Page 1
9
Universitas Kristen Petra
2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA
2.1. Studi Literatur E-book
2.1.1. Tinjauan E-book
E-book adalah singkatan dari Electronic Book atau buku elektronik. E-
book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis
melalui komputer. E-book ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada
yang berupa pdf (portable document format) yang dapat dibuka dengan program
Acrobat Reader atau sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format htm, yang
dapat dibuka dengan browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga
yang berbentuk format exe. Pada kebanyakan e-book menggunakan bentuk format
pdf. Karena lebih mudah dalam mempergunakannya dan mudah dalam mengolah
security (Nissaajah, par.1)
2.1.2. Format e-Book
1. Teks polos
Teks polos adalah format paling sederhana yang dapat dilihat hampir dalam
setiap piranti lunak menggunakan komputer personal. Untuk beberapa mobile
device, format dapat dibaca menggunakan piranti lunak yang harus lebih dahulu
diinstal.
2. PDF
Format pdf memberikan kelebihan dalam hal format yang siap untuk dicetak.
Bentuknya mirip dengan bentuk buku sebenarnya. Selain itu terdapat pula fitur
pencarian, daftar isi, memuat gambar, pranala luar dan juga multimedia.
3. JPEG
Seperti halnya format gambar lainnya, format JPEG memliki ukuran yang
besar dibandingkan informasi teks yang dikandungnya, oleh karena itu format ini
umumnya populer bukan untuk buku elektronik yang memilki banyak teks akan
tetapi untuk jenis buku komik atau manga yang proporsinya lebih didominasi oleh
gambar.
Page 2
10
Universitas Kristen Petra
4. LIT
Format LIT merupakan format dari Microsoft Reader yang memungkinkan
teks dalam buku elektronik disesuaikan dengan lebar layar mobile device yang
digunakan untuk membacanya. Format ini memiliki kelebihan bentuk huruf yang
nyaman untuk dibaca.
5. Docx
Format Docx merupakan format dari Microsoft Word yang sangat banyak
ditemui sekarang dan tersebar di internet, format ini sangat banyak digunakan
karena banyaknya pengguna MS Word dan file keluaran yang cukup kecil, selain
itu huruf yang lebih variatif membuatnya sangat digemari.
6. HTML
Dalam format HTML ini gambar dan teks dapat diakomodasi. Layout tulisan
dan gambar dapat diatur, akan tetapi hasil dalam layar kadang tidak sesuai apabila
dicetak (“Pengertian Buku Digital”, par.4)
2.2. Studi Literatur Fotografi
2.2.1. Tinjauan Fotografi
Fotografi [...] berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Fos” yang artinya cahaya
dan “Grafo” yang artinya melukis atau menulis. Arti fotografi dalam bahasa
Ingrris (photography) adalah sebuah seni, ilmu pengetahuan dan praktik
menciptakan gambar yang tahan lama dengan merekam cahaya atau tradisi
elektromagnetik lain, baik secara kimia dengan menggunakan film fotografi atau
secara elektronik melalui sebuah sensor gambar. Sedangkan dalam kamus Bahasa
Indonesia, arti fotografi adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya
pada film (IDS, par. 1).
Ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai dalam fotografi (“Teknik
Dasar Menggunakan DSLR”, par. 6), yaitu:
1. White Balance
Untuk melakukan pengaturan white balance kita memerlukan benda berwarna
putih, bisa menggunakan kertas, baju ataupun dinding. Anggap saja kita
menggunakan kertas maka caranya adalah menempatkan kertas pada bidang
Page 3
11
Universitas Kristen Petra
tertentu, gunakan pencahayaan yang sedang (tidak kurang atau kelebihan),
gunakan manual fokus dan usahakan seluruh frame foto terisi dengan kertas
tersebut.
2. Fokus
Pengaturan fokus secara manual dapat dilakukan dengan cara menggeser ke
mode Manual (M) panel fokus yang ada di lensa. Dengan begitu fokus dapat
diatur ketajamannya secara manual dengan cara memutar ring fokus pada lensa.
