, yaiu Defisit Perawatan Diri dan Resiko Kerusakan
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 74
Integritas Kulit. Pada kedua diagnose keperawatan ini, asuhan
keperawatan juga efektif, karena tujuan tercapai. Ada yang
tercapai sebagian karena nyeri belum hilang. Untuk hasil
selengkapnya dapat dibaca di format pengkajian yang ada di
lampiran.
BAB V
RANGKUMAN DAN REKOMENDASI
Rangkuman
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 75
Setelah tiga hari studi kasus, dapat dirangkumkan dua hal,
sesuai pernyataan masalah dan tujuan penelitian, yaitu:
1.Pasien menderita Herniated Nucleus Pulposus karena ada penyakit
degenratif yaitu TB yang menyerang tulang.
2.Dari hasil pemberian asuhan keperawatan pada Tn.Y.H.
dengan Herniated Nucleus Pulposus, selama tiga hari, pasien
mengalami perubahan pada skala nyeri dari 10 (0-10)
menjadi 4 (0-10), tidak ada iritasi kulit atau kontraktur
atau komplikasi imobilisasi lainnya, dan selalu tampak
rapi dan bersih. Maka dapat disimpulkan, asuhan
keperawatan yang diberikan adalah efektif.
Rekomendasi
Rekomendasi yang bisa diberikan peneliti adalah bahwa untuk
penelitian selanjutnya, dianjurkan untuk Fakultas Ilmu
Keperawatan agar dapat mengembangkan format pengkajian yang
dikhususkan untuk neurologi saja, agar lebih spesifik pengkajian
dan penatalaksanaan asuhan keperawatannya. Sebagai rekomendasi
lainnya, untuk BLU RSUP Prof. R. D. Kandou, diharapkan dapat
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITASKLABAT 76
menyediakan fasilitas laboratorium yang lebih lengkap agar tes
laboratorium dapat dketahui dengan cepat sehingga penanganan yang
tepat dari divisi medis maupun keperawatan dapat ditindaklanjuti
lebih efisien lagi dengan berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Orthopedic Surgeons. (2007). Herniated disk. Diambil dari: http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=a00334
Amran, A. M. (2007). Definisi dan jenis-jenis penelitian. Materi Kuliah Metodologi penelitian: Institut Teknologi Bandung. Diambil dari: http://geodesy.gd.itb.ac.id/hzabidin/wp-content/uploads/2007/09/definisi_jenis_penelitian.pdf
Bledsoe, et al. (2006). Essentials of paramedic care. New Jersey: Upper Saddle River.
Calderon, J. F. & Gonzales, E.C. (2006). Methods of research and thesis writing. Hal. 64. Philippines: National Book Store.
Eisai. C. Ltd. (2013). Myonal. Diambil dari: (http://www.eisai.jp/medical/products/di/EPI/MYO_T-G_EPI.pdf#page=3&zoom=130,0,0)
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat. (n.d.). Form D. FormatPengkajian Fisik Dewasa
Flood, M. (2013). Herniated disc risk factors. Diambil dari: http://www.laserspineinstitute.com/herniated_disc/risk/
George, J. B. (2008). Nursing theories: the base for professional nursing practice. 5th ed. Hal. 24. New Jersey: Prentice Hall.
Georgia Regents Health System. (n.d.). Herniated Nucleus Pulposus (HNP). Diambil dari: http://www.grhealth.org/neuroscience-center/spine/spine-glossary/ContentPage.aspx?nd=3334
Girasole, G. J. (2012). Reviewed by Garvin, S. R. Low back pain and artificial disc replacement. Diambil dari: http://www.spineuniverse.com/treatments/emerging/artificial-discs/low-back-pain-artificial-disc-replacement.