Gunakan mode auto apabila tidak ingin repot mengaturnya, fokus akan bergerak
otomatis untuk menyesuaikan zoom. Beberapa teknik pengambilan gambar yang
berkaitan dengan jarak adalah:
a. Extreme Long Shot (pandangan sangat luas)
b. Long Shot (pandangan lebih dekat dari ELS)
c. Medium Long Shot (manusia dari lutut sampai kepala)
d. Medium Shot (objek diatas pinggang sampai kepala)
e. Medium Close Up (objek manusia dari dada sampai kepala)
f. Close Up (Wajah)
g. Big Close Up (hidung/ mata)
h. Extreme Close Up (pori-pori kulit) yang mempunyai detail sangat jelas.
3. Diafragma
Diafragma disimbolkan dengan f (pengaturan bukaan lensa), [...] semakin
kecil nilai f nya maka semakin besar bukaan lensanya. Angka f yang kecil
(bukaan besar) akan menyebabkan Depth of Field (DOF)/ area tajam lebar
meliputi objek utama dan background akan nampak jelas, sedangkan semakin
besar pengaturan f (bukaan kecil) Depth of Fieldnya akan sempit yakni objek
didepan jelas, sedangkan objek dibelakang/ backgorund buram. Ukuran f sendiri
terdiri dari f/1,4 (yang terkecil) hingga f/16 (yang terbesar). Diaframa termasuk 1
dari 3 komponen eksposur yang sangat bermanfaat mengatur intensitas cahaya
yang masuk ke lensa.
4. Shutter Speed
Shutter speed adalah pengaturan kecepatan buka dan tutup rana atau jendela
kamera. Pengaturan shutter speed adalah dalam satuan detik misalnya 1/125 atau
1/1000, jadi semakin besar angka satuannya misal 1/1000 maka semakin cepat
Page 4
12
Universitas Kristen Petra
pula waktu buka dan tutup rana/ jendela sehingga cahaya yang masuk ke image
sensor lebih sedikit. Sebaliknya apabila angka satuannya semakin kecil misal
1/125 maka semakin lama pula kecepatan buka dan tutup rana/ jendela kamera
sehingga cahaya yang masuk ke image sensor lebih banyak. Untuk membekukan
objek bergerak misalnya orang sedang berselancar atau baling-baling pada
helikopter diperlukan settingan shutter speed yang tinggi. Biasanya teknik
pegambilan gambar tersebut dinamakan panning atau freeze. Jadi semakin cepat
gerakan objek yang ingin kita tangkap maka semakin besar pula satuan shutter
speednya. Set pengaturan shutter speed diatas 1/250 untuk membekukan aksi,
serta gunakan shutter speed dibawah 1/25 untuk memburamkan objek seperti air
yang sedang jatuh/ air terjun. Shutter speed yang rendah akan memperbanyak
cahaya yang masuk yang sangat berguna apabila dilakukan dimalam hari. Pada
shutter speed yang rendah diperlukan bantuan Camera stand (monopod/ tripod),
agar mampu meredam goyangan dan gambar yang dihasilkan tidak kabur. Lebih
baik lagi apabila menggunakan shutter release/ aksesori kamera untuk
menggantikan peran tangan kanan dalam menekan tombol shutter. Alat ini juga
bisa dikendalikan dari jarak jauh sehingga gambar yang dihasilkan akan lebih
tajam.
5. ISO
ISO merupakan tingkat kesensitifan sensor kamera. Semakin tinggi ISO maka
semakin sensitif pula sensor sehingga gambar yang dihasilkan akan memiliki
lebih banyak cahaya, sebaliknya semakin rendah setingan ISO maka semakin
minim pula cahaya yang masuk ke sensor kamera. Semakin rendah ISO semakin
rendah pula noise, sebaliknya semakin tinggi ISO maka semakin tinggi pula
noisenya. ISO tinggi biasanya digunakan saat malam hari atau saat cahaya benar
benar minim. Sebaiknya menggunakan ISO 100 agar gambar yang dihasilkan
dapat maksimal dan menaikkan ISO apabila dibutuhkan saja.
2.2.2. Tinjauan Food Photography
Food Photograpy masih bagian dalam fotografi komersial yang bertujuan
untuk menghasilkan foto-foto yang menarik dari foto makanan untuk dipasang
atau digunakan dalam iklan, majalah makanan, kemasan makanan.
Page 5
13
Universitas Kristen Petra
Seorang photographer ditantang untuk berpikir kreatif dalam menerapkan
konsep photo dan membuat agar makanan terlihat menarik sehingga menggugah
hasrat untuk mencoba makanan tersebut dengan hanya melihat fotonya saja. Hal
ini sudah banyak kita temui di jalan, dimana kita melihat iklan menu makanan
hotel berbintang ataupun menu cafe, menampilkan foto contoh makanannya yang
ditata sedemikian rupa sehingga terlihat menarik dan membuat orang-orang
tertarik untuk mencoba. Itulah kenapa food photography digolongkan sebagai
fotografi komersial.
Setidaknya ada 9 aspek penting yang diperuntukkan dalam membuat food
photography (“Fotografiana”, par. 765), yaitu :
1. Menggunakan latar belakang bersih sehingga antara latar belakang dan
makanan terdapat kontras warna.
2. Mengatur white balance agar sesuai dengan objek yang akan difoto.
3. Menggunakan pencahayaan alami, misalnya untuk mengambil foto di
siang hari sebaiknya dilakukan di dekat jendela agar mendapatkan banyak
sinar matahari dan menghindari penggunakan flash langsung ketika
mengambil foto pada malam hari karena akan membuat foto makanan
terlihat kasar. Untuk pengambilan foto pada malam hari dapat
menggunakan diffuser flash/ lampu kilat yang dipantulkan ke langit-langit
atau ke dinding.
4. Untuk pengambilan foto di ruangan minim cahaya dapat menggunakan
bantuan tripod, dimana kita bisa mendapatkan hasil foto yang jelas dan
tidak goyang dalam waktu yang lama.
5. Memperhatikan detail-detail kecil ketika akan mengambil foto karena hal
ini dapat memberikan perbedaan yang besar.
6. Mengambil foto dengan jarak dekat dengan subjek akan membuat tekstur
dan rincian terlihat halus sehingga dapat menghasilkan foto yang lebih
menarik.
7. Membuat berbagai jenis potongan yang berbeda agar terdapat variasi irisan
di atas makanan, hal ini dapat membuat hasil foto menjadi lebih bagus.
8. Memotret makanan dari semua sudut dan jangan ragu untuk mengambil
foto makanan dari komposisi dan sudut pandang yang berbeda.
Page 6
14
Universitas Kristen Petra
9. Penggunaan alat peraga dapat ditambahkan untuk meramaikan objek dan
mendapatkan hasil foto yang lebih menarik, namun usahakan untuk tetap
sederhana dan tidak menggunakan alat peraga yang terlalu banyak karena
dapat mengganggu objek utama.
2.3. Studi Literatur Kuliner
Kuliner merupakan serangkaian kegiatan pengolahan makanan dimulai
dari memilih bahan yang berkualitas, menyiapkan, dan mengolahnya secara tepat
untuk menghasilkan makanan yang aman, sehat, dan nikmat.
Sejarah kuliner di Indonesia
Lahir tahun 1990 oleh Lembaga Kuliner Indonesia, yang didirikan oleh :
1. William W Wongso
2. Hiang Marahimin
3. Tuti Soenardi
Dengan bantuan dana Bapak Handoko Winata, seorang pengusaha yang
mendanai lembaga ini melalui Lembaga Kuliner Indonesia, makanan Indonsia
diangkat disebarkan melalui pendidikan kursus dari sisi kuliner dan gizi
mengimbangi maraknya pangan global diantisipasi dengan penyuluhan sisi bisnis
dari makanan tradisional dalam mempertahankan makanan Indonesia tetap
sebagai tuan rumah di rumah sendiri.
Menurut Tuti Soenardi (“Aspek Kuliner dan Citarasa Makanan Pada
Pelayanan Gizi”, par. 6) makanan tradisional Indonesia perlu kita angkat lebih
menarik untuk diminati masyarakat maupun para wisatawan asing untuk lebih
mempunyai daya jual, dengan:
1. Merubah penampilan lebih menarik dalam memperhatikan pengolahan tepat
2. Penyajian dalam piring dapat menggugah selera melalui indera mata,
penciuman atau aroma
3. Bentuk makanan menarik menyatu dengan paduan yang ditampilkan dalam
penyajian
4. Sentuhan memasak tepat akan mempertahankan warna dari sisi penampilan
dan ditata menarik dalam piring merupakan trend baru dari kuliner yang
mendunia.