Harkani, Ilyas, M., Liyadi, F., Idris, N., Muis, A., & Seweng, A.(2012). Korelasi sudut lumbosakralterhadap derajat penekanan radiks saraf penderita hernia nucleus pulposus berdasarkan pemeriksaan MRI. Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin Makassar. Diambil dari: http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/07c2534cad92ff2596e04f1f34eb4bc1.pdf
Hospital for Special Surgery. (2009). Lumbar (low back) herniated disk. http://www.hss.edu/conditions_lumbar-herniated-disc.asp
Ignatavicius, D., & Workman, L. (2006). Medical-surgical nursing: critical thinking and collaborative care. 5th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders.
Instalasi Rehabilitasi Medik dan Kesehatan Masyarakat RSUD Dr. Soetomo. Nyeri punggung bawah. Leaflet. Diambil dari: http://www.4shared.com/office/V0YUzL-t/Leaflet_LBP.html
Kamus Bahasa Indonesia (n.d.). Studi Kasus. Diambil dari: http://kamusbahasaindonesia.org/studi%20kasus/mirip
Kuritzky, L. & Feller, D. B. (2008). The 10-minute examination for low back pain: An efficient and effective approach to diagnosis and management. The Journal of Musculoskeletal Medicine. Vol. 25 No. 4.
Diambil dari: http://www.musculoskeletalnetwork.com/display/article/1145622/1405543
Luhmann, S. J. (2005). Degenerative disc disease. Diambil dari: http://www.healthcentral.com/encyclopedia/408/627.html?ic=506048
MIMS online. (n.d.). Kaltrofen. Diambil dari: http://www.mims.com/indonesia/drug/info/Kaltrofen/
Nettina, M. S. & Mills, J. (2006). Lippincott manual of nursing practice. 8th
ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.
Nursing Drug Handbook. (2012). 32nd edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.
Ogiela, D. & Zieve, D. (2012). Herniated nucleus pulposus. Diambil dari: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/9700.htm
Ogiela, D. & Zieve, D. (2012). Herniated disk. Diambil dari http://health.nytimes.com/health/guides/disease/herniated-nucleus-pulposus-slipped-disk/overview.html
Paler-Calmorin, L. & Calmorin, M. A. (2006). Methods of research and thesis writing. Hal. 64. Philippines: Rex Book Store.
Perdani, P. (2010). Pengaruh postur dan posisi tubuh terhadap timbulnya nyeri punggung bawah. Artikel Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Diambil dari: http://eprints.undip.ac.id/23653/1/Putri_P.pdf.
Universitas Pembangunan Indonesia Veteran Jakarta. (2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian low back pain pada pasien rawat jalan di RSPAD Gatot Soebroto. Diambil dari: http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312026/bab1.pdf
Pearson, C. (2013). Hip labrum tear. Diambil dari: http://mublog.marymount.edu/MUBlog/hiplabrumtear/assessmentdiagnosis/
San Diego Spine Institute. (2012). Cervical disc herniation. Diambil dari: http://sdspineinstitute.com/conditions-treated/cervical-disc-erniation.html
Scanlon, V.C, & Sanders, T. (2007). Essentials of anatomy and physiology.5th ed. Philadelphia: F.A. Davis Company.
Smeltzer, S.C., Bare, B. G., Hinkle, J. L. & Cheever, K.H. (2007). Brunner & Suddarth’s textbook of medical surgical nursing. 11th ed.Philippines: Lippincott Williams and Wilkins.
Sommers, M.S., Jhnoson, S.A., & Beery, T. A. (2007). Diseases and disoders: a nursing therapeutic manual. 3rd ed. Philadelphia: F.A. Davis Company
Sparks, S. & Taylor, C. Nursing diagnosis reference manual. 6th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.
University of Maryland Medical Center. (2013). Lumbar herniated disc. Diambil dari: http://umm.edu/programs/spine/health/guides/lumbar-herniated-disc
World Health Organization. (2013). Purposeful sampling for qualitative studies. Diambil dari: http://apps.who.int/medicinedocs/en/d/Js6169e/7.3.html
Zeller, J. L. (2006). Herniated lumbar disk. JAMA. 2006;296(20):2512. doi:10.1001/jama.296.20.2512. Diambil dari: http://jama.jamanetwork.com/article.aspx?articleid=204298