Page 7
15
Universitas Kristen Petra
2.4. Studi Literatur Kabupaten Purworejo
2.4.1. Tinjauan Tentang Kabupaten Purworejo
Hamparan wilayah yang subur di Jawa Tengah Selatan antara Sungai
Progo dan Cingcingguling sejak jaman dahulu kala merupakan kawasan yang
dikenal sebagai wilayah yang masuk Kerajaan Galuh. Oleh karena itu menurut
Profesor Purbocaraka, wilayah tersebut disebut sebagai wilayah Pagaluhan dan
kalau diartikan dalam bahasa Jawa dinamakan Pagalihan. Dari nama “Pagalihan”
ini lama-lama berubah menjadi Pagelen dan terakhir menjadi Bagelen. Di
kawasan tersebut mengalir sungai yang besar, yang waktu itu dikenal sebagai
sungai Watukuro. Nama “Watukuro“ sampai sekarang masih tersisa dan menjadi
nama sebuah desa terletak di tepi sungai dekat muara, masuk dalam wilayah
Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo. Di kawasan lembah sungai
Watukuro masyarakatnya hidup makmur dengan mata pencaharian pokok dalam
bidang pertanian yang maju dengan kebudayaan yang tinggi.
Pada bulan Asuji tahun Saka 823 hari ke 5, paro peteng, Vurukung, Senin
Pahing (Wuku) Mrgasira, bersamaan dengan Siva, atau tanggal 5 Oktober 901
Masehi, terjadilah suatu peristiwa penting, pematokan Tanah Perdikan (Shima).
Peristiwa ini dikukuhkan dengan sebuah prasasti batu andesit yang dikenal
sebagai prasasti Boro Tengah atau Prasasti Kayu Ara Hiwang.
Prasasti yang ditemukan di bawah pohon Sono di dusun Boro tengah,
sekarang masuk wilayah desa Boro Wetan Kecamatan Banyuurip dan sejak tahun
1890 disimpan di Museum Nasional Jakarta Inventaris D 78 Lokasi temuan
tersebut terletak di tepi sungai Bogowonto, seberang Pom Bensin Boro.
Dalam Prasasti Boro tengah atau Kayu Ara Hiwang tersebut diungkapkan,
bahwa pada tanggal 5 Oktober 901 Masehi, telah diadakan upacara besar yang
dihadiri berbagai pejabat dari berbagai daerah, dan menyebut-nyebut nama
seorang tokoh, yakni Sang Ratu Bajra, yang diduga adalah Rakryan Mahamantri/
Mapatih Hino Sri Daksottama Bahubajrapratipaksaya atau Daksa yang
diidentifikasi sebagai adik ipar Rakal Watukura Dyah Balitung dan dikemudian
hari memang naik tahta sebagai raja pengganti iparnya itu.
Page 8
16
Universitas Kristen Petra
Pematokan (peresmian) tanah perdikan (Shima) Kayu Ara Hiwang
dilakukan oleh seorang pangeran, yakni Dyah Sala (Mala), putera Sang Bajra
yang berkedudukan di Parivutan.
Pematokan tersebut menandai, desa Kayu Ara Hiwang dijadikan Tanah
Perdikan (Shima) dan dibebaskan dari kewajiban membayar pajak, namun
ditugaskan untuk memelihara tempat suci yang disebutkan sebagai
“parahiyangan”, atau para hyang berada.
Dalam peristiwa tersebut dilakukan pensucian segala sesuatu kejelekan
yang ada di wilayah Kayu Ara Hiwang yang masuk dalam wilayah Watu Tihang.
Wilayah yang dijadikan tanah perdikan tersebut juga meliputi segala
sesuatu yang dimiliki oleh desa Kayu Ara Hiwang antara lain sawah, padang
rumput, para petugas (Katika), guha, tanah garapan (Katagan), sawah tadah hujan
(gaga).
Disebut-sebutnya “guha” dalam prasasti Kayu Ara Hiwang tersebut ada
dugaan, bahwa guha yang dimaksud adalah gua Seplawan, karena di dekat mulut
gua Seplawan memang terdapat bangunan suci Candi Ganda Arum, candi yang
berbau harum ketika yoninya diangkat. Sedangkan di dalam gua tersebut
ditemukan pula sepasang arca emas dan perangkat upacara. Sehingga lokasi
kompleks gua Seplawan di duga kuat adalah apa yang dimaksud
sebagai “parahyangan” dalam prasasti Kayu Ara Hiwang.
Upacara 5 Oktober 901 M di Boro Tengah tersebut dihadiri sekurang-
kurangnya 15 pejabat dari berbagai daerah, antara lain disebutkan nama-nama
wilayah: Watu Tihang (Sala Tihang), Gulak, Parangran Wadihadi, Padamuan
(Prambanan), Mantyasih (Meteseh Magelang), Mdang, Pupur, Taji (Taji
Prambanan) Pakambingan, Kalungan (Kalongan, Loano).
Peristiwa 5 Oktober 901 M tersebut akhirnya pada tanggal 5 Oktober 1994
dalam sidang DPRD Kabupaten Purworejo dipilih dan ditetapkan untuk dijadikan
Hari jadi Kabupaten Purworejo.
Perlu dicatat bahwa sejak jaman dahulu wilayah Kabupaten Purworejo
lebih dikenal sebagai wilayah Tanah Bagelen. Kawasan yang sangat disegani oleh
wilayah lain, karena dalam sejarah mencatat sejumlah tokoh. Misalnya dalam
pengembangan agama Islam di Jawa Tengah Selatan, tokoh Sunan Geseng
Page 9
17
Universitas Kristen Petra
dikenal sebagai muballigh besar yang meng-Islam-kan wilayah dari timur sungai
Lukola dan pengaruhnya sampai ke daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten
Magelang.
Dalam pembentukan kerajaan Mataram Islam, para Kenthol Bagelen
adalah pasukan andalan dari Sutawijaya yang kemudian setelah bertahta bergelar
Panembahan Senapati. Dalam sejarah tercatat bahwa Kenthol Bagelen sangat
berperan dalam berbagai operasi militer sehingga nama Begelen sangat disegani.6
Paska Perang Jawa, kawasan Kedu Selatan yang dikenal sebagai Tanah
Bagelen dijadikan Karesidenan Bagelen dengan Ibukota di Purworejo, sebuah
kota baru gabungan dari 2 kota kuno, Kedungkebo dan Brengkelan.
Pada periode Karesidenan Begelen ini, muncul pula tokoh muballigh Kyai
Imam Pura yang punya pengaruh sampai ke Jawa Barat dan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Hampir bersamaan dengan itu, muncul pula tokoh Kyai Sadrach,
penginjil Kristen plopor Gereja Kristen Jawa (GKJ).
Dalam perjalanan sejarah, akibat ikut campur tangannya pihak Belanda
dalam bentrokan antara para bangsawan kerajaan Mataram, maka wilayah
Mataram dipecah mejadi dua kerajaan. Kasunanan Surakarta dan Kesultanan
Yogyakarta. Tanah Bagelen akibat Perjanjian Giyanti 13 pebruari 1755 tersebut
sebagai wilayah Negara Gung juga dibagi, sebagian masuk ke Surakarta dan
sebagian lagi masuk ke Yogyakarta, namun pembagian ini tidak jelas batasnya
sehingga oleh para ahli dinilai sangat rancu diupamakan sebagai campur baur
seperti “rujak”.
Dalam Perang Diponegoro abad ke XIX, wilayah Tanah Bagelen menjadi
ajang pertempuran karena pangeran Diponegoro mendapat dukungan luas dari
masyarakat setempat. Pada Perang Diponegoro itu, wilayah Bagelen dijadikan
karesidenan dan masuk dalam kekuasaan Hindia Belanda dengan ibukotanya Kota
Purworejo. Wilayah karesidenan Bagelen dibagi menjadi beberapa kadipaten,
antara lain Kadipaten Semawung (Kutoarjo) dan Kadipaten Purworejo dipimpin
oleh Bupati Pertama Raden Adipati Cokronegoro Pertama. Dalam
perkembangannya, Kadipaten Semawung (Kutoarjo) kemudian digabung masuk
wilayah Kadipaten Purworejo.
Page 10
18
Universitas Kristen Petra
Dengan pertimbangan strategi jangka panjang, mulai 1 Agustus 1901,
Karesienan Bagelen dihapus dan digabungkan pada karesidenan kedu. Kota
Purworejo yang semula Ibu Kota Karesidenan Bagelen, statusnya menjadi Ibukota
Kabupaten. (“Sejarah Purworejo”, par. 1)
2.4.2. Kondisi Geografis Kabupaten Purworejo
1. Letak Geografis
Kabupaten Purworejo terletak pada posisi 109o 47’28” – 110
o 8’20” Bujur
Timur dan 7o 32’ – 7
o 54 Lintang Selatan
2. Iklim
Secara topografis merupakan wilayah beriklim tropis basah dengan suhu
antara 19 C – 28 C, sedangkan kelembaban udara antara 70% - 90% dan curah
hujan tertinggi pada bulan Desember 311 mm dan bulan Maret 289 mm
3. Luas Wilayah
Kabupaten Purworejo memiliki luas 1.034,81752 km2 dengan batas wilayah
- Sebelah Barat: Kabupaten Kebumen
- Sebelah Utara: Kabupaten Magelang dan Wonosobo
- Sebelah Timur: Kabupaten Kulonprogo (DIY)
- Sebelah Selatan: Samudra Indonesia
2.4.3. Tinjauan Kuliner Kabupaten Purworejo
1. Kue Lompong
Page 11
19
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.1 Kue Lompong
“Kue Lompong King”
Alamat: Jl. P. Diponegoro 159, Kutoarjo
(0275) 641320 – Esther
Sumber: dokumentasi pribadi
Kue Lompong adalah kue yang terbuat dari adonan tepung ketan dan londo
oman (gagang padi) sebagai pewarna hitam alami. Isi dari kue lompong adalah
kacang tumbuk yang disangreh dan diberi gula pasir, sedangkan bahan
pembungkus Kue Lompong adalah daun klaras/ daun pisang kering. Makanan
khas Kutoarjo ini biasanya dijadikan sebagai camilan ataupun oleh-oleh dan dapat
dipesan terlebih dahulu karena Kue Lompong tidak tahan lama sehingga hanya
dibuat sesuai orderan saja.
2. Jongkong
Gambar 2.2 Jongkong
“Jongkong Pak Jo”
Alamat: Jl. KHA Dahlan No. 103A, Brengkelan, Purworejo
08156811371 – Pak Jo (pesanan via telepon)
“Jongkong Wulan Sari”
Alamat: Pasar Kutoarjo sisi selatan, lantai dasar Blok B03, Kutoarjo
085225508199 – Suyoko
Sumber: dokumentasi pribadi
Page 12
20
Universitas Kristen Petra
Jongkong merupakan makanan yang berbahan dasar tepung beras, santan,
gula pasir, jahe, sere, tepung kanji. Makanan ini menggunakan abu merang
sebagai pewarna untuk membuat makanan berwarna hitam.
3. Sego Megono
Gambar 2.3 Sego Megono
“Sego Megono Bu Sejo”
Alamat: alun-alun Purworejo sisi Barat, seberang Masjid Agung Darrul
Mutaqim, Purworejo
085228510032 – Bu Sejo/ Mbak Rus
“Sego Megono Mbak Tik (Bu Sutarti)”
Alamat: pasar Kongsi, Jl. Ahmad Yani (gang depan pasar Baledono lama),
Purworejo
Sumber: dokumentasi pribadi
Nasi urap yang dicampur dengan daun singkong, mbayung/ nangka mentah,
kelapa muda serta sayur-sayuran kuluban dan diberi ikan asin sebagai pelengkap.
Sego Megono biasa dikonsumsi oleh masyarakat untuk sarapan/ bekal di kantor
maupun sekolah.
Page 13
21
Universitas Kristen Petra
4. Mie Jowo
Gambar 2.4 Mie Jowo
“Bakmi Pak Paino”
Alamat: Jl. Mardi Utomo (alun-alun Kutoarjo sisi barat), serong Masjid
Besar, Kutoarjo
085640942924 – Sulastri
Sumber: dokumentasi pribadi
Mie Jowo merupakan makanan yang berbahan dasar mie kuning, kol, daun
bawang, telor, ayam, dan kekian yang diberi taburan brambang goreng yang
dimasak secara tradisional menggunakan anglo yang dikipasi secara manual.
Page 14
22
Universitas Kristen Petra
5. Geblek Bumbu
Gambar 2.5 Geblek Bumbu
“Warung Nunut Ngiyup”
Alamat: Jl. KHA Dahlan (gang sebelah Puskesmas Puworejo), Kampung
Sebomenggalan, Purworejo
087727646156 – Suryati
Sumber: dokumentasi pribadi
Makanan yang terbuat dari tepung singkong yang dibentuk seperti cincin,
digoreng gurih biasa disajikan panas dengan bumbu pecel.
Page 15
23
Universitas Kristen Petra
6. Kupat Tahu
Gambar 2.4 Kupat Tahu
“Kupat Tahu Peturunan”
Alamat: Jl. Tentara Pelajar No. 25, Kutoarjo
(0275) 3141242
Sumber: dokumentasi pribadi
Masakan yang berbahan dasar tahu, kecambah, gula jawa, kupat, kayu manis,
salam, sere, dan laos yang ditaburi brambang goreng dan seledri.
7. Growol
Gambar 2.7 Growol
“Growol Bu Ruminah”
Page 16
24
Universitas Kristen Petra
Alamat: Pasar Kutoarjo sisi selatan (lantai dasar), Kutoarjo
Sumber: dokumentasi pribadi
Makanan mirip nasi dari bahan dasar gaplek (ketela yang dikeringkan),
Growol dimakan sebagian warga kalangan atas yang tengah menjalani diet dan
juga dikonsumsi oleh mereka yang menderita sakit diabetes melitus atau penyakit
gula.
8. Bakso Mas Sandy
Gambar 2.8 Bakso Sandy
“Bakso Mas Sandy”
Alamat: Jl. Kantor Pos No. 8, Kutoarjo
085643101616 – Yustina
Sumber: dokumentasi pribadi
Bakso ini memiliki ciri khas kuah yang bening tanpa lemak yang merupakan
kaldu dari tulang sapi buatan sendiri.
Page 17
25
Universitas Kristen Petra
9. Nasi Godog
Gambar 2.9 Nasi Godog
“Nasi Godog Aldino”
Alamat: Jl. Kliwonan 1 No. 1 (belakang Paroki, selatan Gereja St. Yohannes
Paulus), Kutoarjo
081392737176/ 087837767370
Sumber: dokumentasi pribadi
Makanan ini mirip dengan Mie Jowo, bedanya adalah Nasi Godog tidak
menggunakan kekian dan menggunakan nasi yang dicampurkan jadi satu ketika
dimasak.
10. Clorot
Page 18
26
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.10 Clorot
Alamat: Pasar Kutoarjo
Sumber: dokumentasi pribadi
Makanan khas Grabag yang terbuat dari tepung beras, kanji dan gula merah
yang dimasak dan dipilin menggunakan daun kelapa. Clorot sangat digemari
masyarakat untuk dikonsumsi sebagai camilan.
11. Sop Pak Giyo “Kondang Rasa”
Gambar 2.11 Sop Pak Giyo
Sop Pak Giyo “Kondang Rasa”
Alamat: Jl. Urip Sumoharjo 89, Purworejo
081328486879
Sumber: dokumentasi pribadi
Makanan yang berbahan dasar daging sapi nomor 2 Purworejo, wortel, kubis,
daun bawang, seledri, tomat, dan bihun yang dibuat dengan resep keluarga dan
dapat dinikmati dengan berbagai gorengan sebagai pelengkap (sate telor puyuh,
sate ati rempelo, tempe goreng, tahu bacem, dan lain-lain)
Page 19
27
Universitas Kristen Petra
12. Sate Ambal
Gambar 2.12 Sate Ambal
“Sate Ambal Pak Solikhin”
Alamat: Jl. Raya Kutowinangun (depan Warung Asli), Kebumen
082221723353/ 081328566118 – Hasim
Sumber: dokumentasi pribadi
Merupakan jenis sate ayam yang menggunakan ayam babon/ betina yang
dagingnya mengandung banyak gajih/ lemak sehingga ayamnya cenderung sangat
empuk. Ciri khas dari Sate Ambal adalah penyajiannya yang menggunakan saus
dengan sambel tempe dan dilengkapi dengan potongan ketupat.
13. Dawet Ireng
Gambar 2.13 Dawet Ireng
Page 20
28
Universitas Kristen Petra
“Dawet Hitam Asli Wetan Jembatan Butuh”
Alamat: Jl. Kutoarjo Km. 6, Butuh
085878480188 – Pak Sugeng
Sumber: dokumentasi pribadi
Dawet berwarna hitam yang berbahan dasar sagu dan abu merang yang diberi
kuah santan dan gula jawa.
14. Sate Winong
Gambar 2.14 Sate Winong
Sate Kambing Winong “Mustofa”
Alamat: Winong Lor Kec. Gebang, Purworejo
0865292841283 – Bapak Mustofa
Sumber: dokumentasi pribadi
Sate Winong merupakan kuliner khas Purworejo dan ciri khas dari sate ini
adalah penggunaan sambel bau jeruk purut dan kecap yang merupakan asli
racikan sendiri. Selain menjual Sate Winong, rumah makan ini juga menyediakan
gule kambing yang tidak kalah lezatnya.
Page 21
29
Universitas Kristen Petra
15. Mie Goreng Kekian “Suka”
Gambar 2.15 Mie Goreng Kekian “Suka”
Rumah Makan “Suka”
Alamat: Jl. KHA Dahlan 103, Purworejo
(0275) 324944 – Ibu Darina/ Peny
Sumber: dokumentasi pribadi
Rumah makan ini sangat terkenal di kalangan masyarakat Purworejo karena
kelezatan dan porsinya yang banyak, didukung oleh harganya yang murah. Menu
andalannya adalah Mie Goreng Kekian, dimana kekian yang digunakan
merupakan hasil olahan sendiri. Rumah makan ini buka mulai pukul 12.00 dan
tutup pukul 19.00. Biasanya konsumen memesan terlebih dahulu via telepon dan
diambil ke rumah makan karena antrian yang begitu banyak dan seringnya
kehabisan bahan makanan apabila tidak memesan sebelumnya.
Page 22
30
Universitas Kristen Petra
2.5. Analisa Data
2.5.1. Data Primer
- Survei
Survei kuliner Kabupaten Purworejo dilakukan di sekitar Kabupaten
Purworejo untuk melihat potensi kuliner yang bisa di eksplor dan
didokumentasikan. Survei meliputi wawancara dengan penjual makanan serta
konsumen makanan khas. Selain itu survei tentang wisata kuliner juga dilakukan
di Surabaya khususnya di daerah sekitar wilayah Siwalankerto, untuk mengetahui
sejauh mana masyarakat mengetahui tentang kuliner Kabupaten Purworejo, hal ini
dikarenakan masyarakat yang berada di wilayah tersebut berusia 16 tahun ke atas
dan berasal dari berbagai daerah.
2.5.2. Data Sekunder
- Internet
Internet merupakan sumber data yang membantu dalam mengumpulkan
informasi mengenai food photography dan wisata kuliner yang terdapat di wilayah
Kabupaten Purworejo.
2.6. Kesimpulan Analisa Data
Hasil analisa data dari wawancara dengan berbagai pihak terkait, dapat
ditemukan bahwa Kabupaten Purworejo memiliki potensi wisata kuliner yang
dapat dipromosikan dan terbilang unik. Hal tersebut belum dapat maksimal
dikarenakan kurangnya informasi tentang Kabupaten Purworejo sehingga
wisatawan kurang mendapatkan petunjuk tentang kuliner apa saja yang terdapat di
Kabupaten Purworejo.
Berdasarkan hasil survei dan wawancara dengan penjual makanan khas,
diketahui bahwa promosi kuliner yang dilakukan oleh para penjual makanan
masih sangat minim, yaitu hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut saja.
Tidak ada penjual yang mempromosikan makanannya melalui media cetak
maupun internet, padahal masyarakat modern kini sangat erat hubungannya
Page 23
31
Universitas Kristen Petra
dengan gadget dan teknologi, sehingga masyarakat di luar Kabupaten Purworejo
masih jarang menemui informasi seputar wisata kuliner tersebut.
2.6.1. Solusi Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil analisa data diperlukan sebuah media yang dapat
memperkenalkan wisata kuliner Kabupaten Purworejo pada masyarakat di luar
Purworejo khususnya masyarakat daerah perkotaan, serta adanya keterangan
seputar lokasi sehingga memudahkan masyarakat penggemar wisata kuliner untuk
menemukan lokasi.
Diharapkan dengan adanya solusi ini dapat memperkenalkan kuliner
Kabupaten Purworejo dan dapat membuat wisatawan tergugah untuk
mengunjungi Kabupaten Purworejo, juga agar wisatawan yang ingin mengunjungi
Kabupaten Purworejo dapat memperoleh informasi yang memadai tentang wisata
kuliner di Kabupaten Purworejo.